iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-Nyalah sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu tahun 2020 dapat diselesaikan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai gambaran atau bahan informasi dan pertanggungjawaban Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu terhadap program dan kegiatan yang bersumber dari APBD provinsi yang dilaksanakan tahun 2020.
Kami ucapkan terima kasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Bengkulu serta semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya program dan kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu untuk pencapaian tujuan dan sasaran sesuai dengan visi dan misi serta penyelesaian penyusunan LAKIP ini.
Disadari sepenuhnya bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan, sehingga diharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan penyusunan LAKIP pada masa yang akan datang.
Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dapat bermanfaat dalam pengembangan sektor peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi Bengkulu.
Bengkulu, Januari 2021 Plt. Kepala Dinas
drh. Muhammad Syarkawi, MT NIP. 19660110 199403 1 007
iv DAFTAR ISI Kata Pengantar ... Daftar Isi... Daftar Lampiran ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Dasar Hukum ... 2 C. Gambaran Organisasi ... 2 a. Kedudukan ... 2 b. Susunan Organisasi ... 3
c. Tugas dan Fungsi ... 4
d. Tata Kerja ... 5
e. Lingkungan Strategis ... 5
D. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Strategis... 7
B. Perjanjian Kinerja... 12
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN A. Capaian Kinerja Sasaran ... 15
B. Akuntabilitas Keuangan ... 24
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 28
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, maka diperlukan pengawasan yang efektif dan efisien dengan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat dan nyata. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa setiap entitas akuntabilitas kinerja menyusun dan menyampaikan laporan kinerja sebagai wujud pertanggungjawaban dan prestasi kerja yang dicapai berdasarkan penggunaan anggaran yang dialokasikan.
Akuntabilitas merupakan perwujudan dan kewajiban untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan pelaksanaan visi dan misi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan setiap tahun.
Tujuan penyusunan Laporan Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu adalah :
1. Mewujudkan Akuntabilitas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu kepada Gubernur sebagai pihak yang memberikan mandat/amanah. 2. Mewujudkan kredibilitas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Bengkulu dalam upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat
3. Mengetahui dan menilai keberhasilan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab.
4. Meningkatkan perencanaan baik perencanaan program, kegiatan maupun perencanaan penggunaan sumber daya manusia dan organisasi.
5. Merupakan umpan balik bagi peningkatan kinerja pemerintah.
6. Menjadikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.
2 B. Dasar Hukum
Berdasarkan penggunaan anggaran yang dialokasikan, sehingga dalam penyusunan laporan ini mengacu kepada :
1. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP);
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
3. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu;
4. Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu;
5. Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 63 tahun 2017 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu
6. Perjanjian Kinerja antara Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Gubernur Bengkulu Tahun 2020 Nomor 800 /767/Nakeswan/2020.
C. Gambaran Organisasi a. Kedudukan
Kedudukan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu berdasarkan pada Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, bahwa Dinas adalah Unsur Pelaksana Urusan Pemerintah Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Tipelogi A yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dalam hal ini Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan dan tugas pembantuan di bidang peternakan dan kesehatan hewan dengan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut ini: 1. Perumusan kebijakan teknis bidang peternakan dan kesehatan hewan dan
kesehatan hewan;
2. Pelaksanaan kebijakan teknis bidang peternakan dan kesehatan hewan; 3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; 4. Pelaksanaan administrasi dinas peternakan dan kesehatan hewan.
3 b. Susunan Organisasi
Susunan organisasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat membawahi 3 (tiga) Sub Bagian terdiri dari: - Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan. - Sub Bagian Keuangan.
- Sub Bagian Umum dan Perlengkapan.
3. Bidang Perbibitan dan Produksi membawahi 3 (tiga) Seksi terdiri dari: - Seksi Perbibitan
- Seksi Ruminansia Besar.
- Seksi Ruminansia Kecil dan Aneka Ternak.
4. Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner membawai 3 (tiga) Seksi terdiri dari:
- Seksi Pencegahan, Pemberatasan Penyakit dan Pengawasan Obat Hewan. - Seksi Pengamatan Penyakit dan Perlindungan Hewan.
- Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner.
5. Bidang Pengembangan Usaha Peternakan membawai 3 (tiga) Seksi terdiri dari:
- Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan. - Seksi Pembinaan Usaha dan Pemasaran Peternakan
- Seksi Pengolahan Hasil Peternakan.
6. Bidang Sarana dan Prasaran membawai 3 (tiga) Seksi terdiri dari: - Seksi Pengembangan Kawasan Peternakan.
- Seksi Pakan.
- Seksi Data dan Informasi Peternakan. 7. Kelompok Jabatan Fungsional;
8. Unit Pelaksana Teknis Daerah.
c. Tugas dan Fungsi
Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, Kepala Dinas tugas dan fungsi sebagai berikut:
4
1. Kepala Dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan dan tugas pembantuan dibidang pertanian sub sektor peternakan dan kesehatan hewan yang menjadi kewenangan daerah provinsi.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi:
- Perumusan kebijakan teknis di bidang peternakan dan kesehatan hewan yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
- Pemberian perizinan dan pelaknaan pelayanan umum lintas kabupaten/kota di bidang pertanian sub sektor peternakan dan kesehatan hewan;
- Pembinaan teknis di bidang pertanian sub sektor peternakan dan kesehatan hewan;
- Pembinaan kelompok jabatan fungsional; - Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Daerah; - Pelaksanaan urusan ketatausahaan; dan
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Gubernur di bidang pertanian sub sektor peternakan dan kesehatan hewan.
d. Tata Kerja
Untuk pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Dinas sesuai dengan Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, Kepala Dinas melaksanakan tata kerja sebagai berikut ini:
1. Pelaksanaan tugas dan fungsi dinas sebagai pelaksanan pemerintah provinsi di bidang penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan kegiatan operasinalnya diselenggarakan Kepala Bidang dan Kepala Seksi;
2. Kepala Dinas baik teknis operasional maupun teknis administratif berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah dan dalam melaksanakan tugasnya menyelenggrakan hubungan fungsional dengan instansi yang berkaitan dengan fungsinya;
- Setiap pimpinan satuan organisasi pada Dinas, dalam tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simpilifikasi. - Setiap pimpinan satuan organisasi pada Dinas, wajib memimpin dan
memberi bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan; - Setiap pimpinan satuan organisasi pada Dinas, wajib memimpin,
memberi bimbingan, petunjuk pelaksanaan dan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi data, sinkronisasi sasaran, sinkronisasi
5
program, sinkronisasi waktu maupun kegiatan terhadap perangkat daerah yang menagani urusan peternakan dan kesehatan hewan.
e. Lingkungan Strategis
Lingkungan strategis yang meliputi lingkungan intern sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu. Identifikasi dan analisa faktor-faktor lingkungan strategis mempengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu. Dalam menjalankan kebijakan peternakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dibantu oleh 4 (empat) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), yaitu: 1. UPTD. Pembibitan dan Pakan Ternak.
2. UPTD. Inseminasi Buatan.
3. UPTD. Laboratorium dan Klinik Kesehatan Hewan. 4. UPTD. Laboratorium Kesehatan Masyrakat Veteriner.
Untuk keberadaan Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu diatur dalam Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 63 tahun 2017 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu.
D. Sistematika Penulisan
Dalam rangka memberikan pedoman yang komprehensif, Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu disusun mengikuti format dari Sekretariat Daerah berdasarkan lampiran surat nomor : 060.1/0207/B.5/2019 yang terdiri dari 4 BAB, sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Gembaran Organisasi D. Sistematika Penulisan
Bab II : PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Strategis
B. Perjanjian Kinerja/Penetapan Kinerja
Bab III : AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN A. Pencapaian Kinerja Sasaran
6 B. Akuntabilitas Keuangan
Bab IV : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
7 BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan pedoman utama untuk menyusun Cascading Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu. Cascading merupakan penjabaran dari Tujuan Kepala Daerah sampai ke tingkat Perangkat Daerah, untuk melihat lebih rinci, dapat jabarkan sebagai berikut ini:
Tujuan
Meningkatnya perekonomian daerah yang berkelanjutan
Indikator Tujuan
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Sasaran Kepala Daerah Meningkatnya kontribusi sektor unggulan terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah
Indikator Sasaran Kepala Daerah Persentase kontribusi sektor pertanian, perikanan, perindustrian,
perdagangan, pariwisata, pertambangan, dan penggalian
terhadap PDRB
Tujuan Perangkat Daerah Meningkatnya Kontribusi sub sektor
Peternakan dan penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis
dan Zoonosis dalam rangka mendukung perekonomian daerah
Indikator Tujuan Perangkat Daerah
Persentase Kontibusi sub sektor peternakan terhadap PDRB
Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan dan tugas pembantuan di bidang peternakan dan kesehatan hewan, dalam hal ini Kepala Dinas memiliki tujuan peningkatan konstibusi sub sektor peternakan dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan zoonosis dalam rangka mendukung perekonomian daerah serta peningkatan tata kelola Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan sasaran sebagai berikut ini:
1. Peningkatan produksi daging;
2. Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk hasil peternakan; dan 3. Peningkatan tata kelola OPD.
Tujuan dan sasaran jangka menengah pelayanan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
8
Tabel 1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
No Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Kondisi Awal Target Kinerja Kondisi Akhir 2017 2018 2019 2020 2021
1
Tujuan : Meningkatnya Kontribusi sub sektor Peternakan dan penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Zoonosis dalam rangka mendukung perekonomian daerah Persentase kontribusi sub sektor peternakan terhadap PDRB 4.14 4.16 4.18 4.18 Sasaran 1.1 : Meningkatnya Produksi Daging 1. Produksi Daging Sapi (ton) 2,587 2,716 3,148 3,580 4,012 4,012 2. Produksi Daging Kambing (ton) 94 101 109 115 122 122 3. Produksi Daging Unggas (ton) 8,535 7,365 8,754 10,153 11,531 11,531 Sasaran 1.2 : Meningkatnya Nilai Produk Olahan Hasil Peternakan 1. Nilai Tambah Susu (persen) 0 0 3 3 3 9 2. Nilai Tambah Daging (persen) 0 0 3 3 3 9 3. Nilai Tambah Telur (persen) 0 0 3 3 3 9 2 Tujuan : Meningkatnya Tata Kelola Kinerja OPD
Nilai Evaluasi
SAKIP A BB BB A A A
Sasaran : Meningkatnya Tata Kelola Kinerja OPD
Nilai Evaluasi
SAKIP A BB BB A A A
Penjabaran dari sasaran peningkatan produksi daging diturunkan ke tingkat Esselon III dengan Program serta tingkat Esselon IV dengan Kegiatan yang tercamtum pada Tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Program dan Kegiatan Sasaran Meningkatnya Produksi Daging Program Indikator Program Kegiatan Indikator Kegiatan
Peningkatan produksi hasil peternakan Presentase peningkatan Populasi Sapi Pengembangan Ternak Sapi Potong
Jumlah ternak sapi potong yang dikembangkan Presentase peningkatan Populasi Kambing Pengembangan Ternak Kambing
Jumlah ternak kambing yang dikembangkan
Presentase peningkatan Populasi Unggas
Pengembangan Ternak Unggas Lokal
Jumlah unggas lokal yang dikembangkan
Pengembangan Sapi
Perah
Jumlah populasi sapi perah yang dikembangkan
9
Pengawasan Mutu
Bibit Ternak
Jumlah ternak yang memiliki Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB)
Peningkatan Produksi
Hijau Pakan Ternak
Jumlah produksi hijau pakan ternak di kelompok tani
Survey pengukuran
parameter karkas ternak
Jumlah Kabupaten/kota yang dilakukan survey karkas pada ternak ruminansia
Pengelolaan dan
Operasional UPTD Inseminasi Buatan
Jumlah Semen beku yang dihasilkan dalam 1 tahun
Pengelolaan dan
Operasional UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak
1. Jumlah Sapi dan Itik yang dihasilkan dalam 1 tahun
2. Produksi Hijaun Pakan Ternak
(HPT) di UPTD PPT 1 tahun
Program Indikator Program Kegiatan Indikator Kegiatan Pencegahan dan penanggu-langan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan zoonosis Presentase penurunan kasus Penyakit Hewan Menular Strategis Pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan Zoonosis
Jumlah Penyakit Hewan Menular Strategis dan Zoonosis yang Dapat Dikendalikan dan teramati Presentase penurunan kasus penyakit penyakit zoonosis Penyuluhan dan Pertemuan Teknis Keswan dan Kesmavet
Jumlah penyuluhan dan pertemuan teknis keswan dan kesmavet
Presentase
penjaminan produk hewan yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH)
Pengawasan Pangan Asal Hewan (PAH) dan Bahan Asal Hewan (BAH)
Jumlah kabupaten/kota yang dilakukan pengawasan Pengelolaan dan Operasional UPTD Laboratorium dan Klinik Kesehatan Hewan
Jumlah layanan pemeliharaan kesehatan hewan Pengelolaan dan Operasional UPTD Laboratorium Kesmavet Jumlah pelayanan laboratorium kesmavet
10
Tabel 3. Program dan Kegiatan Sasaran Meningkatnya Nilai Produk Olahan Hasil Peternakan
Program Indikator Program Kegiatan Indikator Kegiatan Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan Presentase penambahan jenis produk olahan peternakan Pengembangan Produk olahan hasil peternakan
Jumlah jenis produk olahan hasil peternakan yang dikembangkan Presentase peningkatan pendapatan pelaku usaha peternakan Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah
jumlah promosi hasil produksi peternakan yang dikuti
Pengolahan
informasi permintaan pasar atas hasil produksi peternakan masyarakat
Jumlah dokumen dan informasi permintaan pasar atas hasil produksi peternakan masyarakat Penguatan Kelembagaan Korporasi Petani Ternak
Jumlah lembaga kelompok tani yang mandiri
Tabel 4. Program dan Kegiatan Sasaran Meningkatnya Tata Kelola Kinerja OPD
Program Indikator Program Kegiatan Indikator Kegiatan
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Jumlah Jenis Pelayanan Administrasi yang Dilaksanakan Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Jumlah surat menyurat yang terkirim dengan tepat waktu
Penyediaan Jasa
Komunikasi, Sumber Daya Air Dan Listrik
Jumlah bulan pembayaran jasa komunikasi dan sumber daya listrik dan air
Penatausahaan
Kearsipan dan Inventarisir Barang Milik Daerah
Jumlah dokumen kearsipan dan inventarisir barang milik negara yang tersedia
Penyediaan jasa
administrasi keuangan
Jumlah jasa tenaga administrasi keuangan yang dibayarkan
Penyediaan Alat
Tulis Kantor
Jumlah jenis alat tulis yang tersedia
11
Penyediaan
Barang Cetakan & Penggandaan
Jumlah barang cetakan dan penggandaan yang disediakan
Penyedia jasa
administrasi dan teknis
perkantoran
Jumlah jasa administrasi dan teknis perkantoran yang dibayar
Penyediaan
bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Jumlah bahan bacaan dan peraturan perundang undangan yang disediakan Rapat-rapat Koordinasi & Konsultasi Keluar dan Dalam Daerah
Jumlah rapat-rapat koordinasi dan konsultasi yang diikuti
Penyediaan
Peralatan dan Perlengkapan Gedung Kantor
Jumlah peralatan dan
perlengkapan gedung kantor yang dipelihara dengan baik
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Jumlah Sarana dan Prasarana Aparatur yang Dibangun/ Direhab/ Dipelihara Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Jumlah gedung kantor yang dilakukan pemeliharaan Pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan gedung kantor
Jumlah peralatan dan
perlengkapan gedung kantor yang dipelihara dengan baik
Pengelolaan
Website dan Sistem Informasi berbasis digital
Jumlah alat dan jaringan teknologi dan informatika yang dipelihara dengan baik
Pengadaan
Peralatan dan Perlengkapan Gedung Kantor
Jumlah penambahan peralatan dan perlengkapan gedung kantor
Pemelihataan
Rutin/berkala Kendaran Dinas/ Operasional
Jumlah kendaraan
dinas/opersional yang dapat dipelihara dengan baik
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah Aparatur yang Ditingkatkan Kompetensinya Pendidikan dan pelatihan formal/non formal
Jumlah aparatur yang mengikuti pendidikan dan pelatihan formal/non formal
12 Program peningkatan pengembang an sistem pelaporan capaian kinerja Nilai Evaluasi SAKIP OPD Penyusunan Dokumen Perencanaan, Anggaran dan Pelaporan
Jumlah dokumen perencanaan, anggaran dan pelaporan
Sinkronisasi dan sinergitas rencana kegiatan pembangunan bidang peternakan
Jumlah pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi rencana kegiatan pembangunan bidang peternakan
B. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Dalam hal ini Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu sebagai penerima amanah, sedangkan Gubernur Bengkulu sebagai pemberi amanah. Pada awal tahun 2020 ini perjanjian kinerja disepakati sebagai berikut ini :
Tabel 5. Perjanjian Kinerja Tahun 2020
No Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target
kinerja
1 Tujuan : Meningkatnya
Kontribusi sub sektor Peternakan dan
Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Zoonosis dalam rangka mendukung perekonomian daerah
Persentase Kontibusi sub sektor peternakan terhadap PDRB
% 4,16
Sasaran 1 : Meningkatnya
produksi daging
Produksi daging sapi Ton 3,580 Produksi daging kambing Ton 115 Produksi daging unggas Ton 10,153
Sasaran 2 : Meningkatnya
nilai tambah dan daya saing produk hasil peternakan
Nilai tambah susu % 3
Nilai tambah daging % 3
Nilai tambah telur % 3
2 Tujuan : Meningkatnya Tata
Kelola Kinerja OPD
Nilai Evaluasi SAKIP Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Level A
Sasaran : Meningkatnya Tata
Kelola Kinerja OPD
Nilai Evaluasi SAKIP Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
13 BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN
Akuntabilitas kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu diukur dari tingkat keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategisnya yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dengan Gubernur Bengkulu. Penilaian terhadap perjanjian kinerja ini dilakukan dengan memperhatikan Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan mengevaluasi dan mengukur kinerja. Ukuran kinerja dilakukan dengan pengumpulan data kinerja secara berjenjang yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran.
A. Capaian Kinerja Sasaran
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, maka capaian kinerja tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dapat diuraikan sebagai berikut ini;
Tabel 6. Capaian Kinerja Tujuan Perangkat Daerah
Uraian Indikator Kinerja Target 2020 Realiasasi Capaian 2019 2020* Tujuan : Meningkatnya
Kontribusi sub sektor Peternakan dan penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Zoonosis dalam rangka
mendukung perekonomian daerah
Persentase kontribusi sub sektor peternakan terhadap PDRB (persen) 4.16 4.18 4.14 99.51
*Data sangat-sangat sementara 2020
Pada tahun 2020 capaian indikator kinerja persentase kontribusi Sub sektor peternakan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 4,14 (99,51%) dari target 4,16. Dalam upaya mencapai target kontribusi Sub sektor peternakan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) diuraikan dalam bentuk sasaran sebagai berikut ini :
Tabel 7. Capaian Kinerja Sasaran 1.1 : Meningkatnya Produksi Daging
Indikator Kinerja Target
2020
Realiasasi Capaian (%) 2019 2020*
1. Produksi Daging Sapi (ton) 3,580 2,587 3,149 87.96 2. Produksi Daging Kambing (ton) 115 95 114 99.13 3. Produksi Daging Unggas (ton) 10,153 13,637 13,496 132.93 Persentase capaian sasaran ini... 106.67 Tujuan Perangkat Daerah
14
Capaian Kinerja Sasaran 1.1 : Meningkatnya Produksi Daging yang ditargetkan pada Perjanjian Kinerja Tahun 2020 mampu melampaui target yang telah ditetapkan dengan capaian 107.26 %, namu demikian untuk produksi daging sapi belum bisa memenuhi target yang diharapkan Adapun indikator kinerja pada sasaran ini diukur dari:
1. Produksi Daging Sapi
Persentase capaian produksi daging sapi pada tahun 2020 adalah 87.96 % atau 3,148.98 Ton, Pencapaian pada tahun 2019 meningkat 27.29 % dari tahun 2018 yang hanya 2,471.91 Ton.
2. Produksi Daging Kambing
Persentase capaian produksi daging kambing pada tahun 2020 adalah 100.88 % atau 114 Ton. Pencapaian pada tahun 2020 meningkat 16.67 % dari tahun 2019 yang hanya 95 Ton.
3. Produksi Daging Unggas
Persentase capaian produksi daging unggas pada tahun 2020 adalah 132.93 % atau 13,496 Ton, namun pencapaian pada tahun 2020 menurun 1.04 % dari tahun 2019 sebesar 13,637 Ton. Komoditas unggas yang dimaksud dalam perhitungan ini adalah ayam pedaging, ayam lokal dan itik.
Adapun produksi daging yang menjadi parameter pengukuran kinerja dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 8 Produksi Daging Berdasarkan Jenis Ternak
No Uraian Satuan Produksi Tahun % Ket
2019 2020*
1 Sapi Ton 2,587 3,149 17.85 Naik 2 Kambing Ton 95 114 16.67 Naik 3 Ayam Pedaging Ton 9,491 8,894 (6.71) Turun 4 Ayam Lokal Ton 4,110 4,557 9.81 Naik
5 Itik Ton 36 45 20.00 Naik
* Angka sementara
Berdasarkan cascading yang telah disusun, Sasaran 1.1 Peningkatan produksi daging ini dijabarkan pada 2 (dua) program yaitu:
1. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan diukur dengan indikator persentase peningkatan populasi sapi, kambing dan unggas. Capaian program ini ditampilkan pada Tabel berikut ini:
15
Tabel 8. Capaian Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Indikator Program Target
2020
Realiasasi
Capaian
2019 2020*
1 Persentase peningkatan populasi
sapi 5.00 2.15 8.60 158.20 2 Persentase peningkatan populasi kambing 6.50 5.84 2.40 37.38 3 Persentase peningkatan populasi unggas 12.30 29.41 0 0.00 * Angka sementara
Tabel 9. Peningkatan Populasi Berdasarkan Jenis Ternak
No Uraian Satuan Realisasi Tahun Persentase Ket
2019 2020*
1 Sapi Potong Ekor 151,750 164,780 8.59 Naik 2 Sapi Perah Ekor 283 330 16.61 Naik 3 Kerbau Ekor 28,455 31,705 11.42 Naik 4 Kambing Ekor 203,973 208,868 2.40 Naik 5 Domba Ekor 9,088 9,267 1.97 Naik 6 Ayam Pedaging Ekor 8,607,301 8,066,090 (6.29) Turun 7 Ayam Petelur Ekor 601,952 641,160 6.51 Naik 8 Ayam Lokal Ekor 3,812,382 4,227,153 10.88 Naik 9 Itik Ekor 135,938 168,166 23.71 Naik 10 Babi Ekor 1,640 1,555 (5.18) Turun * Angka sementara
Peningkatan populasi sapi, kambing dan unggas dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut ini:
- Kelahiran
Jumlah anak perkelahiran ditentukan oleh beberapa faktor antara lain bangsa ternak, sistem perkawinan dan tingkat kecukupan pakan. Rendahnya kelahiran sangat mempengaruhi stuktur dan populasi ternak.
- Kematian
Kematian (mortalitas) ternak dipengaruhi oleh umur induk, pengaruh jenis kelamin, berat lahir dan pengaruh pakan. Berbagai jenis penyakit yang sering terjangkit pada ternak berupa penyakit menular dapat meningkatkan angka kematian dan menimbulkan kerugian yang besar bagi peternak. Angka kematian dapat diturunkan dengan penanggulangan penyakit ternak sapi dan mencegahnya dengan menjaga kebersihan ternak dan kandang serta vaksinasi yang rutin.
16 - Pemasukan
Pemasukan dari luar Provinsi Bengkulu termasuk salah satu factor pendorong peningkatan populasi pada sapi potong, sapi perah serta terkhususnya ayam potong, dimana selama ini secara kasat mata dapat dilihat tingginya pemasukan ayam potong dari provinsi tetangga, namun sampai saat ini belum dapat diperoleh data yang akurat karena kurang pengawasan check point yang ada di perbatasan provinsi.
- Pengeluaran
Pengeluaran ternak yang dimaksud adalah termasuk penjualan dan mutasi ternak ke daerah lain. Pengeluaran antar pulau yang terjadi setiap tahun sangat mempengaruhi penurunan populasi ternak.
- Pemotongan
Pemotongan ternak sapi potong untuk memenuhi permintaan pasar akan pemenuhan kebutuhan daging, baik yang dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) maupun di Rumah Tangga Peternak karena hajatan. Tingginya angka pemotongan yang tidak dibarengi dengan meningkatkan kelahiran dan pemasukan akan dapat mempengaruhi turunnya populasi di suatu daerah. Pemotongan di RPH dapat mencegah terjadinya pemotongan betina produktif.
Program Peningkatan Hasil Produksi Peternakan ini pada TA 2020 dijabarkan dalam bentuk kegiatan di tingkat esselon III sebagai berikut ini : Tabel 10. Kegiatan Pada Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
No Kegiatan Target
Awal
Target
Perubahan Realiasai
1 Pengembangan Ternak Sapi Potong 281 ekor 0 ekor 0 ekor 2 Pembinaan dan Pendataan
Perguliran Ternak 150 ekor 50 ekor 77 ekor 3 Pengembangan SPR 1 kawasan 0 kawasan 0 kawasan 4 Pengembangan Ternak Unggas
Lokal 500 ekor 0 ekor 0 ekor
5 Pengawasan Mutu Bibit Ternak 120 ekor 0 ekor 350 ekor 6 Pengelolaan dan Operasional UPTD
Pembibitan dan Pakan Ternak
2,845 ekor 800 ton
1,515 ekor
800 ton 525 ekor 7 Pengelolaan dan Operasional UPTD
Inseminasi Buatan 30,000 dosis 15,000 dosis 22,761 dosis 8 Peningkatan Produksi Hijauan
Pakan Ternak 180 Ton/Ha 0 Ton/Ha 0 Ton/Ha
9 Survey Pengukuran parameter
pengukuran ternak 5 Kab/Kota 0 Kab/Kota
0 Kab/Kota
17
2. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan Zoonosis
Tabel 11. Capaian Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan Zoonosis
Indikator Program Target 2020
Realiasasi
Capaian 2019 2020
1 Peresentase penurunan kasus
Penyakit Hewan Menular Strategis 60 64.56 0 0
2 Peresentase penurunan kasus
penyakit penyakit zoonosis 75 79 0 0
3
Persentase penurunan angka kematian ternak akibat Penyakit Hewan
Menular Strategis dan Zoonosis
75 79 4.03
4
Presentase penjaminan produk hewan yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH) di 10 Kab/Kota
100 100
Indikator program ini ditetapkan untuk mengukur kinerja dinas dalam pelayanan kesehatan hewan dalam rangka meningkatkan status derajat kesehatan hewan dan wilayah bebas kasus penyakit terutama Penyakit Hewan Menular Strategi (PHMS) dan beberapa diantaranya bersifat zoonosis yang terdapat di Provinsi Bengkulu. Dari 22 jenis PHMS yang ada di Indonesia, 8 penyakit yang dapat dideteksi di Provinsi Bengkulu yaitu Avian Influenza, Brucellosis, Rabies, Helminthiasis, Septichemia epizootica, Salmonellosis, Surra dan Jembrana. PHMS merupakan penyakit hewan yang sering mewabah, menular secara cepat dan menyebar dalam waktu yang singkat dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar sehingga pengendaliannya menjadi program nasional. Dalam operasional kegiatan, sasaran ini dilaksanakan oleh Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner bersama Laboratorium Klinik dan Keswan dengan capaian sasaran indikator kinerja sebesar 70%.
Persentase penurunan kasus Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) tercapai sebesar 92,23 %. Indikator lainnya dalam pencapaian program ini merupakan indikator yang saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan dalam penanganan masalah kesehatan hewan. Penyakit PHMS yang diukur dalam penilaian kinerja ini adalah sebagai berikut :
- Rabies
Mengingat Provinsi Bengkulu merupakan salah satu Provinsi di Pulau Sumatera dengan Jumlah Kasus positif rabies cukup tinggi. Pada Tahun
18
2018 terjadi 11 (sebelas) kasus positif rabies dan pada tahun 2019 terjadi 1 (satu) kasus positif rabies, berarti terjadi penurunan sebesar 91% dari tahun sebelumnya. Angka ini merupakan rekapitulasi dari laporan hasil uji laboratorium, baik yang dilakukan oleh UPTD Laboratorium dan Klinik Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu maupun dari Balai Veteriner Lampung. Faktor utama pencapaian ini ditentukan oleh kekebalan efektif yang dihasilkan dari kegiatan vaksinasi. Vaksin yang digunakan pada tahun 2018 dan 2019 adalah Rabisin, yang menurut keterangan dari produsen (brosur) mampu menimbulkan kekebalan selama 3 tahun. Disamping itu terdapat kemungkinan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan gigitan HPR dan memeriksakan specimen otak setiap HPR yang menggigit, sehingga tidak terdata oleh Laboratorium. Kegiatan utama pengendalian dan penanggulangan penyakit rabies pada tahun 2019 berupa vaksinasi. Jumlah alokasi vaksinasi tahun 2019 sebanyak 47.500 dosis dengan rincian vaksin APBN 15.000 dosis dan vaksin APBD Provinsi 32.500. Jumlah ini mengalami penurunan dari tahun 2018 yang mencapai 65.000 dosis. Jumlah ini juga masih sangat tidak mencukupi untuk jumlah hewan penular rabies (HPR) yang sangat besar di Provinsi Bengkulu yaitu 188.602 ekor HPR pada tahun 2019. Jadi cakupan vaksinasi dari total populasi HPR hanya 25,2% atau tidak mencapai 70% yang merupakan syarat minimal untuk terwujudnya kekebalan populasi. Walaupun demikian kegiatan penyadaran kepada masyarakat melalui sosialisasi rabies terus dilakukan.
- Avian Influenza / Flu Burung (AI)
Pada tahun 2019 kasus positif AI sebanyak 3 kasus yang berarti turun dari tahun 2018 sebanyak 8 (delapan) kasus. 3 kasus positif AI tersebut terjadi di Kabupaten Bengkulu Tengah. Pada tahun 2019 ini tidak tersedia dana khusus untuk pengendalian AI di Provinsi Bengkulu baik dana APBN maupun APBD. Namun demikian kegiatan pengendalian AI seperti tindakan biosecurity ketat serta pengawasan lalu lintas ternak unggas terus ditekankan kepada semua pemilik ternak unggas. Selain itu respon cepat atas pelaporan masyarakat yang dilakukan oleh Tim pengendalian AI Kabupaten/ Kota dan Provinsi merupakan salah satu kunci dapat dikendalikannya penyakit AI di Provinsi Bengkulu
19 - Brucellosis
Sampai dengan tahun 2019 Provinsi Bengkulu mampu mempertahankan status Bebas Brucellosis, sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 5681/Kpts/PD.620/12/2011. Sesuai ketentuan, pada daerah bebas brucellosis, setiap tahun harus dilakukan surveilans. Apabila dari hasil surveilans ditemukan ada yang positif melalui uji skrining, maka dilanjutkan dengan uji PCR. Hasil uji PCR dinyatakan positif, maka dilakukan slaughter (potong paksa)oleh petugas, organ visceral dikubur atau dimusnahkan agar tidak menularkan kepada ternak yang lain. Pada tahun 2019 terjadi 1 (satu) kasus positif dari uji PCR dan telah dilakukan pemotongan bersyarat sesuai prosedur yang berlaku, sehingga status bebas brucellosis bisa dipertahankan.
- Helminthiasis
Pengendalian dan penanggulangan penyakit Helminthiasis sangat berpengaruh terhadap peningkatkan pertambahan berat badan.
Penurunan kasus helminthiasis masih belum signifikan (hanya tercapai 0,14%). Faktor-faktor penentu dalam pengendalian helminthiasis antara lain:
Kebersihan kandang. Kandang yang kotor menyebabkan peluang terjadinya kasus helminthiasis sangat tinggi karena ternak terkontak langsung dengan kotoran yang banyak mengandung telur dan larva cacing
Kondisi alam. Daerah rawa dan daerah yang lembab merupakan tempat yang sangat baik bagi perkembangan cacing. Telur cacing dapat menempel pada rumput dan termakan oleh ternak sehingga terjadi infestasi dan menyebabkan gejala helminthiasis.
Ketersediaan obat helminthiasis yang terbatas baik jenis dan jumlah obatnya dibandingkan dengan populasi ternak. Idealnya setiap ekor ternak diberi obat cacing secara berkala sesuai dengan dosis dan jenis ternaknya, sehingga kasus helminthiasis dapat menurun.
- Septichemia epizootica
Pada tahun 2018 dan 2019 tidak ada laporan kematian ternak baik sapi maupun kerbau akibat penyakit ini.
- Salmonellosis
Tahun 2018 dan tahun 2019 tidak ditemukan penyakit Salmonellosis di daerah kabupaten/Kota.
- Surra
Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus penyakit surra seperti halnya pada tahun 2018. Penyakit ini merupakan PHMS yang penyebarannya sangat cepat dan dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh parasit darah
20
Trypanosoma evansi yang dapat ditularkan melalui lalat penghisap darah seperti Tabanus sp.
- Jembrana
Pada tahun 2019 ini Provinsi Bengkulu masih terjadi wabah penyakit Jembrana. Penyakit Jembrana merupakan penyakit viral yang bersifat menular pada sapi bali, ditandai dengan demam, peradangan selaput lender mulut (stomatis), pembesaran kelenjar limfe preskapularis, prefemoralis dan parotid, terkadang disertai keringat darah (blood sweating), penyakit ini sudah lama tidak terjadi di Provinsi Bengkulu. Kerugian ekonomi yang diakibatkan penyakit Jembrana cukup besar karena kematian di daerah baru bisa mencapai 100% dan dapat mempengaruhi perekonomian para peternak.
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan Zoonosis ini pada TA 2019 dijabarkan dalam bentuk kegiatan di tingkat esselon III sebagai berikut ini :
Tabel 12. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS)
No Kegiatan Target
Awal
Target
Perubahan Realiasai
1 Pengendalian Penyakit Hewan Menular
Strategis (PHMS) dan Zoonosis 5 Jenis 5 Jenis 5 Jenis
2 Pelatihan Penyuluhan dan Pertemuan
Teknis Kesehatan Hewan 2 Kali 0 Kali 0 Kali
3 Pengawasan Pangan Asal Hewan (PAH) dan Bahan Asal Hewan (BAH)
10 Kab/ Kota 0 Kab/ Kota 0 Kab/ Kota
4 Pengelolaan dan Operasional UPTD Laboratorium dan Klinik Kesehatan Hewan
5 Jenis 5 Jenis 5 Jenis
5 Pengelolaan dan Operasional UPTD
21
Tabel 13. Meningkatnya Nilai Produk Olahan Hasil Peternakan Indikator Kinerja Target
2020
Realiasasi
Capaian 2019 2020
1. Nilai Tambah Susu (persen) 3 3 4 2. Nilai Tambah Daging (persen) 3 3 4 3. Nilai Tambah Telur (persen) 3 3 4 Persentase capaian sasaran ini...
Sasaran kinerja nilai tambah dari produk hasil peternakan (daging, telur dan susu) menunjukkan capai 100 % dari target sebesar 3%. Capaian tersebut diperoleh melalui sentuhan pengolahan terhadap produk hasil peternakan, sehingga terciptanya suatu nilai tambah bagi produk lahan yang dapat dilihat dengan mulainya bermunculan produk olahan daging, susu dan telur di pasaran lokal.
Pencapaian sasaran kinerja ini dijabarkan kedalam bentuk program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan yang dilaksanakan oleh Bidang Pengembangan Usaha Peternakan dengan sasaran program sebagai berikut ini :
Tabel 14. Sasaran indakator program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Indikator Program Target 2020
Realiasasi
Capaian 2019 2020
1 Peresentase penambahan jenis produk
olahan peternakan 12 70 88 100
2 Peresentase peningkatan pendapatan
pelaku usaha peternakan 82 70 70 100
88 % adalah dari target 25 produk dalam kurun waktu 5 tahun tercapai 22 jenis produk di tahun 2020
80 % adalah perbandingan antara NTUP tahun sekarang dengan tahun sebelumnya
Adapun produk olahan hasil peternakan yang sekarang sudah dapat diproduksi olah pelaku usaha pengolahan hasil yang tersebar di Kabupaten/kota Provinsi Bengkulu pada tahun 2020 sebanyak 22 jenis yang terdiri terdiri dari :
1. Bakso 2. nugget, 3. rendang, 4. dendeng, 5. abon, 12. yought, 13. Kefir. 14. Sabun Susu 15. Susu Rempah 16. Ice cream susu Sasaran 1.2 : Meningkatnya Nilai Produk Olahan Hasil Peternakan
22 6. susu pasteurisasi, 7. permen susu, 8. ting-ting susu, 9. pempek susu, 10. kerupuk susu 11. Stik susu 17. rendang telur, 18. telur asin 19. telur asap,
20. kerupuk kulit (jangek). 21. Masker susu
22. Tahu susu
Produk olahan daging yang dihasilkan merupakan usaha dari pelaku-pelaku pengolahan daging yang tersebar di kabupaten/kota se provinsi Bengkulu yang terdiri dari kelompok-kelompok dan usaha mandiri. Adapun kelompok-kelompok pengolahan daging yang sudah pernah mendapatkan fasilitasi pengolahan daging bersumber dari dana pemerintah berjumlah 7 (Tujuh) lokasi kelompok yang terdiri dari Kelompok Tani Kube Mandiri Kabupaten Kaur, kelompok Anugrah Kabupaten Rejang Lebong, kelompok Al-Hasana Kabupeten Seluma, Kelompok Usaha Mandiri Kabupaten Lebong,Kelompok anggrek putih dan Teratai di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kelompok Sederhana Kabupaten Kepahiang. Selain produk bakso di Provinsi Bengkulu juga telah dihasilkan produk olahan daging yang lainnya yang dihasilkan seperti usaha pembuatan abon sapi, abon ayam rendang paruh dan nuget produk dari Bunga Meysa yang merupakan salah satu Anggota kelompok UP3H Kota Bengkulu.
Untuk produk hasil olahan susu bersumber kelompok Gapoktan Sumber Mulya yang terletak di Kabupaten kepahiang, Koica Milk shop dan Toyo Milk yang terletak di Kabupaten Rejang Lebong serta para pelaku usaha pengolahan susu yang ada di Kabupaten Lebong, kota Bengkulu, dan Bengkulu Tengah yang tergabung dalam Asosiasi Pelaku Usaha Pengolahan Susu, Daging dan Telur (SUSDAGTEL).
Untuk hasil olahan dari bahan dasar telur yang sudah dilakukan adalah berupa telur asin, rendang telur dan telur asap.Lokasi pengolahan telur asin tersebar di seluruh kabupaten/kota kecuali untuk olahan rendang telur dan telur asap saat ini baru diproduksi di Kota Bengkulu.
Pengolahan kulit di Provinsi Bengkulu diolah menjadi kerupuk kulit (jangek) tersebar di seluruh kabupaten/kota. Untuk usaha pengolahan kulit yang ada di Kota Bengkulu sudah terdapat beberapa pelaku usaha yang sudah memiliki izin PIRT dan produknya sudah dipasarkan di provinsi tetangga (Sumatera Barat dan Jakarta).
Hambatan dalam pencapaian indikator tersebut adalah tidak kontinyunya dana untuk pelatihan dan magang pengolahan hasil, sehingga produk yang dihasilkan belum optimal. Disisi lain produk olahan hasil peternakan yang dihasilkan pada umumnya
23
belum memiliki sertifikat jaminan mutu baik itu berupa PIRT ataupun MD yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan dan BPOM sehingga produk yang dihasilkan belum bisa bersaing di pasaran.
Dalam upaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing dari produk olahan hasil peternakan, pada tahun 2019 telah diberikan 25 (Dua Puluh Lima) sertifikat pelatihan keamanan pangan kepada pelaku usaha pengolahan hasil peternakan yang dilakukan dengan cara bekerja sama dengan Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong. Sertifikat tersebut merupakan persyaratan mutlak untuk dapat mengajukan izin edar PIRT.
Pada tahun 2020 dalam upaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk olahan hasil peternakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu telah melakukan pembinaan dan pendampingan kepada para pelaku usaha pengolahan hasil peternakan. Salah satu pengolah hasil peternakan, yaitu pengolah susu “Rumah Babe” di Kota Bengkulu telah melakukan proses pengajuan ijin edar MD dan telah ditindaklanjuti oleh BPOM dalam bentuk verifikasi sarana dan prasarana.
Adapun Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Tabel 17. Kegiatan pada Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
No Kegiatan Target Awal Target
Perubahan Realiasai
1 Promosi atas hasil produksi peternakan
Unggulan Daerah 3 Kali 0 Kali 0 Kali
2 Pengolahan informasi permintaan pasar
atas hasil produksi peternakan masyarakat 1 Dokumen 0 Dokumen 0 Dokumen 3 Pengembangan produk olahan hasil
24 B. Akuntabilitas Keuangan
Sumber keuangan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Adapun untuk lebih rinci tentang akuntabilitas keuangan dijelaskan melalui program sebagai berikut ini:
1. Program Peningkatan Hasil Produksi Peternakan
Tabel 15. Realisasi anggaran per kegiatan pada Program Peningkatan Hasil Produksi Peternakan N o Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Perse n-tase DPA DPPA 1 Pengembangan
Ternak Sapi Potong 5,150,000,000.00 0.00 0.00 0.00 2 Pembinaan dan Pendataan Perguliran Ternak 150,000,000.00 25,000,000.00 24,834,500.00 99.34 3 Pengembangan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) 100,000,000.00 0.00 0.00 0.00 4 Pengembangan Ternak Unggas Lokal 100,000,000.00 0.00 0.00 0.00 5 Pengawasan Mutu Bibit Ternak 60,000,000.00 0.00 0.00 0.00 6 Pengelolaan dan Operasional UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak 800,000,000.00 400,000,000.00 399,391,789.00 99.85 7 Pengelolaan dan Operasional UPTD Inseminasi Buatan 700,000,000.00 400,000,000.00 390,680,700.00 97.67 8 Peningkatan Produksi Hijauan Pakan Ternak 75,000,000.00 0.00 0.00 0.00 9 Survey Pengukuran Parameter Karkas Ternak 70,000,000.00 0.00 0.00 0.00 Total 7,205,000,000.00 825,000,000.00 814,906,989.00 98.78
25
2. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan Zoonosis
Tabel 16. Realisasi anggaran per kegiatan pada Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan Zoonosis
No Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.)
Persen-tase DPA DPPA 1 Pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan Zoonosis 850,000,000.00 100,000,000.00 99,495,000.00 99.50 2 Pelatihan Penyuluhan dan Pertemuan Teknis Keswan 150,000,000.00 0.00 0.00 0.00 3 Pengawasan Pangan Asal Hewan (PAH) dan Bahan Asal Hewan (BAH) 65,000,000.00 0.00 0.00 0.00 4 Pengelolaan dan Operasional UPTD Laboratorium dan Klinik Kesehatan Hewan 300,000,000.00 50,000,000.00 40,202,868.00 80.41 5 Pengelolaan dan Operasional UPTD Laboratorium Kesmavet 300,000,000.00 50,000,000.00 46,349,066.00 92.70 Total 1,665,000,000.00 200,000,000.00 186,046,934.00 93.02
26
3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Tabel 17. Realisasi anggaran per kegiatan pada Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
No Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi
(Rp.)
Persen-tase
DPA DPPA
1
Promosi Atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan Daerah
100,000,000.00 0.00 0.00 0.00
2
Pengolahan Informasi Permintaan Pasar Atas Hasil Produksi Peternakan Masyarakat 56,000,000.00 0.00 0.00 0.00 3 Pengembangan Produk Olahan Hasil Peternakan
30,000,000.00 0.00 0.00 0.00
4 PENAS KTNA XVI
Tahun 2020 150,000,000.00 0.00 0.00 0.00 5 Penguatan Kelembagaan Korporasi Petani Ternak 100,000,000.00 0.00 0.00 0.00 Total 536,000,000.00 0.00 0.00 0.00
4. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Tabel 18. Realisasi anggaran per kegiatan pada Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
No Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi
(Rp.) Persen-tase DPA DPPA 1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 15,000,000 15,000,000 13,618,000 90.79 2 Penyediaan Jasa Komunikasi, sumber daya Air dan Listrik
155,000,000 155,000,000 73,197,747 47.22 3 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 145,000,000 145,000,000 111,460,000 76.87 4 Penyediaan alat tulis
kantor 80,000,000 50,000,000 49,473,000 98.95 5 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 15,000,000 15,000,000 15,000,000 100.00 6 Penyediaan Bahan Bacaan & Peraturan
Perundang-Undangan
27 7 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 300,000,000 200,000,000 194,940,000 97.47 8 Penyediaan Jasa Administrasi dan Teknis Perkantoran 709,240,000 659,240,000 657,840,705 99.79 9 Publikasi dan Dokumentasi 50,000,000 50,000,000 11,030,000 22.06 10 Penatausahaan Kearsipan dan Inventarisir BMD 150,000,000 25,000,000 24,346,000 97.38 11 Pengelolaan Website 40,000,000 - - 0.00 Total 1,684,240,000 1,339,240,000 1,170,345,452 87.39
5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Tabel 19. Realisasi anggaran per kegiatan pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
No Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi
(Rp.) Persen-tase DPA DPPA 1 Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Gedung Kantor 156,000,000 20,000,000 19,918,200 99.591 2 Peml.Rutin/Berkala Gedung Kantor 100,000,000 0 0 0 3 Pemelihaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 150,000,000 75,000,000 72,889,237 97.18565 4
Pemeliharaan rutin berkala peralatan dan
perlengkapan gedung kantor
30,000,000 0 0 0
6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Tabel 20. Realisasi anggaran per kegiatan pada Program Peningkatan
Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
No Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi
(Rp.) Persen-tase DPA DPPA 1 Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi 175,000,000 50,000,000 45,880,000 91.76 2 Penyusunan Dokumen Perencanaan, Anggaran dan Pelaporan 110,000,000 110,000,000 59,587,900 54.17
28 BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu tahun 2020, dapat disimpulkan bahwa untuk pencapaian sasaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan telah tercapai. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata indikator kinerja utama 4,14% dari target 4,16% atau persentase keberhasilannya 99,51%. Indikator utama yang dimaksud adalah produksi daging Adapun persentase produksi daging yang menjadi indikator pengukuran kinerja sebagai berikut :
1. Persentase capaian produksi daging sapi pada tahun 2020 adalah 87,96% atau 3.149 ton dari target 3.580 ton.
2. Persentase capaian produksi daging kambing pada tahun 2020 adalah 99,13 % atau 114 ton dari target 115 ton.
3. Persentase capaian produksi daging unggas pada tahun 2020 adalah 132,93 % atau 13.496 ton dari target 10.153 ton.
Secara ringkas seluruh capaian kinerja tersebut di atas baik, yang berhasil maupun yang cukup berhasil telah memberikan pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga bagi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, dalam upaya meningkatkan kinerja pada masa mendatang. Hal ini juga akan menjadi masukan dalam menetapkan strategi pemecahan masalah dan sebagai bahan pertimbangan untuk merumuskan rencana kerja tahun 2022, serta penyusunan rencana kerja tahunan dan perjanjian kerja OPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2021.
Demikian uraian kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu tahun 2020. Capaian kinerja ini merupakan hasil dari kerja keras dan komitmen seluruh aparat Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan serta pihak terkait lainnya dalam rangka mewujudkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu sebagai dinas yang berakuntabilitas sesuai dengan intruksi Presiden nomor 7 tahun 1999 dan peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 29 tahun 2010.
B. Saran
Dari analisa yang telah dilaksanakan untuk kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu tahun anggaran 2020 dan sebagai pencapaian selama 1 (satu) tahun, serta acuan dalam penyusunan rencana kerja tahunan SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2022 dalam pengembangan peternakan terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian adalah :
29
1. Perlu mendorong stakeholder/ pihak swasta dan BUMD di kabupaten dan kota untuk melakukan investasi usaha peternakan di daerah seperti feedloter, peternakan ayam petelur dan ayam potong serta pengolahan produk peternakan dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan daya saing.
2. Mengoptimalkan pencegahan dan pengendalian penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan zoonosis, serta pengawasan lalu lintas ternak di daerah perbatasan dengan provinsi tetangga.
3. Pengembangan model peternakan dengan Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA) dengan limbah perkebunan-perkebunan sawit sebagai pakan ternak dikarenakan Provinsi Bengkulu memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan Siska.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan bahan pakan lokal untuk menekan biaya produksi.
5. Perlu penekanan pada setiap pejabat structural untuk memahami dan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja.
r
PEMERINTAH PROVINSI
BENGKULU
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN
HEWAN
Atamat : Jalan Museum Nomor 4 Bengkulu *?:24, Telepon 0736 - 21394, Faksimili 0736 '21431
Website ; http :/lwww.disnakkeswan.bengkuluprov.go.id
PERJANJIAN KINERJA TAHUN
2O2ONomor
:
W{
?61lNAkBrrAN 4/eoto
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabelserta berorientasi pada hasil, kamiyang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
DRH. NOPIYENI, MMAJabatan
:
Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkuluselanjutnya disebut Pihak Peilama
Nama :
DR. H. ROHIDIN MERSYAHJabatan
:
Gubernur BengkuluSelaku atasan Pihak Pertama, selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak Pertama pada tahun 2A20 ini berjanji akan mewujudkan target kineria tahunan
yang seharusnya sesuai lamplran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kineria
jangka
menengahseperti
yang telah
ditetapkandalam
dokumen perencanaan.Kebe*rasitan
dan
kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggungjawab kami.
Pihak
Keduaakan
melakukan supervisiyang
diperlukan sertraakan
melakukanevaluasi terhadap capaian kineria dan perianiian
ini
dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.Pihak Kedua,
GUBERNUR BENGKULU
Bengkulu, 20 Maret 2O2O
Pihak Pertama,
PLT. KEPAI.A DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
PROVINSI BENGKULU
Pembina Tingkat I
NrP. 19621119 199003 2001
Lampiran
:
Perjanjian
Kinerja
antaraKepala Dinas Peternakan dan
Kesehatan
Hewan
Provinsi BengkuluNomor
:
fu{+b?fNAl<Gsul AN-l/"Dzo
Tanggal
^ '
70 V^<A XatoPERJANJIAN KINERJA TAHUN
2A2OORGANISASI PERANGKAT DAERAH
OPD
:
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu TahunAnggaran
:
2A2OJumlah Anggaran Seluruh Program (APBD) : Rp.
1i.99i.240.000,-Jumlah Anggaran Seluruh Program (APBN) :
Rp.
6.633.256.000,-Bengkulu,20 Maret 2020 Pihak
Kedua,
Pihak Pertama,GUBERNUR
BENGKULU
PLT. KEPALA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWANPROVINSI BENGKULU
ifi
1Tujuan:
Meningkatnya Kontribusisub sektor Petemakan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Zoonosis dalam rangka mendukung perekonomian daerahPersentase Kontibusi sub sektor peternakan terhadap
PDRB
o/o 4,16
Sasaran
I
: Meningkatnyaproduksidaging
Produksidaging sapi Ton 3,580 Produksi daging kambing Ton 115
Produksidaging unggas Ton 10,153
Sasaran 2 : Meningkatnya
nilaitambah dan daya
saing produk hasil
petemakan
Nilaitambah susu o/o 3
Nilaitambah daging olo 3
Nilaitambah telur o/o 3
2
Tujuan:
MeningkatnyaTata Kelola Kineria OPD
Nilai Evaluasi SAKIP Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Level A
Sasaran : Meningkatnya
Tata Kelola Kineria OPD
Nilai Evaluasi SAKIP Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
REALISASI KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI BENGKULU TA 2O2O
i,fl:,r:: Nal ity,,tl TaPget Kineria caPt.an tr(ineria o/ I Tujuan : Meningkatnya Kontribusi sub sektor
Petemakan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular
Strategis dan Zoonosis dalam raflgka mendukung
perekonomian daerah
Persentase Kontibusi sub sektor peternakan terhadap PDRB
Yo 4.16 4.14 99.s2
Sasaran I : Meningkatnya
produksi daging
Produksi dasins saoi Ton 3.580 3,L49 87.96
Produksi dagine kambins Ton 115 L72 97.39
Produksi dasine unssas Ton 1 0,1 53 13,496 132.93
Sasaran 2 : Meningkatnya nilai
tambah dan daya saing produk
hasil peternakan
N lai tambah susu % -l 4 133.33
N lai tambah dasins o//o J 4 133.33
! lai tambah telur % 't 4 133.33
2
Tujuan : Meningkatnya Tata
Kelola Kinerja OPD
Nilai Evaluasi SAKIP
Dinas Petemakan dan Kesehatan Hewan
Level A
Sasaran : Meningkatnya Tata
Kelola Kinerja OPD
Nilai Evaluasi SAKIP
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Level A BengkulU,, Januari}D}l Plt. Kepala Dinas drh. M MT NrP. 19660i'i 99403