• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seperti telah diungkapkan di bagian depan dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seperti telah diungkapkan di bagian depan dari"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Seperti telah diungkapkan di bagian depan dari tuliaan ini bahwa analisis keragaan luas areal tanam dan produktivitas tanaman karet Indonesia didasarkan atas tiga kelompok wilayah produksi dan tiga jenis pengusahaan perkebunan. Wilayah produksi dikelompokkan atas wilayah Sumatera, wilayah Jawa, dan wilayah Kalimantan. Wilayah Kalimantan meliputi Kalimantan dan propinsi lainnya di luar wilayah Sumatera dan wilayah Jawa. Sedangkan analis is menurut j enis pengusahaan dibedakan menurut perkebunan karet rakyat, perkebunan karet swas ta dan perkebunan karet negara.

Pendugaan persamaan penawaran ekspor yang dianalisis meliputi penawaran ekspor karet alam Indonesia, Malaysia

dan Thailand. Sedangkan pendugaan persamaan harga karet alam ditekankan kepada analisis harga karet di pasar domestik (Indonesia) dan analisis harga karet di pasar internasional yang diwakili pasar karet alam New York, Amerika Serikat.

Pendugaan persamaan luas areal, produktivitas, pena- waran ekspor dan harga dirumuskan dalam satu model simultan. Model keragaan industri karet alam Indonesia di- duga dengan metoda 3 -SLS (Three Stage Least Squares) ,

dengan menggunakan data sekunder dari tahun 1969 hingga tahun 1991.

(2)

Nilai R 2 dari model yang diduga dengan matode 3-SLS (Three

-

Stage Least Squares) adalah cukup tinggi (R2 = 0.9881, artinya bahwa 99 persen dari variasi peubah endogen &gat dijelaskan oleh geubah eksogm yang a& &lam model.

6.1 Pendugaan Peraamaan Areal Tanaman m e t

6.1.1 Perkebuxmn askyat

Persamaan pendugaan areal tanam perkebunan rakyat dengan metoda 3-SLS (Three Stage Least Squares) untuk wilayah Sumatera (APRSt), wilayah Jawa (APRJt), ban wi- layah Kalimantan (APRKt) adalah sbb:

(3)

Dari enam peubah eksogen yang diduga berpangaruh terhadap v a r i a s i a r e a l tanaman k a r e t perkebunan rakyat, hanya peubah a r e a l beda kala dan kebijakan pola PIR wilayah Sumatera yang nyata masing-masing pada t a r a f

a = 1 person clan

u

= 10 persen. Untuk wilayah Jawa, . t e r d a p a t dua peubah yang berpengaruh terhadap a r e a l tana- m a n y a i t u peubah kebijakan pola P I R dengan t a r a f

u

= 5 persen, dan peubah a r e a l be& kala dengan t a r a f a = 1

persen. Sedangkan untuk wilayah Kalimantan peubah yang berpengaruh nyata adalah harga pupuk dengan t a r a f a = 10 persen, sedangkan peubah upah tenaga k e r j a , suku bunga uang dan kebi jakan P I R berpengaruh nyata pa& t a r a f a = 1

persen.

Areal tanam karet perkebunan rakyat d i Sumatera (APRSt) berhubungan p o s i t i f terhadap peubah harga pupuk ( H P U K t ) , kebijakan P I R dan a r e a l tanaman k a r e t be& kala, t e t a p i berhubungan negatif dengan peubah harga k a r e t domestik, upah tenaga k e r j a dan suku bunga uang.

Untuk a r e a l tanaman k a r e t perkebunan rakyat d i wilayah Jawa peubah harga k a r e t dalam negeri (HKDNt), upah tenaga k e r j a ( U T X J t )

,

suku bunga uang, dan a r e a l perke- bunan rakyat beda kala, berhubungan posi t i f dengan a r e a l tanam. Sedangkan peubah harga pupuk (HPUKt) dan kebija-

kan P I R berhubungan nega t i f dengan peubah a r e a l tanam

(4)

harga karet pasar domestik (HKDNt), harga pupuk, dan peubah areal tanam beda kala berhubungan negatif demgan areal tanam. Sedangkan peubah upah tenaga kerja dan peubah areal be& kala berhubungan positif dengan luas areal tanam.

Tanda koef isien regresi persamaan areal dugaan untuk peubah euku bunga uang ( S B U N ~ ) untuk wilayah Jawa dan wilayah Kalimantan, peubah harga karet di pasar domes-

tik (HKDN)

,

harga pupuk (HPUKt) untuk wilayah Sumatera,

upah tenaga kerja (UTK. t) untuk wilayah Jawa dan Kaliman- tan, serta kebi jakan pengembangan perkebunan pola PIR (Dl untuk wilayah Jawa, tidak sesuai dengan harapan. Disam- ping tan& yang tidak sesuai dengan harapan, terdapat perbedaan tanda koefisien regresi dari peubah yang sama untuk wilayah produksi yang berbeda.

Tanda koefisien regresi peubah upah tenaga kerja dalam

persamaan

areal di wilayah Jawa dan Kalimantan adalah positif. Hal ini berarti dengan naiknya tingkat upah tenaga kerja menyebabkan meningkatnya luas areal tanaman karet di kedua wilayah. Sedangkan untuk wilayah Sumatera, koefisien regresi peubah upah tenaga kerja bertanda negatif, artinya bila upah tenaga kerja naik akan berkurang luas areal tanam di wilayah tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan, dimana bila semakin tinggi tingkat upah maka akan semakin sedikit jumlah tenaga kerja

(5)

yang dapat digunakan, clan akhirnya akan semakin berkurang luas areal tanaman yang diusahakan.

Luas areal tanaman perkebunan karet rakyat berhubu- ngan positif dengan harga pupuk (BPmEt) untuk wilayah Sumatera, tetapi berhubungan negat if untuk wilayah Jawa

clan wilayah Kalimantan. Berarti untuk wilayah Jawa clan Kalimantan tan& yang diperoleh sesuai dengan harapan, aebaliknya untuk wilayah Sumatera tan& tersebut tidak sesuai dengan haragan. Negatif nya tan& hubungan luas areal tanaman karet dengan tingkat harga pupuk di wilayah Sumatera, kemungkinan dapat terjadi karena peubah pupuk bukan merupakan peubah yang dipertimbangkan &lam penen- tuan perilaku luas areal tanrrrrmn karet perkebunan rakyat di wilayah Sumatera. Tidak demikian halnya untuk wilayah Jawa dan Kalimantan, dimana bila harga pupuk meningkat permintaan terhadap pupuk berkurang dan akhirnya akan menyebabkan berkurang luas areal tanaman karet perkebunan rakya t

.

Luas areal tanaman karet perkebunan rakyat di wilayah Jawa dan wilayah Kalimantan berhubungan positif dengan suku bunga uang (SBUNt), artinya naiknya suku bunga uang di kedua wilayah ini diikuti dengan peningkatan luas areal tanaman karet perkebunan rakyat. Tanda koefisien suku bunga uang tidak sesuai dengan harapan, walaupun secara uji t-statistik pengaruhnya tidak nyata untuk wilayah Jawa, tetapi sangat nyata pada taraf a = 1 persen untuk

(6)

wilayah Kalimantan

.

Dengan demikian, bahwa perilaku luas areal tanaman karet perkebunan rakyat untuk wilayah Jawa adalah ti&k nyata dipengaruhi peubah suku bunga uang. Dengan demikian berarti bahwa peubah suku bunga uang bukan merupakan peubah yang dipertimbangkan &lam gengam- bilan keputusan penentuan luas areal tanam. Tetapi seba- liknya untuk wilayah Kalimantan, dimana besarnya suku bunga uang sangat nyata pengaruhnya terhadap perilaku areal tanaman karet perkebunan rakyat.

Hubungan antara areal tanaman karet perkebunan rakyat dengan pelaksanaan kebijakan pengembangan perkebunan dengan pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) yang digambarkan peubah kebi jakan (Dl

,

bertanda posi tif untuk wilayah Sumatera dan wilayah Kalimantan, tetapi bertanda negatif untuk wilayah Jawa. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa dengan dilaksanakan kebijakan pembangunan perkebunan dengan pola PIR, mendorong pertambahan areal tanaman perkebunan rakyat di wilayah Sumatera sebesar 33.8 ribu hektar dan di wilayah Kalimantan sebesar 96.2 ribu hektar. Walaupun kebijakan pengembangan perkebunan dengan pola PIR telah meningkatkan luas areal perkebunan rakyat dalam bentuk kebun plasma, tetapi pengurangan luas areal tanaman karet rakyat di wilayah Jawa untuk setiap ta- hunnya tetap terjadi. Hal ini terjadi karena pertambahan areal karet perkebunan rakyat melalui proyek PIR lebih kecil dibandingkan pengurangan areal tanaman karet yang

(7)

terjadi di wilayah Jawa. Terutama untuk beberapa tahun terakhir ini areal tanaman karet yang dikonversikan untuk keperluan lain sangat pesat peningkatannya. Jadi penyebab berkurangnya luas areal tanaman karet perkebunan rakyat di wilayah Jawa adalah karena adanya perubahan struktur penggunaan lahan. Dimana areal perkebunan karet yang beralih .fungsi lebih besar daripada pertambahan areal tanaman karet yang b a n baik karena dilaksanakannya kebi- jakan PIR maupun akibat dilaksanakanya program-program lainnya.

Pengaruh perubahan harga karet alam di pasar doniestik terhadap perilaku luas areal tanaman karet rakyat adalah tidak nyata untuk ketiga wilayah produksi. Artinya peubah harga karet alam pasar domestik bukan merupakan peubah yang dipertimbangkan dalam penentuan keputusan perluasan areal tanam.

Tanda koefisien regresi peubah harga untuk persamaan areal tanam karet di wilayah Sumatera dan wilayah Kaliman- tan tidak sesuai dengan yang diharapkan, sedangkan untuk wilayah Jawa sesuai dengan yang diharapkan. Adapun tanda koefisien regresi dari peubah luas areal tanam be& kala (APRt,l) adalah positif dan sesuai dengan yang diharap- kan di ketiga wilayah produksi. Artinya bahwa keputu- san untuk melakukan penanaman baru tanaman karet perke- bunan rakyat memperhitungkan tingkat harga yang terjadi di pasar dalam negeri.

(8)

Dari hasil pendugaan persamaan dengan metode 3-SLS, dapat dihitung elastisitas jangka pendek dan jangka pan- jang peubah persamaan areal perkebunan rakyat di wilayah Sumatera, wilayah Jawa dan wilayah Kalimantan seperti terlihat pada Tabel 6.1 berikut.

Tabel 6.1 Elastisitas Penduga Areal Perkebunan Rakyat

Sumatera Jawa Kalhantan Peubah

Jangka Jangka Jangka Jangka Jangka Jangka Pendek Panjang Pendek Panjang Pendek Panjang

1 . Harga Karet dalam n e g e r i -0.0002 0.001 0.001 0.006 -0,000 0.001 ( HKDN) 2 . Harga Pupuk (HPUK) 0.010 -0.426 0.130 0.726 -0.073 0.073 3. Upah Tenaga Kerja (UTK) -0.008 0.340 0.141 0.787 0.187 0.187 4 . Suku Bunga uang (SBUN) -0.007 0.298 0.036 0.201 0.196 0.196

Dari Tabel 6.1 di atas, dapat diketahui bahwa elastisitas peubah yang ada dalam persamaan areal tanaman karet perkebunan rakyat di ketiga wilayah produksi untuk

j angka pendek maupun j angka pan j ang adalah inelas tis

.

Artinya, apabila terjadi perubahan harga karet &lam negeri (HKDNt), upah tenaga kerja ( U T I C . ~ ) , harga pupuk

(HPUKt) atau suku bunga (SBUNt) sebesar 10 persen hanya akan menyebabkan perubahan luas areal tanaman karet perke- bunan rakyat kurang dari 10 persen. Lebih lanjut Tabel

(9)

rakyat dalam jangka panjang lebih besar dari elastisitas jangka pendek untuk setiap peubah yang ada &lam persa- maan. Artinya, setiap terjadi perubahan peubah eksogen yang dalam persamaan, akan lebih besar pengaruhnya &lam

jangka panjang dari pada jangka pendek.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa walaupun ada beberapa peubah eksogen yang terdapat pada persamaan areal tanaman karet perkebunan rakyat sangat nyata pe- ngaruhnya, tetapi tidak ada peubah yang dapat mempengaruhi luas areal dengan responsif. Artinya, perubahan perilaku luas areal tanaman karet tidak responsif terhadap peruba- han harga karet di pasar dalam negeri, harga pupuk, upah tenaga kerja maupun terhadap perubahan suku bunga.

6.1.2 P e r k e b u n a n B e s a r S w a s t a

Persamaan pendugaan areal tanaman perkebunan besar swasta dengan metoda 3 -SLS, untuk Sumatera (APBSt) , Jawa (APBJt), dan Kalimantan (APBKt), secara lengkap adalah sbb:

(10)

Areal tanaman karet perkebunan besar swasta di wilayah Sumatera sangat nyata dipengaruhi harga minyak sawit beda kala (HCPOt-l), harga pupuk (HPUXt). upah tenaga kerja (UTKSt)

.

dan areal tanam be& kala (APBSt- l)

pada taraf a = 1 persen. Untuk wilayah Jawa, peubah yang berpengaruh nyata pada taraf a = 5 persen terhadap variasi areal tanaman adalah upah tenaga kerja dan harga minyak sawi t beda kala. Sedangkan untuk wilayah Kalimantan peubah yang nyata pengaruhnya pada taraf a = 1 persen terhadap luas areal tanaman karet perkebunan besar swasta adalah upah tenaga kerja (UTKKt) dan luas areal tanam

(11)

Secara keseluruhan, harga karet di pasar inter- nasional tidak nyata pengaruhnya terhadap perubahan areal

tanam karet perkebunan besar swasta di ketiga wilayah pada taraf cu = 40 persen. Demikian juga untuk peubah suku bunga uang pengaruhnya terhadap perubahan luas areal tanaman tidak nyata pada taraf a = 10 persen.

Tanda koefisien regresi yang diperoleh tidak seluruhnya sesuai dengan yang diharapkan. Tanda koefi- sien regresi persamaan luas areal tanaman karet perkebunan besar swasta wilayah Sumatera yang tidak sesuai dengan harapan adalah untuk peubah suku bunga uang, harga komodi- tas alternatif beda kala, dan program PIR. Peubah harga karet di pasar internasional, harga komoditas alternatif beda kala, serta areal tanam beda kala untuk wilayah Jawa mempunyai koefisien regresi yang tidak sesuai dengan harapan. Sedangkan untuk wilayah Kalimantan, tan& koefi- sien regresi yang tidak sesuai dengan harapan adalah untuk peubah upah tenaga kerja, suku bunga uang, harga komoditas alternatif beda kala, dan program PIR.

Tidak nyatanya pengaruh perubahan harga karet alam di pasar internasional terhadap perilaku luas areal tanaman karet perkebunan besar swasta di wilayah Sumatera, Kalimantan maupun Jawa, menunjukkan bahwa harga karet di pasar internasional bukanlah rnerupakan peubah yang diper- timbangkan dalam penentuan keputusan luas areal tanam.

(12)

Artinya, keputusan berapa luasnya areal tanaman perkebunan \ . besar swasta tidak didasarkan kepada perkembangan harga karet alam yang terjadi di pasar internasional. Besarnya koefisien regresi untuk peubah harga di pasar inter- nasional berbeda-beda untuk ketiga wilayah produksi. Naiknya harga di pasar internasional mendorong pertambahan luas areal tanaman karet perkebunan besar swasta di wilayah Sumatera dan Kalimantan dalam jumlah yang kecil, tetapi menyebabkan berkurangnya areal tanaman karet perke- bunan besar swasta untuk wilayah Jawa.

Koefisien regresi peubah harga pupuk untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan bertanda negatif , ha1 ini sesuai dengan harapan. Artinya, bahwa peubah harga pupuk merupa- kan faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan keputusan yang menyangkut areal tanaman. Pengaruh harga pupuk terhadap perilaku areal tanaman tersebut nyata pada taraf a = 1 persen untuk wilayah Sumatera, pada taraf ar = 35

persen untuk wilayah Jawa, dan pada taraf ar = 25 persen untuk wilayah Kalimantan.

Kebijakan pengembangan perkebunan melalui pola PIR tidak nyata pengaruhnya terhadap perkembangan luas areal tanaman karet perkebunan besar swasta pada taraf a = 25

persen. Koefisien regresi peubah kebijakan PIR bertanda positif dan sesuai dengan harapan hanya terjadi untuk

(13)

wilayah Jawa, Artinya, setelah dilaksanakannya pengem- bangan perkebunan dengan pola PIR luas areal tanaman karet perkebunan besar swasta yang bertambah lebih besar dari areal yang berkurang untuk wilayah Jawa, tetapi untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan pengurangan lebih besar dari pertambahan areal tanam. Kemungkinan yang menjadi penyebab berkurangnya luas areal tanaman karet perkebunan besar swasta di wilayah Jawa dan Sumatera, adalah karena luasnya lahan tanaman karet perkebunan besar yang beralih fungsi atau diperuntukkan untuk tanaman lain.

Pengaruh harga komoditas alternatifnya (ECPOt-l) terhadap luas areal tanaman karet perkebunan besar swasta berbeda antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya. Tanda koefisien regresi peubah harga komoditas alternatif yang diperoleh untuk ketiga wilayah adalah posi tif , dengan demikian tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kemungkinan yang menjadi penyebab positifnya koefisien regresi tersebut, karena belum ada kompetisi penggunaan lahan tanaman karet dengan tanaman kelapa sawit pada perkebunan besar swasta. Kemungkinan ini dapat terjadi karena masih tersedianya areal cadangan yang dimiliki perkebunan besar swasta untuk mengusahakan tanaman alter- natif tanpa mengorbankan lahan tanaman karet yang telah ada

.

(14)

Luas areal tanaman karet perkebunan besar swasta berhubungan positif dengan peubah areal tanaman karet beda kala di wilayah Sumatera dan wilayah Kalimantan. Tanda dan besarnya koefisien regresi di kedua wilayah sesuai dengan harapan, serta nyata pa& taraf a = 1

persen. Artinya, bahwa untuk perkebunan besar swasta di wilayah Sumatera dan Kalimantan, keputusan tentang areal tanam tahun sekarang didasarkan kepada luas areal tanaman tahun sebelumnya. Sedangkan untuk wilayah Jawa, keputusan luas areal tanam sekarang tidak didasarkan kepada areal tanaman karet perkebunan besar swasta tahun sebelumnya.

Walaupun beberapa peubah eksogen yang ada dalam persamaan mempunyai tanda yang sesuai dengan yang diharap- kan, tetapi sebagian dari peubah tersebut pengaruhnya tidak nyata hingga taraf a = 40 persen.

Elastisitas jangka pendek dan elastisitas jangka panjang dari persamaan areal karet perkebunan besar swasta

terhadap beberapa peubah eksogen yang terdapat dalam persamaan penduga areal tanaman karet perkebunan besar swasta untuk wilayah Sumatera, wilayah Jawa dan wilayah sisanya adalah seperti terlihat pada Tabel 6.2.

Kecuali elastisitas jangka panjang peubah upah tenaga kerja di wilayah Kalimantan (UTKKt), semua elastisitas areal tanamam karet perkebunan besar swasta untuk jangka pendek maupun jangka panjang terhadap peubah eksogen yang

(15)

terdapat dalam persamaan adalah inelastis. Berar ti perilaku areal tanaman karet perkebunan besar swasta di ketiga wilayah tidak responsif terhdap perubahan harga karet alam di pasar internasional (BKAWt), upah tenaga ker j a perkebunan (UTK

.

1

,

harga pupuk (EPUKt 1 , maupun perubahan suku bunga uang (SBUNt)

.

Tabel 6.2 Elastisitas Penduga Areal Karet Perkebunan Besar Swasta

Sumatera Jawa Kalimantan

Peubah

Jangka Jangka Jangka Jangka Jangka Jangka Pendek Panjang Pendek Panjang Pendek Panjang

1. Harga Karet alam di pasar 0.001 0.001 -0.002 -0.002 0.003 0.006 d p i a (HKAN) 2. Harga Pupuk (HPUK) -0.086 -0.100 0.096 0.089 -0.254 -0.515 3. Upah Tenaga Kerja (UTK) -0.048 -0.056 -0.297 -0.275 0.619 1.255 4. Suku Bunga uang (SBUN) 0.019 0.022 -0.119 -0.011 0.067 0.134 5. Harga Minyak Sawit Beda 0.008 0.009 0.051 0.051 0.047 0.032 Kala (HCPOt-1)

Untuk wilayah Kalimantan, besarnya elastisitas areal perkebunan besar swasta terhadap peubah tenaga kerja dalam jangka panjang adalah 1.25. Artinya, dengan meningkat- nya upah tenaga kerja sebesar 10 persen akan mendorong pertambahan luas areal perkebunan besar swasta sebesar

(16)

12.5 persen. Dengan demikian perilaku luas areal tanaman karet perkebunan besar swasta di wilayah Kalimantan sangat responsif terhadap perubahan upah tenaga kerja.

6.1.3 Perkebunan Negara

Persamaan pendugaan areal tanaman perkebunan negara dengan metoda 3-SLS, untuk wilayah Sumatera (APNSt) dan wilayah Jawa (APNJt) adalah sbb:

Jawa

Pendugaan areal tanaman perkebunan negara untuk wilayah Kalimantan dan lain-lain, tidak dilakukan karena jumlah pengamatan tidak memenuhi. Areal tanaman karet perkebwan negara di wilayah Sumatera dipengaruhi secara nyata pada taraf cu = 1 persen oleh peubah harga

(17)

pupuk (HPUKt)

,

suku bunga uang (SBWt), dan kebijakan pengembangan perkebunan dengan pola PIR (Dl

.

Sedangkan untuk wilayah Jawa, tidak a& peubah eksogen yang berpe- ngaruh nyata terhadap perilaku luas areal tanaman karet perkebunan negara. Peubah harga karet memgunyai tan& hubungan yang positif, hanya peubah kebijakan pola PIR yang nyata pengarubnya terhadap perilaku luas areal tanam karet pa& taraf a = 30 persen, walaupun dengan tan& koefisien regresi yang tidak sesuai dengan harapan.

Tanda koefisien regresi dugaan persamaan areal tana- man perkebunan negara di wilayah Sumatera untuk peubah harga (HKANt), upah tenaga kerja (UTKSt), kebijakan PIR (Dl, dan peubah harga beda kala komoditi alternatif (HCPOt

-

sesuai dengan yang diharapkan

.

Sedangkan tanda koef isien regresi untuk peubah harga pupuk (HPUKt)

,

suku bunga ( S B W t ) , dan areal tanam beda kala (APBSt-l) tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam persamaan areal tanaman karet perkebunan negara wilayah Jawa, tan& koefi- sien regresi untuk peubah upah tenaga kerja, suku bunga uang, harga pupuk, kebijakan pengembanghn perkebunan dengan pola PIR, harga beda kala kamoditas alternatif, dan areal tanam beda kala tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pengaruh perubahan harga pupuk terhadap perilaku areal tanaman karet perkebunan negara untuk wilayah Suma- tera nyata pengaruhnya pada taraf a = 1 persen dan untuk

(18)

wilayah Jawa tidak nyata pengaruhnya pada taraf a = 40 persen. Baik untuk wilayah Sumatera maupun di wilayah Jawa, peningkatan harga pupuk diikuti peningkatan luas areal tanaman karet perkebunan negara. Hal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan, dengan gengertian bahwa peubah harga pupuk bukan merupakan peubah yang diper-

timbangkan dalam penentuan luas areal tanaman karet perke- bunan negara untuk wilayah Sumatera dan wilayah Jawa.

Peubah upah tenaga kerja dalam persamaan areal tana- man perkebunan negara di wilayah Sumatera dan Jawa m-unyai tanda koefisien regresi yang negatif untuk wilayah Sumatera dan tanda positif untuk wilayah Jawa, tetapi tidak berpengaruh nyata pada taraf a = 40 persen. Berarti peubah upah tenaga kerja tidak merupakan peubah yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan areal tanam baru karet perkebunan negara di wilayah Sumatera maupun di wilayah Jawa.

Besarnya pengaruh peubah suku bunga uang, kebijakan pola PIR, harga beda kala komoditas alternatif, dan peubah areal tanaman karet beda kala perkebunan negara terhadap perilaku areal perkebunan negara berbeda antara wilayah Sumatera dan wilayah Jawa. Peningkatan suku bunga uang dalam jumlah tertentu diikuti dengan pertambahan areal tanam karet di wilayah Sumatera dalam jumlah yang lebih besar dari pertambahan yang terjadi di wilayah Jawa.

(19)

Elastisitas jangka pendek Uan jangka panjang persa- maan areal tanaman karet perkebunan negara untuk wilayah Sumatera clan wilayah Jawa terhadap peubah harga karet alam, harga gupuk, auku bunga uang, harga be& kala komo- ditas alternatif, dan upah tenaga kerja semuanya adalah inelastis. Berarti perilaku areal tanarn karet perkebunan negara di wilayah Sumatera dan Jawa tidak responsif terha- dap perubahan harga karet di pasar internasional, peruba- han harga komoditas alternatif maupun perubahan suku bunga uang

.

Tabel 6.3 Elastistas Penduga Areal Karet Perkebunan Negara

Sumatera Jawa

Peubah

Jangka Jangka Jangka Jangka Pendek Pan j ang Pendek Pan j ang

1. Harga Karet alam di pasar 0.0001 0.00009 0.002 0.002 dunia (HKAN) 2. Harga Pupuk ( HPUK) 0.188 0.174 0.075 0.071 3. Upah Tenaga Kerja (UTK) -0.003 -0.003 0.195 0.186 4. Suku Bunga uang (SBUN) 0.496 0.460 0.182 0.173 5. Harga Minyak Sawi t Beda -0.012 -0.011 0.020 0.019 Kala (HCPOt-1)

Artinya, bila terjadi perubahan harga karet di pasar internasional (HKANt), harga pupuk (HPUKt), upah tenaga

(20)

kerja (UTK.t), atau suku bunga uang (SBUNt) sebesar 10

persen hanya akan mengakibatkan penurunan atau kenaikkan luas areal tanaman karet perkebunan negara di wilayah Sumatera maupun di wilayah Jawa kurang dari 10 persen. Besarnya elastisitas jangka pendek dan elastisitas jangka panjang untuk kedua wilayah ini relatif tidak jauh ber- beda. Tetapi elastisitas antar wilayah terdapat perbedaan yang cukup besar. Elastisitas peubah upah tenaga kerja dan suku bunga uang lebih elastis untuk wilayah Sumatera daripada untuk wilayah Jawa. Sebaliknya, terhadap peubah harga karet alam (lan harga pupuk, perubahan areal tanaman karet di wilayah Jawa lebih responsif dari perubahan areal tanaman karet di wilayah Sumatera.

Dari enam peubah bebas yang digunakan menduga persa- maan areal perkebunan rakyat, ada tiga peubah yang ber- pengaruh sangat nyata terhadap perilaku luas areal tanaman karet. Peubah yang berpengaruh sangat nyata terhadap perilaku Iuas areal tanaman karet perkebunan rakyat di wilayah Sumatera dan wilayah Jawa adalah peubah kebijakan PIR dan peubah areal beda kala. Sedangkan di wilayah Kalimantan, peubah yang berpengaruh nyata terhadap peri- laku luas areal tanaman karet perkebunan rakyat adalah upah tenaga kerja, suku bunga uang dan kebijakan PIR.

(21)

Dari tujuh peubah bebas yang digunakan menduga peraa- maan areal ada lima peubah bebaa yang berpengaruh sangat nyata terhadap perilaku areal tanaman karat perkebunan besar awasta. Peubah yang berpengaruh aangat nyata terha- dap gerilaku areal tanaman karet di wilayah Sumatera adalah harga pupuk, upah tenaga kerja, harga komoditi alternatif, kebi jakan PIR, dan areal tanam be& kala. Di wilayah Jawa peubah yang sangat nyata pengaruhnya adalah upah tenaga kerja dan harga komoditi alternatif

.

Sedang- kan di wilayah Kalimantan, peubah yang sangat nyata mem- pengaruhi gerilaku areal tanaman karet perkebunan swasta adalah peubah upah tenaga kerja dan peubah areal tanam beda kala.

Dari tujuh peubah bebas yang digunakan menduga persa- maan areal perkebunan negara, hanya tiga yang berpengaruh snagat nyata terhadap perilaku luas areal tanaman karet perkebunan negara di Sumatera adalah peubah harga pupuk, peubah suku bunga dan kebijakan PIR. Di wilayah Jawa, tidak ada peubah yang diduga berpengaruh sangat nyata terhadap perilaku luas areal tanaman karet pekebunan negara

.

Perilaku luas areal tanaman karet menurut wilayah produksi maupun jenis pengusahaan ternyata berbeda satu sama lain.

(22)

Dari besarnya elastisitas yang diperoleh, secara keseluruhan &pat dikemukakan bahwa bahwa perilaku luas areal tanaman karet untuk semua wilayah produkai dan semua j enis penguaahaan adalah tidak reaponsif terhadap peruba- han peubah eksogen yang ada &lam persamaan. Kecuali untuk perkebunan besar swas ta di wilayah Kalimantan, dimana untuk jangka panjang, perilaku luas areal tanam responsif terhadap perubahan upah tenaga kerja, ha1 ini terlihat dari elastisitas yang besarnya 1.25.

6.2 Penduga Persamaan Produktivitas Tanaman Karet 6.2.1 Perkebunan -at

Persamaan pendugaan produktivitas karet perkebunan rakyat di Sumatera dipengaruhi secara nyata pa& taraf a = 1 persen oleh suku bunga uang (SBUNt) dan peubah trend waktu. Sedangkan peubah curah hujan pengaruhnya terhadap produktivitas nyata pa& taraf or = 20 persen. Produk- tivitas perkebunan karet rakyat wilayah Jawa nyata dipe- ngaruhi suku bunga (SBUNt) dan peubah trend waktu pada taraf a = 1 persen. Sedangkan peubah curah hujan berpe- ngaruh nyata terhadap produktivitas pada taraf or = 20

persen. Sedangkan untuk produktivitas tanaman karet perkebunan rakyat wilayah Kalimantan, peubah yang berpe- ngaruh nyata pada taraf a = 1 persen adalah suku bunga uang (SBUNt), jumlah hari hujan (BCHKt), dan peubah

(23)

produktivitas beda kala (PVRKtWl)

.

Peubah trend waktu pengaruhnya terhadap produktivitas hanya pads taraf a = 20 gersen.

Adapun persamaan dugaan produktivitas tanaman karet perkebunan rakyat adalah sbb:

-

0.0001 APRSt + 4.9530 TREND + 0.0325 PVRSt-= (-0.0044) (4.2099)A (0.3087) Jawa + 0.0019 APRJt

-

11.4968 TREND

-

0.0459 PVRJt-l (0.0133) (-3.2670)A (-0.4468)

-

0.00001 APRKt

-

2.7406 TREND + 0.5900 (-0.0123) (-1.4714)E (9.5824)A

Tanda koefisien regresi peubah harga karet alam di pasar domestik di wilayah Jawa dan wilayah Kalimantan, curah hujan di wilayah Kalimantan, peubah trend waktu di wilayah Sumatera, peubah produktivitas beda kala di wilayah Sumatera dan wilayah Kalimantan sesuai dengan yang diharapkan. Tanda koefisien regresi peubah suku bunga

(24)

pada persamaan produktivitas tanrman karet perkebunan rakyat di ketiga wilayah produksi adalah positif, artinya suku bunga uang meningkat sejalan dengan peningkatan produktivi tas

.

Kemungkinan penyebab positifnya tanda koef isien regresi peubah tersebut, karena suku bunga uang tidak merupakan faktor pertimbangan &lam pengambilan keputusan penggunaan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas, seperti penggunaan input faktor, intensi tas pemeliharaan, maupun penggunaan bibit unggul

.

Kemungkinan l a i m y a adalah usaha yang lebih intensif untuk meningkatkan produktivitas untuk membayar peningkatan suku bunga uang.

Tanda koefisien regresi peubah trend waktu untuk persamaan produktivitas tanaman karet perkebrrnrrn rakyat di wilayah Sumatera positif, sedangkan untuk wilayah Jawa dan wilayah Kalimantan negatif. Peubah trend waktu berpe- ngaruh sangat nyata terhadap perilaku produktivitas tana- man karet perkebunan rakyat di wilayah Sumatera dan Jawa,

sedangkan di wilayah Kalimantan tidak berpengaruh nyata. Kemungkinan yang menyebabkan positifnya koefisien regresi peubah trend waktu dalam persamaan produktivitas tanaman karet perkebunan rakyat Sumatera adalah karena areal tanaman muda produktif lebih mendominasi areal tanaman karet rakyat yang ada. Sedangkan untuk wilayah Jawa dan wilayah Kalimantan, kemungkinan areal tanaman

(25)

muda yang belum berproduksi clan tanaman tua yang produk- tivitasnya mulai menurun mendominasi areal yang a&. Bila kemungkinan itu benar, maka untuk beberapa tahun mendatang ptoduktivitas tanaman karet perkebunan rakyat di wilayah Jawa dan wilayah Kalimantan masih tetap akan menurun hingga tanaman muda mulai berproduksi.

Positifnya koefisien regresi peubah trend waktu pada persamaan areal perkebunan rakyat di wilayah Sumatera, kemungkinan disebabkan telah diterapkannya tehnologi yang baik dalam pemeliharaan tanaman, penggunaan bibit unggul, maupun &lam pelaksanaan peremajaan dengan lebih teratur dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Besarnya elastisitas jangka pendek dan elastisitas jangka panjang untuk peubah yang terdapat dalam persamaan penduga produktivitas tanaman karet perkebunan rakyat di ketiga wilayah produksi yang dianalisis pada umumzlya adalah inelastis (Tabel 6.4).

Dari besaran elastisitas seperti terlihat pada Tabel 6.4, dapat disimpulkan bahwa produktivitas karet perkebunan rakyat di ketiga wilayah analisis tidak responsif terhadap harga karet alam di pasar domestik, suku bunga uang, hari hujan dan areal perkebunan rakyat

.

Tetapi bila dibandingkan antara ketiga wilayah, untuk jangka pendek produktivitas tanaman karet perkebunan rakyat untuk wilayah Jawa lebih responsif dari wilayah

(26)

lainnya terhadap suku bunga uang dan harga karet slam di pasar domestik.

Tabel 6.4 Elastisitas Penduga Produktivitas Perkebunan Rakyat

Suntatera Jawa Kalimantan

Peubah

Jangka Jangka Jangka Jangka Jangka Jangks

Pendek Panjang Pendek Panjang Pendek Panjang

1. Harga Karet dalam negeri 0.0002 0.0002 -0.0033 -0.0013 -0.0004 -0.0009 ( HKDN) 2 . Suku Bunga uang (SBUN) 0.1370 0.1416 0.9180 0.8777 0.2664 0.6498 3

.

Hari Huj an (HCEI. 1 0.0800 0.0827 0.1040 0.0994 -0.1488 -0.3629 4 . Areal Perke- bunan Rakyat -0.0003 -0.0003 0.0002 0 . 0 0 0 1 -0.0000 -0.0000 (APR. )

Produktivitas tanaman karet perkebunan rakyat di wilayah Jawa dan Xalimantan lebih responsif terhadap suku bunga uang dibandingkan dengan di wilayah Sumatera, baik untuk j angka pendek maupun untuk jangka panjang. Xecuali untuk wilayah Kalimantan, produktivitas tanaman karet perkebunan rakyat di wilayah Sumatera dan wilayah Jawa untuk jangka pendek lebih responsif dari pada jangka panjang terhadap perubahan harga karet domestik, hari hujan, luas areal tanam, dan tingkat suku bunga.

(27)

6.2-2 Perkebunan Beaar Swasta

Persamaan penduga produktivitas areal tan- karet perkebunan besar swas ta yang secara s tatistik nyata pengaruhnya minimal pada tingkat ar = 40 persen adalah peubah trend untuk ketiga wilayah analisis, areal pro- duksi (APB.t) untuk wilayah Sumatera dan wilayah Jawa, jumlah hari hujan (HCH. t) untuk wilayah Jawa dan wilayah Kalimantan, dan produktivitas beda kala (PVB, t, PVBXt-l) untuk wilayah Jawa dan Kalihantan. Secara lengkap pezsa- maan penduga produktivitas tanaman karet perkebunan besar

swasta adalah sbb: + 0.0016 APESt + 28.1992 TREND

-

0.0926 PVBSt-l (0.0093) (5.3323)A (-0.8077)

-

0.0004 APBJt + 4.1199 TREND + 0.3449 PVBJt-l (-0 .OlSO) (1.3496) E (2.8103)B

-

0.0001 APBKt + 13.9101 TREND + 0.5589 PVBKt-l (-0.0008) (3.0632) A (5.0182) A

(28)

Dari tan& koefisien regresi pendugaan produktivitas tanaman karet perkebunan besar swasta di wilayah Sumstera untuk produktivitas beda kala, tidak sesuai dangan hara- pan. Untuk persamaan produktivitas perkebunan besar swasta wilayah Jawa, tan& koefisien regresi peubah hari hujan dan areal perkebunan besar adalah peubah dengan tanda yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Demikian juga untuk persamaan produktivitas tanaman karet perkebu- nan besar swasta untuk wilayah Kalimantan, hanya tanda koefisien regresi peubah luas areal perkebunan besar wilayah Kalimantan yang tidak sesuai dengan harapan. Artinya, walaupun menurut uji t-statistik tidak semuanya nyata pada taraf a = 1 persen, tetapi menurut konsep ekonomi tanda tersebut adalah sesuai dengan harapan.

Produktivitas tanaman karet perkebunan besar swasta berhubungan negatif dengan suku bunga uang, artinya bila suku bunga uang meningkat maka produktivitas &an menurun. Artinya, dengan meningkatnya suku bunga uang maka akan memba tas i penggunaan pupuk maupun penggunaan tenaga ker j a dalam pemeliharaan tanaman yang akhirnya akan menyebab- kan menurunnya produktivitas tanaman.

Produktivitas tanaman karet perkebunan. besar swasta berhubungan posi tif dengan peubah curah hu j an di wilayah Jawa dan peubah trend waktu untuk ketiga wilayah produksi. Artinya, bahwa peningkatan jumlah hari hujan belwn

(29)

merupakan masalah bagi peningkatan produktivitas di wi- layah Jawa, tetapi berakibat turunnya produktivitas tana- man karet- untuk wilayah Sumatera dan Kalimnntan Sedangkan trend waktu yang berhubungan positif dengan produktivitas, ha1 ini sesuai dengan harapan. Dimana peubah trend waktu dapat menangkap kema juan teknologi yang terjadi, seperti penggunaan pupuk, obat-obatan maupun bibit unggul yang

semakin baik dan meluas.

Tanda koefisien regresi peubah produktivitas beda kala yang diperoleh bertanda negatif dan tidak sesuai dengan harapan untuk wilayah Sumatera, tetapi bertanda positif dan sesuai dengan harapan untuk wilayah Jawa dan wilayah Kalimantan Kemungkinan yang menyebabkan negatifnya koefisien regresi produktivitas beda kala untuk wilayah Sumatera kemungkinan disebabkan tanaman karet perkebunan besar swasta di kedua wilayah tersebut &lam kondisi produktivitas menurun akibat banyaknya tanaman tua mengha- silkan yang sedang menurun produktivitasnya.

Adapun besarnya elastisitas jangka pendek dan jangka pan j ang produktivi tas tanaman karet perkebunan besar swas ta untuk wilayah Sumatera, wilayah Jawa, dan wilayah Kalimantan adalah seperti terlihat pada Tabel 6.5.

Elastisitas produktivitas tanaman karet perkebunan besar swasta untuk semua peubah adalah inelastis

(30)

alam di pasar domestik, suku bunga uang, jumlah hari hujan atau luas areal tanam, dalam persentase tertentu hanya akan menyebabkan perubahan tingkat produktivitas &lam tanaman karet perkebunan besar swasta dalam persentase yang lebih kecil dari persentase perubahan geubah eksogen

tersebut.

Besarnya elastisitas produktivitas jangka pendek dan jangka panjang tanaman karet perkebunan besar swasta untuk masing-masing wilayah tidak berbeda jauh untuk wilayah Suma tera dan Jawa

.

Tetapi untuk wilayah Kalimantan, elastisitas jangka panjang lebih kurang dua kali lebih besar dari elastisitas jangka pendeknya.

Tabel 6.5 Elastisitas Penduga Produktivitas Perkebunan Besar Swasta

Sumatera Jawa Kalimantan

Peubah

Jangka Jangka Jangka Jangka Jangka Jangka Pendek Panjang Pendek Panjang Pendek Panjang

p p p p p -1. Harga Karet alam di pasar 0.0012 0 . 0 0 1 1 0.0027 0 , 0 0 4 1 0.0024 0.0054 dunia (HKAN) 2 . Suku Bunga uang (SBON) -0.0709 -0.0649 - 0 . 0 0 6 1 -0.0093 -0.1044 -0.2367 3 . Hari Hujan (HCH. ) -0.3983 - 0 . 3 6 4 5 0.0535 0,0817 -0.2327 -0.5275 4 . Areal Perke- bunan (APE.) 0.0003 0.0003 - 0 . 0 0 0 1 - 0 . 0 0 0 1 -0,0000 -0.0000

Dari besarnya elastisitas produktivitas tanaman karet perkebunan besar swasta yang diperoleh untuk setiap wi layah produks i, dapat dis impulkan bahwa a& respon yang

(31)

berbeda antar wilayah terhadap setiap peubah eksogen yang dianalisis. Perilaku produktivitas tanaman karet perkebu- nan besar swasta di wilayah Jawa dan wilayah Kal-tan, lebih responsif darigada gerilaku produktivitas tanaman di wilayah Sumatera terhadap perubahan harga karet alam di pasar domestik, hari hujan, dan luas areal tanaman. Untuk perubahan suku bunga uang, produktivitas karet perkebunan besar swasta wilayah sumatera dan wilayah Kalimantan lebih responsif dari produktivitas perkebunan besar swasta untuk wilayah Jawa.

Dari nilai elastisitas yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa . produktivi tas tanaman karet perkebunan besar swasta untuk wilayah Sumatera dan Xali- mantan lebih responsif kepada perubahan peubah ekonomi seperti harga karet di pasar internasional dan suku bunga uang dari pada peubah non ekonomi yaitu jumlah hari hujan dan luas areal tanaman. Sedangkan untuk wilayah Jawa, produktivitas tanaman karet perkebunan besar swasta lebih responsif terhadap perubahan harga karet di pasar interna- sional dan luas areal tanaman daripada perubahan jumlah hari hujan dan suku bunga uang.

Pendugaan persamaan produktivitas tanaman kare t

(32)

Sumatera dan Wilayah Jawa. Pendugaan persamaan produk- tivitas tanaman karet perkebunan negara untuk wilayah Kalimantan tidak dilakukan karena jumlah pengamatan yang tersedia tidak memungkinkan untuk memperoleh hasil pendugaan. Adapun persamaan dugaan produktivitas tanaman karet perkebunan negara adalah sbb:

+ 0.00001 APNSt + 10.3576 TREND + 0.5486 P W S t - l (0.0041) (3.5711)A ( 8 -1225)A

Jawa

-

0.00001 APNJt + 14.7180 TREND + 0.4808 PVNJt-l (-0.0010) (5.0646)A (6.9022)A

Untuk persamaan produktivitas karet perkebunan negara di wilayah Sumatera, peubah yang berpengaruh nyata pada taraf a = 1 persen adalah peubah trend waktu, dan peubah produktivitas be& kala (PVNSt-l)

.

Peubah yang berpengaruh nyata pada taraf a = 5 persen adalah peubah suku bunga uang (SBUNt)

.

Sedangkan peubah harga karet alam di pasar internasional (HKAN), hari hujan dan areal tanaman tidak nyata pengaruhnya pada taraf a = 40 persen. Untuk persamaan pendugaan produktivitas karet perkebunan negara di wilayah Jawa, peubah yang berpengaruh sangat

(33)

nyata pada taraf a = 1 persen adalah peubah trend waktu dan peubah produktivitas beda kala. Sedangkan peubah suku bunga uang berpengaruh nyata pa& taraf a = 30 persen, dan peubah hari hujan berpengaruh nyata terhadap produktivitas pada taraf a L: 35 persen. Peubah harga karet di pasar

internasional dan luas areal tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan produktivitas tanaman karet perkebunan negara di wilayah Jawa pada taraf a x 40 persen.

Pengaruh harga karet di pasar internasional terhadap produktivitas tanaman karet perkebunan negara tidak.nyata pada taraf a = 40 persen. Demikian juga untuk peubah areal tanaman karet pengaruhnya terhadap produktivitas tanam karet untuk wilayah Sumatera dan Jawa tidak nyata pada taraf a = 40 persen. Harga karet di pasar interna- sional dan luas areal tanaman karet yang tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas tanaman karet perkebunan negara, kemungkinan dapat disebabkan karena harga karet di pasar internasional dan luas areal tanaman tidak mempe- ngaruhi pelaksanaan pemupukan, dan pemeliharaan tanaman. Dengan demikian, perubahan harga karet di pasar interna- sional maupun luas areal tanam tidak mempengaruhi produk- tivi tas

.

Adapun besarnya elastisitas jangka pendek dan elas- tisitas jangka panjang produktivitas tanaman karet

(34)

perkebunan negara yang dihitung dari hasil pendugaan 3-SLS

adalah seperti terlihat pada Tabel 6.6 berikut.

Tabel 6.6 Elastisitas Penduga Produktivitas Perkebunan Negara

Sumatera Jawa

Peubah

Jangka Jangka Jangka Jangka Pendek Pan j ang Pendek Pan j ang

1. Harga Karet alam di pasar -0.0001 -0.0001 -0.0001 -0.0001 dunia (HICAN) 2. Suku Bunga uang (SBUN) -0.0133 -0.0294 -0.0070 -0.0134 3. Hari Hu jan (HCH. ) 0.0004 0.0010 0.0022 0.0043 4. Areal Perke- bunanNegara 0.0000 0.0000 -0.0000 -0.0000 ( APN

.

)

Dari Tabel 6.6 dapat disimpulkan bahwa elastistas produktivitas karet perkebunan negara pa& jangka pendek maupun jangka panjang untuk peubah harga karet alam di pasar internasional, hari hujan, luas areal tanam, dan suku bunga uang adalah inelastis. Malahan untuk peubah luas areal tanam dan peubah harga karet di pasar interna- sional, elastisitas produktivitas tanaman karet perkebunan negara untuk wilayah Sumatera dan Jawa mendekati inelastis sempurna. Artinya perubahan harga karet di pasar inter- nasional, hari hujan, luas areal tanam, tidak mempengaruhi produktivitas tanaman karet perkebunan negara di kedua

(35)

wilayah produksi. Kemungkinan yang menjadi penyebabnya adalah telah adanya standar pemeliharaan dan pemupukan tanaman tanpa mempertimbangkan harga produk maupun luas areal tanaman yang ada.

Dari besaran elastisitas produktivitas tanaman karet perkebwan negara yang diperoleh, terdapat perbedaan respon produktivitas antara wilayah Sumatera dengan wilayah Jawa dalam jangka panjang maupun jangka pendek, terhadap perubahan hari hujan dan suku bunga. Sedangkan perubahan areal tanaman hampir tidak berpengaruh terhadap produktivitas tanaman karet perkebunan negara untuk jangka pendek maupun jangka panjang, ha1 ini terlihat dari elas-

tisitas yang mendekati nol.

Dari enam peubah bebas yang digunakan menduga persa- maan produktivi tas tanaman perkebunan rakyat ada empat peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap perilaku produktivitas tanaman karet perkebunan rakyat. Untuk wilayah Sumatera dan wilayah Jawa peubah yang nyata pe- ngaruhnya adalah peubah suku bunga uang dan peubah trend waktu. Untuk wilayah Kalimantan peubah yang berpengaruh sangat nyata terhadap perilaku produktivitas tanaman karet perkebunan rakya t adalah peubah suku bunga uang, hari hujan dan produktivitas beda kala.

(36)

Dari enam peubah bebas yang digunakan menduga persa- maan produktivitas tanaman karet perkebunan besar swasta,

.

ada tiga peubah bebas yang berpengaruh. Peubah yang berpengaruh terhadap perilaku produktivitas tanaman karet perkebunan besar swasta di Sumatera adalah peubah hari hujan dan peubah trend waktu. Untuk wilayah Jawa, peubah yang nyata mempengaruhi perilaku produktivitas tanaman karet perkebunan besar swasta adalah peubah produktivitas beda kala. Sedangkan di wilayah Kalimantan, peubah yang sangat nyata pengaruhnya terhadap perilaku produktivitas tanaman karet perkebunan besar swasta adalah peubah trend waktu dan produktivitas beda kala.

Dari enam peubah bebas yang digunakan menduga persa- maan produktivitas tanaman karet perkebunan negara ada tiga peubah yang sangat nyata berpengaruh terhadap peri- laku produksi tanaman karet perkebunan negara di wilayah Sumatera adalah peubah suku bunga, trend waktu dan produk- tivitas beda kala. Peubah yang berpengaruh sangat nyata terhadap perilaku produktivitas tanaman karet perkebunan negara di wilayah Jawa adalah peubah trend waktu dan produktivitas beda kala.

Terdapat perilaku produktivitas tanaman karet yang berbeda baik menurut wilayah produksi maupun jenis pengu- sahaan terhadap peubah eksogen yang diduga berpengaruh.

(37)

Dari besarnya elastisitas yang diperoleh dapat dike- mukakan bahwa perilaku produktivitas tanaman karet dari semua jenis pengusahaan di semua wilayah produksi adalah tidak responsif terhadap peubah harga karet alam, hari curah hujan, luas areal maupun suku bungs uang. Dimana bila terjadi perubahan dalam persentase tertentu &ri peubah eksogen tersebut hanya menyebabkan perubahan pro- duktivitas &lam persentase yang lebih kecil dari peruba- han peubah eksogen tersebut.

6.3 Pendugaau

Persamaan

Ekspor Karet

Alam

6 - 3 -1 Indonesia

Pendugaan ekspor karet alam Indonesia dilakukan dengan metoda pendugaan 3-SLS. Adapun persamaan pendugaan ekspor karet alam Indonesia adalah sbb:

Dari persamaan dugaan ekspor karet alam Indonesia di atas, dapat diketahui bahwa tidak semua peubah yang ada dalam persamaan berpengaruh nyata. Dari sembilan peubah bebas yang terdapat dalam persamaan ekspor hanya dua peubah yang berpengaruh nyata pada taraf a = 5 persen,

(38)

yaitu adalah peubah nilai tukar, dan peubah impor karet alam dunia (IMKW)

.

Peubah pendapatan Amerika Serikat (GNPAt) dan peubah pendapatan Jepang (GNPJt), pengaruhnya nyata secara berurutan pada taraf at = 40 persen dan a = 10

persen.

Pajak ekspor karet alam Indonesia (TOEKt) dan peubah ekspor karet alam Indonesia beda kala (EXKIt-l) masing- masing pengaruhnya nyata pada taraf ac = 35 persen. Peubah harga karet di pasar internasional tidak berpengaruh nyata pada taraf ac = 40 persen, demikian juga untuk peubah harga karet sintetis (HKSLt) tidak berpengaruh nyata pada taraf a = 40 persen. Juga produksi karet alam Indonesia (PKAIt) tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor karet alam Indonesia pada taraf a = 40 persen.

Tanda koefisien regresi ekspor karet alam Indonesia untuk peubah harga karet di pasar internasional (HKANt), harga karet sintetis (HKSLt)

,

produksi karet Indonesia

(PKAIt), impor karet alam dunia (IMKWt) dan peubah ekspor karet alam Indonesia be& kala (EXKIt-l) bertanda negatif dan tidak sesuai dengan harapan. Peubah pajak ekspor mempunyai tanda koef isien regres i yang nega tif dan sesuai dengan harapan. Koefisien regresi peubah GNP Amerika Serikat, GNP Jepang dan nilai tukar bertanda positif sesuai dengan harapan. Hal ini menggambarkan bahwa

(39)

peningkatan GNP Amerika Serikat dan GNP Jepang berpengaruh positif terhadap perilaku ekspor karet slam Indonesia.

Koefisien regresi geubah harga karet sintesis (HKSLt 1 ber tanda negatif

,

menun jukkan adanya kemungkinan karet sintesis merupakan barang komplemen dari karet alam Indonesia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Muslim (19901, Zen dan Gunawan (1987) yang mengemukakan bahwa karet sintetis bukan merupakan substitut karet alam tetapi merupakan komplemen. Karet sintetis adalah meru- pakan bahan campuran dari karet alam untuk menghasilkan produk-produk tertentu, seperti pembuatan ban radial, dll. Dari Tabel 6.7 dapat dilihat bahwa elastisitas pena- waran ekspor karet alam untuk semua peubah eksogen yang diamati lebih elastis untuk jangka pendek dari pada jangka panj ang

.

Hal ini terjadi karena tanda koef isien regresi peubah ekspor karet alam Indonesia beda kala tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk jangka pendek, penawaran ekspor karet alam Indonesia responsif terhadap perubahan impor karet alam dunia dan perubahan pendapatan masyarakat Jepang. Artinya, dengan meningkatnya impor karet alam dunia atau pendapatan masyarakat Jepang sebesar satu persen akan mengakibatkan perubahan volume ekspor karet alam Indonesia dalam persentase yang lebih besar dari perubahan impor

(40)

karet alam dunia maupun perubahan pendapatan masyarakat Jepang tersebut.

Elastisitas ekspor karet alam Indonesia terhadap perubahan pendapatan masyarakat Amerika Serikat untuk jangka pendek dan jangka panjang bertanda positif dan inelastis. Artinya, peningkatan pendapatan masyarakat Amerika Serikat untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang tidak besar pengaruhnya terhadap pertambahan ekspor karet alam Indonesia. Dengan kata lain, perilaku ekspor karet alam Indonesia tidak responsif terhadap peru- bahan pendapatan masyarakat Amerika Serikat, Padahal Amerika Serikat adalah merupakan negara tujuan ekspor karet alam Indonesia yang utama.

Penawaran ekspor karet alam Indoensia tidak responsif terhadap perubahan produksi karet alam Indonesia, nilai tukar, dan pajak ekspor karet alam Indonesia.

Tabel 6.7 Elastisitas Penduga Ekspor Karet Alam Indonesia Elastisitas Elastisitas No. Peubah Jangka Pendek Jangka Pan j ang

Harga Karet di Internasional Harga Karet Sintetis Produksi Karet Indonesia

Impor Karet Dunia Nilai Tukar

Pendapatan Amerika Serikat

Pendapa tan Jepang Pajak Ekspor

(41)

6.3.2 Malaysia

Dari hasil pendugaan persamaan ekspor karet alam

Malaysia dengan metoda 3-SLS adalah sbb:

Peubah yang ada dalam persamaan penawaran ekspor karet alam Malaysia yang berpengaruh nyata pada taraf

ar = 1 persen adalah produksi karet alam Malaysia, stok

karet alam Malaysia, dan ekspor karet alam Malaysia beda

kala. Bila dilihat dari tanda koefisien regresi yang

diperoleh, semua tanda koefisien regresi yang diperoleh sesuai dengan harapan. Tetapi ada peubah yang pengaruhnya secara uji statistik tidak nyata pengaruhnya pada taraf

ar = 40 persen, yaitu harga karet alam di pasar interna-

sional

.

Tanda koefisien regresi peubah harga karet di pasar

internasional dalam persamaan ekspor karet Malaysia

positif, berarti bila harga karet alam di pasar inter-

nasional meningkat, maka jumlah ekspor karet alam Malaysia akan meningkat. Dengan demikian ada hubungan yang positif antara harga karet di pasar internasional dengan perilaku

(42)

produksi karet slam Malaysia, jumlah stok, dan jumlah volume ekspor beda kala Malaysia berpengaruh sangat nyata

pada taraf a = 1 persen terhadap perilaku ekspor karet

alam Malaysia.

Elastisitas persamaan penawaran ekspor karet slam

Malaysia terhadap harga karet alam, produksi, nilai

tukar, dan stok karet dalam jangka pendek dan jangka

panjang adalah seperti terlihat pada Tabel 6.8.

Dari elastisitas yang dapat dilihat pada Tabel 6.8, ekspor karet alam Malaysia hanya responsif terhadap peru- bahan produksi karet alam Malaysia dalam jangka panjang.

Tabel 6.8 Elastisitas Penduga Penawaran Ekspor Karet Alam Malaysia

No. Peubah

- - - - - -- - -

Elastisitas Elastisitas

Jangka Pendek Jangka Pan j ang

1. Harga Karet di

Pasar Dunia

2. Produksi Karet

Alam Malaysia

3. Nilai Tukar

4. Stok Karet Alam

Malaysia

Elastisitas penawaran ekspor karet alam Malaysia untuk

peubah harga karet di pasar internasional, nilai tukar, dan stok karet alam Malaysia untuk jangka pendek dan j angka pan j ang inelastis

.

Untuk semua peubah yang diana- lisis, elastisitas penawaran karet alam untuk jangka

(43)

perilaku ekspor karet slam Malaysia lebih responsif terha- dap harga karet alam di pasar internasional, produksi karet Malaysia, nilai tukar, maupun stok karet alam Malay- sia dalam jangka panjang daripada dalam jangka pendek.

6.3.3 Thailand

Basil pendugaan persamaan ekspor karet alam Thailand dengan 3-SLS adalah sbb:

Peubah eksogen yang berpengaruh nyata pada taraf

a = 1 persen terhadap perilaku penawaran ekspor karet alam

Thailand adalah nilai tukar (NTBTt), produksi karet alam Thailand (PKATt), dan penawaran ekspor karet alam Thailand

beda kala. Untuk koefisien regresi peubah harga karet

alam di pasar internasional dan peubah stok, tanda koefi- sien regresi yang diperoleh untuk harga karet alam tidak sesuai dengan harapan, dan pengaruhnya tidak nyata pada taraf a = 1 5 persen.

Tanda koefisien regresi untuk peubah harga karet alam

di pasar internasional negatif. Berarti bila terjadi

peningkatan harga karet alam di pasar internasional sebe- sar satu dollar US untuk setiap ton akan menyebabkan

(44)

berkurang jumlah ekspor karet alam Thailand sebesar 0.2 ton. Pengurangan yang terjadi relatif kecil dan secara statistik tidak nyata pada taraf ct = 40 persen. Dengan demikian peubah harga karet alam di pasar internasional bukan merupakan peubah yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan penentuan perilaku ekspor karet alam Thailand.

Perubahan iilai tukar mata uang Thailand terhadap dollar Amerika Serikat berpengaruh nyata pa& taraf a = 1 persen terhadap perilaku ekspor karet slam Thailand. Artinya, Thailand dapat meningkatkan ekspor karet alamnya melalui kebijakan devaluasi mata uangnya.

Elastisitas penawaran ekspor karet alam Thailand untuk jangka pendek dan jaqgka panjang terhadap peubah harga, produksi, nilai tukar dan stok karet alam adalah seperti terlihat pada Tabel 6.9.

Tabel 6.9 Elastisitas Penduga Penawaran Ekspor Karet Alam Thailand

No Peubah Elastisitas Jangka Elastisitas Jangka Pendek Pan j ang

1. Harga Karet Alam

di Pasar Dunia -0.000

2. Produksi Karet

Alam Thailand 0.363

3. Nilai Tukar 0.542 4. Stok Karet Alam

(45)

Dari Tabel 6.9 dapat dilihat bahwa elastisitas pena- waran ekspor karet alam Thailand terhadap peubah nilai tukar, harga karet slam di pasar internasional, produksi karet alam Thailand, dan stok karet alam Thailand untuk j angka pendek maupun j angka pan j ang adalah inelastis

,

kecuali untuk peubah nilai tukar dalam jangka panjang adalah elastis. Artinya, bila terjadi perubahan dari harga karet alam di pasar internasignal, produksi karet alam Thailand, nilai tukar dan stok karet alam Thailand sebesar satu persen hanya mengakibatkan perubahan ekspor karet alam Thailand kurang dari satu persen. B a M a n elastisitas ekspor karet alam Thailand untuk peubah harga karet di pasar internasional mendekati nol.

Dari empat peubah yang dikemukakan di atas, perilaku ekspor karet alam Thailand lebih responsif terhadap peru- bahan produksi karet alam Thailand dan nilai tukar &lam jangka pendek maupun jangka panjang daripada akibat peru- bahan peubah lainnya. Dengan demikian kebijakan devaluasi dan kebijakan peningkatan produksi akan mendorong pe- ningkatan ekspor karet alam Thailand dibandingkan dengan usaha-usaha lainnya.

Dari sembilan peubah bebas yang digunakan menduga persamaan ekspor karet alam Indonesia hanya ada dua peubah

(46)

bebas yang berpengaruh nyata, yaitu peubah impor karet

alam dunia dan nilai tukar. Sedangkan peubah pajak eks-

por, GNP Amerika Serikat, GNP Jepang, pajak ekspor karet alam Indonesia, harga karet sintesis, dan ekspor karet alam Indonesia beda kala adalah tidak berpengaruh nyata.

Elastisitas ekspor karet alam Indonesia terhadap peubah harga karet alam di pasar internasional, harga karet sintetis, produksi karet alam Indonesia, nilai tukar, GNP Amerika Serikat, dan pajak ekspor dalam jangka pendek maupun jangka panjang inelastis. Sedangkan elasti-

sitas ekspor karet alam Indonesia terhadap peubah impor

karet alam dunia dan peubah GNP Jepang untuk jangka pendek elastis, tetapi untuk jangka panjang inelastis.

Dari lima peubah yang digunakan menduga persamaan ekspor karet alam Xalaysia, hanya tiga peubah yang ber-

pengaruh nyata, yaitu peubah produksi karet, stok karet

alam, dan ekspor karet Malaysia. Sementara itu elastisi-

tas penawaran ekspor karet alam Malaysia, hanya elastis terhadap peubah produksi karet alam Malaysia untuk jangka

pendek jangka panjang, sedangkan elastisi tas peubah

lainnya untuk untuk jangka pendek maupun jangka inelastis. Dari lima peubah yang digunakan menduga persamaan penawaran ekspor karet alam Thailand, ada tiga peubah

bebas yang berpengaruh nyata pada taraf a = 1 persen,

(47)

dan peubah ekspor karet slam Thailand beda kala. Sedang- kan harga karet alam di pasar internasional dan peubah stok karet alam Thailand tidak berpengaruh nyata pada penawaran ekspor karet alam Thailand.

Elastisitas ekspor karet alam Thailand terhadap peu- bah harga karet di pasar internasional, peubah produksi dan peubah stok karet alam Thailand untuk jangka pendek adalah inelastis. Tetapi untuk jangka panjang elastisitas ekspor karet alam Thailand terhadap nilai tukar adalah elastis

.

6.4

Pendugaan Persamaan Harga Karet Alam

6.4.1 Harga di Pasar D a l a m Negeri

Dari dugaan persamaan harga karet alam di pasar

dalam negeri dengan metode 3-SLS adalah sbb:

+ 0.4277 NTRIt

-

17.2470 TREND + 0.3854 HKDNt-l (3.0194)A (-1.3246)E (3 -4504)A

Dari persamaan harga karet alam di pasar dalam negeri di atas, peubah nilai tukar (NTRIt) dan peubah harga beda

kala (HKANt-l) adalah peubah yang berpengaruh nyata pada

taraf CY = 20 persen. Sedangkan peubah harga karet di

pasar internasional ( E m t ) , produksi karet Indonesia

Gambar

Tabel 6.1  Elastisitas Penduga Areal Perkebunan Rakyat
Tabel  6.2  Elastisitas  Penduga  Areal  Karet  Perkebunan  Besar Swasta
Tabel  6.3  Elastistas  Penduga  Areal  Karet  Perkebunan  Negara
Tabel 6.4  Elastisitas  Penduga Produktivitas Perkebunan  Rakyat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenderal Perkebunan, 2015). Data luas areal dan jumlah produksi perkebunan teh rakyat Jawa Barat menurut Kabupaten tahun 2014 disajikan pada Tabel 1. Di Kecamatan Ciwidey Kabupaten

Tabel 1. Perkembangan Luas Areal, Produksi, Produktivitas dan Petani Perkebunan Kelapa dalam Bentuk Kopra Kabupaten Buton Kecamatan Lasalimu tahun 2014-2016. Bagi masyarakat

Untuk Propinsi Lampung, luas areal perkebunan karet rakyat pada tahun 2009 adalah 54.830 ha dengan produksi rata-rata pertahun mencapai 24.359

Nilai elastisitas dari respons luas areal tanaman karet alam, respons produktivitas karet alam, dan respons penawaran karet alam dalam jangka pendek dan jangka

1. JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA TENGAH D.I.. Luas Areal dan Produksi Kelapa Hibrida Perkebunan Besar Swasta Menurut Provinsi dan Keadaan Tanaman Tahun 2015**). Table

Perkebunan Teh di Kendal, Jawa Tengah menetapkan luas areal pemangkasan sebesar 25 % per tahun dari luas total areal tanaman menghasilkan (TM) yang dibagi dalam dua

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2019 32 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Analisis deskriptif Produksi karet yang meliputi jumlah luas areal perkebunan dalam satuan hektar dan jumlah

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis trend peramalan luas areal dan produktivitas kakao pada perkebunan rakyat di Indonesia dan Jawa Timur serta untuk mengetahui alasan