LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
PENGOLAHAN KARET REMAH/CRUMB RUBBER SIR 20
DI PT. INSAN BONAFIDE BANJARMASIN
KALIMANTAN SELATAN
Oleh DEWI MAWAR NIM. 050 500 027
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL
PERKEBUNAN
JURUSAN PENGELOLAAN HASIL HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2009
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah dilaksanakan di PT. Insan Bonafide Pabrik karet remah/crumb rubber SIR 20 Banjarmasin. Kegiatan PKL dilaksanakan selama 2 bulan terhitung dari tanggal 11 maret sampai dengan 8 mei 2008.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Dosen Penguji,
.
Direktur,
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Wartomo, MP. NIP. 131791587
Lulus ujian pada tanggal
Khusnul Khotimah, S.TP NIP. 132317915 Ernita Obeth, SP, M. Agribus s
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Karya Ilmiah ini.
Adapun maksud penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (A.Md) di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Keberhasilan dan kelancaran dalam penulisan Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Papah dan Mama serta kakak dan adik tercinta yang telah banyak memberikan motivasi dan doa kepada penulis selama ini.
2. Bapak Ir. Wartomo, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
3. Edy Wibowo Kurniawan, S.TP,M.Sc, selaku Ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan.
4. Ibu Ernita Obeth, SP, M.Agribuss, selaku dosen pembimbing yang telah banyak mencurahkan perhatian untuk membimbing dan memberikan motivasi dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan Karya Ilmiah ini.
5. Ibu Khusnul Khotimah, S.TP, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan nasehat dan motivasi dalam menyelesaikan Laporan Karya Ilmiah ini.
6. Bapak Ibu dosen serta seluruh staf dan teknisi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP).
7. My Lovely dan Mutiara Shifa Aulia sayang yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan sayangnya untuk ku.
8. Teman-teman tersayang, Setia, Asnani, Aldo, Rizki, Shinta yang telah banyak membantu terselesainya Laporan Karya Ilmiah ini.
Semoga amal baik dan keikhlasannya akan mendapatkan pahala dari ALLAH SWT. Amin! Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga Laporan Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Hasil Yang Diharapkan... 2
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN... 3
A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 3
B. Manajemen Perusahaan... 3
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL ... 4
III. HASIL PRAKTEK... 5
A. Sortasi Bahan Olah Karet ... 5
B. Pengolahan Lembar Blanket (Lembaran Crepe) ... 7
C. Pengolahan Bongkahan crumb rubber SIR 20... 10
D. Penge mpaan (Pengepresan) ... 12
E. Penentuan Mutu Crumb Rubber SIR 20 ... 14
a. ... Penentua n Kadar Kotoran... 14
b... Penentua n Kadar Abu... 17
c. ... Penentua n Kadar Zat Menguap... 18
d... Penentua n Nilai PRI... 21
F. Pengepakan Karet Remah/Crumb Rubber SIR 20 ... 23
G. Pengolahan Air Limbah ... 25
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 27
A. Kesimpulan... 27
B. Saran... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 30
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Penumpukan Bahan Baku dan Mesin Sherkel ... 26
2. Kontaminasi Serpihan Kayu dan Sortasi Secara Manua l... 27
3. Pencucian dan Mesin Hammer Mill... 28
4. Konveyor Keranjang dan Mesin Mangle ... 28
5. Lipatan Blanket dan Sadaian... 29
6. Alat Uji Berat Blanket dan Blanket Sebelum Diremahkan... 29
7. Troly yang Berisi Remahan Blanket dan Crumb Rubber ... 30
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada akhir-akhir ini dirasakan adanya persaingan yang makin kuat antara karet sintesis dan karet alam. Jalan keluar yang harus di tempuh oleh karet alam adalah berusaha mengatasi persaingan tersebut dengan jalan menurunkan biaya produksi dan memperbaiki penampilan karet di pasar dunia dengan bentuk baru ya ng berbeda dengan hasil pengolahan secara konvensional dengan mengikuti bentuk produk karet sintesis yaitu berbentuk bongkah. Karet remah/crumb rubber merupakan karet yang dibuat secara khusus sehingga mutu teknisnya terjamin yang penetapannya didasarkan pada sifat-sifat teknis. Hasil spesifikasi teknis disimpulkan dalam suatu standar yaitu
Standard Indonesia Rubber (SIR). Pabrik karet remah/crumb rubber
menghasilkan berbagai bahan baku untuk berbagai industri seperti ban, bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang, karet gelang, mainan dari karet, dan berbagai produk lainnya (Zuhra, Cut Fatimah, 2006).
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Program Studi Tekologi Pengolahan Hasil Perkebunan memasukan Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) untuk membentuk Ahli Madya yang memiliki Keterampilan di bidang pengolahan tanaman perkebunan. Salah satu upaya yang dilakukan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan profe sional dibidang perkebunan adalah melakukan kegiatan
Praktik Kerja Lapang sebagai suatu program yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa sekaligus merupakan salah satu syarat kelulusan.
Kegiatan Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan oleh mahasiswa guna menambah pengalaman dan keterampilan teknis dilapangan, disamping teori-teori dan praktik yang diperoleh selama di bangku kuliah. Kegiatan Praktik Kerja Lapang ini merupakan rangkaian kegiatan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda yang dilaksanakan di berbagai perusahaan perkebunan yang ada di Kalimantan Timur.
B. Tujuan
1. Memahami tentang pengolahan karet remah/crumb rubber SIR 20.
2. Menambah pengetahuan tentang penentuan mutu atau kualitas karet remah/crumb rubber SIR 20.
3. Memahami sistem pengolahan air limbah pabrik karet remah/crumb
rubber SIR 20.
C. Hasil Yang Diharapkan
Dari kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan dasar teori mengenai pengolahan karet remah karet remah/ crumb rubber SIR 20 dan pengolahan air limbah, sehingga pengetahuan yang diperoleh nantinya dapat menjadikan mahasiswa lebih terampil dan profesional dalam bidang perkebunan.
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Tinjauan Umum Perusahaan
PT. Insan Bonafide didirikan berdasarkan Akta Notaris Bahtiar, SH No. 20 tanggal 16 Juli 1970 di Banjarmasin. Akta pendirian ini telah dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 19 November 1974. Akta perubahan terakhir berdasarkan akta notaris Robensjah Sjachran, SH No. 23 tanggal 7 April 2001. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-7682 HT.01.04-TH.2001 pada tanggal 22 mei 2001.
Kegiatan utama PT. Insan Bonafide adalah produser dan eksportir karet remah/crumb rubber SIR 20 dengan kapasitas maksimal produksi pabrik menghasilkan 3.000 ton/bulan. Konsumen yang membeli produk dari pabrik ini adalah Bridgestone dan Goodyear.
B. Manajemen Perusahaan
Susunan struktur Organisasi di PT. Insan Bona fide Pabrik karet remah/crumb rubber SIR 20 terdapat pada gambar :
Struktur Organisasi PT. Insan Bonafide
Secara umum presentasi pendidikan karyawan di PT. Insan Bonafide adalah sebagai berikut :
Sarjana D.3, S.1 : 5 % Tamat SLTA Sederajat : 30 % Tamat SLTP Sederajat : 40 % Tidak Tamat & Tamat SD : 25 %
Kepala Bagian Pengolahan I Jumadi Komisaris Sumadi Gunawan Direktur Utama Budi Gunawan Derektur II Chaew Choong Direktur I Kodrat Syukur Komisaris Utama Goh no Kepala Bagian Pengolahan II Sri Bagian Personalia
C. Lokasi Dan Waktu Kegiatan
Lokasi kegiatan Praktik Kerja Lapang dilaksanakan di PT. Insan Bonafide Pabrik karet remah/crumb rubber SIR 20 Banjarmasin.
Kegiatan PKL dilaksanakan selama 2 bulan terhitung dari tanggal 11 maret sampai dengan 8 mei 2008.
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
Dari hasil kegiatan praktek kerja lapang di PT. Insan Bonafide diperoleh dengan urutan pengolahan crumb rubber SIR 20 yaitu adalah sebagai berikut : Sortasi bahan olah karet, Pengolahan lembaran blanket (Lembaran Crepe), Pengolahan bongkahan crumb rubber SIR 20, Penge mpaan (Pengepresan) bongkahan crumb rubber SIR 20, Penentuan mutu crumb rubber SIR 20, Pengepakan karet remah/crumb rubber SIR 20, dan Pengolahan air limbah. Adapun penjelasan hasil praktek yang di peroleh di atas adalah sebagai berikut :
A. Sortasi Bahan Olah Karet 1. Tujuan
a. Untuk mengetahui kadar karet kering (KKK) pada bahan olah karet. b. Untuk mengetahui kontaminasi-kontaminasi seperti
potongan-potongan kayu, tanah, batu, plastik, atau bahan-bahan lainnya.
2. Dasar teori
Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet Hevea brasiliensis. Beberapa kalangan menyebut bahan olah karet sebagai produksi perkebunan-perkebunan besar, tetapi bokar (bahan olah karet) biasanya diperoleh/diproduksi dari petani.
Biasanya koagulum atau gumpalan lateks yang diolah untuk pengolahan karet spesifikasi teknis (crumb rubber) adalah koagulum yang
bermutu rendah seperti slabs, lump tanah, lump mangkok, lump kebun,
sheet asap dan lain- lain (Tim Penulis PS, 1998).
Kadar karet kering adalah jumlah yang dikandung dalam bahan olah karet yang dinyatakan dalam persentase (Panitia Teknis Karet, 2002).
3. Alat dan bahan
Alat-alat ya ng digunakan adalah sherkel, timbangan, pisau dan gancu.
Bahan-bahan ya ng digunakan adalah bahan olah karet seperti lump mangkok, slabs, dan sheet asap.
4. Prosedur kerja
a. Bahan olah karet dari perkebunan rakyat
Bahan olah karet/koagulum diturunkan dari truk atau mobil pengangkut. Bahan baku seperti slabs langsung masuk ke dalam sherkel agar slabs terpotong dan terlihat (secara visual) kontaminasi yang ada pada bagian dalam slabs dan selain itu tujuannya untuk menentukan KKK yang akan berpengaruh pada harga slabs tersebut. Lalu slabs ditimbang dan selanj utnya dimasukan ke dalam tempat penampungan/penumpukan bahan baku.
Untuk bahan olah karet yang dibungkus karung seperti lump dan
lump mangkok langsung ditimbang dan dipisahkan dari karung.
Selanjutya lump dan lump mangkok dimasukan ke dalam tempat penumpukan bahan baku.
b. Bahan olah karet dari perkebunan
Bahan olah karet (bokar) seperti slabs, lump, lump mangkok langsung ditimbang. Setela h itu, lump dan lump mangkok dipisahkan dari karung. Selanjutnya masukkan ke dalam tempat penumpukan yang terpisah dari tempat penumpukan bahan baku dari perkebunan rakyat.
5. Hasil yang dicapai
Pada bahan olah karet terdapat kontaminasi seperti potongan kayu, tanah, batu dan plastik dan kadar karet kering (KKK) pada bahan olah karet sekitar 60-70 %.
B. Pengolahan Lembaran Blanket (Lembaran Crepe) 1. Tujuan
a. Mengetahui peralatan dan bahan dan cara pengo lahan lembaran
blanket (crepe).
b. Mengetahui ketebalan lembaran blanket (crepe).
2. Dasar teori
Pada unit prosesing karet remah, potongan-potongan bahan olah karet ini sebelum diremahkan terlebih dahulu digiling dalam mesin penggiling crepe/mangle sehingga menjadi lembaran- lembaran panjang seperti brown crepe. Brown crepe berupa lembaran- lembaran crepe yang tipis berwarna kuning kecoklatan yang berasal dari bahan baku bermutu rendah. Tebal lembaran 1,5-2,0 mm. Lembaran- lembaran inilah yang kemudian diremahkan (Djohana Setyamidjaja, 1993).
3. Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah forklift, prebreaker, molen,
hamermill, wet extruder, mangle, kolam air I-IV, konveyer ban, konveyer
keranjang, dan konveyer ban, pengaduk, pendayung, alat penangkap kontaminasi, timbangan dan sadaian (tempat penjemuran blanket).
Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan olah karet dengan jenis sebagai berikut : slabs, lump dan lump mangkok, dan sheet asap (skiming).
4. Prosedur kerja
a. Angsur bahan olah karet dengan menggunakan forklift ke lokasi pengolahan pertama (PP).
b. Masukkan bahan olah karet ke prebreaker. Setelah itu karet masuk ke molen. Fungsi molen adalah untuk memisahkan kontaminasi seperti kayu, batu, pasir, tanah yang terdapat pada bahan olah karet.
c. Dari molen, karet diteruskan oleh konveyer ban. Saat konveyer ban dioperasikan harus ada pekerja yang melaksanakan pengambilan kontaminasi.
d. Pengaduk (mixer) pada kolam air II digunakan agar campuran bahan olah karet seperti slabs, lump, dan sheet asap merata. Karet dari kolam air II masuk ke hamermill selanjutnya ke kolam air III. Selama
hamermill dioperasikan upayakan konveyer keranjang selalu terisi
e. Karet dari kolam air III masuk ke wet extruder selanjutnya ke kolam air IV. Pendayung pada kolam air III dan IV digunakan untuk mendorong dan mempercepat putaran karet.
f. Setiap kolam air tidak boleh terlalu penuh berisi karet dan aliran air masuk dan keluar di setiap kolam air harus lancar dan dibersihkan secara rutin agar saringan over how tidak tersumbat sehingga proses produksi lancar dan kontaminasi dapat terpisah dari karet.
g. Selanjutnya karet masuk ke penggilingan Mangle. Aturan memasukkan karet ke dalam mangle adalah sebagai berikut :
1) Mangle no.1 – no. 2 : 1 lembar 2) Mangle no. 2 - no. 3 : 2 lembar 3) Mangle no. 3 – no. 4 : 2 lembar 4) Mangle no. 4 - no. 5 : 3 lembar 5) Mangle no. 5 – no. 6 : 3 lembar 6) Mangle no. 6 – no. 7 : 3 lembar
Selama proses penggilingan aliran air ke mangle harus lancar dan mencukupi. Karet yang keluar dari Mangle no. 7 pada proses penggilingan tersebut disebut lembaran blanket (creep).
h. Selanjutnya blanket dikeringkan di Sadaian. Pada musim kemarau lama pengringan kurang lebih 15-17 hari. Pada musim penghujan kurang lebih 18-19 hari.
5. Hasil yang dicapai
Ketebalan lembaran blanket (crepe) pada pabrik PT. Insan Bonafide adalah 10 mm.
C. Pengolahan Bongkahan Karet Remah/Crumb Rubber SIR 20 1. Tujuan
Mengetahui cara pengolahan lembaran blanket menjadi bongkahan
crumb rubber SIR 20.
2. Dasar teori
Sifat yang dihasilkan oleh peremahan adalah mudah dikeringkan sehingga dicapai kapasitas produksi yang lebih tinggi dan kematangan remah yang sempurna. Lembaran- lembaran crepe yang dihasilkan oleh gilingan crepe kemudian di masukkan ke dalam mesin pencacah (cutter
mill). Dalam proses peremahan ini, dalam mesin dialirkan air untuk
memudahkan peremahan dan me ncegah rol- rol dan pisau-pisau peremah menjadi panas. Remah-remah yang terbentuk dialirkan melalui aliran air dan kemudian dengan ban berjalan atau konveyer. Setelah proses pembutiran (peremahan), bahan mengalami perlakuan kimiawi
(Setyamidjaja, 1993).
Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air sampai batas aman penyimpanan sehingga bebas dari serangan serangga maupun jamur. Dalam pengeringan, faktor yang dapat mempengaruhi hasil adalah lamanya penjemuran di sadaian, ketinggian remahan, suhu, dan lama pengeringan.
Remah-remah dari mesin peremah masuk dalam kotak pengering yang terbuat dari besi tahan karat. Kotak-kotak ini kemudian di masukkkan ke dalam mesin pegering (dryer), suhu di dalam mesin pengering (dryer) berkisar antara 70-100oc. Remah-remah yang keluar dari mesin pengering dan mesin pendingin berbentuk bongkah-bongkah yang tidak padat (Setyamidjaja, 1993).
3. Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah lift, mesin cutter, forklift, bak penampungan air kapur, pipa penyedot, vibrator, trolly, dryer, meja, kipas angin dan gancu.
Bahan-bahan yang digunakan adalah lembaran blanket (crepe) kering, air dan bubuk kapur.
4. Prosedur kerja
a. Gulungan lembaran blanket kering diturunkan dari sadaian menggunakan lift. Selanjutnya lembaran blanket dimasukkan ke dalam mesin cutter. Standar penguncian ukuran mesin cutter adalah 100-105 A, ukuran di bawah 100 A menghasilkan remahan yang agak besar. Untuk itu, setiap jam mesin cutter disesuaikan dengan remahan yang dihasilkan.
b. Remahan karet masuk ke dalam bak yang sudah berisi air kapur. Fungsi pemberian kapur agar remahan tidak menggumpal dan bandela yang dihasilkan masak dengan sempurna.
c. Setelah dari bak, remahan masuk ke pipa penyedot. Lalu masuk ke
vibrator dan selanjutnya remahan masuk ke trolly. Dari trolly,
remahan masuk ke dryer. Lama pengeringan remahan adalah 7-9 menit dengan suhu 115oC-119oC. Setelah itu, remahan didinginkan menggunakan blower.
d. Setelah melalui proses di atas, remahan disebut bongkahan crumb
rubber.
5. Hasil yang dicapai
Dalam pengolahan bongkahan crumb rubber SIR 20 masih berbentuk bongkahan-bongkahan yang tidak padat.
D. Pengepresan Bongkahan Crumb Rubber SIR 20 1. Tujuan
Mengetahui cara pembentukan/pengepresan dan mengetahui berat dan ukuran crumb rubber SIR 20.
2. Dasar teori
Ada berbagai tipe mesin pengepresan yang biasa digunakan. Mesin yang terbaik adalah mesin yang dapat membentuk bongkah-bongkah dengan bentuk yang baik dan volume yang kecil dengan kapasitas sebesar mungkin. Untuk memperoleh bentuk bongkah yang bagus harus menggunakan mesin pegempa (pengepres) yang bertenaga besar misalnya dengan tekanan 60-100 ton (Setyamidjaja, 1993).
3. Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah alat press, konveyer, timbangan,
metal detector, dinding metal box, gergaji/pisau, gancu, tang penjepit, dan
alat pegukur ketebalan crumb rubber.
Bahan-bahan yang digunakan adalah bongkahan crumb rubber dan plastik pembungkus.
4. Prosedur kerja
a. Sebelum dilakukan pengepresan, dilakukan pemeriksaan suhu bongkahan dengan thermometer. Bila suhu lebih dari 40oC bongkahan panas diletakkan di bawah area kipas angin agar suhu turun, jika suhu kurang dari 40oC bongkahan siap dikempa.
b. Timbang bongkahan dengan berat yang sudah ditentukan. Selanjutnya bongkahan diletakkan di dasar kotak press. Lama pengepresan adalah 15 detik.
c. Selanjutnya bongkahan diteruskan oleh konveyer ban lalu dideteksi dengan menggunakan metal detector (MD) lalu bogkahan ditimbang ulang.
5. Hasil yang dicapai
Berat bongkahan crumb rubber yang dihasilkan adalah 34-35 Kg denga n ukuran 70 cm x 35 cm x 15,25 cm.
E. Penentuan Mutu Crumb Rubber SIR 20 a. Pengujian kadar kotoran
1. Tujuan
Untuk mengetahui kadar kotoran yang terdapat dalam crumb
rubber SIR 20.
2. Dasar teori
Kadar kotoran menjadi dasar pokok dan kriteria terpenting karena kadar kotoran sangat besar pengaruhnya terhadap ketahanan retak dan kelenturan barang-barang dari karet. Kotoran yang terdapat dalam crumb rubber sangat merusak sifat-sifat dari karet terutama ketahanan lentur dan ketahanan pemakaiannya. Sifat-sifat ini penting dalam menentukan mutu ban, sehingga semakin tinggi kadar kotoran crumb rubber semakin rendah mutunya (Anonim, 2005).
Spesifikasi karet SIR yang diubah (revised) sesuai SK Menperdag No. 293/Kp/X/1972 mensyaratkan kadar kotoran crumb
rubber maks 0,20 %.
3. Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah neraca, thermometer, wadah untuk menyimpan terpentin, buret otomatis, wadah untuk mencuci saringan, labu erlemeyer 500 ml, pemanas inframerah, pemegang saringan, gilingan laboratorium, baki, gunting, oven, pemegang abu erlemeyer, sarung tangan, saringan 325 mesh, slide proyektor, pemegang untuk memeriksa saringan, dan botol semprot.
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel bongkahan crumb
rubber, terpentin mineral, peptiser, dan silica gel.
4. Prosedur kerja
a. Giling contoh uji untuk penetapan kadar kotoran sebesar 20-25 gr sebanyak 2 kali melalui gilingan laboratorium (setelah gilingan pertama lembaran karet di lipat dua). Kedua rol berputar dengan kecepatan yang sama dengan celah rol diatur 0,03 mm. Timbang kira-kira 10 gr lembaran tersebut dengan ketelitian mendekati 0,1 mg.
b. Kemudian gunting kecil-kecil, masukkan ke dalam labu erlemeyer 500 ml yang berisi terpentin mineral 250 ml, 1-2 ml peptiser dan selanjutnya dipanaskan di atas pema nas inframerah selama 2-3 jam dengan suhu 120oC .
c. Kocok sekali-kali untuk mempercepat pelarutan, jika sampel sudah larut saring dalam keadaan panas secara dekantasi melalui saringan yang bersih.
d. Saringan yang akan digunakan harus dikeringkan sebelumya di dalam oven pada suhu 100o C selama 1 jam. Setelah itu di dinginkan di dalam desikator sampai suhu kamar selama kurang lebih 30 menit kemudian timbang.
e. Biarkan kotoran mengendap sebanyak mungkin di dasar labu erlemeyer untuk cucian selanjutnya.
f. Cuci kotoran di dalam labu erlemeyer 2 kali masing- masing 30-50 ml terpentin panas. Kemudian tuangkan cucian ke dalam saringan dengan memiringkan labu erlemeyer sehingga mengendap ke bawah.
g. Semprotkan terpentin dingin ke dalam labu erlemeyer dengan menggunakan botol semprot. Usahakan agar seluruh sisa kotoran terbawa ke dalam saringan.
h. Pencucian diakhiri dengan menyemprotkan terpentin panas pada sekeliling dinding bagian dalam saringan dengan hati- hati.
i. Keringkan saringan berisi kotoran didalam oven pada suhu 90-100o C selama 1 jam kemudian didinginkan ke dalam desikator selama 30 menit lalu ditimbang.
Perhitungan : Kadar kotoran = 100% C B -A ? Keterangan :
A = berat kotoran + saringan B = berat saringan
C = berat potongan sampel
5. Hasil yang dicapai
Standar mutu kadar kotoran crumb rubber hasil produksi PT. Insan Bo nafide adalah maks 0,14 %. Berarti kadar kotoran crumb
b. Pengujian kadar abu 1. Tujuan
Mengetahui tentang kadar abu yang terdapat pada karet remah/ crumb rubber SIR 20.
2. Dasar teori
Penentuan kadar abu dimaksudkan untuk melindungi konsumen terhadap penambahan bahan-bahan lain ke dalam karet pada waktu pengolahan (Tim Penulis PS, 1998).
Kombinasi komposisi bahan baku sangat berpengaruh dalam menurunkan kadar abu dari crumb rubber SIR 20 yang dihasilkan
(Suparto, 2000).
Apabila pencucian karet kurang bersih makazat kimia masih tertinggal dalam karet akan meningkatkan kadar abu pada crumb
rubber yang dihasilkan (Anonim, 2005).
Spesifikasi karet SIR yang diubah (revised) sesuai SK Menperdag No. 293/Kp/X/1972 mensyaratkan kadar abu crumb rubber maks 1,00 %.
3. Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah cawan porselen 50 ml, timbangan, gunting, hot plat, oven, neraca, dan tang penjepit.
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel bongkahan crumb
4. Prosedur kerja
a. Masukkan sampel bongkahan crumb rubber ke dalam cawan yang sudah ditimbang. Sampel di panaskan di atas hot plat selama 15 menit.
b. Lalu masukkan ke dalam oven selama 2 jam dengan suhu 550oC, sehinnga cawan yang berisi abu tidak mengandung jelaga (carbon) lagi.
c. Selanjut nya cawan yang berisi sampel dimasukkan ke dalam desikator yang mengandung silica gel.
Perhitungan : Kadar abu = 100% C B -A ? Keterangan :
A = berat cawan + abu B = berat kosong cawan C = berat potogan sampel
5. Hasil yang dicapai
Standar mutu kadar abu crumb rubber hasil produlsi PT. Insan Bonafide adalah maks 0,8 %. Ini berarti kadar abu crumb rubber PT. Insan Bonafide sudah memenuhi standar Menperdag.
c. Pengujian kadar zat menguap 1. Tujuan
Mengetahui tentang kadar zat menguap pada karet remah/crumb
2. Dasar teori
Kadar zat menguap di maksudkan untuk menjamin bahwa karet yang disajikan cukup kering.
Penentuan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa crumb
rubber telah mengalami pengeringan dengan sempurna. Kadar zat
menguap yang tinggi pada crumb rubber disebabkan oleh beberapa faktor antara lain bahan olah karet yang digunakan sebagai bahan baku
crumb rubber yang diperoleh dari lateks kebun yang diawetkan dengan
zat kimia yaitu ammonia. Kadar zat ammonia yang tinggi pada lateks menyebabkan sebagian zat tersebut terperangkap dalam koagulum yang dihasilkan. Ammonia yang bersifat dapat menahan air dalam remahan karet pada saat pengeringan, sehingga menyebabkan kadar zat menguap pada crumb rubber melebihi persyaratan mutu yang tercantum (Anonim, 2005).
Spesifikasi karet SIR yang diubah (revised) sesuai SK Menperdag No. 293/Kp/X/1972 mensyaratkan kadar zat menguap
crumb rubber maks 1,00 %.
3. Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah neraca, cawan porselin, tang penjepit, desikator, dan gunting.
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel bongkahan crumb
4. Prosedur kerja
a. Timbang sampel seberat 10 gr. Tipiskan dengan lab mill hingga tebalnya mencapai maksimum 1,5 mm.
b. Gunting lembaran tipis sampel menjadi potongan berukuran 25 x 2,5 mm, selanjutnya dimasukkan ke dalam oven pada suhu 100oC yang telah diketahui bobotnya.
c. Cawan berikut sampel kemudian dipanaskan di dalam oven pada suhu 100oC selama 2-3 jam (sampai bobot tetap/konstan) kemudian didinginkan dalam desikator sampai suhu kamar (selama 30 menit) kemudian timbang kembali.
Perhitungan :
Kadar zat menguap = 100% C B -A ? Keterangan :
A = berat cawan sebelum di panaskan B = berat cawan setelah di panaskan C = berat potangan sampel
5. Hasil yang dicapai
Standar mutu kadar zat menguap crumb rubber hasil produksi PT. Insan Bonafide adalah maks 0,6 %. Ini berarti kadar zat menguap
crumb rubber PT. Insan Bonafide sudah memenuhi standar
d. Pengujian nilai PRI 1. Tujuan
Untuk mengetahui tentang nilai PRI yang terdapat pada crumb
rubber SIR 20.
2. Dasar teori
Nilai PRI adalah ukuran terhadap kadar usahanya karet dan juga sebagai petunjuk mudah atau tidaknya karet tersebut dilunakkan dalam gilingan lunak. Semakin tinggi nilai PRI, makin tinggi pula kualitas karet tersebut. Untuk menetukan nilai PRI digunakan alat yang disebut Wallace Plastemeter.
Selain penentuan di atas, masih dianalisis juga kadar tembaga, mangan dan nitrogen. Pada akhirnya hasil spesifikasi teknis disimpulkan dalam suatu standar yaitu Standard Indonesia Rubber (SIR) (Setyamidjaja, 1993).
3. Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah gilingan laboratorium, pengukur ketebalan, Wallace punch, plastimeter, oven, timer, kertas sigaret, dan tatakan contoh.
Bahan yang digunakan adalah sampel bongkahan crumb rubber.
4. Prosedur kerja
a. Timbang sampel seberat 15-25 gr, giling maksimal 3 kali dengan menggunakan lab mill yang telah diatur.
b. Celah rol diatur sedemikian rupa sehingga lembaran sampel yang dihasilkan mempunyai ketebalan antara 1,6-1,8 mm. Apabila
setelah 3 kali gilingan diperoleh lembaran yang tidak sesuai di tentukan maka atur kembali celah rol dan gunakan potongan sampel yang baru untuk digiling.
c. Lembaran sampel yang dihasilkan tidak boleh berlubang dan mempunyai ketebalan yang merata disetiap bagian.
d. Lembaran tersebut diatas kemudian dilipat 2 ditekan dengan telapak tangan selanjutnya dipotong dengan wallece punch sebanyak 6 potongan uji.
e. Potongan uji no. 1 untuk pengukuran plastisitas awal (Po) sedangkan potongan no. 2 untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan atau Pa (P30).
f. Potonga n uji harus mempunyai ketebalan antara 3,2-3,6 mm (ketinggian 0,01 mm) dengan garis tengah 13 mm.
g. Letakkan potongan uji untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan diatas tatakan contoh dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 140oC selama 30 menit.
h. Setelah itu dinginkan sampai suhu kamar.
i. Pada pengukuran plastisitas Wallace, letakkan potongan uji diantara 2 lembar kertas sigaret yang berukuran 40 mm x 35 mm diatas piringan plastimeter tersebut. Setelah ketukan pertama bawah akan bergerak keatas selama 15 detik dan menekan piringan atas setelah ukuran kedua berakhir dicatat sebagai nilai pengukuran plastisitas.
Perhitungan :
Penetapan Placticity Retention Index (PRI) = 100% Po (P30) Pa ? Keterangan : Po = plastisitas awal
Pa (P30) = plastisitas setelah pengusangan selama 30 menit.
5. Hasil yang dicapai
Standar nilai PRI crumb rubber hasil produksi PT. Insan Bonafide min 60. Ini berarti nilai PRI crumb rubber hasil produksi PT. Insan Bonafide sudah memenuhi standar Menperdag.
F. Pengepakan Karet Remah/Crumb Rubber SIR 20 1. Tujuan
Tujuan dari pengepakan adala h untuk mengetahui Perusahaan-Perusahaan pemesan karet remah/crumb rubber SIR 20 hasil produksi PT. Insan Bonafide.
2. Dasar teori
Pengepakan di maksudkan untuk menghindari penyerapan uap air dari lingkungan serta bebas kontaminasi lainnya. Bongkahan yang telah di bungkus, kemudian dimasukkan dalam peti kemas dengan susunnan yang saling mengunci (Tim Penulis PS, 1998).
3. Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah froklift, metal box, pemanas (untuk pembakaran).
Bahan-bahan yang digunakan adalah plastik interlayer berwarna putih, hijau, biru, label perusahaan, tali pengikat.
4. Prosedur kerja
a. Penyusunan bongkahan model Bridgestone .
1) Pada tingkat 1 sampai dengan 5 logo menghadap ke bawah pada tingkat ke 6 logo menghadap ke atas.
2) Plastik alas dasar berwarna hijau. Tidak digunakan plastik interlayer di antara tiap-tiap tingkat.
3) Label berjumlah 4 lembar dipasang sebelum bongkahan di susun ke dalam metal box.
4) Setelah pembakaran plastik packing, dipasang tali pengikat berwarna hijau sebanyak 2 buah masing- masing kedua ujungnya di satukan/ sambung dengan melalui kuping metal box.
b. Penyusunan bongkahan model Goodyear
1) Pada tingkat 1 logo menghadap ke bawah. Pada tingkat 2 sampai dengan 6 logo menghadap ke atas.
2) Plastik alas dasar berwarna biru. Setiap tingkat dipisahkan dengan lembaran plastik interlayer berwarna biru.
3) Label berjumlah 4 lembar dipasang sebelum bongkahan di susun ke dalam metal box.
5. Hasil yang dicapai
Karet remah/crumb rubber SIR 20 diekspor ke perusahaan Goodyear dan Bridgestone.
G. Pengolahan Air Limbah 1. Tujuan
Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk mengetahui kualitas air limbah di PT. Insan Bonafide.
2. Dasar teori
Pabrik karet mengeluarkan air limbah yang mengandung bahan organik dan anorganik. Bahan organik adalah bahan yang bersifat melayang atau terapung berupa partikel karet dan tatal yang berukuran sangat halus sampai kasar dan mudah diurai oleh mikroorganisme. Dan bahan anorganik adalah bahan yang bersifat tenggelam seperti pasir, batu, serta bau yang tidak bias diurai oleh mikroorganime (Supiyatna, 2008).
Prinsip pengolahan air limbah adalah memisahkan partikel-partikel yang berbahaya atau tidak diinginkan dari air atau mengubahnya menjadi zat-zat yang dapat dimanfaatkan. Nilai BOD dan pH limbah dibuat menjadi nilai normal yang tidak membahayakan dan pencemaran lingkungan yang bias timbul sedapat mungkin dapat dicegah (Tim Penulis
PS, 1998). 3. Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah rubber/sand trap, de-amoniasi, saringan kasar, saringan sedang, kolam pengendapan I,saringan halus, kolam fakulatif, kolam aerasi, dan kolam pengendapan.
4. Prosedur kerja
a. Air limbah dari kolam pengumpul air limbah disedot dengan pompa yang kemudian disemprotkan pada saringan (saringan 3 mm dan 2 mm). Air limbahnya dialirkan ke kolam pengendapan setelah melewati saringan halus (1 mm).
b. Air limbah dari rubber/sand trap dan de-amoniasi masuk ke kolam pengendapan I, dalam kolam ini diusahakan air limbah didiamkan selama minimal 12 jam.
c. Air limbah dari kolam pengendapan I terus mengalir ke kolam fakulatif melalui saringan halus.
d. Air limbah dari kolam fakulatif terus mengalir ke kolam aerasi. Dalam kolam ini terdapat aerator yang cukup banyak dengan hembusan kuat. Letak aeratornya sekitar 30 cm di bawah permukaan air. Air limbah ini mengalami pengendapan lagi (kedua kali, minimal 12 jam) selanjutnya air limbah ini dialirkan ke sungai atau ke laut.
5. Hasil yang dicapai
Dengan adanya mikroba Nitrosomonas dan Nitrobacter serta adanya bantuan oksigen, maka amoniak (NH3 ) diubah menjadi nitrit dan nitrat sehingga akhirnya air limbah bermutu baik dan tidak menimbulkan bau.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan PKL merupakan kegiatan yang sangat penting bagi mahasiswa karena dapat memberikan suatu bekal bagi mahasiswa dimasa yang akan datang dalam menghadapi dunia kerja. Demi terciptanya tenaga-tenaga kerja yang terampil dan berwawasan luas dalam berfikir lebih maju pada proses pengolahan karet dan sektor perkebunan pada umumnya.
Dari uraian kegiatan program PKL yag dilaksanakan di PT. Insan Bonafide dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. PT. Insan Bonafide merupakan salah satu perusahaan produsen atau eksportir karet remah/crumb rubeer SIR 20. Dengan kapasitas pengolahan pabrik 80-100 ton/ hari.
2. Kegiatan pengolahan karet remah/crumb rubber SIR 20 terdiri dari tiga proses yang penting yaitu proses bahan baku, pengolahan lembaran
blanket (crepe), dan pengolahan dan pengempaan/pengepresan
bongkahan crumb rubber SIR 20. Hasil kegiatan penentuan mutu kadar kotoran, kadar abu, kadar zat menguap, dan nilai Plasticity Retention
3. Berdasarkan perbandinagan mutu crumb rubber PT. Insan Bonafide dengan standar yang diteapkan oleh Menperdag No. 293/Kp/X/1973 adalah sebagai berikut :
Spesifikasi PT. Insan Bonafide Menperdag
Kadar Kotoran (maks, %) 0,14 0,20
Kadar Abu (maks, %) 0,08 1,00
Kadar Zat Menguap (maks, %) 0,06 1,00
Nilai PRI (min.) 60 40
Maka dapat disimpulkan bahwa mutu crumb rubber PT. Insan Bonafide masih berbeda jauh diatas standar yang ditetapkan.
4. Pengolaha n air limbah karet remah/crumb rubber SIR 20 di PT. Insan Bonafide sangat efektif karena dilakukan dengan sistem kolam fakulatif dan aerasi. Cara ini dapat di lakukan jika areal lahan yang tersedia kurang luas.
B. Saran
Program kegiatan praktik Kerja Lapang (PKL) memberikan manfaat yang besar bagi mahasiswa yang telah melaksanakannya dan menghadapi dunia kerja nantinya. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada mahasiswa dan pihak Politeknik Pertanian Negeri Samarinda yaitu :
1. Dalam melakukan kegiatan analisa penentuan mutu karet remah/crumb
rubber SIR 20 perlu ketelitian dan wawasan yang luas agar hasil yang di
peroleh benar-benar dapat di pertanggung jawabkan.
2. Kegiatan Praktik kerja lapang (PKL) sangat bermanfaat bagi maha siswa untuk pengalaman mereka dalam bidang pekerjaan yang kelak akan mereka jalani, oleh karena itu penyusun mengharapkan adanya
ikatan kerja sama antara pihak-pihak perusahaan dan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda untuk mempermudah mahasiswa dalam mencari tempat praktik kerja Lapang (PKL) dan dapat mempermudah siswa dalam mencari pekerjaan.
Sedangkan untuk Perusahaan, penulis meyarankan agar Perusahaan perlu memperhatikan SDM (Sumber Daya Manusia) agar pekerja yang hanya lulusan SD dan SLTP dapat memiliki kemampuan lebih sehingga dapat memberikan motifasi tersendiri bagi pekerja untuk lebih giat dalam melakukan pekerjaan. Meningkatkan kedisiplinan dan perhatian untuk para mahasiswa yang melaksanakan program kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL), sehingga mahasiswa dapat menyerap semua kegiatan yang di lakukan dan dapat berguna bagi mahasiswa itu sendiri dimasa yang akan datang dalam menghadapi dunia kerja nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Upaya Industri Karet Nasional dalam menghadapi Persaingan
karet remah di Dunia Internasional. Jakarta.
Panitia Teknis Karet. 2002. Bahan Olah Karet. Jakarta.
Setiawan, Didit Heru dan Agus Andoko. 2005. Petunjuk Lengkap Budidaya
Karet. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Setyamidjaja, Djoehana. 1993. Karet Budidaya dan Pengolahan. Kanisius.
Yogyakarta.
Tim Penulis PS. 1998. Karet Strategi Pemasaran Tahun 2000, Budidaya dan
Pengolahan. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tim Penulis PS. 2004. Karet Strategi Pemasaran Budidaya dan Pengolahan. PT.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Lampiran 1. Penumpukan bahan baku dan Mesin Sherkel
Penumpukan bahan baku
Lampira n 2. Kontaminasi Serpihan Kayu dan Sortasi Secara Manual
Kontaminasi Serpihan Kayu
Lampiran 3. Pencucian dan Mesin Hammer Mill
Pencucian
Lampiran 4. Konveyor Keranjang dan Mesin Mangle
Konveyor Keranjang
Lampiran 5. Lipatan Blanket dan Sadaian
Lipatan Blanket
Lampiran 6. Alat Uji Berat Blanket dan Blanket Sebelum Diremahkan
Alat Uji Berat Blanket
Lampiran 7. Troly yang Berisi Remahan Blanket dan Crumb Rubber Yang Sudah Dipress
Troly yang Berisi Remahan Blanket
Lampiran 8. Pengepakan Crumb Rubber dan Instalansi Pengolahan Air Limbah
Pengepakan Crumb Rubber