• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

PENGARUH KOMBINASI KOMPOSISI BAHAN OLAH KARET

TERHADAP TINGKAT KONSISTENSI PLASTISITAS

RETENSION INDEKS (PRI) KARET REMAH SIR 20 DI

PT. BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER ESTATE

DOLOK MERANGIR

KARYA ILMIAH

FREDDY WAHYUDI

052409016

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

PENGARUH KOMBINASI KOMPOSISI BAHAN OLAH KARET TERHADAP TINGKAT KONSISTENSI PLASTISITAS RETENSION INDEKS (PRI) KARET REMAH SIR 20 DI PT. BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER

ESTATE DOLOK MERANGIR

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

FREDDY WAHYUDI 052409016

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH KOMBINASI KOMPOSISI

BAHAN OLAH KARET TERHADAP TINGKAT KONSISTENSI PLASTISITAS RETENSION

INDEKS (PRI) DI PT. BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER ESTATE DOLOK MERANGIR

Kategori : TUGAS AKHIR Nama : FREDDY WAHYUDI Nomor Induk Mahasiswa : 052409016

Program Studi : DIPLOMA TIGA (D-3) KIMIA INDUSTRI Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, juli 2008

Diketahui

Program Studi D-3 Kimia Industri FMIPA USU

Ketua Pembimbing

(DR. Harry Agusnar, M.Sc.,M.Phil) (Drs.Johannes HS,MS)

NIP : 131 273 466 NIP : 130 872 294

Departemen Kimia FMIPA USU

Ketua,

(4)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

PERNYATAAN

PENGARUH KOMBINASI KOMPOSISI BAHAN OLAH KARET

TERHADAP TINGKAT KONSISTENSI PLASTISITAS RETENSION

INDEKS (PRI) KARET REMAH SIR 20 DI PT. BRIDGESTONE

SUMATERA RUBBER ESTATE DOLOK MERANGIR

TUGAS AKHIR

saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, juli 2008

(5)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

PENGHARGAAN

Bismillaahirrahmaanirrahim

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini, dan solawat serta salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi suri teladan bagi kita semua untuk memperoleh hidup yang bahagia di dunia dan akhirat, serta kepada para keluarga dan para sahabatnya.

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperolah gelar ahli madia program studi D-3 kimia industri di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, selain itu agar karya ilmiah ini dapat dipergunakan oleh seluruh elemen yang memerlukannya khususnya bagi lingkungan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan kerena keterbatasan penulis, baik dari segi kemampuan, waktu dan pengetahuan, jadi penulis berharap memperoleh kritik dan saran dari pembaca.

Selama penulisan karya ilmiah ini, penulis banyak memperoleh dorongan, petunjuk dan bantuan dari semuah pihak, maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang telah banyak berkorban baik reel maupun materil, berdoa guna keberhasilan ananda.

2. Kakanda dan Abangda, yang selalu memberi motivasi

3. Ustadz Mas’ud yang banyak memberi pencerahan hati agar tetap menjalankan tuntunan agama.

4. Muallim ahmad yang telah membimbing saya agar tetap berusaha dan berdoa serta sabar dan tawakkal

5. Bapak Drs. Johannes HS,MS, selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar dan teliti membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

6. Bapak Dr. Eddy Marlianto,Msc, selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan.

(6)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

8. Bapak Husni Selaku Asisten QCD di PT Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, Serbelawan, yang banyak membantu terselesainya karya ilmiah ini.

9. Seluruh teman-teman terbaikku : Kabul, amin, irfan, zul fahmi, yusuf, kakanda Wahid, Eko, Adi dan Hendrik yang banyak membantu selama menjalani masa-masa perkuliaan.

10.Seluruh sahabat-sahabatku, angkatan 2005 jurusan kimia industri FMIPA USU, terkhusus idris, adi yang selalu bekerja sama menyelesaikan laporan PKL dan Karya Ilmiah.

Penulis memanjatkan doa Kehadirat Allah SWT, semoga kebaikan mereka diberikan balasan yang lebih baik, Amin ya Robbal’Aalamin.

Medan, april 2008 Penulis

Freddy Wahyudi

(7)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

ABSTRAK

Karet alam memiliki sifat fisik yang disukai perusahaan ban karena keunggulannya dari karet sintesis. Dewasa ini peningkatan konsumsi karet alam hanya bergantung pada hasil produksi dengan konsistensi dan keseragaman yang tinggi.

Untuk meningkatkan produktivitas dengan konsistensi SIR 20 yang memadai perlu dilakukan kombinasi antar kelas mutu bahan olah karet dan adanya sarana penyeragaman (makroblending) yang intensif dalam pengolahannya.

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir telah melakukan perbandingan komposisi bahan olah karet SIR 20 yaitu 32% mutu 1, 30% mutu 2, 28% mutu 3 dan 10% mutu 4.

(8)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

THE EFFECT OF COMBINATION OF COMPOSITION TO CONSISTENCY OF THE PLASTICITY RETENTION INDEX (PRI) IN PT. BRIDGESTONE

SUMATERA RUBBER ESTATE DOLOK MERANGIR

ABSTRACT

The natural rubber has a preferably physical characteristic that fonded of the tire enterprise as the more exellency than the synthetic rubber. Nowadays the improvement of rubber consumption just lies on the product, the high concistency and uniformity of production.

To improve the qualited consistency of SIR 20 productivity required to conduct of combination between raw rubber quality. Facilities to uniform (macroblending) in intensive processing also needed.

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate has conducted comparison of composition raw rubber SIR 20 that is 32% quality 1, 30% quality 2, 28% quality 3 and 10% quality 4.

(9)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

2.2.4 Proses Penggumpalan Lateks 11 2.2.5 Pengaruh Komponen Bukan Karet 13

2.3 Teknologi Pengolahan Karet Remah 14 2.3.1 Persiapan Pengolahan 14

2.3.2 Proses Pengolahan Karet Remah SIR 20 19

2.4 Plastisitas Retension Indeks (PRI) 23 Bab 3 Metodologi Penelitian 27

3.1 Alat – alat 27

(10)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

4.1 Data 30

4.2 Perhitungan 31

4.3 Pembahasan 33

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 36

5.1 Kesimpulan 36

5.2 Saran 36

Daftar Pustaka

Lampiran A : Grafik tingkat konsistensi plastisitas retension indeks 39 PT. Bridgeston Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

Lampiran B : Standar Indonesia Rubber 40

(11)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 : Pengaruh Penyimpanan Lum Mangkuk 19 Terhadap Nilai Po dan PRI

Tabel 4.1.1 : Data Perbandingan Komposisi Bahan Baku 30 PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir Tabel 4.1.2 : Data Analisa Plastisitas Original (Po) 30

dan Plastisitas Retension Indeks (PRI)

(12)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

(13)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dewasa ini permintaan konsumen karet alam di luar negeri terhadap karet spesifikasi teknis Indonesia umumnya adalah jenis SIR 20 dengan mutu yang seragam dengan batasan spesifikasi mutu yang sempit. Disamping itu masing-masing konsumen yang umumnya adalah pabrik ban kendaraan bermotor, meminta batasan spesifikasi yang berbeda-beda pula. Hal ini disebabkan oleh semakin berkembangnya teknologi pembuatan ban kearah otomatisasi dan komputerisasi proses sedemikian rupa, agar kualitas ban yang dihasilkan dapat dikontrol dengan baik dan proses pengolahannya efesien. Sudah tentu keadaan ini memerlukan pasokan bahan baku dengan tingkat ketidakseragaman (non-uniformity) mutu yang rendah. Akibatnya produsen karet alam harus memenuhi permintaan tersebut.

Plastisitas awal (Po) adalah salah satu parameter mutu yang paling sering diminta oleh hampir semua konsumen dengan batasan-batasan yang sempit. Parameter lainnya adalah viskositas mooney (VR), indeks ketahanan plastisitas (PRI) dan kadar

kotoran. Parameter – parameter diatas disamping berpengaruh terhadap kemudahan proses pengolahan di pabrik juga akan berpengaruh terhadap mutu barang jadi, khususnya sifat fisis dan dinamis dari ban kendaraan yang dihasilkan.

(14)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

karet rakyat sampai dengan perbaikan atau pengaturan proses pengolahan di pabrik. Perbaikan mutu bahan olah karet ditingkat petani tidak hanya melalui slogan atau himbauan saja, tetapi juga melalui tindakan nyata, yakni antara lain, penyediaan sarana atau fasilitas dan bahan yang diperlukan untuk membuat bahan olah bermutu baik. Sedang ditingkat pabrik difokuskan pada seleksi dengan ketat bahan olah karet rakyat yang dibeli oleh pabrik. Kegiatan ini telah dilakukan oleh berbagai intansi pemerintah serta gabungan perusahaan karet Indonesia dalam program yang terencana dengan baik.

Evaluasi keseragaman mutu karet remah khususnya SIR 20 dan kaitannya dengan mutu bahan olah karet serta sistem pengolahannya telah dilakukan oleh Suharto , et al.(1986). Dari sepuluh pabrik yang dievaluasi ternyata umumnya tingkat keseragaman masih rendah dan belum ada pabrik yang proses pengolahannya terkontrol secara statistik.penyebabnya adalah variasi jenis dan mutu bahan olah yang tinggi dan proses percampuran yang kurang intensif. Oleh karena itu perlu dilakukan proses pengkombinasian komposisi bahan olah yang tersedia serta fasilitas blending yang intensif dalam pengolahan karet remah SIR 20.

(15)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

1.2Permasalahan

Adapun yang menjadi permasalahan dalam karya ilmiah ini adalah bagaimana pengaruh kombinasi komposisi bahan olah karet terhadap tingkat konsistensi plastisitas retension indeks (PRI) karet remah SIR 20.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kombinasi komposisi bahan olah karet yang telah dilaksanakan di PT BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER ESTATE.

2. Untuk mengetahui pengaruh kombinasi komposisi bahan olah karet terhadap tingkat konsistensi Plasticitas Retension Indeks (PRI) karet remah SIR 20.

Manfaat

1. Dapat mengetahui kombinasi komposisi bahan olah karet yang tepat yang diterapkan di PT BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER ESTATE

2. Dapat mengetahui nilai dan tingkat konsistensi PRI di PT. BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER ESTATE sebagai hasil katepatan pengkombinasian komposisi bahan olah karet.

(16)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengembangan Industri Karet di Indonesia

Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak menunjang perekonomian negara. Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar. Bahkan, Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan melibas negara-negara lain dan negara asal tanaman karet sendiri di Daratan Amerika Selatan.

Akan tetapi, posisi Indonesia sebagai produsen karet nomor satu di dunia akhir-akhir ini terdesak oleh dua negara tetangga : Malaysia dan Thailand. Mula-mula Malaysia menggeser posisi Indonesia ke nomor dua. Tetapi, secara tak terduga Thailand menyodok Malaysia dan kini menjadi produsen karet terbesar. Untungnya, Indonesia tidak tergeser ke posisi nomor tiga. Posisi ketiga diduduki Malaysia yang terlempar dari posisi nomor satu dan dua. Sampai tahun 1992 tiga negara ini tetap menguasai pasaran karet dunia.

(17)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

Indonesia rata-rata rendah dan mutu karet yang dihasilkan kurang memuaskan. Bahkan, di pasaran internasional karet indoneis terkenal sebagai karet bermutu rendah. Sebaliknya, Malaysia dan Thailand memiliki prosuktivitas karet yang baik dengan mutu yang terjaga, terutama karet produksi Thailand. Itulah sebabnya Malaysia dan Thailand masih menguasai pasaran karet internasional sementara Indonesia hanya menjadi bayang-bayang keduanya.

Banyak perkebunan – perkebunan karet yang tersebar di berbagai propinsi di Indonesia. Perkebunan yang besar banyak di usahakan oleh pemerintah serta swasta sedangkan perkebunan-perkebunan karet dalam skala kecil pada umumnya di miliki oleh rakyat. Bila di himpun secara keseluruhan, jumlah kebun karet rakyat di Indonesia sedemikian besar sehingga usaha tersebut cukup menentukan bagi dunia perkaretan nasional.

(18)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

Sebenarnya, banyak sekali barang atau peralatan yang dapat dibuat dengan bahan baku karet alam, misalnya ban mobil, peralatan kendaraan, pembungkus kawat listrik, dan telepon, sepatu, alat kedokteran, beberapa peralatan rumah tangga dan kantor, alat – alat olah raga, ebonite, dan aspal. Dengan demikian berarti karet memiliki pengaruh besar terhadap bidang transportasi, komunikasi, industri, pendidikan, kesehatan, hiburan, dan banyak bidang lain yang vital bagi kehidupan manusia.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan daya saing karet alam terhadap karet sentetis adalah peningkatan produksi karet persatuan luas, penurunan biaya produksi, peningkatan mutu dan penyajian, pengembangan kegunaan, serta langkah-langkah promosi yang tepat (tim penulis PS, 2007).

2.2 Karet Alam

Karet alam (NR) (cis-1,4-poliisoprena) berasal dari lebih dari 200 spesies pohon. Pohon hevea brasiliensis menghasilkan karet alam lebih dari 99% didunia, dimana pada tahun 1988, mencapai lebih dari 4,9 x 106t (Kroschwitz.1998).

Semua karet yang berasal dari alam di bentuk dari unit dasar yang sama yaitu C5H8 : ini adalah suatu senyawa hidrokarbon. Molekul individual dari senyawa ini di

kenal sebagai “isoprena” . molekul karet alam didapat dari pohon hevea, yang tersusun dari banyak unit isoprena yang berikatan bersama dimana secara karakteristik membentuk rantai panjang yang tidak bercabang (Barlow,1978).

CH3 H

CH3 H

CH2 CH2 C C CH2

C C

(19)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

3

Gambar 2.1 Struktur karet alam cis-1,4-poliisoprena

2.2.1 Komposisi Lateks Hevea

Apabila karet hevea segar dipusingkan pada kecepatan 32.000 putaran permenit (rpm) selama 1 jam, akan terbentuk empat fraksi.

1. fraksi karet terdiri dari partikel-partikel karet yang berbentuk bulat dengan diameter 0,05-3 mikron. Partikel karet diselubungi oleh lapisan pelindung yang terdiri dari protein dan lipida dan berfungsi sebagai pemantap.

2. Fraksi Frey Wessling yang terdiri dari partikel – partikel frey wessling yang ditemukan Free Wessling, fraksi ini berwarna kuning karena mengandung karotenida.

3. Fraksi Serum, juga disebut fraksi C (centrifuge serum) mengandung sebahagian besar komponen bukan karet yaitu air, karbohidrat, protein dan ion-ion logam.

4. Fraksi bawah, terdiri dari partikel-partikel lotoid yang bersifat gelatin, mengandun senyawa nitrogen dan ion-ion kalsium serta magnesium.

Komposisi kimia lateks hevea segar secara garis besar adalah 25-40 % karet (poliisoprena, (C5H8)n) dan 60-75 % bukan karet. Kandungan bukan karet selain air

(20)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

bervariasi tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman, musim, system deres dan penggunaan stimulant (Ompusunggu.1987).

Selain ini dalam lateks hevea juga diketemukan bagian-bagian yang berwarna kuning, yakni yang biasa disebut fraksi kuning (bahasa inggris : yellow fraction). Zat –zat bukan karet yang berada dalam lateks sering dapat menyebabkan perbedaan – perbedaan yang agak besar antara sifat – sifat dari barang – barang karet yang berasal dari klon –klon pohon karet yang berlainan. Untuk memperoleh hasil –hasil yang seragam berbagai perkebunan di campur dahulu dalam tangki – tangki besar sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut. Kemudian di campur dengan air bersih sehingga di peroleh kadar karet kering (K.K.K.) Yang di kehendaki (yayasan karet,1983).

2.2.2 Kestabilan Lateks Hevea

Lateks adalah suatu sistem koloid dimana partikel karet dilapisi oleh protein dan fosfolipida terdispersi didalam air.

1. partikel karet

2. lapisan fosfolipida dan protein dengan muatan negatif

3. molekul air Gambar 2.2 Partikel karet dengan lapisan pelindung dan molekul air.

Protein terdiri dari asam- asam amino dengan mengandung gugus amina – (NH2) dann karboksil –(COOH) yang bersifat amfoter (dapat bersifat asam atau basa).

Dengan sifat amfoter maka pH lingkungan sangat berpengaruh terhadap kemantapan karet. Lateks segar mempunyai pH ± 6,8 sehingga partikel karet bermuatan negatif.

3 2

(21)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

sehingga berinteraksi dengan molekul air. Molekul air tersusun sedemikian rupa membentuk lapisan disekeliling partikel karet tersebut terdispersi membentuk larutan koloid yang mantap (Ompusunggu.1987).

Kestabilan lateks di pengaruhi 3 faktor yaitu : a. Gerak Brown

Gerak brown adalah gerakan zig-zag dari butiran-butiran karet dalam suspensi yang besarnya dapat mengatasi gaya gravitasi dari butiran tersebut sehingga tidak terjadi pengendapan.

Karena gerakan ini butir-butir dapat bertabrakan satu sama lain yang dapat terjadi penggumpalan akan tetapi dengan adanya pengaruh ionisasi, penggumpalan dapat dihindarkan.

b. Ionisasi

Butiran-butiran karet sendiri sebenarnya tidak bermuatan listrik (netral) tetapi karena adanya lapisan protein pada lateks maka mengandung ion bermuatan negatif karena butir-butir bermuatan negatif. maka terjadi reaksi tolak menolak sehingga tidak terjadi penggumpalan atau pembekuan, akibat lateks menjadi stabil.

c. Hidratasi

Hidrasi adalah penguraian air menjadi ion OH- dan H+. di dalam lateks ion OH- diserap oleh partikel karet sehingga timbul tambahan lapisan muatan negatif yang melindungi partikel karet sehingga lateks tetap stabil.

(22)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

2.2.3 Penggawetan Lateks.

Lateks saat keluar dari pembuluh lateks adalah dalam keadaan steril, tetapi karena lateks merupakan media tumbuh yang bai bagi mikroorganisme, maka dengan cepat akan tercemar oleh mikroba dan kotoran dari lingkungan (udara atau peralatan). Mikroba akan merombak karbohidrat dan protein menjadi asam lemak eteris (misalnya asam formiat, asetat dan propionat). Terbentuknya asam-asam ini didalam lateks akan menurunkan pH. Sehingga kemantapan lateks menjadi terganggu. Jumlah asam – asam lemak eteris didalam lateks menggambarkan tingkat kebusukan lateks. Semakin tinggi jumlah asam-asam lemak eteris, semakin buruk kualitas lateksnya.

Untuk mencegah dan menekan pertumbuhan mikroba didalam lateks kaitanya dengan kualitas maka dalam penanganan lateks kebun harus dijaga kebersihan lingkungan kebun dan peralatan yang digunakan serta membubuhkan bahan pengawet kedalam lateks sedini mungkin.dewasa ini telah banyak bahan kimia dikembangkan sebagai pengawet lateks kebun antara lain amoniak, campuran ammonia dan hidroksilamin, campuran ammonia dengan asam boraks, campuran tetrametil tiuram disulfit dengan zinkum oksida dan lain-lain. Penggunaan jenis dan dosis bahan pengawet tersebut tergantung jenis karet yang dihasilkan.

Bahan pengawet lateks kebun yang banyak digunakan adalah amonia karena harganya murah dan hasilnya cukup baik. Amonia dengan dosis tinggi bersifat “bactericide” dan bila dosis rendah bersifat “bacteri static”. Amonia akan bereaksi dengan air :

(23)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

mikroba , sehingga pH lateks menjadi naik. Pada pH 9-10 lateks akan bertambah mantap. Ion ammonium (NH4+) juga dapat mengikat ion logam sperti Ca++ dan Mg+

dengan membentuk senyawa yang tidak larut dalam air. Senyawa ini keluar dari sistem koloid, sehingga lateks akan mantap.

NH4+ + Mg++ + PO43- MgNH4Po4

NH4+ + Ca++ + PO43- CaNH4PO4 .

(Ompusunggu.1987).

2.2.4 Proses Penggumpalan Lateks

Proses penggumpalan (koagulasi) lateks terjadi karena penetralan muatan partikel karet, sehingga daya interaksi karet dengan pelindungnya menjadi hilang. Partikel karet yang sudah bebas akan bergabung membentuk gumpalan.

Penggumpalan karet didalam lateks kebun (pH ± 6,8) dapat dilakukan dengan penambahan asam untuk menurunkan pH hingga tercapai titik isoelektrik yaitu pH dimana muatan positif protein seimbang dengan muatan negatif sehingga elektrokinetis potensial sama dengan nol.

(24)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

Gambar 2.3: hubungan antara pH dan muatan listrik

Titik isoelektrik karet didalam lateks kebun segar adalah pada pH 4,5 - 4,8, tergantung jenis klon. Asam penggumpal yang banyak digunakan adalah asam formiat atau asetat dengan karet yang dihasilkan bermutu baik. Penggunaan asam kuat seperti asam sulfat atau nitrat dapat merusak mutu karet yang digumpalkan.

Penambahan bahan – bahan yang dapat mengikat air seperti alkohol juga dapat menggumpalkan partikel karet, karena ikatan hidrogen antara alkohol dengan air lebih kuat dari pada ikatan hidrogen antara air dengan protein yang melapisi partikel karet. Sehingga kestabilan partikel karet didalam lateks akan terganggu dan akibatnya karet akan menggumpal. Penggunaan alkohol sebagai penggumpal lateks secara komersil jarang digunakan.

Penambahan elektrolit yang bermuatan positif akan dapat menetralkan muatan partikel karet (negatif), sehingga interaksi air dengan partikel karet akan rusak, mengakibatkan karet menjadi menggumpal. Petani karet sering menggunakan tawas (Al3+) sebagai bahan penggumpal lateks. Sifat karet yang digumpalkan dengan tawas kurang baik, karena dapat mempertinggi kadar abu dan kotoran karet. Selain itu semakin tinggi konsentrasi logam dapat mempercepat oksidasi karet oleh udara menyebabkan terjadi pengusangan karet dan PRI menjadi rendah.

(25)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

semakin menurun dan setelah mencapai titik isoelektrik karet akan menggumpal. Dalam pembuatan lump mangkok untuk bahan olah SIR 10 atau SIR 20 penggumpalan secara alamiah sering dilakukan. Lateks dibiarkan menggumpal didalam mangkok selama sekitar 24 jam, kemudian dipungut. Lump mangkok yang digumpalkan secara alamiah harus dipungut setiap kali penderesan. Agar variasi mutu bahan olah lump tersebut tidak terlalu besar.

2.2.5 Pengaruh Komponen Bukan Karet

Komponen Kandungan bukan karet lateks yang terdiri dari air dan senyawa-senyawa protein, lipida, karbohidrat, serta ion-ion anorganik mempengaruhi sifat karet.

(26)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

Kandungan ion-ion anorganik ( Ca, Mg, Fe, Mn, Cu, dll) berkorelasi dengan kadar abu didalam analisa karet. Semakin tinggi konsentrasi ion logam semakin tinggi kadar abu, kadar abu karet di harapkan rendah. Karena umumnya sifat logam dapat mempercepat terjadinya proses oksidasi karet. Dalam penanganan bahan olah karet kotoran dari luar seperti pasir, tanah dan lain-lain harus dihindarkan (Ompusunggu. 1987).

2.3 Teknologi Pengolahan Karet Remah

Pada dasarnya prinsip pengolahan karet remah SIR 20 adalah meremahkan dan mengeringkan karet. Dalam rangkaian proses peremehan karet di perlukan air untuk pencucian kotoran yang terdapat dalam bahan baku, alat peremah dan pengering yang digunakan biasanya bermacam-macam.

2.3.1Persiapan Pengolahan

Sebelum pengolahan dimulai perlu dicek terlebih dahulu semua peralatan yang digunakan. Disamping itu juga disiapkan kebutuhan air selama satu kali pengolahan. Sedangkan hal yang paling menentukan adalah persiapan bahan baku, karena dapat mempengaruhi jenis mutu dari karet yang dihasilkan.

(27)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

sedangkan koagulum sebagian besar berasal dari karet rakyat dengan jenis mutu (KKK = kadar karet kering) yang sangat bervariasi sehingga hal ini pula yang menyebabkan bervariasinya sifat teknis dari karet yang dihasilkan (anwar et al.1987).

Pada umumnya bokar ( bahan olah karet rakyat) yang dihasilkan rakyat adalah sebagai berikut:

1. Bokar mempunyai ciri khas yaitu sebagian besar adalah gumpalan karet (koagulum) dalam keadaan membusuk, mengandung bahan bukan karet. Jenisnya banyak serta keseragaman mutunya sangat besar.

2. Bokar yang dihasilkan oleh petani karet bermacam-macam bentuknya dan namanya juga tidak sama dari daerah ke daerah untuk jenis yang sama.

a. lateks (getah susu)

hasil penyadapan pohon karet berupa getah cair, KKK 20-40% biasanya 25-35% di perkebunan besar dan 20-28% di perkebunan karet rakyat. KKK tergantung pada musim, umur dan keadaan pohon, cara penyadapan dan lain-lain.

b. RSS rakyat (sit asap, getah asap, asalan)

Hasil koagulasi lateks segar, berupa koagulum yang digiling melalui gilingan sit beralur dan setelah itu diasap. RSS rakyat biasanya masuk mutu RSS III, RSS IV dan off grade.

Ketebalan : 3-5 cm KKK : 90-99 %

(28)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

KKK : 75-95%

d. Sit tebal ( blok sit, getah keping tebal, getah mesin tebal, getah baris tanpa bunga) Hasil gilingan polos (tanpa bunga) yang menjadi lembaran tebal, kadang-kadang diisi pasir.

Ketebalan : 0,5-1,5 cm KKK : 65-85% e. Sleb tipis (getah pijak)

Bekuan yang sewaktu masih lunak diinjak-injak atau digiling dengan gilingan tunggal (rol) dari kayu atau besi untuk mengeluarkan serum.

Ketebalan : 1-3 cm KKK : 50-70%

f. Sleb tebal (sleb, getah tebal, kulat, sleb tatal krep, sleb tatal jarang, sleb potong sabun)

hasil gumpalan karet yang tidak digiling, tetapi terbentuk bantalan. Biasanya di campur dengan sengaja dengan bermacam-macam kotoran.

Ketebalan : ± 5 – 15 cm KKK : 40-60%

g. lump mangkok (getah tempurung)

bekuan dalam mangkok sadap (tempurung). Bentuk bulan, tebal tidak tertentu. KKK lump baru : 40-60%, lump yang berbulan-bulan tersimpan kering : 60-80%.

(29)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

daunan, dan segala macam kotoran. Bentuk gumpalan tak teratur. KKK sangat bervariasi 25-50%

i. skrep pohon (getah tarik)

lateks yang menggumpal dan melekat pada bidang sadap (tree lace) atau kulit batang pohon (bark scrap). KKK : 80-90%.

j. skrep tanah (kulat, bekuan skrep)

lateks yang jatuh dan melekat pada tanah tercampur dengan lumpur, pasir dan kotoran lain. Tanah yang melekat pada butir karet merupakan bahan terbanyak. Sehingga seluruhnya terlihat seperti tanah. Ini adalah bahan paling kotor. Bentuk seperti tanah. KKK : 15- 30%.

k. ojol (skrep tatal, beku, kulat, getah bekuan, getah gumpal, bekuan skrep) campuran dari bermacam-macam skrep (skrep pohon, skrep tempurung, skrep tanah) dengan tatal, ranting, kulit pohon, daun-daunan diikat menjadi satu, disiram dengan lateks. Bentuk bulan. KKK : 20-40% (Darussalam.1986). Menurut pengolahannya bahan olah karet di bagi menjadi 4 macam : lateks kebun, sheet angin, slab tipis, dan lump segar.

1. Lateks kebun

(30)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

a. tidak disaring dengan saringan berukuran 40 mesh.

b. Tidak terdapat kotoran atau benda-benda lain seperti daun dan kayu. c. Tidak bercampur dengan bubur lateks, air, ataupun serum lateks. d. Warna putih dan berbau karet segar.

e. Lateks kebun mutu 1 mempunyai kadar karet kering 28% dan letks kebun mutu 2 mempunyai kadar karet kering 20%.

2. Sheet angin.

Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan digumpalkan dengan asam semut, berupa karet sheet yang sudah digiling tetapi belum jadi. Sheet angin yang baik harus memenuhi katentuan sebagai berikut:

a. Harus ada penggilingan pada gumpalan lateks untuk mengeluarkan air atau serumnya.

b. Gilingan kembang digunakan sebagai gilingan akhir. c. Kotoran tidak terlihat.

d. Dalam penyimpanan tidak boleh terkena air atau sinar matahari langsung. e. Sheet angina mutu 1 mempunyai kadar karet kering 90% dan sheet angin mutu

2 mempunyai kadar karet kering 80%.

f. Tingkat ketebalan pertama 33 mm dan tingkat ketebalan kedua 5 mm. l. Slab tipis.

Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang telah digumpalkan dengan asam semut. Slab tipis yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. Tidak terdapat campuran gumpalan yang tidak segar.

(31)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

d. Selama disimpan tidak boleh terendam air atau terkena sinar matahari langsung.

e. Slab tipis mutu 1 mempunyai kadar karet kering 70% dan slab tipis mutu 2 mempunyai kadar karet kering 60%.

f. Tingkat ketebalan pertama 30 mm dan tingkat ketebalan kedua 40 mm. m. Lump segar.

Lump segar adalah bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampung. Lump segar yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.

a. Tidak terlihat adanya kotoran.

b. Selama penyimpanan tidak boleh terendam air atau terkena sinar matahari langsung.

c. Lump segar mutu 1 mempunyai kadar karet kering 60% dan lump segar mutu 2 mempunyai kadar karet kering 50%.

d. Tingkat ketebalan pertama 40 mm dan tingkat ketebalan kedua 60 mm (Tim penulis PS.2007)

2.3.2 Proses Pengolahan Karet Remah SIR 20

1. Sortasi Bahan Baku

(32)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

Pelaksanaan sortasi bahan baku ini sangat penting untuk dapat mengatur proporsi campuran bahan baku yang akan diolah sehingga dapat dihasilkan SIR yang bermutu konsisten dan memenuhi standar skema SIR

Bahan baku yang dapat diolah menjadi SIR 5, harus memenuhi kriteria koagulum segar, bersih dan umurnya maksimum 3 hari setelah penderesan. Kesegaran dan kebersihan bahan baku untuk pengolahan SIR 20 harus di awasi secara ketat agar dapat menghasilkan SIR 5 dengan kadar kotoran maksimum 0,05% dan kadar abu maksimum 0,50%, umur bahan baku dibatasi maksimum 3 hari setelah deres agar PRI yang dihasilkan dapat mencapai standar minimum 70.

Tabel 2.1: pengaruh penyimpanan lump mangkuk terhadapa nilai Po dan PRI

Umur Asal PIR Asal kebun PTP

Po PRI Po PRI

1 44 89 53 75

2 52 73

3 37 77 53 73

4 38 58 53 70

5 - - 47 61

6 - - 45 51

Sumber : Darussalam,A.,1988

Sortasi bahan baku dilakukan saat penerimaan di pabrik, dimana koagulum yang tingkat kebersihan, mutu umur yang sama ditimbun dalam satu kelompok terpisah dari yang lainnya, agar mudah diatur percampurannya dan proses pengolahan, sehingga dapat dihasilkan SIR yang mutunya baik dan konsisten.

2. Pembersihan dan Pencampuran Makro

(33)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

koagulum yang telah pecah ke dalam bak yang telah berisi air sambil diaduk dan disemprot dengan air secara sirkulasi. Kotoran akan mengendap dan cacahan koagulum mengapung di permukaan air, disamping pembersihan, akan terjadi percampuran bahan baku (makroblending) akibat pengadukan.

3. Pembersihan dan Percampuran Mikro

Untuk meningkatkan keseragaman bahan baku, dilakukan proses pencampuran mikro yaitu menggiling pecahan koagulum dengan macerator dan creper. Penggilingan dilakukan 9-12 kali sambil disemprot dengan air agar terjadi percampuran bahan baku hingga serba sama dan kotoran – kotoran yang ada dibagian dalam bahan olah terbuang lambat semprotan air. Hasil penggilingan dari creper adalah berupa lembaran krep dengan katebalan 6-8 mm. interaksi pengilingan dan pencucian bahan olah di creper dilakukan sesuai dengan tingkat keragaman dan kekotoran bahan olah.

Semakin bervariasi keragaman dan kekotoran bahan baku yang diolah maka intensitas penggilingan akan semakin banyak agar dapat di capai homogenitas dan konsistensi yang baik. Namun demikian perlu diperhatikan intensitas penggilingan yang terlalu tinggi akan menurunkan nilai Po dan PRI, sehingga pengawasan/kontrol pada penggilingan di kreper perlu dilakukan secara ketat agar Po dan PRI, SIR yang dihasilkan dapat memenuhi standar.

4. Pengeringan Gantung (Predrying)

(34)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

Lembaran krep hasil penggilingan dari kreper di gantung dan dikeringkan secara alamiah selama 10-20 hari. Bahan baku yang bermutu rendah (Po dan PRI) bila dilakukan proses pengeringan langsung didalam dryer. Maka nilai Po dan PRI yang dihasilkan akan menurun hingga bisa tidak memenuhi spesifikasi standar.

Secara teknis proses pengeringan gantung dapat memberikan keuntungan yaitu Po dan PRI dapat dipertahankan serta proses pengeringan di dryer lebih cepat sehingga kapasitas pengolahan dapat ditingkatkan. Namun demikian bila di tinjau dari segi ekonomis kerugian akibat proses predrying adalah membutuhkan investasi yang cukup besar untuk membangun ruangan tempat penggantungan dan modal diam dalam bentuk lembaran krep selama penggantungan (10-20 hari) kali kapasitas produksi pabrik setiap hari.

5. Peremahan

Lembaran krep hasil penggilingan dari creper atau setelah pengeringan gantung diremahkan dengan shredder atau cutter atau creper hammermill. Remah disusun kedalam trolly dengan mengatur kepadatannya sedemikian rupa, sehingga sirkulasi udara panas diantara celah-celah remah masih dapat mengalir sempurna pada saat proses pengeringan di dalam dryer. Peremahan ini bertujuan untuk memperluas permukaan sehingga proses penguapan air dari dalam butiran karet lebih cepat saat pengeringan di dalam dryer.

6. Pengeringan

(35)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

suhu berkisar 90-100oC,(stage 1 dan 2), kemudian pada stage 3, 4 dan seterusnya suhu dinaikkan menjadi 110-120oC. bila suhu di dalam dryer pada awal proses pengeringan terlalu tinggi dapat mengakibatkan terjadinya takky yaitu mengeras di bagian permukaan butiran karet sehingga air dari bagian dalam tidak dapat menguap keluar sehingga proses pengeringan tidak sempurna. Di samping itu, bila suhu pengeringan tidak di control dapat terjadi white spot dan virgin rubber yaitu butiran – butiran karet putih akibat proses pengeringan yang tidak sempurna.(Ompusunggu,1995)

Faktor mutu dan kesegaran bahan baku serta intensitas penggilingan di creper sangat mempengaruhi terhadap proses pengeringan sehingga kontrol dan pengawasan terhadap faktor-faktor tersebut perlu dilakukan secara ketat.

7. Pengepresan Bandela dan Pengemasan

Karet yang telah kering di dryer didinginkan hingga suhu maksimum 40oC, kemudian ditimbang 33,33 kg atau 35,0 kg lalu di press dengan alat ballpress hingga terbentuk bandela. Setiap bandela di masukkan ke dalam kantongan plastik polietilen katebalan 0,05 mm dan titik leleh maksimum 108oC.

(36)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

2.4 Plastisitas Retension Indeks (PRI)

Suatu bahan yang plastisitasnya tinggi mudah sekali berubah bentuk atau dengan kata lain mudah sekali mengalir, sehingga telah didefenisikan, bahwa plastisitas adalah kepekaan terhadap deformasi (deformation); pengertian ini merupakan kebalikan dari pada pengertian viskositas efektif, sedangkan viskositas- efektif didefenisikan sebagai ketahanan terhadap deformasi. Metode pengujian viskositas umumnya bersifat mengukur konsistensi ketahanan terhadap deformasi (sumarno,et al.2004).

Plasticity retention index atau PRI adalah ukuran dari besarnya sifat plastisitas (keliatan/kekenyalan) karet mentah yang masih tersimpan bila karet tersebut dipanaskan selama 30 menit pada suhu 140oC.

Nilai PRI didapat dengan persamaan :

= ×10000

Po Pa PRI

Dimana :

Pa = plastisitas karet setelah pemanasan. Po = plastisitas karet sebelum dipanaskan.

Pengujian PRI dilakukan untuk mengukur degradasi (penurunan) katahanan karet mentah terhadap oksidasi pada suhu tinggi (lebih dari 80%) menunjukkan bahwa ketahanan karet mentah terhadap oksidasi adalah besar. Oksidasi karet oleh udara (O2)

(37)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

mudah tidaknya karet menjadi lunak dan lengket-lengket jika lama disimpan atau dipanaskan, hal ini penting hubungannya dengan proses vulkanisasi karet pada pembuatan barang jadi, agar diperoleh sifat karet yang lebih kuat dan teguh. Tinggi rendahnya nilai PRI dipengaruhi bahan baku lateks, serum yang digunakan dan proses lamanya pengeringan. Terdapatnya karet mentah dengan nilai PRI yang rendah penyebab utamanya adalah :

a. pengeringan terlalu lama dan temperatur pengeringan tinggi atau pengeringan yang berulang-ulang.

b. Mutu bahan baku kurang baik.

c. Penyimpanan bahan baku terlalu lama.

Oksidasi pada karet alam merupakan proses yang kompleks, melibatkan banyak reaksi dimana dipengaruhi oleh kondisi pemerosesan, katalis logam, pemanasan dan penyusunan. (Kroschwitz.1998)

Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya oksidasi pada karet, antara lain : a. Sinar matahari

Sinar matahari yang mengandung sinar ultra violet akan menggiatkan terjadinya reaksi oksidasi pada karet apabila bahan olah lateks dan koagulum terkena langsung oleh sinar matahari.

b. Pengenceran lateks dan koagulum.

(38)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

berfungsi sebagai anti oksidasi dan selanjutnya menurunkan PRI karet. Senyawa-senyawa amino, protein dan amina selanjutnya berfungsi sebagai pemantap lateks dan anti oksidasi alamiah pada karet karena sanggup mengikat ion-ion logam di dalam lateks dan juga berfungsi sebagai bahan pencepat (accelerator) pada pembuatan barang jadi karet.

c. Zat-zat pro oksidasi (tembaga dan mangan).

Kandungan ion-ion logam tersebut seperti Ca, Mg, Fe, Mn, Cu berkorelasi dengan kadar abu di dalam analisa karet, semakin tinggi konsentrasi ion-ion logam tersebut maka semakin tinggi kadar abunya. Kadar abu karet diharapkan rendah karena sifat logam tembaga (Cu) dan mangan (Mn) adalah zat pro oksidasi yang mana dalam bentuk ion merupakan katalis reaksi oksidasi pada karet sehingga pada jumlah yang melewati batas konsentrasinya akan merusak mutu karet. Hal ini dapat terjadi bila pengenceran dan perendaman lateks yang terlalu lama mengakibatkan ion-ion logam yang diikat oleh protein dan asam-asam amino didalam lateks lambat laun akan dilepas sehingga oksidasi dipercepat dan mengakibatkan nilai PRI karet menjadi rendah.

d. Pengeringan karet.

Penguraian molekul karet oleh reaksi oksidasi dapat pula terjadi bila karet dikeringkan terlalu lama dan temperatur pengeringan yang terlalu tinggi. Temperatur pengeringan yang biasa dipakai adalah 100oC-120o C dengan waktu pengeringan berkisar antara 4-5 jam sesuai dengan jenis alat pengeringnya.

(39)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

(40)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat - alat

1. Wallace Rapid Plastimeter 2. Gilingan Laboratorium 3. Wallace Punch

4. Kertas TST

5. Talam Alumunium 6. Thickness gauge 7. Gunting

8. Oven

3.2 Bahan – bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam analisa ini adalah potongan uji karet remah SIR 20.

3.3 Prosedur

1. Giling contoh uji seberat 15—25 gram maksimum 3 kali dengan gilingan Iaboratorium yang telah diatur sehingga kedua rolnya berputar tanpa fiksi. 2. Celah rol diatur sedemikian rupa sehingga lembaran karet yang dihasilkan

(41)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

telah ditentukan, maka atur kembali celah roll dan gunakan contoh uji barn untuk digiling. Lembaran karet yang dihasilkan tidak boleh berlubang dan mempunyai ketebalan yang merata setiap bagian. Lembaran tersebut kemudian dilipat 2 dan ditekan dengan telapak tangan.

3. Potongan uji (1) untuk pengukuran plastisitas awal dan potongan uji (2 ) untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan. Potongan uji harus mempunyai ketebalan antara 3,2 — 3,6 mm (ketelitian 0,01 mm) dengan garis tengah ± 13 mm.

4. Letakkan potongan uji untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan diatas

5. tatakan contoh dan masukkan kedalam oven pada suhu 140 ° C ± 0,2 ° C selama tepat 30 menit.

6. Setelah dikeluarkan kemudian didinginkan sampai suhu kamar.

7. Pada pengukuran platisitas wallace, letakkan potongan uji diantara 2 lembar kertas sigaret yang berukuran 40 mm x 35 mm diatas piringan plastimeter, kemudian tutup piringan plastimeter tersebut. Setelah ketukan pertama piringan bawah akan bergerak keatas selama 15 detik dan menekan piringan atas, dan setelah ketukan kedua berakhir dicatat sebagai nilai pengukuran plastisitas.

(42)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

Perhitungan

0 0

100 × =

Po Pa PRI

Po = Plastisitas awal

(43)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Tabel 4.1.1 : Data perbandingan komposisi bahan baku PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir.

Produksi TA 62 (SIR 20)

Tabel 4.1.2. Data Analisa Plastisitas Original (Po) dan Plastisitas Retension Indeks (PRI) PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir.

pallet sampel Po sebelum pengusangan Po setelah pengusangan PRI

(44)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

2 1

Pengolahan data dengan X-R Control Chart menurut persamaan sebagai berikut : X-control Chart

(45)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

R : rata-rata kisaran dari seluruh kelompok (kisaran adalah selisih antara X maksimum dengan X minimum dari setiap kelompok).

n : jumlah contoh setiap kelompok; pada evaluasi ini n = 4 k : jumlah kelompok.

A2 : koefisien yang nilainya bergantung pada ukuran kelompok n (n = 4,

A2 = 0,73)

A : jumlah sampel yang nilai PRInya berada pada batasan konsistensi. B : Jumlah seluruh sampel.

Dilakukan perhitungan yang sama pada penentuan nilai X2, X3 dan X4

31

(46)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

LCL = Kontrol Batas Bawah LCL = XA2R

= 78,31 – (0,73 × 2,25) = 78,31 – 1,6425 = 76,66

% Konsistensi PRI = 100% 87,5% 16

14

= ×

4.3 Pembahasan

Bahan baku untuk pengolahan SIR dapat dibagi dua yaitu berupa lateks dan koagulum. Bahan baku lateks dapat diolah menjadi SIR 5CV, SIR 5L dan SIR 5, sedangkan koagulum hanya dapat diolah menjadi SIR 10, SIR 20 dan SIR 50. bahan baku lateks umumnya berasal dari kebun PN/PT perkebunan dan swasta besar, sedangkan koagulum sebagian besar berasal dari kebun karet rakyat dengan jenis mutu (KKK= kadar karet kering) yang sangat bervariasi sehingga hal ini pula yang menyebabkan bervariasinya sifat teknis dari karet yang dihasilkan (Anwar dan Anas,1987)

(47)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

dengan cara dicampur dengan karet yang bermutu tinggi dengan pengerjaan yang teliti (Sumarsono, Zuki.dan Darlenawati,2004)

Dari tabel 4.1.1 diketahui bahwa PT. Bridgestone Sumatera Rubber Eatate membagi kelas mutu bahan olah menjadi tiga yaitu : Slab depan, HC, Slab I dan Slab II. proses pengklasifikasian dan pengkombinasian bahan olah karet di dasarkan pada :

1. kadar karet kering yang terkandung dalam bahan olah. Masing – masing kandungan kadar karet kering bahan olah karet adalah Slab Depan 62%, HC 72%, Slab I 67%, dan Slab II 65%.

2. Umur bahan olah karet. Masing-masing umur bahan olah karet adalah Slab Depan 4 hari, HC 23 hari, Slab I 7 hari dan Slab II 12 hari.

3. Kadar kotoran, dimana masing-masing bahan olah karet adalah slab depan 0,40 %, HC 0,04%, Slab I 0,11 %, Slab II 0, 25%.

Dari hasil perhitungan dan grafik nilai konsistensi plastisitas retension indeks (PRI) dapat dilihat bahwa sebagian besar sampel yang dianalisa nilai plastisitas retension indeksnya memperlihatkan nilai PRI yang tinggi yang melebihi batas terendah nilai plastisitas retension indeks yang ditetapkan dalam Standart Indonesia Rubber (SIR) yaitu min 50 untuk produksi karet remah SIR 20. Selain itu, tingkat konsistensi PRI yang diperoleh telah memenuhi standar permintaan konsumen yaitu minimal 75%.

(48)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

dan kondisi pengeringannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa BOKAR yang kandungan airnya kecil dan penggumpalannya dilakukan dengan asam format (asam semut) seperti sit angin memberikan produk dengan nilai PRI yang tinggi dan lebih konsisten. Sedangkan BOKAR dengan kandungan air yang tinggi dan penggumpalannya di kerjakan dengan tawas, gadung, asam-asam hutan atau secara alamiah seperti sleb dan skrep biasanya memberikan nilai PRI yang rendah dan bervariasi besar.

Terjadinya reaksi oksidasi pada molekul karet di karenakan adanya ikatan rangkap. Oksidasi karet oleh udara (O2) terjadi pada ikatan rangkap yang akan

berakhir dengan pemutusan ikatan rangkap, sehingga panjang rantai polimer akan semakin pendek. Terjadinya pemutusan rantai polimer menyebabkan sifat viskositas dan PRI serta Po karet menjadi menurun. Oksidasi karet oleh udara akan lebih lambat terjadi bila kadar antioksidan alam (protein dan lipida) tinggi serta kadar ion-ion logam karet rendah. Untuk itu dalam penanganan bahan olah berupa lateks atau koagulum harus dilakukan sebaik mungkin, agar sifat-sifat hakiki karet alam dapat terjaga tetap baik mulai dari kebun, pengolahan dipabrik hingga sampai diluar negeri (Ompusunggu.1987).

(49)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa :

1. kombinasi komposisi bahan olah karet yang diterapkan di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir adalah Slab Depan 10%, HC 32%, Slab I 30%, dan Slab II 28%.

2. Tingkat konsistensi Plastisitas Retension Indeks yang diperoleh adalah 87,5%

5.2 Saran

(50)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

melakukan hal yang nyata berupa penyedian sarana dan prasarana yang mendukung tercapainya mutu bahan olah karet yang baik.

2. Agar diperoleh konsistensi mutu karet remah yang baik khususnya nilai plastisitas retension indeks yang konstan seharusnya sebuah pabrik melakukan beberapa hal diantaranya, melakukan pengawasan terhadap penggunaan bahan olah berserta pengkombinasiannya, melakukan pengawasan yang kontiniu terhadap proses pencucian, pemblendingan dan pengeringan karet remah.

(51)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Anwar,A.,dan Anas,A. 1987. Teknologi Pengolahan Karet Spesifikasi Teknis. Makalah.

Medan: Balai Penelitian Perkebunan Sungai Putih.

Barlow, C.1978. The natural rubber industry. Kuala Lumpur: Oxford University Press.

Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian Jakarta.1986.” Kebijaksanaan pengembangan karet”. Dalam Darussalam, A., Dereinda,R.(eds). Komperensi Nasional Karet 1986. Volume 1. hal. 35-86. Medan, Indonesia: Balai Penelitian Sungai Putih Pusat Nasional Penelitian Perkaretan.

Honggokusumo,S dan Budiman, S., 1986.” Evaluasi konsisten mutu SIR 20”. Dalam Darussalim, A. dan Derenda, R. (eds). Komperensi Nasional Karet 1986 Volume 3. hal. 35-86. Medan, Indonesia: Balai Penelitian Sungai Putih Pusat Nasional Penelitian Perkaretan.

Kartowardoyo,S.1980. Penggunaan “Wallace-Plastimeter” untuk Penentuan Karakteristik-Karakteristik Pematangan Karet Alam.Yogyakarta: UGM Press. Kroschwitz, J.I.1998.Concise Encyclopedia of Polymer Science and Engineering.

New York: John Willey & Sons Inc.

Ompusunggu, M. 1987. Pengetahuan Mengenai Lateks Hevea. Makalah. Medan: Balai Penelitian Perkebunan Sungai Putih.

Ompusunggu, M dan Dalimunthe,R.1995.Teknologi pengolahan karet alam di Indonesia. Dalam. Barus, T., Kaban, J.,dan Karsono.(eds). Seminar Ilmiah Medan 21-22 Agustus 1995 Lustrum VI FMIPA-USU: hal.98-122. medan, Indonesia: Intan Dirja lela.

Subihat, M.R.2001. Pengaruh Bahan Olah Karet (Bokar) terhadap Konsistensi Nilai PRI di PT. Parombunan Sibolga. Tugas Akhir. Medan: Program D-3 jurusan kimia industri FMIPA-USU.

(52)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

Tim penulis, P.S.2007. KARET : Budidaya dan Pengolahan, Strategi Pemasaran. Cetakan ke-8. Jakarta: Penerbit Swadaya.

Yayasan Karet.1983. Penuntun Praktis Pembuatan Barang – Barang dari Karet Alam. Cetakan ke-I. Jakarta: Penerbit Kinta.

Yuliana,I. 2005. Pengaruh Konsentrasi Hidroksilamin Neutral Sulfat (HNS) terhadap Viskositas Mooney pada Pembuatan Crumb Rubber SIR 3CV dilaboratorium PT. GoodYear Sumatera Plantation Dolok-Merangir. Tugas Akhir. Medan: Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI Pendidikan Teknologi Kimia Industri.

(53)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

Grafik : Tingkat Konsistensi PRI

75,5 76 76,5 77 77,5 78 78,5 79 79,5 80 80,5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Sampel

P

RI

Lampiran A : Grafik Tingkat Konsistensi Nilai Plastisitas Retension Indeks(PRI) PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

(54)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

Lampiran B : Skema Standar Indonesia Rubber (SIR), sesuai dengan Lampiran

Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 184/KP/VI/88, 25 juni 1988

(55)

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009

Sumber : Prosiding seminar ilmiah Medan, 21-22 agustus 1995 lustrum IV FMIPA USU

Keterangan :

*) tanda pengenal tingkatan Batasan Viskositas Mooney

CV-50 45-55

CV-60 55-65

CV-70 65-75

Gambar

Tabel 2.1    : Pengaruh Penyimpanan Lum Mangkuk                      Terhadap Nilai Po dan PRI Tabel 4.1.1 : Data Perbandingan Komposisi Bahan Baku
Gambar 2.2 Partikel karet dengan lapisan pelindung  dan molekul air.
Tabel 2.1: pengaruh penyimpanan lump mangkuk terhadapa nilai Po dan PRI
Tabel 4.1.1 : Data perbandingan komposisi bahan baku PT. Bridgestone Sumatera
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dan sampel yang dianalisa adalah karet remah yang berasal dari bahan baku cuplump (SIR 20), dan karet remah yang berasal dari bahan baku lateks (SIR 3), yang memiliki nilai

Proses pengolahan karet remah SIR 20 di PT.Bridgestone Sumatera Rubber Estate, Dolok Merangir, perlu dijaga nilai viskositas mooney karena nilai viskositas mooney akan

Lateks merupakan suatu cairan berwarna putih sampai kuningan yang diperoleh dengan cara penyadapan pada kulit tanaman karet (havea barasiliensis) Secara umum, latek

Penentuan viskositas remah karet ( Crumb Rubber ) SIR 20 dilakukan dengan metode Mooney viskometer denganmemutarkan sebuah rator pada kecepatan 2 rpm yang

Penentuan viskositas remah karet ( Crumb Rubber ) SIR 20 dilakukan dengan metode Mooney viskometer denganmemutarkan sebuah rator pada kecepatan 2 rpm yang

Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahasnya dalam karya ilmiah yang berjudul ―PENENTUAN VISKOSITAS REMAH KARET. ( CRUMB RUBBER ) SIR 20 DENGAN

Pengaruh Nilai Viskositas Mooney Terhadap Jumlah Berat Molekul Karet Remah SIR 20 [Karya Ilmiah].. Universitas Sumatra Utara: Fakultas Matematika dan Ilmu

Insan Bonafide diperoleh dengan urutan pengolahan crumb rubber SIR 20 yaitu adalah sebagai berikut : Sortasi bahan olah karet, Pengolahan lembaran blanket (Lembaran Crepe),