• Tidak ada hasil yang ditemukan

S KOR 1104637 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S KOR 1104637 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fauzia Nur Syahlan, 2016

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET JUDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Olahraga pada masa sekarang merupakan kebutuhan yang tidak terpisahkan

dari kehidupan manusia. Berbagai tujuan olahraga dapat dicapai, tergantung dari

kebutuhan masing-masing individu. Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai

melalui olahraga terdapat beberapa macam olahraga seperti olahraga kesehatan,

olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Tujuan olahraga kesehatan adalah untuk

mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan olahragawan tersebut.

Olahraga rekreasi yaitu olahraga sebagai media bermain yang bersifat

menyenangkan, sehingga olahraga tidak hanya melelahkan tetapi menyenangkan.

Olahraga prestasi yaitu olahraga yang mengembangkan potensi dalam diri

sehingga menghasilkan prestasi yang dapat dibanggakan. Jenis-jenis olahraga

terbagi menjadi beberapa macam, yaitu olahraga di air, olahraga permainan dan

olahraga bela diri.

Beladiri pada zaman dulu dipergunakan untuk membela diri dari gangguan

binatang buas, tapi seiring perkembangan manusia beladiri selain dipergunakan

untuk membela diri dari ancaman binatang buas tapi dipergunakan untuk

membela diri dari ancaman sesama manusia itu sendiri.

Dalam perkembangan waktu beladiri terus berkembang sehingga terdapat

banyak macam-macam aliran beladiri, seperti karate, silat, gulat, tinju, wushu,

Judo dan masih banyak lainnya. Semua macam beladiri diatas termasuk dalam

olimpiade atau kejuaraan. Maka dari itulah beladiri bukan hanya untuk pertahanan

diri dari gangguan lingkungan atau kehidupan tetapi sudah menjadi suatu ajang

prestasi yang di pertandingkan.

Suatu prestasi tidak dapat di dapatkan secara instan atau tiba-tiba tetapi

harus melalui pembinaan dan latihan yang terprogram untuk mencapai prestasi.

Dalam pencapaian prestasi yang tinggi terdapat beberapa aspek-aspek yang harus

terpenuhi, yaitu aspek kondisi fisik, aspek teknik, aspek taktik dan aspek mental,

namun yang selalu dan sering dihiraukan dalam pembinaan prestasi dari

(2)

Fauzia Nur Syahlan, 2016

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET JUDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atlet dalam berlatih maupun bertanding. Maka dari itu mental sangat berpengaruh

terhadap perkembangan prestasi. Hal itu diperkuat oleh Harsono (1988, hlm. 101)

yang menjelaskan bahwa :

Perkembangan mental atlet tidak kurang pentingnya dari perkembangan tiga faktor tersebut diatas, sebab betapa sempurna pun perkembangan fisik, teknik, dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak tercapai.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa perkembangan mental atau psikologi

perannya sama penting bagi pencapaian prestasi, adapun beberapa macam

masalah perkembangan mental atau psikologi yaitu diantaranya motivasi, percaya

diri, self control, kecerdasan emosional, agresivitas dan lain-lain. Dalam semua

cabang olahraga perkembangan psikologi di atas begitu penting dalam pencapaian

prestasi, tidak bedanya dengan cabang olahraga judo.

Judo termasuk salah satu olahraga bela diri. Hampir seluruh negara saat ini

mengenal olahraga judo. Olahraga judo merupakan olahraga kompetitif yang

memberikan kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan

atlet, baik melalui latihan di klub-klub, maupun organisasi perkumpulan lainnya.

Oleh karena itu perlu ada upaya atau usaha pengembangan melalui berbagai

kegiatan pembinaan dalam meningkatkan prestasi atlet. Selanjutnya judo

membuat kuat, berguna dan sehat saat membangun karakter melalui disiplin

mental dan moral. Tentang tujuan olahraga judo Kadir (1985, hlm. 15)

menjelaskan bahwa :

Tujuan olahraga judo adalah untuk membina mental maupun fisik seseorang, berjiwa ksatria yang disesuaikan dengan arti dari judo itu sendiri, Ju berarti kebenaran dan Do berarti jalan, jadi seorang pejudo haruslah berjalan pada garis yang benar sesuai dengan jiwa seorang ksatria.

Dalam olahraga judo, tujuan membanting lawan hanya sebagai salah satu

cara untuk mengalahkan atau memperoleh kemenangan sesuai peraturan

permainan atau pertandingan olahraga judo yang telah ditentukan IJF

(Internasional Judo Federation), jadi bukan untuk menyakiti, mencederai atau

(3)

Fauzia Nur Syahlan, 2016

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET JUDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Olahraga beladiri merupakan cabang olahraga yang melibatkan fisik dan

membutuhkan keberanian dan juga sifat agresif mutlak diperlukan oleh setiap atlet

olahraga beladiri. Menurut Rusli (2008, hlm. 141) menjelaskan bahwa :

Pemain yang agresif pada situasi tertentu sangat diperlukan untuk dapat memenangkan pertandingan, seperti dalam olahraga sepak bola, olahraga bela diri, bulutangkis, dan sebagainya. Namun, sifat-sifat agresif itu, apabila tidak dikendalikan justru dapat menjerumuskan dan mengarahkan seseorang kepada tindakan-tindakan berbahaya, misalnya melukai lawan, melanggar peraturan, serta mengabaikan sportivitas.

Dari penjelasan diatas sifat agresif sangat diperlakukan dalam pertandingan,

karena untuk memenangkan pertandingan, akan tetapi sifat agresif harus terarah

agar tidak merugikan diri sendiri maupun merugikan orang lain.

Selain itu jenis agresif terbagi menjadi 2 yaitu agresif instrumental dan agresif

benci (hostile aggression). Mengenai hal tersebut dijelaskan pula oleh RichardH.

Cox (1985) dalam buku Husdarta (2010, hlm. 87) menjelaskan bahwa :

Dia membedakan tindakan agresif yang disertai rasa permusuhan dengan tindakan agresif instrumental. Tindakan agresif yang disertai permusuhan atau hostile aggression, tujuan utamanya adalah, melukai orang lain; niat untuk melukai orang lain tersebut dilakukan dengan perasaan marah. Hal ini dapat diberikan contoh, misalnya; penyerang sepak bola dengan sengaja mengambil kaki lawannya karena usaha membobolkan gawang selalu digagalkan oleh pemain tersebut. Pada tindakan agresif intrumental tujuan utamanya adalah memenangkan pertandingan, jadi bukan untuk melukai lawan, niat untuk menyerang secara agresif tidak disertai rasa marah. Tindakan agresif demikian jelas bukan disebabkan karena frustasi.

Dalam suatu pertandingan kita selalu melihat seorang atlet yang cenderung

agresif dan cenderung menggebu-gebu dalam menyerang maupun bertahan,

tindakan seperti ini apabila tingkat agresivitasnya tidak terkontrol dapat

merugikan bagi atlet itu sendiri maupun bagi lawan yang dapat mengakibatkan

cedera atau melukai atlet maupun lawan.

Agresivitas bisa terjadi karena emosi dalam diri yang tidak terkontrol dan

meledak sehingga bernafsu untuk menyerang pihak lain tanpa pikir panjang.

Maka dibutuhkan kecerdasan emosional untuk mengontrol emosi agar emosi tidak

meledak-ledak dan tidak mengganggu konsentrasi sehingga tidak terjadi tindakan

(4)

Fauzia Nur Syahlan, 2016

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET JUDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa individu

untuk bermain agresif itu harus terarah, disiplin, tanggung jawab, sportif, dan

meningkatkan penguasaan diri agar dapat mengontrol diri sendiri.

Era globalisasi menuntut seseorang agar mempunyai kecerdasan dalam

menghadapi segala kesulitan dan tantangan. Kecerdasan emosi diperoleh karena

adanya kesadaran terhadap suatu objek yang diawali dengan adanya pengetahuan

terhadap objek maupun bagaimana interaksinya dengan objek tersebut. Sebagai

contoh atlet yang ingin berprestasi dan menyadari bahwa pentingnya menjaga

emosi agar tetap bisa berfikir jernih memiliki peluang lebih besar untuk berhasil

dibandingkan dengan atlet yang tidak memiliki kecerdasan emosi.

Kecerdasan emosi merupakan salah satu faktor yang bersifat internal (ada

pada diri seseorang) yang menekankan proses berfikir sebagai dasar yang

menentukan semua tingkah laku. Menurut Goleman (2012, hlm. 512) menjelaskan

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Keadaan emosi bersumber pada aspek kognitif maupun perasaan yang

dipengaruhi oleh lingkungan. Kaitannya dengan dunia olahraga, kecerdasan emosi

dapat membantu mengurangi stress, lebih fokus pada tujuan serta mampu berfikir

pada saat bertanding atau berlatih. Emosi perlu dilatih dengan cara meningkatkan

pemahaman terkait dengan dampak emosi yang negatif maupun positif. Artinya

jika dikelola dengan baik maka emosi merupakan pendorong untuk bertindak dan

menjadi kekuatan yang dapat menentukan keberhasilan seseorang.

Kemampuan mengelola emosi menunjukkan kematangan atlet dalam

berperilaku maupun menyikapi keadaan di sekelilingnya. Kemampuan atlet

menerima rangsangan emosional seperti pujian, ejekan, cemoohan, ancaman, baik

penonton, pelatih atau teman-temannya akan menentukan kuat lemahnya mental

atlet. Ketidak stabilan emosi akan mengakibatkan terjadinya keadaan mental

(5)

Fauzia Nur Syahlan, 2016

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET JUDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsentrasinya sering kali tidak fokus dan dampaknya prestasi menurun atau

kalah dalam pertandingan.

Kecerdasan emosional sangat berperan penting bagi para atlet, karena pada

saat bertanding atlet harus bisa mengendalikan emosinya sehingga emosinya tidak

meledak-ledak untuk terus berkonsentrasi saat bertanding, atlet yang memiliki

kecerdasan emosional yang baik akan memberikan semangat pada diri sendiri

untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat, sehingga akan timbul

tindakan agresif intrumental, tujuan utamanya adalah memenangkan

pertandingan. Sedangkan atlet yang memiliki kecerdasan emosi yang rendah akan

mudah putus asa dan biasanya akan berbuat suatu tindakan agresif yang disertai

permusuhan atau hostile aggression, tujuan utamanya adalah melukai orang lain.

Niat untuk melukai orang lain tersebut dilakukan dengan perasaan marah.

Mengacu pada latar belakang di atas, penulis menyimpulkan bahwa

pentingnya penguasaan kecerdasan emosi dalam bertanding oleh karena itu

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Kecerdasan

Emosional dengan Tingkat Agresivitas Atlet Judo ”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka penulis mencoba mengemukakan rumusan masalah penelitian dalam bentuk

pertanyaan yang menjadi dasar dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana gambaran tentang Kecerdasan Emosional atlet UKM Judo

UPI ?

2. Bagaimana gambaran tentang Tingkat Agresivitas atlet UKM Judo UPI?

3. Apakah hubungan kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat agresivitas atlet judo?

C.Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian terdapat suatu tujuan yang ingin di capai. Karena

penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk

(6)

masalah-Fauzia Nur Syahlan, 2016

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET JUDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah yang telah diuraikan tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran tentang kecerdasan emosional atlet UKM

Judo UPI

2. Untuk mengetahui gambaran tentang tingkat agresivitas atlet UKM Judo

UPI

3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kecerdasan

emosional dengan tingkat agresivitas atlet judo.

D.Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari

segi teori maupun praktik.

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan

informasi aspek psikologis yang berarti bagi pembina atau pelatih terhadap

pengembangan pelatihan pada umumnya dan khususnya mengenai

hubungan kecerdasan emosional dengan tingkat agresivitas atlet judo.

b. Dapat dijadikan pengetahuan bagi para atlet untuk dapat mempersiapkan

diri, dari aspek mental (non teknis) khususnya cabang olahraga Judo agar

mengembangkan kemampuan dalam mencapai prestasi.

c. Membuat peluang kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian yang

lebih variatif dan lebih mendalam.

2. Manfaat Praktis

a. Secara praktis peneliti ini dapat memberikan sumbangan dalam upaya

meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia terutama

para pembina, pelatih, dan guru olahraga dalam mempertimbangkan dan

menerapkan program latihan mental, khususnya dalam meningkatkan

kecerdasan emosional dengan tingkat agresivitas atlet judo.

b. Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk organisasi keolahragaan

khususnya dalam olahraga beladiri, dalam upaya pembinaan peningkatan

secara psikologi para atlet dan diharapkan dapat membentuk mental yang

baik dan sportif saat bertanding kepada setiap atlet sehingga dapat

(7)

Fauzia Nur Syahlan, 2016

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET JUDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Batasan Penelitian

Didalam penelitian ini penulis membatasi penelitian agar dalam penelitian

ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian, serta agar dapat

berjalan dengan lancar dan terkendali. Adapun batasan penelitiannya adalah

sebagai berikut :

1. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada hubungan kecerdasan emosional

dengan tingkat agresivitas atlet judo.

2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hubungan kecerdasan emosional.

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah agresivitas atlet judo.

4. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) Judo, dengan jumlah sample atlet UKM cabang olahraga

Judo dengan menggunakan samling jenuh.

5. Teknik yang digunakan adalah angket.

6. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

F. Stuktur Organisasi Skripsi

Penelitian ini akan dituliskan dalam bentuk laporan penelitian yang terdiri

dari lima bab; pendahuluan, kajian teoritis, kerangka berpikir, prosedur penelitian,

hasil pengolahan dan analisis data, kesimpulan dan saran. Adapun rincian

penelitian tersebut sebagai berikut:

Bab satu mengenai pendahuluan akan memberikan gambaran mengenai

penelitian yang meliputi; Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Stuktur Organisasi Skripsi.

Bab dua, akan mengkaji mengenai kajian teoritis dan kerangka berpikir

berdasarkan teori-teori yang berisikan; Pengertian Emosi, Pengertian Kecerdasan

Emosional, Komponen Kecerdasan Emosional, Ciri-Ciri Kecerdasan Emosi,

Faktor-Faktor Kecerdasan Emosi, Kemampuan Mengendalikan Emosi, Hakikat

Agresivitas, Perilaku Agresivitas dalam Olahraga, Macam-Macam Agresivitas,

Pengendalian Agresivitas dalam Olahraga, Hakikat Olahraga Judo, Hubungan

Kecerdasan Emosional terhadap Agresivitas, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis

Penelitian.

Bab tiga akan membahas mengenai prosedur penelitian yang digunakan

(8)

Fauzia Nur Syahlan, 2016

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET JUDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain Penelitian, Alat Pengumpulan Data, Uji Coba Angket, Pelaksanaan

Pengumpulan Data, Prosedur Pengelolaan dan Analisis Data.

Bab selanjutnya yaitu bab empat akan memaparkan mengenai Hasil

Pengolahan dan Analisis Data, dan Diskusi Temuan.

Bab terakhir Bab lima ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan sumber skunder yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan data penduduk miskin, serta program kegiatan

Berikut beberapa gambar coach (pelatih) yang melatih atlet PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Saat ini Institut Seni Indonesia Padang yang merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Seni yang berlokasi di Sumatera Barat dalam wilayah etnis suku Minangkabau, dalam Visi dan

 Rajah 7.2 .1 menunjukkan beban dalam cengkerang disebarkan dalam banyak arah dalam satah permukaan cengkerang.  Cengkerang adalah terlalu nipis untuk mengatasi daya lenturan.

Penyedia Barang sanggup untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan bahan bangunan dengan jumlah dan spesifikasi teknis sesuai dalam dokumen pengadaan dengan jangka

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.. Hanifa

Pertandingan yang dilaksanakan sejak 20 agustus ini akhirnya memunculkan pasangan Kabul dan yusup dari kabupaten sleman sebagai juara pertama dan berhak atas piala, bingkisan dan uang

Puji syukur penulis panjatkan kehadiat Allah SWT, karena atas Kasih dan Sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul