REDESIGN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA JAWA TENGAH
TA 37 | AGUNG DWI NUGROHO – L2B607005
61
BAB IV
KESIMPULAN, BATASAN, DAN ANGGAPAN
4.1. KESIMPULAN
Dari paparan tentang bab Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, dan Tinjauan Data
yang telah didapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
a. Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah membutuhkan suatu
wajah baru untuk menertibkan tata guna lahan.
b. Bangunan kantor yang terdiri dari 7 massa yang terpisah berakibat negatif
pada efisiensi kerja pegawai serta mengurangi kecepatan arus informasi
dan koordinasi antar bidang.
c. Banyakterjaditumpangtindihdalampemanfaatanruang,
beberaparuangkerjaterlihatterlalupenuhkarenatidaksebandingdenganjumlah
pegawaidanbercampurdengantempatpenyimpananarsiptetapijustruterdapatr
uang-ruangkerja yang tidakterpakaiatauberalihfungsimenjadigudang.
d. Space parkirpadaarea depanKanwilKemenagkurang,
padahalsepertikitatahubahwabangunanpemerintahakanlebihbaikjikamemili
kiparkirpengunjung / tamuberada di area depanbangunan.
Sehinggapengunjung / tamu yang
datangdapatlangsungmasukkebangunanmelewati lobby
utamaataupintuutamatanpalewatbelakang.
e. Dari beberapa kesimpulan tadi, maka dibutuhkan sebuah redesign kantor
Kementerian Agama Jawa Tengah yang dapat menciptakan suasana
nyaman untuk pegawainya serta bangunan yang ramah lingkungan.
4.2. BATASAN
Batasan yang akan dipakai dalam merencanakan dan merancang Redesign
Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah ini adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Redesign Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah
REDESIGN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA JAWA TENGAH
TA 37 | AGUNG DWI NUGROHO – L2B607005
62
2. Peraturan bangunan tetap mengacu pada peraturan yang berlaku padakawasan tersebut seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah
Semarang.
3. Data – data yang tidak bisa didapat , diasumsikan berdasarkan data lainya
yang relevan dan kajian dari literatur yang terkait.
4.3. ANGGAPAN
Anggapan-anggapan yang dipakai pada perencanaan Redesign Kantor
Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah ini adalah sebagai berikut :
1. Proses penyediaanlahanuntukobjekdianggaptidakmengalamipermasalahan,
termasuk status lokasi (status kepemilikantanahdanhakgunatanah)
dianggaptelahterselesaikan.
2. Semua peraturan bangunan setempat dianggap tetap berlaku.
3. Kondisi daya dukung tanah dianggap memenuhi persyaratan.
4. Jaringan infrastruktur kota sudah menjangkau kawasan dan mampu