• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PEM 1100220 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PEM 1100220 Chapter3"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Dalam mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode yang akan digunakan, karena hal ini merupakan pedoman atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian yang akan membawa peneliti kepada suatu kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti.

Langkah-langkah dalam suatu penelitian disebut prosedur penelitian atau metode penelitian. Dalam metode penelitian akan terkandung beberapa alat serta teknik tertentu yang digunakan untuk menguji suatu hipotesis penelitian, hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Surakhmad (1998, hlm. 131) yang menyatakan bahwa :

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran ditinjau dari penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Sugiyono (2008, hlm. 1) yang menyatakan bahwa : “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey). Metode explanatory survey merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang diambil dari sampel dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar variabel. Menurut Masri Singarimbun dan sofian effendi (1989, hlm. 5) mengemukakan bahwa “Metode explanatory survey yaitu metode untuk menjelaskan hubungan kausal antar dua variabel atau lebih melalui pengujian hipotesis”. Sedangkan menurut Sanapiah Faisal (2007, hlm. 18) menjelaskan bahwa :

(2)

penelitiannya dapat menjelaskan kenapa atau mengapa (variabel anteseden apa saja yang mempengaruhinya) terjadi sesuatu gejala atau kenyataan sosial tertentu.

Objek telaahan penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) adalah untuk menguji hubungan antar Variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah sesuatu Variabel berasosiasi ataukah tidak dengan Variabel lainnya, atau apakah sesuatu Variabel disebabkan/dipengaruhi ataukan tidak oleh Variabel lainnya.

Dengan menggunakan metode survei eksplanasi ini, penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua Variabel yaitu Variabel Disiplin Kerja Guru dan Variabel Prestasi Belajar Siswa. Apakah terdapat pengaruh Disiplin Kerja Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa dan seberapa besar pengaruh Disiplin Kerja Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMK Kiansantang Bandung.

3.2 Populasi Penelitian

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2007, hlm. 389) menyatakan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Pengertian populasi menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 1), adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).

Dari pendapat di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa populasi merupakan wilayah keseluruhan yang memiliki ciri untuk dijadikan objek atau subjek penelitian untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan.

(3)

penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010, hlm. 101) yaitu:

“Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian, pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel penelitian”.

Berdasarkan beberapa definisi populasi di atas, populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah seluruh siswa X AP 1 dan AP 2 yang berjumlah 48 orang. Mengingat ukuran populasi dari penelitian ini hanya sebanyak 48 orang, maka untuk penentuan ukuran populasinya dianggap mencukupi maka yang dijadikan ukuran sampelnya lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi (sensus).

3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data sangat diperlukan untuk pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan data yang terkumpul. Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011, hlm. 99) mengemukakan bahwa “Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Dengan teknik pengumpulan data yang tepat dan sesuai karakteristik penelitian yang digunakan akan memberikan gambaran yang akurat mengenai suatu kondisi tertentu. Hal tersebut mempermudah penelitian dalam menyusun suatu informasi yang berguna dalam penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Dalam pelaksanaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang disebut dengan istilah teknik pengumpulan data.

(4)

1. Observasi yaitu mengamati secara langsung kegiatan proses belajar mengajar siswa/siswi di SMK Kiansantang Bandung.

2. Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang terdiri dari pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman dan opini responden terhadap disiplin kerja guru dan prestasi belajar siswa yang berlangsung saat itu. Dalam menyusun kuesioner, dilakukan beberapa prosedur berikut :

a) Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/pernyataan.

Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup dengan lima alternatif jawaban, yaitu:

SS = Sangat Setuju S = Setuju

KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sngat Tidak Setuju

b) Menetapkan skala penilaian angket

Skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah skala lima kategori Model Likert. Skala likert menurut Moh.Nazir (2003, hlm. 338) merupakan suatu skala untuk mengukur sikap seseorang terhadap suatu hal dengan menggunakan ukuran ordinal (dibuat ranking). Menurut Sugiyono (2012) “Skala Likert mempunyai gradasi sangat positif dengan sangat negatif”.

(5)

berimbang) dan beberapa pernyataan tersebut dijawab dengan beberapa alternatif jawaban “Selalu”, “Sering”, “Kadang -kadang”, “Jarang”, dan “Tidak pernah”.

c) Melakukan uji coba angket

Sebelum mengumpulkan data yang sebenarnya dilakukan angket yang akan digunakan terlebih dahulu diuji cobakan. Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada item angket.

Instrumen sebagai alat pengumpulan data penelitian, haruslah diuji kelayakannya, agar data yang didapatkan adalah data yang akurat. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 137), bahwa: “Valid berarti instrumen yang digunakan tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur suatu objek yang sama, maka data yang dihasilkan adalah sama”. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, maka hasil dari penelitian yang dilakukan telah memenuhi persyaratan pengujian instrumen penelitian.

3.3.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan uji kesatuan atau ketepatan. Uji validitas digunakan untuk mengetahui tepat atau tidaknya angket yang tersebar. Dalam hal ini Sugiyono (2013, hlm. 267), menyatakan validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap bulir item dengan skor total. Rumus ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (Sambas Ali, 2010,

hlm. 26), seperti berikut:

= ∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]

Keterangan:

(6)

N = Jumlah responden X = Jumlah skor item

Y = Jumlah skor total (seluruh item)

∑XY = Hasil skor X dan Y untuk setiap responden ∑X = Skor item tes

∑Y = Skor responden (∑X2

) = Kuadrat skor item tes (∑Y2

) = Kuadrat responden

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 26-30), langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian, adalah sebagai berikut:

1. Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

Tabel 3.1 Uji Validitas

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,47 0,444 Valid

2 0,49 0,444 Valid

3 0,49 0,444 Valid

4 0,53 0,444 Valid

5 0,52 0,444 Valid

6 0,56 0,444 Valid

7 0,52 0,444 Valid

8 0,56 0,444 Valid

9 0,45 0,444 Valid

(7)

11 0,55 0,444 Valid

12 0,50 0,444 Valid

13 0,48 0,444 Valid

14 0,58 0,444 Valid

15 0,57 0,444 Valid

Sumber: Data Perhitungan Excel

5. Memberikan/menempatkan (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu .

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-k-1, dimana n merupakan jumlah responden yang dilibarkan dalan uji validitas.

8. Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika , maka instrumen dinyatakan valid. b) Jika , maka instrumen dinyatakan tidak valid.

3.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas instrumen. Sugiyono (2011, hlm. 137), menyatakan bahwa: “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

(8)

Dalam uji reliabilitas ini, menurut Suharsimi Arikunto (Sambas Ali Muhidin, 2010 hlm. 31) menyatakan bahwa: Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien alfa ( ) dari Cronbach (1951), yaitu:

=

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

= ∑ ∑

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha

K = Banyaknya bulir soal ∑ = Jumlah varians bulir

= Varians total N = Jumlah Responden

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31-35) menyatakatan langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2. 9. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan

nilai tabel r. Kriterianya:

a) Jika nilai ≥ nilai , maka instrumen dinyatakan reliabel. b) Jika nilai nilai , maka instrumen dinyatakan tidak

(9)

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y

Variabel

Hasil

Keterangan rhitung rtabel

Disiplin kerja guru 1.064 0,444 Reliabel

Sumber: Hasil uji coba a ngket

Hasil uji reliabilitas variabel X menunjukkan bahwa variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel. Sebagaimana terlihat pada tabel

diatas, menunjukkan bahwa kedua variabel yang dinyatakan reliabel. Dengan hasil kedua pengujian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen yang belum teruji kevalidannya dan kereliabilitasnya.

3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (independen).

Dalam penelitian ini terdapat terdapat dua variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu (1) Disiplin Kerja Guru, dan (2) Prestasi Belajar Siswa.

(10)

3.4.1 Operasional Variabel Disiplin Kerja

Rincian operasional variabel X mengemukakan pendapat Bedjo S.Siswanto (2005, hlm. 291) yang mengemukakan bahwa disiplin kerja adalah sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Disiplin kerja dapat diukur melalui indikator-indikator berikut :

a. Kehadiran

Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan, dan biasanya pegawai yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk terlambat dalam bekerja.

b. Tingkat kewaspadaan tinggi

Karyawan yang memiliki kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien.

c. Ketaatan pada standar kerja

Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab karyawan terhadap tugas yang diamanahkan kepadanya. Pegawai yang taat pada standar kerja, akan bekerja sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan instansi/organisasi.

d. Ketaatan pada peraturan kerja

Hal ini dapat dilihat dari ketaatan pegawai pada peraturan kerja yang berlaku, baik peraturan kedinasan maupun peraturan yang ditetapkan oleh sekolah

e. Bekerja Etis

Beberapa pegawai mungkin melakukan tindakan yang tidak sopan atau tindakan yang tidak pantas. Hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan indisipliner, sehingga bekerja etis sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja pegawai.

(11)

rinci mengenai indikator, ukuran dan skala seperti dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.3

Operasional Variabel X (Disiplin Kerja Guru)

(12)

yang berlaku. 3. Kesesuaian hasil

pekerjaan dengan standar hasil yang telah ditetapkan.

Ordinal 9

4. Ketaatan pada peraturan kerja

1. Memahami pertauran kerja

Ordinal 10

2. Mentaati peraturan kerja.

Ordinal 11

5. Etika kerja

1. Memahami etika kerja

Ordinal 12

2. Menjaga lingkungan kerja

Ordinal 13

3. Jujur dalam bekerja

Ordinal 14

4. Sopan dan santun dalam bekerja

Ordinal 15

Sumber : Diadaptasi dari pendapat Bedjo S. Siswanto (2005, hlm. 291)

3.4.2 Operasional Variabel Prestasi Belajar

(13)

Tabel 3.4

Operasional Variabel Y (Prestasi Belajar)

Variabel Indikator Ukuran Skala

Variabel Terikat Prestasi Belajar (Y)

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono

(2004, hlm. 64)

Hasil yang

diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah

Rata-rata nilai Ujian Akhir Semester siswa kelas X pada mata pelajaran kearsipan

Interval

Sumber : Diadaptasi dari pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004, hlm. 64)

3.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis data. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa pengujian. Untuk penelitian populasi pengujian yang dilakukan yaitu Uji Homogenitas, Uji Normalitas, dan Uji Linieritas.

3.5.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk kepentingan akurasi data dan keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Uji asumsi homogenitas merupakan uji perbedaan dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan antara varians kelompoknya. Dengan demikian pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.

Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Barlett, dengan kriteria yang digunakannya adalah apabila> nilai tabel, maka H0

menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Berikut rumus nilai hitung (Sambas & Uep (2011, hlm. 96)) diperoleh dengan rumus:

[ ∑ ]

Dimana:

(14)

dbi : Derajat kebebasan tiap kelompok (n-1)

B : Nilai Barlett = (Log S2gab)(∑db)

S2gab : Varians gabungan = = ∑

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Model Tabel Uji Barlet

Sampel db= n-1 Si2 Log Si2 Db.Log Si2 Db. Si2

1 2 3 ….

….

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.

6. Menghitung nilai X2

(15)

3.5.2 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti adalah normal.

Penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal,maka teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan demikian penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Sugiyono (2010, hlm. 69) mengatakan “Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya”. Uji normalitas yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Liliefors Test, karena kelebihan Liliefors Test adalah penggunaan/penghitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (powerfull) sekalipun ukuran sampel kecil (n=4). Langkah kerjanya sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

(16)

7. Bandingkanlah emphirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua proporsi tadi.

8. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

9. Apabila Dhitung  Dtabel dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka

dapat dinyatakan bahwa sampel penelitian mengikuti distribusi normal.

3.5.3 Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi menurut Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin (2006, hlm. 296) adalah:

1) Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) =

3) Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:

[∑ ∑ ∑ ]

4) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = Y2 JKreg (b/a) JK reg (a)

5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JK reg (a)

6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan

rumus:

RJKreg(a) = JKreg (b/a)

7) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:

RJKres = JKres

N – 2

8) Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

∑ {∑ ∑ }

9) Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil

(17)

10)Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKres – JKE

11)Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:

RJKTC = JKTC

K – 2

12)Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE = JKE

N – k

13)Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC

RJKE

14)Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

15)Mencari nilai F tabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %

16)Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

Apabila uji asumsi parametrik tidak terpenuhi, maka analisis data harus beralih kepada uji nonparametrik atau mencari padanannya pada uji nonparametrik. Misalnya analisis korelasi pada uji parametrik adalah korelasi product moment, maka padanannya analisi pada korelasi pada uji nonparametrik

adalah korelasi Rank Spearman atau korelasi Kendall.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011, hlm. 158), yaitu: “Upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian”.

(18)

3.6.1 Analisis Data Deskriptif

Salah satu teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Sugiyono (2011, hlm. 169), mengungkapkan bahwa “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dengan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi”.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada tujuan penelitian yang sudah di rumuskan, yaitu untuk melihat bagaimana gambaran variabel variabel yang diteliti dan untuk melihat ada tidaknya pengaruh terhadap variabel yang diteliti. Berdasarkan tujuan tersebut maka teknik analisis data yang digunakan adalah dengan teknik analisis data deskriptif yaitu untuk menganalisis gambaran variabel.

Secara khusus analisis data deskriptif yang digunakan adalah dengan menghitung ukuran pemusatan dan penyebaran data yang telah diperoleh, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.

Adapun langkah kerja analisis data deskriptif menurut Sambas Ali yaitu: a) Membuat tabel perhitungan dan menempatkan skor-skor pada item

yang diperoleh

b) Tentukan ukuran variabel yang akan digambarkan. Menurut teori, ukuran variabel disiplin kerja dan prestasi belajar ada tingkatannya, oleh karena variabel disiplin kerja dan prestasi belajar dapat digambarkan tingkatannya, yaitu disiplin kerja (sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah, sangat rendah) dan prestasi belajar (tinggi, cukup tinggi, rendah, sangat rendah)

c) Membuat tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan nilai tengah pada option instrumen yang sudah ditentukan, dan membagi dua sama banyak option instrumen berdasarkan nilai tengah.

2. Memasangkan ukuran variabel dengan kelompok option

(19)

Tabel 3.6

Kriteria Analisis Deskriptif Variabel Disiplin Kerja Guru

Rentang

Penafsiran

Disiplin Kerja Guru

1,00-1,79 Sangat Rendah

1,80-2,59 Rendah

2,60-3,39 Cukup Tinggi

3,40-4,19 Tinggi

4,20-5,00 Sangat Tinggi

Sumber: Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 (dalam Sambas dan

Maman, 2007:146)

Tabel 3.7

Kreteria Penilaian Variabel Prestasi Belajar

Rentang

Penafsiran

Prestasi Belajar

1,00-1,90 Sangat Rendah

2,00-2,50 Rendah

2,60-3,60 Cukup Tinggi

3,70-4,00 Tinggi

Sumber: Diadaptasi dari buku pedoman UP I 2013

3. Menghitung banyaknya frekuensi masing-masing option yang dipilih oleh responden, yaitu dengan melakukan tally terhadap data yang diperoleh untuk dikelompokan pada kategori atau ukuran yang sudah ditentukan.

(20)

5. Memberikan penafsiran hasil pada point 4 sesuai dengan tabel distribusi frekuensi.

Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal. Sedangkan pengujian hipotesis menggunkan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam bentuk interval. Dengan demikian data ordinal hasil pengukuran diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval (MSI)

Metode Seccesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan Software Excel melalui MSI (Method of Succesive Interval). Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. 2. Klik “Analize” pada Menu Bar.

3. Klik “Succesive Interval” pada menu Analize, hingga muncul kotak dialog “Method Of Succesive Interval”.

4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data range pada kotak dialog InputI, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first now.

6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 da Max Value isikan/pilih 5. 7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.

8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.

3.6.2 Analisis Data Inferensial

Selanjutnya dilakukan pengujian teknik analisis inferensial yaitu digunakan sebagai alat untuk menarik kesimpulan terdapat pengaruh atau tidaknya antar variabel yang diteliti.

(21)

Langkah kerja analisis data inferensial (analisis regresi) yaitu:

a) Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses.

b) Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan skor yang diperoleh responden.

c) Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing responden.

d) Menghitung nilai koefisien regresi. e) Menghitung nilai uji statistik F.

f) Menentukan titik kritis atau nilai tabel r atau nilai tabel F, pada derajat bebas (db = N- k - 1) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

g) Membandingkan nilai hitung r atau nilai hitung F dengan nilai r atau nilai F yang terdapat dalam tabel.

h) Membuat kesimpulan, kriteria kesimpulan: jika nilai hitung r atau F lebih besar dari nilai tabel r atau F, maka item angket dinyatakan signifikan.

3.7 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara pada masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dengan pengujian tersebut maka akan diperoleh suatu keputusan untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menolak atau menerima hipotesis ini.

Meyakinkan adanya pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) perlu dilakukan uji hipotesis atau uji signifikansi.

Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

(22)

H0 : β = 0 artinya tidak terdapat pengaruh positif antara disiplin kerja

guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kearsipan kelas X AP 1 dan AP 2 di SMK Kiansantang Bandung.

H1 : β ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh positif antara disiplin kerja guru

terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kearsipan kelas X AP 1 dan AP 2 di SMK Kiansantang Bandung.

b. Membuat Persamaan Regresi

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 105), regresi sederhana berguna untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Model persamaan regresi sederhana adalah:

Ŷ = a + bX

Dimana : Ŷ: Variabel tak bebas (nilai duga) a : Penduga bagi intersap (α)

b : Penduga bagi koefisien regresi (β)

∑ ∑ dan ∑ ∑ ∑

∑ ∑

c. Uji Signifikansi

Kriteria pengujian keberartian persamaan regresi adalah tolak H0jika

probabilitas lebih kecil daripada α= 0,05. Dapat disimpulkan koefisien regresi signifikan, atau disiplin kerja guru benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Artinya H1 yang

diajukan diterima pada α = 0,05

Untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesis yang diajukan, dilakukan uji signifikansi. Menurut Riduwan (2008, hlm. 149) uji signifikansi dapat dilakukan dengan menggunakan uji F sebagai berikut:

Langkah 1. Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:

JK reg(a) = ∑Y

2

N

(23)

JKReg[b│a] = b ∑XY ∑XN ∑Y

Langkah 3. Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus:

JKres = Y2– JKreg (b│a) – JK reg (a)

Langkah 4. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[a])

dengan rumus :

RJKReg[a] = JKReg[a]

Langkah 5. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[b│a]) dengan rumus:

RJKReg[b│a] = JKReg[b│a]

Langkah 6. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan

rumus:

RJKRes =

JKRes

N 2

Langkah 7. Menguji Signifikansi dengan rumus: Fhitung =

Res Reg(b/a)

RJK RJK

Mencari Ftabel dengan rumus:

Ftabel = F (1-α) (dk reg b│a, dk res)

= F(1-0,05)(dk reg b│a = 1,dk res 33-2)

= F(0,95)(1,31)

Cara mencari = Ftabel, dkreg b│a = 1 sebagai angka pembilangdkres=31

sebagai angka penyebut

Langkah 8. Membandingkan F hitung dengan F tabel .Kriteria yang

digunakan yaitu:

1. H0 ditolak dan H1 diterima, apabila F hitung ≥ F tabel dinyatakan

signifikan (diterima).

2. H0 dterima dan H1 ditolak, apabila F hitung ≤ F tabel dinyatakan

tidaksignifikan (ditolak). d. Menghitung Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui hubungan variabel X dengan Y dicari dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Pearson Product Moment, yaitu:

rxy N∑XY ∑X ∑Y

(24)

Riduwan (2008, hlm. 136)

Sedangkan untuk mengetahui kadar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dibuat klasifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.8

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

Sumber : Riduwan (2008, hlm. 136)

e. Menghitung Nilai Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel yang diberikan variabel Disiplin kerja Guru terhadap variabel prestasi belajar siswa digunakan rumus koefisien determinasi (KD) sebagai berikut :

Sumber :Ating Somantri (2006, hlm.341) dimana:

KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi

Dengan r2 dicari dengan rumus sebagai berikut:

r2= { ∑ ∑ ∑ }

∑ ∑

Gambar

Tabel 3.1 Uji Validitas
Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y
Tabel 3.3 Operasional Variabel X (Disiplin Kerja Guru)
Tabel 3.4 Operasional Variabel Y (Prestasi Belajar)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Diwajibkan untuk membawa dokumen Asli Perusahaan yang datanya dimasukan dalam isian Dokumen Kualifikasi sesuai dengan dokumen yang dikirim/upload dalam isian

Perhitungan selanjutnya menggunakan Etabs V9.7 dengan input beban sesuai spesifikasi tersebut, maka didapatkan analisis pemodelan struktur pelat lantai dengan gaya dalam

Siapa yang akan bertanggung jawab dari perusahaan anda untuk menghadiri event yang diadakan oleh PT Hebronstar Indonesia. Kalo dari Ensprie sendiri itu direktur atau

Menurut tim info dalam (balitacerdas.com:2007) media flash card merupakan metode pembelajaran yang menggunakan kartu permainan yang sangat efektif untuk membangun

[r]

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, akan melakukan penelitian tentang “Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatarbelakang

Dalam hal konflik batas wilayah, ketidaksepahaman yang terjadi disebabkan karena adanya suatu kebijakan politik misalnya dalam bentuk perjanjian antar negara atau

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Administrasi Negara, Jurusan Ilmu