DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
2 0 1 4
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMENUHAN BAHAN BAKU OBAT TRADISIONAL UNTUK MEDUKUNG
KEMANDIRIAN OBAT DAN BBO
Disampaikan pada
Pertemuan Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas SDM Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO)
dan Pusat Ekstrak Daerah (PED)
OUTLI
NE
Landasan Hukum
Kebijakan Nasional
Kebijakan Obat Tradisional Nasional
Kondisi Obat Tradisional di Indonesia
Upaya Pengembangan Obat Tradisional
Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat dan
Pusat Ekstrak Daerah
UU Kesehatan No. 36 / 2009;
PP No 72 /1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan;
PP 17 /1986 tentang Kewenangan Pengaturan,
Pembinaan dan Pengembangan Industri;
Kepmenkes No 381 Tahun 2007 tentang Kebijakan
Obat Tradisional Nasional (KOTRANAS);
Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian
Kesehatan;
Permenkes No. 88 tahun 2013 tentang Rencana Induk Pengembangan BBOT
Tujuan:
1. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan
ramuan tradisional secara berkelanjutan
2. Menjamin pengelolaan potensi alam Indonesia
agar memiliki daya saing
3. Tersedianya obat tradisional
4. Menjadikan obat tradisional sebagai komoditi
unggul
KEBIJAKAN OBAT TRADISIONAL
NASIONAL (KOTRANAS) 2007
TUJUAN :
KONDISI INDONESIA
Indonesia sebagai mega-center keragaman hayati dunia, menduduki urutan terkaya kedua di dunia.
Bila biota laut ikut diperhitungkan, maka Indonesia menduduki urutan terkaya pertama di dunia.
Dari 30.000 spesies yang sudah teridentifikasi tersebut, diketahui
sekurang-kurangnya 9.600 spesies tumbuhan berkhasiat sebagai obat dan kurang lebih 300 spesies telah digunakan sebagai bahan obat
Pasar Jamu
(data GP Jamu 2012)
Pasar Internasional tahun 2020 :
-US $ 150 Milyar
( pasar Indonesia +/- 0.22%)
Belum termasuk obat tradisional lainnya
KENDALA DALAM
STRATEGI PENGEMBANGAN OT
1. Peningkatan ketersediaan bahan baku obat tradisional yang terstandar
2. Membangun networking
3. Meningkatkan penelitian dan inovasi teknologi 4. Pengintegrasian obat tradisional ke dalam
pelayanan kesehatan
5. Meningkatkan daya saing industri obat tradisional 6. Pengembangan Laboratorium Sertifikasi untuk
PENGEMBANGAN OBAT
TRADISIONAL
Dukungan :
- Komitmen pemerintah pusat dan daerah - Sumber daya manusia
RENCANA PENGEMBANGAN
Melalui Pendekatan Penyediaan Bahan Baku Obat Tradisional (BBOT)
1.
Fasilitasi peralatan Pusat Pengolahan
Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO)
2.
Fasilitasi peralatan Laboratorium
Mikrobiologi P4TO
3.
Fasilitasi peralatan Pusat Ekstrak daerah
Pusat Pengolahan Pasca Panen
Tanaman Obat (P4TO)
Didirikan di provinsi dan atau kab/kota
Membantu petani untuk menyiapkan simplisia yang
memenuhi standar dan persyaratan
Membantu UMOT dan UKOT untuk mendapatkan
simplisia yang memenuhi standar dan persyaratan
Menyiapkan bahan baku pembuatan ekstrak yang
Pusat Ekstrak Daerah
(PED)
Didirikan di provinsi dan atau kab/kota
Menampung simplisia hasil dari Pusat
Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat
(P4TO)
Menerima
toll
ekstraksi dari pengusaha kecil
obat tradisional (UKOT, UMOT, UJG, UJR);
maupun masyarakat umum
Menjamin ekstrak yang dihasilkan memenuhi
Tujuan Pendirian
P4TO dan PED
Penyediaan BBOT baik simplisia maupun
ekstrak yang terstandar dan memenuhi persyaratan jika memungkinkan untuk digunakan pada program pemerintah seperti Saintifikasi Jamu atau
kepentingan masyarakat
Penyediaan bahan baku ekstrak bagi
pengembangan sediaan
Penguatan kelembagaan di daerah agar
Penerima Fasilitasi
PED
Kab Kaur
B2P2TOOT Tawangmangu
P4TO dan Lab Mikrobiologi
Kab Maros
Kab Tulang Bawang Barat B2P2TOOT Tawangmangu
Lab Mikrobiologi
Kab Tegal
Next Plan
Terdapat di seluruh provinsi
Terdapat di kabupaten/kota yang memiliki potensi dalam pengembangan obat tradisional
Keuntungan Bagi Daerah
Pemenuhan kebutuhan simplisia bagi :
-
Produsen Obat Tradisional (UJG,UJR, UMOT)
-
Sarana pelayanan kesehatan (saintifikasi
PENGEMBANGAN PUSAT PENGOLAHAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT (P4TO) dan PUSAT
Indonesia memiliki kemampuan yang
luar biasa dalam pengembangan obat
tradisional
Ekstrak merupakan bahan baku yang
sangat potensial untuk dikembangkan