• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN - DOCRPIJM 1503115127BAB I PENDAHULUAN 4 lwg

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I. PENDAHULUAN - DOCRPIJM 1503115127BAB I PENDAHULUAN 4 lwg"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Latar Belakang 1.1

Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti yang

dicita-citakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025,

salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan

berkeadilan melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan

permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan sarana permukiman yang

mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien.

Di samping itu, RPJPN juga mengamanatkan bahwa pembangunan bidang air minum dan

sanitasi diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta untuk

menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditekankan kembali dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang menyatakan bahwa

salah satu arahan kebijakan dalam bidang pengembangan perumahan permukiman

adalah meningkatkan aksesibiltas masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi

yang memadai.

Arahan dalam RPJPN dan RPJMN terkait pemb angunan infrastruktur permukiman

merupakan amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi,

Pemerintah Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011

tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dijelaskan dalam PP 38 Ta hun 2007

bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana pembangunan

infrastruktur fisik bidang Cipta Karya, sedangkan Pemerintah Pusat bertindak sebagai

pengatur, pembina, dan pengawas pembangunan infrastruktur permukiman di Indonesia.

Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang dilakukan di Indonesia saat ini, dimana

pemerintah daerah dituntut untuk lebih berperan aktif dalam melayani dan

mensejahterakan masyarakat. Agar dapat memberikan manfaat yang sebesar- besarnya

bagi masyarakat, pemerint ah daerah perlu merencanakan pembangunan infrastruktur

permukiman secara terpadu dengan mendayagunakan sumber daya secara optimal,

efisien, dan efektif sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

(2)

Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan

Umum, dalam mengemban tugasnya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan dan

standar teknis bidang Cipta Karya, mengambil inisiatif untuk mendukung pemerintah

kabupaten/kota dalam menyiapkan perencanaan program khusus bidang Cipta Karya

yang diberi nama Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta

Karya. RPIJM ini dikembangkan sebagai upaya Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan

pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh wilayah tanah air

dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif sehingga dapat memberikan manfaat

yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. RPIJM mulai dirintis sejak tahun 2005

berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No Pr. 02.03-Dc/496 perihal

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya.

RPIJM merupakan dasar pemrograman dan penganggaran di lingkungan Ditjen Cipta

Karya. Mengingat fungsinya yang cukup penting, maka RPIJM sudah sepatutnya memiliki

kualitas yang baik serta disiapkan secara rasional, inklusif, dan terpadu. Oleh karena itu,

dalam rangka peningkatan kualitas RPIJM perlu dilakukan penyempurnaan Pedoman

Penyusunan RPIJM. Dalam pedoman RPIJM yang baru, substansi dokumen akan

ditajamkan sesuai dengan kebijakan baru dan perubahan pengaturan terkait bidang Cipta

Karya. Selain itu, penyusunan dokumen RPIJM perlu mempertimbangkan kemampuan

keuangan, kelembagaan, daerah, serta dampak pembangunan infrastruktur permukiman

terhadap lingkungan dan kondisi sosial setempat. Dengan adanya Pedoman RPIJM yang

baru, diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat menggerakkan semua sumber daya

secara optimal dalam memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur permukiman,

sekaligus mendukung upaya percepatan pencapai sasaran nasional pembangunan

bidang Cipta Karya

Maksud dan Tujuan 1.2

Maksud RPIJM yaitu untuk mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam

penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan,

menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera selaras dengan tujuan

pembangunan nasional. Sedangkan tujuan RPIJM adalah sebagai dokumen yang

dijadikan acuan dalam perenc anaan, pemrogram dan penganggaran serta pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik

(3)

RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang

mencakup sektor-sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya dalam jangka lima

tahun yang mencakup multi sector, multi sumber pendanaan, dan multi stakeholders.

Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya 1.3

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai

RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur

bidang Cipta Karya dalam periode lima tahu n, yang dilaksanakan secara terpadu oleh

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, maupun oleh

masyarakat dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan

sakala nasional, provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewu judkan keterpaduan

pembagunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

Dokumen ini disusun pada tingkat Kabupaten/Kota dan bersifat multi sektoral, multi

stakeholder, dan multi pendanaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan multi sector

adalah RPI 2-JM meliputi sektor-sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu

Pengembangan Air Minum, Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman,

Pengembangan Permukiman, dan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Adapun maksud

dari multi stakeholder adalah para pemangku kepentingan yang terkait turut dilibatkan

dalam proses penyusunan dan implementasi RPIJM sesuai kewenangan dan peranannya

masing-masing. Stakeholder yang terkait dalam RPIJM meliputi pemerintah pusat,

provinsi, kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha. S edangkan maksud dari

multi-pendanaan adalah sumber pembiayaan infrastruktur permukiman dalam RPIJM tidak

hanya berasal dari pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah provinsi, pemerintah

kabupaten/kota, serta dunia usaha dan masyarakat.

RPIJM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Ditjen Cipta

Karya dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPIJM sudah harus

menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat. Dalam

penyusunannya, RPIJM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan

seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan

pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, maka pembangunan infrastruktur

(4)

Renstra SKPD, namun RPIJM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan

bidang Cipta Karya yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan da n kemampuan

daerah. RPIJM disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial dan sektoral, baik di

tingkat nasional maupun daerah. Kebijakan spasial meliputi RTRWN, RTRW Provinsi, dan

RTRW Kabupaten/Kota. Sedangkan kebijakan sektoral terdiri dari RPJMN, RPJMD

Provinsi, dan RPJMD Kabupaten/Kota. Disamping itu, RPIJM juga mengacu pada

Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan

Daerah. Adapun, skema kedudukan RPIJM dalam sistem perencanaan pembangunan

bidang Cipta Karya dapat dilihat pada gambar 1.1

Sumber : Direktorat Bina Program, 2014

(5)

Sesuai dengan skema di atas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sektor sangat

penting, termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM),

Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),

dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan .

Keterkaitan substansi antara dokumen teknis dipaparkan pada gambar 1.2

RPIJM yang telah disusun kemudian akan dituangkan ke dalam rencana program tahunan

berupa Memorandum Program yang merupakan kesepakatan bersama antara

pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota terkait rencana kegiatan di suatu

Kabupaten/Kota dalam jangka waktu 5 tahun.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) adalah

rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima

tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan

dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha.

Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang

terdapat pada RPIJM dioperasiona lkan melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, untuk

selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang

Cipta Karya. Gambar 1.2 memaparkan Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan

(6)

Sumber : Dit. Bina Program DJCK, 2014

Gambar 1.2 Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen perencanaan Pembangunan di Daerah

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, renca na, dan indikasi program

terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK, Perda

Perbup/Perwali RPJMD, RPIJM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan

acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman.

Integrasi rencana pemb angunan permukiman berisikan arahan kebijakan pengembangan

permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya diterjemahkan pada rencana

induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (S SK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

(RTBL).

Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup

kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat,

(7)

dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan

Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan re ncana aksi program

strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang

Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan

RTRW Kabupaten/Kota.

Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui RPIJM

Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan

pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, ya ng disusun dengan

mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas

keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk

selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.

Muatan Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya 1.4

Secara substansi muatan RPIJM Kabupaten/Kota terdiri 8 (delapan) bab yaitu :

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan

RPIJM, serta muatan RPIJM Bidang Cipta Karya.

Bab 2 Profil Kabupaten/Kota

Membahas mengenai wilayah administrasi, potensi wilayah, demografi dan

urbanisasi, serta isu strategis Kabupaten / Kota.

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Arahan kebijakan pembangunan bidang cipta karya dan rencana str ategis

infrastruktur bidang cipta karya

10

Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Membahas tentang analisis sosial, ekonomi dan lingkungan antara lain Kajian

(8)

Bab 5 Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Membahas mengenai kebutuhan investasi, potensi pendanaan dan alternatif

pendanaan.

Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten / Kota

Membahas mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi yang ada di

kabupaten / kota.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Membahas mengenai rencana program investasi infrastruktur bidang cipta karya

untuk masing – masing sektor, yaitu sektor Pengembangan Kawasan

Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pe ngembangan SPAM, dan

Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisa

kebutuhan, serta usulan kebutuhan program dan pendanaan masing – asing

sektor

Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

Mengenai matriks prog ram investasi RPIJM Kabupaten / Kota dan matriks

keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten / Kota.

1.4.1 Mekanisme Penyusunan dan RPIJM Bidang Cipta Karya

Mekanisme penyusunan dan penilaian RPIJM Bidang Cipta Karya dipaparkan dalam 3

(tiga) bag ian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, langkah

penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPIJM Bidang Cipta

Karya.

A. Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya kabu paten/kota pada dasarnya melibatkan

pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah

pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan,

pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemeri ntah kabupaten/kota

(9)

Di dalam mekanisme penyusunanan RPIJM Bidang Cipta Karya terdapat unit

pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPIJM/Randal

yang terdiri dari pejabat yang mewakili Dire ktorat Bina Program, Direktorat

Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Ba ngunan dan Lingkungan, Direktor at

Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta

Karya. Dalam Direktorat Bina Program Cipta Karya juga terdapat Ko ordinator Wilayah

(Korwil) yang terdiri dari Kasubdit Program dan Anggaran (Korwil Sumatera), Kasubdit

Evaluasi Kinerja (Korwil Jawa), Kasubdit Kerjasama Luar Negeri (Korwil Kalimantan, Bali

dan Nusa Tenggara), Kasubdit Data dan Informasi (Korwil Sulawesi) , serta Kasubdit

Kebijakan dan Strategi (Korwil Maluku dan Papua).

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPIJM yang berfungsi memfasilitasi antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPIJM. Satgas

Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur

Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan

Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPIJM Kabupaten /Kota yang

bertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota

terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait

pembangunan Cipta Karya, dan PDAM . Gambar 1.3 memaparkan Keterkaitan Organisasi

(10)

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014

Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

Langkah Penyusunan RPIJM B.

Dalam Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota harus mengacu pada dokumen perencanaan

spasial yang dituangkan dalam RTRW serta perencanaan pembangunan yang dijabarkan

dalam RPJMD. Di samping itu, RPIJM juga mengacu pada dokumen perencanaan teknis

bidang Cipta Karya seperti dokumen RPKPP, RI-SPAM, SSK, RTBL, dan dokumen

Strategi yang lain yang terkait dengan pengembangan wilayah.Keseluruhan rencana

teknis ini, terintegrasi dan tersinkronisasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). SPPIP ini memberikan arahan strategi makro

pembangunan infrastruktur permukiman, sedangkan RPI JM merupakan penjabaran

program dari strategi tersebut.

Setelah memahami arahan yang ada dalam dokumen kebijakan dan rencana, dilakukan

analisis teknis untuk menghasilkan rencana program dan investasi di setiap sektor.

Proses analisis teknis ini diawali i dentifikasi isu strategis yang dapat berpengaruh

(11)

permukiman, permasalahan yang menghambat, serta tantangan ke depan. Setelah itu,

dilakukan analisis kebutuhan infrastruktur permu kiman disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi lokal. Dari analisis tersebut akan muncul program- program pembangunan

sektoral yang perlu dilakukan di kabupaten/kota tersebut. Apabila readiness criteria sudah

terpenuhi, maka program-program sektoral yang t elah teridentifikasi tersebut dapat

dikembangkan menjadi usulan program dan kegiatan dalam bentuk rencana program dan

investasi sektoral.

Selain melihat rencana investasi dari masing-masing sektor dalam penyusunan RPIJM

Kabupaten/Kota diperlukan suatu analisis terhadap keuangan daerah, kelembagaan serta

perlindungan terhadap lingkungan dan sosial. Analisis keuangan daerah dimaksudkan

untuk melihat kapasitas keuangan daerah dan sumber-sumber pendanaan keuangan

daerah dalam investasi pembangunan jangka menen gah.Sedangkan aspek kelembagaan

menganalisis keorganisasian, tata laksana, dan sumber daya manusia dalam

implementasi RPIJM, dan analisis perlindungan lingkungan dan sosial dimaksudkan untuk

melindungi lingkungan dan sosial seperti diperlukannya KLHS, AMDA L, atau konsultasi

masyarakat.

Penilaian Kelayakan RPIJM Bidang Cipta Karya C.

Kelayakan suatu dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya perlu dinilai untuk meningkatkan

kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan tersebut menggunakan metode

skoring, d imana masing – masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya.

Indikator Penilaian Dokumen RPIJM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:

Kelengkapan Dokumen a.

Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPIJM oleh

Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman penyusunan

RPIJM.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan b.

Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang

(12)

RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan pengembangan kawasan

khusus (MP3EI dan KEK).

Kelayakan Program c.

Penilaian terhadap kelayakan program d alam rencana program investasi sektor

pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana program

investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.

Kelayakan Lingkungan dan Sosial d.

Penilaian terkait aspek perlindungan sosial d an lingkungan dalam pembangunan

infrastruktur bidang Cipta Karya.

Kelayakan Pendanaan e.

Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program / kegiatan RPIJM serta

pemanfaatan multi sumber pendanaan.

Kelayakan Kelembagaan f.

Penilaian kelayakan kelembaga an dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk menyusun

dan mengelola implementasi RPIJM di daerah.

Matriks Program g.

Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks program

(13)
(14)
(15)
(16)

Gambar

Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunann Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Gambar 1.2 Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen perencanaan Pembangunan di Daerah
Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya
Tabel 1.1 Penilaian Kelayakan RPIJM Bidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur BidangCipta Karya yang disusun

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan progam pembangunan infrastruktur bidang

Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya , sebagai upaya mewujudkan keterpaduan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menegah (RPIJM) Bidang Cipta Karya disusun dengan mengacu RPIJM Bidang PU serta rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional,

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang