• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Dr. DADANG DALLY Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Dr. DADANG DALLY Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Dr. DADANG DALLY Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Disampaikan dalam Seminar Pendidikan

Tema : “Merajut Harapan Masa Depan Pendidikan Yang Demokratis”

(2)

Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

FUNGSI & TUJUAN

PENDIDIKAN NASIONAL

(3)

Prinsip Penyelenggaraan

Pendidikan

 Pendidikan diselenggarakan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskrimnatif

 Pendidikan sebagai satu kesatuan sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.

 Pendidikan adalah suatu proses pembudayaaan dan pemberdayaan peserta didik berlangsung seoanjang hayat.

 Pendidikan harus memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik;

 Pendidikan diselenggarakan dengan

mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

 Pendidikan diselenggarakan dengan

(4)

TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN

Tanggung Jawab PENDIDIKAN

PEMERINTAH

(5)

Pendidikan Sebagai Sistem

KBM & Evaluasi

Lingkungan Belajar

Dana Sar Pras

Tenaga Kependidikan Kurikulum Siswa Penyelenggaraan Pendidikan

(6)

Kurikulum Tendik Sar-Pras Dana Manajemen

Proses Belajar Mengajar

INPUT SISWA

OUT PUT LULUSAN

LINGKUNGAN

Komponen Pendidikan yang Perlu Dikelola Dalam Penyelenggaraan Pendidikan

(Praktik Pembelajaran Di sekolah yang demokratis

(7)

Pasal 5 dan 6

Hak dan Kewajiban Warga Negara

 Setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.

 Warga negara yang berkelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan atau sosial berhak memeproleh pendidikan khusus

 Warga negara di daerah terpencil (masyarakat adat terpencil) berhak mendapat pendidikan layanan

khusus

 Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

berhak memperoleh pendidikan khusus

 Setiap warga negara mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.

 Setiap warga negara usia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.

 Setiap warga negara bertanggung jawab terhadapa keberlangsungan pendidikan.

Program Pendidikan Untuk Semua melalui jalur pendidikan formal (sekolah:

TK/RA/TKLB, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB.,

SMA/MA/SMK,SMALB), non formal (PLS: PKBM, Lembaga Kursus), dan Informal (PAUD).

Peningkatan Mutu dan Perluasan Akses Pendidikan Khusus (SLB) dan Pelayanan Pendidikan Inklusif

Pendidikan Keberbakatan dan Akselerasi melalui pendidikan formal reguler. Program PLS: Pendidikan Keaksaraan

Fungsional, Kursus dan Pelatihan, dsb.

PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 Tahun dan Program Perintisan Wajar 12 Tahun.

(8)

Hak dan Kewajiban Orang Tua

(Pasal 7)

 Orang Tua berhak berperan serta dalam memilih satuan

pendidikan dan

memperoleh informasi perkembangan

pendidikan anaknya.

 Orang tua berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya

 Memberikan dukungan dan dorongan terhadap orang tua dengan membentuk komite sekolah.

 Sekolah /penyelengara pendidikan diwajibkan memberikan laporan hasil pendidikan peserta didik kepada orang tuanya.

 Diberikan aksesibilitas pendidikan dasar (Wajar Dikdas 9 tahun)

(9)

Hak dan Kewajiban Masyarakat

(Pasal 8)

 Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan  Masyarakat berkwajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan

 Digulirkan program

MBS dan BBE-Life Skill dapa setiap satuan

pendidikan  Mendorong partisipasi masyarakat peduli pendidikan. (LSM)  Membangun dan Mengembangkan pola kemitraan dengan masyarakat pengguna hasil pendidikan. (Program Three Partied)

(10)

Hak dan Kewajiban Pemeritah (pemerintah daerah) Pasal 10, 11  Pemerintah berhak mengarahkan, membimbing, membantu dan mengawasi penyelenggaran pendidikan.  Pemerintah memberikan layanan pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara

 Pemerintah menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya

pendidikan bagi usia 7-15 tahun

 Melakukan regulasi

pendidikan, memberi bantuan fisik dan non fisik, serta

melakukan evaluasi dan

monitoring secara periodik dan berkesinambungan.

 Memberikan

pelatihan-pelatihan terhadap tenaga pendidik dan kependidikan

pada setiap satuan pendidikan (MGMP, KKG, KKKS, KKPS, BPG, BPG-SLB, BPBD, BPTP)

 Mengupayakan kelangsungan Program BOS, BAGUS, dsb.

(11)

Peserta Didik (Pasal 12)

 Memberikan pendidikan agama sesuai yang

dianutnya dan diajarkan oleh guru yang seagama.

 Layanan pendidikan yang inklusif sesuai

bakat, minat, dan kemampuannya.

 Memberikan pengahargaan kepada peserta

didik yang berprestasi. (LKS dan Porseni setiap tahun).

 Memberikan BOS dan BAGUs

 Terbuka bagi peserta didik yang pindah

(12)

Jalur, Jenjang, dan Jenis

Pendidikan

(pasal 13 s.d 32)

 Jalur pendidikan terdiri atas pend. Formal, nonformal, dan informal yang saling melengkapi dan memperkaya.

 Jenjang pend. Formal: pend. Dasar, menengah, dan tinggi.

 Jenis pendidikan: umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus

 Jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah

daerah, dan atau masyarakat.

 Semua jalur pendidikan dilaksanakan dalam satuan pendidikan formal,

nonformal, dan informal. (mulai dari PAUD,

TK/RA/TKLB, SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C; PKBM/Lembaga Kursus, dsb)

 Mendorong dan membina satuan-satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat

(13)

Bahasa Pengantar

(Pasal 33)

 Bahasa pengantar dalam pendidikan adalah Bahasa Indonesia

 Bahasa Daerah digunakan sebagai

pengantar dalam tahap awal pendidikan (ada Mulok Bahasa Sunda)

 Bahasa Asing telah digunakan oleh satuan-satuan pendidikan tertentu. (program bilingual)

(14)

Wajib Belajar 9 Tahun (Pasal 34)

 Sebelum tahun 2005 pergerakan kenaikan angka APK dan APM di Jawa Barat

berjalan lambat terutama jenjang SMP/MTs.

 Program Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan dasar 9 Tahun yang mulai tahun 2005 (fase 1) dan 2006 (fase 2) terjadi perkembangan yang sangat

(15)

Kinerja Program Percepatan Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun Fase 2 (untuk APM SMP/MTs.)

Tahun Uraian Jml. Sasaran Siswa/W B Kenaikan Relatif APM (%) Jumlah APM (%) 2005 POSISI AWAL 66.19 2006 23 Nov. PROGRAM STRATEGIS: Beasiswa Kartu Bagus Pembanguan RKB Pembangunan USB SD/SMP Satu atap

BOS Santri Salawiyah, Paket B Beasiswa transisi&Retrival Kenaikan APM (%) POSISI AKHIR 40.000 94.386 2.898 3.107 51.387 7.068 1,70 4,32 0,13 0,14 2,35 0,32 8,96 75,15

(16)

Standar Nasional Pendidikan (Pasal

35)

 Dari 8 Standar Nasional Pendidikan, yang telah ada baru 2 yakni standar isi dan

standar kompetensi lulusan telah disosialisasikan dan mulai

dimplementasikan sesuai Kepmendiknas no. 22,23, dan 24 tahun 2006.

(17)

Kurikulum (Pasal 36)

 Kurikulum disusun oleh sekolah dengan mengacu kepada Standar Isi dan

Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuknya yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

 Muatan dan Isi Kurikulum sesuai panduan dari BSNP dan melalui musyawarah warga sekolah dan komitenya.

(18)

Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(pasal 39 s.d 44)

 Pendidik dan tenaga kependidikan yang menjadi

tanggungjawab langsung oleh provinsi adalah mereka yang berada di satuan pendidikan TKLB,SDLB,SMPLB, dan SMALB (SLB) sesuai otonomi daerah.

 Peningkatan mutu kompetensi dan kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan di SLB telah dan sedang diupayakan meningkat dari tahun ke tahun (melalui BPG-SLB, dan kesejahteraan tunjangan daerah)

 Sertifikasi pendidik dilakukan sesuai kuota maupun ketentuan yang berlaku dan kerjasama dengan LPMP

(19)

Sarana dan Prasarana Pendidikan

(Pasal 45)

 Sarana dan prasarana pendidikan selalu diupayakan agar menyentuh ke semua satuan pendidikan baik formal maupun non formal.

(20)

Role Sharing

 Kondisi Obyektif Ruang Kelas (April 2006)

Kondisi SD MI SMP MTs. Rusak berat (Rehab) 42.492 6.523 6.767 2.729 Kurang ruang (RKB) 5.628 1.706 Jumlah 42.492 6.523 12.395 4.435

Dana yang dibutuhkan Rp 2,8 trilyun, yang dilaksanakan selama tiga tahun

(21)

Pendanaan Pendidikan

(Pasal 46 s.d 49)

 Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan 20% dari APBN dan 20% pula dari APBD. Ketentuan ini sedang dan terus

diupayakan namun perlu penyesuaian dengan kemampuan daerah.

(22)

5 2 2 5 3 2 8 2 1 10 3 2 12 6 2 14 9 2 0 2 4 6 8 10 12 14 PORSI ANGGARAN PENDIDIKAN TRHDP APBD ( %) 2003 2004 2005 2006 2007 2008 TAHUN

PEMERATAAN MUTU, RELEVANSI TATA KELOLA, PENCITRAAN

9 % 10 %

11 %

15 %

20 % 25 %

SKENARIO PENGANGGARAN PEMBANGUNAN BIDANG PENDIDIKAN 2003 – 2008 MENUJU KETERCAPAIAN MINIMAL “20 %”

(23)

Peran Serta Masyarakat

(Pasal 54 s.d 56)

 Mendukung dan memfasilitasi masyarakat yang

menyelenggarakan pendidikan.

 Dukungan berbentuk bantuan aksesibilitas,

peningkatan mutu, sarana/prasarana, maupun lainnya.

 Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah didorng

untuk mampu memadirikan sekolahnya dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

(24)

Evaluasi, Akreditasi, dan Sertifikasi

(Pasal 57 s.d. 61)

 Evaluasi dilakukan untuk pengendalian mutu pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan.

 Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan.

 Evaluasi hasil belajar dilakukan oleh pendidik.

 Pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalaur, jenjang, dan jenis pendidikan.

 Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Akreditasi satuan pendidikan formal maupun nonformal telah dilakukan terhadapsatuan pendidikan yang telah siap,

 Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi. Di Jawa Barat sudah ada -+ 115 sekolah.

(25)

Pendirian Satuan Pendidikan

(Pasal 62)

 Syarat untuk memperoleh ijin operasional diantaranya adalah isi pendidikan, jumlah dan kualifikasi pendidik, sarana prasarana, pembiayaan, sistem evaluasi dan

sertifikasi, serta manajemen dan proses pendidikan.

(26)

Pengawasan (Pasal 66)

 Pemerintah/Pemerintah daerah, Dewan pendidikan, dan komite sekolah

melakukan pengawasan atas

penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang, dan jenis sesuai keweangan

masing-masing sesuai satuan pendidikannya.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

taufik, hidayah, karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa metode regresi robust penduga-M dengan penimbang ganda Tukey memberikan hasil pendugaan koefisien β 1 yang lebih stabil pada kasus tanpa

Makalah ini membahas karya Raja Ali Haji yang dikenal dengan Gurindam 12 yang sarat akan makna dan beragam petuah kehidupan, baik dalam beragama maupun

Untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai kadar viskositas apakah sudah memenuhi standart atau belum memenuhi standart yang sudah ditetapkan oleh

PENGARUH PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA.. (Survey padaSiswaKelas XIAkuntansiSMK Bina Warga Bandung Tahun

Proses perkembangan desain arsitektur akibat modernisasi membuat para arsitek berlomba – lomba menciptakan suatu karya yang akrobatik dan mengundang pujian, hal ini juga

Dari ke 6 sampel semuanya rata2rata menun*ukkan ter*adi interaksi antara *amur antagonis dan pathogen( -asil dari u*i antagonis ini berupa ;ona bening atau pathogen

Angka Bebas Jentik (ABJ) di Dusun Ngebel juga masih dibawah 95% yang menandakan bahwa Dusun Ngebel adalah daerah yang belum bebas jentik sehingga daerah tersebut merupakan