BAB
KERANGKA STRATEGI
PEMBI AYAAN I NFRASTRUKTUR
BI DANG CI PTA KARYA
5.1. Potensi Pendanaan APBD
Dalam merumuskan kerangka pendanaan bagi program dan kegiatan tahun
2014-2019, Pemerintah Kota Serang senantiasa berpedoman pada azas umum pengelolaan
keuangan daerah yang mensyaratkan partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas
perencanaan anggaran, serta menjamin efektifitas, efisiensi, logis, dan realistis dalam
penggunaannya sehingga pendekatan anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada
pencapaian program prioritas pembangunan menjadi layak dikedepankan.
Selain berorientasi pada program prioritas pembangunan, kebijakan anggaran
Pemerintah Kota Serang juga diupayakan untuk mendorong pencapaian target-target
indikator makro. Pencapaian program prioritas pembangunan dan target-target indikator
makro dilakukan melalui pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan
efektif pada pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur, dan
bidang penunjang lain, dengan terlebih dahulu memenuhi kebutuhan dasar pemerintah
daerah seperti belanja gaji dan tunjangan serta belanja tetap (fixed cost).
Secara umum kebijakan anggaran Pemerintah Kota Serang adalah sebagai berikut :
1. Prioritas anggaran diarahkan pada pelaksanaan urusan wajib dan pilihan pemerintahan
yang menjadi prioritas pembangunan guna mendukung pencapaian visi dan misi
2. Kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pemenuhan belanja tetap (fixed cost), Insentif
Berbasis Kinerja, dan komitmen pembangunan yang berkelanjutan (multi years) tetap
menjadi prioritas pertama dalam anggaran belanja;
3. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib diarahkan untuk kepentingan
publik yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat seperti peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum;
4. Pengalokasian anggaran diarahkan sesuai dengan arah kebijakan per tahun yang telah
ditetapkan;
5. Anggaran belanja bidang kesehatan didorong untuk upaya peningkatan pelayanan
kesehatan, terutama untuk keluarga miskin serta kesehatan ibu dan anak,termasuk
perbaikan fasilitas kesehatan;
6. Dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat, anggaran belanja diarahkan pada
pengembangan aktivitas ekonomi lokal di sektor pertanian, peternakan, perikanan,
perkebunan, dan penguatan struktur ekonomi perdesaan, pemberdayaan koperasi dan
UMKM dengan dukungan infrastruktur perdesaan yang memadai;
7. Untuk menjaga daya dukung lingkungan, Pemerintah Kota Serang mengarahkan
anggaran pada kegiatan-kegiatan pengendalian pencemaran lingkungan, mitigasi
bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan pengendalian eksploitasi sumber daya
alam;
8. Penggunaan indeks relevansi anggaran dalam penentuan anggaran belanja yang terukur
dan telah disesuaikan dengan kebijakan Pemerintah Kota Serang, serta anggaran belanja
yang direncanakan oleh setiap pengguna anggaran;
9. Efisiensi belanja dilakukan dengan melaksanakan proper budgetingmelaluicost benefit
analysis sehingga tingkat efektifitas setiap program dan kegiatan yang mendukung
prioritas pembangunan daerah dapat terpetakan;
a. Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi hal-hal sebagai berikut :
Mengalokasikan belanja pegawai dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan
lainnya bagi Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk pemberian bantuan
kepada organisasi masyarakat dan kelompok masyarakat;
Mengalokasikan belanja hibah yang diperuntukkan bagi lembaga/organisasi dan
kelompok masyarakat yang secara spesifik telah ditetapkan;
Mengalokasikan belanja tidak terduga sebagai bentuk antisipasi terhadap
kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diprediksi seperti penanggulangan bencana alam dan bencana
sosial.
Mengalokasikan belanja bagi hasil kepada pemerintahan desa yang dilaksanakan secara
proporsional, guna memperkuat kapasitas fiskal desa;
Mengalokasikan belanja bantuan keuangan kepada partai politik yang diarahkan dalam
rangka mendukung Kebijakan Pemerintah Kota Serang.
5.1.1. PROFIL APBD
Komponen Penerimaan Pendapatan merupakan penerimaan hak pemerintah daerah
yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan Pendapatan terdiri atas :
(1) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) Dana Perimbangan; dan (3) Pendapatan
lainnya yang Sah. Berikut akan dijelaskan satu persatu subkomponen pendapatan di
daerah pada umumnya.
5.1.2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD bersumber dari :
a. Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Kendaraan di atas
Air, Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air Tanah, Pajak
Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan,
Pajak Galian Golongan C, Pajak Parkir dan Pajak lain-lain. Pajak-pajak Daerah
ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
b. Retribusi Daerah, antara lain: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi
Pelayanan Persampahan, Retribusi Biaya Cetak Kartu, Retribusi Pemakaman,
Retribusi Parkir di Tepi Jalan, Retribusi Pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan
Bermotor, Retribusi Pemadam Kebakaran dan lain-lain. Retribusi ini diatur olehh
UU No 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan
Pemerintah No. 66/2001 tentang Retribusi Daerah.
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain hasil deviden
BUMD; dan
d. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain : hasil penjualan kekayaan daerah
yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai
tukar, komisi, potongan, dan lain-lain yang sah.
5.1.3. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri atas :
e. Dana Bagi Hasil terbagi atas Bagi hasil Pajak (BPH) dan Bagi Hasil Bukan Pajak
(BHBP) atau yang berasal dari hasil pngelolaan sumber daya alam. BPH antara
lain : Pajak Bumi Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Penghasilan Badan
maupun Pribadi; sedangkan BPHBP antara lain : kehutanan,
pertambangan umum, perikanan, penambangan minyak bumi,
pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.
b. Dana Alokasi Umum (DAU) dibagikan ber selisih anatara Kebutuhan Fiskal dan
Kapasitas Fiskal ditambah Alokasi
Dasar.
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan
khusus, misalnya : reboisasi, penambahan sarana pendididkan dan
Tabel 5.1.
Matrik Potensi Pendanaan APBD Kota Serang
5.2. Potensi Pendanaan APBN
Tabel 5.2.
Matriks Potensi Pendanaan Bersumber APBN
SEKTOR REALISASI
TH–5 TH–4 TH - 3 TH–2 TH–1
1 2 3 4 5 6
Pengembangan Kawasan Permukiman
Penataan Bangunan dan Lingkungan Pengembangan SPAM
Pengembangan PLP DAK Air Minum DAK Sanitasi
Total Belanja APBN
5.3. Alternatif Sumber Pendanaan
NAMA KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
BIAYA KEGIATAN (Rp)
KELAYAKAN FINANSIAL
KETERANGAN
5.4. STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA
5.4.1. PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER DARI APBN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Dana APBN Cipta Karya yang dialokasikan ke Pemerintah Kota Serang dalam 5
tahun terakhir (tahun 2008 sampai dengan tahun 2012) melalui Satuan Kerja Non
Vertikal (SNTV) sesuai Permen PU No. 14 tahun 2011 selalu meningkat. Total
alokasi dana APBN untuk bidang Cipta karya tahun 2009 sebesar Rp.
1.000.000.000,- Tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 10.000.000.000,-.
Perkembangan alokasi Dana APBN Bidang Cipta Karya selama 5 tahun terakhir
lihat Tabel-5.4 berikut :
Tabel- 5.4.
Alokasi APBN untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Serang
Tahun 2008-2012
Sektor Alokasi
2008 2009 2010 2011 2012
Pengembangan Air 8,000,000,
Minum 000
Pengembangan PLP 1,000,000, 450,000,0
000 00
Pengembangan 2,000,000, 900,000,0
Permukiman 000 00
Penataan Bangunan 2,000,000, 1,000,000,
dan Lingkungan 000 000
Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah,
Untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan
melaluipenganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang
dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusandaerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan airminum
dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanansistem
penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasankumuh
perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.Sedangkan
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (airlimbah,
persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakatberpenghasilan
rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui prosespemberdayaan masyarakat.
Perkembangan DAK untuk Air Minum dan Sanitasi Kota Serang selama 5 tahun terakhir terlihat pada Tabel-5.5 berikut :
Tabel- 5.5.
Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kota Serang tahun 2008-2012
Jenis 200 2009 2010 2011 2012 2013
DAK 8
DAK Air 2.384.000.0 676.200.00 686.100.0 729.080.0 909.271.82
Minum 00 0 00 00 0
dan
pendampi
ng APBD
Kota
DAK 1.038.100.0 725.400.0 971.510.0 1.087.742.6
Sanitasi 00 00 00 90
dan
pendampi
ng APBD
5.4.2. PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER DARI APBD DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Dana APBD yang dialokasikan ke Pemerintah Kota Serang dalam 5 tahun terakhir (tahun
20.. sampai dengan tahun 20..) untuk pembangunan bidang Cipta Karya mengalamii
peningkatan/penurunan. Total alokasi dana APBD untuk bidang Cipta karya tahun 20.
……. Sebesar Tahun20... Rp.. ...meningkat menjadi
………… Atau rata—ratameningkat/menurun sebesar ….
Dari Total alokasi dana APBD rata-rata tertinggi sebesar … dari total dana APBD
pembangunan bidang Cipta Karya dan yang terkecil adalah
sektor ………-atau rata-ratasebesar …. % dari total d bidang Cipta Karya. Perkembangan alokasi Dana APBD Bidang Cipta Karya selama 5 tahun terakhir lihat Tabel- 5.6. berikut:
Tabel- 5.6.
Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta
Karya Tahun 2009-2013
Sektor 2009 2010 2011 2012 2013
Pengembangan
633.400.000 126.120.000 785.279.000 153.071.000 597.349.180 Air Minum
Pengembangan
874.325.000 1.492.402.0 1.350.081.0 4.876.390.0 9.601.087.8
PLP 00 00 00 10
Pengembangan 6.551.500.0 3.205.000.0 8.559.500.0 6.576.400.0 12.370.306.
Permukiman 00 00 00 00 600
Penataan
11.426.134. 3.652.887.0 4.387.500.0 8.107.500.0 25.240.165. Bangunan dan
000 00 00 00 400
Lingkungan
Total Belanja
Selain dana APBD untuk pembangunan bidang Cipta Karya, Pemerintah Kota Serang
juga mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) selama 5 tahun
terakhir (2008 sampai dengan 2012 ), terlihat pada Tabel- 5.5. berikut :
5.4.3. PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
5.4.3.1. PROYEKSI APBD 5 TAHUN KEDEPAN
Proyeksi APBD dalam lima tahun kedepan dilakukan dengan melakukan perhitungan
regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima (5) tahun terakhir menggunakan
asumsi dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan
alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima (5) tahun kedepan dengan
asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.
Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut :
1. Menetukan prosentasi pertumbuhanan per pos pendapatan.
Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan: Y0 = Nilai tahun ini
Y-1 = Nilai 1 tahun sebelumnya
Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiappos pendapatan yang
terjadi dari PAD, Dana Perimbangan (DAU,DAK, DBH), dan lain-lain pendapatan
yang sah.
2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam lima (5) tahun kedepan.
Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai
proyeksi pada lima (5) tahun kedepan dengan menggunakan rumus proyeksi
goematris sebagai berikut :
Keterangan: Yn = Nilai pada tahun n
r = % pertumbuhan
Y0 = Nilai pada tahun ini
n = tahun ke n (1-5)
3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas
daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya
Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total
pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja
dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta karya terhadap APBD
sama dengan eksisting (Tabel-9.6) maka diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam
mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta karya dalam lima (5) tahun kedepan.
Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut dapat ditampilkan pada Tabel- 5.7.
Tabel- 5.7.
Proyeksi Pendpatan APBD Kota Serang dalam 5 Tahun Kedepan
Komponen Realisasi Persentase Proyeksi
Pertumbuha
201 201 201 201 201 201 201 202
APBD
Dari data proyeksi APBD tersebut dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan
metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR)
1. Net Public Saving
Net Public Saving atau Tabungan Pemerintan adalah sisa dari total penerimaan
daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan
kata lain NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk pembangunan.
Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU Cipta
Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 5 tahun ke depan
untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta
Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut:
Net Public Saving = Total Penerimaan Daerah –Belanja Wajib
NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) –(Belanja mengikat + Kewajiban Daerah)
- Belanja Mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi /tidak bisa dihindari oleh pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai sesuai peraturan daerah yang berlaku .
- Kewajiban daerah antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran kegiatan lanjutan serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.
2. Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio)
Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan
untukmenutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas.
Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga
keuanganbank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi).
Berdasarkan PP No.30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah
wajib memenuhipersyaratan sebagai berikut:
c. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik
tidakmelebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;
d. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikanpinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.
e. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.
f. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah
Daerahjuga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas
pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.
denganDebt ServiceCost Ratio(DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR
minimal adalah 2,5.DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar
pinjaman, sekaligusmemberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah. Oleh
karena itu, DSCR dalam5 tahun ke depan perlu dianalisis dalam RPI2JM dengan
rumus sebagai berikut:
PAD = Pendapatan Asli daerah DBH = Dana Bagi Hasil
DAU = Dana Alokasi Umum DBHDR = DBH Dana Reboisasi
Proyeksi Pendapatan dan Belanja
Seperti halnya yang dipergunakan dalam memproyeksi ekonomi kota/kabupaten,
maka dengan menggunakan pendekatan analisis pertumbuhan elastisitas khususnya
dalam menghitung proyeksi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Belanja Daerah,
meletakkan beberapa asumsi sebagai berikut :
a. Pertumbuhan ekonomi Kota Serang diperkirakan akan sama dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6 %.
b. Selama periode proyeksi, tingkat inflasi menurut BPS diperkirakan akan
mencapai 12 % untuk setiap tahunnya.
Pendapatan daerah Kota Serang sampai tahun 2012 nanti akan diperkirakan akan
mengalami kenaikan setiap tahunnya dan pertumbuhan tersebut lebih disebabkan
oleh adanya peningkatan pada komponen PAD dan Komponen Dana Perimbangan.
Besaran PAD yang bersumber dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Hasil
Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
masih ditentukan oleh kesepakatan antara Pemerintah Daerah Kota Serang dan
Pemerintah Kabupaten Serang.
Adapun Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota. Belanja Daerah merupakan
perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil dan merata agar
relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi,
meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi
ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
Proyeksi belanja daerah Kota Serang tahun 2009-2012 terdiri dari Belanja Tidak
Langsung dan Belanja Langsung. Untuk komponen belanja tidak langsung
diantaranya: Belanja Pegawai, Belanja Hibah, dan Belanja Bantuan Sosial. Adapun
komponen Belanja langsung antara lain :Belanja Pegawai, Belanja Barang dan jasa
dan Belanja Modal.
Tabel 5.8.
PROYEKSI BELANJA APBD KOTA SERANG PERIODE 2009-2012
(Dalam Juta Rupiah )
No K O M P O N E N 2009 2010 2011 2012
Belanja Tidak
1 Langsung
Belanja Pegawai 23,389 25,728 28,301 31,131
Belanja Hibah 12,432 13,675 15,043 16,547
Belanja Bantuan Sosial 3,435 3,779 4,157 4,573
Belanja Tidak Terduga 26 29 32 35
Jumlah 1 39,284 43,212 47,533 52,287
2 Belanja Langsung
Belanja Pegawai 8,432, 9,275 10,203 11,223
Belanja Barang dan
Jasa 24,382 26,820 29,502 32,453
Belanja Modal 7,102 7,812 8,593 9,453
Jumlah 2 39,917 43,909 48,300 53,130
JUMLAH BELANJA 79,201 87,121, 95,833 105,417
Sumber : Sumber : Dinas PPKAD Kota Serang,data diolah
Ditinjau dari komposisi Belanja Daerah, trend kenaikan Belanja Tidak Langsung dan
akan bertambah jenis pos belanja baik pada belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Belum lagi keberadaan Kota Serang yang baru berusia 1 tahun dipastikan
akan membutuhkan data yang sangat besar dalam pembelanjaannya.
B. Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan
Proyeksi Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) 5 tahun ke depan , diharapkan
didorong oleh adanya kenaikan kontribusi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Hasil
Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan.
Komponen PAD ini harus sudah mulai secara mandiri dikelola oleh Pemerintah Kota
Serang yang selama ini masih bergabung dengan APBD Kabupaten Serang.
Konsistensi kenaikan kontribusi yang besar dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan ini, menjadi dasar penguatan kapasitas keuangan Kota Serang.
Proyeksi Dana Perimbangan, peranannya selama 5 tahun ke depan dalam membentuk
total Pendapatan Daerah akan mengalami kenaikan, dan peningkatan tersebut akan
didominasi Dana Alokasi Umum (DAU). Namun, ke depan komponen dana
perimbangan harus mulai difokuskan pada pos Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan dari
Provinsi. Oleh karena itu Pemerintah Kota Serang harus berupaya keras untuk dapat
memperoleh dana sharing sesuai dengan kebutuhan yang ada.
C. Proyeksi Public Saving
Tabungan Bersih Pemerintah/Masyarakat (Net Public Saving) adalah sisa dari total
penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang bersifat
wajib/mengikat. Dengan kata lain, net public saving merupakan sejumlah dana yang
tersedia untuk investasi pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat
dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya.
Keterbatasan NPS yang disebabkan keterbatasan pendapatan daerah dalam APBD Kota
Serang, diharapkan dapat dipecahkan dengan menggali sumber-sumber pendapatan dari
internal dan eksternal. Demikian pula dalam alokasi belanja yang lebih efektif dan
efesien, sehingga akan mampu memiliki tabungan pemerintah secara maksimal yang
pada akhirnya dapat mendanai investasi pembangunan yang direncanakan Pemerintah
5.4.4. ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
5.4.4.1. ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
Dalam melakukan analisis pendapatan atau ketersediaan dana, dapat diklasifikasikan
dalam dua kategori, yaitu sumber-sumber pendapatan dari daerah sendiri dan luar daerah
(eksternal). Sumber-sumber pendapatan dari daerah sendiri adalah sumber-sumber
pendapatan yang dikumpulkan secara langsung dari masyarakat daerah yang
bersangkutan, misalnya pajak dan retribusi yang langsung dipungut dan dimiliki daerah
yang bersangkutan.
Sumber-sumber pendapatan daerah dapat juga diperoleh dari hasil perusahaan milik
daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan daerah yang di sahkan serta bagi hasil. Sedangkan sumber-sumber
pendapatan eksternal adalah sumber-sumber pendapatan yang berasal dari luar daerah
seperti level pemerintah di atasnya (pusat dan provinsi) dan pinjaman serta lain-lain
penerimaan yang sah.
Dalam melakukan analisis tingkat keerseiaan dana, harus diketahui besaran basis
pendapatan daerah (local revenue base). Ini merupakan jumlah pendapatan yang dapat
dikumpulkan oleh pemerintah daerah. Basis penerimaan ini biasanya disusun
berdasarkan undang-undang yang memberikan wewenang kepada pemerintah daerah
untuk menarik dan mengumpulkan jenis-jenis pajak dan retribusi.
Dalam hal ini, pemerintah daerah dapat meningkatkan pendapatan dengan memperbaiki
sistem dan prosedur (sisdur) pajak dan dengan menyesuaikan tarif pajak sesuai dengan
Jika pemerintah daerah dapat menggali pendapatan daerahnya secara efesien (100 %),
maka pendapatan pokok daerah akan dapat terkumpul sebesar 100 %. Namun demikian,
dalam kenyataannya jumlah pajak dan retribusi yang terkumpul tidak pernah 100 %
karena beberapa alasan. Pertama, pemerintah daerah tidak mungkin mengumpulkan
semua jenis pendapatan sebagaimana yang ditetapkan dalam undang-undang; Kedua
walaupun menggunakan sistem dan prosedur yang terbaik sekalipun, seringkali tetap
terdapat beberapa sumber pendapatan yang hilang.
Berdasarkan perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Serang selama 1 tahun
terakhir dapat dikatakan masih minim. Hal ini disebabkan pos APBD hanya disumbang
dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
5.4.4.2 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Kota Serang
Dalam melaksanakan seluruh program pembangunan yang dicanangkan oleh Pemerintah
Daerah Kota Serang, diperlukan dukungan dana dan kontribusi dari semua pihak. Dana
pembangunan tidak saja berasal dari pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi, namun
juga bersumber dari swasta dan masyarakat.
Kemampuan keuangan daerah dapat bersumber antara lain dari sumber internal
pemerintah daerah sendiri (public saving). Adapun sumber eksternal dari luar pemerintah
daerah berasal dari pemerintah pusat,pemerintah provinsi,pinjaman, partisipasi swasta,
dan swadaya masyarakat. Sementara dana dari Pemerintah Pusat berupa DAU dan DAK
masih menjadi sumber eksternal bagi pemerintah daerah Kota Serang sampai tahun 2008
belum menerima.
Sumber dana eksternal yang berasal dari swata dan masyarakat perlu terus
dikembangkan dan didorong untuk mendukung proses pembangunan Kota Serang
melalui kerjasama yang lebih luas dan meningkatkan partisipasi swasta dan masyarakat
untuk menarik investasi yang lebih besar.
Upaya yang bisa diakukan berupa deregulasi peraturan daerah untuk meningkatkan
minat berinvestasi di Kota Serang, kerjasama antara Pemerintah Daerah Kota Serang
dengan pihak swasta dengan perjanjian yang disepakati, kegiatan investasi diarahkan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana investasi ditujukan pada
5.4.4.3. Aspek Keuangan Perusahaan Daerah Kota Serang
Perusahaan Daerah yang terkait dengan PU/Cipta Karya antara lain : Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM). Sehubungan keberadaan PDAM selama ini masih
dikelola oleh PDAM Kabupaten Serang, dan dalam negoisasi terkait aset, keuangan,