ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERINGKAT OBLIGASI
Enny Dwi Maharti Drs. Daljono Msi, Akt UNIVERSITAS DIPONEGORO
ABSTRACT
Bond rating useful for investors and issuers, which provide information about the company’s ability to pay the bond issued. This research aimed to explain factors that affect bond rating. Independent variables were examined are: (1)profitability, (2) liquidity, (3) firm size, (4) leverage, and (5) guarantee (bond give or not).
The sample of this research is the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Criteria of selected samples using purposive sampling method. Total sample were collected 45 companies during the year 2007-2010. Testing the hypothesis using an ordinal regression analysis because the dependent variable is ordinal scale (rating).
The result of this research indicate that all independent variable not affect bond rating on 0,05 level significant. But on 0,10 level significant leverage bond rating only. This case is indicated that low of leverage ratio so bond rating will be nice (investment grade).
Keyword: Bond Ratings, Profitability, Liquidity, Firm Size, Leverage, Guarantee, Ordinal Regression.
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Investasi obligasi merupakan salah satu investasi yang diminati oleh
pemodal karena memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan tetap
tersebut diperoleh dari bunga yang akan diterima secara periodik dan pokok
obligasi pada saat jatuh tempo. Bagi emiten, obligasi merupakan sekuritas yang
aman karena biaya emisinya lebih murah daripada saham. Penerbitan obligasi
juga untuk menghindari penilaian jelek investor dibandingkan jika perusahaan
menerbitkan saham baru (Husnan, 2000).
Meskipun demikian obligasi tetap memiliki risiko. Salah satu risiko tersebut
adalah ketidakmampuan perusahaan untuk melunasi obligasi kepada investor.
Tahun 2009 fenomena obligasi gagal bayar (default risk) banyak terjadi pada
perusahaan yang cukup populer bagi masyarakat. PT. Mobile-8 Telecom Tbk,
telah gagal bayar 2 kali untuk kupon 15 maret 2009 dan 15 juni 2009 dengan
obligasi senilai Rp 675 miliar yang jatuh tempo maret 2012. PT Davomas Abadi
Tbk, obligasi senilai 235 juta dolar untuk jatuh tempo 2011 telah gagal bayar
sebesar 13,09 juta dolar untuk kupon 5 mei 2009 (Kompasiana, 9 Februari 2010).
Salah satu sinyal yang dapat digunakan untuk mengetahui risiko default
obligasi adalah peringkat obligasi (Raharja & Sari, 2008). Menurut Altman and
Nammacher (1968) dalam Raharja dan Sari (2008) peringkat obligasi sangat
penting bagi investor karena mampu memberikan pernyataan informatif dan
memberikan signal tentang kemungkinan kegagalan utang suatu perusahaan. Bagi
emiten peringkat obligasi sangat mendorong dalam perbaikan kinerja (pelunasan
obligasi) perusahaan. Selain itu juga digunakan sebagai sarana promosi terutama
jika perusahaan memperoleh peringkat yang baik.
Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat efek, yaitu PT PEFINDO
dan PT Kasnic Credit Rating. Penelitian ini mengacu pada PEFINDO karena lebih
banyak perusahaan listing di BEI yang menggunakan jasa pemeringkatan
PEFINDO.
Aspek penilaian obligasi yang dilakukan PEFINDO berdasarkan pada 3
aspek, namun belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai aspek mana yang lebih
diutamakan dalam pemeringkatan. Tujuan penelitian ini adalah menguji salah satu
aspek yang digunakan PEFINDO dalam penilaian, yaitu aspek keuangan. Aspek
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
variabel profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan ketersediaan
jaminan.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang bervariatif antara
lain Sejati (2010) manyatakan bahwa growth berpengaruh signifikan terhadap
peringkat obligasi. Almilia & Devi (2007) mengungkapkan bahwa yang
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi adalah growth dan rasio
likuiditas yang diproksikan dengan current ratio. Andry (2005) menyatakan
growth, sinking fund, umur obligasi dan auditor berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Raharja & Sari (2008) mengemukakan bahwa leverage (LEVLTLTA),
solvensi (SOLCFOTL), profitabilitas (PROFOIS), dan produktivitas (PRODSTA)
mempengaruhi peringkat obligasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, penelitian
ini bermaksud menguji kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi peringkat
obligasi. Untuk itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah
profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan jaminan berpengaruh
pada peringkat obligasi?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh hubungan profitabilitas,
likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan jaminan terhadap peringkat obligasi.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan
perusahaan untuk meningkatkan kinerja sehingga obligasi yang diterbitkan
dapat terus bertahan dan bersaing di pasar modal Indonesia.
2. Memberikan informasi kepada investor tentang pengaruh profitabilitas,
likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan ketersediaan jaminan terhadap
peringkat obligasi.
3. Sebagai bahan masukan terhadap penelitian dengan topik yang sama pada
waktu yang akan datang.
II. TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Teori Sinyal
Teori sinyal menunjukkan adanya hubungan asimetri antara manajemen
dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan
(Raharja & Sari, 2008). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak
memiliki informasi yang lebih baik dibanding dengan pihak lainnya. Manajemen
selaku pihak intern perusahaan memiliki informasi yang lebih baik dibanding
dengan pihak yang lain.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan,
pihak eksternal perusahaan seperti calon investor tentu sangat membutuhkan
informasi tentang kondisi obligasi. Untuk itu dengan teori sinyal diharapkan
manajemen memberikan memberikan sinyal berupa informasi mengenai kualitas
atau kondisi obligasi, apakah obligasi berpotensi gagal bayar atau tidak. Salah
satu sinyal tersebut ditunjukkan dengan peringkat obligasi.
2.3 Pemeringkatan Obligasi
Peringkat obligasi merupakan opini dari lembaga pemeringkat serta
sumber informatif bagi pemodal atas risiko obligasi yang diperdagangkan
(Berdasarkan Keputusan BAPEPAM dan Lembaga keuangan Kep-151/BL/2009).
Informasi peringkat tersebut diharapkan dapat membantu investor dalam
mengambil keputusan investasi. Sedangkan bagi emiten, peringkat bermanfaat
untuk mengetahui struktur obligasi dan mengetahui posisi kinerjanya dibanding
perusahaan lain (Raharjo, 2003).
Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan Nomor:
135/BL/2006 Tentang “Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang” menyatakan
bahwa emiten yang akan menerbitkan obligasi wajib memperoleh hasil
pemeringkatan obligasi. Hasil pemeringkatan tersebut diterbitkan oleh lembaga
pemeringkat yang telah mendapat izin usaha sebagai lembaga pemeringkat dari
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
Lembaga pemeringkat memberikan peringkat obligasi setiap satu tahun
sekali selama obligasi tersebut belum lunas. Pemeringkatan antara perusahaan
satu dan lainnya tidak dilakukan serentak seluruh perusahaan melainkan secara
terpisah sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati masing-masing perusahaan
dengan lembaga rating. Lama pengumpulan data dan analisis memakan waktu
lebih dari 1 bulan (Raharjo, 2003).
Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)
PT PEFINDO didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993 atas ijin
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 13
Agustus 1994, PT PEFINDO memperoleh lisensi dari BAPEPAM
(No.39/PM-PI/1994) dan menjadi salah satu institusi pendukung di pasar modal Indonesia.
Lembaga ini berafiliasi dengan Standard & Poor’s, yang merupakan agen
pemeringkat internasional. Jenis pemeringkatan dilakukan berdasarkan dua jenis
yaitu pemeringkatan terhadap perusahaan atau emiten (corporate rating) dan
pemeringkatan terhadap produk efek yang akan dikeluarkan perusahaan
(securities rating).
Proses pemeringkatan dilakukan dengan menggunakan analisis kinerja
keuangan, industri, dan non keuangan (bisnis) (PEFINDO, 2009). Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam analisis obligasi, yaitu (Raharjo, 2003):
1. Kinerja Industri
Mencakup persaingan industri, prospek dan pangsa pasar, ketersediaan
bahan baku, struktur industri, pengaruh kebijakan pemerintah, dan kebijakan
ekonomi lainnya.
2. Kinerja Keuangan
Meliputi aspek kualitas aset, rasio profitabilitas, pengelolaan aset dan
pasiva, rasio kecukupan modal, tingkat pengelolaan utang, dan rasio
kecukupan pembayaran bunga.
3. Kinerja Non Keuangan
Terdiri dari aspek manajemen, reputasi perusahaan, serta perjanjian
indenture (meliputi sinking fund, debt test, dividend test, merger, dan sale of asset).
Selain itu untuk kelengkapan prosedur pemeringkatan, beberapa data yang
diperlukan antara lain:
a. Akte perusahaan atau izin perusahaan.
b. Laporan keuangan yang diaudit selama 5 tahun terakhir.
c. Proyeksi laporan keuangan untuk 3 tahun ke depan atau selama masa
penerbitan surat utang tersebut.
d. Info memo tentang proses penerbitan surat utang.
e. Informasi pihak ketiga (pemberi garansi atau bank garansi).
f. Daftar pemegang saham selama lima tahun terakhir.
g. Daftar riwayat hidup komisaris/manajemen perusahaan.
h. Struktur organisasi perusahaan dan keterangan detail tugas dan tanggung
jawab.
i. Informasi tentang grup, afiliasi, dan holding dari perusahaan.
Setelah selesai melakukan analisis, tim analis kemudian membentuk
komite rating untuk memberikan hasil peringkat akhir pada obligasi perusahaan.
Peringkat akhir yang diperoleh berdasarkan suara mayoritas dari anggota komite
rating. Simbol dan interpretasi peringkat PEFINDO dtunjukkan pada tabel 2.1.
Peringkat akan dipublikasikan atau tidak tergantung dari perjanjian
perusahaan dengan PEFINDO. Bagi perusahaan yang setuju, peringkat akan
dipublikasikan pada website PEFINDO. Berdasarkan Keputusan Ketua
BAPEPAM-LK Nomor: KEP-156/BL/2009 tentang “Publikasi oleh Perusahaan
Pemeringkat Efek” menyebutkan bahwa Publikasi tersebut wajib diselesaikan
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pemeringkatan berakhir.
PEFINDO selaku lembaga pemeringkat juga melakukan monitoring atas
hasil peringkat yang telah dipublikasikan. Hal ini untuk menjaga agar informasi
atas peringkat yang diberikan relevan dan akurat. Apabila selama pemantauan
berkala ternyata kinerja perusahaan memburuk maka agen pemeringkat dapat
menurunkan rating tersebut. Begitu juga sebaliknya apabila kinerja perusahaan
membaik maka lembaga pemeringkat dapat menaikkan rating perusahaan
(Altman & Kao, 1991).
Tabel 2.1
Definisi Peringkat PT PEFINDO
Simbol Arti
AAA Efek utang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko paling rendah
yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian
AA Efek utang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi,didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian, relatif dibanding dengan entitas Indonesia lainnya. Dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan.
A Efek utang yang beresiko investasi rendah dan memiliki kemampuan
dukungan obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan perjanjian namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan
BBB Efek utang yang beresiko investasi cukup rendah didukung oleh kemampuan obligor yang memadai, relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan
perjanjian. Namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.
BB Efek utang menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang agak
lemah relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan.
B Efek utang yang menunjukkan parameter perlindungan yang sangat
lemah,walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya. Namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban financialnya.
CCC Efek utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban financialnya
serta hanya bergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.
D Efek utang yang macet atau emitennya sudah berhenti berusaha.
Sumber: PEFINDO
2.4 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan berbagai rasio keuangan dapat
digunakan sebagai alat prediktor peringkat obligasi. Namun penelitian
sebelumnya memberikan hasil yang berbeda-beda. Tabel 2.2 menunjukkan
rangkuman penelitian terdahulu.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel
independen
Pretax return on perperment capital; ROA; return on stock; E/P; D/P; ROA veriability; pretax return variability; pretax interest coverage; pretax interest coverage including rent; EBITDA interest coverage; cash flowTL; cash flow/LTL; free cash flow/LTL; LTL/TA;STD/LTD; deferred taxes/LTD; MV of TA; MV of common equity; BM; sales growth in recent 3 years; Asset turnover; receivable turnover; current ratio; quick ratio; size of bonds; and dividend/interest.
Growth, sinking fund, umur obligasi, dan auditor signifikan berpengaruh terhadap peringkat obligasi
Almilia
Hanya variabel growth dan likuiditas
yang signifikan terhadap peringkat obligsi
Raharja & Sari (2008)
Rasio keuangan
MDA Leverage(LEVLTLTA);solvensi (SOLCFOTL);profitabilitas (SOLCFOTL) dan likuiditas (LIKCACL).
Sejati
Hanya growth yang signifikan terhadap peringkat obligasi
Hanya likuiditas yang signifikan berpengaruh terhadap peringkat obligasi
2.5 Pengembangan Hipotesis 1. Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dalam hubungannya dengan tingkat penjualan, aset, maupun modal saham sendiri
(Sugiarso & Winarni, 2007 dalam Susilowati & Sumarto, 2010). Rasio ini
direpresentasikan oleh return on asset (ROA). Keuntungan yang diperoleh
perusahaan mengindikasikan bahwa kondisi keuangan emiten baik. Tingkat
profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
going concern dan pelunasan kewajiban (Linandarini, 2010).
Penerbit obligasi yang memiliki profitabilitas tinggi akan berperingkat
baik karena laba yang dihasilkan dapat digunakan untuk melunasi kewajiban. Hal
tersebut didukung oleh pernyataan Burton (2003 dalam Susilowati & Sumarto,
2010) bahwa tingkat profitabilitas yang tinggi menurunkan risiko insolvency
(ketidakmampuan membayar utang). Dengan demikian rating obligasi perusahaan
akan semakin membaik.
H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi
2. Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Menurut
Arifin (2005 dalam Susilowati & Sumarto, 2010) menyatakan bahwa
kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek
mengindikasikan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid. Hal tersebut
dikarenakan aktiva lancar yang dimiliki mampu melunasi kewajiban jangka
pendek perusahaan. Kemampuan pelunasan kewajiban jangka pendek
perusahaan secara tidak langsung berpengaruh pada kewajiban jangka panjang
yang baik (pelunasan obligasi).
Dengan terlunasinya kewajiban jangka pendek maka mengindikasikan
bahwa kewajiban jangka panjang juga dapat terpenuhi. Burton et al (2000 dalam
Devi, 2007) menyatakan bahwa tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan
kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara finansial akan
mempengaruhi prediksi peringkat obligasi.
H2: Likuiditas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi
3. Ukuran Perusahaan (firm size)
Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar
kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan
total aset, penjualan, dan ekuitas (Andry, 2005). Menurut Elton dan Gruber
(1995 dalam Devi, 2007) menyatakan bahwa perusahaan kecil lebih memiliki
risiko yang besar dibandingkan dengan perusahaan besar. Aset yang dimiliki
perusahaan besar relatif lebih besar jumlahnya sehingga dengan aset tersebut
dapat digunakan untuk jaminan membayar obligasi. Oleh karena itu perusahaan
yang besar diasumsikan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban
obligasi, sehingga peringkat obligasi menjadi lebih baik.
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi 4. Leverage
Rasio leverage merupakan rasio yang menunjukkan tingkat proporsi
penggunaan utang dalam membiayai investasi (Raharja & Sari, 2008). Perusahaan
yang hanya menggunakan pendanaan hasil operasi kurang maksimal karena
menambah persentase pajak. Akan tetapi jika perusahaan utang, maka akan
mendapatkan manfaat untuk perkembangan usaha. Utang diperbolehkan sejauh
masih memberikan manfaat, karena utang dalam jumlah yang besar dapat
menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan (Husnan, 2000).
Penelitian Burton, dkk (1966 dalam Raharja & Sari, 2008) menyatakan
bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap rating obligasi. Semakin rendah
nilai rasio, maka semakin kecil aktiva yang didanai dengan utang. Tingkat
leverage yang tinggi kurang baik karena tanggungan beban bunga utang. Apabila
tingkat leverage yang tinggi (extreme leverage) menyebabkan perusahaan tidak
mampu melunasi seluruh kewajibannya (termasuk obligasi), maka peringkat
obligasi perusahaan menjadi kurang baik.
H4: Leverge berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi
5. Jaminan
Berdasarkan jaminan, obligasi dikelompokkan menjadi obligasi yang dijamin
dan obligasi yang tidak dijamin (debenture). Menurut Brister (1994 dalam Widya,
2005) menyatakan bahwa investor lebih menyukai obligasi yang aman dibanding
debenture. Investor lebih menyukai obligasi dengan jaminan dikarenakan untuk
mengurangi risiko default obligasi.
Pembayaran utama dan bunga obligasi yang digunakan perusahaan adalah
aset yang paling likuid (Joseph, 2002 dalam Widya, 2005). Investor akan lebih
memilih obligasi dengan jaminan dibanding obligasi tanpa jaminan karena
obligasi dengan jaminan memberikan tingkat risiko lebih kecil dan peringkat
obligasi yang lebih baik.
H5: Jaminan memiliki pengaruh positif terhadap peringkat obligasi
III.
METODE PENELITIAN
3.1Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi. Pengukuran
variabel ini menggunakan skala ordinal berdasarkan peringkat obligasi yang
dikeluarkan oleh PT PEFINDO. Skala ordinal diukur berdasarkan kode 1-8.
Tabel 3.1
Kategori Peringkat Obligasi
Skala Simbol
1 AAA
2 AA
3 A
4 BBB
5 BB
6 B
7 CCC
8 D
3.2 Variabel independen
Variabel bebas yang diuji dalam penelitian ini menggunakan beberapa
rasio keuangan. Variabel rasio yang diuji adalah profitabilitas, likuiditas, ukuran
perusahaan, leverage, dan jaminan. Tabel 3.2 menunjukkan ringkasan pengukuran
variabel independen.
1. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dalam hubungannya dengan penjualan, aset dan modal sendiri. Variabel
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA).
Kamstra (2001 dalam Sejati, 2010) menyatakan bahwa pengukuran ROA
memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba karena pengukuran ROA
berdasarkan pada tingkat asset tertentu. ROA merupakan perbandingan antara
laba bersih dengan total aktiva perusahaan.
2. Likuiditas (X2)
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendek perusahaan. Variabel likuiditas dalam penelitian ini diproksikan
dengan current ratio (CR). Menurut Almilia & Devi (2007) perusahaan yang
mampu melunasi kewajiban tepat waktu adalah perusahaan yang likuid dan
mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada utang lancar. Current ratio (CR)
merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar.
3. Ukuran perusahaan (X3)
Ukuran perusahaan menunjukkan tingkat besar atau kecilnya suatu
perusahaan yang dapat didasarkan pada total aktiva, penjualan, atau ekuitas. Hasil
logaritma dari aktiva, penjualan, atau ekuitas tersebut mencerminkan ukuran suatu
perusahaan (Miswanto & Husnan, 1999 dalam Widya, 2005). Proksi size yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada total aktiva karena lebih
mencerminkan kekayaan perusahaan secara menyeluruh.
4. Leverage (X4)
Leverage menunjukkan proporsi utang yang digunakan untuk membiayai
kegiatan investasi perusahaan. Proksi leverage yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Long Term to Total Aset (LTTA). Rasio ini membandingkan antara
utang jangka panjang dengan total aset. Tingkat LTTA yang rendah menunjukkan
hanya sebagian kecil aktiva yang didanai dengan utang dan semakin kecil risiko
kegagalan perusahaan (Raharja & Sari, 2008).
5. Jaminan (X5)
Obligasi atas dasar jaminan dibagi menjadi obligasi dengan jaminan dan
obligasi tanpa jaminan. Variabel jaminan dalam penelitian ini menggunakan
variabel dummy. Kode 0 menunjukkan obligasi tanpa jaminan, sedangkan kode 1
menunjukkan obligasi dengan jaminan.
Tabel 3.2
Daftar pengukuran variabel independen
Variabel Pengukuran Skala
Profitabilitas ROA=earning after tax/total asset Skala rasio
Likuiditas CR= Current asset/current liability Skala rasio
Ukuran perusahaan Log Total asset Skala rasio
Leverage LTTA=long term liability /total asset Skala rasio
Jaminan 1=obligasi dengan jaminan
0= obligasi tanpa jaminan
kategorial
3.3 Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
menerbitkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel dipilih
dengan menggunakan metode purposive sampling. Kriteria yang ditetapkan dalam
pengambilan sampel sebagai berikut:
1. Obligasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2007-2010.
2. Obligasi tersebut diperingkat oleh Pemeringkat Efek Indonesia (PT
PEFINDO).
3. Obligasi perusahaan manufaktur tersebut memiliki data laporan keuangan
yang lengkap berhubungan dengan variabel penelitian.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang
diperoleh dari Indonesia Bond Market, database laporan keuangan yang tersedia
di Pojok BEI Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, dan ICMD (Indonesia
Capital Market Directory).
3.5 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
ordinal. Alasan dipilihnya regresi ordinal karena variabel dependen penelitian
berupa data ordinal. Model regresi ordinal yang digunakan adalah sebagai berikut
(Ghozali, 2009):
Logit (p1+p2+...+p5)=Log 1
Logit(p1+p2+...+p4)=αj+ β1PROFIT + β2LIKUID + β3SIZE + β4LEV + β5JAM
eterangan :
: probabilitas peringkat obligasi AA=1, A=2, BBB=3, BB=4, D=5
β4
fitabilitas yang diukur dengan menggunakan Return On
LIKUID at likuiditas yang diukur dengan menggunakan Current ratio
e yang diukur dengan menggunakan long term to
JAM rupakan variabel dummy.
3.6 Pengujian Hipotesis
Menurut Ghozali (2006) pengujian hipotesis dilakukan dengan cara
membandingkan antara nilai probabilitas dengan tingkat signifikansi (α). Nilai
K
P
α : estimated
β0- : intercept
PROFIT : tingkat pro
Asset
: tingk
SIZE : log total asset.
LEV : tingkat leverag
total asset.
: Jaminan me
probab
HASAN
4.1 D
Obyek penelitian yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang
2007 sampai dengan 2010 dan memenuhi
kri ria
Kriteria Sampel Penelitian
Krit Jumlah
ilitas pada regresi ordinal dapat diketahui dari nilai Statistic Wald. Kriteria
penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima (variabel bebas tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat).
2. Jika nilai probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak (variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat).
IV.
HASIL DAN PEMBA
eskripsi Objek Penelitian
menerbitkan obligasi untuk periode
te yang telah ditetapkan dalam purposive sampling. Pada tahun 2007
terdapat 12 perusahaan, tahun 2008 terdapat 16 perusahaan, tahun 2009 ada 12
perusahan dan tahun 2010 sebanyak 5 perusahaan yang memenuhi kriteria.
Dengan demikian total sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45
perusahaan. Untuk lebih jelasnya kriteria sampel penelitian dapat dilihat pada
tabel 4.1.
Tabel 4.1
eria
Perusahaan manufaktur p 09 pada
Indonesia Bond Market
enerbit obligasi tahun 2007-20
58
Perusahaan manufaktur penerbit obligasi tahun 2010 dari laporan
keuangan 10
Peringkat obligasi yang dikeluarkan selain oleh agen PEFINDO at
tidak mem
au
iliki peringkat (16)
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data keuangan lengkap
sehubungan dengan variabel penelitian (7)
Total sampel 45
4
an dalam penelitian ini untuk variabel
skala rasio adalah maksimu angka rata-rata (mean), dan standar
si dummy disajikan dalam bentuk crosstab. Hal ini
.2 Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif yang digunak
m, minimum,
devia . Sedangkan variabel
dikarenakan angka dummy hanya sebagai label kategorial sehingga tidak benar
jika menghitung nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan standar deviasinya.
Statistik deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PROFIT 45 -.030 .279 .05802 .062452
.780 5.040
LIKUID 45 1.92467 1.097927
IZE 45 13.130 18.300
S 1.57113E1 1.450004
LEV 45 .020 .620 .27111 .173588
4.3 Uji Parallel Lines
Uji parallel lines digunakan untuk menguji apakah asumsi bahwa semua
kategori memiliki parameter yang sama atau tidak (Ghozali,2009). Model link
jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Nilai
signifik
function dikatakan sesuai
ansi yang diperoleh sebesar 0,315 (p>0,05). Dengan demikian pemilihan
model link function logit adalah tepat.
Test Parallel Lines
Model -2 Log Likelihood Sig.
Null Hypothesis 103.820
General 86.750 .315
4.4 Uji Hipotesis
enilaian model f egresi ordinal dapat diketahui dari nilai -2 Log
ikelihood pada tabel model fitting information. Model dikatakan fit jika terjadi dan nilai signifikasi pada taraf nyata 5%
(Ghozali, 2009). Hasil diperoleh bahwa terdapat penurunan nilai sebesar 18,800
dan sig
P it pada r
L
penurunan nilai -2 Log Likelihood
nifikan pada 0,002 yang berarti model dengan memasukkan variabel
independen lebih baik dibandingkan hanya model dengan intercept saja. Jadi
dapat disimpulkan bahwa model fit.
Model Fitting Information
Model -2 Log Likelihood Sig.
Intercept Only 122.620
Final 103.820 .002
Ps enjelaskan seberapa besar variasi peringkat obligasi
dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Ghozali (2009) menyatakan
ntase penjelasan tersebut dilihat dari nilai McFadden. Hasil pada tabel
enunjukkan bahwa sebesar 15,3% peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh
variasi
eudo R-Square m
besar pers
4.5 m e
variabel profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan
jaminan.
Pseudo R-Square
Peringkat=1 -7.729 3.689 4.391 1 .036 -14.959 -.500
Peringkat=2 -4.827 3.506 1.896 1 .169 -11.699 2.045
Peringkat=3 -2.341 3.456 .459 1 .498 -9.114 4.432
Peringkat=4 -.813 3.492 .054 1 .816 -7.657 6.032
PROFIT -10.304 6.482 2.527 1 .112 -23.008 2.400
LIKUID .039 .284 .019 1 .891 -.518 .596
Dari h menu ukkan ahwa ua riabe epende emili
lai sign as 0,05 adi ti k ada ab ang s fikan p tingk
gkat si ifikan 10% t pa tu va el yang gnifika
itu leverage. aan re esinya dalah ga erikut
L
Logit (p1+p2)= -4,827 – 10,304X1 + 0,039X2 – 0,29X3 + 4,58X4 – 0,73X5
Logit (p1+p2+p3)= -2,341 – 10,304X1 + 0,039X2 – 0,29X3 + 4,58X4 – 0,73X5
Logit (p1+p2+p3+p4)=-0,813– 10,304X1 + 0,039X2 – 0,29X3 +4,58X4 – 0,73X5
Dengan mengasumsikan variabel leverage (X4)=1 dan variabel
independen lainnya=0 maka besarnya pengaruh leverage terhadap probabilitas
peringkat obligasi adalah:
P1= , ,
, , =0,041131
P2= , ,
, , 0,438562
P3= , ,
, , 0,903697
, ,
P4=
, , 0,977401
Jadi dapat disim naikan 1 unit X4 akan menurunkan
probabilitas peringkat AAA sebesar 4,11%, menurunkan probabilitas peringkat
sebesar 43,86%, m probabilitas peringkat A sebesar 90,37%, dan
probabilitas peringkat BBB sebesar 0,977 serta akan menurunkan Odd rasio (exp
4,58)= 97,514 untuk peringkat obligasi macet.
Untuk menilai hipotesis dari suatu variabel kategorial (jaminan), tidak
hanya berdasarkan hasil regresi akan tetapi juga berdasarkan nilai chi-square dari
rosstabulasi data. Variabel bebas (jaminan) dikatakan mempengaruhi peringkat oblig
pulkan bahwa ke
AA enurunkan
c
asi jika nilai signifikansi ≤ 0,05. Nilai signifikansi chi-square jaminan
diperoleh sebesar 0,095. Dengan demikian variabel jaminan terbukti tidak
berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Chi-Square Test
Asymp. Sig. (2‐ sided)
Pearson Chi‐Square .095
4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil pengujian membuktikan bahwa hipotesis pertama ditolak. Hal ini
berdasarkan hasil analisis regresi ordinal yang menunjukkan variabel profitabilitas
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,112 (p<0,05). Alasan yang mendukung hasil
riset ini adalah pengukuran profitabilitas yang berdasarkan proksi ROA kurang
tepat. Ini dikarenakan ROA menunjukkan hasil (return) atas penggunaan aktiva
perusahaan. Pengukuran ini akan cocok apabila diterapkan untuk menilai
n dalam mengelola investasi atau mengukur tingkat
tepat digunakan
adalah profit margin. Profit margin dikatakan lebih tepat karena mencerminkan
hasil ke
erimaan dan pengeluaran kas.
untuk mengetahui
apa yang terjadi pada sumber likuid perusahaan. efektivitas manajeme
kembalian investasi. Peneliti menduga pengukuran yang lebih
giatan operasional perusahaan, yaitu dari hasil penjualan. Ini dikarenakan
PEFINDO dalam melakukan penilaian obligasi juga berdasarkan kinerja industri
yang berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan.
4.5.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil pengujian analisis regresi ordinal menunjukkan bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,891 (p>0,05), sehingga likuiditas tidak memiliki pengaruh
terhadap peringkat obligasi. Current ratio ternyata tidak berpengaruh terhadap
peringkat obligasi. Hal ini dikarenakan PEFINDO mungkin lebih menilai
pengelolaan aset dan pasiva atas dasar laporan arus kas, yang memberikan
informasi secara lebih terperinci. Kieso (2005) menyatakan bahwa laporan arus
kas memberikan informasi yang relevan tentang pen
Laporan arus kas memungkinkan pengguna laporan keuangan
4.5.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,203 lebih
besar dari 0,05, yang berarti ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
peringkat obligasi. Alasan hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa PEFINDO
kurang mengedepankan pengukuran firm size berdasarkan total aset. Peneliti
berasumsi bahwa proksi yang digunakan PEFINDO dalam mengukur firm size
adalah penjualan. Hal ini dikarenakan penjualan berhubungan dengan penilaian
kinerja industri tentang prospek dan pangsa pasar.
nakan semakin banyak beban
utang yang ditanggung membuat perusahaan semakin sulit untuk melunasi utang
ligasi
aik bagi perusahaan jika nilai jaminan obligasi besar. Hal
ini dikarenakan besarnya nilai jaminan lebih pasti dan menjanjikan.
4.5.4 Pengaruh Leverage Terhadap Peringkat Obligasi
Analisis untuk variabel leverage menghasilkan nilai signifikansi sebesar
0,060 (p>0,05). Nilai signifikansi yang diperoleh tidak signifikan pada 0,05 tetapi
signifikan pada tingkat 0,10. Dengan demikian leverage dapat mempengaruhi
peringkat obligasi.
Alasan hasil riset terhadap leverage adalah penilaian PEFINDO memang
berdasarkan analisis rasio utang. Semakin besar rasio utang maka peringkat yang
diberikan PEFINDO semakin jelek. Hal ini dikare
obligasi, sehingga peringkat yang diperoleh jelek. Meskipun leverage tidak
signifikan pada 0,05 dan hanya signifikan pada 0,10 mengindikasikan bahwa ada
sedikit faktor kredibilitas perusahaan yang mempengaruhi PEFINDO dalam
memberikan penilaian.
4.5.5 Pengaruh Jaminan Terhadap Peringkat Ob
Hipotesis kelima menyatakan bahwa jaminan berpengaruh terhadap
peringkat obligasi. Hal tersebut sesuai dengan nilai signifikansi yang diperoleh
yaitu sebesar 0,255 (p<0,05). Penilaian peringkat obligasi oleh PEFINDO
mungkin tidak hanya sebatas ada atau tidaknya jaminan pada obligasi. Namun
yang lebih diutamakan lembaga rating adalah besarnya nilai jaminan. Informasi
tersebut dapat diperoleh dari pihak manajemen perusahaan. PEFINDO akan
memberikan peringkat b
V.
PENUTUP
5.1 KesimpulanPeringkat obligasi merupakan salah satu sumber informasi tentang posisi
obligasi dari kemungkinan risiko default. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi pada
perusahaan manufaktur di Indonesia. Faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah
profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan ketersediaan jaminan.
Penelitian ini menggunakan variabel dependen peringkat obligasi yang
dikeluarkan oleh PEFINDO dengan dikelompokkan menjadi delapan kategori dan
diberi kode 1-8. Oleh karena upa peringkat, maka penelitian
i ordinal.
:
1.
2. Penelitian untuk variabel jaminan sebaiknya meneliti besarnya nilai
jaminan sehingga mendapatkan batas tertentu dalam pemberian peringkat. variabel dependen ber
ini diuji dengan analisis regres
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak ada variabel independen
yang signifikan pada tingkat 0,05. Namun pada tingkat 0,10 ada satu variabel
yang signifikan yaitu leverage. Hasil tersebut diinterpretasikan penilaian tidak
difokuskan pada rasio utang saja tetapi juga point kredibilitas perusahaan.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini terdapat keterbatasan yang dapat sebagai catatan untuk
penelitian selanjutnya sehingga hasil penelitian menjadi lebih sempurna.
Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain
Penelitian hanya mengacu pada laporan keuangan, tidak meneliti aspek
manajemen dan industri.
2. Penelitian variabel jaminan hanya terbatas ada atau tidaknya jaminan,
sedangkan besarnya nilai jaminan tidak diketahui.
5.3 Saran
Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang akan datang sebaiknya meneliti pengaruh peringkat
obligasi dari aspek manajemen dan industri.
DAFTAR PUSTAKA
ek Jakarta.”Proceeding
eminar Nasional Manajemen SMART.Universitas Kristen Maranatha ansung, 3 November 2007
Andry, W
Almilia & Devi. ”Faktor-faktor yang mempengaruh peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Ef
S
B
ydia. 2005. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi
Peringkat Obligasi.” Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia: Mediasoft Indonesia
Bursa Efek Indonesia. 2010. “Mengenal Obligasi.” www.idx.co.id
Chan & Jagedeesh. 2004. ”Market-Based Evaluation for Models to Predict Bond
Ratings.”Review of Pacific Basin Financial Markets and Policies, Vol. 7, No. 2, hal 153-172
Fakhrudin, Hendy M. 2008. “Tanya Jawab Pasar Modal Untuk SMA.” Jakarta:PT.
Ghozal
an (Keputusan
Program konomi Universitas Diponegoro
Elex Media Komputindo
i, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keempat. BP:UNDIP
Ghozali, Imam. 2009. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS. BP:UNDIP
Hanafi & Halim.2007, Analisis Laporan Keuangan,Yogyakarta:UPP STIM YKPN
Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerap Jangka Panjang). Edisi 4. Yogyakarta:BPFE
Kieso, Donald E., Et al., 2005. Intermediate Accounting. Edisi keduabelas. John
& Sons (Asia) pte ltd, United State
Linandarini, Ermi. 2010. ”Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi
Peringkat Obligasi Perusahaan di Indonesia.”Skripsi Tidak Dipublikasikan,
Sarjana Fakultas E
PEFINDO. 2009. ”Rating Methodology sektor korporasi.” www.pefindo.com
Purwaningsih, Anna. 2008. ”Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik untuk Memprediksi Peringkat Obligasi: Studi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEJ.” Kinerja, Vol. 12, No.1, hal 85-99
26 g).”Jurnal MAKSI. Vol. 8, No. 2, hal 212-232
Raharjo Obligasi.” Jakarta:Gramedia Pustaka
Utama
Rahm
Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur.”Jurnal Ilmu
Yamin erlengkap Dengan
Software SPSS.” Jakarta:Salemba Infotek
Susilow
Listing Di BEI.” Jurnal Mitra Ekonomi dan
Manajemen Bisnis, Vol.1, No.2, hal.163-175
Tim Studi Potensi Jumlah Perusahaan Yang Dapat Melakukan Go Public Di Pasar Modal Indonesia, 2009. Laporan Studi Potensi Jumlah Perusahaan Yang Raharja dan M. Sari. 2008.”Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Peringkat Obligasi (PT.Kasnic Credit Ratin
, Sapto. 2003. “Panduan Investasi
an, Arif. 2010. ”Untung Besar Dari Reksa Dana.” Yogyakarta:Media
Pressindo
Sejati, Grace P. 2010. ”Analisis Faktor akuntansi dan Non akuntansi Dalam
Administrasi dan Organisasi, Vol.17, No.1, hal 70-78
& Kurniawan. 2009. “Teknik Analisis Statistik T
ati & Devi. 2010. ”Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur Yang
Dapat Melakukan Go Public Di Pasar Modal Indonesia, Jakarta