KANISIUS GANJURAN TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Basilius Rudy Setiadi
NIM: 101134162
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
KANISIUS GANJURAN TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Basilius Rudy Setiadi
NIM: 101134162
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv Kupersembahkan karya sederhanaku ini kepada:
1. Tuhan Yesus yang selalu setia menyertaiku di setiap langkah hidupku.
2. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Surata dan Ibu Sukinem yang telah
membimbing dan memberikan kasih sayang yang tulus.
3. Kakakku dan adekku tersayang yang selalu memberikan motivasi.
4. Orang terdekatku Bernadeta Mirani Rupitasari yang selalu memberikan
perhatian dan semangat.
5. Teman-teman ku yang turut membantu ku dalam menyelesaikan skripsi ini
6. Semua teman-teman PGSD angkatan 2010 yang telah berbagi cerita
selama kuliah.
v
ING Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
(Ki Hadjar Dewantara)
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu, orang-orang yang masih terus belajar akan menjadi
pemilik masa depan. (Mario Teguh)
“
HIDUP
harus peka terhadap permasalahan yang sekecil mungkin
untuk menghadapai masalah yang besar pula dan mau berani
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah
Yogyakarta,24 Juli 2014
Penulis,
vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Basilius Rudy Setiadi
NIM : 101134162
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PADA
PELAJARAN IPA KELAS IV SEKOLAH DASAR KANISIUS
GANJURAN TAHUN AJARAN 2013/2014
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu ijin dari saya atau memberi royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 24 Juli 2014
Yang menyatakan
viii
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PADA PELAJARAN IPA KELAS IV SEKOLAH DASAR KANISIUS GANJURAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
Basilius Rudy Setiadi Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan video pembelajaran dan mengetahui pemanfaatan media video pada pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Ganjuran.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D). Subjek penelitian adalah 31 siswa SD Kanisius Ganjuran kelas IV. Data yang dikumpulkan dengan kuesioner dan wawancara. Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk dan dampak pemanfaatan video yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas video pembelajaran yang dikembangkan peneliti layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas IV SD. Hal ini ditunjukkan oleh: (1) Validasi ahli materi I menunjukkan kriteria sangat baikdengan rata-rata skor 4,7 dan dari ahli materi II termasuk kriteriasangat baik
juga dengan rata-rata skor 4,2, sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian ahli materi I dan II termasuk dalam kriteriasangat baik dengan rata-rata skor 4,4. (2) Validasi Ahli media I menunjukan kriteria sangat baik dengan rata-rata skor 3,9 dan dari ahli media II termasuk kriteria sangat baik juga dengan rata-rata skor 4,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian ahli media I dan II termasuk kriteria sangat baik dengan rata-rata skor 4,2. (3) Hasil Uji coba perorangan menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor 4,5. (4) Hasil uji coba kelompok kecil menunjukkan kriteria sangat baik dengan rata-rata skor 4,4. (5) Hasil uji coba lapangan menunjukkan bahwa produk pembelajaran yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor 4,3.
Dari penelitian ini tingkat pemahaman siswa juga meningkat, hal ini bisa dilihat dari hasil pre-test yang rata-ratanya hanya 6,2 meningkat pada hasil post-test menjadi 7,7 rata-ratanya. Selain itu, minat atau ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran juga sangat terlihat, hal ini bisa dilihat melalui pengamatan dan kuesioner yang dibagikan peneliti.
ix
THE DEVELOPMENT AND UTILIZATION OF VIDEO AS A MEDIA IN SCIENCE TO THE IV GRADE OF SD KANISIUS GANJURAN IN
ACADEMIC YEAR 2013/2014
Basilius Rudy Setiadi Sanata Dharma University
2014
This research is aimed to develop learning video and know the utilization of video as a media in Science for the IV grade of SD Kanisius Ganjuran.
The type of the research is research and development (R&D). Subject of this research is 31 students of the IV grade of SD Kanisius Ganjuran. The techniques of collecting the data are questionnaire and interview. The form of data is the assessment result regarding the quality of product and impact of the video utilization which is analyzed further by descriptive method.
The result showed that the quality of learning video that was developed by the researcher is proper to be used in Science of the IV grade of elementary school. It was shown by : (1) Validation from the first matter expert showed a very good criteria with average score 4,7 and second matter expert had a very good criteria also with average score 4,2, so it can be concluded that the measurement from the first and second matter expert included in very good criteria with average score 4,2. (2) Validation from the first media expert showed that the product which was developed by the researcher is included in very good criteria with average score 3,9 and second media expert had a very good criteria also with average score 4,2. (3) The result of individual experiment showed that the developed product is included in very good criteria with average score 4,5. (4) The result of experiment in small group showed a very good criteria with average score 4,4. (5) The result of the experiment in the class showed that the learning product which was developed is included in very good criteria with average score 4,3.
As the impact of this research, the understanding of the students improve better than before. It seems from pre-test result with average score 6,2 and improves in the post test result with average score 7,7. Beside that, the improvement of students’ interest in learning Science seem from the analysis and questionnaire from the researcher.
x
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PADA
PELAJARAN IPA KELAS IV SEKOLAH DASAR KANISIUS
GANJURAN”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan
skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Catur Rismiati., S.Pd., M.A., Ed.D., selaku wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Drs.Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan saran, kritik, dorongan, semangat, tenaga, pikiran dan
waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Ibu Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech., selaku dosen pembimbing II yang
telah memberikan bantuan ide, saran, kritik, semangat, tenaga, pikiran dan
waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
6. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah
meluangkan waktunya sehingga ujian skripsi berlangsung dengan baik dan
lancer.
7. Seluruh dosen dan staff karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
8. Bapak Budisantoso,S.Sos., selaku kepala SD Kanisius Ganjuran yang telah
xi
yang membantu dan bekerja sama saat proses penelitian berlangsung.
10. Siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran atas kerjasamanya sehingga penelitian
dapat berjalan dengan lancar.
11. Kedua orangtuaku Bapak Surata dan Ibu Sukinem yang tidak pernah berhenti
memberikan doa, dukungan, semangat dan kasih sayang sehingga skripsi ini
bisa terselesaikan.
12. Kakakku dan adikku yang setia memberikan doa, dukungan dan semangat
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
13. Bernadeta Mirani Rupitasari yang telah memberikan waktu, tenaga,
semangat, dukungan dan doa selama penulisan skripsi ini.
14. Teman-teman kelas E angkatan 2010 terima kasih atas semangat, bantuan,
dan kebersamaan kita selama ini.
15. Teman-teman seperjuangan payung Campur Sari (Ari, Ganjar, Sisca, Yunita,
Desta, Elis, dan Sri) yang telah memberikan bantuan selama melaksanakan
penelitian.
16. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis, yang telah
membantu, memberikan doa, semangat, dukungan dan inspirasi hingga
skripsi ini terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 24 Juli 2014
Penulis,
xii
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI... xii
LAMPIRAN... xvi
DAFTAR TABEL... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Batasan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
xiii
G. Definisi Operasional ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Kajian Pustaka ... 10
a. Media Pembelajaran ... 10
b. Media Audio Visual... 15
c. Video Pembelajaran ... 17
d. Ilmu Pengetahuan Alam ... 23
e. Penelitian dan Pengembangan (R&D)... 28
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 30
C. Kerangka Berpikir ... 33
BAB III METODE PENELITIAN... 34
A. Model Pengembangan ... 34
B. Prosedur Pengembangan ... 35
C. Uji Coba Produk ... 38
D. Subjek Uji Coba ... 39
E. Jenis Data ... 40
F. Instrumen Pengumpulan Data ... 40
G. Teknik Analisis Data ... 42
xiv
A. Data Analisis Kebutuhan ... 46
B. Deskripsi Produk Awal... 48
C. Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 55
1. Data Validasi Ahli Materi ... 56
a. Deskripsi Data Ahli Materi ... 56
1) Data Validasi Ahli Materi I ... 56
2) Data Validasi Ahli Materi II ... 60
b. Revisi Produk Ahli Materi ... 65
1) Revisi dari Ahli Materi I ... 65
2) Revisi dari Ahli Materi II ... 65
2. Data Validasi Ahli Media ... 66
a. Deskripsi Data Validasi Ahli Media ... 66
1) Data Validasi Ahli Media I... 67
2) Data Validasi Ahli Media II... 70
b. Revisi Produk Ahli Media... 74
1) Revisi dari Ahli Media I ... 74
2) Revisi dari Ahli Media II ... 76
3. Data Uji Coba Perorangan ... 77
a. Deskripsi Data Uji Coba Perorangan ... 77
b. Revisi Uji Coba Perorangan ... 83
4. Data Uji Coba Kelompok Kecil... 83
xv
5. Data Uji Coba Lapangan ... 92
a. Deskripsi Data Uji Coba Lapangan... 92
b. Revisi Uji Coba Lapangan ... 98
D. Analisis Data... 98
1. Analisis Data Ahli Materi I ... 99
2. Analisis Data Ahli Materi II ... 100
3. Analisis Data Ahli Media I ... 102
4. Analisis Data Ahli Media II ... 104
5. Analisis Data Uji Coba Perorangan ... 106
6. Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 108
7. Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan ... 107
E. Kajian Produk Akhir... 115
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 117
A. Kesimpulan ... 117
B. Keterbatasan Peneliti ... 119
C. Saran ... 120
xvi
1. Lampiran 1: Instrumen Analisis Kebutuhan ... 125
2. Lampiran 2: GambarFlow Chart... 126
3. Lampiran 3: Lembar Penilaian untuk Ahli Materi ... 127
4. Lampiran 4: Lembar Penilaian untuk Ahli Media ... 129
5. Lampiran 5: Lembar Penilaian untuk Peserta Didik ... 131
6. Lampiran 6: Panduan Wawancara Peserta Didik ... 132
7. Lampiran 7: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 133
8. Lampiran 8 : Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 140
9. Lampiran 9: Hasil Penilaian Ahli Materi I ... 143
10. Lampiran 10: Hasil Penilaian Ahli Materi II ... 145
11. Lampiran 11: Hasil Penilaian Ahli Media ... 147
12. Lampiran 12: Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Perorangan ... 149
13. Lampiran 13: Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Kelompok Kecil... 150
14. Lampiran 14: Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Lapangan ... 152
15. Lampiran 15: Hasil Wawancara Peserta Didik ... 154
16. Lampiran 16: Hasil Rekapitulasi Uji Coba Perorangan ... 155
17. Lampiran 17: Hasil Rekapitulasi Uji Coba Kelompok Kecil ... 156
18. Lampiran 18: Hasil Rekapitulasi Uji Coba Lapangan ... 157
19. Lampiran 19: Daftar Presensi Siswa Kelas IV ... 158
20. Lampiran 20: Soal Pre Test... 159
xvii
23. Lampiran 23: Contoh Hasil Kerja Pre Test... 163
24. Lampiran 24: Contoh Hasil Kerja Post Test ... 164
25. Lampiran 25: Contoh Hasil Refleksi Siswa ... 165
26. Lampiran 26: Foto Penelitian ... 166
27. Lampiran 27: Surat Izin Penelitian ... 168
28. Lampiran 28: Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 169
xviii
Tabel 3.1 Pedoman Konversi Data dengan Skala 5 ... 44
Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Materi I... 57
Tabel 4.2 Pedoman Konversi Data dengan Skala 5 ... 59
Tabel 4.3 Saran Perbaikan Ahli Materi I ... 60
Tabel 4.4 Hasil Validasi Ahli Materi II ... 61
Tabel 4.5 Pedoman Konversi Data dengan Skala 5 ... 64
Tabel 4.6 Saran Perbaikan Ahli Materi II ... 64
Tabel 4.7 Hasil Validasi Ahli Media I ... 67
Tabel 4.8 Pedoman Konversi Data dengan Skala 5 ... 70
Tabel 4.9 Revisi Produk Ahli Media I ... 70
Tabel 4.10 Hasil Validasi Ahli Media II... 71
Tabel 4.11 Pedoman Konversi Data dengan Skala 5 ... 73
Tabel 4.12 Contoh Penilain Uji Coba Perorangan (Subjek 1) ... 78
Tabel 4.13 Contoh Penilaian Uji Coba Perorangan (Subjek 2) ... 80
Tabel 4.14 Hasil Penilaian Uji Coba Perorangan... 82
Tabel 4.15 Contoh Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil (Subjek 1) ... 84
Tabel 4.16 Contoh Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil (Subjek 2) ... 86
Tabel 4.17 Contoh Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil (Subjek 3) ... 87
Tabel 4.18 Contoh Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil (Subjek 4) ... 89
Tabel 4.19 Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 90
xix
Tabel 4.22 Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan Ahli Meteri I ... 99
Tabel 4.23 Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan Ahli Meteri II ... 100
Tabel 4.24 Rekapitulasi Penilaian Ahli Materi ... 101
Tabel 4.25 Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan Ahli Media I... 103
Tabel 4.26 Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan Ahli Media II... 104
Tabel 4.27 Rekapitulasi Penilaian Ahli Media ... 105
Tabel 4.28 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Perorangan ... 107
Tabel 4.29 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil... 109
Tabel 4.30 Analisis Hasil SoalPre Test-Post Test... 111
Tabel 4.31 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Lapangan ... 113
xx
Gambar 4.1 Sketsa Produk Video Pembelajaran ... 49
Gambar 4.2 Tampilan Pertama Pembukaan Media Video... 52
Gambar 4.3 Tampilan Kedua Pembukaan Media Video ... 53
Gambar 4.4 Tampilan Ketiga Pembukaan Media Video ... 53
Gambar 4.5 Tampilan Judul Materi Pembelajaran IPA Kelas IV SD... 54
Gambar 4.6 Tampilan Praktikum Penanaman Kedelai ... 54
Gambar 4.7 Tampilan Penutup ... 55
Gambar 4.8 Tampilan Standar Kompetensi Sesudah Revisi ... 75
Gambar 4.9 Tampilan Rangkuman Sesudah Revisi... 75
Gambar 4.10 Tampilan Rangkuman Sesudah Revisi... 76
Gambar 4.11 Diagram Batang Penilaian Ahli Materi I ... 100
Gambar 4.12 Diagram Batang Penilaian Ahli Materi II ... 101
Gambar 4.13 Diagram Batang Penilaian Ahli Materi I & I I... 102
Gambar 4.14 Diagram Batang Penilaian Ahli Media I ... 103
Gambar 4.15 Diagram Batang Penilaian Ahli Media II... 105
Gambar 4.16 Diagram Batang Penilaian Ahli Media I & II ... 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajaran Ilmu pengetahuan Alam atau yang lebih dikenal dengan pelajaran
IPA merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penugasan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Oleh karena itu pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek
pengembangan lebih lanjut dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran IPA hendaknya diupayakan dalam kondisi pembelajaran yang
kondusif, dalam arti pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan
menyenangkan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan peluang serta
kewenangan kepada sekolah khususnya guru untuk lebih mandiri kreatif dalam
melakukan pembelajaran di kelas, termasuk dalam berkreasi memanfaatkan media
pembelajaran guna mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang optimal di
sekolah. Oleh karena itu, guru harus dapat memilih media yang tepat guna
menumbuhkan sikap siswa yang aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan
Media pembelajaran adalah salah satu alat yang dipakai sebagai saluran untuk
menyampaikan suatu pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerimanya
(Soeparno, 1998). Dalam konteks pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam),
media menyalurkan pesan dari guru kepada siswa baik secara langsung maupun
tidak langsung. Media pembelajaran ini dapat merangsang perhatian, pikiran,
perasaan dan minat siswa. Salah satu jenis media pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan yaitu media video. Media Audio merupakan alat peraga yang dapat
didengar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007), karena seseorang dapat
menghayati media tersebut melalui pendengarnya. Media Visual merupakan
media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui
penglihatannya (Anitah, 2010).
Audio-Visual merupakan sebuah frasa, yakni gabungan kata Audio yang
artinya sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran dan Visual artinya
sesuatu yang bersangkutan dengan penglihatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2007). Media video adalah alataudibleartinya dapat didengar dan visibleartinya
dapat dilihat (Suleiman, 1982).
Dengan penggunaan media video ini diharapkan agar pesan atau informasi
yang dikomunikasikan dapat diserap oleh siswa sebagai penerima, sehingga
media video dapat dimanfaatkan untuk mengajar dalam pembelajaran IPA (Ilmu
Pembelajaran IPA dengan menggunakan media video masih jarang diterapkan
di sekolah dikarenakan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Hal tersebut
diketahui berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD Kanisius
Ganjuran Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 25 september 2013. Dari
hasil observasi yang dilakukan peneliti terlihat beberapa faktor yang
mempengaruhi yang menyebabkan pembelajaran IPA di SDK Ganjuran belum
inovatif. Beberapa faktor tersebut diantaranya: (1) Kondisi kelas; kondisi kelas di
SDK Ganjuran kurang memadai apabila akan dilaksanakan pembelajaran yang
inovatif, karena pembatas antar kelas di SDK Ganjuran hanya menggunakan pintu
kayu dan tidak menggunakan tembok permanen. Hal tersebut sangat berpengaruh
apabila akan dilaksanakan pembelajaran yang inovatif. (2) Keadaan sekolah; (a)
SDK Ganjuran berada di pinggir jalan raya. Dalam pembelajaran yang inovatif
guru harus memberikan contoh-contoh yang konkret dan juga harus mengajak
siswa untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek dari materi
yang sedang diajarkan, misalnya dalam mengajarkan tentang kenampakan alam
contohnya: sungai, sawah, gunung, pantai, dan sebagainya. Dengan demikian,
letak SDK Ganjuran yang berada di pinggir jalan raya menjadi faktor yang
mempengaruhi tidak dapat dilaksanakannya pembelajaran yang inovatif. (b) SDK
Ganjuran bersebelahan dengan pasar. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang sedang berlangsung. (3) Beberapa guru
kurang paham karakteristik anak dan pengetahuan guru yang kurang, karena
S.Pd PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Beberapa faktor tersebut akan
sangat berpengaruh terhadap gaya belajar anak, karena anak hanya menghafal,
mencatat, mendengarkan, dan ulangan. Dengan demikian, pembelajaran IPA
masih kurang optimal dan akan mempengaruhi minat belajar anak terhadap
pelajaran.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti berinisiatif mencoba untuk
mengembangkan sebuah produk berupa media video dengan materi bagian
tumbuhan dan fungsinya untuk siswa Sekolah Dasar kelas IV. Sehingga dengan
metode pembelajaran media video diupayakan untuk mempermudah siswa
(peserta didik) menyampaikan dan menerima pelajaran. Selain itu dengan media
video juga dapat mendorong keinginan peserta didik untuk mengetahui hal lebih
banyak lagi keinginan untuk mengetahui dan menyelediki, yang akhirnya
menjurus kepada pengertian yang lebih baik. Dengan demikian, maka peneliti
mengambil judul penelitian ”Pengembangan dan Pemanfaatan Media Video pada
Pelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Ganjuran Tahun Ajaran
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana kualitas video yang dikembangkan pada pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam materi bagian tumbuhan dan fungsinya siswa kelas IV
Sekolah Dasar?
2. Bagaimanakah pengaruh/dampak pemanfaatan media video yang
dikembangkan pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi bagian
tumbuhan dan fungsinya siswa kelas IV Sekolah Dasar?
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan agar penelitian dapat dilakukan secara
terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini peneliti membatasi hal-hal sebagai berikut:
1. Materi yang disajikan dalam media video yang dikembangkan adalah
materi pada mata pelajaran IPA “bagian tumbuhan dan fungsinya” untuk
siswa kelas IV SD.
2. Produk yang dikembangkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kualitas video yang dikembangkan pada pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam materi bagian tumbuhan dan fungsinya siswa kelas IV
Sekolah Dasar.
2. Mengetahui pengaruh/dampak pemanfaatan video yang dikembangkan
pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi bagian tumbuhan dan
fungsinya siswa kelas IV Sekolah Dasar.
E. Spesifikasi Produk yang diharapkan
Produk yang akan dikembangkan memiliki spesifikasi antara lain:
1. Media video bersifat interaktif yang dapat menimbulkan rasa senang pada
diri siswa agar lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran di
dalam kelas.
2. Software media video berisi kombinasi media yang meliputi teks, gambar,
dan suara (video). Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang
secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan, dan isi pelajaran.
3. Softwaredikemas dalam bentuk CD ROM yang digunakan pada kelas atas
F. Manfaat Penelitian
Pengembangan media video yang dilakukan oleh peneliti memiliki
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan
pengalaman yang baru dalam melakukan penelitian dan pengembangan
research and development (R&D). Peneliti dapat memperkaya wawasan
dan memberi sumbangan bagi pengembangan ilmu pendidikan.
2. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam
penggunaan media video dalam pembelajaran IPA kelas IV SD. Peneliti
dapat meningkatkan SDM baru demi kemajuan pendidikan terutama
dalam pembelajaran IPA.
3. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan inspirasi bagi guru-guru SD untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
dalam penggunaan media video sebagai salah satu media pembelajaran.
Peneliti memberikan masukan supaya untuk menerapakan suatu media
pembelajaran yang menarik bagi siswa (peserta didik) selain hanya
menggunakan metode ceramah yang biasanya dilakukan oleh guru ketika
4. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat meningkatkan keaktifkan peserta didik dalam
pembelajaran IPA, karena media ini tidak hanya guru yang membuat,
namun guru juga dapat menyuruh anak untuk membuatnya sendiri dan
guru dapat mengarahkannya. Sehingga dapat menumbuhkan semangat
anak, dan anak akan lebih aktif untuk membuat, dengan begitu apa yang
dikerjakannya akan lebih lama untuk mereka ingat.
G. Definisi Operasional
1. Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah semua alat bantu atau benda yang dapat
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk
menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun
sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik atau warga
belajar).
2. Media video
Media video adalah alat-alat yang digunakan untuk memudahkan
pengertian tentang kata-kata yang ditulis maupun yang diucapkan seperti
produk yang sedang dikembangkan oleh peneliti.
3. Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA di SD memuat materi tentang
4. Motivasi
Motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motivasi
dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu,
dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu.
5. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa
melalui hasil tes objektif yang mengukur tingkat pemahaman siswa kelas
IV semester genap SD Kanisius Ganjuran tahun pelajaran 2013/2014
10 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian
Menurut Soeparno (1998), kata media berasal dari bahasa
Latin medius yang secara harafiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau
‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Media pembelajaran adalah
suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk
menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari suatu
sumber (resource) kepada penerimanya (receiver).
Gerlach dan Ely (1971) dalam Arsyad (2007) mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
AECT (Assosciation of Education and Communication
Tehnology, 1997) memberi batasan tentang media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi.
Gagne dan Brings (1975) dalam Arsyad (2007) mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pelajaran, yang terdiri dari antra lain
buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar.
Hamalik (1986) dalam Arsyad (2007) mengemukakan bahwa,
pemakaian media pembelajran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran
pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran
b. Ciri-ciri media
Gerlach dan Ely (1971) dalam Arsyad (2007) mengemukakan tiga
ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan
apasaja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak
mampu (kurang efisien) melakukannya:
1. CiriFiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Ciri ini
sangat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang
telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat
digunakan setiap saat.
2. CiriManipulatif ( Manipulatif Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena
media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga
menit dengan teknik pengembilan gambar time-lapse recording,
demikian pula dapat direkam dengan foto kamera untuk foto.
3. CiriDistributif ( Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadianitu.
c. Tujuan media pembelajaran
Beberapa tujuan penggunaan media pembelajaran adalah sebagai
berikut.
1. Memberikan kemudahan kepada siswa untuk lebih memahami
konsep, prinsip, sikap, keterampilan tertentu dengan menggunakan
media yang tepat.
2. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi
sehingga lebih merangsang minat siswa untuk belajar.
3. Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan siswa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media, seperti:
konteks pembelajaran, karakteristik pembelajaran, dan tugas atau
respon yang diharapkan dari pelajar. Dengan demikian, penataan
pembelajaran (iklim, kondisi, dan lingkungan belajar) yang dilakukan
oleh seseorang pengajar dipengaruhi oleh peran media yang
d. Fungsi media pembelajaran
Untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang media
pembelajaran Sudjana dan Rivai (1996) dalam Arsyad (2007) yang
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar
yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar.
2. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai tujuan
pembelajaran.
3. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehisan tenaga
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemostrasikan, memerankan dan
2. Media Audio -Visual
a. Pengertian
Media audio yaitu alat yang digunakan untuk menyampaikan
informasi (bahan pelajaran) dapat disampaikan dengan berbagai cara
penyampaian dan rekaman suara manusia atau suara-suara lain untuk
tujuan pembelajaran. Media audio merupakan suatu media untuk
menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan melalui indera
pendengaran.
Media visual adalah media yang melibatkan indera
penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media
visual, yakni pesan verbal dan nonverbal.
Menurut Suleiman (1981) media video adalah: alat-alat
“audible” artinya dapat didengarkan dan alat-alat yang “visible”
artinya dapat dilihat. Alat-alat Audio-visual gunanya untuk membuat
cara berkomunikasi menjadi efektif.
b. Fungsi Audio-Visual
Menurut Rinanto (1982) media audio-visual meliliki fungsi
praktis, yaitu sebagai berikut:
1. Media audio-visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman
yang dimiliki siswa. Pengalaman yang dimiliki setiap siswa
Perbedaan pengalaman siswa ini merupakan hal yang sulit diatasi
dalam pembelajaran, sehingga mustahil jika guru hanya
mengguakan bahasa verbal.
2. Media audio-visual dapat melampaui batas ruang dan waktu.
Dalam hal ini, harus disadari bahwa banyak hal yang tak mungkin
dialami di dalam kelas.
3. Media audio-visual sangat memungkinkan terjadinya interaksi
langsung antara siswa dengan lingkungannya.
4. Media audio-visual memberikan keseragaman pengamatan.
5. Media audio-visual dapat menanamkan konsep dasar yang benar,
konkret dan realistis.
6. Media audio-visual membangkitkan keinginan dan minat baru
bagi siswa.
7. Media audio-visual memberikan pengalaman yang integral
mengenai hal yang konkret sampai ke hal yang abstrak.
c. Jenis-jenis Audio-Visual
Menurut Munadi (2013), media audio-visual dibagi menjadi tiga jenis
yaitu film gerak bersuara, video, dan televisi
1. Film Gerak Bersuara
Film gerak bersuara adalah alat yang dipergunakan secara efektif
anak-anak yang lebih banyak menggunakan aspek emosionalnya
dibandingkan aspek rasionalitasnya.
2. Video
Video adalah multimedia yang bersifat interaktif tutorial
membimbing peserta didik untuk memahami materi melalui
visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatah
praktis sesuai dengan yang diajarkan dalam video.
3. Televisi
Televisi adalah perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama
dengan gambaran hidup yang meliputi gambar dan suara yang dapat
dilihat dan didengar secara bersamaan. Televisi juga dapat
memberikan kejadian-kejadian yang sebenarnya pada suatu peristiwa
dengan disertai komentar penyiarnya.
3. Video Pembelajaran
a. Pengertian
Menurut Daryanto (2013), video merupakan suatu medium
yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk
pembelajaran missal, individual, maupun kelompok. Video juga
merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas
karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung. Disamping itu,
karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar
bergerak pada siswa, disamping suara yang menyertainya. Dijelaskan
bahwa tingkat retensi (daya serap dan daya ingat) siswa terhadap
materi pelajaran dapat meningkat secara signifikan jika proses
pemerolehan informasi awalnya lebih besar melalui indra pendengaran
dan penglihatan.
Program video dapat dimanfaatkan dalam program
pembelajaran, karena dapat memberikan pengalaman yang tidak
terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat
dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk
mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. Kemampuan
video dalam memvisualisasikan materi terutama efektif untuk
membantu dalam menyampaikan materi secara dinamis.
b. Karakteristik Video
Menurut Munadi (2013) kelebihan dari video antara lain:
1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
2. Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan.
3. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat
mengembangkan pikiran dn pendapat para siswa.
5. Memperjelas ha-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang
lebih realistik.
6. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang.
7. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan ketrampilan; mampu
menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon
yang diharapkan dari siswa.
8. Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai
maupun yang kurang pandai.
9. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
c. Kelebihan Video Pembelajaran
Kelebihan penggunaan video pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Menggambarkan suatu proses atau kejadian yang dapat disaksikan
berulang-ulang.
2. Mudah untuk menyajikannya.
3. Menarik, sehingga dapat mendorong dan meningkatkan motivasi
siswa.
4. Efektif untuk menanamkan sikap dan aspek-aspek afektif,
misalnya: pesan moral yang ingin disampaikan dalam sebuah
cerita melalui video lebih mudah ditangkap oleh siswa, sehingga
pesan moral tersebut tertanam dalam diri siswa.
6. Dapat memperlambat atau mempercepat suatu peristiwa atau
proses. Misalnya, proses pertumbuhan biji menjadi kecambah
sampai menjadi tumbuhan yang memerlukan waktu beberapa hari
dapat ditampilkan dalam waktu dua menit saja.
d. Kelemahan Video Pembelajaran
Daryanto (2013) memaparkan kelemahan-kelemahan video
antara lain:
1. Fine details
Fine details artinya media tayangannya tidak dapat menampilkan
obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna.
2. Size information
Size information artinya tidak dapat menampilkan obyek dengan
ukuran yang sebenarnya.
3. Third dimention
Third dimention artinya gambar yang diproyeksikan video
umumnya berbentuk dua dimensi.
4. Opposition
Opposition artinya pengambilan yang kurang tepat
menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan
5. Setting
Setting artinya bila ditampilkan adegan dua orang yang sedang
bercakap-cakap diantara kerumunan banyak orang, akan sulit bagi
penonton untuk menebak dimana kejadian tersebut berlangsung.
6. Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat
menampilkan gambar yang ada didalamnya.
7. Budget
Budgetartinya untuk membuat program video membutuhkan biaya
yang tidak sedikit.
e. Penggunaan Video pada Pembelajaran Bagian Tumbuhan dan
Fungsinya
Berdasarkan paparan diatas dapatlah dikatakan bahwa media
audio-visual sangat penting dalam pembelajaran. Sebab dengan
penggunaan media audio-visual, pembelajaran dapat berjalan efektif,
efisien, dan bermakna. Oleh karena itu, penggunaan media audiovisual
harus dipersiapkan secara matang sebelum proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini berkaitan dengan hal-hal teknis, misalnya
keterampilan merancang, mengoperaikan media, dan
mempresentasikan media di dalam pembelajaran. Sehubungan dengan
menguasai keterampilan-keterampilan dasar itu, pembelajaran berjalan
Penggunaan media dalam pembelajaran membantu guru
memberikan pengalaman baru kepada siswa sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin disampaikan. Penggunaan rekaman video
yang dapat diulang-ulang mempermudah penyampaian pembelajaran
jika siswa belum memahami isi video. Media video yang digunakan
berupa video isi materi bagian tumbuhan dan fungsinya (akar, batang,
daun ,dan bunga. Media video dipakai dengan tujuan supaya siswa
mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai materi tersebut.
Pemakaian video yang ditayangkan kepada siswa bertujuan supaya
pengalaman yang diterima oleh anak lebih nyata. Adapun tahapan
penggunaan media secara efektif dan efisien adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
Sebelum melakukan pembelajaran, guru menentukan tujuan yang
akan dicapai dan melakukan latihan. Pada saat latihan guru hendaknya
mencatat hal-hal apa yang seharusnya ditonjolkan dalam pembelajaran
dan memastikan apakah media video yang digunakan sudah siap
dipakai atau belum.
2. Penyajian
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyajian bahan antara lain
antara lain penyusunan kata pendahuluan, animasi dan pilihan kata
yang tepat sehingga dapat menarik pergatian siswa, dan penampilan
3. Penerapan
Pada tahap ini siswa dapat belajar menyusun kata-kata untuk
menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan guru harus singkat,
padat, dan jelas. Hal ini dimaksudkan untuk memantapkan fakta-fakta
yang penting dalam ingatan peserta didik.
4. Kelanjutan
Kelanjutan yang dimaksud adalah pembelajaran yang telah
dilakukan tidak hanya berhenti pada saat pembelajaran berlangsung,
tetapi juga setelah berlangsungnya pembelajaran itu sebagai
kelanjutan. Pada saat tertentu, sebaiknya siswa perlu disegarkan dan
diingatkan kembali akan apa yang telah dilihat dan didengar. Hal itu
bisa dilakukan guru saat memulai pembelajaran berikutnya dengan
melakukan apersepsi.
4. Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian IPA
Menurut Iskandar (2004) mendefinisikan IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) sebagai penyelidikan yang teroganisir untuk
mencari pola atau ketentuan dalam alam. Ilmu Pengetahuan Alam
tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang
kerja, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Selain itu
Wahyana (dalam Trianto, 2010) mengemukakan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas
pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh
adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Menurut Laksmi (dalam Trianto, 2010), pada hakekatnya IPA
dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah.
Secara lebih jelas adalah sebagai berikut:
1. IPA sebagai Produk
Ilmu pengetahuan secara harafiah merupakan ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Bentuk IPA
sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prisip,
hukum-hukum dan teori-teori. Fakta adalah segala sesuatu yakni
benda-benda ataupun peristiwa yang benar-benar ada dan dapat
ditangkap oleh indera manusia. Konsep adalah ide atau gagasan untuk
menyatukan atau menjelaskan fakta. Prinsip adalah generalisasi dari
hubungan-hubungan antara konsep-konsep IPA yang bersifat
sementara dan akan bisa berubah jika ada observasi yang baru. Hukum
adalah prinsip yang sudah dimatematikakan dalam bentuk rumus.
(paling tinggi) dari fakta, konsep, prinsip, dan hukum yang saling
berhubungan. Teori dapat berubah jika ada bukti-bukti yang
berlawanan dengan teori tersebut. Sedangkan Marsetio Donoseputro
(dalam Trianto, 2010), mengemukakan Bahwa IPA sebagai produk,
berarti produk dalam IPA adalah hasil dari proses. Proses disini berarti
segala kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk menyempurnakan
pengetahuan tentang alam maupun pengetahuan yang baru. Jadi
adanya produk IPA berasal dari adanya proses dalam IPA.
2. IPA sebagai Proses
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses merupakan IPA yang
bukan hanya kumpulan pengetahuan, fakta-fakta, pengetahuan tentang
benda-benda dan makhluk-makhluk hidup tetapi merupakan cara
kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah. Keterampilan
proses IPA dipakai dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan
berbagai macam masalah dialam.
Iskandar (2001) juga berpendapat bahwa IPA sebagai proses dapat
diartikan bahwa proses dalam mendapatkan IPA yaitu memahami
bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana
3. IPA sebagai sikap Ilmiah
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai sikap ilmiah adalah suatu sikap
yang berkeyakinan atau berpendapat yang harus dipertahankan seorang
ilmuan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan yang baru.
Dalam pembelajaran IPA harus ada sikap ilmiah yakni sikap
ilmiah untuk memecahkan masalah baik dalam kaitannya dengan
pelajaran sains maupun dalam kehidupan. Contoh sikap ilmiah adalah
jujur, teliti, terbuka untuk mempertimbangkan pendapat atau gagasan
orang lain, tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan dan selalu ingin
tahu atau menyelediki.
b. Tujuan Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA bertujuan untuk membantu setiap orang agar
mempunyai sikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah (Iskandar, 2001)
adalah sebagai berikut:
1. Objektif terhadap fakta
Tidak dicampuri oleh perasaan dalam mengungkapkan sesuatu
dengan fakta dan tidak dibuat-buat.
2. Tidak tergesa-gesa dalam memngambil kesimpulan sebelum
3. Berhati terbuka yaitu mempertimbangkan penemuan orang lain
walupun pendapat orang lain bertentangan dengan peneluan
diri sendiri.
4. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.
5. Bersifat hati-hati.
6. Ingin menyelidiki.
c. Pembelajaran IPA di SD
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) seperti yang telah diuraikan
tentu memiliki peran yang penting, terlebih bagi siswa sekolah dasar.
IPA dapat membantu siswa mengenal lingkungan alamnya. IPA
adalah pelajaran yang penting karena ilmunya dapat diterapkan secara
langsung dalam masyarakat. Selain itu dapat juga mengungkap
rahasia-rahasia alam yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari maupun menjadikannya sebagai pengetahuan yang baru.
Dengan mengenal lingkungan alamnya, siswa diajak untuk memahami
bagaimana cara memanfaatkan lingkungan alamnya dengan baik dan
benar. Ilmu Pengetahuan Alam juga mengembangkan keterampilan
sikap yakni sikap seperti ilmuan yang teliti, jujur, tidak tergesa-gesa,
selalu ingin tahu hal-hal yang baru dan sebagainya. Dengan IPA juga
jaman yang terkait dengan teknologi karena teknologi dipelajari dalam
IPA.
5. Penelitian dan Pengembangan R&D
Menurut Trianto (2010), penelitian dan pengembangan atau research
and development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah
dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut
tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware) seperti
buku, modul, atau alat bantu pembelajaran di kelas atau laboratorium,
tetapi dapat juga perangkat lunak (software) seperti program computer
untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau
laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan,
bimbingan, dan evaluasi.
Menurut Borg dan Gall (dalam Setyosari, 2010) mengemukakan
bahwa penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian dan
pengembangan pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan suatu model
pengembangan berbasis industry, yang temuan-temuannya dipakai untuk
dilakukan uji lapanagan, dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi
kriteria keefektifan, kualitas, dan standar tertentu.
Menurut Arifin (2011), menjelaskan bahwa penelitian dan
pengembangan merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk
mengatasi kesenjangan antara penelitian dasar dan penelitian terapan.
Sering kali ditemui adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar
yang bersifat teoritis dan hasil penelitian terapan yang bersifat praktis.
Menurut Syaodih (2008), menjelaskan penelitian dan pengembangan
adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk
memperbaiki praktik. Suatu proses atau langkah untuk mengembangkan
suatu produk atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
penelitian dan pengembangan (R&D) adalah penelitian yang
mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang berupa
perangkat keras (hardware) ataupun perangkat lunak (software) dan juga
dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat digunakan sebagai media
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian akan mamparkan beberapa hasil penelitian yang relevan
yang telah dilakukan oleh peneli lain. Ada beberapa penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian ini, yaitu;
Pertama, penelitian yang berjudul “Pengembangan Media
Pembelajaran Audio-Visual Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pokok Bahasan
Lingkungan di Sekitar Kita Kelas I Semester II MI Sunan Kalijaga Magelang”
yang disusun oleh Novilya Shanti. Dalam penelitian ini diutarakan bahwa
tujuan dari penelitian penelitian ini yaitu, media video dapat memudahkan
guru dan siswa MI Sunan Kalijaga Malang dalam kegiatan pembelajaran dan
siswa lebih memahami materi lingkungan di sekitar kita bahwa ada berbagai
benda di sekitar kita diantaranya peralatan sekolah, peralatan makan, peralatan
mandi, dan peralatan kebersihan. Penelitian ini dilakukan tiga pertemuan
dengan mengerjakan lembar kerja siswa untuk mengukur hasil belajar siswa
setelah menyaksikan media pembelajaran Audio-Visual. Media pembelajaran
Audio-Visual termasuk kualifikasi valid dengan ahli materi 97,5%, ahli media
5% dan uji coba kelompok besar/audiens (siswa) 94%.
Kedua, penelitian yang berjudul “Pengembangan Media video Sebagai
Media Pembelajaran Menyimak Siswa Kelas III SD N Soka 1 Srumbung
Magelang Tahun Ajaran 2010/2011” yang disusun oleh Andreas Anggi
Kurniawan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan produk berupa
dilakukan oleh peneliti, yaitu: (1) Menganalisis kebutuhan, (2)
Mengembangkan media audiovisual, (3) Produk yang dihasilkan yaitu film
dokumenter, (4) Uji penilaian, (5) Uji coba secara langsung ke siswa kelas III
SD, (6) Penelitian lebih lanjut.
Ketiga, penelitian yang berjudul “Penggunaan Media video Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas III B MI
Sananul Ula Piyungan Bantul” yang disusun oleh Mufti Mirandra. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran IPA dan peningkatan
prestasi belajar IPA di kelas III B MI Sananul Ula Piyungan setelah
menggunakan media audiovisual. Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan
Kelas. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan didapatkan hasil nilai
prestasi pada pra tindakan siswa yang tuntas sebesar 33,33% dalam siklus I
meningkat menjadi 83,33% sedangkan siklus II kembali meningkat menjadi
94,78%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain,
pengembangan media video untuk mata pelajaran IPA belum banyak
dikembangkan. Penelitian untuk menggembangkan media pembelajaran
berbasis Audio-Visual pada mata pelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan
fungsinya kelas IV SDK Ganjuran tahun ajaran 2013/2014 masih relevan
Bagan Penelitian yang Relevan
Penelitian I
Novilya Shanti
Penelitian IIAndreas Anggi Kurniawan Sekitar Kita Kelas I
Semester II MI Sunan Kalijaga
Magelang
Pengembangan Media video Sebagai Media Pembelajaran
Menyimak Siswa Kelas III SD N Soka
1 Srumbung Magelang
Penggunaan Media video Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam Kelas III B MI
Sananul Ula Piyungan Bantul
Memudahkan guru dan siswa MI Sunan
Kalijaga Malang produk berupa film
sebagai media
Menghasilkan produk, mengetahui proses pembelajaran, meningkatkan prestasi siswa, serta memudahkan guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran
C. Kerangka Berpikir
Sebagai seorang pengajar guru tidak hanya bertugas untuk mengajar
siswa-siswanya, namun juga harus menyiapkan perangkat pembelajaran
yang menarik. Perangkat pembelajaran tersebut diantaranya adalah silabus,
RPP, dan media pembelajaran. Kreativitas guru dalam merancang perangkat
pembelajaran sangat berpengaruh pada tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran.
Penelitian ini memilih siswa kelas IV sebagai subyek penelitian.
Peneliti memilih kelas IV karena dalam penyampaian pembelajaran yang
dilakukan di kelas masih kurang membangkitkan semangat siswa serta belum
dapat memfokuskan siswa ketika mengikuti pembelajaran IPA. Permasalahan
yang diangkat mengenai pembelajaran yang dilakukan guru yang hanya
menjelaskan materi kemudian diselingi dengan tanya jawab.
Selain itu, belum banyak media yang digunakan sebagai alat bantu
pembelajaran IPA, terlebih media video. Guru dalam menjelaskan materi
bersumber dari buku paket, sedangkan siswanya menggunakan LKS sebagai
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah pengembangan (R&D)
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan
pembelajaran (Borg dan Gall, 1988 dalam Sugiyono, 2010). Sejalan dengan
itu, Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa metode penelitian pengembangan
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Dalam penelitian dan
pengembangan terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh peneliti.
Sugiyono (2010) mengemukakan 10 langkah yang harus dilakukan di dalam
penelitian dan pengembangan, yaitu: (1) Potensi dan masalah, (2)
Mengumpulkan informasi, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5)
Perbaikan desain, (6) Uji coba produk, (7) Revisi produk, (8) Uji coba
pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Pembuatan produk massal.
Dalam hal ini masalah yang dihadapi yaitu rendahnya minat belajar
siswa dalam mata pelajaran IPA materi ‘’bagian tumbuhan dan fungsinya’’.
Untuk itu, peneliti dan guru bermaksud meningkatkan minat belajar siswa
kelas IV SDK Ganjuran Yogyakarta dalam pembelajaran IPA dengan
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan penelitian ini mengarah pada satu produk,
yaitu media video yang berupa video pembelajaran. Prosedur pengembangan
ini melalui empat tahap, keempat tahapan ini, antara lain:
1. Langkah awal dari penelitian pengembangan ini adalah peneliti mengkaji
standar kompetensi dan materi pembelajaran yang dikembangkan. Peneliti
mengambil materi pembelajaran IPA kelas IV semester genap.
2. Langkah kedua adalah analisis kebutuhan pengembangan program
pembelajaran. Analisis kebutuhan dilakukan kepada seluruh siswa kelas
IV SDK Ganjuran dan seorang guru kelas IV SDK Ganjuran . Analisis
kebutuhan ini bertujuan agar peneliti mengetahui karakteristik dan
kebutuhan siswa dalam mempelajari materi bagian tumbuhan dan
fungsinya. Setelah dilakukan analisis kebutuhan, dilanjutkan dengan
pengembangan program pembelajaran seperti silabus, RPP, dan evaluasi
pembelajaran. Langkah ini merupakan langkah penjajakan yang dapat
memberikan informasi pada peneliti untuk menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan langkah selanjutnya.
3. Langkah ketiga adalah memproduksi media video untuk pembelajaran
materi bagian tumbuhan dan fungsinya. Langkah ini dimulai dengan
mendesain produk dan pengumpulan bahan yang nantinya akan menjadi
4. Langkah keempat adalah validasi dan revisi produk. Produk hasil
pengembangan divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Validasi produk
dilakukan dalam dua tahap.
Pada tahap pertama, produk divalidasi oleh ahli materi (dosen dan
guru). Setelah validasi tahap pertama, dilakukan analisis dan revisi produk
berdasarkan komentar dan saran validator.
Pada tahap kedua, produk yang telah direvisi kemudian divalidasi
oleh ahli materi dan ahli media. Selanjutnya, hasil validasi dianalisis, dan
produk direvisi sesuai saran validator. Tahap selanjutnya adalah validasi
yang dilakukan di kelas IV SDK Ganjuran. Revisi terakhir dilakukan
berdasarkan hasil analisis validasi lapangan. Hasil dari revisi ini akan
menjadi prototipe pengembangan media video untuk materi bagian
Tahap II
Analisis Kebutuhan & Pengembangan Program Pembelajaran
Analisis Standar Kompetensi
Analisis Sumber Belajar
Penetapan KD dan Materi
Analisis Karakteristik
Memproduksi Media Audiovisual Berbasis Video Pembelajaran IPA
Tahap IV Validasi dan Revisi Produk
Revisi Produk III
PrototypePengembangan Media Video pada Pelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar Semester Genap Materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya
Pakar Pembelajaran IPA
Pakar Media Pembelajaran
Guru
Analisis I Validasi I
Revisi Produk II Revisi Produk I
Validasi Lapangan Analisis III
Validasi II
Pakar Pembelajaran IPA
Pakar Media Pembelajaran
Analisis II
Konsep Pengumpulan Bahan Pembuatan dan Pemrograman
Kerangka Desain Media Story Board
C. Uji Coba Produk
Dalam Penelitian ini, uji coba produk yang dimaksudkan yaitu dengan
melakukan pengumpulan data untuk menentukan kualitas media video yang
digunakan dalam pembelajaran IPA. Data yang diperoleh dari uji coba produk
digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media video yang
merupakan produk pada penelitian ini. Dengan melakukan uji coba produk,
maka kualitas media video yang dikembangkan benar-benar telah teruji secara
empiris.
Menurut Arifin (2011), uji coba produk pada penelitian
pengembangan merupakan hal yang sangat penting setelah produk yang
dirancang telah selesai. Uji coba produk (instructional) dan criteria
penampilan (presentation criteria). Dalam melaksanakan uji coba harus
dilakukan sebanyak tiga kali yaitu antara lain:
1. Uji-ahli, untuk menguatkan dan meninjau ulang produk awal serta
memberikan masukan perbaikan.
2. Uji-coba terbatas yang dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai
pengguna produk.
3. Uji lapangan, uji coba mutu produk yang telah dikembangkan benar-benar
teruji secara empiris dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Revisi Produk tahap II sesuai dengan masukan dari uji perorangan.
5. Uji coba kelompok kecil, yang terdiri dari 4 siswa dan dilanjutkan
6. Revisi produk tahap III sesuai dengan masukan dari uji coba kelompok
kecil.
7. Uji coba lapangan untuk mengetahui kelayakan produk dan analisis data.
8. Revisi produk akhir berdasarkan masukan dari uji coba lapangan.
D. Subjek Uji Coba
Dalam penelitian ini subjek uji coba atau responden untuk uji coba
produk yaitu siswa kelas IV SD. Sampel SD yang digunakan untuk uji coba
adalah SD Kanisius Ganjuran. Siswa-siswi yang terlibat sebagai subjek uji
coba terdiri atas tiga bagian yaitu:
1. Uji coba perorangan
2. Uji coba kelompok kecil.
3. Uji coba kelompok besar (uji lapangan)
Pada setiap subjek uji coba akan ditemukan sedemikian rupa sehingga
mencangkup berbagai karakteristik, antara lain:
a. Siswa memiliki kemampuan prestasi belajar baik, kurang baik, dan
sedang.
b. Siswa berjumlah 35 orang siswa, 12 berjenis kelamin laki-laki dan 23
berjenis kelamin perempuan dengan jumlah yang proposional sehingga
E. Jenis Data
Jenis data yang diperoleh dalam uji coba produk dapat digunakan
untuk menetukan kualitas dari produk yang telah dihasilkan. Maka jenis data
yang dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan dari
produk yang dikembangkan dan tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai.
Data yang akan dipaparkan hendaknya dikaitkan dengan desain penelitian dan
subjek uji coba tertentu.
Data mengenai kecermatan isi dapat dilakukan terhadap subjek ahli
materi, kelompok kecil, dan kelompok besar. Dalam uji ahli, data yang ada
berupa ketepatan substansi, ketepatan metode, ketepatan desain produk, dan
sebagainya.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai
sumber yaitu ahli materi, ahli media, dan siswa. Data tersebut berupa data
kuantitatif dan kualitatif yang merupakan hasil dari kualitas media video yang
dikembangkan serta dengan adanya masukan sebagai dasar untuk melakukan
revisi program.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
teknik pengumpulan data atau pengukuran yang disesuaikan dengan
Dalam menghasilkan produk pengembangan yang memiliki kualitas
baik, maka diperlukan instrument yang berkualitas serta dapat menggali data
yang akan diperlukan dalam pengembangan produk media video. Instrumen
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu:
1. Datachek list
Data chek list digunakan untuk memperoleh informasi dan mengetahui
mengenai pentingnya dikembangkan produk media video. (Instrumen
tersebut dapat dilihat pada lampiran 1).
2. Kuisioner
Instrumen kuisioner disusun untuk mengevaluasi kualitas produk media
video yang telah dibuat oleh peneliti. Cara penyusunan kuisioner penilaian
untuk ahli materi berbedoman dari RPP yang telah dibuat, sedangkan
kuisioner penilaian untuk ahli media dan siswa disusun berdasarkan
produk media video yang dikembangkan.
3. Pre Test-Post test
Pre Test dilakukan sebelum uji coba produk media video, sedangkanPost
Test dilakukan sesudah dilakukan uji coba produk media video.
Pengumpulan data melalui Pre Test dan Post Test digunakan untuk
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui uji coba
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif dapat berupa kritik dan saran yang dikemukakan oleh ahli media,
ahli materi, dan siswa yang dihimpun untuk memperbaiki produk media video
ini. Proses revisi produk disajikan secara rinci dengan tahapan-tahapan revisi
yang dilakukan berdasarkan hasil dari setiap tahap uji coba yang telah
dilakukan. Pada bagian ini akan ditampilkan produk sebelum dan sesudah
revisi, untuk setiap tahap revisi disertai dengan deskripsi yang menjelaskan
proses revisi.
Data kualitatif digunakan untuk mengetahui kualitas media menurut
ahli materi dan ahli media serta serta siswa kelas IV SD. Data kuantitatif
diperoleh melalui kuisioner dengan menggunakan skala lima dan analisis
statistik deskriptif, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data kasar.
2. Pemberian skor untuk analisis kuantitatif.
Data dianalisis sebagai dasar dari kuesioner diubah menjadi data
interval. Skala penilaian terhadap media video berbasis video yang
dikembangkan yaitu skor 1 untuk sangat kurang, skor 2 untuk kurang, skor 3
Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif
menggunakan tabel konversi nilai skala lima berdasarkan penilaian acuan
patokan (PAP).
Xi = rata-rata ideal = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
=½ ( 5 + 1 ) = 3
SBi = simpangan baku ideal = (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
= 1/6 (5-1) = 0,67
Sangat baik = x > Xi + 1,80 SBi
= x > 3 + ( 1,80 x 0,67 )
= x > 3+ 1,21
= x > 4,21
Baik = Xi + 0,60 SBi < x < Xi + 1,80 SBi
= 3 + (0,60 x 0,67) < x < 3 + ( 1,80 x 0,67)
= 3 + 0,40 < x < 3 + 1,21
=3,40 < x < 4,21
Cukup baik = Xi – 0,60 SBi < x < Xi + 0,60 SBi
= 3 – ( 0,60 x 0,67) < x < 3 + ( 0,60 x 0,67)
= 3 – 0,40 < x < 3 + 0,40
Kurang baik = Xi – 1,80 SBi < x < Xi – 0,60 SBi
= 3 – ( 1,80 x 0,67 ) < x < 3 - ( 0,60 x 0,67)
= 3 – 1,21 < x < 3 - 0,40
= 1,79 < x < 2,60
sangat kurang baik = x < Xi – 1,80 SBi
= x < 3 – ( 1,80 x 0,67)
= x < 3 – 1,21
= x < 1,79
Tabel 3.1
Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala 5
Kriteria Skor
Sangat baik x > 4,21
Baik 3,40 < x < 4,21
Cukup baik 2,60 < x < 3,40
Kurang baik 1,79 < x < 2,60
H. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 10 bulan yaitu mulai bulan Oktober
46 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Analisis Kebutuhan
Penelitian pengembangan ini diawali dengan melaksanakan analisis
kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh informasi yang
relevan mengenai perlunya dikembangkan media video pada mata pelajaran IPA
kelas IV SD. Sampel sekolah yang digunakan sebagai penelitian yaitu SD Kanisius
Ganjuran. Data analisis diperoleh dengan melakukan wawancara dan observasi
kepada guru kelas dan siswa. Wawancara dan observasi dilakukan sebelum
penelitian dan pengembangan dilakukan.
Dari hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa guru dalam
melakukan pembelajaran pada mata pelajaran IPA masih menggunakan media
konvensional. Guru pada saat melakukan pembelajaran di kelas menggunakan
metode ceramah dan terpaku dalam buku paket dan lembar kerja siswa (LKS).
Peneliti selama melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD Kanisius
Ganjuran beliau mengatakan bahwa sekolah tersebut memang tidak menggunakan
teknologi informasi seperti viewer dan screen untuk pembelajaran di kelas.
Keterbatasan teknologi informasi dan penggunaan waktu yang lebih adalah salah
satu faktor alasan guru kelas tidak menggunakan teknologi informasi sebagai