• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN HASIL SHOOTING CABANG OLAHRAGA FUTSAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN HASIL SHOOTING CABANG OLAHRAGA FUTSAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI

DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN HASIL

SHOOTING CABANG OLAHRAGA FUTSAL

Aji Rasa Kurniawan, Iman Imanudin

Universitas Pendidikan Indonesia

Jl. Setiabudi No. 229 Sukasari Bandung, Jawa Barat 40154

Jbone_90@rocketmail.com

Abstrak (Times New Roman 10 Bold)

Shooting yang baik adalah shooting yang cepat laju arah bolanya serta mempunyai tingkat keakuratan yang sangat baik sehingga sulit untuk diantisipasi oleh penjaga gawang tim lawan dan menghasilkan gol. Permasalahan dalam penelitian ini adalah hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan hasil shooting 8 meter cabang olahraga futsal. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet UKM Futsal UPI, dengan sampel sebanyak 20 orang. Hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa “Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki dengan hasil shooting”.

Kata kunci:koordinasi Mata-Kaki, Shooting, Kecepatan, dan ketepatan

PENDAHULUAN

Permainan futsal (Murhananto 2006;4) adalah permainan bola dengan kecepatan. Kunci pokoknya adalah ball feeling. Artinya

bagaimana menggunakan perasaan saat

menyentuh bola dengan kaki. Penggunaan kaki memang harus terampil seperti menggunakan tangan. Dengan begitu,bola dapat dimainkan dengan leluasa. Tujuan bermain futsal adalah memasukan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga agar gawang tidak kemasukan dengan memanipulasi bola dengan kaki, dada, kepala, dan tangan (khusus penjaga gawang). Jadi, tim yang mencetak jumlah gol paling banyak selama pertandingan adalah pemenang pertandingan.

Mengingat karakteristik permainan futsal yang cepat dan reaktif maka perlu ditunjang

dengan tingkat koordinasi tubuh atau bagian tubuh yang baik. Dalam Jurnal Ilmu Kepelatihan (2002:56) disebutkan bahwa “Dengan banyaknya gerakan yang harus dilakukan dalam satu waktu yang berdekatan maka keberhasilan seseorang dalam melakukan gerakan tersebut harus ditunjang oleh koordinasi yang baik”. Harsono (1988:220) “Seorang atlit dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan yang masih baru baginya”. Menurut D. Allen Phillips dan E. Hornak (dikutip dari Jurnal Ilmu Kepelatihan 2002: 55) koordinasi adalah kemampuan melakukan suatu gerakan pada gerakan yang membutuhkan keterampilan. Koordinasi juga merupakan bagian integral dari kemampuan

(2)

koordinasi telah dianggap sebagai padanan dari kata kemampuan motorik dan keterampilan.

Salah satu keterampilan yang harus dimiliki pemain futsal yakni Shooting

(tendangan ke gawang), dengan faktor ukuran gawang futsal yang lebih kecil dibandingkan dengan ukuran gawang pada sepakbola dan belum ditambah dengan adanya penjaga gawang, maka tingkat kecepatan dan ketepatan hasil shooting dalam permainan futsal dituntut sangat tinggi. John D. Tenang (2008:84)

menyebutkan bahwa; Shooting adalah

menendang bola dengan keras ke gawang guna mencetak gol. Dalam gerakan tersebut pelaku melibatkan koordinasi mata-kaki (foot - eye coordination). Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud dengan koordinasi dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang melakukan suatu pola gerakan yang kompleks yang membutuhkan keterampilan. Koordinasi antara mata-kaki bercirikan keterpaduan hal ini penulis tertarik untuk menghubungkan antara koordinasi mata-kaki dengan kecepatan dan ketepan hasil shooting dalam permainan futsal.

METODE

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sampel yang diteliti adalah atlet UKM Futsal UPI yang aktif. Pengambilan data dari sampel dilakukan pada saat atlet libur latihan dan di laksanakan di lapang Gerlong Futsal, tanggal 13 April 2014. Populasi sebanyak 50 atlet laki-laki lebih yang terdaftar sebagai atlet UKM Futsal UPI. Namun, pada saat itu yang aktif latihan sebanyak 30 atlet laki-laki. Peneliti menggunakan teknik

purpusive sampling untuk menentukan sampel, sehingga menjadi 20 atlet laki-laki UKM Futsal UPI yang menjadi sampel.

Test Koordinasi Mata-Kaki

Tes koordinasi mata-kaki model A yang diadopsi dari Awaludin Ramadiarsyah (2013) yang memiliki validitas sebesar 0.90 dan reabilitas sebesar 0.63.

Sarana / Alat

- Area tes dan area target berupa dinding yang rata - Bola futsal - Stopwatch - Kapur - Alat tulis - Pluit

Tatacara Pelaksanaan Tes

- Testee berdiri dibelakang garis tembak dengan jarak 1,83 m dari target area (dinding)

- Testee mulai melakukan tendangan kearah target area setelah terdengar bunyi peluit.

- Testee melakukan tendangan kearah target area dan menahannya kembali lalu menendang lagi dengan posisi kaki berada di belakang garis batas yang telah ditentukan.

- Testee diberi kesempatan satu kali selama 20 detik.

Petunjuk Penilaian

- Hitung jumlah tendangan yang berhasil mengenai sasaran dan kembali lagi dengan melewati garis batas.

- Apabila testee menahan bola

menggunakan tangan maka di kurangi 1 point.

Tes Dinyatakan Gagal Bila :

- Bola ditahan tidak di belakang atau tepat di garis batas.

- Bola ditendang tidak di belakang garis batas.

- Bola yang ditendang melewati target area (dinding) yang telah ditentukan.

Adapun gambar untuk melakukan tes

koordinasi model A

4 m

1.5 m

(3)

Test Shooting

Tes keterampilan shooting diadopsi dari skripsi Asep Sumpena (2008) memiliki validitas sebesar 0,886 dan reabilitas sebesar 0,866.

Sarana / Alat

- Bola futsal

- Stopwatch

- Kapur

- Gawang dengan ukuran standar Futsal

- Tali

Tatacara Pelaksanaan Tes

Testee melakukan tendangan langsung ke arah gawang yang telah ditandai dengan tali dan ditandai dengan skor-skor yang berbeda-beda. Hasil tendangan dianggap sah apabila waktu tempo bola yang telah ditendang kurang dari 0,5 detik, dan bola mengarah masuk ke gawang baik itu tengah, maupun samping. Diberikan satu kali kesempatan melakukan tendangan. Hasil tendangan dinyatakan gagal apabila waktu yang ditempuh lebih dari 0,5 detik dan apabila bola tidak masuk ke gawang.

Cara Penilaian

Jumlah skor dari satu kali kesempatan tendangan. Untuk gambar tes shooting dapat dilihat pada gambar berikut:

7 5 3 1 3 5 7

Dengan jarak lebar skor yaitu : 7 = 31 cm, 5 = 37 cm, 3 = 42 cm, 1 = 76 cm.

Prosedur Pengolahan Data dan Analisis

Prosedur pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan : 1) Mengumpulkan data tes koordinasi mata-kaki dan tes shooting, 2) Analisis data menggunakan Pearson Correlation dengan

alpha level 0,05. Dioperasikan dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows versi 16.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Frekuensi dan Presentase Tes Koordinasi Mata-Kaki

Jumlah

Skor Frekuensi Presentase (%)

17 1 5 19 3 15 20 4 20 21 6 30 22 3 15 23 2 10 24 1 5 Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel tersebut, bahwa jumlah sampel yang memiliki jumlah terbanyak pertama adalah dengan total skor tes koordinasi mata-kaki 21 dengan presentase 30%, terbanyak kedua dengan total skor 20 dengan presentase 20%, kemudian terbanyak ketiga ialah dengan skor 19 dan 22 dengan frekuensi 15%, jumlah skor terbanyak keempat ialah 23 dengan presentase 10%, sedangkan untuk sampel yang memiliki jumlah terkecil adalah dengan total skor tes koordinasi mata-kaki 17 dan 24 dengan jumlah presentase masing-masing 5%.

Frekuensi dan Presentase Tes Shooting (Kecepatan)

Kecepatan Frekuensi Presentase (%)

0.22 1 5 0.24 1 5 0.25 3 15 0.26 1 5 0.27 3 15 0.29 1 5 0.30 2 10 0.31 1 5 0.33 2 10 0.34 1 5 0.38 1 5 0.39 1 5 0.40 1 5 0.41 1 5 Jumlah 20 100

(4)

Berdasarkan tabel diatas, bahwa jumlah

sampel yang paling banyak jumlah

presentasenya adalah dengan kecepatan

tendangan 0,25 dan 0,27 dengan presentase sebanyak 15%, sedangkan jumlah presentasi terbanyak kedua ialah 0,30 dan 0,33 dengan jumlah presentase sebanyak 10% sedangkan untuk jumlah presentase terkecil ialah 0,22, 0,24, 0,26, 0,29, 0,31, 0,34, 0,38, 0,39, 0,40, 0,41 dengan jumlah presentase sebanyak 5%.

Frekuensi dan Presentase Tes Shooting (Ketepatan/Skor)

Skor

Tendangan Frekuensi Presentase (%)

1 1 5

3 6 30

5 8 40

7 5 25

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel diatas, bahwa skor yang paling banyak didapat oleh sampel ialah 5 dengan frekuensi 8 dengan presentase 40%, yang paling banyak kedua ialah skor 3 dengan frekuensi 6 dan presentase 30%, yang paling banyak ketiga ialah skor 7 dengan frekuensi 5 dengan presentase 25% dan skor yang paling sedikit didapat oleh sampel ialah skor 1 dengan frekuensi 1 dan presentase 5%.

Setelah diketahui frekuensi dan presentase mengenai tes koordinasi mata-kaki dan tes

shooting 8 meter, maka dapat dilihat pada tabel dibawah mengenai hasil deskriptif dari kedua tes tersebut yaitu sebagai berikut:

Statistik Deskriptif Tes Koordinasi Mata-Kaki dan Tes Shooting

N Mean Std. Deviatio n Media n Max . Min . Tes Koordinasi Mata-Kaki 2 0 20.80 1.642 21.00 24 17 Tes Shooting (Kecepatan ) 2 0 0.303 0 0.05704 0.2950 0.41 0.22 Tea Shooting (Ketepatan ) 2 0 4.70 1.750 5.00 7 1

Koordinasi mata-kaki atlet UKM Futsal UPI memiliki rata-rata 20,80 dengan nilai tertinggi 24 dan terendah 17, rata-rata waktu yang ditempuh dari tendangan sampel ialah 0,3030 dengan waktu tercepat 0,22 dan waktu terlama 0,41, sedangkan untuk nilai ketepatan hasil

shooting nilai rata-ratanya 4,70 dengan nilai tertinggi 7 dan nilai terendah 1.

Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas penulis

menggunakan taraf kepercayaan pada 0,05

dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.6 untuk uji normalitas koordinasi mata-kaki dan shooting.

Variabel Kolmogorov-Smirnova Kategori Koordinasi Mata-Kaki 0,687 Normal Shooting (Kecepatan) 0,754 Normal Shooting (Ketepatan) 0,975 Normal Uji Homogenitas

Levene

Statistic

df1

df2

Sig.

0,243

2

16

0,787

Uji homogenitas data yang terdapat pada tabel 4.8 diatas terlihat bahwa nilai dari Levene Statistic 0,243 dan nilai Sig. 0,787. Maka dapat dilihat data tersebut homogen karena 0,787 > 0,05.

(5)

Uji Korelasi

Hasil Uji Korelasi Koordinasi Mata-Kaki dengan kecepatan dan ketepatan hasil

Shooting. test koordin asi mata-kaki Wak tu Ketep atan test koordinasi mata-kaki Pearson Correlatio n 1 -.094 .234 Sig. (2-tailed) .692 .320 N 20 20 20 Waktu Pearson Correlatio n -.094 1 -.180 Sig. (2-tailed) .692 .447 N 20 20 20 Ketepatan Pearson Correlatio n .234 -.180 1 Sig. (2-tailed) .320 .447 N 20 20 20 Menentukan Hipotesis

Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kakai dengan kecepatan dan ketepatan hasil shooting.

Hi : terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kakai dengan kecepatan dan ketepatan hasil shooting.

Menentukan Dasar Pengambilan Keputusan

Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.

Dari hasil analisis data didapat pada tabel 4.9 nilai dari signifikan yaitu koordinasi mata-kaki dengan waktu 0,692 > 0,05 dan koordinasi mata-kaki dengan ketepatan 0,320 > 0,05, maka Ho

keduanya diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa “Tidak Terdapat Hubungan yang Signifikan antara Koordinasi Mata-Kaki dengan kecepatan dan ketepatan Hasil Shooting pada Atlet UKM Futsal UPI”.

KESIMPULAN

Setelah pengolahan data dan dianalisis, peneliti menemukan beberapa penemuan pada atlet UKM futsal UPI. Skor terbesar dari hasil tes koordinasi mata-kaki atlet UKM futsal UPI adalah 24 dan skor terendah adalah 17 dengan rata-rata 20,80. Skor dari hasil shooting waktu tercepat adalah 0,22 dan terlambat waktunya adalah 0,41 dengan rata-rata kecepatan tendangan 0,3030, sedangkan untuk skor ketepatan dari hasil shooting yang terbesar adalah 7 dan terkecil adalah 1 dengan skor rata-rata 4,70. Hasil pengolahan data membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki dengan kecepatan dan ketepatan hasil shooting.

Penulis meyakini banyak sekali kekurangan dalam penelitian ini, penulis berharap penelitian ini bisa dikembangkan dengan metode maupun alat-alat instrumen yang lebih modern dan akurat. Karena pengambilan data dalam penelitian ini masih menggunakan instrumen yang masih tradisional, sederhana dan keakuratan data yang tidak cukup akurat.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Harsono, (2002), Jurnal Ilmu Kepelatihan. UPI Bandung.

Murhananto (2006). Dasar-dasar Permainan Futsal. Jakarta: PT. Kawan Pustaka. Nurhasan, dan Cholil, H (2007), Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan.

Bandung: FPOK UPI Bandung.

Penulisan Karya Ilmiah (2013), UPI Bandung.

Ramardiarsyah, Awaludin (2013), Uji Validitas dan Realibilitas Tes Koordinasi Untuk Cabang Olahraga Futsal (Modifikasi Soccer Wall Volley Test). UPI Bandung.

Robiussani, Uus (2009), Uji Validitas dan Reliabilitas Baterai Tes Teknik Dasar Permainan Olahraga Futsal. UPI Bandung.

Sugiyono, (2012), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alpabeta.

Santoso, Singgih (2009), Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 16. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Tenang, John D (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: Dar! Mizan. Sumber Lain

Tersedia: http://zho-day.blogspot.com/2010/08/petunjuk-pelaksanaan-tes- koordinasi.html (27 Juli 2013 Pukul 10.00)

Tersedia: http://www.artikata.com/arti-354220-tepat.html (5 juni 2013 13:22) Tersedia: http://2011-2-00026-PS_Bab1001.html (29 Desember 2013 20:17) Tersedia: http://6211409084(httplib.unnes.ac.id1875616211409084.pdf).html (25 mei 2014 20:33)

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Kategori Generasi Millenial kategori Notebook/Laptop ...65 Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Kategori Generasi Millenial kategori

dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Guru dapat menggunakan metode, model, teknik, dan media yang

 Estimated factory overhead cost is divided by Estimated factory overhead cost is divided by the estimated direct labor hours to be worked. the estimated direct labor hours to

Produk hilang pada awal proses belum ikut menyerap biaya produksi yang terjadi pada masing2 Departemen,.. sehingga tidak diikutkan dalam

Adapun definisi operasional yang terdapat pada penelitian yang berjudul “ Keefektifan Model Think-Talk-Write (TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

perkembangan individu anak, (2) Belajar dan perkembangan anak usia dini sampai dewasa merupakan suatu proses yang berkesianambungan, dan (3) Adanya hubungan antara orang tua,

[r]

tempat penelitian yaitu Pos PAUD Miana V. Pada tahap pelaksanaan ini penulis melakukan kegiatan di lapangan.. tempat penelitian, tahap lapangan pekerjaan dibagi atas dua