• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA ALQUR’AN MELALUI METODE YANBUA PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA ALQUR’AN MELALUI METODE YANBUA PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA

ALQUR’AN MELALUI METODE YANBUA PADA

SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 SALATIGA

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

SITI AYAMIL CHOLIYAH

NIM 111 11 087

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

IAIN SALATIGA

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama : Siti Ayamil Choliyah

Nim : 11111087 Jurusan : Tarbiyah

Progdi Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA ALQUR‟AN MELALUI METODE YANBUA PADA

SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 SALATIGA TAHUN 2014.

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 6 April 2015 Pembimbing

(3)

KEMENTRIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721

Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email : administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Siti Ayamil Choliyah

NIM : 111 11 087

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah..

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 6 April 2015 Penulis

(4)

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA ALQUR’AN

MELALUI METODE YANBUA PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 SALATIGA TAHUN 2014

DISUSUN OLEH SITI AYAMIL CHOLIYAH

NIM : 111 11 087

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal April 2015, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 kependidikan Islam.

Susuanan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dra. Djamiatul Islamiyah, M. Ag

Sekretaris Penguji : Prof. Dr. Budihardjo, M. Ag __________________ Penguji I : Drs. Ahmad Sulthoni, M. Pd

Penguji II : Maslikhah, S. Ag, M. Si __________________

Salatiga, 14 April 2015 Dekan

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

(5)

MOTTO





































(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Bapak Mustaqim dan Ibu Siti Khotimah atas segala ridlonya yang selalu mencurahkan doa dan kasih sayangnya hingga penulis diberi kemudahan untuk menyelesaikan belajar ini tepat pada waktunya doakan semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan berkah didunia dan akhirat

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulisan skripsi dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA ALQUR‟AN MELALUI METODE YANBUA PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 SALATIGA TAHUN 2014 ini telah selesai. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN Salatiga). Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini.

Penulis sangat bersyukur kepada Allah SWT, tanpa ridho dan pertolongan-Nya skripsi ini tidak dapat terwujud, dan bantuan dari berbagai pihak yang juga sudah mendoakan dan memberi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Maka dikesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi M. Pd, sebagai Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd, sebagai Ketua Jurusan Tarbiyah PAI IAIN Salatiga.

3. Bapak Prof. Dr. Budihardjo, M. Ag sebagai dosen pembimbing yang penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini sejak awal hingga akhir ini dapat terselesaikan.

4. Semua dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pelayanan hingga studi ini selesai,

5. Bapak Drs. Bambang Subiyakto, M. Pd sebagai Kepala SMP Negeri 3 Salatiga yang telah memberikan ijin pada penelitian ini,

6. Orang tua, kakak, dan adik-adik tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung,

7. Sahabat-sahabat yang memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

(8)

dengan sungguh-sungguh dan dan berusaha sebaik mungkin. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk jadi yang lebih baik.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat dalam perkembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan Agama Islam.

Salatiga, 6 April 2015 Penulis

(9)

ABSTRAK

Nurina, Annisa Indah. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Alqur’an

Melalui Metode Yanbua Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 3 Salatiga Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Prof. Dr. Budihardjo, M. Ag..

Kata Kunci: Metode Yanbua

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a dapat mengatasi kesulitan belajar membaca al -Qur‟an peserta didik semester ganjil kelas VII D dan VII E SMP Negeri 3 Salatiga tahun Pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas VII D dan VII E SMP Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, observasi dan tes evaluasi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah rata-rata kelas

65 dan persentase ketuntasan belajar klasikal 75%.

Pada penelitian tindakan kelas ini diawali dengan tahap pra siklus. Pra siklus dilaksanakan untuk mencari informasi tentang permasalahan dan apa yang menjadi penyebabnya. Dari permasalahan yang ada diberi tindakan sebagai solusi dari permasalahan pada siklus 1 dan siklus 2. Setiap siklus ada 4 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada siklus 1 dilaksanakan 2 pertemuan dan siklus 2 dilaksanakan dengan 2 pertemuan. Hasil belajar peserta didik sebelum diberikan tindakan pada tahun 2014/2015 rata-rata kelas yang dicapai 60,78 dengan ketuntasan belajar klasikal 36,84%. Pada tahap siklus 1 setelah dilaksanakan tindakan nilai rata-rata peserta didik naik menjadi 73,70 dengan ketuntasan belajar klasikal 73,68 %. Kemudian pada siklus 2 setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu mencapai 82,11 dengan ketuntasan belajar klasikal 86,84%. Dari dua tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan metode Yanbu‟a dalam membaca al-Qur‟an.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……….. iii

PENGESAHAN ………. iv

A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Rumusan Masalah………..4

C. Tujuan Masalah………..4

D. Hipotesis Tindakan………....4

E. Manfaat Penelitian………...5

F. Definisi operasional………...6

G. Metode Penelitian………..9

H. Sistematika Penulisan………...12

BAB 2………..14

KAJIAN PUSTAKA………...14

A. Kesulitan Belajar Membaca al-Qur‟an ………14

1. Definisi Belajar………..14

2. Definisi Membaca al-Qur‟an………..15

3. Kesulitan Belajar……….21

(11)

1. Sejarah Timbulnya Yanbu‟a………...28

2. Pengertian Metode Yanbu‟a………29

3. Materi Yang diajarkan Metode Yanbu‟a……….29

4. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Yanbua……….32

BAB 3………..34

PELAKSANAAN PENELITIAN………...34

A. Metode Penelitian………..34

B. Rancangan Penelitian………....34

1. Subyek Penelitian………...34

2. Kolaborator dan Pelaksana………...34

3. Waktu dan Tempat Penelitian………....35

4. Metode Penyusunan Instrumen………..35

5. Rencana Kegiatan Penelitian……….37

6. Indikator Kinerja………....43

7. Teknik Pengumpulan Data………43

8. Tekniis Analisis Data………44

BAB 4……….46

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….46

A. Pelaksanaan Penelitian………46

B. Hasil Penelitian………...46

1. Gambaran Umum Sekolah Tahun Pelajaran 2014-2015………..46

(12)

BAB 5………63

Lampiran 1 Daftar Hasil Belajar Peserta Didik Pra Siklus Lampiran 2 Soal Pra Siklus

Lampiran 3 RPP Siklus 1

Lampiran 4 Daftar Anggota Kelompok 1

Lampiran 5 Soal Dan Lembar Jawaban Diskusi Kelompok Siklus 1 Lampiran 6 Observasi Guru Dalam Proses Pembelajaran Siklus 1 Lampiran 7 Observasi Peserta Didik Dalam Proses Pembejaran Siklus 1 Lampiran 8 Daftar Cek Penilaian Antar Teman

Lampiran 9 Penilaian Ketrampilan al-Qur‟an Lampiran 10 Soal Siklus 1

Lampiran 11 Jawaban Siklus 1

Lampiran 12 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus 1 Lampiran 13 RPP Siklus 2

Lampiran 14 Daftar Anggota Kelompok 2

Lampiran 15 Soal Dan Lembar Jawaban Diskusi Kelompok Siklus 2 Lampiran 16 Observasi Guru Dalam Proses Pembelajaran Siklus 2 Lampiran 17 Observasi Peserta Didik Dalam Proses Pembejaran Siklus 2 Lampiran 18 Daftar Cek Penilaian Antar Teman Siklus 2

Lampiran 19 Penilaian Ketrampilan al-Qur‟an Siklus 2 Lampiran 20 Soal Siklus 2

Lampiran 21 Jawaban Siklus 2 Lampiran 22 Nilai Siklus 2

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini penduduk indonesia menghadapi berbagai masalah dalam hidupnya, baik masalah ekonomi, percintaan, perebutan kekuasaan, dan banyak lagi permasalahan hidup lainnya. Dalam mengahadapi masalah antara orang satu dengan yang lainnya itu berbeda, ada orang yang menyelesaikannya dengan cara yang santai, namun ada juga orang yang putus asa bahkan ada orang yang nekat bunuh diri karena merasa tidak mampu menghadapi masalah tersebut. Padahal jika orang mau mempelajari al-Qur‟an maka masalah dapat terselesaikan. Allah berfirman Q. S. al Qomar ayat 17:

Dan sesungguhnya telah kami mudahkan al-Qur‟an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Depag, 2012: 529).

(14)

Diceritakan dari Khujjaj bin Minhal dari sya‟bah „alqamah bin murtad mengabarkan kepadaku, aku mendengar saad bin „ubaidah bin

abdirrahman assalami diceritakan bahwa Rosullullah SAW bersabda: sebaik-baik orang adalah orang yang belajar al-Qur‟an dan mengajarkannya. Dan Abu „abdirrohman membaca di rumah istrinya

Usman. Lalu datanglah Hujjah dan berkata: Itulah orang yang menempati tempat duduknya (Bukhori, 1992: 427).

Pedoman hidup umat Islam adalah kitab suci al-Qur‟an. Semua orang Islam harus mampu memahami apa yang terkandung didalamnya. Untuk mampu memahami isi al-Qur‟an harus terlebih dahulu mampu membaca dan menulisnya. Jadi, mampu baca dan menulis al-Qur‟an hukumnya juga menjadi kewajiban bagi umat Islam di Indonesia mulai dari anak anak, remaja, dewasa, dan orang tua masih banyak dijumpai yang belum mampu membaca al-Qur‟an ( Islam, 2013:1).

(15)

lagi siswa yang belum bisa sama sekali membaca huruf hijaiyyah itu ada 10 anak .

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan metode membaca al-Qur‟an yang tepat agar siswa mampu meningkatkan prestasi belajar membaca al-Qur‟an Sebelumnya di SMP N 3 Salatiga menggunakan metode Iqro‟ dan metode Bagdadi dalam belajar membaca al-Qur‟an, akan tetapi metode ini belum efektif dalam meningkatkan prestasi siswa dalam belajar al-Qur‟an di SMP N 3 Salatiga. Maka dari itu penulis bermaksud untuk mencoba menerapkan metode baru di SMP N 3 Salatiga, metode baru tersebut yaitu metode YANBU‟A jilid 6 dan 7. Metode YANBU‟A jilid 6 dan 7 adalah suatu metode baca tulis dan menghafal al-Qur‟an, untuk membacanya santri tidak boleh mengeja, melainkan membaca langsung dengan cepat, tepat, lancar dan tidak putus putus disesuaikan dengan kaidah tajwid

Diharapkan metode YANBU‟A dapat memberikan kontribusi besar pada peserta didik, dimana peserta didik mampu menguasai dan membaca al-Qur‟an secara baik dan benar. Metode YANBU‟A ini bisa diterapkan bukan hanya untuk jenjang SMP saja dalam belajar membaca dan menulis al-Qur‟an, akan tetapi metode YANBU‟A ini bisa digunakan untuk semua umur.

(16)

Yanbua Pada Siswa Kelas VII D Dan VII E Di SMP N 3 Salatiga Tahun 2014”.

B. Rumusan Masalah

Apakah metode YANBU‟A mampu meningkatkan prestasi belajar membaca al-Qur‟an pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam peserta didik semester ganjil kelas VII D dan VII E SMP N 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/ 2015?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan metode YANBU‟A dalam meningkatkan prestasi belajar membaca al -Qur‟an kelas VII D dan VII E di SMP N 3 Salatiga tahun pelajaran 2014/ 2015.

D. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan KKM

(17)

E. Manfaat Penelitian

Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:

1. Bagi Peserta Didik

a. D

engan menggunakan metode Yanbua dapat memberikan pengalaman yang baru dalam proses pembelajaran sehingga dapat mengatasi kesulitan belajar membaca dan menulis al-Qur‟an kelas VII D dan VII E di SMP N 3 Salatiga.

b. D

apat meningkatkan sikap positif terhadap siswa yang belum bisa membaca al-Qur‟an, dimana membaca al- Qur‟an dan menulis al-Qur‟an adalah pembelajaran yang mudah dan sangat

menentramkan jiwa, sehingga tidak ada lagi istilah belajar membaca dan menulis al-Qur‟an adalah hal yang sulit.

2. Bagi Guru

a. Sebagai motivasi guru Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan ketrampilan dalam mengajar dan dapat memilih metode yang cocok untuk mengatasi kesulitan siswa dalam membaca al-Qur‟an.

(18)

3. Bagi Satuan Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi satuan pendidikan. Dengan adanya informasi tentang metode Yanbua mampu mengentaskan buta huruf al–Qur‟an yang ada di lingkup pendidikan Salatiga. 4. Bagi Peneliti

Dapat memperoleh pengalaman secara langsung bagaimana penerapan metode Yanbua dalam meningkatkan prestasi belajar membaca dan menulis al-Qur‟an secara efektif dan efisien.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah pengertian maka perlu disini penulis jelaskan:

1. Peningkatan prestasi

a. Peningkatan adalah proses/ cara perbuatan meningkatkan (Dinas, 2007: 1197).

b. Prestasi adalah Kinerja akademik ( Syah, 1995: 141) 2. Belajar membaca al-Qur‟an

a. Belajar membaca

(19)

adalah berusaha supaya beroleh kepandaian (Poerwodarminto, 2006: 14).

Sedang membaca adalah melihat serta memahami isi dari pada yang tertulis dengan melisankan atau mengucapkan mengeja atau melafalkan apa yang tertulis (Purwodarminto, 2002:83).

b. Pengertian al-Qur‟an

Pengertian Qur‟an secara bahasa adalah berasal dari

أزق

1101). Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (didalam) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu (Q. S. al Qiyamah 17-18). Sedangkan secara istilah al-Qur‟an adalah: Wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW untuk menjadi pedoman hidup dan untuk melemahkan bangsa arab yang terkenal petah lidahnya dan tinggi susunan bahasanya (Shiddieqy, 1982: 23).

Pengertian al-Qur‟an didalam kitab suci al-Qur‟an dijelaskan dalam surat Thaha 2-3

(20)





orang yang takut (kepada Allah), (Depag, 2012: 312).

Adapun yang penulis maksud dengan mampu membaca al-Qur‟an adalah meliputi 3 komponen yaitu:

1). Mahrāj atau berkaitan dengan pengucapan huruf secara benar dan jelas.

2). Tajwid yaitu berkaitan dengan membaca al-Qur‟an secara benar dan tartil.

3). Kelancaran adalah menyangkut ketepatan dalam membaca, merangkai kata perkata, secara benar, tepat, dan cepat.

3. Pengertian Metode YANBU‟A

Pengertian Metode adalah: cara yang telah teratur dan terpikir baik baik untuk mencapai sesuatu maksud

(Poerwadarminto, 2002: 649).

Pengertian YANBU‟A merupakan nama salah satu pondok

tahfid yang ada di Kudus yaitu Pondok Tahfidh Yanbuul Qur’an Kudus. Timbulnya YANBU‟A adalah dari usulan dan

(21)

mereka ada hubungan dengan pondok. Disamping usulan dari masyarakat luas juga dari lembaga pendidikan maarif serta muslimat terutama dari cabang kudus dan jepara (Arwani, 2004: 1).

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Mc Niff (1992) memandang hakikat PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar ( Kusumah, 2010: 8)

Secara rinci tahapan tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas yang penulis lakukan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Salatiga adalah Sebagai Berikut:

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

NNo Jenis kegiatan Minggu

a Pelaksanaan

1). Menyusun konsep

2). Menyepakati Jadwal.

3). Menyusun instrumen

1

(22)

4). Seminar konsep 1

1

b. Pelaksanaan

1). Menyiapkan kelas

2). Melakukan siklus 1

3). Melakukan siklus 2

2

2

3

c. Penyusunan laporan

1). Menyusun konsep laporan

2). Seminar dan perbaikan laporan

4

5

2. Subyek Penelitian

(23)

Karena penelitian ini Tindakan Kelas yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar membaca al-Qur‟an siswa kelas VII A SMP N 3 Salatiga maka subyek penelitian adalah merupakan penelitian populasi yaitu seluruh siswa kelas VII A di SMP N 3 Salatiga .

3. Metode Pengumpulan Data a. Metode Tes

Metode tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Kusumah, 2010: 78).

b. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang diteliti (Kusumah, 2010: 77). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi tentang situasi umum Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Salatiga.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat dipergunakan sebagai bukti / keterangan (Diknas, 2007: 272).

(24)

Analisa yang digunakan dalam penelitian tindakan diwakili oleh momen refleksi putaran. Dari refleksi tindakan putaran pertama akan diperoleh hasil, yang kemudian menjadi evaluasi pelaksanaan pembelajaran serta digunakan untuk mengurangi kesulitan membaca al-Qur‟an. Sehingga dengan melakukan refleksi tersebut peneliti akan memiliki wawasan otentik dalam menafsirkan data dengan cara:

a. Data yang diperoleh dari presentasi tertinggi untuk selanjutnya ditafsirkan dalam bentuk kata / uraian dan ditarik kesimpulan. Adapun rumus yang dipakai dalam mencari prosentasi adalah: P = X 100%

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasinya N = Number of case

P = Angka presentasi ( Sujana,1994: 40)

b. Data yang bersifat kuantitatif disajikan dalam bentuk uraian kemudian ditafsirkan selanjutnya ditarik kesimpulan.

c. Keseluruhan hasil penelitian baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif disajikan kemudian diambil kesimpulan dengan metode berfikir induktif. Jadi pembahasan dalam penelitian ini bersifat diskriptif analitik.

H. Sistematika Penulisan.

(25)

Bagian awal: Bagian ini meliputi halaman judul, halaman logo, nota dinas, halaman pengesahan, halaman abstraksi, halaman daftar tabel, dan daftar lampiran.

Bagian inti: Isi skripsi terdiri atas batang tubuh skripsi terdiri dari 5 bab antara lain ialah: Bab 1 pendahuluan, Bab II berisi landasan teori, Bab III berisi metode penelitian, Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan, Bab V penutup.

Adapun uraian tentang tiap tiap bab dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan. Yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 11 Landasan Teori. Yang meliputi: tinjauan kepustakaan, tinjauan materi Pendidikan Agama Islam (PAI), kerangka berfikir dan hipotesis tindakan.

Bab 111 Pelaksanaan penelitian. Yang meliputi lokasi penelitian, subyek penelitian, prosedur kerja dalam penelitian yang meliputi 3 siklus, yaitu siklus I, II, III, selain itu juga memuat sumber data dan cara pengolahan data serta tolak ukur keberhasilan.

(26)

Bab V: Penutup. Yang memuat simpulan dan saran. Bagian akhir skripsi yang memuat daftar pustaka dan lampiran lampiran.

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar Membaca al-Qur’an

1. Definisi Belajar

Belajar berasal dari kata ajar yang artinya barang apa yang dikatakan kepada orang supaya diketahui. Jadi belajar adalah berusaha supaya beroleh kepandaian (Purwadarminto, 2006: 14). Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Arifin, 1989: 7). Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan (Simanjutak, 1982: 59).

Dari tiga pendapat tersebut penulis lebih cenderung pada pendapat pertama dan pendapat ketiga karena dalam belajar ada banyak faktor yang saling mendukung, saling berkaitan dan membutuhkan waktu dalam proses perubahan.

(28)

mereka, bagaimana kami meninggikannya, dan menghiasinya dan langit langit itu tidak retak sedikitpun (Depag, 2012: 518).

Ayat diatas mengajak kepada manusia berfikir guna menyingkirkan kebingungan manusia dengan memandang pada fenomena yang ada dialam (Shihab, 2002: 13).

2. Definisi Membaca al-Qur’an

Kata iqra’ berasal dari qaraa yaqraau yang terdiri dari qof dan ra

Dan hamzah berarti “pengumpulan dan penghimpunan” (al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakaria, juz V, t.th: 78-79). Kalau kata ini diterjemahkan dengan “bacalah “ maka kata perintah ini mengandung

aspek pendidikan, yaitu dengan adanya seseorang membaca, ia berarti menghimpun dan mengumpulkan ilmu pengetahuan. Dengan kata iqra’ ini pula menandakan bahwa sejak awal diturunkannya al-Qur‟an telah memberikan isyarat bahwa betapa pentingnya ilmu pengetahuan (Budihardjo, 2005: 62).

(29)







2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya serta Q.S al-Isra 14 berbunyi







(30)
(31)

Ayat pertama sebuah kata iqra’ adalah kata مساب yang berasal dari kata bi dan ism. Huruf bi biasanya diterjemahkan “dengan”. Ada pendapat maksud dari ini antara lain:

1. Huruf ba yang dibaca bi tersebut adalah sisipan yang tidak menambah sesuatu makna tertentu melainkan hannya sekedar memberi tekanan kepada perintah tersebut. Pendapat ini menjadikan kata ismi sebagai objek dari perintah iqra‟ seperti

yang dikemukakan diatas.

2. Huruf ba’ tersebut mengandung arti “penyertaan” sehingga ayat tersebut berarti bacalah disertai dengan Nama Tuhanmu (Shihab, 1997: 80).

Dari dua pendapat tersebut penulis lebih cenderung pada point yang kedua sebab dalam membaca kita harus selalu bersama Tuhan. Jadi mengaitkan pekerjaan membaca dengan nama Tuhan mengantarkan pelakunya selalu dalam keabadian dan memberikan manfaat terhadap pembacanya.

Kata rabb dari kata rabba terdiri dari huruf ra, ba dan

muktal berarti penambahan dan peninggian. Kata tersebut akhirnya mengacu pada arti pengembangan, peningkatan, ketinggian, dan perbaikan.

(32)

perbaikan, meninggikan kemampuan yang menjadi obyek didik, yaitu manusia (Budihardjo, 2005: 64).

Demikianlah, al-Qur‟an secara dini menggaris bawahi pentingnya membaca dan keharusan adanya keihlasan serta kepandaian memilih bahan bacaan yang tepat.

b. Arti Kata Akram dan Dorongan al-Qur’an Untuk

Meningkatkan Minat Baca

Kata iqra’ yang kedua dalam ayat ketiga menunjukkan adanya perintah membaca yang berulang ulang, apalagi jika dihubungkan dengan prolog turunnya ayat-ayat ini akan nampak jelas bahwa membaca harus berulang ulang. Kata iqra’ lebih terasa kandungan pendidikannya jika dihubungkan dengan kalimat

warabbukal akram kata rabba pada dasarnya bermakna ”pendidikan”. Selanjutnya kata rabba disifati dengan kata akram

yang berarti mulia.

Kata akram dalam ayat ini dalam bentuk ism tafdhil

(33)

Al-Qurthubi menyatakan bahwa penyifatan Tuhan dengan akram mengandung arti kemahabijaksanaan Tuhan akan ketidak tahuan hamba-Nya, maka Dia tidak tergesa gesa dalam menyiksanya (al-Qurthubi, t.th:7209). Sedangkan Sayyid Quthub berpendapat bahwa penyifatan tuhan disini menunjukkan kemaha kuasaan Tuhan, apabila dikaitkan dengan ayat sebelunya yang menyebutkan Tuhan menumbuhkan dari hal hal yang kecil dan sederhana kebentuk yang mulia. Jadi kemurahan Tuhan disini nampak pada perubahan segumpal darah kederajat manusia (Sayyid Quthub, Juz XXVIII, 1971: 617-618).

Dengan demikian, dari dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa terlihat perbedaan antara perintah membaca pada ayat pertama dan perintah membaca pada ayat ketiga dari Q.S 96/1. Pertama menjelaskan syarat yang harus dipenuhi seseorang ketika membaca yaitu membaca demi Allah. Sementara perintah kedua menggambarkan manfaat yang diperoleh dari bacaan tersebut, yaitu Allah akan menganugerahkan kepadanya ilmu pengetahuan, pemahaman, dan wawasan baru.

(34)

dengan bermunculannya penemuan-penemuan baru yang membuka rahasia rahasia alam, dan orang yang banyak membaca itu akan hidup mulia (Budihardjo, 2005: 65).

c. Peradapan Yang dibangun Oleh Makhluk Membaca

Demikianlah, perintah membaca merupakan perintah yang paling berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia. Karena membaca merupakan jalan yang mengantar manusia mencapai derajat kemanusiannya yang sempurna. Sehingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa membaca adalah syarat utama guna membangun peradapan.

(35)

3. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan, ataupun gangguan dalam belajar (Jamaroh, 2011: 235).

Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh pe luang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari hari tampak jelas bahwa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.

Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan disekolah sekolah kita pada umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata rata, sehingga siswa yang berkemampuan kurang terabaikan. Dengan demikian, siswa siswa yang berkategori diluar rata rata, yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Dari sini kemudian timbullah apa yang disebut kesulitan belajar yang tidak hanya menimpa siswa berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi.

(36)

a. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar.

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku siswa seperti kesukaan berteriak – teriak didalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah.

Secara garis besar, faktor faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaitu:

1). Faktor intern siswa, yakni hal hal atau keadaan keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri. 2). Faktor ekstern siswa, yakni hal hal atau keadaan yang

datang dari luar siswa.

Penjelasan faktor intern dan ekstern meliputi: a). Faktor Intern Siswa.

Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangan psiko-fisik siswa, yakni:

(1). Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/ intelegensi siswa.

(37)

(3). Yang bersifat psikomotor (ranah yang tidak mendukung efektifikarsa), antara lain seperti terganggunya alat alat indera penglihat dan p dan terdengar (mata dan telinga).

b). Faktor ekstern.

Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:

(1). Lingkungan keluarga, contohnya: ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

(2). Lingkungan perkampungan/ masyarakat contohnya: wilayah perkampungan kumuh dan teman sepermainan. (3). Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat alat belajar yang berkualitas rendah.

(38)

keabnormalan psikis (Reber, 1988). Yang menimbulkan kesulitan belajar itu terdiri atas:

(a). Disleksia yakni ketidakmampuan belajar membaca. (b). Disgrafia yakni ketidakmampuan belajar menulis. (c). Diskalkulia yakni ketidakmampuan belajar matematika .

b. Diagnosis Kesulitan Belajar.

Diagnostik kesulitan belajar adalah segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar, faktor-faktor yang menyebabkannya serta cara menetapkan kemungkinan kemungkinan mengatasinya baik secara kuratif (penyembuhan) maupun preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang subjektif dan selengkap mungkin (Usman, 1993: 99)

Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan jenis penyakit yakni jenis kesulitan belajar siswa.

(39)

pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai diagnostik kesulitan belajar.

Banyak langkah langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener dan Senf (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) sebagai berikut:

1). Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.

2). Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar. 3). Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk

mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.

4). Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.

5). Meberikan tes kemampuan intelegensi khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.

c. Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar.

(40)

pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting yang meliputi: 1). Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian bagian

masalah dan hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa.

2). Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan

3). Menyusun program perbaikan, khususnya program perbaikan.

Setelah langkah langkah diatas selesai, barulah guru melaksanakan langkah selanjutnya, yak yakni melaksanakan program perbaikan.

a). Analisis Hasil Diagnosis

Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis kesulitan khusus yang dialami siswa yang berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti.

b). Menentukan Kecakapan Bidang Bermasalah

(41)

kecakapan bermasalah ini dapat diikategorikan menjadi tiga macam:

(1). Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru sendiri.

(2). Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru dengan bantuan orang tua.

(3). Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani baik guru maupun orang tua.

d. Menyusun Program Perbaikan.

Dalam hal menyusun program pengajaran perbaikan, sebelumnya guru menetapkan hal hal sebagai berikut:

1). Tujuan pengajaran remedial. 2). Materi pengajaran remedial. 3). Metode pengajaran remedial.

4). Alokasi waktu pengajaran rfemedial.

5).Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial.

B. Metode Yanbu’a

1. Sejarah Timbulnya Yanbu’a

(42)

Mestinya dari pihak pondok sudah menolak, karena menganggap cukup metode yang sudah ada, tapi karena desakan yang terus menerus dan memang dipandang perlu terutama untuk menjalin keakraban antara alumni dengan pondok serta untuk menjaga dan memelihara keseragaman bacaan, maka dengan tawakal dan memohon pertolongan kepada allah tersusun kitab Yanbua yang meliputi Thoriqoh baca tulis al-Qur‟an. Adapun tujuan mendirikan Yanbua:

a. Ikut

andil dalam mencerdaskan anak bangsa supaya bisa membaca al-Qur‟an dengan lancar dan benar.

b. Me

nyebar luaskan ilmu khususnya ilmu al-Qur‟an.

c. Me

masyarakatkan al-Qur‟an dengan Rasm Usmani.

d. Unt

uk membetulkan yang salah dan menyempurnakan yang kurang.

e. Me

ngajak selalu mendarus al-Qur‟an dan musyafahah al-Qur‟an sampai khatam (Arwani, 2009:1).

2. Pen

gertian Metode Yanbu’a

Pengertian metode Yanbu‟a adalah suatu metode baca tulis dan

(43)

membaca langsung dengan cepat, tepat, lancar dan tidak putus putus disesuaikan dengan kaidah makhārij al-hurūf.

Penyusun buku (Metode Yanbu‟a) diprakarsai oleh tiga tokoh pengasuh pondok tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an putra KH. Arwani Amin Al Kudsy (Alm) .

Pengambilan nama Yanbu‟a yang berarti sumber, mengambil dari kata

Yanbu‟ul Qur‟an yang artinya sumber al-Qur‟an, nama yang sangat digemari dan disenangi oleh seorang guru besar al-Qur‟an Al-Muqri simbah KH. M. Arwani Amin, yang silsilah keturunannya sampai pangeran Diponegoro (Arwani, 2009: 111).

3. Mat

eri Yang Diajarkan Metode Yanbu’a

Yanbua terdiri dari 7 jilid. Jilid 1 sampai jilid 7, sebelum ke jilid satu juga ada jilid pemula

a. Pok

ok pembelajaran jilid pemula adalah membaca huruf hijaiyyah dengan harokat fathah semua

b. Pok

ok pembelajaran jilid 1

1). Anak bisa membaca huruf yang berharokat fathah, baik yang sudah berangkai atau belum dengan lancar dan benar.

2). Anak mengetahui nama nama huruf hujaiyyah dan angka angka arab. 3). Anak bisa menulis huruf hijaiyyah yang belum berangkai dan yang

(44)

c.

Pokok Pembelajaran jilid 2

1). Anak bisa membaca huruf yang berharokat kasrah dan dlummah dengan benar dan lancar.

2). Anak bisa membaca huruf yang dibaca panjang baik berupa huruf mad atau harokat panjang dengan benar dan lancar.

3). Anak bisa membaca huruf lain yaitu waw/ ya‟ sukun yang didahului fathah dengan lancar dan benar.

4). Mengetahui tanda tanda kharokat fathah, kasroh, dan dlummah, juga fathah panjang, kasroh panjang, dan dlummah panjang, sukun, dan memahami angka arab puluhan, ratusan, dan ribuan.

5). Bisa menulis huruf huruf yang berangkai dua dan tiga.

d. Pokok pembelajaran jilid 3

1). Anak bisa membaca huruf yang berharokat fatchatain, kasrotain, dan dlummatain dengan lancar dan benar.

2). Anak bisa membaca huruf yang dibaca sukun dengan mahraj yang benar dan membedakan huruf huruf yang serupa.

3). Anak bisa membaca qolqolah dan hams.

4). Anak bisa membaca huruf yang bertasdyid dan huruf yang dibaca ghunnah dan yang tidak.

(45)

6). Anak bisa mengetahui fatkhatain, kasrotain, tasydid, tanda hamzah washol, huruf tertentu dan angka arab sampai ribuan.

7). Anak bisa menulis kalimah yang 4 huruf dan merangkai huruf yang belum dirangkai.

e. Pokok pembelajaran jilid 4

1). Anak bisa membaca lafal Allah dengan benar.

2). Anak bisa membaca mim sukun, nun sukun dan tanwin yang dibaca dengung atau tidak.

3). Anak bisa membaca mad Jaiz, mad Wajib, mad Lazim baik kilmi maupun harfi, mutsaqqol maupun mukhoffaf yang ditandai dengan tanda panjang ~.

4). Mengenal huruf fawatikhus suwar.

5). Disamping latihan merangkai huruf, anak bisa membaca dan menulis tulisan huruf pegon.

f. Pokok pembelajaran jilid 5

1). Pengenalan tanda waqof, dan tanda baca dalam al-Qur‟an rasm Usmani.

(46)

g. Pokok Pembelajaran jilid 6

1). Anak bisa mengetahui dan membaca huruf mad ( Alif, Wau, dan Ya‟) yang tetap dibaca panjang atau yang dibaca pendek juga yang

boleh wajah dua, baik ketika washol maupun ketika waqof. 2). Anak bisa mengetahui cara membaca hamzah washol.

3). Anak bisa mengetahui cara membaca ismam, ikhtilash, tashil, imalah, dan saktah serta mengetahui tempat tempatnya.

4). Anak bisa mengetahui cara baca tulisan shod yang harus dan yang boleh dibaca sin.

5). Anak bisa mengetahui kalimat kalimat yang sering dibaca salah.

h. Pokok Pembelajaran juz 7

1). Mempelajari kaidah kaidah ilmu tajwid secara terperinci. 2). Praktek membaca al-Qur‟an Rasm Usmani.

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Yanbu’a

a. Diantara kelebihan metode yanbua adalah

1). Tulisan disesuaikan dengan Rosm Utsmaniy

2). Contoh-contoh huruf yang sudah dirangkai semuanya dari Al-Qur'an.

(47)

4). Ada tambahan tanda-tanda baca yang untuk memudahkan (http:aku cinta al-Qur‟an.blog spot. com)

b. Diantara kekurangan metode Yanbu‟a adalah:

1). Belum terealisasinya rasm usmani secara penuh (http:// Normawina.blog spot. Com diunduh 30/10/2014) .

(48)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A.

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah tahapan–tahapan atau cara dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini penelitian ini bapak Sri Haryanto S.Pd.Imenggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam istilah bahasa inggrisnya clasroom Action Reserch. Metode penelitian yang dilakukann dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan kelas (PTK) model Kurt Lewin. Konsep pokok PTK menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Penelitian ini menggunakan PTK dengan harapan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat memperbaiki kinerjanya sebagai guru dan menciptakan pembelajaran yang bermutu (Kusumah, 2010: 37)

B.

Rancangan Penelitian

1.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini yang diteliti dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII D dan VII E semester ganjil di SMP N Salatiga tahun 2014/2015.

2. Kolaborator dan Pelaksana

(49)

dikerjakan bersama sama dengan peneliti. Yang menjadi kolaborator dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu bapak Sri Haryanto S.Pd.I. Sedangkan pelaksana adalah orang yang menerapkan pembelajaran. Pelaksana dari penelitian yaitu penelitian.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada tanggal 15 November 2014 sampai tanggal 27 Desember 2014, dikelas VII D dan VII E semester ganjil SMP Negeri 3 Salatiga.

4. Metode Penyusunan Instrumen

Untuk keberhasilan penelitian ini diperlukan adanya instrumen penelitian yang tepat. Adapun instrumen yang akan disusun antara lain

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran tiap unit yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran dikelas. Dengan adanya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diharapkan guru bisa melaksanakan pembelajaran secara terprogram (Muslih, 2007: 45). Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini tertuang skenario pembelajaran PAI terutama dalam membaca al-Qur‟an.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

(50)

Siswa ini dibuat dua bentuk yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) kelompok besar dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk berpasangan.

c. Tugas Individu

Tugas individu diberikan diakhir pembelajaran setiap siklus dan dikerjakan dalam kelas yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dapat menyerap materi yang dipelajari selama proses pembelajaran. Tugas individu juga diberikan dalam bentuk soal uraian.

d. Lembar Observasi

Lembar observasi disusun untuk melihat aktifitas yang dilakukan oleh peserta didik dan pendidik selama proses pembelajaran, untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan RPP atau belum, yaitu pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a.Lembar observasi dibuat dalam dua bentuk yaitu

Lembar observasi untuk peserta didik dan lembar observasi untuk guru

e. Tes Akhir

(51)

5. Rencana Kegiatan Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut classrom research. Penelitian tindakan kelas adalah bentuk partisipasi, kolaborasi terhadap penelitian tentang pendidikan yang dilakukan disekolah dan diruang kelas oleh sekelompok guru, kepala sekolah, dan karyawan yang bertindak sebagai fasilitator, dalam rangka memperoleh pandangan dan pemahaman baru tentang belajar mengajar untuk peningkatan sekolah secara menyeluruh (Suwandi, 2008: 25). Dalam pelaksanaannya bapak Sri Haryanto S.Pd.Iakan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran menjadi pengamat. Pada pelaksanaannya terdapat beberapa kegiatan yang terangkum dalam beberapa siklus. Adapun siklus yang akan dilaksanakan adalah pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 yang akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Pra Siklus

Pra siklus merupakan pembelajaran sebelum dilakukan tindakan sebagai study pendahuluan. Pra siklus dilaksanakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam kelas, kemudian permasalahan tersebut diteliti apa yang menjadi penyebab munculnya permasalahan tersebut yang kemudian dicarikan solusi dari permasalahan yang ada. Informasi dari pra siklus ini terangkum dalam 3 hal yaitu paper, person, dan place

(52)

Solusi ini menurut bapak Sri Haryanto S.Pd.Imerupakan solusi yang tepat, maka untuk memperoleh data tersebut bapak Sri Haryanto S.Pd.Imendatangi sekolah data atau informasi mengenai permasalahan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) bapak Sri Haryanto S.Pd.Iakan melakukan wawancara kepada guru yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Setelah mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang ada dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) bapak Sri Haryanto S.Pd.Iakan menganalisis dan memberikan solusi yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Untuk mengetahui apakah solusi yang diberikan melakukan penelitian mengenai pembelajaran tersebut.

Kemudian untuk mempersiapkan penelitian, bapak Sri Haryanto S.Pd.Imenyusun instrumen penelitian dengan dibimbing oleh dosen pembimbing. Setelah instrumen siap baru akan dilakukan penelitian.Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2.

b. Siklus 1

(53)

1). Perencanaan

a). Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disesuaikan dengan tindak lanjut dari pra siklus dan menyiapkan peserta didik benar-benar pada suasana penyadaran diri untuk melakukan pembelajaran membaca al-Qur‟an. Persiapan ini akan ditentukan terlebih dahulu antara

guru dan peserta didik diluar jam pelajaran.

b). Menyusun skenario pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a dalam mengatasi kesulitan belajar membaca

al-Qur‟an, menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kitab Yanbu‟a, soal

pekerjaan rumah.

c). Menyusun lembar observasi untuk guru dan peserta didik. Lembar observasu digunakan untuk guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, apakah guru dan peserts didik sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertera dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau belum, yaitu pembelajaran menerapkan metode Yanbu‟a dalam membaca al-Qur‟an.

(54)

2). Pelaksanaan

Dalam proses pelaksanaan guru dan peserta didik akan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti. Dalam hal ini bapak Sri Haryanto S.Pd.Ibapak Sri Haryanto S.Pd.Imengawasi jalannya pembelajaran. Satu orang sebagai kolaborator membantu mengambil gambar sebagai dokumentasi selama proses pembelajaran. Adapun langkah – langkah pembelajaran dengan metode Yanbu‟a dalam belajar

membaca al-Qur‟an pada siklus 1 yang akan dilaksanakan secara garis besar adalah sebagai berikut:

a). Bapak Sri Haryanto S.Pd.Imenyiapkan sarana pembelajaran. b). Bapak Sri Haryanto S.Pd.Imembuka pembelajaran dengan salam.

c). Mengadakan presentasi terhadap peserta didik.

d). Bapak Sri Haryanto S.Pd.Imemberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan tugas yang harus dilaksanakan oleh peserta didik secara singkat dalam pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan metode Yanbu‟a. e). Bapak Sri Haryanto S.Pd.Imulai mempraktekkan metode Yanbu‟a dalam membaca al-Qur‟an. Adapun langkah – langkahnya adalah

(55)

(1). Sebelum metode Yanbu‟a diberikan kepada peserta didik,

bapak Sri Haryanto S.Pd.I mengabsen peserta didik. (2). Bapak Sri Haryanto S.Pd.Imenyiapkan kitab Yanbu‟a.

(3). Bapak Sri Haryanto S.Pd.Imenerangkan Makhārij al-hurūf, Fawatikhus suwar, tajwid, cara membaca diakhir waqof secara urut.

(4). Setelah bapak Sri Haryanto S.Pd.Imenerangkan materi pokok makhārij al-hurūf, fawatikhus suwar, tajwid, cara membaca diakhir waqof, selanjutnya agar peserta didik mampu menguasai materi tersebut, maka bapak Sri Haryanto S.Pd.Imemberi soal kepada peserta didik.

3). Pengamatan

(56)

b). Pemahaman konsep serta penguasaan materi yang akan dilihat dari hasil tes akhir.

4). Refleksi

Secara kolaboratif guru mitra dan bapak Sri Haryanto S.Pd.Iakan menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan berupa hambatan- hambatan yang ada diperbaiki pada tindakan selanjutnya yaitu pada siklus kedua.

c. Siklus 2

Pelaksanaan yang akan dilaksanakan pada siklus 2 secara teknis sama dengan siklus 1. Langkah –langkah dalam siklus 2 ini yang perlu ditekankan pada perencanaan.

1). Perencanaan

Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan melakukan refisi sesuai hasil refleksi siklus 1.

2). Pelaksanaan

(57)

3). Pengamatan

Bapak Sri Haryanto S.Pd.Iakan melakukan pengamatan yang sama pada siklus.

4). Refleksi

Refleksi pada siklus ke 2 ini akan dilakukan untuk mengecek apakah pembelajaran yang dilaksanakan telah sesuai dengan refleksi pada siklus 1.

6. Indikator Kinerja

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator kinerja adalah hasil belajar yang diukur dari tes akhir setelah siklus 1 dan siklus 2 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

a. Rata-rata kelas > 65.

b. Ketuntasan belajar klasikal > 75 %.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini ada 3 cara yaitu:

a. Dokumentasi

(58)

b. Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 158). Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya dalam pelajaran membaca al-Qur‟an dengan menerapkan metode Yanbu‟a.

c. Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan secara langsung dengan menggunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan ini digunakan untuk pengambilan data aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a atau belum.

8. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan cara membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum tindakan dengan hasil belajar peserta didik setelah tindakan pada siklus 1 dan siklus 2. Dalam menganalisis data digunakan rumus sebagai berikut:

(59)

menghitung rata- rata kelas dan presentase ketuntasan belajar dengan KKM 65 sesuai dengan rumus dibawah ini.

P = 100 %

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasinya N = Number of case

P = Angka presentasi (Sujana, 1994: 40).

(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui tiga tahap, tahap pertama yaitu tahap pra siklus, tahap kedua adalah tahap pelaksanaan siklus 1 dan tahap yang ketiga adalah tahap pelaksanaan siklus 2. Pra siklus sebagai pra penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 November 2014, dilanjutkan dengan mempersiapkan instrumen penelitian tindakan kelas. Kemudian dilanjutkan pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2.Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 22 November 2014 sampai tanggal 6 Desember 2014. Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2014 sampai tanggal 27 Desember 2014

.

B.

H

asil Penelitian

1.

G

ambaran Umum Sekolah Tahun Pelajaran 2014-2015

Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Salatiga. Alamat Sekolah : Jalan Stadion Nomer 4 Salatiga Tahun Berdiri : 1972

Status Sekolah : Akreditasi A Jumlah Pengajar : 46

(61)

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMP Negeri 3 Salatiga dimulai pada pukul 07. 00 WIB, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diawali dengan membaca doa mau belajar. Kemudian dilanjutkan pembelajaran biasa sampai pukul 09. 00. Pukul 09.00-09.15 merupakan waktu istirahat pertama. Kemudian dilanjutkan pembelajaran kembali sampai pukul 11.15. Pukul 11.15-11.30 merupakan waktu istirahat kedua. Pada waktu istirahat yang kedua dilaksanakan sholat dhuhur berjamaah bagi agama islam, kemudian dilanjutkan pembelajaran kembali. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMP Negeri 3 Salatiga berakhir pada pukul 13.35 dihari senin sampai hari kamis. Kalau hari jum‟at pulang jam 11.00 dan hari sabtu pulang jam 09.00.

2.

P

ra Siklus

(62)

(terlampir). Bapak Sri Haryanto mengintruksikan jawaban langsung ditulis di lembar soal, bila sudah selesai dikumpulkan pada peneliti. Hasil peserta didik yang dicapai masih dibawah KKM. Daftar hasill belajar pra siklus (terlampir). Setelah peserta didik selesai mengerjakan soal tersebut kemudian Bapak Sri Haryanto S.Pd.I juga meminta peserta didik maju satu persatu untuk membaca surat maryam ayat 1 sampai ayat 24, setelah semua siswa kelas VII D dan Kelas VII E bapak Sri Haryanto S.Pd.I mendapatkan data, data tersebut kemudian diberikan kepada peneliti. Jadi peserta didik masih banyak kekeliruan dalam membaca al-Qur‟an belum sesuai dengan kaidah para ahli dalam bidang membaca al-qur‟an terutama dalam membaca fawatikhus suwar, membaca akhir kalimah ketika waqof, dan penerapan kaidah ilmu tajwid belum sesuai dalam membacanya.

3. Si

klus 1

a. Pe

rencanaan Siklus 1

(63)

b. Pe laksanaan siklus 1

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh bapak Sri Haryanto S.Pd.I pada siklus 1 dalam pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a pada materi pokok membaca al -Qur‟an peserta didik dilaksanakan dengan dua pertemuan. Untuk lebih detailnya akan diuraikan sebagai berikut:

1). Pertemuan Pertama

(64)

Haryanto S.Pd.I melanjutkan untuk membahas bacaan mad yang ada di surat al-Rahman 33 dan al-Mujādilah 11. Setelah pembahasan bacaan mad dalam Q. S Rahman 33 dan Q. S al-Mujādilah 11 selesai, bapak Sri Haryanto S.Pd.I mendengarkan

MP3 Q.S al-Rahman 33 dan al-Mujādilah 11 kepada peserta didik, setelah selesai pada akhir ayat bapak Sri Haryanto S.Pd.I melihat jam, ternyata sudah menunjukkan pukul 10.30. Maka bapak Sri Haryanto S.Pd.I segera mengakhiri pembelajaran dengan membaca hamdalah bersama dan menutup dengan salam.

2). Pertemuan Kedua

(65)

dalam kelompok itu ada yang menjadi ketua kelompok, yang bertanggung jawab dalam kelompoknya tersebut, ketua kelompok bertugas menjadi tutor sebaya, memimpin jalannya penilaian antar teman temannya sesuai pada lembar penilaian yang diberikan, Mendemonstrasikan bacaan ayat tersebut dan memaparkan temuan hukum bacaan mad yang terdapat dalam Q.S al-Rahman ayat 33 dan Q.S al- mujādilah ayat 11 didepan kelas. Agar ketua kelompok dalam menjalankan tugas sebagai tutor sebaya berhasil maka ketua kelompok tersebut diberi buku kitab Yanbu‟a sebagai pedoman

(66)

pukul 10.00. Lembar soal tersebut dikumpulkan kepada peneliti. Setelah dikumpulkan semua lembar soal kemudian membahas soal yang ada pada tes evaluasi. Pembelajaran berakhir pada pukul 10. 10.

Adapun hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a dalam mengatasi kesulitan belajar

membaca al-Qur‟an di SMP Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 pada siklus 1 dapat dilihat pada daftar hasil belajar peserta didik siklus 1 (terlampir).

c. H

asil Pengamatan

Dari lembar penilaian dan catatan bapak Sri Haryanto S.Pd.I selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a

pada siklus 1 ada beberapa hal yang perlu di evaluasi antara lain: 1). Peserta didik malu dan takut untuk bertanya dan maju untuk mengerjakan soal atau memberi contoh.

2). Peserta didik masih banyak yang salah dalam membaca surat maryam ayat 1.

3). Guru Pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sudah paham tentang metode Yanbu‟a.

Aktifitas bapak Sri Haryanto S.Pd.I dan aktifitas peserta didik pada pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a

(67)

didik pada siklus 1 dapat dilihat pada lembar observasi guru dan lembar observasi peserta didik.

d. Ev

aluasi dan Refleksi

Setelah dilaksanakan pembelajaran yang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15 dan tanggal 22 Desember pukul 09.00-10.30 dan 09.00- 10.10 hasilnya adalah cukup baik, sudah terbukti ada peningkatan hasil belajar peserta didik, akan tetapi masih ada kekurangan dalam pelaksanaan siklus 1 diantaranya:

1). Peserta didik belum sepenuhnya aktif dan belum semangat dalam pembelajaran.

2). Bapak Sri Haryanto S.Pd.I dalam menerangkan materi belum mendetail, sehingga peserta didik belum sepenuhnya menguasai materi yang diajarkan.

Adapun hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus 2 diantaranya adalah:

1). Peserta didik diharapkan dapat lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran.

2). Bapak Sri Haryanto S.Pd.I dalam menerangkan cara membacanya akan lebih detail dan pelan- pelan agar peserta didik tidak menemui kesulitan lagi dalam membaca al-Qur‟an.

4. Siklus 2

(68)

Pada tahap perencanaan siklus 2 dilaksanakan sebelum pembelajaran siklus 2 dimulai. Hal hal yang disiapkan adalah instrumen penlitian yang sesuai dengan refleksi pada siklus 1, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal tes dan lembar penilaian dan lembar observasi.

b. Pe

laksanaan Siklus 2

Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-Qur‟an peserta didik pada siklus 2 ini dilaksanakan dengan dua kali pertemuan berikut uraian tiap pertemuan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2.

1). Pertemuan Pertama

(69)

bapak Sri Haryanto S.Pd.I menanyakan kepada peserta didik, ada berapa hukum bacaannya dan apa saja hurufnya. Ternyata sebagian siswa sudah menguasai, akan tetapi bapak Sri Haryanto S.Pd.I menerangkan dan menuliskan dipapan tulis secara mendetail dan urut mulai dari hukum bacaan

idhar, iqlab, ighom dan ikhfa’. Ketika Bapak Sri Haryanto S.Pd.I menerangkan hukum bacaan ikhfa’ waktu menunjukkan pukul 09.55. Sisa 5 menit digunakan untuk membaca doa penutup, dan pembelajaran diakhiri dengan salam.

2). Pertemuan Kedua

(70)
(71)

`Adapun hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran metode Yanbu‟a dalam mengatasi kesulitan belajar membaca

al-Qur‟an peserta didik pada siklus 2 dapat dilihat pada daftar hasil belajar peserta didik siklus 2 (terlampir)

c. H

asil Pengamatan

Setelah dilakukan tindakan pada siklus 2 ini berdasarkan penggamatan peneliti dari catatan dan lembar penilaian dapat dituliskan bahwa selama proses pembelajaran metode Yanbu‟a

dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-Qur‟an peserta didik pada siklus ini dapat dituliskan bahwa

1). Peserta didik sudah aktif bertanya dan bersemangat dalam pembelajaran.

2). Bapak Sri Haryanto S.Pd.I menerangkan sudah pelan- pelan dan detail.

Aktifitas bapak Sri Haryanto S.Pd.I dan peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a pada siklus

2 dapat dilihat pada lembar observasi guru dan lembar observasi peserta didik (terlampir).

d. Ev

aluasi dan Refleksi

(72)

adalah berhasil mengatasi kesulitan membaca al-Qur‟an dibuktikan dengan meningkatkatnya hasil belajar dari siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a pada siklus 2 sudah dilaksanakan dengan melakukan perbaikan yang sesuai dengan refleksi pada siklus 1. Pelaksanaan pada siklus 2 sudah berhasil dan dan dianggap tidak perlu lagi pembelajaran selanjutnya.

C. Pe

mbahasan

Pembahasan yang diuraikan disini berdasarkan atas hasil pengamatan yang dilanjutkan refleksi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbua pada tahap siklus 1 dan tahap siklus 2, serta tahap pra siklus sebagai pra penelitian.

1. Pr

a Siklus

(73)

sudah disediakan oleh peneliti kepada peserta didik yang berjumlah 38 pada tahun 2014-2015 hanya 14 peserta didik yang tuntas yaitu peserta didik yang yang nilainya 65, dengan rata-rata kelas. Presentase ketuntasan belajar klasikal yang dicapai peserta didik adalah sebagai berikut:

P = X 100%

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasinya N = Number of case

P = Angka presentasi ( Anas Sujana,1994: 40)

P = X 100 %

P = X 100 %= 36, 84 %

Dari perhitungan diatas prosentase ketuntasan klasikal peserta didik hanya 36,84 % masih dibawah kriteria yang ditentukan yaitu masih dibawah 75% dan rata-rata kelas 60,78. Dari hasil wawancara dan pelaksanaan pra siklus dapat diidentifikasi yang menjadi penyebab rendahnya keberhasilan belajar disebabkan karena sulitnya siswa mengingat pengertian tentang hukum bacaan yang ada beserta hurufnya, sulitnya membaca awal surat yang dianggap ayat tersebut asing, serta siswa mengalami kesulitan membaca diakhir kalimah

(waqof).

(74)

Tabel 1.1

Hasil Belajar Peserta Didik Pra Siklus

Siklus Pra Siklus

Rata-rata Kelas 60,78

Ketuntasan Belajar Klasikal 36,84%

2. Si

klus 1

Dari data hasil pengamatan dalam pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan menerapkan metode Yanbu‟a pada tahap siklus 1 dari

38 peserta didik hanya 28 anak yang tuntas yaitu anak yang nilainya 65. Dengan rata-rata kelas 73,70. Adapun Prosentase ketuntasan belajar klasikal hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

P = X 100%

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasinya N = Number of case

P = Angka presentasi ( Anas Sujana,1994: 40)

P = X 100 %

P = X 100 %= 73,68 %

(75)

dibawah kriteria yang ditentukan yaitu masih dibawah 75 % . Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran peserta didik sebenarnya sudah paham ketika diterangkan akan tetapi ketika dihadapkan dengan soal siswa masih bingung. Karena ketuntasan belajar klasikal yang dicapai oleh peserta didik masih dibawah 75% dan rata rata kelas diatas 65 maka pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a

pada siklus satu belum berhasil, maka perlu dilanjutkan lagi untuk melakukan tindakan siklus kedua.

Untuk lebih jelasnya hasil belajar peserta didik pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 1.2

Tabel 1.2

Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 1

Siklus Pra Siklus Siklus I

Rata-rata kelas 60,78 73,70

Ketuntasan belajar klasikal 36,84 % 73,68 %

3. Si

klus 2

(76)

dilaksanakan dengan baik. Bimbingan yang diberikan oleh bapak Sri Haryanto S.Pd.Ikepada peserta didik dilakukan secara menyeluruh. Peserta didik sudah tidak bingung lagi mengenai ilmu tajwid, sudah bisa membaca diakhir kalimah ketika waqof, dan sudah bisa membaca ayat pembuka surat dalam al-Qur‟an.

Keberhasilan pada siklus 2 ini dapat dilihat dari prosentase ketuntasan belajar klasikal hasil belajar yang dicapai peserta didik ada 33 peserta didik yang tuntas yaitu yang nilainya 65 dengan rata rata kelas 82,11. Prosentase ketuntasan belajar klasikal hasil belajar yang dicapai peserta didik pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

P = X 100%

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasinya N = Number of case

P = Angka presentasi ( Anas Sujana,1994: 40)

P = X 100 %

P = X 100 %= 86,84 %

(77)

kesulitan belajar membaca al-Qur‟an pada siklus 2 sudah berhasil. Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari prosentase ketuntasan belajar klasikal yang dicapai oleh peserta didik dalam pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan menerapkan metode Yanbu‟a dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 1.3

Siklus Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

Rata-rata kelas 60,78 73,70 82,11

(78)

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian tindakan kelas diatas, metode Yanbua dapat meningkatkan prestasi belajar dari pra siklus ke siklus 1 sebesar 13 ,dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 9. Peserta didik telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Rata-rata kelas 65 dengan rata-rata kelas pada pra siklus 60,78, pada siklus 1 rata-rata kelas mencapai 73,70 dan rata-rata pada siklus 2 mencapai 82,11. Prosentase ketuntasan belajar klasikal yang dicapai 75% yang mana ketuntasan belajar klasikal pada pra siklus mencapai 36,84% pada siklus 1 ketuntasan belajar klasikal mencapai 73,68 % dan pada siklus 2 ketuntasan belajar klasikal mencapai 86,84%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a dapat meningkatkan prestasi belajar

membaca al-Qur‟an peserta didik semester ganjil kelas VII D dan VII E SMP Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2014.

B.

Saran

Dalam penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a dalam meningkatkan prestasi belajar

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 1

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Tujuan penelitian ini ialah untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun sirih ( Piper betle ) meningkatkan ketebalan epidermis, jumlah fibroblas, dan

yang diterima adalah H1 yaitu Terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar kognitif siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen di kelas VIII SMP Negeri 1

In this paper, we present an analysis for an upwind nite dierence solution of a singular perturbation problem on a grid that is generated adaptively by equidistributing a

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah faktor yang sangat penting.. dalam suatu perusahaan di samping faktor lain

Seni adalah hasil karya dan penggunaan imajinasi manusia yang secara kreatif menerangkan, memahami, dan menikmati hidup berdasarkan kemampuan khusus yang terdapat

Dengan adanya keterbatasan yang dimiliki manusia, maka dalam mengelola waktu yang terdiri dari 24 jam, harus dapat dimanfaatkan dengan baik. Secara umum waktu sehari

Disini layout permesinan masih belum teratur sehingga perpindahan material menjadi terhambat dan lama serta secara tidak langsung akan mempengaruhi kapasitas produksi yang

Hal ini menyebabkan kesalahan tersebut berlangsung terus-menerus sehingga menjadi hambatan dalam pemerolehan bahasa karena banyak orang tua yang tidak memahami