• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KESIBUKAN ORANG TUA DENGAN KEAKTIFAN BERIBADAH REMAJA PADA PEKERJA PABRIK DI DUSUN TLUKO, DESA BUTUH, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN KESIBUKAN ORANG TUA DENGAN KEAKTIFAN BERIBADAH REMAJA PADA PEKERJA PABRIK DI DUSUN TLUKO, DESA BUTUH, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 SKRIPSI"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KESIBUKAN ORANG TUA

DENGAN KEAKTIFAN BERIBADAH REMAJA

PADA PEKERJA PABRIK DI DUSUN TLUKO, DESA BUTUH,

KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Indah Rahmawati

NIM 111-13-120

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

ُفَرْسَأ َنيِذَّلا َيِداَبِع اَي ْلُق

ْنِم اوُطَنْقَ ت لا ْمِهِسُفْ نَأ ىَلَع او

ُروُفَغْلا َوُه ُهَّنِإ اًعيِمَج َبوُنُّذلا ُرِفْغَ ي َهَّللا َّنِإ ِهَّللا ِةَمْحَر

ُميِحَّرلا

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri

mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.

(7)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ayahku dan Ibuku tersayang, Bapak Gimin dan Ibu Sumini yang selalu membimbingku, menasihati, mendoakan, memberi kasih dan sayang, serta yang selalu memberikan motivasi dalam kehidupanku.

2. Kedua saudara kandungku, mas Taufiq Hidayat dan Erika Larasati yang selalu mendukungku.

3. Dosen Pembimbing Akademikku, Ibu Dr. Muna Erawati, M. Si.

4. Dosen Pembimbing Skripsiku, Ibu Dra. Nur Hasanah, M. Pd. Yang telah membimbingku dalam proses pembuatan skripsi sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar dan memuaskan.

5. Ketua Jurusan PAI, Ibu Siti Rukhayati, M. Ag.

6. Sahabat dan teman dekatku yang selalu memotivasi dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

(8)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannirrahiim

Puji syukur alhamdulillahi rabil„alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufiq, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad Saw. yang mana beliaulah satu-satunya yang dapat mereformasikan umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajaran Islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. 2. Ketua Jurusan IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M. Ag.

3. Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Dr. Muna Erawati, M. Si. Dan Dosen Pembimbing Skripsi, Ibu Dra. Nur Hasanah, M. Pd. Yang telah membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu dalam pelaksanaan bimbingan.

4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang S1.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis serta para pembaca umumnya. Aamiin.

Salatiga, 2017

(9)

NIM. 11113120

ABSTRAK

Rahmawati, Indah. 2017. Hubungan Kesibukan Orang Tua dengan Keaktifan Beribadah Remaja pada Pekerja Pabrik di Dusun Tluko, Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Tahun 2017. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Nur Hasanah, M. Pd.

Kata Kunci : pekerja, keaktifan beribadah, remaja.

Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui kesibukan orang tua pekerja pabrik di Dusun Tluko, Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, untuk mengetahui keaktifan beribadah pada remaja yang ada di Dusun Tluko, Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, dan untuk mengetahui hubungan antara kesibukan kerja orang tua pekerja pabrik dengan keaktifan beribadah remaja di Dusun Tluko, Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, subyek penelitian sebanyak 15 responden, pengumpulan data melalui kuisioner. Data yang terkumpul menggunakan analisis statistik dengan rumus product moment.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian secara kuantitatif untuk hubungan kesibukan kerja orang tua sebagai pekerja swasta dan pendidikan agama pada remaja terbukti bahwa r hitung lebih kecil dari r tabel pada taraf signifikan yaitu r hitung (rxy) sebesar 0,312. Selanjutnya hasil

tersebut dikonsultasikan dengan r tabel prodect moment dengan N = 15 dan taraf signifikansi 5% yaitu 0,514 serta 1% yaitu 0, 641. Dapat dikatakan

bahwa penelitian ini signifikan, dalam arti hipotesis yang menyatakan “ada hubungan antara kesibukan orang tua dengan pendidikan agama remaja, semakin tinggi tingkat kesibukan orang tua maka semakin rendah pendidikan

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...i

HALAMAN BERLOGO ...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

PENGESAHAN KELULUSAN ...iv

DEKLARASI ...v

MOTTO ...vi

PERSEMBAHAN ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

ABSTRAKSI ...ix

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ...xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...6

(11)

F. Telaah Pustaka ...7

G. Penegasan Istilah ...9

H. Metodologi Penelitian ...20

I. Sistematika Penulisan ...24

BAB II LANDASAN TEORI A. Kesibukan Kerja Orang Tua Sebagai Pekerja Pabrik 1. Kesibukan Kerja a. Pengertian Kesibukan Kerja ...25

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kesibukan Kerja ...26

c. Macam-macam Kesibukan Kerja ...28

2. Orang Tua a. Pengertian Orang Tua ...30

b. Tipe-tipe OrangTua ...33

c. Kewajiban Orang Tua ...35

3. Pekerja Swasta a. Pengertian Pekerja Swasta ...35

b. Perbedaan Tenaga Kerja dan Pekerja ...35

c. Waktu Kerja ...36

4. Kesibukan Kerja dalam Penelitian ...37

B. Keaktifan Beribadah Remaja 1. Keaktifan Beribadah a. Pengertian ibadah ...38

b. Ruang lingkup ibadah...39

(12)

d. Macam-macam ibadah ditinjau dari berbagai segi ...40

2. Remaja a. Pengertian Remaja ... 42

b. Perkembangan Jiwa Remaja ...43

c. Faktor Terbentuknya Jiwa Keagamaan Remaja...45

C. Hubungan Kesibukan Kerja Orang Tua Sebagai Pekerja Pabrik dengan Keaktifan Beribadah Remaja ...47

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum di Tluko Rw 09 Kelurahan Butuh Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang 1. Peta Kelurahan Butuh ...50

2. Lokasi ...50

3. Keadaan Penduduk ...51

4. Gender ...53

5. Agama ...54

6. Pekerjaan ...55

7. Struktur Organisasi Dusun Tluko ...56

B. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian ...57

2. Metode Pengumpulan Data ...57

3. Instrumen Penelitian ...58

(13)

2. Variasi Jawaban Responden

a. Jawaban responden untuk variabel kesibukan orang tua...62

b. Jawaban Responden untuk Variabel keaktifan beribadah pada Remaja ...66

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ...71

B. Analisis Kedua ...80

C. Analisis Ketiga ...89

D. Uji Hipotesisi ... 93

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...94

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Sebaran Indikator ...11

TABEL 3.1 Monografi Kelurahan Butuh... 50

TABEL 3.2 Komposisi penduduk... 51

TABEL 3.3 Agama yang Dianut Masyarakat Kelurahan Butuh... 54

TABEL 3.4 Pekerjaan penduduk Kelurahan Butuh ...55

TABEL 3.5 Instrumen Penelitian ...58

TABEL 3.6 Nama Reponden Orang Tua ...60

TABEL 3.7 Nama Responden Remaja ...61

TABEL 3.8 Rekapitulasi Jawaban Responden dari Variabel Kesibukan Orang Tua...62

TABEL 3.9 Skor Jawaban Responden dari Variabel Kesibukan Orang tua ....63

TABEL 3.10 Kriteria Nilai dari Variabel Kesibukan Orang Tua...65

TABEL 3.11 Rekapitulasi Jawaban Responden dari Variabel Keaktifan Beribadah pada Remaja ...66

TABEL 3.12 Skor Jawaban Responden dari Variabel Keaktifan Beribadah pada Remaja ...67

TABEL 3.13 Kriteria Nilai dari Variabel Pendidikan Agama Pada Remaja...69

TABEL 4.1 Persentase Jawaban Responden Tentang Kesibukan Orang tua..72

TABEL 4.2 Persentase Jawaban Responden Kesibukan Orang Tua... 73

(15)
(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jika melihat kondisi di sekitar kita saat ini telah memasuki masa dimana ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Pesatnya kemajuan dunia di segala bidang, seperti politik, ekonomi, sosial, perindustrian, kenegaraan, kesenian, ilmu pengetahuan, dan pendidikan menyebabkan tidak terhitungnya jumlah lapangan pekerjaan (Ngalim Purwanto, 1995: 78). Perkembangan dan kemajuan IPTEK tersebut dipengaruhi oleh adanya arus globalisasi yang mengakibatkan terjadinya perubahan gaya hidup dalam keluarga. Perubahan gaya hidup tersebut ditandai dengan keinginan yang berlebihan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, maka cara yang ditempuh yakni dengan bekerja keras baik suami maupun istri. Kesibukan mencari nafkah tersebut mengakibatkan sulit untuk bertemu dengan buah hati dan berkurangnya komunikasi antara orang tua dengan anak.

(17)

membangun sistuasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak. Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya (Depag; 1984: 34). Pendidikan dasar yang harus ditanamkan orang tua kepada anak adalah pendidikan agama. Seperti hadis berikut ini

ُ ك

tuanyalah yangmenjadikan Yahudi, Nasrani, Majusi”.

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan yang bersih bagaikan kertas kosong yang belum terkena tinta. Orang tuanya yang pertama kali mengisi kekosongan tersebut yakni dengan memberikan pendidikan yang baik untuk anaknya. Islam memberikan perhatian penting terhadap pendidikan, dalam

al-Qur‟an Allah swt memerintahkan kepada manusia untuk mendidik dirinya

sendiri dan para ahlinya agar terhindar dari siksa api neraka. Tujuan pendidikan Islam merupakan salah satu tolok ukur yang harus ada dalam setiap aktifitas pendidikan Islam.

(18)

syafaat kepada kedua orang tuanya (Abdullah Nashih Ulwan, 2009: 235). Tanggung jawab orang tua dalam membentuk anak yang berakhlak tertuang dalam Q.S At- Tahrim ayat 6 yang berbunyi:

ا يُّي أُ ا ي

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

Jika kita perhatikan akhir-akhir ini, banyak orang mengabaikan pendidikan anak terutama pendidikan agama sehingga mengakibatkan anak-anak mudah terjerumus pada pergaulan bebas terutama anak-anak remaja. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat yang membawa akibat tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja (Zakiah Darajat, 1995: 8). Mereka mudah dipengaruhi oleh hal-hal baru dan tanpa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya. Hal tersebut mengakibatkan dari hari ke hari akhlak warga semakin mengalami kemrosotan. Kemerosotan akhlak pada remaja terlihat lebih nyata dibandingkan dengan lapisan masyarakat yang lain. Kemerosotan akhlak dikalangan remaja itu dikenal sebagai kenakalan remaja (Ahmad Tafsir, 2002: 1).

(19)

akan terbuka dan mudah dididik. Kasih sayang amat dibutuhkan anak karena pengalaman keagamaan anak-anak yang merasa tidak disayangi, diperlakukan keras atau tidak adil oleh orang tuanya, maka besar kemungkinan sikap si anak terhadap Tuhan akan memantulkan sifatnya kepada orang tuanya, mungkin ia akan menolak atau acuh tak acuh terhadap ajaran agama

(Djami‟atul Islamiyah, 2013: 69).

(20)

anak. Berpijak dari latar belakang masalah diatas, penulis tertarik mengangkat judul ”HUBUNGAN KESIBUKAN ORA TUA DENGAN KEAKTIFAN BERIBADAH REMAJA PADA PEKERJA PABRIK DI DUSUN TLUKO, DESA BUTUH, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2017”.

B. Rumusan Masalah

Dalam suatu penelitian, perumusan masalah menentukan arah dari penelitian yang akan dilakukan. Dari latar belakang masalah diatas, maka penulis menarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kesibukan kerja orang tua sebagai pekerja pabrik di Dusun Tluko, Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana keaktifan beribadah pada remaja yang ada di Dusun Tluko, Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang?

3. Apakah ada hubungan antara kesibukan kerja orang tua sebagai pekerja pabrik dengan keaktifan beribadah pada remaja di Dusun Tluko, Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

(21)

2. Untuk mengetahui keaktifan beribadah pada remaja di Dusun Tluko, Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui hubungan antara kesibukan kerja orang tua sebagai pekerja pabrik dengan keaktifan beribadah remaja di Dusun Tluko, Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Dalam suatu penelitian akan memperoleh manfaat dari hasil penelitiannya. Manfaat yang diperoleh dari penelitian dikelompokkan menjadi dua yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai bahan pengembangan khasanah kajian keilmuan teoritis dalam kaitannya dalam meningkatkan keaktifan beribadah remaja

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan pengetahuan kepada orang tua pentingnya antara bekerja dengan mengembangkan pendidikan agama pada anak terutama remaja.

b. Memberikan masukan kepada orang tua agar tetap memperhatikan pendidikan agama pada anak.

(22)

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Sumadi Suryabrata, 1983: 75). Tujuan dari hipotesis adalah agar dalam kegiatan

penelitian, perhatian peneliti terfokus pada informasi atau data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis yang dibuat. Dalam penelitian ini, dugaan

jawaban sementara adalah “ada hubungan antara kesibukan orang tua dengan

keaktifan beribadah remaja”. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat

kesibukan orang tua maka semakin rendah keaktifan beribadah pada remaja. Termasuk juga dalam bimbingan keagamaan pada anak, semakin bertambah jam kerja orang tua maka semakin kurang perhatian dan bimbingan pendidikan agama pada anak.

F. Telaah Pustaka

(23)

dengan lingkungan sehingga anak tidak akan terjerumus ke dalam pergaulan yang buruk.

Dalam melakukan penelitian skripsi dengan judul “ Hubungan

kesibukan orang tua dengan keaktifan beribadah remaja pada pekerja pabrik di Dusun Tluko, Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Tahun 2017”, penulis mengacu pada skripsi-skripsi yang terkait dengan judul

diatas. Pertama, skripsi berjudul “Hubungan kesibukan kerja orang tua dengan perhatian pendidikan Agama Islam pada anak” karya Umi Rofiah

NIM 11106036 dari Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2010. Skripsi penelitian ini berisi bahwa semakin tinggi tingkat kesibukan anak maka semakin rendah perhatian orang tua terhadap pendidikan Agama Islam pada anak.

Kedua, skripsi berjudul “Pola Pendidikan Anak Pada Keluarga Buruh

Pabrik Damatex Di Salatiga” karya Susi Rahayu NIM 3301411059 dari Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang tahun 2015. Skripsi ini berisi tentang pola pendidikan yang diterapkan kelurga untuk mendidik anak supaya kelak anak memiliki perilaku dan karakter yang baik.

Ketiga, skripsi berjudul “Pendidikan Anak Dalam Keluarga Perspektif Wanita Pekerja MPS Unggul Jaya DI Desa Palon Kecamatan Jepon Kabupaten Blora” karya Yuliana NIM 113111152 dari Fakultas Ilmu

(24)

Skripsi ini berisi bahwa wanita memiliki tanggung jawab yang sangat besar yakni sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja.

Perbedaan penelitian penulis yang pertama dengan yang kedua dan ketiga adalah terletak pada metode penelitian yang digunakan. Dimana penulis pertama menggunakan metode penelitian kuantitatif sedangkan yang kedua dan ketiga menggunakan metode penelitian kualitatif. Kemudian jika dilihat dari fokus penelitiannya, penelitian yang pertama memfokuskan pada hubungan antara kesibukan orang tua dengan pendidikan Agama Islam anak, sedangkan penelitian yang kedua dan ketiga menitikberatkan pada pola asuh yang dilakukan oleh orang tua pekerja pabrik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketiga penelitian tersebut sama-sama meneliti orang tua yang bekerja di pabrik dan bagaimana pola pengasuhannya terhadap anak sehingga anak dapat memiliki pegangan iman yang kuat untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

G. Penegasan Istilah

Untuk menghindari interpretasi yang salah dalam membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini perlu dijelaskan istilah yang terkandung dalam judul penelitian.Judul di atas terdiri dari dua variabel, yaitu sebagai berikut:

1. Kesibukan Orang Tua

(25)

(1984: 982). Pengertian orang tua sebagaimana yang dikemukakan oleh Muliyono (1990: 428), yaitu ayah ibu kandung. Perkerja pabrik adalah orang yang bekerja di pabrik.

Jadi yang penulis maksudkan kesibukan kerja orang tua sebagai pekerja pabrik adalah tingginya jumlah jam kerja orang tua yang bekerja disuatu perusahaan bukan milik pemerintah yakni pabrik sehingga menyita banyak waktu yang dilakukan untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini, penulis menyajikan beberapa indikator kesibukan kerja orang tua sebagai pekerja swasta, sebagai berikut:

a. Jumlah jam kerja per hari. b. Volume hari aktif kerja c. Volume kerja lembur

d. Kegiatan yang dilakukan waktu di rumah e. Kegiatan yang dilakukan waktu libur kerja f. Intensitas bertemu dengan anak

2. Keaktifan Beribadah Remaja

(26)

Fase remaja adalah fase transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Menurut pendapat J.J Rosseau usia purbertas (remaja) adalah periode pembentukan watak dan penanaman pendidikan agama. Pada usia remaja ditandai dengan berkembangnya fungsi-fungsi organis dan fungsi psikis menuju kematangan (Nur Uhbiyati, 2009: 95). Hal ini menyebabkan ketidak stabilan emosi dan perasaan remaja sehinggga pendidikan akhlak perlu sekali ditanamkan sejak kecil supaya pada saat remaja anak tidak akan terjerumus ke hal-hal yang negatif.

Untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini, penulis menyajikan beberapa indikator keaktifan beribadah remaja, sebagai berikut:

a. Keaktifan melaksanakan Shalat fardhu. b. Keaktifan menjalankan puasa Ramadhan.

c. Mengucapkan/ menjawab salam dan berlaku sopan. d. Membiasakan mohon ijin setiap akan bepergian. e. Jujur, sabar, ikhlas dan dapat dipercaya.

f. Keaktifan membaca Al-Qur‟an

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1 Sebaran Indikator

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)

dipercaya. kembalian,

bagaimana sikap anda?

-Bagaimana sikap anda, ketika anda meminta dibelikan sesuatu kepada orang tua dan orang tua belum punya uang?

-Ketika anda kehilangan barang berharga,

bagaimana sikap anda?

-Apabila anda diberi amanah dari orang tua untuk menyimpan uang sebesar 300 rb, pada tanggal 20 akan digunakan untuk membayar arisan sedangkan

11

12

(34)

saat bersamaan

- Apakah anda aktif

(35)

Al-anda untuk membaca al-Qur‟an bagaimana sikap anda?

H. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan rancangan penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif karena mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel agar dapat ditentukan variabel mana yang berkorelasi. Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah korelasional yaitu mempelajari hubungan dua variable atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dalam variasi dalam variabel lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Penelitian ini mempunyai dua variable yakni variabel yang pertama kesibukan kerja orang tua, kemudian variabel yang kedua keaktifan beribadah remaja.

2. Lokasi dan waktu penelitian

Penulis melakukan penelitian yang bertempat pada masyarakat Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari awal pembuatan proposal penelitian yakni pada bulan April 2017 sampai selesai.

3. Populasi dan sampel

(36)

yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, yaitu para remaja yang ada di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

b. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel pada penelitian ini penulis mengambil remaja sebanyak 15 orang. 4. Pengumpulan Data

Dalam penelitian skripsi ini penulis mencari dan menggunakan data-data atau keterangan dengan menggunakan tiga metode, yaitu:

a. Metode angket.

Angket atau koesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya dari dirinya atau hal-hal yang diketahuinya. Ada dua angket yang peneliti persiapkan yakni angket tentang kesibukan kerja orang tua dan angket tentang Pendidikan Agama remaja. Angket tentang kesibukan kerja orang tua mengungkap bagaimana keseharian yang dilakukan orang tua yang sibuk bekerja. Sedangkan Pendidikan Agama remaja mengungkap keberagamaan remaja.

b. Metode dokumentasi

(37)

lingkungan Desa Butuh, gambar-gambar atau data-data lain yang telah di dokumentasikan.

c. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena atau yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat diulang. Oleh sebab itu observasi hendaknya dilakukan oleh orang yang tepat. Dalam observasi melibatkan dua komponen yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal sebagai observer dan obyek yang diobservasi adalah observan.(Sukandar Rumidi, 2004: 70).

5. Analisis data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca atau diinterpretasikan. Dari pengertian tersebut dalam menganalisan data hasil penelitian penulis menggunakan analisa sebagai berikut:

a. Analisis pendahuluan

Dalam analisis pendahuluan penulis menggunakan table distibusi frekuensi sederhana untuk setiap variable yang diteliti didalam mengukur variable kesibukan kerja orang tua sebagai variable X, dan pendidikan agama remaja sebagai variable Y.

b. Analisis lanjut

(38)

1) Rumus Prosentase

P= angka prosentase yang diberi F= frekuensi dari jawaban N= Jumlah responden 2) Korelasi Product Moment

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ ∑ ∑ }

= koefisien korelasi variable X dan variable Y

= Variabel pengaruh = variable terpengaruh

= perkalian antara variable X dan variable Y = jumlah sampel

c. Analisis uji hipotesis

(39)

I. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami skripsi ini maka penulis membuat sistematika skripsi ini kedalam bab perbab. Tiap-tiap bab terdiri dari sub bab.

BAB I Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II Kajian pustaka yang berisi pembahasan tentang kesibukan orang tua dan keaktifan beribadah remaja.

BAB III Hasil penelitian yang memuat gambaran umum daerah penelitian, data kesibukan orang tua dan data tentang kekatifan beribadah remaja.

BAB IV Analisis data yang terdiri dari analisa pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut.

(40)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kesibukan Kerja Orang tua Sebagai Pekerja Pabrik 1. Kesibukan Kerja

a. Pengertian Kesibukan Kerja

Menurut WJS. Poerwadarminta (1984: 942) dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kesibukan berasal dari kata sibuk artinya, kegiatan (bekerja atau sebagainya). Kata kerja artinya kegiatan melakukan sesuatu (WJS. Poerwadarminta, 1984: 982).

Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelaku-pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukan akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya (Pandji Anoraga; 2005:11).

Dalam pandangan paling modern mengenai kerja dikatakan bahwa:

(41)

2) Baik pria maupun wanita menyukai pekerjaan. Kalaupun orang tersebut tidak menyukai pekerjaan, hal ini biasanya disebabkan kondisi psikologis dan sosial dari pekerjaan itu.

3) Moral dari pekerja tidak mempunyai hubungan langsung dengan kondisi material yang menyangkut pekerjaan tersebut. 4) Insentif dari kerja banyak bentuk dan tidak selalu tergantung

pada uang. Insentif ini adalah hal-hal yang mendorong tenaga kerja untuk bekerja lebih giat.

b. Faktor yang Mempengaruhi Kesibukan Kerja

Kerja merupakan bagian dasar dari kehidupan manusia dan esensial. Keinginan untuk mempertahankan hidup merupakan salah satu sebab yang terkuat menagapa seseorang bekerja. Melalui kerja kita memperoleh uang dan uang tersebut dapat dipakai untuk memuaskan semua tipe kebutuhan.

Menurut Pandji Anoraga ada tiga tipe kebutuhan manusia yaitu sebagai berikut;

1) Kebutuhan fisologis dasar. Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan fisik atau biologis, seperti makan, minum, tempat tinggal dan kebutuhan lain yang sejenis.

(42)

persahabatan tetapi juga dalam segi-segi lain. Kebutuhan sosial lainnya dapat diperoleh dari hubungan antara atasan dan bawahan.

3) Kebutuhan-kebutuhan egoistik

a) Prestasi. Salah satu kebutuhan manusia yang terkuat adalah kebutuhan untuk merasa berprestasi. Mereka akan memperoleh kepuasan menyelesaikan pekerjaan yang mungkin dapat merenggut nyawa mereka. Kepuasan yang mereka peroleh adalah kepuasan yang lebih bersifat egoistik.

b) Otonomi. Seorang karyawan menginginkan adanya kebebasan, menginginkan semacam kreativitas, dan variasi di dalam menjalankan pekerjaanya. Inisiatif dan imajinasi mencerminkan keinginan seseorang untuk independen, bebas menentukan apa yang dia inginkan.

(43)

c. Macam-Macam Kesibukan Kerja

Untuk memenuhi kebutuhan setiap orang memerlukan suatu pekerjaan, ada tujuh macam jenis pekerjaan utama yang ada yaitu sebagai berikut:

1) Tenaga Profesional, Teknisi dan Yang sejenisnya. Menurut terminologi jenis pekerjaan tenaga profesional, teknisi dan yeng sejenisnya adalah tenaga yang berkaitan dengan penguasaan iptek dan skill, oleh karenanya jenis pekerjaan di sekot ini berkaitan dengan tingkat pendidikan penduduknya. Bila dilihat dari sisi daerah tempat tinggal dan jenis kelamin, jenis pekerjaan sektor ini bila dilihat dari daerah tempat tinggal baik diperkotaan maupun perdesaan pekerja laki-laki lebih banyak daripada perempuan.

2) Tenaga Kepemimpinan dan ketatalaksanaan. Jenis pekerjaan sektor ini sama halnya dengan sektor sebelumnya yaitu jenis tenaga yang memiliki keahlian atau skiil, namun seiring dengan makin maju dan berkembangnya kehidupan berbangsa khususnya di bidang politik dan pemerintahan, maka makin besar pula lapangan pekerjaan di sektor ini.

(44)

di sektor ini jenis kelamin laki-laki di kota maupun di desa mengalami peningkatan.

4) Tenaga usaha penjualan. Sebagai salah satu negara berpenduduk paling besar kelima yang didkung dengan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, maka lapangan pekerjaan sektor ini termasuk tiga besar secara nasional dalam penyediaan lapangan pekerjaan.

5) Tenaga usaha jasa. Pada negara yang sedang mengalami transisi ekonomi jenis lapangan pekerjaan tenaga usaha jasa adalah termasuk jenis lapangan pekerjaan antara dari sektor pertanian manuju ke sektor industri. Dengan demikian, banyaknya jumlah pekerja di sektor ini tergantung pada perkembangan dan pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan.

6) Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan. Sebagai negara agraris sudah sewajarnya kalau jenis lapangan pekerjaan di sektor pertanian dalam artian luas merupakan mata pencaharian utama penduduk Indonesia.

(45)

yang merupakan lapangan pekerjaan kedua terbesar setelah sektor pertanian (Mulyadi , 2014: 95-98).

2. Orang Tua

a. Pengertian Orang Tua

Pengertian orang tua sebagaimana yang dikemukakan oleh Muliyono (1990: 428) yaitu ayah ibu kandung. Orang tua merupakan pendidik yang utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.

b. Tipe-tipe Orang Tua

Setiap orang tua memiliki tipe-tipe tersendiri dalam mendidik anaknya. Menurut Elizabeth Wagele (2007: 171-175) ada sembilan tipe orang tua yaitu sebagai berikut;

1) Orang tua perfeksionis.

Orang tua tipe satu cenderung menghawatirkan jam kerjanya yang tidak menentu dapat membuat anaknya menderita. Orang dewasa yang dibesarkan oleh orang tua tipe satu biasanya menghargai keandalan orang tua mereka, namun menganggap mereka terlalu banyak mengkritik.

2) Orang tua penolong.

(46)

bagaimana perasaan mereka yang sesungguhnya yang mengakibatkan mereka sering memanipulasi anak-anak mereka untuk melakukan yang mereka inginkan.

3) Orang tua pengejar prestasi.

Banyak orang tua yang senang jika anak mereka memiliki karakter seperti yang dimiliki tipe tiga yaitu bersemangat, percaya diri, giat, dan optimis. Mereka beranggapan apabila anak mereka adalah ketua kelas dan pekerja profesional, mereka akan sukses dan bahagia. Namun, anak-anak memiliki kepribadian masing-masing dan bisa sukses dengan bermacam cara.

4) Orang tua romantis.

Tipe empat bisa terlalu terbebani secara emosional jika anak-anak mereka tidak sejalan dengan dunia perasaan mereka. Kebanyakan anak tidak sesensitif mereka.. Orang tua tipe empat sering mengatakan bahwa mereka begitu hanyut dalam keindahan dan keajaiban, dan kadang merasa sedih karena memiliki anak.

5) Orang tua pengamat.

(47)

ketika mereka beranjak remaja dan bisa mendiskusikan hal-hal yang lebih rumit dan bisa mendiskusikan hal-hal yang lebih rumit.

6) Orang tua pencemas.

Orang tua tipe enam sangat setia, namun mereka bisa terlalu protektif. Mereka membutuhkan keberanian besar untuk membiarkan ank-anak mereka ke tempat yang mengandung bahaya. Orang dewasa yang memiliki orang tua tipe enam berpendapat bahwa ketidaktenangan orang tua membuat mereka pusing dan mereka berangkapan bahwa orang tua mereka terlalu keras dan mengharap terlalu banyak.

7) Orang tua petualang.

Orang tua tipe ini senang memiliki anak yang jenaka. Namun, jika anak-anak terlalu serius, khawatir atau agresif, orang tua tipe ini harus membuat banyak penyesuaian. Orang dewasa yang dibesarkan orang tua tipe tujuh kadang dibingungkan oleh ketidakpastian waktu orang tua mereka berasa dirumah, namun biasanya menikmati kisah dan lelucon orang tua mereka. Ada pula yang mengeluhkan bahwa orang tua mereka itu terlalu memperhatikan diri sendiri dan tidak mendengarkan orang lain.

8) Orang tua pejuang.

(48)

diri. Namun, mereka perlu waspada bahwa kemarahan bisa merusak jiwa anak. Orang dewasa yang memiliki orang tua tipe ini menunjukkan reaksi berbeda-beda sesuia dengan tipe mereka.

9) Orang tua pendamai.

Banyak orang tua tipe sembilan yang memiliki kemampuan khusus untuk memahami dan memasuki dunia seorang anak mereka bisa menyediakan kehangatan dan pengertian yang berlimpah. Orang tua dewasa yang memiliki orang tua tipe ini banyak yang berpendapat bahwa mereka dan orangtua mereka agaknya menyatu. Mereka juga merasa aman, namun jika harus menjaga jarak, mereka mengaku kesulitan. Anak-anak dari orang tua tipe sembilan menghargai keluwesan orangtua mereka untuk bergaul dan mendukung apapun minat mereka. c. Kewajiban orang tua

Menurut Heri Jauhari Muchtar (2008:75), setiap orang tua mempunyai kewajiban yang harus diperhatikan dan dilakukan setelah mempunyai anak. Adapun kewajiban yang harus dimiliki setiap orang tua antara lain yaitu sebagai berikut;

(49)

dianugerahi anak oleh Allah maka kita dianjurkan oleh Rasulullah untuk beraqiqah.

2) Beraqiqah, yakni menyembelih dua ekor kambing apabila anak laki-laki; dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Aqiqah adalah penyembelihan hewan (kambing) pada hari ketujuh kelahiran anak.

3) Memberi nama yang baik dan mulia. Nama mempunyai efek yang pentik bagi psikologis pemiliknya. Oleh karena itu dalam Islam tidak boleh memberi nama bahkan kepada siapapun secara asal-asalan. Selain mempunyai efek psikologis, nama juga harus mengandung makna yang baik, oleh karena itu dalam memberi nama hendaknya mengandung makna pujian, doa dan harapan, serta mengandung makna semangat.

4) Menyusui selama dua tahun. Secara fitrah begitu bayi lahir membutuhkan makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang tepat bagi bayi adalah air susu ibu kandungnya sendiri. Adapun masa waktu menyusui yang dianjurkan dalam islam adalah dua tahun. Ketika seorang ibu menyusui bayinya maka akan terjalin kontak bati di antara keduanya. Ibu akan semakin sayang kepada anaknya, begitu juga sang bayi akan senang, sehat, cedar, dan tumbuh serta berkembang dengan lebih baik. 5) Menghitannya sebelum baliqh. Menghitan ialah membersihkan

(50)

6) Mendidiknya dengan baik dan benar. Setiap orang tua berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya, baik kebutuhan jasmani maupun rohani, baik kebutuhan primer seperti sandang, pangan dan perumahan serta memenuhi kebutuhan tambahan.

7) Menikahkan ketika sudah cukup umur atau sudah ada jodohnya. Sesudah anak cukup umur, ada jodohnya serta sudah siap lahir, batin dan sanggup untuk berkeluarga, maka orang tua dianjurkan untuk segera menikahkan anaknya tersebut. 3. Pekerja Pabrik

a. Pengertian Pekerja Pabrik

Pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain dengan menerima upah berupa uang atau imbalan dalam bentuk lain (Whimbo Pitoyo, 2010: 3). Sedangkan Pabrik adalah bangunan dengan perlengkapan mesin tempat membuat atau memproduksi barang tertentu dalam jumlah besar untuk diperdagangkan. Jadi, pekerja pabrik adalah orang yang bekerja di perusahaan atau tempat usaha untuk memproduksi barang dengan menerima upah berupa uang atau imbalan dalam bentuk lain. b. Perbedaan tenaga kerja dan pekerja

(51)

2) Pekerja adalah mengarah pada bekerja untuk orang lain yang mendapatkan upah atau imbalan lain (Whimbo Pitoyo, 2010: 4)

c. Waktu Kerja

Undang- undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mengatur secara normatif tentang waktu kerja. Pasal 77 ayat 2, mengatur ketentuan waktu kerja, yaitu:

1) Tujuh jam satu hari dan empat puluh jam satu minggu untuk enam hari kerja dalam satu minggu

2) Delapan jam satu hari dan empat puluh jam satu minggu untuk lima hari kerja dalam satu minggu

3) Setelah bekerja empat jam terus menerus, bekerja harus diberikan istirahat sekurangkurangnya setengah jam waktu istirahat, tidak termasuk jam .

Ketentuan-ketentuan yang wajib diperhatikan:

1) Perusahaan yang memberlakukan enamhari kerja dalam satu minggu wajib memberikan istirahat satu hari atau dua hari istirahat untuk lima hari kerja dalam satu minggu

(52)

4. Kesibukan Kerja dalam Penelitian

Kesibukan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kesibukan yang dimiliki orang tua yang mengakibatkan berkurangnya waktu untuk bertemu dengan anak. Jenis kesibukan kerja pada penelitian ini adalah orang tua yang bekerja sebagai karyawan pabrik. Sebagai seorang karyawan tentunya ada peraturan yang mengikat supaya untuk dipatuhi. Peraturan tersebut adalah bekerja selama delapan jam terkadang juga ada lembur sehingga mengakibatkan orang tua jarang bertemu dengan buah hati.

(53)

B. Keaktifan Beribadah pada Remaja 1. Keaktifan Beribadah

a. Pengertian Ibadah

Kata ibadah menurut bahasa berarti taat, tunduk, merendahkan diri dan menghambakan diri (Basyir, 2001: 11). Adapun ibadah menurut istilah berarti penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencapai keridhoan Allah dan mengarap pahala-Nya di akhirat (Ash-shiddiqi, 1994: 5).

Dalam hal ini Ibnu Taimiyah merumuskan bahwa ibadah

menurut syara‟ itu tunduk dan cinta, artinya tunduk mutlak

kepada Allah yang disertai cinta sepenuhnya kepada-Nya. Oleh karena itu, unsur-unsur ibadah adalah:

1) Taat dan tunduk kepada Allah. Artinya merasa berkewajiban melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan Allah yang dibawakan oleh para rasul-Nya. Manusia belum termasuk beribadah apabila tidak mau tunduk kepada perintah-Nya, enggan mengikiti jalan yang digariskan-Nya, dan tidak mau taat kepada-Nya, meskipun ia mengakui bahwa Allah adalah pencipta yang memebri rizki kepadanya. 2) Cinta kepada Allah. Bahwa rasa wajib taat dan tunduk itu

(54)

b. Ruang Lingkup Ibadah

Al-Qur‟an mengajarkan bahwa jin dan manusia diciptakan Allah agar mereka beribadah kepada-Nya. Ajara di atas memberi pengertian bahwa ibadah bukan hanya berupa shalat, zakat, puasa, dan haji, seperti yang dipahami banyak orang, karena ibadah mempunyai pengertian yang lebih luas. Ibadah dalam pengertian umum adalah menjalani kehidupan untuk memperoleh keridaan Allah dengan menaati syariat-Nya.

Adapun ruang lingkup ibadah pada dasarnya digolongkan menjadi dua, yaitu:

1) Ibadah umum, artinya ibadah yang mencakup segala aspek kehidupan dalam rangka mencari keridaan Allah. Unsur terpenting agar dalam melaksanakan segala aktivitas kehidupan di dunia ini agar benar-benar bernilai ibadah adalah niat yang iklas untuk memenuhi tuntutan agama dengan menemp4rdcuh jalan yang halal dan menjauhi jalan yang haram.

(55)

c. Urgensi Ibadah

Terdapat banyak ayat Al-Qur‟an yang mengaitkan perintah ibadah kepada Tuhan dengan tujuan memperoleh takwa. Takwa dalam ajaran Islam merupakan satu-satunya ukuran nilai kemuliaan manusia di hadapan Allah. Bagi manusia ibadah merupakan kodrat pembawaan jiwa manuisa yang rindu kepada kemuliaan. Kemuliaan manusia di hadapan Allah diukur dengan kuat lemahnya takwa kepada Allah. Jiwa yang bertakwa senantiasa menyesuaikan hidupnya sebagai makluk Tuhan, sebagai diri pribadi, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai yang hidup ditengah-tengah alamnya dengan berpedoman yang diberikan Allah.

Dasar-dasar hikmah yang telah ditetapkan Allah ini dapat dipelajari bahwa Allah mewajibkan iman untuk membersihkan hati dari syirik, mewajibkan shalat untuk mensucikan diri dari takabur, mewajibkan zakat untuk menjadi sebab pemerataan rezeki. Mewajibkan puasa untuk menguji keiklasan manusia, mewajibkan haji untuk mendekatkan umat Islam antara yang satu dengan yang lainnya (sidik Tono, Dkk, 1998: 17).

d. Macam-macam ibadah ditinjau dari berbagai segi

(56)

1) Ibadah- ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah. Ibadah ini berupa membaca Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir, Taslim, doa , membaca hamdalah oleh orang bersin, mengucap salam, menjawab salam, mencegah mungkar, membaca basmalah ketika akan mengerjakan sesuatu dan membaca Al-Qur‟an.

2) Ibadah-ibadah yang berupa perbuatan yang tidak disifatkan sengan sesuatu sifat. Ibadah ini berupa menolong orang, berjihad di jalan Allah, membela diri dari gangguan, tajhiz mayit dan mandi.\

3) Ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari sesuatu pekerjaan. Ibada ini ialah puasa yakni menahan diri dari makan, minum dan dari segala yang membatalkan puasa. 4) Ibadah-ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan diri

dari sesuatu pekerjaan. Ibadah jenis ini misalnya I‟tikaf atau

duduk di dalam sesuatu rumah dari rumah-rumah Allah serta

menahan diri dari jima‟ dwn mubasyarah dan seperi hajji,

thawaf, ta‟rif, ihram, serta menahan diri dari menggunting

kuku, menggunting rambut, dan berburu.

5) Ibadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hak, misalnya membebaskan orang-orang yang berhutang dari hutangnya dan memaafkan kesalahan dari orang yang bersalah dan seperti memerdekakan budak untuk kaffarat.

6) Ibadah-ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan, khudlu‟,

(57)

dan bathin dari yang diperintahkan kita menghadapinya. Ibadah yang melengkapi segala yang tersebut itu ialah Shalat, sehingga shalat dipandang ibadah yang paling utama oleh

Asy-Syafi‟iy (Ash-shiddieqi, 1994: 18-19).

2. Remaja

a. Pengertian remaja

Menurut Heri Jauhari Muchtar(2008: 69), masa remaja disebut juga masa Ghulam. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja ini berkisar anatara umur 12 tahun sampai 20 tahun.

Remaja menurut Aat Syafaat Dkk (2008:87), adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa, atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa. Remaja menurut Zakiah darajat(1976:28) adalah tahap peralihan dari masa kanak-kanak; tidak lagi anak, tetapi belum dipandang dewasa.

Drs. Sumalitah Soemanto membagi masa remaja menjadi tiga fase yaitu:

(58)

Perkembangan fungsi-fungsi tubuh, terutama fungsi-fungsi seks.

2) Remaja awal terjadi pada usia 13 atau 14 samapi 17 tahun. Perubahan-perubahan fisik terjadi dengan pesat dan mencapai puncaknya. Ketidakseimbangan emosional dan tidak stabil dalam banyak hal terdapat pada masa ini. Ia mencari identitas diri karena pada masa ini statusnya tidak jelas. Pola-pola hubungan sosial mulai tidak jelas.

3) Remaja lanjut terjadi pada usia 17 sampai 20 atau 21. Diri menjadi pusat perhatian, ia ingin menonjolkan diri, caranya lain dengan remaja awal. Idealis, mempunyai cita-cita tinggi. Bersemangat dan mempunyai energi yang besar. usaha-usaha memantapkan identitas diri. ingin mencapai ketidaktergantungan emosional (Nur Uhbiyati, 2009: 96) b. Perkembangan jiwa Remaja

Setelah membicarakan pengertian remaja, selanjutnya perlu diketahui bagaimana remaja itu sendiri. Menurut H. Syamun Yusuf LN (2004:193-201) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi beberapa perkembangan di antaranya sebagai berikut: 1) Perkembangan fisik. Masa remaja merupakan salah satu di

antara dua masa rentangan kehidupan. Masa pertama terjadi pada fase pranatal dan bayi.

(59)

Remaja secara mental sudah dapat berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak.

3) Perkembangan emosi. Masa remaja merupakan puncak emosional, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhi perkembangan emosi atau perasaan dan dorongan baru yang dialami sebelumnya, seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan dengan lawan jenis.

4) Perkembangan sosial. Pada masa ini remaja sudah mempunyai kemampuan untuk memahami orang lain, sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-nilai maupun perasaannya.

5) Perkembangan moral. Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Remaja berperilaku bukan hanya untuk memenuhi kepuasan fisiknya, tetapi juga psikologinya.

6) Perkembangan kepribadian. Kepribadian merupakan sistem dinamis dari fisik. Fase remaja merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan dan integritas kepribadian.

(60)

c. Faktor terbentuknya Jiwa Keagamaan Remaja

Dalam proses terbentuknya keagamaan pada remaja, ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Untuk penjelasan dari dua faktor tersebut yaitu:

1) Faktor intern

a) Faktor Hereditas (bawaan). Jiwa keagamaan memang bukan secara langsung sebagai faktor bawaan yang diwariskan secara turun temurun, melainkan terbnetuk dari berbagai unsur kejiwaan lainnya yang mencakup kognitif, afektif dan konatif. Tetapi dalam penelitian terhadap janin terungkap bahwa makanan dan perasaan ibu berbengaruh terhadap kondisi janin yang dikandung ibu.

b) Tingkat Usia. Perkembangan agama pada anak ditentukan oleh tingkat usia mereka. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh perkembangan berbagai aspek kejiwaan, termasuk perkembangan berpikir. Anak yang menginjak usia berpikir kritis lebih kritis pula dalam memahami ajaran agama. Selanjutnya pada usia remaja saat mereka menginjak usia kematangan seksual, pengaruh itu pun menyertai perkembangan jiwa keagamaan mereka.

(61)

pembeda dari individu lain di luar dirinya. Dalam kondisi normal, memang secara individu, manusia memiliki perbedaan dalam kebribadian. Perbedaan ini berpengaruh terhadap perkembangan aspek-aspek kejiwaan, termasuk jiwa agama.

d) Kondisi kejiwaan. Kondisi kejiwaan ini terkait dengan kepribadian sebagai faktor intern. Sikap manusia ditentukan oleh stimulan atau rangsangan lingkungan yang dihadapinya saat itu.

2) Faktor ekstern

Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan jiwa keagamaan dapat dilihat dari lingkungan di mana seseorang hidup. Umumnya lingkungan tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu sebgai berikut:

a) Lingkungan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenalnya. Dengan demikian, keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan anak. Keluarga dinilai sebagai faktor paling dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan.

(62)

institusi pendidikan formal ikut memberi pengaruh dalam membantu perkembangan kepribadian anak. Melalui kurikulum yang berisi materi pengajaran, sikap dan keteladanan guru serta pergaulan antar teman dinilai berperan dalam menanamkan kebiasaan yang baik. Pembiasaan yang baik merupakan bagian dari pembentukan moral yang erat kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan seseorang.

c) Lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat bukan merupakan lingkungan yang mengandung unsur tanggung jawab, melainkan hanya merupakan unsur pengaruh belaka. Tetapi norma dan tata nilai yang ada lebih mengikat bahkan pengaruhnya lebih besar dalam perkembangan jiwa keagamaan anak baik dalam bentuk positif maupun negatif (Aat Syafaat, 2008: 159-165).

C. Hubungan Kesibukan Kerja Orang Tua Sebagai Pekerja Pabrik dengan Keaktifan Beribadah pada Remaja

(63)

dari itu tugas penting bagi orang tua adalah menamkan pendidikan agama yang kuat pada anaknya serta mempersiapkan mereka menghadapi kehidupan sengan berbagai kondisi dan keadaan.

Dalam keluarga, orang tua yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan anak, baik jasmani maupun rohani sehingga sangat dibutuhkan kehadiran orang tua dalam proses perkembangan anak agar anak memiliki akhlak dan budi pekerti yang lurus. Maka dari itu agama Islam mengharapkan orang tua mampu dan berhasil menciptakan generasi penerus yang berkualitas yang dapat dipercaya memikul beban dan tanggung jawab.

Dalam hal ini anak tidak dapat terlepas dari situasi dan kondisi keluarga atau orang tua terutama kehadiran orang tua dalam pendidikan dan perkembangan anak terlebih pada masa remaja. Pada masa remaja anak berada pada situasi dimana fisik dan psikisnya mengalami perubahan sehingga perlu sekali adanya arahan dan bimbingan dari orang tua agar anak merasa nyaman dan tidak merasa aneh pada dirinya sendiri. Anak yang diasuh oleh orang tuanya sendiri akan berbeda dengan anak yang diasuh orang lain baik dalam sikap, perilaku dan pola pikirnya. Anak yang diasuh oleh orang tuanya sendiri akan lebih terpantau dalam pergaulannya sehingga akan lebih mengurangi tingkat kenakalan remaja.

(64)
(65)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

D. Gambaran Umum di Tluko Rw 09 Kelurahan Butuh Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

1. Peta Kelurahan Butuh

2. Lokasi

(66)

berbatasan dengan Desa Klero dan sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Margorejo.

Jarak tempuh kelurahan Butuh ke kantor Kecamatan Tengaran ± 3 Km, sedangkan jarak tempuh ke Kabupaten Semarang ± 35 Km. Kelurahan Butuh terdiri dari 11 Dusun dan ada 9 Kadus ( Kepala Dusun) yaitu Dusun Rejosari, Dusun Kemploko, Dusun Godean, Dusun Butuh Kidul, Dusun Butuh Krajan, Dusun Pongge dan Dusun Nanggrung, Dusun Tluko, Dusun Gintungan serta Dusun Gintungan dan Dusun Rekesan.

3. Keadaan Penduduk

Melihat dari topografi wilayah, luas pekarangan ± 120. 530 Ha yang mempunyai poyensi pengembangan area pemukiman. Kondisi eksisting pada saat ini, sebaran pemukiman merata hampir seluruh wilayah Rw di Kelurahan Butuh, baik perkampungan ,maupun perumahan. Kemudian luas lahan sawah ±142.561 Ha sekarang sudah tidak ada lagi karena sawah ini dulu hanya ada saat turun hujan saja.

(67)

Perumahan baru tersebut kebanyakan terdapat pada Rt 15. Selain pemukiman, Dusun Tluko juga memiliki potensi pengembangan di sekto pertanian. Kegiatan para petani di Dusun Ledok diwadahi dalam organisasi kelompok tani.

Dari sisi demografis, jumlah penduduk wilayah Dusun Tluko yang cukup banyak yaitu, 416 jiwa, merupakan potensi yang bisa dikembangkan. Kondisi demografis tersebut mendorong tingginya pertumbuhan ekonomi, baik industri maupun jasa-jasa. Bidang industri dan jasa-jasa berkembang cukup baik di wilayah ini, bahkan Dusun Tluko dikelilingi oleh industri pabrik. Ada 7 pabrik yang ada di sekitar Dusun Tluko dari pabrik garmen, kayu, dakron dan pabrik perhiasan.

Dalam bidang agama, mayoritas masyarakatnya beragama Islam tetapi ada juga agama yang lain. Dalam bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan masyarakatnya sudah mulai memikirkan pentingnya pendidikan. Sedangkan dari bidang ekonomi masyarakat Dusun Tluko bisa dibilang sudah baik dikarenakan adanya pabrik-pabrik di wilayah ini. Berikut tabel kondisi penduduk di Kelurahan Butuh:

Tabel 3.1

Monografi Kelurahan Butuh

No PERINCIAN

WNI WNA JUMLAH

LK PR LK PR LK PR LK+PR

1 Penduduk awal bulan

2235 2151 2235 2151 4386

(68)

bulan ini 3 Kematian

bulan ini

1 1 1

4 Pendang bulan ini

2 2 2 2 4

5 Pindah bulan ini

1 3 1 3 4

6 Penduduk akhir bulan ini

2.237 2151 2237 2151 4388

4. Gender

Keadaan penduduk menurut jenis kelamin merupakan faktor penting karena sangat berpengaruh pada masalah-masalah kehidupan remaja seperti kebutuhan kerja, tersedianya tenaga kerja maupu masalah yang berkenaan dengan keluarga yang berdampak pada kehidupan remaja. Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang komposisi penduduk dari Rt 15, Rt 16, dan Rt 23 tahun 2017.

Tabel 3.2

Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan jumlah KK, di Tluko Rw 09, Kelurahan Buruh, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Semarang tahun 2017

No Nomor Rt Jumlah KK

Jumlah Penduduk

(69)

1 Rt 15 43 74 74 148

2 Rt 16 47 84 77 161

3 Rt 23 30 53 54 107

Jumlah 110 221 213 416

Sumber data: Monografi Rw tahun 2017 5. Agama

Dari data yang penulis peroleh dari Kelurahan Butuh, kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang agama yang dianut oleh penduduk Kelurahan Butuh sebagai berikut:

Tabel 3.3

Agama ynag Dianut Masyarakat Kelurahan Butuh No Kelompok Agama Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Islam 2015 1938 3953

2 Khatolik 13 14 27

3 Kristen 209 199 408

4 Hindu - - -

5 Budha - - -

6 Konghuchu - - -

Jumlah 2237 2151 4388

(70)

sekali menerima pengaruh-pengaruh negatif yang berdampak pada kahidupannya

6. Pekerjaan

Dari data yang penulis peroleh dari Kelurahan Butuh, kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang terkait pekerjaan penduduk Kelurahan Butuh adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Pekerjaan penduduk Kelurahan Butuh

No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 PNS 73 29 102

2 TNI 6 6

3 POLRI 8 2 10

4 Pegawai Swasta 373 305 678

5 Pensiunan 11 4 15

6 Pengusaha 89 69 158

7 Buruh Bangunan 176 81 267

8 Buruh Industri 594 603 1197

9 Petani 91 269 360

10 Buruh Tani 22 6 28

11 Peternak 7 7

12 Nelayan

13 Lain-lain 787 783 1570

(71)
(72)

E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif karena mengukur sejumlah data variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel agar dapat ditentukan variabel mana yang berkorelasi. Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah korelasional yaitu mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dalam variasi dalam variabel lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Penelitian ini mempunyai dua variabel yakni vaiabel yang pertama kesibukan kerja orang tua sebagai pekerja swasta, kemudia variabel yang kedua keaktifan beribadah pada remaja.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian skripsi ini penulis mencari dan menggunakan data-data atau keterangan dengan menggunakan 3 metode yaitu:

a. Metode angket.

(73)

sibuk bekerja. Sedangkan keaktifan beribadah mengungkap peribadatan remaja.

b. Metode dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, longer, agenda dan sebagainya. Sedangkan metode ini penulis pergunakan untuk mendapatkan data-data tentang keadaan lingkungan Desa Butuh, gambar-gambar atau data-data lain yang telah didokumentasikan.

c. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena atau yang diselidiki.

3. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan instrumen penelitian berupa quisioner atau angket. Ada dua angket dalam penelitian ini yang pertama angket tentang kesibukan orang tua yang terdiri dari 6 indikator dan 15 soal. Yang kedua angket tentang keaktifan beribadah pada remaja yang terdiri dari 6 indikator dan 15 soal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Instrumen penelitian

No Variabel Indikator No Soal

1 Kesibukan orang tua

(74)

i. Volume jam lembur 5,6 j. Kegiatan yang dilakukan

di rumah

7,8

k. Kegiatan yang dilakukan saat libur kerja

9,10

l. Intensitas bertemu dengan anak

a. Keaktifan melaksanakan Shalat Fardhu

1,2

b. Keaktifan menjalankan puasa Ramadhan

3,4

c. Mengucapkan/ menjawab salam dan berlaku sopan

5,6,7

d. Membiasakan mohon izin setiap akan bepergian

8,9

e. Jujur, sabar, ikhlas, dan dapat dipercaya.

10,11,12,13

f. Keaktifan membaca

al-Qur‟an

14,15

Dalam penghitungan skor jawaban responden penulis menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut:

(75)

F. Hasil Penelitian 1. Data Responden

Untuk mengetahui objek penelitian secara jelas, dalam pembahasan skripsi ini perlu penjelasan yang berkenaan dengan responden. Maka penulis akan memaparkan data tentang keadaan responden. Sebelum penulis melaporkan nama responden perlu dijelaskan bahwa dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan angket dengan cara menyebar secara langsung kepada responden. Orang tua dan remaja yang diambil adalah di Tluko Rw 09 Kelurahan Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang tahun 2017. Dengan orang tua dan remaja berjumlah 15 orang. Untuk lebih jelas penulis akan sajikan tabel data responden dan data mentah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Daftar Nama Responden Orang Tua

No Nama Responden Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

1 Mukiyem

2 Sugiyarti

3 Suratmi

4 Juwarti

5 Suyitno

6 Sumini

7 Maryatun

(76)

9 Sumadi

10 Giyarti

11 Hartono Saeri

12 Gimin

13 Supartini

14 Harsoyo

15 Dwi Hartono

Tabel 3.7

Daftar Nama Responden Remaja

No Nama Responden Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

1 Muhammad Zaky M √

2 Zumrotun Naimah √

3 Nana Setyawan √

4 Nanang Misdyanto √

5 Sari Herlina √

6 Lubna Salsabila √

7 Erlina Dwi Y √

8 Diyana Sevika √

9 Ririt Marginantri √

10 Susi Fitri H √

(77)

12 Erica Larasati

13 Tri Mulyadi √

14 Yamti D √

15 Dila Lestari √

2. Variasi Jawaban responden

a. Jawaban Responden untuk Variabel Kesibukan Orang Tua

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dapat diperoleh data kuantitatif dari jawaban responden, untuk lebih jelasnya berikut akan penulis sajikan tabel hasil jawaban responden beserta skor nilai yang diperoleh

Tabel 3.8

Rekapitulasi Jawaban Responden dari Variabel Kesibukan Orang Tua

No. Resp

Item Soal Jml

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C 1 a a a b b a a c b b b c a c c 6 5 4 2 a a a c a a a b a a a a a a a 13 1 1 3 b c a c c a a a a b a b a a a 9 3 3 4 a c b b b a a b b b b c a a b 5 8 2

(78)

8 a c a a b a b a a b a a a a a 11 3 1 9 a c a c b b a b a c b b b c c 4 6 5 10 a c a a a a a a a a a a a b c 12 1 2

11 a c a a a a b a a a a a a a c 12 1 2 12 a c a b a a b a a b b c a a a 9 4 2 13 a c b a b c a b b a b a a a a 8 5 2 14 a a a a c c a b b a b a a a a 10 3 2 15 a a a c b a a a b a b a a a a 11 3 1

Dalam penghitungan skor jawaban responden penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengubah data kualitas menjadi data kuantitas dari jawaban responden dengan ketentuan bila jawaban:

A diberi skor 3 B diberi skor 2 C diberi skor 1

Tabel 3.9

Skor Jawaban Responden dari Variabel Kesibukan Orang Tua No.

Resp

Item Soal

Jml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 1 3 1 1 32

(79)

5 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 40 6 3 3 3 2 1 2 1 2 3 1 2 1 3 2 1 30 7 3 1 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 2 1 1 30

8 3 1 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 40 9 3 1 3 1 2 2 3 2 3 1 2 2 2 1 1 29 10 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 40 11 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 40 12 3 1 3 2 3 3 2 3 3 2 2 1 3 3 3 37 13 3 1 2 3 2 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 36 14 3 3 3 3 1 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 38

15 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 40

2) Mencari Lebar Interval

Untuk mengetahui kriteria penilaian dari variable kesibukan kerja orang tua sebagai pekerja swasta ke dalam kriteria sangat tinggi, tinggi, dan cukup. Rumus yang digunakan adalah: R = H – L + 1

R = 42 – 29 + 1 R =14

Keterangan:

R = Jarak Pengukuran (Range) H = Skor tertinggi

(80)

Setelah R diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan, maka bisa dicari (i) dengan rumus sebagai berikut:

i=

=

=4,67 = 5

Dari rumusan penilaian di atas maka kriteria nilai yang diperoleh dari skor jawaban responden adalah sebagai berikut: 39-43 = A (Sangat tinggi)

34-38 = B (Tinggi) 29-33 = C (Cukup)

Tabel 3.10

Kriteria Nilai dari Variabel Kesibukan Orang Tua No Responden Jumlah Skor Kriteria Nilai

1. 1 32 C

2. 2 42 A

3. 3 36 B

4. 4 33 C

5. 5 40 A

6. 6 30 C

7. 7 30 C

8. 8 40 C

9. 9 29 C

(81)

11. 11 40 A

12. 12 37 B

13. 13 36 B

14. 14 38 B

15. 15 40 A

b. Jawaban Responden untuk Variabel Keaktifan Beribadah pada Remaja

Dari hasil jawaban tentang keaktifan beribadah remaja dapat diperoleh data kuantitatif untuk lebih jelasnya berikut akan penulis sajikan tabel hasil jawaban responden beserta skor nilai yang diperoleh.

Tabel 3.11

Rekapitulasi Jawaban Responden dari Variabel Keaktifan Beribadah pada Remaja

No. Resp

Item Soal Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C 1. c c b c a b b b b c b b b c c 1 8 6 2. a b b a a b b c a a a a b c b 7 6 2 3. c c a a a a b a a a b b a c b 8 4 3 4. a a a a a a a a a a a a a a b 14 1 -

(82)

8. a b a a a b a a b b b b b b b 6 9 - 9. a a a b a b a a b b c b c b c 6 6 3 10. a b b b a a a a a a a a b b b 9 6 -

11. a b a b a a c c b a c c c c c 5 3 7 12. a b a a a a b a a a a a a c b 11 3 1 13. a b a a a b a a b a b b a b b 8 7 - 14. a a a a a a a a a a a a a b b 13 2 - 15. a a a a a a a a b a b b a b b 10 5 - Dalam penghitungan skor jawaban responden penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menggunakan data kualitas menjadi data kuantitas dari jawaban responden dengan ketentuan bila jawaban:

A diberi skor 3 B diberi skor 2 C diberi skor 1

Tabel 3.12

Skor Jawaban Responden dari Variabel Keaktian Beribadah pada Remaja

No. Resp

Item Soal

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. 1 1 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 25

(83)

5. 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 35 6. 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 1 2 35 7. 1 1 2 1 2 2 3 1 2 1 3 1 3 1 3 27

8. 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 36 9. 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 1 2 1 2 1 33 10. 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 39 11. 3 2 3 2 3 3 1 1 2 3 1 1 1 1 1 28 12. 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 40 13. 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 38 14. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 41

15. 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 40

2) Mencari Lebar Interval

Untuk mengetahui kriteria penilaian dari variabel pendidikan agama remaja kedalam kriteria baik, cukup baik dan kurang. Rumus yang digunakan adalah:

R = H – L + 1 R = 44 – 25 + 1 R = 20

Keterangan:

R = Jarak Pengukuran (Range) H = Skor tertinggi

(84)

Setelah R diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan, maka bisa dicari (i) dengan rumus sebagai berikut:

i=

=

=6,67 = 7

Dari rumusan penilaian di atas maka kriteria nilai yang diperoleh dari skor jawaban responden adalah sebagai berikut: 39-45 = A (Baik)

32-38 = B (Cukup baik) 25-31 = C (Kurang)

Tabel 3.13

Kriteria Nilai dari Variabel Keaktifan Beribadah Pada Remaja No Responden Jumlah Skor Kriteria Nilai

1. 1 25 C

2. 2 35 B

3. 3 35 B

4. 4 44 A

5. 5 35 B

6. 6 35 B

7. 7 27 C

8. 8 36 B

(85)

10. 10 39 A

11. 11 28 C

12. 12 40 A

13. 13 38 B

14. 14 41 A

Gambar

Tabel 1.1 Sebaran Indikator
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Temuan penelitian yang terkait dengan pembentukan bakat anak dibawah dominasi orang tua menurut studi kasus Di Dusun Galis Utara Desa Galis Kecamatan Galis Kabupaten

Upaya yang dilakukan orang tua/ masyarakat dalam menaggulangi perilaku menyimpang remaja di dusun Parseh desa Serabi Barat Modung Bangkalan adalah dengan cara: a.. Preventif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua pada remaja yang berperilaku seks pranikah remaja di Dusun VIII Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Sikap Orang Tua Tentang Pendidikan Seks Pada Remaja Di RT 04-07, Dusun Kangkungan, Desa Pohijo, Kecamatan Sampung,

khususnya dan para pembaca umumnya.. Pengaruh Intensitas Kepemimpinan Orang Tua Terhadap Sikap Tawadu Anak di Dusun Ngelosari Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Dengan demikian, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya perceraian orang tua di kelurahan Lodoyong kecamatan

Untuk mengetahui faktor yang mendukung orang tua dalam penanaman kedisiplinan salat pada anak di Dusun Baok, Desa Ujung-Ujung, Kecamatan Pabelan, Kabupaten

Implikasi pendidikan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar kognitif anak di dusun Gumuk Gebang desa Nogosari Kecamatan Rambipuji kabupaten Jember Pendidikan merupakan