PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SKI
MATERI KISAH NABI MELALUI MEDIA AUDIO
VISUAL PADA SISWA KELAS III MI ASAS ISLAM
KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN
2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ERYEN BAYU ADITYA
NIM: 11509004
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDA’IYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Eryen Bayu Aditya
NIM : 11509004
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis dari orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 20 Mei 2015
Yang menyatakan,
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Kejatuhan bukanlah permulaan dari kesedihan tetapi sebaliknya permulaan bagi
kebangkitan. Jangan pernah sekali-kali biarkan kesediahan dan duka mengawal
diri ini meski jatuh berkali-kali tetaplah berusaha untuk bangkit kembali karena
hidup ini adalah sebuah perjuangan.”
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan kepada:
Ayah dan ibu yang selalu memberikan semangat dan dukungan
kepada ku baik secara material maupun non material serta doanya
dalam ku menuntut ilmu,
Anak dan istriku yang selalu memberikan semangat,
Saudara, sahabat dan teman-teman PGMI 2009 yang memberikan
semangat serta membantu dalam menyelesaikan karya ini,
Dosen-dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama aku menuntut
ilmu di sini,
Dan kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
vi
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang bisa diucapakan selain puji syukur kehadiran Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahNya, sehingga penulis
berhasil menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa sholawat serta salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Karya ilmiah ini merupakan salah satu hasil kerja keras penulis, dan
mempunyai arti, makna dan kembanggaan tersendiri bagi penulis yang telah
mampu menyelesaikannya. Hal ini tidak terlepas dari bantuan orang-orang yang
memberikan semangat dan dukungan kepada penulis serta pihak-pihak lain yang
telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini.
Dengan sepenuh hati penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, S. Pd., M. Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Peni Susapti, S. Si., M. Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga.
4. Rasimin, S. PdI, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran, untuk membantu dan mengarahkan penulis dalam
pembuatan skripsi.
5. Segenap dosen dan karyawan IAIN Salatiga, khususnya pada program studi
PGMI.
6. Segenap keluarga besar MI Asas Islam Kalibening Salatiga yang memberikan
vii
7. Ayah, Ibu, saudara serta anak dan istri tercinta yang selalu memberikan
semangat dan do’a demi keberhasilan penulis.
8. Sahabat seperjuangan PGMI yang selalu memberikan masukan.
9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung, yang tidak penulis sebutkan satu persatu.
Semoga segala amal kebaikan tersebut mendapatkan balasan dari Allah
SWT Serta memperoleh kesuksesan dunia dan akherat. Penulis sadari, penulisan
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik membangun dari pembaca. Mudah-mudahan skripsi ini
bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 20 Mei 2015
Penulis
viii
ABSTRAK
Aditya, Eryen Bayu 2014 Peningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Materi Kisah Nabi Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014. Sekripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtida’iyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing
Rasimin, S. PdI, M. Pd.
Kata Kunci: Prestasi Belajar SKI dan Media Audio Visual
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan-penyimpangan, sehingga komunikasi tersebut kurang efektif dan efisien. Dalam proses belajar mengajar mengakibatkan komunikasi yang seharusnya dua arah berubah menjadi satu arah, menyebabkan siswa kurang berminat dan memperhatikan dalam belajar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah kebudayaan Islam materi kisah nabi pada siswa kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga tahun pelajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar sejarah kebudayaan islam materi kisah nabi melalui melalui media audio visual pada siswa kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, yang bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga putaran (siklus). Setiap siklus dilakukan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, tes dan dokumentasi.
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v
H. Sistematika Penalitian ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 17
A. Prestasi Belajar ... 17
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 17
x
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 19
4. Upaya-upaya Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar ... 22
5. Prinsip Dasar Pengukuran Prestasi ... 23
B. Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW ... 24
1. Peristiwa Kelahiran Nabi Muhammad SAW ... 24
2. Kemuliaan Ayahanda Nabi Muhammad SAW ... 25
3. Peristiwa Pada Malam Kelahiran Nabi Muhammad SAW. ... 26
4. Keadaan Penduduk Mekah Menjelang Kelahiran Nabi Muhammad SAW ... 29
5. Silsilah Keturunan Nabi Muhammad SAW ... 30
6. Kelahiran Nabi Muhammad SAW ... 31
C. Media Audio Visual ... 32
1. Pengertian media Audio Visual ... 32
2. Manfaat Media Dalam Pembelajaran ... 33
3. Keuntungan dan Kelemahan Media Audio Visual (film atau video) ... 36
4. Langkah Penggunaan Film ... 38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 40
A. Deskripsi Pelaksanaan penelitian ... 40
1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 40
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 44
xi
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Dekripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 59
1. Pra Siklus ... 59
2. Siklus I ... 61
3. Siklus II ... 63
4. Siklus III ... 64
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66
BAB V PENUTUP ... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Hasil Observasi pada Guru Siklus I ...47
3.2 Hasil Observasi pada Siswa Siklus I ...48
3.3 Hasil Observasi pada Guru Siklus II ...52
3.4 Hasil Observasi pada Siswa Siklus II ...53
3.1 Hasil Observasi pada Siswa Siklus III ...57
3.2 Hasil Observasi pada Guru Siklus III ...58
4. Hasil Nilai Siswa Pra Siklus ...60
5. Hasil Nilai Siswa Siklus I ...62
6. Hasil Nilai Siswa Siklus II ...63
7. Hasil Nilai Siswa Siklus III ...65
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional
dalam mengajar yaitu guru masih menggunakan cara-cara lama seperti
ceramah enggan menggunakan media pembantu dalam pembelajaran karena
tidak mau repot-repot mempersiapkan medianya dan apa lagi kalau medianya
memang harus merogoh uang, contohnya media tersebut harus dicopy dalam
jumlah yg cukup banyak agar setiap siswa mendapatkannya atau media
tersebut harus dibuat sendiri dan lain sebagainya. Pembelajaran yang seperti
itu tentunya membuat anak menjadi jenuh dan membosankan. Mereka tidak
memperhatikan dan cenderung bercerita dengan temannya, menjaili
temannya, tidur dan lain sebagainya. Sehingga pembelajaran yang dilakukan
menjadi tidak bernilai apapun bagi siswa dan tidak bermanfaat karena hal
yang disampaikan tidak dapat sepenuhnya diterima oleh siswa masuk telinga
kanan dan keluar lagi melalui telinga kiri. Inilah yang menyebabkan prestasi
siswa menurun drastis karena informasi tidak dapat tersampaikan sepenuhnya
dalam pembelajaran tersebut.
Menurut Asnawir dan Usman (2002: 13) pada hakikatnya proses
belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar di kelas
merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar
pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering
2
tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain di sebabkan oleh adanya
kecenderungan verbalisme, ketidak siapan siswa, kurang minat dan
kegairahan.
Disinilah guru memegang peran dalam mengontrol efektivitas dan
efisiensi komunikasi yang sedang berlangasung agar komunukasi tidak
mengalami hambatan karena menjurus ke arah verbalisme, sehingga
mengurangi kegairahan murid, disamping kurang kesiapan murid sendiri.
Kalau terjadi hal yang demikian, mengakibatkan komunikasi yang seharusnya
dua arah, berubah menjadi satu arah. Akibatnya, dalam proses belajar
mengajar menjadi tidak efektif dan efisien dalam membangkitkan daya
penalaran dikalangan murid-murid. Peranan murid ikut menentukan
keberhasilannya, kerena peningkatan daya penalaran akan perpengaruh
terhadap pembentukan kepribadian si murid.
Menurut Darwanto (2007: 99) Memang masalah belajar merupakan
suatu yang sangat kompleks dan keberhasilannya sangat individual, seperti
dinyatakan oleh Yusuf Hadi Miarso di dalam tulisannya tentang media
pendidikan sebagai berikut:
“Belajar adalah suatu proses yang kompleks. Tiap orang mempunyai ciri
yang unik untuk belajar. Hal itu terutama disebabkan oleh efisiensi mekanisme penerimaannya dan kemampuann tanggapannya. Seorang pelajar yang normal akan dapat memperoleh pengertian dengan cara mengolah rangsangan dari luar, yang ditanggapi dengan cara mengolah rangsangan dari luar, yang ditanggapi indranya, baik indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa maupun peraba. Semakin baik tanggapan seseorang tentang sesuatu objek, orang, peristiwa atau hubungan, semakin baik pula hal
3
Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan
media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena media
merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada dirinya dan fungsi media dalam kegiatan
tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain,
juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal
tertentu media juga berfungsi mengatur langkah-langkah kemajuan serta
untuk memberikan umpan balik.
Media sendiri menurut Oemar Hamalik dalam Asnawir dan Usman
(2002: 29) di bagi menjadi 4 klasifikasi media pengajaran, yaitu:
1. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya gambar-gambar, poster, peta
dan lain sebagainya.
2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar misalnya radio,
rekama pada tape rekorder , transkripsi electris.
3. Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar atau audio visual misalnya film,
televisi, benda-benda tiga dimensi yang bisanya dipertunjukkan, misalnya
model.
4. Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka dan
sebagainya.
Dengan adanya media dalam proses belajar mengajar ditekankan
dapat menata kembali arah dan tujuan pendidikan itu sendiri. Masalah proses
4
sehingga menjurus ke arah verbalisme, dengan diperlukannya alat bantu
pelajaran atau media maka untuk menjurus keverbalisme itu akan dapat
dihindari.
Contoh kasus tentang pembelajaran dengan ceramah ini sering terjadi
terutama pada pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan sejarah
contohnya kisah tentang nabi-nabi misalnya. Pada pelajaran tersebut jika
menggunakan media seperti buku cerita atau media audio visual seperti
pemutan film tentunya sangatlah menarik bagi siswa. Dari daya tarik tersebut
tentunya semangat belajar siswa akan bertambah dan tentunya siswa akan
memperhatikan. Sehingga informasi atau materi dapat tersampaikan
sepenuhnya ke siswa.
Dengan penggunaan alat audio visual ini, ditujukan dapat
meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses belajar, sehingga diharapkan
anak-anak mampu mengembangkan daya nalar serta daya rekaannya.
Menurut Darwanto (2007: 101) menunjukkan bahwa proses belajar dan
mengajar dengan menggunakan sarana audio visual mampu meningkatkan
efisiensi pengajaran 20%-50%. Dengan menignkatnya efisiensi dalam
pengajaran maka materi atau informasi yang tersampaikan akan mengalami
peningkatan sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar menjadi lebih baik.
Apalagi kalau pembelajaran konvensional atau ceramah tersebut
diterapkan pada kelas rendah tentunya siswa atau anak didik akan mengalami
5
masih membutuhkan pembelajaran yang bersifat kongkrit atau nyata dan
menarik perhartian mereka.
Beranjak dari uraian diatas, penulis ingin meneliti secara langsung
apakah melalui media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Oleh karena itu penulis merumuskan judul “Peningkatkan Prestasi Belajar
Sejarah Kebudayaan Islam Materi Kisah Nabi Melalui Media Audio Visual
Pada Siswa Kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga Tahun Pelajaran
2013/2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah melalui media audio visual dapat meningkatan
prestasi belajar sejarah kebudayaan Islam materi kisah nabi siswa kelas III MI
Asas Islam Kalibening Salatiga tahun pelajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar
sejarah kebudayaan islam materi kisah nabi melalui melalui media audio
visual pada siswa kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga tahun pelajaran
6 D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
secara teoristis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat
kebenarannya. Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul (Arikunto, 1992: 87). Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam
penelitian ini adalah “melalui penerapan media audio visual dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah kebudayaan Islam materi kisah nabi
pada siswa kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga tahun pelajaran
2013/2014”.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat baik dari segi
toritik maupun praktis. Secara teoritik penelitian ini dapat menguraikan
penerapan media audio visual melalui film di MI Asas Islam Kalibening
Salatiga sehingga mampu memberikan kontribusi dalam memberikan inovasi
dalam kegiatan pembelajaran terhadap perkembangan pendidikan khususnya
di tingkat sekolah dasar.
Secara praktis diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak
antara lain:
1. Bagi sekolah
Bagi sekolah penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat sebagai
7 2. Bagi guru
penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk
meningkatkan prestasi belajar muridnya dengan menggukan media audio
visual melalui pemutaran film.
3. Bagi siswa
Bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi
belajarnya sebelumnya menjadi lebih baik.
4. Bagi pembaca
Bagi Pembaca penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan
menambah wawasan dalam meningkatkan prestasi siswa.
F. Definisi Operasional
1. Peningkatan Prestasi Belajar
Peningkatan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah suatu usaha seseorang atau individu untuk mencapai tujuan
peningkatan diri melalui penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran dengan adanya perubahan
peningkatan nilai tes atau hasil belajar yang diberikan oleh guru.
2. Media Audio Visual
Menurut asnawir dan usman (2002: 11) media merupakan sesuatu
yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan,
dan kemampuan siswa. Media audio visual merupakan media perantara
8
pandangan sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
3. Sejarah Kebudayaan Islam
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sejarah kebudayaan
Islam adalah sebuah mata pelajaran yang diajarkan di MI Asas Islam
Kalebening Salaitga pada siswa kelas III.
Jadi yang dimaksud dengan judul: Peningkatan prestasi belajar
sejarah kebudayaan Islam materi kisah nabi melalui melalui media audio
visual pada siswa kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga tahun
pelajaran 2013/2014 adalah upaya peningkatkan prestasi belajar sejarah
kebudayaan Islam agar lebih baik yang dilakukan dengan menggunakan
media audio visual pada siswa kelas III MI Asas Islam.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yaitu
penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau
perbaikan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian ini dilakukan
dengan meminta bantuan seorang guru (kolaboratif). Penelitian tindakan
demikian diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan kolaboratif atau
9 2. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Asas Islam Kalibening Salatiga.
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas 3 MI Asas Islam Salatiga
yang berjumlah 25 siswa.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi:
a. Perencanaan
PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain
yang selalu dipersiapkan secara matang. Langkah pertama adalah
melakukan perencanaan secara matang dan teliti.
Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu
identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah.
Pada masing-masing kegiatan, terdapat sub-sub kegiatan yang
sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap
perencanaan. Rancangan yang dilakukan adalah:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
materi.
2) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran.
3) Menyiapkan instrument penelitian berupa lembar observasi.
4) Menyiapkan perangkat tes berupa soal tes tertulis.
b. Pelaksanaan
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah
10
bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini,
tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan
tidak rekayasa. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah melaksanakan
pembelajaran ini dengan tiga tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap inti,
dan tahap penutup.
c. Observasi
Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing).
Supardi dalam bukunya Suyadi (2010: 63) menyatakan bahwa
observasi yang dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data.
Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh
efek tindakan telah mencapai sasaran. Kegiatan observasi ini dilakukan
selama proses belajar mengajar, untuk mengetahui aktivitas belajar
siswa selama pembelajaran. Selama proses belajar mengajar
berlangsung, peneliti meminta bantuan guru untuk melakukan
pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan
lembar observasi. Adapun aspek pengamatan yang diamati adalah aspek
keaktifan siswa, perhatian siswa dan minat siswa.
d. Refleksi
Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi.
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah
dilakukan. Refleksi sering disebut dengan istilah memantul. Dalam hal
ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya, baik kelemahan dan
11
diakhir proses pembelajaran. Sebelumnya peneliti melakukan analisis
mengenai hasil tes dan observasi. Hasil analisis tersebut digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran tersebut.
Berdasarkan hasil analisis data-data yang diperoleh, dilakukan refleksi
terhadap pembelajaran. Jika ada kelebihan dalam pembelajaran maka
kelebihan tersebut harus dipertahankan dan jika permasalahan selama
pembelajaran haruslah dicarikan pemecahannya. Permasalahan tersebut
dianalisa dan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Setelah
melakukan tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus penelitian, maka
akan diketahui beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan aktifitas
belajar siswa selama pembelajaran, yaitu tentang peningkatan hasil
belajar sejarah kebudayaan Islam melalui media audio visual.
4. Instrumen Penelitian
a. Peneliti sendiri (participan observation), dengan membuat desain
tindakan, merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
dan mengamati proses pembelajaran bersama kolabulator.
b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuntitatif berupa nilai
yang menggambarkan pencapaian target kompetensi. (Sam’s, 2010: 92)
c. Observasi
observasi adalah pengamatan terhadap pokok permasalahan
yang diselidiki (Hadi, 1980: 136). Peneliti mengamati dan mencatat
secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Teknik ini
12
kebudayaan Islam melalui media audio visual pada siswa kelas III Mi
Asas Islam Kalibening Salatiga tahun pembelajaran 2013/2014.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi, wawancara, tes, dan pengamatan.
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi menurut Arikunto (1992: 236) adalah
metode penelitian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
legger, agenda dan sebagainya.
Teknik ini juga digunakan untuk menghimpun data tentang hasil
pengamatan pembelajaran sejarah kebudayaan Islam menggunaka
media audio visual, tinjauan historis struktur organisasi, keadaan siswa,
dan sarana prasarana yang dimiliki oleh MI Asas Islam Kalibening
Salatiga untuk melihat nilai pelajaran Sejarah kebudayaan Islam
sebelum penerapan penelitian tindakan kelas, sehingga dapat
mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok. Pengelompokan ini
berdasarkan prestasi mereka yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah.
b. Wawancara
wawancara yaitu suatu proses tanya jawab secara lisan di mana
dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu melihat dan
13
digunakan untuk melengkapi jawaban yang diperoleh dari observasi
dan dokumentasi, guna menunjang kevalidan data yang diinginkan.
c. Tes
Memberi soal-soal yang disusun sesuai dengan kandungan
materi, baik berupa tes awal maupun tes akhir. Untuk menjawab
soal-soal dan mengerjakan tugas seperti yang dikehendaki muatan soal-soal
(lembar tes), sebelum mengerjakan tes akhir siswa melakukan latihan
dengan campuran metode dokumentasi.
d. Pengamatan
Dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung
oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian, aktifitas dan data
ketrampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
6. Analisis data
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada
setiap akhir putaran dan melakukan pengematan terhadap aktivitas belajar
siswa. Sehingga data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini berupa
data kuantitatif dan kualitatif yang kemudian diolah dengan menggunakan
teknik pengolahan hasil test dan hasil observasi.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pengolahan hasil tes yang akan dirinci dari data mentah yang diperoleh
14
setiap siswa, menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa untuk
mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar dalam memahami
pelajaran sejarah kebudayaan Islam. Untuk menghitung nilai dan rata-rata
nilai siswa rumus yang digunakan sebagai berikut:
Rumus menghitung nilai siswa
Rumus menghitung rata-rata nilai siswa
Nilai yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan tes formatif
kemudian dikonversikan terhadap KKM yang dibuat guru untuk
menentukan bahwa siswa tersebut mencapai kriteria tuntas atau belum.
Sedangkan untuk menentukan ketercapaian hasil belajar semua siswa
dalam satu kelas dihitung dengan cara mencari rata-rata skor siswa dengan
15
Setelah itu hasil belajar dianalisis secara kuantitatif yakni dengan
memberikan angka/nilai yang kemudian dideskripsikan menggunakan
teknik deskripsi persentase dimana analisis data hasil perhitungan mulai
dari siklus pertama sampai terakhir dipakai sebagai acuan penilaian
(Muslich, 2007: 36).
H. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan skripsi, meliputi:
Bab I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II Kajian Pustaka berisi tentang: prestasi belajar, indikator
prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,
upaya-upaya dalam meningkatkan prestasi belajar, prinsip dasar pengukuran
prestasi, materi kisah nabi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW,
pengertian media audio visual, manfaat media dalam pembelajaran,
keuntungan dan kelemahan media audio visual (film atau video), langkah
penggunaan film.
Bab III Pelaksanaan Penelitian terdiri dari: Dekripsi pelaksanaan
tiap-tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan
refleksi.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari dua subbab.
16
pengamatan (observasi) dan wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan.
Subbab kedua tentang pembahasan.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi dalam kamus besar bahasa indonesia menurut
Poerwadarminta (2006: 910) adalah hasil yang dicapai (dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan menurut Mulyati (2005: 5) belajar
merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan
diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan
pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa
kebetulan.
Prestasi belajar dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia menurut
Bakir (2006: 256) adalah penguasaan pengetahuaan atau keterampilan
yang dikembangakan melalui mata pelajaran dan ditujukan dengan nilai
tes atau angka yang diberikan oleh guru.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan prestasi belajar adalah
suatu usaha seseorang atau individu untuk mencapai tujuan peningkatan
diri melalui penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran dan ditujukan dengan nilai tes atau
18 2. Indikator Prestasi Belajar
Indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam
menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil.
Menurut Djamarah (2000: 87) ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan
tolok ukur keberhasilan belajar anak didik, yaitu:
a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajarinya.
b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari bahan pengajaran.
c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan pengajaran relatif lebih
singkat.
d. Teknik dan cara belajar yang telah dikuasai dapat digunakan untuk
mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa.
e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri.
f. Timbulnya motivasi intrinsik (dorongan dalam diri anak didik) untuk
belajar lebih lanjut.
g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam
menghadapi kegiatan di sekolah.
h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya.
i. Tumbuh kebiasaan dan ketrampilan membina kerjasama dan atau
hubungan sosial dengan orang lain.
j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan
19
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa indikator prestasi belajar dapat dilihat dari daya serap anak didik
dan ketrampilan yang dimilki anak didik.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan
intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor nonkognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta berbagai
pengaruh lingkungan.
Hal ini diperkuat oleh Suryabrata, Elliot dan Woolfolk dalam
Sriyanti (2011: 23) yang menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, keberhasilan belajar
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal, yaitu:
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu. Faktor-faktor eksternal terdiri dai faktor nonsosial dan faktor
sosial.
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar diri individu
yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar, seperti:
kondisi bangunan sekolah, keadaan cuaca, alat-alat belajar dan lain
20 2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Misalnya masyarakat sekitar, teman, dan keluarga.
b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan
faktor psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu seperti keadaan jasmani pada umumnya yaitu kesehatan dan
kebugaran diri individu dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
individu seperti:
a) Tingkat inteligensi (kecerdasan)
Tinggi rendahnya inteligensi siswa akan mempengaruhi
hasil belajar. Anak dengan inteligensi tinggi akan lebih cepat
menangkap dari pada anak yang memiliki inteligensi rendah.
Tetapi anak yang dengan inteligensi rendah memerlukan
perhatian khusus dari guru demi keberhasilan belajarnya. Anak
ini memerlukan waktu yang lebih banyak serta ketekunan yang
21
berinteligensi rendah untuk meraih kesusksesan dengan
mengoptimalkan potensi yang lainnya.
b) Minat
Merupakan merupakan kecendrungan untuk
memperhatikan sesuatu. Minat terhadap pelajaran akan banyak
pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar anak, karena itu ia
akan meluangkan waktu untuk pelajaran tersebut.
c) Bakat
Merupakan kemampuan potensial pada anak, yang akan
menjadi aktual jika melalui proses belajar/latihan. Dengan adanya
bakat membuat anak hanya memerlukan waktu sedikit dalam
menyelesaikan sesuatu. Bakat tersebut menunjang keberhasilan
belajar, tidak saja karena lebih cepatnya anak memahami materi
tersebut, namun kemampuan anak di bidang tersebut bisa
meningkatkan rasa percaya diri sebagai dasar pembentukan
kepribadian yang tangguh untuk belajar.
d) Motivasi
Menurut Gleitman, 1986: Reber, 1988 dalam Syah (2010:
153) Motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah
laku secara terarah. Dengan adanya motivasi yang kuat pada anak
didik akan mempunyai banyak tenaga yang mendorong belajar
22 e) Sikap
Menurut Syah (2010: 150) sikap adalah gejala internal
yang berdimensi efektif berupa kecenderungan unruk merelaksasi
atau merespon (response tendency) dengan cara dengan cara
relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik
secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, terutama
pada pelajaran dan guru merupakan pertanda yang awal yang baik
bagi proses belajar sisiwa tersebut. Sebaliknya sikap negatif siswa
terhadap guru atau pada pelajaran, apalahi jika di iringi rasa
kebencian maka akan menimbulkan kesulitan dalam belajar siswa
maupun guru dalm menyampaikan materi.
4. Upaya-upaya Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukukan dalam meningkatkan
prestasi belajar peserta didik terhadap materi pembelajaran menurut
Mulyasa (2007: 21) adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan iklim belajar yang kondusif
Dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif dapat dilakukan
oleh seorang guru antara lain, yaitu:
1) Melibatkan Peserta didik dalam mengorganisasikan dan
merencanakan pembelajaran.
2) Menunjukkan empati dan penghargaan kepada peserta didik.
23
b. Mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran
Dalam hal ini dapat dilukukan dengan kemampuan menghadapi
dan menangani peserta didik yang bermasalah, kemampuan
memberikan transisi bahan ajar dalam pembelajaran.
c. Memberikan umpan balik dan penguatan
Memberikan umpan respon yang bersifat membantu peserta
didik yang lamban dalam belajar, memberikan tindak lanjut terhadap
jawaban peserta didik yang kurang memuaskan.
d. Kemampuan untuk meningkatkan diri
Menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif,
memperluas dan menambah pengetahuan.
5. Prinsip Dasar Pengukuran Prestasi
Norman E. Gronlund (1977) dalam bukunya mengenai penyusunan
test prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran
prestasi sebagai berikut:
a. Test prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara
jelas sesuai dengan tujuan intruksional. Prinsip ini menjadi dasar
langkah pertama dalam penyusunan tets prestasi, yaitu sesuai dengan
tujuan ukurannya.
b. Test prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil
belajar dan dari materi yang dicakup oleh program intruksi atau
24
perwujudan soal test dalam bentuk item yang mewakili kesemua
pertanyaan yang mungkin dibuat.
c. Test prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna
mengukur hasil belajar yang diinginkan.
d. Test prestasi harus dirancang agar cocok dengan tujuan penggunaan
hasilnya.
e. Test prestasi harus dibuat sereliabel mungkin dan kemudian harus
ditafsirkan hasilnya dengan hati-hati.
f. Test prestasi harus digunakan untuk meningkatkan belajar para siswa
(Azwar, 1987: 16-18)a.
B. Sejarah Kebudayaan Islam Materi Sejarah Nabi Muhammad SAW
Adapun materi sejarah kebudayaan Islam sejarah Nabi Muhammad
SAW pada siswa kelas III antara lain yaitu:
1. Peristiwa Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Robiulawal tahun
gajah. Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut tahun gajah karena
Menjelang Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun itu datang pasukan
tentara gajah untuk menghancurkan Ka’bah. Pasukan itu dipimpin oleh
seorang raja dari negeri Yaman bernama Abrahah. Disebut tentara gajah
karena Abrahah dan tentaranya datang dengan membawa gajah. Abrahah
25
Mekah untuk berziarah melainkan berziarah kesebuah bangunan megah
yang telah dibangunnya di negeri Yaman.
Namun, rencana Abrahah pun gagal karena Allah SWT menjaga
dan melindungi Ka’bah dengan mengutus segerombolan burung Ababil
yang membawa batu kerikil yang sangat panas dari sijil (tanah yang
terbakar). Burung-burung itu melempari tetara Abrahah sehingga hancur
binasah. Peristiwa ini dijelaskan oleh Allah dalam surah Al-fil ayat 1-5
(Syaeins, 2009: 43).
2. Peristiwa Kemuliaan Ayahanda Nabi Muhammad SAW
Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW adalah orang yang
dipercaya memelihara serta menjaga Ka’bah dan sumur zam-zam. Saat
Abdul Muthalib mengajak penduduk Mekkah bergotong royong
memperbaiki sumur zam-zam, banyak yang menolak ajakan itu dan hanya
beberapa orang saja yang membantunya. Hanya anaknya yang bernama
Al-Harits yang waktu itu merupakan anak satu-satunya yang setia
membantu penggalian sumur zam-zam tersebut.
Pada waktu itu Abdul Muthalib bersumpah (bernazar) jika dia
dikarunia sepuluh anak laki-laki, ia akan akan mengorbankan satu
diantaranya. Ketika Abdul Muthalib telah dikarunia sepuluh anak laki-laki,
nazar tersebut benar-benar dilaksanakannya. Untuk menentukan siapa
yang akan dikorbankan, Abdul Muthalib mengundinya. Undian itu pun
26
adalah putra kesayangan Abdul Muthalib dan juga sangat disayangi oleh
saudara-saudaranya.
Atas saran kaum Quraisy dan saran seorang perempuan ahli nujum
(ramal) dari Hijaz, undian itu diulang bukan dengan anak-anaknya tetapi
dengan sepuluh ekor unta. Namun, hasil indian itu tetap jatuh kepada
Abdullah. Oleh karena itu, kaum Quraisy menambah lagi sepuluh ekor
unta. Demekianlah undian itu diulang-ulang hingga jumalah unta
mencapai seratus ekor. Setelah jumlah unta mencapai seratus, undian pun
jatuh kepada seratus ekor unta itu. Namun Abdul Muthalib belum puas,
kemudian mengundi lagi hingga tiga kali dan hasilnya selalu jatuh kepada
seratus ekor unta. Selamatlah Abdullah dari penyembelihan dan Abdul
Muthalib pun melaksanakan nazarnya dengan memotong unta.
Selamatnya Abdullah dari penyembelihan karena Allah SWT
berkehendak menjaga Abdullah sebagaimana Allah SWT telah menjaga
Nabi Ismail AS dari penyembelihan karena pengorbanan dan
keikhlasannya (Syaeins, 2009: 43).
3. Peristiwa Pada Malam Kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Pada malam kelahiran Nabi Muhammad SAW banya peristiwa luar
biasa yang terjadi. Peristiwa itu bukan hanya dirasakan oleh Abdul
Mutahalib, tetapi dirasakan pula oleh penduduk kota Mekah. Bahkan
banyak peristiwa dan keanehan-keanehan yang terjadi yang disaksikan dan
dirasakan oleh penduduk kota Mekah. Diantara kisah luar biasa itu antara
27
a. Mimpi Abdul Muthalib dan Aminah
Pada malam kelahiran Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib
menceritakan kepada penduduk Mekah bahwa dia melihat sebuah sinar
sangat terang keluar dari punggungnya. Cahaya itu mentinari seluruh
dunia hingga terang benderang. Hal serupa juga dialami oleh Aminah.
Ibunda Nabi Muhammad SAW itu menceritakan bahwa dia pernah
bermimpi melihat cahaya keluar dari tubuhnya dan menyinari istana
kerajaan Syam (Syaeins, 2009: 45).
b. Langit indah dikota Mekah
Pada malam kelahiran Nabi Muhammad SAW, penduduk
Mekah merasakan ada suatu keajaiban alam yang tidak pernah mereka
rasakan sebelumnya. Malam itu langit terasa indah, bintang bersinar
terang, dan bulan memancarkan cahanya yang sangat menawan.
Keindahan langit kota Mekah memberikan kenyamanan dan kebahagian
kepada siapa saja yang memandangnya.hembusan angin yang lembut
membawa keharuman bgaikan harumnya angin surga. Penduduk Mekah
saat itu merasa ada kebahagian pada dirinya yang mereka sendiri tidak
tahu mengapa (Syaeins, 2009: 46).
c. Api sembahan orang Majusi mendadak padam
Orang Majusi menceritakan bahwa api sembahan mereka yang
tidak pernah padam selama ratusan tahun, pada malam itu mendadak
padam. Orang Majusi sangat heran dan bertanya-tanya, peristiwa besar
28
padamnya api sembahan mereka bertepatan dengan kelahiran Nabi
Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh alam (Syaeins,
2009: 46).
d. Istana Kisra Unusyirwan (persia) rusak
Sementara itu di negeri Persia, pada malam kelahiran Nabi
Muhammad SAW terjadi kegemparan di istana Kisra Unusyirwan, raja
Persia waktu itu. Api sembahan mereka yang telah ribuan tahun
lamanya menyala, malam itu mendadak padam. Jendela-jendela istana
raja terguncang dan berjatuha. Demikian pula sebuah danau tempat
pemujaan mereka mendadak kering.Singgasana Kisra Unusyirwan pun
terbelah menjadi dua sehingga Kisra Persia itu lari ketakuatan
menyelamatkan diri (Syaeins, 2009: 46).
e. Kesaksian para pendeta Nasrani
Peristiwa luarbiasa dari kelahiran Nabi iMuhammad SAW juga
dirasakan oleh para pendeta Nasrani. Mereka merasakan malam itu ada
suatu kejadian besar sehingga mereka pun keluar. Mereka memandang
langit yang tampak berbeda dari biasanya. Mereka adalah ahli kitab,
oleh karena itu mereka yakin bahwa malam itu telah lahir nabi akhir
zaman sebagaimana yang telah dikabarkan didalam Taurat dan Injil.
Seorang Yahudi ahli kitab Yatsrib (Madinah) melihat sebuah
bintang cemerlang yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Ia pun segera
mengumpulkan penduduk di sekitarnya untuk melihat bintang itu.
29
seorang nabi pasti telah lahir. Berita itu kemudian tersebar luas kepada
penduduk Yastrib. Mereka pun berharap Nabi baru lahir dari kalangan
mereka dan kelak menjadi pemimpin negeri mereka (Syaeins,
2009: 47).
4. Keadaan Penduduk Mekah Menjelang Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW, di kota Mekah
sedang berkembang kepercayaan dan budaya jahiliah. Sebagian besar
penduduk Mekah menyembah berhala, seperti yang dilakukan bangasa
Arab lainnya. Setiap suku di Mekah mempunyai berhala masing-masing
dan menyembahnya. Akhlak atu tingkah laku penduduk kota Mekah waktu
itu sangat buruk. Keadaan masyarakatnya kacau karena moral sudah
sangat rusak. Minum-minuman keras dan mabuk-mabukan sudah menjadi
kebiasaan sehari-hari.
Diantara mereka banyak yang menjadi saudagar (pedagang kaya).
Namun, banyak diantara mereka yang menggunakan hasil usahanya itu
hanya untuk berjudi, berfoya-foya, dan mabuk-mabukan.
Dalam masyarakat Arab terdapat beberapa golongan. Diantaranya
adalah golongan bangasawan, yaitu golonga dari keturunan terhormat.
Para bangasawan kaya suka memperkerjakan orang-orang miskin yang
mereka anggap sebagai budak, budak itu dapat diperjual belikan layaknya
memperjual belikan hewan. Selain menyembah berhala mereka juga
percaya kepada takhayul dan ramalan nasib. Dalam keadaan masyarakat
30
5. Silsilah Keturunan Nabi Muhammad SAW
Ayah Nabi Muhammad SAW bernama Abdullah bin Abdul
Muthalib. Setelah menihkah dengan Aminah, Abdullah pergi berdagang ke
negeri Syam. Dalam perjalanan pulang Abdullah sakit sehingga meninggal
dan dimakamkan di Madinah. Abdullah Wafat ketika masih berusia muda.
Saat itu Aminah sedang mengandung Nabi Muhammad SAW. Ketika
Rosulullah SAW lahir, beliau terlahir sebagai anak yatim.
Kakek Nabi Muhammad bernama Abdul Muthalib. Beliu seorang
Quraisy yang sangat terpandang. Beliulah yang ditugaskan menjaga
Ka’bah.
Ibunda Nabi Muhammad SAW bernama Aminah binti Wahab,
berasal dari kota Madinah.Beliu masih satu keturuna dengan keluarga
Silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW
31
Abdul Muthalib. Aminah adalah wanita terhormat dan berbudi luhur
(Syaeins, 2009: 54).
6. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin tanggal 12
Robiulawal tahun Gajah bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi.
Beliau lahir dari keluarga miskin harta namun kaya akhlak dan budi
pekerti. Nabi Muhammad adalah cucu dari Abdul Mutahalib yang
tergolong keluarga terhormat dan sangat disegani.
Aminah menceritakan bahwa sewaktu melahirkan, dia tidak
merasakan sakit sebagaimana biasanya orang melahirkan. Ketika
melahirkan, Aminah merasakan di sekelilingnya ada cahaya gemerlap
bagaikan bintang berjatuhan. Segala yang dilihatnya bagaikan diselimuti
oleh cahaya yang nyaman dan tidak menyilaukan mata.
Pada waktu Aminah Abdul Muthalib sedang berada di Ka,bah.
Ketika dikabarkan bahwa cucunyang dinantikan telah lahir, Abdul
Muthalib segera mendatangani Rumah Aminah. Dia sangat bangga dan
gembira dengan lahirnya cucu yang dinantikannya itu. Abdul Muthalib
pun membawa cucunya itu tawaf, yaitu keliling Ka’bah sebagai tanda
syukur kepada Allah SWT. Kemudian dia memberi nama cucu
kesayangannya itu dengan nama Muhammad, artinya “orang yang terpuji”
32
C. Media Audio Visual
1. Pengertian Media Audio Visual
Menurut asnawir dan usman (2002: 11) media merupakan sesuatu
yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan,
dan kemampuan siswa.Jadi media pembelajaran adalah benda atau sesuatu
yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan,
dan kemampuan siswa yang digunakan guru dalam pembelajaran sihingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar pada sisiwa.
Media pembelajaran dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Media audio
Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya
dapat diterima oleh indra pendengaran. Pesan atau informasi yang akan
disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang
berupa kata-kata, musik, dan sound effect.
b. Media visual
Media Visual (Daryanto, 1993: 27), artinya semua alat peraga
yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat
panca-indera mata.
c. Media audio visual
Media audio visual adalah media perantara atau penggunaan
materi dari penyerapan melalui pendengaran dan pandangan sehingga
membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh
33
2. Manfaat Media Dalam Pembelajaran
Secara umum, manfaat media dalam proses belajar adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan sisiwa sehingga kegiatan
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi menurut Kemp dan
Dayton (1985) dalam Rahadi (2003: 15) mengidentifikasi beberapa
manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
Setiap guru munkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda
terhadap suatu konsep materi pembelajaran tertentu. Dengan bantuana
media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat
disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap sisiwa yang melihat
atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama,
akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima oleh
siswa-siswa lain.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas.
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat
menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik
secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas
melalui program media akan lebih jelas menarik minat siswa sehingga
merangsang sisiwa bereaksi baik secara fisik maupun emosional.
Sehingga pembelajaran jadi lebih hidup tidak monoton dan
34 c. Proses pembelajaran lebih interaktif.
Tanpa media seorang guru mungkin akan cenderung berbicara
satu arah kepada siswa, namun jika dipilih dan dirancang secara baik,
media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah
secara efektif selama proses pembelajaran.
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
Dengan media guru tidak harus menjelaskan materi ajarannya
secara berulang-ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan
media sisiwa akan lebih mudah memahami pelajaran. Jadi tujuan
belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan
tenaga seminimal mungkin.
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar sisiwa.
Media membantu sisiwa dapat menyerap materi belajar lebih
mendapalm dan utuh. Bila hanya mendengarkan informasi verbal dari
guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tapi
jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan
atau mengalami sediri melaluli media, maka pemahaman sisiwa pasti
akan lebih baik.
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukukan dimana saja
dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga
sisiwa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapanpun
35
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materti dan
proses belajar.
Dengan media proses pembelajaran menjadi lebih menarik
sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan
gemar mencari sumber-sumber ilmu pengetahuan.
h. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan
lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru perlu
menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peranan
media. Dengan demikian guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk
memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatifnya lainnya, seperti
membantu kesulitan belajar sisiwa, pembentukan kepribadian,
memotivasi belajar.
Menurut Rahadi (2003: 18) media masih memiliki manfaat praktis
yang lain, antara lain sebagai berikut:
a. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstak menjadi lebih
konkrit.
b. Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu.
c. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indra manusia.
d. Media juga dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau
peristiwa langka dan berbahaya kedalam kelas.
e. Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan
36
3. Keuntungan dan Kelemahan Video
Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,
mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Video sebagai media
pembelajaran memiliki keuntungan dan kelemahan yaitu:
a. Keuntungan video sebagai media pengajaran antara lain:
Menurut Arsyad (1997: 49), yaitu:
1) video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa
ketika mereka membaca,berdiskusi, berpraktek, dan lain-lain.
2) video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat
sisaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.
3) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, video
menanamkan sikap segi-segi efektif lainnya.
4) video mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran
dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5) video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kecil,
kelompok yang heterogen, maupun perorangan.
6) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar, video yang
dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat
ditampilkan dalam waktu satu atau dua menit.
Menurut Aznawir dan Usman (2002: 96) antara lain:
1) dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan
sesuatu keterampilan tangan dan sebagainya.
37
3) Penggambaranya bersifat 3 dimensional.
4) Suara yang ditimbulkan dapat menimbulkan realita pada gambar
dalam bentuk ekspresi murni.
5) Dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat
penampilannya.
6) Kalau video tersebut bewarna akan menambah realita objek yang
diperagakan.
7) Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.
b. Kelemahan video sebagai media pengajaran
Menurut Asnawir dan Usman (2002: 96) mempunyai beberapa
kekurangan-kekurangan yaitu:
1) Video tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang
diucapkan sewaktu diputar, penghentian pemutaran akan
mengganggu konsentrasi audien atau siswa.
2) Siswa tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau video diputar
terlalu cepat.
3) Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.
4. Langkah Penggunaan Video
Menurut asnawir dan usman (2002: 97) dalam penggunaan film
sebagai media pengajaran ada beberapa langkah yang harus dilakukan
38 a. Langkah persiapan guru
Pertama-tama guru harus mempersiapkan video terlebih dahulu
kemudian mempersiapkan unit pelajaran, kemudian baru memilih video
yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b. Mempersiapkan kelas
Siswa dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka
sewaktu menyaksikan video tersebut. Untuk itu dapat dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1) Menjelaskan maksud pembuatan video.
2) Menjelaskan secara ringkas isi video.
3) Menjelaskan bagian-bagian yang harus mendapatkan perhatian
khusus sewaktu menonton video.
4) Harus dijelaskan mengapa terdapat ketidak cocokan isi video bila
ditemui ketidak sesuaian.
c. Langkah penyajian
Setelah siswa dipersiapkan barulah video diputar. Dengan
mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dan keadaan ruangannya.
d. Aktivasi lanjutan
Perhatian yang diperoleh siswa dari melihat video akan lebih
banyak maanfaatnya bila diikuti dengan aktivitas lanjutan. Aktivitas
lanjutan ini dapat berupa tanya jawab dan tes, guna untuk mengetahui
39
Agar dapat memberikan hasil yang nyata dan baik bagi siswa
sewaktu melihat sebuah video tentu video tersebut haruslah baik.
Berikut adalah ciri-ciri video yang baik menurut Hamalik (1985:
109-110) dalam Asnawir dan Usman (2002: 98), yaitu:
a. Dapat menarik minat siswa.
b. Benar dan autentik.
c. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan.
d. Sesuai dengan tingkat kematangan siswa.
e. Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar.
f. Kesatuan dan squence-nya cukup teratur.
g. Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup
40
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian ini peneliti melakukakan penelitian
dengan melalui tiga siklus, akan tetapi sebelum itu peneliti melaksanakan pra
siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan media
audio visual. Adapun deskripsi pelaksanaan dari mulai pra siklus sampai
dengan siklus III.
1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Dalam pelaksanaan ini sebelum menerapkan media audio visual
atau film pada siklus I, peneliti mengadakan penelitian yang dilaksanakan
pada tanggal 16 april 2014 dengan setandar kompetensi “Mengenal sejarah
kelahiran Nabi Muhammad SAW” dan kompetensi dasar “Menceritakan
kejadian luar biasa yang mengiringi lahirnya Nabi Muhammad SAW”
yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Gambaran pelaksanaan prasiklus adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP
dengan pembelajaran konvensiona pada setandar kompetensi
41
dasar “Menceritakan kejadian luar biasa yang mengiringi lahirnya Nabi
Muhammad SAW.” Tahapan perencanaan meliputi:
1) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran tanpa media.
2) Menentukan materi yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan sejarah
kelahiran kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu tentang:
a) Keadaan penduduk mekah menjelang kelahiran Nabi Muhammad
SAW.
b) Silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW.
c) Nabi Muhammad SAW lahir.
3) Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
4) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan
sebagai instrumen karena prestasi belajara dicapai jika siswa
benar-benar mengikuti proses pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa.
5) Maenyiapkan alat/media pembelajaran
6) Membuat sekenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan
tindakkan kelas.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan pendahuluaan
a) Guru mengucapkan salam.
42
c) Guru mengabsen dan mengecek kesiapan siswa menerima
pelajaran.
d) Apersepsi
Guru menayakan tentang hal-hal yang terkait dengan materi yang
akan dipelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang dicapai.
2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
Guru melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam
tentang materi yang akan dipelajari dengan cara Guru
menjelaskan materi, guru memberika soal-soal kepada siswa
sebagai bahan uji awal pelajaran (pre test), guru menjelaskan
materi tentang keadaan penduduk mekah menjelang kelahiran
Nabi Muhammad SAW, silsilah keturunan Nabi Muhammad
SAW dan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
b) Elaborasi
Guru menyuruh salah satu siswa membacakan materi secara
bergantian dan teman yang lain memperhatikan. Guru menyuruh
siswa mempelajari materi ajar dan kemudian bertanya jawab
dengan guru.
c) Konfirmasi
Guru memberikan penegasan jika ada yang belum jelas atau
43 3) Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b) Guru membagikan soal-soal evaluasi.
c) Guru dan siswa berdo’a bersama-sama.
d) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
c. Observasi
Setelah tahapan pelaksanaan tindakan, tahapan berikutnya
adalah observasi atau pengamatan. Pengamatan dilaksanakan secara
langsung dengan menggunakan format observasi yang telah disusun.
Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan yang telah dicapai guru dalam proses pembelajaran. Aspek
pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek pengamatan pada
siswa dan aspek pengamatan pada guru.
1) aspek yang diamati pada siswa yaitu sebagai berikut:
a) Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
c) Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2) Aspek pengamatan pada guru meliputi:
a) Penampilan guru dalam mengajar.
b) Membuka pembelajaran.
c) Perencanaan guru dalam pembelajaran.
d) Media yang digunakan dalam pembelajaran.
44
f) Melakanakan evaluasi pembelajaran.
g) Menutup pembelajaran
d. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian,
yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan pernbandingan
atau peningkatan hasil pre test dibanding nilai post test.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1) Pelaksanaan post test belum sesuai yang diharapkan, karena siswa
masih bingung dengan materi pembelajaran.
2) Siswa jenuh dengan suasana pembelajaran yang monoton.
3) Kemampuan siswa untuk memahami materi belum maksimal.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 April 2014 setelah
jam istirahat pertama yaitu jam 09.35-10.45 selama dua jam pelajaran atau
70 menit dengan setandar kompetensi “Mengenal sejarah kelahiran Nabi
Muhammad SAW” dan kompetensi dasar “Menceritakan kejadian luar
biasa yang mengiringi lahirnya Nabi Muhammad SAW”. Pada siklus ini
hanya 24 siswa yang masuk karena 1 siswa sedang sakit. Pada penelitian
ini dilaksanakan dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Gambaran pelaksanaan tahapan atau langkah-langkah tersebut adalah
45 a. Perencanaan
1) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran menggunakan media.
2) Menentukan materi yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan sejarah
kelahiran kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu tentang:
a) Keadaan penduduk mekah menjelang kelahiran Nabi Muhammad
SAW.
b) Silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW.
c) Peristiwa luar biasa pada malam kelahiran Nabi Muhammad
SAW.
d) Nabi Muhammad SAW lahir.
3) Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
4) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan
sebagai instrumen karena prestasi belajara dicapai jika siswa
benar-benar mengikuti proses pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa.
5) Maenyiapkan alat/media pembelajaran
6) Membuat sekenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan
tindakkan kelas.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Guru mempersiapkan media yang akan digunakan.
46
3) Guru bersama siswa membaca doa ketika akan belajar.
4) Guru mengabsen dan mengecek kesiapan siswa menerima
pelajaran.
5) Guru menayakan tentang hal-hal yang terkait dengan materi yang
akan dipelajari.
6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
dicapai.
7) Guru memberika soal-soal kepada siswa sebagai bahan uji awal
pelajaran (pre test).
8) Guru menyuruh siswa untuk membaca buku pelajaran tentang
materi “Keadan penduduk mekah menjelang kelahiran Nabi
Muhammad SAW dan silsilah ketunan Nabi Muhammad SAW.”
9) Guru menjelaskan tentang sekilas materi tersebut.
10) Guru mengatur tempat duduk siswa sebelum memulai pemutaran
film.
11) Guru memutarkan film tentang “Peristiwa luar biasa pada malam
kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Peristiwa saat Nabi
Muhammad SAW lahir”. Dan menyuruh siswa untuk mengati atau
memperhatikan film tersebut.
12) Guru Menunjuk salah satu siswa untuk menceritakan kembali
sekilas tentang film tersebut.
47
14) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang
diajarkan.
15) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
16) Guru membagikan soal-soal evaluasi.
17) Guru dan siswa berdo’a bersama-sama.
18) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
c. Observasi/ pengamatan
Setelah tahapan pelaksanaan tindakan, tahapan berikutnya
adalah observasi atau pengamatan. Pengamatan dilaksanakan secara
langsung dengan menggunakan format observasi yang telah disusun.
Observator melakukan pengamatan pada saat guru dan siswa
melakukan aktifitas guna untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
yang telah dicapai guru dalam proses pembelajaran.
Pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek pengamatan
pada siswa dan aspek pengamatan pada guru yang dapat dilihat pada
Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
Tabel 3.1
Hasil Observasi pada Guru Siklus I
No Aspek Yang Diamati K C B SB
1 Penampilan
2 Membuka pelajaran
3 Perencanaan pembelajaran
4 Media yang digunakan
5 Penguasan kelas
6 Melakukan evaluasi
48
Tabel 3.2
Hasil Observasi pada Siswa Siklus I
No Nama
Berdasarkan hasil pengamatan dari proses pembelajaran, peneliti
dapat menemukan kelemahan-kelemah sebagai berikut:
1) Ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan saat pemutaran film
karena LCD yang dipinjam dalam menampilkan gambar/film kurang
bagus.