• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SKI MATERI KISAH NABI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III MI ASAS ISLAM KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SKI MATERI KISAH NABI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III MI ASAS ISLAM KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SKI

MATERI KISAH NABI MELALUI MEDIA AUDIO

VISUAL PADA SISWA KELAS III MI ASAS ISLAM

KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ERYEN BAYU ADITYA

NIM: 11509004

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDA’IYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Eryen Bayu Aditya

NIM : 11509004

Fakultas : Tarbiyah

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis dari orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 20 Mei 2015

Yang menyatakan,

(6)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Kejatuhan bukanlah permulaan dari kesedihan tetapi sebaliknya permulaan bagi

kebangkitan. Jangan pernah sekali-kali biarkan kesediahan dan duka mengawal

diri ini meski jatuh berkali-kali tetaplah berusaha untuk bangkit kembali karena

hidup ini adalah sebuah perjuangan.”

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan kepada:

Ayah dan ibu yang selalu memberikan semangat dan dukungan

kepada ku baik secara material maupun non material serta doanya

dalam ku menuntut ilmu,

Anak dan istriku yang selalu memberikan semangat,

Saudara, sahabat dan teman-teman PGMI 2009 yang memberikan

semangat serta membantu dalam menyelesaikan karya ini,

Dosen-dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama aku menuntut

ilmu di sini,

Dan kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang bisa diucapakan selain puji syukur kehadiran Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahNya, sehingga penulis

berhasil menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa sholawat serta salam penulis

haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Karya ilmiah ini merupakan salah satu hasil kerja keras penulis, dan

mempunyai arti, makna dan kembanggaan tersendiri bagi penulis yang telah

mampu menyelesaikannya. Hal ini tidak terlepas dari bantuan orang-orang yang

memberikan semangat dan dukungan kepada penulis serta pihak-pihak lain yang

telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini.

Dengan sepenuh hati penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, S. Pd., M. Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga

3. Peni Susapti, S. Si., M. Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga.

4. Rasimin, S. PdI, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran, untuk membantu dan mengarahkan penulis dalam

pembuatan skripsi.

5. Segenap dosen dan karyawan IAIN Salatiga, khususnya pada program studi

PGMI.

6. Segenap keluarga besar MI Asas Islam Kalibening Salatiga yang memberikan

(8)

vii

7. Ayah, Ibu, saudara serta anak dan istri tercinta yang selalu memberikan

semangat dan do’a demi keberhasilan penulis.

8. Sahabat seperjuangan PGMI yang selalu memberikan masukan.

9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung, yang tidak penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala amal kebaikan tersebut mendapatkan balasan dari Allah

SWT Serta memperoleh kesuksesan dunia dan akherat. Penulis sadari, penulisan

skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik membangun dari pembaca. Mudah-mudahan skripsi ini

bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.

Salatiga, 20 Mei 2015

Penulis

(9)

viii

ABSTRAK

Aditya, Eryen Bayu 2014 Peningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Materi Kisah Nabi Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014. Sekripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtida’iyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing

Rasimin, S. PdI, M. Pd.

Kata Kunci: Prestasi Belajar SKI dan Media Audio Visual

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan-penyimpangan, sehingga komunikasi tersebut kurang efektif dan efisien. Dalam proses belajar mengajar mengakibatkan komunikasi yang seharusnya dua arah berubah menjadi satu arah, menyebabkan siswa kurang berminat dan memperhatikan dalam belajar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah kebudayaan Islam materi kisah nabi pada siswa kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga tahun pelajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar sejarah kebudayaan islam materi kisah nabi melalui melalui media audio visual pada siswa kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, yang bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga putaran (siklus). Setiap siklus dilakukan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, tes dan dokumentasi.

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v

H. Sistematika Penalitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 17

A. Prestasi Belajar ... 17

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 17

(11)

x

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 19

4. Upaya-upaya Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar ... 22

5. Prinsip Dasar Pengukuran Prestasi ... 23

B. Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW ... 24

1. Peristiwa Kelahiran Nabi Muhammad SAW ... 24

2. Kemuliaan Ayahanda Nabi Muhammad SAW ... 25

3. Peristiwa Pada Malam Kelahiran Nabi Muhammad SAW. ... 26

4. Keadaan Penduduk Mekah Menjelang Kelahiran Nabi Muhammad SAW ... 29

5. Silsilah Keturunan Nabi Muhammad SAW ... 30

6. Kelahiran Nabi Muhammad SAW ... 31

C. Media Audio Visual ... 32

1. Pengertian media Audio Visual ... 32

2. Manfaat Media Dalam Pembelajaran ... 33

3. Keuntungan dan Kelemahan Media Audio Visual (film atau video) ... 36

4. Langkah Penggunaan Film ... 38

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 40

A. Deskripsi Pelaksanaan penelitian ... 40

1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 40

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 44

(12)

xi

4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Dekripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 59

1. Pra Siklus ... 59

2. Siklus I ... 61

3. Siklus II ... 63

4. Siklus III ... 64

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

BAB V PENUTUP ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Hasil Observasi pada Guru Siklus I ...47

3.2 Hasil Observasi pada Siswa Siklus I ...48

3.3 Hasil Observasi pada Guru Siklus II ...52

3.4 Hasil Observasi pada Siswa Siklus II ...53

3.1 Hasil Observasi pada Siswa Siklus III ...57

3.2 Hasil Observasi pada Guru Siklus III ...58

4. Hasil Nilai Siswa Pra Siklus ...60

5. Hasil Nilai Siswa Siklus I ...62

6. Hasil Nilai Siswa Siklus II ...63

7. Hasil Nilai Siswa Siklus III ...65

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional

dalam mengajar yaitu guru masih menggunakan cara-cara lama seperti

ceramah enggan menggunakan media pembantu dalam pembelajaran karena

tidak mau repot-repot mempersiapkan medianya dan apa lagi kalau medianya

memang harus merogoh uang, contohnya media tersebut harus dicopy dalam

jumlah yg cukup banyak agar setiap siswa mendapatkannya atau media

tersebut harus dibuat sendiri dan lain sebagainya. Pembelajaran yang seperti

itu tentunya membuat anak menjadi jenuh dan membosankan. Mereka tidak

memperhatikan dan cenderung bercerita dengan temannya, menjaili

temannya, tidur dan lain sebagainya. Sehingga pembelajaran yang dilakukan

menjadi tidak bernilai apapun bagi siswa dan tidak bermanfaat karena hal

yang disampaikan tidak dapat sepenuhnya diterima oleh siswa masuk telinga

kanan dan keluar lagi melalui telinga kiri. Inilah yang menyebabkan prestasi

siswa menurun drastis karena informasi tidak dapat tersampaikan sepenuhnya

dalam pembelajaran tersebut.

Menurut Asnawir dan Usman (2002: 13) pada hakikatnya proses

belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar di kelas

merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar

pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering

(15)

2

tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain di sebabkan oleh adanya

kecenderungan verbalisme, ketidak siapan siswa, kurang minat dan

kegairahan.

Disinilah guru memegang peran dalam mengontrol efektivitas dan

efisiensi komunikasi yang sedang berlangasung agar komunukasi tidak

mengalami hambatan karena menjurus ke arah verbalisme, sehingga

mengurangi kegairahan murid, disamping kurang kesiapan murid sendiri.

Kalau terjadi hal yang demikian, mengakibatkan komunikasi yang seharusnya

dua arah, berubah menjadi satu arah. Akibatnya, dalam proses belajar

mengajar menjadi tidak efektif dan efisien dalam membangkitkan daya

penalaran dikalangan murid-murid. Peranan murid ikut menentukan

keberhasilannya, kerena peningkatan daya penalaran akan perpengaruh

terhadap pembentukan kepribadian si murid.

Menurut Darwanto (2007: 99) Memang masalah belajar merupakan

suatu yang sangat kompleks dan keberhasilannya sangat individual, seperti

dinyatakan oleh Yusuf Hadi Miarso di dalam tulisannya tentang media

pendidikan sebagai berikut:

“Belajar adalah suatu proses yang kompleks. Tiap orang mempunyai ciri

yang unik untuk belajar. Hal itu terutama disebabkan oleh efisiensi mekanisme penerimaannya dan kemampuann tanggapannya. Seorang pelajar yang normal akan dapat memperoleh pengertian dengan cara mengolah rangsangan dari luar, yang ditanggapi dengan cara mengolah rangsangan dari luar, yang ditanggapi indranya, baik indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa maupun peraba. Semakin baik tanggapan seseorang tentang sesuatu objek, orang, peristiwa atau hubungan, semakin baik pula hal

(16)

3

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan

media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena media

merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang

pikiran, perasaan, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar pada dirinya dan fungsi media dalam kegiatan

tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain,

juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal

tertentu media juga berfungsi mengatur langkah-langkah kemajuan serta

untuk memberikan umpan balik.

Media sendiri menurut Oemar Hamalik dalam Asnawir dan Usman

(2002: 29) di bagi menjadi 4 klasifikasi media pengajaran, yaitu:

1. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya gambar-gambar, poster, peta

dan lain sebagainya.

2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar misalnya radio,

rekama pada tape rekorder , transkripsi electris.

3. Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar atau audio visual misalnya film,

televisi, benda-benda tiga dimensi yang bisanya dipertunjukkan, misalnya

model.

4. Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka dan

sebagainya.

Dengan adanya media dalam proses belajar mengajar ditekankan

dapat menata kembali arah dan tujuan pendidikan itu sendiri. Masalah proses

(17)

4

sehingga menjurus ke arah verbalisme, dengan diperlukannya alat bantu

pelajaran atau media maka untuk menjurus keverbalisme itu akan dapat

dihindari.

Contoh kasus tentang pembelajaran dengan ceramah ini sering terjadi

terutama pada pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan sejarah

contohnya kisah tentang nabi-nabi misalnya. Pada pelajaran tersebut jika

menggunakan media seperti buku cerita atau media audio visual seperti

pemutan film tentunya sangatlah menarik bagi siswa. Dari daya tarik tersebut

tentunya semangat belajar siswa akan bertambah dan tentunya siswa akan

memperhatikan. Sehingga informasi atau materi dapat tersampaikan

sepenuhnya ke siswa.

Dengan penggunaan alat audio visual ini, ditujukan dapat

meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses belajar, sehingga diharapkan

anak-anak mampu mengembangkan daya nalar serta daya rekaannya.

Menurut Darwanto (2007: 101) menunjukkan bahwa proses belajar dan

mengajar dengan menggunakan sarana audio visual mampu meningkatkan

efisiensi pengajaran 20%-50%. Dengan menignkatnya efisiensi dalam

pengajaran maka materi atau informasi yang tersampaikan akan mengalami

peningkatan sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar menjadi lebih baik.

Apalagi kalau pembelajaran konvensional atau ceramah tersebut

diterapkan pada kelas rendah tentunya siswa atau anak didik akan mengalami

(18)

5

masih membutuhkan pembelajaran yang bersifat kongkrit atau nyata dan

menarik perhartian mereka.

Beranjak dari uraian diatas, penulis ingin meneliti secara langsung

apakah melalui media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Oleh karena itu penulis merumuskan judul “Peningkatkan Prestasi Belajar

Sejarah Kebudayaan Islam Materi Kisah Nabi Melalui Media Audio Visual

Pada Siswa Kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga Tahun Pelajaran

2013/2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah melalui media audio visual dapat meningkatan

prestasi belajar sejarah kebudayaan Islam materi kisah nabi siswa kelas III MI

Asas Islam Kalibening Salatiga tahun pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar

sejarah kebudayaan islam materi kisah nabi melalui melalui media audio

visual pada siswa kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga tahun pelajaran

(19)

6 D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

secara teoristis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat

kebenarannya. Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul (Arikunto, 1992: 87). Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam

penelitian ini adalah “melalui penerapan media audio visual dapat

meningkatkan prestasi belajar sejarah kebudayaan Islam materi kisah nabi

pada siswa kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga tahun pelajaran

2013/2014”.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat baik dari segi

toritik maupun praktis. Secara teoritik penelitian ini dapat menguraikan

penerapan media audio visual melalui film di MI Asas Islam Kalibening

Salatiga sehingga mampu memberikan kontribusi dalam memberikan inovasi

dalam kegiatan pembelajaran terhadap perkembangan pendidikan khususnya

di tingkat sekolah dasar.

Secara praktis diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak

antara lain:

1. Bagi sekolah

Bagi sekolah penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat sebagai

(20)

7 2. Bagi guru

penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk

meningkatkan prestasi belajar muridnya dengan menggukan media audio

visual melalui pemutaran film.

3. Bagi siswa

Bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi

belajarnya sebelumnya menjadi lebih baik.

4. Bagi pembaca

Bagi Pembaca penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

menambah wawasan dalam meningkatkan prestasi siswa.

F. Definisi Operasional

1. Peningkatan Prestasi Belajar

Peningkatan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah suatu usaha seseorang atau individu untuk mencapai tujuan

peningkatan diri melalui penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan melalui mata pelajaran dengan adanya perubahan

peningkatan nilai tes atau hasil belajar yang diberikan oleh guru.

2. Media Audio Visual

Menurut asnawir dan usman (2002: 11) media merupakan sesuatu

yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan,

dan kemampuan siswa. Media audio visual merupakan media perantara

(21)

8

pandangan sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

3. Sejarah Kebudayaan Islam

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sejarah kebudayaan

Islam adalah sebuah mata pelajaran yang diajarkan di MI Asas Islam

Kalebening Salaitga pada siswa kelas III.

Jadi yang dimaksud dengan judul: Peningkatan prestasi belajar

sejarah kebudayaan Islam materi kisah nabi melalui melalui media audio

visual pada siswa kelas III MI Asas Islam Kalibening Salatiga tahun

pelajaran 2013/2014 adalah upaya peningkatkan prestasi belajar sejarah

kebudayaan Islam agar lebih baik yang dilakukan dengan menggunakan

media audio visual pada siswa kelas III MI Asas Islam.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yaitu

penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau

perbaikan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui

refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian ini dilakukan

dengan meminta bantuan seorang guru (kolaboratif). Penelitian tindakan

demikian diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan kolaboratif atau

(22)

9 2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Asas Islam Kalibening Salatiga.

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas 3 MI Asas Islam Salatiga

yang berjumlah 25 siswa.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi:

a. Perencanaan

PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain

yang selalu dipersiapkan secara matang. Langkah pertama adalah

melakukan perencanaan secara matang dan teliti.

Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu

identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah.

Pada masing-masing kegiatan, terdapat sub-sub kegiatan yang

sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap

perencanaan. Rancangan yang dilakukan adalah:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang

materi.

2) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran.

3) Menyiapkan instrument penelitian berupa lembar observasi.

4) Menyiapkan perangkat tes berupa soal tes tertulis.

b. Pelaksanaan

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah

(23)

10

bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini,

tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan

tidak rekayasa. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah melaksanakan

pembelajaran ini dengan tiga tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap inti,

dan tahap penutup.

c. Observasi

Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing).

Supardi dalam bukunya Suyadi (2010: 63) menyatakan bahwa

observasi yang dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data.

Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh

efek tindakan telah mencapai sasaran. Kegiatan observasi ini dilakukan

selama proses belajar mengajar, untuk mengetahui aktivitas belajar

siswa selama pembelajaran. Selama proses belajar mengajar

berlangsung, peneliti meminta bantuan guru untuk melakukan

pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan

lembar observasi. Adapun aspek pengamatan yang diamati adalah aspek

keaktifan siswa, perhatian siswa dan minat siswa.

d. Refleksi

Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi.

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah

dilakukan. Refleksi sering disebut dengan istilah memantul. Dalam hal

ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya, baik kelemahan dan

(24)

11

diakhir proses pembelajaran. Sebelumnya peneliti melakukan analisis

mengenai hasil tes dan observasi. Hasil analisis tersebut digunakan

untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran tersebut.

Berdasarkan hasil analisis data-data yang diperoleh, dilakukan refleksi

terhadap pembelajaran. Jika ada kelebihan dalam pembelajaran maka

kelebihan tersebut harus dipertahankan dan jika permasalahan selama

pembelajaran haruslah dicarikan pemecahannya. Permasalahan tersebut

dianalisa dan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Setelah

melakukan tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus penelitian, maka

akan diketahui beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan aktifitas

belajar siswa selama pembelajaran, yaitu tentang peningkatan hasil

belajar sejarah kebudayaan Islam melalui media audio visual.

4. Instrumen Penelitian

a. Peneliti sendiri (participan observation), dengan membuat desain

tindakan, merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,

dan mengamati proses pembelajaran bersama kolabulator.

b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuntitatif berupa nilai

yang menggambarkan pencapaian target kompetensi. (Sam’s, 2010: 92)

c. Observasi

observasi adalah pengamatan terhadap pokok permasalahan

yang diselidiki (Hadi, 1980: 136). Peneliti mengamati dan mencatat

secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Teknik ini

(25)

12

kebudayaan Islam melalui media audio visual pada siswa kelas III Mi

Asas Islam Kalibening Salatiga tahun pembelajaran 2013/2014.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

dokumentasi, wawancara, tes, dan pengamatan.

a. Dokumentasi

Metode dokumentasi menurut Arikunto (1992: 236) adalah

metode penelitian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

legger, agenda dan sebagainya.

Teknik ini juga digunakan untuk menghimpun data tentang hasil

pengamatan pembelajaran sejarah kebudayaan Islam menggunaka

media audio visual, tinjauan historis struktur organisasi, keadaan siswa,

dan sarana prasarana yang dimiliki oleh MI Asas Islam Kalibening

Salatiga untuk melihat nilai pelajaran Sejarah kebudayaan Islam

sebelum penerapan penelitian tindakan kelas, sehingga dapat

mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok. Pengelompokan ini

berdasarkan prestasi mereka yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah.

b. Wawancara

wawancara yaitu suatu proses tanya jawab secara lisan di mana

dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu melihat dan

(26)

13

digunakan untuk melengkapi jawaban yang diperoleh dari observasi

dan dokumentasi, guna menunjang kevalidan data yang diinginkan.

c. Tes

Memberi soal-soal yang disusun sesuai dengan kandungan

materi, baik berupa tes awal maupun tes akhir. Untuk menjawab

soal-soal dan mengerjakan tugas seperti yang dikehendaki muatan soal-soal

(lembar tes), sebelum mengerjakan tes akhir siswa melakukan latihan

dengan campuran metode dokumentasi.

d. Pengamatan

Dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung

oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian, aktifitas dan data

ketrampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

6. Analisis data

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase

keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya

dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada

setiap akhir putaran dan melakukan pengematan terhadap aktivitas belajar

siswa. Sehingga data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini berupa

data kuantitatif dan kualitatif yang kemudian diolah dengan menggunakan

teknik pengolahan hasil test dan hasil observasi.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

pengolahan hasil tes yang akan dirinci dari data mentah yang diperoleh

(27)

14

setiap siswa, menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa untuk

mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar dalam memahami

pelajaran sejarah kebudayaan Islam. Untuk menghitung nilai dan rata-rata

nilai siswa rumus yang digunakan sebagai berikut:

Rumus menghitung nilai siswa

Rumus menghitung rata-rata nilai siswa

Nilai yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan tes formatif

kemudian dikonversikan terhadap KKM yang dibuat guru untuk

menentukan bahwa siswa tersebut mencapai kriteria tuntas atau belum.

Sedangkan untuk menentukan ketercapaian hasil belajar semua siswa

dalam satu kelas dihitung dengan cara mencari rata-rata skor siswa dengan

(28)

15

Setelah itu hasil belajar dianalisis secara kuantitatif yakni dengan

memberikan angka/nilai yang kemudian dideskripsikan menggunakan

teknik deskripsi persentase dimana analisis data hasil perhitungan mulai

dari siklus pertama sampai terakhir dipakai sebagai acuan penilaian

(Muslich, 2007: 36).

H. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan skripsi, meliputi:

Bab I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi

operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II Kajian Pustaka berisi tentang: prestasi belajar, indikator

prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,

upaya-upaya dalam meningkatkan prestasi belajar, prinsip dasar pengukuran

prestasi, materi kisah nabi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW,

pengertian media audio visual, manfaat media dalam pembelajaran,

keuntungan dan kelemahan media audio visual (film atau video), langkah

penggunaan film.

Bab III Pelaksanaan Penelitian terdiri dari: Dekripsi pelaksanaan

tiap-tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan

refleksi.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari dua subbab.

(29)

16

pengamatan (observasi) dan wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan.

Subbab kedua tentang pembahasan.

(30)

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi dalam kamus besar bahasa indonesia menurut

Poerwadarminta (2006: 910) adalah hasil yang dicapai (dilakukan,

dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan menurut Mulyati (2005: 5) belajar

merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan

diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan

pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa

kebetulan.

Prestasi belajar dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia menurut

Bakir (2006: 256) adalah penguasaan pengetahuaan atau keterampilan

yang dikembangakan melalui mata pelajaran dan ditujukan dengan nilai

tes atau angka yang diberikan oleh guru.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan prestasi belajar adalah

suatu usaha seseorang atau individu untuk mencapai tujuan peningkatan

diri melalui penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan melalui mata pelajaran dan ditujukan dengan nilai tes atau

(31)

18 2. Indikator Prestasi Belajar

Indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam

menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil.

Menurut Djamarah (2000: 87) ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan

tolok ukur keberhasilan belajar anak didik, yaitu:

a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajarinya.

b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari bahan pengajaran.

c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan pengajaran relatif lebih

singkat.

d. Teknik dan cara belajar yang telah dikuasai dapat digunakan untuk

mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa.

e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri.

f. Timbulnya motivasi intrinsik (dorongan dalam diri anak didik) untuk

belajar lebih lanjut.

g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam

menghadapi kegiatan di sekolah.

h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya.

i. Tumbuh kebiasaan dan ketrampilan membina kerjasama dan atau

hubungan sosial dengan orang lain.

j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan

(32)

19

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa indikator prestasi belajar dapat dilihat dari daya serap anak didik

dan ketrampilan yang dimilki anak didik.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan

intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh

faktor-faktor nonkognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta berbagai

pengaruh lingkungan.

Hal ini diperkuat oleh Suryabrata, Elliot dan Woolfolk dalam

Sriyanti (2011: 23) yang menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat

dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, keberhasilan belajar

dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal, yaitu:

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri

individu. Faktor-faktor eksternal terdiri dai faktor nonsosial dan faktor

sosial.

1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar diri individu

yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar, seperti:

kondisi bangunan sekolah, keadaan cuaca, alat-alat belajar dan lain

(33)

20 2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang

berupa manusia. Misalnya masyarakat sekitar, teman, dan keluarga.

b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu

yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan

faktor psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri

individu seperti keadaan jasmani pada umumnya yaitu kesehatan dan

kebugaran diri individu dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri

individu seperti:

a) Tingkat inteligensi (kecerdasan)

Tinggi rendahnya inteligensi siswa akan mempengaruhi

hasil belajar. Anak dengan inteligensi tinggi akan lebih cepat

menangkap dari pada anak yang memiliki inteligensi rendah.

Tetapi anak yang dengan inteligensi rendah memerlukan

perhatian khusus dari guru demi keberhasilan belajarnya. Anak

ini memerlukan waktu yang lebih banyak serta ketekunan yang

(34)

21

berinteligensi rendah untuk meraih kesusksesan dengan

mengoptimalkan potensi yang lainnya.

b) Minat

Merupakan merupakan kecendrungan untuk

memperhatikan sesuatu. Minat terhadap pelajaran akan banyak

pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar anak, karena itu ia

akan meluangkan waktu untuk pelajaran tersebut.

c) Bakat

Merupakan kemampuan potensial pada anak, yang akan

menjadi aktual jika melalui proses belajar/latihan. Dengan adanya

bakat membuat anak hanya memerlukan waktu sedikit dalam

menyelesaikan sesuatu. Bakat tersebut menunjang keberhasilan

belajar, tidak saja karena lebih cepatnya anak memahami materi

tersebut, namun kemampuan anak di bidang tersebut bisa

meningkatkan rasa percaya diri sebagai dasar pembentukan

kepribadian yang tangguh untuk belajar.

d) Motivasi

Menurut Gleitman, 1986: Reber, 1988 dalam Syah (2010:

153) Motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah

laku secara terarah. Dengan adanya motivasi yang kuat pada anak

didik akan mempunyai banyak tenaga yang mendorong belajar

(35)

22 e) Sikap

Menurut Syah (2010: 150) sikap adalah gejala internal

yang berdimensi efektif berupa kecenderungan unruk merelaksasi

atau merespon (response tendency) dengan cara dengan cara

relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik

secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, terutama

pada pelajaran dan guru merupakan pertanda yang awal yang baik

bagi proses belajar sisiwa tersebut. Sebaliknya sikap negatif siswa

terhadap guru atau pada pelajaran, apalahi jika di iringi rasa

kebencian maka akan menimbulkan kesulitan dalam belajar siswa

maupun guru dalm menyampaikan materi.

4. Upaya-upaya Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukukan dalam meningkatkan

prestasi belajar peserta didik terhadap materi pembelajaran menurut

Mulyasa (2007: 21) adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan iklim belajar yang kondusif

Dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif dapat dilakukan

oleh seorang guru antara lain, yaitu:

1) Melibatkan Peserta didik dalam mengorganisasikan dan

merencanakan pembelajaran.

2) Menunjukkan empati dan penghargaan kepada peserta didik.

(36)

23

b. Mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran

Dalam hal ini dapat dilukukan dengan kemampuan menghadapi

dan menangani peserta didik yang bermasalah, kemampuan

memberikan transisi bahan ajar dalam pembelajaran.

c. Memberikan umpan balik dan penguatan

Memberikan umpan respon yang bersifat membantu peserta

didik yang lamban dalam belajar, memberikan tindak lanjut terhadap

jawaban peserta didik yang kurang memuaskan.

d. Kemampuan untuk meningkatkan diri

Menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif,

memperluas dan menambah pengetahuan.

5. Prinsip Dasar Pengukuran Prestasi

Norman E. Gronlund (1977) dalam bukunya mengenai penyusunan

test prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran

prestasi sebagai berikut:

a. Test prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara

jelas sesuai dengan tujuan intruksional. Prinsip ini menjadi dasar

langkah pertama dalam penyusunan tets prestasi, yaitu sesuai dengan

tujuan ukurannya.

b. Test prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil

belajar dan dari materi yang dicakup oleh program intruksi atau

(37)

24

perwujudan soal test dalam bentuk item yang mewakili kesemua

pertanyaan yang mungkin dibuat.

c. Test prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna

mengukur hasil belajar yang diinginkan.

d. Test prestasi harus dirancang agar cocok dengan tujuan penggunaan

hasilnya.

e. Test prestasi harus dibuat sereliabel mungkin dan kemudian harus

ditafsirkan hasilnya dengan hati-hati.

f. Test prestasi harus digunakan untuk meningkatkan belajar para siswa

(Azwar, 1987: 16-18)a.

B. Sejarah Kebudayaan Islam Materi Sejarah Nabi Muhammad SAW

Adapun materi sejarah kebudayaan Islam sejarah Nabi Muhammad

SAW pada siswa kelas III antara lain yaitu:

1. Peristiwa Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Robiulawal tahun

gajah. Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut tahun gajah karena

Menjelang Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun itu datang pasukan

tentara gajah untuk menghancurkan Ka’bah. Pasukan itu dipimpin oleh

seorang raja dari negeri Yaman bernama Abrahah. Disebut tentara gajah

karena Abrahah dan tentaranya datang dengan membawa gajah. Abrahah

(38)

25

Mekah untuk berziarah melainkan berziarah kesebuah bangunan megah

yang telah dibangunnya di negeri Yaman.

Namun, rencana Abrahah pun gagal karena Allah SWT menjaga

dan melindungi Ka’bah dengan mengutus segerombolan burung Ababil

yang membawa batu kerikil yang sangat panas dari sijil (tanah yang

terbakar). Burung-burung itu melempari tetara Abrahah sehingga hancur

binasah. Peristiwa ini dijelaskan oleh Allah dalam surah Al-fil ayat 1-5

(Syaeins, 2009: 43).

2. Peristiwa Kemuliaan Ayahanda Nabi Muhammad SAW

Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW adalah orang yang

dipercaya memelihara serta menjaga Ka’bah dan sumur zam-zam. Saat

Abdul Muthalib mengajak penduduk Mekkah bergotong royong

memperbaiki sumur zam-zam, banyak yang menolak ajakan itu dan hanya

beberapa orang saja yang membantunya. Hanya anaknya yang bernama

Al-Harits yang waktu itu merupakan anak satu-satunya yang setia

membantu penggalian sumur zam-zam tersebut.

Pada waktu itu Abdul Muthalib bersumpah (bernazar) jika dia

dikarunia sepuluh anak laki-laki, ia akan akan mengorbankan satu

diantaranya. Ketika Abdul Muthalib telah dikarunia sepuluh anak laki-laki,

nazar tersebut benar-benar dilaksanakannya. Untuk menentukan siapa

yang akan dikorbankan, Abdul Muthalib mengundinya. Undian itu pun

(39)

26

adalah putra kesayangan Abdul Muthalib dan juga sangat disayangi oleh

saudara-saudaranya.

Atas saran kaum Quraisy dan saran seorang perempuan ahli nujum

(ramal) dari Hijaz, undian itu diulang bukan dengan anak-anaknya tetapi

dengan sepuluh ekor unta. Namun, hasil indian itu tetap jatuh kepada

Abdullah. Oleh karena itu, kaum Quraisy menambah lagi sepuluh ekor

unta. Demekianlah undian itu diulang-ulang hingga jumalah unta

mencapai seratus ekor. Setelah jumlah unta mencapai seratus, undian pun

jatuh kepada seratus ekor unta itu. Namun Abdul Muthalib belum puas,

kemudian mengundi lagi hingga tiga kali dan hasilnya selalu jatuh kepada

seratus ekor unta. Selamatlah Abdullah dari penyembelihan dan Abdul

Muthalib pun melaksanakan nazarnya dengan memotong unta.

Selamatnya Abdullah dari penyembelihan karena Allah SWT

berkehendak menjaga Abdullah sebagaimana Allah SWT telah menjaga

Nabi Ismail AS dari penyembelihan karena pengorbanan dan

keikhlasannya (Syaeins, 2009: 43).

3. Peristiwa Pada Malam Kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Pada malam kelahiran Nabi Muhammad SAW banya peristiwa luar

biasa yang terjadi. Peristiwa itu bukan hanya dirasakan oleh Abdul

Mutahalib, tetapi dirasakan pula oleh penduduk kota Mekah. Bahkan

banyak peristiwa dan keanehan-keanehan yang terjadi yang disaksikan dan

dirasakan oleh penduduk kota Mekah. Diantara kisah luar biasa itu antara

(40)

27

a. Mimpi Abdul Muthalib dan Aminah

Pada malam kelahiran Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib

menceritakan kepada penduduk Mekah bahwa dia melihat sebuah sinar

sangat terang keluar dari punggungnya. Cahaya itu mentinari seluruh

dunia hingga terang benderang. Hal serupa juga dialami oleh Aminah.

Ibunda Nabi Muhammad SAW itu menceritakan bahwa dia pernah

bermimpi melihat cahaya keluar dari tubuhnya dan menyinari istana

kerajaan Syam (Syaeins, 2009: 45).

b. Langit indah dikota Mekah

Pada malam kelahiran Nabi Muhammad SAW, penduduk

Mekah merasakan ada suatu keajaiban alam yang tidak pernah mereka

rasakan sebelumnya. Malam itu langit terasa indah, bintang bersinar

terang, dan bulan memancarkan cahanya yang sangat menawan.

Keindahan langit kota Mekah memberikan kenyamanan dan kebahagian

kepada siapa saja yang memandangnya.hembusan angin yang lembut

membawa keharuman bgaikan harumnya angin surga. Penduduk Mekah

saat itu merasa ada kebahagian pada dirinya yang mereka sendiri tidak

tahu mengapa (Syaeins, 2009: 46).

c. Api sembahan orang Majusi mendadak padam

Orang Majusi menceritakan bahwa api sembahan mereka yang

tidak pernah padam selama ratusan tahun, pada malam itu mendadak

padam. Orang Majusi sangat heran dan bertanya-tanya, peristiwa besar

(41)

28

padamnya api sembahan mereka bertepatan dengan kelahiran Nabi

Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh alam (Syaeins,

2009: 46).

d. Istana Kisra Unusyirwan (persia) rusak

Sementara itu di negeri Persia, pada malam kelahiran Nabi

Muhammad SAW terjadi kegemparan di istana Kisra Unusyirwan, raja

Persia waktu itu. Api sembahan mereka yang telah ribuan tahun

lamanya menyala, malam itu mendadak padam. Jendela-jendela istana

raja terguncang dan berjatuha. Demikian pula sebuah danau tempat

pemujaan mereka mendadak kering.Singgasana Kisra Unusyirwan pun

terbelah menjadi dua sehingga Kisra Persia itu lari ketakuatan

menyelamatkan diri (Syaeins, 2009: 46).

e. Kesaksian para pendeta Nasrani

Peristiwa luarbiasa dari kelahiran Nabi iMuhammad SAW juga

dirasakan oleh para pendeta Nasrani. Mereka merasakan malam itu ada

suatu kejadian besar sehingga mereka pun keluar. Mereka memandang

langit yang tampak berbeda dari biasanya. Mereka adalah ahli kitab,

oleh karena itu mereka yakin bahwa malam itu telah lahir nabi akhir

zaman sebagaimana yang telah dikabarkan didalam Taurat dan Injil.

Seorang Yahudi ahli kitab Yatsrib (Madinah) melihat sebuah

bintang cemerlang yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Ia pun segera

mengumpulkan penduduk di sekitarnya untuk melihat bintang itu.

(42)

29

seorang nabi pasti telah lahir. Berita itu kemudian tersebar luas kepada

penduduk Yastrib. Mereka pun berharap Nabi baru lahir dari kalangan

mereka dan kelak menjadi pemimpin negeri mereka (Syaeins,

2009: 47).

4. Keadaan Penduduk Mekah Menjelang Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW, di kota Mekah

sedang berkembang kepercayaan dan budaya jahiliah. Sebagian besar

penduduk Mekah menyembah berhala, seperti yang dilakukan bangasa

Arab lainnya. Setiap suku di Mekah mempunyai berhala masing-masing

dan menyembahnya. Akhlak atu tingkah laku penduduk kota Mekah waktu

itu sangat buruk. Keadaan masyarakatnya kacau karena moral sudah

sangat rusak. Minum-minuman keras dan mabuk-mabukan sudah menjadi

kebiasaan sehari-hari.

Diantara mereka banyak yang menjadi saudagar (pedagang kaya).

Namun, banyak diantara mereka yang menggunakan hasil usahanya itu

hanya untuk berjudi, berfoya-foya, dan mabuk-mabukan.

Dalam masyarakat Arab terdapat beberapa golongan. Diantaranya

adalah golongan bangasawan, yaitu golonga dari keturunan terhormat.

Para bangasawan kaya suka memperkerjakan orang-orang miskin yang

mereka anggap sebagai budak, budak itu dapat diperjual belikan layaknya

memperjual belikan hewan. Selain menyembah berhala mereka juga

percaya kepada takhayul dan ramalan nasib. Dalam keadaan masyarakat

(43)

30

5. Silsilah Keturunan Nabi Muhammad SAW

Ayah Nabi Muhammad SAW bernama Abdullah bin Abdul

Muthalib. Setelah menihkah dengan Aminah, Abdullah pergi berdagang ke

negeri Syam. Dalam perjalanan pulang Abdullah sakit sehingga meninggal

dan dimakamkan di Madinah. Abdullah Wafat ketika masih berusia muda.

Saat itu Aminah sedang mengandung Nabi Muhammad SAW. Ketika

Rosulullah SAW lahir, beliau terlahir sebagai anak yatim.

Kakek Nabi Muhammad bernama Abdul Muthalib. Beliu seorang

Quraisy yang sangat terpandang. Beliulah yang ditugaskan menjaga

Ka’bah.

Ibunda Nabi Muhammad SAW bernama Aminah binti Wahab,

berasal dari kota Madinah.Beliu masih satu keturuna dengan keluarga

Silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW

(44)

31

Abdul Muthalib. Aminah adalah wanita terhormat dan berbudi luhur

(Syaeins, 2009: 54).

6. Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin tanggal 12

Robiulawal tahun Gajah bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi.

Beliau lahir dari keluarga miskin harta namun kaya akhlak dan budi

pekerti. Nabi Muhammad adalah cucu dari Abdul Mutahalib yang

tergolong keluarga terhormat dan sangat disegani.

Aminah menceritakan bahwa sewaktu melahirkan, dia tidak

merasakan sakit sebagaimana biasanya orang melahirkan. Ketika

melahirkan, Aminah merasakan di sekelilingnya ada cahaya gemerlap

bagaikan bintang berjatuhan. Segala yang dilihatnya bagaikan diselimuti

oleh cahaya yang nyaman dan tidak menyilaukan mata.

Pada waktu Aminah Abdul Muthalib sedang berada di Ka,bah.

Ketika dikabarkan bahwa cucunyang dinantikan telah lahir, Abdul

Muthalib segera mendatangani Rumah Aminah. Dia sangat bangga dan

gembira dengan lahirnya cucu yang dinantikannya itu. Abdul Muthalib

pun membawa cucunya itu tawaf, yaitu keliling Ka’bah sebagai tanda

syukur kepada Allah SWT. Kemudian dia memberi nama cucu

kesayangannya itu dengan nama Muhammad, artinya “orang yang terpuji”

(45)

32

C. Media Audio Visual

1. Pengertian Media Audio Visual

Menurut asnawir dan usman (2002: 11) media merupakan sesuatu

yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan,

dan kemampuan siswa.Jadi media pembelajaran adalah benda atau sesuatu

yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan,

dan kemampuan siswa yang digunakan guru dalam pembelajaran sihingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar pada sisiwa.

Media pembelajaran dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Media audio

Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya

dapat diterima oleh indra pendengaran. Pesan atau informasi yang akan

disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang

berupa kata-kata, musik, dan sound effect.

b. Media visual

Media Visual (Daryanto, 1993: 27), artinya semua alat peraga

yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat

panca-indera mata.

c. Media audio visual

Media audio visual adalah media perantara atau penggunaan

materi dari penyerapan melalui pendengaran dan pandangan sehingga

membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh

(46)

33

2. Manfaat Media Dalam Pembelajaran

Secara umum, manfaat media dalam proses belajar adalah

memperlancar interaksi antara guru dengan sisiwa sehingga kegiatan

pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi menurut Kemp dan

Dayton (1985) dalam Rahadi (2003: 15) mengidentifikasi beberapa

manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:

a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

Setiap guru munkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda

terhadap suatu konsep materi pembelajaran tertentu. Dengan bantuana

media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat

disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap sisiwa yang melihat

atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama,

akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima oleh

siswa-siswa lain.

b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas.

Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat

menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik

secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas

melalui program media akan lebih jelas menarik minat siswa sehingga

merangsang sisiwa bereaksi baik secara fisik maupun emosional.

Sehingga pembelajaran jadi lebih hidup tidak monoton dan

(47)

34 c. Proses pembelajaran lebih interaktif.

Tanpa media seorang guru mungkin akan cenderung berbicara

satu arah kepada siswa, namun jika dipilih dan dirancang secara baik,

media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah

secara efektif selama proses pembelajaran.

d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

Dengan media guru tidak harus menjelaskan materi ajarannya

secara berulang-ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan

media sisiwa akan lebih mudah memahami pelajaran. Jadi tujuan

belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan

tenaga seminimal mungkin.

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar sisiwa.

Media membantu sisiwa dapat menyerap materi belajar lebih

mendapalm dan utuh. Bila hanya mendengarkan informasi verbal dari

guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tapi

jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan

atau mengalami sediri melaluli media, maka pemahaman sisiwa pasti

akan lebih baik.

f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukukan dimana saja

dan kapan saja.

Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga

sisiwa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapanpun

(48)

35

g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materti dan

proses belajar.

Dengan media proses pembelajaran menjadi lebih menarik

sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan

gemar mencari sumber-sumber ilmu pengetahuan.

h. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan

lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru perlu

menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peranan

media. Dengan demikian guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk

memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatifnya lainnya, seperti

membantu kesulitan belajar sisiwa, pembentukan kepribadian,

memotivasi belajar.

Menurut Rahadi (2003: 18) media masih memiliki manfaat praktis

yang lain, antara lain sebagai berikut:

a. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstak menjadi lebih

konkrit.

b. Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu.

c. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indra manusia.

d. Media juga dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau

peristiwa langka dan berbahaya kedalam kelas.

e. Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan

(49)

36

3. Keuntungan dan Kelemahan Video

Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,

mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Video sebagai media

pembelajaran memiliki keuntungan dan kelemahan yaitu:

a. Keuntungan video sebagai media pengajaran antara lain:

Menurut Arsyad (1997: 49), yaitu:

1) video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa

ketika mereka membaca,berdiskusi, berpraktek, dan lain-lain.

2) video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat

sisaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.

3) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, video

menanamkan sikap segi-segi efektif lainnya.

4) video mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran

dan pembahasan dalam kelompok siswa.

5) video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kecil,

kelompok yang heterogen, maupun perorangan.

6) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar, video yang

dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat

ditampilkan dalam waktu satu atau dua menit.

Menurut Aznawir dan Usman (2002: 96) antara lain:

1) dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan

sesuatu keterampilan tangan dan sebagainya.

(50)

37

3) Penggambaranya bersifat 3 dimensional.

4) Suara yang ditimbulkan dapat menimbulkan realita pada gambar

dalam bentuk ekspresi murni.

5) Dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat

penampilannya.

6) Kalau video tersebut bewarna akan menambah realita objek yang

diperagakan.

7) Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.

b. Kelemahan video sebagai media pengajaran

Menurut Asnawir dan Usman (2002: 96) mempunyai beberapa

kekurangan-kekurangan yaitu:

1) Video tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang

diucapkan sewaktu diputar, penghentian pemutaran akan

mengganggu konsentrasi audien atau siswa.

2) Siswa tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau video diputar

terlalu cepat.

3) Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.

4. Langkah Penggunaan Video

Menurut asnawir dan usman (2002: 97) dalam penggunaan film

sebagai media pengajaran ada beberapa langkah yang harus dilakukan

(51)

38 a. Langkah persiapan guru

Pertama-tama guru harus mempersiapkan video terlebih dahulu

kemudian mempersiapkan unit pelajaran, kemudian baru memilih video

yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

b. Mempersiapkan kelas

Siswa dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka

sewaktu menyaksikan video tersebut. Untuk itu dapat dilakukan hal-hal

sebagai berikut:

1) Menjelaskan maksud pembuatan video.

2) Menjelaskan secara ringkas isi video.

3) Menjelaskan bagian-bagian yang harus mendapatkan perhatian

khusus sewaktu menonton video.

4) Harus dijelaskan mengapa terdapat ketidak cocokan isi video bila

ditemui ketidak sesuaian.

c. Langkah penyajian

Setelah siswa dipersiapkan barulah video diputar. Dengan

mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dan keadaan ruangannya.

d. Aktivasi lanjutan

Perhatian yang diperoleh siswa dari melihat video akan lebih

banyak maanfaatnya bila diikuti dengan aktivitas lanjutan. Aktivitas

lanjutan ini dapat berupa tanya jawab dan tes, guna untuk mengetahui

(52)

39

Agar dapat memberikan hasil yang nyata dan baik bagi siswa

sewaktu melihat sebuah video tentu video tersebut haruslah baik.

Berikut adalah ciri-ciri video yang baik menurut Hamalik (1985:

109-110) dalam Asnawir dan Usman (2002: 98), yaitu:

a. Dapat menarik minat siswa.

b. Benar dan autentik.

c. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan.

d. Sesuai dengan tingkat kematangan siswa.

e. Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar.

f. Kesatuan dan squence-nya cukup teratur.

g. Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup

(53)

40

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini peneliti melakukakan penelitian

dengan melalui tiga siklus, akan tetapi sebelum itu peneliti melaksanakan pra

siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan media

audio visual. Adapun deskripsi pelaksanaan dari mulai pra siklus sampai

dengan siklus III.

1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus

Dalam pelaksanaan ini sebelum menerapkan media audio visual

atau film pada siklus I, peneliti mengadakan penelitian yang dilaksanakan

pada tanggal 16 april 2014 dengan setandar kompetensi “Mengenal sejarah

kelahiran Nabi Muhammad SAW” dan kompetensi dasar “Menceritakan

kejadian luar biasa yang mengiringi lahirnya Nabi Muhammad SAW”

yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Gambaran pelaksanaan prasiklus adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP

dengan pembelajaran konvensiona pada setandar kompetensi

(54)

41

dasar “Menceritakan kejadian luar biasa yang mengiringi lahirnya Nabi

Muhammad SAW.” Tahapan perencanaan meliputi:

1) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran tanpa media.

2) Menentukan materi yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan sejarah

kelahiran kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu tentang:

a) Keadaan penduduk mekah menjelang kelahiran Nabi Muhammad

SAW.

b) Silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW.

c) Nabi Muhammad SAW lahir.

3) Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.

4) Membuat instrumen penelitian yaitu:

a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi

belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan

sebagai instrumen karena prestasi belajara dicapai jika siswa

benar-benar mengikuti proses pembelajaran.

b) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa.

5) Maenyiapkan alat/media pembelajaran

6) Membuat sekenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan

tindakkan kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Kegiatan pendahuluaan

a) Guru mengucapkan salam.

(55)

42

c) Guru mengabsen dan mengecek kesiapan siswa menerima

pelajaran.

d) Apersepsi

Guru menayakan tentang hal-hal yang terkait dengan materi yang

akan dipelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang dicapai.

2) Kegiatan inti

a) Eksplorasi

Guru melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam

tentang materi yang akan dipelajari dengan cara Guru

menjelaskan materi, guru memberika soal-soal kepada siswa

sebagai bahan uji awal pelajaran (pre test), guru menjelaskan

materi tentang keadaan penduduk mekah menjelang kelahiran

Nabi Muhammad SAW, silsilah keturunan Nabi Muhammad

SAW dan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

b) Elaborasi

Guru menyuruh salah satu siswa membacakan materi secara

bergantian dan teman yang lain memperhatikan. Guru menyuruh

siswa mempelajari materi ajar dan kemudian bertanya jawab

dengan guru.

c) Konfirmasi

Guru memberikan penegasan jika ada yang belum jelas atau

(56)

43 3) Kegiatan Akhir

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

b) Guru membagikan soal-soal evaluasi.

c) Guru dan siswa berdo’a bersama-sama.

d) Guru menutup pembelajaran dengan salam.

c. Observasi

Setelah tahapan pelaksanaan tindakan, tahapan berikutnya

adalah observasi atau pengamatan. Pengamatan dilaksanakan secara

langsung dengan menggunakan format observasi yang telah disusun.

Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan yang telah dicapai guru dalam proses pembelajaran. Aspek

pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek pengamatan pada

siswa dan aspek pengamatan pada guru.

1) aspek yang diamati pada siswa yaitu sebagai berikut:

a) Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

b) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

c) Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2) Aspek pengamatan pada guru meliputi:

a) Penampilan guru dalam mengajar.

b) Membuka pembelajaran.

c) Perencanaan guru dalam pembelajaran.

d) Media yang digunakan dalam pembelajaran.

(57)

44

f) Melakanakan evaluasi pembelajaran.

g) Menutup pembelajaran

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian,

yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan pernbandingan

atau peningkatan hasil pre test dibanding nilai post test.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1) Pelaksanaan post test belum sesuai yang diharapkan, karena siswa

masih bingung dengan materi pembelajaran.

2) Siswa jenuh dengan suasana pembelajaran yang monoton.

3) Kemampuan siswa untuk memahami materi belum maksimal.

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 April 2014 setelah

jam istirahat pertama yaitu jam 09.35-10.45 selama dua jam pelajaran atau

70 menit dengan setandar kompetensi “Mengenal sejarah kelahiran Nabi

Muhammad SAW” dan kompetensi dasar “Menceritakan kejadian luar

biasa yang mengiringi lahirnya Nabi Muhammad SAW”. Pada siklus ini

hanya 24 siswa yang masuk karena 1 siswa sedang sakit. Pada penelitian

ini dilaksanakan dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Gambaran pelaksanaan tahapan atau langkah-langkah tersebut adalah

(58)

45 a. Perencanaan

1) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran menggunakan media.

2) Menentukan materi yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan sejarah

kelahiran kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu tentang:

a) Keadaan penduduk mekah menjelang kelahiran Nabi Muhammad

SAW.

b) Silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW.

c) Peristiwa luar biasa pada malam kelahiran Nabi Muhammad

SAW.

d) Nabi Muhammad SAW lahir.

3) Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.

4) Membuat instrumen penelitian yaitu:

a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi

belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan

sebagai instrumen karena prestasi belajara dicapai jika siswa

benar-benar mengikuti proses pembelajaran.

b) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa.

5) Maenyiapkan alat/media pembelajaran

6) Membuat sekenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan

tindakkan kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Guru mempersiapkan media yang akan digunakan.

(59)

46

3) Guru bersama siswa membaca doa ketika akan belajar.

4) Guru mengabsen dan mengecek kesiapan siswa menerima

pelajaran.

5) Guru menayakan tentang hal-hal yang terkait dengan materi yang

akan dipelajari.

6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang

dicapai.

7) Guru memberika soal-soal kepada siswa sebagai bahan uji awal

pelajaran (pre test).

8) Guru menyuruh siswa untuk membaca buku pelajaran tentang

materi “Keadan penduduk mekah menjelang kelahiran Nabi

Muhammad SAW dan silsilah ketunan Nabi Muhammad SAW.”

9) Guru menjelaskan tentang sekilas materi tersebut.

10) Guru mengatur tempat duduk siswa sebelum memulai pemutaran

film.

11) Guru memutarkan film tentang “Peristiwa luar biasa pada malam

kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Peristiwa saat Nabi

Muhammad SAW lahir”. Dan menyuruh siswa untuk mengati atau

memperhatikan film tersebut.

12) Guru Menunjuk salah satu siswa untuk menceritakan kembali

sekilas tentang film tersebut.

(60)

47

14) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang

diajarkan.

15) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

16) Guru membagikan soal-soal evaluasi.

17) Guru dan siswa berdo’a bersama-sama.

18) Guru menutup pembelajaran dengan salam.

c. Observasi/ pengamatan

Setelah tahapan pelaksanaan tindakan, tahapan berikutnya

adalah observasi atau pengamatan. Pengamatan dilaksanakan secara

langsung dengan menggunakan format observasi yang telah disusun.

Observator melakukan pengamatan pada saat guru dan siswa

melakukan aktifitas guna untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

yang telah dicapai guru dalam proses pembelajaran.

Pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek pengamatan

pada siswa dan aspek pengamatan pada guru yang dapat dilihat pada

Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.

Tabel 3.1

Hasil Observasi pada Guru Siklus I

No Aspek Yang Diamati K C B SB

1 Penampilan 

2 Membuka pelajaran 

3 Perencanaan pembelajaran 

4 Media yang digunakan 

5 Penguasan kelas 

6 Melakukan evaluasi 

(61)

48

Tabel 3.2

Hasil Observasi pada Siswa Siklus I

No Nama

Berdasarkan hasil pengamatan dari proses pembelajaran, peneliti

dapat menemukan kelemahan-kelemah sebagai berikut:

1) Ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan saat pemutaran film

karena LCD yang dipinjam dalam menampilkan gambar/film kurang

bagus.

Gambar

Tabel 3.1 Hasil Observasi pada Guru Siklus I
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Hasil Observasi pada Siswa Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalisis bagaimana setrategi bisnis yang telah dilakukan oleh BMT Lisa Sejahtera Jepara dalam menjaring dan memanfaatkan

Menurut Survei Demografi Kesehatan tahun 1997 partus lama merupakan penyebab kematian ibu dan bayi yang utama disusul oleh perdarahan, infeksi, dan eklampsi.. Dimana

Excel dan membutuhkan waktu berhari- hari, bahkan berminggu-minggu, sedangkan dalam membuat jadwal harus dilakukan dengan optimal dan cepat dikarenakan jadwal akan

Hasil penelitian Naimah dan Utama (2006:19) menunjukkan bahwa pada perusahaan-perusahaan besar, semakin banyak informasi non-akuntansi yang tersedia sepanjang tahun,

Keuntungan yang diperoleh dari praktek manajemen sumberdaya manusia tersebut mempunyai potensi yang besar dalam meningkatkan kinerja organisasi, hal ini sejalan dengan hasil dari

Variabel input yang dipilih berdasarkan pendekatan intermediasi dalam penelitian ini meliputi: pertama, simpanan merupakan titipan murni dari nasabah kepada bank,

memaparkan bahwa angka kekerasan dalam pacaran dan kekerasan dalam rumah tangga tidak mengalami sedikitpun penurunan dari tahun ke tahun, kondisi ini diperburuk dengan

Hal ini karena seiring dengan semakin tinggi suhu dan lamanya waktu yang digunakan selama pengeringan maka akan semakin meningkatkan kadar abu dari ikan asin sepat