• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

NTP Provinsi Papua Barat Mei 2015 sebesar 101.19 atau naik 0.60 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan laju Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik 0.76 persen lebih cepat dibandingkan laju Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang naik sebesar 0.16 persen.

Pada Mei 2015, menurut subsektor, NTP Perikanan (NTN) merupakan subsektor yang memiliki indeks tertinggi, yaitu sebesar 104.85. Sebaliknya, NTP Tanaman Pangan (NTPP) merupakan subsektor yang memiliki indeks terendah, yaitu sebesar 98.64. Menurut laju pertumbuhan indeks dibandingkan bulan sebelumnya, NTP Tanaman Pangan (NTPP) memiliki laju pertumbuhan tertinggi, yaitu naik 1.46 persen. Sebaliknya, NTP Perikanan (NTN) memiliki laju pertumbuhan terendah, yaitu turun -0.35 persen.

Pada Mei 2015 terjadi Inflasi perdesaan di Provinsi Papua Barat sebesar 0.21 persen terutama disebabkan oleh indeks kelompok bahan makanan, yaitu naik 0.41 persen.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Papua Barat Mei 2015 sebesar 106.97

atau naik 0.74 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

No.33/06/91 Th. IX, 01 Juni 2015

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PROVINSI PAPUA BARAT

1.

Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami

(2)

perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 8 (delapan) Kabupaten di Provinsi Papua Barat pada bulan Mei 2015, menunjukan bahwa NTP Provinsi Papua Barat mengalami kenaikan sebesar 0.60 persen dibanding bulan April 2015 yaitu dari 100.69 menjadi 101.19. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga hasil produksi pertanian umumnya lebih cepat dibandingkan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian umumnya.

Dilihat dari laju kenaikan indeks NTP dibanding bulan sebelumnya, menurut subsektor, terdapat laju kenaikan pada NTP subsektor tanaman pangan (1.46%), hortikultura (0.48%), tanaman perkebunan rakyat (0.74%) dan peternakan (0.17%).Sebaliknya, penurunan indeks padaNTPsubsektor perikanan (-0.35%).

2.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam sesuai komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Mei 2015, secara agregat indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Papua Barat mengalami kenaikan sebesar 0.76 persen apabila dibandingkan dengan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada bulan April 2015, yaitu dari 118.38 menjadi 119.29.

Laju kenaikan It di Provinsi Papua Barat bulan Mei 2015 disebabkan oleh adanya laju empat dari kelima subsektor mengalami kenaikan indeks terima. Keempat subsektor yang mengalami kenaikan indeks terima yaitu subsektor tanaman Pangan (1.69%); subsektor Hortikultura (0.71%); subsektor tanaman perkebunan rakyat (0.90%)

dan subsektor peternakan (0.19%). Sebaliknya, penurunan laju indeks terima hanya terjadi pada subsektor perikanan (-0.29%).

(3)

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat Per Subsektor Mei 2015

(2012=100)

April Mei

[1] [2] [3] [4]

1. Tanaman Pangan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 115,60 117,56 1,69 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 118,90 119,18 0,23 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPP) 97,22 98,64 1,46 2. Hortikultura

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 120,23 121,09 0,71 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 118,60 118,87 0,23 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPH) 101,38 101,87 0,48 3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 119,75 120,83 0,90 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 117,26 117,44 0,16 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPR) 102,12 102,88 0,74 4. Peternakan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 114,24 114,46 0,19 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 115,09 115,13 0,03 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPT) 99,25 99,42 0,17 5. Perikanan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 124,26 123,91 -0,29 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 118,10 118,18 0,07 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTN) 105,22 104,85 -0,35 5.1. Perikanan Tangkap

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 126,23 125,80 -0,34 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 118,05 118,13 0,07 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTN) 106,92 106,49 -0,41 5.2. Pembudidaya Ikan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 109,15 109,36 0,19 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 118,47 118,54 0,06 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPi ) 92,14 92,26 0,13 NTP Gabungan/ Provinsi Papua Barat

NTP Gabungan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 118,38 119,29 0,76 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 117,69 117,88 0,16 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTP) 100,59 101,19 0,60 NTP Gabungan Tanpa Ikan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 117,66 118,72 0,90 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 117,64 117,84 0,17 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTP) 100,02 100,75 0,72

Subsektor Bulan Persentase

Perubahan

(4)

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) berfluktuasi diakibatkan oleh harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar pada masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada bulan Mei 2015, Ib di Provinsi Papua Barat dilaporkan secara agregat mengalami kenaikan sebesar

0.16 persen bila dibandingkan April 2015, yaitu dari 117.64 menjadi 117.88. Kenaikan Ib terjadi karena seluruh subsektor mengalami kenaikan indeks. Subsektor yang mengalami kenaikan indeks yakni subsektor tanaman pangan (0.23%); subsektor hortikultura (0.23%); subsektor tanaman perkebunan rakyat (0.16%); subsektor peternak

(0.03%) dan subsektor perikanan (0.07%).

4. NTP Subsektor

a.

Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

Pada bulan Mei 2015 NTPP di Provinsi Papua Barat mengalami kenaikan sebesar 1.46 persen di bandingkan bulan April 2015 yaitu dari 97.22 menjadi 98.64. Kenaikan NTPP ini karena adanya kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 1.69 persen relatif lebih cepat bila dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0.23 persen.

Kenaikan It Mei 2015 karena adanya kenaikan indeks kelompok padi sebesar 3.01 persen dan kelompok palawija sebesar 0.38 persen. Disisi lain, kenaikan Ib Mei 2015 karena adanya kenaikan pada indeks kelompok konsumsi rumah tangga petani sebesar 0.25 persen dan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0.16 persen.

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada bulan Mei 2015, NTPH di Provinsi Papua Barat dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0.48 persen apabila dibandingkan bulan April 2015 yaitu dari 101.38 menjadi 101.38. Kenaikan NTPH ini karena adanya kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar0.71 persen relatif lebih cepat dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0.23 persen.

Kenaikan It bulan Mei 2015 dipicu oleh kenaikan indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 1.16 persen dan indeks harga kelompok tanaman obat sebesar 1.03 persen, sedangkan kelompok buah-buahan mengalami penurunan sebesar -0.31 persen. Disisi lain, kenaikan Ib bulan Mei 2015 ini dipicu oleh kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0.27 persen dan indeks harga kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 0.05 persen.

(5)

Tabel 2.

Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat Per Subsektor dan Perubahannya

Mei 2015 (2012=100)

April Mei

[1] [2] [3] [4]

1. Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 115,60 117,56 1,69

- Pa di 113,98 117,40 3,01

- Pa l a wi ja 117,27 117,72 0,38

b. Indeks Dibayar Petani 118,90 119,18 0,23

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 119,85 120,14 0,25

- Indeks BPPBM 113,70 113,88 0,16

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 120,23 121,09 0,71

- Sa yur-s a yura n 117,38 118,74 1,16 - Bua h-bua ha n 127,44 127,04 -0,31 - Ta na ma n Oba t 106,90 108,00 1,03

b. Indeks Dibayar Petani 118,60 118,87 0,23

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 120,22 120,54 0,27

- Indeks BPPBM 112,05 112,10 0,05

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks DiterimaPetani 119,75 120,83 0,90

- Ta na ma n Perkebuna n Ra kya t (TPR) 119,75 120,83 0,90

b. IndeksDibayarPetani 117,26 117,44 0,16

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 119,92 120,24 0,27 - Indeks BPPBM 111,77 111,69 -0,08 4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 114,24 114,46 0,19

- Terna k Bes a r 128,69 129,67 0,77 - Terna k Keci l 114,74 114,74 0,00

- Ungga s 113,89 113,86 -0,03

- Ha s i l Terna k 107,37 107,37 0,00

b. Indeks Dibaya rPetani 115,09 115,13 0,03

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 120,39 120,54 0,13 - Indeks BPPBM 108,09 107,96 -0,12 5. Perikanan Tangkap Dan Pembudidaya

a. Indeks Diterima Petani 124,26 123,91 -0,29

- Pena ngka pa n 126,23 125,80 -0,34

- Budi da ya 109,15 109,36 0,19

b. Indeks Dibayar Petani 118,10 118,18 0,07

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 121,98 122,02 0,04 - Indeks BPPBM 110,72 110,85 0,12

5.1. Perikanan Tangkap

a. Indeks Diterima Petani 126,23 125,80 -0,34

- Pena ngka pa n La ut 126,23 125,80 -0,34

b. Indeks Dibayar Petani 118,05 118,13 0,07

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 122,01 122,06 0,04 - Indeks BPPBM 110,84 110,98 0,12

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase Perubahan

(6)

(Lanjutan Tabel 2.Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat Per Subsektor dan Perubahannya)

April Mei

[1] [2] [3] [4]

5.2. Perikanan Budidaya

a. Indeks Diterima Petani 109,15 109,36 0,19

- Budi da ya Ai r Ta wa r 120,09 120,97 0,74

- Budi da ya La ut 105,85 105,85 0,00

- Budi da ya Ai r Pa ya u 100,00 100,00 0,00

b. Indeks Dibayar Petani 118,47 118,54 0,06

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 121,68 121,73 0,04

- Indeks BPPBM 109,76 109,87 0,10

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase

Perubahan

Keterangan: Nilai indeks menggunakan pembulatan 2 digit dibelakang koma.

c.

Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan Mei 2015 NTPR mengalami kenaikan sebesar 0.74 persen apabila dibandingkan dengan April 2015 yaitu dari 102.12 menjadi 102.88, Kenaikan NTPR ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0.90 persen relatif lebih cepat dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0.16 persen.

Kenaikan It pada Mei 2015 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat yaitu sebesar 0.90 persen yaitu dari 119.75 menjadi 120.83. Disisi lain, kenaikan Ib pada bulan Mei 2015 dikarenakan perubahan indeks kelompok konsumsi rumah tangga naik sebesar 0.27 persen relatif lebih cepat dibandingkan perubahan indeks harga pada kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang mengalami penurunan sebesar -0.08 persen.

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada bulan Mei 2015, NTPT mengalami kenaikan sebesar 0.17 persen apabila dibandingkan bulan April 2015 yaitu dari 99.25 menjadi 99.42, hal ini terjadi karena kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0.19

persen relatif lebih cepat dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0.03 persen.

Kenaikan It pada Mei 2015 ini disebabkan karena terjadi perubahan indeks harga pada kelompok ternak besar naik sebesar 0.77 persen relatif lebih cepat dibandingkan dengan perubahanindeks harga pada kelompok unggas yang mengalami penurunan sebesar -0.33 persen. Sedangkan, indeks harga pada kelompok ternak kecil dan kelompok hasil ternak tidak mengalami perubahan. Disisi lain, kenaikan Ib pada bulan Mei 2015 ini disebabkan karena terjadi perubahan pada indeks kelompok konsumsi rumah tangga naik sebesar 0.13 persen relatif lebih cepat dibandingkan perubahan pada kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang mengalami penurunan sebesar -0.12 persen.

e.

Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada bulan Mei 2015, terjadi penurunan NTNP sebesar -0.35 persen dibandingkan bulan April 2015 yaitu dari

(7)

lebih lambat bahkan mengalami penurunan sebesar -0.29 persen, dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0.07 persen.

Penurunan It bulan Mei 2015 dikarenakan perubahan pada indeks harga kelompok perikanan tangkap turun sebesar -0.34 persen relatif lebih cepat dibandingkan perubahan indeks harga kelompok budidaya yang mengalami kenaikan sebesar 0.19 persen. Di sisi lain, Kenaikan Ib pada Mei 2015 disebabkan karena kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0.04 persen dan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0.12 persen.

1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

Pada Mei 2015, terjadi penurunan NTN sebesar -0.41 persen dibandingkan April 2015 yaitu dari 106.92

menjadi 106.49. Penurunan NTN ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) relatif lebih lambat bahkan mengalami penurunan sebesar -0.34 persen, dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0.07 persen.

Penurunan It Mei 2015 disebabkan adanya penurunan pada indeks harga kelompok penangkapan laut sebesar -0.34 persen. Disisi lain, kenaikan Ib Mei 2015 disebabkan karena kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0.04 persen dan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0.12 persen.

2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

Pada Mei 2015, terjadi kenaikan NTPi sebesar 0.13persen dibandingkan April 2015 yaitu dari 92.14 menjadi

92.26. Kenaikan NTPi ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) relatif lebih cepat naik sebesar 0.19 persen, dibandingkan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0.06 persen.

Kenaikan It Mei 2015 disebabkan adanya kenaikan indeks harga kelompok budidaya air tawar sebesar 0.74

persen.Sedangkan, untuk indeks harga kelompok budidaya laut dan kelompok budidaya air payau tidak mengalami perubahan. Disisi lain, kenaikan Ib Mei 2015 disebabkan karena kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0.04 persen dan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar

0.10 persen.

5.

Indek Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Mei 2015, terjadi inflasi didaerah perdesaan secara regional di Provinsi Papua Barat sebesar 0.21 persen, hal ini terjadi karena enam dari tujuh kelompok konsumsi rumah tangga mengalami perubahan yang signifikan. Enam kelompok pengeluaran rumah tangga yang mengalami kenaikan atau inflasi yakni kelompok bahan makanan (0.41%); kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0.16%); kelompok sandang (0.12%); kelompok kesehatan (0.13%); kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga (0.13%) dan

(8)

kelompok transportasi dan komunikasi (0.02%). Sedangkan kelompok pengeluaran rumah tangga yang mengalami penurunan yaknikelompok perumahan (-0.16%).

6.

NTUP Subsektor

Pada Mei 2015 terjadi kenaikan NTUP Provinsi Papua Barat sebesar

0.74

persen dibandingkan

bulan sebelumnya. Hal ini karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) relatif lebih cepat, yakni

mengalami kenaikan sebesar

0.76

persen, dibandingkan perubahan indeks BPPBM yang mengalami

kenaikan sebesar

0.03

persen. Menurut subsektor, kenaikan NTUP terdapat pada empat dari lima

subsektor penyusun NTUP. Empat subsektor yang mengalami kenaikan tersebut yaitu subsektor tanaman

pangan sebesar

1.53

persen, subsektor hortikultura sebesar

0.66

persen, subsektor tanaman perkebunan

rakyat sebesar

0.98

persen dan subsektor peternakan sebesar

0.31

persen. Sedangkan subsektor yang

mengalami penurunan, yaitu subsektor perikanan sebesar

-0.41

persen.

Tabel 3

Inflasi Pedesaan Provinsi Papua Barat dan Nasional Menurut Kelompok Pengeluaran,

Mei 2015 (2012=100)

Keterangan: Nilai indeks menggunakan pembulatan 2 digit dibelakang koma.

Inflasi

Pedesaan

Provinsi

Inflasi

Pedesaan

Nasional

Mei

2015

Mei

2015

[2]

[3]

Konsumsi Rumah Tangga

0,21

0,60

Bahan Makanan

0,41

0,97

Makanan Jadi, Minuman, rokok, dan tembakau

0,16

0,46

Perumahan

-0,16

0,31

Sandang

0,12

0,38

Kesehatan

0,13

0,26

Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga

0,13

0,08

Transportasi dan Komunikasi

0,02

0,30

Kelompok Pengeluaran

(9)

Tabel 4

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Papua Barat per Subsektor, dan Persentase Perubahannya,

Mei 2015 (2012=100)

Subsektor April Mei Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan 101,67 103,23 1,53

2. Hortikultura 107,30 108,02 0,66

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 107,14 108,18 0,98

4. Peternakan 105,69 106,02 0,31

5. Perikanan 112,24 111,78 -0,41

a. Tangkap 113,88 113,35 -0,46

b. Budidaya 99,45 99,54 0,09

NTUP Provinsi Papua Barat 106,19 106,97 0,74

(10)

Diterbitkan oleh :

Bidang Statistik Distribusi

Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Jl. Trikora-Sowi IV No.99, Manokwari 98312.

Contact Person:

Kepala Bidang Statistik Distribusi

Referensi

Dokumen terkait

(f. Jika nilai tes statistik menjadi terlalu besar, maka terlalu banyak perbedaan antara hasil pengamatan dan hasil yang diramal, sehingga kita dapat menolak hipotesa bahwa'

Berdasarkan pada permasalahan yang ditemukan dan solusi yang diasumsikan serta didukung dengan penelitian sebelumnya yang relevan, dapat disimpulkan bahwa alat bantu

Memperoleh informasi yang lengkap mengenai diagnosis, asesmen medis, rencana perawatan, detail kontak yang dapat dihubungi, dan informasi relevan lainnya mengenai rencana

Produksi jagung pada tahun 2016 ini apabila dibandingkan dengan target kinerja yang tertuang dalam Renstra Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Treggalek Tahun 2016 – 2021

Tahap pengujian pada sistem ini akan dilakukan pembandingan data citra tanda tangan yang sudah tersimpan di dalam data store dengan citra pembanding sehingga dari

Ashita juga disebutkan SCC tipe MPPT yang menggunakan algoritma P&O bekerja pada kondisi buck converter sehingga tegangan yang dihasilkan lebih rendah dari

Skor DECAF menunjukkan tidak terdapatnya korelasi terhadap lama hari perawatan pasien menjadi stabil tetapi memiliki hubungan dengan LOS dan kondisi pasien pulang. Hal ini

Kebijakan pemberian bantuan pembangunan rusunawa lembaga perguruan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama telah diatur dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah