PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI PENGELOLAAN WAKAF MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMK GAJAH MADA PABELAN KAB SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: Rizki Febriyani NIM: 111-14-176
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI PENGELOLAAN WAKAF MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMK GAJAH MADA PABELAN KABSEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh: RIZKI FEBRIYANI
NIM: 111-14-176
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
v MOTTO
“Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan”
vi
PERSEMBAHAN
1. Ayah handa terhebatku Joko Listiono, dan Ibunda tercintaku Ruwaidah, terima kasih yang tak terhingga atas segala do‟a yang engkau panjatkan
untukku dan selalu menjadi motivasiku.
2. Untuk adikku tercinta Akhmad Mustakim yang selalu mendorongku untuk tidak putus asa.
3. Keluarga besar yang senantiasa menyayagi dan mendo‟akanku.
4. Sahabat dan teman-temanku yang sudah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini dan menjadi motivasiku.
5. Bapak Sutrisna selaku dosen pembimbing yang telah menemaniku dan membimbingku menyelesaikan karya ini.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat yang tiada tara. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun kita kejalan yang benar. Semoga kita tergolong umat yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Pengelolaan Wakaf Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas X Semester II Smk Gajah Mada Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menghadapi suatu kendala, namun berkat dorongan dan bantuan dari banyak pihak, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Ucapan terimakasih penulis dampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, S.Pd selalku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Bapak Sutrisna, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam. 5. Bapak Muh Irfan Helmy, Lc., M.A. selalku dosen Pembimbing Akademik. 6. Bapak Drs. Nur Fuadi selaku kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama
viii
7. Kedua orang tua terhebatku Ayah Joko Listiono dan Ibunda Ruwaidah, yang telah membetikan segala kasih sayang dan do‟a yang ikhlas untuk kesuksesan putrinya. Semoga Allah membalas segala kebaikan kalian dengan yang lebih Amin.
8. Adikku tercinta dan segenap keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan do‟a.
9. Sahabat dan teman-temanku yang senantiasa memberikan bantuan dan kerjasamanya sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan lancar.
10.Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.
Teriring do‟a semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Penulis menyadari skripsi ini belum mencapai kesempurnaan. Akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
13 September 2018 Penulis,
ix
ABSTRAK
Febriyani, Rizki. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Pai Materi Pengelolaan Wakaf Menggunakan Metode Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas X Semester Ii Smk Gajah Mada Pabelan Tahun Pelajaran 2017/2018.skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negri Salatiga. Pembimbing: Sutrisna, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, PAI, dan Kontekstual
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya prestasi belajar siswa SMK Gajah Mada Pabelan pada pembelajaran PAI. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya varian metode yang digunakan oleh guru saat pembelajaran. Metode yang diigunakan guru dalam proses pembelajaran adalah metode konvensional yaitu ceramah. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar PAI materi pengelolaan wakaf pada siswa kelas X semester II SMK Gajah Mada. Tahun Pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Gajah Mada dengan jumlah siswa sebanyak 27 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan tes.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa pada pra siklus yang mencapai KKM sebanyak 10 siswa atau 37% dengan nilai rata-rata 65,81 pada siklus I yang mencapai KKM sebanyak 18 siswa atau 67% dengan nilai rata-rata 78,29 dan siklus II yang mencapai KKM sebanyak 24 siswa atau 89%. Nilai rata-rata yang dihasilkan pada siklus II ini sebanyak 85,14 menunjukkan bahwa telah mencapai KKM individu yaitu 75.
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... I PERSETUJUAN PEMBIMBING... II PENGESAHAN KELULUSAN... III DEKLARASI... IV MOTTO... ... V PERSEMBAHAN... VI KATA PENGANTAR... VII ABSTRAK... IX DAFTAR ISI... X DAFTAR GAMBAR... XII DAFTAR TABEL... XIII DAFTAR LAMPIRAN... XIV BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Hipotesis... 4
E. Manfaat Penelitian... 5
F. Definisi Operasional... 6
G. Metode Penelitian... 8
xi BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar... 16
B. Pendidikan Agama Islam... 20
C. Materi Pengelolaan Wakaf………. 25
D. Pembelajaran Kontekstual………... 32
E. Penerapan Pembelajaran Kontekstual pada Materi Pengelolaan Wakaf di SMK Gajah Mada Pabelan……….... 40
F. Kajian Pustaka………... 42
BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 44
B. Kolaborator Penelitian……….. 50
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian……….. 50
BAB IV. PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian... 60
B. Pembahasan... 69
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan... 72
B. Saran... 72 DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahap Pelaksanaan PTK... 9
Gambar Grafik 4.1 Hasil Pra Siklus………. 63
Gambar Grafik 4.2 Hasil Siklus I………. 66
Gambar Grafik 4.3 Hasil Siklus II..……….………. 69
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Guru... 45
Tabel 3.2 Data Guru... 46
Tabel 3.3 Karyawan... 46
Tabel 3.4 Kesiswaan... 48
Tabel 3.5 Sarana Prasarana... 48
Tabel 3.6 Data Siswa Kelas X... 49
Tabel 4.1 Data Nilai Prasiklus... 61
Tabel 4.2 Data Nilai Siklus I... 64
Tabel 4.3 Data Nilai Siklus II... 67
xiv
DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar SKK
2. Nota Pembimbing Skripsi
3. Surat Permohonan Izin Penelitian 4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 5. Lembar Konsultasi
6. Lembar Pengamatan Guru 7. Lembar Pengamatan Siswa 8. Ketuntasa Belajar Minimum 9. Jadwal Pelajaran
10.Rpp
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman yang serba modern dan canggih ini, manusia dituntut agar kuaitas dirinya semakin meningkat. Oleh karena itu pembelajaran adalah langkah utama untuk meningkatkan kualitas manusia karena semakin tinggi pendidikan yang telah didapatkan maka manusia akan semakin tinggi pula derajatnya. Karena belajar merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia, disamping itu juga merupakan kewajiban bagi manusia. Meski begitu manusia tidak dapat belajar sendiri, diperlukan proses belajar mengajar. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu wadah atau lembaga yang dinamakan pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan ketrampilan sesuai tuntunan pendidikan. Pendidikan sangatlah beperan penting dalam meningkatkan kualitas diri manusia agar dapat melakukan aktifitas sosial masyarakat tempat mereka berada.
2
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan dalam KKBI adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang atau usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, dan perbuatan mendidik (KKBI, 1990:263).
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang merupakan tempat pembelajaran untuk mengembangkan dan membina para siswa yang berada didalamnya. Terutama dalam membina keberlangsungan bangsa dan negara yang dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, maka dalam hal ini pendidikan agama Islam mengambil peran yang sangat penting bagi pembentukan watak siswa.
Mengingat peran penting pendidikan agama Islam dalam sistem pendidikan Nasional, maka dirasa perlu melakukan inovasi dalam pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam, yang memungkinkan secara aktif berperan serta dalam proses belajar mengajar, dimana siswa merasa senang dan tidak merasa jenuh dalam penyampaian materi pelajaran secara maksimal dan siswa dapat memahami materi yang diberikan. terutama pada jenjang pendidikan SMK yang kebanyakan jam pelajaran digunakan untuk praktek kejuruan.
3
dengan mengaitkan materi yang telah diajarkan di sekolah pada kehidupan sosialnya.
Kontekstual yaitu konsep pembelajaran yang membeantu pendidik mengaitkan antara materi dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik mengkontruksi hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat (Tampubolon, 2014:84).
Penjelasan tersebut menunjukan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang sangat berperan aktif, produktif, dan bermakna dalam membantu proses belajar mengajar ditingkat SMK karena dengan metode pembelajaran tersebut siswa lebih tau dan mampu secara langsung mempraktekan apa yang telah diajarkan ke lingkungan masyarakat sosial disekitar.
Berdasarkan observasi, pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Gajah Mada Pabelan cenderung hanya menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Sehingga siswa jarang terlibat langsung dengan materi yang sedang dipelajari, siswa lebih suka mengobrol dan bermain HP daripada memperhatikan guru, pembelajaran tidak menghubungkan dengan kehidupan nyata siswa, sehingga nilai-nilai yang didapat dalam pembelajaran PAI kurang memuaskan.
4
pada siswa kelas X semester II SMK Gajah Mada Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka dapat ditarik permasalahan dalam penelitian ini yaitu : Apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI materi pengelolaan wakaf pada siswa kelas X semester II SMK Gajah Mada Pabelan? C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar PAI materi pengelolaan wakaf pada siswa kelas X semester II SMK Gajah Mada Pabelan.
D. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
5 2. Indikator Keberhasilan
Idikator keberhasilan tindakan dari penelitian ini dapat diamati apabila subjek penelitian terjadi perubahan. Perubahan tersebut berupa peningkatan hasil belajar yang dicapai setelah dilakukan tindakan berupa pemberian layanan pembelajaran klasikal.
Keberhasilan dalam penelitian ini secara individu apabila telah mencapai KKM ≥75, dan secara klasikal yang mencapai KKM ≥85.
Perubahan diperoleh jika siswa telah mendapatkan layanan pembelajaran pada setiap siklusnya.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis.
1. Secara Teoritis
Secara teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, informasi, dan bahan pertimbangan dalam proses kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran PAI untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
2. Secara Praktis a. Bagi Siswa
6 b. Bagi Guru
Dapat memanfaatkan model pembelajaran kontekstual sehingga menimbulkan aktivitas dan hasil belajar yang meningkat. c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan manfaat dan dorongan pihak sekolah agar dapat menerapkan pendekatan-pendekatan dalam berbagai mata pelajaran, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
F. Definisi Oprasional
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul skripsi diatas, maka penulis akan memaparkan penegasan istilah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005:22).
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009:5). 2.Wakaf
7
karena itu, tanah yang dimaksud tidak boleh diambil, diwariskan, atau dihadiahkan lagi kepada orang lain.
Wakaf hukumnya sunnah. Namun, bagi pemberi wakaf (wakif) merupakan amaliah sunnah yang sangat besar manfaatnya. Mengapa dikatakan amaliah sunnah yang sangat besar manfaatnya? Karena bagi wakif merupakan sadaqah jariyah. Wakaf adalah perbuatan terpuji dan sangat dianjurkan dalam islam. Hal ini sesuai dengan dalil-dalil wakaf
Artinya: ”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (Q.S Ali Imran/3:92) (Nelty, 2016:132).
3.Metode Pembelajaran Kontekstual
8
Daryanto (2012:156) mengemukakan beberapa langkah-langkah dalam penyampaian metode kontekstual sebagai berikut:
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan bekerja sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik. c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar.
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran f. Lakukan refleksi diakhir pertemuan
g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. G. Metode Penelitian
Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rancangan Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran PAI materi pengelolaan Wakaf melalui metode kontekstual, penulis akan melakukan penelitian dengan menggunakan dua siklus. Dari masing-masing siklus tersebut peneliti ingin mengetahui hasil belajar mata pelajaran PAI materi pengelolaan Wakaf.
9
dengan kondisi dan gambaran umum tentang SMK Gajah Mada Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
Penjelasan gambar 1.1 :
Gambar 1.1 Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK (Suyadi,2010:50) 2. lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Tempat dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini penulis mengambil lokasi di Kel. Kauman Lor, Kec. Pabelan, Kab. Semarang pada tahun pelajaran 2017/2018. Sekolah ini dipimpin oleh Drs. Nur Fuadi selaku kepala sekolah SMK Gajah Mada Pabelan. Penelitian ini dilaksanakan diruang kelas X.
Refleksi
Perencanaan
Pengamatan SIKLUS I
Perencanaan
Pengamatan SIKLUS II
Pelaksanaan
Refleksi Pelaksanaan
10 b. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini pada hari senin tanggal 16 april 2018 untuk observasi Pra Siklus. Kemudian hari rabu tanggal 09 Mei 2018 sebagai penelitian siklus I dan penelitian siklus II pada hari rabu tanggal 16 Mei 2018. Waktu dari perencanaan penulisan hasil belajar ini pada semester II tahun pelajaran 2017/2018. setelah kegiatan selesai, peneliti mendiskusikan dan mengidentifikasi masalah-masalah dalam pembelajaran dengan Guru Pendidikan Agama Islam. Karena pembelajaran pada siklus II sudah cukup baik maka tidak perlu perbaikan dengan siklus III.
Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan ini peneliti membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Peneliti dibantu oleh Guru Pendidikan Agama Islam di SMK Gajah Mada Pabelan yang mengajar di kelas X untuk kelancaran peneliti dalam melakukan penelitian. Dan selain itu rekan-rekan SMK Gajah Mada yang turut membantu demi terlaksananya penelitian ini.
11 c. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X di SMK Gajah Mada Pabelan Tahun Ajaran 2017/2018. terdiri dari 27 siswa.
3. Langkah Langkah Penelitian
Penelitian ini terdiri dari empat tahapan meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang dilaksanakan secara berkesinambungan. penelitian ini telah selesai apabila telah mendapatkan hasil yang diharapkan.
a. Perencanaan
Langkah pertama dalam penelitian tindakan kelas adalah perencanaan. Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan materi, membuat silabus, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, menyusun perangkat tugas yang akan diberikan kepada siswa, dan menyusun alat uuntuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
12 c. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilakukan untuk menelaah seberapa jauh pelaksanaan strategi pembelajaran CTL mengenai sasaran. Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data hasil belajar sebelum dan sesudah dilakukan penelitian.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengumpulkan kembali apa yang telah dilakukan. Dalam hal ini peneliti melakukan pengecekan sehingga tampak kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan penelitian (Suyadi, 2010:64).
Data yang diperoleh dalam proses observasi kemudian dikumpulkan dan dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut, guru dapat merefleksikan diri terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dapat diambil landasan untuk pelaksanaan kegiatan disiklus selanjutnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Materi Pembalajaran, Soal Tes, Lembar Observasi Siswa, Lembar Observasi Guru
5. Metode Pengumpulan Data a. Tes
13
baik melalui tes lisan, tertulis maupun perbuatan untuk mengukur tingkat pengetahuan materi yang diberikan dengan menggunakan strategi pembelajaran CTL.
b. Metode Observasi
Observasi atau pengumpulan data adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tidakan telah mencapai sasaran (Suyadi, 2010:63).
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data tentang peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah didokumentasikan (Mulyasa, 2009:69). Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan kelas saat pembelajaran untuk mengetahui pelaksanaan strategi pembelajaran pada mata pelajaran PAI khususnya pada materi sesuai dengan RPP.
6. Analisis Data
Analisis data yaitu menganalisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010:85). Dalam PTK, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan dan dianalisis, Yaitu:
14
persentase keberhasilan belajar, dan menyajikan data yang menarik.
Rumus mencari nilai rata-rata Ʃx
N
keterangan:
Mx = Mean (nilai rata-rata) Ʃx = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
Rumus mencari presentase keberhasilan belajar P = x 100%
Keterangan:
P = Angka Presentase
f = Frekuensi siswa yang tuntas belajar N = jumlah siswa
b. Data kualitatif, yaitu data berupa kalimat yang diperoleh saat proses pembelajaran dan wawancara, yang berhubungan dengan pandangan atau sikap siswa, antusiasme siswa dalam belajar, dan motivasi siswa (Yanto, 2013:67).
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah pembahasan dalam memahami isi dari penelitian ini, maka sistematika penulisan sebagai berikut :
Mx =
15 BAB I : PENDAHULUAN
Memuat Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Merupakan bagian yang membahas landasan teori yang berhubungan dengan presentasi belajar siswa, menjelaskan tentang strategi kontekstual dan menjelaskan tentang ruang lingkup mata pelajaran pendidikan agama Islam.
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan proses pelaksanaan penelitian yang dimulai dari tahap awal hingga akhir siklus penelitian dan pembahasan.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menjelaskan hasil dari penelitian mulai dari tahap awal hingga akhir siklus penelitian dan pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai sumbangan pemikiran berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah diperoleh dan daftar pustaka Daftar Pustaka
16 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri. Tetapi angka tinggi tersebut menurun drastis menjadi 18% waktu mereka berusia 16 tahun. Konsekuensinya 4 dari 5 remaja dan orang dewasa memulai pengalaman belajarnya yang baru dengan perasaan ketidak nyamanan (Aunurrahman, 2016:33).
Belajar menurut Geoch adalah perubahan perfprmance sebagai hasil latihan. Sedangkan menurut Morgan belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman (Agus, 2009:1-2).
Sedangkan pengertian belajar menurut Dr. Musthofa Fahmi yaitu “sesungguhnya belajar adalah (ungkapan yang menunjuk) aktivitas (yang
menghasilkan) perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman) (Mustaqim, 2001:34).
17
perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 1995:2).
Chaplin dalam Muhibbin Syah (2013:88) membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: “aqiustion of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and
experience”, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat praktik dan pengalaman. Rumusan kedua yaitu “prcess of acquiring responses as a result special practice”, belajar ialah
proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya pelatihan khusus. Jadi, belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses pematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.
2. Pengertian Hasil Belajar
Gagne dalam buku Cooperative learning milik Agus Suprijono (2009:5-6) mengartikan hasil belajar dalam beberapa bagian, antara lain yaitu:
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa.
18
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasnami dalam urusan dan koordinasi.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian objek tersebut.
Sedangkan Benyamin Bloom membaginya menjadi tiga ranah, pertama, ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Kedua, ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ketiga, ranah afaktif berkenaan dengan sikap dan penilaian (Sudjana, 2005:22-23).
Jadi hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Umumnya hasil belajar dalam sekolah berupa pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telang menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan. Biasanya dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai raport atau daftar nilai formatif, atau nilai ujian pada akhir kelulusan.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut uraian H.C. Witherington dan Lee J. Cronbach Bapemsi yang mendorong perbuatan belajar sebagai berikut:
19 b. Penguasaan alat-alat intelektual. c. Latihan-latihan yang terpencar. d. Penggunaan unit-unit yang berarti. e. Latihan yang aktif.
f. Kebaikan bentuk dan sistem.
g. Efek penghargaan (reward) dan hukuman. h. Tindakan-tindakan pedagogis.
i. Kapasitas dasar (Mustaqim, 2001:70).
Sedangkan Muhibin Syah dalam bukunya yang berjudul prikologi pendidikan (2013:129-136) mengglobalkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menjadi tiga macam, yakni:
a. Faktor internal
Faktor internal atau faktor dari dalam siswa yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor internal ini memiliki dua aspek, yakni:
1) Aspek fisiologis yaitu aspek yang bersifat jasmaniah. Kondisi jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran tubuh, dan dapat mempengaruhi semangat dalam pembelajaran.
20 b. Faktor eksternal
Faktor eksternal atau faktor dari luar siswa yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor eksternal juga terdiri dari dua aspek yaitu:
1) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, tenaga kependidikan, dan teman-teman. Namun yang paling berpengaruh adalah orang tua dan keluarga siswa sendiri.
2) Lingkungan nonsosial adalah bangunan-bangunan atau gedung-gedung di sekeliling siswa.
c. Faktor pendekatan belajar
Faktor ini menggunakan strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses belajar materi tertentu.
B. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
21
orang berilmu maksudnya, usaha untuk mendorong dan menggerakan daya jiwa atau akal seseorang untuk belajar dan lebih menekankan pada membelajarkan daripada sekedar menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan. Kemudian salah satu konsep kunci utama lain yang merujuk kepada hakikat dari inti makna pendidikan adalah istilah Ta’dib yang memiliki arti usaha untuk menciptakan situasi dan kondisi sedemikian rupa, sehingga anak terdorong dan tergerak jiwa dan hatinya untuk berperilaku dan bersifat sopan sesuai dengan yang diharapkan (Rahman, 2002: 25-34).
Pendidikan secara umum memiliki arti bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya, baik jasmani maupun rohani, agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Sementara itu agama adalah aturan perilaku bagi umat manusia yang sudah ditentukan dan dikomunikasikan oleh Allah Swt. melalui orang-orang pilihan-Nya yang dikenal sebagai utusan-utusan, rasul-rasul, atau nabi-nabi. Sedangkan pengertian Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Berpedoman pada kitab suci Al-Qur‟an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah Swt (Aat, 2008:12-15).
22
telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya. Sedangkan menurut Achmadi (1987:10) pendidikan agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditetapkan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.
Menurut Aat (2008:16) pengertian pendidikan agama Islam yaitu usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikan dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat.
Implikasi dari pengertian diatas adalah pendidikan agama Islam merupakan komponen yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan Islam bahkan berkaitan dengan pendidikan-pendidikan yang lain dan pendidikan agama Islam harus di ajarkan sejak dini sebelum anak memperoleh pengajaran ilmu-ilmu yang lain.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
23
harus sesuai dengan hakekat kemanusiaan dan tugas-tugas kehidupan, sesuai dengan sifat-sifat dasar manusia yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan (Rahman, 2002:44)
Sedangkan Arifin (1994:41-43) dalam bukunya pendidikan Islam berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam untuk menanamkan taqwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam. Dalam pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi dua macam tujuan yaitu: pertama, tujuan operasional yaitu suatu tujuan yang dicapai menurut program yang telah ditentukan dalam kurikulum. Kedua, tujuan fungsional yaitu tujuan yang telah dicapai dalam arti kegunaannya, baik dari aspek teoritis maupun aspek praktis, meskipun kurikulum secara operasional belum tercapai. Adapun tujuan akhirnya yaitu terletak dalam realisasi sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara perorangan, masyarakat, maupun sebagai umat manusia keseluruhannya.
3. Dasar Pendidikan Agama Islam
Menurut Aat (2008:17-29) Dasar ideal Pendidikan Agama Islam adalah identik dengan ajaran Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Al-Qur‟an dan Hadis. Kemudian dasar tadi dikembangkan dalam pemahaman para ulama dalam bentuk:
a. Al-Qur‟an
24
sebagai pedoman hidup manusia, bagi yang membaca merupakan suatu ibadah dan mendapat pahala.
b. Sunnah (Hadis)
Dasar yang kedua adalah sunnah yaitu amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah baik dalam bentuk perkataan, perbuatan maupun pengakuan dalam proses perubahan hidup sehari-hari menjadi sumber utama Pendidikan Agama Islam karena Allah menjadikan Muhammad sebagai teladan bagi umatnya.
c. Perkataan, perbuatan dan sikap para sahabat
Saat masa Khulafaur Rasyidin sumber pendidikan agama Islam sudah mulai mengalami perkembangan. Oleh karena itu saat memahami Al-Qur‟an dan sunah tidak bisa sembarangan, yaitu pemahaman yang dimiliki oleh para sahabat. Mereka orang-orang yang paling paham tentang keduanya. Sebab mereka telah mendapat pengajaran langsung dari pendidik terbaik yang ada diatas permukaan bumi ini, yaitu Rasulullah. Melalui perantaraan merekalah generasi setelahnya hingga generasi kita sekarang ini dapat mengetahui dan mengerti Al-Qur‟an dan sunnah.
d. Ijtihad
Ijtihad adalah pengerahan segala kesanggupan seorang faqih (pakar fikih Islam) untuk memperoleh pengetahuan tentang hukum sesuatu melalui dalil syara‟ (agama). Dengan kata lain,
25
oleh para ulama untuk menetapkan hukum suatu perkara atau suatu ketetapan atas persoalan tertentu.
C. Materi Pengelolaan Wakaf 1. Pengertian Wakaf
Kata wakaf berasal dari bahasa arab yang berarti menahan (al-habs) dan mencegah (al-man’u). Artinya menahan untuk dijual, dihadiahkan, atau diwariskan. Berdasarkan istilah syar’i wakaf adalah ungkapan yang diartikan penahanan harta milik seseorang kepada orang lain atau kepada lembaga dengan cara menyerahkan benda yang sifatnya kekal kepada masyarakat untuk diambil manfaatnya. Misalnya, seseorang mewakafkan tanah miliknya yang dijadikan tempat pemakaman umum (TPU). Oleh karena itu, tanah yang dimaksud tidak boleh diambil, diwariskan, atau dihadiahkan lagi kepada orang lain.
2. Hukum Wakaf
Wakaf hukumnya sunnah. Namun, bagi pemberi wakaf (wakif) merupakan amaliah sunnah yang sangat besar manfaatnya. Mengapa dikatakan amaliah sunnah yang sangat besar manfaatnya? Karena bagi wakif merupakan sadaqah jariyah. Wakaf adalah perbuatan terpuji dan sangat dianjurkan dalam islam. Hal ini sesuai dengan dalil-dalil wakaf untuk keperluan umat.
26
Artinya: ”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (Q.S Ali Imran/3:92).
Hadis Rasulullah saw. Riwayat oleh Bukhori dan Muslim
Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Apabila seseorang meninggal, maka amalnya terputus kecuali tiga perkara sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Mengenai sadaqah jariyah pada hadis di atas, ulama telah sepakat bahwa yang dimaksud dengan sadaqah jatiyah dalam hadis tersebut adalah wakaf.
3. Rukun Dan Syarat Wakaf
Rukun wakaf ada empat, yaitu orang yang berwakaf, benda yang diwakafkan, orang yang menerima wakaf dan ikrar.
a. Orang yang berwakaf (al-wakif), dengan syarat-syarat sebagai berikut.
27
2) Berakal, maksudnya tidak sah wakaf dari orang bodoh, orang gila, atau orang yang sedang mabuk.
3) Baligh.
4) Bertindak secara hukum (rasyid). Orang bodoh, orang yang sedang bangkrkut (muflis), dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan hartanya.
b. Benda yang diwakafkan (al-mauquf), syarat-syaratnya. 1) Barang yang diwakafkan itu harus barang yang berharga. 2) Harta yang diwakafkan harus diketahui keadaanya, apabila
harta itu tidak diketahui jumlahnya (mahjul), pengalihan milik ketika itu tidak sah.
3) Harta yang diwakafkan harus milik oleh orang yang berwakaf (wakif).
4) Harta harus berdiri sendiri, tidak melekat pada harta lain (mufarrazan) atau disebut dengan istilah gairasai’.
c. Orang yang menerima manfaat wakaf (almauquf ,alaihi) atau sekelompok orang/badan hukum diberi tugas mengurus dan menerima barang wakaf (nair) tersebut. Orang yang menerima wakaf diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1) Tertentu (mu’ayyad), artinya orang yang menerima wakaf
28
menerima wakaf tersebut (almawaqufmu’ayyan) adalah orang yang boleh memiliki harta (ahlanlialtamlik). Dengan demikian, orang muslim, merdeka, dan kafirimni (nonmuslim yang bersahabat) yang memenuhi syarat tersebut, boleh memiliki harta wakaf. Orang bodo, hamba sahaya, dan orang gila tidak sah untuk menerima wakaf. 2) Tidak tertentu (gairamu’ayyan), artinya berwakaf itu tidak
ditentukan kriterianya secara rinci. Seperti untuk orang fakir, orang miskin, tempat ibadah, makam, dan lain-lain. Syarat-syarat yang berkaitan dengan ghairamu’ayyan, yaitu yang menerima wakaf hendaklah dapat menjadikan wakaf tersebut untuk kebaikan, dan dengan wakaf dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt. Hal ini ditunjukan hanya untuk kepentingan Islam saja.
4. Lafaz Atau Ikrar Wakaf
a. Ucapan ikrar wakaf harus mengandung kata-kata yang menunjukkan kekalnya (ta’bid), tidak sah wakaf jika ucapannya dengan batas waktu tertentu.
b. Ucapan ikrar wakaf dapat direalisasikan segera (tanjiz), tanpa disangkutkan, atau digantungkan kepada syarat tersebut.
c. Ucapan ikrar wakaf bersifat pasti.
29
Apabila semua persyaratan diatas dapat terpenuhi, maka penguasaan atas tanah wakaf bagi penerima wakaf sah. Pewakaf (wakif) tidak dapat lagi menarik kembali kepemilikan harta tersebut karena telah berpindah kepada Allah Swt. Dan penguasaan harta tersebut berpindah kepada orang yang menerima wakaf (nair). Secara umum, penerima wakaf (nair) dianggap pemiliknya, tetapi bersifat tidak penuh (gaira tammah).
5. Hikmah Dan Keutamaan Wakaf
Ibadah wakaf memiliki keutamaan yang banyak sekali. Namun demikian, wakaf merupakan amal ibadah yang belum banyak dilakukan oleh kaum muslimin. Hal ini disebabkan wakaf tersebut berupa harta benda yang dicintai. Seperti tanah, bangunan, atau benda lainnya. Jika seorang muslim mengetahui betapa besar pahala yang akan diraihnya dengan berwakaf, maka boleh jadi kaum muslimin akan berbondong-bondong melakukan wakaf meskipun hanya sekedar satu meter tanah.
Salah satu keutamaan wakaf bahwa ia akan dicatat dan dihitung sebagai amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir meskipun orang yang mewakafkannya meninggal dunia. Artinya pemberi wakaf akan tetap menerima pahala selama wakafnya dimanfaatkan oleh orang lain.
6. Harta Wakaf dan Pemanfaatan Wakaf
30
bin khattab ra. Mewakafkan sebidang tanah di Khaibar. Khalid bin Walid ra. mewakafkan pakaian perang dan kudanya.
Harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan manfaat jangka panjang, selain itu, hrta wakaf mempunyai nilai ekonomi menurut syari‟ah. Harta benda wakaf terdiri atas dua macam,
yaitu benda tidak bergerak dan benda bergerak.
a. Wakaf benda tidak bergerak
Wakaf benda tidak bergerak mencakup hal-hal berikut:
1) Hak atas tanah sesuan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang sudah maupun yang belum terdaftar.
2) Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah. 3) Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah. 4) Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Wakaf benda bergerak
Wakaf benda bergerak mencakup hal-hal berikut:
1) Wakaf uang yang dilakukan oleh lembaga keuangan syari’ah yang ditunjuk oleh Mentri Agama. Dana wakaf
berupa uang dapat diinvestasikan pada aset-aset financial dan pada aset riil.
31 3) Surat berharga. 4) Kendaraan.
5) Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Haki mencakup hak cipta, hak paten, dan desai produk industri.
6) Hak sewa seperti wakaf bangunan dalam bentuk rumah.
7. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Wakaf
Secara makro, wakaf diharapkan mampu mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Orang-orang yang perlu bantuan berupa makanan, perumahan, sarana umum seperti masjid, rumah sakit, sekolah, pasar, dan lain-lain, bahkan modal untuk kepentingan pribadi dapat diberikan, bukan dalam bentuk pinjaman, tetapi murni sedekah dijalan Allah Swt. Kondisi demikian akan memperingan beban ekonomi masyarakat. Kalau kegiatan ekonomi bergerak secara teratur, tentu akan lahir ekonomi masyarakat dengan biaya murah.
Menurut Syafi‟i Antonio, setidaknya ada tiga filosofi dasar yang harus
ditekankan ketika hendak memberdayakan wakaf. Pertama, memanajemennya harus dalam bingkai „proyek yang terintegrasi‟. Kedua,
32
Prinsip-prinsip pengelolaan wakaf adalah sebagai berikut:
a. Seluruh harta benda wakaf harus diterima sebagai sumbangan dari wakif daengan status wakaf sesuai dengan syariah.
b. Wakaf tanpa batas waktu.
c. Wakif mempunyai kebebasan memilih tujuan sebagaimana yang diperkenankan oleh syariah.
d. Jumlah harta wakaf tetap utuh dan hanya keuntungannya saja yang akan dibelanjakan untuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh wakif.
e. Wakif dapat meminta keseluruhan keuntungannya untuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
D. Pembelajaran Kontekstual 1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya (Agus, 2009:13).
Arikunto dalam buku Ali Mufron (2013:128) mengartikan pembelajaran sebagai suatu yang mendukung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap oleh subjek yang sedang belajar.
33
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Hamzah, 2015:144).
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses kegiatan belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa dalam mencapai tujuan/indicator yng telah ditentukan.
2. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
34
langsung dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk aktif mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajari.
Pembelajaran kontekstual mengarahkan pembelajaran kepada upaya untuk membangun kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran, dengan mengaplikasikan pengetahuan yang sumbernya dari luar serta pembelajaran yang memusatkan pada proses dan hasil, sehingga assesmen dan evaluasi memegang peran penting untuk mengetahui pencapaian standar akademik dan standar performance (kinerja).
3. Strategi Pembelajaran kontekstual
Berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD) dalam Agus Suprijono (2010:83-84) menerapkan strategi kontekstual sebagai berikut:
a. Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman
kehidupan nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk membantu peserta didik agar yang dipelajari bermakna.
b. Experiencing, peserta didik berproses secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya.
c. Applying, belajar yang menekan pada proses
35
d. Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan
kooperatif melalui belajar berkelompok.
e. Transferring, pembelajaran yang menekan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.
4. Komponen Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki tujuh asas (komponen) yang melandasi pelaksanaan pembelajaran kontekstual, yaitu;
a. Kontruktivism (pengkontruksian)
Kontruktivisme adalah proses pembangunan atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman (Hamruni, 2012:142). Pengetahuan akan fungsional manakala dibangun oleh individu itu sendiri. Pengetahuan merupakan jalinan secara intregratif dan fungsional dari konsep-konsep pendukungnya. Pemahaman arti atau makna stuktur merupakan tesis penting dari pembelajaran berbasis kontruktivisme. Belajar berbasis kontruktivisme menekankan pemahaman pada pola dari pengetahuan (Agus, 2010:85).
b. Inquiry (inkuiri)
36
melalui proses berfikir yang sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian, dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dalam menemukan sendiri materi yang harus dipahami.
Penerapan asas inkuiri dalam pembelajaran kontekstual dimulai dari adanya kesadaran siswa akan masalah yang jelas ingin dipecahkan. Dengan demikian siswa harus didorong untuk menemukan masalah. Setelah masalah ditemukan, siswa akan menentukan batasan-batasannya, kemudian mengajukan hipotesis (jawaban sementara), setelah itu siswa akan terdorong untuk melakukan observasi dalam rangka pengumpulan data. Setelah data terkumpul, selanjutnya siswa dituntut untuk menguji hipotesis sebagai dasar dalam merumuskan kesimpulan (Hamruni, 2012:143-144).
c. Questioning (bertanya)
37
begitu saja, tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Karena itu peran pertanyaan sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya (Hamruni, 2012:144).
Dalam pembelajaran yang produktif menurut Jumanta (2014:53), kegiatan bertanya akan sangat berguna dalam hal berikut:
1) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran.
2) Membangkitkan motivasi belajar siswa.
3) Merangsang keingin tahuan siswa terhadap sesuatu. 4) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan.
5) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.
Dalam setiap tahap dan proses pembelajaran kegiatan bertanya sangat diperlukan. Oleh karena itu, kemampuan guru untuk mengembangkan teknik-teknik bertanya sangat diperlukan.
d. Learning Comunity (belajar masyarakat)
38
tidak mungkin dapat dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Kerja sama saling memberi dan menerima sangat dibutuhkan untuk memecahkan suatu persoalan (Hamruni, 2012:145).
Konsep masyarakat belajar dalam pembelajaran kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dengan cara membentuk kelompok kecil maupun kelompok besar, baik dalam belajar secara formal ataupun lingkungan yang terbentuk secara alamiah. Dalam kelompok tersebut kita dapat saling bertukan pengalaman, berbagi ide, bahkan mendapatkan pengetahuan baru dari orang lain. Dan belajar bersama orang lain itu lebih baik dibandingkan belajar sendiri.
e. Modeling (pemodelan)
Menurut Jumanta (2014:54) asa pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memeragakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya guru memberikan contoh bagaimana cara mengoperasikan sebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing, dan lain sebagainya.
39
membaca puisi dapat disuruh menampilkan kebolehannya. Oleh karena itu, pemodelan sangatlah penting dalam pembelajaran agar siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teorik dan abstrak (Hamruni, 2012:146).
f. Reflektion (refleksi)
Refleksi adalah sebuah upaya untuk melihat kembali, mengorganisir kembali, menganalisis kembali, mengklarifikasi kembali dan mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari (Agus, 2010:88).
Refleksi juga mempunyai arti proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya (Hamruni, 2012:146)
Dalam akhir pembelajaran biarkan siswa merenungi setiap hal yang telah dipelajari, agar mereka mampu menafsirkannya sendiri dan dapat menyimpulkan pengalaman belajarnya. g. Authentic Assessment (penilaian nyata)
40
5. Langkah-langkah pembelajaran kontekstual
Langkah-langkah pembelajran kontekstual menurut Daryanto (2012:156) secara garis besar sebagai berikut: (a) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermkna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilannya Barunya. (b) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. (c) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. (d) Ciptakan masyarakat belajar. (d) Hadirkan mdel sebagai contoh pelajaran. (e) Melakukan refleksi diakhir pertemuan. (f) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
E. Penerapan metode kontekstual pada pembelajaran PAI materi wakaf Untuk lebih memahami cara mengaplikasikan pembelajaran kontektual dalam proses pembelajaran. Siswa dapat berfikir luas ketika menemukan pengalaman baru. Siswa menemukan dan mengembangkan sikap bertanya untuk lebih megaktifkan dan menemukan keterampilan barunya. Menunjukan model sebagai contoh belajar. Menciptakan masyarakan belajar. Melakukan pengulangan atau refleksi diakhir pertemuan. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan cara yang benar.
41
menjelasakan pengertian tentang wakaf, menjelaskan ketentuan-ketentuan wakaf dan dapat menyajikan pengelolaan wakaf secara benar. Pola pembelajaran konfensional guru menerapkan stategi pembelajaran dengan cara menyuruh siswa membaca buku tentang wakaf, guru menyampaikan pembelajaran dengan berceramah, memberikan test secara lisan kepada siswa, guru menulis pokok-pokok materi, guru melakukan evaluasi. Dari pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa guru memegang kendali sepenuhnya. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengeksplorasi. Sedangkan dalam pembelajaran kontekstual dengan indikator yang sama, guru menjelaskan kompetensi yg harus dicapai, manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi. berikut langkah-langkah pembelajaran pengelolaan wakaf menggunakan metode kontekstual; a) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran kontekstual kepada siswa. b) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk mencari video tentang pengelolaan wakaf dengan menggunakan HP masing-masing siswa untuk diamati dan dikembangkan. c) Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang telah mereka buat. d) Pada minggu berikutnya siswa dibagi dalam kelompok kecil yang masing-masing kelompok terdiri dari dua orang untuk mempraktekan cara pengelolaan wakaf yang baik dan benar. Setelah itu guru melakukan tanya jawab secara lisan kepada siswa seputar materi wakaf.
42
Kajian Pustaka merupakan langkah penelitian yang menjelaskan tentang kajian kepustakaan yaitu dengan mengkaji skripsi atau penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Noor Imamuddin Abdi (2008) yang berjudul “Penerapan Metode Contextual Teaching And Learning
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam(bidang studi fiqih) di MTs Surya Buana Malang”. UIN Malang. Malang: Fakultas Tarbiyah.
Dari skripsi tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode kontekstual sudah berjalan dengan baik. Urgensitas pembelajaran dengan menggunakan penerapan metode CTL merupakan metode yang sangat penting, apalagi di MTs Surya Buana Malang merupakan sekolah alam. Namun terdapat kendala dalam penerapan metode kontekstual tersebut, yaitu minimnya pemahaman guru terhadap teori-teori dari metode pembelajaran CTL.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Masyhudi (2007) yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual Teaching And Learning
43
satu ciri kerja sama dilingkungan kelas, baik antara guru dan siswa, guru dengan guru, maupun siswa dengan siswa. Hal ini ternyata memberikan perubahan pada mutu Pendidikan Agama Islam.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Chalimatus Sa‟diah (2009) yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
And Learning) terhadap ketuntasan belajar Pendidikan Agama Islam
siswa kelas IX Taman Pendidikan Islam (TPI) Gedangan Sidoarjo”.
UIN Sunan Ampel. Surabaya: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa data tentang pelaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi PAI tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil prosentase yaitu 87%. Dan angka tersebut bila dikonsultasikan dengan standar prosentase tergolong baik.
44 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Kondisi Umum Smk Gajah Mada Pabelan
1. Sejarah Berdirinya
SMK Gajah Mada didirikan pada 7 April 2011, dan beroperasi pada tahun ajaran 2011/2012 dengan membuka pendidikan kejuruan tata busana dan teknik komputer jaringan. SMK Gajah Mada adalah salah satu sekolah yang menberikan pendidikan teknologi dengan dibangun atas naungan yayasan Tarqiyatul Himmah yang bernaung di bawah Lembaga Pendidikan Ma‟arif Nahdlatul Ulama Kabupaten Semarang. Tujuan
didirikannya SMK Gajah Mada adalah karena atas keinginan dan aspirasi yang berkembang di lingkungan masyarakat kecamatan Pabelan yang menginginkan berdirinya SMK berbasis ke agamaan. Hal ini didasari oleh semakin banyaknya berdiri SMK yang kurang memadukan antara pendidikan umum dan agama, sehingga pada gilirannya anak didik kurang memahami pendidikan keagamaan. Sasaran siswa mula-mula hanya dari SMP maupun MTs yang berada di sekitar kecamatan Pabelan, maupun santri pondok pesantren. Pada SMK ini pelajaran setiap harinya teori hanya berjalan 30% sedangkan 70% adalah praktek.
2. Lokasi Sekolah
45 3. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Visi SMK Gajah Mada Pabelan yaitu “Menciptakan lulusan yang
berilmu, bertaqwa, berkepribadian, berketerampilan dan beramal”.
b. Misi
Adapun misi yang diharapkan dapat mendukung visi tersebut adalah:
1) Membimbing siswa dengan ajaran Islam Ahlusunnah Wal Jama‟ah.
2) Menghasilkan lulusan yang siap bekerja, terampil sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat.
3) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang kompeten khususnya bidang keahlian teknik komputer dan jaringan serta tata busana.
4. Program Keahlian
Beberapa program keahlian yang diajarkan di SMK Gajah Mada Pabelan antara lain sebagai berikut:
a. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) b. Tata Busana (TB)
5. Struktur Organisasi
Tabel 3.1Struktur Organisasi Guru
NO NAMA JABATAN
46
4 Untung Kisworo, ST Waka Humas
5 Sumadi BA Waka Sarpras
6 Nur Imayati, S.Pd Waka Manajemen Mutu
6. Data Guru dan Karyawan a. Data Guru
Tenaga pendidik SMK Gajah Mada pada tahun ajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Data Guru
NO NAMA MATA
3 Nur Imayati, S.Pd Matematika X/XI/XII Semua Program
4 Sofroul Hidayati, S.Pd
Pariwisata X Semua Program Bahasa Jawa X/XI/XII Semua
Program
5 Sayoga, S.Pd
PKn X/XI/XII Semua
Program
Kewirausahaan XII Semua Program IPS XII Semua Program
6 Royati Safari, S.Si
IPA Terapan X Tata Busana
Fisika X TKJ
8 Merina Rahmawati, S.Pd
Bahasa Indonesia
X/XI/XII Semua Program
47
Indonesia X Semua Program Seni Budaya X/XI/XII Semua
Program
BK X Semua Program
Kewirausahaan XI Semua Program 11 Tria Puji Lestari,
S.Pd Bahasa Inggris
X/XI/XII Semua Program
12 Wahyu Anggun
Safitri, AP Produktif TB
X/XI/XII Tata
KKPI XI Semua Program 14
Dwi Indah Mekarsari, S.Pd.Kom
Produktif TKJ X/XI/XII TKJ 15 Siti Rodhiyah Produktif TB XI/XII Tata Busana b. Data Karyawan
3 Safi‟i Penjaga Sekolah
7. Data Kesiswaan
48
Tabel 3.4 Kesiswaan
No Kelas L P Jumlah
1 X / TEKNIK KOMPUTER
JARINGAN (TKJ) 10 3 13
2 X / TATA BUSANA (TB) 4 10 14
3 XI / TEKNIK KOMPUTER
JARINGAN (TKJ) 6 2 8
4 XI / TATA BUSANA (TB) 5 6 11
5 XII / TEKNIK KOMPUTER
JARINGAN (TKJ) 11 8 19
6 XII / TATA BUSANA (TB) 0 6 6
Total 36 35 98
8. Data Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana merupakan fasilitas pendidikan yang sangat menunjang berlangsungnya belajar mengajar. Adapun sarana prasarana SMK Gajah Mada Pabelan dapat dirincikan sebagai berikut:
Tabel 3.5 Sarana Prasarana
NO NAMA RUANG JML UKURAN KONDISI
1 Kelas 4 7x8 Baik
2 Ruang Kepsek 1 3x6 Baik
3 Ruang Guru 1 6x7 Baik
4 Ruang TU 1 3,5 x 4 m Baik
5 Lab TKJ 1 6 x 4 m Baik
6 Ruang Praktek TB 1 4,5 x 6 m Baik
7 WC / kamar kecil 2 Kurang
49 9. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah siswa kelas X tahun pelajaran 2017/2018 semester genap dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa. Di dalam kelas, siswa cenderung pasif dan tidak percaya diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Menjadikan nilai siswa berada di bawah KKM yang telah ditentukan. Oleh karena itu peneliti memilih kelas ini untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di kelas X khususnya pembelajaran PAI.
50
23 M. Rokhim L
24 Novita Rosiana I P
25 Rahayu Agil S P
26 Riski Ananda P P
27 Zulfa Aulin A P
B. Kolaborator Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian kolaboratif. Dimana guru yang melakukan kegiatan proses pembelajaran bersama siswa. Peneliti membantu guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan serta melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa berkaitan dengan langkah-langkah proses pembelajaran dan pelaksanaan pendekatan metode kontekstual.
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
51 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Membicarakan rencana penelitian tindakan kelas dengan kepala sekolah dan guru mapel
2) Melakukan penyusunan jadwal kegiatan yang akan dilakukan 3) Memilih topik yang sesuai dengan metode yang diterapkan 4) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlebih
dahulu dengan pokok bahasan 5) Membuat lembar kerja siswa
6) Membuat lembar observasi untuk siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung
7) Membuat alat evaluasi untuk siswa dengan tujuan untuk mengetahui prestasi siswa
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan siklus I
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada 09 Mei 2018 pada pukul 07.00 sampai 08.30 WIB di ruang kelas X SMK Gajah Mada Pabelan dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian ini berlangsung selama satu kali pertemuan (2x45 menit). Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus I:
1) Kegiatan awal (15 menit)
52
a) Guru mengucapkan salam
b) Guru beserta pesetra didik melakukan do‟a bersama c) Guru menyapa siswa dan melakukan presensi d) Appersepsi dan motivasi
e) Guru bertanya kepada siswa
f) Guru meminta siswa untuk bersiap mengikuti pelajaran yang segera dimulai
2) Kegiatan inti (50 menit)
a) Guru menyampaikan kompetensi dasar yang harus dicapai
b) Dalam pertemuan kali ini guru menggunakan metode pembelajaran kontekstual
c) Guru mengembangkan pemikiran siswa dengan bertanya tentang materi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
d) Guru menjelaskan materi tentang wakaf
e) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kecil tentang meteri yang diajarkan
f) Guru menunnjuk beberapa siswa untuk memberikan contoh tentang materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-harinya
53
h) Masing-masing kelompok membahas sub tema yang dibagikan
i) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
j) Guru dan siswa memberikan komentar serta memberi nilai kepada kelompok yang maju ke depan
k) Guru memberikan lembar kerja individu kepada semua siswa
l) Guru tidak memperbolehkan siswa untuk bekerja sama serta tidak boleh membuka buku catatan maupun buku paket
m) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang diajarkan
3) Kegiatan penutup (15 menit)
a) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan b) Guru memberikan komentar terhadap aktifitas siswa
saat pembelajaran
c) Guru memberitahu materi yang akan datang
d) Guru meminta siswa belajar materi yang akan datang
e) Guru menutup dengan do‟a
54 c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan peneliti secara langsung selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Peneliti dalam melaksanakan pengamatan menggunakan dua lembar observasi. Lembar observasi pertama digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam melaksanakan pembalajaran PAI sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar observasi kedua digunakan untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran PAI menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Hasil pengamatan berupa lembar observasi akan ditampilkan pada lembar catatan lapangan.
d. Refleksi
55
Pada tahap ini peneliti menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi siswa dan guru.
Temuan keberhasilan yang dicapai peneliti dalam siklus I, diantaranya:
1) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penejelasan dari guru.
2) Sebagian siswa aktif mengikuti pembelajaran yang berlangsung.
3) Sebagian siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru.
Meskipun sudah ada keberhasilan namun masih ada kekurangan dalam pembelajaran tersebut, diantaranya: 1) Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang
kurang aktif dan mengabaikan materi pembelajaran. 2) Keberanian siswa bertanya dan menjawab pertanyaan
masih kurang aktif.
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peniliti melakukan gagasan perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama. 1) Guru lebih terampil dalam mengelola kelas waktu
pelajaran berlangsung.
56 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Pelaksanaan Siklus II
Pada siklus ini sama dengan siklus pertama. Siklus II terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan diadakan identifikasi masalah yang terjadi pada siklus I. Selanjutnya diadakan alternative pemecahan masalah yang akan dilakukan pada tahapan tindakan penyusunan konsep pembelajaran.
Pada tahap II ini peneliti mempersiapkan perangkat meliputi pembuatan RPP, lembar soal, dan lembar observasi.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada 16 Mei 2018 di ruang kelas X SMK Gajah Mada Pabelan.
1) Kegiatan awal (15 menit)
Disini, kegiatan yang berlangsung dapat dirincikan sebagai berikut:
a) Guru mengucapkan salam
b) Guru beserta peserta didik melakukan do‟a bersama c) Guru mengaben siswa
d) Guru bertanya kepada siswa
57 2) Kegiatan inti (50 menit)
a) Guru menyampaikan kompetensi dasar yang harus dicapai b) Dalam pertemuan kali ini guru menggunakan metode
pembelajaran kontekstual
c) Guru mengembangkan pemikiran siswa tentang materi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
d) Guru menjelaskan materi tentang wakaf
e) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kecil tentang materi yang diajarkan
f) Guru menunjuk beberapa siswa untuk memberikan contoh tentang materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari g) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil
dengan 2 anggota
h) Guru memberikan gulungan kertas yang berisi tugas dan memberi waktu siswa untuk berdiskusi
i) Guru meminta setiap kelompok maju kedepan bergantian untuk mempraktikan cara berwakaf yang benar
j) Guru memberi lembar kerja individu kepada semua siswa k) Guru tidak membolehkan siswa bekerja sama serta tidak
boleh membuka buku catatan maupun buku paket
58 3) Kegiatan akhir (15 menit)
a) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
b) Guru memberikan masukan terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran
c) Guru memberitahu materi yang akan datang
d) Guru meminta siswa untuk mempelajarai materi yang akan datang
e) Guru menutup dengan do‟a
f) Guru mengucapkan salam penutup b. Pengamatan
59
pengamatan berupa lembar observasi akan ditampilkan pada lembar catatan lapangan.
c. Reflesi Siklus II
Tahap akhir dari siklus II ini adalah tahap refleksi. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keberhasilan pada proses pembelajaran yaitu siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dibandingkan dengan siklus sebelumnya, hampir seluruh siswa mulai berani bertanya dan menjawab pertanyaan, ketepatan guru dalam mengajar dengan menerapkan metode kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi tentang
wakaf dan telah terlampaui target pencapaian KKM. Hasil