• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUATAN KARAKTER TOLONG MENOLONG (TA’AWUN) SISWA MELALUI PROGRAM EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA DI SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN AJARAN 20172018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGUATAN KARAKTER TOLONG MENOLONG (TA’AWUN) SISWA MELALUI PROGRAM EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA DI SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN AJARAN 20172018 SKRIPSI"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUATAN KARAKTER TOLONG MENOLONG

(TA’AWUN) SISWA MELALUI PROGRAM

EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA

DI SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Fatikatul Malikah

NIM : 111-14-054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)

ii

(3)

iii

PENGUATAN KARAKTER TOLONG MENOLONG

(TA’AWUN) SISWA MELALUI

PROGRAM

EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA

DI SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Fatikatul Malikah

NIM : 111-14-054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)

iv Dr. Miftahuddin, M.Ag.

Dosen IAIN Salatiga Nota Pembimbing

Lampiran : 4 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara : Fatikatul Malikah

Kepada:

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka naskah skripsi saudara:

Nama : Fatikatul Malikah NIM : 111-14-054

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul : PENGUATAN KARAKTER TOLONG MENOLONG

(TA’AWUN) SISWA MELALUI PROGRAM

EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DI SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 20 Agustus 2018 Pembimbing

(5)

v HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

Penguatan Karakter Tolong Menolong (Ta’awun) Siswa

Melalui Program Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja

di SMK Al Falah Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018

Disusun oleh: Fatikatul Malikah

NIM : 111-14-054

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 26 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd

Sekretaris : Dr. Miftahuddin, M.Ag Penguji I : Siti Rukhayati, M.Ag Penguji II : Dr. Imam Sutomo, M.Ag

Salatiga, 26 September 2018 Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Suwardi, M.Pd.

NIP.19670121 199903 1002 KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DA KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Fatikatul Malikah

NIM : 111-14-054

Program Studi : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-respository IAIN Salatiga. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 19 Agustus 2018

Yang Menyatakan,

Fatikatul Malikah

(7)

vii

MOTTO

“Selalu ada h

arapan bagi mereka yang selalu berdoa, dan selalu

ada jalan bagi mereka yang mau berusaha”

ساُهن ىٓعفَأ ساُنا سٛح

sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi

manusia lain”

ْثلإا َٗهَع إََُٔاَعَح لأَ َْٖٕقَّخنأَ ِّسِبْنا َٗهَع إََُٔاَعَحَٔ

ٌِأَْدُعْنأَ ِى

ِباَقِعْنا ُدِٚدَش َ َّاللَّ ٌَِّإ َ َّاللَّ إُقَّحأَ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan

bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan ibuku tersayang, Sugiman dan Nur Asiyah yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, semangat dan motivasi dalam kehidupanku. 2. Saudara kandungku adik Ida Futiha dan Muhammah Ali Hasan atas motivasi yang tak

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan nikmat, rahmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Penguatan Nilai-nilai Kaarakter Siswa Melalui Program Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran 2017/2018, ini dengan baik dan lancar.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW, semoga kelak dapat berjumpa dan mendapat syafa‟atnya di yaumul akhir. aamiin.

Penulisan skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, BapakSuwardi, M.Pd.. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Siti Rukhayati, M.Ag.

4. Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan saran, arahan dan bimbingan dengan ikhlas dan kebijaksanaan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

5. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Pembimbing Akademik yang senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam proses bimbingan akademik selama kuliah.

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

7. Ibu nyai H. Latifah Zoemri dan keluarga, yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, semoga bermanfaat dan berkah dalam kehidupanku mendatang. 8. Seluruh Asatidz PPTI Al Falah yang telah membekali berbagai ilmu

(10)

x

9. Keluarga besar SMK Al Falah Salatiga yang memberikan ijin penelitian kepada penulis.

10. Ayah, ibu dan adikku

11. Sahabat-sahabat PPTI Al Falah Salatiga, yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepadaku.

12. Sahabat-sahabat seperjuanganku kamar B6 (Aini, Rodziyah, Ruli, Isti, Epo, Ummah, Nia, Liana, Luluk, April, Nurul, Nikmah, Miladil, Herli, Erika, Mpit, Uswatun, Tyas, Ella, Hanifah, Afratun, Lina, Kuni, Ulfah, dek Sari).

13. Sahabat-sahabat seperjuanganku mb fina, gus alip, fauzil, nabila, elfa, mb umi fajriyah, fitri, iis, muza, hana, tatu yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepadaku, serta seseorang yang telah memberikan warna dalam kehidupanku, juga sebagai penyemangat keseharianku, M. Nurul Burhanuddin. 14. Kakak-kakaku Khoirotun Nisak, Evi Yuniyanti, Uswatun Khasanah, yang selalu

memberi motivasi dan semangat kepadaku. 15. Calon imamku dimanapun berada

16. Sahabat-sahabat PMII Komisariat Djoko Tingkir Kota Salatiga yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini. 17. Sahabat-sahabat seperjuanganku di Dewan Mahasiswa Institut

18. Sahabat-sahabat seperjuanganku Posko 29 KKN IAIN Salatiga tahun 2018 DesaTampir Wetan, Kec. Candi Mulyo, Kab Magelang.

19. Sahabat-sahabat PPL SMP Negeri 3 Getasan. 20. Keluarga besar PAI IAIN Salatiga angkatan 2014.

(11)

xi

Terselesaikannya tulisan ini selain sebagai bentuk tanggung jawab pengenyam perguruan tinggi yang tentunya kelak akan menjadi salah satu referensi. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.

Salatiga, 19 Agustus 2018

Fatikatul Malikah

(12)

xii ABSTRAK

Malikah, Fatikatul. 2018. Penguatan karakter tolong menolong (ta’awun) siswa melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Miftahuddin, M.Ag.

Kata Kunci: pendidikan Karakter, Tolong menolong, Palang Merah Remaja

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penguatan nilai-nilai karakter siswa melalui program ekstrakurikuler palang merah remaja di SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran 2017/2018. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bentuk-bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) siswa apa yang muncul dalam kegiatan PMR? (2) Bagaimana cara yang ditempuh dalam penguatan karakter tolong

menolong (ta‟awun) siswa melalui program ekstrakurikuler palang merah remaja di SMK

Al Falah Salatiga tahun ajaran 2017/2018? (3) Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja?

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan mssetode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi. Dengan menggunakan trianggulasi teknik dan sumber. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yakni hasil wawancara dengan pembina dan peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran 2017/2018, dan sumber sekunder yang yang berupa foto-foto kegiatan terkait kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) bentuk-bentuk karakter tolong

menolong (ta‟awun) siswa yang muncul yaitu, peduli sosial, kerjasama, gotong royong

dan tanggung jawab. (2) cara yang ditempuh dalam penguatan karakter tolong menolong

(ta‟awun) siswa melalui kegiatan PMR di SMK Al Falah yaitu dilaksanakan dengan cara

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR... ii

LEMBAR BERLOGO IAIN ii HALAMAN SAMPUL DALAM... .iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN...v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI.. vii

MOTTO viii PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR ix ABSTRAK...x

DAFTAR ISI xi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Penegasan Istilah ... 8

F. Sistematika Penulisan...10

(14)

xiv

1. Pendidikan Karakter ... ... ...13

a. pengertian Pendidikan Karakter...12

b. Nilai-nilai Karakter...17

c. Nilai Karakter Tolong Menolong (ta'awun)...19

c. Metode Pendidikan Karakter...24

d. Tujuan Pendidikan Karakter...26

2. Program Ekstrakurikuler ... 30

a. Pengertian Ekstrakurikuler...30

b. Tujuan Ekstrakurikuler...31

c. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler...32

3. Palang Merah Remaja...33

a. Pengertian Palang Merah Remaja...33

b. Sejarah Palang Merah Remaja...34

c. Visi Misi dan Tujuan Palang Merah Remaja...35

d. Ruang Lingkup Palang Merah Remaja...36

e. Prinsip-prinsip Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional...36

f. Mnajemen Palang Merah Remaja...39

B. Kajian Penelitian Terdahulu ... 43

BAB III METODE PENELITIAN 46 A. Pendekatan danJenis Penelitian ... 46

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47

C. Sumber Data ... 47

D. Prosedur Pengumpulan Data …………...48

(15)

xv

F. Pengecekan Keabsahan Data...50

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA...52

A. PAPARAN DATA...52

1. Profil Sekolah ...52

a. Sejarah Berdirinya SMK Al Falah Salatiga...52

b. Lokasi Sekolah...53

c. Visi dan Misi Sekolah...53

d. Tujuan Sekolah...53

e. Program Keahlian...54

f. Data Guru dan Karyawan...55

g. Keadaan Peserta Didik...53

h. Sarana dan Prasarana...53

2. Data Karakter ... ... ..59

a. Bentuk-bentuk Karakter Tolong Menolong (ta'awun) siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR...59

b. Pelaksanaan Penguatan Nilai-nilai Karakter...60

c. Faktor Pendukung dan Penghambat...62

B. ANALISIS DATA...64

BAB V PENUTUP 80 A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(16)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Lampiran 2. Verbatim Wawancara

Lampiran 3. Surat Pembimbing dan Asisten Pembimbing Lampiran 4. Surat Keterangan Bukti Penelitian

Lampiran 5. Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 6. Daftar Nilai SKK

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini banyak ditemui remaja yang tidak mempunyai kepedulian

sosial atau sikap tolong menolong, remaja hanya mementingkan dirinya sendiri

tanpa melihat sekitarnya yang membutuhkan bantuan. Remaja yang seperti ini

harus dibimbing agar mempunyai kepribadian yang baik. Salah satu dari

beberapa konsekuensi para remaja yang paling penting adalah pengaruh jangka

panjang terhadap sikap, perilaku, sosial, minat dan kepribadian (Hartinah,

2010:78)

Sejak dini, anak harus mulai mendapat pelajaran mengenai pentingnya

besikap tolong menolong. Agar kelak nanti mereka para generasi muda yang

dapat menjadikan negara kita menjadi negara yang bermoral dan dapat menjadi

panutan bagi bangsa lain. Dalam kegiatan tolong menolong tidak diharapkan

membeda-bedakan siapa yang akan ditolong, tanpa memandang status sosial,

pangkat, golongan, ras, agama, gender, dan usia. Tolong menolong sehari-hari

baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat. Adapun manfaat sikap tolong

menolong yang amat besar perananya dalam kehidupan bermasyarakat ataupun

bernegara ialah dapat mempererat persaudaraan, memperkokoh kesatuan dan

terjaganya kebersamaan antar sesama.

Pendidikan karakter merupakan kunci yang sangat penting di dalam

membentuk kepribadian anak. Selain di rumah, pendidikan karakter juga perlu

(18)

2

memiliki tujuan untuk membantu manusia menjadi cerdas dan tumbuh menjadi

insan yang baik.

UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal

13 Ayat 1 menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,

nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi satu sama lainnya.

Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan di sekolah umum, sementara

pendidikan informal adalah jalur pendidikan di lingkungan keluarga dan

masyarakat sekitarnya (Wibowo, 2012: 52).

Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang sangat

berpotensi membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan yang

dimilikinya. Siswa dididik untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Proses pembelajaran di sekolah terjadi interaksi antara siswa

dengan guru atas dasar hubsungan timbal balik yang berlangsung dalam suasana

yang edukatif guna mencapai tujuan pendidikan yang hasilnya dapat dilihat

dalam bentuk peningkatan kuantitas dan kualitas tingkah laku seperti

peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, pemahaman, daya pikir,

keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

Salah satu kewenangan sekolah adalah mengembangkan kurikulum.

Kurikulum dianggap penting karena merupakan bagian dari program pendidikan

yang ada di sekolah. Tujuan utamanya yaitu untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Kurikulum sekolah pada saat ini mengacu pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan KTSP yang meliputi sejumlah mata pelajaran yang harus

(19)

3

menjadi bagian dari muatan kurikulum tersebut, sehingga di sekolah siswa

melaksanakan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler di sekolah, salah satunya terdapat berbagai macam

kegiatan salah satunya adalah Palang Merah Remaja (PMR). Pendidikan Palang

Merah Remaja atau PMR adalah salah satu ekstrakurikuler yang bergerak di

bidang kepalangmerahan yang merupakan wadah pembinaan dan pengembangan

anggota remaja dengan tujuan membangun dan mengembangkan karakter

anggota PMR yang berpedoman pada Tribakti PMR dan 7 prinsip

kepalangmerahan untuk menjadi relawan masa depan (Mahkfudho, 2014:4).

Firman Allah surat Al-Maidah ayat 2:

ِّسِبْنا َٗهَع إََُٔاَعَحَٔ

ٌِأَْدُعْنأَ ِىْثلإا َٗهَع إََُٔاَعَح لأَ َْٖٕقَّخنأَ

ََّاللَّ إُقَّحأَ

ِباَقِعْنا ُدِٚدَش َ َّاللَّ ٌَِّإ

Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Dalil yang dituliskan di atas memuat kewajiban saling membantu diantara

kaum mukminin untuk menegakkan agama dan larangan bagi mereka untuk

bekerjasama dalam menodainya. Bukan sebaliknya yaitu melemahkan semangat

beramal orang, mengejek orang yang berusaha konsisten dengan syariat maupun

menjadi dalang tersebarnya perbuatan maksiat ditengah masyarakat.

Palang Merah Indonesia (PMI) menghendaki agar anggota PMR kelak

menjadi manusia yang Indonesia yang berperikemanusiaan, berbudi luhur dan

sukarela membantu sesama, dengan dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan

(20)

4

PMR, dan calon anggota PMR. Hal ini sesuai dengan Pedoman Palang Merah

tahun 1995.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR disekolah terdapat Pendidikan

dan Pelatihan untuk lebih mengenal menenai PMR. Pelatihan diklat terdapat dua

bentuk kegiatan yaitu teori dan praktik. Kegiatan teori terdapat beberapa materi

yaitu materi anatomi tubuh manusia, materi kesehatan reproduksi, materi

kepemimpinan dan pengorganisasian dalam PMR setelah itu teori yang sudah

diajarkan kemudian dipraktikkan langsung di lapangan.

Dengan meletakkan kegiatan ekstrakurikuler sebagai penguatan

pendidikan karakter, diharapkan masalah menurunnya moral bangsa dapat diatasi.

Oleh sebab penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relavan

untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara Indonesia

(Dahliyana, 2017: 55).

Karena pentingnya penguatan karakter pada siswa, maka dari itu

penguatan nilai karakter di sekolah tidak hanya melalui kegiatan belajar mengajar

tetapi juga melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler sebagai

wadah potensi serta bakat peserta didik masing-masing memiliki tujuan untuk

mengembangkan dan menguatkan karakter yang dimiliki siswa. Adapun tujuan

penguatan pendidikan karakter yaitu mengembalikan pendidikan karakter sebagai

ruh dan fondasi pendidikan dengan harmonisasi oleh hati (etik), olah rasa

(estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) melalui integrasi kegiatan

(21)

5

kegiatan yang bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai karakter dalam diri peserta

didik adalah ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR).

SMK Al Falah Salatiga berdiri pada tahun 2005 , diatas naungan yayasan

AL Falah, antara lain dibidang pendidikan meliputi pondok pesantren AL Falah

dan SMK Al Falah. Konsentrasi pada jurusan Teknik Otomotif dan Tata Busana.

Adapun letak SMK Al Falah di jl Bima No. 2 Dukuh Ngemplak Sidomukti

Salatiga terletak di ujung barat kota Salatiga yang berdekatan dengan kabupaten

Semarang.

Melalui pendidikan karakter dan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah

Remaja (PMR) maka diharapkan kualitas karakter generasi muda akan mengalami

peningkatan kearah yang lebih baik. Dengan demikian, penulis mengadakan

penelitian yang berjudul “Pengutan Bentuk-bentuk Karakter Tolong Menolong (Ta‟awun) Siswa Melalui Program Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)

di SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran 2017/2018”.

B. Fokus Penelitian

Ada beberapa fokus penelitian yang peneliti bahas yaitu:

1. Bentuk-bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) siswa apa yang muncul melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di

SMK Al Falah Salatiga Tahun ajaran 2017/2018?

2. Bagaimana cara yang ditempuh dalam penguatan karakter tolong

(22)

6

3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan penguatan

bentuk-bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) siswa melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah Salatiga

tahun ajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus peneliti di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) yang muncul melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja

(PMR) di SMK Al Falah Salatiga Tahun ajaran 2017/2018.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara yang ditempuh dalam penguatan

bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) siswa melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah Salatiga

tahun ajaran 2017/2018.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

penguatan karakter tolong menolong (ta‟awun) siswa melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah Salatiga

tahun ajaran 2017/2018.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

(23)

7

a. Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu dan pengetahuan

bagi dunia pendidikan, khususnya memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan di bidang pendidikan karakter.

b. Untuk memberikan gambaran atau pandangan kepada sekolah lain tentang

pelaksanaan penguatan bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) siswa melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al

Falah Salatiga Tahun ajaran 2017/2018.

2. Manfaat praktis

Bagi pihak peneliti

1) Peneliti dapat mempelajari bagaimana penguatan bentuk karakter

tolong menolong (ta‟awun) siswa melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah Salatiga tahun

ajaran 2017/2018 melalui pengamatan secara ilmiah.

2) Peneliti dapat mengetahui faktor pedukung dan hambatan apa saja

yang dialami dalam penguatan bentuk karakter tolong menolong

(ta‟awun) dalam pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah

Salatiga tahun ajaran 2017/2018 yang dapat penulis jadikan teladan

dalam mengajar ke depannya.

3. Bagi pihak yang diteliti

Memberikan gambaran keberhasilan rekomendasi perbaikan dalam

penguatan pendidikan karakter di sekolah SMK Al Falah Salatiga tahun

(24)

8

4. Bagi SMK Al Falah Salatiga

Agar bisa menerapkan visi, misi, dan tata tertib yang sudah

disepakati bersama dan Mengembangkan pola pendidikan karakter

Sekolah Menengah Kejuruan ke arah yang lebih baik.

E. Penegasan Ilmiah

1. Penguatan

Penguatan adalah proses, cara, perbuatan menguati atau menguatkan

(KBBI, 2007: 1180).

2. Pendidikan

a. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara,

perbuatan mendidik (KBBI, 2007: 263)

b. Pendidikan atau pedagogie, berarti bimbingan atau pertolongan

dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.

Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan

seseorang atau kelompok lain agar menjadi dewasa untuk

mencapai tingkat hidup atau penghidupan lebih tinggi dalam arti

mental. (Sudirman, 1992: 4).

3. Karakter

a. Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

(25)

9

b. Karakter adalah pola, baik pikiran, sikap maupun tindakan yang

melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit

dihilangkan (Munir, 2010: 3).

4. Tolong Menolong (Ta‟awun)

Tolong menolong dalam bahasa Arabnya adalah Ta’awun.

Sedangkan menurut istilah, pengertian Ta’awun adalah sifat tolong

menolong di antara sesama manusia dalam hal kebaikan dan takwa. Dalam

ajaran Islam, tolong menolong merupakan kewajiba muslim. Sudah

semestiya konsep tolong menolong ini dikemas sesuai dengan syariat

Islam, dalam artian tolong menolong hanya diperbolehkan dalam kebikan

dan takwa, dan tidak diperbolehkan tolong menolong dalam hal dosa atau

permusuhan(Ismail, 2017: 2)

5. Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah wahana pengembangan pribadi

peserta didik melalui berbagai aktivitas, baik yang terkait langsung maupun

tidak langsung dengan materi kurikulum, sebagai bagian tak terpisahkan

dari tujuan kelembagaan. Disamping itu, kegiatan ekstrakurikuler

merupakan kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan secara

intrakulikuler, dan tidak hanya sebagai pelengkap suatu proses kegiatan

belajar mengajar, tetapi juga sebagai sarana siswa memiliki nilai plus, selain

pelajaran akademis yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat

(26)

10

6. Palang Merah Remaja (PMR)

Palang Merah Remaja (PMR) merupakan wadah atau tempat untuk

membina siswa dalam pengembangan kepalangmerahan. Hal ini

bertujuan untuk mendidik siswa agar menjadi manusia yang

berprikemanusiaan dan mampu melaksanakan tugasnya dalam

kepalangmerahan. Anggota Palang Merah Remaja harus memiliki jiwa

dan semangat kemanusiaan yang perlu di tanamkan kepada siswa sejak

dini. Pembinaan tersebut harus dilakukan secara terus menerus agar

siswa selalu siap siaga dan sebagai tanggung jawabnya sebagai anggota

Palang Merah Remaja.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyusun serta

mempermudah pemahaman terhadap penulisan skripsi ini, penulisan skripsi ini

dikelompokkan menjadi 5 bab. Dimana antara bab satu dengan yang lainnya

saling berhubungan.

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini merupakan pendahuluan, yang dikemukakan dalam bagian

pertama ini akan dibahas beberapa sub bahasan, yaitu: latar belakang masalah,

fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka yang berisi :

(27)

11

Berisi tentang tinjauan umum tentang pendidikan karakter yang

terdiri dari sub bab, diantaranya yaitu pengertian pendidikan karakter,

nilai-nilai karakter, karakter tolong menolong (ta‟awun), bentuk-bentuk tolong menolong, metode pendidikan karakter, hakikat, tujuan pendidikan

karakter. Sedangkan tentang ekstrakulikuler meliputi, pengertian

ekstrakurikuler, tujuan ekstrakurikuler, jenis-jenis ekstrakurikuler, fungsi

ekstrakurikuler, dan manfaat ekstrakurikuler, pengertian Palang Merah

Remaja (PMR), visi dan misi PMR, ruang lingkup PMR, dan

prinsip-prinsip gerakan PMR dan bulan merah internasional.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Berisi tentang dasar atau acuan berupa teori-teori atau

temuan-temuan dari berbagai hasil penelitian sebelumnya merupakan hal yang

kiranya perlu untuk dijadikan sebagai data acuan atau pendukung bagi

peneliti.

BAB III METODE PENELITIAN

Bagian ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, dan

pengecekan keabsahan data.

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

Bagian ini berisi uraian data-data yang didapat atas lapangan yaitu

gambaran umum SMK Al Falah Salatiga, yang berupa:

(28)

12

a. Profil Sekolah, yang berisi tentang sejarah, letak geografis, Visi dan

Misi, tujuan sekolah, program keahlian, data guru dan karyawan,

keadaan peserta didik dan sarana prasarana. kegiatan PMR di SMK Al

Falah, pendidikan karakter apa saja yang muncul dari kegiatan PMR

tersebut, dan cara penguatan pendidikan karekter dalam kegiatan PMR

tersebut.

b. Data Karakter, yang berisi tentang bentuk-bentuk karakter tolong

menolong (ta‟awun) dalam kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah

Remaja (PMR), cara yang ditempuh dalam penguatan karakter

ta‟awun, dan faktor pendukung, penghambat yang dialami dalam penguatan bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) tersebut.

B. Analisis Data

Berisi tentang penulis menguraikan gagasan peneliti, berdasarkan

temuan peneliti sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya.

Analisis ini mencangkup bentuk-bentuk karakter tolong enolong (ta‟awun) siswa dalam kegiatan PMR, cara yang ditempuh dalam penguatan karakter

tolong menolong (ta‟awun) tersebut, dan tentang faktor pendukung dan penghambat yang dialami selama kegiatan PMR berlangsung.

BAB V PENUTUP

Merupakan kajian paling akhir dari skripsi ini, yang mana pada bagian ini

berisi kesimpulan penulis dari seluruh pembahasan yang telah dikemukakan

(29)

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik

(KBBI, 2007: 263).

Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman

belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.

Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

individu (Mudyahardjo, 2010: 3).

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha

manusia unutk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan

atau pedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan

sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya,

pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau

kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup

atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Hasbullah, 2009: 1).

Jadi pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,

(30)

14

latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat,

untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam

berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.

Istilah “character” berasal dari bahasa Yunani charassein yang berarti to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis

kertas, memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian tersebut diartikan

sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya melahirkan satu

pandangan bahwa karakter adalah perilaku yang bersifat individual

(Daryanto, 2013: 63-64).

Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas

tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,

masyarakat, bangsa dan bernegara. Individu yang berkarakter baik adalah

individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggung

jawabkan setiap akibat dari keputusannya (Muchlas, 2014: 41-42).

Menurut (Muslich, 2011: 4) menjelaskan bahwa karakter

merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan

Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan

yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat

istiadat.

Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan

nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia.

(31)

15

bersama berdasarkan atas pilar. Kedamaian (peace), menghargai (respect),

karja sama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happiness),

kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love),

tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi

(tolerance), dan persatuan (unity).

Karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seorang anak sering

kali tidak jauh dari perilaku ayah atau ibunya. Dalam bahasa jawa dikenal

istilah “kacang ora ninggal lanjaran” (pohon kacang panjang tidak pernah

meninggalkan kayu atau bambu tempatnya melitit atau menjalar). Kecuali

itu lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam ikut

membentuk karakter. Disekitar lingkungan sosial yang keras seperti di

Harlem New York, para remaja cenderung berperilaku antisosial, keras,

tega, suka bermusuhan, dan sebagainya. Sementara itu di lingkungan yang

gersang, panas, dan tandus, penduduknya cenderung bersifat keras dan

berani mati (Muchlas, 2014:43).

Dari berbagai penjelasan yang telah dikemukakan beberapa ahli di

atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter merupakan nilai-nilai, sikap,

pikiran, perilaku, watak, akhlak yang melekat pada diri seseorang sejak

lahir dan memiliki perbedaan peserta didik satu dengan lainnya. Karakter

yang dimiliki oleh seseorang dapat terlihat dari tingkah laku atau cara

bertindak di kehidupan sehari-harinya. Dari mengetahui keseharian orang

(32)

16

orang tersebut, dan baik buruknya karakter seseorang tergantung pada pola

kebiasaan nilai yang dipilih dalam kehidupannya.

Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik

anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan

mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari sehinga mereka dapat

memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Kesuma,

2011: 4).

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai

karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,

kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai

tersebut. Dalam pendidikan karakter disekolah, semua komponen

(pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen

itu sendiri yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilain,

penanganan atau pengolahan mata pelajaran, pengelola sekolah,

pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana

prasarana, pembiayaan, etos kerja dimaknai seluruh warga sekolah atau

lingkungan (Amri, 2011:4)

Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan karakter adalah usaha untuk mendidik anak agar memahami,

peduli akan, dan bertindak atas dasar nilai-nilai etis, individu yang

memiliki kepribadian khusus deperti kekuatan mental dan budi pekeri

(33)

17

dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan

kontribusi yang positif kepada lingkungannya.

b. Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum

Kementerian Pendidikan Nasional (2011:11) telah merumuskan materi

pendidikan karakter yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut:

1. Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,

serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur : perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan

pekerjaan.

3. Toleransi : sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

susku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari

dirinya.

4. Disiplin : tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dab patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras : perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh

dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif : berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasikan cara atau

(34)

18

7. Mandiri : sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis : cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama

hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu : sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih dalam dan meluasdari apa yang dipelajarinya, dilihat,

dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan : cara berfikir, bertindak, dan wawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri

dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air : cara berfikir, bersikap dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan perhargaan yang tinggi

tehadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik

bangsanya.

12. Menghargai Prestasi : sikap dan tindakan yang mendorong dirinya

untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat atau Komunikatif : tindakan yang memperlihatkan rasa

senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.

14. Cinta Damai : sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan

orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya.

15. Gemar Membaca : kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca

(35)

19

16. Peduli Lingkungan : sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam

yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial : sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan

bagi orang lain dan masyarakat yang selalu ingin memberi bantuan

bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab : sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan

(alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa

(Zuchdi, 2011 : 168-170).

c. Nilai karakter tolong menolong (ta‟awun)

Perilaku tolong menolong adalah suatu hal yang lazim. Tolong

menolong disebut juga altruisme. Dengan adanya tolong menolong

dapat memberikan manfaat bagi manusia berupa kerukunan, dan

kemaslahatan antar pribadi satu dengan pribadi lain. Perilaku

tolong-menolong adalah suatu hal yang lazim. Tolong-tolong-menolong disebut juga

altruisme. Dengan adanya tolong-menolong dapat memberikan manfaat

bagi manusia berupa kerukunan, dan kemaslahatan antar pribadi satu

dengan pribadi lain. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak

bisa hidup sendiri. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang dapat

(36)

20

Tolong menolong merupakan kecenderungan alamiah kita

sebagai manusia. Kita mempunyai kebutuhan dasar untuk meminta dan

memberikan pertolongan pada orang lain. Perilaku tolong-menolong

sangat disukai dan dianjurkan. Pada umumnya masyarakat di belahan

dunia mana pun sangat menyukai orang-orang yang memiliki

kepribadian dermawan, suka menolong, solidaritas, dan mau berkorban

untuk orang lain. Sebaliknya orang yang bersifat kikir, egois atau

individualis, sangat tidak disukai oleh orang lain. Dalam agama Islam,

perilaku menolong merupakan perilaku yang sangat dianjurkan dan

dihargai oleh para penganutnya (Rahman, 2013: 218).

Al-qur‟an menyebutkan bahwa ta‟awun merupakan hal yang esensial bagi setiap muslim. Untuk islam diperintahkan untuk saling

tolong menolong dalam perbuatan yang terpuji. Seperti yang tercantum

dalam surat al maidah ayat 2 yang berbunyi:

ٌِأَْدُعْنأَ ِىْثلإا َٗهَع إََُٔاَعَح لأَ َْٖٕقَّخنأَ ِّسِبْنا َٗهَع إََُٔاَعَحَٔ

ِباَقِعْنا ُدِٚدَش َ َّاللَّ ٌَِّإ َ َّاللَّ إُقَّحأَ

Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Dalam ayat tersebut dapat diketahui bahwa Islam menganjurkan

untuk menolong sesama yang mengarah pada suatu hal yang posistif

dan baik yang dalam ayat diatas disebut dengan al-birr yang berarti

kebajikan. Ayat diatas mengandung isi anjuran untuk saling tolong

(37)

21

tolong menolong dalam hal kebaikan dan taqwa, seperti memberi

sedekah kepada orang yang membutuhkan itu merupakan salah satu

bentuk dari perilaku tolong menolong yaitu donation, dan dalam islam

pun menganjurkan pula hal yang merugikan orang lain, seperti mencuri.

Islam hanya menganjurkan untuk menolong orang lain yang mengarah

pada kebaikan, dan sebaliknya Islam sangat tidak menganjurkan untuk

menolong pada hal yang merugikan orang lain. Meskipun diri kita

sendiri yang dirugikan tapi tetap harus membalas dengan kebaikan,

karena segala sesuatu yang kita lakukan akan mendapat balasannya,

seperti dalam firman Allah pada surat Ar-rahman ayat 60:

ٌُاَضْحلإا لاِإ ٌِاَضْحلإا ُءاَزَج ْمَْ

(

66

)

Artinya: Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).

Manusia ditakdirkan Allah sebagai makhluk sosial yang

membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan manusia. Sebagai

makhluk sosial. Manusia juga memerlukan bantuan dan kerjasama

dengan orang lain dalam memenuhi hidupnya, baik kebutuhan material

maupun spiritual. Dengan kerjasama dan tolong menolong tersebut

diharapkan manusia bisa hidup rukun dan damai dengan sesamanya.

Sesuai dengan hadits nabi:

: َلاَق َىَّهَصَٔ َِّْٛهَع ُاللَّ َّٗهَص ِِّٙبَُّنا ٍَِع ،َُُّْع ُاللَّ ِٙضَز َةَسَْٚسُْ ِٙبَأ ٍَْع

َشَّفََ ٍَْي

(38)

22

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah Shallallahu‟alaihi

wasallam bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu‟min

dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya. (Nawawi, 2011: 77)

Hadits diatas menjelaskan bahwa dalam tolong menolong itu

berlaku bagi siapa saja tanpa melihat adanya perbedaan jenis kelamin.

Perilaku menolong berlaku bagi laki-laki yang dalam ayat diatas disebut

dengan al-mukmin maupun perempuan al-mukminat. Sebagian kaum

mukminin, baik laki-laki maupun perempuan adalah penolong bagi

sebagian yang lain. Mereka saling menyongkong karena kesamaan agama

dan keimanan kepada Allah. Mereka menyuruh yang ma‟ruf (segala amal shaleh yang diperintahkan agama, seperti ibadah), mencegah yang munkar

(segala ucapan dan perbuatan yang dilarang agama, seperti berbuat

(39)

23

Adapaun bentuk-bentuk perilaku tolong menolong (ta‟awun) menurut Wrighasman dan Desux (1981 dalam skripsi Doris Evalina,

2010:13) dibedakan berdasarkan tingkat pengorbanan perilaku ke dalam

tiga tindakan, yaitu favor, donation, dan intervention in emergency.

1) Favor

Favor dapat diartikan sebagai tindakan membantu orang

lain, dimana usaha membantu tersebut tidak banyak membutuhkan

pengorbanan (pengorbanan yang kecil) pengorbanan yang

dimaksud disini berupa pengorbanan tenaga atau usaha dan waktu.

Walaupun pengorbanan yang diberikan pelaku kecil, namun

dampak dari tindakan ini menguntungkan bagi orang lain. Jadi, cost

yang harus diberikan oleh mereka yang melakukan perilaku ini

tindakan begitu besar, dalam arti tidak melibatkan pengorbanan

yang membedakan pelakunya.

2) Donation

Perilaku ini disebut juga dengan perilaku menyumbang

terhadap seseorangatau organisasi yang memerlukan. Tindakan ini

membutuhkan pengorbanan materi berupa uang atau barang.

3) Intervention In Emergency

Intervention In Emergency merupakan perilaku

(40)

24

kondisi stressfulatau pada situasi gawat darurat, dengan

kemungkinan keuntungan yang sangat kecil bagi yang melakukan.

Dalam melakukan tindakan ini dapat mengundang ancaman

keselamatan diri dari penolong. oleh Karena itu, penolong

berkorban besar dan kemungkinan mendapatkan keuntungan yang

sangat kecil dari tindakan ini. contoh: membantu menyelamatkan

orang yang terjebak di lokasi kebakaran.

d. Metode Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter menurut Zuchdi, dkk (2010: 3)

menyatakan bahwa pendidikan karakter secara akademis dimaknai

sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan

watak, atau pendidikan akhlak yang tujuannya mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,

memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam

kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Adapun mengenai metode, pendidikan karakter memiliki

metode tersendiri. Metode pendidikan karakter menurut Koesoema

(2011: 212-216), metode pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

pengajaran, keteladanan, menentukan prioritas, praksis prioritas, dan

(41)

25

a. Pengajaran

Mengajarkan pendidikan karakter dalam rangka

memperkenalkan pengetahuan teoritis tentang konsep-konsep nilai.

Pemahaman konsep ini mesti menjadi bagian dari pemahaman

pendidikan karakter itu sendiri. Sebab, anak-anak akan banyak belajar

dari pemahaman dan pengertian tentang nilai-nilai yang dipahami oleh

para guru dan pendidik dalam setiap perjumpaan mereka.

a. Keteladanan

Keteladanan menjadi salah satu hal klasik bagi berhasilnya

sebuah tujuan pendidikan karakter. Tumpuan pendidikan karakter ada

pada pundak guru. Konsistensi dalam mengajarkan pendidikan karakter

tidak sekedar melalui sesuatu yang dikatakan melalui pembelajaran di

kelas, melainkan nilai itu juga tampil dalam diri sang guru, dalam

kehidupannya yang nyata di luar kelas. Karakter guru (meskipun tidak

selalu) menentukan warna kepribadian anak didik.

b. Menentukan Prioritas

Lembaga pendidikan memiliki prioritas dan tuntutan dasar atas

karakter yang ingin diterapkan di lingkungan mereka. Pendidikan

karakter menghimpun banyak kumpulan nilai yang dianggap penting

bagi pelaksanaan dan realisasi atas visi lembaga pendidikan. Oleh

karena itu, lembaga pendidikan mesti menentukan tuntutan standar atas

karakter yang akan ditawarkan kepada peserta didik sebagai bagian dai

(42)

26

c. Praktis Prioritas

Unsur lain yang sangat penting bagi pendidikan karakter adalah

bukti dilaksanakannya prioritas nilai pendidikan karakter tersebut.

Berkaitan dengan tuntutan lembaga pendidikan atas prioritas nilai yang

menjadi visi kinerja pendidikannya, lembaga pendidikan mesti mampu

membuat verifikasi sejauh mana visi sekolah telah dapat direalisasikan

dalam lingkup pendidikan skolastik melalui berbagai macam unsur

yang ada di dalam lembaga pendidikan itu sendiri.

d. Refleksi

Karakter yang ingin dibentuk oleh lembaga pendidikan melalui

berbagai macam program dan kebajikan senantiasa perlu dievaluasi dan

direfleksikan secara berkesinambungan dan kritis. Sebab, sebagaimana

dikatakan Socrates, “Hidup yang tidak direfleksikan merupakan hidup yang tidak layak dihayati.” Tanpa usaha untuk melihat kembali sejauh

mana proses pendidikan karakter ini direfksikan dan dievaluasi, tidak

akan pernah ada kemajuan. Refleksi merupakan kemampuan sadar khas

manusiawi. Dengan kemampuan sadar ini, manusia mampu mengatasi

diri dan meningkatkan kualitas hidupnya dengan lebih baik. Jadi,

setelah tindakan dan praktis pendidikan karakter itu terjadi, perlulah

diadakan semacam pendalaman dan refleksi untuk melihat sejauh mana

lembaga pendidikan telah berhasil atau gagal dalam melaksanakan

pendidikan karakter.

(43)

27

Tujuan pendidikan nasional dalam UU RI nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional menjadi dasar dalam

mengembangkan pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas

menyebutkan, “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis dan tanggung jawab” (Zubaedi, 2012:73-74). Sesuai tujuan pendidikan nasional tersebut pada intinya pendidikan karakter bertujuan

membentuk bangsa yang berakhlak mulia, tangguh, toleran, berilmu

pengetahuan, kompetitif, berkembang dinamis dan lainnya dengan penuh

keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

pancasila.

Tujuan pendidikan karakter adalah:

1. Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu

sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah

maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah)

2. Mengoreksi perilaku anak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

(44)

28

3. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan

masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan

karakter secara bersama (Narwanti, 2011: 17)

Pendidikan karakter dimaksudkan untuk menjadi salah satu

jawaban terhadap beragam persoalan bangsa. Persoalan yang muncul

diidentifikasikan bersumber dari gagalnya pendidikan dalam

menginternalisasikan nilai-nilai moral terhadap peserta didik. Penguatan

pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relavan untuk

mengatasi krisis yang sedang melanda di bangsa ini. Keterpurukan bangsa

Indonesia dari segi karakter yang kemudian dimunculkan pendidikan

karakter untuk memperbaiki karakter luhur bangsanya tidak lain memiliki

tujuan yang baik.

Pendidikan karakter bertujuan meningkatkan mutu

penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada

pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara

utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi kelulusan.

Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu secara

mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak

mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari hari (Ma‟mur, 2013: 43). Zubaedi (2012: 18), menjelaskan tujuan dari diadakannya

(45)

29

1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/efektif pesasmani, Jamal

Maerta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki

nilai-nilai karakter bangsa.

2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji

dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bnagsa

yang religius.

3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik

sebagai generasi penerus bangsa.

4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.

5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai

lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan

persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh

kekuatan (dignity)

Sedangkan tujuan pendidikan karakter menurut tinjauan Islam

adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di

jalan yang lurus, jalan yang digariskan oleh Allah SWT. Inilah yang akan

mengantarkan manusia kebahagiaan manusia kepada kebahagiaan dunia

dan akhirat. Karakter seseorang dianggap mulia jika perbuatannya

(46)

30

2. Program Ekstrakulikuler

a. Pengertian Ekstrakulikuler

Menurut Sopiatun (2010: 99) menyatakan dalam bukunya bahwa

tugas utama sekolah tidak semata-mata menjadikan siswa pintar dan

terampil, tetapi juga harus mampu menumbuh kembangkannya menjadi

pribadi yang sehat jasmani dan rohani, sadar dan bertanggung jawab akan

keberadaan dirinya, baik sebagai pribadi dan makhluk Tuhan, maupun

sebagai makhluk sosial yang merupakan bagian tak terpisahkan dari

lingkungan.

Pengertian ekstrakulikuler menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2002:291) yaitu: “suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan

pembinaan siswa”.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah wahana pengembangan pribadi

peserta didik melalui berbagai aktivitas, baik yang terkait langsung

maupun tidak langsung dengan materi kurikulum, sebagai bagian tak

terpisahkan dari tujuan kelembagaan. Disamping itu, kegiatan

ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan

secara intrakurikuler, dan tidak hanya sebagai pelengkap suatu proses

kegiatan belajar mengajar, tetapi juga sebagai sarana siswa memiliki nilai

plus, selain pelajaran akademis yang bermanfaat bagi kehidupan

bermasyarakat. Dalam praktiknya, pelajaran ekstrakurikuler sering laki

(47)

31

jenis kegiatannya disesuaikan dengan visi dan misi serta kondisi sekolah,

terutama sekali dengan sarana dan prasarana yang tersedia, dengan

demikian setiap sekolah akan mempunyai jenis kegiatan ekstrakurikuler

yang berbeda (Sopiatun, 2010: 99).

b. Tujuan Ekstrakurikuler

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pasti tidak lepas dari

aspek tujuan. Karena suatu kegiatan yang dilakukan tanpa jelas

tujuannya, maka kegiatan itu akan sia-sia. Begitu pula dengan kegiatan

ekstrakulikuler tentu memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan dari

ekstrakurikuler diantaranya yaitu:

a) Menumbuhkembangkan pribadi siswa yang sehat jasmani dan

rohani

b) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

c) Memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan

sosial

d) Budaya dan alam sekitarnya

e) Dan menanamkan sikap sebagai warga negara yang baik dan

bertanggung jawab melalui berbagai kegiatan positif dibawah

tanggung jawab sekolah (Sopiatun, 2010: 100).

Kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa diharapkan untuk

menghasilkan hasil individual, sosial, civic, dan etis. Hasil individual

adalah hasil yang berhubungan dengan peningkatan pengetahuan dan

(48)

32

sosial adalah hasil yang berhubungan dengan hubungan sosial dan

kemasyarakatan untuk dapat hidup bersama dengan orang lain, sedangkan

hasil civic dan etis merupakan hasil yang berhubungan dengan adanya

persamaan dan kewajiban, tanpa diskriminasi. Selain itu, kegiatan

ekstrakurikuler memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat

mengembangkan minat dan belajar lebih banyak mengenai diri mereka

sendiri dan orang lain. Program kegiatan ekstrakurikuler sekolah

dipengaruhi oleh misi dan filosofi dan menumbuhkan lingkungan belajar,

di mana siswa dapat berkembang, belajar dan mengekspresikan dirinya

(Sopiatun, 2010: 100).

c. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler bersifat langsung dan tidak langsung

berhubungan dengan pelajaran di kelas. Kegiatan yang langsung

berhubungan dengan pelajaran di kelas disediakan oleh sekolah, antara

lain adalah:

a) Olahraga

b) Seni

c) Bimbingan Belajar

d) Karya Ilmiah Remaja

e) Baca Tulis Al- Qur‟an

Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang tidak langsung behubungan

dengan pelajaran di kelas adalah:

(49)

33

b) OSIS

c) Pramuka

d) PMR (Palang Merah Remaja)

Kegiatan ini dibimbing oleh pelatih atau pembimbing yang berasal

dari guru atau dari luar sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang tidak

langsung berhubungan dengan pelajaran di kelas berfungsi untuk

penyesuaian diri dengan kehidupan, integratif, dan memberikan

kesempatan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan-tujuan bersama,

sedangkan yang langsung berhubungan dengan pelajaran di kelas

ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa

(Sopiatun, 2010: 100).

Meskipun tidak semua program ekstrakurikuler sedang di

laksanakan di SMK Al Falah Salatiga, namun kenyataannya program

ekstrakurikuler yang dilaksanakan ini terbukti dapat mempengaruhi

pembentukan karakter peserta didik.

3. Palang Merah Remaja

a. Pengertian Palang Merah Remaja

Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan dan

pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya disebut PMR.

Terdapat di PMI cabang diseluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 3

juta orang, anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan

(50)

34

Merah Remaja dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta

mengembangkan kapasitas organisasi PMI (Susilo dkk, 2008: 1).

b. Sejarah Palang Merah Remaja

Tebentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh

terjadinya perang dunia 1 (1914-1918) pada waktu itu Australia sedang

mengalami peprangan. Karena Palang Merah Australia kekurangan tenaga

untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah

supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan

tugas-tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan

majalah-majalah serta koran bekas. Anak-anak tersebut tehimpun dalam

suatu badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian menjadi

Palang Merah Remaja (PMR).

Pada tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah

Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi

satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Kemudian usaha tersebut diikuti oleh negara-negara lain. Pada tahun 1960,

dari 145 perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagian

besar sudah memiliki Palang Merah Remaja. Di Indonesia pada kongres

PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk

Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita

Abdurahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja

(51)

35

c. Visi Misi dan Tujuan Palang Merah Remaja (PMR)

Visi dan Misi PMR yang tercantum di dalam manajemen PMR

yaitu sebagai berikut:

a. Visi PMR

PMR sebagai generasi muda kader PMI mampu dan siap

menjalankan kegiatan sosial kemanusiaan sesuai dengan

prinsip-prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

b. Misi PMR

1) Membangun karakter kader muda PMI sesuai dengan

Prinsip Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

Internasional serta Tri Bakti PMR

2) Menanamkan jiwa sosial kemanusiaan

3) Menanamkan rasa kesukarelaan

Tujuan Palang Merah Remaja secara umum adalah PMI memiliki

struktur, sistem dan kapasitas PMR dan Relawan yang mem adai

untuk meningkatkan kualitas pembinaan generasi muda dan memberikan

pelayanan sosial kemanusiaan yang bermutu.

Adapun tujuan secara khusus adalah sebagai berikut:

a) memberikan arah bimbingan dan pengembangan PMR dan

Relawan secara konsisten serta berkesinambungan

b) menjamin eksistensi PMR dan Relawan PMI sebagai bagian

(52)

36

d. Ruang Lingkup Palang Merah Remaja (PMR)

Ruang lingkup kegiatan Palang Merah Remaja (PMR) dikenal

dengan sebutan Tri Bakti PMR, adapun ruang lingkup tersebut

mengandung arti sebagai berikut:

1) Meningkatkan keterampilan hidup sehat

Pelatihan yang dibutuhkan adalah sanitasi dan kesehatan,

pertolongan pertama, kesehatan remaja, dan kesiapsiagaan bencana.

Sehingga menguatkan nilai karakter bersih dan sehat.

2) Berkarya dan berbakti di masyarakat

Pelatihan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan, gerakan

kepalangmerahan, sanitasi dan kesehatan, pertolongan pertama,

kesehatan remaja. Dengan kegiatan tersebut dapat menguatkan nilai

karakter kepemimpinan, peduli, kreatif, dan kerjasama.

3) Mempererat persahabatan nasional dan internasional

Pelatihan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan dan gerakan

kepalangmerahan. Sehingga dapat menguatkan nilai karakter

bersahabat dan ceria.

Berdasarkan penjelasan tersebut, kegiatan Palang Merah

Remaja sangat membantu orang lain dan masyarakat dalam bidang

sosial maupun kesehatan (Susilo, 2008: 24).

e. Prinsip-prinsip Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mempunyai

(53)

37

menjalankan misinya gerakan tidak boleh terpengaruh oleh

kepentingan apapun. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya prinsip

dasar yang dapat dijadikan pedoma dan landasan moril bagi

kehidupan organisasi yang diakui dan dihormati secara internasional.

Pada tahun 1921, komite internasional Palang Merah atau ICRC

mencoba menyusun Prinsip Dasar yang dirasa perlu sebagai dasar

dalam setiap tindakan gerakan. Teks inilah yang menjelma menjadi

prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

Internasional yang diproklamirkan dalam konferensi internasional

Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Unternasional di Wina Austria

tahun 1965, yaitu:

1) Kemanusiaan

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah gerakan lahir

dari keinginan untuk memberikan pertolongan kepada korban yang

terluka dalam pertempuran tanpa membeda-bedakan mereka dan

untuk menceagah serta megatasi penderitaan sesama manusia yang

terjadi di mana pun. Tujuannya adalah melindungi jiwa dan kesehatan

serta menjamin penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan

menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan

perdamaian abadi antar sesama manusia.

2) Kesamaan

Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita tanpa

(54)

38

sosial atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata adalah

mengurangi penderitaan orang per orang sesuai dengan kebutuhannya

dengan mendahulukan keadaan yang paling parah.

3) Kenetralan

Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam

pertentangan politik, ras, agama atau ideologi.

4) Kemandirian

Gerakan bersifat mandiri. Setiap perhimpunan nasional

sekalipun merupakan pendukung bagi pemerintah di bidang

kemanusiaan dan harus menaati peraturan hukum yang berlaku di

negara masing-masing, namun gerakan bersifat otonom dan harus

menjaga tindakannya agar sejalan dengan prinsip dasar gerakan.

5) Kesukarelaan

Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur

keinginan untuk mencari keuntungan apapun.

6) Kesatuan

Didalam satu negara hanya boleh ada satu perhimpunan

nasional dan hanya boleh memilih salah satu lambang yang

digunakan. Palang Merah atau Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat

terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah

negara yang bersangkutan.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tidak tercapainya tujuan dari unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa dan adanya tindakan represif dari aparat kepolisian, maka menumbuhkan perilaku frustasi

peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi

1) Perilaku gaya hidup sebelum diberikan pendidikan kesehatan pada klien hipertensi di Puskesmas Dau Kabupaten Malang didapatkan sebagian besar memiliki perilaku

Hasil penelitian membuktikan bahwa sebanyak separuh (50,0%) Ibu PKK cukup dalam melaksanakan SADARI sebelum diberikan pendidikan kesehatan, sedangkan sebagian besar

Adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung yang sedang menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi

Wood Plastic Composite memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan papan partikel yang dibuat dari bahan berselulosa, antara lain umur papan yang lebih lama

Hasil pengujian hipotesis secara simultan (uji F) pengaruh secara bersama- sama (simultan) variabel bebas terhadap variabel terikat menunjukkan bahwa variabel bebas yang

8 motivasi kerja pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Halmahera Selatan umumnya berada pada kategori sedang/cukup baik sampai tinggi/baik dilihat dari indikator