PENGUATAN KARAKTER TOLONG MENOLONG
(TA’AWUN) SISWA MELALUI PROGRAM
EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA
DI SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Fatikatul Malikah
NIM : 111-14-054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
ii
iii
PENGUATAN KARAKTER TOLONG MENOLONG
(TA’AWUN) SISWA MELALUI
PROGRAM
EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA
DI SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Fatikatul Malikah
NIM : 111-14-054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iv Dr. Miftahuddin, M.Ag.
Dosen IAIN Salatiga Nota Pembimbing
Lampiran : 4 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara : Fatikatul Malikah
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka naskah skripsi saudara:
Nama : Fatikatul Malikah NIM : 111-14-054
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul : PENGUATAN KARAKTER TOLONG MENOLONG
(TA’AWUN) SISWA MELALUI PROGRAM
EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DI SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 20 Agustus 2018 Pembimbing
v HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Penguatan Karakter Tolong Menolong (Ta’awun) Siswa
Melalui Program Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
di SMK Al Falah Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018
Disusun oleh: Fatikatul Malikah
NIM : 111-14-054
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 26 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd
Sekretaris : Dr. Miftahuddin, M.Ag Penguji I : Siti Rukhayati, M.Ag Penguji II : Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Salatiga, 26 September 2018 Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Suwardi, M.Pd.
NIP.19670121 199903 1002 KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DA KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Fatikatul Malikah
NIM : 111-14-054
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-respository IAIN Salatiga. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 19 Agustus 2018
Yang Menyatakan,
Fatikatul Malikah
vii
MOTTO
“Selalu ada h
arapan bagi mereka yang selalu berdoa, dan selalu
ada jalan bagi mereka yang mau berusaha”
ساُهن ىٓعفَأ ساُنا سٛح
“
sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
manusia lain”
ْثلإا َٗهَع إََُٔاَعَح لأَ َْٖٕقَّخنأَ ِّسِبْنا َٗهَع إََُٔاَعَحَٔ
ٌِأَْدُعْنأَ ِى
ِباَقِعْنا ُدِٚدَش َ َّاللَّ ٌَِّإ َ َّاللَّ إُقَّحأَ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan ibuku tersayang, Sugiman dan Nur Asiyah yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, semangat dan motivasi dalam kehidupanku. 2. Saudara kandungku adik Ida Futiha dan Muhammah Ali Hasan atas motivasi yang tak
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan nikmat, rahmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Penguatan Nilai-nilai Kaarakter Siswa Melalui Program Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran 2017/2018, ini dengan baik dan lancar.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW, semoga kelak dapat berjumpa dan mendapat syafa‟atnya di yaumul akhir. aamiin.
Penulisan skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, BapakSuwardi, M.Pd.. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Siti Rukhayati, M.Ag.
4. Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan saran, arahan dan bimbingan dengan ikhlas dan kebijaksanaan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
5. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Pembimbing Akademik yang senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam proses bimbingan akademik selama kuliah.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
7. Ibu nyai H. Latifah Zoemri dan keluarga, yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, semoga bermanfaat dan berkah dalam kehidupanku mendatang. 8. Seluruh Asatidz PPTI Al Falah yang telah membekali berbagai ilmu
x
9. Keluarga besar SMK Al Falah Salatiga yang memberikan ijin penelitian kepada penulis.
10. Ayah, ibu dan adikku
11. Sahabat-sahabat PPTI Al Falah Salatiga, yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepadaku.
12. Sahabat-sahabat seperjuanganku kamar B6 (Aini, Rodziyah, Ruli, Isti, Epo, Ummah, Nia, Liana, Luluk, April, Nurul, Nikmah, Miladil, Herli, Erika, Mpit, Uswatun, Tyas, Ella, Hanifah, Afratun, Lina, Kuni, Ulfah, dek Sari).
13. Sahabat-sahabat seperjuanganku mb fina, gus alip, fauzil, nabila, elfa, mb umi fajriyah, fitri, iis, muza, hana, tatu yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepadaku, serta seseorang yang telah memberikan warna dalam kehidupanku, juga sebagai penyemangat keseharianku, M. Nurul Burhanuddin. 14. Kakak-kakaku Khoirotun Nisak, Evi Yuniyanti, Uswatun Khasanah, yang selalu
memberi motivasi dan semangat kepadaku. 15. Calon imamku dimanapun berada
16. Sahabat-sahabat PMII Komisariat Djoko Tingkir Kota Salatiga yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini. 17. Sahabat-sahabat seperjuanganku di Dewan Mahasiswa Institut
18. Sahabat-sahabat seperjuanganku Posko 29 KKN IAIN Salatiga tahun 2018 DesaTampir Wetan, Kec. Candi Mulyo, Kab Magelang.
19. Sahabat-sahabat PPL SMP Negeri 3 Getasan. 20. Keluarga besar PAI IAIN Salatiga angkatan 2014.
xi
Terselesaikannya tulisan ini selain sebagai bentuk tanggung jawab pengenyam perguruan tinggi yang tentunya kelak akan menjadi salah satu referensi. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Salatiga, 19 Agustus 2018
Fatikatul Malikah
xii ABSTRAK
Malikah, Fatikatul. 2018. Penguatan karakter tolong menolong (ta’awun) siswa melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Miftahuddin, M.Ag.
Kata Kunci: pendidikan Karakter, Tolong menolong, Palang Merah Remaja
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penguatan nilai-nilai karakter siswa melalui program ekstrakurikuler palang merah remaja di SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran 2017/2018. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bentuk-bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) siswa apa yang muncul dalam kegiatan PMR? (2) Bagaimana cara yang ditempuh dalam penguatan karakter tolong
menolong (ta‟awun) siswa melalui program ekstrakurikuler palang merah remaja di SMK
Al Falah Salatiga tahun ajaran 2017/2018? (3) Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja?
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan mssetode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi. Dengan menggunakan trianggulasi teknik dan sumber. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yakni hasil wawancara dengan pembina dan peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran 2017/2018, dan sumber sekunder yang yang berupa foto-foto kegiatan terkait kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) bentuk-bentuk karakter tolong
menolong (ta‟awun) siswa yang muncul yaitu, peduli sosial, kerjasama, gotong royong
dan tanggung jawab. (2) cara yang ditempuh dalam penguatan karakter tolong menolong
(ta‟awun) siswa melalui kegiatan PMR di SMK Al Falah yaitu dilaksanakan dengan cara
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR... ii
LEMBAR BERLOGO IAIN ii HALAMAN SAMPUL DALAM... .iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN...v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI.. vii
MOTTO viii PERSEMBAHAN viii
KATA PENGANTAR ix ABSTRAK...x
DAFTAR ISI xi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Penegasan Istilah ... 8
F. Sistematika Penulisan...10
xiv
1. Pendidikan Karakter ... ... ...13
a. pengertian Pendidikan Karakter...12
b. Nilai-nilai Karakter...17
c. Nilai Karakter Tolong Menolong (ta'awun)...19
c. Metode Pendidikan Karakter...24
d. Tujuan Pendidikan Karakter...26
2. Program Ekstrakurikuler ... 30
a. Pengertian Ekstrakurikuler...30
b. Tujuan Ekstrakurikuler...31
c. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler...32
3. Palang Merah Remaja...33
a. Pengertian Palang Merah Remaja...33
b. Sejarah Palang Merah Remaja...34
c. Visi Misi dan Tujuan Palang Merah Remaja...35
d. Ruang Lingkup Palang Merah Remaja...36
e. Prinsip-prinsip Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional...36
f. Mnajemen Palang Merah Remaja...39
B. Kajian Penelitian Terdahulu ... 43
BAB III METODE PENELITIAN 46 A. Pendekatan danJenis Penelitian ... 46
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47
C. Sumber Data ... 47
D. Prosedur Pengumpulan Data …………...48
xv
F. Pengecekan Keabsahan Data...50
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA...52
A. PAPARAN DATA...52
1. Profil Sekolah ...52
a. Sejarah Berdirinya SMK Al Falah Salatiga...52
b. Lokasi Sekolah...53
c. Visi dan Misi Sekolah...53
d. Tujuan Sekolah...53
e. Program Keahlian...54
f. Data Guru dan Karyawan...55
g. Keadaan Peserta Didik...53
h. Sarana dan Prasarana...53
2. Data Karakter ... ... ..59
a. Bentuk-bentuk Karakter Tolong Menolong (ta'awun) siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR...59
b. Pelaksanaan Penguatan Nilai-nilai Karakter...60
c. Faktor Pendukung dan Penghambat...62
B. ANALISIS DATA...64
BAB V PENUTUP 80 A. Kesimpulan ... 80
B. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 83
xvi DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara Lampiran 2. Verbatim Wawancara
Lampiran 3. Surat Pembimbing dan Asisten Pembimbing Lampiran 4. Surat Keterangan Bukti Penelitian
Lampiran 5. Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 6. Daftar Nilai SKK
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak ditemui remaja yang tidak mempunyai kepedulian
sosial atau sikap tolong menolong, remaja hanya mementingkan dirinya sendiri
tanpa melihat sekitarnya yang membutuhkan bantuan. Remaja yang seperti ini
harus dibimbing agar mempunyai kepribadian yang baik. Salah satu dari
beberapa konsekuensi para remaja yang paling penting adalah pengaruh jangka
panjang terhadap sikap, perilaku, sosial, minat dan kepribadian (Hartinah,
2010:78)
Sejak dini, anak harus mulai mendapat pelajaran mengenai pentingnya
besikap tolong menolong. Agar kelak nanti mereka para generasi muda yang
dapat menjadikan negara kita menjadi negara yang bermoral dan dapat menjadi
panutan bagi bangsa lain. Dalam kegiatan tolong menolong tidak diharapkan
membeda-bedakan siapa yang akan ditolong, tanpa memandang status sosial,
pangkat, golongan, ras, agama, gender, dan usia. Tolong menolong sehari-hari
baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat. Adapun manfaat sikap tolong
menolong yang amat besar perananya dalam kehidupan bermasyarakat ataupun
bernegara ialah dapat mempererat persaudaraan, memperkokoh kesatuan dan
terjaganya kebersamaan antar sesama.
Pendidikan karakter merupakan kunci yang sangat penting di dalam
membentuk kepribadian anak. Selain di rumah, pendidikan karakter juga perlu
2
memiliki tujuan untuk membantu manusia menjadi cerdas dan tumbuh menjadi
insan yang baik.
UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal
13 Ayat 1 menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,
nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi satu sama lainnya.
Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan di sekolah umum, sementara
pendidikan informal adalah jalur pendidikan di lingkungan keluarga dan
masyarakat sekitarnya (Wibowo, 2012: 52).
Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang sangat
berpotensi membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya. Siswa dididik untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Proses pembelajaran di sekolah terjadi interaksi antara siswa
dengan guru atas dasar hubsungan timbal balik yang berlangsung dalam suasana
yang edukatif guna mencapai tujuan pendidikan yang hasilnya dapat dilihat
dalam bentuk peningkatan kuantitas dan kualitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, pemahaman, daya pikir,
keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.
Salah satu kewenangan sekolah adalah mengembangkan kurikulum.
Kurikulum dianggap penting karena merupakan bagian dari program pendidikan
yang ada di sekolah. Tujuan utamanya yaitu untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Kurikulum sekolah pada saat ini mengacu pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan KTSP yang meliputi sejumlah mata pelajaran yang harus
3
menjadi bagian dari muatan kurikulum tersebut, sehingga di sekolah siswa
melaksanakan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler di sekolah, salah satunya terdapat berbagai macam
kegiatan salah satunya adalah Palang Merah Remaja (PMR). Pendidikan Palang
Merah Remaja atau PMR adalah salah satu ekstrakurikuler yang bergerak di
bidang kepalangmerahan yang merupakan wadah pembinaan dan pengembangan
anggota remaja dengan tujuan membangun dan mengembangkan karakter
anggota PMR yang berpedoman pada Tribakti PMR dan 7 prinsip
kepalangmerahan untuk menjadi relawan masa depan (Mahkfudho, 2014:4).
Firman Allah surat Al-Maidah ayat 2:
ِّسِبْنا َٗهَع إََُٔاَعَحَٔ
ٌِأَْدُعْنأَ ِىْثلإا َٗهَع إََُٔاَعَح لأَ َْٖٕقَّخنأَ
ََّاللَّ إُقَّحأَ
ِباَقِعْنا ُدِٚدَش َ َّاللَّ ٌَِّإ
Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Dalil yang dituliskan di atas memuat kewajiban saling membantu diantara
kaum mukminin untuk menegakkan agama dan larangan bagi mereka untuk
bekerjasama dalam menodainya. Bukan sebaliknya yaitu melemahkan semangat
beramal orang, mengejek orang yang berusaha konsisten dengan syariat maupun
menjadi dalang tersebarnya perbuatan maksiat ditengah masyarakat.
Palang Merah Indonesia (PMI) menghendaki agar anggota PMR kelak
menjadi manusia yang Indonesia yang berperikemanusiaan, berbudi luhur dan
sukarela membantu sesama, dengan dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan
4
PMR, dan calon anggota PMR. Hal ini sesuai dengan Pedoman Palang Merah
tahun 1995.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR disekolah terdapat Pendidikan
dan Pelatihan untuk lebih mengenal menenai PMR. Pelatihan diklat terdapat dua
bentuk kegiatan yaitu teori dan praktik. Kegiatan teori terdapat beberapa materi
yaitu materi anatomi tubuh manusia, materi kesehatan reproduksi, materi
kepemimpinan dan pengorganisasian dalam PMR setelah itu teori yang sudah
diajarkan kemudian dipraktikkan langsung di lapangan.
Dengan meletakkan kegiatan ekstrakurikuler sebagai penguatan
pendidikan karakter, diharapkan masalah menurunnya moral bangsa dapat diatasi.
Oleh sebab penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relavan
untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara Indonesia
(Dahliyana, 2017: 55).
Karena pentingnya penguatan karakter pada siswa, maka dari itu
penguatan nilai karakter di sekolah tidak hanya melalui kegiatan belajar mengajar
tetapi juga melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler sebagai
wadah potensi serta bakat peserta didik masing-masing memiliki tujuan untuk
mengembangkan dan menguatkan karakter yang dimiliki siswa. Adapun tujuan
penguatan pendidikan karakter yaitu mengembalikan pendidikan karakter sebagai
ruh dan fondasi pendidikan dengan harmonisasi oleh hati (etik), olah rasa
(estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) melalui integrasi kegiatan
5
kegiatan yang bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai karakter dalam diri peserta
didik adalah ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR).
SMK Al Falah Salatiga berdiri pada tahun 2005 , diatas naungan yayasan
AL Falah, antara lain dibidang pendidikan meliputi pondok pesantren AL Falah
dan SMK Al Falah. Konsentrasi pada jurusan Teknik Otomotif dan Tata Busana.
Adapun letak SMK Al Falah di jl Bima No. 2 Dukuh Ngemplak Sidomukti
Salatiga terletak di ujung barat kota Salatiga yang berdekatan dengan kabupaten
Semarang.
Melalui pendidikan karakter dan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) maka diharapkan kualitas karakter generasi muda akan mengalami
peningkatan kearah yang lebih baik. Dengan demikian, penulis mengadakan
penelitian yang berjudul “Pengutan Bentuk-bentuk Karakter Tolong Menolong (Ta‟awun) Siswa Melalui Program Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)
di SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran 2017/2018”.
B. Fokus Penelitian
Ada beberapa fokus penelitian yang peneliti bahas yaitu:
1. Bentuk-bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) siswa apa yang muncul melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di
SMK Al Falah Salatiga Tahun ajaran 2017/2018?
2. Bagaimana cara yang ditempuh dalam penguatan karakter tolong
6
3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan penguatan
bentuk-bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) siswa melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah Salatiga
tahun ajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus peneliti di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) yang muncul melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
(PMR) di SMK Al Falah Salatiga Tahun ajaran 2017/2018.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara yang ditempuh dalam penguatan
bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) siswa melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah Salatiga
tahun ajaran 2017/2018.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
penguatan karakter tolong menolong (ta‟awun) siswa melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah Salatiga
tahun ajaran 2017/2018.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
7
a. Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu dan pengetahuan
bagi dunia pendidikan, khususnya memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan di bidang pendidikan karakter.
b. Untuk memberikan gambaran atau pandangan kepada sekolah lain tentang
pelaksanaan penguatan bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) siswa melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al
Falah Salatiga Tahun ajaran 2017/2018.
2. Manfaat praktis
Bagi pihak peneliti
1) Peneliti dapat mempelajari bagaimana penguatan bentuk karakter
tolong menolong (ta‟awun) siswa melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah Salatiga tahun
ajaran 2017/2018 melalui pengamatan secara ilmiah.
2) Peneliti dapat mengetahui faktor pedukung dan hambatan apa saja
yang dialami dalam penguatan bentuk karakter tolong menolong
(ta‟awun) dalam pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Al Falah
Salatiga tahun ajaran 2017/2018 yang dapat penulis jadikan teladan
dalam mengajar ke depannya.
3. Bagi pihak yang diteliti
Memberikan gambaran keberhasilan rekomendasi perbaikan dalam
penguatan pendidikan karakter di sekolah SMK Al Falah Salatiga tahun
8
4. Bagi SMK Al Falah Salatiga
Agar bisa menerapkan visi, misi, dan tata tertib yang sudah
disepakati bersama dan Mengembangkan pola pendidikan karakter
Sekolah Menengah Kejuruan ke arah yang lebih baik.
E. Penegasan Ilmiah
1. Penguatan
Penguatan adalah proses, cara, perbuatan menguati atau menguatkan
(KBBI, 2007: 1180).
2. Pendidikan
a. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara,
perbuatan mendidik (KBBI, 2007: 263)
b. Pendidikan atau pedagogie, berarti bimbingan atau pertolongan
dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan
seseorang atau kelompok lain agar menjadi dewasa untuk
mencapai tingkat hidup atau penghidupan lebih tinggi dalam arti
mental. (Sudirman, 1992: 4).
3. Karakter
a. Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
9
b. Karakter adalah pola, baik pikiran, sikap maupun tindakan yang
melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit
dihilangkan (Munir, 2010: 3).
4. Tolong Menolong (Ta‟awun)
Tolong menolong dalam bahasa Arabnya adalah Ta’awun.
Sedangkan menurut istilah, pengertian Ta’awun adalah sifat tolong
menolong di antara sesama manusia dalam hal kebaikan dan takwa. Dalam
ajaran Islam, tolong menolong merupakan kewajiba muslim. Sudah
semestiya konsep tolong menolong ini dikemas sesuai dengan syariat
Islam, dalam artian tolong menolong hanya diperbolehkan dalam kebikan
dan takwa, dan tidak diperbolehkan tolong menolong dalam hal dosa atau
permusuhan(Ismail, 2017: 2)
5. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah wahana pengembangan pribadi
peserta didik melalui berbagai aktivitas, baik yang terkait langsung maupun
tidak langsung dengan materi kurikulum, sebagai bagian tak terpisahkan
dari tujuan kelembagaan. Disamping itu, kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan secara
intrakulikuler, dan tidak hanya sebagai pelengkap suatu proses kegiatan
belajar mengajar, tetapi juga sebagai sarana siswa memiliki nilai plus, selain
pelajaran akademis yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat
10
6. Palang Merah Remaja (PMR)
Palang Merah Remaja (PMR) merupakan wadah atau tempat untuk
membina siswa dalam pengembangan kepalangmerahan. Hal ini
bertujuan untuk mendidik siswa agar menjadi manusia yang
berprikemanusiaan dan mampu melaksanakan tugasnya dalam
kepalangmerahan. Anggota Palang Merah Remaja harus memiliki jiwa
dan semangat kemanusiaan yang perlu di tanamkan kepada siswa sejak
dini. Pembinaan tersebut harus dilakukan secara terus menerus agar
siswa selalu siap siaga dan sebagai tanggung jawabnya sebagai anggota
Palang Merah Remaja.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyusun serta
mempermudah pemahaman terhadap penulisan skripsi ini, penulisan skripsi ini
dikelompokkan menjadi 5 bab. Dimana antara bab satu dengan yang lainnya
saling berhubungan.
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini merupakan pendahuluan, yang dikemukakan dalam bagian
pertama ini akan dibahas beberapa sub bahasan, yaitu: latar belakang masalah,
fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian Pustaka yang berisi :
11
Berisi tentang tinjauan umum tentang pendidikan karakter yang
terdiri dari sub bab, diantaranya yaitu pengertian pendidikan karakter,
nilai-nilai karakter, karakter tolong menolong (ta‟awun), bentuk-bentuk tolong menolong, metode pendidikan karakter, hakikat, tujuan pendidikan
karakter. Sedangkan tentang ekstrakulikuler meliputi, pengertian
ekstrakurikuler, tujuan ekstrakurikuler, jenis-jenis ekstrakurikuler, fungsi
ekstrakurikuler, dan manfaat ekstrakurikuler, pengertian Palang Merah
Remaja (PMR), visi dan misi PMR, ruang lingkup PMR, dan
prinsip-prinsip gerakan PMR dan bulan merah internasional.
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Berisi tentang dasar atau acuan berupa teori-teori atau
temuan-temuan dari berbagai hasil penelitian sebelumnya merupakan hal yang
kiranya perlu untuk dijadikan sebagai data acuan atau pendukung bagi
peneliti.
BAB III METODE PENELITIAN
Bagian ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, dan
pengecekan keabsahan data.
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
Bagian ini berisi uraian data-data yang didapat atas lapangan yaitu
gambaran umum SMK Al Falah Salatiga, yang berupa:
12
a. Profil Sekolah, yang berisi tentang sejarah, letak geografis, Visi dan
Misi, tujuan sekolah, program keahlian, data guru dan karyawan,
keadaan peserta didik dan sarana prasarana. kegiatan PMR di SMK Al
Falah, pendidikan karakter apa saja yang muncul dari kegiatan PMR
tersebut, dan cara penguatan pendidikan karekter dalam kegiatan PMR
tersebut.
b. Data Karakter, yang berisi tentang bentuk-bentuk karakter tolong
menolong (ta‟awun) dalam kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR), cara yang ditempuh dalam penguatan karakter
ta‟awun, dan faktor pendukung, penghambat yang dialami dalam penguatan bentuk karakter tolong menolong (ta‟awun) tersebut.
B. Analisis Data
Berisi tentang penulis menguraikan gagasan peneliti, berdasarkan
temuan peneliti sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya.
Analisis ini mencangkup bentuk-bentuk karakter tolong enolong (ta‟awun) siswa dalam kegiatan PMR, cara yang ditempuh dalam penguatan karakter
tolong menolong (ta‟awun) tersebut, dan tentang faktor pendukung dan penghambat yang dialami selama kegiatan PMR berlangsung.
BAB V PENUTUP
Merupakan kajian paling akhir dari skripsi ini, yang mana pada bagian ini
berisi kesimpulan penulis dari seluruh pembahasan yang telah dikemukakan
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik
(KBBI, 2007: 263).
Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman
belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan
individu (Mudyahardjo, 2010: 3).
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha
manusia unutk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan
atau pedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan
sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya,
pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau
kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup
atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Hasbullah, 2009: 1).
Jadi pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
14
latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat,
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
Istilah “character” berasal dari bahasa Yunani charassein yang berarti to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis
kertas, memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian tersebut diartikan
sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya melahirkan satu
pandangan bahwa karakter adalah perilaku yang bersifat individual
(Daryanto, 2013: 63-64).
Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas
tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa dan bernegara. Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggung
jawabkan setiap akibat dari keputusannya (Muchlas, 2014: 41-42).
Menurut (Muslich, 2011: 4) menjelaskan bahwa karakter
merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
istiadat.
Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan
nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia.
15
bersama berdasarkan atas pilar. Kedamaian (peace), menghargai (respect),
karja sama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happiness),
kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love),
tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi
(tolerance), dan persatuan (unity).
Karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seorang anak sering
kali tidak jauh dari perilaku ayah atau ibunya. Dalam bahasa jawa dikenal
istilah “kacang ora ninggal lanjaran” (pohon kacang panjang tidak pernah
meninggalkan kayu atau bambu tempatnya melitit atau menjalar). Kecuali
itu lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam ikut
membentuk karakter. Disekitar lingkungan sosial yang keras seperti di
Harlem New York, para remaja cenderung berperilaku antisosial, keras,
tega, suka bermusuhan, dan sebagainya. Sementara itu di lingkungan yang
gersang, panas, dan tandus, penduduknya cenderung bersifat keras dan
berani mati (Muchlas, 2014:43).
Dari berbagai penjelasan yang telah dikemukakan beberapa ahli di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter merupakan nilai-nilai, sikap,
pikiran, perilaku, watak, akhlak yang melekat pada diri seseorang sejak
lahir dan memiliki perbedaan peserta didik satu dengan lainnya. Karakter
yang dimiliki oleh seseorang dapat terlihat dari tingkah laku atau cara
bertindak di kehidupan sehari-harinya. Dari mengetahui keseharian orang
16
orang tersebut, dan baik buruknya karakter seseorang tergantung pada pola
kebiasaan nilai yang dipilih dalam kehidupannya.
Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik
anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari sehinga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Kesuma,
2011: 4).
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut. Dalam pendidikan karakter disekolah, semua komponen
(pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen
itu sendiri yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilain,
penanganan atau pengolahan mata pelajaran, pengelola sekolah,
pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana
prasarana, pembiayaan, etos kerja dimaknai seluruh warga sekolah atau
lingkungan (Amri, 2011:4)
Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan karakter adalah usaha untuk mendidik anak agar memahami,
peduli akan, dan bertindak atas dasar nilai-nilai etis, individu yang
memiliki kepribadian khusus deperti kekuatan mental dan budi pekeri
17
dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan
kontribusi yang positif kepada lingkungannya.
b. Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum
Kementerian Pendidikan Nasional (2011:11) telah merumuskan materi
pendidikan karakter yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
1. Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur : perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan.
3. Toleransi : sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
susku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
4. Disiplin : tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dab patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras : perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif : berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasikan cara atau
18
7. Mandiri : sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis : cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu : sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih dalam dan meluasdari apa yang dipelajarinya, dilihat,
dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan : cara berfikir, bertindak, dan wawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri
dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air : cara berfikir, bersikap dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan perhargaan yang tinggi
tehadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsanya.
12. Menghargai Prestasi : sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat atau Komunikatif : tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
14. Cinta Damai : sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya.
15. Gemar Membaca : kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
19
16. Peduli Lingkungan : sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial : sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
bagi orang lain dan masyarakat yang selalu ingin memberi bantuan
bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab : sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa
(Zuchdi, 2011 : 168-170).
c. Nilai karakter tolong menolong (ta‟awun)
Perilaku tolong menolong adalah suatu hal yang lazim. Tolong
menolong disebut juga altruisme. Dengan adanya tolong menolong
dapat memberikan manfaat bagi manusia berupa kerukunan, dan
kemaslahatan antar pribadi satu dengan pribadi lain. Perilaku
tolong-menolong adalah suatu hal yang lazim. Tolong-tolong-menolong disebut juga
altruisme. Dengan adanya tolong-menolong dapat memberikan manfaat
bagi manusia berupa kerukunan, dan kemaslahatan antar pribadi satu
dengan pribadi lain. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak
bisa hidup sendiri. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang dapat
20
Tolong menolong merupakan kecenderungan alamiah kita
sebagai manusia. Kita mempunyai kebutuhan dasar untuk meminta dan
memberikan pertolongan pada orang lain. Perilaku tolong-menolong
sangat disukai dan dianjurkan. Pada umumnya masyarakat di belahan
dunia mana pun sangat menyukai orang-orang yang memiliki
kepribadian dermawan, suka menolong, solidaritas, dan mau berkorban
untuk orang lain. Sebaliknya orang yang bersifat kikir, egois atau
individualis, sangat tidak disukai oleh orang lain. Dalam agama Islam,
perilaku menolong merupakan perilaku yang sangat dianjurkan dan
dihargai oleh para penganutnya (Rahman, 2013: 218).
Al-qur‟an menyebutkan bahwa ta‟awun merupakan hal yang esensial bagi setiap muslim. Untuk islam diperintahkan untuk saling
tolong menolong dalam perbuatan yang terpuji. Seperti yang tercantum
dalam surat al maidah ayat 2 yang berbunyi:
ٌِأَْدُعْنأَ ِىْثلإا َٗهَع إََُٔاَعَح لأَ َْٖٕقَّخنأَ ِّسِبْنا َٗهَع إََُٔاَعَحَٔ
ِباَقِعْنا ُدِٚدَش َ َّاللَّ ٌَِّإ َ َّاللَّ إُقَّحأَ
Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Dalam ayat tersebut dapat diketahui bahwa Islam menganjurkan
untuk menolong sesama yang mengarah pada suatu hal yang posistif
dan baik yang dalam ayat diatas disebut dengan al-birr yang berarti
kebajikan. Ayat diatas mengandung isi anjuran untuk saling tolong
21
tolong menolong dalam hal kebaikan dan taqwa, seperti memberi
sedekah kepada orang yang membutuhkan itu merupakan salah satu
bentuk dari perilaku tolong menolong yaitu donation, dan dalam islam
pun menganjurkan pula hal yang merugikan orang lain, seperti mencuri.
Islam hanya menganjurkan untuk menolong orang lain yang mengarah
pada kebaikan, dan sebaliknya Islam sangat tidak menganjurkan untuk
menolong pada hal yang merugikan orang lain. Meskipun diri kita
sendiri yang dirugikan tapi tetap harus membalas dengan kebaikan,
karena segala sesuatu yang kita lakukan akan mendapat balasannya,
seperti dalam firman Allah pada surat Ar-rahman ayat 60:
ٌُاَضْحلإا لاِإ ٌِاَضْحلإا ُءاَزَج ْمَْ
(
66
)
Artinya: Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).
Manusia ditakdirkan Allah sebagai makhluk sosial yang
membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan manusia. Sebagai
makhluk sosial. Manusia juga memerlukan bantuan dan kerjasama
dengan orang lain dalam memenuhi hidupnya, baik kebutuhan material
maupun spiritual. Dengan kerjasama dan tolong menolong tersebut
diharapkan manusia bisa hidup rukun dan damai dengan sesamanya.
Sesuai dengan hadits nabi:
: َلاَق َىَّهَصَٔ َِّْٛهَع ُاللَّ َّٗهَص ِِّٙبَُّنا ٍَِع ،َُُّْع ُاللَّ ِٙضَز َةَسَْٚسُْ ِٙبَأ ٍَْع
َشَّفََ ٍَْي
22
Artinya: Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah Shallallahu‟alaihi
wasallam bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu‟min
dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya. (Nawawi, 2011: 77)
Hadits diatas menjelaskan bahwa dalam tolong menolong itu
berlaku bagi siapa saja tanpa melihat adanya perbedaan jenis kelamin.
Perilaku menolong berlaku bagi laki-laki yang dalam ayat diatas disebut
dengan al-mukmin maupun perempuan al-mukminat. Sebagian kaum
mukminin, baik laki-laki maupun perempuan adalah penolong bagi
sebagian yang lain. Mereka saling menyongkong karena kesamaan agama
dan keimanan kepada Allah. Mereka menyuruh yang ma‟ruf (segala amal shaleh yang diperintahkan agama, seperti ibadah), mencegah yang munkar
(segala ucapan dan perbuatan yang dilarang agama, seperti berbuat
23
Adapaun bentuk-bentuk perilaku tolong menolong (ta‟awun) menurut Wrighasman dan Desux (1981 dalam skripsi Doris Evalina,
2010:13) dibedakan berdasarkan tingkat pengorbanan perilaku ke dalam
tiga tindakan, yaitu favor, donation, dan intervention in emergency.
1) Favor
Favor dapat diartikan sebagai tindakan membantu orang
lain, dimana usaha membantu tersebut tidak banyak membutuhkan
pengorbanan (pengorbanan yang kecil) pengorbanan yang
dimaksud disini berupa pengorbanan tenaga atau usaha dan waktu.
Walaupun pengorbanan yang diberikan pelaku kecil, namun
dampak dari tindakan ini menguntungkan bagi orang lain. Jadi, cost
yang harus diberikan oleh mereka yang melakukan perilaku ini
tindakan begitu besar, dalam arti tidak melibatkan pengorbanan
yang membedakan pelakunya.
2) Donation
Perilaku ini disebut juga dengan perilaku menyumbang
terhadap seseorangatau organisasi yang memerlukan. Tindakan ini
membutuhkan pengorbanan materi berupa uang atau barang.
3) Intervention In Emergency
Intervention In Emergency merupakan perilaku
24
kondisi stressfulatau pada situasi gawat darurat, dengan
kemungkinan keuntungan yang sangat kecil bagi yang melakukan.
Dalam melakukan tindakan ini dapat mengundang ancaman
keselamatan diri dari penolong. oleh Karena itu, penolong
berkorban besar dan kemungkinan mendapatkan keuntungan yang
sangat kecil dari tindakan ini. contoh: membantu menyelamatkan
orang yang terjebak di lokasi kebakaran.
d. Metode Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter menurut Zuchdi, dkk (2010: 3)
menyatakan bahwa pendidikan karakter secara akademis dimaknai
sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan
watak, atau pendidikan akhlak yang tujuannya mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,
memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Adapun mengenai metode, pendidikan karakter memiliki
metode tersendiri. Metode pendidikan karakter menurut Koesoema
(2011: 212-216), metode pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
pengajaran, keteladanan, menentukan prioritas, praksis prioritas, dan
25
a. Pengajaran
Mengajarkan pendidikan karakter dalam rangka
memperkenalkan pengetahuan teoritis tentang konsep-konsep nilai.
Pemahaman konsep ini mesti menjadi bagian dari pemahaman
pendidikan karakter itu sendiri. Sebab, anak-anak akan banyak belajar
dari pemahaman dan pengertian tentang nilai-nilai yang dipahami oleh
para guru dan pendidik dalam setiap perjumpaan mereka.
a. Keteladanan
Keteladanan menjadi salah satu hal klasik bagi berhasilnya
sebuah tujuan pendidikan karakter. Tumpuan pendidikan karakter ada
pada pundak guru. Konsistensi dalam mengajarkan pendidikan karakter
tidak sekedar melalui sesuatu yang dikatakan melalui pembelajaran di
kelas, melainkan nilai itu juga tampil dalam diri sang guru, dalam
kehidupannya yang nyata di luar kelas. Karakter guru (meskipun tidak
selalu) menentukan warna kepribadian anak didik.
b. Menentukan Prioritas
Lembaga pendidikan memiliki prioritas dan tuntutan dasar atas
karakter yang ingin diterapkan di lingkungan mereka. Pendidikan
karakter menghimpun banyak kumpulan nilai yang dianggap penting
bagi pelaksanaan dan realisasi atas visi lembaga pendidikan. Oleh
karena itu, lembaga pendidikan mesti menentukan tuntutan standar atas
karakter yang akan ditawarkan kepada peserta didik sebagai bagian dai
26
c. Praktis Prioritas
Unsur lain yang sangat penting bagi pendidikan karakter adalah
bukti dilaksanakannya prioritas nilai pendidikan karakter tersebut.
Berkaitan dengan tuntutan lembaga pendidikan atas prioritas nilai yang
menjadi visi kinerja pendidikannya, lembaga pendidikan mesti mampu
membuat verifikasi sejauh mana visi sekolah telah dapat direalisasikan
dalam lingkup pendidikan skolastik melalui berbagai macam unsur
yang ada di dalam lembaga pendidikan itu sendiri.
d. Refleksi
Karakter yang ingin dibentuk oleh lembaga pendidikan melalui
berbagai macam program dan kebajikan senantiasa perlu dievaluasi dan
direfleksikan secara berkesinambungan dan kritis. Sebab, sebagaimana
dikatakan Socrates, “Hidup yang tidak direfleksikan merupakan hidup yang tidak layak dihayati.” Tanpa usaha untuk melihat kembali sejauh
mana proses pendidikan karakter ini direfksikan dan dievaluasi, tidak
akan pernah ada kemajuan. Refleksi merupakan kemampuan sadar khas
manusiawi. Dengan kemampuan sadar ini, manusia mampu mengatasi
diri dan meningkatkan kualitas hidupnya dengan lebih baik. Jadi,
setelah tindakan dan praktis pendidikan karakter itu terjadi, perlulah
diadakan semacam pendalaman dan refleksi untuk melihat sejauh mana
lembaga pendidikan telah berhasil atau gagal dalam melaksanakan
pendidikan karakter.
27
Tujuan pendidikan nasional dalam UU RI nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menjadi dasar dalam
mengembangkan pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas
menyebutkan, “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan tanggung jawab” (Zubaedi, 2012:73-74). Sesuai tujuan pendidikan nasional tersebut pada intinya pendidikan karakter bertujuan
membentuk bangsa yang berakhlak mulia, tangguh, toleran, berilmu
pengetahuan, kompetitif, berkembang dinamis dan lainnya dengan penuh
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
pancasila.
Tujuan pendidikan karakter adalah:
1. Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu
sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah
maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah)
2. Mengoreksi perilaku anak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
28
3. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan
masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan
karakter secara bersama (Narwanti, 2011: 17)
Pendidikan karakter dimaksudkan untuk menjadi salah satu
jawaban terhadap beragam persoalan bangsa. Persoalan yang muncul
diidentifikasikan bersumber dari gagalnya pendidikan dalam
menginternalisasikan nilai-nilai moral terhadap peserta didik. Penguatan
pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relavan untuk
mengatasi krisis yang sedang melanda di bangsa ini. Keterpurukan bangsa
Indonesia dari segi karakter yang kemudian dimunculkan pendidikan
karakter untuk memperbaiki karakter luhur bangsanya tidak lain memiliki
tujuan yang baik.
Pendidikan karakter bertujuan meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi kelulusan.
Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari hari (Ma‟mur, 2013: 43). Zubaedi (2012: 18), menjelaskan tujuan dari diadakannya
29
1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/efektif pesasmani, Jamal
Maerta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki
nilai-nilai karakter bangsa.
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji
dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bnagsa
yang religius.
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa.
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan
persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh
kekuatan (dignity)
Sedangkan tujuan pendidikan karakter menurut tinjauan Islam
adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di
jalan yang lurus, jalan yang digariskan oleh Allah SWT. Inilah yang akan
mengantarkan manusia kebahagiaan manusia kepada kebahagiaan dunia
dan akhirat. Karakter seseorang dianggap mulia jika perbuatannya
30
2. Program Ekstrakulikuler
a. Pengertian Ekstrakulikuler
Menurut Sopiatun (2010: 99) menyatakan dalam bukunya bahwa
tugas utama sekolah tidak semata-mata menjadikan siswa pintar dan
terampil, tetapi juga harus mampu menumbuh kembangkannya menjadi
pribadi yang sehat jasmani dan rohani, sadar dan bertanggung jawab akan
keberadaan dirinya, baik sebagai pribadi dan makhluk Tuhan, maupun
sebagai makhluk sosial yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
lingkungan.
Pengertian ekstrakulikuler menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002:291) yaitu: “suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan
pembinaan siswa”.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah wahana pengembangan pribadi
peserta didik melalui berbagai aktivitas, baik yang terkait langsung
maupun tidak langsung dengan materi kurikulum, sebagai bagian tak
terpisahkan dari tujuan kelembagaan. Disamping itu, kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan
secara intrakurikuler, dan tidak hanya sebagai pelengkap suatu proses
kegiatan belajar mengajar, tetapi juga sebagai sarana siswa memiliki nilai
plus, selain pelajaran akademis yang bermanfaat bagi kehidupan
bermasyarakat. Dalam praktiknya, pelajaran ekstrakurikuler sering laki
31
jenis kegiatannya disesuaikan dengan visi dan misi serta kondisi sekolah,
terutama sekali dengan sarana dan prasarana yang tersedia, dengan
demikian setiap sekolah akan mempunyai jenis kegiatan ekstrakurikuler
yang berbeda (Sopiatun, 2010: 99).
b. Tujuan Ekstrakurikuler
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pasti tidak lepas dari
aspek tujuan. Karena suatu kegiatan yang dilakukan tanpa jelas
tujuannya, maka kegiatan itu akan sia-sia. Begitu pula dengan kegiatan
ekstrakulikuler tentu memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan dari
ekstrakurikuler diantaranya yaitu:
a) Menumbuhkembangkan pribadi siswa yang sehat jasmani dan
rohani
b) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
c) Memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan
sosial
d) Budaya dan alam sekitarnya
e) Dan menanamkan sikap sebagai warga negara yang baik dan
bertanggung jawab melalui berbagai kegiatan positif dibawah
tanggung jawab sekolah (Sopiatun, 2010: 100).
Kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa diharapkan untuk
menghasilkan hasil individual, sosial, civic, dan etis. Hasil individual
adalah hasil yang berhubungan dengan peningkatan pengetahuan dan
32
sosial adalah hasil yang berhubungan dengan hubungan sosial dan
kemasyarakatan untuk dapat hidup bersama dengan orang lain, sedangkan
hasil civic dan etis merupakan hasil yang berhubungan dengan adanya
persamaan dan kewajiban, tanpa diskriminasi. Selain itu, kegiatan
ekstrakurikuler memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat
mengembangkan minat dan belajar lebih banyak mengenai diri mereka
sendiri dan orang lain. Program kegiatan ekstrakurikuler sekolah
dipengaruhi oleh misi dan filosofi dan menumbuhkan lingkungan belajar,
di mana siswa dapat berkembang, belajar dan mengekspresikan dirinya
(Sopiatun, 2010: 100).
c. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler bersifat langsung dan tidak langsung
berhubungan dengan pelajaran di kelas. Kegiatan yang langsung
berhubungan dengan pelajaran di kelas disediakan oleh sekolah, antara
lain adalah:
a) Olahraga
b) Seni
c) Bimbingan Belajar
d) Karya Ilmiah Remaja
e) Baca Tulis Al- Qur‟an
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang tidak langsung behubungan
dengan pelajaran di kelas adalah:
33
b) OSIS
c) Pramuka
d) PMR (Palang Merah Remaja)
Kegiatan ini dibimbing oleh pelatih atau pembimbing yang berasal
dari guru atau dari luar sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang tidak
langsung berhubungan dengan pelajaran di kelas berfungsi untuk
penyesuaian diri dengan kehidupan, integratif, dan memberikan
kesempatan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan-tujuan bersama,
sedangkan yang langsung berhubungan dengan pelajaran di kelas
ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa
(Sopiatun, 2010: 100).
Meskipun tidak semua program ekstrakurikuler sedang di
laksanakan di SMK Al Falah Salatiga, namun kenyataannya program
ekstrakurikuler yang dilaksanakan ini terbukti dapat mempengaruhi
pembentukan karakter peserta didik.
3. Palang Merah Remaja
a. Pengertian Palang Merah Remaja
Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan dan
pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya disebut PMR.
Terdapat di PMI cabang diseluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 3
juta orang, anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan
34
Merah Remaja dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta
mengembangkan kapasitas organisasi PMI (Susilo dkk, 2008: 1).
b. Sejarah Palang Merah Remaja
Tebentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh
terjadinya perang dunia 1 (1914-1918) pada waktu itu Australia sedang
mengalami peprangan. Karena Palang Merah Australia kekurangan tenaga
untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah
supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan
tugas-tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan
majalah-majalah serta koran bekas. Anak-anak tersebut tehimpun dalam
suatu badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian menjadi
Palang Merah Remaja (PMR).
Pada tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah
Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi
satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Kemudian usaha tersebut diikuti oleh negara-negara lain. Pada tahun 1960,
dari 145 perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagian
besar sudah memiliki Palang Merah Remaja. Di Indonesia pada kongres
PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk
Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita
Abdurahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja
35
c. Visi Misi dan Tujuan Palang Merah Remaja (PMR)
Visi dan Misi PMR yang tercantum di dalam manajemen PMR
yaitu sebagai berikut:
a. Visi PMR
PMR sebagai generasi muda kader PMI mampu dan siap
menjalankan kegiatan sosial kemanusiaan sesuai dengan
prinsip-prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
b. Misi PMR
1) Membangun karakter kader muda PMI sesuai dengan
Prinsip Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional serta Tri Bakti PMR
2) Menanamkan jiwa sosial kemanusiaan
3) Menanamkan rasa kesukarelaan
Tujuan Palang Merah Remaja secara umum adalah PMI memiliki
struktur, sistem dan kapasitas PMR dan Relawan yang mem adai
untuk meningkatkan kualitas pembinaan generasi muda dan memberikan
pelayanan sosial kemanusiaan yang bermutu.
Adapun tujuan secara khusus adalah sebagai berikut:
a) memberikan arah bimbingan dan pengembangan PMR dan
Relawan secara konsisten serta berkesinambungan
b) menjamin eksistensi PMR dan Relawan PMI sebagai bagian
36
d. Ruang Lingkup Palang Merah Remaja (PMR)
Ruang lingkup kegiatan Palang Merah Remaja (PMR) dikenal
dengan sebutan Tri Bakti PMR, adapun ruang lingkup tersebut
mengandung arti sebagai berikut:
1) Meningkatkan keterampilan hidup sehat
Pelatihan yang dibutuhkan adalah sanitasi dan kesehatan,
pertolongan pertama, kesehatan remaja, dan kesiapsiagaan bencana.
Sehingga menguatkan nilai karakter bersih dan sehat.
2) Berkarya dan berbakti di masyarakat
Pelatihan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan, gerakan
kepalangmerahan, sanitasi dan kesehatan, pertolongan pertama,
kesehatan remaja. Dengan kegiatan tersebut dapat menguatkan nilai
karakter kepemimpinan, peduli, kreatif, dan kerjasama.
3) Mempererat persahabatan nasional dan internasional
Pelatihan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan dan gerakan
kepalangmerahan. Sehingga dapat menguatkan nilai karakter
bersahabat dan ceria.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kegiatan Palang Merah
Remaja sangat membantu orang lain dan masyarakat dalam bidang
sosial maupun kesehatan (Susilo, 2008: 24).
e. Prinsip-prinsip Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mempunyai
37
menjalankan misinya gerakan tidak boleh terpengaruh oleh
kepentingan apapun. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya prinsip
dasar yang dapat dijadikan pedoma dan landasan moril bagi
kehidupan organisasi yang diakui dan dihormati secara internasional.
Pada tahun 1921, komite internasional Palang Merah atau ICRC
mencoba menyusun Prinsip Dasar yang dirasa perlu sebagai dasar
dalam setiap tindakan gerakan. Teks inilah yang menjelma menjadi
prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional yang diproklamirkan dalam konferensi internasional
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Unternasional di Wina Austria
tahun 1965, yaitu:
1) Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah gerakan lahir
dari keinginan untuk memberikan pertolongan kepada korban yang
terluka dalam pertempuran tanpa membeda-bedakan mereka dan
untuk menceagah serta megatasi penderitaan sesama manusia yang
terjadi di mana pun. Tujuannya adalah melindungi jiwa dan kesehatan
serta menjamin penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan
menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan
perdamaian abadi antar sesama manusia.
2) Kesamaan
Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita tanpa
38
sosial atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata adalah
mengurangi penderitaan orang per orang sesuai dengan kebutuhannya
dengan mendahulukan keadaan yang paling parah.
3) Kenetralan
Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam
pertentangan politik, ras, agama atau ideologi.
4) Kemandirian
Gerakan bersifat mandiri. Setiap perhimpunan nasional
sekalipun merupakan pendukung bagi pemerintah di bidang
kemanusiaan dan harus menaati peraturan hukum yang berlaku di
negara masing-masing, namun gerakan bersifat otonom dan harus
menjaga tindakannya agar sejalan dengan prinsip dasar gerakan.
5) Kesukarelaan
Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur
keinginan untuk mencari keuntungan apapun.
6) Kesatuan
Didalam satu negara hanya boleh ada satu perhimpunan
nasional dan hanya boleh memilih salah satu lambang yang
digunakan. Palang Merah atau Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat
terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah
negara yang bersangkutan.