• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - SITI NURUL KHASANAH BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - SITI NURUL KHASANAH BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Buku teks pelajaran tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan.

Satu-satunya media belajar yang dapat melampaui kebersamaan guru dengan para

siswa adalah buku teks pelajaran. Sebagai media pengajaran, buku teks pelajaran

merupakan media yang strategis dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan

dan nilai-nilai kehidupan, budaya, dan karakter (moral dan kepribadian) bagi para

siswa. Pada dasarnya, sebuah buku teks pelajaran yang baik adalah buku yang

berfungsi sebagai alat pembelajaran yang efektif. Buku teks pelajaran yang baik

adalah buku pelajaran yang dapat membantu siswa belajar. Buku teks pelajaran

bukan hanya merupakan buku yang dibuka atau dibaca pada saat pembelajaran di

kelas, melainkan dijadikan sebagai kebutuhan yang dibaca setiap saat. Agar

harapan tersebut menjadi kenyataan, buku teks harus menarik, baik dari segi

bentuk maupun isi dan berdampak pada pengembangan kemampuan berpikir,

berbuat, dan bersikap peserta didik.

Buku teks pelajaran dapat dipandang sebagai simpanan pengetahuan

tentang berbagai segi kehidupan. Oleh karena sudah dipersiapkan dari segi

kelengkapan materi dan cara penyajiannya, buku teks pelajaran memberikan

fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang substansi maupun cara

penggunaannya. Dengan demikian, buku teks pelajaran bagi siswa merupakan

bagian dari budaya buku, yang menjadi salah satu tanda dari masyarakat yang

(2)

siswa, tetapi guru pun dapat terbantu. Tujuan pengadaan dan pemanfaatan buku

teks pelajaran memang diperuntukkan bagi siswa. Akan tetapi, guru pada waktu

mengajar dapat mempertimbangkan pula materi yang tersaji dalam buku teks

pelajaran. Guru, tentunya, memiliki kebebasan dalam memilih, mengembangkan,

dan menyajikan materi. Semua itu merupakan wewenang dan kewajiban

profesional guru. Ia memiliki pengetahuan tentang struktur keilmuan berkenaan

dengan materi yang akan diajarkannya. Ia pun memiliki keterampilan dalam

mengolah dan menyajikan materi tersebut. Walaupun demikian, segala yang

tersaji dalam buku teks pelajaran tetap berguna baginya, misalnya, sebagai bahan

untuk dipilih, dan disusun bersama dengan bahan dari sumber lain. Juga, cara

penyajian dalam buku teks pelajaran dapat dijadikan sebagai contoh bagaimana

menyajikan bahan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran kepada siswa.

Dalam Permendiknas nomor 11 tahun 2005 didefinisikan bahwa buku teks

pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat

materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi

pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang

disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.

Dalam buku teks pelajaran sesuai dengan kurikulum 2013, seluruh

cakupan materi disusun sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga guru dan siswa menggunakan

buku teks pelajaran sebagai acuan utama ketika proses belajar mengajar.

(3)

nya adalah adanya buku siswa dan buku guru yang sudah disediakan oleh peme-

rintah pusat sebagai buku wajib sumber belajar di sekolah.

Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013,

peserta didik dipacu untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan

terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan

menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersedian kegiatan pada buku

ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan

lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Oleh karena itu, guru sebagai pengendali utama di dalam proses belajar

mengajar di kelas perlu mencermati terlebih dahulu terhadap buku siswa maupun

buku pegangan guru yang sudah disediakan pemerintah. Hal ini diperlukan

mengingat buku yang disediakan oleh pemerintah ditujukan untuk keperluan skala

nasional. Artinya, buku tersebut dibuat secara umum untuk kondisi siswa di

Indonesia, tentunya belum mengakomodasi kebutuhan khusus pada

masing-masing sekolah yang ada kemungkinan mempunyai karakteristik masing-masing-masing-masing.

Dengan demikian, sebelum menggunakan di kelas, tentunya guru diharapkan

sudah membaca dan mencermati dengan melakukan analisis buku terlebih dahulu.

Hal ini dimaksudkan agar jika terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan yang ada

dalam buku tersebut, dapat dilakukan langkah-langkah tindak lanjut mengatasinya

lebih awal.

Upaya-upaya pemerintah dalam pelaksanaan kurikulum 2013 untuk

meningkatan mutu pendidikan dilakukan melalui perbaikan mutu proses

(4)

sebagai inovasi pendidikan yang harus terus dilakukan. Salah satu inovasi tersebut

adalah mengubah paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang terpusat pada

guru kepada pembelajaran yang terpusat pada siswa. Pendekatan pembelajaran

yang berbasis mengajar diubah ke dalam bentuk pembelajaran berbasis belajar.

Ciri utama pembelajaran berbasis belajar adalah terbangunnya kemandirian siswa

untuk membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri dari berbagai variasi

informasi melalui suatu interaksi dalam proses pembelajaran.

Selain guru yang harus membantu siswa untuk membangun

pengetahuannya, diperlukan sarana belajar yang efektif. Salah satu sarana yang

paling penting adalah penyediaan buku pelajaran sebagai rujukan yang baik dan

benar bagi siswa. Penyertaan buku ini sangat penting karena buku teks pelajaran

merupakan salah satu sarana yang signifikan dalam menunjang proses kegiatan

pembelajaran. Buku teks pelajaran yang dimaksud adalah buku yang menjadi

pegangan siswa, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai Perguruan Tinggi

Buku teks pelajaran mempunyai peranan penting dalam kelangsungan

pendidikan nasional. Kualitas buku yang baik akan berimbas pada mutu

pendidikan nasional yang baik pula. Saat ini buku teks pelajaran masih sangat

beragam kualitasnya. Pemerintah sudah berupaya untuk menyediakan buku

pelajaran yang bermutu. Bentuk dari kegiatan ini adalah dibentuknya Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang salah satu tugasnya adalah menilai

kelayakan buku pelajaran. Komponen yang dinilai meliputi kelayakan isi, bahasa,

(5)

Berdasarkan data tentang kualitas buku di atas, perlu dilakukan langkah

konkret dari guru untuk menyediakan atau memfasilitasi siswa dengan buku teks

yang layak yang bisa dijadikan buku pegangan siswa di sekolah. Hal ini akan

terjadi jika guru cenderung menganggap keseluruhan buku teks itu benar dan

menerima apa adanya tanpa menganalisis terlebih dahulu isi materi buku tersebut.

Dalam pengukuran kualitas buku teks harus diperhatikan aspek-aspek penting

yaitu kesesuaian isi dengan kurikulum, kebenaran konsep, bahasa, keterbacaan

teks, dan penyajian. Apabila buku teks yang digunakan siswa, kesesuaian isi

dengan kurikulum rendah, maka kompetensi yang diharapkan sulit tercapai.

Ditambah lagi apabila banyak mengandung kesalahan konsep dan kesalahan

bahasa, maka akan berakibat perbedaan pemahaman pada siswa dengan apa yang

dimaksud dalam buku teks sehingga akan mempengaruhi pola pikir siswa dalam

menerima pengetahuan berikutnya dan sulit untuk diluruskan kembali.

Berdasarkan latar belakang di atas, akan dilakukan kajian secara lebih

mendalam tentang aspek-aspek tersebut dalam buku teks pelajaran Bahasa

Indonesia SMA kelas X melalui suatu penelitian yang diberi judul “ Kajian

terhadap Isi, Bahasa, dan Keterbacaan Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia

SMA Kelas X”.

B. Rumusan masalah

Berdasar latar belakang di atas, permasalahan-permasalahan dalam kajian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah isi buku teks pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas

(6)

2. Bagaimanakah aspek kebahasaan dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia

SMA kelas X ?

3. Bagaimanakah aspek keterbacaan dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia

SMA kelas X ?

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan isi buku teks pelajaran Bahasa Indonesia SMA

kelas X dengan materi-materi dalam kurikulum 2013.

2. Mendeskripsikan aspek kebahasaan dalam buku teks pelajaran Bahasa

Indonesia SMA kelas X.

3. Mendeskripsikan aspek keterbacaan dalam buku teks pelajaran Bahasa

Indonesia SMA kelas X.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas

dan konkret tentang kesesuaian isi, bahasa, dan keterbacaan buku teks bahasa

Indonesia SMA kelas X. Selain itu diharapkan dapat memberi manfaat secara

praktis dan teoretis.

1. Manfaat Praktis

Penelitian buku teks yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Manfaat yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagi guru, memberikan pedoman untuk mengetahui lebih rinci kriteria buku

(7)

b. Bagi sekolah, memberikan masukan dan informasi dalam memilih dan

menentukan buku teks Bahasa Indonesia yang baik untuk dipakai pada tahun

ajaran mendatang.

c. Bagi penulis buku teks, memperoleh masukan dan pedoman dalam penyusunan

buku teks Bahasa Indonesia yang memenuhi standar sehingga buku teks

cetakan berikutnya lebih berkualitas.

2. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini dapat memberi sumbangan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam teori penyusunan buku teks

dan dapat dijadikan pedoman penulisan buku teks sehingga bisa dihasilkan buku

(8)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

and you can see from the radar screen – that’s the screen just to the left of Professor Cornish – that the recovery capsule and Mars Probe Seven are now close to convergence..

[r]

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) bersumber dari pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong