Buku teks pelajaran tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan.
Satu-satunya media belajar yang dapat melampaui kebersamaan guru dengan para
siswa adalah buku teks pelajaran. Sebagai media pengajaran, buku teks pelajaran
merupakan media yang strategis dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan
dan nilai-nilai kehidupan, budaya, dan karakter (moral dan kepribadian) bagi para
siswa. Pada dasarnya, sebuah buku teks pelajaran yang baik adalah buku yang
berfungsi sebagai alat pembelajaran yang efektif. Buku teks pelajaran yang baik
adalah buku pelajaran yang dapat membantu siswa belajar. Buku teks pelajaran
bukan hanya merupakan buku yang dibuka atau dibaca pada saat pembelajaran di
kelas, melainkan dijadikan sebagai kebutuhan yang dibaca setiap saat. Agar
harapan tersebut menjadi kenyataan, buku teks harus menarik, baik dari segi
bentuk maupun isi dan berdampak pada pengembangan kemampuan berpikir,
berbuat, dan bersikap peserta didik.
Buku teks pelajaran dapat dipandang sebagai simpanan pengetahuan
tentang berbagai segi kehidupan. Oleh karena sudah dipersiapkan dari segi
kelengkapan materi dan cara penyajiannya, buku teks pelajaran memberikan
fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang substansi maupun cara
penggunaannya. Dengan demikian, buku teks pelajaran bagi siswa merupakan
bagian dari budaya buku, yang menjadi salah satu tanda dari masyarakat yang
siswa, tetapi guru pun dapat terbantu. Tujuan pengadaan dan pemanfaatan buku
teks pelajaran memang diperuntukkan bagi siswa. Akan tetapi, guru pada waktu
mengajar dapat mempertimbangkan pula materi yang tersaji dalam buku teks
pelajaran. Guru, tentunya, memiliki kebebasan dalam memilih, mengembangkan,
dan menyajikan materi. Semua itu merupakan wewenang dan kewajiban
profesional guru. Ia memiliki pengetahuan tentang struktur keilmuan berkenaan
dengan materi yang akan diajarkannya. Ia pun memiliki keterampilan dalam
mengolah dan menyajikan materi tersebut. Walaupun demikian, segala yang
tersaji dalam buku teks pelajaran tetap berguna baginya, misalnya, sebagai bahan
untuk dipilih, dan disusun bersama dengan bahan dari sumber lain. Juga, cara
penyajian dalam buku teks pelajaran dapat dijadikan sebagai contoh bagaimana
menyajikan bahan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran kepada siswa.
Dalam Permendiknas nomor 11 tahun 2005 didefinisikan bahwa buku teks
pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat
materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi
pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang
disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
Dalam buku teks pelajaran sesuai dengan kurikulum 2013, seluruh
cakupan materi disusun sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga guru dan siswa menggunakan
buku teks pelajaran sebagai acuan utama ketika proses belajar mengajar.
nya adalah adanya buku siswa dan buku guru yang sudah disediakan oleh peme-
rintah pusat sebagai buku wajib sumber belajar di sekolah.
Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013,
peserta didik dipacu untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan
terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan
menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersedian kegiatan pada buku
ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan
lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.
Oleh karena itu, guru sebagai pengendali utama di dalam proses belajar
mengajar di kelas perlu mencermati terlebih dahulu terhadap buku siswa maupun
buku pegangan guru yang sudah disediakan pemerintah. Hal ini diperlukan
mengingat buku yang disediakan oleh pemerintah ditujukan untuk keperluan skala
nasional. Artinya, buku tersebut dibuat secara umum untuk kondisi siswa di
Indonesia, tentunya belum mengakomodasi kebutuhan khusus pada
masing-masing sekolah yang ada kemungkinan mempunyai karakteristik masing-masing-masing-masing.
Dengan demikian, sebelum menggunakan di kelas, tentunya guru diharapkan
sudah membaca dan mencermati dengan melakukan analisis buku terlebih dahulu.
Hal ini dimaksudkan agar jika terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan yang ada
dalam buku tersebut, dapat dilakukan langkah-langkah tindak lanjut mengatasinya
lebih awal.
Upaya-upaya pemerintah dalam pelaksanaan kurikulum 2013 untuk
meningkatan mutu pendidikan dilakukan melalui perbaikan mutu proses
sebagai inovasi pendidikan yang harus terus dilakukan. Salah satu inovasi tersebut
adalah mengubah paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang terpusat pada
guru kepada pembelajaran yang terpusat pada siswa. Pendekatan pembelajaran
yang berbasis mengajar diubah ke dalam bentuk pembelajaran berbasis belajar.
Ciri utama pembelajaran berbasis belajar adalah terbangunnya kemandirian siswa
untuk membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri dari berbagai variasi
informasi melalui suatu interaksi dalam proses pembelajaran.
Selain guru yang harus membantu siswa untuk membangun
pengetahuannya, diperlukan sarana belajar yang efektif. Salah satu sarana yang
paling penting adalah penyediaan buku pelajaran sebagai rujukan yang baik dan
benar bagi siswa. Penyertaan buku ini sangat penting karena buku teks pelajaran
merupakan salah satu sarana yang signifikan dalam menunjang proses kegiatan
pembelajaran. Buku teks pelajaran yang dimaksud adalah buku yang menjadi
pegangan siswa, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai Perguruan Tinggi
Buku teks pelajaran mempunyai peranan penting dalam kelangsungan
pendidikan nasional. Kualitas buku yang baik akan berimbas pada mutu
pendidikan nasional yang baik pula. Saat ini buku teks pelajaran masih sangat
beragam kualitasnya. Pemerintah sudah berupaya untuk menyediakan buku
pelajaran yang bermutu. Bentuk dari kegiatan ini adalah dibentuknya Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang salah satu tugasnya adalah menilai
kelayakan buku pelajaran. Komponen yang dinilai meliputi kelayakan isi, bahasa,
Berdasarkan data tentang kualitas buku di atas, perlu dilakukan langkah
konkret dari guru untuk menyediakan atau memfasilitasi siswa dengan buku teks
yang layak yang bisa dijadikan buku pegangan siswa di sekolah. Hal ini akan
terjadi jika guru cenderung menganggap keseluruhan buku teks itu benar dan
menerima apa adanya tanpa menganalisis terlebih dahulu isi materi buku tersebut.
Dalam pengukuran kualitas buku teks harus diperhatikan aspek-aspek penting
yaitu kesesuaian isi dengan kurikulum, kebenaran konsep, bahasa, keterbacaan
teks, dan penyajian. Apabila buku teks yang digunakan siswa, kesesuaian isi
dengan kurikulum rendah, maka kompetensi yang diharapkan sulit tercapai.
Ditambah lagi apabila banyak mengandung kesalahan konsep dan kesalahan
bahasa, maka akan berakibat perbedaan pemahaman pada siswa dengan apa yang
dimaksud dalam buku teks sehingga akan mempengaruhi pola pikir siswa dalam
menerima pengetahuan berikutnya dan sulit untuk diluruskan kembali.
Berdasarkan latar belakang di atas, akan dilakukan kajian secara lebih
mendalam tentang aspek-aspek tersebut dalam buku teks pelajaran Bahasa
Indonesia SMA kelas X melalui suatu penelitian yang diberi judul “ Kajian
terhadap Isi, Bahasa, dan Keterbacaan Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia
SMA Kelas X”.
B. Rumusan masalah
Berdasar latar belakang di atas, permasalahan-permasalahan dalam kajian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah isi buku teks pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas
2. Bagaimanakah aspek kebahasaan dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia
SMA kelas X ?
3. Bagaimanakah aspek keterbacaan dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia
SMA kelas X ?
C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan isi buku teks pelajaran Bahasa Indonesia SMA
kelas X dengan materi-materi dalam kurikulum 2013.
2. Mendeskripsikan aspek kebahasaan dalam buku teks pelajaran Bahasa
Indonesia SMA kelas X.
3. Mendeskripsikan aspek keterbacaan dalam buku teks pelajaran Bahasa
Indonesia SMA kelas X.
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas
dan konkret tentang kesesuaian isi, bahasa, dan keterbacaan buku teks bahasa
Indonesia SMA kelas X. Selain itu diharapkan dapat memberi manfaat secara
praktis dan teoretis.
1. Manfaat Praktis
Penelitian buku teks yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Manfaat yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Bagi guru, memberikan pedoman untuk mengetahui lebih rinci kriteria buku
b. Bagi sekolah, memberikan masukan dan informasi dalam memilih dan
menentukan buku teks Bahasa Indonesia yang baik untuk dipakai pada tahun
ajaran mendatang.
c. Bagi penulis buku teks, memperoleh masukan dan pedoman dalam penyusunan
buku teks Bahasa Indonesia yang memenuhi standar sehingga buku teks
cetakan berikutnya lebih berkualitas.
2. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini dapat memberi sumbangan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam teori penyusunan buku teks
dan dapat dijadikan pedoman penulisan buku teks sehingga bisa dihasilkan buku