• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membaca - SUWARNO BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membaca - SUWARNO BAB II"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

A.Minat Membaca

1. Pengertian Minat Membaca

Menurut Djamarah (2008: 166) minat adalah

kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Sedangkan menurut Winkel (Prasetyono, 2008: 50) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dan subjek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecipung dalam bidang itu. Jika dalam hati ada perasaan senang, maka biasanya akan menimbulkan minat. Bimo Walgito menambahkan bahwa minat adalah

suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek, disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajarai, dan akhirnya dibuktikan lebih lanjut dengan objek tertentu. Dapat dikatakan bahwa timbulnya minat itu dikarenakan adanya perasaan senang atau adanya rasa ketertarikan terhadap objek yang dilihatnya (Prasetyono, 2008: 52).

(2)

Sedangkan menurut Doyles Fryer minat atau intrest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu (Nurkancana, dkk, 1986: 229).

Menurut Bloom, minat menempati tingkat yang paling dasar dari tingkatan afektif yang lain. Adapun urutannya adalah minat, apresiasi, sikap, nilai, dan yang tertinggi adalah kebiasaan. Unsur psikis yang terdapat dalam minat meliputi aspek kesadaran, kemauan, penyeleksian, persetujuan, pengambilan keputusan, penerimaan, dan pemilihan (Prasetyono, 2008: 54). Minat erat hubungannya dengan kebutuhan. Minat merupakan faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan usahanya.

Tampubolon menjelaskan bahwa minat membaca adalah kemauan dan keinginan seseorang untuk mengenali huruf dan dapat menangkap makna dari tulisan tersebut. Lilawati (Sandjaja, 2005) mengartikan minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Sinambela (Sandjaja, 2005) mengartikan minat membaca sebagai sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan (Lintas Berita. 20 Oktober 2009).

Sedangkan membaca adalah aktivitas audiovisual untuk memperoleh

makna dari simbol berupa huruf atau kata. Aktivitas ini meliputi dua proses,

yaitu proses decoding yang di kenal dengan istilah membaca teknis dan proses

pemahaman. Membaca teknis adalah proses pemahaman atas hubungan antara

huruf (grafem) dan bunyi (fonem) atau menerjemahkan kata-kata tercetak

menjadi bahasa lisan atau sejenisnya. Sedangkan membaca pemahaman

(3)

Menurut Hodgson dalam Tarigan (2008: 7) bahwa membaca ialah

suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh

pesan yang disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Minat baca berhubungan dengan tinggi rendahnya frekuensi dan jumlah bacaan yang dibacanya. Namun perlu ditegaskan bahwa bacaan itu bukan merupakan bacaan wajib. Misalnya bagi pelajar, bukan buku pelajaran sekolah. Jadi seharusnya diukur dari frekuensi dan jumlah bacaan yang dibaca dari jenis bacaan tambahan untuk berbagai keperluan misalnya menambah pengetahuan umum (lintasberita.com).

Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca. Orang yang memiliki minat membaca yang tinggi senantiasa mengisi waktu luang dengan membaca.

2. Tujuan Membaca

Kegiatan membaca adalah menginterprestasikan jalan pikiran sang penulis. Membaca adalah kegiatan yang dilakukan berupa penerjemahan simbol atau huruf ke dalam kata dan kalimat yang memiliki makna bagi seseorang (Darmono, 2007: 215).

Tujuan umum orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan membaca, yaitu:

(4)

reading for pleasure. Bacaan yang dijadikan obyek kesenangan menurut David adalah sebagai “bacaan ringan”; b. membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada

membaca buku-buku pelajaran buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca untuk meningkatkan pengetahuan disebut juga dengan reading for intelectual profit;

c. membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik perlu membaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca booklet tentang resep masakan, membaca prosedur kerja dari pekerjaan tertentu. Kegiatan membaca semacam ini dinamakan dengan reading for work (Darmono, 2007: 215). Agar tujuan membaca dapat berhasil dengan baik, ada beberapa metode utama dalam proses membaca sebagai berikut:

a. Model dari bawah ke atas

Model ini pertama kali dikemukakan oleh Goodman (1967). Proses ini merupakan suatu proses yang melibatkan suatu persepsi yang tepat, terinci dan berurutan serta identifikasi huruf, kata, pola dan unit-unit bahasa yang lebih luas.

b. Model dari atas ke bawah

Goodman menyebut model ini sebagai model terka (guessing game). Pada tahun 1971 Frank Smith menyempurnakan model ini, walaupun masih menggunakan nama yang sama. Inti metode ini menyatakan bahwa “membaca” merupakan suatu permainan menerka yang bersifat psiklinguistik, melibatkan interaksi antara pikiran dan bahasa. Membaca efisien tidak terjadi melalui persepsi yang tepat dan ketrampilan menyeleksi penanda-penanda yang sangat sedikit jumlahnya, namun sangat produktif yang diperlukan untuk menerka isi bacaan.

c. Model interaktif

Disebut interaktif karena terjadi interaksi dari gabungan berbagai pengetahuan pembaca, serta interaksi antara pembaca dan teks (Darmono, 2007: 216).

(5)

bacaan; 4) menyimpulkan; 5) mengklasifikasikan; 6) menilai; 7) membandingkan atau mempertentangkan.

Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah menginterprestasikan atau memaknai suatu bacaan untuk tujuan menemukan fakta, menyimpulkan, demi kesenangan, menambah pengetahuan, atau untuk melakukan pekerjaan.

3. Jenis-jenis Membaca

Menurut Tarigan (2008: 11–13), jenis-jenis membaca ada dua macam, yaitu: (1) membaca nyaring; dan (2) membaca dalam hati. Membaca dalam hati terdiri atas: (a) membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi: membaca survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal, dan (b) membaca intensif, yang terdiri dari membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terdiri dari membaca teliti, pemahaman, kritis, dan membaca ide-ide. Membaca telaah bahasa terdiri dari membaca bahasa dan membaca sastra.

4. Strategi Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca

(6)

Tabel 2.1

Dimensi Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca

Dimensi Strategi Pengembangan Motivator

1) Edukatif Pedagogik

 Perlu dilatih metode

dan teknik membaca yang efisien dan efektif

 Program tugas

membaca disertai membuat laporan

 Program membaca

wajib bersifat ekstra kurikuler

 Lomba penulisan

karangan siswa, penggalakan majalah siswa , dan majalah dinding

 Guru Bahasa

 Guru Bidang

Studi

 Kepala Sekolah

 Kepala

Sekolah/Dikbud

2) Sosio Kultural  Memotivasi orang tua

siswa memberi contoh kegiatan membaca dan menyediakan fasilitas yang menunjang

 Dibentuk kelompok

baca berdasarkan minat siswa

 Guru/Pembim

bing

 Kepala

Sekolah/OSIS

3) Psikologis  Perlu diadakan bahan

bacaaan yang selaras sesuai dengan kebutuhan melalui perpustakaan

 Kepala

Sekolah/Pustaka wan

(Darmono, 2007: 219).

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca

(7)

dan keterbacaan suatu bacaan yang dipengaruhi oleh pilihan kata, struktur, isi bacaan, dan penggunaabahasanya. Selanjutnya faktor terakhir berkaitan dengan tingkat kemampuan berbahasa yang berkaitan dengan penguasaan perbendaharaan kata, struktur, dan unsur-unsur kewacanaan (Sakdiyah, dkk., 2010: 15).

B. Kemampuan Membaca

1. Pengertian Kemampuan Membaca

Kompetensi membaca siswa SD dibagi menjadi dua tahapan: 1) membaca permulaan dan 2) membaca lanjut. Membaca permulaan untuk siswa kelas 1 sampai dengan kelas 3. Membaca lanjut untuk siswa kelas 4 sampai dengan kelas 6 (Putra, 2008: 4-5). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kemampuan membaca adalah kemampuan membaca lanjut.

Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Kemampuan membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik membaca efisien dan efektif (Tampubolon, 1990: 7).

(8)

Menurut Tarigan dilihat dari kemampuan membacanya, ada tiga jenis keterampilan membaca pemahaman, yaitu: 1) kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca untuk mengenal dan menangkap isi bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit). 2) kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan pembaca untuk mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan keseluruhan makna bahan bacaan baik makna tersurat maupun makna tersirat. 3) kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang. Artinya, pembaca tidak hanya menangkap makna tersurat (reading the lines), makna antarbaris (reading between the lines), dan makna di balik baris (reading beyond the lines),

tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari.

Selain ketiga kemampuan membaca pemahaman tersebut di atas, yang termasuk membaca pemahaman antara lain juga membaca cepat. Jenis membaca ini bertujuan agar pembaca

(9)

ada, guru harus memberikan penjelasan terlebih dahulu, agar siswa terbebas dari kesulitan memahami isi bacaan karena terganggu oleh masalah kebahasaan (Tarigan, 2008: 37-38).

2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat dan Kemampuan Membaca

Tingkat minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan tingkat minat baca masyarakat bangsa lain. Pernyataan negatif atau pesimistis ini sering muncul dan diulang-ulang dalam berbagai laporan hasil penelitian dan pendapat para pakar yang dituangkan dalam berbagai tulisan atau pun disampaikan dalam beragam pertemuan ilmiah.

Chauhan (1978) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi minat: Perkembangan fisik, merupakan hal yang sangat penting dalam memutuskan perkembangan minat. Seseorang yang secara fisik mengalami kebutaan atau kecacatan pada matanya akan berpengaruh pada ketertarikannya pada aktivitas membaca. Perbedaan sex (identitas kelamin). Ada perbedaan besar antara minat membaca pada perempuan dan laki-laki. Perbedaan tersebut disebabkan perbedaan fisiologis dan pengaruh budaya, level pendidikan dan kondisi lingkungan. Lingkungan, menentukan aturan penting dalam memutuskan minat membaca seseorang, misalnya saja lingkungan rumah yang kondusif dan memberikan banyak contoh dan stimulus sehingga seseorang akan memiliki kebiasaan membaca (Lintas Berita. 20 Oktober 2009). . Studi yang dilakukan IEA mengungkapkan beberapa aspek yang mempengaruhi literasi membaca, yaitu:

(10)

1) karakteristik siswa dan keluarga siswa; 2) tempat lahir dan bahasa yang digunakan; 3) pendidikan orang tua;

4) status pekerjaan orang tua;

5) status kepemilikan dalam keluarga; 6) kekayaan keluarga;

7) latar belakang sosial-ekonomi keluarga; 8) latar belakang sosial-budaya;

9) kegiatan seni dan budaya; 10) perbandingan gender;

11) pekerjaan masa depan yang diinginkan siswa; 12) pekerjaan rumah;

13) penggunaan komputer; 14) pelajaran tambahan; c. kebiasaan membaca; d. motivasi belajar siswa; e. minat dan konsep diri siswa; f. stratgi belajar;

g. tingkat kehadiran di kelas dan rasa memiliki; h. lingkungan sekolah dan pencapaian prestasi; i. infrastruktur fisik sekolah;

(11)

k. Organisasi dan manajemen sekolah; (Hayat, dkk., 2010: 143-193).

Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ternyata unsur minat baca yang akan peneliti teliti merupakan salah satu unsur yang akan mampu meningkatkan kemampuan membaca. 3. Mengukur Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan. Cara mengukur kemampuan membaca diperhitungkan dari jumlah kata yang dapat dibaca per menit dikalikan dengan persentase pemahaman isi bacaan.

Langkah-langkah untuk mengetahui kemampuan membaca adalah sebagai berikut.

a. Bacalah teks dan jawablah pertanyaan-pertanyaan yang disediakan.

b. Catatlah waktu yang dipergunakan untuk membaca teks itu (tidak termasuk menjawab pertanyaan). Agar lebih tepat catatlah waktu permulaan dan akhir membaca pada selembar kertas dan hitunglah jumlah waktu dengan sekon kemudian dibagi 60. c. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang disediakan.

d. Hitunglah kemampuan membaca dengan rumus sebagai berikut.

 

(12)

Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca ialah kecepatan membaca anak dan kemampuan pemahaman anak terhadap isi bacaan secara keseluruhan. Kemampuan membaca anak dapat dicari dengan rumus sebagai berikut.

 

C. Status Ekonomi Orang Tua

1. Klasifikasi / Penahapan Keluarga

Dilihat dari segi tahapan pencapaian tingkat kesejahteraannya, keluarga dikelompokkan menjadi lima tahapan yaitu Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III Plus, dengan penjelasan masing-masing tahapan sebagai berikut :

a. Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan

b. Keluarga Sejahtera Tahap I yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs), seperti kebutuhan ibadah, makan protein hewani, pakaian, ruang untuk interaksi keluarga, dalam tulis latin dan keluarga berencana

(13)

d. Keluarga Sejahtera Tahap III yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur (waktu tertentu) memberikan sumbangan dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperanserta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olah-raga, pendidikan dan sebagainya

e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat (Tim BKKBN, 2010: 14-15).

2. Indikator Masing-masing Tahapan Keluarga a. Tahapan Keluarga Sejahtera

1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih;

2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah bekerja/sekolah dan berpergian;

3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik;

4) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan; 5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana

pelayanan kontrasepsi;

6) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah; b. Tahapan Keluarga Sejahtera II

7) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing;

8) Paling kurang seklai seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/telur;

9) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun;

10) Luas lantai rumah rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah;

11) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-masing;

12) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan;

13) Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulisan latin;

(14)

c. Tahapan Keluarga Sejahtera III

15) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama;

16) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang;

17) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi;

18) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal;

19) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/radio/tv;

d. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus

20) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial;

21) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/institusi masyarakat (Tim BKKBN, 2010: 5-6).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa status ekonomi keluarga adalah suatu keadaan atau kondisi tingkat keluarga berdasar indikator-indikator tahapan keluarga. Tingkatan keluarga ini dipengaruhi pendapatan yang diperoleh keluarga dari suatu pekerjaan atau usaha yang dilakukan setiap harinya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dalam rumah tangga.

D.Pendidikan Orang Tua

1. Jenjang pendidikan

Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (Penyusun, 2010: 10-11).

(15)

lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), atau bentuk lain yang sederajat. b. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pewndidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pereguruan tinggi dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas.

2. Jenis Pendidikan

Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus (Penyusun, 2010: 10).

(16)

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian kebiasaan baca khususnya di lingkungan siswa telah dilakukan oleh beberapa peneliti, misalnya penelitian kebiasaan baca murid SD yang dilakukan di Jakarta oleh Yatiman tahun 1981 yang memusatkan perhatian pada:

1. bahan bacaan yang sesuai untuk murid SD;

2. ciri pembeda antara bahan bacaan SD dan orang dewasa; 3. nilai-nilai sosial budaya dalam bahan-bahan bacaan murid SD.

Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian minat dan kebiasaan membaca masyarakat Jawa Timur oleh Syaifuddin,dkk. tahun 2004 dengan tujuan penelitian:

1. untuk memperoleh gambaran bagaimanakah minat dan kebiasaan membaca masyarakat di Jawa Timur;

2. untuk mengetahuai perbedaan minat dan kebiasaan membaca masyarakat berdasarkan jenis kelamin pembaca, tingkat usia, jenis pekerjaan, jenjang pendidikan, dan tingkat penghasilan mereka;

3. untuk memperoleh gambaran hubungan antara minat dan kebiasaan membaca masyarakat berdasarkan jenis kelamin pembaca, tingkat usia, jenis pekerjaan, jenjang pendidikan, dan tingkat penghasilan mereka;

Gambar

Tabel 2.1 Dimensi Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dengan adanya peningkatan kapasitas bagi petani budidaya perikanan melalui pelatihan dan sosialisasi baik pada pelaksanaan teknis produksi yaitu budidaya

ini metanol dihasilkan melului proses multi tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air dibakar dalam tungku untuk membentuk gas hidrogen dan karbon monoksida; kemudian,

Therefore, this study is intended to design reading instructional materials using games for the fifth grade students of Santa Maria Elementary School Magelang.. There are

Metode: Pada 40 Mahasiswa FK-UKM Baridung yang berumur 19 - 27 tahun dilakukan pengukuran kebugaran dengan eara tes ergometer sepeda Astrand dan tes bangku Harvard.. Pada tes

Gambar 4.7 Pengaruh perbandingan konsentrasi filler Clay:CaCO3 terhadap persen kehilangan massa bioplastik

The Reflection of Christmas Consumerism in the late 1990s US from the Setting in Skipping Christmas .... Setting

Sistem periodik unsur-unsur merupakan suatu sistem yang sangat baik untuk mempelajari kecenderungan sifat unsur dan beberapa sifat lainya..

Untuk dapat mengembangkan produk cookies berbasis beras merah dan bekatul yang digemari oleh konsumen, perlu diketahui karakteristik yang disukai oleh konsumen itu