KREATIVITAS GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI PELAKSANAAN
KURIKULUM 2013
(Studi Kasus di MTsN Kota Madiun Kelas VIII Tahun Ajaran 2017/2018)
SKRIPSI
ULFA KARTIKA FATMAWATI
NIM: 210314036
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
KREATIVITAS GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI PELAKSANAAN
KURIKULUM 2013
(Studi Kasus di MTsN Kota Madiun Kelas VIII Tahun Ajaran 2017/2018)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Institut Agama Islam Negri Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu Prasyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Agama Islam
ULFA KARTIKA FATMAWATI
NIM: 210314036
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
ABSTRAK
Fatmawati, Ulfa Kartika. 2018. Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih melalui Pelaksanaan Kurikulum 2013 (Studi Kasus di MTsN Kota Madiun Kelas VIII Tahun Ajaran 2017/2018).Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing Nur Kolis, Ph.D.
Kata Kunci:Kreativitas Guru, Hasil Belajar, Pelajaran Fiqih, Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 memberikan keleluasaan bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran. Tugas guru dalam kurikulum 2013 tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi guru harus kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Kreativitas guru dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa, semakin guru kreatif dalam pembelajaran maka siswa mudah mengerti. Dalam pembelajaran ada tiga hal yang dilakukan guru yang sesuai dengan kurikulum yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Agar peserta didik dapat memahami pelajaran fiqih yang diterangkan oleh guru, maka guru perlu merancang pembelajaran sedemikian rupa dengan kreativitas yang dimiliki guru menggunakan berbagai media, strategi dan metode dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa pun dapat menjadi baik berupa aspek kognitif afektif dan psikomotorik.
Untuk mengetahui pelaksanaan kreativitas guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih melalui pelaksanaan kurikulum 2013, maka peneliti bertujuan untuk: (1) Mengetahui bentuk kreativitas guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaaran fiqih kelas VIII melalui pelaksanaan kurikulum 2013 di MTSN Kota Madiun. (2) Mengetahui dampak kreativitas guru terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII di MTSN Kota Madiun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Adanya perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, munculnya berbagai masalah sosial dan moralitas keagamaan telah membawa banyak orang untuk mempersoalkan peran pendidikan, khususnya pendidikan
agama islam.1 Ketidak berdayaan sistem pendidikan agama di indonesia, sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional secara keseluruhan, tampaknya disebabkan
karena pendidikan islam selama ini lebih menekankan pada hasil kognitifnya peserta didik.
Di dalam dunia pendidikan dengan adanya perubahan dan berbagai
pemanfaatan yang telah diadakan sekarang ini, hal tersebut merupakan harapan dunia pendidikan khususnya pendidikan agama islam agar dapat mengembangkan
potensi manusia secara keseluruhan. Pembaharuan di bidang pendidikan diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam
pendidikan.
1 Toto Suharto, Tekonstruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidikan Agama Islam
Pendidikan merupakan suatu terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlah mulia, serta kertampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.2
Untuk itu guru harus memiliki kecakapan dan kreativitas dalam melaksanakan tugasnya memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Hal
tersebut dibutuhkan dalam rangka mengelola kelas sehingga peserta didik merasa nyaman, tidak mudah bosan dan semangat dalam mengikuti pembelajaran,
sehingga tujuan dalam pembelajaran maupun tujuan dalam pendidikan dapat dicapai sebaik mungkin yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak
mulia, berilmu, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan hal tesebut dalam proses pembelajaran guru harus
kreatif dalam pembelajaran agar peserta didik dapat memahami pembelajaran dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Karena pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan
(afektif, kognitif dan psikomotorik). Oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan.
2 Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agam RI, Undang Undang dan
Guru yang kreatif dapat meningkatkan dan mengembangkan kreativitas siswa, khususnya yang tertuang dalam sebuah bentuk pembelajaran yang inovatif.
Artinya selain menjadi seorang pendidik, guru juga harus menjadi seorang kreator yang mampu menciptakan kondisi belajar yang nyaman dan kondusif bagi peserta
didik.3 Sehingga hasil belajar peserta didik menjadi baik (afektif, kognitif dan psikomotorik).
Perubahan kurikulum yang semula KTSP menjadi kurikulum 2013 guru
dituntut untuk kreatif dalam pembelajaran sehingga hasil dari pembelajaran dapat dirasakan oleh peserta didik serta dapat mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai dan sikap peserta didik. Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dilakukan secara bertahap dan memberikan keleluasaan bagi guru dan sekolah untuk mengembangkanya. Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya
generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter.4 Tugas guru dalam kurikulum 2013 tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta
didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan. Kreativitas guru dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa karena semakin guru
kreatif dalam menyampaikan materi maka semakin mudah siswa memahami pelajaran dan menjadikan siswa lebih kreatif dalam belajar.
3 Sudirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo,2011), 127 4 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: PT Rosdakarya,
Oleh karena itu guru harus berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang dapat menghalangi kemajuan serta
membantu meningkatkan hasil belajar melalui kreativitas yang dimiliki guru. Untuk menjalankan fungsi ini guru harus memahami mana bermanfaat dan tidak
bermanfaat bagi peserta didik. Guru dan peserta didik saling bekerja sama mempelajari cara baru yang sesuai dengan masa kini.5 Dengan demikian, seorang pendidik harus memiliki kemampuan untuk berkreasi dalam proses pembelajaran
baik itu dalam penggunaan metode, strategi, media pembelajaran sesuai dengan masa kini, seperti pembelajaran fiqih.
Pada Pelajaran fiqih saat ini perlu dikembangkan untuk menghadapi tantangan di masa kini. Pelajaran fiqih sangat penting karena mencakup tentang hukum syari’at yang berlaku dengan bersumber pada Al Qur’an dan Hadis. Pada
zaman Globalisasi seperti saat ini guru fiqih dalam pembelajaran harus kreatif dalam merencanakan pembelajaran sehingga berdampak positif dalam
pembelajaran seperti hasil belajar siswa dapat meningkat. Pelajaran fiqih juga menekankan pada pemahaman yang benar mengetahui ketentuan hukum dalam islam serta kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan
baik dalam kehidupan sehari-hari. Agar pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang direncanakan, guru perlu berfikir kreatif memilih dan menentukan
5 E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
materi, memilih strategi dan metode yang tepat untuk menyampaikan materi kepada peserta didik.
Dalam observasi awal di lokasi penelitian menemukan beberapa masalah khususnya dalam pembelajaran fiqih, guru tersebut sudah kreatif dalam
pembelajaran tetapi kreativitas guru dalam pembelajaran kurang yaitu dalam penggunaan pendekatan pembelajaran. Tetapi dalam pembelajaran siswa memiliki tindakan yang aktif dalam melaksanakan tugas dan menanggapi pertanyaan yang
diajukan serta cendrung memberikan jawaban yang lebih banyak. Sisi keunggulan guru dalam pembelajaran yaitu guru mampu memjelaskan pembelajaran yang
membuat siswa paham dengan menggunakan peta konsep, media gambar, metode pembelajaran talking stik 6
Dari permasalahan tersebut maka sebagai guru yang profesional, guru
harus melakukan tindakan dalam proses pembelajaran. Salah satunya dengan meningkatkan kreativitas mengajar, sehingga siswa tertarik mengikuti
pembelajaran dan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Berangkat dari fenomena diatas maka peneliti mengangkat judul penelitian yaitu” Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Fiqih melalui Pelaksanaan Kurikulum 2013 (Studi Kasus di MTsN Kota Madiun Kelas VIII Tahun Pelajaran 2017/2018)”
B.Fokus penelitian
Penelitian ini difokuskan pada kreativitas guru dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII melalui pelaksanaan kurikulum 2013 di MTSN kota Madiun tahun ajaran 2017/ 2018, yang meliputi bentuk
kreativitas guru dalam meningkatkan hasil belajar fiqih melalui pelaksanaan kurikulum 2013, dan dampak kreativitas guru terhadap hasi belajar. Karena keterbatasan waktu dan tenaga maka penelitian ini difokuskan pada semester satu.
C.Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk kreativitas guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaaran fiqih kelas VIII melalui pelaksanaan kurikulum 2013 di
MTSN Kota Madiun Tahun ajaran 2017/2018?
2. Bagaimana dampak kreativitas guru terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran fiqih kelas VIII di MTSN Kota Madiun Tahun ajaran 2017/2018?
D.Tujuan Penelitian
Terkait dengan rumusan Masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tentang:
1. Bentuk kreativitas guru dalam meningkatkan hasil belajar fiqih kelas VIII
2. Dampak kreativitas terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTsN Kota Madiun Tahun ajaran 2017/2018
E.Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah khasanah keilmuan di bidang pendidikan khususnya tentang menumbuhkan kreativitas guru fiqih dalam meningkatkan hasil
belajar.
b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru fiqih untuk lebih mengembangkan
kreativitas dalam proses pembelajaran yang lebih interaktif, kreatif dan inovatif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pendidik
Diharapkan menjadi masukan bagi guru agar dapat menjalankan tugas
pembelajaran dengan baik, yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mengantar peserta didik dalam mengembangkan profesi yang dimiliki. Dan dapat dijadikan masukan bagi pendidik untuk
berkreativitas dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan bagi siswa.
b. Bagi peserta didik
memberikan motivasi agar mampu meneladani guru dan mampu mengikuti jejak menjadi generasi penerus dalam rangka memajukan dunia
penididikan.
c. Bagi kepala sekolah
Sebagai masukan bagi kepala sekolah agar tetap memanfaatkan lingkungan sekolah untuk tempat pembelajaran.
d. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini agar dapat dijadikan pendorong dalam usaha meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di lembaga pendidikan
tersebut, serta untuk menumbuhkan langkah-langkah yang tepat dalam mengambil kebijakan.
e. Bagi peneliti
Peneliti diharapkan dapat mengembangkan intelektual yang telah diperoleh dan menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi
peneliti.
F. Sistematika pembahasan
Sistematika pembahasan dimasukkan sebagai gambaran pola pemikiran
penulis tentang karya ilmiyah, agar lebih mudah memahami pembahasan skripsi maka penulis menyusun sistematika pembahasan yang dibagi dalam enam bab
1. Bab pertama yaitu pendahuluan, yang terdiri dari judul penelitian, latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan maslah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian.
2. Bab kedua yaitu kajian teori, yang terdiri dari teori tentang kreativitas Guru,
hasil belajar, pembelajaran fiqih dan kurikulum 2013 yang berfungsi sebagai kerangka teori yang akan dipakai sebagai acuan untuk membaca hasil data yang diperoleh di lapangan tentang kreativitas guru dalam meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih melalui pelaksanaan kurikulum 2013. Pada bab ini peneliti juga melakukan telaah hasil penelitian terdahulu
yang ada relevansinya dengan fokus penelitian.
3. Bab ketiga yaitu metode penelitian, yang terdiri dari prosedur penelitian yang dipakai mulai dari pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi
penelitian, data dan sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis, data dan tahapan penelitian.
4. Bab keempat yaitu deskripsi data, yang terdiri dari data baik secara umum maupun secara khusus. Deskripsi data umum seperti berdirinya madrasah, letak geografis, visi, misi, tujuan pendidikan, dan kurikulum pendidikan di
MTsN Kota Madiun. Deskripsi data secara khusus yaitu tentang bentuk kreativitas guru dalam meningkatkan hasil belajar fiqih kelas VIII dalam
5. Bab kelima, yang terdiri dari analisis data tentang kreativitas guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih melalui
BAB II
TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI
A.Telaah Pustaka Terdahulu
Telaah pustaka terdahulu yang dibutuhkan peneliti untuk mencari titik perbedaan dari posisi penelitiannya dengan penelitian yang lain yaitu
Pertama Netti Rahmayani dalam penelitiannya yang berjudul upaya menumbuhkan kreativitas guru PAI dalam mengembangkan sumber belajar di
MTsN Sampung Ponotogo tahun 2013. Permasalahan guru di MtsN Sampung yaitu guru kurang kreatif dalam pembelajaran dan mengembangkan sumber belajar dan tidak memanfaatkan fasilitas yang ada. Beberapa upaya telah dilakukan oleh
madrasah setiap tahunnya seperti seminar, diklat dan pelatihan guru, tetapi ada beberapa guru yang tidak mengembangkannya.
Fokus penelitiannya yaitu kondisi sumber belajar mata pelajaran PAI,
upaya sekolah dalam menumbuhkan kreativitas guru PAI dalam mengembangkan sumber belajar dan kendala implentasi upaya menumbuhkan kreativitas guru PAI
dalam mengembangkan sumber belajar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metodologi penelitian kualitatif.
Kesimpulannya dari hasil penelitian adalah pertama kondisi belajar mata
maupun alat peraga dalam kondisi baik dan bisa dipergunakan. Sedangkan sumber belajar alami berupa lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. kedua upaya
sekolah menumbuhkan kreatifitas guru PAI di MTsN Sampung Ponorogo secara internal melalui pelatihan MGMP PAI, dari departemen agama pelatihan ITC
pengembangan PAI, dan upaya dari kepala madrasah yaitu melakukan penilaian kierja guru. Ketiga faktor-faktor pendukungnya adalah lingkungan sekolah yang agamis dengan adanya tokoh agama di masyarakat dan beberapa kegiatan lainnya
seperti IPNU-IPPNU, pemuda ANSOR dan beberapa kegiatan ibu-ibubaik fatayat maupun muslimatan. Hal ini sangat mempermudah guru mengembangkan sumber
belajar PAI, sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya pendukung pelaksanaan pembelajaran PAI.
Titik persamaan dari skripsi ini yaitu tentang kreativitas guru sedangkan
titik perbedaannya yaitu tentang sumber belajar sedangkan dalam skripsi ini menjelaskan kaitannya kreativitas guru untuk meningkatkan hasil belajar sesuai
pelaksanaan kurikulum 2013.
Kedua yaitu, Khuzaifah yang berjudul kreativitas guru dalam menerapkan kurikulum 2013 melalui model discovry learning pada pembelajaran fiqih kelas
VII di MTsN Bantul Yogyakarta. Fokus penelitiannya yaitu kreatifitas guru dalam menerapkan kurikulum 2013 melalui model discovry learning pada pembelajaran
peserta didik yang dihadapinya. Karena itulah diperlukan guru yang inspiratif dan kreatif merupakan kunci sukses dalam implementasi kurikulum 2013 dan
menganalisis kreativitas guru dalam pembelajaran fiqih dengan model discovery learning. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metodologi penelitian
kualitatif.
Kesimpulannya dari hasil penelitian adalah pemberlakuan kurikulum 2013 di MTsN Bantuk Kota hanya diterapkan pada siswa kelas VII saja, untuk
kelas VIII dan IX masih menggunakan kurikulum KTSP. Untuk menerapkan kurikulum 2013 dalam pembelajaran fiqih sudah cukup matang berbagai persiapan
atau data yang telah disusun dan direncanakan oleh guru antaranya silabus dan RPP. Adapun yang dilakukan dalam pengembangan silabus yaitu melakukan kegiatan penjabarankompetensi inti dan kompetensi dasar ke dalam indikator.
Kemudian penyusunan RPP dengan memadukan model discovry learning yaitu cara belajar aktif dan strategi pembelajaran yang bervariasi dan penilaian yang
mencangkup tiga aspek kognifif, afektif dan psikomotorik. Kedua dalam pembelajaran fiqih guru menerapkan pembelajaran saintific dengan memadukan model discovery learning. Model pembelajaran ini termasuk cara belajar aktif,
kreatif dan mengarahkan peserta didik agar lebih mandiri dan belajar percaya diri. Dalam model pembelajaran discovery learning guru juga mengembangkan
mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif, pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented dan mengubah model ekspository siswa hanya
menerima informasi dari guru ke model discovery siswa menemukan informasi sendiri. Pembelajaran fiqih dengan model discovery learning dapat membantu
guru lebih kreatif dan peserta didik aktif menjadikan pembelajaran yang kreatif, bermutu, berkualitas dan menyenangkan.
Titik persamaan dari skripsi ini yaitu tentang pelaksanaan kurikulum 2013
dan hasil belajar sedangkan titik perbedaannya yaitu tentang metode discovery learning sedangkan dalam skripsi ini menjelaskan kaitannya kreativitas guru
dalam menggunakan berbagai metode, strategi dan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar sesuai pelaksanaan kurikulum 2013.
Ketiga yaitu, Lailul Nadhiroh yang berjudul kreativitas guru PAI dalam
menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMPN 1 Kauman Tulungagung tahun 2014. Dalam suatu lembaga pendidikan,
minat belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam setiap pembelajaran untuk menentukan keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya minat belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran banyak dipengaruhi oleh metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI kadang mengalami
harus lebih kreatif dalam proses pembelajaran, agar siswa bisa lebih berminat
dalam mengikuti mata pelajaran PAI
Fokus penelitiannya yaitu tentang kreativitas guru PAI dalam menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metodologi penelitian kualitatif.
Kesimpulannya dari hasil penelitian adalah pertama Kreativitas merupakan suatu upaya atau usaha pengembangan dari sifat dasar menjadi hal
yang baru atau yang sebelumnya belum ada. Kreativitas merupakan variasi dalam pembelajaran untuk menimbulkan gagasan-gagasan baru, serta kreativitas juga
bisa memunculkan strategi baru dalam proses pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran guru memberi pertanyaan di selasela pembelajaran, mengajak praktek siswa secara langsung, dan selalu memberi motivasi kepada siswa. Dengan
cara tersebut siswa bisa lebih memahami dan mengamalkan pelajaran yang diterangkan oleh guru. Kedua dalam menumbuhkan minat belajar siswa, seorang
guru harus pandaipandai menggunakan metode yang sesuai dengan materi dalam proses pembelajarannya. Guru PAI menggunakan berbagai metode yang sesuai dalam pembelajaran, dengan metode ceramah lalu setelah itu guru melakukan
tanya jawab dengan siswa tentang materi yang sudah selesai diterangkan. Guru 95 menyuruh siswa berdiskusi dengan cara membagi siswa dalam beberapa
kehidupan sehari-hari siswa. Ketiga Dalam menumbuhkan minat belajar siswa, guru PAI dalam mengajar selalu memberi motivasi kepada siswanya di sela-sela
pembelajaran serta memeriksa catatan secara berkala tanpa pemberitahuan sebelumnya. Mengajak siswa untuk praktek agar bisa diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Setelah selesai menerangkan guru memberi umpan balik tentang materi yang telah diterangkan. Serta memanfaatkan media seperti proyektor, mengajak siswa ke mushola untuk belajar mengaji dan praktek shalat, selalu
membimbing siswa dengan kesabaran tapi tegas agar siswa bisa lebih semangat untuk belajar agama Islam. Guru juga menanyakan kepada siswa secara individu
apabila ada permasalahan dalam pembelajaran, sehingga bisa didiskusikan secara bersamasama dengan siswa yang lain. Antara guru dan siswa bukan hanya sebatas pendidik dan pengajar, tetapi di sekolah guru juga merupakan teman dan orang tua
bagi siswa. Sehingga dengan cara tersebut diharapkan siswa lebih bisa bersemangat dalam belajarnya maupun untuk mengikuti mata pelajaran PAI, serta
bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Titik persamaan dari skripsi ini yaitu tentang kreativitas guru sedangkan titik perbedaannya yaitu tentang minat sedangkan dalam skripsi ini menjelaskan
kaitannya kreativitas guru dalam meningkatkan hasil belajar sesuai pelaksanaan kurikulum 2013.
Fatah Kikil Arjosari Pacitan tahun 2011. Proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik dalam memahami materi ajar. Guru dituntut
untuk memiliki kecakapan dan kreativitas dalam melaksanakan tugasnyamemberi pengetahuan kepada peserta didik. Dengan menerapkan strategi pemebalajaran
maka dalam mengelola kelas dapat berjalan secara sistematis sehingga peserta didik dapat mencapai isi pembelajaran dan tujuan seperti yang diharapkan. Fokus penelitian yaitu tentang kreativitas guru dalam pengembangan strategi
pembelajaran pendidikan agama islam, Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metodologi penelitian kualitatif.
Kesimpulannya dari hasil penelitian adalah pertama strategi pengorganisasian pembelajaran PAI di SMK Pembangunan Ponpes Al Fatah Kikil Arjosari Pacitan adalah dalam penerapan strategi pengorganisasian pendidik belum
kreatif terutama dalam program pembelajaran atau RPP. Kedua strategi penyampaian pembelajaran PAI di SMK Pembangunan Ponpes Al Fatah Kikil
Arjosari Pacitan adalah dalam kegiatan pembelajaran pendidik dalam menyampaikan pembelajaran sudah kreatif. Karena pendidik menggunakan metode aktive learning dan menggunakan media internet. Ketiga strategi
pengelolaan pembelajaran PAI di SMK Pembangunan Ponpes Al Fatah Kikil Arjosari Pacitan adalah dalam mengelola kelas pendidik sudah dapat dikatakan
pengelolaan pembelajaran yaitu penjadwalan, pengelolaan motivasi, mengontrol
belajar dan membuat catatan kemajuan.
Titik persamaan dari skripsi ini yaitu tentang kreativitas guru sedangkan titik perbedaannya yaitu tentang strategi pembelajaran sedangkan dalam skripsi ini
menjelaskan kaitannya kreativitas guru dalam meningkatkan hasil belajar sesuai pelaksanaan kurikulum 2013.
B.Kajian Teori
1. Konsep Kreativitas Guru a. Pengertian kreativitas guru
Di dalam pendidikan Islam guru atau ustazah memiliki peran yang sangat penting. guru merupakan unsur yang sangat menentukan bagi belajar siswanya. Guru merupakan orang yang memberikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik, sebagai pendidik guru menjadi sosok panutan yang memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani oleh peserta
didik. Sikap dan prilaku guru yang sehari-hari dapat diteladani oleh peserta didik baik didalam maupun diluar kelas, sehingga guru diharapkan dapat membentuk kebribadian siswa di masa dewasa.7 Sebagai pengajar guru
diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang disiplin ilmu yang harus diampu untuk ditrasfer kepada peserta didik. Guru merupakan komponen
7 Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja dan Perkembangan Peserta didik
yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama kaitannya dengan
proses dalam mengajar. Dalam pembelajaran guru juga harus menggunakan kreativitasnya agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan secara
maksimal.
Kretivitas adalah kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinil yang berwujud ide-ide atau sebagai keahlian untuk menemukan
sesuatu yang baru. Krativitas juga dapat diartikan menemukan sesuatu yang lebih mudah diaplikasikan oleh peserta didik. Menurut Utami Munandar
kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi dari unsur-unsur yang ada dan juga dapat diartikan sebagai kemampuan yang melancarkan, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir
serta sertab kemampuan untuk mengolaborasikan suatu gagasan atau program.8 Kreativitas dapat didefinisikan sebagai “proses” untuk
menghasilkan sesuatu yang baru. Kreativitas terkait dengan tiga komponen utama yakni keterampilan berfikir kreatif, keahlian dan motivasi.9
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru
adalah suatu kualitas dimana guru harus mengembangkan ide-ide yang baru atau sesuatu yang mudah diaplikasikan oleh siswa dalam pembelajaran
8 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jaakarta: PT Rineka Cipta, 2009),
221. 9
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
sehingga menciptakan suasana yang membuat murid faham dan nyaman dalam pembelajaran.
b. Prinsip pengembangan kreativitas guru
Kreativitas merupakan hal yang harus dilakukan oleh guru dalam
pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan proses kreativitas tersebut. Guru sebagai orang kreator senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik
akan menilai bahwa guru memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu yang rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang dikerjakan oleh guru
sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang dikerjakan dimasa datang lebih baik dari sekarang.10 Prinsip pengembangan kreativitas guru yaitu:
1) Mengenal peserta didik secara perorangan
Dalam pembelajaran peserta didik mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda. Perbedaan individu hahus diperhatikan dalam pembelajaran. Karena setiap peserta didik memiliki tingkat pemahaman atau kecepatan dalam memahami pelajaran yang disampaikan sedangkan peserta didik yang
mempunyai kemempuan yang lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu teman sebaya nya yang masih kurang dalam belajar (tutor sebaya)
2) Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar
10 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Lingkungan sekolah merupakan sumber yang yang dapat dijadikan bahan belajar bagi peserta didik seperti lingkungan fisik, sosial, budaya.
Lingkungan sekolah juga dapat sebagai objek pembelajaran bagi peserta didik.
3) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta mampu memecahkan masalah
Dalam pembelajaran guru harus mampu membuat peserta didik
mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan dapat memecahkan masalah, dengan cara guru membuat strategi pembelajaran yang diarahkan
untuk mengembangkan ke tiga kemampuan tersebut. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Kreativitas dapat ditumbuhkembangkan melalui suatu proses yang
terdiri dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Kreativitas secara umum dipengaruhi kemunculannya oleh adanya berbagai kemampuan yang
dimiliki, sikap dan minat yang positif dan tinggi terhadap bidang pekerjaan yang ditekuni, serta kecakapan melaksanakan tugas-tugas. Kreativitas dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi
intrinsik) dan dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).
Faktor intrinsik merupakan hakikat dari manusia itu sendiri yang
(lingkungan sosial dan budaya). Faktor internal adalah hakikat dari manusia itu sendiri yang dalam dirinya ada suatu dorongan untuk berkembang dan
tumbuh ke arah usaha yang lebih baik dari semula, sesuai dengan kemampuan pikirnya untuk memenuhi segala kebutuhan yang
diperlukannya. Sedangkan faktor eksternal juga sangat berpengaruh pada dorongan dan potensi dari dalam, yaitu pengaruh-pengaruh yang datangnya dari luar yang dapat mendorong guru untuk mengembangkan diri. Faktor
eksternal ini dapat dikelompokkan menjadi empat, sebagai berikut : 1) Latar belakang pendidikan guru
Guru yang berkualifikasi profesional, yaitu guru yang tahu secara mendalam tentang apa yang diajarkannya, cakap dalam mengajarkannya secara efektif dan efisien dan guru tersebut berkepribadian yang baik. Untuk
mewujudkan guru yang ahli tentunya diutamakan dari lulusan lembaga pendidikan keguruan. Karena kecakapan dan kreativitas seorang guru yang
profesional bukan sekedar hasil pembicaraan atau latihan-latihan yang terkondisi, tetapi perlu pendidikan yang terprogram secara relevan serta berbobot, terselenggara secara efektif dan efisien dan tolak ukur evaluasinya
terstandar.
Pelatihan-pelatihan dan organisasi sangat bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan pengetahuannya serta pengalamannya terutama dalam
bidang pendidikan. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, guru dapat menambah wawasan baru bagaimana cara-cara yang efektif dalam proses
pembelajaran yang sedang dikembangkan dan kemudian diterapkan atau untuk menambah perbendaharaa wawasan, gagasan atau ide-ide yang
inovatif dan kreatif yang akan semakin meningkatkan kualitas guru.
3) Pengalaman mengajar guru
Seorang guru yang telah lama mengajar dan telah menjadikannya
sebagai profesi yang utama akan mendapat pengalaman yang cukup dalam pembelajaran. Hal ini pun juga berpengaruh terhadap kreativitas dan keprofesionalismenya, cara mengatasi kesulitan, yang ada dan sebagainya.
Pengalaman mendorong guru untuk lebih kreatif lagi dalam menciptakan cara-cara baru atau suasana yang lebih edukatif dan menyegarkan.11
Dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi intrinsik hendaknya dibangun dalam diri individu. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan kreatif, dengan tujuan
memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk melakukan hal-hal baru. Sedangkan untuk kondisi eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif juga mendorong
11 Hamzah B Uno Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pendekatan
munculnya kreativitas. Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh. Individu memerlukan kondisi untuk
memupuk dan memungkinkan individu tersebut mengembangkan sendiri potensinya. Maka penting mengupayakan lingkungan (kondisi eksternal)
yang dapat memupuk dorongan dalam diri individu untuk mengembangkan kreativitasnya.
d. Kreativitas Guru dalam pembelajaran
1) Kreativitas guru dalam pendekatan pembelajaran
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
terhahadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan terjadinya proses yang sifatnya masih umum. Oleh karena itu, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber dari
pendekatan tertentu. Ada dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada
siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru biasanya dalam kegiatan belajar mengajar gurulah yang memegang peran sangat penting, maka biasanya proses pengajaran hanya akan berlangsung manakala ada guru
dan minimal ada tiga peran yang harus dilakukan oleh guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi dan guru sebagai
fasilitator sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri.
2) Kreativitas guru dalam strategi pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran akan menjadi efektif bergantung dari
berbagai faktor, salah satunya adalah bagaimana kita sebagai seorang guru dapat mengemas strategi pembelajaran. Strategi belajar mengajar merupakan segala upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan
suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran agar tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai dan
berhasil guna.12 Para ahli pendidikan telah banyak memberikan definisi mengenai pengertian strategi pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi tersebut antara lain:
a) Kemp, menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru serta peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.
b) Hamzah B. Uno, menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan
belajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan kegiatan belajar tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan
situasi dan kondisi sumber belaja, kebutuhan dan karakteristik peserta
12 Asis Saefudin dan Ika Berdiati, Pembelajaran efektif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.13
Jadi strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dikemas oleh seorang guru dalam pembelajaran dengan mempersiapkan segala
sesuatu yang dapat mendukung keberhasilan dengan efektif dan efisien. Dalam kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian kompetensi yang telah
dirancang dalam kurikulum agar setiap individu mampu menjadi pembelajar mandiri yang kreatif dan dapat bekerja sama.
Dari berbagai definisi atau pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah langkah-langkah yang ditempuh guru untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada, guna mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efesien. 3) Kreativitas guru dalam metode pembelajaran
Seiring perkembangan zaman yang semakin pesat menjadikan kebutuhan hidup semakin kompleks, karenanya guru harus tanggap, guru diharapkan mampu menggunakan ragam metode efektif dan efesien untuk
menyampaikan materi pelajaran. Metode merupakan cara yang digunakan guru untuk mengajar materi pembelajaran kepada peserta didik. Pilihan
metode tergantung pada apa yang ingin diajarkan, karakteristik peserta
didik, dan tingkat kemampuan yang diharapkan.14 Penggunaan metode pembelajaran menjadi faktor pendukung dalam menciptakan kondisi
pembelajaran yang dapat melibatkan aktivitas peserta didik. Oleh karena itu perlu adanya aktivitas peserta didik serta kemampuan guru dalam
menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga peserta didik tidak merasa bosan. Sehingga penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini para ahli mendefinisikan metode pembelajaran sebagai berikut:
1) Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
2) Muhammad Athiyah Al Abrasy bahwa metode adalah jalan tang
digunakan oleh pendidik untuk memberikan pengertian kepada peserta didik tentang segala macam materi dalam berbagai proses
pembelajaran.15
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara yang harus dimiliki dan digunakan oleh pendidik dalam upaya
menyampaikan dan memberikan pendidikan dan pengajaran kepada peserta didikagar dapat mencapai tujuan pendidikan yang termuat dalam
14 Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan dengan Kurikulum
2013 ( Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup, 2013), 253.
15 Ramayulis dan Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan
kurikulum yang ditetapkan.16 Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan
yang telah dirumuskan. Penggunaan metode juga bukan sematamata berdasarkan kehendak guru tapi atas dasar kebutuhan siswa, atau karakter
situasi kelas. Contoh-contoh metode pembelajaran yaitu: metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode kisah, metode keteladanan, metode ceramah plus tanya jawab tugas, metode imla’ dan
metode simulasi. e. Dampak kreativitas guru
Dampak merupakan pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.17 Adanya pengaruh disebabkan oleh kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh merupakan suatu keadaan dimana ada
hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruh
Jadi dampak kreativitas adalah pengaruh yang mendatangkan sesuatu positif maupun negatif terhadap guru dimana guru harus mengembangkan ide-ide dalam pembelajaran untuk menciptakan suasana yang membuat
murid faham dan nyaman dalam pembelajaran.
Dampak kreativitas juga sangat erat hubungannya dengan hasil belajar
yang diperoleh siswa. hasil belajar juga berbentuk penilaian berupa hasil
16Ibid., 215.
usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai siswa pada
periode tertentu, yang mencangkup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik 2. Hasil Belajar
a. Pengertian hasi belajar
Belajar merupakan sebuah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian tersebut menekankan pada adanya proses dalam
belajar yang dilakukan individu untuk mengadakan perubahan dalam bentuk perubahan tingkah laku dengan jalan menjalin interaksi dengan lingkungan.18
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah
laku, keterampilan dan lain-lain. Atas dasar itu wujud dari adanya proses belajar pada individu dapat dilihat dari sikap dan prilaku yang dimunculkan oleh individu tersebut dalam bentuk perubahan prilaku yang positif dan
menjadi lebih baik. Menurut Sumadi Suryasubrata Proses belajar selalu membawa perubahan perilaku baik kognitif, afektif dan pikomotorik.19
18 Muhammad Fathurahman dan Sulistyorini, Belajar Dan Pembelajaran Membantu
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standrt Nasional (Yogyakarta: Tera, 2012), 118.
19 Muhammad Irhan dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan Teori dan Apliasi Dalam
Sedangkan hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada pada peserta didik baik menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana yang dimaksud hasil belajar peserta didik adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang
dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melaui evaluasi. Dengan dilakukannya evaluasi dapat dijadikan feetback atau tindak
lanjut untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan hasil belajar siswa tidak diukur dari tingkat penguasaan materinya, tetapi sikap dan keterampilan. Dengan demikian hasil balajar siswa mencangkup segala hal
yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut penegtahuan, sikap dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan.20
Hasil belajar dapat diartikan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perubahan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa.21 Hasil belajar juga diartikan sebagai terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri seseorang anak yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut
20
Ahmad Susanto, Teori Belakat dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenada Media, 2013), 5.
21 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi (Jogjakarta: Ar Ruzz
dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu.22 Hasil belajar
menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat dikatakan
dewasa atau memiliki pengetahuan. Jadi dengan adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar itu pendidik dapat
menentukan strategi belajar mengajar yang lebih baik.23
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan yang terjadi kepada peserta didik setelah mengikuti pembelajaran yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
b. Macam-macam hasil belajar
Macam-macam hasil belajar terdiri dari terdiri pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik) dan keterampilan (aspek
afektif). 24
1) Pemahaman konsep (aspek kognitif)
Aspek kognitif merupakan ranah yang mencangkup kegiatan otak
atau menurut Bloom yaitu segala upaya menyangkut aktivitas otak adalah
22
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 30. 23
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), 42.
termasuk aspek kognitif.25 Juga dapat diartikan kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman
menurut Bloom adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau
sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dia baca, yang dilihat, yang dialami atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. Pemaham konsep merupakan
sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian. Aspek kognitif digunakan untuk mengetahui tingkat
pencapaian atau penguasaan siswa pada ingatan, pemahaman, aplikasi,analisis, sintesis dan evaluasi. Dalam kurikulum 2013 kompetensi atau aspek pengetahuan menjadi kompetensi inti dengan kode kompetensi
inti 2 (KI 3).26
Aspek kognitif juga berupa pengembangan pengetahuan agama
termasuk di dalamnya fungsi ingatan dan kecerdasan, pembelajaran agama diberikan kepada peserta didik harus dapat dikuasai, dianalisa dan dapat digunakan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
25 Anas Sidijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009),
49.
26 Kunandar, Penilaian Autentik penilaian Hasil Belajar Peserta DidikBerdasarkan
2) keterampilan proses proses (aspek psikomotorik)
Aspek psikomotorik adalah aspek yang berkaitan dengan
keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang mengalami proses belajar. Aspek psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaiannya melalui keterampilan sebagai hasil dari tercapainya kompetensi pengetahuan. Hal ini berarti kompetensi keterampilan itu sebagai implikasi dari tercapainya kompetensi pengetahuan dari peserta
didik. Keterampilan atau skill itu menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas tertentu. Dalam kurikulum 2013 kompetensi atau aspek
pengetahuan menjadi kompetensi inti dengan kode kompetensi inti 4 (KI 4).27
Dengan aspek psikomotori yang berupa keterampilan maka dalam
keterampilan beragama harus ditumbuhkan dan dibina pada peserta didik, keterampilan beragama dalam melakukan ibadah yang berhubungan
dengan Allah perlu di perhatikan dan juga penanaman keterampilan melakukan ibadah harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, yang dilakukan dengan latihan dan pembinaan
secara berangsur-angsur. Demikian pula dengan keterampilan dalam berhubungan dengan manusia dan alam sekitar.
3) Sikap (aspek afektif)
Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan
mencakup pula aspek respon fisik. Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Aspek afektif mencangkup watak
prilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai, ketiganya merupakan karakteristik manusia sebagai sebagai hasil belajar dalam bidang pendidikan.28 Menurut Azwar mengungkapkan tentang struktur
sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi
apa yang dipercayai oleh individu, komponen afektif yaitu perasaan yang menyangkut emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecendrungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki
seseorang. Dalam kurikulum 2013 kompetensi atau aspek sikap (afektif) menjadi kompetensi inti dengan kode kompetensi inti 1 (KI 1)
Hasil belajar pada aspek afektif diperoleh dari proses internalisasi yaitu suatu proses ke arah pertumbuhan batiniyah atau rohaniyah peserta didik. Pertumbuhan terjadi ketika peserta didik menyadari sesuatu nilai
yang terkandung dalam pelajaran yang diberikan guru dan kemudian
nilai-nilai itu dijadikan suatu sistem nilai diri sehingga menuntun segenap kenyataan sikap, tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan.29
Dalam pembelajaran agama aspek sikap yaitu mengembangkan sikap positif dan cinta kepada agama, sikap ini nantinya akan menjauhkan
peserta didik dari berbagai goodaan duniawi yang bertentangan dengan agama karena anak tumbuh dewasa sesuai ajaran agama, berakhlah dan beraktivitas sesuai ajaran agama. Sehingga nantinya peserta didik dapat
menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi persoalan. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut teori Gestalt, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal yaitu siswa itu sendiri yaitu kemampuan berfikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa baik jasmani maupun
rohani. Kedua lingkungan yaitu sarana prasarana, sumber belajar, kompetensi guru, kreativitas guru metode serta dukungan lingkungan, dan
keluarga. Sedangkan menurut Wasliman hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal
1) Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari peserta didik, yang mempengaruh kemampuan belajarnya.30 Faktor internal
ini meliputi:
29 Zakiah Dradjat dan dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi
Kecerdasan: kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang
dihadapinya. Kecerdasan seseorang sangat mempengaruhi terhadap cepat lambatnya penerimaan informasi. Kecerdasan siswa sangat
membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa mampu mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak terlepas dari faktor lainnya.
Minat dan perhatian: minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan suatu kegiatan atau perasaan senang terhadap suatu
obyek. Minat juga diartikan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa akan menaruh minat besar terhadap suatu pelajaran akan memusatkan perhatiannya dari
pada siswa lain. Kemudian karena pemusatan perhatian yang insentif terhadap materi pelajaran yang memungkinkan siswa tadi
untuk lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Untuk dapat belajar dengan baik, seorang anak harus ada perhatian terhadap materi pelajaranyang di pelajarinya. Apabila pelajaran
yang disajikan tidak menarik, maka timbullah rasa bosan untuk belajar sehingga, hasil belajar dan prestasi belajar menurun.
Perhatian juga berpengaruh terhadap belajar, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika
bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka siswa akan bosan. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka guru harus
membuat bahan pelajaran yang menarik perhatian dengan cara menyesuaikan pelajaran.
Bakat anak: bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seorang anak untuk memcapai suatu keberhasilan. Bakat juga diartikan sebagai kemampuan belajar yang akan terealisasi menjadi
kecakapan yang nyata sesudah belajar dan berlatih. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi. Sebubungan dengan bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar pada bidang-bidang tertentu. Dalam proses belajar, bakat mempunyai peranan
penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Bakat akan dapat berkembang dan sebaliknya, hal tersebut tergantung
pada pendidikan atau latihan yang diterima. Apabila mendapatkan latihan atau pendidikan yang cukup memadai, maka bakat tersebut akan berkembang dan sebaliknya.
Motivasi belajar: motivasi belajar adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar dan menguasai
materi yang dipelajarinya.31 Motivasi merupakan faktor pentik
31 Muhammad Fathurahman dan Sulistyorini, Belajar Dan Pembelajaran Membantu
dalam belajar, karena motivasi dapat memeri semangat pada anak dalam kegiatan belajarnya.
Sikap siswa: sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap suatu obyek baik positif maupun negatif. Mengingat sikap siswa pada mata pelajaran tertentu mempengaruhi hasil belajarnya, maka guru harus menunjukkan sikap positif
terhadap diri sendiri dan mata pelajaran yang diampunya agar menjadi kesukaan siswa, sehingga tidak timbul hal negatif siswa.
Sikap siswa sangat sangat berhubungan dengan kesiapan dan kematangan siswa, karena kesiapan ialah kesediaan untuk memberikan respon atau mereaksi. Kesediaan yang timbul dari
dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan , karena kematangan ialah kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan mereka sudah ada kesiapan, maka hasil belajar akan menjadi baik.
kemauan belajar: salah satu tugas guru ialah membuat anak menjadi mau belajar dengan giat. Keengganan siswa untuk belajar
yang diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi faktor dalam mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.32
Kondisi kesehatan fisik: kondisi fisik merupakan kondisi kesehatan jasmani yang berhubungan dengan kondisi tubuh manusia. Jika
seseorang terganggu kesehatan fisiknya maka proses belajar tidak akan berjalan dengan baik, dikarenakan tubuh naya tidak merasa nayaman.
2) Faktor eksternal merupakan faktor yang bersuber dari luar peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.33
Faktor keluarga: keluarga menupakan tempat pertama anak mendapatkan pendidikan, karena di dalam keluarga anak tumbuh
dan berkembang dengan baik, sehingga secara langsung maupun tidak, keberadaan keluarga akan mempengaruhi keberhasilan
belajar anak. Kedua orang tua menjadi faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar seperti, hubungan akrab tidaknya orang tua dengan anak, karena jika
hubungan orang tuan dengan anak baik maka orang tua akan membimbing dan merangsang anaknya untuk belajar sehingga hasil
belajar akan baik dan sebaliknya. tenang tidaknya situasi rumah,
semua hal tersebut turut mempengaruhi pencapaian hasi belajar anak. Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai
dari keluaraga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan dari pendidikan informal ke formal memerlukan
kerjasama yang baik antara orang tua dan pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Kerja sama tersebut harus ditingkatkan, dimana orang tua harus serius tentang cara belajar
anak dirumah. Perhatian dari orang tua dapat memberikan motivasi atau dorongan sehingga anak dapat belajar dengan rajin, karena
anak memerlukan waktu, tempat dan keadan yang baik untuk belajar.
Faktor sekolah: sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itulah lingkungan sekolah yang baik akan dapat mendorong
untuk belajar dengan giat. Karena sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang ditugaskan pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, terdapat faktor-faktor
tersebut yaitu: model penyajian materi, pribadi dan sikap guru serta kompetensi guru34
Faktor masyarakat: dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku manusia dan berbagai macam latar belakang
pendidikan. Oleh karena itu masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian siswa dalam dunia pendidikan dan juga terhadap hasil belajar siswa. Sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih
banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lingkungan masyarakat dapat
membentuk kebribadian anak, karena dalam keseharian mereka akan menesuaikan diri dengan kebiasaan lingkungan nya. Apabila seorang siswa bertempat tinggal di lingkungan yang rajin, maka
kemungkinan akan membawa pengaruh yang baik pada diri siswa, sehingga dia akan turut belajar sebagaimana teman-temannya di
lingkungannya secara tidak langsung akan berpengaruh pula terhadap hasil maupun prestasi belajar dan sebaliknya. Faktor masyarakat yang lain yang dapat mempengaruhi hasil maupun
prestasi belajar yaitu: kegiatan siswa dlam masyarakat, media massa maupun elektronik, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat.
3. Pembelajaran fiqih
a. Pengertian pembelajaran fiqih
Pembelajaran merupakan proses penambahan pengetahuan dan wawasan melalui rangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya, sehingga terjadi perubahan sifatnya positif, dan pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru.35 salah satunya pada pembelajaran fiqih.
Mata pelajaran fiqih dalam adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami,menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,latihan penggunaan, pengamalan dan pembiasaan.
Menurut bahasa fiqih berarti al fahmu (pemahaman). Sedangkan menurut istilah fiqih adalah ilmu yang mempelajari syariat Allah yang berhubungan
dengan perbuatan mukallaf.36 Atau berupa pemahaman syariat Allah terutama yang berkaitan dengan dengan hukum-hukum perbuatan mukallaf yang ditemukan dalil –dalilnya secara terperinci.37
Pembelajaran fiqih di bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur
35 Asis Saefudin dan Ika Berdiati, Pembelajaran efektif...8.
36 Nur Sillaturahmah dan Budiman Mustafa, Fiqih Muslimah Lengkap (Surakarta: Al Qudwah
Publishing, 2014), 46.
37 Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik Scientifik Untuk Pendidikan Agama Di
ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur
dalam fiqih muamalah. Melaksanakan & mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah
sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Pembelajaran fiqih pada hakikatnya
adalah proses komunikasi yakni proses penyampaian pesan pelajaran fiqih dari sumber pesan atau pengirim atau guru melalui saluran atau media
tertentu kepada penerima pesan (siswa). Adapun pesan yang akan dikomunikasikan dalam mengetahuidan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan
manusia dengan Allah yang di atur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam Fiqih Muamalah.38
b. Tujuan dan fungsi pembelajaran fiqih
Pembelajaran fiqih diarahkan untuk menghantarkan peserta didik dapat memahami pokok pokok hukum islam dan tata cara pelaksanaanya
untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat islam secara sempurna. Pembelajaran fiqih di
Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat
a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
Sedangkan mata pelajaran fiqih di madrasah Tsanawiyah berfungsi untuk:
1 Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah Swt sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
2 Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum islam di kalangan peserta didik dengan ikhlas yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di madrasah dan di masyarakat.
3 Pembentukan kedislipinan dan tanggung jawab sosial di madrasah dan masyarakat.
4 Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan yang telah ditanamkan terlebih dahulu dalam lingkungan keluarga.39 4. Pengertian kurikulum 2013
Secara etimologi kurikulum berasal dari dari bahasa yunani, yaitu
currir yang artinya pelari dan curere yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Istilah kurikulum ini terus mengalami perkembangan, menurut
Samsul Nizar bahwa kurikulum adalah landasan yang digunakan pendidikuntuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan pendidikan
39
yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap mental.40
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain kurikulum merupakan perangkat pembelajaran yang dapat menjadi indikator dalam proses dan menilai belajar mengajar
(pembelajaran).41 Kurikulum dan implementasi pembelajaran yang kaku dapat mempengaruhi belajar siswa yang normal maupun dengan kebutuhan
khusus.42 Maka dari itu kurikulum memegang peranan penting dalam memperlancar interaksi belajar mengajar di kelas. Kurikulum yang disusun sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan mental peserta didik, sesuai
dengan tuntutan kebutuhan siswa dan kebutuhan orang tua, masyarakat dan dunia kerja, serta sesuai dengan kebutuhan guru sebagai pendidik dan
pembelajaran dikelas akan mendukung pencapaian interaksi belajar mengajar yang optimal dan maksimal, sehingga keluaran suatu lembaga pendidikan akan lebih berkualitas.43
40 Iskandar, Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru (Jakarta: Referensi, 2012), 143. 41Ibid., 144.
42
Sudarwan Denim dan Khairil, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru (Bandung: Alfabeta, 2014), 157.
43 Abdul Hadis, Psikologi Dalam Pendidikan Sangat Penting untuk Dosen , Guru,
Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh pemerintah pada tahun 2013 yang menekankan pada pendidikan karakter
sehingga dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dapat menghasilkan peserta didik yang produktif, inovatif dan kreatif.44
Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pembelajaran berbasis pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemehaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai
materi menggunakan pendekatan ilmiyah. Pendekatan saintifik pada pelaksanaan kurikulum 2013 terpusat kepada peserta didik. Dimana peserta
didik diminta untuk mengembangkan kreativitasnya masing-masing dengan bimbingan dari guru. Dalam pendekatan saintifik peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep dan nilai-nilai
baru yang diperlukan untuk kehidupannya dan proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan ketiga ranah tersebut secara holistik,
sehingga melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam pendekatan saintifik terdapat proses pembelajaran terdiri atas 5 pengalaman belajar yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi da mengkomunikasi.45
44
E. Mulyasa, Pengembanagan dan Implementasi Kurikulum 2013, 39.
Melalui penerapan kurikulum 2013 terutama mata pelajaran fiqih dalam proses pembelajarannya terdiri dari tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap evaluasi.46 1) Tahap perencanaan
Tahap perencanaan merupakan perencanaan dalam pelaksanaan pembelajaran yang disusun secara sistematis dan terukur sesuai kurikulum yang berlaku, kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik,
sehingga rencana tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.47
Sehingga kegiatan pembelajaran yang baik senantiasa berawal dari rencana yang matang akan menunjukkan hasil yang optimal dalam pembelajaran. Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuau
yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang akan ditentukan. Pelaksanaan perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan
kebutuhan dalam jangka tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan, namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Begitu pula dengan perencanaan pembelajaran yang direncanakan harus sesuai dengan target pendidikan. Guru sebagai
46 Miss Hureeyah Umalee, “Proses Pembelajaran Fiqih Kelas II MTS Ma’had Al Khoiriyah
Thailand Selatan,” (Skripsi, UIN, Malang, 2015), 13-14.
47 Euis Kurwati dan Donni Juni Priyansa, Manajemen Kelas (Classroom Manajement) Guru
subjek dalam membuat perencanaan pembelajaran harus dapat menyusun berbagai program pengajaran sesuai dengan pendekatan dan
metode yang akan digunakan. Perencanaan juga diartikan sebagai suatu proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa
selama pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan tersebut secara terinci harus jelas ke mana siswa akan dibawa (tujuan), apa yang harus siswa pelajari (bahan), bagaimana siswa harus mempelajarinya
(metode) dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya (penilaian). Dengan cara ini, seorang guru dapat
mengetahui perencanaan dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Hal tersebut terdapat dalam RPP dan silabus.
Silabus merupakan seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran yang berisikan identitas
pembelajaran, KI, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.48 Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi
dan standar kompetensi lulusan. Sedangkan Rpp dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya
mencapai KD.
48 Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
Setiap guru dalam satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi peserta didik, kreativitas serta dapat mengembangkan bakat dan minat peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.49 Dalam
kurikulum 2013, silabus sudah disiapkan oleh pemerintah baik untuk kurikulum nasional maupun kurikulum wilayah, sehingga guru tinggal
mengembangkan rencana pembelajaran atau RPP. 2) Tahap pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap implementasi atau tahap penerapan
atas desai