• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI DOKTER SPESIALIS NEUROLOGI INDONESIA: DARI ZAMAN KE ZAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPETENSI DOKTER SPESIALIS NEUROLOGI INDONESIA: DARI ZAMAN KE ZAMAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI DOKTER SPESIALIS NEUROLOGI

INDONESIA: DARI ZAMAN KE ZAMAN

(2)
(3)

11/4/13

KOMPETENSI DOKTER SPESIALIS NEUROLOGI INDONESIA: DARI ZAMAN KE ZAMAN

Harsono Kolegium Neurologi Indonesia

PERSPEKTIF PERUBAHAN & PERKEMBANGAN KOMPETENSI Ilmu & Teknologi

Informasi & komunikasi

Perubahan di komunitas dalam hal persepsi dan pengetahuan tentang layanan publik & global issues

Globalisasi Kurikulum: content, pendekatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, assessment & learning outcomes (kompetensi) perlu dievaluasi & dikembangkan

Tingkat kompetisi tinggi

Profil lulusan: ilmuwan, profesional, sensitif, kreatif, independen, inovatif, berpikir kritis, entrepreneur, life-long learner

1

11/4/13

Kompetensi v  Kompetensi adalah seperangkat tindakan (perbuatan) cerdas dan

penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (SK. Mendiknas No.045/U/2002 ). v  Kompetensi diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat

diobservasi, mencakup: —  Pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja —  dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan.

Elemen kompetensi (Std. Kompetensi 2006) 1.  Landasan kepribadian 2.  Penguasaan ilmu dan ketrampilan 3.  Kemampuan berkarya 4.  Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat

keahlian berdasarkan ilmu dan ketrampilan yang dikuasai 5.  Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya

2

11/4/13

Area kompetensi (Std. Kompetensi 2006) 1.  Pengetahuan kedokteran 2.  Ketrampilan klinik 3.  Kecakapan untuk mengambil keputusan klinik 4.  Ketrampilan interpersonal 5.  Sikap dan perilaku profesional 6.  Ketrampilan manajerial 7.  Advokasi dan edukasi kesehatan 8.  Penghayatan praktik kedokteran 9.  Wawasan yang luas

PERSPEKTIF KOMPETENSI (Pengetahuan) KOGNITIF

(4)

AFEKTIF (Sikap,nilai,minat)

PSIKOMOTOR (Ketrampilan)

Taxonomi Bloom

3

11/4/13

Kompetensi Lulusan Oral Communications Skill Ability to Work in Team Settings

Logical Skills

Knowledge of Field

Knowledge of Technology

Analytical Skills

Ability to Work Independently Written Communications Skill

Hard Skill Soft/Life Skill

Kompetensi inti Dokter Indonesia (SKDI 2012) 1.  Profesionalitas yang Luhur 2.  Mawas Diri dan Pengembangan Diri 3.  Komunikasi Efektif 4.  Pengelolaan Informasi 5.  Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 6.  Keterampilan Klinis 7.  Pengelolaan Masalah Kesehatan

4

11/4/13

Hirarki Area Kompetensi

Kompetensi sebagai sarjana yang sujana: CENDEKIAWAN 1.  Penguasaan disiplin yang kuat 2.  Penalaran dan argumen yang memadai (kemampuan

artikulasi)

3.  Tutur bahasa yang baik (baku), terutama tertulis 4.  Berakhlak mulia: sikap santun 5.  Wisdom a.  Learned – terpelajar b.  Smartness – kecerdikan c.  Common sense – penalarannya hidup d.  Insight – tilikan e.  Prudent – sikap hati-hati f.  Ethical – penalaran terhadap norma kebenaran g.  Ability to digest – kemampuan mencerna

5

11/4/13

KOMPETENSI DOKTER YANG DIHARAPKAN MASYARAKAT DALAM KESEHARIAN —  Kognitif: —  Pinter —  Cerdas —  Maju —  Psikomotor —  Cekatan —  Trampil —  Hati-hati —  Afektif: akhlak yang baik —  Santun —  Cepat tanggap —  Ramah – grapyak – sumanak —  Senyum – sumeh –

(5)

empati —  Rendah hati —  Tarif “murah” – terjangkau

APA SAJA YANG MEMPENGARUHI KOMPETENSI? —  Kemajuan IPTEKDOK —  Perubahan paradigma pendidikan —  Keputusan politik —  Persaingan global —  Tuntutan masyarakat pengguna jasa pelayanan kedokteran / —  —  — 

—  — 

kesehatan Kesadaran dokter dan masyarakat akan “hukum kesehatan dan kedokteran” Faktor lingkungan / sosial / asuransi Strata pendidikan —  Spesialis —  Subspesialis —  Magister —  Doktor Semangat untuk belajar sepanjang hayat (life-long learning) Kepribadian

6

11/4/13

KEMAJUAN & PERKEMBANGAN IPTEKDOK —  Ilmu Kedokteran Dasar / Biomedik —  Ilmu

Kedokteran Paraklinik —  Ilmu Kedokteran Klinik —  Ilmu Kesehatan Masyarakat —  Perkembangan / perubahan epidemiologi —  Teknologi / alat-alat diagnostik —  Teknologi / alat-alat terapetik —  Farmakologi

Era 1950 – 1980-an —  Era Neurologi – Psikiatri – Neurochirurgi (PNPNCh) —  Pendidikan spesialis: Neuro-psikiatri —  Jumlah Doktor: masih sedikit —  Jumlah Guru Besar: masih sedikit —  Radiologi —  Foto polos —  Mielografi —  Ventrikulografi —  Angiografi karotis —  Elektrofisiologi —  EEG —  ENMG —  Doppler —  Echo-encephalography

7

11/4/13

Era 1980 – 2000-an —  Era pengembangan SDM dan kemajuan teknologi /alat diagnostik —  SDM —  Jumlah doktor makin bertambah —  Jumlah Guru Besar makin bertambah —  Teknologi / alat diagnostik & laboratorium makin canggih —  EEG monitoring & brain mapping —  ENMG yang lebih canggih —  CT Scan —  MRI —  MRA —  PET —  SPECT —  Laboratorium Patologi Klinik — 

Laboratorium Patologi Anatomik —  Laboratorium Mikrobiologi —  Laboratorium Biomedik

Era 2000 - sekarang —  SDM —  Jumlah spesialis neurologi bertambah secara pesat (13 IPDSN + 1

kandidat IPDSN) —  Jumlah Guru Besar bertambah (kemudian menyusut karena pensiun dan wafat) —  Jumlah doktor bertambah secara pesat —  10 IPDSN (+)

2 IPDSN (+/-) 1 IPDSN (-) —  1 Kandidat IPDSN (+) —  — 

—  Jumlah subspesialis bertambah secara pesat —  Perkembangan lanjut teknologi / alat diagnostik (sleep lab, TCD —  —  —  — 

dsb) Perkembangan lanjut laboratorium biomedik Neuro-intervensi Perundang-undangan dan peraturan pemerintah Globalisasi (AFTA)

(6)

11/4/13

Pengaruhnya? —  Sains neurologi makin maju —  Pengetahuan tentang alat-alat baru serta manfaatnya untuk —  —  —  —  — 

—  — 

pelayanan pasien dan penelitian Ketrampilan penggunaan alat-alat baru secara efisien Diagnosis dapat lebih dipastikan dan terapi lebih terarah Penelitian kedokteran dasar dan klinik lebih maju Investasi oleh pihak RS berpengaruh terhadap tingkat penggunaan alat (kembali modal?) Dapat terjadi “overused” dan melunturkan kaidah dan ketrampilan pemeriksaan klinik (Listen, the patients is telling you about his / her diagnosis) Kebijakan Pemerintah tentang masuknya dokter asing ke Indonesia (ditangani oleh KKI dan IDI) Kebijakan Pemerintah tentang penempatan dokter spesialis

Era kompetensi (1) —  Peraturan Mendiknas nomor 045/U/2002 —  UU nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS —  Undang-Undang RI tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran —  Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 – tentang Standar Nasional Pendidikan —  Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia —  Konsil Kedokteran Indonesia —  Pengesahan Standar Pendidikan Dokter Spesialis —  Pengesahan Standar Kompetensi Dokter Spesialis —  Surat tanda registrasi (STR) —  Perkonsil tentang pendidikan subspesialis

9

11/4/13

Era kompetensi (2) —  Kolegium Neurologi Indonesia —  Kurikulum (2003) – sedang dalam proses revisi —  Standar Kompetensi Dokter Spesialis Saraf (2006) – sedang dalam

proses revisi —  Standar Pendidikan Dokter Spesialis Saraf (2007) – sedang dalam proses revisi —  Modul-modul – akan direvisi —  Uji Kompetensi – OSCE & MCQ —  Sertifikat kompetensi —  P2KB – resertifikasi —  Akan diterbitkan sertifikat kompetensi tambahan —  Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 755/ MENKES/PER/IV/2011 tentang penyelenggaraan komite medik di rumah sakit —  Clinical Privilege & Clinical appointment

Penajaman kompetensi Penajaman profisiensi yang sesuai dengan standar kompetensi spesialis neurologi Ø  Berpengalaman menangani berbagai macam kasus dalam jumlah yang cukup banyak 2.  Subspesialis 3.  Doktor 4.  Kegiatan: a.  Aktivitas di Kelompok Studi - PERDOSSI b.  Berpartisipasi dalam kegiatan P2KB c.  Pendidikan terstruktur, program pascasarjana d.  Kursus / pelatihan / lokakarya dalam bidang neurologi dan disiplin lain yang terkait dengan neurologi e.  Diskusi via dunia maya f.  Rajin membaca dan menulis artikel ilmiah g.  Rajin meneliti 1. 

10

11/4/13

Pengembangan kompetensi 1.  Penggunaan / pemanfaatan teknologi kedokteran

mutakhir melalui pendidikan terstruktur / pelatihan / lokakarya 2.  B e r s i n g g u n g a n / t u m p a n g - t i n d i h d e n g a n kompetensi di luar bidang neurologi a.  Perhimpunan dokter seminat (+) b.  Ekses: ribut tentang “hak kompetensi” (-) 3.  Penelitian biomedik dan kedokteran klinik 4.  Program

(7)

Subspesialis 5.  Program master 6.  Propgram doktor

Afeksi spesifik (1) —  Memahami dan menunjukkan sikap yang sesuai dengan

Kode Etik Kedokteran Indonesia

—  Memahami aspek medikolegal dalam praktik

kedokteran di dalam masyarakat Indonesia dengan budaya yang aneka ragam.

—  Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan

dengan praktik kedokterannya dan mempraktikkan belajar sepanjang hayat dengan selalu mengikuti perkembangan ilmu dan praktik kedokteran mutakhir.

11

11/4/13

Afeksi spesifik (2) —  Berperilaku profesional dalam praktik

kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan, baik sebagai pribadi maupun dalam suatu tim pelayanan kesehatan (Asuransi, BPJS) —  Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar

pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi.

Iowa’sTargeting Life Skills Wheel

12

11/4/13

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

GARIS BESAR HALUAN KOMPETENSI ?

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA —  Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang

selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang

pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

13

11/4/13

(8)

1.  Isi dan cakupan: ilmu, pengetahuan,

2.  Kapasitas

dan tanggung jawab: dalam hal penggunaan / pemanfaat isi dan cakupan serta akuntabilitas dalam melaksanakan pekerjaan / tugas

3.  Pengakuan dan autonomi dalam hal metode

implementasi isi dan cakupan sebagaimana tercantum di diktum 1.

S3 S3T SUB SPESIALIS S2 S2T SPESIALIS PROFESI S1 DIV/ S1T DIII AHLI TEKNISI/ ANALIS TEKNISI/ ANALIS OPERATOR OPERATOR 7 6 3 SMK PROGRAM VOKASI AHLI 4 DI PROGRAM AKADEMIK

(9)

8 5 DII SMU 9 2 PROGRAM PROFESI

1 PENGEMBANGAN KARIR BERBASIS PELATIHAN KERJA

PENGEMBANGAN KARIR BERBASIS PENGALAMAN

14

11/4/13

Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (1) —  Deskripsi generik level 8 (paragraf pertama) ž Mampu mengembangkan pengetahuan,

teknologi, dan atau seni di dalam

bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.

—  Deskripsi spesifik 1. 

2. 

Mampu mencermati dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini dalam meningkatkan keterampilan klinis praktis dalam bidang spesialisasinya. Mampu

mengembangkan profesi melalui kegiatan riset dan pengetahuan terkini dalam bidang spesialisasinya.

Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (2) ž  Deskripsi generik level 8 (paragraf kedua)

ž Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan

atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter- atau multidisiplin

ž  Deskripsi spesifik

1.  M a m p u m e r a n g k u m i n t e r p r e t a s i a n a m n e s i s ,

pemeriksaan fisik, uji laboratorium, dan prosedur yang sesuai spesialisasinya, untuk menegakkan diagnosis dan tata laksana, dengan mengacu pada evidence-based medicine dan value-based

(10)

medicine.

15

11/4/13

Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (3) ž Deskripsi spesifik 2. 

3. 

4. 

Mampu melakukan prosedur klinis dalam bidang spesialisasinya sesuai masalah, kebutuhan pasien dan kewenangannya, berdasarkan kelompok/nama penyakit ser ta masalah/tanda atau gejala klinik termasuk kedaruratan klinis Mengembangkan konsep dan prinsip ilmu biomedik, klinik, ilmu perilaku, ilmu komunikasi serta ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan bidang spesialisasinya. Mampu berkontribusi dalam tim untuk menangani masalah kesehatan pada individu, keluarga

Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (4) ž Deskripsi spesifik 5. 

6. 

7. 

Mampu berkontribusi dalam tim untuk menangani masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif dalam konteks pelayanan kesehatan sekunder. Mampu mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum Mampu mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat sekunder, dengan menggunakan teknologi informasi mutakhir.

16

11/4/13

Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (5) ž Deskripsi spesifik

Mampu mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan sekunder. 9.  Mampu melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit serta menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan. 10.  Mampu membimbing mahasiswa tingkat vokasi bidang kesehatan, profesi dokter dan dokter spesialis 8. 

Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (6) ž  Deskripsi generik level 8 (paragraf ketiga)) ž Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi

(11)

masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional atau internasional.

ž  Deskripsi spesifik 1.  Mampu merencanakan dan berkontribusi dalam sebuah riset

multidisiplin terkait bidang spesialisasinya.

2.  Mampu mengelola riset melalui pengkajian dan pengembangan

di bidang spesialisasinya yang hasilnya dapat diaplikasikan dan layak dipublikasikan di tingkat nasional dan internasional.

17

11/4/13

Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (1) —  Deskripsi generik level 9 (paragraf pertama) ž  Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru di dalam

bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.

—  Deskripsi spesifik:

1.  Mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran

terkini guna meningkatkan ketrampilan klinik praktis dalam bidang subspesialisasinya. 2.  Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan baru melalui kegiatan riset dalam bidang subspesialisasinya. 3.  Mampu mengembangkan teknologi kedokteran baru yang inovatif, kreatif dan teruji dalam bidang subspesialisasinya melalui kegiatan riset dalam bidang subspesialisasinya

Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (2) ž  Deskripsi generik level 9 (paragraf kedua) ž Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di

dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter-, multi-, atau transdisiplin. ž  Deskripsi spesifik 1.  Mampu melakukan prosedur klinis dalam bidang

2. 

subspesialisasinya sesuai masalah, kebutuhan pasien dan kewenangannya, berdasarkan

kelompok/nama penyakit serta masalah/tanda atau gejala klinik termasuk kedaruratan klinis Mampu merangkum interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium, dan prosedur yang sesuai subspesialisasinya, untuk menegakkan diagnosis, dengan mengacu pada evidence-based medicine.

(12)

11/4/13

Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (3) —  Deskripsi spesifik 3. 

Mengembangkan konsep atau prinsip baru dalam bidang ilmu biomedik, klinik, ilmu perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan bidang subspesialisasinya.Mampu memimpin tim untuk menyelasaikan masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara

komprehensif dalam konteks pelayanan kesehatan tersier.

4. 

Mampu mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.

Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (4) —  Deskripsi spesifik 5.  Mampu mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana

pelayanan kesehatan dalam bidang subspesialisanya secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan sekunder dan tersier 6.  Mampu dan berwenang mendidik peserta program pendidikan

dokter, dokter spesialis dan dokter spesialis konsultan.

19

11/4/13

Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (5) —  Deskripsi generik level 9 (paragraf ketiga) ž  Mampu mengelola, memimpin, dan

mengembangkan riset dan

pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional atau internasional. —  Deskripsi spesifik

1.  Mampu merencanakan dan berkontribusi dalam sebuah riset

multidisiplin terkait bidang spesialisasinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran bidang supspesialiasinya yang bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu kesehatan serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional

Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (6) —  Deskripsi spesifik 2. 

3. 

Mampu mengelola riset melalui pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan tekologi kedokteran di bidang subspesialisasinya yang hasilnya dapat diaplikasikan pada tahap internasional dan layak dipublikasikan di tingkat nasional dan internasional. Mampu mengelola riset untuk

menapis ilmu pengetahuan dan tekolog i kedokteran terkini di bidang subspesialisasinya yang aplikasinya sesuai dan bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan ditingkat nasional dan intrenasional.

(13)

20

11/4/13

LEVEL 8 (MAGISTER) •  Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.

•  Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner .

•  Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional.

LEVEL 9 (DOKTOR) •  Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji. •  Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi atau transdisipliner. •  Mampu

mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional.

21

11/4/13

Ringkasan —  Kompetensi dokter, khususnya spesialis neurologi,

dipengaruhi oleh perkembangan dan kemajuan zaman yang terkait dengan iptekdok, keputusan politik, dan perubahan sosial —  Aspek yang terpengaruh mencakup profesionalitas sebagai dokter dan karakter sebagai pribadi manusia —  Sumpah dokter, kode etik kedokteran, aspek medikolegal dan standar kompetensi diharapkan menjadi penjaga professional behavior dokter, khususnya spesialis neurologi

“KOMPETENSI merupakan bahasa dunia yang dapat diterima oleh siapa saja – maka jangan sampai menyia-nyiakan dan /atau menggunakan kompetensi secara salah”

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Dibandingkan prediksi waktu terbaik yang diberikan Bruin, dengan persamaan yang baru ini diperoleh waktu optimum untuk mengamati hilal dalam rentang 5 menit – 20

Pemeriksaan hasil jarak yang telah dilakukan di lapangan dengan hasil data yang ada di dokumen, biasanya memeriksa jarak tempuh saluran optik yang dibangun. 3) Cek Fisik

Materi pokok Kompetensi Dasar Indikator Hasil Pembelajaran Gangguan sistem saraf otonom Mampu melakukan penatalaksanaan gangguan sistem saraf otonom secara holistik dan

Sumber Kayu Lancar selama periode audit tidak melakukan pembelian bahan baku kayu impor, seluruh bahan baku diperoleh dari pembelian di dalam negeri (lokal).. Sumber Kayu

Usaha yang umum dilakukan untuk menanggulangi permasalahan harmonik di sistem distribusi tenaga listrik adalah dengan cara penekanan arus harmonik di media atau di jala-jala

Parameter-parameter tersebut bisa didasarkan pada ukuran pohon absolut yang dicapai dengan waktu tertentu (biasanya 18 bulan) setelah tanam (tinggi, RCD atau GBH) tingkat

*ah+a ilsaah terus dipelajari karena ia diperlukan sebagai orientasi dan sekaligus arahan! *uah pemikirannya akan dapat dipakai sebagai a#uan dasar dalam penentuan nilai

Iklan Baris Iklan Baris CAMERA CARI KERJA Serba Serbi BIRO TEKNIK HOTEL INDEKOST EXSPEDISI KEHILANGAN BIRO JASA BIRO IKLAN ADA & (021) 5279183 / 081318449798 “Nabila” Adv