KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul ini dengan lancar, serta dapat menyelesaikan modul tepat pada waktu yang telah di tentukan.
Penyusun menyadari bahwa terlaksananya ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dian selaku dosen mata kuliah bahan ajar matematika yang telah membantu dan membimbing kami dalam pembuatan modul ini dan teman teman yang telah mendorong kami untuk menyelesaikan modul ini.
Penyusun sangat memahami bahwa apa yang telah di dapatkan selama pembuatan modul belumlah seberapa. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan modul ini.
Penyusun berharap modul ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya, dan bagi para pembaca yang budiman umumnya
Tulungagung, Desember 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
PM 1 BILANGAN BULAT 2
Pendahuluan 2
Kegiatan Belajar 1 Menemukan Konsep Bilangan 4
Tes Formatif 6
Kunci Jawaban Tes Formatif 6
Rangkuman 7
Latihan 7
Kegiatan Belajar 2 Operasi Bilangan Bulat 9
Tes Formatif 17
Kunci Jawaban Tes Formatif 17
Rangkuman 18
Latihan 19
Kegiatan Belajar 3 FPB Dan KPK 20
Tes Formatif 27
Kunci Jawaban Tes Formatif 27
Rangkuman 28
Latihan 28
Kegiatan Belajar 4 Perpangkatan Bilangan Bulat 29
Tes Formatif 33
Kunci Jawaban Tes Formatif 34
Rangkuman 34
Latihan 35
Kegiatan Belajar 5 Pola Bilangan Bulat 36
Kunci Jawaban Tes Formatif 44
Rangkuman 45
Latihan 45
Kegiatan Belajar 6 Menemukan konsep bilangan Pecahan 46
Tes Formatif 50
Kunci Jawaban Tes Formatif 50
Rangkuman 51
Latihan 51
Kegiatan Belajar 7 Bilangan Rasional 52
Tes Formatif 53
Kunci Jawaban Tes Formatif 53
Rangkuman 54
Latihan 54
SOAL EVALUASI MPM 1 55
MPM 2 BENTUK ALJABAR 58
Pendahuluan 58
Kegiatan Belajar 1 Mengenal Bentuk Aljabar 60
Tes Formatif 62
Kunci Jawaban Tes Formatif 62
Rangkuman 63
Latihan 63
Kegiatan Belajar 2 Mengenal Suku Pada Bentuk Aljabar 64
Tes Formatif 65
Kunci Jawaban Tes Formatif 65
Rangkuman 66
Latihan 66
Kegiatan Belajar 3 Operasi Hitung Pada Aljabar 67
Kunci Jawaban Tes Formatif 69
Rangkuman 69
Latihan 70
Kegiatan Belajar 4 Perkalian Bentuk Aljabar 71
Tes Formatif 75
Kunci Jawaban Tes Formatif 76
Rangkuman 77
Latihan 78
Kegiatan Belajar 5 Pembagian Bentuk Aljabar 79
Tes Formatif 80
Kunci Jawaban Tes Formatif 80
Rangkuman 82
Latihan 82
Kegiatan Belajar 6 Memahami Cara Menyederhanakan Aljabar 83
Tes Formatif 86
Kunci Jawaban Tes Formatif 86
Rangkuman 88
Latihan 89
SOAL EVALUASI MPM 2 90
MPM 3 SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU
VARIABEL 93
Pendahuluan 93
Kegiatan Belajar 1 Bentuk Aljabar 95
Tes Formatif 97
Kunci Jawaban Tes Formatif 97
Rangkuman 98
Latihan 98
Kegiatan Belajar 2 Operasi Bentuk Aljabar 100
Kunci Jawaban Tes Formatif 104
Rangkuman 104
Latihan 104
Kegiatan Belajar 3 Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel 106
Tes Formatif 108
Kunci Jawaban Tes Formatif 109
Rangkuman 110
Latihan 110
Kegiatan Belajar 4 Menyelesaikan Persamaan Linear satu Variabel 112
Tes Formatif 114
Kunci Jawaban Tes Formatif 114
Rangkuman 115
Latihan 116
Kegiatan Belajar 5 Masalah Nyata Yang Berkaitan Dengan Persamaan Linear
Satu Variabel 117
Tes Formatif 118
Kunci Jawaban Tes Formatif 119
Rangkuman 120
Latihan 120
Kegiatan Belajar 6 Masalah Nyata Yang Berkaitan Dengan Pertidaksamaan
Linear Satu Variabel 122
Tes Formatif 123
Kunci Jawaban Tes Formatif 123
Rangkuman 124
Latihan 124
SOAL EVALUASI MPM 3 126
MPM 4 SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR DUA
VARIABEL 129
Tes Formatif 132
Kunci Jawaban Tes Formatif 132
Rangkuman 132
Latihan 133
Kegiatan Belajar 2 Menentukan Penyelesaian SPLDV 134
Tes Formatif 138
Kunci Jawaban Tes Formatif 138
Rangkuman 142
Latihan 142
Kegiatan Belajar 3 Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel 144
Tes Formatif 148
Kunci Jawaban Tes Formatif 148
Rangkuman 149
Latihan 149
Kegiatan Belajar 4 Mencari Daerah Penyelesaian Dari SPLDV 150
Tes Formatif 151
Kunci Jawaban Tes Formatif 152
Rangkuman 153
Latihan 153
SOAL EVALUASI MPM 4 154
MPM 5 HIMPUNAN 156
Pendahuluan 156
Kegiatan Belajar 1 Konsep Himpunan Dan Notasinya 158
Tes Formatif 159
Kunci Jawaban Tes Formatif 162
Rangkuman 164
Latihan 165
Tes Formatif 169
Kunci Jawaban Tes Formatif 170
Rangkuman 172
Latihan 172
Kegiatan Belajar 3 Himpunan Kosong, Himpunan Nol, Himpunan Semesta 174
Tes Formatif 176
Kunci Jawaban Tes Formatif 176
Rangkuman 177
Latihan 178
Kegiatan Belajar 4 Diagram Venn 179
Tes Formatif 182
Kunci Jawaban Tes Formatif 184
Rangkuman 187
Latihan 187
Kegiatan Belajar 5 Himpunan Bagian 189
Tes Formatif 193
Kunci Jawaban Tes Formatif 194
Rangkuman 195
Latihan 195
Kegiatan Belajar 6 Himpunan Antar Himpunan 196
Tes Formatif 198
Kunci Jawaban Tes Formatif 198
Rangkuman 199
Latihan 199
Kegiatan Belajar 7 Operasi Himpunan 201
Tes Formatif 211
Kunci Jawaban Tes Formatif 211
Rangkuman 212
Kegiatan Belajar 8 Menyelesaikan Masalah Menggunakan Konsep Himpunan 215
Tes Formatif 216
Kunci Jawaban Tes Formatif 216
Rangkuman 217
Latihan 217
SOAL EVALUASI MPM 5 218
MPM 6 ARITMATIKA 224
Pendahuluan 224
Kegiatan Belajar 1 Harga, Laba, Dan Rugi 226
Tes Formatif 227
Kunci Jawaban Tes Formatif 227
Rangkuman 228
Latihan 228
Kegiatan Belajar 2 Rabat, Pajak, Bruto, Tara, Dan Netto 230
Tes Formatif 233
Kunci Jawaban Tes Formatif 233
Rangkuman 235
Latihan 236
SOAL EVALUASI MPMP 6 237
MPM 7 PERBANDINGAN 240
Pendahuluan 240
Kegiatan Belajar 1 Menentukan Perbandingan 242
Tes Formatif 244
Kunci Jawaban Tes Formatif 245
Rangkuman 246
Latihan 247
Tes Formatif 254
Kunci Jawaban Tes Formatif 254
Rangkuman 256
Latihan 256
Kegiatan Belajar 3 Skala 258
Tes Formatif 260
Kunci Jawaban Tes Formatif 261
Rangkuman 263
Latihan 263
SOAL EVALUASI MPM 7 265
MPM 8 PERPANGKATAN DAN BENTUK AKAR 271
Pendahuluan 271
Kegiatan Belajar 1 Bilangan Berpangkat 273
Tes Formatif 274
Kunci Jawaban Tes Formatif 275
Rangkuman 275
Latihan 276
Kegiatan Belajar 2 Perkalian Pada Perpangkatan 277
Tes Formatif 279
Kunci Jawaban Tes Formatif 280
Rangkuman 280
Latihan 280
Kegiatan Belajar 3 Membagi Dua Bentuk Perpangkatan 282
Tes Formatif 283
Kunci Jawaban Tes Formatif 283
Rangkuman 283
Latihan 284
Tes Formatif 286
Kunci Jawaban Tes Formatif 286
Rangkuman 287
Latihan 287
Kegiatan Belajar 5 Notasi Ilmiah 288
Tes Formatif 289
Kunci Jawaban Tes Formatif 289
Rangkuman 290
Latihan 290
Kegiatan Belajar 6 Perpangkatan Bilangan Pecahan 291
Tes Formatif 294
Kunci Jawaban Tes Formatif 294
Rangkuman 295
Latihan 295
SOAL EVALUASI MPMP 8 296
MPM 9 RELASI FUNGSI 299
Pendahuluan 299
Kegiatan Belajar 1 Pengertian Dan Penyajian Fungsi 301
Tes Formatif 304
Kunci Jawaban Tes Formatif 306
Rangkuman 307
Latihan 307
Kegiatan Belajar 2 Mencari Ciri-Ciri Fungsi 308
Tes Formatif 310
Kunci Jawaban Tes Formatif 311
Rangkuman 312
Latihan 312
Tes Formatif 316
Kunci Jawaban Tes Formatif 316
Rangkuman 317
Latihan 318
SOAL EVALUASI MPM 9 319
KUNCI JAWAN SOAL EVALUASI 321
Materi yang dibahas dalam modul pembelajaran matematika ini adalah tentang bilangan bulat dan operasinya serta pengajarannya pada siswa.
Selanjutnya uraian materi yang akan dibahas dalam modul pembelajaran matematika ini adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan, pola bilangan bulat, menentukan konsep bilangan pecahan (penjumlahan dan pengurangan pecahan, perkalian dan pembagian pecahan) dan bilangan rasional.
Setelah Anda mempelajari modul pembelajaran matematika ini diharapkan Anda mampu :
1. Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten, dan teliti,
bertanggung jawab, responsi, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
2. Menunjukkan prilaku ini tahu dalam melakukan aktifitas di rumah,
sekolah dan masyarakat sebagai wujud implementasi penyelidikan operasi bilangan bulat.
3. Membandingkan dan mengurutkan berbagai jenis bilangan serta
menerapkan operasi hitung bilangan bulat dan bilangan pecahan dengan mamanfaatkan berbagai sifat operasi.
4. Menggunakan pola dan generalisasi untuk menyelesaikan masalah.
5. Memahami dan mampu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan perpangkatan bilangan bulat.
6. Memahami dan mengetahui jenis-jenispola bilangan bulat serta mampu
menyelesaikan pola bilangan bulat.
7. Memahami konsep dan mampu menyelesaiakan permasalahan tentang
bilangan pecahan juga yang berkaitan dengan operasi hitungnya.
Agar Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari modul pembelajaran matematika ini, ikutilah petunjuk-petunjuk berikut ini.
1. Bacalah dengan teliti bagian pendahuluan ini sampai Anda memahami
secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini!
2. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar
untuk mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan.
3. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam
penugasan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti. Kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan.
4. Untuk menjawab test formatif usahakan memberi jawaban singkat, jelas
dan kerjakan sesuai dengan kemampuan anda setelah mempelajari modul ini.
5. Bila terdapat penugasan, kerjakan dengan baik dan bilamana perlu
konsultasikan hasil tersebut pada guru / tutor.
6. Catatlah kesulitan yang anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan
pada guru/tutor pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lainya yang berhubungan dengan materi modul agar anda mendapatkan tambahan pengetahuan.
*Kegiatan Belajar 1
Pengertian Bilangan Bulat
Kamu masih ingat dengan bilangan bulat bukan? Pada salah satu acara TV seorang pembawa acara mengajak kita untuk mengetahui suhu di beberapa kota. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur suhu udara adalah thermometer.Bilangan-bilangan yang terdapat pada thermometer terdiri atas bilangan bulat negative, nol, dan bilangan bulat positif. Suhu kota Surabaya 30˚C, suhu kota Tokyo yang sedang mengelami musin dingin memiliki suhu menyntuh 0˚C, sedangkan di kota Alaska yang mengalami musim dingin dengan cuaca yang ekstrim memiliki temperature dingin mencapi 25˚C dibawah titik beku.
Dari uraian data di atas dapat kita nyatakan sebagai berikut: Suhu kota Surabaya adalah 30˚C
Suhu kota Tokya adalah 0˚C Suhu kota Alaska adalah -25˚C
Pada ketinggian 15 m dari permukaan laut, burung burung elang mengintai mangsanya (ikan) pada kedalaman 2 m dari permukaan air laut.Pada saat ikan berada dikedalaman 1 m , elang laut itumelakukan gerak meluncur menyambar ikan menggunakan cakarnya. Dalam peristiwa tersebut ikan bergerak dari kedalaman 2 m ke 1 m , sedangka elang bergerak dari ketinggian 15 m ke kedalaman 1 m. Berapa meter turunya elang laut? Berapa m naiknya ikan?Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu dapat diperoleh dengan melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat, seperti berikut ini.
Bilangan bulat merupakan kumpulan dari bilangan asli, bilangan nol, dan bilangan negative
Bilangan asli : 1, 2, 3, 4,…
Bilangan nol : 0
Bilangan negatif : …, -3, -2, -1
Bilangan bulat dinotasikan dengan “Z”, Z = {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …} Bilangan lain yang ada dalam bilangan bulat adalah:
1. Bilangan ganjil: J = {1, 3, 5, …}
2. Bilangan genap: g = {2, 4, 6, …}
3. Bilangan prima: {2, 3, 5, 7, …}
Himpunan bilang bulat ditulis:
Z = {…, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …} Pada garis bilangan
| | | | | | | | |
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Keterangan:
1. Bilangan bulat negatif merupakan kelompok bilangan yang terletak
disebelah kiri nol.
2. Pada garis bilangan mendatar, jika bilangan a terletak disebelah kiri b
maka a kurang dari b, ditulis a < b atau b> a(dibaca b lebih besar dari a)
3. Untuk a < b maka: perubahan dari a ke b disebut perubahan naik
sedangkan perubahan dari b ke a disebut turun.
Membandingkan Dua Bilangan Bulat
Dengan menggunakan garis bilangankita dapat membandingkan dua bilangan bulat
. . . . . . . . . .
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Garis bilangan menunjukkan:
-5 < -3 -1 < 0 2 > 1 -1 > -3
Contoh 1.1.1
Jika permukaan air laut dinyatakan dengan 0 meter, tulislah letak suatu tempat yang ditentukan sebagai berikut:
a. 175 m di atas permukaan air laut
b. 60 m di bawah permukaan air laut
Semakin Besar Semakin Kecil
Penyelesaian :
a. 175 m di atas permukaan air laut = 0 + 175 = 175 m
b. 60 m di bawah permukaan air laut = 0 – 60 = – 60 m
1. Jika menabung dinyatakan bilangan positif, maka mengambil tabungan
dinyatakan bilangan negatif. Rudi menebung uang sebasar Rp. 10.000,00, pada suatu hari Rudi ingin membeli buku tulis seharga Rp.3.000,00. Berapa sisa tabungan Rudi?
2. Bagaimana menyatakan?
a. Suhu 8˚C di atas 0˚C
b. Suhu 2˚C di bawah 0˚C
3. Bagaimana menyatakan?
a. Ketinggian 1500 m di atas permukan laut.
b. Kedalaman 750 m di bawah permukaan laut.
4. Berilah tanda “<”, “>” atau “=” dari bilangan berikut:
a. -3 . . . .-2 c. -28 . . . .28
b. -4 . . . .0 d. -15 . . . .-19
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. Menabung Rp10.000,00 = 10.000
Mengambil Rp 3.000 = -3.000
Sisa tabungan Rudi = 10.000 – 3.000 = 7.000 Jadi sisa tabungan Rudi adalah Rp 7.000,00
2. a. Suhu 8˚C di atas 0˚C = 0 + 8 = 8˚C
b. Suhu 2˚C di bawah 0˚C = 0 – 2 = -2˚C
4. a. -3 < -2 b. -4 < 0 c. -28 < 28 d. -15 > -1
1. Tulislah letak suatu posisi benda-benda berikut dengan bilangan bulat.
a. Kapal selam berada 25 m di bawah permukaan air laut. Permukaan
air laut sebagai titik 0.
b. Pesawat terbang berada pada ketinggian 3.000 m di atas permukaan
air laut. Permukaan air laut sebagai titik 0.
2. Jika nilai siswa lebih dari 60, maka lulus ujian. Berapakah banyak siswa
yang lulus dan tidak lulus ujian dari nilai 15 siswa berikut: 70, 65, 50, 40, 75, 80, 70, 75, 65, 55, 45, 50, 60, 55, 85.
3. Urutkan bilangan-bilangan di bawah ini dari yang terkecil.
a. -5, 4, -2, 1, 6
b. 20, -21, -41, 11, -15
c. 59, -72, -60, 85, 91
d. -103, 141, -111, 124, -132
4. Lengkapilah dengan lambang < atau > sehingga menjadi pernyataan
yang benar
a. -100 ____ 99
b. -1.010 ____ -1.001
Bilangan bulat merupakan kumpulan dari bilangan asli, bilangan nol, dan bilangan negative.Bilangan asli lebih besar dari bilangan nol, bilangan nol lebih besar dari bilangan negatif, dan bilangan positif lebih besar dari bilangan negatif.
c. 99 ____ 95
d. 243____ -43
5. Misal letak benda di permukaan laut dinyatakan 0 m dan suhunya 0˚C.
nyatakan pernyataan berikutdalam (x, y) dengan x = letak benda dalam meter dan y = suhu dalam ˚C.
a. Suhu air laut pada kedalaman 100 m adalah 15˚C.
*Kegiatan Belajar 2
Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat
Penerapan operasi tambah dan kurang banyak dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai masaalah dalam kehidupan sehari-hari.Pola bilangan sering memudahkan kita dalam menentukan hasil penjumlahan banyak bilangan, sebagai ilustrasi bagaimana Gauss menggunakan pola bilangan untuk mendapatkan jumlah 99 bilangan asli yang pertama.
Perhatikan pola berpikir Gauss
Tentukan nilai dari: 1+2+3+4+5+6+7+8+9+…+98+99
Penyelesaian: ketika Gauss mendapatkan masalah penjumlahan seperti di atas,
sementara teman-temannya berpikir menjumlahkan berurutan dia
menggunakan pola pikir menjumlahkan 1 dan 99 didapat nilai 100,menjumlahkan 2 dan 98 didapat nilai 100 dan seterusnya sehingga dia mendapatkan 49 pasang bilangan berjumlah 100 dan tersisa satu bilangan 50. Jadi 1+2+3+4+5+6+7+8+9+…+98+99 = 49 x 100 +50 = 4950
1. Penjumlahan dan sifat-sifatnya
a. Beberapa cara menjumlahkan
1) Penjumlahan dengan mistar sederhana
Misal :
2) Penjumlahan dengan bola bermuatan
Bayangkan beberapa partikel listrik bermuatan positif dan negatif, positif merupakan lawan negatif, hal ini berarti satu muatan positif dan satu muatan negatif jika dicampur akan memperoleh bola tidak bermuatan atau nol (0)
Misal :
Bagaimana menjumlahkan -2 dengan 1 atau -2 + 1= …?
1. Wadah berisi 2 buah bola
2. Masukkan 1 bola
3. Bola tersebut bercampur denagan
salah satu bola akan saling
meniadakan (hilang tak bernilai)
4. Sisa 1 bola jadi -2 + 1 = -1
b. Penjumlahan dengan garis bilangan
Jika menggunakan garis bilangan, maka:
1) Bilangan positif sebagai pergeseran ke kaanan
2) Bilangan negatif sebagai pergeseran ke kiri
Misal : 3 + 6 = …? . . . . . . . . . . 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6 + -4 = …? . . . . . . . . . . -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 6 + -4 = 2 6 -4 6 + -4 = 2 3 6 3 + 6 = 9
c. Invers jumlah atau lawan suatu bilangan
Lawan (invers jumlah) dan bilangan a adalah (-a) Lawan (invers jumlah) dan bilangan (-a) adalah a Misal :
2 lawannya -2 -8 lawannya 8
d. Sifat-sifat penjumlahan pada bilangan bulat
1) Sifat tertutup
Artinya sembarang bilangan bulat jika dijumlahkan menghasilkan bilangan bulat juga.
Misal :
8 (bilangan bulat) + (-2) (bil.bulat) = 6 (bilangan bulat)
2) Sifat komutatif
Artinya untuk sembarang bilangan bulat a dan b jika dijumlahkan hasilnya sama dengan penjumlahan bilangan bulat b dan a
a + b = b + a Misal :
(-5) + 10 = 10 + (-5)
3) Sifat asosiatif
Untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c selalu berlaku: (a + b) + c = a + (b + c)
Misal :
(4 + 5) + 7 = 4 + (5 + 7) 9 + 7 = 4 + 12 16 = 16
4) Penjumlahan dengan nol
Nol (0) disebut unsure identitas penjumlahan, artinya untuk sembarang bilangan bulat a selalu berlaku:
a + 0 = 0 + a = a Misal :
Bilangan kedua 2. Pengurangan dan sifat-sifatnya
a. Pengurangan dengan mistar sederhana
Bagaiman mengurangkan 5 dengan 3 atau 5 – 3 = …?
Bagian atas digeser hingga angka 3 dibagian atas sejajar (berimpit) dengan angka 5 dibagian bawah (bagian diam). Angka dibagian bawah yang sejajar dengan nol di bagian atas merupakan hasilnya, aitu 2
b. Pengurangan dengan bola bermuatan
Bagaimana mengurangkan bilangan bulat menggunakan bola bermuatan positif dan negatif?
Misal : -3 – 2 = ?
Bayangkan di dalam kotak terdapat 3 bola dan 2 pasang bola (bermuatan nol) kemudian ambil 2 boah bola hasilnya 5 bola .
c. Pengurangan dengan garis bilangan
Bagaimana mengurangkan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan? Misal : 2 – 6 = ? . . . . . . . . . . -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3
Geser ke kanan 2 satuan mulai dari nol, kemudian 6 satuan ke kiri mulai dari ujung pergeseran tadi.
2 -6
d. Sifat-sifat pengurangan bilangan bulat
1) Mengurangi p dengan q sama artinya dengan menambah p
dengan lawan dari q.p – q = p + (-q) Misal :
1 – 2 = 1 + (-2) = -1 2 – 1 = 2 + (-1) = 1 1 – 3 = 1 + (-3) = -2
Contoh 1.2.1
Harga 1 kg rambutan di pasar Ngemplak 2 bulan yang lalu Rp. 8.000,00, karena musim buah rambutan pada saat ini maka harga 1 kg buah rambutan sekarang Rp. 3.000,00. Berapa penurunan harga, hitung dengan konsep operasi pada bilangan bulat!
Penyelesaian :
Harga 1 kg rambutan mula-mula Rp. 8.000,00 Harga 1 kg rambutan sekarang Rp. 3.000,00
Misal x penurunan harga 1 kg rambutan maka diperoleh persamaan: 8000 + x = 3000, maka didapat x = 3000 – 8000, maka x = -5000 Jadi penurunan harga rambutan per kg adalah Rp. 5.000,00
Contoh 1.2.2
Sebuah kapal selam mula-mula berada pada kedalaman 105 meter di bwah permukaan laut. Karena suatu sebab kapal selam bergerak ke dalam sejauh 85 meter. Coba tentukan posisi kapal selam dari permukaan laut dengan penjumlahan bilangan bulat!
Penyelesaian :
Posisi mula-mula kapal selam 105 m di bawah permukaan laut Bergerak ke dalam 85 m. missal posisi akhir kapal selam adalah h. Kita dapat persamaan: -105 + (-85) = h, maka h = -190
Perkalian Dan Pembagian Bilangan Bulat 1. Perkalian dan sifat-sifatnya
a. Arti perkalian
3 x 6 = 6 + 6 + 6 = 18
5 x 7 = 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 35 3 x (-4) = (-4) + (-4) + (-4) = (-12) Bagaimana dengan -3 x -4 = …?
Untuk bentuk perkalian di atas gunakan sifat-sifat berikut:
1) Positif x positif = + x + = + (positif)
2) Negatif x negatif = – x – = + (positif)
3) Positif x negatif = + x – = – (negatif)
4) Negatif x positif = – x + = – (negatif)
5) Bilangan bulat x 0 = 0
b. Sifat-sifat perkalian
1) Sifat tertutup
Jika a dan b bilangan bulat, maka a x b = bilangan bulat juga
2) Jika a adalah bilangan cacah, maka a x 0 = 0
3) 1 meerupakan unsur identitas perkalian
Jika a adalah bilangan cacah, maka a x 1 = a (bilangan itu sendiri)
4) Sifat komutatif (pertukaran)
Jika a dan b adalah bilangan cacah, maka a x b = b x a
5) Sifat asosiatif (pengelompokan)
Jika a, b, dan c adalah bilangan cacah, maka berlaku sifat: (a x b) x c = a x (b x c)
6) Sifat distributif (penyebaran)
a x (b ± c) = (a x b) ± (a x c) (a ± b) x c = (a x c) ± (b x c)
2. Pembagian sebagai operasi kebalikan dari perkalian
a. Arti pembagian
Misal:
3 x a = 27, berapakah nilai a ?
Untuk menentukan nilai a, ada dua cara yaitu:
1) Dengan perkalian
3 x a = 27, berarti bilangan berapa yang harus dikalikan dengan 3 menghasilkan 27? Bilangan itu adalah 9
2) Dengan pembagian
3 x a = 27, sama artinya dengan 27 dibagi berapa sama dengan 3 ?atau 27 dibagi 3 sama dengan berapa? Jawabannya 9
Hal di atas menunjukkan bahwa pembagian merupakan kebalikan dari perkalian
Untuk sembarang bilangan asli a, b, dan c selalu berlaku:
a : b = c ↔ a = b x c
Contoh 1.2.3
Tentukan nilai p, jika 9 x p = 63 Penyelesaian : 9 x p = 63 p = 63 : 9 p = 7 Contoh 1.2.4 Selesikan : Penyelesaian : (sifat distributif)
(sifat komutatif)
Contoh 1.2.5
Jika * berarti “kalikan bilangan pertama dengan 60, kemudian hasilnya dibagi dengan bilangan ke dua”, hitunglah nilai dari:
a. 4 * 24
b. 24 * 4
Penyelesaian :
a. 4 * 24
b. 24 * 4
Tentunya 4 * 24 = 24 * 4, hal ini menunjukkan bahwa pada operasi * tidak berlaku sifat komutatif
b. Pembagian dengan nol
Untuk sembarng bilangan cacah a, selalu berlaku
1) a : 0 = ~ (tak terdefinisi)
2) 0 : a = 0, dengan a ≠ 0
Pada pembagian berlaku aturan: 1) = + : – = = negatif (–) 2) = – : + = = negatif (–) 3) = + : + = = positif (+)
Contoh 1.2.6
Jalan yang panjangnya 70 m akan ditanami pohon dengan jarak antar pohon 5 m. Berapa banyak pohon yang dibutuhkan?
Penyelesaian :
Banyak pohon yang dibutuhkan = 70 : 5 = 14 Jadi banyak pohon 14 batang.
1. Hari pertama Bu Wilda berdagang di pasar rugi Rp. 75.000,00. Hari kedua masih merugi Rp. 65.750,00. Pada hari ketiga rugi lagi Rp. 75.500,00. Tetapi ia mendapatkan uang di jalanan Rp. 350.000,00. Hasil penjualan hari keempat mendapat untung Rp. 32.750,00. Berapa jumlah untung atau ruginya Bu Wilda selama 4 hari?
2. Ganti nilai s dengan bilangan yang tepat!
a. 9 x (-s) = -54
b. -20 : s = -5
c. s : 14 =-3
3. Tentukan nilai p dengan menggunakan sifat-sifat operasi pada bilangan
bulat!
a. p x 6 = 89 x (-18 +18)
b. (-4 x 62) x p = (-4 x 62)
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. Kerugian diibaratkan bilangan negatif dan keuntungan diibaratkan
sebagai bilangan positif, maka
= (-17.500 – 65.750 – 75.500) + (350.000 + 32.750) = -158.750 + 382.750
= 224.000
Jadi untung bu Wilda selama berdagang 4 hari adalah Rp.224.000,00
2. a. 9 x (-s) = -54 b. -20 : s = -5 c. s : 14 = -3 (-s) = -54 : 9 s = -5 x (-20) s = -3 x 14 -s = -6 s = 100 s = -42 s = 6 3. a. p : 6 = 89 x (-18 +18) b. (-4 x 62) x p = (-4 x 62) p : 6 = 89 x 0 -248 x p = -248 p = 0 p = -248 : -248 p = 1
1. Sifat-sifat penjumlahan pada bilangan bulat
a. Sifat tertutup
b. Sifat komutatif
c. Sifat asosiatif
d. Penjumlahan dengan nol
2. Sifat-sifat pengurangan
a. p – q = p + (-q)
3. Aturan perkalian
a. Positif x positif = + x + = + (positif)
b. Negatif x negatif = – x – = + (positif)
c. Positif x negatif = + x – = – (negatif)
d. Negatif x positif = – x + = – (negatif)
e. Bilangan bulat x 0 = 0
4. Sifat-sifat perkalian
a. Sifat tertutup
b. a x 0 = 0
c. unsur identitas perkalian, a x 1 = a
d. Sifat komutatif (pertukaran)
e. Sifat asosiatif (pengelompokan)
f. Sifat distributif (penyebaran)
5. Aturan pembagian
a. = + : – = = negatif (–) b. = – : + = = negatif (–) c. = + : + = = positif (+)
1. Hitunglah pengerjaan hitung berikut ini: a. 14 + (-7) b. -25 - (-35) c. -135 + 351 d. 217 – (-127) 2. 113 + (-321) – x = - 121 + 97 – (- 101).
Berapakah nilai x yang memenuhi?
3. Hitunglah :
a. -24 x (-11) – (-24) x 21
b. (28(-17)) x 15
4. Diketahui -345 : 5 = m dan 207 : 9 = n tentukan nilai m + n!
5. Hitunglah nilai (320 : 4) : (150 : 15) !
6. Pak Ahmad mempunyai sebidang tanah berbentuk persegi panjang
dengan panjang 62 m dan lebar 26 m. berapa kira-kira luas tanah pak Ahmad?
*Kegiatan Belajar 3
Menentukan Konsep Bilangan Bulat Habis Dibagi Bilangan Bulat
Misal 20 : 2 = 10
Dari pembagian bilangan bulat ini kita dapat menyebut:
20 adalah bilangan yang dibagi, sedangkan 2 adalah bilangan pembagi, dan 10 adalah bilangan hasil pembagian. Dapat dikatakan 2 habis membagi 20 atau 20 hadis dibagi 2.
Berdasarkan pembagian diatas ini, kita temukan definisi sebagai berikut:
Contoh 1.3.1
Tentukanlah bilangan bulat yang habis membagi 8! Penyelesaian :
Bilangan-bilangan bulat yang habis membagi 8 adalah:
1, karena ada bilangan bulat 8 sehingga berlaku 8 = 8 x 1.
2, karena ada bilangan bulat 4 sehingga berlaku 8 = 4 x 2.
4, karena ada bilangan bulat 2 sehingga berlaku 8 = 2 x 4.
8, karena ada bilangan bulat 1 sehingga berlaku 8 = 1 x 8.
Maka bilangan bulat yang habis membagi 8 adalah 1, 2, 4, dan 8.
Misalkan a dan b bilangan bulat! Bilangan a dikatakan habis dibagi b dengan b ≠ 0 jika ada bilangan bulat k sehingga berlaku a = k x b atau a merupakan kelipatan dari b
Menentukan Konsep Faktor-Faktor Bilangan Bulat
Perhatikan perkalian bilangan bulat berikut!
12 = 3 x 4, dari perkalian bilangan bulat ini kita dapat menyebut:
3 adalah bilangan yang dikalikan, 4 adalah bilangan pengali, sedangkan 3 dan 4 faktor dari 12.
Berdasarkan kedua contoh perkalian ini , kita temukan definisi berikut.
Contoh 1.3.2
Tentukanlah bilangan bulat yang merupakan faktor dari 10! Penyelesaian :
Bilangan-bilangan bulat yang merupakan faktor dari 10 adalah:
1, karena 1 merupakan faktor dari 10.
2, karena 2 merupakan faktor dari 10.
5, karena 5 merupakan faktor dari 10.
10, karena 10 merupakan faktor dari 10.
Maka bilangan bulat yang merupakan faktor dari 10 adalah bilangan 1, 2, 5, dan 10.
Menemukan Konsep Bilangan Prima
Misal: 2, 3, 5, 7, 11, …
Misalkan a dan b bilangan bulat!
Bilangan b dikatakan faktor dari a jika dan hanya jika a habis dibagi b
Definisi
Bilangan prima adalah bilangan positif yang tepat memiliki 2 faktor bilangan 1 dan bilangan itu sendiri.
Faktor Prima Dan Faktorisasi Prima Dari Bilangan Bulat
Perhatikan hal berikut!
Bilangan-bilangan bulat yang merupakan factor dari bilangan 10 adalah bilangan 1, 2, 5, dan 10.
Faktor dari bilangan 10 yang merupakan bilangan prima, yaitu bilangan 2 dan 5, dapat dinyatakan sebagai berikut.
2 merupakan faktor dari 10 dan 2 adalah bilangan prima, sehingga
dikatakan bahwa 2 adalah faktor prima dari 10.
5 merupakan faktor dari 10 dan 5 adalah bilangan prima, sehingga
dikatakan bahwa 5 adalah faktor prima dari 10.
1 merupakan faktor dari 10 dan 1 bukan bilangan prima, sehingga
dikatakan bahwa 1bukan faktor prima dari 10.
Himpunan yang anggotanya faktor prima dari 10 adalah {2, 5}.
Bilangan-bilangan bulat yang merupakan faktor dari 12 adalah bilangan 1, 2, 3, 4, 6, dan 12. Faktor dari bilangan 12 yangmerupakan anggota himpunan bilangan prima, yaitu bilangan 2 dan 3, dapat dinyatakan sebagai berikut:
2 merupakan faktor dari 12 dan 2 adalah bilangan prima, sehingga
dikatakan bahwa 2 adalah faktor prima dari 12.
3 merupakan faktor dari 12 dan 3 adalah bilangan prima, sehingga
dikatakan bahwa 3 adalah faktor prima dari 12.
Himpunan yang anggotanya faktor prima dari 12 adalah {2, 3}.
Misal:
6 = 2 x 3 (2 dan 3 adalah bilangan prima) 8 = 2 x 2 x 2 (2 adalaah bilangan prima) 15 = 3 x 5 (3 dan 5 adalah bilangan prima)
Untuk a dan b anggota himpunan bilangan bulat. Bilangan b disebut faktor prima dari a, dan b merupakan bilangan prima
Bilangan bulat positif dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian dari faktor-faktor prima bilangan tersebut.
Proses menyatakan suatu bilangan bulat kedalam perkalian faktor-faktor prima bilangan disebut faktorisasi prima.
Misal:
faktorisasi prima 42 adalah 2 x 3 x 7
faktorisasi prima 80 adalah 2 x 2 x 2 x 2 x 5 = 24 x 5
faktorisasi prima 140 adalah 2 x 2 x 5 x 7 = 22 x 5 x 7
Kelipatan Bilangan Bulat
kelipatan 2 adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, … kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, …
kelipatan persekutuan 2 dan 3 adalah 6, 12, 18, …
Faktor Persekutuan Dan Kelipatan Persekutuan Bilangan Bulat
Faktor-faktor suatu bilangan diberikan sebagai berikut.
Faktor dari 8 adalah 1, 2, 4, 8.
Faktor dari 10 adalah 1, 2, 5, 10.
Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15.
Dari faktor-faktor bilangan di atas ditemukan:
Faktor bilangan 8 yang sama dengan faktor bilangan 10 yaitu 1 dan 2.
Faktor bilangan 8 yang sama dengan faktor bilangan 15 yaitu 1.
Faktor bilangan 10 yang sama dengan faktor bilangan 15 yaitu 1 dan 5.
Faktor yang sama dari dua bilangan atau lebih sering disebut dengan faktor persekutuan bilangan,berdasarkan faktor-faktor bilangan 8, 10, dan 15 di atas kita sebut:
Faktor persekutuan bilangan 8 dan 10 yaitu 1 dan 2.
Faktor persekutuan bilangan 8 dan 15 yaitu 1.
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
Untuk menentukan sebanyak-banyaknya kelompok yang dapat dibentuk dengan syarat anggotakelompok adalah campuran dari siswa kelas 7, 8 dan 9, serta setiap kelompok memiliki banyak anggotayang sama, kita terlebih dahulu menentukan faktor dari bilangan 32, 36, dan 42
Faktor dari 32 adalah bilangan 1, 2, 4, 8, 16, 32
Faktor dari 36 adalah bilangan 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36 Faktor dari 42 adalah bilangan 1, 2, 3, 6, 7, 9, 14, 21, 42
Kita perhatikan ketiga bilangan memiliki faktor yang sama, yaitu 1, 2. Jadi sebanyak-banyaknya kelompokyang dapat dibentuk adalah 2 kelompok sebab bilangan 2 adalah faktor bersama terbesar yang dimiliki oleh bilangan 32, 36 dan 42.
Sehingga dapat ditetapkan bahwa:
Contoh 1.3.3
Tentukan FPB dari bilangan 72, 48, dan 40. Penyelesaian :
Cara I
Menentukan FPB melalui penentuan seluruh faktor dari bilangan 72, 48 dan 40. Faktor dari 72 adalah bilangan 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 18, 24, 36, 72.
Faktor dari 48 adalah bilangan 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 48. Faktor dari 40 adalah bilangan 1, 2, 4, 5, 8, 10, 20, 40 Faktor Persekutuan dari 72, 48 dan 40 adalah 1, 2, 4, 8
Berarti Faktor Persekutuan Terbesar dari 72, 48, dan 40 adalah 8 Cara II
Menentukan FPB melalui penentuan faktor-faktor prima dari bilangan 72, 48 dan 40 atau dengan
menggambarkan pohon faktor dari bilangan 72, 48 dan 40.
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan bulat atau
lebih adalah bilangan terbesardi antara faktor-faktor
persekutuannya. Definisi
Berdasarkan pohon faktor di atas, bilangan 72, 48 dan 40 dapat dinyatakan sebagai hasil kali faktor-faktor primanya
72 = 2 × 2 × 2 × 3 × 3 = 2³ × 3²
48 = 2 × 3 × 2 × 2 × 2 = 3 × 24
40 = 2 × 2 × 2 × 5 = 23 × 5
Perhatikan berapa banyak faktor prima yang sama dan dimiliki oleh kedua bilangan itu. Ternyata factor prima yang sama adalah bilangan 2 sebanyak 3.
Sehingga FPB dari 72, 48 dan 40 adalah 23 = 8
Cara III
Menentukan FPB melalui pembagian bilangan 72, 48 dan 40 dengan bilangan-bilangan prima.
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Setiap bilangan cacah memiliki kelipatan.Kelipatan dapat diartikan sebagai perkalian.Suatu bilanganuntuk mendapatkan bilangan tertentu dari bilangan yang diberikan.Permasalahannya adalah berapa kalilipat suatu bilangan mendapatkan bilangan tertentu, yaitu bilangan-bilangan yang dapat membagi habisbilangan tersebut.Untuk lebih memahami kita mencoba memecahkan permasalahan berikut.
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dua bilangan bulat positif atau lebih adalah bilangan terkecil di antara kelipatan persekutuannya. Definisi
Contoh 1.3.4
Tentukan KPK dari bilangan 8 dan 12 ! Penyelesaian :
Cara I
Kelipatan 8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, ... Kelipatan 12 = 12, 24, 36, 48, 60, 72,...
Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 adalah 24, 48, ...
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari 8 dan 12 adalah 24. Cara II
Menentukan KPK sebagai hasil kali faktor-faktor prima dari bilangan 8 dan 12 melalui pohon faktor.
8 = 2 × 2 × 2 = 23
12 = 2 × 2 × 3 = 22 × 3
KPK dari 8 dan 12 adalah23 × 3 = 24
Cara III
Melakukan pembagian terhadap bilangan prima dengan bilangan-bilangan prima. Perhatikan
langkah-langkah berikut.
KPK dari 8 dan 12 adalah 24
23 × 3 = 24
Faktor Persekutuan Terbesar Dan Kelipatan Persekutuan Terkecil
Untuk menentukan FPB dan KPK dua bilangan bulat atau lebih dapat dilakukan dengan menyatakan masing-masing bilangan dalam faktorisasi prima.
Penyelesaian :
Faktorisasi prima 24 = 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
Faktorisasi prima 60 = 2 x 2 x 3 x 5 = 22 x 3 x 5
FPB dari 24 dan 60 adalah 22 x 3 = 4 x 3 = 12
KPK dari 24 dan 60 adalah 23 x 3 x 5 = 8 x 3 x 5 = 120
1. Tentukan faktorisasi prima dari 45!
2. Tentukan faktor dari 12!
3. Tentukan FPB dan KPK dari 12 dan 10!
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. Faktorisasi prima dari 45 adalah 3 x 3 x 5
2. Faktor dari 12 adalah:
1 , karena 1 merupakan faktor dari 12 2, karena 2 merupakan faktor dari 12 3, karena 3 merupakan faktor dari 12 4, karena 4 merupakan faktor dari 12 6, karena 6 merupakan faktor dari 12 12, karena 2 merupakan faktor dari 12
Maka factor dari 12 adalah 1,2, 3,4, 6, dan 12
3. Faktorisasi prima dari 12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3
Faktorisasi prima dari 10 = 2 x 5 = 2 x 5
Maka FPB dari 12 dan 10 = 22 x 3 x 5 = 60
1. Tentukan FPB dan KPK dari 30, 45, dan 70!
2. Ayah membeli 12 pensil dan 30 buah buku tulis. Pensil dan buku tulis itu
akan dibagikan kepada beberapa anak. Tiap anak harus menerima pensil dan buku tulis dengan jumlah yang sama.
a. Maksimal berapa anak yang menerima alat tulis itu?
b. Berapa masing-masing pensil dan buku tulis yang diterima tiap anak?
3. Nanda, Burhan, dan Putri les matematika di “Bimbel Cerdas”. Nanda les
setiap 3 hari sekali, Burhan les setiap 2 hari sekali, dan Putri les setiap 4 hari sekali. Ketiga anak les bersama-sama pada hari Sabtu tanggal 4 Agustus 2015. Kapan ketiga anak tersebut bisa les bersama-sama lagi? Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan bulat atau lebih adalah bilangan terbesar di antara faktor-faktor persekutuannya.
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dua bilangan bulat positif atau lebih adalah bilangan terkecil di antara kelipatan persekutuannya.
*Kegiatan Belajar 4
Berpangkatan Bilangan Bulat
Misal :
Diberikan selembar kertas berbentuk persegi panjang. Kemudian lipatlah kertas tersebut di tengah-tengah sehingga garis lipatan membagi dua bidang kertas menjadi dua bagian yang sama. Temukanlah pola yang menyatakan hubungan banyak lipatan dengan banyak bidang kertas yang terbentuk dengan syarat garis lipatan harus membagi bidang kertas menjadi dua bagian yang sama. Alternatif penyelesaian
Buat tabel keterkaitan antara banyak lipatan dengan banyak bidang kertas yang terbentuk. Temukan model matematika yang menyatakan hubungan banyak lipatan kertas dan banyak bidang kertas yang terbentuk. Selanjutnya diskusikan.
Pada lipatan kertas pertama diperoleh 2 bidang kertas pada lipatan kedua diperoleh 4 lipatan, untuk selanjutnya dapat dituliskan:
= 2 Dibaca dua pangkat satu
= 4 Dibaca dua pangkat dua
= 8 Dibaca dua pangkat tiga
= 16 Dibaca pangkat empat
Banyak lipatan Banyak bidang
kertas Pola perkalian
1 2 2 = 2 2 4 4 = 2 x 2 3 8 8 = 2 x 2 x 2 4 ... ... 5 ... ... Dan seterusnya ... ...
= 32 Dibaca pangkat lima
= 64 Dibaca pangkat enam
Dari pola di atas diperoleh bilangan berpangkat adalah perkalian bilangan yang berulang.
1. Pangkat Bulat Negatif
a. Sifat-1: Jika adalah bilangan real dan ≠0, madalah bilangan bulat
positif maka = Bukti: = Sebanyak m factor = Sebanyak m factor =
Misalkan a bilanagn real dan n bilangan positif, disebut bilangan
berpangkat jika dan hanya jika =
n faktor
Dengan sebagai bilanagn pokok (basis) dan n adalah pangkat.
Definisi
Misalkan adalah biangan real dan 0, m adalah bilangan bulat
positif`
=
Contoh 4.1
Jika nilai x= -2 dan y= 2 tentukan nilai =...
Penyelesaian : = = = 2. Pangkat Nol
Untuk lebih memahami definisi 8, perhatikan pola hasil pemangkatan bilangan-bilangan berikut dengan bilangan 0.
= 8 = 27
= 4 = 9
= 2 = 3
= 1 = 1
Perhatikan hasil permangkatan 2 dengan 0, dan hasil pemangkatan 3 dengan 0, hasilnya pemangkatannya adalah 1.
3. Sifat-sifat Pangkat Bulat Positif
a. Sifat ke-1
Jika adalah bilangan real, m dan n adalah bilangan bulat positif,
maka =
Bukti :
x =
m faktor n faktor
b. Sifat ke-2 Jika a bilangan real dan ≠0, m dan n adalah bilangan
bulat positif, maka =
Bukti: = (sesuai definisi)
Pada persyaratan sifat-2, Apa arti ≠0 ?
Misalkan a adalah bilangan real dan 0, = 1
Bagaimana jika = 0? Apa dampaknya pada hasil pembagian
Pada sifat-2 di atas, terkait bilangan bulat positif m dan n, ada 3 (tiga) kemungkinan kasus, yaitu (a) m> n, (b) m= n, dan (c) m< n.
Kasus (a) m> n
Jika m dan n bilangan bulat positif dan m> n maka m– n > 0. Dengan demikian = = ( ) (m-n) faktor = ( ) (m-n) faktor =
Jadi = , dengan m, nbilangan bulat positif dan m>
n (terbukti)
Kasus (b) jika m= n, maka = 1. Untuk pembuktiannya
perhatikan sifat-3 berikut.
Kasus (c) jika m< n. Coba kamu buktikan sendiri.
c. Sifat ke-3: Jika bilangan real dan ≠0, m dan n adalah bilangan
bulat positif dengan m= n, maka = 1.
Bukti : = , sebab m = n = = 1 (terbukti)
d. Sifat ke-4: Jika abilangan real dan ≠0, mdan nadalah bilangan bulat
positif, maka n =
n =
n factor
=( )( )
m faktor m factor
) ) m faktor m faktor n faktor
m x n fatkor
= n = (terbukti)
e. Sifat ke-5 : Jika abilangan real dan ≠0, madalah bilangan bulat
positif, maka adalah bilangan real positif dan m =
Bukti:
Karena mbilangan bulat positif, maka 0 , karena m dan > 0,
maka berdasarkan sifat 5 berlaku m = = =
Ubah ke bentuk sederhana / bentuk perpangkatan:
1. . = 2. . = 3. = 4. = 5. =
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. Ada 2 cara dalam penyelesaiannya:
a. = b. . = = x 2. = 3. = 1 4. = .9 = 5. = =
1. bilangan berpangkat adalah perkalian bilangan yang berulang,
contoh :
= sebanyak n kali.
2. Berikut sifat – sifat pada bilangan bulat:
a. =
b. = 1
c. x =
d. =
e. = 1, jika a bilangan real dan a 0, m dan n bilangan bulat
positif juga m = n
f. =
Kerjakan soal berikut: 6. . = 7. . = 8. = 9. = 10. =
*Kegiatan Belajar 5
Siapkan satu lembar kertas! Dan lakukan hal-hal dibawah ini!
1. Lipatlah satu lembar kertas (berbentuk persegipanjang) sehingga
menjadi 2 bagian yang sama. Guntinglah menurut lipatan tersebut. Ada berapa banyak potongan kertas?
2. Susunlah semua potongan kertas tersebut sehingga saling menutup.
Lipatlah susunan kertas tersebut menjadi 2 bagian yang sama, kemudian guntinglah menurut lipatan tersebut. Ada berapa banyak potongan kertas sekarang? Catatlah banyaknya potongan kertas yang terjadi pada tabel di bawah.
3. Lakukan kegiatan tersebut sampai 6 kali.
Setelah siswa melakukan kegiatan secara kelompok hasil kerjanya secara lengkap banyaknya lipatan dan banyaknya potongan kertas adalah sebagai berikut.
Banyak lipatan kertas Banyak potongan kertas
yang terjadi 1 2 2 4 3 8 4 16 5 32 6 64
Diskusikan dengan temanmu untuk menjawab pertanyaan berikut ini!
1. Apakah banyaknya lembaran kertas yang terjadi mempunyai
keteraturan? Jika ya, jelaskan keteraturannya!
2. Apakah dapat ditentukan banyaknya lembaran kertas yang terjadi, jika
dilipat sebanyak 8 kali seperti cara di atas? Berapakah banyaknya lembar kertas itu?
Alternatif Penyelesaian :
1. Ya, alternatif jawaban untuk pertanyaan bagian a adalah :
Banyak lipatan kertas Banyak potongan kertas
yang terjadi 1 21= 2 2 22= 4 3 23= 8 4 24= 16 5 25= 32 6 26= 64
Banyaknya lembaran kertas yang terjadi, jika dilipat dengan cara di atas
membentuk pola. 2, 4, 8, 16, 32, 64, ..., merupakan salah satu contoh
pola bilangan.atau Banyaknya lembaran kertas berikutnya diperoleh dari dua kali banyaknya kertas sebelumnya. Jawaban tidak harus sama dengan ini kamu bisa membuat kalimat sendiri.
2. Jika dilipat sebanyak 8 kali seperti cara di atas, banyaknya lembar kertas
adalah 28= 256 lembar
*Pola adalah keteraturan sifat yang dimiliki oleh sederetan atau serangkaian objek.
1. Rangkaian keempat dan kelima dari gambar di atas adalah :
2. Pada rangkaian keempat 13 buah dan pada rangkaian kelima 17 buah.
Alternatif jawaban siswa menghitung banyaknya persegi pada rangkaian keenam diantaranya adalah :
Rangkaian 1, jumlah persegi = (4 x 1) – 3 = 1 Rangkaian 2, jumlah persegi = (4 x 2) – 3 = 5 Rangkaian 3, jumlah persegi = (4 x 3) – 3 = 9 Rangkaian 4, jumlah persegi = (4 x 4) – 3 = 13 Rangkaian 5, jumlah persegi = (4 x 5) – 3 = 17 Rangkaian 6, jumlah persegi = (4 x 6) – 3 = 21 Maka :
Pola bilangan yang terbentuk dari gambar di atas, yaitu 1, 5, 9, 13, 17, 21, ...
1. Bilangan 1 merupakan suku pertama,5 merupakan suku kedua, 9
merupakan suku ketiga, dan seterusnya.
Untuk menentukan bilangan pada suku tertentu harus diketahui dahulu aturanyang digunakan untuk mendapatkan bilangan pada suku berikutnya.
2. Perhatikan pola bilangan 2, 4, 6, 8, . . .
Tentukan bilangan-bilangan pada ketiga suku berikutnya! Bagaimana aturan untuk mendapatkan suku berikutnya?
3. Untuk mencari ketiga suku berikutnya pada soal berikut dicari dengan cara berikut.
2 ,4 , 6 , 8 , ____, ____ , ____
+2 +2
2 , 4 , 6 , 8 , 10, 12 , 14,
Jadi tiga suku berikutnya adalah 10, 12, dan 14.
Aturannya adalah dimulai dengan bilangan 2 dan suku-suku berikutnya didapat dengan menjumlahkan suku sebelumnya dengan 2
4. Pola bilangan 1, 3, 9, 27, . . .
Bilangan pada ketiga suku berikutnya adalah 81, 243, 729 Alternatif jawaban :
Suku berikutnya diperoleh dengan cara mengalikan suku sebelumnya dengan 3.
Pola Bilangan Segitiga
Pernahkah kamu menjumpai “pemandu sorak (cheerleader)” melakukan atraksinya dalam suatu pertandingan olahraga (misalnya basket)? Seringkali dalam atraksinya mereka membentuk piramida manusia, yaitu saling berdiri di antara pemain-pemainnya, sehingga pada puncaknya hanya berdiri seorang saja. Pada gambar di samping bawah ini dianggap bahwa piramida manusia tersebut belum mencapai puncak. Dan sama dengan segitiga yang disusun seperti pada gambar:
Bilangan juga dapat digambarkan melalui noktah yang mengikuti pola segitiga sebagai berikut:
V V V
V
V V
a. mewakili bilangan 1 b. mewakili bilangan 3
c. mewakili bilangan 6
1. Apakah piramida manusia itu berbentuk limas? Sebutkan bentukyang
tepat untuk menjelaskannya!
2. Berapa banyak orang bila tingginya 2 tingkat dan 3 tingkat?
3. Misalkan satu orang dalam piramida tersebut digambarkan dengan tanda
“ “pada suatu piramida. Gambarlah pola banyaknya orang dalam piramida manusia itu.
Banyaknya tanda “ “ pada suatu piramida menunjuk pada ilangan 1, 3, 5, ... . Karena bentuknya seperti segitiga, maka pola ilangan itu dinamakan Pola bilangan segitiga.
4. Buatlah tabel untuk menunjukkan banyaknya tingkat dan banyaknya
orang dalam piramida itu. (Selesaikan tabel ini dengan mengisi bagian...). Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 Banyaknya orang 1 3 6 .... .... .... .... Alternatif jawaban : Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 Banyaknya orang 1 3 6 10 15 21 28
5. Perhatikan polanya. Bagaimanakah hubungan banyaknya orang
dalam piramida manusia itu dengan banyaknya tingkat? Alternatif Penyelesaian:
Banyaknya orang pada tingkat berikutnya diperoleh dari banyaknya ingkat yang dimaksud ditambah dengan banyaknya orang sebelumnya.
v v v v v v v v v v v v v vv v v v v v v v v
Atau banyak orang sebelumnya ditambah dengan tingkat yang mau dibuat.
6. Lanjutkan tabel di atas. Berapa banyaknya orang bila tingkatnya 9?
Banyaknya adalah 45. Coba kamu diskusikan kenapa bisa dapat 45. Karena bentuk susunan orang adalah berbentuk segitiga maka banyaknya orang pada tingkat
berikutnya diperoleh dari luas segitiga, yaitu ½ n (n+1), dengan n bilangan asli.
Pola Bilangan Persegi
Setiap tahun suatu perusahan penerbangan mengadakan pertunjukan dirgantara.
Berapakah jumlah pesawat yang berada di angkasa, setelah penerbangan grup keempat, bila pesawat-pesawat pada grup-grup sebelumnya belum mendarat?Untuk menjawabnya lakukan kegiatan berikut.
Perhatikan tabel berikut. Berapakah jumlah pesawat yang berada di angkasa, setelah penerbangan grup ketiga, kemudian sesudah penerbangan keempat, bila pesawat-pesawat pada grup-grup sebelumnya belum mendarat?
Grup ke Banyaknya
pesawat baru Jumlah pesawat diangkasa
1 1 1
2 3 4
3 5 9
4 7 16
1. Jika pola penerbangan diatas di lanjutkan berapa banyak pesawat yang
diterbangkan pada penerbangan grup ke-5 dan ke-6? Jawab : 9 pesawat dan 11 pesawat
2. Berapakah jumlah pesawat yang ada di angkasa setelah penerbangan grup ke-5 dan ke-6, bila
pesawat-pesawat pada grup-grup sebelumnya belum mendarat? Jawab : 25 pesawat dan 36 pesawat.
3. Jelaskan dan diskusikan hubungan antara grup pesawat dan jumlah
pesawat yang ada di angkasa? Alternatif
Jawaban : grup pesawat dipangkatkan dua akan sama dengan jumlah pesawat diangkasa.
4. Bilangan-bilangan pada kolom jumlahpesawat diangkasa pada tabel di
atas merupakan bilangan kuadrat.
5. Perhatikan model dari bilangan kuadrat berikut. Apakah membentuk pola
bilangan kuadrat?
Karena bilangan-bilangan 1, 4, 9 dan 16 berhubungan dengan
bentuk persegi, maka pola bilangan itu dinamakan juga pola
bilangan persegi
Pola Bilangan Persegi Panjang
Di kota-kota besar, lahan untuk berkebun sudah makin berkurang atau bahkan tidak ada lagi. Sehingga untuk berkebun atau menanam tanaman digunakan pot-pot yang berbentuk persegi dari kayu-kayu yang diisi dengan tanah. Berikut rangkaian pot-pot tersebut.
1 x 1 1 + 3 = 2 x 2 = 4 1+ 3+ 5 = 3 x 3 = 9 1+3+5+7 = 4 x 4 = 16
Rangkain 1 R. 2 R. 3 R. 4
Apakah banyaknya pot-pot tersebut membentuk suatu pola? Tuliskan pola itu. Ya, karena bilangan 2, 6, 8, 12, dan 20 berhubungan dengan bentuk persegi panjang, maka pola bilangan ini disebut atau dinamakan pola bilangan persegi panjang.
Pola Bilangan Segitiga Pascal
Dinamakan pola segetiga pascal karena ditemukan oleh Blaise Pascal.
Bilanga dari baris ke 2 adalah hasil penjumlahan dari dua bilanagn pada baris ke 1.
1. Tentukan lima bilangan segitiga setelah bilangan 36
2. Pada pola bilangan 1, 3, 5, 7, 9, 11, ...bilangan yang ke-50 adalah
v
1 2 3 4
3. Bilangan yang ke-30 dari pola bilangan persegi adalah
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. 1, 3, 6, 10, 15, 21, 28, 36, 45,..54, 64, 75, 87..
+2 +3 +4 dan seterusnya+9 +10 +11 dan sterusnya
2. 1 = 2 x 1 -1
3 = 2 x 2 – 1 5 = 2 x 3 – 1
Dari pola diatas maka bilangan yang ke-50 = 2 x 50 -1 =99
3. 1 = 1 x 1
4 = 2 x 2 9 = 3 x 3 16 = 4 x 4
1. Tentukan lima bilangan segitiga setelah bilangan 36
2. Pada pola bilangan 1, 3, 5, 7, 9, 11, ...bilangan yang ke-50 adalah
3. Bilangan yang ke-30 dari pola bilangan persegi adalah
4. Tentukan banyaknya lingkaran pada pola yang ke-25 pada pola persegi
panjang
Pola adalah keteraturan sifat yang dimiliki oleh sederetan atau serangkaian objek pada bilangan bulat.berikut beberapa pola pada bilangan bulat:
1. Pola segitiga
Berbentuk segitiga, dan memiliki pola bilangan bulat 1, 3, 6, 10, 15, 21, 28, 36, 45,....
2. Pola persegi
Bilangan yang membentuk pola persegi 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49, 64, 81, 100, ....
3. Pola persegi panjang
Bilangan yang membentuk pola persegi panjang 2, 6, 12, 20,...
4. Pola segitiga pascal
Bilangan yang membentuk pola segitiga pascal yaitu bilangan-bilangan pada segitiga pascal
*Kegiatan Belajar 6
Penjumlahan Pecahan
Misalkan a, b, c, dan d bilangan bulat dengan b ≠ 0 dan d ≠0. Jika ab dan dc adalah pecahan maka ab +cd = adbdbc
Contoh 1.6.1 3 6 + 4 5 = ... Penyelesaian : 3 6 + 4 5 = 15 24 30 = 39 30 Pengurangan Pecahan Contoh 1.6.2 1- 45 =... Penyelesaian :
Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang dinya takan dalam
bentuk , a dan b bilangan bulat, b≠ 0 dan b bukan faktor dari a.
1- 45 = 55 - 45 = 15
Perkalian Bilangan Pecahan Contoh 1.6.3 9 x 23 = ... Penyelesaian : 2 3+ 2 3 2 3 + 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3+ 2 3 = 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 = 9x32 = 183 = 6
1. Perkalian bilangan asli dengan pecahan biasa dan sebaliknya.
Untuk lebih mudah memahami bagaimana cara mengalikan bilangan asli dengan sebuah pecahan atau perkalian sebuah pecahan dengan bilangan asli, perhatikan masalah-masalah berikut.
Terdapat enam buah gelas yang akan diisi air sampai penuh. Ternyata
setiap gelas hanya dapat memuat 101liter air. Berapa liter air yang
dibutuhkan untuk mengisi keenam gelas tersebut?
Banyak air yang dibutuhkan adalah = 6 × 101
= 101 + 101 + 101 + 101 + 101 + 101 = 1 1 1101 1 1
= 610x1 = 106
Contoh 1.6.4
3 x 34 = ... Penyelesaian :
perhatikan gambar berikut:
3 4 3 4 3 4 214
Berdasarkan gambar diatas 3 x 34 = 34 + 34 + 43 = 3 34 3 = 94 = 214
2. Bilangan asli dengan bilangan campuran
Sifat
Untuk a, b, dan c bilangan asli, berlaku: a. a x = axcb
b. x a = bxca c. 1 x = x 1 =
3. Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa
Contoh 1.6.5 2 3 x 1 4 =... Penyelesaian : 2 3 x 1 4 = 1x2 3x4 = 2 12
Pembagian Pecahan
Bu Vera memiliki 5 potong roti. Roti tersebut akan dibagikan pada 3 orang anaknya dan tiap anak mendapat bagian yang sama. Berapa potong yang diperoleh tiap anak ?
Alternatif Penyelesaian
Banyak roti yang dimiliki Bu Vera adalah 5 potongBanyak anak Bu Vera adalah 3 orangKarena tiap anak mendapat bagian yang sama, maka banyak roti yang diperoleh masing-masing anak adalah 5 : 3 = …. ?
Perhatikan gambar berikut
Berdasarkan gambar di atas, banyak roti yang diperoleh masing-masing anak adalah 1 3 + 1 3+ 1 3 + 1 3 + 1 3 = 1 1 1 1 1 3 = 5 3 = 1 2 3 Cara memperoleh: 5 : 3 = ( 3 + 2 ) : 3 = ( 3 : 3 ) + ( 2 : 3 ) = 1 + 23= 123
Beberapa sifat yang perlu dicermati
1. Setiap pecahan dibagi 1 hasilnya pecahan itu sendiri
2. Setiap pecahan memilii kebalikan
3. Setiap pecahan dikalikan dengan kebalikannya hasilnya 1
4. Hasil bagi bilangan 1 dengan sebuah pecahan, maka hasilnya adalah
Kerjakan Soal berikut : 1. + = 2. + 3 = 3. - = 4. - = 5. 2 : =
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. = 2. = 3. = 4. =-
Kerjakan Soal berikut : 1. + = 2. + 3 = 3. - = 4. - = 5. 2 : =
1. Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang dinya takan dalam
bentuk , a dan b bilangan bulat, b≠ 0 dan b bukan faktor dari a.
2. Berikut beberapa konsep pada operasi bilangan pecahan:
a. + = b. a x =
c. x a =
*Kegiatan Belajar 7
Bilangan rasional adalah suatu bilangan yang dinyatakan dalam bentuk ab , a
dan b bilangan bulat dan b 0.
Perhatikan difinisi diatas,untuk a dan b bilangan bulat serta b 0, bilangan apa
yang dihasilkan ab jika:
1. a = 0
2. a = b
3. a > b, a dan b memiliki faktor prima
4. a < b, a dan b memiliki faktor prima
5. a > b, a kelipatan dari b
6. a < b, a faktor dari b
Penyelesaian
1. Jika a = 0,
Jika a = 0 ( tentu b 0 )
Makaba = 0b, kita ambil sembarang nilai b, maka perhatikan
0 1 = 0, 0 5 = 0; 0 20 = 0; 0 200 = 0;
Maka ab selalu menghasilkan bilangan 0
2. a = b
silahkan coba sendiri dan simpulkan
Bilangan rasional adalah suatu bilangan yang dinyatakan dalam
bentuk ab , a dan b bilangan bulat dan b 0.
3. a > b, a dan b memiliki faktor prima perhatikan : 2 3 , 3 7, 7 11
Maka ab selau menghasilkan bilangan pecahan biasa
4. a < b, a dan b memiliki faktor prima
silahkan coba sendiri dan simpulkan
5. a > b, a kelipatan dari b 4 2 = 2, 99 33 = 3, 10 2 = 5
Maka selalu menhailkan bilangan bulat
6. a < b, a faktor dari b
silahkan di coba sendiri dan simpulkan
bilangan-bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk ab, dengan a dan b
bilangan bulat dan b≠ 0. Namun banyak bilangan yang tidak dapat dinyatakan
dalam bentukab, dengan a, b bilangan bulat dan b≠ 0. Seperti bilangan √3,√5
,√7, dan sebagainya. Bilangan-bilangan tersebut dinamakan bilangan irasional.
1. Ubah dalam bentuk pecahan 0,125
2. Ubahlah bentuk desimal dari
3. Ubah dalam bentuk desimal
4. 0,3333333 ubah dalam bentukpecahan
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. 0,125 = =
2. 3 : 2 = 0,666666
4. 0,333 = 1 angka yang di ulang berarti x = 0,333 10x = 3,333
-9x = -3
X=
Nyatakan dalam bentuk pecahan!
1. 32
2. 120
3. 22,5
4. 90
Nyatakan dalam bentuk desimal 1.
2. 2
Bilangan rasional adalah suatu bilangan yang dinyatakan dalam
bentuk , a dan b bilangan bulat dan b 0.bilangan-bilangan yang dapat
dinyatakan dalam bentuk , dengan a dan b bilangan bulat dan b≠ 0.
Namun banyak bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk ,
dengan a, b bilangan bulat dan b≠ 0. Seperti bilangan √3,√5 ,√7, dan sebagainya. Bilangan-bilangan tersebut dinamakan bilangan irasional.
SOAL EVALUASI MPM 1
1. Hsil dari 45 + (-35) + 30 – 125 = … a. 80 b. -85 c.85 d. 75 2. 144 : 12 + 25 x 12 = … a. 300 b. 310 c. 312 d. 324 3. (720 – 330) : (4 + 6) = … a. 39 b. 49 c. 59 d. 60 4. 35 – 6 x (7 +13) = n. nilai n adalah … a. 80 b. -85 c. 85 d. 755. Supaya kalimat menjadi benar harga n pada kalimat n + 65 + 87 + (-21)
= 184
a. 50 b. 53 c.60 d. 63
6. Faktor prima dari 252 adalah…
a. 2, 3, 5 b. 2, 3, 7 c. 3, 5, 7 d. 2, 3, 5, 7
7. Hasil dari (-146) + 35 + (-65) = …
a.-176 b. 176 c. 157 d. -157
8. FPB dari 40 dan 60 adalah …
a. 8 b. 10 c. 12 d. 20
9. FPB dan KPK dari 25 dan 50 adalah …
a. 25 dan 50 b. 50 dan 25 c. 20 dan 60 d. 25 dan 55
10.KPK dari 28, 24, dan 30 adalah …
a. 840 b. 740 c. 420 d. 500
11.Faktor prima dari 880 adalah …
12.FPB dan KPK dari 44 dan 68 dalah …
13.(-25) + 13 x (-9) = …
14.Pada pukul 10.00 lampu A dan B menyala bersama-sama. Jika lampu A
menyala setiap 8 menit dan lampu B setiap 12 menit, kedua lampu menyala bersama-sama pada pukul …
15.Momon akan membagikan 40 buah buku gambar dan 50 bolpoin. Ia ingin membagikan buku gambar dan bolpoin secara adil, maka jumlah anak yang akan menerima maksimal …
16.Tentukan bilangan manakah yang mengikuti pola persegi: 60, 196, atau
225?
17.Seorang anak menyusun persegi dari batang lidi yang mengikuti pola
persegi sebagai berikut:
berapa banyak lidi yang dibutuhkan untuk membuat persegi pada pola ke-5?
18.Tentukan nilai dari:
a. 32+33=... b. 54 : 53= ... c. 23 3 = ...
19.Nyatakan 0,45 dalam bentuk pecahan
20.Misal kamu mempunyai 28 liter minyak. Kamu diminta mengisikan semua
minyak itu pada 8 kaleng. Jika setiap kaleng harus sama berapa liter harus diisikan pada tiap kaleng?
Modul ini berisi teori tentang Bentuk Aljabar dan menerapkan operasi aljabar yang melibatkan bilangan rasional pada masalah yang berbentuk simbolik dan verbal.
Dalam melaksanakan modul ini diperlukan prasyarat telah menguasai kompetensi yang ada pada modul-modul menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan operasi bilangan bulat.
Setelah Anda mempelajari modul pembelajaran matematika ini diharapkan Anda mampu :
1. Mengenal bentuk aljabar.
2. Menjelaskan pengertian suku bentuk aljabar.
3. Mengetahui macam-macam suku pada bentuk aljabar.
4. Membedakan antara suku tunggal, suku banyak dan suku-suku sejenis.
5. Memahami operasi hitung pada bentuk aljabar.
6. Menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan pada bentuk aljabar.
7. Mengetahui sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan maupun
pengurangan.
8. Siswa dapat menentukan hasil perkalian pada bentuk aljabar.
9. Siswa dapat mengetahui sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
maupun pengurangan pada bentuk aljabar.
10.Siswa mampu menyelesaikan perkalian suatu bilangan dengan suku dua
bentuk aljabar
11.Siswa dapat menyelesaikan perkalian suku dua dengan suku dua.
14.Siswa dapat menyederhakan bentuk pecahan aljabar.
Agar Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari modul pembelajaran matematika ini, ikutilah petunjuk-petunjuk berikut ini.
1. Pelajari daftar isi serta kedudukan modul dengan cermat dan
teliti.Karena dalam skema modul akan tampak kedudukan modul yang sedang anda pelajari dengan modul-modul yang lain.
2. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar
untuk mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan.
3. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam
penugasan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti. Kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan.
4. Untuk menjawab test formatif usahakan memberi jawaban singkat, jelas
dan kerjakan sesuai dengan kemampuan anda setelah mempelajari modul ini.
5. Bila terdapat penugasan, kerjakan dengan baik dan bilamana perlu
konsultasikan hasil tersebut pada guru / tutor.
6. Catatlah kesulitan yang anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan
pada guru/tutor pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lainya yang berhubungan dengan materi modul agar anda mendapatkan tambahan pengetahuan.