• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan SDLB Negeri Cilacap tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan SDLB Negeri Cilacap tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT

SEDERHANA DENGAN METODE CERAMAH DAN METODE CERAMAH

BERVARIASI SISWA KELAS V BAGIAN TUNAGRAHITA RINGAN SDLB

NEGERI CILACAP TAHUN AJARAN 2006/2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

Restu Puspitaningsih Pramono

021224037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

BERVARIASI SISWA KELAS V BAGTAN TUNAGRAHITA RINGA}I SDLB NEGERI CIL\CA} TAHUN AJARAN 20B612007

Pembimbing I

&

Tanggat 14Marct2@7
(3)

BERVARIASI SISWA KELAS V BAGIAN TUNAGRAHITA RINGAN SDLB

NEGERI CILACAP TAHUN AJARAN 2006/2007

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Restu Puspitaningsih Pramono

021224037

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

. pada tanggal 26 Maret 2007

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Hum

Y o gy akarta, 26 l:N[dalel 2007

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

; _ -;P'@ffl\"1 --z::i li\ ,lr-t 1;::-\

IL+- a-..>2'

t.. E .jta

l l l

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi

ini

kupersembahkan

untuk

yang

tercinta:

Tuhan

Yang

Maha

Esa

yang

telah

memberikan

rahmat

dan

hidayah-Nya

sehingga

saya

dapat

menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

Bapak

Joko

Pramono

dan

Ibu

Kuswartiningsih yang tercinta.

Kakekku M. Soekaswo tercinta.

Terkasih Wihandono yang telah memberikan

cinta,

kasih,

sayang,

kesetiaan,

motivasi,

dan

menemani

saya

dalam

suka

(5)

v

MOTTO

Kejujuran

adalah

b

atu

penjuru

dari segala kesuksesan, pengakuan

adalah

motivasi

terkuat,

bahkan

kritik

dapat

membangun

rasa

percaya diri saat “disisipkan” di

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali seperti yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Maret 2007 Penulis

(7)

vii

ABSTRAK

Pramono, Restu Puspitaningsih. 2007. Perbedaan Hasil Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah dan Metode Ceramah Bervariasi Siswa Kelas V Bagian Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Cilacap Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. PBSID. Yogyakarta: USD.

Skripsi ini meneliti perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan SDLB Negeri Cilacap tahun ajaran 2006/2007. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan. (2) Mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan. (3) Mendeskripsikan perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pretes dan postes soal Bahasa Indonesia. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan SDLB Negeri Cilacap yang berjumlah 6 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 5% dan taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan 10, diperoleh harga t hitung 2, 1540, sedangkan t tabel 1,81. Karena t hitung lebih besar dari t tabel (2,1540>1,81) secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara nila rata-rata postes pada metode ceramah dengan nilai rata-rata pada metode ceramah bervariasi.

(8)

viii ABSTRACT

Pramono, Restu Puspitaningsih. 2007. The Difference Result Between Lecturing Method and Varied Lecturing Method in Learning to Write Simple Sentences for Fifth Grade of Cilacap Elementary School for Special Need Student Section Minor Mental Illness Year 2006/2007. Thesis. PBSID.

Yogyakarta: USD

This research studies the difference between the result of lecturing method and varied lecturing method in learning to write simple sentences for fifth grade of Cilacap Elementary School for Special Need Students Section Minor Mental Illness at year 2006/2007. The purposes of the research are: (1) to describe the result of learning to write simple sentences using lecturing method for fifth grade of elementary school section minor mental illness; (2) to describe the result of learning to write simple sentences using varied lecturing method for fifth grade of elementary school section minor mental illness; (3) to describe the difference result between lecturing method and varied lecturing method in learning to write simple sentences for fifth grade of elementary school section minor mental illness.

The method which is used in the research is quantitative descriptive research. The techniques of gathering data are by giving pre-test and post-test of Bahasa Indonesia. The research populations are six persons who are the fifth grade students of Cilacap Elementary School for Special Need Student Section Minor Mental Illness year 2006/2007.

The result of the research indicates that at the 5% of significantion level, and 95 % of belief standard with 10 of freedom degree, it gives value t count 2, 1540, meanwhile t table 1.81. There is a significant difference between the post-test average results of lecturing method and varied lecturing method because statically t count is bigger than t table (2.1540>1.8).

Generally, the conclusions of this research are: (1) students’ learning to

write simple sentences is improving by lecturing method. It can be seen from the pre-test average point which is 3.333 and the post-test average point is 4.75 at the

scale of 10; (2) students’ learning to write simple sentences is improving by varied

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Penulis menghaturkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah dan Metode Ceramah Bervariasi Siswa Kelas V Bagian Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Cilacap Tahun Ajaran 2006/2007” ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini berkat dukungan, nasihat, bimbingan, kerja sama, semangat, dan bantuan baik secara moril maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Y. Karmin, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh kesabaran, kecermatan, dan perhatian dalam membimbing dan mendampingi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. G. Sukadi selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh teliti, sabar, dan memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bpk. Joko Pramono, S. Pd selaku Kepala Sekolah SDLB Negeri Cilacap yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini. 4. Ibu Mrih Handayani selaku Guru kelas V bagian Tunagrahita yang telah

membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

(10)

x

6. Siswa Bagian Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Cilacap yang mau bekerja sama dan membantu penulis untuk memperoleh data.

7. Seluruh Dosen PBSID dengan penuh kesabaran dan kesetiaan dalam mendidik dan mendampingi penulis selama menempuh ilmu di PBSID.

8. Karyawan sekretariat PBSID, Mas Dadik yang dengan penuh sabar dalam memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis selama berproses di PBSID dan menyelesaikan skripsi ini.

9. Karyawan perpustakaan USD yang telah banyak membantu dalam memberikan pinjaman buku kepada penulis.

10. Bpk. Joko Pramono dan Ibu Kuswartiningsih selaku orang tua yang telah mendoakan, memberikan semangat dan dorongan dengan penuh kasih, sayang kepada penulis.

11. Besar Septian Priyono adikku tercinta yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Kakekku M. Soekaswo yang telah mendoakan dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Terkasih Wihandono yang dengan penuh cinta, sayang, setia, dan sabar sebagai teman, sahabat, kakak, dan kekasih menemani penulis dalam suka dan duka. 14. Sahabatku: Th. Evi Kusuma Dewi, Nita Prihantini, Erry Pusvita Ningrum, Ati

(11)

xi

15. Teman kosku Gg. Menur 15: Mbak Via, Lena, Mbak Fina, Mbak Lyra, Ocha, Mbak Indira, Ave, Mbak Sinta yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis.

16. Teman-teman PBSID angkatan 2002 yang telah memberikan semangat, dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu masukan, saran, bimbingan, dan kritik sangat penulis harapkan demi kemajuan dalam penelitian selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan khususnya bagi penulis.

Yogyakarta, 5 Maret 2007

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Rumusan Variabel ... 5

1.6 Batasan Istilah ... 5

(13)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan... 8

2.2 Landasan Teori... 9

2.2.1 Anak Tunagrahita... 9

2.2.1.1 Karakteristik Anak Tunagrahita... 10

2.2.1.2 Kecenderungan Perkembangan Anak Tunagrahita ... 16

2.2.2 Kalimat... 19

2.2.2.1 Kalimat Sederhana ... 20

2.2.2.1.1 Macam-macam Kalimat Sederhana ... 23

2.2.2.1.2 Unsur-unsur Kalimat Sederhana ... 27

2.2.2.1.3 Kriteria Kalimat Sederhana yang Baik ... 31

2.2.3 Pembelajaran ... 31

2.2.3.1 Jenis-jenis Metode Pembelajaran ... 32

2.2.3.1.1 Metode Ceramah ... 32

2.2.3.1.2 Metode Demonstrasi ... 34

2.2.3.1.3 Metode Ceramah Bervariasi... 36

2.2.3.2 Perencanaan Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah dan Metode Ceramah Bervariasi ... 36

2.2.3.2.1 Perumusan Tujuan... 36

2.2.3.2.2 Mengembangkan Alat Evaluasi ... 36

2.2.3.2.3 Menetapkan Kegiatan Belajar Mengajar... 37

2.2.3.2.4 Merencanakan Program ... 37

2.2.3.2.5 Pelaksanaan Program ... 37

(14)

xiv

2.2.3.3.1 Kegiatan Belajar Mengajar Menulis Kalimat Sederhana

dengan Metode Ceramah... 38

2.2.3.3.2 Kegiatan Belajar Mengajar Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah Bervariasi ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 40

3.2 Variabel Penelitian ... 40

3.3 Populasi Penelitian ... 40

3.4 Prosedur Penelitian... 41

3.5 Sumber Data... 50

3.6 Teknik Pengumpulan Data... 50

3.7 Instrumen Pengumpulan Data ... 51

3.8 Teknik Analisis Data... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data... 54

4.2 Analisis Hasil Belajar Siswa ... 55

4.2.1 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah ... 56

4.2.2 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah Bervariasi ... 60

(15)

xv

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Implikasi... 69

5.3 Saran... 69

DAFTAR PUSTAKA... 70

LAMPIRAN... 72

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Prates dan Postes Pembelajaran Menulis Kalimat

Sederhana dengan Metode Ceramah ... 51 Tabel 4.2 Perhitungan Simpangan Baku Prates Metode Ceramah ... 53 Tabel 4.3 Perhitungan Simpangan Baku Postes Metode Ceramah ... 54 Tabel 4.4 Perhitungan antara Dua Mean untuk Mengetahui

Efektivitas Metode Ceramah... 56 Tabel 4.5 Hasil Prates dan Postes Pembelajaran Menulis Kalimat

Sederhana dengan Metode Ceramah Bervariasi ... 51 Tabel 4.6 Perhitungan Simpangan Baku Prates Metode Ceramah Bervariasi58 Tabel 4.7 Perhitungan Simpangan Baku Postes Metode Ceramah Bervariasi59 Tabel 4.8 Perhitungan antara Dua Mean untuk Mengetahui

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian... 73

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 74

Lampiran 3 Data Perorangan Guru Pamong ... 75

Lampiran 4 Satuan Pelajaran ... 76

Lampiran 5 Materi Pelajaran Menulis Kalimat Sederhana ... 82

Lampiran 6 Soal Tes Bahasa Indonesia ... 83

Lampiran 7 Hasil Pretes dengan Metode Ceramah... 85

Lampiran 8 Hasil Postes dengan Metode Ceramah ... 97

Lampiran 9 Hasil pretes dengan Metode Ceramah Bervariasi... 109

Lampiran 10 Hasil Postes dengan Metode Ceramah Bervariasi ... 121

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Semua orang menyadari bahwa in-teraksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa (Keraf, 1970: 1). Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomuni-kasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari orang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual (Depdikbud, 1993: 1). Semua orang berharap dapat berko-munikasi dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Teta-pi, tidak semua orang dapat melakukannya. Ada sebagian kecil orang yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan benar, yaitu anak dengan kebutuhan khusus atau sering disebut anak luar biasa, dalam hal ini anak tunagrahita (Dirpen Luar Biasa, 2003: 1).

Pembelajaran bahasa ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pema-haman dan penggunaan bahasa. Pembelajaran bahasa mencakup aspek mendengar-kan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek itu sebaiknya mendapat porsi yang seimbang. Pembelajaran bahasa, selain untuk meningkatkan keteram-pilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar, serta memperluas wawasan (Depdikbud, 1993: 3). Empat aspek itu digunakan dalam kebahasaan dan sastra. Di antara empat aspek berbahasa yang paling sulit adalah

(19)

aspek menulis dibandingkan aspek yang lain. Hal ini disebabkan aspek menulis lebih memerlukan keterampilan tangan yang dipadukan dengan berpikir.

Penelitian mengenai perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat seder-hana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagraita ringan cukup penting untuk diteliti karena dalam dunia pendidikan bukan hanya anak normal saja yang membutuhkan pendidikan, tetapi anak yang kurang normal juga membutuhkan pendidikan. Dapat diketahui apakah dalam pro-ses pembelajaran menggunakan metode yang berbeda dapat meningkatkan hasil pembelajaran anak itu. Diperkuat dengan belum ditemukan penelitian tentang me-nulis kalimat sederhana untuk anak yang kurang normal. Alasan apabila penelitian ini tidak dilakukan, maka tidak dapat diketahui apakah proses pembelajaran anak yang kurang normal dapat meningkat seperti anak normal lainnya dengan metode yang berbeda khususnya dalam menulis kalimat sederhana.

Dalam proses pengajaran bahasa, perkembangan bahasa anak tunagrahita terbatas pada kosakata yang sederhana yang sering digunakan anak dalam kenya-taan sehari-hari. Mereka tidak mampu menggunakan atau menyusun kalimat majemuk, karena rangkaian kalimat majemuk lebih menggambarkan situasi yang kompleks. Kalimat yang digunakan terbatas pada kalimat sederhana dan komu-nikasi dengan mereka harus bersifat sederhana dan berkaitan dengan situasi sehari-hari (Mumpuniarti, 2000: 65).

(20)

menga-lami penyimpangan pada segi perhatian, daya konsentrasi, pengamatan, daya ingat, daya apersepsi, dan emosi (Mumpuniarti, 2000: 101). Metode yang digunakan untuk mengatasi anak tunagrahita biasanya dengan (metode) dramatisasi, demons-trasi, permainan. Tetapi, dalam kenyataannya metode-metode tersebut pada proses pengajaran bahasa tidak digunakan. Metode yang sering digunakan pada umumnya adalah metode ceramah saja. Oleh karena itu, peneliti akan mencoba menggabung-kan dua metode yaitu metode ceramah yang divariasimenggabung-kan dengan metode demons-trasi, (dengan kata lain metode ceramah bervariasi). Variasi ceramah ini diartikan sebagai berbagai alternatif penyusunan pola metode penyampaian lisan yang dapat digunakan dalam suatu interaksi belajar mengajar antara siswa dan guru (Merto-dihardjo, 1980:1). Metode ini diharapkan dapat mempermudah pengajaran bahasa Indonesia bagi anak tunagrahita dan dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.

Atas dasar itulah penulis mengadakan penelitian dengan topik Perbedaan Hasil Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah dan

Metode Ceramah Bervariasi Siswa Kelas V Bagian Tunagrahita Ringan SDLB

Negeri CilacapTahun Ajaran 2006/2007.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis kemu-kakan sebagai berikut.

(21)

b. Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagrahita ringan?

c. Bagaimanakah perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagrahita ringan?

1.3 Tujuan Penelitian

Suatu kegiatan hendaknya mempunyai tujuan. Dengan tujuan diharapkan kegiatan dapat terarah dan berhasil sesuai dengan harapan. Dalam penelitian des-kriptif kuantitatif ini, penulis mempunyai tujuan.

a. Mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah siswa kelas V bagian tunagrahita ringan.

b. Mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagrahita ringan.

c. Mendeskripsikan perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagrahita ringan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan penelitian berjudul perbedaan hasil pem-belajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagrahita ringan diantaranya sebagai berikut. a. Manfaat bagi siswa SDLB Negeri Cilacap

(22)

b. Manfaat bagi guru

Guru diharapkan mampu menerapkan berbagai metode mengajar dan secara tepat memilih metode yang sesuai dengan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

c. Manfaat bagi sekolah

Sekolah dapat menambah khasanah perbendaharaan metode yang tepat dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya aspek menulis kalimat sederhana. d. Manfaat bagi calon guru

Calon guru diharapkan menguasai berbagai macam metode mengajar sebagai bekal persiapan pembelajaran bila menjadi guru.

1.5 Rumusan Variabel

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1996: 99). Dalam penelitian ini, variabelnya yaitu per-bedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagrahita ringan.

1.6 Batasan Istilah

a. Menulis

(23)

b. Tunagrahita

Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan ke-terbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus (Dirpen Luar Biasa, 2003: 6).

c. Kalimat Sederhana

Kalimat sederhana adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa (Ramlan, 2001: 43).

d. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah suatu cara penyampaian informasi melalui penuturan dan penerangan lisan oleh guru kepada siswanya (Mertodihardjo, 1980: 1). e. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar/teknik mengajar dengan mengkombinasikan lisan dengan suatu perbuatan serta dipergunakan suatu alat, sehingga akan lebih menambah penjelasan lisan, lebih menarik perha-tian anak dan sebagainya (Pasaribu dkk, 1986: 128).

f. Metode Ceramah Bervariasi

(24)

1.7 Sistematika Penyajian

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan

Terdapat satu penelitian yang relevan dengan penelitian penulis yaitu yang dilakukan oleh Anna Prasetyaningsih C (2003) dengan judul “Penguasaan Kosakata dan Kemampuan Membuat Kalimat Tunggal Bahasa Indonesia Anak

Autis Usia 3-10 Tahun di Sekolah Luar Biasa Khusus Autis Fajar Nugraha

Yogyakarta Tahun Ajaran 2003/2004”. Jenis penelitian ini menggunakan

pene-litian deskriptif. Hasil penepene-litian ini adalah ”(a) dilihat dari jenis kosakata yang berhasil dikuasai oleh anak autis usia 3-10 tahun di SLB Khusus Autistik Fajar Nugraha secara umum adalah jenis kata benda tak bernyawa (11 kata), kata kerja dasar bebas (8 kata), kata sifat (7 kata), kata benda flora (6 kata), kata benda fauna (3 kata), dan kata benda persona (2 kata).

Kata benda tak bernyawa paling banyak dikuasai oleh anak autis di SLB Khusus Autistik Fajar Nugraha karena kata-kata tersebut sering dijumpai di sekitar anak. Selain itu, jenis kata benda tak bernyawa jumlahnya lebih banyak dibanding-kan jenis kata yang lain dan (b) berdasardibanding-kan penelitian dan pengolahan data tentang kemampuan anak autis dalam membuat kalimat tunggal maka dapat disim-pulkan bahwa rata-rata anak autis di SLB Khusus Autistik Fajar Nugraha belum mampu membuat kalimat tunggal. Hal ini didukung pula oleh kenyataan bahwa dari tujuh anak yang diambil sebagai sampel baru dua orang yang mampu mem-buat kalimat tunggal. Saran penelitian ini adalah a) para guru (terapis) agar lebih

(26)

memperhatikan pengajaran bahasa Indonesia dan kalau memungkinkan menga-dakan pengembangan media, bahan ajar dan metode yang sesuai dengan kemam-puan anak didiknya; b) bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini sebagai dasar pengembangan media dan bahan ajar bahasa Indonesia bagi anak autis“.

Penelitian Anna Prasetyaningsih relevan dengan penelitian yang berjudul “Perbedaan Hasil Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Cera-mah dan Metode CeraCera-mah Bervariasi Siswa Kelas V Bagian Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Cilacap tahun Ajaran 2006/2007” karena penelitian penulis meru-pakan pengembangan metode dari saran peneliti sebelumnya.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Anak Tunagrahita

(27)

Istilah tunagrahita berasal dari bahasa Sansekerta tuna yang artinya rugi, kurang dangrahitayang artinya berpikir. Tunagrahita dipakai sebagai istilah resmi di Indonesia sejak dikeluarkan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Luar Biasa nomor 72 tahun 1991 (Mumpuniarti, 2000: 25). Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan men-tal jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus (Dirpen Luar Biasa, 2003: 6).

Seseorang dianggap cacat mental jika ditandai: 1) tidak berkemampuan se-cara sosial dan tidak mampu mengelola dirinya sendiri sampai tingkat usia dewasa, 2) mental di bawah normal, 3) terlambat kecerdasannya sejak lahir, 4) terlambat tingkat kemasakannya, 5) cacat mental disebabkan pembawaan dari keturunan atau penyakit, 6) tidak dapat disembuhkan (Edgar Dole via Mumpuniarti, 2000: 27).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tunagra-hita adalah anak yang mengalami keterbelakangan mental yang memerlukan perhatian khusus.

2.2.1.1 Karakteristik Anak Tunagrahita

Karakteristik tunagrahita dikelompokkan menjadi dua yaitu tunagrahita secara umum dan secara khusus. Tunaghrahita secara khusus dibedakan menurut tingkatan yaitu tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, tunagrahtia berat, khusus

anak brain damage, dan beberapa variasi khusus debilitas (Mumpuniarti, 2000:

(28)

Anak tunagrahita memiliki karakteristik. Karakteristik tunagrahita secara umum antara lain:

1. Kecerdasan

Anak tunagrahita memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata diban-dingkan anak yang seusia dan perkembangan kecerdasannya sangat terbatas (James D. Page via Mumpuniarti, 2000: 38). Kapasitas belajarnya sangat terbatas, terutama untuk hal-hal yang abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan cara membeo (Amin, 1995: 34).

2. Ciri Sosial

Anak tunagrahita mengalami kelambatan dibandingkan dengan anak nor-mal sebaya. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku mereka yang tidak dapat meng-urus, memelihara, dan memimpin diri sendiri (James D. Page via Mumpuniarti, 2000: 38). Waktu masih kanak-kanak mereka harus dibantu terus menerus, disuapi makanan, dipasangkan dan ditanggali pakaiannya, disingkirkan dari bahaya, awasi waktu bermain dengan anak lain, bahkan ditunjuki terus apa yang harus di-kerjakan (Amin, 1995: 35).

3. Ciri pada Fungsi Mental Lainnya

(29)

lamunan-lamunan, sedangkan yang sangat berat lebih suka menghindar dari berpikir (Amin, 1995: 36).

4. Ciri Dorongan dan Emosi

Perkembangan dorongan emosi anak tunagrahita berbeda-beda sesuai de-ngan tingkatan masing-masing. Anak tunagrahita yang berat dan sangat berat hampir tidak memperlihatkan dorongan untuk mempertahankan diri; dalam ke-adaan haus dan lapar tidak menunjukkan tanda-tandanya, mendapat perangsang yang menyakitkan hampir-hampir tidak memiliki kemampuan untuk menjauhkan diri (James D. Page via Mumpuniart, 2000: 39). Anak yang tidak terlalu berat tunagrahitanya mempunyai kehidupan emosi hampir sama dengan anak normal tetapi kurang kaya, kurang kuat, kurang beragam, kurang mampu menghayati pe-rasaan bangga, tanggung jawab, dan hak sosial (Amin, 1995: 37).

5. Ciri Kemampuan dalam Bahasa

Anak tunagrahita memiliki kemampuan bahasa sangat terbatas pada per-bendaharaan kata terutama kata yang abstrak. Anak tunagrahita kategori berat banyak yang mengalami gangguan bicara ( Mumpuniarti, 2000: 39).

6. Ciri Kemampuan dalam Bidang Akademis

(30)

7. Ciri Kepribadian

Anak tunagrahita tidak mampu untuk mengarahkan diri sehingga segala sesuatu yang terjadi pada dirinya tergantung pengarahan dari luar (Mumpuniarti, 2000: 40).

8. Ciri Kemampuan dalam Organisme

Kemampuan anak tunagrahita berat untuk mengorganisasi keadaan dirinya sangat jelek (Mumpuniarti, 2000: 40).

Anak tunagrahita memiliki karakteristik secara khusus menurut tingkatan-nya sebagai berikut.

1. Karakteristik Tunagrahita Ringan

(31)

2. Karakteristik Tunagrahita Sedang

Karakteristik psikis anak tunagrahita hampir tidak mempunyai inisiatif, ke-kanak-kanakan, sering melamun atau sebaliknya hiperaktif. Karakteristik sosial, banyak di antara mereka yang sikap sosialnya kurang baik, rasa etisnya kurang dan nampak tidak mempunyai rasa terima kasih, belas kasihan, dan rasa keadilan (Mumpuniarti, 2000: 41-43). Mereka masih mempunyai potensi untuk belajar me-melihara diri dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan, dan dapat mempelajari beberapa pekerjaan yang mempunyai arti ekonomi. Pada umur dewasa mereka baru mencapai kecerdasan yang sama dengan anak umur 7 atau 8 tahun (Amin, 1995: 39).

3. Karakteristik Tunagrahita Berat dan Sangat Berat

(32)

4. Karakteristik Anak Rusak Otak

Karakteristik fisik yang dimiliki anak rusak otak yaitu adanya gangguan pengamatan sehingga anak tidak memiliki rangsangan yang diperlukan, hiperaktif motorik, koordinasi mata dan tangan kurang baik. Karakteristik psikis, anak mela-kukan suatu aktivitas yang berulang-ulang, memberi reaksi kepada setiap rang-sangan, tidak sanggup mengamati keseluruhan, penghayatan terhadap sekitar tidak teratur, kurang bisa mengikuti petunjuk dalam belajar. Karakteristik sosial, anak kadang-kadang tidak bereaksi dalam proses komunikasi (Mumpuniarti, 2000: 44-45).

5. Beberapa Variasi Debilitas

Anak debilitas memiliki tingkat kecacatan seperti anak tunagrahita ringan, antara lain:

a. Idiot savant, adalah anak debil yang ingatannya kuat, tetapi hanya terbatas pada beberapa hal, seperti lagu-lagu, jadwal perjalanan kereta api, tanggal dalam kalender.

b. Pseudo debil, mereka bertingkah seperti debil tetapi setelah pemeriksaan

menunjukkan hasil tidak debil.

c. Debilitas yang harmonis, anak menunjukkan kepribadian yang baik hanya

mempunyai hambatan prestasi belajar.

d. Debilitas yang disharmonis, anak menunjukkan prestasi belajar rendah dan

(33)

2.2.1.2 Kecenderungan Perkembangan Anak Tunagrahita

Kecenderungan perkembangan anak tunagrahita diuraikan pada setiap aspek kemampuannya dan dibandingkan dengan perkembangan pada umumnya. 1. Perkembangan Fisik Anak Tunagrahita

Tingkat kesegaran jasmani anak tunagrahita setingkat lebih rendah diban-dingkan dengan anak normal pada umumnya yang sama. Anak tunagrahita menga-lami kesulitan dalam seluruh aktivitas fisik, terutama dalam mempergunakan kemampuan motoriknya. Mereka sering dibayangi oleh hal-hal yang menakutkan. Kesulitan-kesulitan itu ditandai oleh 2 motor penggerak yaitu oleh otot-otot yang besar dan lebar, dan kemampuan motorik yang meliputi koordinasi penglihatan dan sistem motoriknya itu sendiri (Ibrahim, Rusli, 2005: 41).

2. Perkembangan Kognitif Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita memiliki perkembangan kognitif sebagai hasil belajar yang bersifat trial dan error. Kemampuan berpikir anak tunagrahita yang rendah berakibat sulit memahami keadaan dunia lingkungannya sehingga mereka tidak mampu untuk memiliki strategi yang tepat dalam mereaksi lingkungan (Mumpuniarti, 2000: 64). Mereka sering atau cenderung memfokuskan perha-tiannya terhadap kegiatan motoriknya. Mereka tidak dapat melihat latar belakang masalah, tidak mampu memfokuskan perhatian kepada suatu gambar secara spe-sifik atau utuh menyeluruh (Ibrahim, Rusli, 2005: 41).

(34)

tidak terbaca. Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang. Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris. Mereka juga memiliki keterbatasan dalam belajar kognitif, keterbatasan dalam menggunakan operasi mental ingatan, keterbatasan dalam menggunakan operasi mental hubungan-hubungan, keterbatasan dalam menggunakan mental generalisasi, keterbatasan dalam menggunakan operasi men-tal asosiasi, dan keterbatasan menmen-tal dalam menggunakan operasi menmen-tal berpikir konseptual (Yusuf, 2006: 13-14).

3. Perkembangan Bahasa Anak Tunagrahita

Perkembangan bahasa anak tunagrahita terbatas pada kosakata yang seder-hana yang sering digunakan anak dalam kenyataan sehari-hari. Anak tunagrahita mampu memiliki kosakata karena berkaitan dengan pengalaman sehari-hari dalam kehidupan. Anak tunagrahita kategori berat banyak yang mengalami gangguan ar-tikulasi, gangguan kualitas suara dan ritme (Mumpuniarti, 2000: 65). Mereka mengalami kesulitan dalam berbahasa. Kesulitan itu antara lain gangguan bahasa reseptif (keterbatasan kemampuan memahami konsep-konsep verbal maupun ge-rak) dan gangguan bahasa ekspresif (keterbatasan kemampuan menyandikan konsep-konsep verbal maupun gerakan, baik secara oral maupun tertulis) (Yusuf, Munawir, 2006: 14).

(35)

tahap lebih rendah dalam perkembangan morfologinya. Kemampuan berbahasa mereka khususnya berkaitan dengan sintaksis dan perbendaharaan kata menun-jukkan bahwa sintaksis memerlukan kemampuan kecerdasan yang baik. Mereka juga menunjukkan perkembangan semantik lebih lambat dari pada anak normal. Perkembangan susunan kata mereka lebih lambat dari pada anak normal. Mereka lebih banyak menggunakan kata-kata positif, lebih sering menggunakan kata-kata yang lebih umum, hampir tidak pernah menggunakan kata ganti, dan mereka dapat menggunakan kata-kata bervariasi (Sumantri, 1996: 93-94).

4. Perkembangan Emosi, Penyesuaian Sosial dan Kepribadian

(36)

2.2.2 Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003: 311). Kalimat dibedakan menurut banyaknya klausa, menurut kelengkapan unsur kalimat, dan menurut urutan unsur-unsur kalimat. Menurut banyaknya kluasa kalimat dibedakan menjadi dua yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Hal ini berarti bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat, hanyalah satu atau merupakan satu kesatuan. Dalam kalimat tunggal tentu saja terdapat semua unsur wajib yang diperlukan (Alwi, 2003: 338). Sedangkan, kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu pro-posisi sehingga mempunyai paling tidak dua predikat yang tidak dapat dijadikan satu kesatuan (Alwi, 2003: 40).

Menurut kelengkapan unsur kalimat dibedakan menjadi kalimat lengkap dan kalimat taklengkap. Kalimat lengkap adalah kalimat yang unsur-unsur mini-mal seperti subjek dan predikat semuanya ada (Alwi, 2003: 40). Sedangkan kali-mat taklengkap adalah kalikali-mat yang beberapa unsur intinya tidak dinyatakan (Alwi, 2003: 40).

(37)

2.2.2.1 Kalimat Sederhana

Kalimat (berdasarkan klausa) ada yang terdiri dari satu klausa dan ada yang terdiri dari dua klausa. Kalimat yang terdiri dari satu klausa disebut kalimat seder-hana (Ramlan, 2001: 43). Kalimat sederseder-hana memberikan satu informasi, dapat disusun menjadi kalimat luas (Razak, Abdul, 1986: 17). Kalimat sederhana meru-pakan dasar dari kalimat luas. Kalimat sederhana hanya terdiri atas satu subjek dan satu predikat, serta belum mengalami perluasan (Kusnendar, 1991: 105).

Kalimat sederhana menurut Ramlan pada dasarnya sama dengan kalimat tunggal menurut Alwi yaitu hanya terdiri dari satu klausa. Peneliti menggunakan istilah kalimat sederhana menurut Ramlan. Kalimat sederhana menurut Ramlan terlalu luas, maka dibatasi hanya pada subjek + predikat + objek + keterangan saja. Istilah kalimat sederhana digunakan karena kurikulum sekolah bagian tunagrahita ringan masih menggunakan istilah kalimat sederhana.

Menurut strukturnya (adanya subjek, predikat, objek, dan keterangan) sebuah kalimat sederhana dalam bahasa Indonesia memiliki pola SP, SPO, SPOK, dan SPOO (Chaer,1998: 330-331).

Contoh kalimat berpola SP sebagai berikut. (1) Ibuku tertawa.

(2) Ayahku seorang dokter. (3) Nenekku cantik sekali.

Unsur subjek yang dimiliki pada kalimat (1), (2), dan (3) yaitu ibuku,

ayahku, dan nenekku. Sedangkan unsur predikat yang dimiliki yaitu tertawa,

(38)

Contoh kalimat berpola SPO sebagai berikut. (4) Ibu menjahit baju adik.

(5) Ayah membaca koran pagi. (6) Nenekku makan sirih.

Unsur subjek yang dimiliki pada kalimat nomor (4), (5), dan (6) yaitu ibu,

ayah, dan nenekku. Sedangkan unsur predikat yang dimiliki adalah menjahit,

membaca, dan makan. Unsur objek yang dimiliki adalah baju adik, koran pagi, dansirih.

Contoh kalimat yang memiliki pola SPOK sebagai beikut. (7) Ibu menjahit baju adik semalam.

(8) Ayah membaca koran di taman. (9) Nenek makan sirih setiap hari.

Unsur subjek yang dimiliki pada kalimat nomor (7), (8), dan (9) yaitu ibu, ayah, dan nenek. Unsur predikat yang dimiliki yaitu menjahit, membaca, dan

makan. Unsur objek yang dimiliki adalah baju adik, koran, dan sirih. Unsur

keterangan yang dimiliki yaitusemalam, di taman, dansetiap hari.

Contoh kalimat yang berpola SPOO sebagai berikut. (10) Ibu membelikan adik baju baru.

(11) Ayah membukakan saya pintu. (12) Nenek membacakan adik cerita lucu.

Unsur subjek yang dimiliki pada kalimat nomor (10), (11), dan (12) adalah

ibu, ayah, dan nenek. Unsur predikat kalimat di atas yaitu membelikan,

(39)

yaitu adik, saya, dan adik. Unsur objek 2 pada kalimat di atas yaitu baju baru, pintu, dancerita lucu.

Dalam praktik berbahasa yang sesungguhnya pola-pola itu dapat diubah strukturnya menurut keperluan. Menurut jenis kata atau frase yang menjadi unsur subjek (predikat, objek, dan keterangan) kalimat sederhana dalam bahasa Indonesia mempunyai pola KB+KB, KB+KS, KB+KK, dan KB+KK+KB.

Contoh kalimat yang memiliki pola KB+KB sebagai berikut. (13) Ayahku seorang dokter.

(14) Suamiku orang Batak. (15) Pacarnya satpam bank.

Kalimat (13), (14), dan (15) unsur kata benda yaitu ayahku, suamiku, dan

pacarnya. Sedangkan unsur kata benda lain adalah seorang dokter, orang Batak, dansatpam bank.

Contoh kalimat yang berpola KB+KS sebagai berikut. (16) Ayahku ganteng.

(17) Suaminya malas sekali. (18) Pacarnya tinggi besar.

Kalimat nomor (16), (17), dan (18) yang mempunyai unsur kata benda yaitu ayahku, suamiku, dan pacarnya. Sedangkan yang mempunyai unsur kata sifat adalahganteng, malas sekali, dantinggi besar.

Contoh kalimat yang berpola KB+KK sebagai berikut. (19) Ibuku sedang masak.

(40)

(21) Nenek sedang bersolek.

Kalimat nomor (19), (20), dan (21) yang memiliki unsur kata benda yaitu

ibuku, ayahku, dan nenek. Sedangkan yang memiliki unsur kata kerja yaitusedang masak, belum mandi,dansedang bersolek.

Contoh kalimat yang mempunyai pola KB+KK+KB sebagai berikut. (22) Ibu menggoreng ikan.

(23) Ayah sedang membaca komik. (24) Nenek mengunyah sirih.

Kalimat nomor (22), (23), dan (24) yang mempunyai unsur kata benda adalah ibu, ayah, dan nenek. Unsur kata kerja pada ketiga kalimat di atas adalah

menggoreng, sedang membaca, dan mengunyah. Unsur kata benda pada ketiga

kalimat di atas adalahikan, komik, dansirih.

2.2.2.1.1 Macam-macam Kalimat Sederhana

a. Kalimat Berpredikat Verbal

Kalimat yang berpredikat verba dibagi menjadi tiga macam: kalimat taktransitif, kalimat ekatransitif, dan kalimat dwitransitif (Alwi, 2003: 338-352). Kalimat Taktransitif

Kalimat taktransitif merupakan kalimat yang tak berobjek dan tak berpe-lengkap hanya memiliki dua unsur fungsi wajib, yakni subjek dan predikat. Pada umumnya urutan katanya adalah subjek-predikat. Contoh kalimat taktransitif. (25) Bu Camatsedang berbelanja.

(26) Pak Halimbelum datang.

(41)

(28) Diaberjalan(dengan tongkat).

(29) Kami biasanyaberenang(hari Minggu pagi). (30) Padinyamenguning.

Kalimat Ekatransitif

Kalimat ekatransitif merupakan kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Contoh kalimat ekatransitif.

(31) Pemerintah akanmemasoksemua kebutuhan lebaran. (32) Presidenmerestuipembentukan Panitia Pemilihan Umum. (33) Nilai Ebtanas murnimenentukannasib para siswa.

(34) Diamemberangkatkankereta api itu terlalu cepat. Kalimat Dwitransitif

Kalimat dwitransitif merupakan kalimat yang mempunyai objek dan pe-lengkap. Makna ‘untuk orang lain’ pada kalimat dwitransitif dinamakan makna peruntung atau benefaktif. Kalimat dwitransitif dapat pula mempunyai objek yang maknanya bukan peruntung melainkan sasaran. Contoh kalimat dwitransitif dengan makna peruntung.

(35) Saya harus membelikananak sayahadiah ulang tahun. (36) Kamu harus membuatkanPak Alilaporan tahunan.

Contoh kalimat dwitransitif yang maknanya sasaran. (37) Dia menugasisayapekerjaan itu.

(42)

(40) Ayah mengirimkanuangkepada kami tiap bulan.

b. Kalimat Berpredikat Adjektival

Kalimat yang predikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif. Kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verbaadalahuntuk memisahkan sub-jek dan predikatnya. Hal ini dilakukan bila subsub-jek, predikat, atau kedua-duanya panjang. Perhatikan contoh berikut.

(41) Pernyataan Ketua Gabungan Koperasi ituadalahtidak benar.

(42) Gerakan badannya pada tarian yang pertamaadalahanggun dan mempesona. (43) Tindakan main hakim sendiri oleh penduduk desa itu adalah tidak sesuai

dengan rasa kemanusiaan kita.

c. Kalimat Berpredikat Nominal

Dalam bahasa Indonesia ada dua macam kalimat yang predikatnya terdiri atas nomina (termasuk pronomina) atau frasa nomina. Kedua nomina atau frasa nominal yang dijejerkan dapat membentuk kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikat terpenuhi. Syarat untuk kedua unsur itu penting karena jika tidak di-penuhi, maka jejeran nomina tadi tidak akan membentuk kalimat. Contoh kalimat berpredikat nominal.

(44) Buku cetakan Bandung itu... . (45) Buku itu cetakan Bandung.

(43)

d. Kalimat Berpredikat Numeral

Selain macam-macam kalimat yang predikatnya berupa frasa verbal, adjektival, dan nominal ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya berupa frasa numeral, seperti tampak pada contoh berikut.

(46) Anaknyabanyak.

(47) Uangnyahanyasedikit. (48) Istrinyadua(orang).

(49) Lebar sungai itulebih dari dua ratus meter.

Pada contoh di atas tampak bahwa predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) taktentu (banyak dan sedikit) tidak dapat diikuti kata penggolong, sedangkan predikat yang berupa numeralia tentu dapat diikuti penggolong, seperti orang dan wajib diikutimeter(4).

e. Kalimat Berpredikat Frasa Preposisional

Predikat kalimat dalam bahasa Indonesia dapat pula berupa frasa preposisional. Contoh untuk hal ini dapat dilihat pada kalimat nomor (50)-(53). (50) Ibu sedangke pasar.

(51) Merekake rumahkemarin. (52) Ayahdi dalam kamar. (53) Anak itusedang di sekolah.

(44)

2.2.2.1.2 Unsur-unsur Kalimat Sederhana

Yang dimaksud dengan unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku bahasa Indonesia lazim disebut dengan istilah subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket) (Suhaebah, 2003: 7).

a. Subjek

Subjek adalah unsur yang diperkatakan dalam sebuah kalimat (Razak,1986: 11). Subjek merupakan fungsi sintaksis terpenting setelah predikat. Pada umumnya subjek berupa nomina, frasa nominal, atau klausa (Alwi,2003: 327). Contoh kalimat yang memiliki unsur subjek.

(54)Harimaubinatang liar. (55)Anak itubelum makan.

Subjek pada contoh kalimat di atas yaituharimau dananak itu. Pada umum-nya subjek terletak di sebelah kiri predikat (Alwi, 2003: 327).

b. Predikat

Predikat merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di se-belah kiri, dan jika ada, konstituen objek, pelengkap dan keterangan wajib di sebe-lah kanan. Predikat kalimat biasanya berupa frasa verbal atau frasa ajektival. Pada kalimat yang berpola SP, predikat dapat pula berupa frasa nominal, frasa numeral, atau frasa preposisional (Alwi, 2003: 326). Contoh kalimat yang memiliki unsur predikat.

(56) Ayahnyaguru bahasa Inggris. (57) Diasedang tidur.

(45)

Predikat yang terdapat pada kalimat di atas yaitu guru bahasa Inggris,

sedang tidur, dan cantik sekali. Predikat merupakan kata yang dalam sebuah

kalimat berfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau bagaimana subjek itu (Razak, 1986: 11).

c. Objek

Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Letak objek setelah predikat. Objek dapat dikenali dengan jenis predikat yang dilengkapinya dan ciri khas objek itu sendiri. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek jika kalimat itu dipasifkan (Alwi, 2003: 328). Contoh kalimat yang memiliki unsur objek.

(59) Adik mengunjungiPak Rustam. (60) Ina mencintaidia.

(61) Ibu mengasihiaku.

Objek pada kalimat di atas yaitu Pak Rustam, dia, dan aku. Pada kalimat aktif transitif objek akan menjadi subjek jika dipasifkan, sebagai berikut.

(62)Pak Rustamdikunjungi (oleh) adik (63)Diadicintai oleh Ina.

(64)Akudikasihi ibu. d. Keterangan

(46)

merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat di akhir, di awal, dan bahkan di tengah kalimat. Kons-tituen keterangan biasanya berupa frasa nominal, frasa preposisional, atau frasa adverbial. Ada 9 jenis keterangan yaitu keterangan tempat, waktu, alat, tujuan, cara, penyerta, perbandingan/ kemiripan, sebab, dan kesalingan.(Alwi, 2003: 331-332). Pada pembahasan ini hanya dijelaskan mengenai keterangan tempat dan keterangan waktu.

Keterangan Tempat

Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan tempat terjadinya peristiwa atau keadaan. Keterangan tempat biasanya tergolong dalam kalimat yang menceritakan proses, gejala, tindakan (Alieva, 1991: 431). Keterangan tempat me-miliki preposisi/ penghubung di, ke, dari, (di) dalam, dan pada. Contoh keterangan tempat di kota, ke Medan, ke rumahnya, dari Manado, dari sawah, (di) dalam ru-mah, dalam almari, pada saya, pada permukaan, dan lain sebagainya (Alwi, 2003: 331). Contoh untuk keterangan tempat terdapat pada kalimat nomor (65)-(68). (65) Dia memotong rambutnyadi kamar.

(66) Wahyu pergike Medan.

(67) Ayah pulangdari sawah.

(68) Bajunyadi dalam almari.

Keterangan Waktu

(47)

pada hari ini, dalam minggu ini, setiba di rumah, sepulang dari kantor, sebelum pergi, selama bekerja, sepanjang hari, dan lain sebagainya (Alwi, 2003: 331). Keterangan waktu menyatakan:

a. Saat atau sekelumit waktu tertentu dalam waktu yang objektif, yang tidak berkaitan dengan saat wicara:Perjanjian itu dibuatpada tahun 1960.

b.Waktu relatif, yaitu relasi isi makna ujaran terhadap satu titik tolak waktu tertentu, atau terhadap saat terjadinya sebuah proses (tindakan, keadaan) yang lain. Di antara kedua saat waktu tersebut dapat terjadi tiga macam relasi yang pokok, yaitu persamaan waktu, pendahuluan, penyusulan: Dan sementara itu

tentang kompeni terus-menerus merajalela; Lebih dahulu harus kutimbang

baik-baik...; Setengah jam kemudian upacara dimulai; Sesudah perkawinan

mereka berangkat dari kota kami.

c.Waktu aktual–orientasi pada saat wicara. Termasuk:

Salam pembicaraan mengenai saat atau masa sekarang: Siapa yang seharusnya menjagapada malam itu?;Kiniada bioskop di Plaju!;

Dalam pembicaraan mengenai masa yang lampau:Waktu ituaku sedang pulang

ke desa; Dahulu semasa zaman kakak tua (Jepang) aku sering mengimami di

masjid itu;

Pembicaraan mengenai masa yang akan datang: Aku harus bangun lebih pagi

besok; Tinggal mamanda akan membuktikandi masa datang;

(48)

e. Lamanya proses atau gejala, jangkauan waktu berlangsungnya: Siapa yang

menyelenggarakan dan membela akubertahun-tahun lamanya?; Tinggal ibu di

sini sebentar; Tapi ini hanya untuksementara;

f. Periodisasi waktu yang berkala: Rata-rata 4,5 m tinggi hujan yang turun tiap tahundi situ(Alieva, 1991: 427-428).

2.2.2.1.3 Kriteria Kalimat Sederhana yang Baik

Tujuan primer dalam pengajaran bahasa harus diletakkan pada kete-rampilan menggunakan kalimat secara efektif, baik untuk memberitahukan atau menanyakan sesuatu maupun untuk membahasakan masalah dan membahasakan ekspresi kejiwaannya. Sebab, kalimat adalah unsur kesatuan paling kecil dari bahasa. Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung dengan sempurna. Kalimat yang efektif mampu mem-buat isi atau maksud yang disampaikan itu tergambar lengkap dalam pikiran si penerima, persis seperti apa yang disampaikan (Razak, 1990: 2). Jadi, kriteria kalimat sederhana yang baik yaitu minimal terdiri dari dua kata atau tiga kata, minimal terdiri dari subjek dan predikat, kalimat yang digunakan baku, dan sesuai dengan ejaan.

2.2.3 Pembelajaran

(49)

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mem-pengaruhi mencapai tujuan pembelajaran ( Hamalik, 2003: 57).

Berdasarkan dua deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses belajar untuk perubahan tingkah laku yang dilakukan individu dalam interaksi dengan lingkungan menggunakan kombinasi berbagai unsur baik manu-siawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.2.3.1 Jenis-jenis Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk menca-pai suatu tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencamenca-paian suatu tujuan (Surakhmad, Winarno, 1979: 75). Mengajar bertujuan menyampaikan pe-ngetahuan pada siswa. Mengajar selalu disertai pemilihan metode dan teknik mengajar. Jenis-jenis metode mengajar antara lain: metode ceramah, metode dis-kusi, metode tanya jawab, metode kelompok, metode sosiodrama, metode karya-wisata, metode pemberian tugas, metode latihan siap, metode pemecahan masalah, metode demonstrasi, metode eksperimen (Pasaribu, I.L, dkk, 1986: 86). Dari banyaknya metode dalam pengajaran, metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode ceramah dan metode ceramah bervariasi (metode ceramah-demonstrasi).

2.2.3.1.1 Metode Ceramah

Pengertian metode ceramah

(50)

Metode ceramah ialah suatu cara lisan penyajian bahan pelajaran yang dilakukan oleh seseorang (guru) kepada orang lain (pelajar) untuk mencapai tujuan penga-jaran (Karokaro, 1975: 12). Metode ceramah didefinisikan sebagai metode me-ngajar, di mana guru menyajikan pelajaran secara lisan tentang fakta-fakta atau prinsip-prinsip (Purwadi, 1980: 1)..

Berdasarkan tiga definisi di atas disimpulkan bahwa metode ceramah ada-lah cara penyampaian informasi melalui penuturan dan penerangan lisan oleh guru kepada siswanya.

Langkah-langkah Metode Ceramah

Dalam menggunakan metode ceramah diperlukan langkah-langkah. Lang-kah-langkah metode ceramah antara lain: mengadakan persiapan, tujuannya mem-bangkitkan bahan apersepsi pada murid, untuk membantu murid memahami pela-jaran yang akan diuraikan. Menyajikan bahan dan mengadakan perbandingan-abstraksi, bahan yang disampaikan tadi dianalisis dan dibanding-bandingkan untuk melihat interelasi dan menemukan akibat-akibatnya. Generalisasi, unsur-unsur yang sama dihimpun, dipisahkan dari unsur berlainan untuk mendapatkan kesim-pulan mengenai masalah. Aplikasi penggunaan, sekarang kesimkesim-pulan yang diper-oleh itu digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna kesimpulan itu (Herbert via Pasaribu, 1986: 88-89).

Keunggulan Metode Ceramah

(51)

berjumlah banyak. Melatih pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik serta menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat da-lam waktu singkat (Karokaro, 1975: 15).

Kelemahan Metode Ceramah

Kelemahan metode ceramah antara lain: apabila ditinjau dari prinsip be-lajar, metode ini agak bertentangan dengan prinsip belajar (metode ini hanya alat tertentu yang aktif yaitu terutama alat pendengaran dan pikiran). Apabila ditinjau dari azas demokrasi, maka metode ceramah kurang memungkinkan pelajar untuk mengemukakan pendapatnya yang mungkin tertekannya inisiatif, daya kreasi, dan tidak akan menghasilkan pribadi yang harmonis. Ditinjau dari azas didaktik, maka metode ceramah kurang memungkinkan terlaksananya anjuran-anjuran yang baik dari azas didaktik dan kesalahan tafsir terhadap istilah tertentu (Karokaro, 1975, 15-16).

2.2.3.1.2 Metode Demonstrasi

Pengertian Metode Demonstrasi

(52)

Berdasarkan dua definisi itu dapat disimpulkan bahwa metode demons-trasi adalah cara penyampaikan bahan pelajaran secara lisan yang dilengkapi suatu alat dengan mempertunjukkan suatu proses untuk mencapai tujuan pengajaran. Langkah-langkah Metode Demonstrasi

Langkah-langkah metode demonstrasi antara lain: guru menerangkan dan menjelaskan tujuan dari diadakannya demonstrasi. Guru atau murid menyediakan alat-alat bila diperlukan. Menjelaskan urutan langkah-langkah dalam mempertun-jukkan sesuatu. Pelaksanaan demonstrasi, mencatat, dan menyimpulkan (Karo-karo, 1975: 40-41).

Keunggulan Metode Demonstrasi

Keunggulan metode demonstrasi yaitu perhatian siswa lebih mudah dipu-satkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal lain. Dapat mengurangi kesa-lahan-kesalahan karena siswa telah memperoleh gambaran yang jelas. Apabila siswa turut aktif maka siswa memiliki pengalaman-pengalaman praktek untuk me-ngembangkan kecakapannya (Surakhmad, 1979: 89).

Kelemahan Metode Demonstrasi

(53)

2.2.3.1.3 Metode Ceramah Bervariasi

Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyajian bahan pelajaran dengan ceramah disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran lainnya. Metode ceramah yang disertai dengan metode lainnya. Contoh metode ceramah divariasikan dengan metode diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, demonstrasi, eksperimen dan lain sebagainya. Dalam hal ini peneliti memvariasikan metode ce-ramah dengan metode demonstrasi (Suwarto, ...: 4).

2.2.3.2 Perencanaan Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan

Metode Ceramah dan Metode Ceramah Bervariasi

Penyusunan perencanaan pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan ceramah bervariasi meliputi perumusan tujuan, pengem-bangan alat evaluasi, penetapan kegiatan belajar mengajar, perencanaan program kegiatan, dan pelaksanaan program (Depdiknas, 2003).

2.2.3.2.1 Perumusan Tujuan

Bahan yang dipilih dalam penelitian ini adalah menulis kalimat sederhana. Tujuan yang harus dicapai adalah siswa mampu membuat kalimat sederhana, siswa mampu menuliskan dan membuat kalimat sederhana dengan dua kata atau lebih.

2.2.3.2.2 Mengembangkan Alat Evaluasi

(54)

setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun naskah prates sama dengan naskah postes.

2.2.3.2.3 Menetapkan Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar direncanakan menggunakan pendekatan CBSA. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Me-tode yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk memahami kalimat sederhana adalah metode ceramah dan metode ceramah bervariasi (metode cera-mah divaraiasikan dengan metode demonstrasi) karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi.

2.2.3.2.4 Merencanakan Program

Dalam merencanakan program ini pertama memilih dan menentukan metode mengajar yang paling sesuai dengan materi yang disajikan. Kedua me-nentukan alat dan sumber pelajaran yang akan digunakan. Adapun alat dan sumber berupa kalimat sederhana dari buku yang relevan digunakan.

2.2.3.2.5 Pelaksanaan Program

(55)

keberha-silan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Adapun keberhakeberha-silan program da-pat di ukur dengan membandingkan hasil prates dan hasil postes.

2.2.3.3 Kegiatan Belajar Mengajar

Sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan, terlebih dahulu dibuat lang-kah-langkah pembelajaran. Langlang-kah-langkah pembelajaran dibuat untuk memper-mudah guru membuat satuan pelajaran. Di bawah ini diberikan langkah-langkah pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi.

2.2.3.3.1 Kegiatan Belajar Mengajar Menulis Kalimat Sederhana dengan

Metode Ceramah

Kegiatan belajar mengajar menulis kalimat sederhana dengan metode ce-ramah diperlukan langkah-langkah. Langkah-langkah itu sebagai berikut.

1. Pendahuluan (20 menit) a. Mengkondisikan kelas, b. Mengabsen siswa,

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran, d. Melaksanakan apersepsi dan prates. 2. Kegiatan pokok (50 menit)

a. Penyajian materi berupa kalimat sederhana,

b. Siswa mampu menyebutkan kalimat sederhana yang dicontohkan guru, c. Siswa mampu menuliskan kalimat sederhana dengan pola SP; SPO; SPOK, d. Siswa mampu menyusun kalimat sederhana.

(56)

a. Penguatan hasil pembelajaran,

b. Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampaikan, c. Mengadakan evaluasi (postes).

2.2.3.3.2 Kegiatan Belajar Mengajar Menulis Kalimat Sederhana dengan

Metode Ceramah Bervariasi (Ceramah-Demonstrasi)

Kegiatan belajar mengajar menulis kalimat sederhana dengan metode ce-ramah bervaraiasi diperlukan langkah-langkah. Langkah-langkah itu sebagai berikut.

1. Pendahuluan (20 menit) a. Mengkondisikan kelas, b. Mengkondisikan siswa,

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran, d. Melaksanakan aprsepsi dan prates. 2. Kegiatan pokok (50 menit)

a. Penyajian materi berupa kalimat sederhana,

b. Siswa mampu menyebutkan pola kalimat sederhana,

c. Siswa mampu menentukan unsur-unsur kalimat dari kalimat sederhana yang tersedia,

d. Siswa mampu menyusun kalimat sederhana. 3. Kegiatan akhir (20 menit)

a. Penguatan hasil pembelajaran,

(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian des-kriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 1990: 309). Penelitian kuantitatif ber-tujuan menggeneralisasikan populasi berdasarkan sampel yang representatif. Pe-nelitian kuantitatif tidak menemukan teori, melainkan memverifikasi (menguji kambali kebenaran) suatu teori atau mengaplikasikan teori (Soewandi, 2006: 5). Penelitian ini mendeskripsikan perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat se-derhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagrahita ringan SDLB Negeri Cilacap tahun ajaran 2006/2007.

3.2 Variabel Penelitian

Tempat penelitian terfokus pada kelas V bagian tunagrahita ringan SDLB Negeri Cilacap tahun ajaran 2006/2007. Variabel penelitian ada dua yaitu variabel pertama hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah, variabel kedua hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah bervariasi.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ialah keseluruhan subjek penelitian. Apabila sese-orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

(58)

penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 1996: 15). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V bagian tunagrahita ringan, yang ber-jumlah 6 siswa yaitu siswa putra 4 orang dan siswa putri 2 orang.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah dalam penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian ini meliputi:

3.4.1 Pelaksanaan Survey Lapangan

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui secara dekat situasi dan kon-disi lokasi penelitian (SDLB Negeri Cilacap). Kegiatannya dilaksanakan pada tanggal 19 Desember sampai 29 Desember 2006.

3.4.2 Pengajuan Permohonan Izin Penelitian

Setelah surat permohonan izin penelitian dari Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma No. 152/Pnlt/Kajur/JPBS/XII/2006 tertanggal 14 Desember 2006 yang ditujukan kepada SDLB Negeri Cilacap turun. Peneliti mulai mempersiapkan instrumen pengumpulan data, tentang pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V Bagian Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Cilacap.

3.4.3 Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan ini adalah proses belajar mengajar yang disesuaikan dengan ku-rikulum SDLB tahun 1994, tentang mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 sampai 29 desember 2006. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

(59)

Sebelum membuat rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran, guru harus terlebih dahulu menentukan langkah-langkah pembelajaran menulis kalimat sederhana, baik dengan metode ceramah maupun metode ceramah ber-variasi. Langkah-langkah pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah.

1. Pendahuluan (20 menit) a. Mengkondisikan kelas, b. Mengabsen siswa,

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran, d. Melaksanakan apersepsi dan prates. 2. Kegiatan pokok (50 menit)

a. Penyajian materi berupa kalimat sederhana,

b. Siswa mampu menyebutkan kalimat sederhana yang dicontohkan guru, c. Siswa mampu menuliskan kalimat sederhana dengan pola SP; SPO; SPOK, d. Siswa mampu menyusun kalimat sederhana.

3. Kegiatan akhir (20 menit) a. Penguatan hasil pembelajaran,

b. Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampaikan, c. Mengadakan evaluasi (postes).

Langkah-langkah pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah bervariasi.

(60)

b. Mengabsen siswa,

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran, d. Melaksanakan apersepsi dan prates.. 2. Kegiatan pokok (50 menit)

a. Penyajian materi berupa kalimat sederhana,

b. Siswa mampu menyebutkan pola kalimat sederhana,

c. Siswa mampu menentukan unsur-unsur kalimat dari kalimat sederhana yang tersedia,

d. Siswa mampu menyusun kalimat sederhana. 3. Kegiatan akhir (20 menit)

a. Penguatan hasil pembelajaran,

b. Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampaikan, c. Mengadakan evaluasi (postes).

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas disusun dalam bentuk satuan pelajaran.

SATUAN PELAJARAN METODE CERAMAH

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Tema : Menulis

Sub Tema : Menulis kalimat sederhana

Satuan Pendidikan : SDLB Bagian Tunagrahita Ringan Kelas/ Semester : V/1

Pembelajaran

(61)

I. Tujuan Pembelajaran Umum

1.1 Siswa mampu mengungkapkan perasaan dengan kalimat sederhana,

1.2 Siswa mampu mengungkapkan pesan, perasaan, dan keinginan dengan kalimat sederhana.

II. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung diharapkan siswa dapat:

2.1 Menuliskan kalimat sederhana yang berpola subjek, predikat dengan benar 2.2 Menuliskan kalimat sederhana yang berpola subjek, predikat, obyek

dengan benar

2.3 Mengucapkan kalimat sederhana dengan benar.

2.4 Menunjukkan letak unsur-unsur kalimat, pada kalimat yang dicontohkan oleh guru dengan benar.

III. Materi Pelajaran

3.1 Kalimat sederhana terdiri dari 2 atau 3 kata. 3.2 Kalimat sederhana yang berpola SP, SPO, SPOK. IV. Kegiatan Belajar Mengajar

4.1 Pendekatan dan metode

4.1.1Pendekatan keterampilan proses, pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan dan pendekatan komunikatif.

4.1.2 Metode ceramah.

4.1 Langkah-langkah kegiatan dengan metode ceramah 4.1.2 Kegiatan awal

(62)

b. Mengabsen siswa,

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran, d. Melaksanakan apersepsi dan prates. 4.1.3 Kegiatan pokok

a. Siswa membaca kalimat sederhana yang dicontohkan guru, b. Siswa mampu menunjukkan unsur-unsur kalimat,

c. Siswa mampu menuliskan kalimat sederhana, d. Siswa mampu menyusun kalimat sederhana, e. Guru bertindak sebagai narasumber.

4.1.4 Kegiatan akhir

a. Guru memberikan ulasan hasil pembelajaran b. Siswa dan guru menarik kesimpulan,

c. Mengadakan evaluasi (postes) V. Alat, Sarana, dan Sumber Pembelajaran

5.1 Alat dan Sarana

Teks kalimat sederhana, lembaran-lembaran mengenai unsur-unsur kalimat.

5.2 Sumber Pembelajaran

Buku paket Bahasa Indonesia SDLB Bagian Tunagrahita Ringan

SATUAN PELAJARAN METODE CERAMAH BERVARIASI

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Tema : Menulis

(63)

Satuan Pendidikan : SDLB Bagian Tunagrahita Ringan Kelas/ Semester : V/1

Pembelajaran

Menulis kalimat sederhana I. Tujuan Pembelajaran Umum

1.1 Siswa mampu mengungkapkan perasaan dengan kalimat sederhana,

1.2 Siswa mampu mengungkapkan pesan, perasaan, dan keinginan dengan kalimat sederhana.

II. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung diharapkan siswa dapat:

2.1 Menuliskan kalimat sederhana yang berpola subjek, predikat dengan benar 2.2 Menuliskan kalimat sederhana yang berpola subjek, predikat, obyek

dengan benar

2.3 Mengucapkan kalimat sederhana dengan benar .

2.4 Menunjukkan letak unsur-unsur kalimat, pada kalimat yang dicontohkan oleh guru dengan benar.

III. Materi Pelajaran

3.1 Kalimat sederhana terdiri dari 2 atau 3 kata. 3.2 Kalimat sederhana yang berpola SP

3.3 Kalimat sederhana yang berpola SPO 3.4 Kalimat sederhana yang berpola SPOK IV. Kegiatan Belajar Mengajar

(64)

4.1.1 Pendekatan keterampilan proses, pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan dan pendekatan komunikatif.

4.1.2 Metode ceramah bervariasi.

4.2 Langkah-langkah kegiatan dengan metode ceramah bervariasi 4.2.1 Kegiatan awal

a. Mengkondisikan siswa, b. Mengabsen siswa,

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran, d. Melaksanakan apersepsi dan prates. 4.2.2 Kegiatan pokok

a. Siswa membaca kalimat sederhana yang dicontohkan guru, b. Siswa mampu menunjukkan unsur-unsur kalimat,

c. Siswa mampu menuliskan kalimat sederhana, d. Siswa mampu menyusun kalimat sederhana, e. Guru bertindak sebagai fasilitator.

4.2.3 Kegiatan akhir

a. Guru memberikan ulasan hasil pembelajaran b. Siswa dan guru menarik kesimpulan,

c. Mengadakan evaluasi (postes) V. Alat, Sarana, dan Sumber Belajar

5.1 Alat dan Sarana

(65)

5.2 Sumber Pembelajaran

5.2.1 Buku paket Bahasa Indonesia SDLB Bagian Tunagrahita Ringan Kelas V Balai Pustaka

5.2.2 Lingkungan sekitar b.Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran menulis kalimat sederhana di kelas V bagian Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Cilacap telah sesuai dengan satuan pelajaran dan metode yang telah ditentukan, yaitu dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada tanggal 20 dan 27 desember 2006.

c. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dua kali. Pertama, evaluasi dilaksanakan pada awal pembelajaran yang disebut prates. Kedua, evaluasi dilaksanakan pada akhir pem-belajaran yang disebut postes. Evaluasi ini dilaksanakan pada tanggal 20 dan 27 desember 2006. Adapun alat evaluasinya berupa soal Bahasa Indonesia.

PILIHAN GANDA !

Berilah tanda silang (X) pada huruf : a, b, atau c pada jawaban yang tepat ! 1. Dani menyiram bunga di kebun.

Subjek kalimat di atas adalah….

(66)

2. Fitri menangis waktu tersandung batu.

Katamenangissebagai…

a. Predikat b. Subjek c. objek

3. Ayah mencuci mobil di depan rumah. Objek kalimat di atas adalah…

a. Ayah b. mobil c. mencuci

4. Joni melihat gajah di kebun binatang.

Di kebun binatang pada kalimat di atas sebagai…

a. keterangan b. subjek c. objek

5. Wahyu membaca buku di perpustakaan.

Wahyu pada kalimat di atas sebagai…

a. predikat b. subjek c. objek ESSAY !

(67)

Kalimat : ………

2. kata : menyapu

Kalimat : ………

3. kata : baju

Kalimat : ………

4. kata : di halaman

Kalimat : ………

5. kata : kakak

Kalimat : ………..

d. Deskripsi data

Setelah membuat SP, melaksanakan pembelajaran, dan evaluasi tahap be-rikutnya adalah mendeskripsikan data. Data yang sudah diperoleh kemudian dideskripsikan untuk memperjelas data yang ada.

e. Analisis

Analisis dilakukan setelah pendeskripsian data selesai. Analisis dilakukan untuk mengolah data mentah yang telah dideskripsikan sampai memperoleh hasil yang diinginkan untuk menjawab rumusan masalah pada bab 1.

3.5 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 1996: 114). Data diperoleh dari siswa dan guru.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

(68)

dengan dua tahap yaitu prates (sebelum pembelajaran dimulai) dan postes (sesudah pembelajaran dimulai).

3.7 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu dengan tes. Untuk pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu dibuat satuan pelajaran.

Tes bahasa Indonesia

Tes bahasa Indonesia dilakukan sebelum pembelajaran dan sesudah pem-belajaran. Tes ini terdiri dari 10 soal. Indikator yang ingin dicapai dari 10 soal yaitu kognitif dan keterampilan. Kognitif untuk soal nomor 1 sampai 5, kete-rampilan nomor 1 sampai 5.

3.8 Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisis komparatif de-ngan cara membandingkan nilai tes siklus I dede-ngan siklus II. Rumus yang dipakai sebagai berikut:

X~=

N X

Keterangan X~= Mean

X

 = Jumlah nilai N = jumlah individu

Untuk menganalisis mencari standar deviasi (simpangan baku) (Arikunto, 1996: 85), maka rumusnya:

S =

N X2

(69)

Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari.

X

 = Penyimpangan skor individual dari mean. N = Jumlah subjek

Untuk menganalisis, hasil eksperimen yang menggunakan pre-test dan post

-test(Arikunto, 1996: 85), maka rumusnya:

t = ) 1 ( 2   N N d x Md Keterangan:

Md = mean dari perbedaanpre-testdenganpost-test(post-testpre-test) xd = deviasi masing-masing subjek

dMd

d x2

 = jumlah kuadrat deviasi N = subjek

d.b = ditentukan N-1

Menghitung perbedaan postes metode ceramah dan postes metode ceramah bervariasi (Arikunto,1996: 86).

t = ) 1 ( 2 2 2 1 1 2      N N X M M

(70)

nomor 1 sanpai 5, masing-masing dib

Gambar

Tabel 4.3 Perhitungan Simpangan Baku Postes Metode Ceramah.............. 54
Tabel 4.1HASIL PRATES DAN POSTES PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT
Tabel 4.5
Tabel 4.2TABEL PERHITUNGAN SIMPANGAN BAKU
+7

Referensi

Dokumen terkait

lingkup gerak sendi, memelihara kekuatan otot pada pasien Post Fraktur Olecranon Sinistra dengan Pemasangan Plate and Screw dengan dengan menggunakan modalitas

• Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. –

10 Dalam Pasal 1 butir 20 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 ditentukan bahwa Sertipikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh jus buah mentimun (Cucumis sativus L.) terhadap penurunan nafsu makan dan berat badan mencit. Hewan coba yang digunakan adalah mencit

Material utama yang digunakan dalam rekayasa elektronika organik adalah polimer.. berbasis karbon. Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit-unit

Saran yang dapat diberikan adalah mencoba algoritma genetika sebagai alternatif penyelesaian masalah optimasi biaya pemenuhan asupan gizi pada makanan bagi

Namun yang terjadi di kawasan perbatasan ini yaitu Kegiatan ilegal hal disebabkan oleh faktor ekonomi dan adanya hubungan sosial budaya masyarakat di perbatasan kedua negara

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalahnya adalah : (1) Bagaimana saluran, margin pemasaran, efisiensi pemasaran bokar dan bagian harga yang diterima petani karet di