• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen krisis PT. PLN (Persero) Tbk Nusa Tenggara Timur dalam menangani krisis listrik - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Manajemen krisis PT. PLN (Persero) Tbk Nusa Tenggara Timur dalam menangani krisis listrik - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Krisis adalah masa gawat atau saat genting, dimana situasi tersebut dapat merupakan titik baik atau sebaliknya. Menurut Davis Young dalam bukunya Building Your Company’s Good name, krisis adalah segala sesuatu yang mengancam integritas dan persepsi tentang organisasi dan pemimpinnya. Institusi/perusahaan dalam krisis perlu mengambil tindakan yang menunjukkan kepedulian atau empati terhadap masyarakat. Sasaran perusahaan dalam menghadapi krisis adalah mengakhirinya secepat mungkin dan yang lebih baik lagi, mencegahnya tidak terjadi. Oleh karena itu, perusahaan harus bersiap menghadapi hal yang tak terduga seperti bencana alam atau isu yang dapat mengarah ke krisis (Suparmo, 2011: 100).

(2)

prosedur-prosedur atau mekanisme-mekanisme normal, sehingga penyebab dan akibat yang ditimbulkannya dapat diprediksikan. Sementara itu, dalam situasi krisis, bersifat situasional dan unpredictable kepastian terjadinya sehingga proses membuat

keputusan untuk mengatasi maslah sering mengalami kesulitan karena kurangnya informasi yang dibutuhkan tentang situasi yang terjadi.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa krisis merupakan kejadian yang tidak terprediksikan oleh perusahaan, bersifat situasional dan menimbulkan dampak negatif bagi citra perusahaan. Seperti halnya dengan kasus yang menimpa PLN Kupang. Perusahaan listrik tersebut mengalami defisit daya sejak 2015. Defisit ini mengakibatkan pemadaman listrik berkala. Meskipun telah ada penjelasan mengenai defisit daya, masyarakat terus mengajukan keluhan serta demonstrasi kepada pihak PLN Kupang.

Bermula sejak 2015 dimana PLN Kupang telah mengalami krisis listrik yaitu defisit daya sebanyak 2MW. Hal ini diungkapkan oleh General Manager (GM) PLN Kupang, Ricard Safkaur yang menjabat saat itu melalui situs berita online NTTTerkini.Com dengan

judul berita “PLN Ngaku Kupang Masih Defisit Listrik 2MW.”

(3)

Warga. Kasus ini berlanjut terus hingga 2016 dimana PLN Kupang tetap mendapat komplain akibat pemadaman yang dilakukan.

Pada 16 Desember 2016, kapal listrik yang merupakan bantuan dari pusat telah sampai di Kupang. Kapal listrik ini berdaya 60MW dan diharapkan dapat menyuplai kebutuhan listrik masyarakat kota Kupang dan sekitarnya sehingga tidak terjadi pemadaman lagi. Namun apa yang diharapkan belum tentu berjalan sesuai dengan realitas. Nyatanya hingga 2017 pemadaman listrik masih terjadi. Richard menyatakan bahwa penyebab listrik sering padam adalah mulai terjadi pergeseran frekuensi antara Vessel dan sistem Kupang serta penyesuaian karakter mesin. Pemicu pergeseran frekuensi bisa terjadi karena adanya gangguan pada jaringan oleh alam, baik pohon, binatang maupun benda asing yang menyentuh jaringan listrik. Hal ini disampaikannya melalui situs berita online Kupang.tribunnews.Com, “Listrik Sering Padam di Kupang

Penyebabnya Berbeda-Beda.”

“Sudahlah, lebih baik jangan bodohi masyarakat dengan

masalah listrik yang akhir-akhir ini sering padam dengan

alasan bahwa disambar petir dan alasan lainnya.”

(Sumber: kupang.antaranews.com, 23 Januari 2017)

Pernyataan di atas disampaikan oleh Marthen Mulik Ketua Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) Nusa Tenggara Timur dalam situs berita online Kupang.antaranews.Com dengan judul berita

(4)

masih saja terjadinya pemadaman, daripada memakai alasan gangguan akibat sambaran petir dan hujan. Berbagai macam keluhan lainnya juga diungkapkan warga melalui akun facebook PLN Kupang. Berikut contoh kiriman keluhan tentang pemadaman listrik.

Gambar I.1: Keluhan yang dikirim warga ke facebook PLN Kupang tentang pemadaman listrik yang masih dilakukan padahal sudah ada kapal listrik.

Sumber: Facebook PLN Kupang, 12 Januari 2017.

Gambar I.2: Keluhan yang dikirim warga ke facebook PLN Kupang yang mempertanyakan kenapa masih saja terjadi pemadaman listrik setiap harinya.

(5)

Dari kasus ini peneliti melihat bahwa defisit daya yang dialami PLN Kupang dapat dipahami sebagai suatu krisis1 yang terjadi pada perusahaan milik negara itu. Merujuk Nova (2011: 65) krisis yang dihadapi perusahaan tidak dapat diprediksikan kapan akan terjadi sehingga perusahaan dituntut untuk mempersiapkan diri menghadapi krisis. Tidak selamanya sebuah krisis dapat dikatakan petaka, krisis juga dapat menjadi sebuah momen untuk perbaikan sebuah perusahaan. Karena dengan adanya krisis tersebut, perusahaan menyadari dan melakukan perbaikan serta perkembangan terhadap perusahaan itu sendiri dalam proses penyelesaian krisis tersebut.

Terdapat tiga jenis krisis dalam perusahaan, yaitu krisis keuangan, krisis public relations, dan krisis strategi. Krisis keuangan menimpa perusahaan dalam hal menurunnya kondisi finansial

1 Krisis merupakan suatu masa yang kritis berkaitaqn dengan suatu peristiwa yang kemungkinan pengaruhnya negatif terhadap organisasi. Krisis perusahaan memiliki beberapa karakteristik, yaitu: (1) Peristiwa yang spesifik, seperti demonstrasi karyawan atau krisis yang menerpa produknya. (2) Krisis tidak dapat dihindari. (3) Krisis menciptakan ketidakpastian informasi. (4) Menimbulkan kepanikan dan Keterkejutan. (5) Menimbulkan dampak positif atau negatif bagi operasional organisasi. (6) Berpotensi menimbulkan konflik (Kriyantono, 2015: 199-204).

Gambar I.3: Keluhan yang dikirim warga ke facebook PLN Kupang tentang pemadaman yang tidak sesuai jadwal dan PLN tidak transparan.

(6)

perusahaan yang dapat berdampak pada kebangkrutan. Selanjutnya, krisis public relations adalah kondisi dimana perusahaan mendapat pandangan, persepsi dan komentar negatif yang mempengaruhi citra perusahaan berdasarkan kondisi yang sedang dialami oleh perusahan itu sendiri. Dan yang terakhir adalah krisis strategi yang merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu menentukan strategi untuk bersaing dengan kompetitor yang mengakibatkan kelangsungan hidup perusahaan menjadi terganggu (Nova, 2011: 114-121).

Krisis listrik di PLN Kupang akhirnya mengakibatkan terjadinya krisis public relations2. Krisis public relations merupakan kondisi dimana perusahaan mendapat pandangan, persepsi dan komentar negatif yang mempengaruhi citra perusahaan berdasarkan kondisi yang sedang dialami oleh perusahan itu sendiri. Jika dikaitkan dengan defisit daya PLN Kupang dimana defisit ini menjadi fenomena bahwa PLN Kupang mengalami krisis listrik yang mengharuskan mereka untuk melakukan pemadaman bergilir. Pemadaman bergilir ini dinilai warga sebagai kebiasaan bahwa PLN Kupang terus melakukan pemadaman bergilir yang membuat mereka merasa kesal terhadap PLN Kupang. Dimana dari fenomena ini, muncullah informasi yang beredar di dalam lingkungan warga bahwa kinerja PLN Kupang buruk yang berpengaruh pada citra dan reputasi dari PLN Kupang itu sendiri. Uraian sebelumnya sudah banyak melampirkan kekesalan

(7)

dan komentar buruk warga terhadap PLN Kupang, sehingga dapat disimpulkan bahwa ini merupakan krisis public relations.

Kondisi krisis yang dialami PLN Kupang mempengaruhi persepsi dan pandangan masyarakat tentang kinerja dan juga manajemen perusahaan dengan sudut pandang yang negatif. Ditambah PLN merupakan salah satu perusahaan BUMN yang dimana PLN adalah satu-satunya perusahaan yang menyediakan sumber daya listrik. Hal ini membuat citra PLN Kupang dimata masyarakat negatif.

Sebuah citra dibentuk berdasarkan informasi dan pengalaman seseorang terhadap sebuah perusahaan. Jika dia tidak mengetahui maka dia tidak bisa memberi tanggapan terhadap suatu perusahaan. Nurjaman dan Umam (2012: 126) menjelaskan bahwa efek kognitif dari komunikasi sangat memengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi yang diterima seseorang. Dalam kasus ini, citra PLN Kupang menjadi buruk karena warga tidak menerima adanya pemadaman listrik secara terus-menerus dan tidak adil. Hal ini menimbulkan kabar, informasi, dan berbagai opini baru yang negatif muncul di kalangan warga. Informasi-informasi tersebut kemudian beredar yang akhirnya yang muncul hanyalah komentar buruk mengenai PLN Kupang. Dalam kondisi seperti ini seorang praktisi public relations memiliki peranan penting dalam mengatasi krisis dan

(8)

Mengutip cara berpikir Devlin (Kriyantono, 2015: 129)

mengatakan, “crisis management is special measures taken to solve problems caused by a crisis.” Definisi ini mengarah pada upaya

menyelesaikan masalah atau dampak negatif akibat krisis. Upaya tersebut berupa proses bertahap dan rangkaian aktivitas yang dilakukan. smart bisa menjadi perangkat ampuh bagi perusahaan untuk menghadapi krisis. Manajemen krisis diharapkan dapat membangun reputasi positif yang lebih baik daripada sebelum terjadi krisis. Disinilah peran public relations dalam proses merumuskan dan menerapkan strategi mengatasi krisis.

Dari krisis public relations yang dihadapi, peneliti melihat bahwa terdapat penanganan krisis yang dilakukan oleh pihak humas PLN Kupang. Salah satu bentuk strategi public relations adalah melalui media (pemberitaan) yang dilakukan pihak PLN Kupang. PLN Kupang sudah berusaha menginformasikan kepada warga bahwa memang terdapat defisit sebanyak 2 MW dan untuk mengatasi hal tersebut PLN Kupang meminta bantuan ke PLN pusat untuk mendapatkan tambahan daya tahun lalu seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Selanjutnya melalui, situs berita online NTTTerkini.Com “Ini Alasan PLN Lakukan Pemadaman Bergilir di

Kupang,” dalam berita ini pihak PLN Kupang menjawab pertanyaan warga mengenai pemadaman yang terus dilakukan.

“Unit 1 PLTU Bolok mengalami kerusakan, sehingga

terjadi defisit listrik. Kami berupaya suku cadang yang dibutuhkan secepatnya didatangkan, dan secepatnya tiba di Kupang. PLN memohon pengertian dari masyarakat atas kejadian ini, dan tim teknik akan

(9)

General Manager PLN Wilayah NTT Ricard Safkaur. (Sumber: NTTTerkini.Com, 10 Februari 2016)

Pernyataan mantan GM PLN Kupang ini berusaha untuk menginformasikan kepada warga Kota Kupang bahwa PLN Kupang mengalami musibah dimana salah satu PLTU mengalami kerusakan sehingga terjadi pemadaman listrik kembali pada awal tahun 2016.

Tindakan penanganan yang dilakukan oleh humas PLN Kupang adalah memberikan informasi melalui akun media sosial PLN Kupang. Dalam setahun terakhir ini, pihak PLN Kupang telah berkomitmen untuk membenahi diri mereka. Melalui situs berita online Kupang.tribbunnews.Com “PLN NTT Komitmen Terus

(10)

dapat membagikan informasi tersebut kepada yang lainnya. Berikut salah satu unggahan foto yang dilakukan.

Gambar I.4: Informasi pemadaman listrik oleh PLN Kupang.

(11)

Tindakan-tindakan yang diberitahukan pihak PLN Kupang melalui media merupakan beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengatasi kondisi krisis tersebut. Merujuk pada Nova (2011: 162) mengatakan bahwa salah satu langkah untuk mengatasi krisis public relations adalah perusahaan memberikan respon kepada publik

Gambar I.5: Informasi pemadaman listrik oleh PLN Kupang.

(12)

dan informasi yang diberikan sebaiknya jujur. Selain itu, perusahaan juga selalu bersikap informatif sehingga masyarakat menjadi tahu mengenai kondisi perusahaan. Seperti langkah yang diambil oleh pihak PLN Kupang, dimana mereka selalu berusaha untuk memberitakan kepada masyarakat bahwa kondisi yang dialami oleh PLN Kupang adalah defisit daya karena beban puncak pada masyarakat melebihi beban daya yang ada di PLN. Tidak hanya itu PLN Kupang juga memberitahukan tentang jadwal pemadaman bergilir melalui akun media sosial untuk masyarakat.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di PLN Kuoang inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai strategi manajemen krisis yang digunakan oleh humas PLN Kupang dalam penanganan krisis public relations tersebut. Penelitian terdahulu mengenai manajemen krisis sudah beberapa kali dilakukan oleh peneliti terdahulu. Tidak menutup kemungkinan adanya kesamaan dalam pendekatan penelitian, jenis penelitian, sifat penelitian dan teknik pengumpulan data. Tetapi penelitian ini dan penelitian terdahulu menggunakan objek (perusahaan dan informasi) penelitian yang berbeda. Sehingga hasil penelitian ini pun akan berbeda dari penelitian terdahulu.

(13)

PLN Kupang menggunakan strategi manajemen krisis untuk mengurangi pandangan buruk dan mendapat kepercayaan lagi dari masyarakat. Masyarakat merupakan salah satu komponen publik eksternal perusahaan yang dapat membentuk citra positif. Hubungan antara perusahaan dan masyarakat haruslah dikelolah dengan baik, mulai dari informasi yang diberikan serta program-program perusahaan yang dapat membantu masyarakat.

Harapannya masyarakat tidak perlu melakukan demo dan terus memberi komentar negatif terhadap kinerja perusahaan bahkan terhadap pekerja dari perusahaan tersebut. Apabila terdapat komentar dari masyarakat bisa disampaikan secara baik melalui jalur komunikasi yang dibuat oleh perusahaan untuk masyarakat. Peran dan strategi public relations – manajemen krisis inilah yang menjawab pertanyaan how (bagaimana) pihak PLN Kupang membuat perencanaan dan meminimalisir krisis public relations yang dihadapi oleh perusahaan itu sendiri.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimana manajemen krisis yang dilakukan PT. PLN (Persero)

(14)

I.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen krisis yang dilakukan PT. PLN (Persero) Nusa Tenggara Timur Area Kupang dalam menangani krisis public relations.

I.4. Manfaat Penelitian

I.4.1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kajian ilmu komunikasi, di bidang public relations dalam perusahaan. Terutama manajemen krisis dalam suatu perusahaan dalam menghadapi kondisi krisis yang terjadi. I.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi tambahan dan sebagai sarana pembelajaran terhadap manajemen krisis yang dilakukan public relations suatu perusahaan dalam menghadapi kondisi krisis yang terjadi.

I.5. Batasan Penelitian

(15)

a. Bersifat penelitian kualitatif yang menggunakan metode penelitian studi kasus dengan jenis penelitian deskriptif. b. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah manajemen krisis PT. PLN (Persero) Nusa Tenggara Timur area Kupang dalam penanganan krisis public relations khususnya pada pandangan negatif masyarakat terhadap perusahaan. c. Subjek penelitian ini adalah Humas PT. PLN Nusa Tenggara Timur.

Gambar

Gambar I.4: Informasi pemadaman listrik oleh PLN Kupang.
Gambar I.5: Informasi pemadaman listrik oleh PLN Kupang.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan partisipasi masyarakat dalam program fasilitasi pemberdayaan masyarakat (PRODAMAS) di RT: 01 RW:05 Kelurahan Bujel

Menurut Thompson dan Stricland (1992 : 9-10), strategi perusahaan dibentuk dari serangkaian tindakan, langkah-langkah dan pendekatan tersebut adalah usaha untuk melakukan

telah terjadi atau dilakukan dan suatu cara mengevaluasi diri dalam. menentukan

Daya berkecambah benih tanpa perlakuan (kontrol) mempunyai daya berkecambah sebesar 70,33 % dan benih besar (73.00 %) lebih baik dan berbeda nyata dibandingkan dengan

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa struktur substrat mempengaruhi perkembangan spora menjadi tallus muda, semakin kasar permukaan

Untuk mempermudah pemahaman dan menghindari kesalahpahaman terhadap masalah yang dibahas, maka perlu kiranya dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut:.. Hukum acara

Dengan demikian construct terdiri dari konsep- konsep yang dapat diamati yang selanjutnya untuk keperluan penelitian diukur dengan. menggunakan

Berdasarkan hasil analisis data melalui pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat mempunyai hubungan yang