• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Ketepatan Service 2.1.1 Pengertian

Servis adalah pukulan pembuka suatu poin yang dilakukan pemain di sisi deuce court dan penerima adalah pemain yang menerima pukulan serve di sisi diagonal dari pemain serve atau sama-sama pada sisi deuce court. Pemain yang melakukan service diharuskan memukul bola ke arah deuce court pemain lawan pada daerah service line.

Service adalah gerakan melempar, pukulan kepala raket pada bola yang dilambungkan pada posisi yang sebenarnya dengan tangan kiri. Istilahnya adalah “letakan pada posisi” ( CM. Jones 2006 : 29).

Pemain mendapatkan dua kali kesempatan untuk melakukan servis. Namun bila servis terkena net dan jatuh pada daerah di dalam daerah servis lawan, maka servis diulang menurut jatah servisnya (contohnya apabila saat servis kedua bola menyentuh net, maka servis diulang sebagai servis kedua dan mendapat kesempatan 1 kali servis lagi).

(2)

Untuk double, pemain yang pertama melakukan servis ditentukan sebelum

game dimainkan dan begitupun penerimanya. Setelah game selesai, maka penerima bergantian menjadi pemegang servis kemudian berotasi kembali untuk pemain kedua dari tim yang servis pertama memegang kendali servis. Servis dilakukan di belakang garis baseline, di sisi kanan lapangan (deuce court) menuju digonal ke arah daerah servis lawan. Pemain yang menginjak garis baseline atau masuk ke daerah permainan tenis pada saat tangan mengayun raket untuk melakukan servis dianggap melakukan kesalahan (foot fault) dan poin untuk pihak penerima.

Pertama kali yang harus dilatih adalah koordinasi tangan ketika akan melemparkan bola untuk memulai service. Latihannya adalah melempar bola (toss) secara konsisten pada satu tempat yang sama. Toss yang baik untuk servis adalah agak di depan kepala anda dan lemparkan bola lurus ke atas. Anda dapat melatihnya dengan menggambarkan lingkaran di lantai dan melakukan toss hingga tempat jatuhnya bola selalu berada pada tempat yang sama.

(3)

Sedangkan menurut zhonie melakukan service terbagi menjadi : a. Tahap Melakukan Service

Berdirilah di belakang garis baseline dan pusatkan pikiran anda untuk mengarahkan bola pada daerah servis lawan. Posisi kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang dengan arah kaki paralel dengan garis baseline. Grip yang dipakai untuk melakukan servis dalam hal ini adalah grip continental.

b. Lemparkan bola ke atas kira-kira agak di depan kepala anda setinggi kurang lebih 20-30 cm. Kunci toss yang baik adalah tangan anda yang melempar bola harus lurus ke atas sehingga trayek bola pun lurus. Pada saat ini transfer berat badan anda ke kaki belakang.

c. Setelah bola melambung mulai mengayunkan raket ke belakang. Selalu fokuskan mata anda pada bola dan gunakanlah tangan yang melempar sebagai patokan dalam memukul bola.

d. Pada saat bola sudah sampai pada titik kontaknya, raket diayunkan ke depan. Pada saat ini buang berat badan anda dari kaki belakang ke kaki depan untuk memberikan tenaga pada pukulan servis anda.

e. Setelah kontak dengan bola lakukan followthrough dan bersiap kembali pada posisi untuk melakukan pukulan berikutnya.

(4)

 Sedangkan menurut Kusworo (2011:55-57) pukulan service terdiri dari 3 jenis yaitu service flat, topspin, dan Slice.

1. Service Flat adalah jenis service yang tercepat hanya saja service ini jarang dapat dilakukan hanya orang yang dengan memiliki ketinggian cukup dapat melakukan service flat secara murni. Karakteristik service flat yang membedakan dengan service lainnya adalah permukaan kepala raket yang digunakan dalam keadaan flat/mendatar ketika terjadi kontak antara kepala raket denga bola, yang kedua adalah service flat tidak berputar atau bola dalam keadaan tidak berputar atau konstan. Hasil dari pukulan bola tersebut juga meluncur dengan tajam dan sulit diprediksi hanya saja dengan hasil pukulan bola tidak berputar akhirnya bola menjadi menerobos udara sehingga konsistensi persentase pmasuknya bola sangat sulit diandalakan.

2. Service Topspin/Twice adalah jenis pukulan service dengan teknik memutar bola dengan putaran keatas. Karakteristik service topspin

adalah hasil pukulan yang memiliki pantulan bola yang tinggi hanya saja hasil service topspin atau twice ini tidak sekeras service flat namun dengan hasil service yang berputar maka konsistensi masuknya bola dapat siandalkan.

3. Service Slice adalah service dengan mengiris bola dari sisi miring, sehingga hasil pukulan bola menjadi perputar atau teriris dari samping.

(5)

ke kiri bagi yang tidak kidal dan sebalilknya bagi yang kidal, namun hingga saat ini service slice jarang digunakan.

Service yang baik adalah terletak pada kontak poin antara bola dengan raket ketika berada diatas kepala. Kebiasaan atlet atau mahasiswa yang melakukan service menyangkut di net adalah ketika membuat raihan keatas ayunan yang dibuatrnya kurang membuat sebuah lingkaran besar diatas kepala, siku pada ayunan lengan terlalau cepat turun kebawah sehingga ayunan kurang sempurna akibat bola terlalu cepat meluncur kebawah.

Terkadang service sangat ditentukan oleh ketenangan pemain didalam melakukan toss bola ke atas, toss yang baik adalah bola sangat tenang dan sedikit kurang putaranya di atas dan pas dengan ayunan lengan pemain membuat kesempatan atau pun peluang bola yang dibuat semakin besar pula.

 ketepatan service Flat, dengan menggunakan service placement test (hewitt 1996:89).

a. Mahasiswa berdiri di sebelah kanan garis akhir atau baseline.

b. Sepuluh bola di service ke dalam bidang terget service yang telah diberi garis atau yang ditandai.

c. Selanjutnya bola yang di service harus melalui antara net dan tali. d. Bola yang mengenai tali atau bola net harus diulangi.

e. Mengikuti contoh yang diberikan, mahasiswa diizinkan melakukan pemansan selama 10 menit dilapangan.

(6)

2.1.2 Kekuatan Otot Perut

Kekuatan Otot Perut adalah mengangkat pundak dari sikap tidur terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua tangan disilang depan dada, mengangkat kedua kaki dari sikap duduk dan menahanya selama 8 hitungan, dan melakukan gerakan Sit-Up berpasangan yang dilakukan secara bertahap ( Roji 2004 : 102-103).

Sedangkan menurut Sarjiyanto kekuatan otot perut adalah selain dengan Sit Up ( telentang lalu menyentuh dada dengan paha), latihan kekuatan otot perut dapat dilakukan dengan sikap telentang sambil mengengkat dua kaki ( 2010 : 53).

Menurut Thomas R.Baechle Kekuatan berarti kemampuan untuk mengeluarkan tenaga secara maksimal dalam satu usaha. Hal ini dapat diukur dengan menentukan satu repitisi usaha maksimum, yang juga disebut ”1RM”, dalam Hijrah (2010:17).

Kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi fisik. Tanpa kekuatan orang tidak dapat melompat, mendorong, menarik, menahan, mengangkat dan sebagainya. Begitu juga tanpa kekuatan orang tidak dapat berlari cepat, melempar, memukul, dan lain-lain. Jadi jelas bagi kita bahwa kekuatan dibutuhkan dalam kebanyakan aktifitas fisik. Setiap cabang olahraga merupakan kekuatan yang dibutuhkan serta jenis kekuatan yang mana yang diperlukan sangat tergantung kepada cabang olahraganya.

(7)

Kekuatan dibutuhkan dalam permainan Bola Voli akan berbeda dengan kekuatan yang dibutuhkan dalam permainan tenis lapangan, sepak takrau, tinju, sepak bola dan lain sebagainya. Dari perbedaan tersebut yang menunjukan kespesifikasian suatu cabang olahraga.

Sedangkan tujuan lain dari kekuatan adalah apabila seorang pemain tenis lapangan memiliki otot yang kuat tidak menutup kemungkinan kekuatan yang dimiliki akan lebih baik. Kekuatan otot perut sama penting dengan otot-otot lain, dimana otot perut lebih berpengaruh terhadap seluruh anggota tubuh dalam Utami (2007 : 29).

(8)

2.1.3 Hubungan Kekuatan Otot Perut Dengan Ketepatan Service

A. Kekuatan atau Strength

Menurut Poerwor darminta W.J.S dalam Utami (2007 : 35), perut diartikan “bagian tubuh di bawah atau rongga dada”. Sehingga Kekuatan otot perut pada dasarnya adalah kemampuan otot atau kelompok otot perut untuk melakukan kerja tertentu. Dalam hal ini adalah mendukung kekuatan pukulan Service. Otot yang terlibat dalam service adalah otot bagian lengan dan otot perut.

Dengan uraian diatas maka dapat diprediksi bahwa kekuatan otot perut mempunyai hubungan yang spesipik dengan hasil pukulan service artinya makin kuat otot perut seseorang akan makin kuat pula daya eksplosif yang dihasilkan sehingga akan menghasilkan pukulan service yang akurat sesuai dengan arah yang diinginkan Soejoko (2004 : 24).

Sehingga dapat diasumsikan terdapat hubungan antara kekuatan otot perut terhadap kemampuan ketepatan seseorang petenis di dalam melakukan service dalam olahraga tenis lapangan.

(9)

2.1.4 Permainan Tenis Lapangan

Menurut Olipe “(dalam Istas Dian 2011: 8) bahwa Tenis adalah suatu permainan olahraga yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan di sebuah lapangan yang dibagi menjadi dua oleh sebuah jarring. Sedangkan prinsip dasar bermain tenis lapangan adalah memukul bola melewati net dan masuk daerah permainan. Pada abad ke-11 sejenis permainan yang disebut jeu de paume, yang menyerupai permainan tenis kini.

Penamaan tenis lapangan sendiri berasal dari Antonio da Scalo pada abad 15, seorang pastur berbangsa Italia. Ia menulis aturan umum bagi semua permainan yang menggunakan bola, termasuk tenis. Majalah Inggris “Sporting Magazine” menamakan permainan ini sebagai “Tenis Lapangan”(lawn tennis). Dalam buku “Book of Games and Sports”, yang diterbitkan dalam tahun 1801, disebut sebagai tenis panjang”.

Sedangkan menurut Lardner (2003: iv) “tenis merupakan permainan yang memerlukan kecepatan kaki, ketepatan yang terkendali, stamina, antisipasi, ketetapan hati (determination), dan kecerdikan”. Tujuan utama dalam tenis adalah

memukul bola kedalam petak lawan dengan sedemikian rupa, sehingga lawan tidak dapat menyentuhnya sama sekali. Atau agar pengambilan bola lawan membawa bola keluar dari batas, atau agar bola lawan menyangkut net (Lardner, 2003 : 5).

(10)

2.1.5 HIPOTESIS

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “ Terdapat Hubungan Kekuatan Otot Perut Terhadap Ketepatan Service Pada

Cabang Olahraga Tenis Lapangan Pada Mahasiswa Penjaskes Jurusan Pendidikan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo“.

Referensi

Dokumen terkait

lensi HIV sangat tinggi pada penasun, perilaku seks yang bebas, dan pe- makaian kondom yang masih rendah, risiko terhadap pasangan tetap para penasun terinfeksi HIV/AIDS juga

Pada lanskap terbaik dua terpilih lanskap dengan sudut pandang foto 3 dimana lanksap ini memperlihatkan keterkaitan atara desain lansakap taman dan karakter dari visual air

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.Y DENGAN GANGGUAN HALUSINASI DI RUANG BROTOJOYO RSJD DR..

Dan keempat, upaya yang dilakukan ketua dan pengurus MGMP Sosiologi KKM 7 Jakarta Selatan dalam peningkatan kinerja guru Sosiologi dengan melaksanakan program rutin shering antar

Berdasarkan penelitian, dengan menggunakan metode EOQ model Q untuk manajemen persediaan bahan baku kayu pada industri furnitur dapat mengefisiensikan total biaya

Pembahasan Kinerja Sistem Keseluruha Hasil pengukuran yang didapat di peroleh dari perbandingan antara pressure gauge dengan modul agar diketahui hasil simpangan dan

Setiap user yang terhubung dengan jaringan internet/intranet dapat membuka aplikasi internet maupun intranet yang dimiliki oleh pusdatin. Dari gambar bagan diatas dapat

Bagian ini merupakan pokok utama dari tulisan, yang dapat terdiri dari beberapa Sub Bab sesuai.