• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PEMANFAATAN ROTAN OLEH MASYARAKAT DUSUN KEBAK RAYA DI KAWASAN HUTAN DESA SURUH TEMBAWANG KECAMATAN ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI PEMANFAATAN ROTAN OLEH MASYARAKAT DUSUN KEBAK RAYA DI KAWASAN HUTAN DESA SURUH TEMBAWANG KECAMATAN ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PEMANFAATAN ROTAN OLEH MASYARAKAT DUSUN KEBAK RAYA DI KAWASAN HUTAN DESA SURUH TEMBAWANG KECAMATAN

ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU

(Study on the use of rattan by people in kebak raya hamlet in the forest area of suruh tembawang village, entikong subdistrict, sanggau regency)

Sri Utami, Evi Wardenaar, M. Idham

Faculty of Forestry, Tanjungpura University, Jl. Imam Bonjol Pontianak 78124 Email: malindo28@yahoo.com

Abstract

Forest in indonesia has a potential of non-timber forest products. Non-Timber Forest Products (NTEP) are still less optimally utilized because forest management has been oriented to timber forest products. Rattan is one source of biodiversity in Indonesia and is the result of non-timber forest potential. In rural areas, rattan is used by the community as a woven material, ropes, etc. This study aims to determine the economic values of rattan used by the community, determine the species of rattan used by the community and determine the number of derivative products genered by the people in Suruh Tembawang village, Sanggau regency. This research used a descriptive method involving the community as respondents. The results showed that there are five species of rattan that ordinary people use for woven materials such as Arit Rattan, Saga Rattan, Manau Rattan, Udang Rattan and Semut Rattan. The products are usually sold at a price of for bidai weaving, for penyakin weaking and for bakul weaking.

Keywords: Utilization of Rattan In Forest Area Kebak Raya PENDAHULUAN

Hutan Indonesia memiliki potensi hasil hutan bukan kayu yang cukup tinggi.Walaupun demikian, Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) masih kurang optimal dimanfaatkan karena pengusahaan hutan selama ini cenderung terorientasi pada hasil hutan kayu.Rotan adalah salah satu sumber kekayaan hayati di Indonesia dan merupakan hasil hutan non-kayu yang sangat berpotensi. Di daerah pedesaan, rotanbiasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan anyaman, keperluan tali-temali,maupun untuk keperluan lainnya.

Desa Suruh Tembawang termasuk dalam wilayah Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau. Masyarakat Desa

Suruh Tembawang biasanya

memanfaatkan rotan sebagai bahan kerajinan anyaman.Misalnya penangkin, bidai, tali untuk pengikat perabotan seperti bakul, nyiro, ragak, bubu perangkap ikan, dan biasanya juga masyarakat setempat memanfaatkan rotan sebagai tali penikat atap daun sagu untuk atap rumah.

Sebagian masyarakat Desa Suruh Tembawang memanfaatkan rotan dalam kehidupan mereka, dari pemanfaatan makanan dan anyaman / kerajinan

(2)

tangan. Studi pemanfaatan rotan perlu dilakukan sebagai langkah awal untuk memperoleh informasi mengenai pemanfaatan dan jenis-jenis apa saja yang digunakan oleh masyarakat Desa Suruh Tembawang.

METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Desa Suruh Tembawang Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau, dengan waktu penelitian selama ± 3 minggu efektif dilapangan.Terdapat 42KK yang dijadikan responden yaitu masyarakat yang memiliki umur diatas 17 tahun.Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dibantu alat kuesioner yang diajukan kepada responden.Subjek penelitian adalah masyarakat yang berada di sekitar Desa Suruh Tembawang Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau, sedangkan objek penelitian adalah masyarakat yang memanfaatkan

rotan sebagai bahan

anyaman.Pengambilan responden dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.Penentuanjumlah responden menggunakan rumus Slovin(Sugiyono, 2000):

n = 𝑁

1+𝑁𝑒2

dimana :

n = Ukuran sampel

e = Error (persen kelonggaran) N = Ukuran populasi

Kriteria masyarakat yang akan dijadikan responden secara purposive

sampling adalah (1).Masyarakat Di Desa Suruh Tembawang, (2). Lama berdomisili minimal 5 (lima) tahun, (3). Sehat Jasmani, (4). Usia minimal 17 tahun, (5) Kepala Keluarga atau masyarakat yang menggunakan rotan Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus slovin tersebut didapat total 42 responden. Data yang dikumpulkan berupa : (1) Data primer yaitu data mengenai hasil anyaman, jenis rotan yang di manfaatkan serta harga jual hasil anyaman, (2) Data sekunder berupa jumlah penduduk, jenis mata pencaharian penduduk yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait seperti kantor kepala Desa Suruh Tembawang.

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-jenis rotan yang ada di Desa Suruh Tembawang tumbuh liar di dalam hutan, di pinggiran sungai, hingga ada yang tumbuh di kebun-kebun karet milik masyarakat atau sengaja ditanam karena jenisnya yang sudah langka. Alasan lain mereka menanam rotan

tersebut karena seringnya

memanfaatkan tanaman rotan agar mudahmencarinya maka di tanam di kebun karet milik masyarakat dan kesemua jenis rotan tersebut memiliki manfaat tersendiri. Biasanya masyarakat

Desa Suruh Tembawang

membudidayakan rotan dengan cara mengambil anakan rotan yang tumbuh liar di hutan, kemudian dipindahkan dan ditanam di kebun karet milik mereka.

Jenis-jenis rotan yang ada diDesa Suruh Tembawang ditemukan sebanyak 5 jenis rotan, yaitu:Rotan Saga (Calamus caesius Blume) bahasa

(3)

daerahnya Uwi Dayat, Rotan Manau (Korthalsia rigida Blume) bahasa daerahnya Uwi Jenange, Rotan Udang (Korthalsia echinometra Becc) bahasa daerahnya Uwi Nenge, Rotan Irit (Calamus trachycoleus Becc) bahasa daerahnya Uwi Benaeng, Rotan Semut (Korthalsia sescaphigera Mart) daerahnya Uwi Mua.

Pemanfaatan tumbuhan khususnya rotan yang dilakukan di Desa Suruh Tembawang saat ini merupakan pengetahuan turun temurun dari nenek moyang mereka yang berasal dari hasil interaksi mereka dengan alam sekitarnya.Pada umumnya pewarisan pengetahuan tradisional dilakukan secara lisan dari generasi ke generasi (Racman, 1996).Saat ini bentuk kearifan tradisional yang masih ada di Desa

Suruh Tembawang khususnya

pemanfaatan rotan adalah pemanfaatan tumbuhan dengan disertai kesadaran untuk menjaga kelestarian spesies tumbuhan rotan yang digunakan.

Berdasarkan hasil wawancara bersama masyarakat Desa Suruh Tembawang proses pemanfaatan rotan yang dimanfaatkan untuk anyaman ada empat proses yaitu penebangan, pembersihan, pengeringan dan penganyaman.Menurut Rachman dkk.(2000) rotan yang memiliki lapisan silika dibersihkan dahulu dangan menggunakan alat runti setelah itu rotan dapat dipotong-potong sesuai keinginan. Pada pengolahan rotan industri, biasanya rotan yang tidak langsung dibawa ke tempat industri rotan terlebih dahulu direndam dengan bahan

pengawet selama 2-4 jam, hal ini untuk menghindari serangan jamur biru, penggerek basah dan kumbang ambrosia (Yuniarti, 2006).

Rotan memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari mereka yang mempunyai banyak manfaat diantaranya, digunakan untuk anyaman, bahan makanan, tali temali dan untuk upacara adat/keagaman.Rotan di daerah ini tumbuh secara alami, tetapi ada juga yang di tanam di kebun. Biasanya rotan yang ditanam adalah rotan yang sudah langka dan susah di dapatkan lagi di hutan seperti rotan sega. Rotan yang diambil dari hutan oleh masyarakat biasanya digunakan sendiri tidak untuk dijual. Adapun bagian-bagian rotan yang dimanfaatakan sebagai berikut : 1. Bagian Batang

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat bahwa yang paling banyak digunakan dari bagian rotan adalah batangnya, karena batang rotan merupakan bahan baku untuk anyaman, sedangkan untuk anyaman batang rotan yang dipilih pada rentang umur yang sudah tua.

Jenis batang rotan yang paling banyak digunakan masyarakat Di Desa Suruh Tembawang untuk membuat anyaman adalah rotan yang berukuran kecil yaitu rotan halus, rotan sanjat, dan rotan samare ,ini digunakan masyarakat untuk pembuatan anyaman seperti takin, ragak dan tempat nasi (bakul). Sedangkan batang rotan yang berukuran besar yaitu rotan manau,dan rotan irit, batang rotan ini digunakan masyarakat

(4)

untuk bingkai pada bagian tepi anyaman atau pun bawah anyaman.

2. Bagian Daun.

Untuk bagian daun pada rotan dimanfaatkan/digunakan masyarakat setempat untuk melakukan upacara adat/keagamaan biasanya rotan yang digunakan adalah rotan udang.

3. Umbut Rotan.

Umbut rotan merupakan tunas muda rotan yang dapat dimanfaatakan sebagai bahan pangan yang tergolong kedalam jenis sayur-sayuran, menurut masyarakat setempat tidak semua jenis rotan dapat dimanfaatkan untuk bahan pangan, hanya jenis rotan semut saja yang dapat dijadikan bahan pangan

karena jenis rotan yang lain rasanya tidak enak dan pahit. Selain itu jenis rotan semut cukup melimpah.

Menurut Jumiati, dkk (2012) sebagian kecil spesies yang ada untuk keperluan tali temali dan sebagian lainnya untuk bahan makanan dan obat. Untuk bahan makanan mereka mengambil umbut atau tunas muda dari. Umbut ini dimasak dan dikonsumsi sebagai (lauk) makan.

Nilai ekonomis dari hasil rotan yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Suruh Tembawang Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau dapat dilihat pada tabel 1: Tabel. 1. Nilai ekonomis dari hasil rotan yang telah dimanfaatkan masyarakat

(The economic value of the rattan that has utilized by the community)

Nomor Nama Barang Harga

1. Bidai Panjang 5 m 10 RM - 20 RM

2. Penyakin 6 RM - 7 RM

3. Bakul 4 RM - 5 RM

Sumber : Data Desa 2016

Berdasarkan tabel tersebut dapat di uraikan bahwa hasil-hasil kerajinan tangan yang terbuat dari rotan sebagian di pasarkan keluar desa dan tidak jarang para pengepul datang sendiri ke pengrajin untuk memesan dan membeli, selanjutnya dipasarkan kembali ke pasar-pasar baik yang ada di dalam desa maupun keluar daerah dan sering di jual ke pasar di dekat perbatasan.

Kesimpulan

1. Berdasarkan data yang diperoleh di lokasi studi, tercatat 4 jenis rotan yang dimanfaatkan olehmasyarakat di Desa Suruh Tembawang. Jenis-jenis rotan tersebut adalah: Rotan

Saga (Calamus caesius Blume) bahasa daerahnya UwiDayat, Manau (Korthalsia rigida Blume) bahasa daerahnya Uwi Jenange,, Irit (Calamus trachycoleus Becc) bahasa daerahnya uwi benaeng, Semut (Korthalsia sescaphigera Mart) bahasa daerahnya uwi mua, Udang

(Korthalsia echinometraBecc)

bahasa daerahnya uwi Nenge.

2. Bagian-bagian rotan yang digunakan oleh masyarakat Desa Suruh Tembawang adalah bagian batang digunakan untuk anyaman, umbut di manfaatkan sebagai bahan pangan atau sayur dan daun dimanfaatkan

(5)

untuk keperluan upacara adat atau keagamaan.

3. Berdasarkan data yang diperoleh dilokasi studi, tercatat harga kerajinan untuk setiap barang bervariasi seperti harga Bidai dengan panjang 5 meter dijual dengan harga 10 RM sampai 20 RM, Penyakin dijual dengan harga 6 RM sampai 7 RM, dan Bakul dijual dengan harga 4 RM – 5 RM, rata-rata hasil kerajinan tersebut dijual dan dipasarkan didekat perbatasan hal ini disebabkan karena aksesnya lebih dekat dan tingkat pembelinya cukup tinggi. Saran

1. Untuk jenis rotan yang banyak digunakan masyarakat Desa Suruh Tembawang dapat melakukan pembudidayaan rotan agar keberadaan rotan tersebut tetap ada dan terus dimanfaatkan secara berkelanjutan.

2. Perlu adanya peran serta dan inisiatif pemerintah daerah dan dinas yang terkait terhadap pelestarian tumbuhan rotan yang dimanfaatkan masyarakat, melalui pelestaraian. 3. Untuk jenis anyaman perlu adanya

penyuluhan tentang teknik menganyam yang lebih baik dan

variatif agar meningkatkan nilai ekonomi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Jumiati , dkk. 2012. Studi Etnobotani Rotan Sebagai Bahan Kerajinan Anyaman Pada Suku Anak Dalam Didusun lll Senami, Desa Jabak, Kabupaten Batanghari, Jambi. Blospecles volume 5, no 1 febuari 2012 Hal: 33-41.

Rachman, O., E. Basri dan D.

Martono.2000. Pedoman

Pengolahan Rotan Lepas Panen. Perum Perhutani. Jakarta

Rachman, O., S. Harjo dan M. Suwirman. 1997. Perbaikan Teknik Pelengkungan Rotan melalui Perendaman dengan Larutan Dimetil Sulfoksida. Buletin Penelitian Hasil Hutan 15 (4). Puslitbang Hasil Hutan. Bogor.

Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AFABETA, cv.

Yuniarti, K. dan E. Basri.2005. Rekayasa Alat Kontrol Suhu dan Kelembaban untuk Bangunan Pengeringan Kombinasi Tenaga Surya dan Panas Tungku. Laporan Hasil Penelitian. Puslitbang Hasil Hutan. Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini dibandingkan dimensi microstrip dual layer coupler dengan menggunakan substrat yang memiliki dielekrik konstan lebih besar dari konstanta dielektrik FR4

Mount (2002) rnenyatakan bahw^ smecr lafer pada glgl permanen dapat dihilangkan dengan asam poliakrilat )0% dalam waktu 10 sampal 15 detik, jika lebih dari 20 detik mulai

Jika kedekatan Prediksi Uji korelasi (rxy) 2 x 100 = 11.56% maka variable X, yakni strategi komunikasi pemasaran Brodo Footwear mempunyai nilai rendah untuk

Proses enkripsi dimulai dari algoritma elgamal kemudian dioperasikan sama mode operasi ECB dan menghasilkan chiperteks gambar, dan proses dekripsi dimulai dari

Gambar 4 Hasil Dekomposisi Ensemble EMD Harga Beras Mingguan Berdasarkan syarat terbentuknya IMF yang merupakan fungsi simetri terhadap rataan lokal dengan jumlah

Garuda Indonesia dalam tender pengadaan perangkat CCTV mengandung indikasi adanya praktek persaingan usaha yang tidak sehat.Berdasarkan laporan tersebut, KPPU menilai bahwa

Mengamati Guru memberikan stimulus kepada Peserta didik untuk mengamati materi terkait materi keliling dan luas persegi panjang dengan model/alat peraga gambar bangun

Satu hal yang penting untuk Satu hal yang penting untuk diperhatikan pada orang dengan thalasemia adalah adanya risiko penumpukan zat besi diperhatikan pada orang