Rabu, 15 Maret 2017
Pasca ditetapkan sebagai Ketua Tim Pengarah Kepanitiaan Asian
Games 2018, Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) telah bergerak cepat melakukan koordinasi agar kepanitiaan Asian Games lebih fokus dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.
Â
Sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo
dalam Rapat Terbatas di Kantor Presiden, awal Maret 2017 lalu, Asian Games
harus mampu membangun citra yang baik dari Indonesia di dunia Internasional. "Perhelatan besar ini harus dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa dan negara. Ini juga sekaligus
momentum untuk menunjukkan kemampuan kita dalam penyelenggaraan event kelas dunia," ujar Presiden Jokowi saat itu.
Â
Evaluasi atas persiapan yang dilakukan selama ini telah
dilakukan oleh Jusuf Kalla setelah tiga kali menggelar Rapat Koordinasi yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan
Maharani, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, dan juga Ketua Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) Erick Thohir.
Â
Dalam
rilis Biro Humas dan Hukum Kemenpora disebutkan bahwa perhelatan olahraga terbesar negara-negara di kawasan Asia ini, Indonesia mencanangkan 4
Sukses yakni Sukses Penyelenggaraan, Sukses Prestasi, Sukses Administrasi dan Sukses Ekonomi. Adapun 4 kesuksesan itulah yang diterjemahkan dalam pembagian kerja dan tanggung jawab pada setiap bagian yang ada dalam kepanitiaan INASGOC 2018.
Fokus Rapat Asian
Games 2018 Pertama Tentang Prestasi
Â
Dengan adanya pembagian tugas tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla berinisiatif melakukan rapat koordinasi yang dilakukan secara bergilir untuk memantau persiapan Asian Games dari waktu ke waktu. Untuk pertama kalinya rapat terkait
Asian Games 2018 dilakukan di Kementerian Pemuda dan Olahraga, membahas tentang target pencapaian prestasi Indonesia.
Â
Rapat Koordinasi dipimpin langsung oleh Jusuf Kalla, didampingi oleh Menteri Koordinator PMK, Puan Maharani, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, Ketua Satlak Prima (Satuan
Pelaksana Program Indonesia Emas), Achmad Soetjipto, dan dihadiri oleh perwakilan INASGOC, perwakilan KONI, KOI serta pejabat terkait di jajaran Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Â
Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengatakan penyelenggaraan Asian
Games 2018 ini menjadi tantangan bagi Indonesia setelah 56 tahun yang lalu. Penyelenggaraan Asian Games perlu cost
efektif dan harus lebih sederhana agar banyak negara sanggup menjadi penyelenggara. Demikian pula dengan penyelenggaraan olimpiade, lebih jauh, JK juga mengatakan jika perhelatan ini tidak menjadi perhatian, maka banyak negara akan bangkrut.
Sejauh ini Indonesia telah mengeluarkan anggaran sebesar 30 Triliun untuk Asian Games. “Untuk infrastruktur 10 Triliun, Palembang 7 Triliun dan Jakarta kurang lebih 3 Triliun,― ungkapnya, Rabu 15 Maret 2017.
Â
“Saya kesini untuk mengawal Asian Games agar semua aman dan
selamat, dan saya sendiri sudah mencoba menghubungi beberapa sponsor untuk efisiensi anggaran kita,― ungkap JK lagi.
Â
Untuk kesuksesan penyelenggaraan
dianggarkan sebesar kurang lebih 4 Triliun yang telah diefisienkan dari anggaran yang diajukan sebelumnya, namun JK juga berharap efisiensi penyelenggaraan ini jangan sampai mengurangi kemeriahan Asian Games di Indonesia.
Â
“Hampir semua pelaksanaan Asian Games
menguntungkan bagi negara penyelenggaranya, oleh karena itu dalam Asian Games
di Indonesia nanti hitungannya harus jelas untuk keuntungan finansial kita,― harap JK. Ia juga menambahkan bahwa untuk mencapai tujuan itu, Indonesia harus
berbicara kepada para sponsor baik dalam maupun luar negeri dalam optimalisasi sponsor pembiayaan penyelenggaraan Asian Games. Sebab, posisi Indonesia saat ini adalah menggantikan Vietnam yang sebelumnya ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games.
Â
Dengan tingkat partisipasi mencapai 45
negara dan mempertandingkan 484 nomor dari 42 cabang olahraga, sebagai tuan rumah Asian Games 2018, Indonesia ditargetkan mampu menembus urutan 8-10 besar dengan capaian minimal 23 medali emas.Â
Â
Menteri Koordinator PMK, Puan Maharani dalam
pengantar rapat menyampaikan apresiasi tentang upaya percepatan soal Asian Games yang dilakukan oleh Wapres Jusuf Kalla.
Â
“Pak JK terus bergerak cepat memeriksa koordinasi penyelenggaraan Asian Games dengan baik. Paling tidak sudah tiga kali Pak JK melakukan pertemuan dan sidak
Â
Senada dengan itu, Menpora, Imam Nahrawi juga menyampaikan
apresiasi atas upaya cepat yang dilakukan oleh Wapres Jusuf Kalla, terkait Asian Games.
“Saya sangat apresiasi
dukungan dan kehadiran Pak JK di Kemenpora. Ini pertama kalinya dalam sejarah untuk memantau kesiapan kita bersama untuk penyelenggaraan dan persiapan Asian Games,―
ujar Menpora.
Â
Lebih lanjut untuk pencapaian prestasi atlet Indonesia, Menpora
juga menekankan pentingnya keberadaan wasit dan pelatih bersertifikasi. Sertifikasi bagi wasit dan pelatih juga penting untuk pencapaian prestasi, demikian pula halnya dengan pendidikan atlet
yang perlu menjadi perhatian karena banyak atlet yang belum bisa menyelesaikan jadwal sekolah atau kuliahnya. “Saya akan berkoordinasi terus dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan juga Kemenristek Dikti, dan telah disetujui oleh Pak Wapres,― lanjut Menpora.
Â
Imam juga mengatakan khusus untuk program
sertifikasi wasit dan pelatih, Kemenpora sudah menyiapkan secara khusus anggaran untuk itu pada tahun ini. “Kami juga ingin menjajaki peluang untuk beasiswa bagi atlet melalui program LPDP untuk meningkatkan kualitas, kompetensi dan pendidikan atlet.―
Â
Sebagai persiapan mencapai target tersebut,
Imam Nahrawi memandu pemaparan yang disampaikan oleh Ketua Satlak Prima, Achmad Soetjipto yang menjelaskan sejumlah persiapan yang dilakukan terkait dengan cabang-cabang olahraga yang diikuti Indonesia.
Â
Untuk sukses prestasi Asian Games 2018 secara garis besar
dipaparkan melalui sejumlah langkah strategis yang dilakukan oleh Satlak Prima. “Mulai Agustus paling lambat sudah harus
dioptimalkan menuju satu tahun jelang Asian Games,― papar Achmad Soetjipto.
Â
Satlak Prima juga menyampaikan
perlunya melakukan efisiensi terhadap beberapa cabang olahraga dan juga perhatian yang tinggi terhadap persoalan doping
agar prinsip fair play tetap bisa
dijunjung tinggi dalam Asian Games nanti. Indonesia menurutnya
berupaya meraih 30 medali emas untuk bisa masuk dalam peringkat 10 besar.
Â
Dipaparkan pula proyeksi meraih medali
bagi Indonesia dibagi atas 3 kategori dari sisi performance tinggi, menengah dan kurang, di mana terdapat pada 16 cabang olahraga di antaranya, atletik, panahan, badminton,
angkat besi, karate, dayung, menembak, sport climbing, selancar, taekwondo, dan voli pantai.
Â
Selain itu optimalisasi sistem monitoring atlet juga telah dilakukan
melalui pemanfaatan sistem informasi teknologi. Mulai 2017 telah dimulai penggunaan aplikasi Integrated Athlete Monitoring System (IAM PRIMA) yang tujuannya memantau performa atlet dari waktu ke waktu dan menjamin kesimbangan antara tuntutan kepelatihan dengan kebutuhan pemulihan kondisi atlet, evaluasi,
proses pencapaian goal dan intervensi untuk pencegahan over training yang berakibat risiko cedera.
Â
Selain tentang manajemen pembinaan
prestasi Asian Games 2018, dalam rapat itu Menpora juga
menyinggung tentang rencana penataan kawasan PPPON Cibubur menjadi kawasan Sentra Pembinaan Olahraga Terpadu Indonesia (SPORT INDONESIA) untuk meningkatkan
pengembangan olahraga yang direncanakan akan mulai berjalan pada akhir 2017 mendatang.
Kotak Media: Kepala Biro Humas dan Hukum Kemenpora RI Amar Ahmad, Tel
+62 21 5727422/08152528098. (Biro Humas dan Hukum Kemenpora-Humas Kemesetneg)