III - 60
BAB III
PROFIL SANITASI WILAYAH
3.1 Wilayah Kajian SanitasiLingkup Kajian Sanitasi di kabupaten Karimun terdiri dari 4 (empat) sektor pembahasan, pertama tentang Air Limbah, yang kedua tentang Persampahan, ketiga tentang Drainase Perkotaan dan keempat tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan kesepakatan Pokja AMPL kabupaten Karimun mengenai wilayah kajian Sanitasi dalam penyusun BPS-SSK adalah 12 kecamatan, yakni kecamatan Moro, kecamatan Kundur, kecamatan Karimun, kecamatan Meral, kecamatan Meral Barat, kecamatan Kundur Utara, kecamatan Kundur Barat, kecamatan Ungar, kecamatan Belat, kecamatan Tebing, kecamatan Durai, dan kecamatan Buru. Penetapan 12 kecamatan dan 71 Desa dan Kelurahan menjadi wilayah kajian Sanitasi dilakukan dengan perhitungan tingkatan kevalidasian yang jauh lebih tinggi. Maka dengan ini akan lebih tinggi pula tingkat keterpercayaan sampel kajian yang di ambil dan sampel kajian lebih merata.
III - 60 Peta 3.1: Peta Wilayah Kajian Sanitasi
III - 62 3.2 Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi
PHBS mencakup semua perilaku yang harus dipraktikkan di bidanng pencegahan dan penannganan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut harus dipraktikkkan dimana pun seseorang berada di rumah tanngga, di institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan – sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai (Pedoman Pembinaan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat, 2011).
3.2.1 Tatanan Rumah Tangga
Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Rumah Tangga Ber-PHBS, yang mencakup persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban sehat (Stop Buang Air Besar Sembarangan/Stop BABS), pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah dan lain-lain (Pedoman Pembinaan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat, 2011).
Gambar 3.1: Grafik CTPS di lima waktu penting
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan studi EHRA 2014
Gambar 3.1 menjelaskan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan Pokja AMPL kabupaten Karimun dengan jumlah responden 2840 rumah tangga, yang tersebar di 71 kelurahan dan desa di kabupaten Karimun terlihat 93,6% atau hampir seluruh masyarakat kabupaten Karimun belum melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di lima waktu penting dan hanya sebagian kecil atau 6,4% yang melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun di lima waktu penting. Maka dengan hal tersebut perlu adanya peningkatan sosialisasi dan penyuluhan terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat secara berkelanjutan baik dari pemerintah maupun para pemerhati sanitasi
III - 63
untuk menanamkan prilaku masyarakat melakukan praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di lima waktu penting, yaitu sebelum makan, sebelum memegang/mengolah/menyiapkan makanan, setelah buang air besar, setelah menceboki anak, serta setelah kontak dengan hewan dan tanah.
Gambar 3.2: Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan studi EHRA 2014
Gambar 3.2 menjelaskan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan Pokja AMPL kabupaten Karimun dengan jumlah responden 2840 rumah tangga, yang tersebar di 71 kelurahan dan desa di kabupaten Karimun terlihat 31,7% penduduk kabupaten Karimun yang masih melakukan praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan 68,3% penduduk kabupaten Karimun sudah tidak melakukan praktek BABS. Berangkat dari hal tersebut perlu adanya perhatian dari pemerintah dan pemerhati sanitasi dalam meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat secara berkelanjutan untuk menanamkan prilaku masyarakat supaya tidak melakukan praktek BABS dan perlunya peningkatan pembangunan jamban pribadi untuk masyarakat yang tidak memiliki jamban.
III - 64 Gambar 3.3: Grafik Pengelolaan Air Minum
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan studi EHRA 2014
Gambar 3.3 menjelaskan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan Pokja AMPL kabupaten Karimun dengan jumlah responden 2840 rumah tangga, yang tersebar di 71 kelurahan dan desa di kabupaten Karimun terlihat 76,1% pengelolaan Air Minum sudah tidak tercemar lagi dan hanya 23,9% pengelolaan Air Minum yang masih tercemar. hal ini memberikan gambaran bahwa perlu adanya perhatian yang baik dari pemerintah dan pemerhati sanitasi dalam menangani pengelolaan Air Minum supaya tidak tercemar.
Gambar 3.4: Grafik Pengelolaan Sampah Setempat
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan studi EHRA 2014
Gambar 3.4 menjelaskan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan Pokja AMPL kabupaten Karimun dengan jumlah responden 2840 rumah tangga, yang tersebar di 71 kelurahan dan desa di kabupaten Karimun
III - 65
terlihat 92,3% sampah tidak diolah dan hanya 7,7% sampah yang diolah. Artianya, banyak sampah dirumah tangga belum kelola dengan baik, apabila sampah dikelola dengan baik maka akan menurunkan kuatitas sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau Tempat Pemerosesan Akhir (TPA). Dengan demikian perlu dilakukan sosialisasi dan penyuluhan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) sehingga masyarakat mampu mengelola sampah rumah tangga sehingga menghasilkan nilai ekonomis dan bisa menurunkan jumlah sampah yang dibuang ke TPS dan tidak melakukan pembuangan sampah di tempat-tempat sembarangan seperti Sungai, Waduk, Parit, Selokan, Kebun, Hutan, dan Lahan Kosong dan bahkan di bakar.
Gambar 3.5: Grafik Pencemaran karena SPAL
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan studi EHRA 2014
Gambar 3.4 menjelaskan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan Pokja AMPL kabupaten Karimun dengan jumlah responden 2840 rumah tangga, yang tersebar di 71 kelurahan dan desa di kabupaten Karimun terlihat 61,5% Pipa Saluran Pembuangan Kotoran (SPAL) dikategorikan tidak aman dan hanya 7,7% SPAL yang masih aman.
3.2.2 Tatanan Sekolah
Di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktekkan perilaku yang dapat menciptakan Ins�tusi Pendidikan Ber-PHBS, yan� mencakup antara lain mencuci tangan menggunakan sabun, menkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarangan tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain (Pedoman Pembinaan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat, 2011).
III - 66 Tabel 3.1: Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Tingkat Sekolah Dasar/MI
No. Sekolah Status Dasar
Jumlah Sekolah
Jumlah
Siswa JumlahGuru Sumber Air Bersih*) Toilet Guru**) Toilet Siswa***)
Fasilitas Cuci Tangan
Fasilitas Pengolahan
Sampah DrainaseSaluran
L P L P PDAM SPT/ PL SGL T L/P L dan P T L/P L dan P T Y T Y T Y T 1. Sekolah Dasar Negeri 25 2966 2705 150 284 23 - - 3 10 13 3 6 19 1 17 9 21 5 7 19 2. Sekolah Dasar Swasta 4 711 657 27 53 3 - - - 2 1 - 1 2 - 2 1 3 - 1 2 3. MI 1 28 51 6 9 1 - - - - 1 - - 1 - - 1 1 - - 1 Total 30 3705 3413 183 346 27 - - 3 12 15 3 7 22 1 19 11 25 5 8 22
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan Studi Sanitasi Sekolah 2014
Tabel 3.1 menjelaskan, berdasarkan kajian yang di lakukan oleh Pokja AMPL Kabupaten Karimun di 30 Sekolah Dasar Swasta/Negeri dan MI terlihat bahwa sumber Air Bersih yang di gunakan oleh sekolah sebagian besar terdiri dari 27 sekolah dan hanya 3 sekolah yang tidak mempunyai Sumber Air Bersih dan Sumber Airnya tidak berfungsi. Dari tabel tersebut tergambarkan juga bahwa dari 30 Sekolah Dasar Swasta/Negeri dan MI yang memiliki toilet secara terpisah antara toilet Guru Laki-Laki dan toilet Guru Perempuan yaitu sebanyak 13 Sekolah Negeri dan 1 Sekolah Swasta serta 1 MI yang tilet Gurunya terspisah antara laki-laki dan perempuan dan terdapat 19 Sekolah Negeri dan 2 Sekolah Swasta serta 1 MI yang toilet Siswanya terpisah antara laki-laki dan perempuan. Tabel tersebut juga menjelaskan bahwa terdapat 10 Sekolah Negeri dan 2 Sekolah Swasta toilet Guru laki-laki dan perempuan bersatu dan hanya 3 sekolah Negeri yang tidak memiliki toilet Guru. Di samping itu terlihat bahwa 6 Sekolah Negeri dan 1 Sekolah Swasta yang memiliki toilet Siswa yang bersatu antara laki-laki dan perempuan dan hanya 1 Sekolah Negeri yang tidak memiliki toilet Siswa. Di 30 sekolah yang menjadi kajian sanitasi sekolah terdapat 19 sekolah yang hanya memiliki fasilitas cuci tangan dan 11 sekolah yang tidak memiliki fasilitas cuci tangan yang terdiri dari 9 di Sekolah Negeri, 1 di Sekolah Swasta dan 1 di MI. Adapun kepemilikan fasilitas pengolahan sampah yang tersedia di 30 Sekolah hasil kajian terdapat di 25 sekolah yang memiliki fasilitas pengolahan sampah yang terdiri dari 21 Sekolah Negeri, 3 di Sekolah Swasta dan 1 di MI dan hanya 5 sekolah yang tidak memiliki fasilitas pengelolaan sampah. Kepemilikan saluran Drainase yang terdapat di Sekolah Negeri hanya 7 sekolah dan terdapat di Sekolah Swasta hanya 1 sekolah dan sebagian besar atau 22 sekolah hasil kajian tidak memiliki saluran Drainase.
III - 67
Tabel 3.2: Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah ( Tingkat Sekolah / Setara : SD/MI )
Kondisi Sangat Baik % Baik % Kurang Baik %
Toilet Guru 3 10.00 0 0.00 27 90.00
Toilet Siswa 1 3.33 1 3.33 28 93.33
Fasilitas CTPS 19 63.33 10 33.33 1 3.33
Sarana Air Bersih 27 90.00 2 6.67 1 3.33
Pengelolaan sampah 4 13.33 0 0.00 26 86.67
Drainase 4 13.33 2 6.67 24 80.00
Ketersediaan dana 11 36.67 5 16.67 14 46.67
Pendidikan HS 15 50.00 10 33.33 5 16.67
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan Studi Sanitasi Sekolah 2014
Tabel 3.2 menjelaskan berdasarkan hasil kajian sanitasi sekolah dengan total sekolah SD/MI
kajian sebanyak 30 SD/MI di kabupaten Karimun yang Sanitasinya baik dan kurnag baik, terlihat bahwa
kondisi Toilet Guru tingkat SD dan MI 90% termasuk kategori Kurang Baik dan hanya 10% termasuk
kategori Sangat Baik. Untuk kondisi fasilitas Toilet Siswanya 93,33% termasuk kategori Kurang Baik,
3,33% termasuk kategori baik dan 3,33% termasuk kategori Sangat Baik. Pada Fasilitas CTPS (Cuci
Tangan Pakai Sabun) di SD/MI 63,33% dalam kategori Sangat Baik dan 33,33% berada pada kategori
baik artinya untuk fasilitas CTPS sudah sangat baik namun ada 3,33% berada pada kategori kurang
baik. Kemudian, Sarana Air Bersih yang tersedia secara keseluruhan sudah sangat baik yaitu 90%
sarana air bersih di SD/MI berada pada kategori Sangat Baik dan 6,67% berada pada kategori baik dan
hanya 3,33% saja yang masih kurang baik. Di bidang Persampahan tergambarkan pengeloaan
Sampah yang ada di SD/MI masih belum dikelola dengan baik, terdapat 86,67 sekolah yang belum
melakukan pengelolaan sampah yang baik dan hanya 13,33% sekolah yang sudah memlaukan
pengelolaan sampah dengan baik. Di bidang Drainase terlihat bahwa saat ini kondisi Drainase berada
pada kategori Kurang Baik dengan persentase sebesar 80% dan yang mempunyai Drainase yang
dengan kondisinya baik sebanyak 6,67% dan sangat baik hanya 13,33%. Kita lihat juga untuk
bagaimana kondisi dana yang di sediakan oleh pihak SD/MI untuk Sanitasi Sekolah yang ada di
kabupaten Karimun apakah sudah cukup baik atau kurang baik. Terlihat di tabel 3.2 bahwa dana untuk
kebutuhan Sanitasi Sekolah masih belum di koordinir dengan baik dikarenakan belum secara penuh
perhatian SD/MI yang ada di kabupaten Karimun terhadap kondisi Sanitasi Sekolah dan juga di
sebabkan masih banyak kebutuhan Sekolah yang harus dipenuhi dan keterbatasan anggaran untuk
pengelolaan Sanitasi di SD/MI sehingga hanya 36,67% sekolah yang berada kategori Sangat Baik dan
III - 68
16,67 berada pada kategori baik sedangkan 46,67% berada pada kategori Kurang Baik. Dan untuk
Pendidikan Higiene dan Sanitasi di SD/MI yang diberikan 50% pada kategori Sangat Baik dan 33,33%
berada pada kategori baik dan hanya 16,67% berada pada kategori kurang baik, artianya banyak
sekolah sudah memberikan Pen
didikan Higiene dan Sanitasi baik di itu pada pertemuan khusus/kegiatan ekstrakurikuler dan pada saat pendidikan jasmani di kelas atau pada pertemuan khusus atau pendidikan jasmani di kelas.Tabel 3.3 PHBS Terkait Sanitasi Pada Sekolah Dasar /MI
Perilaku Higiene dan Sanitasi Baik % Kurang baik %
Cuci tangan pakai sabun 46 7.67 554 92.33
Penggunaan toilet/jamban 580 96.67 20 3.33
Perilaku buang sampah 596 99.33 4 0.67
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun
Tabel 3.3 memberikan gambaran berdasarkan kajian yang dilakukan di 30 SD/MI yang berkategori sanitasi baik dan kurang baik dengan total Responden sebanyak 600 Siswa-Siswi bahwa untuk Prilaku Higiene dan Sanitasi terlihat 92,33 atau hampir seluruh Siswa-Siswi SD/MI yang ada di kabupaten Karimun belum melakukan praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan baik dan hanya 7,67% yang sudah berprilaku CTPS dengan baik. Untuk prilaku penggunaan Toilet/Jamban, 96,67% atau hampir seluruh Siswa-Siswi SD/MI sudah menggunakan Toilet/Jamban untuk Buang Air Besar dan Buang Air Kecil dan 3,33% Siswa-Siswi SD/MI masih Buang Air Besar dan Buang Air Kecil Sembarangan. Dan 99,33% Siswa-Siswi SD/MI di kabupaten Karimun masih membuang sampah sembarangan atau belum membuang sampah selain pada tempat sampah dan hanya 0,67% Siswa-Siswi SD/MI yang ada di kabupaten Karimun yang sudah membuang sampah pada tempat sampah atau tidak membuang sampah sembarangan.
3.3 Pengelolaan Air Limbah Domestik
III - 69
Tabel 3.4: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik
FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota BLH, PU, DINKES - -
Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target BLH, PU, DINKES - -
Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target BLH, PU, DINKES - -
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestic PU √ √
Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) PU √ √
Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) PU √ -
Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) PU - -
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PU - -
PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja - - -
Mengelola IPLT dan atau IPAL - - -
Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja - - -
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik - - -
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase
perkotaan) dalam pengurusan IMB PU, DINKES - -
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan,
dll) - - -
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik BLH, DINKES - -
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestic - - -
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala
kab/kota - - -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah
domestic - - -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau
menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestic - - -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestic - - -
III - 70 Tabel 3.5 Daftar Peraturan terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Karimun
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun Tahun 2014
Substansi
Ketersediaan Pelaksanaan
Keterangan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan
AIR LIMBAH DOMESTIK
Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah
domestik di Kab/Kota ini - √ - - - -
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestic
- √ - - - -
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestic
- √ - - - -
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah
- √ - - - -
Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha
- √ - - - -
Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha
- √ - - - -
Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik
- √ - - - -
Retribusi penyedotan air limbah domestic - √ - - - -
Tatacara perizinan untuk kegiatan
pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran
III - 71 3.3.2 Sistem dan Cakupan Layanan
Gambar 3.6 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan studi EHRA 2014
Gambar 3.6 menjelaskan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan Pokja AMPL kabupaten Karimun dengan jumlah responden 2840 rumah tangga, yang tersebar di 71 kelurahan dan desa di kabupaten Karimun terlihat hanya 27,3% tempat penyaluran akhir tinja yang dikategorikan aman yang terdiri dari 26,9% tempat penyaluran akhir tinja yang mengggunakan Tangki Septik, 0,4% menggunakan Pipa Sewer dan 72,7% tempat penyalurahan akhir tinjanya yang tidak aman yang terdiri dari 42,9% menggunakan Cubluk/Lobang Tanah, 0,2% langsung ke Drainase, 12,1% langsung ke Sungai/Danau/Pantai, 0,1% langsung ke Kolam/Sawah, 0,1% langsung ke Kebun/Tanah Lapang, dan 17,3% tidak tahu. Dari hasil tersebut perlu dilakukan tindak lanjut dalam penanganan yang lebih baik lagi dari pemerintah untuk meningkatkan prilaku masyarakat untuk tidak melakukan BABS dan menggunakan tempat penyaluran akhir tinja yang tidak merusak lingkungan dan bibutuhkan pembangunan tempat penyaluran akhir tinja baik itu berupa Tangki Septik atau Pipa Sewer dan bahkan IPAL Komunal dan MCK++, yang akan mengurangi perilaku masyarakat untuk melakukan praktek BABS.
III - 72
Gambar 3.7 Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan studi EHRA 2014
Gambar 3.7 menjelaskan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan Pokja AMPL kabupaten Karimun dengan jumlah responden 2840 rumah tangga, yang tersebar di 71 kelurahan dan desa di kabupaten Karimun terlihat 84,7% Tangki Septik di kabupaten Karimun bersuspek aman dan hanya 15,3% Tangki Septik yang bersuspek tidak aman. Hal ini terlihat sudah sebagian besar Tangki Septik yang ada tidak merusak lingkungan dan hanya sebagian kecil Tangki Septik yang masih merusak lingkungan dikarenakan Tangki Septik tersbut tidak dikuras dan tidak terpelihara dengan baik.
III - 73 Gambar 3.8.1 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik (Black Water)
Diagram Sistem Sanitasi : Air Limbah Domestik
Produk
Input
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
User Interface
Pengumpulan dan
Penampungan/
Pengolahan Awal
Pengangkutan dan
Pengaliran
Semi Pengolahan Akhir
Terpusat
Daur Ulang dan/atau
Pembuangan Akhir
BLACK WATER
TINJA
URINE
AIR PEM-BERSIH AIR PENG-GLONTOR KERTAS PEMBERSIH Sungai Kebun Laut Lubang TanahIII - 74 Gambar 3.8.1 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik (Grey Water)
Diagram Sistem Sanitasi : Air Limbah Domestik
Produk
Input
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
User Interface
Pengumpulan dan
Penampungan/
Pengolahan Awal
Pengangkutan dan
Pengaliran
Semi Pengolahan Akhir
Terpusat
Daur Ulang dan/atau
Pembuangan Akhir
GRAY WATER AIRBEKAS MANDI MENCUCI PAKAIAN BUANGAN CAIR DARI DAPUR PAKAIAN AIR PEM-BERSIH Sungai Kebun/ Tanah Perkarangan Laut Selokan
III - 75
Tabel 3.6 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten Karimun
Sumber :
Keterangan : Data Belum tersedia
Tabel 3.7 Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik
No Jenis Satuan Kapasitas Jumlah/ Kondisi Keterangan Berfungsi Tdk berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
Sistem Onsite
1 Berbasis komunal - - - -
- IPAL Komunal unit - - - -
- MCK ++ unit - - - -
- Tangki septik
komunal unit - - - -
2. Truk Tinja unit - - - -
3 IPLT : kapasitas M3/hari - - - -
Sistem Offsite - -
4 IPAL Kawasan/Terpusat - - - -
- kapasitas M3/hari - - - -
- system - - - -
Sumber : -
Keterangan : Kabupaten Karimun belum memiliki Sistem Onsite berbasis komunal dan IPLT dan tidak memiliki truk tinja serta tidak memiliki IPAL Kawasan/Terpusat.
No Kecamatan/ Nama Kelurahan
BABS
Sarana tidak
Layak Sarana Layak
Onsite System Offsite System
Individual Berbasis Komunal Kawasan /
terpusat (KK) Cubluk, Tangki Septik Tidak Aman (KK) Jamban keluarga dgn Tangki Septik Aman (KK) MCK umum /Jamban Bersama (KK) MCK++ (KK) Tangki Septik Komunal (KK) IPAL Komunal (KK) Sambungan Rumah (KK)
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)
1. Kecamatan Karimun - - - - 2. Kecamatan Meral - - - - 3. Kecamatan Tebing - - - - 4. Kecamatan Buru - - - - 5. Kecamatan Kundur - - - - 6. Kecamatan Kundur Utara - - - - 7. Kecamatan Belat - - - - 8. Kecamatan Kundur Barat - - - - 9. Kecamatan Moro - - - - 10. Kecamatan Durai - - - -
III - 76 3.3.3 Peran Serta Masyarakat
Tabel 3.8 Daftar Program/Kegiatan Layanan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat
No
Nama
Program/Kegiatan Pelaksana/PJ Lokasi
Tahun Program/ Kegiatan Penerima Manfaat Jumlah Sarana
Kondisi Sarana Saat Ini
Berfungsi
Tidak Berfungsi
L P
1. On Site individual :
STBM Dinas Kesehatan Desa Batu Limau Desa Pangke Kel. Sei. Raya Desa Pangke Desa Pongkar 2011 2011 2011 2013 2011 - - - - - - - - - - 37 8 8 33 3 √ √ √ √ √ - - - - - 2. Jamban Keluarga KSM Total
III - 77
Tabel 3.9 Pengelolaan Sarana Air Limbah Domestik oleh Masyarakat
No Jenis Sarana Sarana Tahun Dibangun
Lokasi Pengelola Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Pengosongan Tangki Septik/IPAL Lembaga Kondisi Waktu Layanan
1.
2.
3.
4.
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun Tahun 2014 3.3.4 Komunikasi dan Media
Gambar 3.9: Penyuluhan atau Sosialisasi yang Pernah Diikuti di Kabupaten Karimun
III - 78
Gambar 3.9 menjelaskan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan Pokja AMPL kabupaten Karimun dengan jumlah responden 710 rumah tangga, yang tersebar di 71 kelurahan dan desa di kabupaten Karimun terlihat 15% masyarakat sudah pernah megikuti keigatan penyuluhan masalah sampah dan kebersihan lingkungan, 5% tentang Air Limbah dan Jamban Keluarga, 8% tentang Salurahn Air Kotor (Drainase), 4% tentang Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), 15% tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), 8% tentang Air Bersih, 7% tentang kegiatan lainnya, dan 37% penduduk kabupaten belum mendapatkan penyuluhan tetang sampah dan kebersihan lingkungan, Air Limbah dan Jamban Keluarga, Drainase, Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan Air Bersih. Maka, dengan ini perlu dilakukan kegiatan yang secara berkelanjutan mengenai penyuluhan dan sosialisasi kepada penduduk kabupaten Karimun terkait sampah dan kebersihan lingkungan, Air Limbah dan Jamban Keluarga, Drainase, Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan Air Bersih.
3.3.5 Peran Swasta
Tabel 3.10 Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Air Limbah Domestik
No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi
Volume Potensi Kerjasama
3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan
Tabel 3.11: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Kab/Kota Tahun 2009- 2013Tabel 3.12: Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Tahun 2009- 2013
III - 79 3.3.7 Permasalahan Mendesak
Tabel 3.13 Permasalahan mendesak
No. Permasalahan Mendesak
1. 2. 3.
Minimnya anggaran terhadap pengelolaan Air Limbah Domestik Kurangnya SDM yang menangani Air Limbah Domestik Kurangnya sarana dan prasarana air limbah
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karimun Tahun 2014
3.4 Pengelolaan Persampahan
III - 80
Tabel 3.14: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan
FUNGSI Pemerintah Kabupaten PEMANGKU KEPENTINGAN Swasta Masyarakat PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, BKP - -
Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target BKP - -
Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target BKP - -
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah BKP, PU √ √
Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) BKP - -
Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) BKP, PU - -
Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) BKP - -
Membangun sarana TPA BKP, PU - -
Menyediakan sarana composting BKP, BLH, dan Dinas Pertanian
dan Kehutanan
CV. Ambat √
PENGELOLAAN
Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS BKP √ √
Mengelola sampah di TPS BKP - √
Mengangkut sampah dari TPS ke TPA BKP - -
Mengelola TPA BKP - -
Melakukan pemilahan sampah BKP √ √
Melakukan penarikan retribusi sampah BKP - -
Memberikan izin usaha pengelolaan sampah - - -
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) BKP - - Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah BKP, BLH, HUMAS, HUKUM
SETKAB dan Radio Canggai Putri, DINKES
Radio Azam FM -
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah SATPOL PP - -
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala
kab/kota BKP
- -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan
persampahan BKP, BLH, dan Dinas PU
- -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau
menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan BKP
- -
III - 81 Tabel 3.15: Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten
Substansi
Ketersediaan Pelaksanaan
Keterangan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Dilaksanakan Efektif Belum Efektif Dilaksanakan Dilaksanakan Tidak Efektif
PERSAMPAHAN
Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini
Target Pengurangan Sampah melaui TPS
dan Bank Sampah. - √ - - -
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Persampahan - - √ - -
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah
1.Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Persampahan 2.PP No. 81 Tahun 2012
3.Permendagri No. 33 Tahun 2010 4.Perda No. 7 Tahun 2013
- - √ - -
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS
Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 7 Tahun 2013 Pengelolaan Persampahan
- - √ - -
Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas sosial / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS
Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 7 Tahun 2013 Pengelolaan
Persampahan - - √ - -
Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
Pembagian Kerja baru berbentuk perintah
dari kepala Isnstansi - √ - - -
Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah
Bantuan Tong Sampah dari Bank Riau - - √ - -
Retribusi sampah atau kebersihan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun No.
09 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah - √ - -
III - 82 3.4.2 Sistem dan Cakupan Layanan
Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Sampah
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan studi EHRA 2014
Gambar 3.10 menjelaskan, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Pokja AMPL Kabupaten Karimun pada tahun 2014 dengan jumlah responden 2840 yang tersebar di 71 desa dan kelurahan terlihat bawa 71% sampah yang ada di rumah tangga di kabupaten Karimun dibakar, 13% sampah dibuang ke sungai/kali/laut/ dan danau, 2% sampah dibuang kelahan kosong/kebuh dan dibiarkan membusuk, 1% sampah dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah, dan hanya 1% di buang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah, dan 1% sampah dikumpulkan oleh kolektor informal untuk mendaur ulang serta 11% sampah dikumpulkan dan dibuang ke TPS.
III - 83 Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan studi EHRA 2014
Gambar 3.11 menjelaskan, berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Pokja AMPL Kabupaten Karimun pada tahun 2014 dengan jumlah 2840 responden yang tersebar di 71 desa dan kelurahan terlihat pada grafik pengangkutan sampah bahwa hanya 7% sampah yang diangkut setiap hari, 7% sampah diangkut sekali dalam seminggu, 66% sampah diangkut beberapa kali dalam seminggu, dan 13% sampah tidak pernah diangkut dan 7% responden menjawab tidak tahu. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan bahwa perlu dilakukan peningkatan yang harus dilakukan petugas atau pengelola pengangkut sampah untuk mengangkut sampah setiap hari agar sampah yang tidak terangkut tidak berserakan dan akan merusak lingkungan dan bau tidak sedap, maka perlu adanya perhatian khusus yang diberikan kepada petugas pengangkut sampah agar sampah terkelola dengan baik.
Peta 3.3 Peta cakupan layanan persampahan (ukuran A3)
III - 84 Gambar 3.12.a Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Diagram Sistem Sanitasi : Persampahan
Produk
Input
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
(F)
User Interface
Pengumpulan Setempat
Pengumpulan
Sementara (TPS)
Pengangkutan
Semi Pengolahan
Akhir Terpusat
Pembuangan Akhir
Daur Ulang/
SAMPAH
ORGANIK
SAMPAH
AN-ORGANIK
DAUR ULANG RUMAH TANGGA RESIDU MOTOR GEROBAK CONTAINER BAK TPS DUMP TRUCKIII - 85 Gambar 3.12.b Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Diagram Sistem Sanitasi : Persampahan
Produk
Input
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
(F)
User Interface
Pengumpulan Setempat
Pengumpulan
Sementara (TPS)
Pengangkutan
Semi Pengolahan
Akhir Terpusat
Pembuangan Akhir
Daur Ulang/
TONG SAMPAH /KANTONG PLASTIK
SAMPAH
ORGANIK
SAMPAH
AN-ORGANIK
DI BAKAR DI PERKARANGAN RUMAH DI BUANG KE LAHAN KOSONG/KEBUN DIBUANG KE DRAINASE/SU-NGAI/LAUT DI BUANG KE LUBANG DAN DITUTUP DENGAN TANAH PEMUKIMAN WARGA TONG SAMPAH /KANTONG PLASTIK SEKOLAH/KANTORIII - 86 Tabel 3.16: Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Karimun
No. Nama Kecamtan
Volume Terlayani
Tidak Terlayani Jumlah
Penduduk Timbulan Sampah 3R Pengelola Institusi TPA
(Orang) (M³) (%) (M³) (%) (M³) (%) (M³) (%) (M³)
1 Karimun 63,475 3,808.50 2.0 190.00 0 - 28.66 2,700 9.75 919
2 Meral+Meral Barat 64,495 3,869.70 2.0 193.00 0 - 16.24 1,530 22.79 2,147
3 Tebing 29,011 1,741.00 0.2 20.00 0 - 18.15 1,710 0.12 11
III - 87 Tabel 3.17 Kondisi Prasarana dan Sarana persampahan yang ada di Kabupaten Karimun
No Jenis Prasarana / Sarana Satuan Kapasitas Jumlah/ Ritasi /hari Berfungsi Kondisi Tdk berfungsi Keterangan
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
1 Pengumpulan Setempat
- Gerobak Unit 6 - - - -
- Becak/Becak Motor Unit 6 6 √ - -
2 Penampungan Sementara
- Bak Biasa Unit - - - - -
- Container Unit 22 - √ - -
- Transfer Depo Unit - - - - -
3 Pengangkutan
- Dump Truck Unit 5 - √ - -
- Arm Roll Truck Unit 9 - √ - -
- Compaction Truck Unit - -
4 (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat
- TPS 3R Unit 3 - √ - -
- SPA (Stasiun Peralihan
Sementara) Unit - - - - - 5 TPA/TPA Regional - Sanitary landfill Ha - - - - - - Control Landfill Ha - - - - - - Open Dumping Ha 3 28 - - - 6 Alat Berat - Bulldozeri Unit 1 - - √ -
- Whell/Truck Loader Unit - - - - -
- Excavator / Backhoe Unit 1 - √ - -
7 IPL
- Sistem - - - - -
III - 88 3.4.3 Peran Serta Masyarakat
Tabel 3.18: Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat
No Nama Program/ Kegiatan Pelaksana/PJ Lokasi
Tahun Progra/ Kegiatan Penerima manfaat Jumlah Sarana
Kondisi Sarana Saat Ini
L P Berfungsi BerfungsiTidak
1.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
persampahan : Bank Sampah
1.Yayasan
Abdul Wahid Perum Imperium - - 1.2. Komputer Timbangan
3. Bangunan √ -
2.Sekolah SMP Negeri 1
Karimun 2013 - -
Total
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun Tahun 2014
Tabel 3.19: Pengelolaan Sarana Persampahan oleh Masyarakat
No. Jenis Kegiatan Lokasi Lembaga Pengelola Kondisi Kerjsama dengan pihak lain Keterangan 1. Pemilahan Sampah Rumah Tangga
RT. 004 RW. 003 Kel. Sei. Raya Yayasan Karimun Madani Aktif Bank Sampah Karimun Madani - 2. Pengangkutan Sampah ke TPS Kec. Karimun, Kec. Meral dan Meral Batrat, Kec. Tebing BKP Aktif - Iuran Sampah Rp. 10.000/ Rumah Tangga
3. Pengelolaan Sampah Terpadu RT. 003 RW. 003 Kel. Sei.
Pasir KSM Belum Aktif BKP -
III - 89 3.4.4 Komunikasi dan Media
Gambar 3.13 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Karimun
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan studi Komunikasi dan Media 2014
Gambar 3.9 menjelaskan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan Pokja AMPL kabupaten Karimun dengan jumlah responden 710 rumah tangga, yang tersebar di 71 kelurahan dan desa di kabupaten Karimun terlihat 15% masyarakat sudah pernah megikuti keigatan penyuluhan masalah sampah dan kebersihan lingkungan, 5% tentang Air Limbah dan Jamban Keluarga, 8% tentang Salurahn Air Kotor (Drainase), 4% tentang Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), 15% tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), 8% tentang Air Bersih, 7% tentang kegiatan lainnya, dan 37% penduduk kabupaten belum mendapatkan penyuluhan tetang sampah dan kebersihan lingkungan, Air Limbah dan Jamban Keluarga, Drainase, Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan Air Bersih. Maka, dengan ini perlu dilakukan kegiatan yang secara berkelanjutan mengenai penyuluhan dan sosialisasi kepada penduduk kabupaten Karimun terkait sampah dan kebersihan lingkungan, Air Limbah dan Jamban Keluarga, Drainase, Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan Air Bersih.
III - 90 3.4.5 Peran Swasta
Tabel 3.20: Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Persampahan di Kabupaten Karimun
No. Nama Provider/ Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Kontirbusi Jenis Kegiatan/ Kontribusi terhadap Sanitasi
Volume Potensi Kerjasama
1. Yayasan Karimun Madani 2013 Bank Sampah 1 Bank Sampah
1. Kampanye praktek pengelolaan sampah 3R 2. Penyuluhan pemilahan sampah dan pengolahan sampah non organic agar bernilai ekonomis
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun Tahun 2014
3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan
Tabel 3.21: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi persampahan
Tabel 3.22 Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah
No Realisasi Anggaran Retribusi Sanitasi Tahun (Rp.) Rata-Rata Pertumbu
han
2009 2010 2011 2012 2013
1. Retribusi Air Limbah - - - - - -
2. Retribusi Sampah 630,032,000.00 745,192,000.00 757,991,000.00 851,130,000.00 879,455,000.00 7.83
2.a Realisasi Retribusi 320,030,000.00 385,210,000.00 397,991,000.00 441,090,000.00 447,455,000.00 7.83 2.b Potensi Retribusi 310,002,000.00 359,982,000.00 360,000,000.00 410,040,000.00 432,000,000.00 7.79
3. Retribusi Drainase - - - - - -
III - 91 3.4.7 Permasalahan Mendesak
Tabel 3.23 Permasalahan Mendesak
No. Permasalahan Mendesak
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Ketersediaan Fasilitas Pengangkut Sampah dan Penunjang Kendaraan dan keterbatasan Lahan TPA) TPA masih open dumping
Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah Masih minimnya anggaran terhadap pengelolaan sampah
Kurangnya SDM dalam penanganan dan pengelolaan sampah Belum optimalnya Perda
Minimnya kontribusi swasata dalam penangan samah)
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi pelayanan persampahan Belum optimalnya penjaringan wajib retribusi pelayanan persampahan
Keterbatasan database persampahan
Sumber : Badan Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Karimun Tahun 2014
3.5 Pengelolaan Drainase Perkotaan
III - 92
Tabel 3.24: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Perkotaan
FUNGSI Pemerintah Kabupaten PEMANGKU KEPENTINGANSwasta Masyarakat PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan drainase perkotaan skala kab/kota Dinas PU - -
Menyusun rencana program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target Dinas PU - -
Menyusun rencana anggaran program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target Dinas PU - -
PENGADAAN SARANA
Menyediakan / membangun sarana drainase perkotaan Dinas PU - -
PENGELOLAAN
Membersihkan saluran drainase perkotaan Dinas PU, BKP - √
Memperbaiki saluran drainase perkotaan yang rusak Dinas PU - -
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB
Dinas PU - -
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase perkotaan di wilayah yang akan dibangun
BAPPEDA - -
Memastikan integrasi sistem drainase perkotaan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer
Dinas PU - -
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase perkotaan - - -
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase perkotaan - - -
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase perkotaan skala kab/kota
Dinas PU, BAPPEDA - -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase perkotaan
Dinas PU, BAPPEDA - -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase perkotaan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase perkotaan
Dinas PU, BAPPEDA - -
III - 93 Tabel 3.25: Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Karimun
Substansi
Ketersediaan Pelaksanaan
Keterangan Ada (Sebutkan) Tidak Ada DilaksanakanEfektif Belum Efektif Dilaksanakan DilaksanakanTidak Efektif
DRAINASE PERKOTAAN
Target capaian pelayanan pengelolaan drainase perkotaan di Kab/Kota ini
√ - - √ - -
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase perkotaan
√ - - - - -
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase perkotaan
Tercantum pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) baik Perkotaan dan Perdesaan
- √ - - -
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase perkotaan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder
Berdasarkan IMB dan Peraturan Bupati
Kabupaten Karimun - - √ - -
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase perkotaan sebagai saluran pematusan air hujan
- - - - - -
III - 94 3.5.2 Sistem dan Cakupan Layanan
Gambar 3.14 : Grafik Prosentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan studi EHRA 2014
Gambar 3.14 menjelaskan berdasarkan kajian yang di lakukan di 71 desa dan kelurahan dengan 2840 responden terlihat pada grafik prosentase Rumah Tangga mengalami banjir secara rutin bahwa 61% Rumah Tangga tidak mengalami banjir dan hanya 39% Rumah Tangga yang mengalami banjir. Dari hasil tersebut bahwa perlu penangan yang lebih baik lagi oleh pemerintah maupun pemerhati sanitasi dan masyarakat untuk menjaga saluran/drainase sehingga tidak mengalami banjir.
III - 95 Gambar 3.15: Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase perkotaan
Diagram Sistem Sanitasi : Drainase Lingkungan
Produk
Input
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
User Interface
Pengumpulan dan
Penampungan/
Pengolahan Awal
Pengangkutan dan
Pengaliran
Semi Pengolahan Akhir
Terpusat
Daur Ulang dan/atau
Pembuangan Akhir
GRAY WATER AIRCUCIAN DARI DAPUR MENCUCI PAKAIAN AIR UNTUK MANDI Kebun/ Tanah Perkarangan Laut Selokan ATAP BANGUNAN RUANG PUBLIK SUMUR RESAPAN Sungai/ParitIII - 96 Tabel 3.26: Luas Wilayah Genangan
Tabel 3.27: Kondisi sarana dan prasarana drainase yang ada di Kabupaten/Kota
3.5.3 Peran Serta Masyarakat
Tabel 3.28 Daftar Program/Kegiatan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat*)
No
Nama
Program/Kegiatan Pelaksana/PJ Lokasi
Tahun Program/ kegiatan **) Penerima manfaat***) Jumlah Sarana
Kondisi Sarana Saat Ini ****)
Berfungsi BerfungsiTidak
L P
1 2
Total
Sumber Data : Pokja AMPL Kabupaten Karimun Tahun 2014
3.5.4 Komunikasi dan Media
III - 97
Gambar 3.9 menjelaskan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan Pokja AMPL kabupaten Karimun dengan jumlah responden 710 rumah tangga, yang tersebar di 71 kelurahan dan desa di kabupaten Karimun terlihat 15% masyarakat sudah pernah megikuti keigatan penyuluhan masalah sampah dan kebersihan lingkungan, 5% tentang Air Limbah dan Jamban Keluarga, 8% tentang Salurahn Air Kotor (Drainase), 4% tentang Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), 15% tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), 8% tentang Air Bersih, 7% tentang kegiatan lainnya, dan 37% penduduk kabupaten belum mendapatkan penyuluhan tetang sampah dan kebersihan lingkungan, Air Limbah dan Jamban Keluarga, Drainase, Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan Air Bersih. Maka, dengan ini perlu dilakukan kegiatan yang secara berkelanjutan mengenai penyuluhan dan sosialisasi kepada penduduk kabupaten Karimun terkait sampah dan kebersihan lingkungan, Air Limbah dan Jamban Keluarga, Drainase, Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan Air Bersih.
3.5.5 Peran Swasta
3.5.6 Pendanaan dan Pembiayaan
3.5.7 Permasalahan Mendesak
Tabel 3.41 Permasalahan Mendesak tentang Drainase
No. Permasalahan Mendesak
1. 2. 3. 4.
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang fungsi dan manfaat drainase lingkungan Terbatasnya pelayanan dan pembangunan drainase lingkungan
Belum ada Outline plan/ Master Plan drainase lingkungan
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun Tahun 2014
3.6 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi 3.6.1 Pengelolaan Air Bersih
III - 98
Peta 3.5 Peta Jaringan PDAM
III - 99
Gambar 3.17 : Grafik Akses terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum dan Memasak
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun, data olahan EHRA 2014
Gambar 3.17 menjelaskan bahwa 89,9% masyarakat kabupaten Karimun yang tersebar di 71 kelurahan/desa sudah menggunakan Air Sumur Gali Terlindungi sebagai sumber air dasar untuk minum dan memasak, 2,6% memakai Air Sumur Pompa Tangan sebagai sumber Air Minum dan Memasak, 2,2% menggunakan Air Kran Umum-PDAM/PROYEK, 5,5% menggunakan Air Hidran Umum-PDAM, 8% menggunakan Air Ledeng dari PDAM, 30% menggunakan Air Isi Ulang dan 6,1% menggunakan Air Botol Kemasa dan 4,9% masyarakat menggunakan Mata Air Terlindungi sebagai sumber Air Untuk Minum dan Masak. Sedangankan 53,1% masyarakat kabupaten Karimun masih menggunakan Air Sumur Gali Tidak Terlindungi sebagai sumber Air Untuk Minum dan Memasak, 1,6% menggunakan Mata Air Tidak Terlindungi, 7,4% menggunakan Air Hujan dan 12% menggunakan sumber air lainnya seperti Air Parit, Penjual Air Keliling dan Lori Air. Dengan hasil kajian tersebut maka perlu penangan yang lebih baik untuk menangani permasalahan air bersih yang ada di kabupaten Karimun yang masih menggunakan Air Sumur Tidak Terlindungi, Mata Air Tidak Terlindungi, Air Hujan dan Sumber Air Lainnya seperti Air Parit, Penjual Air Keliling dan Lori Air yang belum terjamin keasliaan airnya atau sumber air tesebut sudah tercemar sebagai sumber air dasar untuk minum dan memasak.
III - 100
Tabel 3.34: Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Karimun Tahun 2013
No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan
1 Pengelola PDAM Tirta Karimun
2 Tingkat Pelayanan % 15.40
3 Kapasitas Produksi Lt/detik 100
90
4 Kapasitas Terpasang Lt/detik 90
5 Jumlah Sambungan Rumah
(Total) Unit 5,704
6 Jumlah Kran Air Unit 5,704
7 Kehilangan Air (UFW) % 38.18
8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) M3 -
9 Jumlah pelanggan per kecamatan
Kecamatan Karimun Pelanggan 1939
Kecamatan Meral Pelanggan 2013
Kecamatan Tebing Pelanggan 385
Kecamatan Kundur Pelanggan 718
Kecamatan Moro Pelanggan 649
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun Tahun 2014, diolah
Tabel 3.34 menjelaskan bahwa untuk kebutuhan Air di 5 (lima) kecamatan di Kabupaten Karimun yaitu kecamatan Karimun, kecamatan Meral, kecamatan Tebing, kecamatan Kundur dan kecamatan Moro di kelola oleh PDAM Tirta Karimun dengan tingkat pelayanan sebanyak 15,40% dengan kapasitas Produksi sebesar 100 Liter/detik dan kapasitas terpasasang sebesar 90 Liter/detik. Adapun jumlah Sambungan Rumah dan jumlah Kran Air yaitu 5.704 unit. Disamping itu terlihat terjadi juga kehilangan air (UFW) sebesar 38,18%. Selanjutnya dapat juga kita lihat jumlah pelanggan di 5 (lima) kecamatan yang termasuk dalam pelayanan PDAM Tirta Karimun yaitu, (1) di kecamatan Karimun sebanyak 1939 Pelanggan, (2) di kecamatan Meral sebanyak 2013 Pelanggan, (3) di kecamatan Tebing sebanyak 385 Pelanggan, (4) di kecamatan Kundur sebanyak 718 Pelanggan, dan (5) di kecamatan Moro sebanyak 649 Pelanggan.
III - 101 3.6.2 Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga
Tabel 3.35: Pengelolaan limbah industri rumah tangga kabupaten/kota
Jenis Industri Rumah
Tangga Lokasi Jumlah Industri RT Jenis Pengolahan Kapasitas (m³/hari)
Kerupuk/Keripik Kec. Moro 12 Belum Ada
Pengolahan Limbah -
Kec. Durai 4 Belum Ada
Pengolahan Limbah -
Kec. Kundur Uatara 3 Belum Ada
Pengolahan Limbah -
Kec. Karimun 7 Belum Ada
Pengolahan Limbah -
Kec. Tebing 3 Belum Ada
Pengolahan Limbah -
Kec. Meral 5 Belum Ada
Pengolahan Limbah -
Roti Kel. Meral dan Kel.
Baran Kec. Meral 2 Belum Ada Pengolahan Limbah -
Kue Kec. Karimun 1 Belum Ada
Pengolahan Limbah -
Kec. Durai 4 Belum Ada
Pengolahan Limbah -
Kec. Kundur Utara 1 Belum Ada
Pengolahan Limbah -
Kec. Meral 1 Belum Ada
Pengolahan Limbah -
Kundur 1 Belum Ada
Pengolahan Limbah -
Herbal Tanjung Balai Kec.
Karimun 1 Belum Ada Pengolahan Limbah -
Saos Kel. Sawang 1 Belum Ada
Pengolahan Limbah -
Gula Merah Kel. Meral 1 Belum Ada
Pengolahan Limbah - Serbuk Masakan Kel. Meral Kec.
Meral 1 Belum Ada Pengolahan Limbah -
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Karimun Tahun 2014
Tabel 3.36 mengambarkan bahwa hampir seluruhnya pengelolaan limbah di Industri Rumah Tangga belum ditangani dengan baik. Dan perlu dilakukan berbagai kegiatan dan bimbingan terkait pengelolaan limbah di Industri Rumah Tangga.
III - 102 3.6.3 Pengelolaan Limbah Medis
Tabel 3.36: Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas kesehatan
Nama Fasilitas Kesehatan Lokasi Jenis Pengolahan Limbah Medis Kapasitas/Triwulan
RSUD Karimun RSUD Karimun IPAL ( Limbah Cair ) 441,600 M³
RSUD Karimun Puskesmas Tebing Puskesmas Meral
RSUD Karimun INCENERATOR ( Limbah Padat ) 10,445 M³
Puskesmas Tebing Kec. Tebing Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) -
Puskesmas Meral Kec. Meral IPAL Pihak ke-3 ( Limbah Cair ) 31 M³
Puskesmas Tanjung Balai
Karimun Puskesmas Tanjung Balai Karimun IPAL ( Limbah Cair ) -
INCENERATOR ( Limbah Padat ) 205,96 M³
Puskesmas Kundur Barat Kec. Kundur Barat Dibakar ( Limbah Padat ) -
Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) -
Puskesmas Tanjung Batu Kec. Kundur Dibakar ( Limbah Padat ) -
Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) -
Puskesmas Kundur Utara Kec. Kundur Utara Dibakar ( Limbah Padat ) -
Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) -
Puskesmas Buru Kec. Buru Dibakar ( Limbah Padat ) -
Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) -
Puskesmas Moro Kec. Moro Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) 1000 M³
Dibakar ( Limbah Padat ) 1 M³
Puskesmas Durai Kec. Durai Dibakar ( Limbah Padat ) -
Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) -
RS Bhakti Timah RS Bhakti Timah IPAL ( Limbah Cair ) 173 M³
INCENERATOR ( Limbah Padat ) 6,75 M³
Klinik Bunda Farma Klinik Bunda Farma Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) 1 M³
Dibakar ( Limbah Padat ) 0,5 kg
Klinik Bea dan Cukai Klinik Bea dan Cukai Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) 1 M³
Dibakar ( Limbah Padat ) 0,5 kg
Klinik Bidan Luse Klinik Bidan Luse IPAL ( Limbah Cair ) 1 M³
Dibakar ( Limbah Padat ) 0,5 kg
Praktek Bidan Muti Qurnia Praktek Bidan Muti Qurnia
Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) 1 M³
Dibakar ( Limbah Padat ) 0,5 kg
Simon Gultom Simon Gultom Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) 1 M³
Dibakar ( Limbah Padat ) 0,5 kg
Klinik Husada Karimun Klinik Husada Karimun Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) 1 M³
Dibakar ( Limbah Padat ) 0,5 kg
Klinik Beersalin Rap Klinik Beersalin Rap IPAL ( Limbah Cair ) 1 M³
Dibakar ( Limbah Padat ) 0,5 kg
Klinik Ratu Medika Klinik Ratu Medika Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) 1 M³
Dibakar ( Limbah Padat ) 0,5 kg
Klinik Akbar Klinik Akbar IPAL ( Limbah Cair ) 1 M³
Dibakar ( Limbah Padat ) 0,5 kg
Klinik Sayang Ibu Klinik Sayang Ibu Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) 1 M³
Dibakar ( Limbah Padat ) 0,5 kg
Klinik dr. Tan Ting Li Klinik dr. Tan Ting Li Dibuang ke Tanah ( Limbah Cair ) 1 M³
Dibakar ( Limbah Padat ) 0,5 kg
III - 103
Tabel 3.36 menjelaskan bahwa limbah medis yang ada di fasilitas layanan kesehatan kabupaten Kairmun sebagian besar masih belum memiliki pengelolahan sesuai dengan standar baku mutu kesehatan lingkungan. Hal ini dapat menimbulkan pencemaran tanah, air dan udara bagi lingkungan.