KATA PENGANTAR
Dalam rangka menjaga dan mendorong petani dan kepala daerah kabupaten/kota agar termotivasi dalam mempertahankan dan tidak mengalihfungsikan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Penilaian Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola LP2B.
Penilaian Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola LP2B memiliki nilai dan prestige tinggi, sehingga diperlukan mekanisme untuk menjaring calon penerima penghargaan yang benar-benar layak. Penerima Penghargaan diharapkan dapat menjadi contoh bagi Kepala Daerah dan Petani Pengelola LP2B untuk mempertahankan dan tidak mengalihfungsikan LP2B.
Menindaklanjuti Pergub Jawa Tengah Nomor 61 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Tata Cara Penilaian Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, maka disusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Penilaian Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola LP2B untuk menjadi acuan operasional dalam penyelenggaraan penilaian. Diharapkan semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraaan penilaian dapat melaksanakannya sesuai dengan Juklak ini.
Ungaran, Februari 2017
1 A. DASAR PELAKSANAAN
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5185);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran
2
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5279);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5283);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5288);
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 48);
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah;
3
13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 80/Permentan/
OT.140/8/2013 Tentang Kriteria Dan Tata Cara Penilaian Petani Berprestasi Tinggi Pada Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1042);
14. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 61 Tahun 2015 Tentang Kriteria Dan Tata Cara Penilaian Kepala Daerah Dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
15. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 66 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Tahun 66)
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Bagi Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi pelaksana yang terlibat dalam penetapan Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Sedangkan tujuan penilaian terhadap Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah memberikan motivasi kepada Kepala Daerah dan Petani agar mempertahankan dan tidak mengalihfungsikan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penilaian Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan meliputi sasaran dan persyaratan, penilaian, organisasi pelaksana penilaian, pemberian penghargaan dan pembiayaan.
4 D. PENGERTIAN
1. Provinsi adalah Provinsi Jawa Tengah.
2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah.
5. Kepala Daerah adalah Bupati/Walikota di Provinsi Jawa Tengah. 6. Petani adalah setiap warga negara Indonesia beserta
keluarganya yang mengusahakan Lahan untuk komoditas pangan pokok di Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
7. Petani Berprestasi Tinggi adalah Petani dan/atau sekelompok Petani yang tergabung di dalam dan/atau di luar kelompok tani dan/atau Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang menurut Penilaian tim telah melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya dalam melindungi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
8. Kelompok Tani adalah kumpulan Petani pangan yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi dan sumber daya) serta keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
9. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
10. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
11. Penilaian adalah pemberian skor kepada Bupati/Walikota dan Petani Berprestasi Tinggi dalam melindungi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
12. Penghargaan adalah bentuk apresiasi dari pemerintah yang diberikan kepada Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
5
13. Tipologi Lahan adalah adalah kelas kesesuaian lahan berdasarkan ketersediaan sumber air untuk tanaman tersebut, meliputi : irigasi, rawa pasang surut dan/atau lebak dan non irigasi.
E. SASARAN DAN PERSYARATAN 1. Sasaran
Sasaran yang akan dinilai adalah Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
2. Persyaratan
2.1. Kepala Daerah
Kepala Daerah yang akan dinilai harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Telah menetapkan luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dalam peraturan tata ruang dengan luasan sekurang-kurangnya sama dengan luasan LP2B yang ditetapkan oleh Provinsi.
Kepala Daerah yang telah menjabat minimal dua tahun.
Kepala Daerah yang telah menerima penghargaan dapat dinilai kembali setelah tiga tahun.
2.2. Petani Berprestasi Tinggi
Petani Berprestasi Tinggi yang dicalonkan harus memenuhi kriteria umum dan khusus
Kriteria umum yaitu : Kelompok Tani yang mempunyai kepengurusan aktif.
Kriteria khusus yaitu :
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dalam satu hamparan dengan luas minimal 25 (dua puluh lima) ha;
6
Petani berdomisili dalam satu desa dan/atau desa tetangga yang berdekatan sebagaimana dimaksud pada huruf a
Kelompok Tani dan/atau P3A secara rutin melakukan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dan prasarana jaringan tidak beririgasi di tingkat usaha tani
Kelompok Tani tidak mengalihfungsikan lahan sebagaimana dimaksud pada huruf a dalam periode waktu 2 (dua) tahun terakhir
Bagi lahan beririgasi produktivitas padi harus di atas rata-rata kabupaten
Kelompok Tani/P3A mempunyai kegiatan kebersamaan dalam usaha tani; dan
Kelompok Tani telah menerapkan usaha tani ramah lingkungan
F. PENILAIAN DAN PENETAPAN
1. Tata Cara Penilaian dan Penetapan
1.1. Pertimbangan Penilaian 1.1.1. Kepala Daerah
Pertimbangan penilaian dilaksanakan atas komitmen Kepala Daerah dalam Perencanaan, Penetapan,
Pengembangan, Pemanfaatan, Pembinaan dan
Pengendalian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Komitmen Kepala Daerah ditunjukkan dengan :
Penetapan Peraturan yang terkait dengan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
Kesesuaian angka penetapan luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada Rencana Tata Ruang Wilayah dan/atau Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan/atau Perda Lahan
7
Penetapan Luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Provinsi;
Tindak Lanjut Pengembangan, Pemanfaatan, Pembinaan dan Pengendalian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
1.1.2. Petani Berprestasi Tinggi
Pertimbangan Penilaian dilaksanakan atas berbagai aspek, meliputi tipologi lahan, kesuburan tanah, luas tanam, irigasi, tingkat fragmentasi lahan, produktivitas usaha tani, lokasi, kolektivitas usaha tani, dan praktik usaha tani ramah lingkungan.
1.2. Metode Penilaian dan Penetapan 1.2.1. Kepala Daerah
Penilaian dan penetapan Kepala Daerah dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Tim Penilai mengumpulkan data Kabupaten/Kota yang telah menetapkan Peraturan yang terkait dengan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; b. Tim Penilai mengumpulkan data penetapan luasan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada Rencana Tata Ruang Wilayah dan/atau Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan/atau Perda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah
c. Tim Penilai melakukan evaluasi dan verifikasi berdasarkan berdasarkan kriteria yang ditetapkan pada juklak ini;
d. Berdasarkan atas kriteria tersebut, tim penilai menetapkan Kepala Daerah Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan bulan Juli 2017
8
yang selanjutnya diajukan untuk ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
1.2.2. Petani Berprestasi Tinggi
Penilaian dan penetapan Petani Berprestasi Tinggi dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Pemerintah Daerah mengusulkan masing- masing 1 (satu) Petani Berprestasi Tinggi sesuai kriteria yang ditetapkan dalam juklak ini (point E.2.2) untuk disampaikan ke Pemerintah Provinsi; b. Usulan sebagaimana dimaksud pada huruf a
paling lambat diterima Pemerintah Provinsi cq. Dinas Ketahanan Pangan paling lambat 31 Mei 2017 (stempel pos);
c. Di tingkat provinsi, tim melakukan seleksi administrasi, evaluasi dan verifikasi di tingkat lapangan pada Petani Berprestasi Tinggi yang diusulkan Pemerintah Daerah berdasarkan kriteria yang ditetapkan pada juklak ini;
d. Berdasarkan atas kriteria tersebut, tim penilai menetapkan masing-masing Petani Berprestasi Tinggi paling lambat Juli 2017 yang selanjutnya diajukan untuk ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
1.3. Komponen Penilaian
1.3.1. Komponen Komitmen Kepala Daerah
Komponen komitmen kepala daerah yang dinilai meliputi :
a. Perencanaan terhadap Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
9
1) Adanya perencanaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang dituangkan dalam dokumen perencanaan
i. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
ii. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
iii. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2) dukungan APBD Kabupaten/Kota
b. Penetapan terhadap Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
Komponen penetapan terdiri dari
1) penetapan Peraturan yang terkait dengan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
i. Peraturan Daerah tentang LP2B
ii. Peraturan Bupati/Walikota tentang LP2B
iii. Peraturan Daerah/Bupati/Walikota tentang RTRW
2) kesesuaian angka penetapan luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada Rencana Tata Ruang Wilayah dan/atau Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan/atau Perda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dengan Penetapan Luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Provinsi;
c. Pengembangan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
Komitmen pengembangan LP2B meliputi :
1) Intensifikasi pemanfaatan lahan pertanian pangan, meliputi :
10
i. Komitmen dalam meningkatkan kesuburan tanah LP2B
ii. Komitmen dalam meningkatkan kualitas benih/bibit
iii. Komitmen dalam mencegah dan mengelola HPT
iv. Komitmen dalam mengembangkan irigasi dan infrastruktur lainnya
v. Komitmen dalam memanfaatkan teknologi pertanian
vi. Komitmen dalam mengembangkan inovasi pertanian
vii. Komitmen dalam memfasilitasi penyuluhan pertanian
viii. Upaya dalam memberikan jaminan akses permodalan
2) Diversifikasi pemanfaatan lahan pertanian pangan, meliputi:
i. Komitmen dalam pengaturan pola tanam, tumpang sari
ii. Komitmen dalam mengembangkan sistem pertanian terpadu
d. Pemanfaatan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
Komitmen terhadap penjaminan konservasi tanah dan air meliputi :
i. perlindungan sumberdaya lahan dan air, ii. pelestarian sumber daya lahan dan air, iii. pengelolaan kualitas lahan dan air, iv. pengendalian pencemaran.
11
e. Pembinaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Komitmen pembinaan LP2B, meliputi
i. Koordinasi perlindungan LP2B
ii. Sosialisasi peraturan terkait dengan LP2B iii. Pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi iv. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kepada
masyarakat
v. Penyerbarluasan informasi kawasan LP2B
vi. Peningkatan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat
f. Pengendalian Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
Komitmen pengendalian LP2B, meliputi : i. Tim Pengendali LP2B
ii. Insentif iii. Disinsentif iv. Proteksi
1.3.2. Komponen Kinerja Usaha Tani
Komponen kinerja usaha tani yang dinilai meliputi: a. Tipologi Lahan;
Untuk dapat memberikan Penilaian obyektif bagi Petani Berprestasi Tinggi pada tipologi lahan di atas, maka diberikan klasifikasi lahan beririgasi, lahan rawa pasang surut dan/atau lebak, dan lahan tidak beririgasi, dengan pertimbangan tingkat keadaan budidaya yang bervariasi dilihat dari kesediaan sumberdaya pertanian, organisasi Kelompok Tani maupun produksi dan produktivitas lahannya.
12
1) Petani pada lahan beririgasi.
Komponen Penilaian Petani Berprestasi Tinggi pada lahan beririgasi dapat dikelompokkan menjadi 3 aspek yaitu:
i). organisasi Kelompok Tani;
ii). kinerja Petani Berprestasi Tinggi dalam pengelolaan usaha tani;
iii). produksi dan produktivitas usaha tani. 2) Petani pada lahan tidak beririgasi.
Komponen Penilaian Petani Berprestasi Tinggi pada lahan sawah tidak beririgasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) aspek yaitu: i). organisasi Kelompok Tani;
ii). kinerja Petani dalam pengelolaan usaha tani; iii). produksi dan produktivitas usaha tani.
b. luas lahan yang dialihfungsikan dalam 2 (dua) tahun terakhir;
c. luas alih fungsi lahan untuk kepentingan umum dan/atau bencana;
d. partisipasi Petani dalam pemanfaatan sarana dan prasarana pertanian.
G. PENUTUP
Petunjuk Pelaksanaan ini digunakan sebagai acuan teknis pelaksanaan penilaian dan penetapan bagi Tim Penilai dan semua pihak yang terkait yang akan menyelenggarakan Penilaian dan Penetapan Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
13
14
Tabel 1. Komponen Komitmen Kepala Daerah yang dinilai
No Uraian Nilai Nilai
Maks
A. 1). Perencanaan terhadap Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan 150 a. Tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) 50
b. Tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 50 c. Tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 50
2). Dukungan APBD Kabupaten/Kota 50
a. Ada 50
b. Tidak 0
3). Prosentase Dukungan APBD Kabupaten/Kota untuk pengelolaan LP2B (infrastruktur dan saprodi)
100
a. 1 – 5 % 25
b. 5 – 10 % 50
c. > 10% 100
B Penetapan LP2B
1). Penetapan peraturan yang terkait dengan LP2B 150
a. Peraturan Daerah tentang tentang LP2B 50
b. Peraturan Kepala Daerah tentang LP2B 50
c. Peraturan Daerah/Kepala Daerah tentang RTRW 50
2). Kesesuaian angka penetapan luasan LP2B pada RTRW dan/atau RDTR dan/atau Perda LP2B dengan Penetapan luasan LP2B Provinsi
100 a. Sama dengan 50 b. Lebih dari 100 C Pengembangan LP2B 100 a. Lebih dari 6 100 b. 4 - 6 50 c. 1 – 3 25 d. Tidak ada 0 D Pemanfaatan LP2B 100 a. 3 – 4 100 b. 1 – 2 50 c. Tidak Ada 0 E Pembinaan LP2B 100 a. Lebih dari 4 100 b. 3 - 4 75 c. 1 – 2 50 d. Tidak Ada 0 F Pengendalian LP2B 100 a. 3 – 4 100 b. 1 – 2 50 c. Tidak Ada 0 Total 950
15
Tabel 2. Komponen Kinerja Usaha Tani Yang Dinilai Pada Lahan Beririgasi.
No Uraian Nilai Nilai
Maks
A. Tipologi Lahan Beririgasi
1. Aspek Organisasi Kelompok Tani 100
a. Ada susunan kepengurusan 5
b. Ada aturan 5
c. Pertemuan Kelompok 10
d. Rencana kegiatan kelompok dan pelaksanaannya 20 e. Pengumpulan dan Pemanfaatan Iuran Anggota 10
f. Kegiatan usaha kelompok 25
g. Aktivitas anggotan kelompok dalam pertemuan > 75% 25
2. Aspek Kinerja Petani Dalam Pengelolaan Usaha Tani 175
a. Menerapkan teknologi ramah lingkungan 25
b. Menerapkan pola tanam 50
c. Telah menggunakan bibit unggul bersertifikat 25 d. Telah menerapkan pengendalian hama dan penyakit 25
e. Inovasi Lainnya (sebutkan) 50
3. Aspek Produksi dan Produktivitas Usaha Tani 125
a. Rata-rata produksi padi kelompok lebih besar dari produksi kecamatan 100 b. Tren produksi dan produktivitas meningkat dalam dua tahun terakhir 25
B. Luas Lahan yang Dialihfungsikan dalam 2 tahun Terakhir 200
1. Ada 0
2. Tidak ada 200
C. Luas Alih Fungsi Lahan untuk Kepentingan Umum dan/atau Bencana 100
1. Ada 0
2. Tidak ada 100
D. Partisipasi Petani dalam Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani
100
1. Ada 100
2. Tidak ada 0
E. Partisipasi Petani dalam Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pertanian 100
1. Ada, sebutkan 100
2. Tidak ada 0
F. Prestasi Kelompok Tani di Bidang Pertanian 100
1. Tingkat Nasional 50
2. Tingkat Provinsi 25
3. Tingkat Kabupaten/Kota 25
16
Tabel 3. Komponen Kinerja Usaha Tani Yang Dinilai Pada Lahan Tidak Beririgasi.
No Uraian Nilai Nilai
Maks
A. Tipologi Lahan Tidak Beririgasi
1. Aspek Organisasi Kelompok Tani 100
a. Ada susunan kepengurusan 5
b. Ada aturan 5
c. Pertemuan Kelompok 10
d. Rencana kegiatan kelompok dan pelaksanaannya 20 e. Pengumpulan dan Pemanfaatan Iuran Anggota 10
f. Kegiatan usaha kelompok 25
g. Aktivitas anggotan kelompok dalam pertemuan > 75% 25
2. Aspek Kinerja Petani Dalam Pengelolaan Usaha Tani 175
a. Menerapkan teknologi ramah lingkungan 25
b. Menerapkan pola tanam 50
c. Telah menggunakan bibit unggul bersertifikat 25 d. Telah menerapkan pengendalian hama dan penyakit 25
e. Inovasi Lainnya (sebutkan) 50
3. Aspek Produksi dan Produktivitas Usaha Tani 125
a. Rata-rata produksi padi kelompok lebih besar dari produksi kecamatan 100 b. Tren produksi dan produktivitas meningkat dalam dua tahun terakhir 25
B. Luas Lahan yang Dialihfungsikan dalam 2 tahun Terakhir 200
1. Ada 0
2. Tidak ada 200
C. Luas Alih Fungsi Lahan untuk Kepentingan Umum dan/atau Bencana 100
1. Ada 0
2. Tidak ada 100
D. Partisipasi Petani dalam Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Non Irigasi Tingkat Usaha Tani
100
1. Ada 100
2. Tidak ada 0
E. Partisipasi Petani dalam Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pertanian 100
1. Ada, sebutkan 100
2. Tidak ada 0
F. Prestasi Kelompok Tani di Bidang Pertanian 100
1. Tingkat Nasional 50
2. Tingkat Provinsi 25
3. Tingkat Kabupaten/Kota 25
17
FORMULIR PENGAJUAN
PETANI BERPRESTASI TINGGI
PENGELOLA LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
KABUPATEN/KOTA ...
Yang bertandatangan di bawah ini :
1.
Nama :
2.
Jabatan :
3.
Alamat :
Dengan ini mengusulkan :
1.
Nama :
2.
Kelompok/Gabungan Kelompok :
3.
Jabatan :
4.
Alamat :
sebagai calon Kelompok Tani Berprestasi Tinggi Pengelola
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Tahun 2017. Untuk
bahan pertimbangan dalam penilaian terlampir disampaikan
profil calon Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan.
... 2017
Yang mengusulkan
(...)
Formulir dikirimkan kepada Pemerintah Provinsi cq. Dinas
Ketahanan Pangan Jl. Gatot Subroto Kompleks Pertanian
Tarubudaya Ungaran Ungaran Barat 50501 paling lambat
3118
OUTLINE PROFIL
PETANI BERPRESTASI TINGGI
PENGELOLA LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
KABUPATEN/KOTA ...
LAHAN BERIRIGASI
BAB I. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Nama Kelompok/Gabungan Kelompok Tani
B. Riwayat Pembentukan Organisasi (bukti pembentukan terlampir dan AD/ART) C. Struktur Organisasi
D. Jumlah Anggota/Kelompok Binaan BAB II. KINERJA KELOMPOK TANI
II.1. Kinerja Kelembagaan
A. Rencana Kegiatan Kelompok Tahun Tiga Tahun Terakhir (2015-2017) B. Pengumpulan dan Pemanfaatan Iuran Anggota
C. Pertemuan Kelompok (Materi dan Kehadiran Anggota) D. Kegiatan Usaha Kelompok Tiga Tahun Terakhir (2015-2017)
E. Perkembangan Luas Lahan Sawah yang Dikelola Anggota Kelompok (2015 - 2017)
II.2. Kinerja Usaha Tani
A. Penerapan Teknologi ramah Lingkungan B. Pengaturan Pola Tanam
C. Penggunaan Bibit Unggul
D. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu E. Inovasi Lainnya
F. Produksi dan produktivitas padi (tahun 2014 -2016) BAB III. PARTISIPASI KELOMPOK TANI
A. Partisipasi dalam operasi dan pemeliharaan Jaringan Irigasi tingkat Usaha tani B. Partisipasi dalan pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pertanian
BAB IV. FASILITASI
A. Fasilitasi Yang Diperoleh Kelompok Tani B. Perkembangan Fasilitasi Yang Diperoleh BAB V. PRESTASI KELOMPOK TANI
19
OUTLINE PROFIL
PETANI BERPRESTASI TINGGI
PENGELOLA LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
KABUPATEN/KOTA ...
LAHAN TIDAK BERIRIGASI
BAB I. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
E. Nama Kelompok/Gabungan Kelompok Tani
F. Riwayat Pembentukan Organisasi (bukti pembentukan terlampir dan AD/ART) G. Struktur Organisasi
H. Jumlah Anggota/Kelompok Binaan BAB II. KINERJA KELOMPOK TANI
II.1. Kinerja Kelembagaan
F. Rencana Kegiatan Kelompok Tahun Tiga Tahun Terakhir (2015-2017) G. Pengumpulan dan Pemanfaatan Iuran Anggota
H. Kegiatan Usaha Kelompok Tiga Tahun Terakhir (2015-2017)
I. Perkembangan Luas Lahan Sawah yang Dikelola Anggota Kelompok (2015 - 2017)
II.2. Kinerja Usaha Tani
G. Penerapan Teknologi ramah Lingkungan H. Pengaturan Pola Tanam
I. Penggunaan Bibit Unggul
J. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu K. Inovasi Lainnya
L. Produksi dan produktivitas padi (tahun 2014 -2016) BAB III. PARTISIPASI KELOMPOK TANI
C. Partisipasi dalam operasi dan pemeliharaan Jaringan Non Irigasi tingkat Usaha tani
D. Partisipasi dalan pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pertanian BAB IV. FASILITASI
C. Fasilitasi Yang Diperoleh Kelompok Tani D. Perkembangan Fasilitasi Yang Diperoleh BAB V. PRESTASI KELOMPOK TANI