• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perkebunan kelapa sawit murni. PT Serikat Putra berlokasi di Desa Sialang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perkebunan kelapa sawit murni. PT Serikat Putra berlokasi di Desa Sialang"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Perusahaan

PT. Serikat Putra merupakan perusahaan yang bergerak d i bidang perkebunan kelapa sawit murni. PT Serikat Putra berlokasi di Desa Sialang Godang, Kecamatan Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau. PT. Serikat Putra merupakan anak perusahaan dari P T. Indofood Sukses Makmur, Tbk yang berkedudukan di Jakarta Jl. Jendral Sudirman Kav. 76-78 Sudirman Plaza, lt 11 & 12.

PT Serikat Putra Lubuk Raja mempunyai Visi dan misi yang disebut EKSTRAKSI. Visi dan misi tersebut adalah :

1. Eratkan tali silaturahmi dan Persaudaraan.

2. Kebersamaan dalam keragaman senantiasa dijalan in. 3. Saling asah, asih dan asuh.

4. Taat azas, prosedur dan keputusan bersama. 5. Raih prestasi terbaik dalam setiap kesempatan.

6. Arahkan pikiran dan ayunkan langkah dalam mencapai target yang telah ditentukan.

7. Konsisten dalam segala hal, utamanya antara kata dan perbuatan. 8. Setiap tantangan hendaknya dijadikan peluang.

9. Inovasi untuk mencari solusi terbaik.

(2)

Dalam pengoperasian perusahaan, PT Serikat Putra Lubuk Raja mempunyai 3 prinsip yang tertuang dalam Konsep planter profesional 3C. Konsep 3C tersebut adalah :

1. Crops; pencapaian ton/ha produksi CPO dan PKO maksimal dengan losses minimal.

2. Cost; bekerja dengan biaya yang murah namun efektif.

3. Condition Field; kondisi lapangan / blok selalu terjaga (ringan / normal). Dengan adanya konsep 3C diharapkan produksi CPO di PT serikat Putra dapat maksimal dan efektif.

PT. Serikat Putra mulai dibangun secara bertahap sejak tahun 1988 dengan wilayah kerja meliputi total areal seluas 12.474 ha yang terdiri dari Kebun Lubuk Raja dan Kebun Bukit Raja. Luas areal kebun yang diusahakan adalah 11.925 Ha, terdiri dari :

1. Kebun Lubuk Raja : 6.824 Ha

2. Kebun Bukit Raja : 5.101 Ha

PT. Serikat Putra dilengkapi dengan 1 (satu) unit pabrik kelapa sawit yaitu PKS Lubuk Raja.PT Serikat Putra memiliki jumlah tenaga kerja lebih kurang 2.500 orang yang berasal dari masyarakat sekitar perusahaan dan beberapa propinsi di Sumatera dan Jawa. Secara geogafis, PT. Serikat Putra menaungi beberapa desa yang berada dalam wilayah PT Serikat Putra yakni :

1. Desa Sialang Godang 2. Desa Air Terjun 3. Desa Sialang Bungkuk 4. Desa Lubuk Raja

(3)

5. Desa Lubuk Keranji Timur 6. Desa Sialang Kayu Batu 7. Desa Lubuk Mandian Gajah 8. Desa Lubuk Keranji

9. Desa Angkasa 10. Desa Pompa Air 11. Desa Tambun 12. Desa Terbangiang 13. Desa Lubuk Terap 14. Desa Merbau 15. Desa Angkasa 16. Desa Pompa Air

17. Desa Tanjung Air Hitam 18. Dusun Simp. Pancing 19. Dusun Puncak Indah

(4)

1. Profil wilayah DIVISI P ABRIK 1988 1989 1990 199 1 1994 1 995 1996 1998 T otal T otal I 9 66 8 6 - - - - 1 .0 52 30 4 0 70 5 1 .127 II 3 84 372 359 - - - 7 - 1 .1 22 14 4 2 56 - 1 .178 III - - 848 182 - 1 24 20 8 1 .1 82 - 3 6 36 - 1 .218 IV - - 234 887 1 28 - - - 1 .2 49 - 4 1 41 - 1 .290 V - - 337 723 - - - - 1 .0 60 21 3 6 57 - 1 .117 VI - - 8 1 1.07 8 - - - - 1 .1 59 6 4 2 48 - 1 .207 T OTAL 1.350 458 1.859 2 .870 128 1 24 27 8 6.824 7 1 237 3 08 5 7.137 Emplas

men JembJln&

T OTAL A RE AL DIU SA HA KAN

AREAL DITA NA M AR EAL P RASARANA

Sumber :PT Serikat Putra, data diolah

Gambar 4.1

Profil Luas Tanam Kebun Lubuk Raja

Kebun lubuk raja dibagi dalam 6 blok, dimulai dari blok A9 – A53, B10 -B53, C16 - C53, D5 – D53, E4 – E53 dan F3 – F53. Total luas wilayah kebun lubuk raja adalah 7137 hektar. Kebun lubuk raja dibagi menjadi 6 d ivisi, yakni ; divisi I, II, III, IV, V, dan VI dengan luas lahan sebesar 6824 hektar. Luas tersebut belum termasuk areal Prasarana seperti emplasmen, jembatan dan pabrik yang luasnya 313 hektar. Jika ditotal luas areal dari kebun lubuk raja adalah sebesar 7137 hektar. Divisi I memiliki luas area sebesar 1127 hektar, divisi II 1178 ha, divisi III 1218 ha, divisi IV 1290 ha, divisi V 1117 ha, dan divisi VI seluas 1207 ha.

(5)

a. Divisi I

Divisi I struktur tanah mineral datar dengan satuan hektar tanam sebanyak 2473 hektar atau sebesar 34,7% dari seluruh luas arela Perkebunan Lubuk Raja. Divisi I dimulai dari blok C6 – C12, D5 – D16, E4 – E14, dan F3 hingga F16. Terdapat 313 hektar lahan yang dipake untuk prasarana di divisi I.sebagian besar sawit di divisi I ditahun pada tahun 1988 seluas 1064 hektar, tahun 1989 seluas 334 hektar, tahun 1990 435 hektar, 1991 559 hektar dan tahun 1994 seluas 8 hektar.

b. Divisi II

Divisi II memiliki struktur tanah yang didominasi low land dengan sedikit daerah berbukit. Divisi II memliki wilayah dari A9 – A24, B10 – B24, CD16 – D25, C16 – C24, D16 – D25. Divisi II memiliki luas lahan seluas 1178 ha, dengan luas lahan yang di tanami seluas 1122 ha dan untuk emplasmen dan jembatan seluas 56 ha. Sawit di divisi II ditanam pad tahun 1988 seluas 384 ha, 1989 seluas 372 ha dan 1990 seluas 359 ha.

c. Divisi III

Divisi III memiliki struktur tanah yang didominasi tanah mineral berbukit dan sedikit tanah mineral low land. Divisi III memiliki wilayah dari blok A25 -A38, B25 – B36, C26 – 36, D26 – D30. Divisi III memiliki luas lahan 1218 ha dengan luas lahan yang ditanami seluas 1182 ha dan jalan dan jembatan seluas 36 ha. Divisi III memiliki pohon kelapa sawit yang di tanam tahun 1990 seluas 848 ha, tahun 1991 182 ha, 1995 124 ha, 1996 20 ha dan 1998 8 ha. Sedangkan luas areal untuk jalan dan jembatan seluas 36 ha.

(6)

d. Divisi IV

Divisi IV memiliki struktur tanah mineral yang di dominasi oleh tanah mineral berbukit dan sedikit tanah menieral dataran rendah. Divisi IV memiliki wilyah dari blok A39 – A53, B37 – 53, C37 – C53. Divisi IV memiliki luas areal 1290 ha dengan luas areal yang ditanam 1249 ha dan luas areal untuk jalan&jembatan seluas 41 ha. Divisi IV terdiri dari pohon kelapa sawit yang ditanam tahun 1990 seluas 234 ha, 1991 seluas 887 ha, dan tahun 1994 128 ha.

e. Divisi V

Divisi V memiliki struktur tanah mineral yang di dominasi oleh tanah mineral berbukit dan sedikit tanah menieral dataran rendah. Divisi V memliki wilayah dari blok D31 – D43, E31 – E41, F31 – F41. Divisi V memiliki luas areal seluas 1117 ha dengan luas areal yang diusahakan 1060 ha dan 57 ha untuk emplasmen, jalan&jembatan. Divisi V terdiri dari pohon kelapa sawit yang ditanam tahun 1990 seluas 337 ha dan tahun 1991 723 ha.

f. Divisi VI

Divisi VI memiliki kontur tanah yang bervariasi dengan tanah mineral berbukit yang mendominasi, disusul tanah mineral dan tanah mineral dataran rendah. Divisi VI memiliki wilayah dari blok C48 – C53, D44 – D53, E42 – E53, F42 – F53. Divisi VI memiliki luas areal seluas 1207 ha dengan laus areal yang diatanam seluas 1159 ha, emplasmen 6 ha, jalan dan jembatan 42 ha.

(7)

2. Struktur Organisasi Dan Ketenagakerjaan

Gambar 4.2

Struktur Organisasi PT Serikat Putra Lubuk Raja

Kebun Serikat Putra Lubuk Raja dipimpin oleh seorang Estate Manager yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan meliputi pengelolaan dan perkembangan secara efektif dan professional sesuai ketentuan dari PT Serikat Putra. Estate Manager memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk mengkoordinir kebun yang berada di bawah pengawasannya serta mengambil keputusan dalam kegiatan operasional.

Dalam menjalankan tugasnya Estate Manager dibantu oleh 2 asisten kepala (Askep). Askep bertugas mengelola satu rayon yang terdiri dari 3 divisi. Selain bertugas untuk mengelola sebuah divisi, askep juga bertugas untuk

mengelola traksi, poliklinik, panswakarsa dan gudang (bersama kasie)

danmengkoordinasikan para asisten divisi.

Asisten Divisi adalah orang yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di divisi yang dip impinnya. Asisten Divisi bertanggungjawab langsung kepada

Estate Manager. Dalam melaksanakan tugasnya, Asisten Divisi dibantu oleh

(8)

administrasi baik laporan kegiatan harian, laporan produksi dan bon permintaan barang di tingkat divisi.

Kasie adalah orang yang bertanggung jawab mengurus segala kegiatan

administrasi pada kebun tersebut dan bersama askep bertugas mengelola gudang sentral. Kasie membawahi para karyawan kantor besar. Status dan jumlah karyawan di Kebun Lubuk raja.

3. Deskripsi Karyawan dan FasilitasKaryawan

Tabel 4.1 Data Jumlah Karyawan Kebun Lubuk Raja Per Februari 2013

Sumber :PT Serikat Putra, data diolah

Jumlah karyawan di Kebun Lubuk Raja berjumlah 1261 jiwa. Jumlah karyawan terbesar ada di divisi IV, yakni sebesar 14,5%. Jumlah karyawan paling sedikit di divisi V, yakni sebesar 11,5%. Tenaga keamanan di kebun lubuk raja sebesar 6,8% dari jumlah seluruh karyawan. Jam kerja karyawan dimulai dari jam 07.00 sampai 14.00. Sebelum kerja, para karyawan apel di kantor masing – masing divisi untuk absensi kehadiran dan pemberian pengarahan dari mandor 1 dan masing – masing mandor .

Fasilitas kesejahteraan karyawan merupakan salah satu faktor pendukung untuk karyawan. Fasilitas tersebut berupa rumah, air, listrik, sarana ibadah, sarana

(9)

pendidikan, dan sarana olahraga. Fasilitas rumah yang diberikan terdiri dari perumahan staff, mess, dan perumahan karyawan. Rumah staff dan mess terletak di emplasmen, sedangkan rumah karyawan berada di sekitar kantor masing– masing divisi.

Divisi I perumahan karyawan berada pada satu lokasi bersama dengan divisi I bukit raja.Divisi II dan III berada satu tempat,bernama pondok I lubuk raja, divisi IV dan V berada ssatu wilayah bernama pondok II lubuk raja dan divisi VI berada satu tempat bernama pondok III lubuk Raja.

Perumahan untuk staff, messdan karyawan merupakan jenis rumah permanen, Fasilitas listrik dan air dikelola di masing – masing divisi. Di

emplasmen, fasilitas listrik 24 jam sedangkan di divisi fasilitas listrik menyala 7

jam, 5 jam mulai pukul 18.00 – 23.00 dan 2 jam mulai pukul 04.00 – 06.00. Pada hari minggu dan hari libur menyala selama 11 jam, yaitu tambahan 4 jam mulai pukul 10.00 – 14.00.

Sarana olahraga yang terdapat di emplasmen berupa lapangan volly, bulu tangkis, sepak takraw, tenis dan tenis meja.Di masing – masing divisi juga terdapat fasilitas olahraga berupa lapangan bulu tangkis, lapangan volly, dan lapangan bola kaki.

Sarana pendidikan di PT Serikat putra terdapat sekolah menengah pertama (SMP)yang ada di Pondok I (Divisi I dan II), SMK di emplasmen. Sedangkan untuk taman kanak – kanak (TK) dan penitipan bayi terdapat di emplasmen dan di masing–masing divisi. Sarana ibadah di kebun lubuk raja terdapat masjid di setiap divisi dan gereja di emplasmen.

(10)

Pemberian gaji karyawan diberikan 2x dalam sebulan setiap Hari Sabtu Minggu kedua, untuk gajian kecil dan gajian besar pada Sabtu Minggu terahir pada akhir bulan. Gajian kecil berupa pinjaman, Besarnya gajian kecil sebesar Rp. 100.000. Prem i pemanen dibayarkan pada gajian kecil. Gajian besar dibayarkan pada akhir bulan, besarnya berupa gaji pokok Rp. 1.308.000, diamana semua karyawan mendapat gaji yang sama. Jumlah tanggungan anak maksimal 3 anak ( berupa kesehatan dan beras sebesar @7,5 Kg/b ln). Setiap karyawan mendapat jatah beras sebesar 15 Kg/bulan.

4. Deskripsi karyawan Pemanen

Tabel 4.2 Data Jumlah Sampel Karyawan Pemanen PT Serikat Putra Lubuk Raja

Sumber :PT Serikat Putra, data diolah

Memanen merupakan kegiatan inti dari proses produksi kelapa sawit. ada 390 karyawan yang bekerja memanen buah. Divisi VI merupakan divisi yang memiliki jumlah pemanen terbanyak, yakni 72 jiwa. Dalam penghitungan hasil panen, perusahaan menggunakan satuan janjang. Basis borong (batas minimal target manen buah) setiap pohon berbeda – beda berdasarkan tahun tanam pohon kelapa sawit. setiap awal bulan perusahaan mengeluarkan surat ketentuan basis borong.

(11)

Dalam pembukuan laporan produksinya, perusahaan menggunakan satuan kilogram (kg). namum terhadap pemanen dilakukan ketentuan janjang. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses perhitungan dilapangan. Di dalam surat ketentuan basis borong terdapat berat janjang rata – rata (BJR) yang telah ditentukan oleh perusahaan. Masing – masing BJR berbeda – beda sesuai tahun tanam pohon kelapa sawit.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi BJR. Faktor – faktor tersebut adalah : 1. Losing = banyaknya brondolan yang jatuh

2. Restan = lama buah 3. Kondisi pohon kelapa sawit

Untuk menertibkan dan menjaga kualitas produksi buah kelapa sawit, Perusahaan mengeluarkan Sapta disiplin panen :

1. Buah matang dipanen seluruhnya 2. Buah mentah nol persen

3. Brondolan dikutip bersih

4. Buah diantrikan rapi digawangan mati 5. Cabang sengkleh tidak ada

6. Administrasi di isi dengan teliti dan up to date

Untuk lebih meningkatkan produksinya, perusahaan memberikan premi kepada para pemanen. Premi diberikan apabila pemanen mampu memproduksi buah lebih banyak dari target yang telah ditentukan. Besarnya premi berbeda – beda tergantung tahun tanam pohon. Besarnya premi telah ditetapkan dalam ketentuan basis borong. Perusahaan tidak mengenakan premi brondolan.

(12)

Untuk mencegah buah mentah dipanen dan untuk meminimalisir kerugian, perusahaan menerapkan denda buah mentah. Denda dikenakan apabila pemanen memanen buah yang tidak termasuk dalam ketentuan buah matang. Syarat buah matang adalah brondolan yang jatuh lebih dari 10 buah. Besarnya denda buah mentah sebesar Rp 10.000 per janjang.

5. Pelaksanaan Proses Panen

Tugas pemanen adalah memotong semua tandan masak dan tidak boleh tinggal di tanaman maupun di piringan, memotong cabang dan pelepah tanpa sengkleh, menyusun pelepah di gawangan mati dengan rapi,mengumpulkan brondolan dalam karung, dan mengumpulkan tandan buah segar (TBS) dan brondolan ke tempat pengumpulan hasil (TPH).

Pemotongan buah masak dimulai dengan pemotongan pelepah dengan rapat terhadap pokok tanaman atau yang dikenal dengan tapal kuda. Pelepah yang telah dipotong dan disusun di gawangan mati membentuk huruf I dengan rapi. Setiap tandan dipotong dengan sempurna dan tidak ada bagian buah yang tertinggal di batang atau brondolan yang tertinggal di batang (gonjes) dan semua tangkai dipotong rapat ke arah dalam (

TBS yang telah dipotong dan brondolan lalu diangkut ke TPH dan disusun rapi. Buah yang telah disusun diberi nomor pemanen. Manfaat pemberian nomor pemanen untuk mempermudah krani buah dan mandor buah untuk mengetahui kondisi buah yang telah terangkut dan posisi buah yang belum terangkut.

Saat panen dimulai, krani buah berangkat ke lahan bersama truk dan kenek (pemuat) untuk mengangkut buah. Krani mulai melakukan pengecekan terhadap jumlah janjang yang didapat berdasarkan nomor pemanen di TPH. Selain

(13)

menghitung jumlah tandan, krani juga melakukan pengecekan pada mutu buah, jika terdapat buah yang mentah maka buah dipisahkan (sortir) dan diberikan tanda di gagang agar buah tidak ikut terangkut ke truk. Jika buah mentah tersebut ikut terangkut ke pabrik, dan akan menyebabkan pengurangan tonase buah yang telah ditimbang. Hal tersebut akan merugikan karyawan dan kebun khususnya.

B. Karakteristik Responden 1. Produktivitas

Dalam pembukuan laporan produksinya, PT Serikat Putra Lubuk Raja menggunakan satuan kilogram (kg). Namum dalam perhitungan dilapangan terhadap pemanen dilakukan ketentuan janjang. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses perhitungan dilapangan. Untuk mempermudah penghitungan, perusahaan mengeluarkan Surat Ketentuan Basis Borong (SKBB). Di dalam surat ketentuan basis borong terdapat berat janjang rata – rata (BJR) yang telah ditentukan oleh perusahaan. Masing – masing BJR berbeda – beda sesuai tahun tanam pohon kelapa. Setiap awal bulan perusahaan mengeluarkan surat ketentuan basis borong.

Tabel 4.3 Data Jumlah Produksi Januari – Februari 2013 (Kg)

(14)

Dari data Produksi bulan Januari – Februari dapat diketahui bahwa produksi kelapa sawit PT Serikat Putra Lubuk Raja pada bulan Januari 2013 sebesar 11.988.650 kg dan bulan Februari 2013 sebesar 15.606.050 kg. Pada bulan Januari, hanya divisi II yang tidak melebihi target, yakni defisit (2.777.991) kg. Bulan Februari semua divisi di kebun lubuk raja telah melebihi target semua. Besarnya surplus produksi bulan Januari sebesar 1.551.230 kg. Besarnya surplus produksi pada bulan Februari sebesar 3.734.897 kg. dari data diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan surplus produksi kelapa sawit.

Setiap karyawan yang memanen buah melebihi target yang ditentukan akan memperoleh premi. Besarnya premi berbeda – beda berdasarkan tahun tanam pohon kelapa sawit. Dalam penelitian ini, semua sampel mampu memanen buah melebihi dari target yang ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa semua sampel dalam penelitian memperoleh premi yang artinya produktivitas semua karyawan pemanen dalam sampel memiliki produktivitas tinggi dan melebihi target yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Tabel 4.4 Tabel Produktivitas Karyawan Pemanen PT Serikat Putra Lubuk Raja

(15)

Besarnya Produktivitas Karyawan Pemanen PT Serikat Putra Lubuk Raja sampel dalam penelitian adalah 184.839 janjang/bulan. Rata – rata produktivitas Pemanen adalah 2.340janjang. Produksi terendah sebanyak 1.624 janjang dan tertinggi 3.099 janjang.

Sebanyak 27,8% dari Pemanen di PT Serikat Putra Lubuk Raja menghasilkan Produktivitas antara 2.257 hingga 2467 janjang buah kelapa sawit. Sedangkan sebanyak 21,5% Pemanen memiliki produkstivitas antara 2.046 hingga 2.256 janjang kelapa sawit, dan antara 2.468 hingga 2.678 janjang kelapa sawit.Besarnya Pemanen yang mempunyai produktivitas tertinggi, yakni antara 2.890 hingga 3.099 janjang buah kelapa sawit hanya sebesar 3% dari sampel penelitian. Jika dilihat dari data produktivitas dalam penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar produktivitas Pemanen di PT Serikat Putra berada di antara 2.046 hingga 2.678 janjang buah kelapa sawit.

1. Umur

Tabel 4.5 Tabel Umur Karyawan Pemanen PT Serikat Putra Lubuk Raja

Data diolah

Rata – rata umur karyawan pemanen di PT Serikat Putra Lubuk Raja adalah 31 tahun, dengan umur termuda 21 tahun dan umur tertua 42 tahun.

(16)

Sebanyak 25,3 % pemanen di PT Serikat Putra Lubuk Raja berusia antara 27 hingga 29 tahun, sebanyak 19 % berusia antara 30 hingga 32 tahun dan sebanyak 16,5 % berusia antara 36 hingga 38 tahun.

Prosentase terendah dari umur karyawan pemanen di PT Serikat Putra Lubuk Raja adalah pemanen yang berusia 21 hingga 23 tahun, yakni dengan prosentase 2,5 %. Untuk karyawan Pemanen yang berusia 39 hingga 42 tahun memiliki prosentase 8,9 %. Dari umur sampel karyawan pemanen dapat disimpulkan bahwa semua sampel karyawan pemanen berada pada usia produktif.

2. Tingkat Pendidikan

Tabel 4.6Tingkat Pendidikan Karyawan Pemanen PT Serikat Putra Lubuk Raja

Data diolah

Sebesar 7,6% dari pemanen yang bekerja di PT Serikat Putra Lubuk Raja berpendidikan SMA, sebesar 34,2 % tamatan SMP dan 58,2 % tamatan SD. Tingkat pendidikan karyawan pemanen di PT Serikat Putra adalah SD, SMP, SMA. Hal ini dikarenakan pekerjaan memanen buah kelapa sawit merupakan pekerjaan yang tidak memerlukan skill khusus / pekerjaan fisik sehingga tingkat pendidikan yang tinggi tidak mempengaruhi produktivitas karyawan pemanen.

Biasanya karyawan yang tamatan SMA menjadi mandor ataupun krani. Namun mereka pemanen buah kelapa sawit yang tamatan SMA mau bekerja sebagai pemanen dikarenakan jika bekerja sebagai mandor ataupun krani tidak bisa mendapat premi yang banyak seperti saat mereka bekerja sebagai pemanen.

(17)

Sebagian besar dari pemanen yang tamatan SMA adalah pemanen yang masih muda dan masih baru menjadi karyawan di PT Serikat Putra Lubuk Raja.

3. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan Pemanen terbanyak adalah 3 orang. Jumlah tanggungan dalam hal ini adalah jumlah anak. Istri dan orang tua ataupun kerabat tidak dimasukkan dalam jumlah tanggungan karena semua sampel Pemanen di PT Serikat Putra Lubuk Raja istrinya menjadi karyawan dan tidak dihitung dalam jumlah tanggungan.

Tabel 4.7 Prosentase Jumlah Tanggungan Karyawan Pemanen PT Serikat Lubuk Raja

Data diolah

Prosentase jumlah tanggungan karyawan Pemanen terbanyak adalah 1 jiwa, yakni sebesar 48,1%, disusul 2 jiwa sebesar 39,2 % dan sisanya 3 jiwa sebesar 12,7 %.

PT Serikat Putra Lubuk Raja memberikan bantuan kepada karyawan yang memiliki anak. Bentuk dari tanggungan yang dilakukan perusahaan adalah Perusahaan menanggung anak – anak karyawan berupa askes dan beras yang besarnya 7,5 kg per anak per bulan. Selain itu perusahaan juga menyediakan tempat penitipan anak, playgroup, dan TK secara gratis. Perusahaan memberikan bantuan tanggungan kepada anak karyawan hingga anak berumur 17 tahun jika anak tersebut tidak sekolah dan 25 tahun kalau anak tersebut kuliah.

(18)

4. Masa Kerja

Tabel 4.8 Prosentase Masa Kerja Karyawan Pemanen PT Serikat Lubuk Raja

Data diolah

Jumlah karyawan pemanen di PT Serikat Putra Lubuk Raja yang bekerja kurang dari 3 tahun sebanyak 43 %, antara 3 sampai 5 tahun 25,3 % dan sebanyak 13,9 % telah bekerja antara 6 sampai 8 tahun. Sedangkan karyawan pemanen yang bekerja antara 9 sampai 11 tahun sebesar 5,1% dan yang bekerja antara 12 hingga 14 tahun sebesar 12,7 %.

Rata – rata masa kerja karyawan pemanen adalah 4,5 tahun dengan pekerja terlama adalah 14 tahun. Mereka yang bekerja di perusahaan ini bebas bekerja selama yang mereka inginkan. Jika pekerja di berhentikan dari pekerjaannya perusahaan juga memberikan ganti rugi / uang pesangon kepada karyawan yang diberhentikan.

(19)

5. Premi

Tabel 4.9 Jumlah Premi Karyawan Pemanen PT Serikat Putra Lubuk Raja

Sumber : data diolah

Dari jumlah sampel penelitian sebanyak 79 responden, dapat diketahui bahwa jumlah premi terendah adalah Rp. 410.000 dan premi tertinggi sebanyak Rp. 1.852.150. Rata – rata premi karyawan Pemanen di PT Serikat Putra Lubuk Raja adalah Rp. 984.329,9. Sebanyak 8,9 % karyawan Pemanen mendapatkan premi antara Rp. 400.000 hingga Rp. 700.000 sedangkan sebanyak 44,3 % pemanen mendapatkan premi antara Rp. 701.000 hingga Rp. 1.000.000. Sebesar 38 % karyawan pemanen mendapatkan premi antara Rp. 1.001.000 hingga Rp. 1.300.000 sedangkan sebesar 6,3 % karyawan pemanen mendapatkan premi antara Rp. 1.301.000 hingga Rp. 1.600.000. prosentase terkecil prem i pemanen adalah 2,5 % yakni dalam premi antara Rp. 1.601.000 hingga Rp. 1.900.000

(20)

C. Analisis data

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Dengan menggunakan software SPSS didapat hasil analisis regresi sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

t-Statistic 1.331.345 198.282 6.714 .000 12.077 5.527 2.185 .032 -11.765 12.250 -.960 .340 -83.552 37.751 -2.213 .030 -9.629 6.761 -1.424 .159 Premi .001 .000 9.933 .000

Sumber : SPSS, data diolah

Dari hasil regresi diatas didapat model sebagai berikut :

Y = 1331,345 + 12,077Age – 11,765Pdk–83,552JT– 9,629MK+ 0,001 Pre

(0,032) (0,340) (0,030) (0,159) (0,00)

R² = 0,611 sig = (0,00)

Berdasarkan hasil estimasi didapat hasil bahwa umur, jumlah tanggungan dan premi berpengaruh terhadap produktivitas pemanen, sedangkan tingkat pendidikan dan masa kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pemanen kelapa sawit di PT Serikat Putra Lubuk Raja.

(21)

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik) Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji F

Sumber : SPSS; data diolah

Dari hasil tabel 4.12 hasil analisis uji anova didapat nilai F hitung sebesar 22,973 sedangkan F tabel 2,26. F hitung > F tabel (22,973> 2,26 ) dengan probabilitas 0,00. Dapat disimpulkan bahwa secara bersama - sama variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, masa kerja, dan premi berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pemanen kelapa sawit di PT Serikat Putra Lubuk Raja.

2. Uji t Statistik

Uji t statistik digunakan untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial atauindividu mempengaruhi variabel terikat dalam model regresi. Pengujian dilakukandengan membandingkan t hitung dengan t tabel.

Tabel 4.12 Hasil Uji t Statistik t-Statistic

6.714 .000 Signifikan pada a = 5%

2.185 .032 Signifikan pada a = 5%

-.960 .340 Tidak Signifikan pada a = 5%

-2.213 .030 Signifikan pada a = 5%

-1.424 .159 Tidak Signifikan pada a = 5%

Premi 9.933 .000 Signifikan pada a = 5%

Sumber : SPSS; Data diolah

a. Umur

Nilai t hitung variabel umur sebesar 2,185 dengan probabilitas 0,032yang berarti signifikan. Dari uji t variabel umur dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel umur berpengaruh positif terhadap produktivitas pemanen.

(22)

b. Tingkat Pendidikan

Nilai t hitung variabel tingkat pendidikan sebesar (-0,960) dengan probabilitas 0,340 yang berarti tidak signifikan. Dari uji t variabel tingkat pendidikan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap produktivitas pemanen

a. Jumlah tanggungan

Nilai t hitung jumlah tanggungan (-2,213) dengan probabilitas 0,030 yang berarti signifikan. Dari uji t variabel jumlah tanggungan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel jumlah tanggungan berpengaruh negatif terhadap produktivitas pemanen.

b. Masa Kerja

Nilai t hitung variabel masa kerja sebesar (-1,424) dengan probabilitas 0,159yang berarti tidak signifikan. Dari uji t variabel masa kerja dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel masa kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas pemanen.

c. Premi

Dari hasil uji t statistik terhadap variabel premi didapat nilai t hitung sebesar 9,933 dengan probabilitas 0,00 yang berarti signifikan. Dari uji t variabel premi dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel premi berpengaruh positif terhadap produktivitas pemanen.

(23)

3. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Hasil uji koefisien determinasi dengan SPSS didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi

R Square Adjusted R Square

.611 .585

Sumber : SPSS; data diolah

Dari regresi linear berganda didapat nilai Adjusted R Square sebesar 0,585 menunjukkan bahwa sebesar 58,5 % variabel produktivitas dapat dijelaskan oleh variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, masa kerja, dan premi,sedangkan sisanya sebesar 41,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam model.

4. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik merupakan suatu keharusan di dalam analisis data untuk memperoleh hasil yang bersifat BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimated), artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang berarti. Berikut uji asumsi klasik dalam penelitian ini.

a. Uji Normalitas

Uji statistik non parametrik Kolmogorov – Smirnovdilakukan dengan terleb ih dahulu membuat hipotesis :

H0 = data residual berdistribusi normal. Ha = data residual berdistribusi tidak normal.

Tabel 4.14 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov Z

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

.856 .457

(24)

Dari hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,856 dan signifikansi pada 0,457 hal ini berarti menerima HO yang artinya data residual terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.15 Hasil Uji Multikoleniaritas

Variabel Collinearity Statistics

Tolerance VIF Umur .648 1.544 Pendidikan .907 1.102 Jumlah Tanggungan .717 1.395 Masa Kerja .685 1.461 Premi .946 1.057

Sumber : SPSS; data diolah

Dari hasil penghitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Sedangkan nilai VIF dari masing – masing variabel independen juga tidak ada variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Dari hasil nilai tolerance an VIF dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Heterodaskisitas

Menurut Gujarati, untuk menguji ada tidaknya heterokesdasitas dalam dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Uji ini dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika dari hasil regresi nilai absolut residual variabel independen siginifikan secara statistik terhadap variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heterokesdasitas.

(25)

Tabel 4.16 Hasil Uji Heterodaskisitas

t-Statistic

.607 .546 tidak Signifikan = tidak terjadi

heterokesdasitas

.845 .401 tidak Signifikan = tidak terjadi

heterokesdasitas

1.664 .100 tidak Signifikan = tidak terjadi

heterokesdasitas

-.699 .487 tidak Signifikan = tidak terjadi

heterokesdasitas

1.504 .137 tidak Signifikan = tidak terjadi

heterokesdasitas

Premi -1.909 .060 tidak Signifikan = tidak terjadi

heterokesdasitas Sumber : SPSS; data diolah

Dari hasil uji heterokesdakisitasdengan menggunakan uji Glejser didapat hasil nilai probabilitas dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, masa bekerja, dan premi tidak siginifikan. Ini berarti tidak terjadi heterokesdasitas dalam model in i.

D. Intepretasi Ekonomi Hasil Penelitian

1. Pengaruh Antara Umur Terh adap Produktivitas Pemanen Kelapa Sawit

Umur berpengaruh positif terhadap produktivitas karyawan pemanen kelapa sawit di PT Serikat Putra Lubuk Raja. Hal in i sejalan dengan penelitian Triayani yang melakukan penelitian Analisa FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Pada PT. Karya Mekar Dewatamali Distribusi Jombang,

Dari penelitian ini umur berpengaruh positif terhadap produktivitas pemanen di PT Serikat Putra Lubuk Raja. Besarnya nilai koefisien umur adalah 12,077artinya jika umur pemanen bertambah satu tahun, maka rata – rata produktivitas pemanen akan meningkatkan sebesar 12 janjang buah kelapa sawit.

(26)

Umur pemanen kelapa sawit di PT Serikat Putra Lubuk Raja berpengaruh positif terhadap produktivitas pemanen kelapa sawit di PT Serikat Putra Lubuk Raja karena, semua karyawan pemanen yang ada dalam sampel berada pada usia produktif yaitu antara 21 tahun hingga 42 tahun dengan umur rata – rata 31 tahun. Sehingga pengaruh umur terhadap produktivitas menjadi positif.

2. Pengaruh Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Pemanen Kelapa Sawit

Tingkat pendidikan Pemanen tidak berpengaruh terhadap produktivitas pemanen. Hal ini sejalan dengan penelitian Siti dan kawan - kawan dalam penelitiannya tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemanen Dan Pemupuk Di PTP Nusantara IV (Studi Kasus :

Sawit Langkat, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat) yang

menyatakan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pemanen di PTP Nusantara IV.

Tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pemanen karena pekerjaan memanen buah kelapa sawit merupakan pekerjaan yang tidak memerlukan skill khusus (pekerjaan fisik) sehingga tingkat pendidikan yang tinggi tidak mempengaruhi produktivitas karyawan pemanen. Pekerjaan memanen kelapa sawit termasuk dalam pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian khusus ataupun tingkat pendidikan yang tinggi karena dalam proses memanen kelapa sawit hanya dibutuhkan tenaga sehingga tingkat pendidikan karyawan pemanen kelapa sawit tidak berpengaruh terhadap produktivitas pemanen.

(27)

3. PengaruhAntara Jumlah Tanggungan Terhadap Produktivitas Pemanen Kelapa Sawit

Jumlah tanggungan dalam penelitian ini adalah jumlah anak yang dim iliki oleh karyawan pemanen di PT Serikat Putra Lubuk Raja. Jumlah tanggungan karyawan pemanen di PT Serikat Putra Lubuk Raja berpengaruh negatif terhadap produktivitas pemanen. Nilai koefisien jumlah tanggungan adalah – 83,552 yang artinya apabila jumlah tanggungan bertambah 1 jiwa maka rata – rata produktivitas pemanen di PT Serikat Putra Lubuk raja akan menurun sejumlah 83,5 janjang buah kelapa sawit.

Jumlah tanggungan berpengaruh negatif terhadap produktivitas karena sebagian besar karyawan pemanen mempunyai anak usia dibawah 5 tahun dengan jarak umur yang berdekatan sehingga apabila malam hari dan siang hari merepotkan orang tua tuanya termasuk sang ayah yaitu karyawan pemanen. Ini terjadi karena mengurusi anak terlalu banyak menyita waktu dan tenaga sehingga berdampak pada produktivitas karyawan pemanen dalam memproduksi buah kelapa sawit.

Memanen kelapa sawit membutuhkan tenaga / fisik yang kuat, sedangkan saat pemanen berada dirumah harus mengeluarkan banyak tenaga dan kurang istirahat. Padahal untuk memulihkan tenaga para pemanen butuh istirahat yang cukup dan tenaga yang prima. Karena hal inilah maka jumlah tanggungan berpengaruh negatif terhadap produktivitas karyawan pemanen.

(28)

4. PengaruhAntara Masa Kerja Terhadap Produktivitas Pemanen Kelapa Sawit

Masa kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas pemanen. Hal ini sejalan dengan penelitian Siti dan kawan - kawan dalam penelitiannya tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemanen Dan Pemupuk Di PTP Nusantara IV (Studi Kasus : Sawit Langkat, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat) yang menyatakan bahwa masa kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pemanen di PTP Nusantara IV.

Masa kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pemanen artinya tidak ada pengaruh banyaknya produktivitas yang diperoleh karyawan pemanen baik yang telah bekerja lama ataupun yang baru bekerja. Rata – rata masa kerja karyawan pemanen di PT Serikat Putra Lubuk Raja adalah 4,5 tahun dengan pekerja terlama adalah 14 tahun. Semakin lama karyawan bekerja sebagai pemanen tidak akan mempengaruhi produktivitas pemanen tersebut.

5. Pengaruh Premi Terhadap Produktivitas Pemanen Kelapa Sawit

Premi berpengaruh positif terhadap produktivitas karyawan pemanen di PT Serikat Putra Lubuk Raja. hal ini sejalan dengan penelitian Siti dan kawan -kawan dalam penelitiannya tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemanen Dan Pemupuk Di PTP Nusantara IV (Studi Kasus : Sawit Langkat, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten

Langkat) yang menyatakan bahwa premi berpengaruh positif terhadap

(29)

Koefisien variabel premi sebesar 0,001 dengan tingkat sign ifikansi 5% yang artinya jika premi naik Rp 1000, maka rata – rata jumlah produktivitas pemanen akan meningkat sebesar 1 janjang buah kelapa sawit.

Gambar

Tabel 4.1 Data Jumlah Karyawan Kebun Lubuk Raja  Per Februari 2013
Tabel 4.2 Data Jumlah Sampel Karyawan Pemanen PT Serikat Putra Lubuk  Raja
Tabel 4.3 Data Jumlah Produksi Januari – Februari 2013 (Kg)
Tabel 4.4 Tabel Produktivitas Karyawan Pemanen PT Serikat Putra  Lubuk  Raja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan judul PENGENDALIAN KUALITAS

Council may require payment of the levy as a condition of development consent This plan authorises Council to grant consent to development to which this plan applies subject to a

for the Australian construction industry using the following equation: z TIME = K*COSTβ z where z TIME = duration of construction time in days, z COST = completed cost of the

Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi

[r]

Fokus masalah dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan masalah yang akan di pecahkan, dalam penelitian ini peneliti memfokuskan masalah

Dengan melihat dari dasar tersebut, maka akan memudahkan hasil dari program test IQ yang lebih canggih dengan memperhatikan sistem dan cara pembuatan yang baik juga

[r]

Keuntungan yang diambil Propinsi DIY tentu cukup banyak, di antaranya keuntungan ekonomis (dapat me- ningkatkan devisa negara) dan keuntungan bagi masyarakat (dapat

For predicting a traffic light violator vehicle speed is done by detecting ID every 0.1 seconds starting time when the vehicle is detected by a magnetic flux sensor