• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Tatap Muka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Tatap Muka"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

GURU PEMBELAJAR

PETUNJUK TEKNIS

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar

Moda Tatap Muka

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Petunjuk Teknis (Juknis) pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Juknis ini disusun sebagai pedoman bagi Ditjen GTK, Unit Pelaksana Teknis (UPT), Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota, dan parapihak. Juknis ini juga disiapkan untuk memberikan informasi kepada individu yang ditugaskan membantu terlaksananya program ini, mencakup narasumber nasional, instruktur nasional, dan penyelenggara program. Semua instansi dan individu yang terlibat dalam Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ini diharapkan mampu melaksanakan tugas dan perannya dengan baik sebagaimana tertuang dalam juknis. Kami sangat berharap dan menghargai partisipasi semua pihak terkait dalam upaya peningkatan kualitas guru di Indonesia, yang akan bermuara pada peningkatan kualitas proses pembelajaran di dalam kelas.

Ditjen GTK mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan juknis ini, termasuk UPT di bawah Ditjen GTK yang telah mengirimkan tenaga widyaiswara/PTP untuk ikut menyumbangkan tenaga, waktu, dan pemikirannya.

Semoga juknis ini bermanfaat demi terselenggaranya Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka. Terima kasih.

Jakarta, Mei 2016

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sumarna Surapranata NIP. 19590811985031002

(4)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Dasar Hukum ... 2 C. Tujuan ... 3 D. Sasaran ... 3 E. Pengertian ... 4

BAB II PESERTA, INSTRUKTUR, DAN PENYELENGGARA ... 5

A. Peserta ... 5

1. Penetapan Peserta ... 5

2. Persyaratan Peserta ... 5

B. Instruktur Nasional ... 5

1. Penetapan Instruktur Nasional ... 5

2. Persyaratan Instruktur Nasional ... 6

C. Penyelenggara ... 6

D. Mekanisme Penyelenggaraan Moda Tatap Muka ... 7

BAB III STRUKTUR PROGRAM, METODE, DAN JADWAL ... 9

A. Struktur Program ... 9

1. Moda Tatap Muka Pola 60 JP ... 9

2. Moda Tatap Muka Pola 100 JP ... 10

B. Pendekatan dan Metode ... 10

C. Jadwal Pelaksanaan ... 11

1. Tatap Muka Penuh ... 11

2. Tatap Muka In-On-In ... 12

3. Tatap Muka dalam Kegiatan Kolektif Guru ... 16

BAB IV PENILAIAN, PELAPORAN DAN SERTIFIKAT ... 17

A. Penilaian ... 17

(5)

v

C. Sertifikat ... 21

BAB V PENUTUP ... 23

Lampiran 1 Format Penilaian Sikap ... 24

Lampiran 2 Format Penilaian Keterampilan ... 25

Lampiran 3 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan ... 26

Lampiran 4 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan ... 27

Lampiran 5 Format Penilaian Fasilitator ... 28

Lampiran 6 Format Penilaian Penyelenggaraan Program ... 29

Lampiran 7 Contoh Sertifikat ... 30

Lampiran 8 Daftar Penanggung Jawab Koordinasi Wilayah ... 31

Lampiran 9 Daftar Satker Penanggung Jawab Program Guru Kelas Sekolah Dasar ... 32

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Data Guru Peserta UKG Tahun 2015 ... 1

Tabel 2. 1 Daftar Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar .... 6

Tabel 3. 1 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 60 JP ... 9

Tabel 3. 2 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 100 JP ... 10

Tabel 3. 3 Materi Ajar yang Diperoleh Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ... 10

Tabel 3. 4 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka pada Model In-On-In 30:30 ... 14

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 1 (2 tim) ... 13

Gambar 3. 2 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 1 (satu tim) ... 13

Gambar 3. 3 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 2 ... 14

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik sehingga menjadi determinan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Sedemikian pentingnya peranan guru dalam pendidikan diwujudkan dalam Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai aktualisasi dari profesi pendidik.

Untuk merealisasikan amanah Undang-Undang sebagaimana dimaksud, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat. Untuk melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar tersebut, telah dilakukan pemetaan kompetensi melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) di seluruh Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru saat ini dan kebutuhan peningkatan kompetensinya. Data guru peserta UKG tahun 2015 tercantum dalam tabel berikut.

Tabel 1. 1 Data Guru Peserta UKG Tahun 2015

No Satuan

Pendidikan Jumlah Peserta UKG

1 TK 252.631 2 SD 1.389.859 3 SLB 21.287 4 SMP 561.164 5 SMA 254.166 6 SMK 220.409 Total 2.699.516

Sumber Data: UKG 2015 Ditjen GTK

Hasil UKG pada tahun 2015 menunjukkan nilai rata-rata nasional yang dicapai adalah 56,69, meningkat dibandingkan nilai rata-rata nasional dari tahun sebelumnya yaitu 47 dan sudah melampui target capaian nilai rata-rata nasional tahun 2015 yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan yaitu 55. Walaupun demikian hal tersebut tetap menjadi cambuk bagi pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, untuk berusaha lebih keras lagi agar dapat mengejar target yang ditetapkan pada tahun 2016 yaitu 65. Untuk itu

(9)

2

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mengembangkan program peningkatan kompetensi guru berdasarkan hasil UKG 2015 yang disebut dengan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar.

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar adalah upaya peningkatan kompetensi guru yang melibatkan Pemerintah serta partisipasi publik yang meliputi pemerintah daerah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia usaha dan dunia industri, organisasi kemasyarakatan, serta orangtua siswa. Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan menggunakan tiga moda pembelajaran, yakni tatap muka, pembelajaran dalam jejaring (daring), dan pembelajaran kombinasi antara tatap muka dengan pembelajaran dalam jejaring (daring kombinasi).

Petunjuk teknis (juknis) ini disusun agar Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar khususnya Moda Tatap Muka dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan prosedur.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019.

6. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus.

(10)

3

Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun

2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.

12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru.

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasidan Tata Kerja Kementerian dan Pendidikan dan Kebudayaan.

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019.

C. Tujuan

Juknis ini disusun untuk digunakan sebagai acuan kerja bagi semua institusi yang akan melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka baik untuk guru kelas, guru mata pelajaran/paket keahlian dan guru bimbingan konseling untuk semua jenjang pendidikan.

D. Sasaran

Juknis ini disusun untuk digunakan oleh institusi pembina dan/atau pelaksana Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Tatap Muka, yaitu:

1. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 3. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(11)

4

Kelautan dan Perikanan, Teknologi dan Komunikasi 4. Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota 5. Satuan Pendidikan;

6. Pusat Kegiatan Gugus/Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran/Musyawarah Guru Bimbingan Konseling;

7. Guru dan/atau Tenaga Kependidikan; 8. Asosiasi profesi guru.

E. Pengertian

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka merupakan bagian dari sistem pembelajaran, di mana terjadi interaksi secara langsung secara tatap muka antara fasilitator dengan peserta. Interaksi pembelajaran yang terjadi dalam moda tatap muka meliputi pemberian input materi, tanya jawab, diskusi, latihan, praktik, dan/atau penilaian.

Yang termasuk moda tatap muka adalah tatap muka penuh, tatap muka in-on-in, dan tatap muka dalam kegiatan kolektif guru yaitu kegiatan di Pusat Kegiatan Gugus (PKG) untuk guru TK, Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk guru SD, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk guru SMP/SMA/SMK, dan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK).

(12)

5

BAB II

PESERTA, INSTRUKTUR, DAN PENYELENGGARA

A. Peserta

Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ini adalah guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan hasil uji kompetensi guru tahun 2015.

1. Penetapan Peserta

Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ditetapkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yaitu PPPPTK dan LPPPTK KPTK sesuai dengan jenis mata pelajaran atau paket keahlian yang diampu. Penetapan peserta Moda Tatap Muka didasarkan pada pertimbangan terhadap nilai yang dicapai guru peserta UKG tahun 2015, yang meliputi:

a. Jumlah modul yang harus dipelajari sebanyak 8-10 modul. Artinya nilai rata-rata UKG yang belum memenuhi KCM sebanyak 8-10 modul.

b. Semua guru yang bertugas di daerah 3T.

c. Guru yang karena pertimbangan geografis dan/atau pertimbangan lain yang disepakati oleh otoritas terkait tidak memungkinkan untuk mengikuti Moda Daring.

2. Persyaratan Peserta

a. Telah ditetapkan sebagai peserta oleh penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka.

b. Mendapat penugasan dari kepala sekolah.

c. Membawa kelengkapan administrasi yang ditetapkan panitia.

B. Instruktur Nasional

1. Penetapan Instruktur Nasional

Instruktur Nasional adalah guru yang memenuhi persyaratan sebagai instruktur nasional dan lulus dalam Pelatihan Instruktur Nasional Guru Pembelajar yang ditetapkan oleh UPT penyelenggara. Instruktur Nasional bertugas memfasilitasi terselenggaranya Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka. Dalam pelaksanaannya, widyaiswara dapat bertugas sebagai Instruktur Nasional.

(13)

6

Kriteria guru sebagai Instruktur Nasional: a. Memiliki skor hasil UKG 71-100.

b. Jumlah modul yang harus dipelajari 0-2. c. Lulus Pelatihan Instruktur Nasional.

2. Persyaratan Instruktur Nasional

a. Telah ditetapkan sebagai Instruktur Nasional oleh UPT penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar.

b. Mendapat penugasan dari kepala sekolah.

c. Membawa kelengkapan administrasi yang ditetapkan panitia.

d. Bersedia untuk bertugas secara penuh sebagai Instruktur Nasional sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

C. Penyelenggara

Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka adalah Dinas Pendidikan. Dalam pelaksanaannya Dinas Pendidikan harus bekerja sama dengan PPPPTK dan LPPPTK KPTK sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Tugas penyelenggara adalah mengelola, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan, serta menyediakan sarana dan prasarana pendukung program. Daftar PPPPTK dan LPPPTK KPTK disajikan pada tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2. 1 Daftar PPPPTK dan LPPPTK KPTK

No Nama Penyelenggara

1. PPPPTK Bidang Bangunan dan Listrik Medan

2. PPPPTK Bidang Mesin dan Teknologi Industri Cimahi Bandung 3. PPPPTK Bidang Otomotif dan Elektronika Malang

4. PPPPTK Bidang Seni dan Budaya Yogyakarta 5. PPPPTK Bidang Pertanian Cianjur

6. PPPPTK Bidang Bisnis dan Pariwisata Jakarta 7. PPPPTK Ilmu Pengetahuan Alam Bandung

8. PPPPTK Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung 9. PPPPTK Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling Bogor 10. PPPPTK Bahasa Jakarta

11. PPPPTK Matematika Yogyakarta 12. PPPPTK PKn IPS Malang

13. LPPPTK Kelautan dan Perikanan dan Teknologi Informasi Telekomunikasi Makassar

(14)

7

Penanggung jawab wilayah dan mata pelajaran masing-masing Satker dapat dilihat pada lampiran 8, 9, dan 10.

D. Mekanisme Penyelenggaraan Moda Tatap Muka

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut.

1. Dinas Pendidikan menginformasikan kepada PPPPTK/LPPPTK KPTK penanggung jawab mapel/wilayah mengenai Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka yang akan diselenggarakan.

2. Kelas dibuat oleh PPPPTK/LPPPTK-KPTK secara online di Sistem Informasi Manajemen (SIM) Guru Pembelajar.

a. Operator PPPTK: membuat kelas, melengkapi atribut kelas (mapel, KK), mengeset pengelola (instruktur dan operator kelas TM).

b. Pengumuman peserta.

3. Verifikasi peserta oleh Disdik Kab/Kota (Pengecekan ulang peserta oleh Operator Disdik).

4. Penetapan Peserta Moda Tatap Muka dan IN oleh Operator PPPPTK/LPPPTK-KPTK sesuai tanggung jawab kelas.

5. PPPPTK/LPPPTK-KPTK menyetujui dilaksanakannya kegiatan sesuai permintaan Disdik dengan mengirimkan undangan ke peserta dengan tembusan ke Disdik.

Pencetakan dan distribusi Surat Tugas ke peserta oleh Disdik melalui Sim Guru Pembelajar.

6. Proses persiapan pelaksanaan guru pembelajar moda tatap muka di Simdiklat TM oleh operator kelas TM.

a. Mengunduh data dari SIM Guru Pembelajar. - Data kelas

- Peserta

b. Setting Atribut kelas.

- Pejabat, panitia, tempat, tanggal 7. Proses kegiatan Moda Tatap Muka.

a. Registrasi Peserta melalui SimDiklat TM - Peserta Tetap

- Penggantian Peserta b. Input dokumen kegiatan

(15)

8

- Presensi

- Penilaian (nilai sikap dan keterampilan) c. Laporan Tambahan:

- Laporan Keuangan - Laporan Kegiatan 8. Upload hasil kegiatan.

Dokumen yang diupload adalah kelas, peserta, presensi, nilai (nilai sikap dan keterampilan).

9. Pengiriman data peserta yang akan mengikuti tes akhir dari SIM Guru Pembelajar ke Tempat Uji Kompetensi (TUK).

10. Pelaksanaan tes akhir di TUK bagi peserta yang sudah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.

11. Pengiriman hasil tes akhir peserta dari TUK ke SIM Guru Pembelajar. 12. Pencetakkan sertifikat di SIM Guru Pembelajar.

(16)

9

BAB III

STRUKTUR PROGRAM, METODE, DAN JADWAL

A. Struktur Program

Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dirancang berdasarkan hasil UKG tahun 2015 dan disusun dalam rangka meningkatkan kompetensi guru secara bertahap dan berkesinambungan. Pola Moda Tatap Muka bagi guru mata pelajaran, guru kelas SD, dan guru BK adalah 60 Jam Pelajaran (JP) @ 45 menit untuk dua kelompok kompetensi sedangkan bagi guru kejuruan produktif adalah 100 JP @ 45 menit untuk satu kelompok kompetensi.

1. Moda Tatap Muka Pola 60 JP

Tabel 3. 1 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 60 JP

No Materi JP

A Umum

1. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Karir Guru 2

2. Program Guru Pembelajar 2

B Pokok

1. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-1) 9 2. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-1) 18 3. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-2) 9 4. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-2) 18

C. Penunjang

1 Tes Akhir 2

(17)

10 2. Moda Tatap Muka Pola 100 JP

Tabel 3. 2 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 100 JP

No Materi JP

A Umum

1. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Karir Guru 2

2. Program Guru Pembelajar 2

B Pokok

1. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … 74 2. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … 20

C. Penunjang

1 Tes Akhir 2

Total 100

Penetapan materi pedagogik dan profesional disesuaikan dengan kelompok kompetensi yang diambil berdasarkan hasil UKG yang telah ditetapkan oleh masing-masing penyelenggara kegiatan (PPPPTK dan LPPPTK KPTK).

Sebagai satu kesatuan dalam kurikulum sebagaimana struktur program yang disajikan pada tabel di atas, peserta akan mendapatkan bahan sebagai berikut.

Tabel 3. 3 Materi Ajar yang Diperoleh Guru Pembelajar Moda Tatap Muka

No. Bahan Keterangan

1. Modul Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Hardcopy

2. Bahan Tayang Softcopy

3. Lembar Kerja Hardcopy

B. Pendekatan dan Metode

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka menggunakan pendekatan pembelajaran bagi orang dewasa atau andragogi yang menempatkan peserta sebagai insan pembelajar dengan segenap potensi, pengalaman, dan pengetahuannya. Berdasarkan pendekatan ini maka metode pembelajaran yang diterapkan hendaknya mampu menggali berbagai potensi, pengalaman, dan pengetahuan peserta sehingga capaian kompetensi yang diharapkan dapat terwujud. Metode pembelajaran yang dimaksud di antaranya berupa diskusi, tanya jawab, latihan, praktik, serta pemberian input materi sesuai dengan kebutuhan peserta.

(18)

11 C. Jadwal Pelaksanaan

Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dengan pola 60 JP diselenggarakan selama 6 hari jika peserta menginap atau 7 hari jika peserta tidak menginap. Sementara itu, moda tatap muka dengan pola 100 JP diselenggarakan selama 10 hari jika peserta menginap atau 11 hari jika peserta tidak menginap. Pengaturan jadwal kegiatan disesuaikan dengan alternatif moda tatap muka yang dipilih, yaitu: (1) tatap muka penuh, (2) tatap muka in-on-in, atau (3) tatap muka dalam kegiatan kolektif guru, sepanjang memenuhi ketuntasan materi selama 60 JP atau 100 JP.

1. Tatap Muka Penuh

a. Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka bagi guru SD/BK/Mapel non kejuruan dilakukan dengan pola 60 JP untuk mempelajari dua kelompok kompetensi dan dapat diselenggarakan selama 6 atau 7 hari. Contoh jadwal untuk pola 60 JP sebagai berikut:

No Waktu Hari ke … 1 2 3 4 5 6 7 1. 07.30-08.15 Reg. B1 B2 B2 B3 B4 B4 2. 08.15-09.00 B1 B2 B2 B3 B4 B4 3. 09.00-09.45 B1 B2 B2 B3 B4 B4 09.45-10.00 PA ISTIRAHAT 4. 10.00-10.45 A1 B1 B2 B2 B3 B4 B4 5. 10.45-11.30 A1 B1 B2 B2 B3 B4 B4 6. 11.30-12.15 A2 B1 B2 B2 B3 B4 B4 12.15-13.15 ISTIRAHAT 7. 13.15-14.00 A2 B1 B2 B2 B3 B4 B4 8. 14.00-14.45 B1 B2 B2 B3 B4 B4 C1* 9. 14.45-15.30 B1 B2 B2 B3 B4 B4 C1* 10 15.30-16.15 PU

PA: Pembukaan, PU: Penutupan

C1*) Tes Akhir dapat dilakukan di luar jam pelatihan sesuai jadwal yang telah ditetapkan di TUK b. Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka bagi guru

kejuruan dilakukan dengan pola 100 JP untuk mempelajari satu kelompok kompetensi dan dapat diselenggarakan selama 10 atau 11 hari.

(19)

12 No Waktu Hari ke … 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. 07.30-08.15 Reg. B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 2. 08.15-09.00 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 C1* 3. 09.00-09.45 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 C1* 09.45-10.00 PA ISTIRAHAT 4. 10.00-10.45 A1 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 PU 5. 10.45-11.30 A1 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 6. 11.30-12.15 A2 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 12.15-13.15 ISTIRAHAT 7. 13.15-14.00 A2 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 8. 14.00-14.45 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 9. 14.45-15.30 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 10 15.30-16.15 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2

PA: Pembukaan, PU: Penutupan

C1*) Tes Akhir dapat dilakukan di luar jam pelatihan sesuai jadwal yang telah ditetapkan di TUK

2. Tatap Muka In-On-In

Kegiatan In-Service Learning (In) adalah pembelajaran melalui kegiatan tatap muka antara peserta dengan narasumber dan/atau instruktur. Kegiatan tatap muka pada In diberi istilah TM1, TM2, dan TM3. Materi pada kegiatan TM1, TM2, dan TM3 dijelaskan pada bagian struktur program masing-masing model.

Kegiatan On-the-Job Learning (On) merupakan kelanjutan proses pembelajaran dari kegiatan In-1. Pada saat On peserta diminta untuk melakukan pendalaman materi dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan pada saat In-1. Tingkat pendalaman materi dan jenis tugas yang diberikan kepada peserta disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan ditentukan oleh Tim Pengembang di masing-masing satker. Untuk memastikan bahwa kegiatan mandiri dilakukan dengan baik maka peserta harus membuat jurnal setiap hari yang di dalamnya berisi kegiatan yang dilakukan dalam rangka pendalaman materi dan penyelesaian tugas yang diberikan. Jurnal ditandatangani oleh kepala sekolah atau yang berwenang di sekolah masing-masing.

Hasil-hasil kegiatan mandiri baik berupa pendalaman materi maupun tugas-tugas dipresentasikan pada pertemuan In-2. Peserta harus membuat bahan tayang laporan kegiatan On dan menyerahkan jurnal serta tugas-tugas yang telah dikerjakan.

Tatap muka In-On-In dapat dilakukan dengan berbagai variasi in dan on. Misalnya, untuk pola 60 JP dapat dilakukan sebagai berikut.

(20)

13 a. Model In-On-In 30-30

Pemilihan model In-On-In 30-30 terutama ditujukan untuk guru yang membutuhkan 6-7 modul Guru Pembelajar yang tidak memungkinkan untuk melakukan moda daring kombinasi.

Dalam model ini, strategi pertama yang dapat dilakukan adalah dengan kegiatan In-1 selama 2 hari (20 JP), kegiatan On selama 12 hari @ 2-3 JP belajar mandiri (30 JP), dan kegiatan In-2 selama 1 hari (10 JP).

Simulasi model In-On-In 30-30 untuk guru mapel (60 JP) strategi 1 dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3. 1 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 1 (2 tim)

Strategi di atas sangat efektif apabila terdapat banyak kelas dalam lokasi yang sama atau berdekatan. Dalam kondisi tersebut, diperlukan dua tim pelaksana yang meliputi tim pengajar dan panitia.

1) Tim pengajar TM1 mengajar kelas ke-1 pada hari ke -1, kelas ke-2 pada hari ke-2, dan seterusnya sampai kelas ke-6 pada hari ke-6.

2) Tim pengajar TM2 mengajar kelas ke-1 pada hari ke-2, kelas-2 pada hari ke-3, dan seterusnya sampai kelas ke-6 pada hari ke-7.

3) Pada hari ke-15 tim TM1 berubah menjadi tim TM3 untuk mengajar pada kelas ke-1, pada kelas ke-2 hari berikutnya sampai pada kelas ke-6 pada hari ke-20. Alternatifnya, pada hari ke-15 tim TM1 berubah menjadi tim TM3 untuk mengajar pada kelas ke-1, hari ke-16 pada kelas ke-2, dan hari ke-17 pada kelas ke-3, sedangkan pada hari ke-18 tim TM2 berubah menjadi tim TM3 untuk mengajar pada kelas ke-4, hari ke-19 pada kelas ke-5, dan pada kelas ke-6 pada hari ke-20.

Jika hanya tersedia satu tim, dapat disimulasikan sebagai berikut.

(21)

14

Struktur program kegiatan tatap muka pada model in-on-in 30:30 adalah sebagai berikut.

Tabel 3. 4 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka pada Model In-On-In 30:30

No Materi JP

A. Tatap Muka 1 (TM1) 10

1. Kebijakan Program Guru Pembelajar 1

2. Tinjauan Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-1) 3 3. Tinjauan Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-1) 5

4. Rencana Belajar 1 (informasi tugas) 1

B. Tatap Muka 2 (TM2) 10

1. Tinjauan Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-2) 3 2. Tinjauan Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-2) 6

3. Rencana Belajar 2 (informasi tugas) 1

C. Tatap Muka 3 (TM3) 10

1. Presentasi Hasil Kerja Peserta 6

2. Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut 2

3. Tes Akhir 2

Total 30

Strategi lain yang dapat ditempuh adalah In-1 selama 1 hari (10 JP), On-1 selama 6 hari (15 JP), In-2 selama 1 hari (10 JP), On-2 selama 6 hari (15 JP), dan kegiatan In-3 selama 1 hari (10 JP).

Simulasi model In-On-In 30-30 untuk guru mapel (60 JP) strategi 2 dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3. 3 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 2

Kegiatan tatap muka model in-on-in strategi 2 dapat mengacu pada kegiatan tatap muka model in-on-in strategi 1.

(22)

15 b. Model In-On-In 20-40

Pemilihan model in-on-in 20-40 terutama ditujukan untuk guru yang membutuhkan 3-5 modul Guru Pembelajar yang tidak memungkinkan untuk melakukan moda daring. Model ini juga dapat ditujukan bagi guru yang membutuhkan 0-2 modul Guru Pembelajar yang tidak berkesempatan menjadi IN/Mentor dengan mengambil modul-modul prioritas untuk ditingkatkan. Model ini dapat dilakukan dengan kegiatan In-1 selama 1 hari (10 JP), kegiatan On selama 13 hari @ 3-4 JP belajar mandiri (40 JP), dan kegiatan In-2 selama 1 hari (10 JP).

Simulasi model In-On-In 20-40 untuk guru mapel (60 JP) dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3. 4 Simulasi Model In-On-In 20:40

Struktur program kegiatan tatap muka pada model in-on-in 20:40 adalah sebagai berikut.

Tabel 3. 5 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka pada Model In-On-In 20:40

No Materi JP

A. Tatap Muka-1 (TM-1) 10

1. Kebijakan Program Guru Pembelajar 1

2. Tinjauan Materi Kelompok Kompetensi ke-1 4

3. Tinjauan Materi Kelompok Kompetensi ke-2 4

4. Rencana Belajar (informasi tugas) 1

B. Tatap Muka-2 (TM-2) 10

1. Presentasi Hasil Kerja Peserta 6

2. Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut 2

3. Tes Akhir 2

Total 20

Setelah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan model in-on-in, peserta akan mendapatkan sertifikat dengan struktur program yang sama dengan struktur program moda tatap muka penuh.

(23)

16 3. Tatap Muka dalam Kegiatan Kolektif Guru

Tatap muka dalam kegiatan kolektif guru (KKG/MGMP/MGBK) yaitu peserta berinteraksi dengan fasilitator untuk mempelajari modul yang telah ditentukan secara terjadwal, terstruktur, dan dilaksanakan di dalam beberapa blok waktu tertentu sebagaimana program yang disusun dalam pertemuan kegiatan kolektif guru di Pusat Belajar (PB).

Mekanisme penyelenggaraan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar melalui kegiatan kolektif guru yang mendapatkan dana bantuan langsung baik dari Direktorat teknis terkait maupun dari PPPPTK/LPPPTK-KPTK diatur dalam pedoman tersendiri.

(24)

17

BAB IV

PENILAIAN, PELAPORAN DAN SERTIFIKAT

A. Penilaian

Penilaian pada Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dilakukan secara komprehensif, meliputi penilaian terhadap peserta, penilaian terhadap fasilitator, dan penilaian terhadap penyelenggaraan program. 1. Penilaian peserta

a. Tujuan Penilaian

Penilaian terhadap peserta bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta melalui ketercapaian indikator kompetensi dan keberhasilan tujuan pembelajaran. Penilaian dilaksanakan untuk mengukur tingkat penguasaan kompetensi sesuai dengan kelompok kompetensi yang dipelajari.

b. Aspek Penilaian

Aspek yang dinilai mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian dilakukan melalui tes untuk aspek pengetahuan mencakup kompetensi profesional dan pedagogik, sedangkan untuk aspek sikap dan keterampilan menggunakan instrumen nontes melalui pengamatan selama kegiatan berlangsung dengan menggunakan format-format penilaian yang telah disediakan.

c. Jenis Instrumen dan Lingkup Penilaian Peserta 1) Tes

Tes akhir dilakukan untuk mengukur pengetahuan peserta secara menyeluruh setelah mengikuti proses pembelajaran. Penilaian menggunakan metode penilaian acuan patokan (PAP). Tes mencakup kompetensi profesional dan pedagogik pada aspek pengetahuan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi dari setiap materi sebagaimana yang tercantum dalam struktur program.

Tes akhir dilakukan segera setelah peserta menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Tes akhir dilakukan oleh peserta secara modular (sesuai kelompok kompetensi yang dipelajari) di TUK yang telah ditentukan oleh PPPPTK/LPPPTK-KPTK sesuai dengan mekanisme UKG. Penetapan TUK dapat dilakukan dengan memverifikasi TUK tahun 2015 yang sekaligus menjadi Pusat Belajar Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar.

(25)

18

a) Bentuk Tes dan Jumlah soal

Tes yang dikembangkan dalam bentuk pilihan ganda. Jumlah soal untuk menguji penguasaan materi profesional dan pedagogik dalam satu kelompok kompetensi sejumlah 30 soal dengan proporsi 10 soal kompetensi pedagogik dan 20 soal kompetensi profesional.

b) Tempat dan Kondisi Pelaksanaan Tes

Tes dilaksanakan di TUK yang telah ditetapkan dalam situasi yang terbebas dari hal-hal yang mengancam reliabilitas, antara lain: (1) jarak tempat duduk; (2) penerangan lampu; (3) ketenangan suasana; (4) kesehatan peserta; (5) kerahasiaan perangkat tes; (6) ketersediaan lembar jawaban; (7) kejelasan petunjuk pengerjaan; (8) kecukupan alokasi waktu; (9) pengawasan dari penguji/panitia; dan (10) hal-hal lain yang dapat mengganggu pelaksanaan tes.

Pelaksanaan tes diupayakan dalam kelompok belajar di kelas kegiatan peningkatan kompetensi guru pembelajar.

c) Alokasi Waktu

Tes memerlukan alokasi waktu selama 1 jam pelajaran atau 45 menit untuk satu kelompok kompetensi.

2) Non Test

Non test dilakukan untuk menilai proses selama kegiatan berlangsung. Penilaian proses dilakukan di setiap materi pokok. Penilaian proses menggunakan instrumen dilengkapi dengan kriteria penilaian. Lingkup penilaian proses sebagai berikut.

a) Penilaian Aspek Keterampilan

Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta dalam mendemonstrasikan pemahaman dan penerapan pengetahuan yang diperoleh serta keterampilan yang mendukung kompetensi dan indikator. Aspek keterampilan menggunakan pendekatan penilaian autentik mencakup bentuk tes dan non test. Sehubungan dengan kompetensi yang diukur pada aspek keterampilan bersifat kontinyu, maka diperlukan cara untuk memudahkan penilaian kepada peserta. Kriteria penilaian disusun secara berjenjang dan kategorik, yakni: (1) kategori kurang manakala indikator keterampilan dicapai hanya

melalui proses mengamati, mencontoh, meniru, berdiskusi, berdialog, dan bertanya jawab;

(26)

19

(2) kategori cukup manakala indikator keterampilan selain indikator di [1] juga dicapai melalui proses bereksperimen, ujicoba, dan pembuktian;

(3) kategori baik manakala indikator keterampilan selain indikator di [1] dan [2] juga dicapai melalui proses kegiatan perbaikan dan koordinasi dengan beragam sumber; dan

(4) kategori baik sekali manakala indikator keterampilan selain indikator di [1], [2], dan [3] dan juga dicapai melalui proses kegiatan menyusun, membuat, dan menghasilkan produk secara natural. Sedangkan produk yang dinilai merupakan jenis tagihan yang dipersyaratkan esensial di setiap materi pokok.

Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran melalui penugasan individu dan/atau kelompok oleh narasumber/fasilitator. Komponen yang dinilai dapat berupa hasil Lembar Kerja dan/atau hasil praktik sesuai dengan kebutuhan.

b) Penilaian Aspek Sikap

Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta dalam berbagai aspek antara lain: sikap pada saat menerima materi; sikap pada saat melaksanakan tugas individu dan kelompok; sikap terhadap fasilitator; sikap terhadap teman sejawat; dan sikap pada saat mengemukakan pendapat, bertanya, dan menjawab. Secara sederhana, aspek sikap yang dinilai hanya mengukur kerjasama, disiplin, tanggungjawab, dan keaktifan. Pengukuran terhadap aspek sikap ini dapat dilakukan melalui pengamatan sikap.

Penilaian aspek sikap dilakukan mulai awal sampai akhir kegiatan secara terus menerus yang dilakukan oleh fasilitator pada setiap materi. Namun, untuk nilai akhir aspek sikap ditentukan di hari terakhir atau menjelang kegiatan berakhir yang merupakan kesimpulan fasilitator terhadap sikap peserta selama kegiatan dari awal sampai akhir berlangsung.

d. Nilai Akhir

Nilai akhir (NA) peserta moda tatap muka diperoleh dari tiga komponen yaitu penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penentuan nilai akhir peserta menggunakan formulasi sebagai berikut.

1) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka bagi guru kelas, guru mapel, dan guru BK ditetapkan sebagai berikut.

(27)

20 NA = [{(NS x40%)+(NK x60%)}x40%] + [TAx 60%]

NA =Nilai Akhir

NS =Nilai Sikap (rerata dari nilai semua aspek sikap yang dinilai)

NK= Nilai Keterampilan (rerata nilai keterampilan semua materi pokok) TA = Nilai Tes Akhir (Tes Pengetahuan)

2) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka bagi guru kejuruan

NA = [{(NS x40%)+(NK x60%)}x60%] + [TAx 40%]

NA =Nilai Akhir

NS =Nilai Sikap (rerata dari nilai semua aspek sikap yang dinilai)

NK=Nilai Keterampilan (rerata nilai keterampilan semua materi pokok) TA =Nilai Tes Akhir (Tes Pengetahuan)

Predikat nilai akhir untuk peserta moda tatap muka adalah sebagai berikut: Tabel 4. 1 Predikat Nilai Akhir untuk Peserta Moda Tatap Muka

Nilai Akhir (NA) Predikat 90 < NA < 100 Baik Sekali

80 < NA < 90 Baik 70 < NA < 80 Cukup

NA < 70 Kurang

2. Penilaian Fasilitator

Penilaian terhadap fasilitator adalah pengukuran dan penilaian kepada fasilitator yang dilakukan oleh peserta pada saat fasilitator melaksanakan tugas memfasilitasi pembelajaran. Instrumen penilaian yang digunakan adalah lembar pengamatan dengan skala penilaian 30-100. Penilaian oleh peserta dilakukan di akhir kegiatan untuk masing-masing fasilitator.

Adapun unsur-unsur yang dinilai meliputi: 1. Penguasaan materi

2. Ketetapan waktu hadir di kelas 3. Sistematika penyajian

4. Penggunaaan metode dan alat bantu pembelajaran 5. Daya simpati, gaya, dan sikap kepada peserta 6. Penggunaan bahasa

7. Pemberian motivasi belajar kepada peserta 8. Pencapaian tujuan pembelajaran

(28)

21

9. Kerapihan berpakaian

10. Kemampuan menyajikan materi

11. Cara menjawab pertanyaan dari peserta 12. Kerjasama antar instruktur

13. Sikap dan perilaku 3. Penilaian Penyelenggaraan

Penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan adalah pengukuran dan penilaian kepada penyelenggara program yang dilakukan oleh peserta pada saat mengikuti kegiatan. Penilaian kinerja penyelenggara program dilakukan terhadap pencapaian sasaran mutu penyelenggara. Adapun unsur-unsur yang dinilai meliputi:

a. Penyiapan alat dan bahan; b. Penyiapan materi belajar;

c. Penyiapan sarana dan prasarana; d. Pelaksanaan program; dan

e. Pelayanan terhadap peserta.

B. Pelaporan

Pada akhir pelaksanaan program, penyelenggara diwajibkan melaporkan hasil kegiatan ke Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui PPPPTK/LPPPTK KPTK selaku pengembang materi dan Quality Assurance (QA).

C. Sertifikat

Guru Pembelajar yang telah mengikuti Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar akan mendapat sertifikat ditandatangani oleh Kepala PPPPTK/LPPPTK-KPTK. Dalam hal Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar diselenggarakan atas kerja sama antara PPPPTK/LPPPTK-KPTK dengan Dinas Pendidikan, Badan Kepegawaian Daerah, atau institusi lain maka sertifikat akan ditandatangani oleh Kepala PPPPTK/LPPPTK-KPTK bersama mitra terkait sesuai dengan kesepakatan bersama. Sertifikat dicetak melalui SIM Guru Pembelajar. Sertifikat bagi peserta berisi hal-hal sebagai berikut:

1. Halaman depan sertifikat berisi: a. Logo Kemendikbud

b. Identitas UPT c. Nomor Sertifikat d. Identitas Peserta

(29)

22

f. Kegiatan yang Diikuti

g. Periode Pelaksanaan Program

h. Nilai atau Keterangan Capaian Kompetensi (predikat) i. Tanggal Penerbitan Sertifikat

j. Tanda Tangan Kepala UPT/Penyelenggara k. Cap Stempel

2. Halaman belakang sertifikat berisi Struktur Program

(30)

23

BAB V

PENUTUP

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan sehingga dapat melakukan pembelajaran yang menarik dan berinovasi sesuai kebutuhan materi yang diajarkan. Keberhasilan pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar ditentukan oleh kesungguhan semua pihak dalam melaksanakan program. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki keterbatasan anggaran untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kompetensi semua guru pembelajar. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta pihak terkait lainya sangat diharapkan terlibat aktif dalam rangka meningkatkan kompetensi guru.

(31)

24

Lampiran 1 Format Penilaian Sikap

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN

KEPENDIDIKAN PENILAIAN SIKAP

Nama Kegiatan : Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar (nama mapel) Kelas : GP-[nama mapel]-[kab/kota]-[nomor kelas]

Tempat :

Tanggal :

No Nama Nama Sekolah

Nilai Tiap Aspek (skor 0-100)

Kerja Sama Disiplin Tanggung Jawab Keaktifan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. ....

(32)

25

Lampiran 2 Format Penilaian Keterampilan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN

KEPENDIDIKAN

PENILAIAN FASILITATOR

Nama Kegiatan : Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar (nama mapel)

Kelas :

Tempat :

Tanggal :

No Nama Nama Sekolah Tagihan Penilaian Keterampilan Rerata Predikat

LK 1 LK 2 LK 3 LK 4 ... ... ... ... 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. ....

(33)

26

Lampiran 3 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non

Kejuruan

Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan No. Peserta Nama Sekolah Nama

Nilai Proses (40%) Nilai pengetahuan

(60%)

Nilai Tes akhir Akhir Nilai

Rerata nilai sikap (40%) Nilai Keterampilan (60%)

Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot

Keterangan:

Nilai Akhir (NA) Predikat 90 < NA < 100 Baik Sekali

80 < NA < 90 Baik 70 < NA < 80 Cukup

(34)

27

Lampiran 4 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan

Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan No. Peserta Nama Sekolah Nama

Nilai Proses (60%) Nilai pengetahuan

(40%)

Nilai Tes akhir Akhir Nilai

Rerata nilai sikap (40%) Nilai Keterampilan (60%)

Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot

Keterangan:

Nilai Akhir (NA) Predikat 90 < NA < 100 Baik Sekali

80 < NA < 90 Baik 70 < NA < 80 Cukup

(35)

28

Lampiran 5 Format Penilaian Fasilitator

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN

KEPENDIDIKAN

PENILAIAN FASILITATOR

Nama Kegiatan : Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar (nama mapel)

Kelas :

Tempat :

Tanggal :

Fasilitator :

No Nama Nama Sekolah

Nilai Tiap Aspek (skor 0-100)

Kerja Sama Disiplin Tanggung

Jawab Keaktifan 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. .... Responden __________

(36)

29

Lampiran 6 Format Penilaian Penyelenggaraan Program

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

…..

FORMAT PENILAIAN PENYELENGGARAAN

PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PEMBELAJAR

Nama Kegiatan Kelas Tempat Tanggal No Indikator Skor K C B BS A Dasar Hukum

Ketersediaan surat keputusan yang mendasari penyelenggaraan kegiatan.

B Administrasi Penyelenggaraan Kegiatan

1 Kejelasan tugas dan tanggung jawab penyelenggaraan kegiatan. 2 Ketepatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

3 Ketersediaan pedoman pelaksanaan kegiatan.

4 Kejelasan informasi [pemberitahuan] pelaksanaan kegiatan.

C Sarana Prasarana Penunjang Kegiatan

1 Kemudahan akses ke tempat penyelenggaraan kegiatan. 2 Fasilitasi transportasi darat/udara dari dan ke tempat kegiatan.

3 Kesiapan dan ketersediaan sarana kegiatan [audio visual, LCD/laptop, papan putih, pelantang, spidol, penghapus].

4 Kenyamanan ruang kegiatan [ventilasi udara/AC, pencahayaan]. 5 Kebersihan ruang kelas.

6 Kenyamanan kamar penginapan.

7 Ketersediaan perlengkapan medis sederhana [P3K]. 8 Ketersediaan sarana ibadah.

9 Pembiayaan Kegiatan

10 Ketersediaan biaya keikutsertaan kegiatan.

11 Jumlah peserta kegiatan yang dipersyaratkan untuk mencapai efisiensi kegiatan.

D Bahan Kegiatan

1 Kelengkapan dokumen/kit bahan kegiatan [materi, ATK, name tag]. 2 Kualitas tampilan bahan kegiatan.

3 Keterbacaan pada bahan kegiatan.

4 Ketersediaan ilustrasi dan contoh pada bahan kegiatan.

E Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan

1 Kesesuaian alokasi waktu pelaksanaan kegiatan dengan tujuan dan sasaran program kegiatan. 2 Ketepatan alokasi waktu untuk menyelesaikan setiap bahan kegiatan.

F Layanan Menu

1 Kecukupan menu yang mendukung pemenuhan gizi. 2 Variasi hidangan/konsumsi.

3 Ketepatan waktu penyediaan konsumsi.

Keterangan: K = kurang C = cukup B = baik BS = baik sekali Responden _____________________

(37)

30

Lampiran 7 Contoh Sertifikat

Halaman depan:

Halaman belakang:

Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka Guru SMA Mapel Kimia

No Materi JP

UMUM 4

1 Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Karir Guru 2

2 Program Guru Pembelajar 2

POKOK 54

3 a. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi A b. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi A 18 9 4 c. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi B d. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi B 18 9

PENUNJANG 2

5 Tes Akhir 2

(38)

31

Lampiran 8 Daftar Penanggung Jawab Koordinasi Wilayah

NO PROPINSI P4TK 1 Aceh P4TK BBL Medan 2 Sumatera Utara 3 Riau 4 Sumatera Barat

5 Bengkulu P4TK IPA Bandung

6 Jambi P4TK IPA Bandung

7 Gorontalo P4TK IPA Bandung

8 Kepulauan Riau P4TK Bahasa Jakarta 9 Kep.Bangka Belitung 10 Lampung P4TK BMTI Bandung 11 NTT 12 Sumatera Selatan

P4TK Penjas & BK Jakarta 13 Banten

14 D.I Yogyakarta

P4TK Matematika Yogyakarta 15 Sulawesi Tengah

16 Sulawesi Tenggara

17 Jawa Tengah P4TK Seni Budaya Yogyakarta

18 Jawa Timur P4TK BOE Malang

19 Jawa Barat P4TK Pertanian Cianjur 20 NTB 21 DKI Jakarta P4TK Bispar Jakarta 22 Bali 23 Maluku 24 Maluku Utara 25 Kalimantan Barat P4TK TK & PLB Bandung 26 Kalimantan Tengah 27 Kalimantan Timur 28 Kalimantan Utara 29 Kalimantan Selatan P4TK PKn-IPS Malang 30 Sulawesi Utara 31 Sulawesi Selatan LP3TK KPTK Gowa 32 Sulawesi Barat 33 Papua 34 Papua Barat

(39)

32

Lampiran 9 Daftar Satker Penanggung Jawab Program Guru Kelas

Sekolah Dasar

No Wilayah Satker 1. Kalimantan Barat PPPPTK TK dan PLB Bandung 2. Kalimantan Tengah 3. Kalimantan Selatan 4. Kalimantan Timur 5. Kalimantan Utara

6. Jawa Tengah PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta 7. Jawa Barat

PPPPTK Pertanian Cianjur 8. Nusa Tenggara Barat

9. Di Yogyakarta PPPPTK Matematika Yogyakarta 10. Sulawesi Utara 11. Sulawesi Tengah 12. Sulawesi Tenggara 13. Jambi PPPPTK IPA Bandung 14. Bangka Belitung 15. Bengkulu 16. Gorontalo 17. Kepulauan Riau 18. DKI Jakarta PPPPTK Bispar Jakarta 19. Maluku 20. Bali 21. Maluku Utara 22. Banten

23. Jawa Timur PPPPTK BOE Malang

24. Sumatera Selatan

PPPPTK BMTI Bandung 25. Lampung

26. Nusa Tenggara Timur 27. Aceh PPPPTK BBL Medan 28. Sumatera Utara 29. Sumatera Barat 30. Riau 31. Sulawesi Selatan LPPPTK KPTK Gowa 32. Sulawesi Barat 33. Papua 34. Papua Barat

(40)

33

Lampiran 10 Pembagian Wilayah Mitra Guru Matematika dan

Kewirausahaan SMK

No Provinsi PPPPTK dan LPPPTK KPTK 1. DKI Jakarta PPPPTK BMTI Bandung 2. Jawa Barat 3. Kalimantan Timur 4. Kalimantan Tengah 5. Kalimantan Utara 6. Lampung 7. Bali PPPPTK BISPAR jakarta 8. Banten 9. Sulawesi Utara 10. Kalimantan Selatan 11. Kepulauan Riau 12. Nusa Tenggara Barat 13. Aceh PPPPTK BBL Medan 14. Bangka Belitung 15. Jambi 16. Kalimantan Barat 17. Riau 18. Sumatera Barat 19. Sumatera Utara 20. D.I Yogyakarta PPPPTK Pertanian Cianjur 21. Sumatera Selatan 22. Papua 23. Sulawesi Selatan 24. Sulawesi Tenggara 25. Jawa Tengah

PPPPTK Seni Budaya Yogyakarta 26. Bengkulu 27. Papua Barat 28. Sulawesi Barat 29. Jawa Timur PPPPTK BOE Malang 30. Maluku 31. Maluku Utara

32. Nusa Tenggara Timur 33. Gorontalo

LP3TK KPTK Gowa 34. Sulawesi Tengah

Gambar

Tabel 1. 1 Data Guru Peserta UKG Tahun 2015  No  Satuan
Tabel 2. 1 Daftar PPPPTK dan LPPPTK KPTK
Tabel 3. 1 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 60 JP
Tabel 3. 2 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 100 JP
+5

Referensi

Dokumen terkait

2008, Performance Appraisal: Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta:

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas Pada Bank Syariah

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN MELALUI PENDEKATAN METODE BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT

 Virus kemudiannya akan lepas dari sel, pergi ke sel membrane yang lain dan.. partikel virus yang complete ini akan menginfeksi sel yang

笔者进行实 的时间是从2008年1 8日到2008年2 8日 ,每星期二和星期五 每星期二教两个班,第一个班是从早 七点到八点半,第二个班是从八点半到十点

two tier multiple choice berbasis piktorial kepada sejumlah siswa SMA kelas X yang telah mempelajari materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di sekolah

account the guidelines developed under the Basel Convention and in accordance with requirements that the Conference of the Parties shall adopt in an additional annex in

As a lifestyle columnist, Di Petroff is always looking for chic lifestyle and fashion