• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 17 Maret 2010 dengan hasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 17 Maret 2010 dengan hasil"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 17 Maret 2010 dengan hasil

sebagai berikut :

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. M

Umur : 35 th

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Status : Menikah

Alamat : Jl. Bledak Kantil no. 70, Tlogosari Smg.

Diagnosa medis : Post Op Fraktur Femur Dextra Hari Ke 4

Tgl masuk : 10 Maret 2010

No register : 5712938

Tgl pengkajian : 17 Maret 2010

2. Identitas Penanggung jawab

Nama : Ny. N

Umur : 30 th

Jenis kelamin : Perempuan

(2)

2. Riwayat Kesehatan

a. Kesehatan Utama

Nyeri pada paha kanan

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Kurang lebih 45 menit sebelum masuk RSUP Dr. Kariadi Semarang,

klien mengendarai motor dengan kecepatan tinggi melewati jalan licin,

pasien tergelincir lalu jatuh, kepala tidak terbentur aspal, namun

pahanya tertindih motor, tidak mual, tidak muntah dan klien tidak

pusing, dan ditolong orang di sekitar lokasi kejadian. Kemudian klien

di bawa ke UGD RSUP Dr. Kariadi Semarang.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien sebelumnya belum pernah masuk Rumah Sakit, pasien

sebelumnya tidak pernah memiliki riwayat patah tulang (Fraktur).

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Di dalam keluarga pasien tidak ada yang mempunyai penyakit seperti :

DM, Osteomilitis, Hipertensi, Sarcoma Tulang.

3. Pola kesehatan Fungsional

a. Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

Pandangan dan mahal harganya sebuah kesehatan, sehingga pasien

dalam memelihara kesehatan berusaha membiasakan pola hidup sehat,

misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, jika sakit

(3)

b. Pola Nutrisi Metabolik

Sebelum dirawat diRumah Sakit kebutuhan nutrisi dan metabolic

pasien tidak memiliki gangguan. Pasien makan 3 kali sehari dengan

komposisi nasi dengan lauk daging, tahu, tempe, sayur tumis kacang

panjang dan minum air putih ± 7 – 8 gelas/hari. Selama dirawat di

Rumah sakit kebutuhan nutrisi dan metabolik pasien memiliki

gangguan, pasien makan 3 kali sehari tetapi hanya 3 – 4 sendok makan

tidak habis, dengan komposisi nasi, lauk, sayur, dan minum 2

gelas/hari. Pasien tidak ada gangguan dalam menelan dan juga

pantangan dalam makanan ini.

c. Pola Eliminasi

Sebelum sakit dan selama pasien dirawat di Rumah Sakit kebutuhan

eleminasi pasien tidak mengalami gangguan yaitu pasien buang air

besar 1kali sehari dengan konsistensi padat, bau khas, kuning dan

eliminasi buang air kecil ± 4 -6/hari berwarna kuning, jernih tidak ada

keluhan selama buang air kecil. Selama sakit dirawat di Rumah Sakit

kebutuhan eleminasi pasien tidak ada gangguan.

d. Pola Aktifitas dan Latihan

Keadaan klien dengan partial care yang diharuskan bedrest karena post

op fraktur fremur, membatasi aktifitas klien sehingga kebutuhan

(4)

e. Pola Istirahat dan tidur

Sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit pasien tidak mengalami

gangguan dalam pola istirahat dan tidur, pasien dapat tidur ± 7 – 8 jam

tiap hari dan ditambah tidur siang 2 jam.

f. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif

Pada indera pegecapan contohnya lidah , tidak ada gangguan dalam

merasakan makanan, pada indera penglihatan juga tidak mengalami

gangguan.

P : nyeri dirasakan saat bergeser / bergerak dan berkurang bila untuk

berbaring.

Q : nyeri terasa senut-senut

R : nyeri dirasakan dip aha kanan

S : nyeri skala 5

T : nyeri hilang timbul

g. Pola Konsep Diri

1. Identitas Diri

Pasien adalah seorang yang bekerja sebagai buruh.

2. Body Image

Pasien menyukai anggota tubuhnya. Selama sakit pasien

menganggap sakit adalah kondisi kesehatan yang daapt dialami

(5)

3. Peran

Pasien adalah seorang yang bekerja sebagai buruh dan berperan

sebagai kepala rumah tangga, selama sakit tidak mampu

menjalankan peran sebagaimana mestinya.

4. Harga Diri

Baik sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami gangguan

harga diri. Pasien selalau tegar menghadapinya.

h. Pola Hubungan pasien dengan orang lain

Pasien mampu berbicara dengan jelas dan mengerti orang lain. Orang

terdekat yang lebih berpengaruh dan selalu membantu pasien adalah

istrinya.

i. Pola Seksual

Pasien berumur 35 tahun, pasien sudah mengerti dan paham bahwa

dirinya adalah seorang laki – laki, pasien sudah menikah dan

mempunyai anak satu. Dalam melakukan hubungan intim, terdapat

fraktur di paha kanan.

j. Pola Mekanisme Koping

Dalam mengambil keputusan, pasien bisa melakukannya sendiri,

namun harus dibantu oleh keluarga. Dalam menghadapi suatu masalah

pasien biasa berbicara kepada istri. Dalam menghadapi masalahnya

sekarang, pasien berusaha mematuhi segala yang dianjurkan oleh

(6)

k. Pola Nilai kepercayaan dan Keyakinan

Menurut pasien, sumber kekuatannya adalah Allah SWT, sebelum

sakit pasien menjalankan sholat lima waktu, namun setelah pasien

sakit pasien hanya menjalankan ibadahnya diatas tempat tidur karena

kelemahan tubuhnya. Tidak ada keyakinan atau kebudayaan pasien

yang bertentangan dengan pengobatan kesehatannya.

4. Pengkajian Fisik

a. Keadaan Umum : baik

b. Tingkat Kesadaran : composmentis

c. TTV : TD : 110/80 mmHg Suhu : 36,5 C Nadi : 92 x/menit RR : 24 x/menit d. Pengukuran Antropometri : BB : 70 kg TB : 165 cm

e. Kepala : bentuk mesocepal, rambut pendek hitam, tidak mudah

dicabut, kulit kepala bersih.

f. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan baik.

g. Hidung : bersih tidak ada sekret, tidak ada nafas cuping hidung.

h. Telinga : tidak ada sekret dan nyeri tekan, tidak ada pembengkakan,

(7)

i. Mulut : selaput mukosa lembab, mulut cukup bersih, gigi masih

lengkap.

j. Leher : tidak terpasang trakeostomi, vena jugularis tidak menonjol,

tidak ada pembesaran tiroid.

k. Dada dan Torax : simetris, tidak ada bunyinafas tambahan.

l. Jantung

Inspeksi : Ictus Cordis tak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba di intercosta v

Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal.

Auskultasi : BJ I dan II murni tidak bising, tidak ada gallop.

m. Paru-paru

Inspeksi : simetris, dinamis

Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri getarannya sama.

Perkusi : sonor seluruh lapisan paru-paru

Auskultasi : bunyi nafas vesikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan.

n. Abdomen

Inspeksi : datar

Auskultasi : bising usus 10 – 12 x/menit

Perkusi : bunyi abdomen timpani

Palpasi : supel, tidak teraba adanya massa

o.Ekstremitas

Atas : tangan kanan terpasang infuse RL ( Ringer Laktat ) 20

(8)

Bawah : kaki kanan, tepatnya di bagian paha terdapat fraktur, dengan

kondisi lukanya terdapat pus,luka lecet, terdapat jahitan 15 cm.

Genital : terpasang DC, tertampung urin bag 200 cc.

Kulit : warna sawo matang, turgor kulit elastis

a. Data Penunjang

Hasil pemeriksaan laboratorium tgl 26 Mei 2010

a. Hematologi

Hematologi Nilai Satuan Normal

HB Hematokrit Eritrosit MCH MCV MCHC Lekosit Trombosit RDW MPV 11,40 33,5 4,16 27,40 80,70 53,90 12,0 344,0 12,0 6,90 95% % Juta/mmk Pg Pl G/ kill Ribu/mmk Ribu/mmk % % 11.50-14.80 37.0-44.80 4.20-5.20 24.00-30.00 77.00-95.00 29.00-36.00 4.50-13.0 150.0-400.0 11.60-14.00 4.00-11.00

(9)

b. Terapi yang diberikan Parenteral Infus RL 20 tetes / menit Ceftriaxone 2 x 1 gr Kalnex 3 x 2 ml Ranitidine 3 x 2 ml Ketorolac 3 x 2 ml Per Oral Vit BC + C 3 x 1 tab. Asam mefenamat 3 x 250 mg.

c. Diit yang diperoleh

(10)

Pathway Kasus

Benturan dan cidera akibat kecelakan

trauma dalam tubuh

trauma gangguan metabolik, patologik baik terbuka maupun tertutup

FRAKTUR

kerusakan jaringan tulang mencapai tulang periostenum mengenai jaringan lunak

serabut saraf terputusnya kontinuitas jaringan kerusakan jaringan lunak

vena reseptor kerusakan muskuloskeletal

nyeri gerak luka

terputusnya pembuluh darah

& saraf gangguan intoleransi aktifitas kerusakan integritas kulit

edema terpapar dunia luar

menekan ujung saraf kuman mudah masuk

tekanan jaringan meningkat Resti Infeksi

Gangguan rasa nyaman nyeri

(11)

B. Diagnosa Kepeerawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang

nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono,

1994 : 17).

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan post op fraktur

(Wilkinson, 2006) meliputi :

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan

tulang.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal.

(12)

C. Analisa Data Hari/Tanggal

Jam

No. DX

Data Fokus Problem Etiologi

16/3/2010 08.00

1. DS : klien mengatakan

nyeri pada paha kanan.

DO :

- terdapat fraktur dipaha

kanannya

- ekspresi wajah tampak

kesakitan

P : nyeri dirasakan saat

miring, nyeri bertambah

bila untuk berbaring di

tempat tidur

Q : nyeri terasa senut-senut

R : nyeri dirasakan dipaha

kanan

S : nyeri skala 5

T : nyeri hilang timbul

Nadi : 92 x/menit Gangguan rasa nyaman nyeri Terputusnya jaringan tulang.

(13)

16/03/2010 09.00 16/03/2010 10.00 2. 3. DS : klien mengatakan

susah untuk menggerakkan

kaki kanannya

DO :

- terdapat fraktur

- klien hanya bisa

miring kiri

- aktivitas klien

sehari-hari dibantu oleh

keluarga dan perawat,

kekuatan otot 2

DS :

-DO :

- terdapat luka fraktur

- luka lecet pada bagian

paha - terdapat pus - kulit bengkak, terdapat jahitan 15 cm Gangguan mobilitas fisik Resiko Infeksi. Kerusakan musculoskele tal Adanya kuman masuk ke kulit.

(14)

D. Intervensi Keperawatan Hari/ Tanggal Jam No. DX Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi Rasional Tanda Tangan 17/3/2010 08.00 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, nyeri berkurang dengan Kriteria Hasil : -nyeri berkurang bila berbaring -mampu beraktifitas -tampak rileks -skala nyeri berkurang antara 1 1.kaji karakteristik nyeri 2.ajarkan teknik relaksasi nafas dalam 3.Beri posisi yang nyaman 4.monitor tanda-tanda vital sebelum & sesudah 1.membantu tentukan nyeri & intervensi selanjutnya 2.membantu mengurangi rasa nyeri pada luka operasi 3.Membantu kenyamanan pasien dengan mengurangi nyeri 4.mengetahui adanya tanda-tanda kegawatan

(15)

17/3/2010 09.00 2 sampai 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beraktifitas Kriteria Hasil : -klien mampu beraktifitas sesuai kemampuan -menunjukkan aktifitas 5.berikan analgetik, asam mefenamat 3 x 250 mg 1.awasi keadaan umum pasien 2.Bantu ADL 3.ajarkan

ROM aktif &

pasif 4.kolaborasi fisiotherapi 5.membantu mengurangi rasa nyeri 1.mengetahui keadaan umum pasien 2.kebutuhan dasar pasien terpenuhi 3.membantu ADL pasien 4.untuk menentukan program terapi

(16)

17/3/2010 10.00 3. teknik yang memampuka n melakukan aktifitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, Kriteria Hasil : - luka pasien sembuh & kering - tidak ada tanda infeksi 5.Libatkan keluarga untuk kebutuhan ADL pasien 1.kaji luka pasien 2.monitor keadaan umum pasien 3.jelaskan resiko infeksi 5.untuk kebutuhan dasar pasien 1.mengeahui kondisi luka pasien 2.mengetahui adanya tanda kegawatan 3.infeksi dapat terjadi selama 3 bulan setelah fraktur.

(17)

E. Implementasi Keperawatan

No Tgl/ Waktu Implementasi Respon Tanda

Tangan 1. 17-03-2010 08.00 10.00 mengkaji tingkat nyeri mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam S : P : klien mengatakan

nyeri, dirasakan saat

untuk miring. Nyeri

bertambah bila bergerak

/ bergeser dan berkurang

bila untuk berbaring di

tempat tidur. Q : nyeri terasa senut-senut R : nyeri dirasakan dikaki kiri S : nyeri skala 5 T : nyeri hilangn timbul O : - klien tampak kesakitan - klien masih tampak gelisah - ekspresi wajah tampak tegang

(18)

2. 11.00 11.30 12.00 17-04-2010 09.00 memberi posisi yang nyaman memonitor TTV memberi obat analgetik asam mefenamat 250 mg mengkaji mobilitas pasien

S : klien mau untuk

mendengarkan dan

mempraktekkan kembali

tentang teknik relaksasi

nafas dalam yang

diajarkan oleh perawat

O : - klien dapat

mempraktekkan dengan

cara-cara untuk

melakukan teknik

relaksasi nafas dalam

yang diajarkan oleh

perawat

- klien tampak rileks

S : klien mengatakan

“gimana caranya?”

O : klien menggeserkan

tubuhnya

S : klien mengatakan

“tadi saya berapa buk?”

D : TD : 110/70 mmHg

N : 80 x/menit

(19)

3. 10.00 18-04-2010 08.00 08.30 melibatkan keluarga dalam pemeriksaan ADL mengobservasi luka melakukan perawatan luka RR : 2 8x/menit S : klien mengatakan

“sakit atau tidak?”

O : tidak ada

tanda-tanda shock

S : klien mengatakan

masih susah buat duduk

O : klien masih lemah

Klien di atas tempat

tidur

S : keluarga

mengatakan akan

melaksanakan

pemeriksaan ADL pada

istrinya seperti

mendudukkan pasien

agar tidak iritasi pada

punggungnya

O : keluarga

melaksanakan yang

diucapkan perawat

(20)

09.00 09.30 10.00 mengkaji area luka monitor TTV Memberikan antibiotic ceftriaxone 1 gr S :

-O : luka tampak memar

Luka tampak

kemerahan

Luka bengkak

S : klien mengatakan

sakit, perih pada luka

O : Membersihkan luka

dengan mengompres

luka dengan NaCl

dicampur betadine.

Luka bersih

Menutup luka

dengan kassa

steril Luka tertutup

rapi

S :

-O : luka masih memar,

terdapat pus, luka

tertutup rapi

(21)

-O : TD : 120

N : 84

S : 36 C

RR : 28x/menit

S : “obat apa ya buk?”

(22)

F. Catatan Perkembangan

Tgl No.

dx

Catatan Perkembangan Tanda

Tangan 19-04-2010 1. 2. 3.

S : klien mengatakan nyeri berkurang

O : klien tampak rileks

Ekspresi wajah tampak tegang

Nyeri skala 3

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi

Observasi TTV

Kolaborasi Pemberian analgetik

asam mefenamat

S : klien mengatakan susah menggerakkan

kaki kanannya.

O : klien tampak di tempat tidur pemenuhan

ADL dibantu oleh perawat dan keluarga

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi

Bantu perawatan diri klien

Ubah posisi secara periodik

S :

O : luka bersih dan kering, tidak terdapat

(23)

dolor,tumor, fungsiolaesa ).

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi

Referensi

Dokumen terkait

• Semua perilaku penyalahgunaan narkoba mendorong otak untuk memproduksi efek euforis. Bagaimanapun, beberapa jenis psikotropika juga memberikan dampak yang sangat negatif pada

Berdasarkan Gambar 2 konstruksi pohon filogeni ini didapatkan sekuen Tanaman Pala dari Tahuna menunjukan bahwa pala yang terdapat di Tahuna masih belum bisa

Dalam konteks untuk menjelaskan pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan, pertumbuhan dan nilai pasar perusahaan, Wernerfelt (1984) menjelaskan bahwa

Untuk melindungi peralatan dari sambaran petir maka dipasang arrester dan arcing horn yang dipasang pada jaringan SUTM 20kV secara bersamaan.Pengkombinasian arrester

Demikian dengan MVA merupakan nilai yang diterima oleh investor dari investasi yang dilakukan yang tercermin dari harga saham perusahaan, semakin besar MVA maka semakin positif

Kegiatan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai Balai PSDA Bengawan

Meskipun di Desa Tanjung Pasir sudah memiliki fasilitas pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama, tetapi masyarakat di desa tersebut merasa masih belum

Warna-warni bromeliad disukai di tanahair karena dapat bertahan lama tanpa perawatan khusus Tillandsia sp, jenis yang digemari di Amerika.. misalnya, jutaan biji bromeliad