• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK PROFIL PIODERMA PADA ANAK USIA 0-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI JUNI 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK PROFIL PIODERMA PADA ANAK USIA 0-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI JUNI 2016"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

ABSTRAK

PROFIL PIODERMA PADA ANAK USIA 0-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI 2015- JUNI

2016

Pioderma merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman staphylococcus, streptococcus, atau oleh keduanya. Pioderma sering dialami anak-anak, karena daya tahan kulit terhadap invasi kuman pathogen belum sesempurna orang dewasa. Angka morbiditas pioderma pada pasien anak masih cukup terjadi terutama di negara berkembang dengan iklim tropis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pioderma pada anak usia 0-14 tahun di Rrumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juni 2015- Juni 2016.

Pendekatan penelitian ini menggunakan studi deskriptif desain penelitian retrospektif. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik total sampling, dalam sampel ini yang digunakan adalah pasien anak yang berusia 0-14 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juni 2015- Juni 2016 yang mengalami pioderma. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah secara deskriptif.

Hasil penelitian secara deskriptif menunjukan bahwa dari 347 kunjungan, 53 pasien yang menderita pioderma di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Didapatkan pasien berusia ≤ 4 tahun sebanyak 31 pasien (58.5%). Laki-laki 34 pasien (64.2%) dan perempuan 19 pasien (35.8%). Jenis diagnosis impetigo bulosa 27 pasien (50.9%). Lokasi lesi pada kepala yaitu 32 pasien (60.4%), hasil pemeriksaan kokus gram positif dengan hasil positif adalah 28 pasien (52.8%). Distribusi terapi topikal 10 pasien (18.9%), terapi antibiotik sistemik 1 pasien (1.9%) dan kombinasi topikal dan antibiotik sistemik adalah 42 pasien (79.2%).

Berdasarakan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa insidens pioderma pada anak masih cukup banyak terjadi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah periode juni 2015 sampai juni 2016.

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

RINGKASAN ... vii

SUMMARY ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

(3)

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Definisi Pioderma... 7

2.2 Epidemiologi Pioderma ... 7

2.3 Diagnosis Pioderma ... 9

2.3.1 Impetigo ... 9

2.3.2 Folikulitis ... 11

2.3.3 Furunkel atau Karbunkel ... 12

2.3.4 Ektima ... 12 2.3.5 Erisipelas ... 13 2.3.6 Selultis... 14 2.4 Terapi Pioderma ... 15 2.4.1 Terapi Sistematik ... 15 2.4.2 Topikal ... 16

BAB IIIKERANGKA BERPIKIR,KONSEP,DAN HIPOTESIS PENELITIAN 17 3.1 Kerangka Berpikir ... 17

3.2 Kerangka Konsep ... 18

BAB IV METODE PENELITIAN ... 19

4.1 Jenis Rancangan Peneletian ... 19

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

(4)

4.3.1 Variabilitas Populasi ... 19

4.3.2 Kriteria Subjek ... 20

4.3.2.1 Kriteria Inklusi ... 20

4.3.2.2 Kriteria Eksklusi... 20

4.3.3 Teknik Penentuan Sampel... 20

4.4 Variabel Penelitian ... 20

4.4.1 Identifikasi Variabel... 20

4.4.2 Definisi Operasional Variabel... 20

4.5 Bahan dan Instrumen Penelitian………. 22

4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ... 22

4.7 Alur Penelitian ... 23

4.8 Cara Pengolahan dan Analisis Data ... 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

5.1 Hasil Penelitian ... 25

5.2 Pembahasan ... 29

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 34

6.1 Simpulan ... 34

6.2 Kekurangan penelitian ... 35

6.3 Saran………..35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

(5)

Lampiran 2 Rancangan Biaya ... 39

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit adalah organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras dan juga sangat bergantung pada lokasi tubuh (Djuanda, 2013). Kulit merupakan salah satu bagian tubuh manusia yang cukup sensitif terhadap berbagai macam penyakit. Bakteri, bersama-sama dengan jamur dan virus, dapat menyebabkan penyakit kulit. Penyakit kulit dapat terjadi pada semua kalangan dan sering dijumpai pada anak-anak, bahkan dikatakan merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang (Hazarika, 2012).

Di United Kingdom (UK), insidensi infeksi kulit pada anak-anak pada tahun 2005 adalah sekitar 75 per 100.000 (Manoharan, 2012). Menurut laporan dari World

(6)

Health Organization pada Epidemiologi dan Manajemen Penyakit Kulit Umum pada Anak di Negara Berkembang pada tahun 2005, dilaporkan angka prevalensi yang tinggi untuk pioderma (kisaran prevalensi 0,2-35%), tinea kapitis (1-19,7%), skabies (0,2-24%), gangguan kulit viral (0,4-9%, terutama moluskum kontagiosum), pedikulosis kapitis (0-57%), dermatitis (0-5%), dan reaksi karena gigitan serangga (0-7,2%). Anak-anak menyajikan angka prevalensi lebih tinggi dari orang dewasa untuk pioderma terutama mereka yang di bawah 5 tahun (WHO, 2005).

(7)

Disebutkan data dari Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI) yang dikumpulkan dari 8 Rumah Sakit di Indonesia tahun 2011, pioderma pada anak menempati urutan pertama. Pada studi tersebut didapatkan 13, 86% dari 8.919 kunjungan baru pasien kulit anak adalah pioderma (Pangow dkk., 2015). Didapatkan bahwa jenis diagnosis pioderma terbanyak berturut-turut adalah impetigo dengan 31 pasien (58,5%), furunkel dengan 11 pasien (20,8%) folikulitis dengan 7 pasien (13,2%), karbunkel dengan 2 pasien (3,8%), untuk ektima dan selulitis masing-masing 1 pasien (1,9%) tapi erisipelas tidak terdapat kasus (Pangow dkk., 2015).

Menurut penelitian Hazarika tahun 2012, dalam penelitian ini sebagian besar kasus dikelompok usia prasekolah (52%), diikuti oleh kelompok umur sekolah (31%). Ditemukan rasio laki-laki dan perempuan 1: 1,08. Seks rasio dominan bertentangan dalam berbagai studi. Sebagian besar kasus pioderma primer datang selama musim panas dan lembab, termasuk trauma mikro yang disebabkan oleh gigitan serangga, mempengaruhi anak-anak rentan terhadap infeksi ini (Hazarika, 2012).

Penyakit infeksi kulit masih merupakan masalah utama penyebab tingginya angka morbiditas pada anak-anak terutama di negara-negara berkembang dan wilayah beriklim tropis, termasuk di Indonesia (Pangow dkk., 2015). Penyakit infeksi ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulit terhadap invasi kuman patogen belum sesempurna orang dewasa. Kulit anak-anak dibandingkan dengan kulit orang dewasa mempunyai struktur yang sedikit berbeda (Garna, 2001).

(8)

Pioderma didefinisikan sebagai setiap penyakit kulit bernanah dan merupakan infeksi di epidermis dan dermis (misalnya, impetigo kontagiosa, impetigo bulosa, ektima, erisipelas, selulitis, dll) atau di folikel rambut (misalnya folikulitis superfisialis, folikulitis profunda, furunkel atau karbunkel). Mayoritas infeksi kulit ini disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Grup A Streptococcus (Hazarika, 2012). Pengobatan umum yang dapat diberikan yaitu sistemik dan topikal. Penelitian yang dilakukan oleh Pangow dkk., 2015 berdasarkan distribusi terapi pasien pioderma anak didapatkan bahwa terapi yang terbayak digunakan ialah terapi kombinasi antara antibiotik sistemik dan topikal yaitu sebanyak 35 (66%). (Pangow dkk., 2015).

Meskipun penyakit kulit pada anak jarang bersifat letal, namun penyakit ini dapat memberikan dampak yang signifikan pada biaya pengobatan, dan stress psikologis. Untuk menilai faktor risiko penyakit kulit banyak hal yang harus dipertimbangkan antara lain ekologi dan lingkungan. Anak sangat sering terpapar oleh kondisi iklim dan kondisi sosial yang menjadi predisposisi bagi mereka untuk menderita infeksi kulit dan penyakit kulit lainnya. Berbagai faktor pencetus seperti iklim yang lembab, kemiskinan, menurunnya daya tahan seperti kekurangan gizi, anemia, penyakit kronik, neoplasma ganas. Telah ada penyakit lain di kulit karena terjadi kerusakan di epidermis, maka fungsi kulit sebagai pelindung akan terganggu sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Serta kurangnya tingkat kebersihan terlibat dalam pengembangan pioderma (Mistik dkk., 2015). Penyakit kulit pada anak dapat memberikan efek pada kualitas kehidupan, mengganggu hubungan antara

(9)

keluarga dan hubungan sosial, mengganggu kegiatan seperti bermain, olahraga, dan sekolah, serta memberikan dampak pada perkembangan anak.

Pioderma pada anak masih menjadi permasalahan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Melihat masih cukup banyak insiden angka morbiditas pioderma pada anak maka penulis tertarik untuk meneliti karakteristik klinis pioderma pada anak usia 0 - 14 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada periode juni 2015 sampai juni 2016 berdasarkan usia, jenis kelamin, diagnosis, lokasi lesi, hasil pemeriksaan gram dan terapi yang diberikan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran profil pioderma pada anak usia 0-14 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juni 2015 sampai Juni 2016.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah profil pioderma pada anak usia 0 -14 tahun di di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juni 2015 sampai Juni 2016. Berdasarkan diagnosis, usia, jenis kelamin, lokasi lesi, hasil pemeriksaan gram, dan terapi yang diberikan.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pioderma di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juni 2015 sampai Juni 2016.

(10)

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui profil pioderma pada anak usia 0 - 14 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode juni 2015 sampai juni 2016 berdasarkan jenis diagnosis.

2. Mengetahui profil pioderma pada anak usia 0- 14 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode juni 2015 sampai juni 2016 berdasarkan usia.

3. Mengetahui profil pioderma pada anak usia 0- 14 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode juni 2015 sampai juni 2016 berdasarkan jenis kelamin.

4. Mengetahui profil pioderma pada anak usia 0 -i 14 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode juni 2015 sampai juni 2016 berdasarkan lokasi lesi.

5. Mengetahui profil pioderma pada anak usia 0 - 14 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode juni 2015 sampai juni 2016 berdasarkan hasil pemeriksaan gram.

6. Mengetahui profil pioderma pada anak usia 0 - 14 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode juni 2015 sampai juni 2016 berdasarkan jenis terapi yang diberikan.

(11)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan data mengenai profil pioderma pada anak usia 0 - 14 tahun yang memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode juni 2015 sampai juni 2016 ke masyarakat dan kalangan akademisi.

2. Dapat digunakan sebagai data awal untuk penelitian-penelitian lain yang membahas mengenai pioderma pada anak.

3. Dapat digunakan sebagai intervensi dalam mengidentifikasi maupun mengatasi masalah penyakit ini.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, hasil penemuan kajian ini boleh digunakan oleh Pihak Pengurusan Sumber Manusia di Kementerian Belia & Sukan, Majlis Belia Malaysia (MBM), Badan Gabungan

Tujuan dari terapi hormnal untuk acne adalah untuk berinteraksi dengan efek dari androgen pada kelenjar sebaceous ini dapat menggunakan estrogens, antidanrogens, atau juga agen

Berdasarkan pengalaman guru yang mengajar mata pelajaran IPA kelas V SDN Zeu Christian College ditemukan beberapa permasalahan yang menyebabkan belum tercapainya

Untuk File Lengkapnya silahkan Download File projectnya disini Selamat Mencoba dan Berkreasi. hasil ini dasari dari ide Mary Lou

Sebaiknya para petani dalam melakukan pengendalian terhadap serangan hama dan penyakit tanaman dengan cara yang baik dan ramah lingkungan seperti pencegahan sejak awal

a) Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara teratur dan berkesinambungan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota, RS

Untuk meningkatkan citation index karya ilmiah yang kita miliki, kita bisa membuatnya agar ter-indeks oleh Google Scholar, cara-cara yang bisa dilakukan adalah

Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa untuk melakukan Kegiatan pengamatan salah satu contoh makhluk hidup dari setiap kingdom,