BAB III
SOLUSI BISNIS
3.1. Solusi Isu Bisnis
Sebagai dasar perencanaan manufaktur pengolahan pupuk organik berbahan baku sampah kota, digunakan data proyeksi timbulan dan komponen sampah kota Bandung pada tahun 2010, sebagaimana yang telah dibahas pada Bab 2, yaitu dengan angka timbulan sampah sebesar 5.496 m3/hari atau setara dengan 1.055 ton/hari, dengan efektifitas pengangkutan 65% dari timbulan sampah keseluruhan kota Bandung, sebagaimana Tabel 3.1. berikut. Tabel 3.1. Data Timbulan Sampah Sebagai Bahan Baku Sumber : Pengolahan Data Tabel 2.17 Proyeksi Timbulan Sampah Kota Bandung Dengan demikian sebagai dasar perencanaan adalah : • Timbulan Sampah 3.572,4 m3/hari atau setara dengan 685,75 ton/hari • Fraksi Organik 63,56%, yaitu 2.270,62 m3/hari atau 435,86 ton/hari
• Fraksi yang dapat didaur‐ulang (recyclable materials) 21,20%, yaitu 757,35 m3/hari atau 145,38 ton/hari m3/hari Ton/hari Timbulan Sampah Kota 5,496 1,055 Efektivitas Pengangkutan 65.00% 3,572.40 685.75 Komposisi Sampah Kota Fraksi Organik 63.56% 2,270.62 435.86 Fraksi Daur‐ulang 21.20% 757.35 145.38 Kertas 10.42% 372.24 71.46 Plastik 9.03% 322.59 61.92 Gelas 1.20% 42.87 8.23 Logam 0.55% 19.65 3.77 Fraksi Tak Dimanfaatkan 15.24% 544.43 104.51 JUMLAH 100.00% 3,572.40 685.75 Timbulan Sampah Uraian
Komponen manufaktur pupuk organik berbahan baku sampah kota terdiri dari 2 proses manufaktur utama, yaitu : 1. Manufaktur Proses Pemisahan Fraksi Organik Sampah 2. Manufaktur Proses Pengolahan Fraksi Organik Sampah menjadi Pupuk Organik 3.1.1. Desain Manufacturing Proses Pemisahan Fraksi Organik Sampah Manufacturing proses Pemisahan Fraksi Organik Sampah dihasilkan 2 produk, yaitu : • Recycable Materials, yaitu materi‐materi yang dapat didaur ulang (logam, plastik, kertas, dan gelas) • Materi fraksi organik sampah dalam bentuk pulp
Manufaktur proses pemisahan fraksi organik sampah, sebagaimana disajikan pada Gambar 3.1. terdiri dari 5 komponen yang terdiri dari :
1. Tipping Floor (Raw Material Handling System) 2. Magnetic Separator System
3. Crusher/Shredder System
4. Pulper/Slurrying System (termasuk Water Supply System sebagai penyediaan air dan Waste Water Treatment sebagai pengolahan air buangannya)
5. Screener/Siever
Gambar 3.1. Skema Proses Manufacturing Pemisahan Fraksi Organik Sampah
Tipping Floor direncanakan mampu
menampung timbulan sampah
terangkut, yaitu sebesar 3.572,4 m3/hari, dengan spesifikasi teknis, seperti pada Tabel 3.2, yaitu : • Jumlah : 10 unit • Ukuran : 30 m x 30 m • Bahan Konstruksi : Plat Beton Rabat Tabel 3.2. Spesifikasi Teknis Tipping Floor Volume Sampah m3 3,572.40 Tinggi Hamparan m 0.50 Luas Tipping Floor m2 7,144.80 Jumlah Blok Tipping Floor Unit 10.00 Luas Tipping Floor per Blok m2 714.48 Lebar m 30.00 Panjang m 23.82 Jumlah Ukuran Luas per unit Luas Keseluruhan Daya Tampung per Unit (m3) Bahan Konstruksi Spesifikasi Teknis Beton Rabat 30 m x 30 m 90 m2 900 m2 357.24 TIPPING FLOOR 10 Unit Water Supply System Water Body Pulper/ Slurrying Unit Screw Conveyor Sampah Dari Truck Tipping Floor Grab Bucket Magnetic Separator Con ve yor Be lt Crusher/ Shredder Unit Con ve yor Be lt Screw Conveyor Screener/ Siever Unit Waste Water Treatment Organic Fertiizer Process 1 2 3 4 5
Proses pemindahan sampah dari Tipping Floor menuju Magnetic Separator System, menggunakan
Hydraulic Grab Bucket yang
dikendalikan secara mekanik
dengan pengarah yang disebut Bridge Crane. Spesifikasi Hydraulic Grab Bucket dan Bridge Crane, seperti disajikan pada Tabel 3.3.
Bridge Crane dan Hydraulic Grab Bucket dibangun pada setiap kompartemen Tipping Floor, dengan spesifikasi teknis berikut : • Volume Grab Bucket : 5,0 m3 • Kapasitas Angkut : 100 m3/jam • Jenis Proses : Continuous Flow • Waktu Proses : 3,57 jam • Jumlah Grab Bucket & Bridge Crane System : 10 Unit • Kebutuhan Daya Listrik Grab Bucket : 4,0 Kwatt/unit • Kebutuhan Daya Bridge Crane : 5,5 Kwatt/Unit
Magnetic Separator System
dibangun untuk memisahkan
komponen logam dalam
sampah. Magnetic Separator System, terdiri dari Selector Chamber dan Magnetic Generator. Selector Chamber, berupa ruang penampung yang dilengkapi dengan conveyor belt. Tabel 3.3. Spesifikasi Teknis Hydraulic Grab Bucket Jumlah Tipping Floor Unit 10 Kapasitas Tipping Floor m3/Unit 357.24 Kapasitas Bucket m3 5.0 Load/Unload Time Menit 3.0 Load/Unload Capacity m3/jam 100.0 Time jam 3.57 Jumlah Bucket Kapasitas Bridge Crane Kebutuhan Daya Bucket Kebutuhan Daya Bridge Crane 5,0 m3 10 Unit 4 Kw/Unit 5,5 Kw/Unit HIDRAULIC GRAB BUCKET Spesifikasi Teknis 10 Unit Tabel 3.4. Spesifikasi Tenis Magnetic Separator System Volume Sampah m3 3,572.40 Ton 685.75 Jumlah Unit Unit 5.00 Kapasitas Unit Ton/Unit 137.15 Kapasitas Selector Chamber Ton/Jam 50.00 Kebutuhan Waktu Jam 2.74 Jumlah Selector Chamber Jumlah Magnetic Generator Kapasitas Selector Chamber Ukuran Kebutuhan Daya Selector Kebutuhan Daya Magnetic Daya Screw Conveyor Spesifikasi Teknis 5 Unit Magnetic Separation Unit 5 Unit 50 Ton/jam 6,7 x 2,13 x 2,81 m 3,5 Kw /Unit 6 Kw/Unit 5,5 Kw/Unit
Sampah dilewatkan melalui Selector Chamber yang dilengkapi dengan Magnetic Generator, sehingga komponen‐komponen logam dapat dipisahkan secara magnetis dari sampah. Proses berlangsung secara kontinu dengan waktu proses 2,74 jam. Spesifikasi teknis Magnetic Separator, seperti pada Tabel 3.4, yaitu : • Jumlah Selector Chamber : 5 Unit • Kapasitas tiap Selector Chamber : 50,0 ton/jam • Jenis Proses : Continuous Flow • Waktu Proses : 2,74 jam • Kebutuhan daya Selector Chamber : 3,5 Kwatt/unit • Kebutuhan daya Magnetic Generator : 6,0 Kwatt/Unit
Transfer sampah dari Magnetic Separator System menuju Crusher dilakukan dengan menggunakan Screw Conveyor dengan kapasitas 50 ton/jam dan kebutuhan daya 5,5 Kwatt/unit.
Crusher/Shredder dibangun
untuk memotong‐motong
sampah menjadi potongan‐
potongan kecil, yang dilakukan secara mekanis. Tabel 3.5. Spesifikasi Teknis Crusher/Shredder System Volume Sampah (tanpa logam) m3 3,552.75 Ton 681.98 Jumlah Unit Unit 10.00 Kapasitas Unit Ton/Unit 68.20 Kapasitas Crusher Chamber Ton/Jam 25.00 Kebutuhan Waktu Jam 2.73 Jumlah Crusher Chamber Ukuran Kebutuhan Daya Crusher Daya Screw Conveyor 10 Unit 6,7 x 2,13 x 2,81 m 3,5 Kw/Unit Crusher / Shredder Unit Spesifikasi Teknis 5,5 Kw/Unit
Spesifikasi Crusher/Shredder adalah sebagaimana yang disajikan pada Tabel 3.5. • Jumlah Crusher/Shredder : 10 Unit • Kapasitas Crushing : 25 ton/jam • Jenis Proses : Continuous Flow • Waktu proses : 2,73 jam • Kebutuhan daya crusher : 3,5 Kwatt/unit
Proses pemindahan sampah yang telah terpotong‐potong
menuju proses Slurrying
dilakukan dengan Screw
Conveyor, dengan kapasitas
transfer 25 ton/jam dan
kebutuhan daya 5,5
Kwatt/unit.
Tujuan utama dari proses
Pulper/Slurrying adalah
melakukan pemisahan fraksi‐ fraksi sampah yang ringan, seperti plastik. Sampah yang telah dilakukan pemotongan (shredding), dimasukkan ke dalam Slurrying Tank yang dicampur air dengan komposisi 50% sampah : 50% Air. Slurrying Tank dilengkapi dengan pengaduk (vertical mixer) yang dipasang vertikal di dalam tanki dan scrapper yang dipasang di permukaan tanki untuk menyapu materi‐materi yang mengapung (floating materials). Tabel 3.6. Spesifikasi teknis Pulper/Slurrying System Volume Sampah (50%) m3 3,552.75 Volume Air (50%) m3 3,552.75 Total Volume m3 7,105.50 Jumlah Tanki Unit 10.00 Volume tiap Tanki m3 710.55 Tinggi Tanki m 10.00 Luas Tanki m2 71.06 Diameter Tanki m 9.51 Jumlah Diameter Tinggi Daya Tampung per Unit (m3) Kapasitas Proses Slurrying 200.00 m3/jam Kebutuhan Waktu Proses 3.93 jam Bahan Konstruksi Pondasi Struktur Kapasitas Screw Conveyor 50 ton/jam Kebutuhan waktu 1.36 jam Daya Pengaduk/Mixer Daya Scrapper Daya Screw Conveyor PULPER/SLURRYING UNIT Spesifikasi Teknis 10 Unit 10 m 5,5 Kw/Unit 2,5 Kw/Unit 5,5 Kw/Unit 10 m 785.00 Plat Baja Beton Pancang
Prinsip kerja pemisahan fraksi organik sampah adalah pengendapan (sedimentasi), materi‐materi yang berat akan mengendap di dasar tanki, seperti gelas, sedangkan yang sangat ringan seperti plastik akan mengapung di permukaan (floating materials), sebagaimana yang disajikan pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Pulper / Slurrying Tank Spesifikasi teknis Pulper/Slurrying System adalah sebagai berikut : • Bentuk Tanki : Silinder • Ukuran : Diameter 10 m & Tinggi 10 m • Jumlah : 10 Unit • Jenis Proses : Batch Flow • Waktu Proses : 1,36 jam • Kapasitas : 785 m3/unit • Kebutuhan daya Vertical Mixer : 2,5 Kwatt/Unit • Kebutuhan daya Scrapper : 5,5 Kwatt/Unit Pemindahan pulp fraksi organik menuju unit Screener/Siever dilakukan dengan Screw Conveyor berkapasitas 50 ton/jam dengan waktu transfer 1,36 jam.
Kebutuhan air sebagai pencampur diperoleh dari sumber air permukaan (sungai) di sekitar lahan industri, atau dengan jarak paling jauh 2 km.
Scrapper Mixer Pulp Fraksi Organik Sampah Gelas & Materi‐materi berat Plastik PULPER / SLURRYING
Kapasitas air yang dibutuhkan sebesar 3.552,75 m3/hari atau setara dengan 41,12 Liter/detik, dibulatkan menjadi 45 Liter/detik untuk kebutuhan lainnya. Kelengkapan Water Supply System, meliputi Bangunan Penangkap Air (Raw Water Intake) dan Bangunan Pengendapan (Sedimentation), pompa (2 unit x 1,5
Kw), pipa transmisi jenis Galvanized Iron diameter
6 inch. Spesifikasi teknis Water Supply System disajikan pada Tabel 3.7 berikut.
Air bekas proses Pulper/Slurrying sebagai air limbah, sebelum dibuang ke badan air, terlebih dahulu dilakukan pengolahan pada bangunan pengolahan air limbah (Waste Water Treatment Plant) berkapasitas 40 Liter/detik, dengan spesifikasi teknis seperti disajikan pada Tabel 3.8. berikut. Tabel 3.7. Spesifikasi Teknis Water Supply System Kapasitas m3/hari 3,552.75 L/detik 41.12 Raw Water Intake Unit 1.00 Raw Water Pump Unit 2.00 Transmission Pipe Dia. 6" m 2,000.00 Raw Water Intake Raw Water Pump Transmission Pipa Kebutuhan Daya Pompa (Kw) Water Supply System Spesifikasi Teknis Konstruksi Beton Centrifugal Pump Galvanized Iron 1,5 Kw/Unit Tabel 3.8. Spesifikasi Teknis Waste Water Treatment Kapasitas L/detik 40.00 Pumping System Unit 2.00 Transmission Pipe Dia. 6" m 2,000.00 Konstruksi Pumping System Transmission Pipa Kebutuhan Daya Pompa Centrifugal Pump PVC 1,0 Kw/Unit Waste Water Treatment Spesifikasi Teknis Konstruksi Beton
Proses terakhir dari pemisahan fraksi organik adalah penyaringan pada Screener/Siever System. Tujuan proses ini yaitu untuk menyisihkan materi‐materi anorganik yang masih terbawa. Pada Table 3.9. disajikan sepesifikasi teknis Screener/Siever System. Volume pulp fraksi organik yang telah diproses pada proses Slurrying sebelumnya sebesar 2.258,13 m3 atau setara dengan 429,04 ton. Jumlah ini merupakan 63,56% dari jumlah sampah yang diproses pada Slurrying. Spesifikasi Screener/Siever adalah sebagai berikut : • Jumlah Tanki : 10 Unit • Volume tiap Tanki : 42,90 ton • Kapasitas penyaringan : 15 ton/jam • Jenis Proses : Continuous Flow • Waktu proses : 2,86 jam • Kebutuhan daya Screener : 2,5 Kwatt/Unit Selanjutnya pulp fraksi organik sampah yang telah disaring, ditransfer menuju proses pemeraman (digesting) untuk diolah menjadi pupuk organik secara aerobic digestion. Tabel 3.9. Spesifikasi Teknis Screener/Siever System Volume Pulp Fraksi Organik m3 2,258.13 Ton 429.04 Jumlah Tanki Unit 10.00 Volume tiap Tanki Ton/Unit 42.90 Kapasitas Screening Ton/jam 15.00 Kebutuhan Waktu Jam 2.86 Jumlah Screener/Siever Kapasitas per Unit Kapasitas Screening Kebutuhan Daya per Unit (Kw) Daya Screw Conveyor 5,5 Kw Screener / Siever Unit Spesifikasi Teknis 10 Unit 42,90 Ton 15 Ton/Jam 2,5 Kw
Pemindahan pulp fraksi organik sampah menuju Aerobic Digestion System dilakukan dengan menggunakan Screw Conveyor, dengan kapasitas transfer 15 ton/jam dan daya yang dibutuhkan 5,5 Kwatt/unit.
Jarak yang tidak terpisah antara bangunan proses pemisahan fraksi organik sampah dengan proses pengolahan menjadi pupuk organik merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan. Kondisi tersebut diperlukan untuk menghindari kerusakan terhadap pulp fraksi organik, juga dapat menghemat biaya pengangkutan.
3.1.2. Desain Manufacturing Proses Pengolahan Pupuk Organik
Manufacturing proses Pengolahan Pupuk Organik, yakni mengolah materi fraksi organik menjadi produk pupuk, dimana produk pupuk yang dihasilkan terdiri dari 2 jenis, yaitu Granule (padat) dan Liquid (cair).
Pada manufacturing proses pengolahan pupuk organik yang merupakan lanjutan dari rangkaian proses pemisahan fraksi organik sebelumnya, hanya terdapat 2 komponen proses utama (Gambar 3.3), yaitu :
1. Proses pemeraman fraksi organik sampah secara aerobik, atau yang dikenal dengan Aerobic Digesting oleh thermophilic bacteria.
2. Proses penyempurnaan produk (product refining)
Pada Gambar 3.5. disajikan skema proses pengolahan fraksi organik sampah kota menjadi produk pupuk organik.
Rangkaian proses pengolahan pupuk organik dari fraksi organik sampah secara lengkap terdiri dari :
1. Aerobic Digestion System; 2. Dewatering System;
3. Rangkaian proses penyempurnaan produk pupuk cair, yang meliputi Clarifying System dan Packaging System; dan
4. Rangkaian proses penyempurnaan produk pupuk granule, yang meliputi Drying
System, Pelletizing (granulating) System, dan Packaging System Gambar 3.3. Skema Proses Manufacturing Pupuk Organik Pulp Fraksi Organik Sampah Screw Conveyor Aerobic Digestion Tank
Screw Conveyor DewateringUnit Screw Conveyor
Clarifying Unit Drying Unit Pelettizing Process Sc re w Co n ve yo r Packaging
Unit PackagingUnit
Pupuk Organik Cair Pupuk Organik Granule Aerator Thermophylic Bacteria & Mollases pH Regulator 1 2 a b c a b c
Aerobic Digestion System terdiri dari : • Aerobic Digestion Tank • Komponen penunjang proses, yang meliputi Feeder Bakteri Thermophilic dan Mollases; Aerator penyediaan oksigen (udara); dan pengatur pH (untuk menjaga pH pada keadaan netral 6.8 – 8.5) Pada Tabel 3.10 dan Tabel 3.11 disajikan spesifikasi teknis Aerobic Digestion System dan Komponen Penunjangnya.
Spesifikasi teknis Aerobic Digestion Tank sebagaimana Tabel 3.10. adalah sebagai berikut : • Bentuk Tanki : Silinder • Jumlah Tanki : 10 Unit • Ukuran Tanki : Diameter 5,5 m – Tinggi 10 m • Jenis Proses : Batch Flow • Waktu Proses : 72 Jam (3 hari) • Bahan Konstruksi : Plat Baja • Kebutuhan Daya untuk Mixer : 5,5 Kwatt
Aerobic Digestion Tank
dilengkapi dengan pengaduk (mixer) yang berfungsi untuk
membalik materi fraksi
organik sampah sehingga
dapat tercampur dengan
Molasses Thermophilic Bacteria secara merata.
T abel 3.10.
S pes ifikas i T eknis A erobic Diges tion S ys tem
Volume P ulp F raks i O rganik m3 2,258.13 T on 429.04
J umlah T anki Unit 10.00
Volume tiap T anki m3 225.81 T inggi T anki m 10.00 L uas T anki m2 22.58 D iameter T anki m 5.36 J umlah D iameter T ingg i D aya T ampung per Unit (m3) B ahan K ons truks i
P ondas i S truktur
W aktu P ros es (B atch P roces s )
P lat B aja B eton P ancang
10 m 237.46
5.5 m Aerobic Dig es tion T ank
S pes ifikas i T eknis
10 Unit
Pemberian udara yang disupply dari aerator system dimaksudkan untuk
memberikan supply oksigen (O2) bagi proses respirasi bakteri, dengan proses
reaksi bio‐kimia sebagai berikut :
Thermophilic Bacteria yang terkemas dalam sediaan berbentuk molasses dimasukkan secara mekanis ke dalam aerobic digestion tank. Untuk menjaga lingkungan perkembangan bakteri pada derajat keasaman (pH) 6,8 – 8,5 dimasukkan larutan air kapur yang diinjeksikan ke dalam aerobic digester secara mekanis.
Feeder molasses thermophilic bacteria dan larutan air kapur (pengatur pH) dilakukan menggunakan pompa pembubuh (dosing pump).
Pada Tabel 3.11 disajikan spesifikasi teknis aerator dan dosing pump yang dibutuhkan,
Jumlah Aerator sebayak 10
unit dengan kapasitas
masing‐masing 1,14 m3 udara per jam dan daya 5 Kwatt.
Feeder thermophilic bacteria direncanakan sebanyak 10 unit yang untuk memberikan feeding bakteri pada tiap Aerobic Digestion. Kapasitas pompa dosing masing‐masing sebesar 0,5 m3/jam dengan kebutuhan daya 0,75 Kwatt.
Materi F raks i O rg anik S ampah
CaHbOcNdSePf
Mollas es S el T hermophilic B ac teria
Materi O rg anik S tabil
CpHqOrNsStPu
Oks ig en
O2 H2OAir G asC O2
+ + + + G asNH3
T abel 3.11.
S pes ifikas i T eknis K omponen P enunjang A erobic Diges tion
F eeder T hermophylic B acteria Unit 10
Aerator Unit 10
pH R egulator Unit 10
S crew C onveyor Unit 10 D aya F eeder T hermophylic B ac.
D aya Aerator D aya pH R egulator D aya S crew C onveyor
Aerobic Dig es tion S ys tem
S pes ifikas i T eknis
5.5 K w/Unit 0.75 K w/Unit
0.5 K w/Unit 5 K w/Unit
Gas Karbon Dioksida (CO2) dan gas Amonia (NH3) yang ditimbulkan dari
proses digesting, dikeluarkan dari Aerobic Digestion Tank melalui pipa ventilasi. Materi organik yang telah terdekomposisi secara aerobic pada Aerobic Digestion akan berbentuk pasta dengan warna coklat tua, inilah yang disebut pupuk organik. Pada Tabel 3.12. disajikan spesifikasi pasta pupuk organik yang telah dilakukan proses digesting selama 3 hari (72 jam) pada Aerobic Digestion Tank.
Volume materi organik hasil digesting akan mengalami penyusutan hingga 55%, sehingga volume pasta materi organik menjadi 1.016,16 m3, dengan berat jenis 500 kg/m3. Berat pasta dari hasil digesting selama 3 hari adalah 508,08 ton (volume dibagi berat jenis), dengan komposisi bagian cair 30% dan bagian padat 70%.
Guna memisahkan bagian cair dan bagian padat sebagai produk pupuk organik, selanjutnya dilakukan proses Dewatering. Tabel 3.12. Spesifikasi Pasta Pupuk Organik (digested‐materials) Pasta Pupuk Organik (45%) m3 1,016.16 Berat Jenis Pasta Pupuk Kg/m3 500.00 Berat Pasta Pupuk Organik Ton 508.08 Fraksi Cair (30%) m3 304.85 Ton 152.42 Fraksi Padat (70%) m3 711.31 Ton 355.66 Lama Proses Digestion Hari 3.00 Waktu Transfer ke Dewatering Jam 3.39
Pasta Pupuk Organik
Proses pemindahan pasta pupuk organik dari Aerobic Digestion Tank menuju proses Dewatering dilakukan menggunakan Screw Conveyor berkapasitas 15 ton/jam, dengan waktu transfer 2,54 jam. Dewatering System dilakukan pada Dewatering Tank dengan spesifikasi sebagai berikut : • Bentuk Dewatering Tank : Silinder • Ukuran : Diameter 7,5 m x Tinggi 5,0 m • Jenis Proses : Batch Flow • Waktu Proses : 2,21 jam • Kebutuhan Daya Dewatering : 3,5 Kwatt
Pemindahan fraksi cair menuju Clarifying dilakukan dengan pompa berkapasitas 50 m3/jam dengan waktu transfer 1,22 jam, daya yang dibutuhkan 1,25 Kwatt. Sementara itu pemindahan fraksi padat menuju Drying System
Tabel 3.13. Spesifikasi Teknis Dewatering System Pasta Pupuk Organik m3 1,016.16 Jumlah Tanki Unit 5.00 Volume tiap Tanki m3 203.23 Tinggi Tanki m 5.00 Luas Tanki m2 40.65 Diameter Tanki m 7.20 Jumlah Diameter Tinggi Daya Tampung per Unit (m3) Bahan Konstruksi Pondasi Struktur Kapasitas Proses Dewatering 100.00 m3/jam Kebutuhan Waktu Proses 2.21 jam Screw Conveyor ke Drying Unit 15.00 ton/jam Kebutuhan Waktu Transfer 3.39 jam Kapasitas Pompa ke Clarifying 50.00 m3/jam Kebutuhan Waktu Pemompaan 1.22 jam Daya Dewatering unit Daya Screw Conveyor Daya Pompa ke Clarifying Unit 3,5 Kw/Unit 1.25 Kw/Unit 220.78 Plat Baja Dewatering Unit Spesifikasi Teknis 5 Unit Beton Pancang 5 m 7.5 m 5.5 Kw/Unit
dilakukan dengan Screw Conveyor berkapasitas 15 ton/jam dengan waktu transfer 3,39 jam, dan daya yang dibutuhkan 5,5 Kwatt.
Fraksi cair selanjutnya dilakukan proses penjernihan atau Clarifying pada Clarifying System, dengan spesifikasi : • Jumlah Unit : 5 Unit • Kapasitas per Unit : 62,8 m3 • Ukuran : Dia. 4,0 m – Tinggi 5 m • Jenis Proses : Batch Flow • Waktu Proses : 1,26 jam • Kebutuhan Daya Steerer : 1,5 Kwatt Tabel 3.14. Spesifikasi Teknis Clarifying System Fase Cair (30%) m3 304.85 Jumlah Tanki Unit 5.00 Volume tiap Tanki m3 60.97 Tinggi Tanki m 5.00 Luas Tanki m2 12.19 Diameter Tanki m 3.94 Jumlah Diameter Tinggi Daya Tampung per Unit (m3) Kapasitas Proses Clarifying 50.00 m3/jam Kebutuhan Waktu Proses 1.26 jam Bahan Konstruksi Pondasi Struktur Kapasitas Pompa ke Packaging 50 m3/jam Waktu Pemompaan 1.22 jam Kebutuhan Daya Steerer Pompa ke Packaging Feeder Clarifying Unit 0.75 Kw/Unit 62.80 Plat Baja Beton Pancang 1.5 Kw/Unit 5 m Spesifikasi Teknis 5 Unit 4.0 m
Proses pemindahan fraksi cair menuju Packaging System dilakukan dengan pompa berkapasitas 50 m3/jam, waktu pemompaan 1,22 jam, dan daya pompa 0,75 Kwatt.
Packaging System Produk Pupuk Cair dilakukan pada Feeder, dengan spesifikasi sebagaimana disajikan pada Tabel 3.15, yaitu : • Bentuk : Silinder • Ukuran : Dia. 4 m x Tinggi 3 m • Jumlah Feeder : 20 Unit
Dengan kapasitas Dispenser 10 m3/jam sebanyak 20 unit, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan packaging produk pupuk cair adalah 1,52 jam.
Pompa dispenser dengan daya 1,5 Kwatt sebagai dispenser dibutuhkan sebanyak 20 unit. Tabel 3.15. Spesifikasi Teknis Packaging System Produk Pupuk Cair Fase Cair (30%) m3 304.85 ton 152.42 Feeder m3 304.85 Jumlah Unit Unit 10.00 Kapasitas Feeder per unit m3/unit 30.48 Tinggi Feeder m 3.00 Luas Permukaan Feeder m2 10.16 Diameter Feeder m 3.60 Kapasitas Dispenser m3/Jam 10.00 Jumlah Dispenser Unit 20.00 Kebutuhan Waktu Jam 1.52 Ukuran Feeder Jumlah Dispenser Kebutuhan Daya 20 Unit Dia. 4 m x H. 3 m Packaging Unit (Produk Pupuk Cair) Spesifikasi Teknis 1.5 Kw/Unit
Drying System berfungsi sebagai pengering fraksi padat yang telah dilakukan proses Dewatering sebelumnya.
Pada Tabel 3.16 disajikan spesifikasi teknis Drying System, dengan rincian sebagai berikut : • Bentuk Unit : Silinder • Jumlah : 5 unit • Ukuran : Dia. 6,5 m – Tinggi 5 m • Jenis Proses : Batch Flow • Kapasitas Proses : 50 m3/jam • Waktu Proses : 3,32 jam
Proses pengeringan dilakukan dengan Blower berjumlah 5 unit dengan daya masing‐masing 2,5 Kwatt. Tabel 3.16. Spesifikasi Teknis Drying System Pasta Pupuk Organik m3 1,016.16 Fase Padat (70%) m3 711.31 ton 355.66 Jumlah Tanki Unit 5.00 Volume tiap Tanki m3 142.26 Tinggi Tanki m 5.00 Luas Tanki m2 28.45 Diameter Tanki m 6.02 Jumlah Diameter Tinggi Daya Tampung per Unit (m3) Kapasitas Proses Drying 50.00 m3/jam Kebutuhan Waktu Proses 3.32 jam Bahan Konstruksi Pondasi Struktur Kapasitas Screw Conveyor 25 ton/jam Waktu Transfer 2.85 jam Kebutuhan Daya Blower Daya Screw Conveyor 165.83 Plat Baja 5.5 Kw/Unit Drying Unit Spesifikasi Teknis 5 Unit Beton Pancang 2.5 Kw/Unit 6.5 m 5 m
Proses pemindahan fraksi padat menuju proses Pelletizing (granulation) dilakukan dengan Screw Conveyor berkapasitas 25 ton/jam, waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan 2,85 jam dan daya yang butuhkan 5,5 Kwatt.
Pelletizing System adalah proses pembentukan fraksi padat pupuk organik dalam bentuk butiran atau granular. Proses dilakukan pada granulating machine atau yang dikenal dengan Pelletizing Disc. Spesifikasi teknis Pelletizing Disc adalah sebagai berikut : • Kapasitas Pelletizing Disc : 40 ton/jam • Ukuran : Dia. 8 inch • Jumlah : 3 unit • Jenis Proses : Continuous Flow • Kebutuhan daya : 7,5 Kwatt • Waktu Proses : 2,96 jam Produk fraksi pupuk organik padat selanjutnya dilakukan proses pengeringan pada Rotary Dryer. Proses pemindahan fraksi granule dilakukan dengan Conveyor Belt berkapasitas 40 ton/jam. Tabel 3.17. Spesifikasi Teknis Pelletizing System Fase Padat (70%) Ton 355.66 Kapasitas Granulating Machine Ton/jam 40.00 Jumlah Unit Unit 3.00 Kebutuhan Waktu Jam 2.96 Rotary Dryer Unit 3.00 Daya Granulating Machine Daya Rotary Dryer Daya Coveyor Belt 11,5 Kw/Unit
Pelletizing System
Spesifikasi Teknis 7,5 Kw/Unit 4.5 Kw/KwProduk yang telah dikeringkan pada Rotary Dryer selanjutnya diteruskan pada Packaging System berupa Milling Machine, dengan spesifikasi sebagaimana disajikan pada Tabel 3.18.
Jumlah Milling Machine sebanyak 3 unit dengan kapasitas masing‐masing 30 ton/jam. Produk Pupuk Organik fraksi granule yang diproses sebanyak 355,66 ton, waktu proses yang dibutuhkan adalah 3,95 jam dan daya yang dibutuhkan 3,5 Kwatt. 3.1.3. Struktur Alur Proses (Process Flow Structure)
Struktur alur proses disusun guna memberikan gambaran terhadap aliran material dalam suatu proses manufacturing, [Chase/Jacobs/Aquilano, p.210]. Urut‐urutan proses manufacturing pupuk organik berbahan baku sampah kota, dari tahap penanganan bahan baku (raw material handling) hingga pengemasan produk (product packaging) disajikan pada Gambar 3.4. berikut. Tabel 3.18. Spesifikasi Teknis Packaging System (Produk Pupuk Granule) Fase Padat (70%) Ton 355.66 Kapasitas Milling Unit Ton/jam 30.00 Jumlah Unit Unit 3.00 Kebutuhan Waktu Jam 3.95 Daya Milling Unit 3.5 Kw/Unit
Packaging Unit (Produk Granule)
Spesifikasi TeknisGambar 3.4. Process Flow Structure Manufacturing Pupuk Organik 1.22 3.39 1.22 2.85 4.17 4.64 5.00 5.00 PROSES Total Waktu Proses (Hari) Continuous Flow Batch Flow Batch Flow PACKAGING SYSTEM PRODUK CAIR PACKAGING SYSTEM PRODUK GRANULE Transferring Transferring Continuous Flow Continuous Flow Continuous Flow Batch Flow Transferring Continuous Flow Batch Flow Transferring 5 6 1.36 Batch Flow Transferring SCREENER / SIEVER SYSTEM KOMPONEN 12 8 9 10 11 4 PELLETIZING / GRANULATION SYSTEM AEROBIC DIGESTION SYSTEM DEWATERING SYSTEM NO. 1 2 3 7 PULPER / SLURRYING SYSTEM Lama Proses Kumulatif (Jam) Production Line & Waktu Proses (Jam) 3.57 6.32 3 3.57 4 3.57 5 3.57 111.25 101.49 107.30 9.04 TIPPING FLOOR (RAW MATERIAL HANDLING) MAGNETIC SEPARATOR SYSTEM CRUSHER / SHREDDING SYSTEM CLARIFYING SYSTEM DRYING SYSTEM 12.97 17.19 89.19 94.79 3.39 100.01 97.26 1 2 3 3.95 3.95 3.95 10 1.52 1 2.96 2 2.96 3 2.96 8 1.52 9 1.52 1.52 6 1.52 7 1.52 3.32 1 1.52 2 1.52 3 1.52 4 1.52 5 5 1.26 3.32 3.32 3.32 3.32 3.32 3.32 3.32 3.32 2.21 1 1 2 2 3 3 4 4 5 2.21 2.21 2.21 2.21 1 2 3 4 5 6 7 8 2.86 2.86 2.86 2.86 9 10 2.86 2.86 1 2.74 2 2.74 3 2.74 2.86 2.86 2.86 2.86 4 2.74 5 6 7 8 3.93 3.93 5 2.74 3.93 3.93 9 10 9 10 1 2 3 4 9 10 3.93 3.93 2.73 2.73 3.93 3.93 3.93 3.93 6 7 8 1 2 3 4 8 1 2 3 4 2.73 2.73 2.73 2.73 2.73 72.00 1 2 3 5 6 2.73 2.73 2.73 5 4 72.00 72.00 72.00 5 72.00 72.00 72.00 72.00 72.00 72.00 7 3.57 8 3.57 9 3.57 10 3.57 7 6 3.57 1 3.57 2 3.57
Berdasarkan process flow structure pada Gambar 3.4., waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses manufacturing dari mulai bahan baku hingga menjadi produk adalah 5 hari.
Dengan demikian produksi rata‐rata produk pupuk organik fraksi cair adalah 22,86 Ton/hari dan produk pupuk organik fraksi granule adalah 53,35 Ton/hari, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.19. Kapasitas produksi rata‐rata harian tersebut telah memperhitungkan kerusakan produk selama menjalankan proses, yaitu sebesar 25%. 3.1.4. Kapasitas Produksi Berdasarkan uraian Manufacturing Proses Pemisahan Fraksi Organik Sampah di atas, maka jenis produk dan kapasitas produksi dari Proses Pemisahan Fraksi Organik Sampah Kota, terdiri dari materi daur ulang dan fraksi organik sampah, sebagaimana Tabel 2.20. berikut. Tabel 3.19 Kapasitas Produksi Rata‐Rata Harian Produk Pupuk Organik Cair Ton 152.42 Produk Pupuk Organik Granule Ton 355.66 Kebutuhan Waktu Manufacturing Hari 5.00 Efisiensi Produksi % 75.00 Produk Pupuk Organik Cair Ton 114.32 Produk Pupuk Organik Granule Ton 266.74 Produk Pupuk Organik Cair Ton/Hari 22.86 Produk Pupuk Organik Granule Ton/Hari 53.35 Produk Pupuk Organik Produksi Rata‐rata Harian
Kapasitas produksi dari Manufacturing Proses Pemisahan Fraksi Organik, yakni materi‐materi yang dapat didaur‐ulang (recycable materials) sebanyak 101,77 ton/hari (dengan efisiensi produksi 70%) dan materi fraksi organik sampah dalam bentuk pulp sebesar 429,04 ton/hari.
Dengan demikian ringkasan Kapasitas Produksi yang dihasilkan dari Manufacturing Proses Pengolahan Materi Fraksi Organik Sampah menjadi pupuk, disajikan pada Tabel 3.21., terdiri dari Materi daur‐ulang (Recycable Materials) 101,77 ton/hari; Fraksi Organik Sampah 429,04 ton/hari; produk pupuk granule sebanyak 50 ton/hari dan produk pupuk cair 20 ton/hari. Tabel 2.20 Jenis Produk dan Kapasitas produksi Proses Pemisahan Fraksi Organik Sampah Kota KAPASITAS
NO. PRODUK JENIS VOLUME PRODUKSI
(Ton/Hari) (Ton/Hari) 1. Materi Daur‐ulanga) Kertas 71.46 50.02 Plastik 61.92 43.35 Gelas 8.23 5.76 Logam 3.77 2.64 101.77 2. Fraksi Organik Sampahb) ‐ 429.04 429.04 Keterangan : a) Kapasitas Produksi = 70% dari Volume b) Dari Tabel 3.9 Jumlah
3.2. Alternatif Solusi Bisnis
Alternatif solusi bisnis pengembangan industri manufaktur pupuk organik berbahan baku sampah kota dianalisis berdasarkan Akar Masalah yang telah diuraikan pada Bab‐2. Strategi pengembangan manufacturing yang akan dianalisis terdiri 2 Alternatif utama, sebagaimana diagram yang disajikan pada Gambar 3.5. dan Gambar 3.6. Gambar 3.5. Strategi Pengembangan Manufacturing Alternatif‐1
Pada Alternatif‐1, yaitu Investasi Pengembangan Manufacturing secara keseluruhan dilakukan oleh Kwarsa Hexagon, baik pada Pengembangan
Tabel 3.21.
Kapasitas Produksi
NO. SATUAN VOLUME
I. Pemisahan Fraksi Organik Recycable Materials Ton/Hari 101.77 Fraksi Organik Sampah Ton/Hari 429.04 II. Pupuk Organik Granule Ton/Hari 50.00 Cair Ton/Hari 20.00 PRODUK Manufacturing Fraksi Organik Sampah Kota Manufacturing Pupuk Organik Produk Dijual Kepada Industri Pupuk Incumbent INVESTASI OLEH KWARSA HEXAGON
Manufacturing Fraksi Organik Sampah Kota maupun Pengembangan Manufacturing Pupuk Organik.
Alternatif‐2, sebagaimana disajikan pada Gambar 3.6., Investasi Pengembangan Manufacturing dilakukan secara terpisah, dimana :
• Investasi Pengembangan Manufacturing Fraksi Organik Sampah Kota hingga menjadi produk Pulp Fraksi Organik Sampah dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Produk Pulp Fraksi Organik Sampah selanjutnya dijual kepada Kwarsa Hexagon
• Investasi Pengembangan Manufacturing Proses Pengolahan Pulp Fraksi Organik Sampah Kota menjadi produk pupuk organik dilakukan oleh Kwarsa Hexagon, yang selanjutnya produk pupuk organik dijual dengan pola kerjasama kepada industri pupuk BUMN yang ada, seperti PT. Petrokimia Gresik, PT. Pupuk Sriwijaya, atau PT. Pupuk Kaltim. Gambar 3.6. Strategi Pengembangan Manufacturing Alternatif‐2 Manufacturing Fraksi Organik Sampah Kota Pulp Fraksi Organik Sampah Manufacturing Pupuk Organik Produk Dijual Kepada Industri Pupuk Incumbent INVESTASI OLEH PEMERINTAH DAERAH INVESTASI OLEH KWARSA HEXAGON
3.2.1. Biaya Investasi
Biaya investasi untuk strategi Alternatif‐1 sebagaimana secara lengkap disajikan pada Lampiran‐1, meliputi :
• Pra Konstruksi, terdiri dari Studi Kelayakan, Studi Amdal, Perizinan (Izin Produksi dan Izin Mendirikan Bangunan), dan Detailed Engineering Design;
• Pengadaan Lahan untuk Lokasi Manufacturing Pemisahan Fraksi Organik, Lokasi Manufacturing Pupuk Organik, Lokasi Penunjang Manufacturing (Inventory Warehouse, Workshop, Operation Room, Dormitory, dan Office), dan untuk Fasilitas Infrastruktur serta Ruang Terbuka Hijau (RTH);
• Pengadaan dan Pemasangan Komponen Manufacturing Proses Pemisahan Fraksi Organik Sampah, yang meliputi Biaya Pengadaan, Biaya Konstruksi Struktur, dan Biaya Pemasangan (set‐up);
• Pengadaan dan Pemasangan Komponen Manufacturing Proses Fraksi Organik Sampah menjadi Pupuk Organik, yang meliputi Biaya Pengadaan, Biaya Konstruksi Struktur, dan Biaya Pemasangan (set‐up) • Bangunan Penunjang Manufacturing, yang meliputi Inventory
Warehouse, Workshop, Operation Room, Dormitory, dan Office); • Fasilitas Infrastruktur, meliputi Jalan Lingkungan Industri, Saluran
Drainase Air Hujan, Ruang Terbuka Hijau (taman), dan Pemagaran Areal Industri.
Sementara itu, biaya investasi strategi Alternatif‐2 akan terbagi dalam 2 skema investasi, yaitu investasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Lampiran‐2) dan investasi oleh pihak Swasta (Lampiran‐3).
Pada Tabel 3.22. berikut disajikan persandingan antara rekapitulasi biaya investasi Alternatif‐1 dan Alternatif‐2.
Biaya investasi Alternatif‐1 sebesar Rp 62,28 Milyar, sementara biaya investasi Alternatif‐2 secara keseluruhan sebesar Rp 65,74 Milyar. Perbedaan biaya investasi pada Alternatif‐2 terhadap Alternatif‐1 terletak pada :
• Skema investasi Alternatif‐2 yang dibagi dalam 2 skema investasi, yakni Pemda dan Swasta, mengakibatkan terdapat komponen‐komponen yang sama akan tetapi harus diadakan oleh masing‐masing skema investasi, seperti pada komponen Pra Konstruksi dan Konstruksi Bangunan Penunjang (Kantor, Workshop, Operation Room, dan Dormitory) • Biaya investasi yang menjadi kewajiban pihak Swasta jauh lebih rendah, yaitu sebesar Rp 36,02 Milyar, sementara pada Alternatif‐1 pihak Swasta harus menyediakan biaya investasi sebesar Rp 62,28 Milyar. Tabel 3.22. Rekapitulasi Biaya Investasi
NO. ALTERNATIF‐I PEMDA SWASTA
Rp 000,‐ Rp 000,‐ Rp 000,‐ 1. Pra Konstruksi 1,600,000.00 1,450,000.00 1,600,000.00 2. Pengadaan Lahan 1,966,800.00 1,437,000.00 844,800.00 3. Pengadaan & Pemasangan Komponen Manufacturing Proses Pemisahan 24,142,500.00 24,142,500.00 ‐ Fraksi Organik Sampah 4. Pengadaan & Pemasangan Komponen Manufacturing Fraksi Organik Sampah 30,212,000.00 ‐ 30,212,000.00 Menjadi Pupuk Organik 5. Konstruksi Bangunan Penunjang 2,600,000.00 1,400,000.00 2,600,000.00 (Kantor, Warehouse, dan lain‐lain) 6. Konstruksi Fasilitas Infrastruktur 1,758,250.00 1,286,250.00 769,000.00 29,715,750.00 36,025,800.00 KOMPONEN ALTERNATIF‐II T O T A L 62,279,550.00 65,741,550.00
3.2.2. Biaya Manufacturing (Manufacturing Cost) 3.2.2.1. Strategi Pengembangan Alternatif‐1
Biaya manufacturing (Manufacturing Cost) yang merupakan kategori Variable Cost, dengan menetapkan Hari‐kerja dalam setahun adalah 300 hari, pada Strategi Pengembangan Alternatif‐1 adalah sebesar Rp 10,18 Milyar, dengan rincian sebagaimana Tabel 3.23 berikut.
Pada Strategi Pengembangan Alternatif‐1, dimana pihak Swasta akan mengoperasikan keseluruhan proses produksi, dari pemisahan fraksi organik sampah hingga menjadi produk pupuk organik. Tabel 3.23. Biaya Manufacturing (Manufacturing Cost) Strategi Pengembangan Alternatif‐1 HARGA
NO. SATUAN VOLUME SATUAN BIAYA
Rp Rp I. Proses Pemisahan Fraksi Organik 1. Tenaga Kerja Orang.bulan 744 1,200,000.00 892,800,000.00 2. Energi Listrik Kwh/tahun 476,537 1,400.00 667,151,763.34 3. Retribusi Air Baku m3/tahun 1,166,400 150.00 174,960,000.00 4. Pengolahan Air Limbah m3/tahun 1,036,800 200.00 207,360,000.00 5. Transportasi Sampah Terbuang m3/tahun 163,330 1,000.00 163,330,128.00 6. Equipment Maintenance bulan 12 19,550,000.00 234,600,000.00 7. Kontribusi PAD Kepada Pemda Ton/Tahun 205,725 10,000.00 2,057,250,000.00 SUB JUMLAH ‐ I 4,397,451,891 II. Proses Pengolahan Pupuk 1. Tenaga Kerja Orang.bulan 684.00 1,200,000.00 820,800,000.00 2. Energi Listrik Kwh/tahun 932,887.03 1,400.00 1,306,041,848.93 3. Molasses Thermophilic Bacteria m3/tahun 33,871.94 20,000.00 677,438,713.22 4. Kapur Pengatur pH m3/tahun 3,387.19 2,500.00 8,467,983.92 5. Kemasan Produk Cair Can 600,000.00 750.00 450,000,000.00 6. Kemasan Produk Granule Zak 300,000.00 500.00 150,000,000.00 7. Equipment Maintenance bulan 12.00 23,090,000.00 277,080,000.00 8. Lisensi Merk Produk Pupuk Cair Ton/Tahun 6,000.00 100,000.00 600,000,000.00 9. Lisensi Merk Produk Pupuk Granule Ton/Tahun 15,000.00 100,000.00 1,500,000,000.00 SUB JUMLAH ‐ II 5,789,828,546 J U M L A H 10,187,280,437 U R A I AN
Biaya Manufacturing pada Proses Pemisahan Organik Sampah, diperlukan sebesar Rp 4.397.451.891, meliputi Biaya Tenaga Kerja; Biaya Energi Listrik; Biaya Retribusi Air Baku; Biaya Pengolahan Air Limbah; Biaya Transportasi Sampah Terbuang; Biaya Pemeliharaan dan Perawatan Instalasi; dan Biaya Kontribusi Terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) atas sampah yang terkirim .
Kontribusi terhadap PAD atas sampah yang akan diolah, merupakan salah satu faktor kunci dalam mendorong terselenggarang Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) pada sektor pembangunan infrastruktur perkotaan. Besarnya kontribusi kepada PAD atas sampah yang diolah, yakni Rp 10.000 per ton Sampah, atau sebesar Rp 2.057.250.000. Nilai ini dianggap sangat layak dibandingkan dengan Pemda harus mengeluarkan biaya untuk membuang sampah, seperti contoh Pemda DKI membayar Rp 86.000 per ton sampah yang dibuang ke TPA Bantar Gebang – Bekasi.
Biaya Manufacturing untuk Proses Pengolahan Pupuk Organik diperlukan sebesar Rp 5.789.828.546, yang terdiri dari Biaya Tenaga Kerja; Biaya Energi Listrik; Molasses Thermophilic Bacteria; Kapur Pengatur pH; Kemasan Produk Cair; Kemasan Produk Granule; Perawatan & Pemeliharaan Instalasi; dan Lisensi Merk Produk (Cair dan Granule).
Sebagaimana yang telah diuraikan pada Bab 2, untuk mempercepat terlaksananya pengembangan manufaktur pupuk organik ini, perlu ditempuh langkah kerjasama penjualan dengan produsen pupuk incumbent, seperti dengan PT. Petrokimia Gresik, PT. Pupuk Sriwidjaja, atau PT. Pupuk Kaltim. Merk dagang yang akan digunakan adalah merk dagang salah satu atau beberapa dari produsen pupuk tersebut. Untuk hal ini, dialokasikan Biaya Lisensi Merk Produk, yakni Rp 100.000 per ton produk pupuk, baik untuk Produk Pupuk Cair maupun Produk Pupuk Granule, atau masing‐masing
Rp 600.000.000 untuk Produk Pupuk Cair dan Rp 1.500.000.000 untuk Produk Pupuk Granule. 3.2.2.2. Strategi Pengembangan Alternatif‐2 Biaya Manufacturing pada Strategi Pengembangan Alternatif‐2 untuk masing‐ masing skema operasional, yaitu Proses Pemisahan Fraksi Organik Sampah yang dilakukan oleh Pemda dan Proses Pengolahan Pupuk Organik yang dilakukan oleh pihak Swasta, adalah sebagai berikut :
• Biaya Manufacturing Proses Pemisahan Fraksi Organik Sampah sebesar Rp 2.340.201.891, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.24.
• Biaya Manufacturing Proses Pengolahan Pupuk Organik sebesar Rp 12.225.496.322, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.25.
Pada Biaya Manufacturing untuk skema operasional Pemisahan Fraksi Organik Sampah oleh Pemda, maka biaya Kontribusi Terhadap PAD menjadi tidak perlu ada. Produk yang dihasilkan sebagai sumber Revenue pada skema ini, adalah Materi Daur‐ulang dan Materi Pulp Fraksi Organik Sampah. Tabel 3.24. Rincian Biaya Manufacturing (Manufacturing Cost) Pemisahan Fraksi Organik Sampah Kota Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Pemda) HARGA
NO. SATUAN VOLUME SATUAN BIAYA
Rp Rp 1. Tenaga Kerja Orang.bulan 744 1,200,000.00 892,800,000.00 2. Energi Listrik Kwh/tahun 476,537 1,400.00 667,151,763.34 3. Retribusi Air Baku m3/tahun 1,166,400 150.00 174,960,000.00 4. Pengolahan Air Limbah m3/tahun 1,036,800 200.00 207,360,000.00 5. Transportasi Sampah Terbuang m3/tahun 163,330 1,000.00 163,330,128.00 6. Equipment Maintenance bulan 12 19,550,000.00 234,600,000.00 JUMLAH 2,340,201,891 U R A I AN
Pulp Fraksi Organik Sampah yang dijual kepada pengelola Proses Pengolahan Pupuk Organik (pihak Swasta) akan menjadi bahan baku (raw materials). Oleh karena itu, pada Biaya Manufacturing Proses Pengolahan Pupuk Organik
akan bertambah sebesar biaya pembelian bahan baku, atau sebesar Rp 6.435.667.775,63 , sebagaimana tertuang pada Tabel 3.25. 3.2.3. Biaya Operasi (Operating Expenses) 3.2.3.1. Strategi Pengembangan Alternatif‐1 Biaya Operasi (Operating Expenses) terdiri dari 4 komponen utama, yaitu : • Biaya Penjualan (Distribusi dan Pemasaran Produk);
• Biaya Personalia (Gaji dan Pengembangan SDM), disajikan pada Lampiran‐4; • Biaya Penelitian dan Pengembangan Produk (R & D); dan • Biaya Sosial & Lingkungan Hidup Tabel 3.25. Rincian Biaya Manufacturing (Manufacturing Cost) Pengolahan Pupuk Organik Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Swasta) HARGA
NO. SATUAN VOLUME SATUAN BIAYA
Rp Rp 1. Raw Materials (Pulp Fraksi Organik) Ton/Thn. 128,713.36 50.00 6,435,667,775.63 2. Tenaga Kerja Orang.bulan 684.00 1,200,000.00 820,800,000.00 3. Energi Listrik Kwh/tahun 932,887.03 1,400.00 1,306,041,848.93 4. Molasses Thermophilic Bacteria m3/tahun 33,871.94 20,000.00 677,438,713.22 5. Kapur Pengatur pH m3/tahun 3,387.19 2,500.00 8,467,983.92 6. Kemasan Produk Cair Can 600,000.00 750.00 450,000,000.00 7. Kemasan Produk Granule Zak 300,000.00 500.00 150,000,000.00 8. Equipment Maintenance bulan 12.00 23,090,000.00 277,080,000.00 9. Lisensi Merk Produk Pupuk Cair Ton/Tahun 6,000.00 100,000.00 600,000,000.00 10. Lisensi Merk Produk Pupuk Granule Ton/Tahun 15,000.00 100,000.00 1,500,000,000.00 JUMLAH 12,225,496,322 U R A I AN
Biaya R & D dialokasikan sebesar 1% dari total Revenue, diperuntukkan bagi kegiatan‐kegiatan penelitian dan pengembangan produk pupuk, seperti :
• Penelitian uji efisiensi dan efektifitas pemupukan melalui pengembangan Demonstrasi Plot (Damplot) untuk berbagai tanaman; • Pengujian mutu pupuk secara berkala; dan
• Pengujian mutu bahan baku, khususnya Ratio C/N
Biaya Sosial & Lingkungan Hidup bertujuan sebagai bentuk kepedulian terhadap community development dan lingkungan hidup untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya dukung lingkungan di sekitar lokasi pabrik. Alokasi Biaya Sosial & Lingkungan Hidup dialokasikan sebesar 1% dari total Revenue.
Biaya Penjualan dan Biaya Personalia pada Strategi Pengembangan Alternatif‐ 1 direncanakan sebesar Rp 3.226.000.000, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.26. Tabel 3.26. Biaya Penjualan, Administrasi & Umum Strategi Pengembangan Alternatif‐1 HARGA
NO. SATUAN VOLUME SATUAN BIAYA
Rp Rp 1. Biaya Penjualan 1,300,000,000.00 Distribusi Produk Ton/Tahun 21,000.00 50,000.00 1,050,000,000.00 Pemasaran produk Tahun 1 250,000,000.00 250,000,000.00 2. Personalia 1,926,000,000.00 Gaji Tahun 1 1,716,000,000.00 1,716,000,000.00 Pengembangan SDM Tahun 1 210,000,000.00 210,000,000.00 J U M L A H 3,226,000,000.00 U R A I AN
3.2.3.2. Strategi Pengembangan Alternatif‐2
Biaya Operasi yang dibutuhkan pada Strategi Pengembangan Alternatif‐2 untuk Proses Pemisahan Fraksi Organik Sampah yang dilakukan oleh Pemda mencakup :
• Biaya Personalia, dan
• Biaya Sosial & Lingkungan Hidup
Sementara itu, Biaya Penjualan (distribusi dan pemasaran produk) tidak diperlukan, karena pembeli materi daur ulang akan datang ke lokasi pabrik, dan fraksi organik sampah langsung diproses pada skema Proses Pengolahan Pupuk dengan proses transfer menggunakan screw conveyor.
Biaya Personalia direncanakan sebesar Rp 1.100.000.000 untuk keperluan gaji dan pengembangan SDM, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.27. Biaya Sosial dan Lingkungan Hidup dialokasikan setiap tahun sebesar 1% dari Revenue. Tabel 3.27. Biaya Penjualan, Administrasi & Umum Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Pemda) HARGA
NO. SATUAN VOLUME SATUAN BIAYA
Rp Rp 1. Biaya Penjualan Distribusi Produk Ton/Tahun ‐ ‐ ‐ Pemasaran produk Tahun ‐ ‐ ‐ 2. Personalia 1,100,000,000.00 Gaji Tahun 1 1,020,000,000.00 1,020,000,000.00 Pengembangan SDM Tahun 1 80,000,000.00 80,000,000.00 J U M L A H 1,100,000,000.00 U R A I AN
Biaya Operasi yang diperlukan pada Proses Pengolahan Pupuk Organik yang menjadi tanggungjawab pihak Swasta, meliputi Biaya Penjualan, Biaya Personalia, Biaya R & D yang dialokasikan sebesar 1% dari dari Revenue dan Biaya Sosial & Lingkungan Hidup direncanakan sebesar 1% dari Revenue.
Kebutuhan Biaya Penjualan dan Personalia, direncanakan sebesar
Rp 3.124.000.000, yang mencakup Biaya Penjualan sebesar Rp 1.300.000.000 dan Biaya Personalia sebesar Rp 1.824.000.000, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.28. berikut. Tabel 3.28. Biaya Penjualan, Administrasi & Umum Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Swasta) HARGA
NO. SATUAN VOLUME SATUAN BIAYA
Rp Rp 1. Biaya Penjualan 1,300,000,000.00 Distribusi Produk Ton/Tahun 21,000.00 50,000.00 1,050,000,000.00 Pemasaran produk Tahun 1 250,000,000.00 250,000,000.00 2. Personalia 1,824,000,000.00 Gaji Tahun 1 1,644,000,000.00 1,644,000,000.00 Pengembangan SDM Tahun 1 180,000,000.00 180,000,000.00 J U M L A H 3,124,000,000.00 U R A I AN
3.2.4. Proyeksi Revenues/Sales
Revenues/Sales untuk setiap produk pada masing‐masing Strategi Pengembangan, ditentukan berdasarkan kapasitas produksi (dengan 300 hari kerja per tahun) dan harga jual produk. Harga jual untuk setiap jenis produk yang dihasilkan adalah : • Produk Pupuk Cair : Rp 3.000 per Kg • Produk Pupuk Granule : Rp 2.000 per Kg • Produk Materi Daur‐ulang : Rp 500 per Kg • Produk Fraksi Organik Sampah : Rp 50 per Kg Pada Tabel 3.29 disajikan rincian proyeksi Revenues/Sales pada Tahun‐1, yaitu : • Strategi Pengembangan Alternatif‐1 : Rp 63.264.795.000, dengan produk yang dihasilkan terdiri dari Pupuk Organik Cair, Pupuk Organik Granule, dan Materi Daur‐ulang.
• Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Pemda) : Rp 21.700.462.780, dengan produk yang dihasilkan terdiri dari Fraksi Organik Sampah dan Materi Daur‐ulang.
• Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Swasta) : Rp 48.000.000.000, dengan produk yang dihasilkan terdiri dari Pupuk Organik Cair dan Pupuk Organik Granule.
3.2.5. Total Biaya Investasi Awal (Initial Investment) Biaya Investasi Awal meliputi Biaya Investasi Pembangunan (Aset) yang telah dihitung sebelumnya (Tabel 3.22.) ditambah dengan Biaya Manufacturing Tahun‐1 dan Biaya Operasi Tahun‐1 untuk setiap Strategi Pengembangan.
Rincian Biaya Investasi Awal (Initial Investment) untuk masing‐masing Strategi Pengembangan, disajikan pada Tabel 3.30, yaitu :
• Strategi Pengembangan Alternatif‐1 : Rp 76.958.126.240, atau dibulatkan menjadi Rp 77 Milyar
• Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (oleh Pemda) : Rp 33.372.956.520, atau dibulatkan menjadi Rp 33,5 Milyar
• Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (oleh Swasta) : Rp 52.335.296.320, atau dibulatkan menjadi Rp 52,5 Milyar.
Tabel 3.29. Revenue Tahun‐1
REVENUE TOTAL
NO. PRODUK KAPASITAS KAPASITAS HARGA Tahun‐1 REVENUE
PRODUKSI PRODUKSI Tiap Produk Tahun‐1
Ton/hari Ton/tahun Rp/Kg Rp 000,‐ Rp 000,‐ 1. ALTERNATIF‐1 Recycable Investasi pada Keseluruhan Materials Manufaktur Oleh Swasta Pupuk Organik Cair Pupuk Organik Granule 2. ALTERNATIF‐2 Recycable Materials a. Investasi Oleh Pemda Pada Proses Pemisahan Pulp Fraksi Fraksi Organik Organik Sampah Pupuk Organik b. Investasi Oleh Swasta Cair Pada Proses Pengolahan Fraksi Organik menjadi Pupuk Organik Pupuk Granule 63,264,795.00 21,700,462.78 3,000.00 2,000.00 18,000,000.00 30,000,000.00 15,264,795.00 6,435,667.78 18,000,000.00 30,000,000.00 50.00 6,000.00 15,000.00 30,529.59 128,713.36 6,000.00 15,000.00 20.00 50.00 101.77 429.04 20.00 3,000.00 2,000.00 500.00 50.00 48,000,000.00 101.77 30,529.59 500.00 15,264,795.00 STRATEGI PENGEMBANGAN
Proporsi Biaya Investasi Aset dan Biaya Manufacturing & Operasional Tahun‐1 terhadap Total Investasi Awal untuk masing‐masing Strategi Pengembangan, adalah sebagai berikut : • Strategi Pengembangan Alternatif‐1 : Biaya Investasi Aset sebesar 80,9% dan Biaya Manufacturing & Operasi Tahun‐1 sebesar 19,1% • Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (oleh Pemda) : Biaya Investasi Aset sebesar 89,0% dan Biaya Manufacturing & Operasi sebesar 11,0% • Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (oleh Swasta) : Biaya Investasi Aset sebesar 68.8% dan Biaya Manufacturing & Operasi sebesar 31,2% Tabel 3.30. Kebutuhan Biaya Investasi Awal (Initial Investment)
Biaya Biaya BIAYA SUB TOTAL TOTAL
NO. Investasi Manufac‐ Biaya Biaya Social & INITIAL INITIAL Aset turing SG&A R & D Environmental INVESTMENT INVESTMENT
Rp 000,‐ Rp 000,‐ Rp 000,‐ Rp 000,‐ Rp 000,‐ Rp 000,‐ Rp 000,‐ 1. ALTERNATIF‐1 Investasi pada Keseluruhan Manufaktur Oleh Swasta 2. ALTERNATIF‐2 a. Investasi Oleh Pemda Pada Proses Pemisahan Fraksi Organik b. Investasi Oleh Swasta Pada Proses Pengolahan Fraksi Organik menjadi Pupuk 16,309,496.32 12,225,496.32 3,124,000.00 480,000.00 480,000.00 3,657,206.52 2,340,201.89 1,100,000.00 ‐ 217,004.63 STRATEGI PENGEMBANGAN 62,279,550.00 14,678,576.34 10,187,280.44 3,226,000.00 632,647.95 632,647.95 76,958,126.34 85,708,252.84 36,025,800.00 52,335,296.32 76,958,126.34 29,715,750.00 33,372,956.52