• Tidak ada hasil yang ditemukan

WEB GIS PENENTUAN POTENSI USAHA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WEB GIS PENENTUAN POTENSI USAHA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

WEB GIS PENENTUAN POTENSI USAHA

MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL

HIERARCHY PROCESS (AHP)

SKRIPSI

Oleh

Refli Agustiawan 531409077

PROGRAM STUDI S1-SISTEM INFORMASI

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FEBRUARI 2014

(2)
(3)

1

WEB GIS PENENTUAN POTENSI USAHA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Refli Agustiawan, Arip Mulyanto, Dian Novian

Prodi Sistem Informasi , Jurusan Teknik Informatika, Universitas Negeri Gorontalo

Abstrak

Dalam menentukan daerah yang berpotensi usaha masyarakat atau investor kurang mempertimbangkan lokasi-lokasi yang menguntungkan dari sumber daya lahan. Akibatnya usaha yang didirikan tanpa adanya pertimbangan lokasi yang ekonomis, mengalami kesulitan dalam menjamin kelangsungan hidup sehingga usaha tersebut tidak berkembang. Masyarakat atau investor sekarang ini belum bisa mendapatkan informasi mengenai pemetaan potensi usaha di Kabupaten Bolaang Mongondow, dikarenakan belum tersedianya media informasi yang dapat menyuguhkan informasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode AHP dalam proses penentuan potensi usaha, sehingga instansi terkait dapat melakukan analisis dan perhitungan untuk membantu masyarakat atau

investor dalam memberikan keputusan yang tepat dalam menentukan wilayah

yang berpotensi usaha serta webgis guna untuk menyajikan informasi mengenai wilayah yang berpotensi usaha di Kabupaten Bolaang Mongondow. Hasil akhir dari penelitian ini berupa rekomendasi mengenai potensi usaha yang dihasilkan dari analisis metode AHP dan webgis untuk menyuguhkan hasil rekomendasi tersebut. Rekomendasi diharapkan dapat dimanfaatkan dalam menentukan wilayah yang berpotensi usaha.

Kata Kunci : Analytical Hierarchy Process, WebGis, Wilayah Berpotensi Usaha,

Abstract

In establishing potential area of business, community or investor often do not consider the favorable location from the source. Consequently, the business built without any economical consideration would face difficulties in development. Community and investor have not been able to obtain information about business potential direction in Bolaang Mongondow district because there is no media of information to provide it. This research aims to apply AHP method in

(4)

2

establishment process so that the related organization can be able to do analysis in order to help the community or investor to decide their business potential, and webgis to provide any information needed. The result of this research will be a recommendation about the business potential obtained from AHP method analysis, as well as webgis in providing the recommendation. This recommendation is expected to be used in deciding the area of business potential.

Keywords : Analytical Hierarchy Process, WebGis, Business Potential Area

PENDAHULUAN

Pemilihan potensi usaha yang tepat untuk membuka suatu usaha seringkali mengalami hambatan dalam hal pencarian lokasi. Hal ini disebabkan kurangnya informasi tentang pemanfaatan lokasi yang menguntungkan dari sumber daya lahan di daerah tersebut.Seperti hal ini terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow, Dalam menentukan daerah yang berpotensi usaha masyarakat atau

investor kurang mempertimbangkan lokasi-lokasi yang menguntungkan dari

sumber daya lahan. Akibatnya usaha yang didirikan tanpa adanya pertimbangan lokasi yang ekonomis, mengalami kesulitan dalam menjamin kelangsungan hidup sehingga usaha tersebut tidak berkembang. Masyarakat atau investor sekarang ini belum bisa mendapatkan informasi mengenai pemetaan potensi usaha di Kabupaten Bolaang Mongondow, dikarenakan belum tersedianya media informasi yang dapat menyuguhkan informasi tersebut.

Oleh karena itu, masyarakat atau investor membutuhkan suatu sistem yang dapat menyajikan informasi geografis sekaligus melakukan analisis dan perhitungan dalam pengambilan keputusan mengenai lokasi yang berpotensi usaha. Informasi yang dibutuhkan dapat disediakan dengan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis dan AHP sebagai analisis maupun perhitungan dalam pengambilan keputusan. SIG dapat mendeskripsikan karakteristik objek pada peta dan menentukan posisi koordinatnya serta mengambil, menyimpan, menganalisa, dan menampilkan informasi dengan referensi geografis. AHP merupakan sistem pembuat keputusan yang multikriteria dengan menggunakan model matematis. Saaty (dalam Hanafi, 2011) mengatakan

(5)

2

bahwa AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria.

Kartasapoetra (dalam Dalimunthe, 2008 ) menyatakan bahwa potensi adalah sesuatu hal yang dapat dijadikan sebagai bahan atau sumber yang akan dikelola baik melalui usaha yang dilakukan manusia maupun yang dilakukan melalui tenaga mesin. Potensi dapat juga diartikan sebagai sumber daya yang ada disekitar kita.

Menurut Saaty (dalam Hanafi, 2011) AHP merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model matematis. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan menggunakan model matematis. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria. Langkah-langkah dalam metode AHP meliputi (Kusrini, 2007):

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level terbatas.

2. Menentukan prioritas elemen 3. Sintesis

Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas.

4. Mengukur konsistensi

Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini :

5. Hitung consistency index (CI) dengan rumus :

CI = (𝝀maks-n) / n-1 ...(1) Dimana n = banyaknya elemen

6. Hitung rasio konsistensi/consistency ratio (CR) denga rumus : CR = CI / IR ... (2)

(6)

3

Dimana CR = consistency ratio CI = consistency index

IR = indeks random consistency

7. Memeriksa sama dengan konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgement harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI / IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Daftar indeks random konsistensi (IR) bisa dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Daftatr indeks Random Konsistensi (IR) Ukuran Matriks Nilai IR 1,2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59

Menurut (Prahasta, 2009) Sistem ini merupakan aplikasi yang berjalan pada media jaringan LAN dan atau internet; khususnya dengan menggunakan layanan

web-nya. Aplikasi web-based GIS hanya membantu para penggunanya dalam

proses menginternetkan peta-peta dijitalnya (baik format raster maupun vektor) sedemikian rupa sehingga dapat diakses oleh berbagai komunitas yang memakai program aplikasi brows internet.

METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

(7)

4

Pengumpulan data

Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Pada teknik wawancara, peneliti melakukan interaksi dan komunikasi secara langsung dengan dinas terkait. Hasil dari tahap wawancara ini berupa data yang meliputi data kriteria dan data spatial yaitu data peta Kabupaten dan Kecamatan. b. Studi Literatur

Dalam teknik ini, peneliti mencari dan mempelajari literatur yang didapat dari sumber buku, internet, jurnal, skripsi, perpustakaan dan literatur lainnya. c. Observasi

Pada tahap ini, peneliti turun lapangan pada objek untuk melihat keadaan objek secara langsung di Kabupaten Bolaang mongondow.

Analisis dan Pengolahan Data

Dalam tahap ini, peneliti melakukan analisis permasalahan serta menganalisis pemecahan masalah dengan menggunakan metode AHP sebagai pendukung keputusan dan Web Gis untuk menyuguhkan informasi hasil keputusan.

Pembuatan Aplikasi

Langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan aplikasi adalah sebagai berikut :

a. Analisis Kebutuhan Sistem

Pada tahap analisis kebutuhan ini peneliti melakukan analisa kebutuhan sistem yang akan dibangun, seperti analisis fungsional, analisis non fungsional dan analisis kebutuhan sistem pendukung keputusan.

b. Perancangan Sistem

Pada tahap ini, peneliti melakukan perancangan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan sistem mulai dari perancangan database dan perancangan interface aplikasi.

c. Coding/Implementasi Sistem

(8)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

1) Pengumpulan data A. Bidang Ekonomi

Ada beberapa sektor usaha yang menjadi kekuatan utama di Kabupaten Bolaang Mongondow di bidang ekonomi, yaitu sektor pertanian, sektor energi dan sektor pertambangan.

a. Sektor Pertanian

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak dinas terkait yaitu dinas pertanian, kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan potensi usaha di sektor pertanian antara lain komoditas dan lokasi cluster, luas lahan, sarana air, penyediaan dan penyaluran unit pengolah pupuk organik (UPPO), ketersediaan alat dan mesin pertanian, tenaga kerja.

b. Sektor Pertambangan

Sedangkan potensi ekonomi lainnya adalah sektor pertambangan seperti penambangan emas. Berdasarkan hasil wawancara dengan dinas energi dan pertambangan yang bertugas menangani penambangan, kriteria-kiteria yang digunakan untuk menentukan wilayah yang berpotensi usaha di sektor pertambangan adalah geologi dan sifat fisik tanah, sarana air, penggunaan lahan, jarak lokasi dengan jangkauan flora dan vegetasi, jarak lokasi dengan fauna, jenis peruntukan kawasan wilayah

c. Sektor Energi (SPBU)

Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan wilayah yang berpotensi usaha di sektor energi berdasarkan hasil wawancara dengan dinas terkait adalah jumlah SPBU di sekitar lokasi, pola transportasi , tingkat kepadatan lalu lintas, jumlah komoditas industri, jumlah rumah tangga

B. Bidang Sosial Masyarakata

Jenis-jenis kriteria yang digunakan untuk menentukan wilayah yang memiliki potensi di sektor sosial masyarakat (kesehatan) berdasarkan hasil wawancara dengan pihak dinas terkait adalah jumlah penduduk, jenis pelayanan

(9)

6

kesehatan, jenis ritel yang ada di kecamatan atau wilayah, pola transportasi , tingkat sosial ekonomi masyarakat, jenis peruntukan kawasan wilayah

2) Analisis Dan Pengolahan Data a. Analisis Permasalahan

Menentukan potensi wilayah yang sesuai merupakan modal dasar dalam pembangunan daerah. Hal ini tidak terlepas dari berbagai kendala dan permasalahan baik berupa kendala teknis maupun non teknis. Kendala teknis dapat bersumber dari keterbatasan masyarakat atau investor, yaitu dalam hal menganalisa wilayah-wilayah yang berpotensi dibukanya usaha, sedangkan kendala non teknis berupa kurangnya media yang dapat menyuguhkan informasi mengenai potensi usaha yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow.

b. Analisis Pemecahan Masalah Menggunakan Metode AHP

Langkah awal pemecahan masalah menggunakan metode AHP adalah membuatkan hierarki dari permasalahan yang ada kemudian menentukan prioritas elemen sampai pada langkah menentukan prioritas tujuan dan prioritas global. Simulasi menggunakan metode AHP dapat dilihat pada table 2, 3, 4 dan 5.:

Tabel 2 Prioritas global sektor pertanian

Wilayah A B C D E F Hasil Dumoga Barat 0,38 0,25 0,18 0,10 0,01 0,03 0,95 Dumoga Utara 0,38 0,14 0,18 0,10 0,06 0,03 0,89 Dumoga 0,38 0,14 0,18 0,10 0,01 0,03 0,84 Dumoga Timur 0,38 0,14 0,18 0,02 0,06 0,01 0,79 Dumoga Tenggara 0,38 0,08 0,18 0,10 0,01 0,01 0,76 Dumoga Tengah 0,16 0,04 0,18 0,02 0,01 0,01 0,42 Tabel 3 Prioritas global sektor energi

Wilayah A B C D E Hasil Dumoga Utara 0,49 0,22 0,16 0,09 0,04 1,00 Dumoga 0,49 0,22 0,16 0,05 0,04 0,96 Dumoga Barat 0,49 0,22 0,09 0,05 0,04 0,89 Dumoga Timur 0,49 0,22 0,09 0,02 0,02 0,82 Dumoga Tenggara 0,49 0,22 0,05 0,05 0,01 0,80 Dumoga Tengah 0,25 0,22 0,09 0,05 0,01 0,62

(10)

7

Tabel 4 Prioritas global sektor kesehatan

Wilayah A B C D E F Hasil Dumoga Utara 0,38 0,13 0,09 0,10 0,02 0,03 0,75 Dumoga Barat 0,38 0,13 0,02 0,10 0,02 0,01 0,66 Dumoga 0,38 0,03 0,02 0,10 0,02 0,01 0,56 Dumoga Timur 0,38 0,03 0,02 0,10 0,02 0,01 0,56 Dumoga Tenggara 0,16 0,03 0,02 0,10 0,02 0,01 0,34 Dumoga Tengah 0,06 0,03 0,02 0,10 0,02 0,03 0,26 Tabel 5 Prioritas global pertambangan

Wilayah A B C D E F Hasil Dumoga Barat 0,38 0,25 0,18 0,10 0,06 0,03 1,00 Dumoga Timur 0,38 0,25 0,18 0,10 0,03 0,02 0,96 Dumoga Utara 0,09 0,25 0,07 0,05 0,01 0,03 0,52 Dumoga Tenggara 0,19 0,10 0,07 0,02 0,01 0,01 0,42 Dumoga Tengah 0,19 0,10 0,07 0,02 0,01 0,01 0,42 Dumoga 0,09 0,10 0,07 0,02 0,01 0,01 0,33 3) Pembuatan Aplikasi

a. Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis sistem bertujuan untuk melakukan identifikasi persoalan-persoalan yang muncul dalam pembuatan sistem. Analisis kebutuhan sistem ini dibagi menjadi dua yakni analisis kebutuhan fungsional dan analisis kebutuhan non fungsional. Kebutuhan fungsional terdiri dari analisis prosedural sistem yang sedang berjalan dan analisis dokumen seperti data kriteria dan data peta. Sedangkan analisis kebutuhan non fungsional terdiri dari analisis kebutuhan pengguna, software dan hardware.

b. Perancangan

Seteleh melakukan tahapan analisis kebutuhan sistem, maka langkah selanjutnya penyusun membuat gambaran yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan.

Tujuan dari pembangunan sistem pendukung keputusan ini yaitu dapat membantu dalam menyelesaikan masalah tentang penentuan potensi usaha. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penyusun harus dapat mencapai sasaran-sasaran,

(11)

8

yakni desain sistem harus mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan oleh

user. Rancangan Flowchart metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan

diagram konteks webgis dapat dilihat pada gambar 1 dan 2.

Mulai

Input nilaimatriks wilayah tiap kriteria nXn

Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks wilayah tiap kriteria

Normalisasi matriks wilayah tiap kriteria

Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi wilayah tiap kriteria

Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n

Matriks Prioritas Wilayahtiap kriteria

Kalikan nilai setiap inputan matriks wilayah tiap kriteria dengan nilai masing-masing prioritas

wilayah tiap kriteria

Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian di atas

Jumlahkan tiap hasil penjumlahan diatas dengan masing-masing matriks nilai prioritas wilayah tiap

kriteria Matriks ƛ Hitung ƛ maksimum Hitung CI Hitung CR CR < 0,1 Matriks kriteria konsistensi Selesai

(12)

9

Admin Pengunjung

Webgis Penentuan Potensi

Usaha Menggunakan Metode AHP Data_Admin Data_pertanian Data_energi Data_pertambangan Data_kesehatan Data_kecamatan Data_nilaikeputusan Peta_wilayah Data_kriteria_dan_subkriteria Validasi_data_admin Info_data_kecamatan Info_data_kesehatan Info_data_pertanian Info_data_pertambangan Info_data_energi Peta_wilayah Detail_atribut_objek Info_hasil_nilaikeputusan Info_data_kriteria_dan_subkriteria Info_data_pertanian Info_data_pertambangan Info_data_kecamatan Info_data_kesehatan Info_data_energi Info_hasil_keputusan Info_peta_wilayah Info_detail_atribut_peta Data_hasil_analisa Data_kecamatan Data_kesehatan Data_pertanian Data_energi Data_pertambangan Data_wilayah

Gambar 2 Diagram Konteks Webgis c. Implementasi

Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perancangan aplikasi. Pada tahap implementasi ini akan dijelaskan bagaimana cara menjalankan aplikasi web GIS penentuan potensi usaha tersebut. Program aplikasi ini terdiri dari beberapa halaman, diantaranya dapat dilihat pada gambar 3, 4 dan 5. Selengkapnya ada pada (Agustiawan, 2014).

Gambar 3 Halaman Hasil Analisa

Halaman ini untuk melihat hasil analisa potensi usaha menggunakan metode AHP.

(13)

10

Gambar 4 Halaman analisis SPK

Halaman ini disediakan untuk admin dalam proses input nilai matrik perbandingan berpasangan hingga mendapatkan nilai prioritas global atau nilai akhir yang menjadi nilai keputusan dalam menentukan wilayah yang berpotensi usaha.

Gambar 5 Halaman Peta Wilayah

Pada halaman peta wilayah, user memperoleh informasi kawasan/area tiap wilayah kecamatan dumoga bersatu disertai atribut seperti luas wilayah dan potensi tiap kecamatan, selain itu user juga mendapat informasi tentang peta wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Induk.

(14)

11

d. Pengujian

1. Pengujian Black Box

Pengujian sistem ini bertujuan untuk menguji fungsi-fungsi yang telah diterapkan dalam system serta memastikan bahwa suatu event atau masukan akan menjalankan proses yang tepat dan menghasilkan output yang sesuai dengan desain. Tabel 6 menunjukkan tahapan-tahapan dalam pengujian black box:

Tabel 6 Pengujian Input Data Pertanian

2. Pengujian White Box a) script

1) include "koneksi.php";

2) <input type="text" name="jpertanian" class="required" size="40" title="Harus Diisi">

3) $query = mysql_query("select * from kecamatan order by id_kec"); 4) while($data = mysql_fetch_array($query))

5) echo "<option value=$data[id_kec]>$data[kecamatan]</option>"; 6) <input type="text" name="luas_tanam" class="required" size="40"

title="Harus Diisi">

7) <input type="text" name="luas_panen" class="required" size="40" title="Harus Diisi">

8) <input type="text" name="produksi" class="required" size="40" title="Harus Diisi">

Pengujian Input Data Pertanian (data normal) Simpan

Input Harapan Pengamat Kesimpulan

Data Pertanian sesuai dengan atribut yang disediakan

Proses simpan data berhasil, data tersimpan pada database yang tersedia Data berhasil disimpan dan ditampilkan pada form yang disediakan [ √] diterima [ ] ditolak Hapus

Input Harapan Pengamat Kesimpulan

Pilih data yang akan dihapus dan tekan “ok”

Berhasil dihapus ketika memilih data yang akan dihapus dan memilik

option “ok”

Data yang di hapus tidak muncul pada tabel

database

[ √] diterima [ ] ditolak

(15)

12

9) $query = "INSERT INTO pertanian VALUES('$id_pertanian', '$jpertanian', '$id_kec', '$luas_tanam','$luas_panen', '$produksi')"; 10) $hasil = mysql_query($query);

11) echo "<script>alert('Data Berhasil dimasukan...!!!!'); b) Grafik Alir

Grafik 6 menjelaskan pengujian sistem menggunakan white box dengan model grafik alir

Gambar 6 Grafik alir pengujian proses input data pertanian c) Basis Set

Path 1 = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,8,9,10, 11 d) Rumus Cyclomatic complexity

Digunakan untuk menghitung jumlah path dalam suatu flowgraph. 1) Flowgraph mempunyai 4 Region

2) V(G) = E - N + 2 Dimana :

E = jumlah edge pada grafik alir N = jumlah node pada

Berdasarkan gambar grafik alir maka : V(G) = E - N + 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 11 1

(16)

13

= 10-11 + 2 = 1

Jadi cyclomatic complexity untuk flowgraph adalah 3. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, proses penentuan potensi usaha di Kabupaten Bolaang Mongondow kurang objektif, baik dari segi waktu maupun kualitas. Hal ini dikarenakan kurangnya media yang mampu untuk menyuguhkan informasi mengenai potensi yang ada di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow terutama di Kecamatan Dumoga Bersatu.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penyusun mengusulkan suatu sistem pendukung keputusan dengan menerapkan metode Analytical Hierarchy

Process (AHP) yang dapat menjadi alat bantu dalam menentukan wilayah-wilayah

yang berpotensi usaha secara matematis dan di lengkapi dengan sebuah sistem informasi geografis guna untuk menyuguhkan informasi berdasarkan wilayah yang berpotensi usaha.

Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan metode AHP diperoleh informasi bahwa dari keenam wilayah yang paling layak dijadikan wilayah pertanian dan pertambangan adalah Kecamatan Dumoga Barat. Hal ini dikarenakan Kecamatan Dumoga Barat memiliki nilai prioritas global yang paling tinggi dibandingkan wilayah yang lainnya. Sama halnya dengan analisa yang telah dilakukan pada sektor energi dan kesehatan diperoleh informasi bahwa dari keenam wilayah yang paling berpotensi adalah Kecamatan Dumoga Utara.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1) Metode AHP ini dapat membantu instansi terkait untuk melakukan analisa sekaligus perhitungan dalam proses menentukan wilayah yang berpotensi usaha pada sektor pertanian, kesehatan, energi dan pertambangan secara matematis di Kabupaten Bolaang Mongondow.

2) WebGIS potensi usaha ini dapat menyajikan informasi berdasarkan hasil analisa menggunakan metode AHP.

(17)

14

Saran

1) Di masa depan, aplikasi ini tetap dapat digunakan dengan merubah nilai inputan matriks, merubah kriteria, menghapus data kriteria dan menambah kriteria jika ada perubahan.

2) Aplikasi webgis ini belum bisa menampilkan informasi peta pada aplikasi browser yang tidak terinstal plug-in svg viewer. Untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan aplikasi webgis ini menjadi dinamis dan teraktual tanpa harus menginstal plug-in svg viewer terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiawan. R. (2014). Webgis Penentuan Potensi Usaha Menggunakan Metode

Analytical Hierarchy Process (AHP). Gorontalo : Universitas Negeri

Gorontalo.

Dalimunthe. (2008). Pemetaan Potensi Kelurahan Dalam Pelaksanaan

Pembangunan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Di Kecamatan Medan Selayang. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Hanafi, M. (2011). SIG Dan AHP Untuk Sistem Pendukung Keputusan

Perencanaan Wilayah Industri Dan Pemukiman Kota Medan. Medan:

Universitas Sumatera Utara.

Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Prahasta, E. (2009). Konsep-Konsep Dasar (Prespektif Geodesi & Geomatika). Bandung : Penerbit Informatika.

Gambar

Tabel 1 Daftatr indeks Random Konsistensi (IR)  Ukuran  Matriks  Nilai IR  1,2  0.00  3  0.58  4  0.90  5  1.12  6  1.24  7  1.32  8  1.41  9  1.45  10  1.49  11  1.51  12  1.48  13  1.56  14  1.57  15  1.59
Tabel 2 Prioritas global sektor pertanian
Gambar 1 Flowchart Sistem Penentuan Potensi Usaha.
Gambar 2 Diagram Konteks Webgis  c.       Implementasi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari gambar di atas, dapat kita lihat bahwa file-file framework Codeigniter yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi web terdapat pada folder system.. Folder-folder ini

Berdasarkan uji cut test yang dilakukan terhadap petumbuhan jamur pada biji kakao, diperoleh data yang menunjukkan bahwa pertumbuhan jamur paling kecil yaitu

Mengenal pasti tahap kebergantungan golongan belia di media sosial bagi tujuan politik; Menentukan sama ada keutamaan media sosial sebagai medium politik boleh meramalkan

Sistem yang akan dibangun berdasarkan perancangan dari penelitian ini adalah sistem informasi perkembangan pendidikan pada anak usia dini berbasis website yang

1) Prof. Bambang Setiaji, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2) Arif Widodo, A.Kep., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang

Metode pengumpulan data dengan melakukan penilaian terhadap subyek penelitian melalui checklistyang dibuat berdasarkan indikator kemandirian anak dengan indikator

Hasil yang diperoleh dari dugaan parameter model HB dapat digunakan untuk menduga nilai proporsi rumah tangga miskin pada desa/kelurahan lain yang tidak terpilih

Kemampuan menulis ilmiah populer bagi para guru Penjas SD pada umum- nya rendah, sehingga mereka jarang mengekspresikan gagasannya ke dalam tulisan, padahal itu sangat dibutuhkan