NASKAH PUBLIKASI
WEB GIS PENENTUAN POTENSI USAHA
MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS (AHP)
SKRIPSI
Oleh
Refli Agustiawan 531409077
PROGRAM STUDI S1-SISTEM INFORMASI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FEBRUARI 2014
1
WEB GIS PENENTUAN POTENSI USAHA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Refli Agustiawan, Arip Mulyanto, Dian Novian
Prodi Sistem Informasi , Jurusan Teknik Informatika, Universitas Negeri Gorontalo
Abstrak
Dalam menentukan daerah yang berpotensi usaha masyarakat atau investor kurang mempertimbangkan lokasi-lokasi yang menguntungkan dari sumber daya lahan. Akibatnya usaha yang didirikan tanpa adanya pertimbangan lokasi yang ekonomis, mengalami kesulitan dalam menjamin kelangsungan hidup sehingga usaha tersebut tidak berkembang. Masyarakat atau investor sekarang ini belum bisa mendapatkan informasi mengenai pemetaan potensi usaha di Kabupaten Bolaang Mongondow, dikarenakan belum tersedianya media informasi yang dapat menyuguhkan informasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode AHP dalam proses penentuan potensi usaha, sehingga instansi terkait dapat melakukan analisis dan perhitungan untuk membantu masyarakat atau
investor dalam memberikan keputusan yang tepat dalam menentukan wilayah
yang berpotensi usaha serta webgis guna untuk menyajikan informasi mengenai wilayah yang berpotensi usaha di Kabupaten Bolaang Mongondow. Hasil akhir dari penelitian ini berupa rekomendasi mengenai potensi usaha yang dihasilkan dari analisis metode AHP dan webgis untuk menyuguhkan hasil rekomendasi tersebut. Rekomendasi diharapkan dapat dimanfaatkan dalam menentukan wilayah yang berpotensi usaha.
Kata Kunci : Analytical Hierarchy Process, WebGis, Wilayah Berpotensi Usaha,
Abstract
In establishing potential area of business, community or investor often do not consider the favorable location from the source. Consequently, the business built without any economical consideration would face difficulties in development. Community and investor have not been able to obtain information about business potential direction in Bolaang Mongondow district because there is no media of information to provide it. This research aims to apply AHP method in
2
establishment process so that the related organization can be able to do analysis in order to help the community or investor to decide their business potential, and webgis to provide any information needed. The result of this research will be a recommendation about the business potential obtained from AHP method analysis, as well as webgis in providing the recommendation. This recommendation is expected to be used in deciding the area of business potential.
Keywords : Analytical Hierarchy Process, WebGis, Business Potential Area
PENDAHULUAN
Pemilihan potensi usaha yang tepat untuk membuka suatu usaha seringkali mengalami hambatan dalam hal pencarian lokasi. Hal ini disebabkan kurangnya informasi tentang pemanfaatan lokasi yang menguntungkan dari sumber daya lahan di daerah tersebut.Seperti hal ini terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow, Dalam menentukan daerah yang berpotensi usaha masyarakat atau
investor kurang mempertimbangkan lokasi-lokasi yang menguntungkan dari
sumber daya lahan. Akibatnya usaha yang didirikan tanpa adanya pertimbangan lokasi yang ekonomis, mengalami kesulitan dalam menjamin kelangsungan hidup sehingga usaha tersebut tidak berkembang. Masyarakat atau investor sekarang ini belum bisa mendapatkan informasi mengenai pemetaan potensi usaha di Kabupaten Bolaang Mongondow, dikarenakan belum tersedianya media informasi yang dapat menyuguhkan informasi tersebut.
Oleh karena itu, masyarakat atau investor membutuhkan suatu sistem yang dapat menyajikan informasi geografis sekaligus melakukan analisis dan perhitungan dalam pengambilan keputusan mengenai lokasi yang berpotensi usaha. Informasi yang dibutuhkan dapat disediakan dengan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis dan AHP sebagai analisis maupun perhitungan dalam pengambilan keputusan. SIG dapat mendeskripsikan karakteristik objek pada peta dan menentukan posisi koordinatnya serta mengambil, menyimpan, menganalisa, dan menampilkan informasi dengan referensi geografis. AHP merupakan sistem pembuat keputusan yang multikriteria dengan menggunakan model matematis. Saaty (dalam Hanafi, 2011) mengatakan
2
bahwa AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria.
Kartasapoetra (dalam Dalimunthe, 2008 ) menyatakan bahwa potensi adalah sesuatu hal yang dapat dijadikan sebagai bahan atau sumber yang akan dikelola baik melalui usaha yang dilakukan manusia maupun yang dilakukan melalui tenaga mesin. Potensi dapat juga diartikan sebagai sumber daya yang ada disekitar kita.
Menurut Saaty (dalam Hanafi, 2011) AHP merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model matematis. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan menggunakan model matematis. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria. Langkah-langkah dalam metode AHP meliputi (Kusrini, 2007):
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level terbatas.
2. Menentukan prioritas elemen 3. Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas.
4. Mengukur konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini :
5. Hitung consistency index (CI) dengan rumus :
CI = (𝝀maks-n) / n-1 ...(1) Dimana n = banyaknya elemen
6. Hitung rasio konsistensi/consistency ratio (CR) denga rumus : CR = CI / IR ... (2)
3
Dimana CR = consistency ratio CI = consistency index
IR = indeks random consistency
7. Memeriksa sama dengan konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgement harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI / IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Daftar indeks random konsistensi (IR) bisa dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Daftatr indeks Random Konsistensi (IR) Ukuran Matriks Nilai IR 1,2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59
Menurut (Prahasta, 2009) Sistem ini merupakan aplikasi yang berjalan pada media jaringan LAN dan atau internet; khususnya dengan menggunakan layanan
web-nya. Aplikasi web-based GIS hanya membantu para penggunanya dalam
proses menginternetkan peta-peta dijitalnya (baik format raster maupun vektor) sedemikian rupa sehingga dapat diakses oleh berbagai komunitas yang memakai program aplikasi brows internet.
METODE PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
4
Pengumpulan data
Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Pada teknik wawancara, peneliti melakukan interaksi dan komunikasi secara langsung dengan dinas terkait. Hasil dari tahap wawancara ini berupa data yang meliputi data kriteria dan data spatial yaitu data peta Kabupaten dan Kecamatan. b. Studi Literatur
Dalam teknik ini, peneliti mencari dan mempelajari literatur yang didapat dari sumber buku, internet, jurnal, skripsi, perpustakaan dan literatur lainnya. c. Observasi
Pada tahap ini, peneliti turun lapangan pada objek untuk melihat keadaan objek secara langsung di Kabupaten Bolaang mongondow.
Analisis dan Pengolahan Data
Dalam tahap ini, peneliti melakukan analisis permasalahan serta menganalisis pemecahan masalah dengan menggunakan metode AHP sebagai pendukung keputusan dan Web Gis untuk menyuguhkan informasi hasil keputusan.
Pembuatan Aplikasi
Langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan aplikasi adalah sebagai berikut :
a. Analisis Kebutuhan Sistem
Pada tahap analisis kebutuhan ini peneliti melakukan analisa kebutuhan sistem yang akan dibangun, seperti analisis fungsional, analisis non fungsional dan analisis kebutuhan sistem pendukung keputusan.
b. Perancangan Sistem
Pada tahap ini, peneliti melakukan perancangan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan sistem mulai dari perancangan database dan perancangan interface aplikasi.
c. Coding/Implementasi Sistem
5
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
1) Pengumpulan data A. Bidang Ekonomi
Ada beberapa sektor usaha yang menjadi kekuatan utama di Kabupaten Bolaang Mongondow di bidang ekonomi, yaitu sektor pertanian, sektor energi dan sektor pertambangan.
a. Sektor Pertanian
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak dinas terkait yaitu dinas pertanian, kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan potensi usaha di sektor pertanian antara lain komoditas dan lokasi cluster, luas lahan, sarana air, penyediaan dan penyaluran unit pengolah pupuk organik (UPPO), ketersediaan alat dan mesin pertanian, tenaga kerja.
b. Sektor Pertambangan
Sedangkan potensi ekonomi lainnya adalah sektor pertambangan seperti penambangan emas. Berdasarkan hasil wawancara dengan dinas energi dan pertambangan yang bertugas menangani penambangan, kriteria-kiteria yang digunakan untuk menentukan wilayah yang berpotensi usaha di sektor pertambangan adalah geologi dan sifat fisik tanah, sarana air, penggunaan lahan, jarak lokasi dengan jangkauan flora dan vegetasi, jarak lokasi dengan fauna, jenis peruntukan kawasan wilayah
c. Sektor Energi (SPBU)
Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan wilayah yang berpotensi usaha di sektor energi berdasarkan hasil wawancara dengan dinas terkait adalah jumlah SPBU di sekitar lokasi, pola transportasi , tingkat kepadatan lalu lintas, jumlah komoditas industri, jumlah rumah tangga
B. Bidang Sosial Masyarakata
Jenis-jenis kriteria yang digunakan untuk menentukan wilayah yang memiliki potensi di sektor sosial masyarakat (kesehatan) berdasarkan hasil wawancara dengan pihak dinas terkait adalah jumlah penduduk, jenis pelayanan
6
kesehatan, jenis ritel yang ada di kecamatan atau wilayah, pola transportasi , tingkat sosial ekonomi masyarakat, jenis peruntukan kawasan wilayah
2) Analisis Dan Pengolahan Data a. Analisis Permasalahan
Menentukan potensi wilayah yang sesuai merupakan modal dasar dalam pembangunan daerah. Hal ini tidak terlepas dari berbagai kendala dan permasalahan baik berupa kendala teknis maupun non teknis. Kendala teknis dapat bersumber dari keterbatasan masyarakat atau investor, yaitu dalam hal menganalisa wilayah-wilayah yang berpotensi dibukanya usaha, sedangkan kendala non teknis berupa kurangnya media yang dapat menyuguhkan informasi mengenai potensi usaha yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow.
b. Analisis Pemecahan Masalah Menggunakan Metode AHP
Langkah awal pemecahan masalah menggunakan metode AHP adalah membuatkan hierarki dari permasalahan yang ada kemudian menentukan prioritas elemen sampai pada langkah menentukan prioritas tujuan dan prioritas global. Simulasi menggunakan metode AHP dapat dilihat pada table 2, 3, 4 dan 5.:
Tabel 2 Prioritas global sektor pertanian
Wilayah A B C D E F Hasil Dumoga Barat 0,38 0,25 0,18 0,10 0,01 0,03 0,95 Dumoga Utara 0,38 0,14 0,18 0,10 0,06 0,03 0,89 Dumoga 0,38 0,14 0,18 0,10 0,01 0,03 0,84 Dumoga Timur 0,38 0,14 0,18 0,02 0,06 0,01 0,79 Dumoga Tenggara 0,38 0,08 0,18 0,10 0,01 0,01 0,76 Dumoga Tengah 0,16 0,04 0,18 0,02 0,01 0,01 0,42 Tabel 3 Prioritas global sektor energi
Wilayah A B C D E Hasil Dumoga Utara 0,49 0,22 0,16 0,09 0,04 1,00 Dumoga 0,49 0,22 0,16 0,05 0,04 0,96 Dumoga Barat 0,49 0,22 0,09 0,05 0,04 0,89 Dumoga Timur 0,49 0,22 0,09 0,02 0,02 0,82 Dumoga Tenggara 0,49 0,22 0,05 0,05 0,01 0,80 Dumoga Tengah 0,25 0,22 0,09 0,05 0,01 0,62
7
Tabel 4 Prioritas global sektor kesehatan
Wilayah A B C D E F Hasil Dumoga Utara 0,38 0,13 0,09 0,10 0,02 0,03 0,75 Dumoga Barat 0,38 0,13 0,02 0,10 0,02 0,01 0,66 Dumoga 0,38 0,03 0,02 0,10 0,02 0,01 0,56 Dumoga Timur 0,38 0,03 0,02 0,10 0,02 0,01 0,56 Dumoga Tenggara 0,16 0,03 0,02 0,10 0,02 0,01 0,34 Dumoga Tengah 0,06 0,03 0,02 0,10 0,02 0,03 0,26 Tabel 5 Prioritas global pertambangan
Wilayah A B C D E F Hasil Dumoga Barat 0,38 0,25 0,18 0,10 0,06 0,03 1,00 Dumoga Timur 0,38 0,25 0,18 0,10 0,03 0,02 0,96 Dumoga Utara 0,09 0,25 0,07 0,05 0,01 0,03 0,52 Dumoga Tenggara 0,19 0,10 0,07 0,02 0,01 0,01 0,42 Dumoga Tengah 0,19 0,10 0,07 0,02 0,01 0,01 0,42 Dumoga 0,09 0,10 0,07 0,02 0,01 0,01 0,33 3) Pembuatan Aplikasi
a. Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis sistem bertujuan untuk melakukan identifikasi persoalan-persoalan yang muncul dalam pembuatan sistem. Analisis kebutuhan sistem ini dibagi menjadi dua yakni analisis kebutuhan fungsional dan analisis kebutuhan non fungsional. Kebutuhan fungsional terdiri dari analisis prosedural sistem yang sedang berjalan dan analisis dokumen seperti data kriteria dan data peta. Sedangkan analisis kebutuhan non fungsional terdiri dari analisis kebutuhan pengguna, software dan hardware.
b. Perancangan
Seteleh melakukan tahapan analisis kebutuhan sistem, maka langkah selanjutnya penyusun membuat gambaran yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan.
Tujuan dari pembangunan sistem pendukung keputusan ini yaitu dapat membantu dalam menyelesaikan masalah tentang penentuan potensi usaha. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penyusun harus dapat mencapai sasaran-sasaran,
8
yakni desain sistem harus mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan oleh
user. Rancangan Flowchart metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan
diagram konteks webgis dapat dilihat pada gambar 1 dan 2.
Mulai
Input nilaimatriks wilayah tiap kriteria nXn
Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks wilayah tiap kriteria
Normalisasi matriks wilayah tiap kriteria
Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi wilayah tiap kriteria
Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n
Matriks Prioritas Wilayahtiap kriteria
Kalikan nilai setiap inputan matriks wilayah tiap kriteria dengan nilai masing-masing prioritas
wilayah tiap kriteria
Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian di atas
Jumlahkan tiap hasil penjumlahan diatas dengan masing-masing matriks nilai prioritas wilayah tiap
kriteria Matriks ƛ Hitung ƛ maksimum Hitung CI Hitung CR CR < 0,1 Matriks kriteria konsistensi Selesai
9
Admin Pengunjung
Webgis Penentuan Potensi
Usaha Menggunakan Metode AHP Data_Admin Data_pertanian Data_energi Data_pertambangan Data_kesehatan Data_kecamatan Data_nilaikeputusan Peta_wilayah Data_kriteria_dan_subkriteria Validasi_data_admin Info_data_kecamatan Info_data_kesehatan Info_data_pertanian Info_data_pertambangan Info_data_energi Peta_wilayah Detail_atribut_objek Info_hasil_nilaikeputusan Info_data_kriteria_dan_subkriteria Info_data_pertanian Info_data_pertambangan Info_data_kecamatan Info_data_kesehatan Info_data_energi Info_hasil_keputusan Info_peta_wilayah Info_detail_atribut_peta Data_hasil_analisa Data_kecamatan Data_kesehatan Data_pertanian Data_energi Data_pertambangan Data_wilayah
Gambar 2 Diagram Konteks Webgis c. Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perancangan aplikasi. Pada tahap implementasi ini akan dijelaskan bagaimana cara menjalankan aplikasi web GIS penentuan potensi usaha tersebut. Program aplikasi ini terdiri dari beberapa halaman, diantaranya dapat dilihat pada gambar 3, 4 dan 5. Selengkapnya ada pada (Agustiawan, 2014).
Gambar 3 Halaman Hasil Analisa
Halaman ini untuk melihat hasil analisa potensi usaha menggunakan metode AHP.
10
Gambar 4 Halaman analisis SPK
Halaman ini disediakan untuk admin dalam proses input nilai matrik perbandingan berpasangan hingga mendapatkan nilai prioritas global atau nilai akhir yang menjadi nilai keputusan dalam menentukan wilayah yang berpotensi usaha.
Gambar 5 Halaman Peta Wilayah
Pada halaman peta wilayah, user memperoleh informasi kawasan/area tiap wilayah kecamatan dumoga bersatu disertai atribut seperti luas wilayah dan potensi tiap kecamatan, selain itu user juga mendapat informasi tentang peta wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Induk.
11
d. Pengujian
1. Pengujian Black Box
Pengujian sistem ini bertujuan untuk menguji fungsi-fungsi yang telah diterapkan dalam system serta memastikan bahwa suatu event atau masukan akan menjalankan proses yang tepat dan menghasilkan output yang sesuai dengan desain. Tabel 6 menunjukkan tahapan-tahapan dalam pengujian black box:
Tabel 6 Pengujian Input Data Pertanian
2. Pengujian White Box a) script
1) include "koneksi.php";
2) <input type="text" name="jpertanian" class="required" size="40" title="Harus Diisi">
3) $query = mysql_query("select * from kecamatan order by id_kec"); 4) while($data = mysql_fetch_array($query))
5) echo "<option value=$data[id_kec]>$data[kecamatan]</option>"; 6) <input type="text" name="luas_tanam" class="required" size="40"
title="Harus Diisi">
7) <input type="text" name="luas_panen" class="required" size="40" title="Harus Diisi">
8) <input type="text" name="produksi" class="required" size="40" title="Harus Diisi">
Pengujian Input Data Pertanian (data normal) Simpan
Input Harapan Pengamat Kesimpulan
Data Pertanian sesuai dengan atribut yang disediakan
Proses simpan data berhasil, data tersimpan pada database yang tersedia Data berhasil disimpan dan ditampilkan pada form yang disediakan [ √] diterima [ ] ditolak Hapus
Input Harapan Pengamat Kesimpulan
Pilih data yang akan dihapus dan tekan “ok”
Berhasil dihapus ketika memilih data yang akan dihapus dan memilik
option “ok”
Data yang di hapus tidak muncul pada tabel
database
[ √] diterima [ ] ditolak
12
9) $query = "INSERT INTO pertanian VALUES('$id_pertanian', '$jpertanian', '$id_kec', '$luas_tanam','$luas_panen', '$produksi')"; 10) $hasil = mysql_query($query);
11) echo "<script>alert('Data Berhasil dimasukan...!!!!'); b) Grafik Alir
Grafik 6 menjelaskan pengujian sistem menggunakan white box dengan model grafik alir
Gambar 6 Grafik alir pengujian proses input data pertanian c) Basis Set
Path 1 = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,8,9,10, 11 d) Rumus Cyclomatic complexity
Digunakan untuk menghitung jumlah path dalam suatu flowgraph. 1) Flowgraph mempunyai 4 Region
2) V(G) = E - N + 2 Dimana :
E = jumlah edge pada grafik alir N = jumlah node pada
Berdasarkan gambar grafik alir maka : V(G) = E - N + 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 11 1
13
= 10-11 + 2 = 1
Jadi cyclomatic complexity untuk flowgraph adalah 3. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, proses penentuan potensi usaha di Kabupaten Bolaang Mongondow kurang objektif, baik dari segi waktu maupun kualitas. Hal ini dikarenakan kurangnya media yang mampu untuk menyuguhkan informasi mengenai potensi yang ada di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow terutama di Kecamatan Dumoga Bersatu.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penyusun mengusulkan suatu sistem pendukung keputusan dengan menerapkan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) yang dapat menjadi alat bantu dalam menentukan wilayah-wilayah
yang berpotensi usaha secara matematis dan di lengkapi dengan sebuah sistem informasi geografis guna untuk menyuguhkan informasi berdasarkan wilayah yang berpotensi usaha.
Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan metode AHP diperoleh informasi bahwa dari keenam wilayah yang paling layak dijadikan wilayah pertanian dan pertambangan adalah Kecamatan Dumoga Barat. Hal ini dikarenakan Kecamatan Dumoga Barat memiliki nilai prioritas global yang paling tinggi dibandingkan wilayah yang lainnya. Sama halnya dengan analisa yang telah dilakukan pada sektor energi dan kesehatan diperoleh informasi bahwa dari keenam wilayah yang paling berpotensi adalah Kecamatan Dumoga Utara.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
1) Metode AHP ini dapat membantu instansi terkait untuk melakukan analisa sekaligus perhitungan dalam proses menentukan wilayah yang berpotensi usaha pada sektor pertanian, kesehatan, energi dan pertambangan secara matematis di Kabupaten Bolaang Mongondow.
2) WebGIS potensi usaha ini dapat menyajikan informasi berdasarkan hasil analisa menggunakan metode AHP.
14
Saran
1) Di masa depan, aplikasi ini tetap dapat digunakan dengan merubah nilai inputan matriks, merubah kriteria, menghapus data kriteria dan menambah kriteria jika ada perubahan.
2) Aplikasi webgis ini belum bisa menampilkan informasi peta pada aplikasi browser yang tidak terinstal plug-in svg viewer. Untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan aplikasi webgis ini menjadi dinamis dan teraktual tanpa harus menginstal plug-in svg viewer terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiawan. R. (2014). Webgis Penentuan Potensi Usaha Menggunakan Metode
Analytical Hierarchy Process (AHP). Gorontalo : Universitas Negeri
Gorontalo.
Dalimunthe. (2008). Pemetaan Potensi Kelurahan Dalam Pelaksanaan
Pembangunan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Di Kecamatan Medan Selayang. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Hanafi, M. (2011). SIG Dan AHP Untuk Sistem Pendukung Keputusan
Perencanaan Wilayah Industri Dan Pemukiman Kota Medan. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Prahasta, E. (2009). Konsep-Konsep Dasar (Prespektif Geodesi & Geomatika). Bandung : Penerbit Informatika.