77
4.1 PT Cempaka Bersamamaju4.1.1 Profil PT Cempaka Bersamamaju
PT Cempaka Bersamamaju didirikan di Jakarta pada tanggal 20 Maret 2000. Bergerak di bidang developer, perusahaan ini didirikan oleh Teddy Budianto di Rukan Sentra Latumeten Blok A 10-11 Jalan. Prof. Dr. Latumenten No. 50, Jakarta Barat, Jakarta 14450.
Adapun latar belakang dari pendirian usaha ini adalah karena pada saat itu peluang bisnis ini masih sangat besar dikarenakan banyaknya tanah kosong di daerah Depok. Dan juga didukung oleh masih sedikitnya perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.
Perkembangan PT Cempaka Bersamamaju semenjak didirikan pada tahun 2000 sampai saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Semenjak penjualan Tahap ke-1, Apartemen Margonda Residance perusahaan mengalami kesuksesan, namun dalam tahap ke-2, pembangunan Margonda Residance mengalami penurunan penjualan. Tapi perusahaan terus bertahan. Dan sekarang semenjak banyak dimulainya lagi pembangunan berbagai proyek, mulai dari infrastruktur jalan seperti Jalan Tol menuju daerah Depok, maupun pusat-pusat perbelanjaan di daerah Depok, perusahaan mulai bangkit kembali.
Selain itu, PT Cempaka Bersamamaju sekarang ini sedang membangun apartemen bersubsidi guna memenuhi kebutuhan masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. Perusahaan pengembang nasional
ini tidak hanya membangun apartemen bersubsidi saja, tapi juga hunian apartemen mewah yang sesuai dengan selera konsumen.
Adapun usaha pengembangan lahan saat ini merupakan suatu usaha yang cukup menjanjikan di era globalisasi, apalagi sekarang ini Indonesia adalah negara yang sedang berkembang sehingga banyak sekali kebutuhan akan hunian murah, khususnya di wilayah Jabodetabek.
Nama Perusahaan : PT Cempaka Bersamamaju
Alamat Kantor : Rukan Sentra Latumeten Blok A 10-11 Jl. Prof. Dr. Latumenten No. 50, Jakarta Barat
Tel : (021) 5605273, 5605815, 5605786
Fax : (021) 56947855
E-mail : [email protected]
4.1.1 Visi dan Misi
Visi PT Cempaka Bersamamaju adalah “Menjadi pilihan dan kepercayaan di dalam bidang property developer”.
Adapun misi-misi PT Cempaka Bersamamaju antara lain: - Memberikan bukti bukan sekedar janji
- Mewujudkan impian dalam hal hunian yang terjangkau oleh masyarakat - Menjadi pilihan masyarakat dalam bidang property.
4.1.2 Struktur Organisasi
Berikut merupakan bagan struktur organisasi PT Cempaka Bersamamaju:
Sumber : Perusahaan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Cempaka Bersamamaju
4.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Masing-masing Karyawan Berdasarkan Jabatan
1. Administration Head (ADH)
Tugas dan tanggung jawab pokok dari ADH adalah untuk mengkoordinasi dan mengawasi agar fungsi administrasi, pembukuan, dan keuangan perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Secara rinci tugas dan tanggung jawab ADH dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Membuat budget dan laporan realisasi budget setiap bulannya. 2. Memfollow up jika ada variance yang cukup besar antara budget
dengan realisasi.
3. Memeriksa dan menandatangani bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran yang dibuat oleh admin marketing, finance, PPJB, penagihan dan accounting.
Antara lain:
• Memeriksa dan menandatangani voucher penerimaaan kas dan bank (tanda terima reserve – TTS, surat konfirmasi unit pesanan – SKUP, uang muka, ciclan, dan pelunasan) yang dibuat oleh
finance.
• Memeriksa dan menandatangani voucher pengeluaran kas/ bank (petty cash, operasional, pembelian inventaris/ aktiva tetap, pembayaran biaya operasional, pembayaran ke contractor/
supplier) yang dibuat oleh finance.
4. Memeriksa dan menandatangani surat pesanan pembelian (SPP) yang dibuat oleh admin marketing.
5. Memeriksa dan menandatangani pembatalan (kebenaran dan yang masuk dan dana yang akan dikembalikan sudah sesuai dengan dokumen pendukung).
6. Memeriksa dan menandatangani penagihan dari masing-masing supplier untuk dilakukan pembayaran.
7. Memeriksa dan menandatangani laporan petty cash (head office dan proyek) yang dibuat oleh finance dan admin marketing.
8. Memeriksa dan menandatangani laporan AR mingguan/ AR bulanan, sebelum disampaikan ke redaksi.
9. Memeriksa bahwa laporan pajak sudah dibuat dan sudah dilaporkan dengan benar kepada departemen pajak.
10. Memeriksa dan menandatangani laporan PPJB yang dibuat oleh bagian PPJB.
11. Memeriksa dan menandatangani keuangan bulanan, semester dan tahunan, sebelum diserahkan ke redaksi.
12. Menyiapkan laporan-laporan yang diminta oleh redaksi.
2. Administrasi Marketing (ADMIN)
Tugas dan tanggung jawab pokok dari admin marketing adalah untuk menjalankan operasional administrasi penjualan, sehingga proses dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Secara rinci dapat dijabarkan, sebagai berikut:
1. Mnyimpan dan memepertanggungjawabkan penggunaan petty cash
serta bukti-bukti pengeluaran dan petty cash yang ada di proyek. 2. Kasir di lokasi proyek, menerima pembayaran tanda jadi/ full booked
dan membuatkan bukti penerimaan (Tanda Terima Sementara
Reserve – TTS untuk pembayaran tanda jadi dari costumer dan Surat Konfirmasi Unit Pemesanan- SKUP untuk pelunasan tanda jadi dari costumer).
3. Membuat rekapan penerimaan kas harian atas tanda jadi/ reserve
dari costumer dan mengirimkannya ke kantor pusat (finance), melalui kurir.
4. Membuat Surat Pesanan Pembelian (SPP) atas customer yang sudah melunasi full booked dan uang muka untuk selanjutnya diserahkan kepada marketing untuk terlebih dahulu ditandatangani.
5. Menditribusikan SPP yang sudah ditandatangani kepada bagian BPKB untuk selanjutnya dibuatkan PPJB.
3. Keuangan
Tugas pokok dan tanggung jawab dari keuangan adalah untuk membuat bukti-bukti pengeluaran dan penerimaan seluruh transaksi perusahaan
dan meyakinkan kelengkapan dan keabsahan bukti penerimaan dan pengeluaran kas/ bank, serta meyakinkan bahwa mutasi di bank sudah sesuai dengan bukti-bukti pendukungnya.
Secara rinci tugas dan tanggung jawab keuangan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyetor ke bank perusahaan atas penerimaan kas yang diterima dari admin marketing dan mencetak kwitansi penerimaan atas penerimaan kas tersebut.
2. Membuat voucher penerimaan kas/ bank atas penerimaan yang diterima dari admin marketing, serta membuat bukti pendukung (bukti setor ke bank dan rincian penerimaan tersebut).
3. Membuat voucher penerimaan kas/ bank dari customer yang ditransfer ke rekening perusahaan.
4. Membuat voucher pengeluaran kas/ bank atas pengeluaran petty cash.
5. Membuat voucher pengeluaran kas/ bank atas pembelian inventaris/ aktiva perusahaan, pembayaran kepada supplier/ kontraktor dan biaya operasional lainnya (gaji, biaya operasional proyek, operasional kantor, dan lain-lain).
6. Menjaga dan mempertanggungjawabkan petty cash serta bukti-bukti pengeluaran dari petty cash.
7. Membuat faktur pajak.
8. Membuat rekonsiliasi rekening koran dengan accounting (GL) secara regular (bulanan) dan memfollow up jika ada perbedaan.
9. Memfollow up jika ada penerimaan bank yang tidak jelas ke pihak marketing atau ke pihak lainnya.
4. Penagihan
Secara umum tugas pokok dan tanggung jawab penagihan adalah untuk memfollow up seluruh kewajiban customer baik pelunasan atas reserve, uang muka, cicilan dan pelunasan yang sudah jatuh tempo.
Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Setiap hari mengidentifikasi customer yang sudah jatuh tempo, baik atas reserve, uang muka, cicilan dan pelunasan.
2. Mengkoordinir pengiriman tagihan ke customer dan memfollow up
hasil dari tagihan tersebut.
3. Melakukan penagihan terhadap keseluruhan kewajiban customer
yang jatuh tempo tersebut, sampai dengan customer melakukan pembayaran.
4. Membuat laporan mingguan yang memuat customer yang sudah jatuh tempo dan tindakan yang sudah dilakukan oleh bagian penagihan terhadap customer yang menunggak/ tidak memenuhi kewajiban tersebut.
5. Mengirim surat peringatan terhadap customer yang sudah menunggak agar melakukan pembayaran dengan tepat waktu.
5. Pengikatan Perjanjian Jual Beli (PPJB)
Secara umum tugas pokok dan tanggung jawab dari bagian PPJB adalah untuk mengkoordinasikan pembuatan PPJB dengan tepat waktu dan mendokumentasikan PPJB tersebut dengan rapi dan aman.
Secara rinci tugas dan tanggung jawab bagian PPJB tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi mana customer yang sudah memenuhi syarat untuk dibuatkan PPJB nya.
2. Memproses PPJB yang sudah memenuhi syarat untuk dibuat PPJB sampai dengan PPJB tersebut ditandatangani oleh notaries.
3. Menempatkan PPJB yang sudah ditandatangani oleh notaries
ditempat yang aman yang sudah disiapkan oleh perusahaan. 4. Mendistribusikan PPJB yang sudah ditandatangani oleh notaries
kepada customer.
5. Membuat laporan mingguan yang memuat PPJB yang sudah
memenuhi syarat untuk diproses, PPJB yang sudah diajukan ke
notaries dan PPJB yang sudah selesai dan diterima dari notaries.
6. Memeriksa tagihan dari notaries apakah sudah sesuai dengan PPJB yang sudah selesai, sebelum dibayarkan oleh bagian keuangan. 7. Memproses AJB yang sudah memenuhi persyaratan.
6. Accounting
Secara umum tugas pokok dan tanggung jawab accounting adalah untuk membukukan seluruh transaksi perusahaan dengan benar dan tepat waktu, yang didukung dengan bukti-bukti yang lengkap dan absah. Secara rinci tugas dan tangggung jawab accounting dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Memposting seluruh transaksi perusahaan ke sistem GL, dengan mebuat tanda sudah diposting ke GL terhadap dokumen yang sudah diposting tersebut.
2. Memeriksa kelengkapan dan keansahan bukti-bukti transaksi, sebelum di posting system GL.
3. Memeriksa dan memfollow up dokumen yang tidak didukung dengan bukti pendukung yang valid dan lengkap, sebelum di posting ke GL. 4. Mendokumentasikan (file) seluruh dokumen yang diposting ke GL
dengan teratur, rapi dan aman.
5. Membuka laporan keuangan bulanan yang diproses dari GL.
4.2 Profil Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 30 responden (karyawan PT Cempaka Bersamamaju) maka dapat diketahui profil responden berdasarkan jenjang pendidikan, masa kerja, jenjang usia, dan jenis kelamin.
4.2.1 Komposisi Karyawan PT Cempaka Bersamamaju
Tabel 4.1 Komposisi Karyawan PT Cempaka Bersamamaju
Sumber : Data Internal Perusahaan PT Cempaka Bersamamaju
Jabatan Jumlah Karyawan
Direktur 1 Internal Audit 1 Manajer 1 Admin Head 1 Marketing 1 Oprasional 8 Keuangan 3 Admin marketing 2 Finance 2 Pengihan/ PJJB 8 Accounting 2 Total 30
4.2.2 Komposisi Karyawan PT Cempaka Bersamamaju berdasarkan Jenjang Pendidikan
Tabel 4.2 Komposisi Karyawan PT Cempaka Bersamamaju berdasarkan Jenjang Pendidikan
Sumber : Data Internal Perusahaan PT Cempaka Bersamamaju
4.2.3 Komposisi Karyawan PT Cempaka Bersamamaju berdasarkan Masa Kerja
Tabel 4.3 Komposisi Karyawan PT Cempaka Bersamamaju berdasarkan Masa Kerja
Sumber : Data Internal Perusahaan PT Cempaka Bersamamaju
4.2.4 Komposisi Karyawan PT Cempaka Bersamamaju berdasarkan Jenjang Usia
Tabel 4.4 Komposisi Karyawan PT Cempaka Bersamamaju berdasarkan Jenjang Usia
Usia (tahun) Jumlah karyawan Persentase (%)
19 - 25 16 53,33
26 - 35 7 23,33
Jenjang
Pendidikan Karyawan Jumlah Persentase (%)
Sarjana (S1) 5 16,67
Diploma 7 23,33
SMU/ SMK 10 33,33
Lain-lain 8 26,67
Jumlah 30 100,00
Masa Kerja Karyawan Jumlah karyawan Persentase (%)
Kurang dari 2 tahun 5 16,67
Antara 2 sampai 4 tahun 6 20,00
Antara 4 sampai 6 tahun 5 16,67
Antara 6 sampai 8 tahun 8 26,67
Lebih dari 8 tahun 6 20,00
36 - 45 4 13,33
45 tahun ke atas 3 10,00
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Internal Perusahaan PT Cempaka Bersamamaju
4.2.5 Komposisi Karyawan PT Cempaka Bersamamaju berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.5 Komposisi Karyawan PT Cempaka Bersamamaju berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data Internal Perusahaan PT Cempaka Bersamamaju 4.3 Proses Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Cempaka Bersamamaju yang berjumlah sebanyak 30 orang yang juga dianggap sebagai responden, sehingga penelitian ini disebut dengan studi populasi. Periode penelitian ini berlangsung pada periode September 2009 sampai dengan Desember 2009. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengantar langsung kuisioner kepada responden. Sampai pada batas akhir pengumpulan data dari 30 kuisioner yang disebar, semua kuisioner kembali. Semua responden bersedia mengisi kuisioner, hal ini dapat diartikan bahwa responden tersebut bersedia berpartisipasi dan kemungkinan merasa mempunyai kepentingan pribadi dengan hasil penelitian ini.
Setelah jawaban responden diteliti, 30 kuisioner yang telah disebar bisa disertakan dalam pengolahan data karena kuisioner tersebut diisi dengan lengkap oleh responden. Menurut Gay, dikutip oleh Umar (dalam Yulianti, 2000, P57),
Jenis Kelamin Jumlah karyawan Persentase (%)
Pria 12 40
Wanita 18 60 Jumlah 30 100
minimum sampel untuk penelitian deskriptif korelasional adalah 30 responden, sehingga jumlah 30 responden yakni karyawan PT Cempaka Bersamamaju, memenuhi untuk dianalisis.
Setelah itu jawaban responden, dilakukan skoring atau kualifikasi terhadap jawaban responden. Dalam hal ini penulis menggunakan angka 1 sampai dengan 5 untuk mencari skor jawaban responden.
Selanjutnya 30 kuisioner yang telah dikoreksi akan diuji validitas dan reabilitasnya. Setelah data hasil kuisioner tersebut valid dan reliabel, langkah berikutnya adalah menguji normalitas data. Data harus berdistribusi normal agar dapat dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi sederhana dan ganda.
Setelah uji regresi sederhana dan ganda, akan diketahui besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien pada setiap hubungan antar variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y. Tahap akhir proses pengolahan data adalah analisis data untuk membuktikan hipotesis yang diajukan.
Pada penelitian ini, untuk mengestimasi parameter atau koefisien regresi digunakan sistem pengolahan data dengan bantuan SPSS 16.0. Model regresi linier berganda digunakan karena teknik ini dapat menjelaskan mengenai besarnya pengaruh variabel bebas (X1, X2, dan X3) dan variabel tidak bebas (Y).
4.4 Uraian Hasil Pengambilan Data dan Analisisnya 4.4.1 Uji Validitas
Uji validitas untuk tiap instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment dengan mengkorelasikan skor tiap butir pertanyaan.
Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut: • Jika r hasil > 0,31 ; maka butir atau pertanyaan tersebut valid.
• Jika r hasil < 0,31 ; maka butir atau pertanyaan tersebut tidak valid. Stress Kerja Karyawan PT Cempaka Bersamamaju yang
ditunjukkan melalui tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Penilaian Stress Kerja Karyawan
(X1)
Korelasi Koefisien Korelasi Keterangan
P1 0,776 Valid P2 0,787 Valid P3 0,771 Valid P4 0,681 Valid P5 0,799 Valid P6 0,752 Valid P7 0,811 Valid P8 0,826 Valid P9 0,865 Valid P10 0,752 Valid P11 0,719 Valid P12 0,881 Valid P13 0,776 Valid P14 0,787 Valid
Konflik Kerja Karyawan PT Cempaka Bersamamaju yang ditunjukkan melalui tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Penilaian Konflik Kerja Karyawan
(X2)
Korelasi Koefisien Korelasi Keterangan
P1 0,736 Valid P2 0,801 Valid P3 0,829 Valid P4 0,827 Valid P5 0,654 Valid P6 0,650 Valid P7 0,456 Valid P8 0,515 Valid P9 0,801 Valid P10 0,601 Valid P11 0,829 Valid P12 0,827 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Motivasi Kerja Karyawan PT Cempaka Bersamamaju yang ditunjukkan melalui tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Penilaian Motivasi Kerja Karyawan
(X3)
Korelasi Koefisien Korelasi Keterangan
P2 0,764 Valid P3 0,740 Valid P4 0,723 Valid P5 0,811 Valid P6 0,757 Valid P7 0,781 Valid P8 0,777 Valid P9 0,863 Valid P10 0,709 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Kinerja Karyawan PT Cempaka Bersamamaju yang ditunjukkan melalui tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Penilaian Kinerja Karyawan (Y)
Korelasi Koefisien Korelasi Keterangan
P1 0,680 Valid P2 0,805 Valid P3 0,836 Valid P4 0,655 Valid P5 0,658 Valid P6 0,648 Valid P7 0,630 Valid P8 0,578 Valid P9 0,558 Valid P10 0,603 Valid
P11 0,650 Valid
P12 0,566 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Berdasarkan hasil uji validitas di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan yang terdapat di kuisioner adalah valid karena nilai r hasil masing-masing pertanyaan bernilai lebih besar dari r tabel yaitu 0,31.
4.4.2 Uji Reabilitas
Uji reabilitas diperlukan untuk mengukur tingkat keandalan kuisioner. Untuk itu, dilakukan uji reabilitas internal pada instrumen penelitian dengan menggunakan teknik reabilitas dengan metode Alpha.
Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut: • Jika r hasil > r tabel ; maka kuisioner yang diuji reliabel.
• Jika r hasil < r tabel ; maka kuisioner yang diuji tidak reliabel.
Pada teknik Alpha, r hasil didapat dengan memperhitungkan varians yang kemudian dimasukkan pada rumus Alpha. Sedangkan nilai r tabel didapat dari melihat tabel r Product Moment dengan df (degree of freedom) = n – 2, untuk penelitian ini df = 30 – 2 = 28 dan tingkat kepercayaan 95, dengan nilai r tabel 0,31.
Stress Kerja Karyawan PT Cempaka Bersamamaju yang ditunjukkan melalui tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Hasil Uji Reabilitas Penilaian Stress Kerja Karyawan
Variabel r hasil Keterangan
Stress Kerja 0,961 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Konflik Kerja Karyawan PT Cempaka Bersamamaju yang ditunjukkan melalui tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11 Hasil Uji Reabilitas Penilaian Konflik Kerja Karyawan
(X2)
Variabel r hasil Keterangan
Konflik Kerja 0,935 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Motivasi Kerja Karyawan PT Cempaka Bersamamaju yang ditunjukkan melalui tabel 4.12 berikut ini:
Tabel 4.12 Hasil Uji Reabilitas Penilaian Motivasi Kerja Karyawan (X3)
Variabel r hasil Keterangan
Motivasi Kerja 0,944 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Kinerja Karyawan PT Cempaka Bersamamaju yang ditunjukkan melalui tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13 Hasil Uji Reabilitas Penilaian Kinerja Karyawan (Y)
Variabel r hasil Keterangan
Kinerja 0,915 Reliabel
Berdasarkan hasil uji di atas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang terdapat pada kuisioner adalah reliabel karena nilai r hasil lebih besar daripada r tabel. Hal ini menunjukkan alat ukur yang digunakan dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan memberikan hasil serupa, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur dan dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang sebenarnya.
4.4.3 Nilai Rata-rata
Tabel 4.14 Nilai Rata-Rata
Populasi X1 X2 X3 Y 1 3,785714286 3,6 3,8 3,5 2 3,214285714 3,133333333 3,3 2,933333333 3 3,0 2,888888887 2,8 2,566666667 4 3,214285714 3,05 3,3 2,816666667 5 3,333333333 3,214285714 3,3 3,033333333 6 4,071428571 4,0 4,0 3,75 7 3,785714286 3,666666667 3,5 3,45 8 4,214285714 4,18 4,3 3,866666667 9 4,357142857 4,166666667 4,2 3,866666667 10 4,357142857 4,25 4,5 4,083333333 11 3,285714286 3,25 3,3 3,0 12 3,0 3,0 3,0 2,8 13 3,5 3,214285714 3,2 3,033333333 14 4,416666667 4,357142857 4,3 4,216666667
15 4,928571429 4,75 4,8 4,666666667 16 4,333333333 4,285714286 4,2 4,25 17 4,928571429 4,833333333 4,8 4,583333333 18 5,0 4,833333333 4,8 4,583333333 19 4,571428571 4,416666667 4,7 4,283333333 20 4,571428571 4,416666667 4,7 4,283333333 21 4,5 4,333333333 4,3 4,116666667 22 4,083333333 3,857142857 3,8 3,583333333 23 3,571428571 3,5 3,7 3,2 24 3,666666667 3,642857143 3,6 3,466666667 25 4,928571429 4,666666667 4,9 4,5 26 3,0 3,0 3,0 3,0 27 4,666666667 4,428571429 4,5 4,3 28 2,214285714 2,166666667 2,1 1,8 29 3,357142857 3,0 3,6 3,166666667 30 4,0 4,0 4,0 4,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Tabel 4.14 di atas merupakan tabel yang menjabarkan nilai rata-rata dari masing-masing variabel yang diteliti.
4.4.4 Uji Normalitas
Menurut Priyatno (2008, P28), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini
biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio.
Adapun kriteria pengujian normalitas adalah sebagai berikut:
• Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal
• Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Stress Kerja Karyawan PT Cempaka Bersamamaju yang ditunjukkan melalui tabel 4.15 berikut ini:
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Penilaian Stress Kerja Karyawan
(X1)
Variabel Uji Kolmogorov-Smirnov Sig Keterangan
Stress Kerja 0,200 Normal
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Konflik Kerja Karyawan PT Cempaka Bersamamaju yang ditunjukkan melalui tabel 4.16 berikut ini:
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Penilaian Konflik Kerja Karyawan (X2)
Variabel Uji Kolmogorov-Smirnov Sig Keterangan
Konflik Kerja 0,184 Normal
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Motivasi Kerja Karyawan PT Cempaka Bersamamaju yang ditunjukkan melalui tabel 4.17 berikut ini:
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Penilaian Motivasi Kerja Karyawan (X3)
Variabel Uji Kolmogorov-Smirnov Sig Keterangan
Motivasi Kerja 0,200 Normal
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Kinerja Karyawan PT Cempaka Bersamamaju yang ditunjukkan melalui tabel 4.18 berikut ini:
Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas Penilaian Kinerja Karyawan (Y) Variabel Uji Kolmogorov-Smirnov Sig Keterangan
Kinerja 0,200 Normal Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang diteliti berdistribusi normal karena angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig > 0,05.
4.4.5 Uji Korelasi antar Variabel Tabel 4.19 Koefisien Korelasi
Analisis dari korelasi hasil output SPSS pada tabel 4.19 adalah sebagai berikut:
1. Besarnya hubungan stress kerja (X1) dengan kinerja (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah -0,984 atau (rYX1= -0,984). Hal ini menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik (artinya jika adanya penambahan stress kerja sebesar 1 unit, maka kinerja akan menurun sebesar 1 unit) dan hubungannya sangat kuat antara stress kerja dengan kinerja.
Sumbangan stress kerja dengan kinerja adalah sebesar KP = r2 x 100% = -0,9842 x 100% = 96,82%. Maknanya sumbangan 96,82% variabel kinerja ini dijelaskan oleh variabel stress kerja dan sisanya 3,18% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Mengetahui uji signifikan koefisien korelasi untuk dua sisi (2-tailed) dari output (diukur dari probabilitas) menghasilkan angka sebesar 0,000. Ternyata
α
= 0,05 lebih besar dari nilai Sig atau [0,05 > 0,000], maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya stress kerja berhubungan secara signifikan dengan kinerja.2. Besarnya hubungan konflik kerja (X2) dengan kinerja (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah -0,988 atau (rYX2= -0,988). Hal ini menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik (artinya jika adanya penambahan konflik kerja sebesar 1 unit, maka kinerja akan menurun sebesar 1 unit) dan hubungannya sangat kuat antara konflik kerja dengan kinerja.
Sumbangan konflik kerja dengan kinerja adalah sebesar KP = r2 x 100% = -0,9882 x 100% = 91,01%. Maknanya sumbangan 97,61%
variabel kinerja ini dijelaskan oleh variabel konflik kerja dan sisanya 2,39% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Mengetahui uji signifikan koefisien korelasi untuk dua sisi (2-tailed) dari output (diukur dari probabilitas) menghasilkan angka sebesar 0,000. Ternyata
α
= 0,05 lebih besar dari nilai Sig atau [0,05 > 0,000], maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya konflik kerja berhubungan secara signifikan dengan kinerja.3. Besarnya hubungan motivasi kerja (X3) dengan kinerja (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,978 atau (rYX3 = 0,978). Hal ini menunjukkan hubungan yang searah (artinya jika adanya penambahan motivasi kerja sebesar 1 unit, maka kinerja juga akan bertambah sebesar 1 unit) dan hubungannya sangat kuat antara motivasi kerja dengan kinerja.
Sumbangan motivasi kerja dengan kinerja adalah sebesar KP = r2 x 100% = 0,9782 x 100% = 95,65%. Maknanya sumbangan 95,65% variabel kinerja ini dijelaskan oleh variabel motivasi kerja dan sisanya 4,35% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Mengetahui uji signifikan koefisien korelasi untuk dua sisi (2-tailed) dari output (diukur dari probabilitas) menghasilkan angka sebesar 0,000. Ternyata
α
= 0,05 lebih besar dari nilai Sig atau [0,05 > 0,000], maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya motivasi kerja berhubungan secara signifikan dengan kinerja.4.4.6 Uji Regresi antar Variabel
Pengaruh stress kerja terhadap kinerja karyawan Tabel 4.20 Coefficients Variable Y X1
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Tabel 4.20 Coefficients Variable Y X1 menggambarkan bahwa persamaan regresi sederhana sebagai berikut:
Ŷ = a + b1X1 = 0,227 - 0,984X1
Dimana: X1 = Stress Kerja dan Y = Kinerja
Dari persamaan regresi di atas, dapat disimpulkan:
• Konstanta sebesar 0,227 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel stress kerja (X1), maka nilai kinerja (Y) adalah 0,227.
• Nilai stress kerja adalah -0,984 , menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat stress kerja yang dialami karyawan akan menurunkan kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju.
Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kinerja). Kriteria uji koefisien regresi dari variabel stress kerja terhadap kinerja sebagai berikut:
Ha : Stress kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Ho : Stress kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Hipotesis dalam bentuk statistik:
Ha : PYX1 ≠ 0 Ho : PYX1 = 0
Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi regresi sederhana bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig
sebagai berikut:
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Keputusan pengujian:
Terlihat bahwa kolom Sig (signifikan) pada tabel 4.20 Coefficients Variable Y X1 ternyata nilai probabilitas sig = 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya koefisien regresi adalah signifikan. Simpulan bahwa stress kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja.
Tabel 4.21 Model Summary Y X1
Angka R yang tertera pada tabel 4.21 di atas adalah sebesar 0,984; yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara stress kerja dengan kinerja karyawan sangat kuat.
Nilai R Square adalah 0,969; yang berarti sekitar 96,9% kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju dipengaruhi oleh variabel stress kerja. Sedangkan sisanya 3,1% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Tabel 4.22 ANOVA Y X1
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Uji hipotesis:
Ha : Stress kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Ho : Stress kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi regresi sederhana bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig sebagai berikut: - Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Dari uji ANOVA Y X1 yang ditunjukkan pada tabel 4.22, ternyata nilai probabilitas sig = 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya koefisien regresi adalah signifikan. Simpulan bahwa stress kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja.
Pengaruh konflik kerja terhadap kinerja karyawan Tabel 4.23 Coefficients Variable Y X2
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Tabel 4.23 Coefficients Variable Y X2 menggambarkan bahwa persamaan regresi sederhana sebagai berikut:
Ŷ = a + b2X2 = 0,233 - 0,988X2
Dimana: X2 = Konflik Kerja dan Y = Kinerja Dari persamaan regresi di atas, dapat disimpulkan:
• Konstanta sebesar 0,233 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel konflik kerja (X2), maka nilai kinerja (Y) adalah 0,233.
• Nilai konflik kerja adalah -0,988 , menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat konflik kerja yang dialami karyawan akan menurunkan kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju.
Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kinerja). Kriteria uji koefisien regresi dari variabel konflik kerja terhadap kinerja sebagai berikut:
Ha : Konflik kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Ho : Konflik kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Hipotesis dalam bentuk statistik:
Ha : PYX2 ≠ 0 Ho : PYX2 = 0
Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi regresi sederhana bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig
sebagai berikut:
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Keputusan pengujian:
Terlihat bahwa kolom Sig (signifikan) pada tabel 4.23 Coefficients Variable Y X2 ternyata nilai probabilitas sig = 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya koefisien regresi adalah signifikan. Simpulan bahwa konflik kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja.
Tabel 4.24 Model Summary Y X2
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Angka R yang tertera pada tabel 4.24 di atas adalah sebesar 0,988; yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara konflik kerja dengan kinerja karyawan sangat kuat.
Nilai R Square adalah 0,975; yang berarti sekitar 97,5% kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju dipengaruhi oleh variabel konflik kerja. Sedangkan sisanya 2,5% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Tabel 4.25 ANOVA Y X2
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Uji hipotesis:
Ha : Konflik kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Ho : Konflik kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi regresi sederhana bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig sebagai berikut:
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Dari uji ANOVA Y X2 yang ditunjukkan pada tabel 4.25, ternyata nilai probabilitas sig = 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya koefisien regresi adalah signifikan. Simpulan bahwa konflik kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja.
Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Tabel 4.26 Coefficients Variable Y X3
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Tabel 4.26 Coefficients Variable Y X3 menggambarkan bahwa persamaan regresi sederhana sebagai berikut:
Ŷ = a + b2X2 = 0,192 + 0,978X3
Dimana: X3 = Motivasi Kerja dan Y = Kinerja Dari persamaan regresi di atas, dapat disimpulkan:
• Konstanta sebesar 0,192 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel motivasi kerja (X3), maka nilai kinerja (Y) adalah 0,192.
• Nilai motivasi kerja adalah 0,978 , menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi kerja yang dialami karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju. Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kinerja). Kriteria uji koefisien regresi dari variabel motivasi kerja terhadap kinerja sebagai berikut:
Ha : Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Ho : Motivasi kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Hipotesis dalam bentuk statistik:
Ha : PYX3 ≠ 0 Ho : PYX3 = 0
Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi regresi sederhana bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig
sebagai berikut:
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Keputusan pengujian:
Terlihat bahwa kolom Sig (signifikan) pada tabel 4.26 Coefficients Variable Y X3 ternyata nilai probabilitas sig = 0,000 lebih kecil dari nilai
probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya koefisien regresi adalah signifikan. Simpulan bahwa motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja.
Tabel 4.27 Model Summary Y X3
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Angka R yang tertera pada tabel 4.27 di atas adalah sebesar 0,978; yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan sangat kuat.
Nilai R Square adalah 0,956; yang berarti sekitar 95,6% kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju dipengaruhi oleh variabel motivasi kerja. Sedangkan sisanya 4,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Tabel 4.28 ANOVA Y X3
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Uji hipotesis:
Ha : Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Ho : Motivasi kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi regresi sederhana bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig sebagai berikut: - Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Dari uji ANOVA Y X3 yang ditunjukkan pada tabel 4.28, ternyata nilai probabilitas sig = 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya koefisien regresi adalah signifikan. Simpulan bahwa motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja.
Pengaruh stress kerja, konflik kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
Tabel 4.29 Coefficients Variable Y, X1, X2, dan X3
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Tabel 4.29 Coefficients Variable Y, X1, X2, dan X3 menggambarkan bahwa persamaan regresi ganda sebagai berikut:
Dimana: X1 = Stress Kerja, X2 = Konflik Kerja, X3 = Motivasi Kerja, dan Y = Kinerja
Dari persamaan regresi di atas, dapat disimpulkan:
• Konstanta sebesar 0,264 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel stress kerja (X1), konflik kerja (X2), dan motivasi kerja (X3), maka nilai kinerja (Y) adalah 0,264. • Nilai stress kerja adalah -0,010 , menyatakan bahwa semakin
tinggi tingkat stress kerja yang dialami karyawan akan menurunkan kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju.
• Nilai konflik kerja adalah -0,679 , menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat konflik kerja yang dialami karyawan akan menurunkan kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju.
• Nilai motivasi kerja adalah 0,307 , menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi kerja yang dialami karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju.
Tabel 4.30 ANOVA Variabel Y, X1, X2, dan X3
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Tabel 4.30 ANOVA Variabel Y, X1, X2, dan X3 tentang uji F dimaksudkan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kinerja).
Kriteria uji koefisien regresi ganda dari variabel stress kerja, konflik kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan sebagai berikut.
Hipotesis pertama yang diajukan dalam bentuk kalimat.
Ha : Stress kerja, konflik kerja, dan motivasi kerja berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja.
Ho : Stress kerja, konflik kerja, dan motivasi kerja tidak berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja.
Hipotesis dalam bentuk statistik: Ha : PYX1X2X3 ≠ 0
Ho : PYX1X2X3 = 0
Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi regresi ganda bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig sebagai berikut:
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Keputusan Pengujian:
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikan) pada Tabel 4.30 ANOVA, nilai Sig = 0,000 atau lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya koefisien regresi ganda adalah signifikan. Jadi, stress kerja, konflik kerja, dan motivasi kerja berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Tabel 4.31 Model Summary Y, X1, X2, dan X3
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Angka R yang tertera pada tabel 4.31 di atas adalah sebesar 0,990; yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara stress kerja, konflik kerja, dan motivasi kerja dengan kinerja karyawan sangat kuat.
Nilai R Square adalah 0,980; yang berarti sekitar 98% kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju dipengaruhi oleh variabel stress kerja, konflik kerja, dan motivasi kerja. Sedangkan sisanya 2% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
4.5 Implikasi Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan software SPSS (Statistical Products and Solution Services) versi 16.0, mengenai gambaran tingkat stress kerja, konflik kerja, motivasi kerja, dan kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju, diketahui bahwa seberapa besar pengaruh dari masing-masing variabel bebas (stress kerja, konflik kerja, dan motivasi kerja) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan). Implikasi tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Dari hasil analisis pengaruh antara stress kerja terhadap kinerja karyawan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat (0,984) dan ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. 96,9% kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju dipengaruhi oleh variabel stress kerja. Sedangkan sisanya 3,1% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar
penelitian. Dapat diartikan bahwa saat ini tingkat stress kerja yang dihadapi oleh karyawan-karyawan PT Cempaka Bersamamaju memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja, yaitu nilai stress kerja adalah -0,984; yang berarti setiap penambahan satu nilai stress kerja akan memberikan penurunan kinerja karyawan yang bernilai sebesar 0,984. Oleh karena itu, perusahaan harus secepatnya melaksanakan suatu strategi untuk memanajemeni stress agar stress yang dihadapi karyawan tidak bertambah tinggi, yang cepat atau lambat akan secara negatif mempengaruhi kinerja perusahaan.
2. Dari hasil analisis pengaruh antara konflik kerja terhadap kinerja karyawan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat (0,988) dan ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. 97,5% kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju dipengaruhi oleh variabel konflik kerja. Sedangkan sisanya 2,5% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian. Dapat diartikan bahwa saat ini tingkat konflik kerja yang dihadapi oleh karyawan-karyawan PT Cempaka Bersamamaju memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja, yaitu nilai konflik kerja adalah -0,988; yang berarti setiap penambahan satu nilai konflik kerja akan memberikan penurunan kinerja karyawan yang bernilai sebesar 0,988. Oleh karena itu, perusahaan harus secepatnya melaksanakan suatu strategi untuk memanajemeni konflik agar konflik yang dihadapi karyawan tidak bertambah tinggi, yang cepat atau lambat akan secara negatif mempengaruhi kinerja perusahaan.
3. Dari hasil analisis pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat (0,978) dan ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. 95,6% kinerja karyawan PT Cempaka Bersamamaju dipengaruhi oleh variabel motivasi kerja.
Sedangkan sisanya 4,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian. Dapat diartikan bahwa sejauh ini tingkat motivasi kerja yang terdapat oleh karyawan-karyawan PT Cempaka Bersamamaju memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja, yaitu nilai motivasi kerja adalah 0,978; yang berarti setiap setiap penambahan satu nilai motivasi kerja akan memberikan penambahan kinerja karyawan yang bernilai sebesar 0,978. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkan motivasi karyawan-karyawannya agar dapat berkinerja dengan baik.
4. Apabila dilihat pengaruh secara keseluruhan; pada variabel stress kerja, konflik kerja, dan motivasi kerja terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, yaitu sebesar 98%. Sedangkan sisanya 2% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian. Dalam situasi ini, peranan motivasi kepada karyawan sangat dibutuhkan agar kinerja yang baik dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.