• Tidak ada hasil yang ditemukan

EE-662 Pengolahan Citra Digital Image Enhancement dalam Ranah Frekuensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EE-662 Pengolahan Citra Digital Image Enhancement dalam Ranah Frekuensi"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

EE-662 Pengolahan Citra Digital

Image Enhancement dalam Ranah Frekuensi

(2)

Pendahuluan

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

2 / 124

Pada bagian ini akan dibahas bagaimana

merepresentasikan serta mengolah citra dalam ranah

frekuensi.

Alat utama yang akan digunakan pada bagian ini adalah

transformasi Fourier.

Pembahasan transformasi Fourier pada bagian ini dibatasi

pada penggunaannya dalam PCD.

(3)

Transformasi Fourier: Intro

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Secara umum, transformasi Fourier digunakan untuk

menguraikan (decompose) sebuah sinyal menjadi

komponen-komponen berupa gelombang sinusoida.

Dalam konteks PCD, output transformasi Fourier adalah

representasi citra dalam ranah frekuensi.

Dalam ranah frekuensi (ranah Fourier), setiap titik

merepresentasikan sebuah frekuensi yang ada pada citra

input.

(4)

Transformasi Fourier: Why?

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

4 / 124

Transformasi Fourier memungkinkan dilakukannya

beberapa hal yang tidak dapat dilakukan pada ranah

spatial.

Banyak operasi dapat dilakukan dengan lebih cepat dalam

ranah Fourier dibandingkan dalam ranah spatial.

Filtering dalam ranah Fourier jauh lebih efisien dibanding

filtering dalam ranah spatial, terutama untuk filter-filter

besar.

Dengan transformasi Fourier, kita dapat memproses

frekuensi-frekuensi spesifik. Dengan demikian, proses

low-dan high-pass filtering dapat dilakukan dengan lebih

(5)

Transformasi Fourier: Basic Ideas (1)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Sebuah fungsi periodik (atau fungsi non-periodik yang

luasan dibawah kurva fungsinya berhingga) dapat

direpresentasikan sebagai jumlahan fungsi sinus dan

cosinus dengan berbagai amplitudo dan frekuensi.

Ada fungsi-fungsi yang tersusun oleh jumlah komponen

yang berhingga, ada fungsi-fungsi yang tersusun oleh

jumlah komponen yang tidak berhingga.

(6)

Transformasi Fourier: Basic Ideas (2)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

6 / 124

(7)

Transformasi Fourier: Basic Ideas (3)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

(8)

Transformasi Fourier: Kontinu (1)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

8 / 124

Transformasi Fourier dari sebuah fungsi kontinu 1-D

f (x)

didefinisikan sebagai berikut:

F (u) =

Z

−∞

f (x)e

−j2πux

dx

(1)

Inverse transformasi Fourier didefinisikan sebagai berikut:

f (x) =

Z

−∞

(9)

Transformasi Fourier: Kontinu (2)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Dalam dua dimensi, pasangan persamaan tadi dapat

ditulis sebagai berikut:

F (u, v) =

Z

−∞

Z

−∞

f (x, y)e

−j2π(ux+vy)

dxdy

(3)

f (x, y) =

Z

−∞

Z

−∞

(10)

Transformasi Fourier: DFT 1-D (1)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

10 / 124

Discrete Fourier Transform (DFT) sebuah fungsi diskret

1-D,

f (x), x = 1, 2, . . . , M − 1

adalah

F (u) =

M

1

M −1

X

x=0

f (x)e

−j2πux/M

untuk

u = 0, 1, 2, . . . , M − 1

(5)

IDFT didefinisikan sebagai berikut:

f (x) =

M −1

X

u=0

F (u)e

−j2πux/M

untuk

x = 0, 1, 2, . . . , M − 1

(6)

(11)

Transformasi Fourier: DFT 1-D (2)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Faktor

M

1

kadang-kadang dituliskan bukan pada

persamaan transformasi Fourier tapi pada persamaan

inverse-nya.

Kadang-kadang, kedua persamaan dikalikan dengan faktor

1

M

.

Penghitungan DFT dilakukan sebagai berikut:

1.

Set

u = 0

2.

Lakukan summing untuk semua nilai

x

3.

Jika

u < M

, set

u = u + 1

dan kembali ke step 2.

Jika

u = M

, proses selesai.

Proses ini membutuhkan kira-kira

M

2

buah penjumlahan &

perkalian.

(12)

Transformasi Fourier: DFT 1-D (3)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

12 / 124

Proses penghitungan IDFT mirip dengan prosedur diatas.

Salah satu sifat paling penting DFT dalam PCD adalah

bahwa semua citra memiliki DFT dan IDFT.

Sifat diatas dikarenakan pasangan DFT dan IDFT pasti

ada asal

f (x)

memiliki nilai berhingga. Semua citra digital

dapat dipandang sebagai sebuah fungsi yang nilainya pasti

berhingga.

(13)

Transformasi Fourier: DFT 1-D (4)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Konsep ranah frekuensi diperoleh dari rumus Euler

sebagai berikut:

e

= cos θ + j sin θ

(7)

Dengan mensubstitusikan persamaan ini ke Persamaan (5)

(dan karena

cos(−θ) = cos θ

), diperoleh

F (u) =

M

1

M −1

X

x=0

(14)

Transformasi Fourier: DFT 1-D (5)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

14 / 124

Karena

F (u)

adalah bilangan kompleks, maka sering

dituliskan:

F (u) = |F (u)|e

jφ(u)

(9)

dengan magnitude (spektrum) transformasi Fourier

didefinisikan sebagai:

|F (u)| = [ℜ

2

(u) + ℑ

2

(u)]

1/2

(10)

dan sudut fase transformasi didefinisikan sebagai:

φ(u) = tan

−1

 ℑ(u)

ℜ(u)



(15)

Transformasi Fourier: DFT 1-D (6)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Besaran lain yang banyak digunakan adalah power

spectrum, yang didefinisikan sebagai berikut:

P (u) = |F (u)|

2

(12)

= ℜ

2

(u) + ℑ

2

(u)

Dalam Persamaan (5), titik sampling

f (x)

belum tentu

berada pada nilai-nilai integer

x

dalam rentang

[0, M − 1]

,

meskipun sampling dilakukan pada interval yang tetap.

Hal ini sering dinyatakan sebagai berikut. Lokasi sampling

pertama dinotasikan dengan

x

0

, sehingga titik sample

(16)

Transformasi Fourier: DFT 1-D (7)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

16 / 124

Dengan kata lain, kita menggunakan

f (x)

, f(x

0

+ x∆x)

(13)

Hal yang sama berlaku juga untuk variabel

u

, kecuali

bahwa frekuensi selalu dimulai dari 0. Jadi untuk

F (u)

kita

gunakan

F (u)

, F (u∆u)

(14)

Hubungan antara

∆u

dan

∆x

adalah

∆u =

1

(17)

Transformasi Fourier: DFT 1-D (8)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

(18)

Transformasi Fourier: DFT 2-D (1)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

18 / 124

DFT dari sebuah citra

f (x, y)

dengan ukuran

M × N

adalah

F (u, v) =

1

M N

M −1

X

x=0

N −1

X

y=0

f (x, y)e

−j2π(ux/M +vy/N )

(16)

IDFT 2-D didefinisikan sebagai berikut

f (x, y) =

M −1

X

u=0

N −1

X

v=0

(19)

Transformasi Fourier: DFT 2-D (2)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Definisi magnitude, fase dan power spectrum DFT 2-D

adalah

|F (u, v)| = [ℜ

2

(u, v) + ℑ

2

(u, v)]

1/2

(18)

φ(u, v) = tan

−1

 ℑ(u, v)

ℜ(u, v)



(19)

P (u, v) = |F (u, v)|

2

(20)

Transformasi Fourier: DFT 2-D (3)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

20 / 124

Biasanya, citra yang akan ditransformasikan dikalikan lebih

dahulu dengan

(−1)

x+y

, karena

F[f(x, y)(−1)

x+y

] = F (u − M/2, v − N/2)

(21)

Persamaan ini menunjukkan bahwa titik awal transformasi

Fourier (yaitu,

F (0, 0)

) berada pada titik

u = M/2

dan

v = N/2

.

Agar koordinat hasil shifting ini tetap integer,

M

dan

N

harus genap.

(21)

Transformasi Fourier: DFT 2-D (4)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Nilai transformasi Fourier pada titik

(u, v) = (0, 0)

adalah

F (0, 0) =

1

M N

M −1

X

x=0

N −1

X

y=0

f (x, y)

(22)

Dengan kata lain, jika

f (x, y)

adalah sebuah citra, nilai

F (0, 0)

adalah nilai rata-rata nilai gray-level citra.

Komponen ini disebut komponen DC.

Jika

f (x, y)

real, maka

F (u, v)

conjugate symmetric, atau

(22)

Transformasi Fourier: DFT 2-D (5)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

22 / 124

Mirip seperti pada kasus 1-D, diperoleh juga relasi sebagai

berikut:

∆u =

1

M ∆x

(25)

dan

∆v =

1

N ∆y

(26)

(23)

Transformasi Fourier: DFT 2-D (6)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

(24)

Transformasi Fourier: DFT 2-D (7)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

24 / 124

(25)

Transformasi Fourier: DFT 2-D (8)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

(26)

Transformasi Fourier: DFT 2-D (9)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

26 / 124

(27)

Filtering dalam ranah frekuensi: Intro (1)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Pada umumnya, tidak mudah membuat hubungan

bagian-bagian tertentu dari suatu citra dengan hasil

transformasinya.

Meskipun demikian, dapat ditarik beberapa hubungan

umum antara komponen frekuensi dengan karakteristik

spatial citra.

Contohnya, kita dapat menghubungkan frekuensi dalam

ranah Fourier dengan pola perubahan perubahan

luminance pada citra:

Titik tengah spektrum menunjukkan nilai rata-rata

luminance citra.

(28)

Filtering dalam ranah frekuensi: Intro (2)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

28 / 124

(29)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (1)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Secara umum, proses filtering dalam ranah frekuensi adalah

sebagai berikut:

1.

Hitung

f

(x, y) = f (x, y)(−1)

x+y

2.

Hitung

F (u, v) = F[f

(x, y)]

3.

Hitung

G(u, v) = F (u, v)H(u, v)

.

4.

Hitung

g(x, y) = F

ˆ

−1

[G(u, v)]

5.

Hitung

g

(x, y) = ℜ[ˆg(x, y)]

(30)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (2)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

30 / 124

Pada langkah ke-3,

H(u, v)

disebut filter karena berfungsi

menekan frekuensi-frekuensi tertentu dan meloloskan

sisanya.

Perkalian pada langkah ke-3 dilakukan per elemen

(masing-masing elemen

F (u, v)

dikalikan dengan

masing-masing elemen

H(u, v))

.

Pada umumnya

F (u, v)

adalah besaran kompleks

sedangkan

H(u, v)

adalah besaran real. Dalam hal ini

nilai

H(u, v)

dikalikan dengan bagian real dan imajiner

F (u, v)

.

Filter seperti diatas disebut dengan filter zero-phase-shift,

karena filter ini tidak mengubah fase transformasi.

(31)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (3)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Hasil operasi IDFT pada umumnya kompleks. Tetapi dalam

kasus ini jika

f (x, y)

real, seharusnya

g(x, y)

ˆ

juga real

(yaitu, semua komponen imajinernya 0).

Pada prakteknya,

g(x, y)

ˆ

biasanya masih memiliki

komponen imajiner yang dihasilkan akibat error komputasi

(round-off, dll). Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah

ke-5.

Perkalian dengan

(−1)

x+y

dilakukan untuk menghilangkan

pengaruh perkalian pada langkah pertama.

(32)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (4)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

32 / 124

(33)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (5)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Misalkan kita hendak mem-filter suatu citra sedemikian

sehingga nilai rata-rata gray-level citra tersebut 0.

Karena dalam ranah frekuensi

F (0, 0)

merupakan nilai

rata-rata gray-level citra, dengan membuat

F (0, 0) = 0

kita dapat membuat sebuah citra yang nilai rata-rata

gray-levelnya 0.

Filter yang dapat digunakan untuk melakukan hal ini adalah

H(u, v) =

(

0

jika

(u, v) = (M/2, N/2)

1

otherwise

(27)

(34)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (6)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

34 / 124

(35)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (7)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Filter-filter spatial yang telah dibahas pada bab

sebelumnya dapat dikaitkan langsung dengan filter sejenis

pada ranah frekuensi.

Kaitan utama antara ranah spatial dan frekuensi diberikan

oleh teorema konvolusi.

Proses konvolusi sudah dijelaskan pada pembahasan filter

ranah spatial.

(36)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (8)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

36 / 124

Hasil paling penting teorema konvolusi dalam hal ini adalah

hubungan:

h(x, y) ⇔ H(u, v)

(28)

Persamaan diatas menyatakan bahwa filter spatial

h(x, y)

dan filter ranah frekuensi

H(u, v)

adalah pasangan

transformasi Fourier.

Dengan kata lain, jika kita memiliki sebuah filter dalam

ranah frekuensi, kita dapat memperoleh filter ranah spatial

dengan cara mencari inverse transformasi Fourier-nya.

(37)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (9)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Pembuatan filter spatial secara langsung dari

H(u, v)

tidak efisien karena masalah ukuran.

Pada prakteknya hasil inverse transformasi Fourier

digunakan sebagai guideline (“prototipe”) pembuatan filter

spatial dengan ukuran yang lebih kecil tapi dengan sifat

yang hampir sama.

Karena transformasi Fourier adalah sebuah proses linear,

filter-filter yang dibuat berdasarkan teknik ini adalah filter

linear.

(38)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (10)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

38 / 124

Sebagai contoh, misalkan sebuah filter Gaussian (1-D)

pada ranah frekuensi, yaitu

H(u) = Ae

−u

2

/2σ

2

(29)

Inverse transformasi Persamaan (29) (dengan kata lain,

filter spatial yang ekuivalen) adalah sebagai berikut

h(x) =

2πσAe

−2π

2

σ

2

x

2

(30)

(39)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (11)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

(40)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (12)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

40 / 124

Beberapa hal yang dapat diamati dari Gambar 11 adalah:

Filter

H(u)

adalah sebuah low-pass filter.

Bentuk filter

h(x)

dapat digunakan sebagai dasar

pembuatan kernel filter spatial yang lebih kecil.

Kedua filter memiliki koefisien yang semuanya positif. Jadi

dalam ranah spatial kita dapat membuat kernel LPF

(41)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (13)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Contoh lain filter pada ranah frekuensi adalah sebuah

high-pass filter sebagai berikut

H(u) = Ae

−u

2

/2σ

1

2

− Be

−u

2

/2σ

2

2

(31)

Dalam persamaan ini

A ≥ B

dan

σ

1

> σ

2

.

Filter spatial yang ekuivalen dengan filter ini adalah

h(x) =

2πσ

1

Ae

−2π

2

σ

1

2

x

2

2πσ

2

Be

−2π

2

σ

2

2

x

2

(32)

(42)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (14)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

42 / 124

(43)

Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (15)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Pada Gambar 12 dapat diamati bahwa bentuk filter spatial

yang dihasilkan dari

F

−1

[H(u)]

mirip dengan filter spatial

yang sudah dibicarakan pada bab yang lalu.

Dari kedua contoh ini dapat dilihat bahwa pengembangan

filter dapat dilakukan dalam ranah frekuensi karena lebih

“intuitif”.

Setelah filter dalam ranah frekuensi diperoleh, penerapan

filtering dapat dilakukan dalam ranah spatial seperti pada

bab sebelumnya.

(44)

Smoothing Frequency Domain Filters: Intro

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

44 / 124

Seperti sudah dibahas sebelumnya, perubahan gray-level

yang tajam (misalnya pada edge atau noise) memberi

kontribusi pada komponen frekuensi tinggi spektrum

Fourier suatu citra.

Jadi efek smoothing atau blurring dapat diperoleh dengan

menekan komponen frekuensi tinggi (dalam range tertentu)

transformasi Fourier suatu citra.

Dalam bagian ini akan dibahas 3 jenis filter smoothing yaitu

filter ideal (ILPF), filter Butterworth (BLPF) dan filter

(45)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (1)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

LPF paling sederhana adalah filter yang membuang semua

komponen frekuensi tinggi yang jaraknya dari titik pusat

transformasi lebih dari suatu jarak tertentu,

D

0

.

Filter ini disebut LPF ideal (ILPF) 2-D, yang diberikan oleh

persamaan

H(u, v) =

(

1

jika

D(u, v) ≤ D

0

0

jika

D(u, v) > D

0

(33)

Dengan asumsi bahwa transformasi Fourier “centered”,

untuk sebuah citra berukuran

M × N

kita peroleh

(46)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (2)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

46 / 124

(47)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (3)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Filter ini merupakan filter ideal karena semua frekuensi

dalam lingkaran dengan radius

D

0

diloloskan sementara

semua frekuensi diluar lingkaran tersebut dihilangkan.

Pada sebuah LPF ideal, titik perubahan antara

H(u, v) = 1

dan

H(u, v) = 0

disebut dengan frekuensi

cutoff.

Transisi yang sedemikian tajam tidak dapat direalisasikan

dengan komponen elektronik, tetapi dapat diterapkan

(48)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (4)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

48 / 124

Semakin kecil radius

D

0

, semakin sedikit frekuensi yang

diloloskan sehingga citra output akan semakin blur.

Salah satu cara menentukan frekuensi cutoff adalah

dengan menghitung seberapa besar energi citra yang akan

dipertahankan.

Jumlah total energi suatu citra dihitung dengan

menjumlahkan nilai semua komponen power spectrum

untuk tiap titik

(u, v)

, yaitu

P

T

=

M −1

X

u=0

N −1

X

v=0

P (u, v)

(35)

(49)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (5)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Sebuah lingkaran dengan radius

r

dari titik pusat spektrum

transformasi Fourier akan mengandung

α

persen energi

citra, atau

α = 100

"

X

u

X

v

P (u, v)/P

T

#

(36)

Sebagai contoh, gambar berikut menunjukkan spektrum

sebuah citra berukuran 500

×

500 pixel.

Masing-masing lingkaran memiliki radius 5, 15, 30, 80 dan

230.

(50)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (6)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

50 / 124

(51)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (7)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

(52)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (8)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

52 / 124

(53)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (9)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

(54)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (10)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

54 / 124

Hasil filtering dengan

D

0

= 5

bisa dikatakan tidak banyak

berguna. Dari sini dapat dilihat bahwa informasi detail citra

terdapat dalam 8% energi citra yang dihilangkan.

Citra yang difilter dengan

D

0

= 15, 30

dan

80

memiliki ciri

khas berupa “ringing”. Hal ini adalah konsekuensi

penggunaan filter ideal. Fenomena ini makin berkurang

jika semakin banyak energi citra yang dilalukan.

Citra yang difilter dengan

D

0

= 230

hampir identik dengan

citra asli. Hal ini menunjukkan bahwa 0.5% energi yang

dibuang tidak banyak mengandung informasi edge.

Contoh ini menunjukkan bahwa LPF ideal tidak

benar-benar dapat digunakan untuk aplikasi nyata.

(55)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (11)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Fenomena blurring dan ringing dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Dalam ranah frekuensi dan spatial, hubungan antara citra

input dan output masing-masing adalah:

G(u, v) = H(u, v)F (u, v)

(37)

g(x, y) = h(x, y) ∗ f(x, y)

(38)

(56)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (12)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

56 / 124

(57)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (13)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Dari gambar terlihat bahwa filter

h(x, y)

memiliki ciri khas

berupa komponen utama pada titik pusat dan

lingkaran-lingkaran konsentris disekeliling komponen

utama.

Komponen utama menyebabkan efek blurring, sedangkan

lingkaran-lingkaran konsentris mengakibatkan efek ringing.

Dapat dilihat pula bahwa filter

h(x, y)

memiliki komponen

negatif, sehingga ada kemungkinan citra output memiliki

nilai negatif.

(58)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (14)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

58 / 124

Hasil yang lebih ekstrim ditunjukkan pada contoh berikut.

Misalkan citra input,

f (x, y)

adalah citra yang berisi 5 buah

“impulse”.

Hasil filtering citra ini menunjukkan dengan jelas efek

blurring serta efek ringing yang terjadi.

Hasil dalam contoh ini dapat digunakan untuk menjelaskan

efek ringing dan blurring pada citra yang lebih kompleks,

yaitu dengan menganggap masing-masing pixel sebagai

impulse-impulse.

(59)

Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (15)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Gambar 19: Citra asli (kiri), hasil filtering (tengah),

cross-section hasil filtering (kanan)

(60)

Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (1)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

60 / 124

Sebuah BLPF orde

n

dengan frekuensi cutoff pada jarak

D

0

dari titik asal didefinisikan sebagai berikut:

H(u, v) =

1

1 + [D(u, v)/D

0

]

2n

(39)

Berbeda dengan ILPF, BPLF tidak memiliki transisi yang

tajam pada frekuensi cutoff.

Dalam kasus seperti ini, biasanya frekuensi cutoff

didefinisikan sebagai titik tempat nilai

H(u, v)

turun

sampai level tertentu dibandingkan nilai maksimumnya.

Plot fungsi alih BPLF diberikan pada gambar berikut.

Dalam kasus ini, frekuensi cutoff didefinisikan sebagai

(61)

Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (2)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

(62)

Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (3)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

62 / 124

Contoh hasil filtering menggunakan BLPF dapat dilihat

pada gambar berikut.

Perhatikan bahwa dalam gambar berikut tidak teramati

adanya efek ringing.

Hal ini disebabkan karena transisi yang tidak tajam pada

frekuensi cutoff.

(63)

Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (4)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Gambar 21: Citra asli (kiri); hasil filtering dengan frekuensi

(64)

Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (5)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

64 / 124

(65)

Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (6)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

(66)

Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (7)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

66 / 124

BLPF orde 1 tidak memiliki efek ringing. BLPF orde 2

sudah memiliki efek ringing, tetapi pada umumnya tidak

teramati.

Fenomena ringing semakin parah jika orde BLPF semakin

tinggi.

BLPF dengan orde 20 sudah memiliki efek ringing yang

mirip dengan ILPF.

Pada umumnya, digunakan BLPF orde 2 sebagai

kompromi antara efektifitas filter dan fenomena ringing.

Plot BLPF dengan berbagai orde ditunjukkan pada gambar

berikut.

(67)

Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (8)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

(68)

Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (9)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

68 / 124

(69)

Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (1)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Sebuah GLPF 2-D diberikan oleh hubungan

H(u, v) = e

−D

2

(u,v)/2σ

2

(40)

Dalam Persamaan (40),

σ

adalah ukuran “spread” kurva

Gaussian. Jika kita definisikan

σ = D

0

maka dapat

dituliskan

H(u, v) = e

−D

2

(u,v)/2D

0

2

(41)

Dalam persamaan (41),

D

0

adalah frekuensi cutoff. Jika

(70)

Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (2)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

70 / 124

Seperti telah disebutkan di depan, filter spatial

h(x, y) = F

−1

H(u, v)

dalam kasus ini juga berupa kurva

Gaussian.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa implementasi GLPF

tidak akan menimbulkan fenomena ringing.

Plot fungsi transfer sebuah GLPF diberikan pada gambar

berikut.

(71)

Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (3)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

(72)

Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (4)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

72 / 124

Gambar-gambar berikut menunjukkan contoh output GLPF.

Dari gambar-gambar ini terlihat bahwa efek smoothing

GLPF tidak sebaik BLPF untuk nilai frekuensi cutoff yang

sama. (Dengan kata lain, GLPF tidak terlalu “selektif”).

Meskipun demikian, GLPF memiliki keunggulan karena

terdapat jaminan tidak munculnya ringing. Hal ini sangat

penting pada aplikasi-aplikasi yang tidak mengijinkan

adanya artifact dalam bentuk apapun.

(73)

Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (5)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

(74)

Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (6)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

74 / 124

(75)

Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (7)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

(76)

Sharpening Frequency Domain Filters: Intro (1)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

76 / 124

Operasi sharpening dalam ranah frekuensi merupakan

kebalikan operasi smoothing/blurring.

Operasi sharpening dilakukan dengan menekan

komponen-komponen frekuensi rendah dan meloloskan

komponen frekuensi tinggi.

Jadi secara umum sebuah HPF dapat diperoleh dengan

menggunakan hubungan

H

hp

(u, v) = 1 − H

lp

(u, v)

(42)

Pada bagian ini akan dibahas HPF ideal (IHPF),

Butterworth (BHPF) dan Gaussian (GHPF). Plot fungsi alih

masing-masing filter ditunjukkan pada gambar-gambar

(77)

Sharpening Frequency Domain Filters: Intro (2)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

(78)

Sharpening Frequency Domain Filters: Intro (3)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

78 / 124

(79)

Sharpening Frequency Domain Filters: Intro (4)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

(80)

Sharpening Frequency Domain Filters: Intro (5)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

80 / 124

Sama seperti pada LPF ranah frekuensi, representasi

spatial HPF diatas dapat diperoleh dengan menghitung

F

−1

[H(u, v)]

.

Bentuk representasi masing-masing filter dalam ranah

spatial ditunjukkan pada gambar berikut.

(81)

Sharpening Frequency Domain Filters: Intro (6)

Pendahuluan

Transformasi Fourier

Filtering dalam ranah frekuensi

Smoothing Frequency Domain Filters

Sharpening Frequency Domain Filters

Laplacian in the Frequency Domain

Unsharp Masking & High-boost Filtering

High-Frequency Emphasis Filter

Homomorphic Filtering

Padding Revisited

Catatan

Kesimpulan

Gambar

Gambar 5: Spectrum transformasi pada Gambar 4
Gambar 7: Spektrum transformasi pada Gambar 6
Gambar 8: Citra asli (kiri) dan spektrum Fourier-nya
Gambar 9: Langkah-langkah filtering dalam ranah frekuensi
+7

Referensi

Dokumen terkait

X yang kemudian telah disertifikasi sebagai UNIX- compliant dan telah resmi menerima merek UNIX. Dengan pengecualian dari OS X milik, FreeBSD adalah BSD-turunan yang

Sehubungan dengan pelaksanaan Evaluasi Kualifikasi dari perusahaan yang saudara/i pimpin, maka dengan ini kami mengundang saudara/i dalam kegiatan Pembuktian

[r]

pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri...

Dalam bidang politik, otonomi daerah dimaksudkan sebagai proses lahirnya kader-kader pemimpin daerah yang dipilih secara demokratis, dapat berlangsungnya penyelenggaraan

Instrumen penelitian pada penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengetahui perilaku beresiko masyarakat terhadap demam berdarah dengue (DBD), dan keberadaan

Uji path analisis menunjukkan variabel kualitas produk yang dipengaruhi kepercayaan ada pengaruh mediasi terhadap keputusan nasabah menabung di Bank BRI Syariah

Hofftoan berpendapat bahwa perikatan ini diartikan sebagai suatu hubungan hukum antara sejumlah terbatas subyek - subyek hukum sehubungan dengan itu seorang atau beberapa orang