(1)EE-662 Pengolahan Citra Digital
Image Enhancement dalam Ranah Frekuensi
(2)Pendahuluan
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
2 / 124
•
Pada bagian ini akan dibahas bagaimana
merepresentasikan serta mengolah citra dalam ranah
frekuensi.
•
Alat utama yang akan digunakan pada bagian ini adalah
transformasi Fourier.
•
Pembahasan transformasi Fourier pada bagian ini dibatasi
pada penggunaannya dalam PCD.
(3)Transformasi Fourier: Intro
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Secara umum, transformasi Fourier digunakan untuk
menguraikan (decompose) sebuah sinyal menjadi
komponen-komponen berupa gelombang sinusoida.
•
Dalam konteks PCD, output transformasi Fourier adalah
representasi citra dalam ranah frekuensi.
•
Dalam ranah frekuensi (ranah Fourier), setiap titik
merepresentasikan sebuah frekuensi yang ada pada citra
input.
(4)Transformasi Fourier: Why?
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
4 / 124
•
Transformasi Fourier memungkinkan dilakukannya
beberapa hal yang tidak dapat dilakukan pada ranah
spatial.
•
Banyak operasi dapat dilakukan dengan lebih cepat dalam
ranah Fourier dibandingkan dalam ranah spatial.
•
Filtering dalam ranah Fourier jauh lebih efisien dibanding
filtering dalam ranah spatial, terutama untuk filter-filter
besar.
•
Dengan transformasi Fourier, kita dapat memproses
frekuensi-frekuensi spesifik. Dengan demikian, proses
low-dan high-pass filtering dapat dilakukan dengan lebih
(5)Transformasi Fourier: Basic Ideas (1)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Sebuah fungsi periodik (atau fungsi non-periodik yang
luasan dibawah kurva fungsinya berhingga) dapat
direpresentasikan sebagai jumlahan fungsi sinus dan
cosinus dengan berbagai amplitudo dan frekuensi.
•
Ada fungsi-fungsi yang tersusun oleh jumlah komponen
yang berhingga, ada fungsi-fungsi yang tersusun oleh
jumlah komponen yang tidak berhingga.
(6)Transformasi Fourier: Basic Ideas (2)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
6 / 124
(7)Transformasi Fourier: Basic Ideas (3)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
(8)Transformasi Fourier: Kontinu (1)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
8 / 124
•
Transformasi Fourier dari sebuah fungsi kontinu 1-D
f (x)
didefinisikan sebagai berikut:
F (u) =
Z
∞
−∞
f (x)e
−j2πux
dx
(1)
•
Inverse transformasi Fourier didefinisikan sebagai berikut:
f (x) =
Z
∞
−∞
(9)Transformasi Fourier: Kontinu (2)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Dalam dua dimensi, pasangan persamaan tadi dapat
ditulis sebagai berikut:
F (u, v) =
Z
∞
−∞
Z
∞
−∞
f (x, y)e
−j2π(ux+vy)
dxdy
(3)
f (x, y) =
Z
∞
−∞
Z
∞
−∞
(10)Transformasi Fourier: DFT 1-D (1)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
10 / 124
•
Discrete Fourier Transform (DFT) sebuah fungsi diskret
1-D,
f (x), x = 1, 2, . . . , M − 1
adalah
F (u) =
M
1
M −1
X
x=0
f (x)e
−j2πux/M
untuk
u = 0, 1, 2, . . . , M − 1
(5)
•
IDFT didefinisikan sebagai berikut:
f (x) =
M −1
X
u=0
F (u)e
−j2πux/M
untuk
x = 0, 1, 2, . . . , M − 1
(6)
(11)Transformasi Fourier: DFT 1-D (2)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Faktor
M
1
kadang-kadang dituliskan bukan pada
persamaan transformasi Fourier tapi pada persamaan
inverse-nya.
•
Kadang-kadang, kedua persamaan dikalikan dengan faktor
1
√
M
.
•
Penghitungan DFT dilakukan sebagai berikut:
1.
Set
u = 0
2.
Lakukan summing untuk semua nilai
x
3.
Jika
u < M
, set
u = u + 1
dan kembali ke step 2.
Jika
u = M
, proses selesai.
•
Proses ini membutuhkan kira-kira
M
2
buah penjumlahan &
perkalian.
(12)Transformasi Fourier: DFT 1-D (3)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
12 / 124
•
Proses penghitungan IDFT mirip dengan prosedur diatas.
•
Salah satu sifat paling penting DFT dalam PCD adalah
bahwa semua citra memiliki DFT dan IDFT.
•
Sifat diatas dikarenakan pasangan DFT dan IDFT pasti
ada asal
f (x)
memiliki nilai berhingga. Semua citra digital
dapat dipandang sebagai sebuah fungsi yang nilainya pasti
berhingga.
(13)Transformasi Fourier: DFT 1-D (4)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Konsep ranah frekuensi diperoleh dari rumus Euler
sebagai berikut:
e
jθ
= cos θ + j sin θ
(7)
•
Dengan mensubstitusikan persamaan ini ke Persamaan (5)
(dan karena
cos(−θ) = cos θ
), diperoleh
F (u) =
M
1
M −1
X
x=0
(14)Transformasi Fourier: DFT 1-D (5)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
14 / 124
•
Karena
F (u)
adalah bilangan kompleks, maka sering
dituliskan:
F (u) = |F (u)|e
jφ(u)
(9)
dengan magnitude (spektrum) transformasi Fourier
didefinisikan sebagai:
|F (u)| = [ℜ
2
(u) + ℑ
2
(u)]
1/2
(10)
dan sudut fase transformasi didefinisikan sebagai:
φ(u) = tan
−1
ℑ(u)
ℜ(u)
(15)Transformasi Fourier: DFT 1-D (6)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Besaran lain yang banyak digunakan adalah power
spectrum, yang didefinisikan sebagai berikut:
P (u) = |F (u)|
2
(12)
= ℜ
2
(u) + ℑ
2
(u)
•
Dalam Persamaan (5), titik sampling
f (x)
belum tentu
berada pada nilai-nilai integer
x
dalam rentang
[0, M − 1]
,
meskipun sampling dilakukan pada interval yang tetap.
•
Hal ini sering dinyatakan sebagai berikut. Lokasi sampling
pertama dinotasikan dengan
x
0
, sehingga titik sample
(16)Transformasi Fourier: DFT 1-D (7)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
16 / 124
•
Dengan kata lain, kita menggunakan
f (x)
, f(x
0
+ x∆x)
(13)
•
Hal yang sama berlaku juga untuk variabel
u
, kecuali
bahwa frekuensi selalu dimulai dari 0. Jadi untuk
F (u)
kita
gunakan
F (u)
, F (u∆u)
(14)
•
Hubungan antara
∆u
dan
∆x
adalah
∆u =
1
(17)Transformasi Fourier: DFT 1-D (8)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
(18)Transformasi Fourier: DFT 2-D (1)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
18 / 124
•
DFT dari sebuah citra
f (x, y)
dengan ukuran
M × N
adalah
F (u, v) =
1
M N
M −1
X
x=0
N −1
X
y=0
f (x, y)e
−j2π(ux/M +vy/N )
(16)
•
IDFT 2-D didefinisikan sebagai berikut
f (x, y) =
M −1
X
u=0
N −1
X
v=0
(19)Transformasi Fourier: DFT 2-D (2)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Definisi magnitude, fase dan power spectrum DFT 2-D
adalah
|F (u, v)| = [ℜ
2
(u, v) + ℑ
2
(u, v)]
1/2
(18)
φ(u, v) = tan
−1
ℑ(u, v)
ℜ(u, v)
(19)
P (u, v) = |F (u, v)|
2
(20)Transformasi Fourier: DFT 2-D (3)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
20 / 124
•
Biasanya, citra yang akan ditransformasikan dikalikan lebih
dahulu dengan
(−1)
x+y
, karena
F[f(x, y)(−1)
x+y
] = F (u − M/2, v − N/2)
(21)
•
Persamaan ini menunjukkan bahwa titik awal transformasi
Fourier (yaitu,
F (0, 0)
) berada pada titik
u = M/2
dan
v = N/2
.
•
Agar koordinat hasil shifting ini tetap integer,
M
dan
N
harus genap.
(21)Transformasi Fourier: DFT 2-D (4)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Nilai transformasi Fourier pada titik
(u, v) = (0, 0)
adalah
F (0, 0) =
1
M N
M −1
X
x=0
N −1
X
y=0
f (x, y)
(22)
•
Dengan kata lain, jika
f (x, y)
adalah sebuah citra, nilai
F (0, 0)
adalah nilai rata-rata nilai gray-level citra.
Komponen ini disebut komponen DC.
•
Jika
f (x, y)
real, maka
F (u, v)
conjugate symmetric, atau
(22)Transformasi Fourier: DFT 2-D (5)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
22 / 124
•
Mirip seperti pada kasus 1-D, diperoleh juga relasi sebagai
berikut:
∆u =
1
M ∆x
(25)
dan
∆v =
1
N ∆y
(26)
(23)Transformasi Fourier: DFT 2-D (6)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
(24)Transformasi Fourier: DFT 2-D (7)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
24 / 124
(25)Transformasi Fourier: DFT 2-D (8)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
(26)Transformasi Fourier: DFT 2-D (9)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
26 / 124
(27)Filtering dalam ranah frekuensi: Intro (1)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Pada umumnya, tidak mudah membuat hubungan
bagian-bagian tertentu dari suatu citra dengan hasil
transformasinya.
•
Meskipun demikian, dapat ditarik beberapa hubungan
umum antara komponen frekuensi dengan karakteristik
spatial citra.
•
Contohnya, kita dapat menghubungkan frekuensi dalam
ranah Fourier dengan pola perubahan perubahan
luminance pada citra:
◦
Titik tengah spektrum menunjukkan nilai rata-rata
luminance citra.
(28)Filtering dalam ranah frekuensi: Intro (2)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
28 / 124
(29)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (1)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
Secara umum, proses filtering dalam ranah frekuensi adalah
sebagai berikut:
1.
Hitung
f
′
(x, y) = f (x, y)(−1)
x+y
2.
Hitung
F (u, v) = F[f
′
(x, y)]
3.
Hitung
G(u, v) = F (u, v)H(u, v)
.
4.
Hitung
g(x, y) = F
ˆ
−1
[G(u, v)]
5.
Hitung
g
′
(x, y) = ℜ[ˆg(x, y)]
(30)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (2)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
30 / 124
•
Pada langkah ke-3,
H(u, v)
disebut filter karena berfungsi
menekan frekuensi-frekuensi tertentu dan meloloskan
sisanya.
•
Perkalian pada langkah ke-3 dilakukan per elemen
(masing-masing elemen
F (u, v)
dikalikan dengan
masing-masing elemen
H(u, v))
.
•
Pada umumnya
F (u, v)
adalah besaran kompleks
sedangkan
H(u, v)
adalah besaran real. Dalam hal ini
nilai
H(u, v)
dikalikan dengan bagian real dan imajiner
F (u, v)
.
•
Filter seperti diatas disebut dengan filter zero-phase-shift,
karena filter ini tidak mengubah fase transformasi.
(31)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (3)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Hasil operasi IDFT pada umumnya kompleks. Tetapi dalam
kasus ini jika
f (x, y)
real, seharusnya
g(x, y)
ˆ
juga real
(yaitu, semua komponen imajinernya 0).
•
Pada prakteknya,
g(x, y)
ˆ
biasanya masih memiliki
komponen imajiner yang dihasilkan akibat error komputasi
(round-off, dll). Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah
ke-5.
•
Perkalian dengan
(−1)
x+y
dilakukan untuk menghilangkan
pengaruh perkalian pada langkah pertama.
(32)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (4)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
32 / 124
(33)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (5)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Misalkan kita hendak mem-filter suatu citra sedemikian
sehingga nilai rata-rata gray-level citra tersebut 0.
•
Karena dalam ranah frekuensi
F (0, 0)
merupakan nilai
rata-rata gray-level citra, dengan membuat
F (0, 0) = 0
kita dapat membuat sebuah citra yang nilai rata-rata
gray-levelnya 0.
•
Filter yang dapat digunakan untuk melakukan hal ini adalah
H(u, v) =
(
0
jika
(u, v) = (M/2, N/2)
1
otherwise
(27)
(34)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (6)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
34 / 124
(35)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (7)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Filter-filter spatial yang telah dibahas pada bab
sebelumnya dapat dikaitkan langsung dengan filter sejenis
pada ranah frekuensi.
•
Kaitan utama antara ranah spatial dan frekuensi diberikan
oleh teorema konvolusi.
•
Proses konvolusi sudah dijelaskan pada pembahasan filter
ranah spatial.
(36)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (8)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
36 / 124
•
Hasil paling penting teorema konvolusi dalam hal ini adalah
hubungan:
h(x, y) ⇔ H(u, v)
(28)
•
Persamaan diatas menyatakan bahwa filter spatial
h(x, y)
dan filter ranah frekuensi
H(u, v)
adalah pasangan
transformasi Fourier.
•
Dengan kata lain, jika kita memiliki sebuah filter dalam
ranah frekuensi, kita dapat memperoleh filter ranah spatial
dengan cara mencari inverse transformasi Fourier-nya.
(37)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (9)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Pembuatan filter spatial secara langsung dari
H(u, v)
tidak efisien karena masalah ukuran.
•
Pada prakteknya hasil inverse transformasi Fourier
digunakan sebagai guideline (“prototipe”) pembuatan filter
spatial dengan ukuran yang lebih kecil tapi dengan sifat
yang hampir sama.
•
Karena transformasi Fourier adalah sebuah proses linear,
filter-filter yang dibuat berdasarkan teknik ini adalah filter
linear.
(38)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (10)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
38 / 124
•
Sebagai contoh, misalkan sebuah filter Gaussian (1-D)
pada ranah frekuensi, yaitu
H(u) = Ae
−u
2
/2σ
2
(29)
•
Inverse transformasi Persamaan (29) (dengan kata lain,
filter spatial yang ekuivalen) adalah sebagai berikut
h(x) =
√
2πσAe
−2π
2
σ
2
x
2
(30)
(39)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (11)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
(40)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (12)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
40 / 124
Beberapa hal yang dapat diamati dari Gambar 11 adalah:
•
Filter
H(u)
adalah sebuah low-pass filter.
•
Bentuk filter
h(x)
dapat digunakan sebagai dasar
pembuatan kernel filter spatial yang lebih kecil.
•
Kedua filter memiliki koefisien yang semuanya positif. Jadi
dalam ranah spatial kita dapat membuat kernel LPF
(41)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (13)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Contoh lain filter pada ranah frekuensi adalah sebuah
high-pass filter sebagai berikut
H(u) = Ae
−u
2
/2σ
1
2
− Be
−u
2
/2σ
2
2
(31)
Dalam persamaan ini
A ≥ B
dan
σ
1
> σ
2
.
•
Filter spatial yang ekuivalen dengan filter ini adalah
h(x) =
√
2πσ
1
Ae
−2π
2
σ
1
2
x
2
−
√
2πσ
2
Be
−2π
2
σ
2
2
x
2
(32)
(42)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (14)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
42 / 124
(43)Filtering dalam ranah frekuensi: Basics (15)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Pada Gambar 12 dapat diamati bahwa bentuk filter spatial
yang dihasilkan dari
F
−1
[H(u)]
mirip dengan filter spatial
yang sudah dibicarakan pada bab yang lalu.
•
Dari kedua contoh ini dapat dilihat bahwa pengembangan
filter dapat dilakukan dalam ranah frekuensi karena lebih
“intuitif”.
•
Setelah filter dalam ranah frekuensi diperoleh, penerapan
filtering dapat dilakukan dalam ranah spatial seperti pada
bab sebelumnya.
(44)Smoothing Frequency Domain Filters: Intro
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
44 / 124
•
Seperti sudah dibahas sebelumnya, perubahan gray-level
yang tajam (misalnya pada edge atau noise) memberi
kontribusi pada komponen frekuensi tinggi spektrum
Fourier suatu citra.
•
Jadi efek smoothing atau blurring dapat diperoleh dengan
menekan komponen frekuensi tinggi (dalam range tertentu)
transformasi Fourier suatu citra.
•
Dalam bagian ini akan dibahas 3 jenis filter smoothing yaitu
filter ideal (ILPF), filter Butterworth (BLPF) dan filter
(45)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (1)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
LPF paling sederhana adalah filter yang membuang semua
komponen frekuensi tinggi yang jaraknya dari titik pusat
transformasi lebih dari suatu jarak tertentu,
D
0
.
•
Filter ini disebut LPF ideal (ILPF) 2-D, yang diberikan oleh
persamaan
H(u, v) =
(
1
jika
D(u, v) ≤ D
0
0
jika
D(u, v) > D
0
(33)
•
Dengan asumsi bahwa transformasi Fourier “centered”,
untuk sebuah citra berukuran
M × N
kita peroleh
(46)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (2)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
46 / 124
(47)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (3)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Filter ini merupakan filter ideal karena semua frekuensi
dalam lingkaran dengan radius
D
0
diloloskan sementara
semua frekuensi diluar lingkaran tersebut dihilangkan.
•
Pada sebuah LPF ideal, titik perubahan antara
H(u, v) = 1
dan
H(u, v) = 0
disebut dengan frekuensi
cutoff.
•
Transisi yang sedemikian tajam tidak dapat direalisasikan
dengan komponen elektronik, tetapi dapat diterapkan
(48)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (4)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
48 / 124
•
Semakin kecil radius
D
0
, semakin sedikit frekuensi yang
diloloskan sehingga citra output akan semakin blur.
•
Salah satu cara menentukan frekuensi cutoff adalah
dengan menghitung seberapa besar energi citra yang akan
dipertahankan.
•
Jumlah total energi suatu citra dihitung dengan
menjumlahkan nilai semua komponen power spectrum
untuk tiap titik
(u, v)
, yaitu
P
T
=
M −1
X
u=0
N −1
X
v=0
P (u, v)
(35)
(49)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (5)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Sebuah lingkaran dengan radius
r
dari titik pusat spektrum
transformasi Fourier akan mengandung
α
persen energi
citra, atau
α = 100
"
X
u
X
v
P (u, v)/P
T
#
(36)
•
Sebagai contoh, gambar berikut menunjukkan spektrum
sebuah citra berukuran 500
×
500 pixel.
•
Masing-masing lingkaran memiliki radius 5, 15, 30, 80 dan
230.
(50)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (6)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
50 / 124
(51)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (7)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
(52)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (8)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
52 / 124
(53)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (9)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
(54)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (10)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
54 / 124
•
Hasil filtering dengan
D
0
= 5
bisa dikatakan tidak banyak
berguna. Dari sini dapat dilihat bahwa informasi detail citra
terdapat dalam 8% energi citra yang dihilangkan.
•
Citra yang difilter dengan
D
0
= 15, 30
dan
80
memiliki ciri
khas berupa “ringing”. Hal ini adalah konsekuensi
penggunaan filter ideal. Fenomena ini makin berkurang
jika semakin banyak energi citra yang dilalukan.
•
Citra yang difilter dengan
D
0
= 230
hampir identik dengan
citra asli. Hal ini menunjukkan bahwa 0.5% energi yang
dibuang tidak banyak mengandung informasi edge.
•
Contoh ini menunjukkan bahwa LPF ideal tidak
benar-benar dapat digunakan untuk aplikasi nyata.
(55)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (11)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
Fenomena blurring dan ringing dapat dijelaskan sebagai
berikut:
•
Dalam ranah frekuensi dan spatial, hubungan antara citra
input dan output masing-masing adalah:
G(u, v) = H(u, v)F (u, v)
(37)
g(x, y) = h(x, y) ∗ f(x, y)
(38)
(56)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (12)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
56 / 124
(57)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (13)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Dari gambar terlihat bahwa filter
h(x, y)
memiliki ciri khas
berupa komponen utama pada titik pusat dan
lingkaran-lingkaran konsentris disekeliling komponen
utama.
•
Komponen utama menyebabkan efek blurring, sedangkan
lingkaran-lingkaran konsentris mengakibatkan efek ringing.
•
Dapat dilihat pula bahwa filter
h(x, y)
memiliki komponen
negatif, sehingga ada kemungkinan citra output memiliki
nilai negatif.
(58)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (14)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
58 / 124
•
Hasil yang lebih ekstrim ditunjukkan pada contoh berikut.
Misalkan citra input,
f (x, y)
adalah citra yang berisi 5 buah
“impulse”.
•
Hasil filtering citra ini menunjukkan dengan jelas efek
blurring serta efek ringing yang terjadi.
•
Hasil dalam contoh ini dapat digunakan untuk menjelaskan
efek ringing dan blurring pada citra yang lebih kompleks,
yaitu dengan menganggap masing-masing pixel sebagai
impulse-impulse.
(59)Smoothing Frequency Domain Filters: ILPF (15)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
Gambar 19: Citra asli (kiri), hasil filtering (tengah),
cross-section hasil filtering (kanan)
(60)Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (1)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
60 / 124
•
Sebuah BLPF orde
n
dengan frekuensi cutoff pada jarak
D
0
dari titik asal didefinisikan sebagai berikut:
H(u, v) =
1
1 + [D(u, v)/D
0
]
2n
(39)
•
Berbeda dengan ILPF, BPLF tidak memiliki transisi yang
tajam pada frekuensi cutoff.
•
Dalam kasus seperti ini, biasanya frekuensi cutoff
didefinisikan sebagai titik tempat nilai
H(u, v)
turun
sampai level tertentu dibandingkan nilai maksimumnya.
•
Plot fungsi alih BPLF diberikan pada gambar berikut.
Dalam kasus ini, frekuensi cutoff didefinisikan sebagai
(61)Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (2)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
(62)Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (3)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
62 / 124
•
Contoh hasil filtering menggunakan BLPF dapat dilihat
pada gambar berikut.
•
Perhatikan bahwa dalam gambar berikut tidak teramati
adanya efek ringing.
•
Hal ini disebabkan karena transisi yang tidak tajam pada
frekuensi cutoff.
(63)Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (4)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
Gambar 21: Citra asli (kiri); hasil filtering dengan frekuensi
(64)Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (5)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
64 / 124
(65)Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (6)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
(66)Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (7)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
66 / 124
•
BLPF orde 1 tidak memiliki efek ringing. BLPF orde 2
sudah memiliki efek ringing, tetapi pada umumnya tidak
teramati.
•
Fenomena ringing semakin parah jika orde BLPF semakin
tinggi.
•
BLPF dengan orde 20 sudah memiliki efek ringing yang
mirip dengan ILPF.
•
Pada umumnya, digunakan BLPF orde 2 sebagai
kompromi antara efektifitas filter dan fenomena ringing.
•
Plot BLPF dengan berbagai orde ditunjukkan pada gambar
berikut.
(67)Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (8)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
(68)Smoothing Frequency Domain Filters: BLPF (9)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
68 / 124
(69)Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (1)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
•
Sebuah GLPF 2-D diberikan oleh hubungan
H(u, v) = e
−D
2
(u,v)/2σ
2
(40)
•
Dalam Persamaan (40),
σ
adalah ukuran “spread” kurva
Gaussian. Jika kita definisikan
σ = D
0
maka dapat
dituliskan
H(u, v) = e
−D
2
(u,v)/2D
0
2
(41)
•
Dalam persamaan (41),
D
0
adalah frekuensi cutoff. Jika
(70)Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (2)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
70 / 124
•
Seperti telah disebutkan di depan, filter spatial
h(x, y) = F
−1
H(u, v)
dalam kasus ini juga berupa kurva
Gaussian.
•
Dari sini dapat disimpulkan bahwa implementasi GLPF
tidak akan menimbulkan fenomena ringing.
•
Plot fungsi transfer sebuah GLPF diberikan pada gambar
berikut.
(71)Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (3)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
(72)Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (4)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
72 / 124
•
Gambar-gambar berikut menunjukkan contoh output GLPF.
•
Dari gambar-gambar ini terlihat bahwa efek smoothing
GLPF tidak sebaik BLPF untuk nilai frekuensi cutoff yang
sama. (Dengan kata lain, GLPF tidak terlalu “selektif”).
•
Meskipun demikian, GLPF memiliki keunggulan karena
terdapat jaminan tidak munculnya ringing. Hal ini sangat
penting pada aplikasi-aplikasi yang tidak mengijinkan
adanya artifact dalam bentuk apapun.
(73)Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (5)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
(74)Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (6)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
74 / 124
(75)Smoothing Frequency Domain Filters: GLPF (7)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
(76)Sharpening Frequency Domain Filters: Intro (1)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
76 / 124
•
Operasi sharpening dalam ranah frekuensi merupakan
kebalikan operasi smoothing/blurring.
•
Operasi sharpening dilakukan dengan menekan
komponen-komponen frekuensi rendah dan meloloskan
komponen frekuensi tinggi.
•
Jadi secara umum sebuah HPF dapat diperoleh dengan
menggunakan hubungan
H
hp
(u, v) = 1 − H
lp
(u, v)
(42)
•
Pada bagian ini akan dibahas HPF ideal (IHPF),
Butterworth (BHPF) dan Gaussian (GHPF). Plot fungsi alih
masing-masing filter ditunjukkan pada gambar-gambar
(77)Sharpening Frequency Domain Filters: Intro (2)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
(78)Sharpening Frequency Domain Filters: Intro (3)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
78 / 124
(79)Sharpening Frequency Domain Filters: Intro (4)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
(80)Sharpening Frequency Domain Filters: Intro (5)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan
80 / 124
•
Sama seperti pada LPF ranah frekuensi, representasi
spatial HPF diatas dapat diperoleh dengan menghitung
F
−1
[H(u, v)]
.
•
Bentuk representasi masing-masing filter dalam ranah
spatial ditunjukkan pada gambar berikut.
(81)Sharpening Frequency Domain Filters: Intro (6)
•
Pendahuluan
•
Transformasi Fourier
•
Filtering dalam ranah
frekuensi
•
Smoothing Frequency
Domain Filters
•
Sharpening
Frequency Domain
Filters
•
Laplacian in the
Frequency Domain
•
Unsharp Masking &
High-boost Filtering
•
High-Frequency
Emphasis Filter
•
Homomorphic
Filtering
•
Padding Revisited
•
Catatan
•
Kesimpulan