• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA. Satwika Desantina Muktiningsih, ST,MT Devanti Wulan Suci

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA. Satwika Desantina Muktiningsih, ST,MT Devanti Wulan Suci"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Satwika Desantina Muktiningsih, ST,MT

2014058512072001

Devanti Wulan Suci

185100901111019

FAKULTAS

TEKNOLOGI

PERTANIAN

UNIVERSITAS

BRAWIJAYA

(2)

Pendahuluan

Banyak kejadian di alam ini yang membuat manusia harus lebih menjaga dan memperhatikan lingkungan sekitar. Alam merupakan tempat bagi manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Sudah banyak contoh buruk yang terjadi akibat kurangnya perhatian manusia bagi lingkungan sekitar. Padahal lingkungan merupakan unsur yang mempengaruhi kehidupan. Bencana alam berupa air bah, tanah longsor, dan masih banyak lagi contoh bencana alam lainnya yang sebenarnya bisa dicegah oleh manusia. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana misalnya mengelola sampah. Bertambahnya penduduk dan berubahnya pola konsumsi masyarakat menyebabkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah. Keberadaan sampah menimbulkan fenomena tersendiri dimana bagi sebagian besar orang sampah merupakan persoalan yang dinilai sangat mengganggu kenyamanan, sehingga lingkungan tempat tinggal orang menjadi tidak schat dan tidak nyaman untuk ditinggali. Kurangnya kepedulian masyarakat akan sampah karena lemahnya pengetahuan mengenai manajemen sampah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang sistem Pengelolaan Sampah pasal 3 dijelaskan bahwa pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kebersamaan, asas keselamatan, dan asas ekonomi. Salah satu cara untuk merealisasikan pengelolaan sampah agar berdaya guna di bentuklah bank sampah sebagai wadah masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga sekaligus sebagai tempat pendidikan, terutama pendidikan keterampilan dalam mendaur ulang sampah.

Persoalan Sampah adalah persoalan yang paling global saat ini. Dimanapun manusia hidup setiap harinya manusia selalu membuang sampah. Sampah adalah benda atau barang sisa yang sudah tidak diperlukan lagi dan harus dibuang. Sampah yang dibuang sembarangan dan menumpuk tidak dipungkiri akan menimbulkan permasalahan- permasalahan baru bagi lingkungan, seperti pencemaran tanah, udara dan air. Juga dapat menimbulkan banjir karena saluran air yang tertutup serta pemukiman yang terlihat kumuh dan permasalahan-permasalan sejenis lainnya. Penimbunan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Sementara maupun Tempat Pembuangan Sampah Akhir tidaklah menjadi sebuah solusi yang baik karena setiap hari volume sampah tersebut terus bertambah. Lahan penampungan dirasa semakin kurang. Dampak buruk di sekitar lokasi penampungan setiap hari juga makin bertambah. Diperlukan sebuah upaya kongrit untuk meminimalisir banyaknya sampah di masyarakat.

Pengelolaan sampah arus didukung semua elemen masyarakat mulai dari tingkat terendah sampai tingkat teratas. Kepedulian ibu rumah tangga menjadi sebuah parameter keberhasilan penanganan sampah. Tentu saja harus didukung dan dibantu oleh anggota keluarganya dan juga oleh lingkungan sekitar juga pemerintah. Salah satu cara paling efektif untuk pengelolaan sampah adalah dengan pemilahan sampah langsung dari sumbernya. Sampah-sampah yang akan dibuang ditempatkan dalam wadah khusus sesuai jenisnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampah yaitu jumlah masyarakat, sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang digunakan, memanfaatkan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk digunakan kembali, faktor geografis, faktor waktu, faktor sosial ekonomi dan budaya, jenis sampah, faktor musim serta kemajuan ilmu teknologi. Wardono (2013) menjelaskan bahwa baik sampah organik maupun anorganik yang ada di TPA diperlihatkan antara yang masuk dan yang dibuat tidak setara. Jadi, penerapan pembuatan sampah merupakan upaya mengurangi tumpukan sampah. Dengan menerapkan sistem dan

(3)

manajemen pengelolaan sampah, diawali dengan melakukan pemilihan dan pemilahan sampah organik dan anorganik, maka akan mengurangi tumpukan sampah di TPA

Klasifikasi Sampah

Sampah dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi yang dianut oleh kebijakan negara setempat. Penggolongan ini dapat idasarkan atas sumber sampah, komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya, sifat, dan jenisnya. Penggolongan ini sangat penting dalam penentuan penanganan dan pemanfaatan sampah. Tetapi kali ini kita akan mengacu pada pembahasan klasifikasi sampah menurut sifatnya. Menurut sifatnya sampah dibagi menjadi sampah organik dan anorganik.

1. Sampah Organik

Sampah organik atau sampah basah ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur. Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami ( degradable ). Sampah organik ini apabila dikelolah secara benar akan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contoh pemanfaatan sampah ini adalah dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos yang dapat digunakan dalam sektor pertanian. Pemanfaatan sampahpun bisa digunakan sebagai pembangkit energi berupa tenaga listrik. Karena di negara Jepang saat ini sudah tersedia alat yang dapat mengubah sampah rumah tangga menjadi energi listrik. Contoh sampah organik adalah daun, kayu, kulit, telur, bangkai hewan, bangkai tumbuhan, kotoran hewan dan manusia, sisa makanan manusia, kardus, keratas dan lain-lainnya. Sampah jenis ini dapat dibedakan atau diklasifikasikan secara garis besar ke dalam dua jenis yaitu

• Sampah Organik Basah

Sampah organik berjenis basah merupakan sampah yang berasal dari makhluk hidup yang notabene memiliki kadar air yang cukup tinggi. Contoh dari sampah organik basah ini adalah sayuran, buah-buahan, dan limbah pengelolaan hewan ternak

• Sampah Organik Kering

Sampah organik berjenis kering adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup yang notabene memiliki kadar air yang cukup kecil sehingga tidak basah apabila dipegang oleh tangan. Contoh sampah organik kering ini seperti kertas, kayu, ranting pohon serta daun kering

(4)

2. Sampah Anorganik

Sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai ( undegradable ). Sampah anorganik memiliki sifat berlawanan dengan sampah organik. Sampah ini merupakan limbah yang dihasilkan dari bahan-bahan yang bukan berasal dari alam, melainkan bahan-bahan buatan manusia atau bahan sintetik. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersial atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual ialah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca dan kertas, baik kertas koran, kertas HVS dan karton. Prinsip pengolahan sampah anorganik adalah dengan 3R atau yang biasa disebut reduce, reuse, recycle. Reduce adalah prinsip pengolahan sampah dengan cara mengurangi sampah itu sendiri. Contohnya seperti membawa botol minum sendiri, membawa kantong belanja sendiri, tidak menggunakan sedotan untuk minum dan sebagainya. Reuse adalah prisip pengolahan sampah dengan menggunakan kembali sampah yang masih bisa dimanfaatkan. Contohnya adalah memanfaatkan kaleng untuk pot tanaman. Recycle adalah prinsip pengolahan sampah dengan mendaur ulang sampah menjadi benda baru yang memiliki nilai guna dan nilai jual. Salah satu contohnya adalah botol plastik yang digunakan untuk lampu lampion yang cantik. Sampah jenis ini dapat dibedakan atau diklasifikasikan secara garis besar ke dalam dua jenis yaitu,

• Sampah Anorganik Lunak

Sampah anorganik lunak merupakan jenis sampah non alami yang mudah dibentuk atau diolah. Bahan penyusun sampah terdiri dari kandungan bahan-bahan yang lentur. Beberapa macam sampah anorganik lunak, antara lain sampah plastik, bungkus kemasan, sampah dari bahan tekstil (seperti kain perca).

• Sampah Anorganik keras

Sampah anorganik keras memiliki kandungan bahan yang sulit untuk dihancurkan dan sifatnya lebih kuat daripada jenis yang lunak. Limbah ini kebanyakan sulit untuk diolah kembali. Untuk melakukan daur ulang, maka diperlukan teknologi dan alat yang lebih kompleks.Macam-macam sampah anorganik keras, antara lain sampah kaleng, sampah kaca atau material pecah belah, sampah dari bahan-bahan metal.

Sampah botol

Menjadi

(5)

Aspek Teknis Pendirian dan Pengembangan Bank Sampah

Untuk memanajemen sampah agar lebih terorganisir dan lebih baik, saat ini di berbagai daerah di Indonesia telah hadir bank sampah. Konsep pengelolaan sampah sampah menjadi cukup meyakinkan dengan berdirinya bank sampah ini. Selain itu, manfaat yang dapat kita rasakan dengan adanya bank sampah adalah menanggulangi jumlah sampah yang semakin melimpah dari hari ke hari. Bahkan, pemerintah khususnya menteri lingkungan hidup sudah mensosialisasikan keberadaan bank sampah sebagai bentuk program yang baik. Banyak dampak positif yang masyarakat rasakan dengan adanya program pengelolaan bank sampah. Tetapi, kesadaran dan partisipasi masyarakat juga sangat dibutuhkan demi kelancaran program ini.

Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang

sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke

tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah

dikelola menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan. Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank. Bank sampah berdiri karena adanya keprihatinan masyarakat akan lingkungan hidup yang semakin lama semakin dipenuhi dengan sampah baik organik maupun anorganik. Sampah yang semakin banyak tentu akan menimbulkan banyak masalah, sehingga memerlukan pengolahan seperti membuat sampah menjadi bahan yang berguna. Pengelolaan sampah dengan sistem bank sampah ini diharapkan mampu membantu pemerintah dalam

Sisa sayuran

Menjadi

Pupuk Organik

Sampah bisa menjadi

Ancaman Peluang Penyakit Bau Bencana Lapangan kerja Sumber energi Bisnis/usaha

(6)

menangani sampah dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Tujuan utama pendirian bank

sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan sampah di Indonesia. Tujuan bank

sampah selanjutnya adalah untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih. Bank sampah juga didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai

ekonomis.

Maksudnya bank sampah yang dijelaskan sebelumnya yaitu sebuah tempat yang terjadi aktivitas melayani orang yang menabung sampah anorganik yang dilaksanakan oleh teller bank sampah, dimana dalam proses penerapannya dapat dijadikan satu regu pengelola yang berasal dari masyarakat termasuk remaja yang nantinyaa akan terjadi proses transaksi jual beli. Bank sampah bisa juga diartikam sebagai tempat dikumpulkannya sampah kering, dipisah atau dikelompokkan serta memiliki manajemen seperti perbankan.Jadi, yang ditabung bukan uang tetapi yang ditabung yaitu sampah. Masyarakat atau penduduk yang menabung disebut dengan nasabah yang mempunyai buku tabungan dan bisa meminjam uang serta bisa dikembalikan dengan sampah yang harga uang sama dengan yang dipinjam.

Sistem pengaplikasian bank sampah sama seperti bank lainnya ada nasabah, ada yang mencatat di buku dan ada memanajemen pengelolaan, jika bank yang diketahui oleh penduduk atau warga menyerahkan uang kemudian dalam bank sampah yang sudah diserahkan yaitu sampah yang mempunyai nilai ekonomi, kemudian orang yang mengelola bank sampah harus kreatif dan inovatif serta memiliki jiwa kewirausahaan supaya bisa menambah pemasukan masyarakat. Reduce atau mengurangi, Reuse atau memakai ulang, Recycle atau mendaur ulang merupakan prinsip 3R yaitu prinsip utama bisa mengelola sampah yang diawali dari sumbernya, selanjutnya tahap-tahap yang dapat mengurangi tumpukan sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. Kemudian menurut (Artiningsih, 2008), sikap yang bisa dilaksanakan pada setiap sumber sampah melalui 3R yaitu Reduce atau mengurangi, Reuse atau memakai ulang dan Recycle atau mendaur ulang.

• Langkah langkah pendirian bank sampah adalah sebagai berikut, 1. Membentuk pengurus

(7)

Langkah awal dalam pendirian sebuah bank sampah adalah membentuk pengurus bank sampah. Beberapa orang yang mempunyai visi dan misi lingkungan dan berdedikasi tinggi. Para pengurus inilah yang nanti akan mengurus dan mengelolah bank sampah dan mengatur segala seusatunya.

2. Pemberian nama bank sampah

Langkah berikutnya dalam mendirikan bank sampah adalah mentukan nama bank sampah. Pemberian nama bank sampah sangatlah penting, karena nama akan tersebut akan menjadi identitas yang membedakan dengan bank lainnya. Hal ini juga akan memudahkan dalam pengadministrasian.

3. Penetuan tempat

Tempat yang dimaksud disini adalah sebagai tempat untuk mengurusi administrasi dan juga tempat untuk sampah itu sendiri untuk sementara. Pada ruang lingkup yang kecil sebuah bank sampah dapat menempati sebuah lahan kosong dan tidak mengganggu orang-orang sekitar

4. Bekerja sama dengan pengepul/pembeli sampah

Pengurus yang sudah dibentuk dapat menukar sampah tersebut sesuai dengan jumlah uang. Pengurus juga dapat bekerjasama dengan perusahaan besi, kertas dan yang lainnya untuk pengelolaan yang lebih baik

5. Alat-alat operasional bank sampah

Alat ini yang nantinya akan digunakan dalam operasi bank sampah. Contohnya seperti timbangan, karung dan sebagainya

6. Sistem admisintrasi

Seperti pada bank pada umumnya, pengelolaan bank sampah juga memerlukan administrasi atau pembukuan dalam pengelolannnya. Contohnya seperti buku rekap penimbangan, buku tabungan, dan sebagainya

7. Menetukan dan menyusun jadwal kegiatan

Jadwal yang ditentukan adalah jadwal penyetoran dan penimbangan sampah. Jadwal kegiatan ini mengacu pada kelonggaran waktu dari pengurus. Karena pengurus bank sampah sendiri bekerja secara sukarela

Pengembangan Bank Sampah Setelah ketujuh langkah diatas sudah dilaksanakan, selanjutnya adalah mengadakan sosialisasi keberadaan bank sampah kepada masyarakat agar bisa berpartisipasi aktif dalam bank sampah tersebut. Sosialisasi ini juga sebagai bentuk keseriusan kita untuk menangani permasalahan sampah di Indonesia. Dari sosialisasi ini diharapkan warga dapat mempelajari pengolahan sampah dan barang bekas. Melalui sosialisasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi remaja, dapat menumbuhkan hidup sehat dan

dapat menghasilkan penghasilan ekonomi atau penghasilan. Sistem pengaplikasian bank sampah sama seperti bank lainnya ada nasabah, ada yang mencatat di buku dan ada memanajemen pengelolaan, jika bank yang diketahui oleh penduduk atau warga menyerahkan uang kemudian dalam bank sampah yang sudah diserahkan yaitu sampah yang mempunyai nilai ekonomi, kemudian orang yang mengelola bank sampah harus kreatif dan inovatif serta memiliki jiwa kewirausahaan supaya bisa menambah pemasukan masyarakat. Peran masyarakat atau per orang bisa diawali dengan menjalani aktifitas atau kegiatan yang baik dalam mengelola sampah mulai mengumpulkan, memilah dan mendaur ulang sampah untuk mengurangi jumlah penyebaran sampah

(8)

Daur ulang sampah plastik

Pengurangan penggunaan plastik begitu penting. Pasalnya, di Indonesia, pengelolaan sampah plastik masih rendah, tanggung jawab perusahaan terhadap sampah-sampah mereka pun minim.

Data Sustainable Waste Indonesia (SWI), kurang dari 10% sampah plastik terdaur ulang dan lebih 50% tetap berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Mengutip riset J Jambeck, di Indonesia, penggunaan plastic mencapai 11 juta kilogram perhari, namun sampah tak terkelola baik mencapai 9 juta kilogram perhari.

Ada ribuan produk merek berbahan kemasan plastik serta ratusan bentuk dan ukurannya. Dalam upaya mendaur ulang sampah plastik, aspek sortasi/pemilahan adalah bagian yang terpenting. Tercampurnya plastik dari jenis berbeda membuat plastik tidak dapat di daur ulang, karena suhu untuk melebur plastik berbeda-beda serta senyawa kimianya berbeda pula. Dengan demikian, sortasi adalah inti dari proses daur ulang plastik pada tahap pertama.

Ayo Kita Kenali Dulu Jenis Plastiknya

Jenis plastik ada 7 (tujuh), merupakan sistem pengkodean yang dikembangkan tahun 1980an oleh Masyarakat Industri Plastik Amerika. Kemudian diadopsi oleh berbagai negara di dunia. Kode nomor 1 hingga nomor 7 diciptakan untuk membuat konsistensi dalam pembuatan plastik dan pemprosesan plastik daur ulang.

Nomor 1 berarti polyethylene terephthalate disingkat PET atau PETE. Kode nomor 2 berarti high density polyethylene disingkat HDPE. Kode nomor 3 berarti polyvinyl chloride disingkat PVC. Kode nomor 4 berarti low density polyethylene disingkat LDPE. Kode nomor 5 berarti polyprohylene disingkat PP. Kode nomor 6 berarti polystryrene disingkat PS. Kode nomor 7 disebut others (lainnya) namun biasanya berbahan polycarbonate.

PET/PETE-kode plastik nomor 1

Penggunaan plastik PET/PET sangat luas. Umumnya digunakan sebagai wadah kemasan air minum, minyak sayur, botol kecap, saos, madu, toples permen, selai, hingga obat kumur/antiseptik dengan berbagai ukuran dan bentuk.

HDPE- kode plastik nomor 2

Penggunaan plastik HDPE juga sangat luas, guna memudahkan pengenalan jenisnya, jenis plastik ini biasa dipakai untuk kemasan obat dan suplemen bentuk pil atau kapsul. Wadah sabun cair, wadah deterjen dan pengangi pakaian dalam bentuk cair kemasan botol dan jeringan hingga wadah pestisida cair dalam bentuk botol dan jeringan.

PVC- kode plastik nomor 3

Penggunaan plastik PVC lebih banyak digunakan untuk jenis pipa air dengan berbagai ukuran seperti: Wavin, Sun, Rucika, serta produk sejenis dengan merek berbeda. Sebagian gallon air kemasan isi ulang berbahan PVC dan PET.

(9)

LDPE- kode plastik nomor 4

Jenis plastik ini digunakan dalam dunia medis seperti penggunaan plastik botol infus dan peralatan laboratorium.

• Kemasan untuk cairan botol infus

• Kemasan untuk cairan peralatan laboratoriun dan cairan obat tetas mata seperti eye dropper.

• Kemasan untuk botol minuman yang tahan panas.

• Penutup galon air isi ulang.

• Selang air

PP- kode plastik nomor 5

Penggunaan plastik PP cukup luas, hampir sama luasnya dengan penggunaan plastik jenis PET/PETE dalam kemasan makanan dan minuman termasuk dalam jumlah besar untuk perkakas plastik rumah tangga.

• Kemasan air minum mineral gelas (cup) dan minuman

• Kemasan cat tembok dan flamir/dempul dengan berbagai ukuran

• Kemasan es krim, yougart, kue, serta susu kedelai dalam berbagai ukuran

• Kemasan tinta cair (printer) dan cairan pewarna lainnya dalam berbagai ukuran

• Pelatan rumah tangga seperti; piring, gelas, baskom, kursi, meja, ember, gayung, rak piring, hanger, sapu, telanan, tupperware, dispenser, rak sepatu, pot bunga, drum plastik dan tendon air.

Polystryrene & Polycarbonate-kode plastik nnomor 6 & 7

Plastik jenis polystryrene dan polycarbonate--kode nomor plastik 6 dan 7--belum dapat didaur ulang. Di Indonesia, setahun penulis, masih langka pabrik pengolahan sampah plastik jenis ini yang menerima hasil daur ulang tingkat pertama.

Contoh plastik cacahan berdasarkan jenis dan warna/kelompok warna Penyortiran- berdasarkan jenis plastik

Penyortiran plastik pada tahap ini bertujuan untuk mengelompokan beragam macam merek serta ukuran kemasan plastik ke dalam masing-masing jenisnya. Dengan demikian kegiatan penyortiran menghasilkan:

• Plastik jenis PET/PETE dalam satu kelompok

• Plastik jenis HPDE dalam satu kelompok

(10)

• Plastik jenis LDPE dalam satu kelompok

• Plastik jenis PP dalam satu kelompok.

*) Satu dengan lainnya dipisahkan atau tidak dicampur.

Penyortiran-berdasarkan jenis dan warna

Penyortiran plastik pada tahap ini bertujuan untuk mengelompokan beragam macam merek serta ukuran kemasan plastik ke dalam masing-masing jenisnya serta warnanya. Dengan demikian kegiatan penyortiran akan menghasilkan jenis plastik yang sama jenis serta sewarna. Pemisahan jenis dan warna juga berhubungan dengan harga jual plastik cacahan. Plastik yang bening atau natural lebih mahal dibandingkan dengan plastik yang sudah berwarna.

Penyortiran-berdasarkan jenis dan kelompok warna

Penyortiran plastik pada tahap ini bertujuan untuk mengelompokan jenis dan kelompok warna dari beragam macam merek serta ukuran kemasan sampah plastik. Kegiatan penyortitan akan menghasilkan plastik yang sejenis dan sekelompok warna.

• Contoh : Merah memiliki 18 gradiasi warna dapat disatukan kedalam satu kelompok

Pemisahan bagian plastik yang berbeda jenis namum dalam kondisi menyatu dalam satu kemasan

Penyortiran plastik pada tahap ini bertujuan untuk memisahkan bagian plastik dan non plastik yang yang melekat pada plastik kemasan utamanya.

Botol air minum misalnya memiliki 3 bagian yakni;

• Fliptop/tutup botol dipisahkan karena berbeda dengan kemasan plastik utama. Fliptop atau tutup botol plastik umumnya berbahan PP.

• Label dipisahkan karena berbeda jenis dengan kemasan plastik utama. Label kemasan umumnya berbahan PP dalam bentuk lembaran.

• Botol plastik PET/PET Natural atau bening Proses pemisahan (baca: pembersihan) bagian yang berbeda dari kemasan utama, berlaku sama untuk jenis plastik lainnya dalam bentuk botol dan jerigen. Kecuali untuk PVC.

Umumnya PVC tidak digunakan sebagai wadah kemasan, baik dalam bentuk botol maupun jerigen.

Hal ini dilakukan agar proses polimelimerasi (peleburan) menjadi biji plastik dan penggunaanya untuk produk baru, bisa dilakukan.

Tahap Pencacahan- ukuran mesh cacahan

Pencacahan plastik bertujuan untuk memotong plastik utuh menjadi kepingan-kepingan yang lebih kecil. Pabrik biji plastik menerapkan ukuran mesh cacahan antara 2,5 cm hingga 3 cm. Ukuran mesh tersebut ditetapkan agar tidak terlalu kecil yang rawan bercampur dengan

(11)

kontaminan yang tidak diharapkan serta berhubungan dengan proses polimerisasinya menjadi biji plastik.

Tahap Pencacahan-pencacahan plastik dalam satu line

Pencacahan plastik dilakukan per jenis merujuk pada prosedur penyortiran di atas. Misalnya PET bening di cacah satu line, demikian seterusnya berdasarkan;

• Plastik sejenis

• Sejenis dan sewarna

• Sejenis dan sekelompok warna

Model pencacahan basah, plastik cacahan jatuh ke bak pencucian Teknik pencacahan plastik

Terdapat dua teknik pencacahan yang umum/biasa dilakukan yakni;

1. cacah kering yakni, proses pencacahan plastik dengan tidak menggunakan air. Teknik pencacahan kering biasanya dilakukan dalam kondisi air dalam jumlah banyak susah diperoleh. Dengan demikian, proses pencacahan dan pembersihan dilakukan secara terpisah.

2. cacah basah yakni, proses pencacahan plastik dengan menggunakan air yang dicampur dengan deterjen. Teknik pencacahan bentuk kedua lebih efektif karena dalam proses pencacahan telah berlangsung proses pembersihan awal. Teknik ini juga membantu performa mesin karena plastik cacahan akan lebih mudah keluar dari saringan mesh akibat dorongan air serta pelumasan dari buih deterjen.

Sifat plastik di air

Plastik PET/PETE dan PVC sifatnya tenggelam di air, sementara plastik HDPE, LDPE, serta PP bersifat mengapung. Sifat plastik di air berhubungan dengan proses pemisahan plastik dengan kontaminan lain yang tidak diharapkan. Plastik yang tenggelam akan tercampur dengan kontaminan lain di dasar bak cuci sehingga menjadi lebih sulit untuk dibersihkan. Sementara plastik yang bersifat mengapung membuat kontaminan akan terpisah dengan sendirinya dalam proses pencacahan basah. Kontaminan yang tidak diharapkan seperti; pasir, tanah, dan kertas kertas label.

Tahap Pencucian- grade cacahan

Grade plastik (kualitas) cacahan secara umum dimasukkan dalam dua kategori yakni, Grade A dan Grade B. Hal-hal yang mempengaruhi grade cacahan antara lain; pada tahan

(12)

penyortiran kurang baik, saat pencicuan kurang baik, tidak cukup kering saat dikemas. Selain itu, dipengaruhi juga oleh riwayat pemakaian plastik. Plastik PET/PETE Natural (bening) misalnya, jika dikemas dalam kondisi lembab akan berubah menjadi buram/kusam. Penentuan grade plastik cacahan ditentukan berdasarkan tingkat kebersihan serta kemurniannya(baca:tidak kotor, berminyak, dan buram)yang akan terlihat kasat mata pada tampilan fisiknya. Plastik dengan kategori grade A adalah, plastik cacahan dengan tingkat kebersihan dan kemurnian terbaik dengan kontaminan sangat sedikit. Plastik dengan Grade B untuk kategori kualitas dibawahnya. Namun penggolongsn ini untuk beberapa jenis plastik seperti infus lebih karena perbedaan ketebalan plastiknya.

Pabrik pengolahan biji plastik memiliki standart dan pengujian kualitas plastik cacahan yang dapat dijadikan sebagai acuan pelaku daur ulang sampah plastik.

Teknik pencucian

Tujuan pencucian adalah untuk membersihkan plastik dari kontaminan yang tidak diharapkan sehingga diperoleh kualitas cacahan plastik yang bermutu tinggi. Frekuensi pencucian plastik cacahan ditentukan oleh riwayat pemakaian plastik.

• Pembilasan jenis plastik untuk jenis yang mengandung banyak kontaminan berupa lemak, minyak, oli bekas, cat, lem, tinta, dsb pembilasan dilakukan tiga kali yakni, pada bak cuci 1 hingga bak cuci 3 atau disesuaikan dengan kondisi kebersihannya.

• Pembilasan plastik untuk jenis yang tidak mengandung banyak kontaminan, pembilasan cukup dilakukan 2 kali yakni, pada bak cuci 1 dan bak cuci 2.

• Teknik pencucian untuk jenis plastik yang bersifat tenggelam di air dilakukan menggunakan keranjang berpori, hal ini dimaksudkan agar proses pemisahan kontaminan dengan plastik lebih mudah dilakukan. Ukuran pori yang baik adalah tidak lebih kecil dari 0,5 cm dan tidak lebih besar dari 2 cm.

Teknik pencucian untuk jenis plastik yang bersifat mengapung di air dilakukan menggunakan keranjang berpori yang lebih kecil yakni 0,5-1 cm. Hal ini dimaksudkan agar air dengan plastik cacahan dapat terpisah bersamaan.

Penggunaan deterjen

Tujuan penggunaan deterjen dalam proses pencucian untuk menghasilkan buih. Buih deterjen membantu proses pelepasan kontaminan yang melekat pada plastik. Jenis deterjen yang digunakan adalah jenis deterjen yang aman bagi pengguna dan aman bagi lingkungan. Jenis deterjen yang aman bagi pengguna dan lingkungan adalah deterjen yang kandungan pHnya rendah dan dibenarkan pemakainnya sesuai dengan ketentuan regulasi (SNI).

Pengeringan

Tujuan pengeringan adalah untuk menurunkan kadar air plastik cacahan. Penggunaan alat khusus untuk deteksi kadar air plastik cacahan belum jamak dilakukan. Cara yang umum dilakukan adalah dengan memeriksa kondisi kebasahan plastik dengan tangan (menggengamnya). Plastik cacahan yang layak jual secara kualitatif adalah kalau sudah tidak lembab. Penggunaan oven untuk pengeringan plastik cacahan dapat digunakan dalam skala industri, namun tidak ekonimis untuk usaha skala industri kecil dan menengah.

(13)

Pengeringan plastik cacahan Teknik penjemuran

Teknik penjemuran plastik cacahan dapat dilakukan dengan cara berikut; a. Plastik cacahan dijemur pada bidang datar diatas lantai semen.

Keuntungan dari teknik penjemuran menggunakan bidang datar berlantai semen adalah proses penguapan air berlangsung lebih cepat karena kontak langsung lantai semen yang panas. Sementara kelemahannya, proses pengumpulan lebih lambat serta potensi masuknya kontaminan lebih besar.

b. Plastik cacahan dijemur pada bidang datar di atas tanah atau lantai semen dengan menggunakan terpal.

Keuntungan dari teknik penjemuran plastik cacahan dengan cara menggunakan alas terpal adalah proses pengumpulannya lebih cepat serta potensi terbawanya kontaminan bisa diminimalir.

Pengemasan/pengepakan

Tujuan pengepakan adalah untuk membuat plastik cacahan terwadahi dengan baik serta lebih mudah dipindahkan atau dimobilisasi. Media pengepakan yang sesuai serta umum digunakan adalah karung. Penggunaan media karung juga agar mempermudah pemberian identitas plastik berdasarkan jenisnya serta berat jenisnya (berat jenis per koli).

(14)

Alur proses daur ulang plastik

Hasil daur ulang plastik tingkat pertama diubah menjadi biji plastik, biji plastik kemudian bahan baku produk baru

Daur ulang plastik kita lakukan agar plastik bekas dapat menjadi bahan baru yang berguna atau dapat digunakan kembali, mengurangi penggunaan bahan baru, penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, serta emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.

(15)

Pemantauan dan evaluasi

faktor-faktor sukses pelaksanaan program pengolahan sampah diantaranya: a. Gagasan kepada masyarakat/tokoh.

b. Tim Pengelola Sampah Kampung.

c. Kerjasama dengan pihak yang mau membeli sampah (pengepul terdekat). d. Sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat.

e. Pembinaan petunjuk tentang cara pengelolaan sampah kepada masing-masing keluarga. f. Tersedianya fasilitas yang diperlukan, termasuk Petugas Pengangkut Sampah.

g. Kegiatan monitoring & evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan program pengelolaan sampah mandiri & produktif.

h. Laporan hasil-hasil program kepada masyarakat. i. Kerjasama & dukungan dari Pemerintah Setempat.

Data evaluasi diperoleh secara langsung melalui observasi lapangan secara langsung, penyebaran kuesioner dan hasil wawancara terhadap nasabah dan pengelola unit bank sampah. Kuesioner yang disusun berdasarkan tujuh kriteria dalam penentuan keberfungsian dan keberlanjutan dari program unit bank sampah. Faktor-faktor tersebut difokuskan pada aspek pengetahuan, kelembagaan, partisipasi masyarakat, teknis penanganan sampah, peraturan, persepsi masyarakat dan pembiayaan.

Pendampingan dilakukan hingga warga masyarakat mampu melakukan seluruh kegiatan pengelolaan sampah secara mandiri baik secara individual maupun secara komunal.

(16)

Pengembangan

faktor pendukung dalam pengembangan Bank Sampah adalah peran Pemerintah Daerah sebagai Pendukung pelaksanaan Program Bank Sampah serta kesadaran Masyarakat. Sedangkan untuk faktor penghambat ada beberapa poin antara lain adalah:

a. kesadaran sebagian masyarakat yang masih rendah,

b. banyaknya kegiatan Bank Sampah yang membutuhkan anggaran, sehingga membutuhkan anggaran tetap setiap tahun dari Pemerintah,

c. nilai sampah yang rendah, d. persaingan antar lapak.

Strategi pengembangan bank sampah meliputi :

1. Meningkatkan kegiatan internal bank sampah untuk mengakomodir perubahan perilaku masyarakat terhadap sampah

2. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan SDM dengan memanfaatkan program

(17)

3. Mempeluas jaringan hubungan (networking) untuk menjangkau pangsa pasar industri kreatif yang lebih besar

4. Mengatasi keterbatasan bahan baku industri kreatif dengan lebih banyak mengajak, mengedukasi dan membina kelompok masyarakat tentang kegiatan bank sampah

5. Berkomitmen dalam membuat dan menjalankan perencanaan bisnis

6. Konsistensi dari pemilik bank sampah dalam menjalankan kegiatannya

7. Meningkatkan penggunaan IT untuk kegiatan pemasaran/promosi produk industri kreatif

8. Menjalankan misi edukasi dengan memberikan pelatihan dan pendampingan tentang pengelolaan sampah kepada masyarakat

9. Pemenuhan permintaan dan selera konsumen terhadap produk industri kreatif untuk meningkatkan pemasaran/penjualan produk

10. Menjaga kolaborasi dengan pihak luar, khususnya dalam penyelenggaraan pelatihan dan pendampingan yang dapat mengasah ketrampilan dan kreativitas SDM

Referensi

Dokumen terkait

Direktur SMMA Kurniawan Udjaja mengatakan, SMMA melakukan penyertaan modal sebesar Rp 45 miliar untuk membeli 45.000 saham Century Tokyo.. Jumlah penyertaan modal tersebut

Tautan untuk mengunduh buku Geoekologi Kepesisiran dan Kemaritiman ada pada tautan

Jadi misalnya bila pada KG MACD selisih harga saat ini berada diatas rata-rata (middle bands) selisih selama periode acuan yang kita gunakan, kita tahu bahwa rata-rata pergerakan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur

Merakit (pemasangan setiap komponen, handle, poros pemutar, dudukan handle alas atas bawah, dan saringan).. Mengelas (wadah dengan alas atas, saringan, handle, dan

SDIT AL uswah Surabaya is one unified Islamic elementary school that has problems ranging from frequent mistake inputting data, loss of data that has been collected, the data is not

Pendekatan perancangan dilakukan dengan bentukan bangunan baru yang melanjutkan langgam dan bentukan bangunan historis. Pengolahan fasad, garis dan bidang horisontal

– Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi