iii ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Transgender dalam Film Animasi Tokyo Godfathers Karya Satoshi Kon”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehidupan transgender dan pandangan masyarakat terhadap tokoh transgender yang terdapat dalam film animasi Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiologi sastra dari Wellek & Warren (1989), teori semiotika dari Danesi (2010), dan teori labeling dari Narwoko & Suyanto (2007). Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif analisis dari Ratna (2009).
Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai kehidupan transgender yang dibagi dalam dua aspek, yaitu aspek sosial dan aspek ekonomi tokoh transgender dalam film animasi Tokyo Godfathers. Pandangan masyarakat terhadap tokoh transgender yang terdapat dalam film animasi Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon dibagi menjadi tiga bagian, yaitu definisi transgender, julukan, dan pemberi label. Definisi transgender (okama atau waria) adalah orang yang tidak bisa menghasilkan susu dari payudaranya sendiri. Julukan untuk transgender adalah “koitsu” dan “okama”. Pemberian label terhadap transgender adalah “busu”, “kuso”, dan “kuso jiji”.
iv 要旨 本論文のタイトルは『「サトシコン」の「東京ゴッドファーザー ズ」のアニメーションにトランスジェンダー』である。研究の目的はサト シコンの東京ゴッドファーザーズのアニメーションにトランスジェンダー の生活とトランスジェンダーの公共の認識を理解することである。
本研究で使用された理論は Wellek & Warren (1989)の社会文学理論、 Danesi (2010) の記号論理論、そして Narwoko & Suyanto (2007)のラベリン グ理論である。本研究で利用された方法は Ratna (2009)の記述的な分析方 法である。 本研究の結果は東京ゴッドファーザーズのアニメーションにトラン スジェンダーの生活は二つの側面に分け、社会的と経済的な側面を説明す ることである。サトシコンの東京ゴッドファーザーズのアニメーションに トランスジェンダーの文字の公共の認識には三つの部分に分かれている。 それは、トランスジェンダーの定義とにニックネームと贈り主のラベルで ある。トランスジェンダー「オカマ」の定義は彼女自身の胸から牛乳を生 産することができない人である。トランスジェンダーにニックネームはこ いつとオカマである。トランスジェンダーに贈り主のラベルはブスとくそ とくそじじである。 キーワード:トランスジェンダー、社会文学、ラベリング
v DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii ABSTRAK vi 要旨 vii DAFTAR ISI viii DAFTAR DATA xi DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 4 1.3 Tujuan Penelitian 4 1.3.1 Tujuan Umum 4 1.3.2 Tujuan Khusus 4 1.4 Manfaat Penelitian 5 1.4.1 Manfaat Teoretis 5 1.4.2 Manfaat Praktis 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian 5
1.6 Sumber Data 6
1.7 Metode dan Teknik Penelitian 6
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 6
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data 7
1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka 8
2.2 Konsep 12
vi
2.2.2 Perilaku Menyimpang 12
2.2.3 Transgender 13
2.3 Kerangka Teori 15
2.3.1 Teori Sosiologi Sastra 15
2.3.2 Teori Semiotika 16
2.3.3 Teori Labeling 17
BAB III RIWAYAT PENGARANG DAN KARYA-KARYANYA 3.1 Satoshi Kon 18 3.2 Karya-karyanya 19 3.2.1 Manga 20 3.2.1.1 Seraphim 266613336 Wings 20 3.2.1.2 Opus (1995-1996) 22 3.2.2 Film Animasi 22 3.2.2.1 Perfect Blue (1997) 23 3.2.2.2 Paprika (2006) 25 3.2.2.3 Tokyo Godfathers (2003) 26
BAB IV ANALISIS KEHIDUPAN TOKOH TRANSGENDER DALAM FILM ANIMASI TOKYO GODFATHERS KARYA SATOSHI KON 4.1 Penggambaran Transgender 30
4.1.1 Fisiologis 30
4.1.2 Psikologis 33
4.1.3 Sosiologis 40
4.2 Kehidupan tokoh Transgender 41
4.2.1 Aspek Sosial 42
4.2.1.1 Sikap Transgender 42
4.2.1.2 Pandangan hidup Transgender 47
4.2.1.3 Rasa hormat transgender 53
4.2..2 Aspek Ekonomi 55
vii
4.2.2.2 Pekerjaan Transgender 56
4.2.2.2.1 Penyanyi bar 57
4.2.2.2.2 Pelayan bar 60
4.2.2.2.3 Bartender 61
BAB V ANALISIS PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSGENDER DALAM FILM ANIMASI TOKYO GODFATHERS KARYA SATOSHI KON
5.1 Definisi Transgender (okama atau waria) 63
5.2 Julukan 65
5.3 Pemberi label 68
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan 71 6.2 Saran 72 DAFTAR PUSTAKA 74 DAFTAR UNDUHAN 77 DAFTAR KAMUS 80 CURRICULUM VITAE
viii
DAFTAR DATA
BAB IV ANALISIS KEHIDUPAN TOKOH TRANSGENDER DALAM FILM A N I M A S I T O K Y O G O D F A T H E R S K A R Y A S A T O S H I K O N Data (1) 33 Data (2) 34 Data (3) 35 Data (4) 36 Data (5) 37 Data (6) 40 Data (7) 42 Data (8) 43 Data (9) 46 Data (10) 47 Data (11) 49 Data (12) 51 Data (13) 53 Data (14) 57 Data (15) 57 Data (16) 58
BAB V PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP TOKOH TRANSGENDER DALAM FILM ANIMASI TOKYO GODFATHERS KARYA SATOSHI KON Data (17) 64
ix
Data (18) 65
Data (19) 68
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Tokoh Hana 31
Gambar 2 : Posisi duduk tokoh Hana 31
Gambar 3 : Ibu Angkat Hana 32
Gambar 4 : Tokoh 1 32
Gambar 5 : Tokoh 1 dan tokoh 3 38
Gambar 6 : Foto Hana dengan Ken 39
Gambar 7 : Nama Bar 55
Gambar 8 : Di dalam Bar 55
Gambar 9 : Hana menendang salah satu pengunjung bar 57
Gambar 10 : Hana sedang bernyanyi 59
Gambar 11 : Tokoh-tokoh transgender sedang melayani Gin 60
Gambar 12 : Tokoh-tokoh transgender sedang melayani pengunjung bar 60
Gambar 13 : Bar counter 61
Gambar 14 : Ibu angkat Hana sebagai bartender 61
Gambar 15 : Hana bernyanyi dan minum 69
xi BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya setiap manusia memiliki jenis kelamin yang terdiri dari dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Seorang perempuan umumnya bersikap lemah lembut, sedangkan laki-laki bersikap tegas dan kuat. Namun, pada kenyataannya ada yang mengalami ketidaksesuaian jenis kelamin dan kejiwaan. Ketidaksesuaian ini terjadi ketika seseorang terlahir sebagai laki-laki yang sempurna, tetapi merasa bahwa ia bukan seorang laki-laki melainkan seorang perempuan atau sebaliknya. Keadaan ini disebut dengan transgender (Sitohang, 2012).
Nakamura (dalam Eshelman, 2015) menyatakan bahwa istilah umum dari transgender di Jepang disebut dengan seidouitsusei shougai yang berarti gangguan identitas jenis kelamin. Namun, penggunaan kata ‘gangguan’ dipandang sebagai sesuatu yang bermasalah, sehingga diganti dengan istilah seibetsu iwa yang berarti dysphoria gender atau ketidaksesuaian. Seseorang yang melakukan transgender memiliki kelainan pada orientasi seksualnya atau merasa terjebak pada jenis kelaminnya tersebut.
Alasan seseorang untuk memilih menjadi seorang waria, gay, lesbian, atau transgender/transeksual, karena di dalam jiwa seorang laki-laki terdapat sifat lemah lembut seperti perempuan dan ia menjadi seseorang yang berkelakuan menyimpang dari identitas aslinya untuk menunjukkan jati dirinya. Alasan lain
xii
juga disebabkan oleh kejadian masa lalu dalam keluarga, ketika seorang ayah menelantarkan anak laki-laki dan istrinya, hingga anak tersebut menjadi benci pada sesosok laki-laki.
Keberadaan transgender di Jepang masih dipandang sebelah mata, dianggap tabu dan mengundang kontroversi. Namun, beberapa di antara mereka yang melakukan transgender berhasil diakui keberadaannya dengan segudang prestasi yang berhasil mereka raih. Mulai dari dunia hiburan sampai ke ajang dunia kecantikan, seperti Ataru Nakamura yang merupakan seorang transgender dan penyanyi solo asal Tokyo. Ia juga menulis lagunya sendiri dan mahir dalam memainkan beberapa alat musik seperti piano, gitar dan drum. Selain itu juga terdapat seorang transgender bernama Aya Matsuura yang merupakan seorang model, aktris dan penyanyi transgender asal Jepang yang lahir pada tanggal 25 Juni 1986. Kecantikan dan kesuksesan Matsuura telah berhasil menginspirasi beberapa artis transgender lainnya untuk memantapkan niat mereka mengganti kelamin menjadi seorang perempuan (Sitohang, 2012).
Kehidupan transgender seperti sikap dan pandangan hidup transgender dapat dilihat dalam sebuah karya sastra. Karya sastra merupakan pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan yang terdapat dalam kehidupan manusia. Karya sastra dapat berupa teks dan film. Contoh karya sastra yang berupa teks, misalnya : puisi, pantun, novel, manga dan cerpen, sedangkan karya sastra yang berupa akting yaitu pegelaran drama dan film (Wiyatmi, 2008: 27).
xiii
Film animasi merupakan pergerakan gambar dari sekumpulan objek yang disusun secara beraturan untuk mengikuti pergerakan waktu yang telah ditentukan. Gambar atau objek tersebut berupa gambar manusia, hewan, maupun tulisan (Septian, 2014). Film yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah film animasi yang berjudul Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon. Dalam film animasi ini terdapat tiga tokoh tunawisma yang hidup di jalanan, salah satunya adalah Hana yang merupakan seorang waria.
Tokoh Hana diperankan oleh Yoshiaki Umegaki. Hana merupakan tokoh yang berkarakter paling mencuri perhatian, terutama pada tingkah lakunya dan mimik wajahnya yang lucu, sehingga sering mengundang tawa. Film animasi ini dibuat pada tahun 2003 dan ditayangkan pada tanggal 16 Januari 2004 dengan durasi 92 menit. Film ini merupakan salah satu film Jepang yang bergenre drama, fantasy, comedy, dan slice of life. Film ini berbeda dari karya-karya Kon sebelumnya yang menceritakan alam mimpi, ilusi, dan alam bawah sadar. Kon menceritakan kehidupan sehari-hari sebagai tunawisma serta aktivitas transgender di Tokyo dalam film animasi Tokyo Godfathers. Film animasi ini juga menceritakan seorang transgender yang bernama Hana dan hidup sebagai tunawisma di Tokyo.
Penelitian ini membahas mengenai transgender sebagai objek penelitian. Pembahasan mengenai transgender dilakukan untuk memahami kehidupan transgender baik dari sikap maupun pandangan hidup sebagai transgender dalam film animasi Tokyo Godfathers. Selain itu, pembahasan mengenai transgender juga dilakukan untuk mengetahui pandangan masyarakat sekitar mengenai tokoh
xiv
transgender yang dilihat melalui reaksi masyarakat atau pemberian cap oleh masyarakat terhadap perilaku tokoh transgender yang terdapat dalam film animasi Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang diterapkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kehidupan tokoh transgender dalam film animasi Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon?
2. Bagaimanakah pandangan masyarakat terhadap tokoh transgender dalam film animasi Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini yang dibagi menjadi dua, yaitu : 1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai ilmu sastra, khususnya mengenai transgender. Selain itu, diharapkan juga dapat memberikan pemahaman yang positif mengenai kehidupan transgender dalam film animasi Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon.
1.3.2 Tujuan Khusus
xv
1. Mengetahui kehidupan tokoh transgender dalam film animasi Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon.
2. Mengetahui pandangan masyarakat terhadap tokoh transgender dalam film animasi Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon.
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah diuraikan tujuan dari penelitian ini, adapun manfaat yang diperoleh dibagi menjadi dua, yaitu :
1.4.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini, yaitu dapat menambah referensi penelitian, khususnya kajian mengenai sosiologi sastra yang berfungsi sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya di bidang sastra. Selain itu juga dapat menambah informasi mengenai transgender yang belum dibahas atau diteliti dari penelitian sebelumnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan dapat menambah informasi mengenai transgender. Selain itu, melalui sebuah karya sastra juga dapat menambah wawasan untuk pembaca dan penikmat film animasi mengenai nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra yang berupa film animasi Jepang yaitu animasi Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Pembahasan dalam penelitian ini hanya terfokus pada kehidupan tokoh transgender seperti sikap dan pandangan hidup sebagai transgender, serta
xvi
pandangan masyarakat terhadap tokoh transgender dalam film animasi Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon.
1.6 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan yaitu DVD animasi Jepang yang berjudul Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon. Film animasi ini dibuat pada tahun 2003 dengan durasi 92 menit. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data sekunder berupa majalah, artikel, serta buku-buku mengenai karya sastra yang berhubungan dengan penelitian ini.
1.7 Metode dan Teknik Penelitian
Metode merupakan cara kerja untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan penelitian atau strategi untuk memahami realitas. Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah agar lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami (Ratna, 2009:34). Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan yaitu mengamati unsur-unsur yang akan diteliti (Ratna, 2009:39). Pengamatan dilakukan dengan cara mencari data yang menyangkut kehidupan transgender serta pandangan masyarakat mengenai transgender dalam film animasi Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon. Teknik yang digunakan adalah teknik catat yaitu mencatat setiap data yang ditemukan dalam dialog film animasi Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon. Setelah data dikumpulkan, kemudian diketik ke dalam komputer dan
xvii
diklasifikasikan dalam bentuk paragraf untuk memudahkan dalam menganalisis data. Setelah itu, dilakukan pengambilan data berupa gambar dengan pemotongan gambar pada beberapa adegan. Setelah melakukan pemotongan gambar dengan cara screenshot, gambar tersebut dipindah dan disimpan ke microsoft word. 1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam tahapan ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguraikan dan menganalisis data dengan memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai data yang ada (Ratna, 2009:53). Teknik yang digunakan dalam analisis data yaitu teknik informal dengan cara menjabarkan data, kemudian menerjemahkan data dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Setelah itu, dilakukan analisis data untuk memahami unsur-unsur yang terdapat dalam film animasi Tokyo Godfathers karya Satoshi Kon.
1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Penyajian hasil analisis dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul dan dianalisis. Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis data adalah metode informal. Metode informal menurut Ratna (2006:50) yaitu perumusan bukan dalam bentuk angka-angka, bagan atau statistik, melainkan dengan menggunakan kata-kata biasa. Teknik yang digunakan adalah teknik narasi yaitu penyajian analisis data dalam bentuk kalimat dan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami. Hasil analisis mengenai kehidupan transgender dan pandangan masyarakat terhadap tokoh transgender yang terdapat dalam film
xviii
animasi Tokyo Godfathers diuraikan dengan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti atau tidak menggunakan istilah-istilah baru yang sulit untuk dipahami.