• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen

Manajemen melibatkan koordinasi dan mengawasi kegiatan karya orang lain sehingga kegiatan mereka selesai efisien dan efektif. Efisiensi mengacu pada mendapatkan hasil maksimal output dari paling jumlah masukan, efektivitas sering digambarkan sebagai "melakukan hal yang benar" yang melakukan kegiatan-kegiatan kerja yang akan membantu organisasi mencapai tujuannya (Robbins dan Coutler (2012: 36).

Ada empat fungsi manajemen, menurut Robbins dan Coulter (2012: 37):

Planning : pengaturan tujuan, menetapkan strategi, dan mengembangkan rencana

untuk mengkoordinasikan kegiatan.

Organizing : menentukan apa yang perlu dilakukan, bagaimana hal itu akan

dilakukan, dan yang akan melakukannya.

Leading : memotivasi, memimpin, dan tindakan lainnya yang terlibatdalam

menanganiorang-orang.

Controlling : kegiatan pemantauan untuk memastikan bahwa mereka capai

seperti yang direncanakan.

Berdasarkan penjelasan diatas bisa disimpulkan Bahwa manajemen adalah kegiatan yang terdiri dari mengkoordinasikan dan mengawasi pekerjaan dilakukan. Kegiatan ini memiliki fungsi yang merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan agar efisien dan efektif dalam pekerjaan.

2.2 Manajemen Operasi

Manajemen operasi di definisikan sebagai serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Penciptaan barang dan jasa didefinisikan sebagai produksi. Kegiatan

(2)

menciptakan barang dan jasa berlangsung di semua organisasi. Di perusahaan manufaktur, kegiatan produksi yang menciptakan barang biasanya cukup jelas, bentuk ini merupakan produk nyata. (Heizer dan Render (2009: 36)

Ada beberapa fungsi OM, Heizer dan Render (2009: 38) dibagi menjadi empat fungsi:

1. Manajemen operasi adalah tiga fungsi utama dari setiap organisasi, dan itu secara integral terkait dengan semua fungsi bisnis lainnya. Bagaimana orang mengatur diri untuk usaha produktif.

2. Untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan. 3. Untuk memahami apa yang manajer operasi dilakukan.

4. Manajemen operasi adalah suatu bagian yang mahal dari sebuah organisasi. Hal ini juga memberikan kesempatan besar bagi sebuah organisasi untuk meningkatkan profitabilitas dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi adalah sebagai sistem transformasi (atau proses) yang mengkonversi input menjadi output. Ketika proses transformasi yang terjadi, ada nilai yang dimasukkan. Nilai mengambil bentuk sebagai output yang barang atau jasa. Manajemen operasi ini juga sangat membantu bagi para manajer untuk memahami pentingnya kegiatan operasi yang efektif dari organisasi. Tujuan utama dari manajemen operasi adalah untuk mencocokkan pasokan dengan permintaan. Memiliki perkiraan permintaan sangat penting untuk menentukan berapa kapasitas atau pasokan akan diperlukan untuk memenuhi permintaan.

2.3 Peramalan

Peramalan adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa masa depan. Peramalan mungkin melibatkan mengambil data historis dan memproyeksikan mereka ke dalam masa depan dengan semacam model matematika. Mungkin subjektif atau prediksi intuitif (Jay Heizer dan Barry Render, 2009:136). Hampir setiap organisasi, besar dan kecil, swasta dan publik, penggunaan peramalan baik secara eksplisit maupun implisit, karena hampir setiap organisasi harus merencanakan untuk memenuhi kondisi masa

(3)

depanyang memiliki tidak sempurna pengetahuan. Selain itu, kebutuhan untuk perkiraan melintasi semua lini fungsional serta semua jenis organisasi. Prakiraan adalah input dasar dalam proses pengambilan keputusan operasi manajemen karena mereka memberikan informasi tentang permintaan di masa mendatang.

Peramalan bertujuan agar forecast yang dibuat dapat meminimumkan pengaruh ketidakpastian terhadap perusahaan atau meminimumkan kesalahan meramal (forecast

error) yang biasanya diukur dengan Mean Square Error (MSE), Mean Absolute Error

(MAE).

Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Waktu tenggang (lead time) merupakan suatu alasan untuk perencanaan (planning) dan peramalan (forecast). Bila waktu tenggang ini besarnya nol atau sangat kecil, maka tidak di butuhkan peramalan. Bila waktu tenggang tersebut panjang dan hasil yang diperoleh membutuhkan faktor-faktor yang menyatakan bahwa perencanaan dapat di bentuk memiliki peranan penting, maka peramalan terjadi atau di butuhkan sehingga tindakan yang tepat dapat di lakukan. Penggunaan metode peramalan adalah untuk mengidentifikasi suatu model peramalan sedemikian rupa sehingga kesalahannya menjadi seminimal mungkin. Pada dasarnya, teknik peramalan dapat diterapkan dalam setiap kegiatan bisnis yang diorientasikan pada waktu yang akan datang, baik pada bidang sumber daya manusia, operasional (produksi), pemasaran, keuangan maupun kegiatan perekonomian secara besar.

Terdapat dua pendekatan untuk melakukan peramalan yaitu dengan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Metode peramalan kualitatif di gunakan ketika data historis tidak tersedia. Metode peramalan kualitatif adalah metode subyektif, metode ini di dasarkan pada informasi kualitatif. Dasar informasi ini dapat memprediksi kejadian-kejadian di masa yang akan datang. Keakuratan dari metode ini sangat subjektif .

Metode peramalan kuantitatif dapat dibagi menjadi dua tipe, causal dan time series. Metode peramalan causal meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan variabel yang di prediksi seperti analisis regresi. Peramalan time series merupakan metode kuantitatif untuk menganalisis data masa lampau yang telah di kumpulkan secara teratur

(4)

menggunakan teknik yang tepat. Hasilnya dapat dijadikan acuan untuk peramalan nilai di masa yang akan datang.

2.3.1 Element Forecast

Menurut Stevenson (2009: 74) untuk melaksanakan semua perkiraan yang baik ada beberapa persyaratan seperti:

• Ramalan harus tepat waktu. Biasanya, sejumlah waktu diperlukan untuk menanggapi informasi yang terkandung dalam perkiraan.

• Ramalan harus akurat, dan tingkat akurasi harus besar.

• Ramalan harus dapat di andalkan; harus bekerja secara konsisten. • Ramalan harus di nyatakan dalam satuan bermakna.

• Ramalan harus di lakukan secara tertulis. Meskipun hal ini tidak akan menjamin bahwa semua pihak yang menggunakan informasi yang sama, setidaknya akan meningkatkan kemungkinan itu. Selain itu, perkiraan tertulis akan mengizinkan tujuan dasar untuk mengevaluasi perkiraan sekali hasil aktual dalam.

2.3.2 Proses Peramalan

Ada enam langkah dasar dalam proses peramalan menurut Stevenson (2009: 74): 1. Tentukan tujuan ramalan. Langkah ini akan memberikan

indikasi tingkat detail yang diperlukan dalam perkiraan, jumlah

sumber daya.

2. Membentuk horizon waktu. Ramalan harus menunjukkan interval waktu.

3. Pilih teknik peramalan.

4. Menganalisis data yang sesuai. Mendapatkan data dapat melibatkan upaya yang signifikan. Setelah di peroleh, data dapat harus "Di bersihkan" untuk menyingkirkan outlier dan data jelas tidak benar sebelum analisis.

(5)

6. Memonitor perkiraan. Perkiraan harus di pantau.

2.3.3 Jenis Peramalan Dalam Penelitian

Untuk melakukan kegiatan peramalan, organisasi harus mempertimbangkan dan memutuskan apa yang perlu organisasi itu sendiri (jenis perkiraan yang organisasi lakukan), organisasi yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda juga. Menurut (Jay Heizer dan Barry Render, 2009:137), ada tiga jenis prakiraan:

1. Economic forecasts mengatasi siklus bisnis dengan memprediksi

inflasi Harga, persediaan uang, housing starts, dan indikator perencanaan lainnya.

2. Technological forecasts tingkat teknologi kemajuan, yang dapat

mengakibatkan lahirnya produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik baru dan peralatan.

3. Demand forecasts proyeksi permintaan untuk produk perusahaan atau

jasa. Prakiraan tersebut, juga disebut perkiraan penjualan, mendorong perusahaan produksi, kapasitas, dan penjadwalan sistem dan digunakan sebagai input untuk perencanaan keuangan, pemasaran, dan personil.

2.3.4 Naïve models

Heizer dan Render (2009: 140-141) menyatakan bahwa cara paling sederhana untuk meramalkan adalah mengasumsikan bahwa permintaan pada periode berikutnya akan sama dengan permintaan dalam terbaru:

Yt+1=Yt

Dimana Yt+1=Yt adalah perkiraan yang dibuat pada saat t (perkiraan asal) untuk waktu t +1

2.3.5 Moving Averages

Menurut Render, Stair, dan Hanna (2012: 181-183), rata-rata bergerak yang berguna jika kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasarakan tetap cukup stabil

(6)

dari waktu ke waktu. sebuahn-periode moving average perkiraan, yang berfungsi sebagai perkiraan masa depan permintaan, di nyatakan sebagai berikut:

Moving averages forecast =Sum of demands in previous n periods

n 2.3.6 Weighted Moving Averages

Praktek ini membuat teknik peramalan lebih responsif terhadap perubahan karena periode yang lebih baru mungkin lebih berat tertimbang. Pilihan bobot agak sewenang-wenang karena tidak ada rumus untuk menentukan mereka, teori ini didasarkan pada Heizer dan Render (2009: 142-143). Sebuah bergerak tertimbang rata-rata dapat di nyatakan sebagai berikut:

weighted moving average dapat dinyatakan secara matematis:

Weighted moving average

=

Weights ) period in )(Demand period for (Weight n n 2.3.7 Exponential Smoothing

Metode peramalan tertimbang yang masih cukup untuk digunakan.Ini melibatkan sangat sedikit pencatatan data masa lalu. Rumus dasar pemulusan eksponensial dapat ditunjukkan sebagai berikut (Jay Heizer dan Barry Render, 2009:144): New forecast =

Last period’s forecast + α (Last period’s actual demand – Last period’s forecast).

Rumus pemulusan eksponensial juga dapat ditulis matematis sebagai:

Keterangan: t F = Perkiraan baru 1 − t

F = Perkiraan periode sebelumnya

α

= Smoothing (atau bobot) konstan (0

α

≤1) 1

t

A

= Permintaan aktual periode sebelumnya

)

(

1 1 1 − − −

+

=

t t t t

F

A

F

F

α

(7)

Ft =

α

(At-1) + (1-

α

) (Ft-1 + Tt-1)

Tt = β (Ft-Ft-1) + (1- β) Tt-1

2.3.8 Exponential Smoothing with Trend

Metode ini memberikan respons terhadap trend yang terjadi. Inilah alasan

exponential smoothing with trend harus di ubah saat ada tren. Untunk memperbaiki

peramalan, maka di gunakan model yang lebih rumit dan dapat menyesuaikan diri pada trend yang ada. Idenya adalah menghitung rata-rata data , kemudian menyesuaikan untuk kelambatan positif atau negative pada tren. Dengan exponential smoothing with

trend, estimasi rata-rata dan tren di haluskan. Prosedur ini membuthkan dua konstanta

penghalusan,

α

untuk rata-rata dan β untuk tren. Kemudian, di hitung rata-rata dan tren untuk setiap periode.

Keterangan :

Ft = Peramalan dengan eksponensial yang di haluskan dari data berseri pada pada periode t

Tt = Trend dengan eksponensial yang di haluskan dari periode t

At = Permintaan actual pada periode t

α

= Konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 ≤

α

≤ 1) β = Konstanta penghalusan untuk trend (0 ≤ β ≤ 1 )

2.3.9 Linear Regression

Analisis linear regresi adalah model matematika garis lurus untuk menggambarkan hubungan fungsional antara variabel independen dan dependen. Kita

(8)

dapat menggunakan model matematika yang sama yang kita digunakan dalam metode kuadrat-proyeksi tren untuk melakukan analisis linear regresi. Variabel dependen yang ingin kita untuk meramalkan masih menggunakanya. Tapi sekarang variabel independen, x, tidak perlu lagi ada waktu (Jay Heizer dan Barry Render, 2009:158). Kami menggunakan persamaan:

Y = a+bx

Dimana

Y= nilai variabel dependen a= y-axis

b= kemiringan garis regresi x= variabel bebas

2.4 Jenis-Jenis Peramalan

Heizer dan Render (2009:164) menyatakan organisasi pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi:

1. Peramalan Ekonomi (Economic Forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi,ketersediaan uang ,dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lain.

2. Peramalan Teknologi (Technological Forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.

3. Peramalan Permintaan (Demand Forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan.Peramalan ini disebut peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.

2.5 Mengukur Prakiraan Kesalahan

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009: 145-148), ada beberapa metode yang umum digunakan untuk menghitung kesalahan prediksi. Tiga metode yang paling

(9)

terkenal adalah berarti Deviation Absolute (MAD), berarti Squared Kesalahan (MSE), dan rata-rata kesalahan persen Absolute (MAPE).:

1. Mean Absolute Deviation (MAD) adalah ukuran dari kesalahan

perkiraan keseluruhan untuk model. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah dari nilai absolut dari kesalahan perkiraan individu (penyimpangan) dan membaginya dengan jumlah periode data (n).

n

= Actual -Forecast

MAD

2. Mean Squared Error (MSE) adalah cara yang kedua mengukur

kesalahan perkiraan keseluruhan. MSE adalah rata-rata perbedaan kuadrat antara nilai-nilaiyang diperkirakan dan diamati. Kelemahan dari menggunakan MSE adalah bahwa ia cenderung untuk menonjolkan penyimpangan besar karena istilah kuadrat. Rumus adalah: n

= 2 errors) (Forecast MSE

3. Mean Absolute Percent Error (MAPE) bahwa nilai-nilai mereka

tergantung pada besarnya item yang perkiraan. Jika item perkiraan diukur dalam ribuan, nilai-nilai MAD dan MSE bisa menjadi sangat besar. Untuk menghindari masalah ini, kita dapat menggunakan MAPE tersebut.Hal ini dihitung sebagai rata-rata perbedaan absolut antara nilai diperkirakan dan aktual, di nyatakan sebagai persentase dari nilai yang sebenarnya.

n n i i i i

= −

= 1

Actual

Forecast

Actual

/ 100

MAPE

2.6 Pengertian Bahan Baku

Sofjan Assauri (2008:240-241) menyatakan bahwa bahan baku merupakan barang-barang berwujud yang di gunakan dalam proses produksi, barang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari supplier atau perusahaan yang

(10)

menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya. bahan baku yang diperlukan pabrik untuk diolah setelah mengalami beberapa proses yang diharapkan menjadi barang jadi. Dilain pihak Narafin (2007:202) menyatakan bahwa bahan baku merupakan bahan langsung (direct material) yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Sedangkan Abdul Sani dkk, (2007:12) barang atau bahan (bahan baku) adalah semua barang atau komponen untuk menghasilkan barang jadi. Berdasarkan dari tiga pengertian yang telah di jelaskan tersebut dapat di simpulkan bahwa bahan baku adalah bahan-bahan yang di dapat dari sumber-sumber alam ataupun di beli dari supplier untuk memproduksi barang dan jasa dalam proses produksi.

2.7 Manajemen Persediaan

Manajemen Persediaan sangat dibutuhkan dalam bisnis apapun. Persediaan yang tepat Teknik kontrol dapat membantu untuk menentukan keberlanjutan dalam proses bisnis. Menurut Stevenson (2009: 549), persediaan stok atau toko barang. Tentu,banyak item suatu perusahaan yang dapat dibawa dalam persediaan berhubungan dengan jenis bisnis yang terlibat.

Pada dasarnya inventory dapat disimpulkan sebagai persediaan barang-barang yang dapat di proses, atau barang jadi yang menunggu untuk di gunakan. Penggunaan persediaan adalah untuk mencegah proses produksi dari kesalahan yang dapat menyebabkan puas pelanggan atau biaya persediaan tinggi.

2.8 Fungsi Persediaan

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009: 500-501), Persediaan dapat melayani beberapa fungsi yang menambah fleksibilitas untuk operasi perusahaan:

1. Untuk"memisahkan "decouple” atau berbagai bagian terpisah dari proses produksi. Sebagai contoh, jika pasokan sebuah perusahaan berfluktuasi, persediaan ekstra mungkin diperlukan untuk memisah kanproses produksi dari pemasok.

(11)

2. Untuk memisahkan perusahaan dar ifluktuasi permintaan dan memberikan saham barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan.

3. Untuk mengambil keuntungan dari diskon kuantitas, karena pembelian dalam yang lebih besar jumlah dapat mengurangi biaya barang atau pengiriman mereka.

4. Untuk melindung nilai terhadap inflasi dan perubahan harga ke atas.

Menurut Stevenson (2009: 551), Persediaan melayani sejumlah fungsi.:

1. Untuk memenuhi permintaan pelanggan diantisipasi. Persediaan ini disebut sebagai antisipasi saham karena mereka diadakan untuk satisft diharapkan permintaan.

2. Untuk mengizinkan operasi. Fakta bahwa operasi produksi mengambil waktu tertentu berarti bahwa secara umum akan ada beberapa kerja persediaan dalam proses.

3. Untuk mengambil keuntungan dari diskon kuantitas. Pemasok dapat memberikan diskon atas banyaknya pengiriman.

2.9 Jenis Persediaan

Ada beberapa jenis persediaan, sehingga perusahaandapat menampung dan mempertahankan persediaan mereka. Heizer dan Render (2009: 501) mendefinisikan empat jenis persediaan:

1. Raw material inventory : Bahan yang biasanya dibeli tetapi belum

memasukkan manufaktur Proses. Persediaan ini dapat digunakan untuk memisahkan pemasok dari produksi proses.

2. Work-in-process (WIP) inventory: Produk atau komponen yang

tidak lagi bahan baku, tetapi belum menjadi produk jadi. WIP ada karena waktu yang di perlukan untuk produk yang akan di buat.

3. Maintenance /repair/ operating supply (MRO) inventory : persediaan

dikhususkan pemeliharaan /perbaikan /perlengkapan operasional yang diperlukan untuk menjaga mesin dan proses produktif. Mereka ada

(12)

karena kebutuhan dan waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan peralatan.

4. Finished-goods inventory : Item end siap untuk dijual, tapi masih aset

pada buku perusahaan. Barang jadi dapat di inventarisasi.

Dalam sistem manufaktur, persediaan terdiri dari 3 bentuk sebagai berikut:

1. Bahan baku, yaitu merupakan input awal dari proses transformasi menjadi produk jadi.

2. Barang setengah jadi, yaitu merupakan bentuk peralihan antara bahan baku dengan produk bahan setengah jadi.

3. Barang jadi, yaitu merupakan hasil akhir proses transformasi yang siap di pasarkan pada konsumen.

Gambar 2.8 Proses produksi

Sumber:Nasution Hakim (2003:103)

2.9.1 Definisi Sistem Persediaan

Sistem persediaan yang dinyatakan oleh Sugiyono (2010:176) adalah salah satu kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan. Mekanisme sistem ini adalah pembuatan serangkaian kebijakan yang memonitor tingkat persediaan, menentukan persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersediannya produk jadi, barang dalam proses, komponen,dan bahan baku secara optimal, dalam kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang optimal. Kriteria optimal adalah minimasi biaya total yang terkait

Bahan Baku Barang

setengah jadi

(13)

dalam persediaan yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya kekurangan persediaan.

2.9.2 Biaya Persediaan

Herjano, Eddy (2007:242-243) menyatakan unsur-unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:

1. Biaya pemesanan (Ordering cost, procurement cost) adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan barang, sejak dari penempatan pemesanan sebagai tersedianya barang di gudang. Yang termasuk dalam biaya pemesanan meliputi biaya administrasi dan penempatan vendor, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan pemeriksaan barang.

2. Biaya penyimpanan (Carrying cost, holding cost) adalah biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya persediaan barang. Yang termasuk biaya ini, antara lain biaya sewa gudang, biaya administrasi pergudangan, gaji pelaksanaan pergudangan, biaya listrik, biaya modal yang tertanam dalam persediaan, ataupun biaya kerusakan.

3. Biaya kekurangan (Stockouts costs) persediaan ini pada dasarnya bukan biaya nyata, melainkan berupa biaya kehilangan kesempatan yang timbul misalnya karena terbentinya proses produksi akibat tidak adanya bahan yang di proses, antara lain meliputi biaya kehilangan waktu produksi bagi mesin dan karyawan.

2.9.3 Tujuan Persediaan

Chase Jacobs (2011: 545) menyatakan bahwa semua perusahaan menjaga pasokan persediaan untuk alasan berikut:

1. Untuk menjaga independensi operasi. Sebuah pasokan bahan di pusat kerja memungkinkan fleksibilitas pusat dalam operasi. Untuk Misalnya, karena ada biaya untuk membuat setiap produksi baru

(14)

setup, persediaan ini memungkinkan manajemen untuk mengurangi jumlah setup.

2. Untuk memenuhi variasi permintaan produk. Jika permintaan untuk Produk di ketahui secara tepat, dimungkinkan untuk menghasilkan produk persis memenuhi permintaan. Biasanya, bagaimanapun, permintaan tidak sepenuhnya diketahui, dan keamanan atau buffer stock harus dipelihara untuk menyerap variasi.

3. Untuk memungkinkan fleksibilitas dalam penjadwalan produksi. Sebuah stok persediaan meredakan tekanan pada sistem produksi untuk mendapatkan barang out.

4. Untuk memberikan perlindungan bagi variasi dalam waktu

pengiriman bahan baku. Ketika material dipesan dari vendor.

2.9.4 Inventory Counting System

Sistem penghitungan persediaan dibagi menjadi dua kategori:

1. Sistem periodik, perhitungan fisik item dalam persediaan dibuat di interval periodik (misalnya, mingguan, bulanan) untuk memutuskan bagaimana banyak untuk memesan dari setiap item. Keuntungan dari jenis sistem bahwa pesanan untuk banyak item terjadi pada saat yang sama, yang bisa mengakibatkan ekonomi dalam pengolahan dan pengiriman pesanan. Ada juga beberapa kelemahan tinjauan periodik. Salah satunya adalah kurangnya kontrol antara ulasan. Lain adalah kebutuhan untuk melindungi kekurangan antara periode review oleh membawa saham tambahan.

2. Sistem persediaan perpetual (juga dikenal sebagai sistem yang terus-menerus) melacak kepindahan dari persediaan secara terus menerus, sehingga sistem dapat memberikan informasi pada tingkat saat ini persediaan untuk setiap item Keuntungan yang jelas dari sistem ini adalah kontrol yang di sediakan oleh pemantauan terus menerus dari penarikan persediaan Salah satu kelemahan dari pendekatan ini adalah biaya tambahan pencatatan. Selain itu,jumlahfisik persediaan masih harus di

(15)

lakukan secara berkala untuk memverifikasi catatan karena kemungkinan kesalahan, pencurian, pembusukan, dan faktor-faktor lainnya yang dapat mengurangi jumlah efektif persediaan (Stevenson,2009:553).

2.9.5 Minimizing Cost

Tujuan dari kebanyakan model persediaan adalah untuk meminimalkan biaya total Jay Heizer dan Barry Render (2009:507). Biasanya biaya yang signifikan dalam Perusahaan memesanbiaya dan persediaan biaya. Dengan mengurangi biaya pemesanan.

Q= Jumlah unit per pesanan

D= Permintaan tahunan unit untuk item persediaan S= Setup atau memesan biaya untuk setiap pesanan H= Memegang atau membawa biaya per unit pertahun

2.9.6 Economic Order Quantity Method

Economic Order Quantity Method digunakan untuk mengoptimalkan persediaan dengan menghitung tingkat permintaan, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya unit, hari pertahun, tingkat harian permintaan, lead time, dan safety stock. Hasil ini perhitungan untuk mengetahui jumlah optimal dari bahan baku yang kebutuhan perusahaan dan meminimalkan biaya persediaan perusahaan.

Suatu Metode EOQ (Economic Order Quantity) menurut Prasetya, H. & Lukiastuti, F. (2009:11) menyatakan bahwa EOQ adalah jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pemesanan dengan biaya yang paling murah. Pendapat serupa di kemukakan oleh Pardede (2005:422), ia menyatakan bahwa Economic Order Quantity (EOQ) menunjukan sejumlah barang yang harus dipesan untuk setiap kali pemesanan agar biaya sediaan keseluruhan menjadi sekecil mungkin.Hal ini juga dikuatkan juga oleh Herjanto (2007:245) bahwa EOQ merupakan suatu metode klasik, di perkenalkan oleh FW Harris pada tahun 1914, tetapi paling banyak dalam teknik pengendalian dan paling banyak di pergunakan sampai saat ini karena mudah penggunaanya.

2.9.7 Reorder Points

Reorder Points terjadi ketika kuantitas di tangan turun kejumlah yang telah ditetapkan. Jumlah tersebut umumnya termasuk permintaan yang di harapkan selama

(16)

lead time yang berfungsi untuk mengurangi probabilitas mengalami kehabisan persediaan selama lead time. Catatan bahwa untuk tahu kapantitik pemesanan ulang telah tercapai, persediaan diperlukan. Tujuan dalam memesan adalah untuk memesansaat jumlah persediaan di tangan cukup untuk memenuhi permintaan selama waktu itu,diperlukan untuk menerima urutan (yaitu, lead time). Ada empat faktor penentu dari kuantitas titik pemesanan kembali (Stevenson, 2009:571):

1. The rate of demand (Tingkat permintaan)

2. Lead time.

3. The extent of demand and/or lead time variability.

4. Tingkat risiko kehabisan persediaan di terima manajemen. 2.9.8 Lead time

Lead time adalah waktu antara penempatan pesanan dan penerimaan. Lead time dipengaruhi oleh operator transportasi, pesanan pembeli frekuensi dan ukuran,dan jadwal produksi pemasok dan mungkin deterministik atau stokastik (dalam hal ini dapat dijelaskan oleh beberapa distribusi probabilitas). Misalnya kereta api, truk, dan transportasi udara memiliki karakteristik yang berbeda. Ada berbagai macam lead time mulai dari lead time produksi, lead time transportasi, lead time inspeksi, dan lead time yang lain bergantung terminologi tiap-tiap perusahaan. Yang jelas sejak suatu produk dipesan hingga di deliver kepada yang memesan, waktu yang di butuhkannya juga bervariasi. Kadang kala seminggu selesai. Di lain waktu bisa sampai 2 minggu atau lebih. Lead time biasanya dapat berdampak ke biaya perusahaan.

2.9.9 Stockouts

Stockout adalah ketidakmampuan untuk memenuhi permintaan untuk item. Kapan stockouts terjadi ketika pelanggan tidak bersedia untuk menunggu dan pembelian item lain. Order kembali mengakibatkan biaya tambahan untuk transportasi, mempercepat, atau mungkin membeli dari pemasok lain yang lebih tinggi harganya. Tingginya persentase stockouts dapat menyebabkan kondisi di mana pelanggan mencoba untuk menemukan yang lain pesaing produk, serta dikenal sebagai switching cost, karena ketidakpuasan (Evans and Collier, 2007: 488).

(17)

3.0 Safety Stock

Safety stock adalah persediaan yang melindungi terhadap ketidakpastian permintaan, persediaan minimum yang harus tersedia dan hanya dapat digunakan dalam keadaan yang betul-betul darurat. Dengan adanya safety stock maka perusahaan dapat mengalami resiko seminimal mungkin. Persediaan safety stock memastikan bahwa operasi tidak terganggu ketika masalah tersebut terjadi, sehingga operasi berikutnya dapat dilanjutkan,

Untuk menaksirnya besarnya safety stock dapat dipakai cara yang relative lebih teliti yaitu dengan metode sebagai berikut:

a. Metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata-rata

Metode ini dilakukan dengan menghitung selisih antara pemakaian maksimum dengan pemakaian rata-rata dalam jangka waktu tertentu misalnya perminggu, kemudian selisih tersebut di kalikan dengan lead time.

b. Metode statistika. Untuk menentukan besarnya safety stock dengan metode ini, maka dapat digunakan program computer kuadrat terkecil (least square).

(18)

3.0.1 Kerangka Penelitian

PT.Ahaw Garmindo Jaya

Forecasting

Moving Weighted Exponential Exponential Linear Naive Average Moving Smoothing Smoothing Regression Menthod

Average With Trend

MAD dan MSE

Persediaan bahan baku

Pengendalian bahan baku

Metode Safety Reorder Persediaan Stock Point (EOQ) (ROP)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa, Perpustakaan adalah salah satu unit kerja dari suatu badan atau lembaga yang berupa tempat untuk

Peneliti dan guru kelas berkolaborasi dalam pembuatan RPP (Rencana Pelaksaan Pembelajaran). Tugas guru dalam pelaksanaan penelitian adalah melaksanakan pembelajaran

untuk mengeringkan anther dan polen tanaman cabai sehingga penggunaan drying beads dapat menghemat biaya karena pengeringan menggunakan drying beads dapat disesuaikan dengan

Data antropometri yang menyajikan data ukuran yang berbagai macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu yang sangat besar manfaatnya pada saat suatu

Purwarupa alat monitoring suhu untuk rantai dingin produk dapat memberikan informasi suhu di dalam cold box selama perjalanan distribusi produk kepada petugas

Setelah itu kami akan kembali memeriksa tinja dari anak Bapak / Ibu pada minggu I, II, III, dan IV untuk melihat efektivitas obat tersebut terhadap kecacingan, sehingga

antara persepsi harga dengan proses keputusan pembelian Toyota Avanza pada Auto 2000 Yasmin Bogor Dengan kata lain, persepsi harga mempunyai hubungan dengan variabel

Perlakuan dengan menggunakan nematisida dapat mengurangi populasi nematoda dan meningkatkan pertumbuhan tanaman, baik pada tanaman inang yang resisten maupun pada yang