• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR 10 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KOTA SABANG TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR 10 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KOTA SABANG TAHUN 2015"

Copied!
283
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 10 TAHUN 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KOTA SABANG

TAHUN 2015

PEMERINTAH KOTA SABANG

2014

(2)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I

BAB II

:

:

:

:

:

………

………....

………

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

1.3. Hubungan antar Dokumen

1.4. Sistematika Dokumen RKPK Sabang Tahun 2015

1.5. Maksud Dan Tujuan

1.6. Sistimatika RKPK

Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPK Sabang Tahun Lalu Dan Capaian

Kinerja Penyelengaraan Pemerintahan

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1.1. Geografi

2.1.1.2. Demografi

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.2.1. Gambaran Kesejahteraan dan Pemerataan

Ekonomi

a. Pertumbuhan PDRB

b. PDRB Per Kapita

c. Laju Inflasi Kota Sabang

d. Pertumbuhan Ekonomi

e. Tingkat Kemiskinan

f.

Indeks Pembangunan Manusia

2.1.2.2. Gambaran Keadaan Kesejahteraan Sosial

1) Pendidikan

2) Kesehatan

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

2.1.3.1. Pendidikan

1) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

2) Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk

Usia Sekolah

3) Rasio Guru terhadap Murid

4) Fasilitas Pendidikan

5) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

6) Angka kelulusan dan tingkat pendidikan

yang ditamatkan guru

2.1.3.2. Kesehatan

1) Jumlah Posyandu dan Balita

2) Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu

3) Jumlah Rumah Sakit

i

iv

vi

I-1

I-1

I-2

I-4

I-5

I-5

I-5

II-1

II-1

II-1

II-1

II-6

II-7

II-7

II-7

II-8

II-8

II-8

II-9

II-12

II-12

II-12

II-13

II-13

II-13

II-13

II-14

II-16

II-18

II-18

II-20

II-21

II-22

II-23

II-23

(3)

ii

2.1.3.3. Pekerjaan Umum dan Perumahan

1) Pelayanan air bersih

2) Prasarana jalan

3) Perumahan

4) Tempat ibadah

5) Tempat pemakaman umum

2.1.3.4. Penataan Ruang

2.1.3.5. Perencanaan Pembangunan

1) Dokumen perencanaan RPJPD yang telah

ditetapkan dengan Qanun

2) Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah

ditetapkan dengan Perwal/Qanun

2.1.3.6. Perhubungan

2.1.3.7. Ketenagakerjaan

2.1.3.8. Penanaman Modal

2.1.3.9. Kebudayaan

2.1.3.10. Kepemudaan dan Olahraga

2.1.3.11. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

2.1.3.12. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat

Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1) Pos siskamling

2) Sistim Informasi Manajemen Pemda

3) Cakupan sarana prasarana perkantoran

pemerintahan dea/gampong

2.1.3.13. Ketahanan Pangan

2.1.3.14. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

2.1.3.15. Statistik Daerah

2.1.3.16. Komunikasi dan Informatika

2.1.3.17. Kehutanan

2.1.3.18. Pariwisata

2.1.3.19. Kelautan dan Perikanan

2.1.3.20. Perindustrian dan Perdagangan

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

2.1.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah

1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga per

kapita (angka konsumsi RT per kapita)

2) Pengeluaran konsumsi non pangan per

kapita (persentase konsumsi RT untuk

non pangan)

2.1.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

1) Perhubungan/aksesibilitas

2) Penataan ruang

3) Fasilitas keuangan (Bank dan Non Bank)

4) Fasilitas energi listrik dan telekomunikasi

2.1.4.3. Iklim Investasi

1) Perizinan

II-24

II-24

II-24

II-24

II-25

II-25

II-25

II-25

II-25

II-25

II-25

II-26

II-26

II-27

II-27

II-27

II-28

II-28

II-28

II-28

II-28

II-30

II-30

II-30

II-31

II-31

II-32

II-32

II-32

II-32

II-32

II-34

II-35

II-35

II-36

II-36

II-37

II-38

II-38

(4)

iii

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

:

:

:

:

2.1.4.4. Sumber Daya Manusia

1) Tingkat pendidikan yang ditamatkan

2) Rasio ketergantungan hidup

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPK Sampai

Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMK Sabang

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.3.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan

Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah

2.3.2. Identifikasi

Permasalahan

Pembangunan

dari

Kebijakan Nasional

Rancangan Kerangka Ekonomi Dan Kebijakan Keuangan Kota

Sabang

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi

3.1.1. Kondisi Ekonomi Kota Sabang Tahun 2013 dan

Perkiraan Tahun 2014

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun

2015 dan 2016

3.1.2.1. Identifikasi dan Analisis Lingkungan Internal

3.1.2.2. Identifikasi dan Analisis Lingkungan

Eksternal

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah Tahun 2015

3.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

3.2.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

3.2.1.2. Dana Perimbangan

3.2.1.3. Lain-lain Pendapat yang Sah

3.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah

3.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kota Sabang Tahun 2015

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

4.2. Prioritas Pembangunan Tahun 2015

4.2.1. Prioritas Pembangunan Kota Sabang

Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Kota Sabang Tahun 2015

5.1. Rencana Program dan Kegiatan APBK Sabang (Sumber dana

PAD, dana Perimbangan, Lain-lain pendapatan yang sah, dana

penyesuaian, bagi hasil pajak provinsi) Tahun 2015

5.2. Rencana Program dan Kegiatan APBK Sabang (Sumber Dana

Otonomi Khusus Aceh) Tahun 2015

Penutup

II-39

II-39

II-40

II-41

II-43

II-43

II-45

III-1

III-1

III-1

III-3

III-3

III-4

III-5

III-5

III-5

III-6

III-7

III-9

III-11

IV-1

IV-4

IV-8

IV-9

V-1

V-1

V-1

VI-1

(5)

RKPK 2015

iv

DAFTAR TABEL

BAB II

BAB III

:

:

Tabel 2.1

Tabel 2.2

Tabel 2.3

Tabel 2.4

Tabel 2.5

Tabel 2.6

Tabel 2.7

Tabel 2.8

Tabel 2.9

Tabel 2.10

Tabel 2.11

Tabel 2.12

Tabel 2.13

Tabel 2.14

Tabel 2.15

Tabel 2.16

Tabel 2.17

Tabel 2.18

Tabel 2.19

Tabel 2.20

Tabel 2.21

Tabel 2.22

Tabel 2.23

Tabel 2.24

Tabel 2.25

Tabel 2.26

Tabel 2.27

Tabel 2.28

Tabel 2.29

Tabel 2.30

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tabel 3.4

Jenis Penggunaan Lahan di Kota Sabang

Sebaran Zona Kerentanan Tanah Tinggi di Kota Sabang

Jumlah dan laju Pertumbuhan Penduduk Kota Sabang

Tahun 2009-2013

Indikator Makro Ekonomi

Indikator Pendidikan

Indikator Kesehatan

Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah per

Kecamatan

Rasio Guru Terhadap Murid

Rasio Guru Terhadap Murid per Kecamatan

Fasilitas Pendidkan

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perkecamatan

Angka Kelulusan Kota Sabang Tahun 2013

Angka Kelulusan dan Tingkat Pendidkan yang ditamatkan

guru

Rasio Posyandu per Satuan Balita

Jumlah Posyandu dan Balita menurut Kecamatan

Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu di Kota Sabang

Jumlah Rumah Sakit di Kota Sabang

Pelayanan Air Bersih

Jumlah Kunjungan Kapal Menurut Jenis Pelayaran per

Bulan pada Pelabuhan di kota Sabang Tahun 2013

Realisasi Investasi PMA dan PMDN per Lokasi Tahun 2013

Keadaan Produksi Tanaman Palawija dan Sayur-sayuran

Kecamatan Sukakarya Tahun 2013

Perkembangan Populasi Ternak dan Produksi Daging

2011-2013

Jumlah Komunikasi dan Informasi

Keadaan Luas Hutan Menurut Jenis Penggunaannya

Kondisi Hasil Pembangunan Perikanan

Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya

Proses Perizinan di KP2TSP

Porsentase Penduduk Kota Sabang Menurut Umur Khusus

Perkembangan Indikator Capaian Makro Ekonomi Kota

Sabang

Realisasi dan Proyeksi Target Pendapatan Kota Sabang

Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Kota Sabang

Realisasi dan Proyeksi Target Pembiayaan Kota Sabang

Tahun 2013 s/d Tahun 2015

II-3

II-5

II-7

II-8

II-12

II-13

II-14

II-15

II-16

II-17

II-18

II-18

II-19

II-20

II-21

II-22

II-22

II-23

II-23

II-24

II-26

II-27

II-28

II-29

II-29

II-30

II-31

II-32

II-36

II-38

II-40

III-2

III-8

III-11

III-12

(6)

RKPK 2015

v

BAB IV

BAB V

:

:

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 5.1

Tabel 5.1.1.

Tabel 5.1.2

Tabel 5.1.3

Tabel 5.1.4

Tabel 5.1.5

Tabel 5.1.6

Tabel 5.1.7

Tabel 5.1.8

Tabel 5.1.9

Tabel 5.1.10

Tabel 5.1.11

Tabel 5.1.12

Tabel 5.1.13

Tabel 5.1.14

Tabel 5.1.15

Tabel 5.1.16

Tabel 5.1.17

Tabel 5.1.18

Tabel 5.1.19

Tabel 5.1.20

Tabel 5.1.21

Tabel 5.1.22

Tabel 5.1.23

Tabel 5.1.24

Tabel 5.1.25

Tabel 5.1.26

Tabel 5.1.27

Tabel 5.1.28

Tabel 5.1.29

Tabel 5.1.30

Tabel 5.1.31

Tabel 5.1.32

Tabel 5.1.33

Tabel 5.1.34

Tabel 5.2

Hubungan Visi, Misi dan tujuan, sasaran Pembangunan

Prioritas san Sasaran Pembangunan Kota Sabang Tahun

2015

Penjelasan Program Pembangunan Kota Sabang Tahun

2015

Rencana Program dan Kegiatan APBK Sabang Tahun 2015

Dinas Pendidikan

Sekretariat MPD

Dinas Kesehatan

RSUD

Dinas PU

BAPPEDA

Dishubkominfo

Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota

Badan Lingkungan Hidup

Disdukcapil

Dinsosnakermobduk

Disbudpar

Sekretariat MAA

Dispora

KesbangPolinmas

Satpol PP dan WH

BPBD

Sekretariat Daerah Kota

Sekretariat DPRK

DPPKKD

Inspektorat

Kecamatan Sukakarya

Kecamatan Sukajaya

BKPP

Sekretariat MPU

Dinas Syariat Islam

KP2TSP

Sekretariat KORPRI

Sekretariat Baitul Mal

BPM, KB dan PP

Kantor Arsip Daerah, Dokumentasi dan Perpustakaan

Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan

Dinas Kelautan dan Perikanan

Disperindagkop dan UMKM

Rencana Program dan Kegiatan APBK Sabang (Sumber

Dana Otonomi Khusus Aceh) Tahun 2015

IV-5

IV-32

IV-35

V-2

(7)

RKPK 2015

(8)

vi

DAFTAR GAMBAR

BAB I

BAB II

:

:

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar 2.3

Gambar 2.4

Gambar 2.5

Gambar 2.6

Gambar 2.7

Gambar 2.8

Gambar 2.9

Hubungan RKPK Tahun 2015 dengan RPJM dan RPJP Kota

Sabang

Hubungan Antara Dokumen Perencanaan dengan Dokumen

Penganggaran

Peta Administrasi Sabang

Perkembangan Tingkat Kemiskinan(%) Kota Sabang Tahun

2008-2013

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat

Kemiskinan Kota Sabang Tahun 2008-2013

Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks)

Kota Sabang Tahun 208-2013

Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks)

Kota Sabang Tahun 2008-2013

Rata-rata konsumsi Makanan dan Bukan Makanan Sebulan

Penduduk Kota Sabang Tahun 2012-2013

Persentase

Rata-rata

Pengeluaran

Sub

Perkapita

SubKelompok Makanan Penduduk Kota Sabang Thun2013

Persentase Rata-rata Pengeluaran Perkapita Sub Kelompok

Non Makanan Penduduk Kota Sabang Tahun 2013

Persentase Penduduk Kota Sabang Usia 10 Thun Keatas

Menurut Tingkat Pendidikan yang ditamatkan Tahun

2012-2013

I-4

I-4

II-1

II-10

II-10

II-11

II-11

II-33

II-34

II-35

II-39

(9)

vii

(10)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kota Sabang menyusun Rencana Kerja

Pembangunan Kota Sabang Tahun 2015 yang selanjutnya disebut RKPK Sabang Tahun

2015, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) Kota Sabang Tahun 2013-2017 untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang

memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah,

rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah

daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan

mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Oleh karena itu, RKPK Sabang Tahun 2015 mempunyai kedudukan, peran dan

fungsi yang sangat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat:

1. Secara substansial, memuat arah kebijakan ekonomi dan keuangan daerah,

rencana program, kegiatan, indikator kinerja, pagu indikatif, kelompok

sasaran, lokasi kegiatan, prakiraan maju, dan SKPK penanggung jawab yang

wajib dilaksanakan pemerintahan daerah dalam 1 (satu) tahun;

2. Secara normatif, menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBK (KUA)

dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang akan diusulkan

oleh Walikota untuk disepakati bersama dengan DPRK sebagai landasan

penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota (R-APBK);

3. Secara operasional, memuat arahan untuk peningkatan kinerja pemerintahan

di bidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta pembangunan

daerah yang menjadi tanggung jawab masing-masing Kepala SKPK dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya yang ditetapkan dalam Rencana Kerja

SKPK;

(11)

I-2

4. Secara faktual, menjadi tolok ukur untuk menilai capaian kinerja

penyelenggaraan pemerintahan daerah merealisasikan program dan kegiatan

dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Penyusunan RKPK Sabang Tahun 2015 berpedoman pada arah kebijakan

pembangunan nasional, arah kebijakan pembangunan daerah, tahapan dan tatacara

penyusunan, tahapan dan tatacara penyusunan perubahan, pengendalian dan evaluasi,

serta konsistensi perencanaan dan penganggaran sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Adapun yang menjadi dasar atau landasan hukum Penyusunan RKPK

Sabang Tahun 2015 sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kota

praja Sabang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun

1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi

Sumatera

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005

tentang penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang .

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pedoman

(12)

I-3

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah.

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja

Pembangunan Daerah Tahun 2015;

12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015;

13. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 29 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Aceh Tahun 2015.

14. Qanun Kota Sabang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi

Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRK Sabang;

15. Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kota Sabang beserta perubahannya

16. Qanun Kota Sabang Nomor 5 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Teknis Daerah Kota Sabang beserta perubahannya;

17. Qanun Kota Sabang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Kecamatan Dalam Kota Sabang;

18. Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sabang 2007-2027;

19. Qanun Kota Sabang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Sabang 2012-2032;

20. Qanun Kota Sabang Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Kota Sabang 2013-2017.

(13)

I-4

RPJMK

2013-2017

RKPK

2015

KUA

-PPAS

RKA

SKPK

APBK

2015

Perencanaan

Konsistensi

Penganggaran

1.3. Hubungan antar Dokumen

Dukumen Rencana Kerja Pembangunan Kota (RKPK) Sabang tahun

2015 merupakan rencana pembangunan tahunan (tahun ketiga) dalam RPJM

Kota Sabang Tahun 2013-2017. RKPK Tahun 2015 menjadi pedoman dalam

penetapan Rencana Kerja (Renja) SKPK dan menjadi landasan dalam

penyusunan kebijakan umum anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafond

Anggaran Sementara (PPAS) dalam menyusun APBK Sabang Tahun 2015.

Gambar 1.1

Hubungan RKPK Tahun 2015 dengan RPJM dan RPJP Kota Sabang

Gambar 1.2

Hubungan Antara Dokumen Perencanaan

Dengan Dokumen Penganggaran

(14)

I-5

1.4

Sistematika Dokumen RKPK Sabang Tahun 2015

1.4.1 Proses Penyusunan

Penyusunan RKPK Sabang Tahun 2015 dilakukan melalui tahapan kegiatan

yang merupakan suatu proses yang berurutan, yaitu:

1) Pembentukan Tim Penyusun RKPK/Renja-SKPK

2) Penyusunan Rancangan Awal RKPK dan Rancangan Renja-SKPK

3) Musrenbang Gampong

4) Lanjutan Penyusunan Rancangan Renja-SKPK

5) Musrenbang Kecamatan

6) Pembahasan Rancangan Renja SKPK pada Forum SKPK

7) Penyusunan Rancangan RKPK

8) Pelaksanaan Musrenbang RKPK

9) Perumusan Rancangan Akhir RKPK

10) Penetapan RKPK dengan Peraturan Walikota

1.5

Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Kota (RKPK) Sabang Tahun

2015 adalah melaksanakan amanat Qanun Kota Sabang Nomor 3 Tahun 2013

tentang RPJM Kota Sabang Tahun 2013-2017 untuk menyediakan dokumen

rencana pembangunan Tahun 2015

Tujuan penyusunan RKPK Sabang Tahun 2015 adalah :

1) Menjadi pedoman penetapan Renja SKPK Tahun 2015

2) Menjadi pedoman penyusunan KUA-PPAS Tahun 2015

3) Menjadi landasan penyusunan RAPBK Sabang Tahun 2015

4) Menjadi pedoman bagi Gubernur Aceh untuk evaluasi Qanun APBK Sabang

Tahun 2015

1.6

Sistimatika

Sesuai dengan Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Lampiran V

(15)

I-6

tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah

terdiri dari:

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

1.2.

Dasar Hukum Penyusunan

1.3.

Hubungan antar Dokumen

1.4.

Sistematika Dokumen RKPK

1.5.

Maksud dan Tujuan

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPK SABANG TAHUN SEBELUMNYA

2.1.

Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.2.

Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPK sampai Tahun

Berjalan dan Realisasi RPJMD

2.3.

Permasalahan Pembangunan Daerah.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KOTA

SABANG

3.1.

Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

3.2.

Arah Kebijakan Keuangan Daerah

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN KOTA SABANG

4.1.

Tujuan dan Sasaran Pembangunan

4.2.

Prioritas Pembangunan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KOTA SABANG

5.1.

Rencana Program dan Kegiatan APBK Sabang (Sumber Dana PAD,

Dana Perimbangan, Lain-Lain Pendapatan Yang Sah, Dana

Penyesuaian, Bagi Hasil Pajak Provinsi)

5.2.

Rencana Program dan Kegiatan APBK Sabang (Sumber Dana Otonomi

Khusus Aceh)

(16)

II-1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPK SABANG TAHUN LALU DAN CAPAIAN

KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1.1. Geografi

1) Luas dan batas wilayah Administrasi

Luas wilayah Kota Sabang sebesar 12.213,97 Ha, yang meliputi Pulau

Weh, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako, dan Pulau Rondo, yang

terletak pada garis 05

o

46’28” LU– 05

o

54’28”LU dan 95

o

13’02” BT –

95

o

22’36” BT dengan batas wilayah sebagai berikut:

1)

Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka,

2)

Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Andaman,

3)

Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Andaman, dan

4)

Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka

Gambar 2.1

Peta Administrasi Sabang

(17)

II-2

Secara administratif, Kota Sabang terdiri dari 2 (dua) kecamatan dan 18

(delapan belas) gampong yang masing-masing kecamatan memiliki luas

sebagai berikut: (1) Kecamatan Sukakarya 6.131,85 Ha (50,20%); dan

(2) Kecamatan Sukajaya 6.082,12 Ha (49,80%).

2) Topografi

Secara umum Kota Sabang berada pada ketinggian

28 m di atas

permukaan air laut (dpl). Kondisi morfologinya didominasi oleh

pergunungan, yakni sekitar 48,17 % dari luas kawasan keseluruhan.

Sedangkan secara lebih rinci topografi Kota Sabang meliputi dataran

1,01%, Landai 5,02%, bergelombang 31,70 %, bergunung 48,17%, sangat

curam 14,10 %.

3) Geologi

Kondisi geologi Kota Sabang secara umum terbagi menjadi 2 sub bagian

dimana diantara 2 sub bagian tersebut kondisinya sangat berbeda, dan

pada umumnya terbentuk dari hasil letusan gunung berapi yang terdiri

dari tufa andesit. Formasi batuan Kota Sabang terdiri dari batuan

vulkanis seluas 70% dari luas wilayah, batuan sedimen seluas 27% dan

endapan aluvial 3%.

4) Hidrologi

Sumberdaya air di Kota Sabang terdiri dari air permukaan, air tanah dan

mata air. Sungai-sungai yang terdapat di Pulau Weh umumnya memiliki

ukuran relatif kecil dan pendek.

Meskipun Kota Sabang memiliki beberapa sumber air bersih, namun

demikian debitnya yang relatif kecil dan topografi pulau Weh yang

bergelombang menyebabkan tidak semua wilayah di Kota Sabang

mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM Tirta Aneuk Laot.

5) Klimatologi

Secara umum iklim di Kota Sabang termasuk ke dalam iklim tropis. Hal

ini karena dipengaruhi dengan letaknya yang berada di sekitar gas

khatulistiwa. Curah hujan tahunan Kota Sabang berjumlah di atas 2000

mm, dengan tingkat curah hujan sedikit terjadi perbedaan antara wilayah

pantai dengan wilayah berbukit dan bergunung. Berdasarkan Klasifikasi

(18)

II-3

Schmidt dan Fergusson, tipe curah hujan Kota Sabang termasuk kelas B

(basah). Temperatur rata-rata di Kota Sabang adalah sekitar 26

o

C dengan

temperatur maksimum 31

o

C dan temperatur minimumnya 20

o

C.

6) Penggunaan Lahan

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Peta Pemanfaatan Ruang Atlas

Pesisir, Kota Sabang dominan penggunaan lahannya adalah Kawasan

Lindung, hal ini didukung oleh bentuk topografi Kota Sabang yang

dominan berbukit-bukit dengan tutupan vegetasinya adalah jenis hutan

hujan tropis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Jenis Penggunaan Lahan di Kota Sabang

No.

Jenis

Pengunaan

Lahan

Luas

Klas

Penggunaan

Lahan

Total

Luas

Komposisi

a. Kawasan Hutan

Lindung

2493.34

Kawasan

Lindung

4.153,43

65 %

b. Kawasan Hutan

Taman Wisata

1286.07

Kawasan

Lindung

c. Kawasan

Lindung Diluar

Kawasan Hutan

374.02

Kawasan

Lindung

d. Kawasan

Penghijauan

227.26

Kawasan

Lindung

e. Kawasan Kota

49.56

Kawasan

Budidaya

2.253,08

35%

f. Pariwisata

160.30

Kawasan

Budidaya

g. Pertanian &

Perkebunan

1878.69

Kawasan

Budidaya

i. Permukiman

19.29

Kawasan

Budidaya

j. Perikanan

10.48

Kawasan

Budidaya

k. Hutan Wisata

256.52

Kawasan

Budidaya

l. Cadangan

Lahan

38.54

Kawasan

Budidaya

(19)

II-4

Hampir 65%nya pengunaan lahan di Kota Sabang tergolong dalam

kawasan Lindung dengan tutupan yang paling dominan adalah Kawasan

Hutan Lindung Seluas 2493,34 Ha dan yang paling kecil adalah Kawasan

Penghijauan seluas 227,26 Ha. Hanya 35% dari luas daratan Kota Sabang

pengunaan lahannya tergolong kedalam kawasan budidaya, dengan

tutupan dominan adalah kawasan pertanian dan perkebunan, sedangkan

untuk kawasan perikanan budidaya darat merupakan tutupan lahan yang

terkecil hanya seluas 10.48 Ha.

7) Potensi Willayah

Bervariasinya kondisi topografi menjadikan Kota Sabang memiliki

panorama alam yang sangat indah. Wilayahnya memiliki alokasi

pemetaan kegiatan yang sangat bervariasi sehingga cocok untuk

pengembangan agrowisata, pertanian, perikanan, industri, maritim dan

pariwisata. Dari keenam sektor tersebut, hanya sektor pariwisata

sudah mulai berkembang secara signifikan dan berdaya hasil yang

menonjol dibandingkan dengan sektor lainnya.

Sektor ini kedepannya sangat menjanjikan, dengan target pasar

utamanya adalah turis nasional dan internasional. Dalam tata ruang

Kota Sabang, Pemerintah Kota Sabang menuangkan arahan kebijakan

pengembangan wilayahnya kedalam bentuk rencana pemanfaatan

ruang, dimana baru 35% ruang untuk kawasan pariwisata dan 73%

hutan wisata telah dimanfaatkan. Masih banyak kemungkinan potensi

sektor pariwisata yang dapat dikembangkan kedepannya, karena

masih tersedia peruntukan lahan sebesar 65% untuk pariwisata.

Ditinjau dari distribusi peruntukan lahan yang dituangkan dalam tata

Ruang Kota Sabang, arahan pengembangan lahannya lebih dominan

diperuntukan untuk kawasan pertanian dan perkebunan serta kawasan

perkotaan dan rencana kota baru, dengan tingkat pemanfaatanya untuk

kawasan pertanian dan perkebunan telah mencapai 100%, sedangkan

kawasan kota dan kota baru masih dibawah 10%, hal ini

mengindikasikan potensi pengembangan yang masih terbuka lebar di

Kota Sabang dalam bidang pengembangan kawasan perkotaan, baik itu

untuk penyediaan saran dan prasarana di kawasan perkotaan juga

untuk aktivitas perdagangan dan jasa. Selanjutnya Peruntukan lahan

untuk kawasan pemukiman, kawasan penghijauan, perikanan, industri

menduduki perikat ke dua terluas dengan potensi pengembangannya

masih terdapat 90% peluang pengembangannya kedepan.

(20)

II-5

8) Wilayah Rawan Bencana

a. Gempa Bumi

Berdasarkan Pusat Survei Geologi Pulau Weh merupakan daerah yang

rawan terhadap goncangan gempa bumi. Berdasarkan catatan yang ada

Pulau weh pernah mengalami gempa bumi dengan besaran magnitude

6-7 skala Richter dan dalam peta wilayah rawan bencana bumi Indonesia,

Kota Sabang dan sekitarnya masuk ke dalam skala V-VI MMI (Modifield

Mercaly Intensity).

b. Tanah Longsor

Kondisi tanah dibeberapa tempat di Kota Sabang kurang stabil. Hal ini

diakibatkan karena struktur geologinya merupakan hasil letusan gunung

api yaitu tufa andesit. Jenis batuan ini sifat fisiknya kurang baik, yaitu

tidak memberikan tahanan dalam menerima tekanan. Selain itu struktur

tanahnya cenderung terjadi perubahan sehingga mudah longsor.

Tabel 2.2

Sebaran Zona Kerentanan Tanah Tinggi di Kota Sabang

Sebaran Zona Kerentanan Tanah Tinggi

Luas

(Ha)

Kecamatan

Desa

Kec. Sukakarya

Aneuk Laot

49,62

Kec. Sukajaya

Anoi Itam

1,62

Kec. Sukajaya

Balohan

95,69

Kec. Sukajaya

Beurawang

83,29

Kec. Sukajaya

Cot Abeuk

45,33

Kec. Sukajaya

Cot Ba'U

20,90

Kec. Sukakarya

Iboih

628,65

Kec. Sukajaya

Jaboi

38,40

Kec. Sukajaya

Keuneukai

152,52

Kec. Sukajaya

Paya

114,55

Kec. Sukakarya

Paya Seunara

83,56

Kec. Sukakarya

Batee Shok

151,63

Kec. Sukakarya

Krueng Raya

247,20

Jumlah

1.712,96

(21)

II-6

c. Abrasi

Dampak dari tsunami telah merusak ekosistem vegetasi yang ada di

Pulau Weh. Pantai di Kota Sabang seperti Pantai Sabang, Pantai Iboih,

Pantai Sabang Fair, dan pantai Jaboi, kondisinya adalah tergolong pantai

yang landai dengan kelerengan kurang dari 2°. Material pantai terdiri

dari pasir, pasir lanauan sampai berukuran lempung (Clay).

Pantai-pantai yang teramati yaitu Pantai Iboih, Pantai Sabang Fair dan Pantai

Jaboi termasuk Pantai-pantai yang berpotensi terjadinya abrasi.

d. Angin

Kota Sabang mengalami dua musim angin yaitu angin Barat dan Angin

Timur. Musim angin barat terjadi bulan November sampai Januari

dimana merupakan bulan-bulan dengan suhu relatif rendah dan curah

hujan yang paling tinggi. Musim Timur terjadi pada bulan Mei hingga Juli.

Pada musim ini angin bergerak dari arah timur kearah barat dan barat

daya. Pada bulan-bulan musim timur rata-rata suhu udara mencapai 28,4

0

C dengan rata-rata kelembaban mencapai titik terendah mencapai 33%.

Secara umum angin pada musim timur merupakan angin rata-rata

dengan kecapatan tertinggi dan berpotensi terjadinya puting beliung.

2.1.1.2. Demografi (Kependudukan)

Pertumbuhan jumlah penduduk Kota Sabang tahun 2013 sebesar 1,29 persen

yaitu dari 31.782 jiwa pada tahun 2012 menjadi 32.191 jiwa pada 2013

dengan kepadatan penduduk sekitar 264 jiwa/km². Penduduk Kota Sabang

pada tahun 2013 terdiri dari 16.444 laki-laki dan 15.747 perempuan,

sehingga rasio jenis kelaminnya adalah sebesar 104. Jika dirinci menurut

kecamatan, sebanyak 16.288 jiwa tinggal di kecamatan Sukajaya dan sisanya

(15.903 jiwa) tinggal dikecamatan Sukakarya.

Persebaran penduduk ini tidak merata setiap kecamatannya. Terjadi

pergeseran pertumbuhan penduduk dari kecamatan Sukakarya ke

kecamatan Sukajaya beberapa tahun terakhir.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan jumlahpenduduk adalah

kelahiran, kematian dan migrasi/perpindahan penduduk itu sendiri. Tahun

(22)

II-7

2013 di Kota Sabang terdapat 359 kelahiran yang tercatat pada Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Sabang.

Sedangkan jumlah kematian yang tercatat sebanyak 249 jiwa. Bukan hanya

pribumi, di Sabang banyak terdapat warga asing yang menetap atau tinggal

sementara. Terbukti sebanyak 80 warga asing memperpanjang visanya.

Tabel 2.3

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Sabang

Tahun 2009 - 2013

Tahun

Jumlah

(Jiwa)

Laju Pertumbuhan

(Persen)

(1)

(2)

(3)

2009

29 996

0,51

2010*

30 653

2,12

2011

31 355

2,29

2012

31 782

1,36

2013

32 191

1,28

Catatan: * Hasil Sensus Penduduk 2010

Sumber : BPS Kota Sabang

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.2.1. Gambaran Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Gambaran keadaan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dalam lima

tahun terakhir dilihat dari angka Pertumbuhan PDRB, PDRB Per Kapita, Laju

Inflasi, Laju Pertumbuhan Ekonomi, dan Tingkat Kemiskinan, Indeks

Pembangunan Manusia.

a. Pertumbuhan PDRB

Selama Selama empat tahun terakhir,PDRB Kota Sabang selalu didominasi

sector-sektor tersier (jasa-jasa) diikuti sektor sekunder kemudian tersier.

Dari nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2013 sebesar 663,13

milyar, 42,74 persen berasal dari sektor jasa-jasa, 20,32 persen dari sektor

kontruksi, dan 36,94 berasal dari sektor lainya.

(23)

II-8

b. PDRB Per Kapita

Pada tahun 2013 Pendapatan Regional per Kapita Kota Sabang atas dasar

harga berlaku sebesar 18,39 juta rupiah per tahun, atau mengalami

peningkatan 6,92 persen dari tahun 2012 yang nilainya 17,20 juta rupiah

per Kapita per tahun. Jika diasumsikan rumah tangga terdiri dari 4 orang

anggota, diperkirakan pendapatan

c. Laju Inflasi Kota Sabang

Inflasi Kota Sabang tahun 2013 sebesar 4,16 mengalami peningkatan

dibandingkan tahun 2012. Hal ini berarti kenaikan harga di tahun 2013

lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2012.

Besar kecilnya nilai inflasi akan sangat mempengaruhi daya beli

masyarakat khususnya golongan menengah dan bawah.

d. Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu aspek yang penting dalam penilaian perekonomian suatu

wilayah ialah tingkat pertumbuhan ekonominya. Selama empat tahun

terakhir, PDRB Kota Sabang terus mengalami pertumbuhan positif dari

5,26 persen di tahun 2010 menjadi 4,48 persen di tahun 2013.

Kesembilan sektor ekonomi di Kota Sabang selalu mengalami

pertumbuhan positif pada tahun 2013. Sektor ekonomi yang mengalami

pertumbuhan tertinggi pada tahun 2013 adalah sektor Bangunan yaitu

mencapai 6,46 persen.

Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi kedua adalah sektor

perdagangan, hotel, dan restaurant yang mencapai 5,76 persen,

kemudian

diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 4,74 persen.

NO

INDIKATOR MAKRO EKONOMI

REALISASI

2012r

2013*

1 PDRB

a. ADHK tahun 2000 (Rp 000)

267.707,01

279.692,87

b. ADHB (Rp 000)

609.368,05

663.128,94

2 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

4,24

4,48

3 Tingkat Inflasi (%)

2,99

4,16

4 Indek Pembangunan Manusia (IPM) %

71,59

71,89

(24)

II-9

e. Tingkat Kemiskinan

Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan. Dalam

aplikasinya dihitunglah garis kemiskinan absolut. Penduduk yang

memiliki rata‐rata pengeluaran/pendapatan per kapita per bulan di

bawah garis kemiskinan disebut penduduk miskin. Penghitungan

penduduk miskin dengan pendekatan makro didasarkan pada data sampel

bukan data sensus, sehingga hasilnya adalah estimasi (perkiraan).

Sumber data yang digunakan adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas), yang pencacahannya dilakukan setiap bulan Maret dengan

jumlah sampel 68.000 rumah tangga..

Data kemiskinan makro hanya menunjukkan jumlah dan persentase

penduduk miskin di setiap daerah berdasarkan estimasi. Data ini berguna

untuk perencanaan dan evaluasi program kemiskinan dengan target

geografis namun tidak dapat menunjukkan siapa dan dimana alamat

penduduk miskin (sasaran) sehingga tidak operasional untuk program

penyaluran bantuan langsung dan perlindungan sosial seperti bantuan

langsung tunai (BLT), raskin, dan Jamkesmas.

Persentase penduduk miskin pada tahun 2013 mengalami penurunan dari

tahun 2012, yaitu dari 18,31 persen pada tahun 2012 menjadi 20,51

persen pada tahun 2013. Dengan menurunnya persentase penduduk

miskin

menggambarkan

bahwa

program-program

pengentasan

kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintahan Kota Sabang cukup

berhasil.

Pada tahun 2013 garis kemiskinan berada pada Rp. 451.218 meningkat

dari ahun sebelumnya yaitu Rp. 443.848. Hal ini menunjukkan bahwa

selama Tahun 2013 penduduk Kota sabang untuk dapat memenuhi

kebutuhan dasar hidupnya membutuhkan biaya Rp. 451.218 selama

sebulan.

(25)

II-10

Selain garis kemiskinan, dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah

tingkat kedalaman (P1) dan keparahan (P2) dari kemiskinan itu sendiri.

Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, tingkat

keberhasilan kebijakan pengentasan kemiskinan juga harus diukur dari

seberapa besar perubahan yang terjadi pada tingkat kedalaman dan

keparahan dari kemiskinan.

Tingkat kemiskinan di Kota Sabang mengalami penurunan selama 5

tahun terakhir, tahun 2013 tingkat kemiskinan Kota Sabang mencapai

18,30% (target RPJM tahun 2013 18,02%)

Dari grafik menunjukkan bahwa selama 5 tahun terakhir penurunan

angka kemiskinan kurang sejalan dengan penurunan angka penduduk

miskin (fluktuatif)

(26)

II-11

Pada tahun 2013 indeks kedalaman kemiskinan (p1) Kota Sabang

mencapai 4,06 meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang

mencapai 3,91. Angka Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan

ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk

miskin terhadap batas kemiskinan, di mana semakin tinggi nilai indeks ini

maka semakin besar rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin

terhadap garis kemiskinan, atau dengan kata lain semakin tinggi nilai

indeks kedalaman kemiskinan menunjukkan kehidupan ekonomi

penduduk miskin semakin terpuruk.

Sementara angka keparahan kemiskinan (P2) pada tahun 2013

menunjukkan angka 1,2 menurunkan jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Angka Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan

gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin

itu sendiri, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui intensitas

kemiskinan. Semakin tinggi angka indeks ini maka sebaran pengeluaran

diantara penduduk miskin itu semakin timpang dan sebaliknya.

(27)

II-12

f. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia Kota Sabang tahun 2013 sebesar 77,23,

peringkat ketiga setelah Kota Banda Aceh dan Kota Lhokseumawe dari seluruh

Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Angka ini lebih tinggi dibandingkan IPM

Provinsi Aceh secara rata-rata yang hanya mencapai 73,05 pada tahun 2013.

Angka IPM Kota Sabang hanya mengalami sedikit peningkatan dari 76,88 pada

tahun 2012 menjadi 77,23 pada tahun 2013. Lambatnya kenaikan IPM ini

dapat dipahami mengingat dampak dari lambatnya peningkatan investasi di

sektor kesehatan dan pendidikan, khususnya terhadap indikator penyusun

IPM terlihat secara nyata dalam jangka panjang.

IPM Kota Sabang berada pada skor IPM menengah menurut acuan UNDP, arena

menurut lembaga ini skor IPM tergolong menengah bila terletak diantara 51

dan 79.

2.1.2.2. Gambaran Keadaan Kesejahteraan Sosial

Gambaran keadaan kesejahteraan sosial dapat dilihat bidang pendidikan,

kesehatan, dan ketenagakerjaan.

1) Pendidikan

Gambaran dalam bidang pendidikan dapat dilihat capaian indikator sebagai

berikut:

Indikator

Capaian

Kota

Sabang

(2013)

Capaian

Provinsi

Aceh

(2013)

Capaian

Nasional

(2013)

Angka Partisipasi Kasar(APK) SD/MI (%)

110,15

110,44

107,69

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs (%)

94,17

94,42

85,81

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA (%)

75,41

74,90

66,13

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI (%)

94,85

96,98

95,53

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs (%)

79,68

82,58

73,72

Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA (%)

57,47

63,31

53,89

Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-12 Tahun

0,00

0,14

0,58

Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 13-15 Tahun

0,00

4,46

24,87

Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 16-18 Tahun

32,34

(posisi 3

)

24,87

35,66

(28)

II-13

2) Kesehatan

Gambaran dalam bidang pendidikan dapat dilihat capaian indikator sebagai

berikut:

Indikator

Capaian

Kota

Sabang

(2013)

Capaian

Provinsi

Aceh

(2013)

Capaian

Nasional

(2013)

Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran

Hidup (jiwa)

-

-

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000

Kelahiran Hidup (jiwa)

-

-

Angka Kematian Balita (akba) per 1000

Balita (jiwa)

-

-

Proporsi Kelahiran Yang Ditolong Tenaga

Kesehatan Terlatih (%)

99,26

90,22

82,51

Angka Morbiditas (%)

5,85

14,73

13,46

Penduduk dengan keluhankesehatan (%)

19,13

28,66

27,7

Proporsi Penduduk Dengan Pengobatan

Sendiri (%)

43,40

60,07

63,10

Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS

-

-

Prevalensi Balita Kekurangan Gizi (%)

-

-

2.1.3 Aspek Pelayanan Umum

2.1.3.1 Pendidikan

1) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Pada tahun 2013 angka partisipasi sekolah penduduk laki-laki di Kota Sabang

mengalami penigkatan untuk usia 13-15 tahun atau setara dengan

SMP/sederajat

Sedangkan

untuk

penduduk

perempuan

APS

tingkatan/jenjang pendidikan SMA atau setara mengalami penurunan.

Penurunan angka terbesar terjadi pada usia 16-18 tahun atau setara

SMA/sederajat,sebesar 62,41 persen dibandingkan pada tahun 2012 yang

mencapai sebesar 78,17 persen.

(29)

II-14

2) Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Ketersediaan sekolah menjadi salah satu indikator pendidikan dalam

melihat kemampuan menampung penduduk dalam usia pendidikan. Rasio

ini bisa diartikan jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan per

10.000 jumlah penduduk usia pendidikan.

Untuk melihat kemampuan daya tampung sekolah terhadap usia

penduduk per jenjang pendidikan di Kota Sabang secara jelas dapat dilihat

melalui table berikut:

NO Jenjang Pendidikan

2009

2010

2011

2012

2013

1 SD/MI

1.1.

Jumlah gedung

sekolah

34

34

31

31

31

1.2.

jumlah penduduk

kelompok usia 7-12

tahun

3.175

3.190

3.448

3.524

3.614

1.3.

Rasio ketersediaan

sekolah

93,38

93,82 111,23 113,68 116,58

2 SMP/MTs

2.1.

Jumlah gedung

sekolah

11

11

11

11

11

2.2.

jumlah penduduk

kelompok usia 13-15

tahun

1.661

1.668

1.410

1.442

1.474

2.3.

Rasio ketersediaan

sekolah

151,00 151,64 128,18 131,09 134,00

3 SMA/MA/SMK

3.1.

Jumlah gedung

sekolah

5

5

5

5

5

3.2.

jumlah penduduk

kelompok usia 16-18

tahun

1.726

1.734

1.280

1.308

1.326

3.3.

Rasio ketersediaan

sekolah

345,20 346,80 256,00 261,60 265,20

Sumber : Profil Pendidikan, Tahun 2014

Tabel tersebut menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2009-2013 rasio

ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI mengalami kenaikan.

Pada tahun 2013 perbandingan ketersediaan sekolah SD/MI di Kota Sabang

adalah 1 : 116,58. Angka ini menunjukkan bahwa 1 (satu) sekolah SD/MI

rata-rata mampu menampung sekitar 116 sampai 117 penduduk usia 7-12 tahun

(30)

II-15

sebagai siswa dan angka ini meningkat dibandikan tahun 2012 dimana rasio

ketersediaan 1 (satu) sekolah SD/MI menampung rata-rata 113 sampai 114

orang siswa.

Ketersediaan sekolah pada jenjang pendidikan setingkat SMP/MTs peride

2011-2013 menunjukkan rasio yang semakin membaik pula. Pada tahun 2013

rasio ketersediaan sekolah SMP/MTs menunjukkan angka 1 : 134,00 yang

menunjukkan bahwa 1 sekolah SMP/MTs rata-rata mampu menampung 134

siswa meningkat dibandingkan tahun 2012 dimana rasio ketersediaan

sekolah menunjukan angka 1 : 131,09 orang siswa.

Sejalan dengan ketersediaan sekolah SMP/MTs, pada tingkat SMA/MA/SMK

selama 3 tahun terakhir juga menunjukkan rasio yang semakin meningkat

dimana pada tahun 2013 menunjukkan angka 1 : 265,20 yang berarti satu

sekolah rata-rata menampung 265 siswa.

Namun kondisi ini tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya karena

pada umumnya beberapa sekolah terutama di perkotaan jumlah siswa

melebihi kapasitas sementara dibeberapa sekolah di wilayah pinggiran

siswanya tidak mencukupi kapasitas yang seharusnya.

Untuk melihat daya tampung sekolah terhadap rata-rata penduduk usia

sekolah perkecamatan dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

Kec

SD/MI

SMP/MTs

SMA/MA/Kej

jumlah

gedung

SD/MI

jumlah

penduduk

usia7-12

thn

Rasio

keterse-diaan

sekolah

jumlah

gedung

SMP/

MTs

jumlah

penduduk

usia 13-15

thn

Rasio

keterse-diaan

sekolah

jumlah

gedung

SMA/M

A/SMK

jumlah

pendu-duk usia

16-18 thn

Rasio

keterse

-diaan

sekolah

Sukajaya

15

1.831

122,07

7

748

106,86

4

672

168,00

Sukakarya

16

1.783

111,44

4

726

181,50

1

654

654,00

Jumlah

31

3.614

116,58

11

1.474

134,00

5

1.326

265,20

Sumber : Profil Pendidikan, Tahun 2014

Tabel diatas menggambarkan bahwa untuk jenjang pendidikan

setingkat SD/MI ketersediaan sekolah merata dengan rasio ketersediaan

sekolah yang hampir berimbang antara kecamatan Sukajaya dan kecamatan

Sukakarya, dimana kecamatan Sukajaya dengan jumlah sekolah 15 unit dan

jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebesar 1.831 jiwa maka rasio

ketersediaan sekolah 1:122,07. Angka ini lebih besar jika dibandingkan

dengan rasio ketersediaan sekolah di kecamatan Sukakarya yang

(31)

II-16

mempunyai jumlah sekolah yang lebih banyak dengan penduduk yang

lebih sedikit sehingga rasio ketersediaan sekolah 1 : 111,44 yang berarti satu

sekolah dapat menampung rat-rata 111 penduduk usia 7-12 sebagai siswa.

Untuk jenjang pendidikan dasar setingkat SMP/MTs dan jenjang

pendidikan menengah ketersediaan daya tampung sekolah terhadap

penduduk usia sekolah lebih tinggi di kecamatan sukakarya dibandingkan

dengan kecamatan sukakarya. Kondisi ini disebabkan karena banyaknya

jumlah penduduk di Kecamatan Sukakarya tidak berimbang dengan

penyebaran sekolah.

3) Rasio Guru terhadap Murid

Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan tingkat

pendidikan per 10.000 jumlah murid berdasarkan tingkat pendidikan.Rasio

ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah

ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran

Hasil analisis rasio jumlah guru/murid se Kota Sabang dapat disajikan dalam

tabel sebagai berikut:

No

Jenjang

Pendidikan

2009

2010

2011

2012

2013

1

SD/MI

1.1. Jumlah Guru

492

475

482

397

488

1.2. Jumlah Murid

3.542

3.720

3.802

4.070

4.284

Rasio

7,20

7,83

7,89

10,25

8,78

2

SMP/MTs

2.1. Jumlah Guru

272

270

270

241

288

2.2. Jumlah Murid

1.425

1.425

1.444

1.496

1.562

Rasio

5,24

5,28

5,35

6,21

5,42

3.

SMA/MA/Kejuruan

3.1 Jumlah Guru

191

240

200

178

200

3.2 Jumlah Murid

1.287

1.252

1.265

1.259

1.324

Rasio

15,20

6,74

5,22

6,33

6,62

Sumber: Profil Pendidikan,Tahun 2014

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata setiap satu orang guru yang

mempunyai beban kerja mengajar siswa untuk semua jenjang pendidikan

dapat memberikan perhatian dan pengawasan terhadap 6 sampai 9 orang

murid.

(32)

II-17

Pada tahun 2013 rasio guru terhadap murid pada jenjang pendidikan dasar

setingkat SD/MI meningkat menjadi 1 : 8,78 yang menunjukkan satu guru

akan mengawasi, membimbing dan mengajar 8 sampai 9 siswa dibandingkan

tahun sebelumnya dimana pada tahun 2012 menunjukkan rasio 1 : 10,25 yang

berarti 1 guru mampu mengawasi, membimbing dan mengajar 10 siswa.

Untuk tingkat SMP/MTs rasio guru terhadap murid juga meningkat dimana

rasio menunjukkan 1 : 5,42.

Jenjang pendidikan menengah setingkat SMA/MA/SMK menunjukkan rasio

ketersediaan guru terhadap murid pada tahun 2013 masih sama dengan tahun

2012 dimana rasio guru terhadap murid menunjukkan 1 : 6,62 dimana 1 guru

mampu melakukan pengawasan, pendidikan dan pengajaran terhadap 6

sampai 7 orang siswa.

Ketersediaan guru terhadap murid jika dilihat per kecamatan, dapat disajikan

melalui tabel berikut ini:

Kec

SD/MI

SMP/MTs

SMA/MA/Kej

jumlah

Guru

SD/MI

jumlah

Murid

SD/MI

Rasio

Guru/

murid

jumlah

Guru

SMP/

MTs

jumlah

Murid

SMP/MTs

Rasio

Guru/

murid

jumlah

Guru

SMA/

MA/

SMK

jumlah

Murid

SMA/MA

/SMK

Rasio

Guru/

murid

Sukajaya

238

1.992

8,37

202

1.248

6,18

148

852

5,76

Sukakarya

250

2.292

9,17

86

314

3,65

52

472

9,08

Jumlah

488

4.284

8,78

288

1.562

5,42

200

1.324

6,62

Sumber : Profil Pendidikan, Tahun 2014

Rasio guru terhadap murid dilihat per kecamatan maka untuk jenjang

pendidikan setingkat SD/MI untuk kedua kecamatan baik Sukakarya atau

Sukajaya mempunyai rasio yang cenderung berimbang di mana satu guru

rata-rata dapat memberikan perhatian terhadap 8 sampai 9 orang siswa.

Untuk jenjang pendidikan setingkat SMP/MTs, setiap guru yang berada di

sekolah dalam wilayah Kecamatan Sukajaya rata-rata dapat memberi

perhatian terhadap 6 orang siswa sementara di Kecamatan Sukakarya satu

guru rata-rata dapat mengawasi 3 sampai 4 orang siswa.

Untuk jenjang pendidikan setingkat SMA/MA/Kejur, setiap guru yang berada

di sekolah dalam wilayah Kecamatan Sukajaya rata-rata dapat memberi

perhatian terhadap 5 atau 6 orang siswa dan sementara di Kecamatan

Sukakarya satu guru rata-rata dapat mengawasi 9 orang siswa.

(33)

II-18

4) Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan kondisi baik di Kota Sabang untuk semua jenjang

pendidikan pada tahun 2013 sebagai berikut:

No.

Jenjang Pendidikan

Jumlah (unit)

Kec. Sukajaya

Kec. Sukakarya

1.

Sekolah pendidikan SD/MI

15

16

2.

Sekolah pendidikan SMP/MTs

7

4

3.

Sekolah SMA/MA/SMK

4

1

Sumber : Profil Pendidikan, Tahun 2014

Fasilitas pendidikan di Kota Sabang untuk semua jenjang pendidikan baik

pendidikan dasar maupun pendidikan menengah yang berada pada

kecamatan sukajaya dan kecamatan sukakarya keseluruhannya dalam

kondisi baik.

5) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah

pertumbuhan dan 5 perkembangan, yaitu : perkembangan moral dan agama,

perkembangan

fisik

(koordinasi

motorik

halus

dan

kasar),

kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan

emosi) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap

perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti

yang tercantum dalam Permendiknas no 58 tahun 2009.

Perkembangan PAUD di Kota Sabang dapat dilihat melalui table dibawah ini:

No Jenjang Pendidikan

2009

2010

2011

2012

2013

1

PAUD

1.1. Jumlah TK/RA

11

16

16

16

16

1.2. Jumlah Murid TK/RA

805

870

981

1.051

1.151

1.3 Jumlah Guru

51

91

93

98

103

1.4

Jumlah penduduk

usia 4-6 tahun

1.649

1.659

2.062

2.141

2.155

Rasio ketersediaan

sekolah terhadap jumlah

penduduk

(34)

II-19

Sumber: Profil Pendidikan, Tahun 2014

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dalam 5 (lima) tahun terakhir jenjang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) setingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan

Raudhatul Atfal (RA) mengalami peningkatan baik terutama pada jumlah

murid, jumlah guru dan juga penduduk dengan rentang usia 4-6 tahun.

Jumlah sekolah TK/RA mengalami penambahan hanya pada tahun 2009 dari

11 unit (9 unit TK dan 2 unit RA) meningkat pada tahun 2010 menjadi 16 unit

(14 unit TK dan 2 unit RA) dan dari tahun 2010 hingga 2013 gedung sekolah

TK/RA tidak lagi mengalami penambahan gedung baru.

Sementara untuk melihat rasio ketersediaan sekolah terhadap jumlah

penduduk dalam rentang usia 4-6 tahun. pada tahun 2013 ketersediaan

sekolah menunjukkan perbandingan 1 : 134,69 yang berarti 1 sekolah

rata-rata menampung 134 sampai 135 penduduk sebagai siswa dibandingkan

tahun 2012 di mana 1(satu) sekolah menunjukkan rata-rata menampung 133

sampai 134 siswa. Kenaikan angka ketersediaan sekolah dari tahun 2010 ke

tahun 2013 disebabkan oleh pertambahan penduduk pada rentang usia 4-6

tahun tidak dibarengi dengan pertambanhan gedung sekolah.

Untuk melihat kondisi dan ketersediaan sekolah jenjang Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) untuk masing-masing kecamatan di Kota Sabang

ditunjukkan melalui tabel berikut ini:

Kec

TK

RA

Jumlah

Pendud

uk 4-6

tahun

Rasio

ketersedia

an sekolah

terhadap

jumlah

penduduk

Jumlah

TK

Jumlah

Murid

TK

Jumlah

Guru

Jumlah

RA

Murid RA

Jumlah

Jumlah

Guru

Sukajaya

5

178

24

1

51

7

1.092

182,00

Sukakarya

9

715

59

2

207

13

1.063

96,64

Jumlah

14

893

83

2

258

20

2.155

134,69

Sumber : Profil Pendidikan, Tahun 2013/2014.

Jika dilihat perkecamatan maka persebaran jumlah TK dan RA di Kota sabang

cenderung tidak berimbang pada kecamatan Sukajaya dan Sukakarya.

Kecamatan Sukajaya yang dengan 10 gampong mempunyai 6 (enam) PAUD

setingkat TK/RA dengan jumlah penduduk usia 4-6 tahun sebanyak 1.092

jiwa menyebabkan rasio ketersediaan sekolah sangat besar yaitu 1 : 182 yang

berarti 1 sekolah menampung 182 siswa, sementara kecamatan sukakarya

mempunyai rasio ketersediaan sekolah yang lebig baik yaitu 1 : 96,64 (satu

sekolah menampung 96 sampai 97 siswa) dengan kondisi mempunyai 11

(sebelas) sekolah yang tersebar pada 8 (delapan) gampong.

(35)

II-20

6) Angka Kelulusan dan tingkat pendidikan yang ditamatkan Guru

Indikator Angka kelulusan merupakan salah satu parameter kualitas

pendidikan yang menunjukkan perbandingan antara jumlah siswa yang lulus

dengan siswa pada berada pada kelas terakhir di setiap jenjang pendidikan

tertentu.

Angka kelulusan di Kota Sabang untuk tahun 2013 dapat dilihat melalui tabel

berikut :

No.

Jenjang Pendidikan

Peserta

Ujian Akhir

Siswa

Lulus

Angka

Kelulusan

1.

SD/MI

565

565

100,00

2.

SMP/MTs

475

438

92,21

3.

SMA/MA/SMK

398

387

97,24

Sumber : Rangkuman Pendidikan, 2014

Tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 untuk jenjang pendidikan

dasar angka kelulusan setingkat SD/MI mempunyai capain 100 persen,

namun angka kelulusan untuk SMP/MTs capaiannya hanya sebesar 92,21

persen, sementara untuk jenjang pendidikan menengah angka kelulusan

menunjukkan capaian sebesar 97,24 persen.

Angka kelulusan tersebut menunjukkan bahwa masih diperlukan adanya

perhatian yang besar dari berbagai pihak yang bertanggungjawab terhadap

peningkatan kualitas sumberdaya manusia di Kota sabang. Hal tersebut

berupa peran serta yang lebih terutama dari pihak keluarga, masyarakat dan

pemerintah Kota sabang.

Parameter lainnya untuk melihat baiknya kualitas pendidikan adalah

kualifikasi pendidikan tenaga pengajar, semakin tinggi tingkat pendidikan

yang ditamatkan guru sekolah dianggap semakin baik.

Gambar

Tabel  tersebut  menunjukkan  bahwa  selama  kurun  waktu  2009-2013  rasio  ketersediaan  sekolah  untuk  jenjang  pendidikan  SD/MI  mengalami  kenaikan
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 untuk jenjang pendidikan  dasar  angka  kelulusan  setingkat  SD/MI  mempunyai  capain  100  persen,  namun  angka  kelulusan  untuk  SMP/MTs  capaiannya  hanya  sebesar  92,21  persen,  sementara  untuk  jenj
Tabel  diatas  menunjukkan  bahwa  setiap  tahunnya  jumlah  balita  yang  melakukan  pemeriksaan  pada  pos  yandu  cenderung  fluktuatif
Tabel III.2
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perlu untuk ditegaskan bahwa bukan hanya agama Islam saja yang terdapat di dalamnya syari’at zakat, tetapi nabi-nabi yang diutus kepada umat-umat yang terdahulu ternyata juga

Prediksi yang dibuat siswa tidak dibatasi oleh guru, sehingga guru juga dapat mengerti miskonsepsi apa yang banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting bagi guru dalam

Penjualan kredit adalah jika order dari pelanggan telah terpenuhi dan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki

Di Desa Akesahu Gamsungi Kecamatan Jailolo Timur Kabupaten Halmahera Barat terdapat titik mata air panas, Berdasarkan informasi adanya titik panas bumi tersebut

Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui Ada tidaknya perbedaan pengaruh latihan high velocity overload dan critical velocity training terhadap

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan ruang rumah oleh pelaku usaha ber- basis rumah tangga (HBE) dan alur aktivitaspro- duksi khususnya

Hasil penelitian menunjukkan kesadaran Wajib Pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja penerimaan pajak, begitu pula dengan pelayanan perpajakan tidak

bahwa pengajaran sastra semakin menjauhkan anak didik dari karya sastra. Pendapat tersebut mengacu terhadap penggunaan satu sumber belajar dan pemberian contoh