• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN PISANG DAN MANGGA INDONESIA KE NEGARA TUJUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN PISANG DAN MANGGA INDONESIA KE NEGARA TUJUAN"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

ALIRAN PERDAGANGAN PISANG DAN MANGGA

INDONESIA KE NEGARA TUJUAN

SKRIPSI

IRFAN HADI H34051934

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

(2)

i

RINGKASAN

IRFAN HADI. H34051934. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Aliran Perdagangan Pisang dan Mangga Indonesia ke Negara Tujuan. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan HARMINI).

Sektor pertanian sampai saat ini masih menjadi salah satu sumber devisa non-migas yang cukup diandalkan di Indonesia. Salah satu sub sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan adalah hortikultura. Produk hortikultura meliputi buah-buahan, diikuti sayuran, tanaman hias dan tanaman biofarmaka. Dari keempat komoditi hortikultura tersebut, komoditi buah-buahan mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Pisang dan mangga merupakan beberapa komoditas buah-buahan unggulan nasional yang masih memiliki peluang cukup besar untuk dikembangkan serta merupakan buah-buahan unggulan ekspor.

Perkembangan volume dan nilai ekspor total komoditi pisang dan mangga Indonesia ke pasar internasional pada periode tahun 1999-2007 mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun dari negara tujuan ekspor yang mempengaruhi jumlah ekspor kedua komoditi tersebut. Negara-negara tujuan ekspor komoditi pisang dan mangga Indonesia memiliki lokasi dan karakteristik yang berbeda-beda baik dalam hal populasi, ukuran ekonomi maupun jarak satu sama lainnya. Variasi karakteristik ini akan mempengaruhi perdagangan antara Indonesia dengan negara tujuan.

Berbagai faktor ikut mempengaruhi aliran perdagangan komoditi diantaranya pendapatan per kapita negara tujuan, populasi, jarak antar negara, nilai tukar, harga ekspor komoditi di negara tujuan ekspor, dan ekspor komoditi ke negara tujuan satu tahun sebelumnya. Faktor-faktor pada berbagai negara tujuan tersebut berlaku sebagai faktor gravity atau faktor penarik terjadinya aliran perdagangan komoditi dari Indonesia sebagai negara pengekspor ke titik konsumsi (negara tujuan/pengimpor).

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan gambaran umum agribisnis pisang dan mangga Indonesia, mendeskripsikan gambaran umum potensi ekonomi negara tujuan, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan pisang dan mangga Indonesia. Penelitian ini terbatas hanya pada enam negara tujuan ekspor pisang dan mangga. Keenam negara tujuan tersebut dipilih karena secara kontinu mengimpor pisang dan mangga dari Indonesia selama tahun 2001 sampai dengan tahun 2007.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa data gabungan antara time series dan cross section (pooled data/data panel). Pada penelitian ini yang menjadi data panel adalah volume ekspor pisang dan mangga yang diteliti dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2007 (12 tahun), dengan jumlah negara tujuan ekspor masing-masing sebanyak enam negara tujuan ekspor utama. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan pengambilan data sekunder ke instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, dan dari literatur serta internet.

(3)

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum agribisnis pisang dan mangga Indonesia serta melihat gambaran umum potensi ekonomi negara tujuan ekspor. Metode kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi panel data dengan menggunakan gravity model dengan persamaan tunggal digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan.

Pisang dan mangga merupakan komoditas unggulan nasional yang cukup besar kontribusinya terhadap produksi buah nasional. Secara umum produksi dan luas panen pisang dan mangga sejak tahun 2000-2007 rata-rata cenderung mengalami peningkatan. Perkembangan industri pengolahan pisang dan mangga secara umum belum banyak dilakukan oleh petani. Hambatan dan tantangan dalam pengembangan agribisnis pisang dan mangga meliputi beberapa aspek, yaitu aspek produksi dan pasca panen, aspek permodalan, industri hilir, dan kurangnya akses pasar untuk produk olahan pisang dan mangga. Potensi ekonomi negara tujuan ekspor dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: pendapatan per kapita negara tujuan, jumlah penduduk, dan nilai tukar mata uang negara tujuan terhadp Dollara Amerika.

Berdasarkan hasil perhitungan Chow Test, maka metode yang sesuai dalam gravity model aliran perdagangan pisang Indonesia ke negara tujuan adalah Metode Pooled OLS. Secara keseluruhan metode tersebut telah memenuhi pengujian asumsi model, yaitu Multikolinearitas, Heteroskedastisitas dan Autokorelasi. Berdasarkan hasil analisis aliran perdagangan pisang Indonesia, diperoleh R2 sebesar 93,73 persen. Berdasarkan uji t, diperoleh variabel yang nyata pada taraf lima persen, yaitu harga pisang Indonesia di negara tujuan (Pj) dan volume ekspor pisang dari Indonesia ke negara tujuan satu tahun sebelumnya (Xij-1). Variabel yang nyata pada taraf sepuluh persen yaitu pendapatan per kapita negara tujuan (Yj). Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata yaitu populasi negara tujuan (Nj), jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan (Dij) dan nilai tukar mata negara tujuan terhadap Dollar Amerika (ERj).

Berdasarkan hasil perhitungan Chow Test, maka metode yang sesuai dalam gravity model aliran perdagangan mangga Indonesia ke negara tujuan adalah Metode Fixed Effect. Secara keseluruhan metode tersebut telah memenuhi pengujian asumsi model, yaitu Multikolinearitas, Heteroskedastisitas dan Autokorelasi. Berdasarkan hasil analisis aliran perdagangan mangga Indonesia, diperoleh R2 sebesar 89,4 persen. Berdasarkan uji t, diperoleh variabel yang nyata pada taraf lima persen, yaitu populasi negara tujuan (Nj), jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan (Dij), nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika (ERj) dan harga mangga Indonesia di negara tujuan (Pj). Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata yaitu pendapatan per kapita negara tujuan (Yj) dan volume ekspor mangga dari Indonesia ke negara tujuan satu tahun sebelumnya (Xij-1).

(4)

iii

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

ALIRAN PERDAGANGAN PISANG DAN MANGGA

INDONESIA KE NEGARA TUJUAN

IRFAN HADI H34051934

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

(5)

Judul skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan Pisang dan Mangga Indoesia ke Negara Tujuan

Nama : Irfan Hadi

NRP : H34051934

Disetujui, Pembimbing

Ir. Harmini, M.Si NIP. 131 658 732

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082

(6)

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan Pisang dan Mangga Indonesia ke Negara Tujuan” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor,Mei2009

Irfan Hadi H34051934

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 02 Juni 1986. Penulis adalah anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Syamsudin (alm) dan Ibu Maryatih.

Penulis memulai pendidikan dasar di SD Negeri Kreo IX Tangerang pada tahun 1993 dan lulus pada tahun 1999. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 110 Jakarta pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMU Negeri 63 Jakarta dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis merupakan mahasiswa angkatan pertama yang diterima IPB dengan program baru IPB, yaitu kurikulum mayor-minor. Sesuai dengan sistem mayor-minor bahwa pada tahun pertama penulis belum memiliki jurusan. Pada tahun kedua, penulis baru diterima sebagai mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam beberapa organisasi dan kepanitiaan. Penulis menjadi pengurus divisi pembinaan umat DKM Al-Hurriyah IPB (2005-2006), pengurus Sharia Economic Student Club (SESC) divisi Eksternal masa pengurusan tahun 2006-2007, anggota HIPMA (2007-2008), wakil ketua panitia Bina UKM BEM FEM (2007-2008), asisten praktikum Mata Kuliah Fisika TPB (2006-2009), asisten responsi Mata Kuliah Ekonomi Umum (2007-2009) .

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan Pisang dan Mangga Indoesia ke Negara Tujuan” ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini penting dilakukan mengingat komoditi pisang dan mangga merupakan komoditas unggulan nasional yang cukup besar kontribusinya terhadap produksi buah nasional dan berpotensi untuk diekspor. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan pisang dan mangga Indonesia ke negara tujuan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Keterbatasan penulis dan berbagai kendala yang dihadapi merupakan penyebab tidak sempurnanya skripsi ini. Harapan penulis, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Bogor, Mei 2009

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis ucapkan pertama kali kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kepada penulis. Berbagai jalan yang panjang penulis hadapi dalam penyelesaian skripsi ini, tetapi karena kasih dan rancangan-Nya yang selalu indah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1) Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Syamsudin (alm) dan Ibu Maryatih atas segala doa, dukungan, perhatian, dan nasehatnya yang tiada hentinya diberikan kepada penulis. Doa dan dukungan Ibu selama penyelesaian skripsi ini sangat berarti bagi penulis. Mereka merupakan sumber inspirasi ku dan membuat aku menjadi kuat dan semangat untuk mencapai cita-cita.

2) Abang Yuti yang telah memberikan nasehat dan dukungan materi selama penulis melakukan perkuliahan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini. Kakakku yang selalu menyayangiku, Kak Fauzi (alm), Kak Yayah, adikku Ikhsan, dan adikku Sulaiman yang merupakan sumber inspirasi yang selalu memberikan semangat selama penyelesaian skripsi ini.

3) Ir. Harmini, M.Si Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan, arahan dan selalu menyediakan waktu bagi penulis.

4) Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen penguji utama, yang telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis.

5) Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji wakil departemen, yang juga telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis.

6) Ir. Lusi Fausi, MEc selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan dan masukan yang berharga selama penulis melakukan perkuliahan.

7) Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Agribisnis yang telah memberikan pengetahuan dan bantuan selama penulis melakukan perkuliahan.

8) Kepada Om Syahril Mochtar dan Pak Eko B. Suprianto (Direktur InfoBank) yang telah berjasa besar selama kuliah saya di IPB, dan juga memberikan masukan dan bimbingannya yang tiada tara.

(10)

ix 9) Semua anak-anak Agribsinis 42 atas kebersamaan dan pengalaman berharga sehingga penulis termotivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga menjadi orang-orang sukses.

10) Anak-anak kosn Al-Azhar terutama Sandi yang udah rela kamarnya menjadi rental untuk aku menulis skripi ini, Bang Nanto, Abdul, Zulvan, Reza dan Ferdi serta bung Iqbal atas dukungan, bantuan, dan kebersamaan selama ini. 11) Dani & Janri Agribisnis 42 yang menjadi teman seperjuangan penulis dalam

proses penyelesaian skripsi ini. Pondok Iwan cLub (Immanuel, Hari, Nawi, Sule, Isnur, Bayu, Fey, 9iTo n yg taq bsa dsebut namanya) atas dukungan dan kebersamaannya selama ini, dan atas bantuannya.

12) Teman-teman satu KKP di Desa Blendung Kabupaten Subang, yang telah memberikan semangat dan pengalaman yang berharga buat penulis.

13) Teman satu bimbingan saya, Jacko, Dian L n Grace yang menjadi rekan dan memberikan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14) Untuk My Little Princess (Ida Rosita alias Idut SVK’45) yang selalu sabar dalam memberikan dukungan yang tiada henti, pemberian semangatnya yang selalu bikin semangat dan doanya yang tulus dalam proses pengerjaan skripsi ini. Serta semua kawan2 dari angkatan 45 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

15) Teman-teman dari angkatan 44, Dari Icha IKK yang selalu setia memberikan bantuannya dalam proses pengerjaan skripsi ini, Seli AGB & yang suka memberi semangat dan lain2nya yang turut berkontribusi dalam penulisan skripsi ini namun tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.

Bogor, Mei 2009

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Karakteristik Pisang ... 8

2.2. Karakteristik Mangga ... 9

2.3. Penelitian terdahulu ... 10

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 14

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 14

3.1.1. Ekspor dan Perdagangan Internasional ... 14

3.1.2. Aliran Perdagangan Komoditi ... 15

3.1.3. Model Regresi Panel Data ... 18

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 20

IV METODE PENELITIAN ... 23

4.1. Jenis dan Sumber Data ... 23

4.2. Pengolahan dan Analisis Data ... 24

4.3. Perumusan Model ... 24

4.4. Pengujian Kesesuaian Model ... 25

4.5. Pengujian Asumsi Model ... 26

4.6. Pengujian Hipotesis ... 27 4.6.1. Uji F ... 27 4.6.2. Koefisien Determinasi (R2) ... 28 4.6.3. Uji t ... 28 4.7. Definisi Operasional ... 28 4.8. Hipotesis ... 29 V GAMBARAN UMUM ... 31

5.1. Gambaran Umum Agribisnis Pisang ... 31

5.2. Gambaran Umum Agribisnis Mangga ... 37

5.3. Potensi Ekonomi Negara Tujuan Ekspor ... 43

VI ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN PISANG ... 48

6.1. Pengujian Kesesuaian Model ... 48

6.2. Pengujian Asumsi Model ... 49

(12)

xii

VII ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN MANGGA ... 60

7.1. Pengujian Kesesuaian Model ... 60

7.2. Pengujian Asumsi Model ... 61

7.3. Model Dugaan Aliran Perdagangan Mangga... 62

7.4. Faktor-Faktor Lain di Luar Model... ... 69

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

8.1. Kesimpulan ... 72

8.2. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Volume dan Nilai Ekspor Kelompok Komoditas

Hortikultura Indonesia Tahun 2006-2007 ... 2 2. Perkembangan Produksi Beberapa Buah Tropis Indonesia

Tahun 2003-2007 ... 3 3. Perkembangan Ekspor Beberapa Buah Tropis Indonesia

Tahun 2006-2007 ... 4 4. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Pisang dan

Mangga Indonesia Tahun 1999-2007 ... 5 5. Jenis dan Sumber Data ... 23 6. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas

Pisang Indonesia Tahun 1998-2007 ... 32 7. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas

Mangga Indonesia Tahun 2000-2007 ... 38 8. Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita Negara Importir

Pisang dan Mangga Tahun 2003-2007 ... 44 9. Pendapatan Per Kapita Negara Pengimpor

Pisang dan Mangga Tahun 2003-2007 ... 45 10. Pertumbuhan Penduduk Negara Importir

Pisang dan Mangga Tahun 2003-2007 ... 45 11. Jumlah Penduduk Negara Pengimpor

Pisang dan Mangga Tahun 2003-2007 ... 46 12. Pertumbuhan Nilai Tukar Negara Pengimpor

Terhadap Dollar Amerika Tahun 2003-2007 ... 47 13. Hasil Pengolahan Gravity Model Aliran Perdagangan

Pisang Dengan Data Panel Menggunakan

Metode PLS ... 50 14. Rata-Rata Pendapatan Per Kapita dan Impor Pisang

Negara Tujuan Tahun 1996-2007 ... 52 15. Jarak Negara Tujuan Ekspor Pisang dan Mangga

Dengan Indonesia ... . 53 16. Rata-Rata Jumlah Penduduk dan Impor Pisang

Negara Tujuan Tahun 1996-2007 ... 54 17. Nilai Tukar Negara Tujuan Terhadap Dollar ... 56 18. Harga Pisang di Negara Tujuan Tahun 2007 ... 56

(14)

xiv 19. Rata-Rata Ekspor Pisang dan Lag Ekspor di Negara

Tujuan Tahun 1996-2007 ... .... 57 20. Hasil Pengolahan Gravity Model Aliran Perdagangan

Pisang Dengan Data Panel Menggunakan

Metode PLS ... 62 21. Rata-Rata Pendapatan Per Kapita dan Impor Pisang

Negara Tujuan Tahun 1996-2007 ... 64 22. Jarak Negara Tujuan Ekspor Mangga Dengan

Indonesia ... 65 23. Rata-Rata Jumlah Penduduk dan Impor Pisang

Negara Tujuan Tahun 1996-2007 ... 63 24. Rata-Rata Nilai Tukar Mata Uang Negara Tujuan

Terhadap Dollar Amerika Serikat Tahun 1996-2007 ... 67 25. Harga Mangga di Negara Tujuan Tahun 2007 ... 68 26. Rata-Rata Ekspor Pisang dan Lag Ekspor di Negara

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Mekanisme Perdagangan Internasional ... 15

2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 22

3. Alur Pemasaran Pisang di Indonesia Secara Umum ... 35

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Pohon Industri Pisang ... 78 2. Perkembangan Ekspor Pisang dan Mangga Indonesia

ke Negara Tujuan Tahun 2001-2007 ... 79 3. Data Mentah Olahan Untuk Analisis Data Panel Pisang ... 80 4. Data Mentah Olahan Untuk Analisis Data Panel Mangga.. 82 5. Hasil Pengolahan Gravity Model Analisis Perdagangan

Pisang Indonesia (Metode PLS) ... 84 6. Hasil Pengolahan Gravity Model Analisis Perdagangan

Pisang Indonesia (Metode Fixed Effect) ... 85 7. Hasil Pengolahan Gravity Model Analisis Perdagangan

Mangga Indonesia (Metode PLS) ... 86 8. Hasil Pengolahan Gravity Model Analisis Perdagangan

Mangga Indonesia (Metode Fixed Effect) ... 87 9. Data Untuk Analisis Aliran Perdagangan Pisang ………... 88 10. Data Untuk Analisis Aliran Perdagangan Mangga ……… 90

(17)

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan seringkali diartikan pada pertumbuhan dan perubahan. Jadi, pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi yang lebih baik. Walaupun kata “pertumbuhan” dan “perubahan” ini kelihatannya sederhana, namun materi yang terkandung di dalamnya banyak sekali. Hal ini disebabkan karena banyak variabel yang membentuk pertumbuhan sektor pertanian dan perubahan yang terjadi itu juga besar sekali (Soekartawi 1995).

Sektor pertanian sampai saat ini masih menjadi salah satu sumber devisa non-migas yang cukup diandalkan di Indonesia. Data menunjukkan pada periode Januari sampai Desember 2008, nilai kumulatif ekspor tercatat US$ 136,76 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 19,86 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, pada periode yang sama ekspor non-migas mencapai nilai US$ 75,91 miliar atau meningkat sebesar 17,31 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan ekspor non-migas salah satunya didukung oleh meningkatnya ekspor pertanian, yakni sebesar 34,98 persen dari tahun sebelumnya, nilai ini merupakan yang terbesar dibandingkan peningkatan ekspor hasil industri dan ekspor hasil tambang lainnya yang masing-masing meningkat sebesar 15,15 persen dan 24,62 persen.1

Dalam hal ini, sektor pertanian memegang peranan yang strategis karena ekspor komoditi pertanian mendominasi perolehan devisa dari sektor non-migas, disamping sektor ini berperan sebagai penyedia pangan dan relatif banyak menyerap tenaga kerja serta mampu mendukung munculnya industri yang berbahan baku pertanian. Salah satu sub sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan adalah hortikultura. Pengembangan komoditas hortikultura semakin penting mengingat prospek permintaannya yang terus meningkat dan potensi produksinya yang masih bisa terus ditingkatkan. Komoditas hortikultura cukup potensial dikembangkan secara agribisnis, karena punya nilai ekonomis dan nilai tambah cukup tinggi dibandingkan dengan komoditas lainnya. Produk

(18)

2 hortikultura meliputi buah-buahan, diikuti sayuran, tanaman hias dan tanaman biofarmaka. Dari keempat komoditi hortikultura tersebut, komoditi buah-buahan mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Data volume dan nilai ekspor komoditi hortikultura dapat dilihat pada Tabel 1. Terlihat pada tabel tersebut bahwa volume dan nilai ekspor rata-rata tahun 2006-2007 buah-buahan merupakan kelompok komoditas yang menyumbangkan kontribusi terbesar kedua pada sub sektor hortikultura setelah kelompok sayuran.

Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Kelompok Komoditas Hortikultura Indonesia Tahun 2006-2007

2006 2007

No. Kelompok

Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$)

1. Sayuran 236.225.397 126.217.171 209.347.875 137.106.305

2. Buah-buahan 262.358.494 144.492.469 157.620.956 93.652.526

3. Tanaman Hias 15.047.349 16.331.671 15.875.683 12.573.931

4. Biofarmaka 4.832.493 4.896.140 7.684.734 6.364.773

Total 518.463.733 291.937.451 390.529.248 249.697.535

Sumber: Ditjen Hortikultura (2009)

Buah-buahan merupakan produk hasil pertanian yang ditetapkan sebagai komoditi strategis dan memiliki peluang pasar yang besar, baik dari dalam maupun luar negeri. Permintaan buah-buahan semakin besar sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran akan gizi, gaya hidup dan kemampuan daya beli masyarakat (Balai Penelitian Tanaman Buah 1998). Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri buah-buahan Indonesia juga sudah menjadi komoditas perdagangan internasional. Sebagai negara tropis dengan areal yang cukup luas di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan buah-buahan tropika Indonesia.

Pisang dan mangga merupakan beberapa komoditas buah-buahan unggulan nasional yang masih memiliki peluang cukup besar untuk dikembangkan serta merupakan buah-buahan unggulan ekspor. Di Indonesia, produksi pisang dan mangga rata-rata terus mangalami peningkatan dari tahun 2003 sampai tahun 2007 dengan laju peningkatan masing-masing sebesar 7,12 persen dan 4,85 persen per tahun. Tingkat produksi kedua komoditas tersebut di

(19)

Indonesia cukup besar dibandingkan dengan buah lainnya. Data perkembangan produksi beberapa buah tropis Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Produksi Beberapa Buah Tropis Indonesia Tahun 2003-2007 Produksi (Ton) No. Komoditas 2003 2004 2005 2006 2007 1. Pisang 4.177.155 4.874.439 5.177.608 5.037.472 5.454.226 2. Nanas 677.089 709.857 925.082 1.427.781 2.237.858 3. Jambu Biji 239.108 210.320 178.509 196.108 179.474 4. Mangga 1.526.474 1.437.665 1.412.884 1.621.997 1.818.619 5. Manggis 79.073 62.117 64.711 72.634 112.722 6. Jeruk 1.441.680 1.994.760 2.150.219 2.479.852 2.551.635 Total 8.140.579 9.289.158 9.909.013 10.835.854 12.354.534

Sumber: Ditjen Hortikultura (2009)

Ekspor buah-buahan Indonesia pada tahun 2008 mencapai 27.000 ton dengan total nilai ekspor sebesar US$ 15 juta (Ditjen Hortikultura 2009). Sedangkan dalam kurun waktu 2006-2007 mencapai 61.741 ton dengan total nilai ekspor sebesar US$ 29,21 juta. Dalam tahun tersebut jenis buah yang diekspor beragam diantaranya adalah duku, durian, jambu, jeruk, pepaya, pisang, nanas, mangga, manggis, rambutan dan buah tropika segar lainnya (Tabel 3). Berdasarkan data pada Tabel 3, dari jenis buah-buahan yang diekspor tersebut, pisang dan mangga merupakan jenis buah tropis yang memiliki volume ekspor cukup besar. Pada tahun 2006, ekspor pisang merupakan terbesar kedua setelah ekspor manggis dengan volume ekspor sebesar 4.443.188 kilogram, namun pada tahun 2007 volume ekspor pisang turun drastis dengan hanya mengekspor sebesar 9.283 kilogram. Sedangkan ekspor mangga stabil dalam kurun waktu 2006-2007 dengan rata-rata volume ekspor sebesar 1.190.047 kilogram, nilai ini merupakan rata-rata terbesar kedua setelah ekspor manggis dengan rata-rata volume ekspor sebesar 7.395.562 kilogram.

(20)

4 Tabel 3. Perkembangan Ekspor Beberapa Buah Tropis Indonesia Tahun

2006-2007

2006 2007

No. Komoditas

Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$)

1. Pisang 4.443.188 1.047.542 9.283 35.579 2. Nanas 142.672 81.903 472.875 360.991 3. Jambu Biji 139.842 97.949 37.306 51.773 4. Mangga 1.181.881 1.160.642 1.198.213 1.004.186 5. Manggis 5.697.879 3.611.995 9.093.245 4.951.442 6. Jeruk 210.891 111.727 357.126 141.502 Total 11.816.353 6.111.758 11.168.048 6.545.473

Sumber : Ditjen Hortikultura (2009)

Adanya perdagangan bebas yang ditandai oleh semakin terbukanya perdagangan komoditas antar negara, hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia. Prospek pengembangan komoditas pisang dan mangga cerah karena pisang dan mangga merupakan komoditas buah-buahan unggulan di Indonesia. Oleh karena itu, pengembangan kedua komoditas tersebut di Indonesia perlu lebih dioptimalkan sehingga lebih mampu menembus ke pasar internasional. 1.2. Perumusan Masalah

Keragaman jenis buah-buahan dan keunggulan habitat tumbuh tanaman menempatkan Indonesia dalam posisi yang lebih baik bila dibandingkan dengan negara lainnya. Keunggulan habitat tumbuh ini merupakan modal yang penting dalam menghadapi persaingan dalam perdagangan internasional (Anshari 2006). Dengan penanganan yang tepat dan didukung berbagai sarana yang terus disempurnakan, buah Indonesia akan mampu bersaing dengan buah negara tropis lainnya, terutama negara-negara ASEAN antara lain Filipina, Malaysia, dan Thailand. Saat ini buah sudah menjadi komoditas perdagangan internasional yang tanpa batas. Namun, pangsa pasar buah-buahan dari Indonesia di pasaran internasional masih sangat kecil (Sunarjono 2005). Jenis buah-buahan yang diekspor dari Indonesia dalam jumlah cukup besar diantaranya pisang dan mangga.

(21)

Perkembangan volume dan nilai ekspor total komoditi pisang dan mangga Indonesia ke pasar internasional pada periode tahun 1999-2007 mengalami fluktuasi (Tabel 4). Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun dari negara tujuan ekspor yang mempengaruhi jumlah ekspor kedua komoditi tersebut. Dari dalam negeri faktor-faktor yang mempengaruhi adalah rendahnya produktivitas tanaman, mutu buah yang bervariasi, penyediaan produk yang tidak kontinu, serta harga yang berfluktuatif. Untuk mengetahui secara jelas permasalahan dalam pengusahaan komoditi pisang dan mangga Indonesia dibutuhkan suatu gambaran umum tentang bagaimana sebenarnya keadaan agribisnis pisang dan mangga Indonesia saat ini.

Tabel 4. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Pisang dan Mangga Indonesia Tahun 1999-2007

Pisang Mangga

Tahun

Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$)

1999 76.135.601 11.174.213 563.790 529.462 2000 2.221.593 533.460 430.187 401.623 2001 293.715 87.688 424.917 289.049 2002 585.798 1.078.574 1.572.634 2.671.995 2003 234.117 506.121 559.224 460.674 2004 1.197.495 778.506 1.879.664 2.013.390 2005 3.674.027 1.288.873 964.294 999.981 2006 4.443.188 1.407.542 1.181.881 1.160.642 2007 9.283 35.579 1.198.213 1.004.186 Sumber: BPS Pusat (2009)

Negara-negara tujuan ekspor komoditi pisang dan mangga Indonesia memiliki lokasi dan karakteristik yang berbeda-beda baik dalam hal populasi, ukuran ekonomi maupun jarak satu sama lainnya. Variasi karakteristik ini akan mempengaruhi perdagangan antara Indonesia dengan negara tujuan. Berbagai faktor ikut mempengaruhi aliran perdagangan komoditi diantaranya pendapatan per kapita negara tujuan, populasi, jarak antar negara, nilai tukar, harga ekspor komoditi di negara tujuan ekspor, dan ekspor komoditi ke negara tujuan satu

(22)

6 tahun sebelumnya. Faktor-faktor pada berbagai negara tujuan tersebut berlaku sebagai faktor gravity atau faktor penarik terjadinya aliran perdagangan komoditi dari Indonesia sebagai negara pengekspor ke titik konsumsi (negara tujuan/pengimpor).

Melalui aliran perdagangan ini, pada akhirnya dapat ditentukan negara tujuan ekspor yang memiliki potensi pasar yang terbesar untuk produk komoditi Indonesia. Oleh karena itu, penawaran ekspor komoditi Indonesia dapat diperluas, tidak hanya terpusat pada negara tujuan utama ekspor. Untuk itu perlu dilakukan penerobosan pasar alternatif terutama negara Eropa dan negara Timur Tengah lainnya.

Penelitian pada komoditi pisang dan mangga ini penting dilakukan karena ekspor kedua komoditi ini mampu memberikan sumbangan devisa yang cukup besar terhadap negara. Agar ekspor komoditi pisang dan mangga dapat terus ditingkatkan di pasar internasional, maka menganalisis aliran perdagangan komoditi pisang dan mangga ke negara-negara tujuan penting untuk dilakukan, karena produk pisang dan mangga diekspor berdasarkan faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi sehingga diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan negara tujuan ekspor komoditi pisang dan mangga Indonesia.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan berbagai permasalahan pokok untuk dikaji lebih lanjut sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum agribisnis pisang dan mangga Indonesia ? 2. Bagaimana gambaran umum potensi ekonomi negara tujuan ekspor pisang

dan mangga Indonesia ?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi pisang dan mangga Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan gambaran umum agribisnis pisang dan mangga Indonesia.

2. Mendeskripsikan gambaran umum potensi ekonomi negara tujan ekspor pisang dan mangga Indonesia.

(23)

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi pisang dan mangga Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor. 1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Hasil-hasil tersebut diharapkan dapat dijadikan salah satu sumber yang relevan dalam upaya memecahkan masalah serupa di masa yang akan datang, serta menjadi masukan bagi pemerintah dalam penentuan kebijakan dalam mengangkat produk pisang dan mangga sebagai komoditi ekspor non-migas andalan penghasil devisa cukup besar.

Bagi pembaca, diharapkan berguna sebagai referensi penelitian lebih lanjut pada bidang yang sama dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan. Bagi penulis sendiri, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman di lapangan serta meyelaraskan ilmu yang didapat selama kuliah dengan kenyataannya di lapang.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu kajian masalah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan pisang dan mangga Indonesia. Dalam penelitian ini digunakan tujuh variabel, yaitu volume ekspor ke negara tujuan, jarak antar negara tujuan dengan Indonesia, kurs mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika, pendapatan per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, harga di negara tujuan dan volume ekspor ke negara tujuan satu tahun sebelumnya. Model gravity yang disusun merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan regresi panel data dari tahun 1996-2007 pada enam negara tujuan ekspor pisang, yaitu Jepang, Hongkong, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Amerika Serikat dan ekspor mangga, yaitu Hongkong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, Arab Saudi

(24)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Pisang

Pisang (Musa sp) merupakan tanaman asal Asia Tenggara yang kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sudah lama buah pisang menjadi komoditas buah tropis yang sangat populer di dunia. Hal ini dikarenakan rasanya lezat, gizinya tinggi dan harganya relatif murah. Pisang merupakan tanaman semak yang berbatang semu, tingginya bervariasi antara satu sampai empat meter, tergantung varietasnya. Daunnya lebar, panjang, tulang daunnya besar, dan tepi daunnya tidak mempunyai ikatan yang kompak sehingga mudah robek bila terkena tiupan kencang. Batangnya mempunyai bonggol (umbi) yang besar sekali dan terdapat mata yang dapat tumbuh menjadi tuna anakan (Sunarjono 2005).

Tanaman pisang mudah beradaptasi dan tumbuh baik di daerah tropis bertipe iklim basah seperti Indonesia. Hampir semua wilayah Indonesia, mulai dari daerah basah sampai kering, dataran rendah sampai dataran tinggi, serta tanah subur sampai tanah tandus, dapat dijumpai tanaman ini. Di daerah bertipe iklim basah dengan curah hujan 2.000-3.000 mm per tahun, apalagi tanahnya subur, tanaman pisang dapat tumbuh dengan sangat baik dan mampu berbuah sepanjang tahun. Namun setiap tanaman hanya berbuah sekali dalam seumur hidupnya. Sesudah itu, tanaman akan mati (monokarpik) dan diteruskan oleh tunas anakannya (sucker). Sementara di daerah bertipe iklim kering, tanaman masih dapat tumbuh sehat, tetapi buahnya biasanya tidak berisi penuh sehingga mutunya rendah (Sunarjono 2005).

Buah pisang memiliki nilai gizi cukup tinggi. Setiap 100 gram (gr) buah pisang mengandung 99,0 kalori, 1,2 gr protein, 0,2 gr lemak, 25,8 gr karbohidrat, 8,0 mg kalsium, 228,0 mg fosfor, 0,5 mg zat besi, 146,0 SI vitamin A, 0,08 mg vitamin B, 3,0 mg vitamin C, 7,2 gr air, dan 78,0 persen bagian yang dapat dimakan. Karbohidrat dalam buah pisang, terutama gula, berperan sebagai cadangan energi yang dapat bertahan lama sehingga cocok bagi para olahragawan. Buah pisang juga berkhasiat untuk menyembuhkan luka lambung, mencegah kanker usus, menurunkan kolesterol darah, menjaga kesehatan jantung, dan membantu mengirimkan oksigen ke dalam otak. Selain itu, buah pisang (terutama

(25)

pisang ambon) juga biasa dimanfaatkan untuk menghaluskan kulit, meyuburkan rambut, dan menjaga kebugaran (Rukmana 2008).

2.2. Karakteristik Mangga

Mangga merupakan tanaman pendatang dari India, Srilanka dan Pakistan, kemudian menyebar ke seluruh dunia. Namun, kebembem (kweni) Mangifera odorata diduga asli dari Kalimantan Timur. Ada dua tipe mangga, yaitu monoembrioni (satu biji tumbuh satu tunas) dan poliembrioni (satu biji tumbuh dari lebih dari dua tunas). Mangga poliembrioni umumnya berasal dari Asia Tenggara (Sunarjono 2005).

Mangga merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 30 m. Semua bagian tanaman bergetah agak kental. Tanaman mangga lebih senang tubuh di tempat terbuka. Daunnya panjang lebar hingga panjang kecil dengan ujung meruncing serta sedikit bergetah. Letak daun berkumpul pada ujung ranting. Pohon bercabang banyak dengan arah cenderung mendatar hingga ke atas. Kayunya bergetah. Tanaman menyerbuk silang melalui serangga lebah madu (Apis mallifera). Umumnya, bunga terdapat dalam tandan atau rangkaian. Setiap tandan dapat mempunyai lebih dari 1.000 kuntum bunga. Bunga pada pangkal pandan umumnya jantan, jumlahnya lebih dari 92 persen dari jumlah bunga per tandan. Sementara bunga pada ujung tandan adalah bunga sempurna (hermafrodit) yang jumlahnya kurang dari 8 persen. Sel kelamin betina (sel telur) dari bunga sempurna biasanya tidak subur. Sel kelamin betina yang subur (fertil) hanya berkisar antara lima sampai sepuluh persen. Buah mangga relatif besar, bentuknya bulat hingga panjang. Bijinya besar, gepeng, diliputi oleh daging yang tebal dan lunak serta enak dimakan.

Di Indonesia masih perlu dilakukan seleksi jenis-jenis mangga berdasarkan keperluannya. Misalnya jenis untuk buah segar, jenis untuk minuman segar termasuk jenis untuk produk olahan lainnya. Jenis-jenis mangga yang sudah dirilis oleh pemerintah antar lain golek 31, arumanis 143 dan gadung 69. Namun masih banyak lagi jenis yang mempunyai masa depan, terutama untuk keperluan ekspor, misalnya mangga podang dari Kediri dan gedong gincu dari Indramayu. Konsumen luar negeri pada umumnya menghendaki buah mangga

(26)

10 (misalnya kuning, kemerahan). Sementara itu rasa manis bukan satu-satunya persyaratan utama (Anshari 2006).

Tingginya tingkat permintaan komoditas mangga dikarenakan buah mangga memiliki rasa yang lezat dan khas, aroma yang harum, warna kulit yang menarik dan nilai gizi yang cukup tinggi. Mangga mengandung vitamin A, vitamin B1, vitamin C, berbagai zat mineral seperti air, protein, lemak dan gula. Setiap varietas mangga memiliki konsentrasi gizi yang berbeda-beda, misalkan untuk mangga Indramayu memiliki hidrat arang yang lebih besar daripada varietas lainnya dan kandungan vitamin A yang tertinggi terdapat pada varietas mangga gedong. Dengan adanya kandungan gizi yang berbeda-beda pada setiap jenis mangga, maka konsumen dapat mengkonsumsi mangga sesuai dengan kebutuhan dan seleranya. Kandungan gizi yang baik, rasa yang lezat, harga yang terjangkau serta peluang pasar yang terbuka menciptakan prospek peningkatan jumlah produksi mangga dari tahun ke tahun.

2.3. Penelitian Terdahulu

Kartikasari (2008), menganalisis daya saing komoditi tanaman hias dan aliran perdagangan anggrek Indonesia di pasar internasional. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur daya saing komoditi tanaman hias Indonesia dengan Thailand di pasar Jepang, Korea, Singapura, Amerika Serikat dan Belanda. Selanjutnya menganalisis aliran perdagangan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor anggrek sebagai komoditi tanaman hias yang diunggulkan Indonesia ke negara-negara tujuan.

Hasil yang diperoleh dari analisis daya saing tanaman hias dengan metode RCA menunjukkan bahwa perkembangan industri tanaman hias Indonesia lebih lambat dibandingkan dengan Thailand sebagai kompetitor utama di pasar tanaman hias dunia untuk Asia Tenggara. Berdasarkan hasil estimasi model gravity aliran perdagangan anggrek Indonesia ke lima negara tujuan diketahui bahwa metode fixed effect merupakan metode yang paling sesuai digunakan. Aliran perdagangan ekspor anggrek Indonesia ke negara tujuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni waktu tempuh, pendapatan per kapita, populasi, harga anggrek Indonesia dan nilai tukar. Sementara itu faktor anggrek di negara tujuan tidak berpengaruh terhadap model aliran perdagangan.

(27)

Napitupulu (2007) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan Beras Intra-ASEAN”, melakukan analisa kualitatif untuk mengetahui keragaan produksi, konsumsi, dan kebijakan perberasan negara-negara ASEAN serta melakukan analisa kuantitatif untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan beras intra-ASEAN. Data yang digunakan adalah time series 2000-2005 dan cross section seluruh negara ASEAN kecuali Singapura. Dalam penelitian digunakan model gravity yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan beras intra-ASEAN. Variabel dependen yang digunakan adalah impor beras, sedangkan variabel independen adalah GDP, populasi, jarak, nilai tukar, produksi dan konsumsi beras asal dan tujuan impor beras.

Hasil yang diperoleh dari usaha pengumpulan informasi secara deskriptif yaitu beras menjadi bahan pangan utama disetiap negara ASEAN dan pemerintah setempat merumuskan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk mencapai kondisi ketahanan pangan. Dari hasil chow test, analisis gravity model menggunakan fixed effect dengan estimasi GLS. R2 yang diperoleh 49,57 persen. Faktor yang berpengaruh nyata pada taraf lima persen yaitu GDP negara asal impor, populasi negara tujuan impor, konsumsi beras negara asal impor, konsumsi beras negara tujuan impor, dan nilai tukar terhadap USD negara tujuan impor.

Sinaga (2007), di dalam penelitiannya yang berjudul aliran perdagangan komoditas karet alam Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di negara tujuan, manganalisis dengan menggunakan gravity model terdapat enam variabel penduga yaitu GDP negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak dengan negara tujuan, nilai tukar USD terhadap mata uang negara tujuan, konsumsi karet sintetis negara tujuan dan nilai ekspor produk ban negara tujuan. Penelitian ini menggunakan data nasional dan internasional meliputi data kuantitatif berupa data sekunder yang bersifat cross-sectional pada tahun 2005 dengan objek 41 negara tujuan. Tahun 2005 dipilih secara sengaja karena data terbaru yang tersedia adalah pada tahun tersebut. Pengolahan kuantitatif gravity model yang berupa model regresi berganda log-linear digunakan untuk analisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan karet alam Indonesia.

(28)

12 Dari hasil pengolahan diketahui bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi ekspor karet alam Indonesia ke negara tujuan adalah variabel GDP negara tujuan dan nilai ekspor produk ban negara tujuan. Faktor-faktor lainnya di luar model yang disusun adalah persediaan dan cadangan karet alam negara tujuan, pesaing serta peristiwa global dan kondisi sosial politik negara tujuan.

Yunita (2006), menganalisis aliran faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan biji kakao Indonesia. Dalam analisisnya faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap aliran perdagangan biji kakao Indonesia adalah Gross Domestic Product (GDP) per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, harga biji kakao Indonesia di negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika, dan kualitas biji kakao Indonesia.

Berdasarkan uji-t diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh nyata adalah populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika, dan kualitas biji kakao Indonesia. Keempat variabel tersebut merupakan faktor yang mempunyai pengaruh besar terhadap aliran perdagangan biji kakao Indonesia ke negara-negara tujuan. Pengolahan kuantitatif menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan gravity model dengan persamaan tunggal, untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan biji kakao Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor.

Pulungan (2005), menganalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan arang tempurung kelapa Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik negara-negara tujuan ekspor arang tempurung kelapa Indonesia, dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi aliran perdagangan arang tempurung kelapa Indonesia, bagaimana pengaruhnya, serta faktor apa yang mempunyai pengaruh terbesar. Dalam pendugaan modelnya aliran perdagangan arang tempurung kelapa dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: jarak, pendapatan nasional negara tujuan ekspor, populasi, nilai tukar, harga arang tempurung kelapa, dan harga arang aktif di negara tujuan.

(29)

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunkan gravity model dengan persamaan tunggal digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan. Berdasarkan hasil regresi model aliran perdagangan arang tempurung kelapa Indonesia diperoleh koefisien determinasi R2 sebesar 72,8 persen yang berarti 72,8 persen perubahan volume ekspor arang tempurung kelapa Indonesia dapat diterangkan oleh variasi peubah-peubah bebas dalam model, sedangkan sisanya 27,2 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model.

Dari penelitian-penelitian terdahulu, dapat disimpulkan faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap aliran perdagangan suatu komoditi secara umum adalah Gross Domestic Product (GDP) per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, harga komoditi Indonesia di negara tujuan, dan nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika. Pengolahan kuantitatif untuk data panel dengan menggunakan analisis regresi panel data dengan menggunakan gravity model dengan persamaan tunggal.

(30)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Ekspor dan Perdagangan Internasional

Pada dasarnya faktor yang mendorong timbulnya perdagangan internasional dari suatu negara ke negara lain bersumber dari keinginan memperluas pemasaran komoditi ekspor dan memperbesar penerimaan devisa dalam penyediaan dana pembangunan dari negara yang bersangkutan. Menurut Ball dan McCulloch (2000), secara ringkas perdagangan internasional muncul karena adanya perbedaan harga relatif antar negara. Perbedaan ini berasal dari perbedaan biaya produksi, yang diakibatkan oleh :

1. Perbedaan-perbedaan atas karunia Tuhan pada faktor produksi.

2. Perbedaan-perbedaan dalam teknologi yang digunakan, yang dapat menentukan intensitas faktor produksi yang diperlukan.

3. Perbedaan-perbedaan dalam efisiensi pemanfaatan faktor produksi. 4. Nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain.

Insentif untuk melakukan ekspor dapat terjadi apabila tingkat harga di luar negeri lebih tinggi dari pada tingkat harga dalam negeri dan sebaliknya bila tingkat harga dalam negeri lebih tinggi dari pada tingkat harga luar negeri, maka banyak barang-barang dari luar negeri yang diimpor ke dalam negeri. Dalam model perdagangan internasional, ekspor terjadi ketika suatu negara mengalami kelebihan penawaran (ekses supply) yang menandakan kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi dan sisa barang yang masih ada merupakan barang yang diekspor ke luar negeri. Sebaliknya, impor terjadi dalam kondisi kelebihan permintaan (ekses demand) yang menandakan kebutuhan dalam negeri tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri sehingga harus ditutupi dengan mengimpor produk yang dibutuhkan masyarakat.

(31)

Gambar 1. Mekanisme Perdagangan Internasional.

Keterangan :

Kurva 1 : Keadaan pasar komoditi X di negara 1 Kurva 2 : Keadaan pasar komoditi X di negara 1 dan 2 Kurva 3 : Keadaan pasar komoditi X di negara 2

Gambar 1. Mekanisme Perdagangan Internasional

Sumber: Salvatore (1997)

Kurva 1 pada Gambar diatas memperlihatkan adanya perdagangan internasional, negara akan mengadakan produksi dan konsumsi di titik A berdasarkan harga relatif komoditi X (Px/Py) sebesar P1, sedangkan negara 2 akan berproduksi dan berkonsumsi di titik A’ pada harga relatif komoditi X di P3. Setelah hubungan perdagangan berlangsung diantara kedua negara tersebut, harga relatif komoditi X akan berada diantara P1 dan P2. Apabila harga relatif yang berlaku di negara 1 lebih besar dari P1, maka negara 1 akan memasok lebih banyak daripada tingkat permintaan (konsumsi) domestiknya. Kelebihan produksi tersebut akan diekspor ke negara 2. Di lain pihak jika harga relatif yang berlaku di negara 2 lebih kecil dari P3, maka negara 2 akan mengalami peningkatan permintaan, sehingga tingkat pemintaan akan melebihi penawaran domestiknya. Hal ini akan mendorong negara 2 untuk mengimpor komoditi X dari negara 1.

3.1.2. Aliran Perdagangan Komoditi

Aliran perdagangan barang dan jasa antar negara merupakan perpindahan barang dan jasa antar negara. Analisis aliran perdagangan adalah analisis yang menjelaskan hubungan antara volume produk yang diperdagangkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Suatu model yang telah digunakan secara luas untuk mempelajari faktor penentu perdagangan adalah gravity model.

(32)

16 Nama gravity model terinspirasi dari pengamatan terhadap pengaruh positif dari ukuran pasar pengaruh negatif dari jarak diantara berbagai daerah dalam perdagangan. Tinbergen (1962) dan Poyhonen (1963) adalah yang pertama menerapkan persamaan gravity model untuk meneliti aliran perdagangan internasional. Keduanya mengembangkan persamaan pertama tentang gravity model melalui spesifikasi terhadap total ekspor sebagai fungsi dari GNP (Gross National Product) dan jarak diantara negara yang melakukan perdagangan (Deardoff 1984) dalam Sunenti (2005). Sejak itu, gravity model telah menjadi suatu instrumen populer dalam menganalisa perdagangan luar negeri secara empiris. Lineman (1966) mengembangkan gravity model dengan menyertakan variabel populasi dan GNP. Gravity model digunakan untuk menganalisis pola aliran perdagangan bilateral antara negara-negara dalam satu daerah tertentu. Menurut model ini, barang ekspor dari negara i dan j diterangkan oleh ukuran ekonomi masing-masing negara (GDP), populasi masing-masing negara, jarak antar negara.

Gravity model saat ini sudah lazim dipakai sebagai metode standar untuk mengevaluasi potensi perdagangan suatu produk atau jasa antar negara yang berbeda. Secara fisik, gravity model didasarkan pada peramalan potensi perdagangan melalui variable jarak, populasi dan GNP dari negara tersebut. Argumen yang melatarbelakangi pemakaian gravity model, bahwa negara yang lebih besar dan kaya akan lebih banyak melakukan perdagangan luar negeri bila dibandingkan dengan negara yang lebih kecil dan miskin dimana jarak yang semakin jauh dianggap bukan sebagai hambatan. Gravity model berkaitan dengan long-range equilibrium aliran perdagangan dan sebagai model ideal untuk membandingkan perdagangan dari dua daerah atau dari dua sistem ekonomi yang berbeda.

1. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita adalah ukuran berapa banyak perolehan pendapatan setiap individu dalam perekonomian. Pengertian lain mengenai pendapatan per kapita adalah jumlah yang tersedia bagi rumah tangga atau perusahaan untuk melakuan pengeluaran. Dengan demikian tingkat konsumsi atau kemampuan daya beli suatu negara atas suatu komoditi dapat diukur dari pendapatan per kapita

(33)

penduduknya. Jika pendapatan per kapita suatu negara dinilai cukup tinggi, maka dapat dikatakan suatu negara tersebut merupakan pasar potensial bagi pemasaran suatu komoditi ataupun produk tertentu

2. Populasi

Pertambahan populasi dapat mempengaruhi ekspor melalui dua sisi yaitu, penawaran dan permintaan. Pada sisi penawaran, pertambahan populasi dapat diartikan penambahan tenaga kerja untuk melakukan produksi komoditi ekpor. Pertumbuhan dari sisi permintaan, akan menyebabkan bertambah besarnya permintaan domestik (Salvatore 1997).

3. Jarak antara Indonesia dengan Negara Tujuan

Variabel jarak adalah indikasi dari biaya transportasi yang dihadapi oleh suatu negara dalam melakukan ekspor (Salvatore 1997). Jarak tersebut mengurangi aliran perdagangan yang diwakilkan dari biaya transportasi. Semakin jauh jarak, semakin besar biaya transportasi, semakin rendah volume ekspor produk (semakin rendah aliran perdagangan).

4. Nilai Tukar

Kurs (exchange rate) diantara dua negara adalah harga dimana penduduk kedua negara saling melakukan perdagangan. Para ekonom membedakan antara dua kurs: kurs nominal dan kurs riil. Kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang kedua negara. Jika mengacu pada kurs di antara dua negara, maka biasanya menggunakan kurs nominal (Mankiw 2000).

Kondisi nilai tukar seperti terapresiasinya mata uang domestik negara tujuan ekspor terhadap Dollar Amerika membuat harga suatu komoditi relatif lebih murah. Hal ini mendorong terjadinya peningkatan volume impor dari negara tujuan, karena negara tujuan membutuhkan sedikit uang untuk membeli barang impor.

5. Harga

Suatu hipotesis ekonomi yang mendasar adalah bahwa untuk kebanyakan komoditi, harga komoditi dan kuantitas atau jumlah yang akan ditawarkan berhubungan secara positif, dengan semua faktor yang lain tetap sama. Dengan

(34)

18 rendah harga, semakin kecil jumlah komoditi yang akan ditawarkan (Lipsey et al. 1995).

3.1.3. Model Regresi Panel Data

Istilah lain dari data panel adalah pooled data (penggabungan data time series dan cross section), micro panel data (kombinasi studi atas dasar waktu dari berbagai variabel atau kelompok subyek), event history analysis (studi perubahan suatu subjek dengan syarat waktu), atau cohort analysis (studi jalur perkembangan karir dari sekelompok manajer). Keuntungan menggunakan data panel dalam model regresi dibandingkan hanya dengan data time series atau hanya data cross section (Juanda 2007), yaitu:

1. Data panel akan memberikan informasi yang lebih lengkap, lebih beragam, kurang berkorelasi antar variabel, derajat bebas lebih besar dan lebih efisien.

2. Studi data panel lebih memuaskan untuk menentukan perubahan dinamis dibandingkan dengan studi berulang dari cross section.

3. Membantu studi untuk menganalisis perilaku yang lebih kompleks, misalnya fenomena skala ekonomi dan perubahan teknologi.

4. Dapat meminimumkan bias yang dihasilkan oleh agregasi individu atau perusahaan karena unit data lebih banyak.

Regresi data panel berbeda dengan regresi time series atau regresi cross section karena dalam regresi data panel setiap variabel mengandung subscript ganda it. Rumus umum untuk regresi data panel sebagai berikut :

Yit = + xit + uit , i = 1,2, … , N ; t = 1,2, … , T

Dimana i menunjukkan rumah tangga, individu, perusahaan, negara dan sebagainya, sedangkan t menunjukkan waktu. Dimensi cross section ditandai oleh i dan dimensi waktu ditandai oleh t. adalah intersep, adalah slope dan xit merupakan explanatory variable pada pengamatan it. Menurut Abilava (2006) dalam Kartikasari (2008) dalam analisis model data panel dikenal tiga macam teknik estimasi, yakni pendekatan kuadrat terkecil (pooled least square), pendekatan efek tetap (fixed effect), dan pendekatan efek acak (random effect).

Teknik pendekatan paling sederhana dalam pengolahan data panel adalah dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa yang diterapkan dalam data

(35)

gabungan antara cross section dan time series (pooled). Dalam pendekatan dengan metode pooled least square diasumsikan bahwa data gabungan yang ada, menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap berlaku pada semua objek di semua waktu. Metode ini sering disebut dengan common effect. Kelemahan asumsi ini adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi setiap objek adalah berbeda satu sama lain, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu model yang dapat menunjukkan perbedaan konstan antar objek, meskipun dengan koefisien regresor yang sama.

Metode fixed effect dapat memperbaiki kelemahan yang ada pada metode common effect. Regresi fixed effect digunakan untuk menghilangkan variabel yang berbeda antara kasus masing-masing negara namun konstan sepanjang waktu. Variabel yang diubah adalah bersifat konstan sepanjang waktu namun berbeda tiap kasusnya. Untuk membedakan satu objek dengan objek yang lainnya, digunakan variabel semu (dummy). Oleh karena itu, model ini sering juga disebut dengan Least Square Dummy Variable atau disingkat LSDV.

Selain dengan metode fixed effect, regresi data panel dapat dilakukan dengan pendekatan metode random effect. Random effect digunakan untuk mengatasi kelemahan metode fixed effect yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode random effect menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar objek. Namun untuk menganalisis dengan metode random effect ini ada satu syarat, yaitu objek data silang (cross section) harus lebih besar daripada banyaknya koefisien.

Menurut Abilava (2006) dalam Kartikasari (2008) keuntungan penggunaan data panel dalam gravity model adalah :

1. Dapat mengidentifikasi karakteristik antar individu (daerah) yang melakukan perdagangan pada dimensi waktu yang berbeda.

2. Dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih baik daripada dengan teknik OLS data time series atau cross section saja.

(36)

20 3. Terjadi peningkatan derajat bebas dan mengurangi hubungan kolinear

antar variabel bebas.

4. Mengurangi masalah yang timbul dari penghilangan variabel yang relevan. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Buah-buahan saat ini sudah menjadi komoditas perdagangan yang tanpa batas. Namun, pangsa pasar buah-buahan Indonesia di pasaran internasional masih sangat kecil (Sunarjono 2005). Jenis buah-buahan yang diekspor dari Indonesia diantaranya pisang dan mangga. Terdapat berbagai kendala dalam mengekspor pisang dan mangga Indonesia ke pasar internasional. Kendala-kendala tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor tersebut, maka dibutuhkan suatu gambaran umum tentang keadaan agribisnis pisang dan mangga Indonesia.

Potensi ekonomi negara tujuan dapat dilihat dari tiga indikator ekonominya, yaitu pendapatan per kapita, populasi dan nilai tukar terhadap dollar Amerika, sehingga diketahui negara mana yang memiliki potensi ekonomi terbesar. Dari informasi potensi ekonomi negara tujuan, dapat diprediksi negara tujuan ekspor yang memiliki potensi pasar yang terbesar untuk produk komoditi Indonesia. Oleh karena itu, penawaran ekspor komoditi Indonesia dapat diperluas, tidak hanya terpusat pada negara tujuan utama ekspor. Untuk itu perlu dilakukan penerobosan pasar alternatif terutama negara Eropa dan negara Timur Tengah lainnya.

Permintaan ekspor akan produk pisang dan mangga di berbagai negara menyebabkan terjadinya aliran perdagangan produk dari Indonesia sebagai negara pengekspor ke berbagai negara tujuan sebagai negara pengimpor. Untuk menganalisis aliran perdagangan ekspor pisang dan mangga ke berbagai negara tujuan ekspor digunakan persamaan yang menyertakan berbagai faktor gravity yang dinamakan gravity model. Gravity model diterapkan terhadap faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi untuk melihat hubungan dan pengaruhnya terhadap aliran perdagangan produk pisang dan mangga ke negara tujuan ekspor.

Variabel ekonomi yang digunakan untuk menggambarkan aliran perdagangan dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk (populasi) negara tujuan ekspor, pendapatan per kapita negara tujuan, nilai tukar negara tujuan

(37)

terhadap dollar Amerika, harga komoditi di negara tujuan dan volume ekspor produk ke negara tujuan satu tahun sebelumnya. Sedangkan faktor non ekonomi adalah jarak antar kedua negara.

Untuk mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi aliran perdagangan pisang dan mangga Indonesia, maka perlu dilakukan analisis terhadap variabel yang diduga mempengaruhi aliran perdagangan pisang dan mangga. Pendugaan dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi panel data yang menyertakan faktor gravity dalam bentuk persamaan logritma natural. Hasil estimasi yang dipilih adalah persamaan regresi yang memiliki R2 tertinggi dan memenuhi pengujian model dan uji hipotesis.

Secara umum, dalam penelitian ini akan mengkaji gambaran umum agribisnis pisang dn mangga Indonesia, potensi ekonomi negara-negara tujuan ekspor pisang dan mangga dilihat dari indikator ekonominya, dan menganalisis faktor-faktor (variabel) yang mempengaruhi aliran perdagangan pisang dan mangga ke berbagai negara tujuan ekspor, sehingga diharapkan hasilnya dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan volume dan pangsa pasar pisang dan mangga Indonesia. Bagan kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.

(38)

22 Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

Ekspor Pisang dan Mangga sangat Fluktuatif, Kendala Internal dan Ekstenal, Potensi Ekspor

Gambaran Umum Agribisnis Pisang dan Mangga Indonesia Analisis Aliran Perdagangan Negara Tujuan Ekspor (Titik Konsumsi) Gravity Model 1. Pendapatan per kapita 2. Populasi 3. Jarak 4. Nilai tukar 5. Harga 6. Lag ekspor Potensi Ekonomi Negara Tujuan Ekspor

(39)

IV METODE PENELITIAN

4.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa data gabungan antara time series dan cross section (pooled data/data panel). Tujuannya adalah untuk menelaah suatu data dan memperluas hubungan yang ada pada populasi yang besar. Pada penelitian ini yang menjadi data panel adalah volume ekspor pisang dan mangga yang diteliti dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2007 (12 tahun), dengan jumlah negara tujuan ekspor masing-masing sebanyak enam negara tujuan ekspor utama.

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan pengambilan data sekunder ke instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, dan Bank Indonesia. Selain itu data juga diperoleh melalui internet dan penelitian terdahulu. Jenis dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Jenis dan Sumber Data

No. Jenis Data Sumber Data

1. Volume ekspor pisang dan mangga Indonesia

menurut negara tujuan ekspor (Kg), Harga pisang dan mangga di negara tujuan (US$/Kg), dan Volume ekspor pisang dan mangga ke negara tujuan satu tahun sebelumnya (Kilogram).

BPS Pusat

2. Pendapatan per kapita negara tujuan ekspor (US$/orang) dan Jumlah penduduk (populasi) menurut negara tujuan ekspor (Juta).

www.indexmundi.com

3. Jarak Indonesia dengan negara tujuan ekspor (Kilometer).

www.timeanddate.com

4. Nilai tukar mata uang negara tujuan ekspor

terhadap Dollar Amerika (domestik/US$).

www.bankofcanada.ca, www.oanda.com, www.indexmundi.com, dan Bank Indonesia

(40)

24 4.2. Pengolahan dan Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum agribisnis pisang dan mangga Indonesia serta melihat gambaran umum potensi ekonomi negara tujuan ekspor. Metode kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi panel data dengan menggunakan gravity model dengan persamaan tunggal digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan.

Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan program Eviews 4.1, kemudian dilanjutkan dengan tahap interpretasi data. Pemilihan alat pengolahan dilakukan atas dasar kemudahan dan kemampuannya dalam mengolah data.

4.3. Perumusan Model

Perumusan model merupakan langkah pertama dan yang paling penting harus dilakukan dalam mempelajari hubungan antara variabel-variabel. Model digunakan untuk memilih hubungan variabel-variabel dalam bentuk matematika dimana suatu perumusan ekonomi dipenuhi secara empirik. Aliran perdagangan komoditi pada penelitian ini dijelaskan dengan menggunakan gravity model. Faktor-faktor yang digunakan untuk menganalisis aliran perdagangan adalah jarak, GDP/kapita negara tujuan ekspor, populasi, nilai tukar, harga, dan volume ekspor satu tahun sebelumnya.

Analisis yang digunakan adalah regresi panel data dengan model logaritma natural. Transformasi model dalam bentuk log dapat mengurangi masalah heteroskedastisitas, hal ini disebabkan karena transformasi yang memapatkan skala untuk pengukuran variabel, mengurangi perbedaan nilai dari sepuluh kali lipat menjadi perbedaan dua kali lipat (Gujarati 1991). Dugaan persamaan aliran perdagangan pisang/mangga Indonesia dapat dirumuskan sebagai berikut :

(41)

Ln Xij = 0 + 1 ln Dij + 2 ln Yj+ 3 ln Nj+ 4 ln ERj+ 5 ln Pj+ 6 ln Xij-1 + ei Dimana :

Xij = Volume ekspor pisang/mangga dari Indonesia ke negara j (Kilogram) Dij = Jarak antara negara Indonesia dan negara tujuan (Km)

Yj = Pendapatan per kapita negara tujuan (US$/orang) Nj = Jumlah penduduk (populasi) negara tujuan (Juta)

ERj = Nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika (domestik/US$)

Pj = Harga pisang/mangga Indonesia di negara tujuan (US$/Kg) Xij-1 = Lag ekspor (Kg)

ei = random error

0 = konsatanta (intercept)

n = parameter yang diduga (n = 1,2, … ,6)

4.4. Pengujian Kesesuaian Model

Pengolahan data panel dalam persamaan gravity menggunakan tiga macam pendekatan, yakni common effect atau pooled OLS, fixed effect, dan random effect. Oleh karena objek cross section lebih kecil dari banyaknya koefisien (variabel penjelas), maka persamaan gravity model dalam penelitian ini tidak dilakukan dengan metode random effect. Untuk memilih apakah model yang tepat digunakan Pooled OLS atau fixed effect, maka dilakukan uji Chow, sebagai berikut :

Ho: Model Pooled OLS (Restricted)

Dengan model : Yit = 0 + 1Xit,1 + … + 2Xit,k+ eit H1: Model Fixed Effect (unrestricted)

Dengan model : Yit = i + 1Xit,1 + … + 2Xit,k+ eit

untuk i = 1,2,..,N dan t = 1,2,..,T ; N= banyak cross section dan T = jumlah waktu dimana :

Yit= peubah respon pada unit cross section ke-i dan waktu ke-t Xit,k= peubah bebas ke-k pada unit cross section ke-i dan waktu ke-t

0= intersep pada model pooled OLS

(42)

26 Dengan penolakkan terhadap hipotesa nol tersebut adalah dengan menggunakan F statistik seperti yang dirumuskan :

Fhitung=

Dimana:

RSSS = Restricted Residual Sum Square (Sum Square Residual PLS) URSS = Unrestricted Residual Sum Square (Sum Square Residual Fixed) N = Jumlah data cross section

T = Jumlah data time series K = Jumlah variabel penjelas

Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik yaitu F(N-1, NT-N-K). Jika nilai Fhitung hasil pengujian lebih besar dari Ftabel, maka cukup bukti untuk menolakkan terhadap hipotesa nol, sehingga model yang digunakan adalah model fixed effect, begitu juga sebaliknya.

4.5 Pengujian Asumsi Model

Dalam analisis regresi, maka terdapat tiga asumsi yang harus dipenuhi yaitu multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

1. Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah hubungan linear yang kuat antara variabel-variabel independen dalam persamaan regresi berganda. Adanya multikolinearitas menyebabkan pendugaan koefisien regresi tidak nyata walaupun nilai R2-nya besar. Hal tersebut dapat dideteksi dari nilai R2 yang tinggi (0,7-1), tetapi tidak terdapat atau hanya sedikit sekali koefisien dugaan yang berpengaruh nyata. Multikolinearitas dapat diatasi dengan memberi perlakuan General Least Square/GLS (cross section weight), sehingga parameter dugaan pada taraf uji tertentu menjadi signifikan.

2. Heteroskedastisitas

Jika seluruh faktor pengganggu pada model tidak memiliki varian yang konstan maka diduga model mengalami masalah heteroskedastisitas. Selain itu dapat pula dideteksi dengan membandingkan sum square residual pada weighted statistics dengan sum square residual unweighted statistics. Jika sum square residual pada weighted satistics lebih kecil dibandingkan dengan sum square

(43)

residual unweighted statistics maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas. Masalah tersebut dapat diatasi dengan metode White Heteroskedasticity yang diestimasi dengan GLS yang diperoleh dari program Eviews 4.1 .

3. Autokorelasi

Hubungan linear antara error dalam serangkaian observasi dapat diperiksa melalui uji autokorelasi. Uji ini perlu dilakukan pada data yang bersifat time series dengan menghitung statistik Durbin h.

h = (1-0,5d)

Keterangan :

d = nilai Durbin Watson n = jumlah observasi

Var = varian koefisien variabel independen lag

Jika nilai Durbin h lebih kecil dari tingkat signifikansi lima persen yaitu 1,645 maka tidak ada masalah autokorelasi, begitupula sebaliknya, apabila nilai Durbin h lebih besar dari tingkat signifikansi lima persen yaitu 1,645 maka terdapat masalah autokorelasi.

4.6. Pengujian Hipotesis

4.6.1. Uji F

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama dapat berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji ini berguna untuk menguji keberartian model regresi secara menyeluruh. Uji statistik yang dipakai adalah Uji Fisher atau Uji F dengan menghitung nilai Fhitung. Fhitung =

Keterangan :

RSS = jumlah kuadrat regresi ESS = jumlah kuadrat error dfr = derajat bebas regresi dfs = derajat bebas error

Jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel(k; n-k-1) maka variabel-variabel bebas dalam model berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas pada taraf nyata

(44)

28 tertentu, begitupula sebaliknya, apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel(k; n-k-1) variabel-variabel bebas dalam model tidak berpengaruh nyata terhadap variabel-variabel tidak bebas pada taraf nyata tertentu.

4.6.2. Koefisien Determinasi (R2)

Sesuai tidaknya model dihitung dari besarnya nilai koefisien determinasi (R2), yang menunjukkan besarnya pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

RSS = jumlah kuadrat regresi (residual sum square) TSS = jumlah kuadrat total (total sum square)

Apabila nilai R2 semakin mendekati 1, maka model terebut semakin baik. 4.6.3. Uji t

Untuk mengetahui variabel independen mana saja yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel tidak bebas. Uji statistika yang digunakan adalah Uji t :

Thitung = Keterangan :

Sd (b1) = simpangan baku dari parameter dugaan b1 = parameter dugaan

Jika Thitung lebih besar dari Ttabel( /2, n-k-1) maka variabel independen berpengaruh nyata terhadap peubah tidak bebas dalam model pada taraf nyata tertentu, dan sebaliknya Thitung lebih kecil dari Ttabel( /2, n-k-1) maka variabel independen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen dalam model pada taraf nyata tertentu.

4.7. Definisi Operasional

1. Volume ekspor pisang dan mangga Indonesia adalah total volume pisang dan mangga Indonesia yang dibeli oleh negara pengimpor dari Indonesia dan dinyatakan dalam satuan kilogram.

Gambar

Tabel 1.  Volume dan Nilai Ekspor Kelompok Komoditas Hortikultura Indonesia Tahun 2006-2007
Tabel 2.  Perkembangan Produksi Beberapa Buah Tropis Indonesia Tahun 2003- 2003-2007 Produksi (Ton) No
Tabel 4.  Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Pisang dan Mangga Indonesia Tahun 1999-2007
Gambar 1. Mekanisme Perdagangan Internasional.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui, mengungkap dan menganalisis serta mendeskripsikan Peran kompetensi profesional guru mata pelajaran Akidah Akhlak yang ada di Madrasah Aliyah Kabupaten Kudus dalam

Di samping itu, ketahanan pangan bukan hanya dari sisi produksi yang menyangkut ketersediaan lahan dan sarana produksi, melainkan juga imbal hasil pertanian dan

[ Vide Perkara Nomor: 138/PUU-VII/2009 perihal Pengujian Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun

BILA dalam Perjanjian Lama pelayanan kesembuhan termasuk jarang, dalam Perjanjian Baru situasinya berbeda, karena pelayanan Yesus pada umumnya diiringi dengan pelayanan mujizat

[r]

Output Data Guru ini berfungsi untuk menampilkan Laporan Data Guru secara keseluruhan, yang mana laporan ini dirancang pada softwareCrystal Report berdasarkan

Simpulan penelitian ini adalah dari 8 variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya variabel manajemen laba, rasio likuiditas, kepemilikan manajerial dan kualitas audit

hesr;srrtub rclr hd