• Tidak ada hasil yang ditemukan

puskesmas tahun 2016 C. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Telaga Arum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "puskesmas tahun 2016 C. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Telaga Arum"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS TELAGA ARUM

TAHUN 2015

(2)

A. Latar Belakang

Fasilitas Kesehatan Adalah suatu tempat yang digunakan untuk penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, Preventif, Kuratif maupun Rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya Promotif dan Prefentif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Jenis pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, namun terdapaty upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah (basic Six): 1. Upaya Promkes

2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya KIA & KB

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Salah satu program pokok puskesmas adalah upaya perbaikan gizi masyarakat. Program perbaikan gizi masyarakat adalah salah satu program pokok yaitu program kegiatan yang meliputi Peningkatan pendidikan gizi, penganggulangan KEP, Anemia gizi besi, GAKY, KVA, keadaan gizi lebih, peningkatan surveilans gizi dan pemberdayaan UPGK/ Masyarakat. Kegiatan program perbaikan gizi masyarakat dapat dilakukan didalam maupun di luar gedung puskesmas.

Untuk melihat sejauh mana hasil yang telah dicapai puskesmas dalam pelaksanaan program maka disusunlah laporan pelaksanaaan program gizi puskesmas Telaga Arum tahun 2015.

(3)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Laporan tahunan dibuat dengan tujuan sebagai evaluasi akhir dari serangkaian kegiatan gizi yang telah dilakukan sepanjang tahun 2015. 2. Tujuan Khusus

a. Memberikan gambaran pelaksanaan program gizi di puskesmas Telaga Arum selama tahun 2015

b. Sebagai alat monitoring keberhasilan program gizi puskesmas Telaga Arum dalam melaksanakan program perbaikan gizi untuk masyarakat selama tahun 2015

c. Sebagai acuan dalam perencaan program kegiatan perbaikan gizi di puskesmas tahun 2016

C. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Telaga Arum

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Telaga Arum terletak di Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat yang merupakan kecamatan yang paling pinggir berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kubu Raya dengan Rata-rata curah hujan di wilayah Puskesmas Telaga Arum 2687,37mm/Tahun dengan puncak tertinggi terjadi pada bulan April. Adapun batasan wilayah Kecamatan Seponti sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kec.Batu Ampar,kab. Kubu Raya

 Sebelah Timur : Kec. Balai Berkuak Kab. Ketapang

 Sebelah Selatan : Kec.Teluk Batang

 Sebelah Barat : Kec. Batu Ampar Kab. Kubu Raya

Luas wilayah Kecamatan Seponti sebesar ... Km2 yang terdiri dari 6 desa yakni Desa Podorukun, Desa Wonorejo, Desa Seponti Jaya, Desa Telaga Arum, Desa Sei Sepeti dan Desa Durian Sebatang dengan jumlah dusun sebanyak 20 dusun dan RT sebanyak 90 RT, dengan jumlah penduduk sebanyak 11.357 jiwa dan 3.314 Kepala Keluarga yang mayoritas penduduk di dominasi oleh suku Jawa yang berasal dari program transmigrasi dan hanya sebagian kecil suku melayu dan etnis lainnya dengan mayoritas bekerja sebagai petani dan berkebun.

Sedangkan jarak tempuh ke Ibukota Kecamatan yang paling Jauh yaitu desa Durian Sebatang ± 1 jam lewat darat dan ± 2,5 jam menggunakan angkutan

(4)

sungai sedangkan ke ibukota Kabupaten jarak tempuh berkisar antara ± 2 – 4 jam hal ini di sebabkan karena kondisi jalan dari dan menuju ke Kecamatan Seponti masih banyak yang rusak sehingga menyebabkan jarak tempuh yang lama

Keadaan sarana prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan program Gizi di UPTD Puskesmas Telaga Arum terdiri dari 3 orang tenaga Gizi yang semuanya berpendidikan D3 Gizi dengan kegiatan di dalam gedung dan di luar gedung. Sedangkan sarana yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Telaga Arum yang ada terdiri dari :

1. Puskesmas Induk (1 buah) 2. Rawat Inap (1 Buah)

3. Puskesmas Pembantu (6 Buah) 4. Poskesdes (5 Buah)

5. Posyandu (21 Buah) 6. Kader Aktif (107 kader)

7. Desa Gerakan Sayang Ibu (6 Desa) 8. Sekolah Dasar dengan UKS (11 Sekolah) 9. SLTP dengan UKS (1 sekolah)

D. Gambaran Umum Pelayanan Gizi Rawat Inap

Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap adalah unit yang mengelola gizi secara efektif, efisien dan kualitas yang optimal meliputi penyediaan atau penyajian makanan, pelayanan asuhan gizi dan konsultasi gizi. Adapun tujuan Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap adalah:

1. Terpenuhinya kebutuhan gizi pasien dalam mencapai status gizi yang optimal dan mendukung proses penyembuhan di ruang rawat inap.

2. Tersedianya makanan sesuai kebutuhan gizi, waktu yang ditetapkan dan standar sanitasi yang telah ditetapkan di ruang rawat inap

3. Termonitornya asupan gizi di ruang rawat inap

4. Pasien mendapatkan konsultasi gizi sesuai dengan kondisi pasien di ruang rawat inap

5. Terciptanya lingkungan kerja yang aman seuai prosedur yang telah ditetapkan di ruang rawat inap

(5)

Asuhan gizi adalah suatu proses dalam upaya pemenuhan kebutuhan zat gizi seorang pasien yang melibatkan beberapa disiplin ilmu yang memerlukan kerjasama antara dokter, perawat, ahli gizi dan farmasi

E. Gambaran Umum Pelayanan Gizi Rawat Jalan

Pelayanan gizi rawat jalan bertanggung jawab pada penyelenggaraan penyuluhan gizi, konsultasi gizi/ ASI pasien rawat jalan juga menyelenggarakan rujukan gizi serta melaksanakan progam gizi dari Dinas Kesehatan Kayong Utara dengan tugas pokok Menyelenggarakan penyuluhan gizi, konsultasi gizi pasien rawat jalan juga menyelenggarakan rujukan gizi serta konseling ASI dan melaksanakan progam gizi dengan pelayanan penyuluhan, konsultasi gizi dan rujukan gizi serta terlaksananya progam gizi secara efektif dan efisien

Adapun sarana yang ada di pelayanan Gizi rawat jalan yang sangat minim dengan ruangan yang berada di pojok bangunan puskesmas dengan ukuran 3 m x 2 m yang dirasa sangat sempit terdiri dari : pengukuran tinggi badan (1 buah), Timbangan Berat Badan (1 buah), Baby Scale (1 buah), Food model (2 set), Keranjang Food model (1 buah) dan Mikrotoise (1 buah) dengan waktu pelayanan dari hari senin sampai sabtu jam 08.00 – 13.00

F. Hasil Kegiatan

1. Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap

Pelayanan gizi di ruang rawat inap puskesmas Telaga Arum masih belum dapat dilaksanakan dengan optimal, hal ini dikarenakan terdapat beberapa faktor penghambat diantaranya adalah belum terjalin kerjasama yang baik antara beberapa disiplin ilmu yang ada dan minimnya pendanaan sehingga asuhan gizi belum berjalan.

2. Pelayanan Gizi Rawat Jalan

a. Prosedur pelayanan Konsultasi Gizi untuk Pasien Baru

1) Pasien datang dilakukan pengukuran BB dan TB serta anamnesa gizi mengenai frekuensi makanan tiap-tiap bahan makanan

2) Ahli gizi melakukan anamnesa gizi yang meliputi macam, jumlah makanan yang dimakan selama 24 jam, analisa riwayat gizi dan membuat rencana penerimaan diit atau rancangan diitnya maka macam diit ditentukan dengan melihat data laboratorium dan hasil diagnose dokter

(6)

3) Ahli gizi memberikan penjelasan diit mengenai tujuan pembagian makanan sehari, makanan yang dipperbolehkan, menjelasakan cara membuat variasi menu dan membuat rencana kunjungan ulang bersama

b. Prosedur Pelayanan Konsultasi Gizi untuk Pasien Lama 1) Pasien datang dilakukan pengukuran BB dan TB

2) Ahli gizi menanyakan macam, jumlah makanan yang dimakan selama 24 jam selama menjalankan diet, mengecek kembali kebenaran masukan makanan selama 24 jam dengan daftar diit yang diberikan serta melakukan analisa hasil/ riwayat gizi.

3) Ahli gizi memberikan penjelasan kembali mengenai diit sehubungan dengan masalah yang dihadapi pada pelaksanaan diit. Untuk pasien yang masih belum jelas diitnya dijelaskan kembali tentang diitnya dijelaskan kembali mengenai tujuan, pembagian makanan sehari, makanan yang diperbolehkan, dibatasi dan tidak diperbolehkan.

4) Ahli gizi bersama-sama dengan pasien membuat rencana kunjungan berikutnya.

c. Konsultasi Gizi

Kegiatan konsultasi gizi dilakukan kepada pasien yang telah mendapat rujukan gizi dimulai dari dokter, sedangkan kegiatan penyuluhan gizi dilakukan kepada masyarakat diwilayah kerja puskesmas Telaga Arum.

Kegiatan konsultasi dari tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi rencana diet kepada pasien rawat jalan. Konsultasi gizi yang diberikan berdasarkan pengkajian data yang telah ada baik itu data subjektif maupun Objektif (Keluhan pasien, riwayat penyakit sekarang, data Antropometri, data laboratorium) dan hubungannya antara gizi dengan pengendalian atau penyembuhan penyakitnya, kebutuhan bahan makanan sehari, bahan makanan yang dianjurkan dan bahan makanan yang tidak dianjurkan serta penjelasan mengenai daftar bahan makanan penukar.

Ada 4 langkah utama dalam proses asuhan gizi pada pasien rawat jalan yang terdiri dari Nutritional assessment, Nutritional

(7)

Diagnosis, Nutritional Intervention, Nutritional Monitoring dan Evaluation.

1). Jenis Pasien

Pasien yang datang bukan hanya pasien baru tapi ada juga pasien lama baik kasus baru maupun dengan kasus lama berdasarkan kunjungan :

a) Pasien Baru yakni Pasien yang pertama kali mendapat pelayanan gizi di ruang konseling gizi

b) Pasien Lama yakni : Pasien yang sudah pernah mendapat pelayanan gizi lebih dari satu kali di ruang konseling gizi

Distribusi jenis pasien berdasarkan kunjungan selama periode Januari s/d Desember 2015 bahwa pasien yang berkunjung ke ruang konseling gizi sebagian besar adalah pasien yang baru yaitu sebanyak 88 pasien (53,99%) sedangkan pasien lama sebanyak 75 pasien (46,01%) dari 163 pasien yang mendapatkan pelayanan gizi.

2). Jenis Diet

Pasien yang datang ke Ruang Konseling Gizi membawa kasus yang bermacam-macam sehingga dapat diklasifikasikan jenis diitnya berdasarkan diit tanpa komplikasi dan diit dengan komplikasi, dari 163 pasien yang datang ke ruang konsultasi gizi lebih banyak pasien yang datang dengan penyakit tidak komplikasi dengan jumlah 155 pasien (95,09 %) sedangkan pasien dengan komplikasi sebanyak 8 pasien (4,91 %).

Untuk jenis diitnya pada umumnya adalah diit anak , selain itu diit Diabetes Melitus dengan dislipidemia. Meningkatnya angka kejadian diabetes mellitus ini salah satunya mungkin diakibatkan oleh perubahan pola konsumsi dan gaya hidup oleh masyarakat saat ini

3). Jenis Kelamin

Dari pengumpulan data umum meliputi Pekerjaan, alamat, agama, usia, dan jenis kelamin, jika dilihat berdasarkan jenis kelamin pasien yang dilayani ahli gizi sebanyak 163 pasien diketahui bahwa pada umumnya pasien yang dilayani di ruang

(8)

konseling gizi lebih banyak pasien laki-laki sebanyak 65 pasien (60,13 %) sedangkan untuk pasien perempuan sebanyak 98 pasien (39,87 %).

4). Usia

Pasien yang datang ke ruang konseling gizi jika dilihat berdasarkan golongan usia maka dapat dilihat berdasarkan usia yang datang ke ruang konseling gizi adalah pasien dari golongan anak sebanyak 99 orang (60,74 %), pasien dewasa sebanyak 34 pasien (20,84 %) sedangkan yang paling sedikit adalah pasien dari golongan usia lansia sebanyak 30 pasien (18,45 %).

3. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Gizi

Pengelolaan program perbaikan gizi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari implementasi program kesehatan. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan program ini, semua tergantung dari pengelolaan atau penyelenggaraannya termasuk pengelolaan program perbaikan gizi.

Berdasarkan pedoman Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) untuk gizi yang diterbitkan oleh Depkes RI tahun 2012. Lingkup pengelolaan gizi meliputi data prevalensi balita gizi kurang berdasarkan antropometri, persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan, persentase balita yang ditimbang berat badannya, persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat Asi Ekslusif, persentase rumah tangga mengkonsumsi garam yodium, persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A.

Dalam laporan kegiatan gizi tahun 2015, juga disertakan hasil pendataan PSG yang telah dilakukan sepanjang tahun 2015 baik yang bersumber APBN, APBD ataupun BOK. Berikut adalah kegiatan perbaikan gizi masyarakat yang telah dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Telaga Arum tahun 2015.

(9)

Tabel 1

Kegiatan Program Perbaikan Gizi Masyarakat UPTD Puskesmas Telaga Arum

Tahun 2015

No Kegiatan Sasaran Pendanaan

1 PSG-KADARZI 245 Sampel APBD

2 Surveilan Gizi Posyandu APBD

3 Distribusi Kapsul Vit. A Balita (6-59 bulan),

Bufas

APBD

4 Distribusi MP-ASI Balita Girang-giruk dan

Bumil KEK

APBD

5 Pelacakan Giruk 6 Desa APBD

6 Survey Garam Beryodium 6 Desa BOK

7 Kp-ASI 3 Kelompok BOK

8 Bimtek Gizi ke Bidan Desa 7 Bidan Desa BOK

9 PMT Penyuluhan Ibu Hamil 3 Desa BOK

10 PMT Penyuluhan Balita 21 Posyandu BOK

11 Pembinaan Kader Posyandu 14 Posyandu BOK

12 Refreshing Kader Posyandu Kader Aktif se

Kecamatan Seponti

BOK

13 Edukasi Gizi Remaja 2 Sekolah BOK

a. Asi Ekslusif

Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan pemberian Asi Ekslusif adalah melalui KP-ASI dengan sasaran Ibu hamil, Ibu Menyusui yang mempunyai balita umur 0-6 bulan. KP-ASI yang sudah terbentuk di wilayah kerja puskesmas Telaga Arum ada 3 kelompok yaitu di Desa wonorejo, Podorukun dan Seponti Jaya, selain itu konseling ASI dan MP-ASI terhadap ibu balita pada kegiatan posyandu juga telah dilakukan.

Untuk meningkatkan cakupan pemberian Asi Ekslusif yaitu melalui sosialisasi maupun konseling masih perlu dilakukan disemua

(10)

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 89,47 82,86 65,22 57,14 70,00 75,00 75,23 Grafik 1

Cakupan ASI Eksklusif Berdasarkan Tempat UPTD Puskesmas Telaga Arum

Tahun 2015

posyandu sehingga diharapkan dapat mencapai tahun 2016. Selain itu, kegiatan MP-ASI juga masih harus dilaksanakan.

KP-ASI adalah suatu wadah kegiatan yang beranggotakan 8-10 ibu hamil dan menyusui yang berkumpul selama kurang lebih 1 jam untuk aling berbagi ide, info dan pengalaman mengenai kehamilan, melahirkan dan menyusui yang dipanduoleh motivator dalam suasana kekeluargaan dan penuh keakraban agar sukses memberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan. Tujuan Pembentukan Kp-asi adalah:

1) Meningkatkan pengetahuan ibu tentang kehamilan, melahirkan dan menyusui

2) Meningkatkan keterampilan ibu hamil, Ibu menyusui untuk memberikan ASI Ekslusif

3) Mencegah kematian ibu dan bayi akibat persalinan dan perawatan pasca persalinan yang salah.

Berdasarkan grafik.diatas Pencapaian cakupan pemberian Asi Ekslusif 0-6 bulan tahun 2015 hanya 2 desa yang mencapai target nasional ˃ 80 %, sedangkan capaian UPTD Puskesmas Telaga Arum 75,23%, hasil tersebut belum memenuhi target yakni 80%. Cakupan pemberian Asi Ekslusif dipengaruhi beberapa hal, terutama masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI, belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi dan kampanye terkait pemberian ASI ataupun MP-ASI. Masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana KIE ASI dan MP-ASI dan belum optimalnya membina KP ASI dan MP-ASI.

(11)

b. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Untuk menciptakan masyarakat yang sehat berbagai upaya seperti bagian dari sistem kesehatan nasional dengan melibatkan peran serta kader dan masyarakat untuk menangani masalah gizi yang pada

hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun

penanggulangannya tidak dapat dilakukan lewat pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan baerbagai sektor terkait.

Anak yang bergizi kurang, berarti kekurangan gizi pada tingkat ringan atau sedang. Pada anak-anak ini belum menunjukkan adanya gejala sakit. Dia masih seperti anak-anak lain, masih bermain dan sebagainya, tetapi jika diamati dengan seksama badannya mulai kurus (Soekirman, 2005). Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran tubuh anak yang dapat diukur, misalnya dengan Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar Lengan Atas dan Lingkar Kepala (Prawirohartono,2009).

Salah satu cara sederhana untuk mengetahui pertumbuhan anak adalah melalui KMS (Kartu Menuju Sehat). karena itu, seharusnya anak

ditimbang secara berkala setiap bulan untuk mengetahui

pertumbuhannya yang biasanya dilakukan di Posyandu.

KMS adalah suatu pencatatan lengkap tentang kesehatan seorang anak. KMS harus dibawa ibu setiap kali ibu menimbang anaknya atau memeriksa kesehatan anak dengan demikian pada tingkat keluarga KMS merupakan laporan lengkap bagi anak bersangkutan, sedangkan pada lingkungan keluarga bentuk pelaporan tersebut di kenal dengan SKDN.

Pengertian S adalah jumlah seluruh balita (0-59 bulan) yang ada diwilayah kerja puskesmas Telaga Arum, K adalah jumlah seluruh balita (0-59 bulan) yang terdaftar dan mempunyai KMS, D adalah jumlah balita (0-59 bulan) yang datang dan ditimbang, N adalah jumlah balita (0-59 bulan) yang naik berat badannya. Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan penimbangan, kesinambungan kegiatan penimbangan di posyandu, Partisipasi masyarakat datang dan menimbang balita ke posyandu (D/S), kecenderungan Status Gizi, Efektifitas kegiatan.

(12)

0,00 50,00 100,00 55,00 80,99 79,10 61,74 66,20 70,51 65,04 Grafik 2

Cakupan D/S Menurut Tempat UPTD Puskesmas Telaga Arum Tahun 2015

Tabel 2

Hasil Pemantauan Pertumbuhan Menurut Tempat UPTD Puskesmas Telaga Arum

Tahun 2015 Desa S K D N Telaga Arum 160 155 88 51 Wonorejo 121 120 98 62 Podorukun 134 131 106 80 Sui. Sepeti 115 110 71 44 Durian Sebatang 71 71 47 55 Seponti Jaya 217 215 153 119 PUSKESMAS 818 802 532 332

Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah seluruh balita (S) dari posyandu yang melapor diwilayah kerja UPTD Puskesmas Telaga Arum yang terdiri dari 21 posyandu yang tersebar di 6 Desa sampai dengan bulan desember tahun 2015 yaitu sekitar 818 anak. Jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS/ buku KIA (K) yaitu 802 anak. Jumlah seluh balita yang datang ke posyandu dan ditimbang (D) yaitu 532 anak serta jumlah balita yang ditimbang dan naik berat badanya sesuai dengan garis pertumbuhan (N) yaitu 332 anak.

1). Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)

Persentase D/S merupakan indikator untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap kegiatan posyandu. Hasil partisipasi masyarakat dapat dilihat pada grafik 2.

(13)

Dari grafik 2, cakupan partisipasi masyarakat datang menimbang ke posyandu di wilayah kerja puskesmas Telaga Arum yang terdiri dari 21 posyandu yang tersebar di 6 (Enam) desa tahun 2015 yaitu 65,04%, hasil tersebut masih dibawah target yakni 80%. Untuk capaian terendah di desa Telaga Arum 55,44% dan Desa Durian Sebatang yaitu 66,20%.

Grafik.3

Trend Cakupan D/S UPTD Puskesmas Telaga Arum Tahun 2013 – 2015

Dari Grafik 3. Dapat dilihat Cakupan D/S tahun 2015 menurun bila dibandingkan tahun 2014. Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan posyandu adalah pemberian PMT Penyuluhan dan konsultasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan, namun upaya tersebut belum memberikan dampak yang maksimal sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan partisipasi masyarakat pada bulan-bulan berikutnya untuk mengantisipasi terjadinya penurunan pencapaian.

Untuk meningkatkan D/S, mengembalikan dan

meningkatkan manfaat posyandu terintegrasi untuk masyarakat diharapkan dapat menjadi perhatian bagi para stake holder/ pemangku kepentingan setempat.sebagai stakeholder/ pemangku kepentingan, koordinasi/ penggerak masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka posyandu, mengkoordinasikan pengurus, kader dan

63 76,6 65,04 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

(14)

tokoh masyarakat untuk aktif dalam penyelenggaraan posyandu adalah tugas kepala desa / penanggung jawab Pokja Posyandu desa sehingga dukungan stakeholder mempunyai peranan dalam menentukan naik turunnya, besar kecilnya posyandu di Desa tersebut.

2). Cakupan Program Penimbangan (K/S)

Persentase K/S merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui cakupan program penimbangan. Cakupan program penimbangan di Puskesmas Telaga Arum tahun 2015 dapat dilihat pada grafik 4.

Grafik 4.

Cakupan K/ S Menurut Tempat UPTD Puskesmas Telaga Arum

Tahun 2015

Dari Grafik 4. Dapat diketahui bahwa persentase balita yang terdaftar dan memiliki KMS sudah mencapai target (90%) yaitu 98,04 %.

3). Cakupan Keberhasilan Program (N/D)

Persentase N/D merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan program. N/D adalah jumlah balita yang naik berat badannya sesuai garis pertumbuhan dari jumlah seluruh balita yang datang ke posyandu dan ditimbang. Hasil N/D Puskesmas Telaga Arum tahun 2015 dapat dilihat pada grafik. 5.

92,00 94,00 96,00 98,00 100,00 96,88 99,17 97,76 95,65 100,00 99,08 98,04

(15)

Grafik 5.

Cakupan Keberhasilan Program (N/D) Menurut Tempat UPTD Puskesmas Telaga Arum

Tahun 2015

Berdasarkan grafik 5. Cakupan N/D Puskesmas Telaga Arum tahun 2015 masih dibawah target (85%) yaitu 78,67% terendah Desa Telaga Arum 71,83% dan desa Sui. Sepeti sebesar 77,19%.

Kegiatan yang telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Telaga Arum untuk meningkatkan cakupan N/D adalah

melalui PMT Penyuluhan, sosialisasi, konseling maupun

penyuluhan masih perlu dilakukan disemua posyandu sehingga diharapkan dapat mencapai target yang diinginkan.

4). Cakupan BGM/D

BGM/D adalah jumlah balita dengan berat badan menurut umur berada pada dan di bawah garis merah pada KMS dari jumlah seluruh balita yang ditimbang. Hasil cakupan BGM/D di Puskesmas Telaga Arum tahun 2015 dapat dilihat pada grafik 6.

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 71,83 96,88 95,24 77,19 84,62 90,84 78,67

(16)

Grafik.6

Cakupan BGM/D Menurut Tempat UPTD Puskesmas Telaga Arum Tahun 2015

Berdasarkan grafik 6, dapat dilihat bahwa jumlah BGM/D di Puskesmas Telaga Arum sudah sesuai target yang diinginkan yakni <5%. Namun demikan masih terdapat deesa dengan BGM/D tertinggi yaitu desa Durian Sebatang 6,38% dan Desa Podorukun 4, 72%. Kegiatan yang telah dilakukan untuk menurunkan angka BGM/D adalah melalui MP-ASI, PMT, Sosialisasi, konseling maupun penyuluhan dan kegiatan-kegiatan tersebut masih perlu di lakukan disemua posyandu sehingga diharapkan dapat mencapai target yang diinginkan.

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 1,14 1,02 4,72 2,82 6,38 1,31 2,44

(17)

5). Cakupan Kapsul Vitamin A Anak Usia 6-59 Bulan

Vitamin A di berikan pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya pada bayi dan balita yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Telaga Arum dengan cakupan dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik. 7

Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita 6-59 Bulan Di UPTD Puskesmas Telaga Arum Bulan Feb dan Agust

Tahun 2015

Berdasarkan grafik 7 dapat dilihat cakupan pemberian kapsul vitamin A di Puskesmas Telaga Arum pada umumnya meningkat dari 79% pada bulan Februari menjadi 88% pada bulan Agustus. Namun ada desa yang cakupannya pada bulan Agustus sama dengan cakupan pada bulan Februari yaitu desa Durian Sebatang, dengan demikian upaya-upaya peningkatan pemberian kapsul vitamin A melalui promosi maupun penyuluhan dan kegiatan sweeping perlu terus dilakukan agar seluruh sasaran tetap mendapatkan kapsul vitamin A.

6). Cakupan FE 3 Ibu Hamil

Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe). Ibu hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya. Cakupan pemberian Fe3 dapat dilihat pada grafik berikut.

0 20 40 60 80 100 80 71 99 74 83 74 79 80 88 100 100 100 74 88 Feb Agust

(18)

Grafik 8

Cakupan Pemberian Fe3 Menurut Tempat Di UPTD Puskesmas Telaga Arum Tahun 2015

Cakupan pemberian Fe3 di Puskesmas Telaga Arum tahu 2015 belum mencapai target (95%) yaitu baru mencapai 94,38%.

7). Cakupan Vitamin A Ibu Nifas

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, yang lamanya kira-kira 6 minggu (Maternal, Neonatal, 2002). Vitamin A pperlu diberikan dan penting bagi ibu selama dalam masa nifas. Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat meningkatkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga meningkatkan satus vitamin A pada ibu yang disusuinya (Depkes RI, 2007). Berikut adalah cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas.

88,00 89,00 90,00 91,00 92,00 93,00 94,00 95,00 96,00 97,00 98,00 93,02 91,67 94,87 92,50 97,30 96,30 94,38

(19)

Grafik. 9

Pemberian Kapsul Vitamin A Ibu Nifas UPTD Puskesmas Telaga Arum

Tahun 2015

Dari 6 Desa di wilayah kerja Puskesmas Telaga Arum menunjukan bahwa persentase pemberian kapsul Vitamin A ibu nifas lebih tinggi di Desa Seponti Jaya yaitu 95,74% namun dan persentase terendah pada Desa Durian Sebatang yakni 77,42%. 8). Angka Kejadian KEK dan Anemia pada Ibu Hamil

Ibu hamil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai LILA <23,5 cm,. Ibu hamil KEK merupakan faktor resiko

terjadinya BBLR. Pengukuran LILA dilakukan dengan

menggunakan pita LILA. Jumlah ibu hamil berdasarkan data proyeksi sebanyak 238 bumil dengan jumlah ibu hamil KEK sebanyak 53 Bumil (22,3%) dan jumlah ibu hamil dengan anemia (HB <11 gr%) yaitu sebanyak 67 orang (62,62 %) dari 107 bumil yang di periksa. Penanganan masalah ibu hamil KEK dan Anemia diantaranya melalui Kelas Ibu Hamil, PMT Penyuluhan, Konseling dan dilakukan pemantauan.

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 95,74 82,76 85,29 83,87 82,35 77,42 85,44

(20)

9). Konsumsi Garam Yodium

Pemeriksaan garam yodium dilaksanakan rutin/ 6 bulan yaitu setiap bulan Februari dan Agustus.

Tabel 8

Pemeriksaan Garam Beryodium Menurut Tempat di UPTD Puskesmas Telaga Arum

Tahun 2015 Desa Sampel (KK) Hasil Baik (%) Tidak (%) Telaga Arum 36 100 0 Seponti Jaya 42 100 0 Podorukun 28 100 0 Wonorejo 37 100 0 Sui. Sepeti 54 100 0 Durian Sebatang 29 100 0 Puskesmas 226 100 0

Dari tabel. Hasil pemeriksaan yodium di wilayah Puskesmas Telaga Arum sudah baik yaitu seluruh jumlah rumah tangga diperiksa telah menggunakan garam beryodium.

10). Strata Posyandu

Berdasarkan indikator-indikator strata posyandu yang meliputi frekuensi penimbangan, jumlah kader aktif di posyandu, cakupan D/S, cakupan kegiatan dasar posyandu, adanya kegiatan tambahan dan adanya dana sehat, maka posyandu di wilayah Puskesmas Telaga Arum dapat digolongkan menjadi 5 Posyandu Purnama yaitu Posyandu Lestari Desa Telaga Arum, Candra Kirana 2 Desa Seponti Jaya, Mawar Desa Podorukun, Mekar Sari Desa Wonorejo dan Nusa Indah Desa Sui. Sepeti dan 16 posyandu dengan strata Madya yaitu posyandu Rahayu, Margi Asih, Teguh Santoso Desa Telaga Arum, Posyandu Melati dan Dahlia Desa Podorukun, Posyandu Cempaka Putih dan Mawar Merah Desa Wonorejo, Posyandu Candra Kirana 1, 3, 4 dan Sekar Sari Desa Seponti Jaya, Posyandu Teratai Desa Sui. Sepeti, Posyandu Aster

(21)

1,2, Kenanga dan Mangga Desa Durian Sebatang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9 Strata Posyandu

di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Telaga Arum Tahun 2015 Desa Nama Posyandu Jumlah Posyandu JML % Posyandu Aktif Pra Tama Mad ya Purnama Mandiri PODORUKUN Mawar V 3 100 Melati V Dahlia V WONOREJO Mekar Sari V 3 100 Cempaka Putih V Mawar Merah V TELAGA ARUM Lestari V 4 100 Rahayu V Teguh Santoso V Margi Asih V SEPONTI JAYA Candra Kirana 1 V 5 100 Candra Kirana 2 V Candra Kirana 3 V Candra Kirana 4 V Sekar Sari V SUI. SEPETI Nusa Indah V 2 100 Teratai V DURIAN SEBATANG Aster 1 V 4 100 Aster 2 V Kenaga V Mangga V

(22)

11). Perilaku Sarapan Pagi Anak Sekolah

Hasil survei yang dilakukan tim gizi UPTD Puskesmas Telaga Arum pada tahun 2015 pada 15 sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Seponti di temukan 82,53 % siswa yang ada di 15 sekolah mempunyai kebiasaan sarapan sebelum berangkat sekolah dan hanya 17,47% yang tidak mempunyai kebiasaan sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.

Grafik 9

Persentase Perilaku Sarapan Pagi Anak Sekolah Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Telaga Arum

Tahun 2015

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa perilaku sarapan pagi anak sekolah yang tertinggi di SDN 05 dan SDN 09 dimana semua siswanya melakukan kebiasaan sarapan sebelum berangkat kesekolah (100 %) sedangkan prilaku sarapan pagi yang terendah adalah di SMPN 01 sekitar 64, 38 %. 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 88,24 85,71 76,47 77,78 100,00 92,86 91,67 100,00 86,96 77,78 64,38 77,78 77,36 67,83 73,08

(23)

G. Analisis Masalah 1. Identifikasi Masalah

Dari data yang telah di tampilkan sebelumnya dapat dianalisis dengan mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan peningkatan cakupan program gizi masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Telaga Arum seperti pada tabel berikut :

Tabel 10

Identifikasi Masalah Gizi Masyarakat Di Wilayah UPTD Puskesmas Telaga Arum

Tahun 2015

2. Prioritas Masalah

Prioritas masalah di dapat dari adanya identifikasi masalah yang sudah di rangkumkan seperti pada tabel diatas, dimana dari identifikasi tersebut di kelompokan menjadi dengan metode USG sehingga di temukan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan cakupan capaian program Gizi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Telaga Arum, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut

No Data Tahun Target

2014 2015

1. D/S 76,6 65 85%

2 BGM/D 2,44 <5%

3 N/D 78,67 65%

4 Prevalensi Gizi Buruk 0 0 <1%

5 Prevalensi Gizi Kurang 16,8 -

6 Pemberian Kapsul Vitamin A 79 85%

7 Ibu Hamil KEK 22,3 -

8 Asi Ekslusif 75,23 80%

9 Vitamin A Ibu Nifas 85,44 -

10 Fe 90 Tablet 94,31 95%

(24)

Tabel 11

Prioritas Masalah Gizi

Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Arum

No Prioritas Masalah Kriteria USG Rangking U S G 1 D/S 3 3 3 9 I 2 BGM/D 3 1 1 5 VI 3 N/D 2 2 - 4 IX

4 Prevalensi Gizi Buruk 3 1 1 5 V

5 Prevalensi Gizi Kurang 3 2 1 6 IV

6 Pemberian Kapsul Vitamin A 3 1 1 5 VII

7 Ibu Hamil KEK 3 3 2 8 II

8 Asi Ekslusif 3 2 2 7 III

9 Vitamin A Ibu Nifas 1 1 1 3 XI

10 Fe 90 Tablet 2 1 1 4 VIII

11 MP-ASI Gakin 1 1 1 3 X

Tabel diatas menunjukan dari hasil diskusi dan data yang ada maka yang menjadi prioritas dalam peningkatan cakupan capaian program Gizi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Telaga Arum yakni peningkatan kegiatan dalam pencapaian D/S yang pertama, kedua yang menjadi prioritas adalah penanganan kasus ibu hamil KEK dan ketiga yakni peningkatan capaian ASI Eksklusif.

3. Analisa Masalah

Ketiga prioritas masalah diatas dapat di analisis untuk dapat dilakukan kegiatan yang harus dilakukan pada tahun 2016. yakni

(25)

Tabel 12 Analisa Masalah Gizi

Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Arum Tahun 2015

No Masalah Penyebab Sarana Dana

Metode Manusia 1 D/S Kegiatan posyandu hanya rutinitas, kurang inovasi di posyandu, kurangnya informasi, inofasi pengumuman pelaksanaan posyandu Kapasitas beban kerja kaderbelum merata, Kurang dukungan stakeholder untuk mendorong masyarakat peduli posyandu Kurangnya inovasi sarana posyandu, minimnya APE Dana Posyandu terbatas Kurangnya kreatifitas PMT Penyuluhan di posyandu 2 Jumlah Ibu Hamil KEK Pemantauan ibu hamil KEK di posyandu belum berfungsi dengan baik, Fungsi posyandu masih fokus pada bayi dan balita sehingga pemantauan ibu hamil kurang

Kurangnya pengetahuan dan pola pikir ibu hamil tentang gizi dan kesehatan Pemeriksaan ibu hamil belum dapat dilakukan disemua posyandu, masih terbatasnya keberadaan kelas ibu hamil/ KP-ASI Minimnya PMT Ibu hamil KEK 3 Cakupan Asi Ekslusif Pemberian ASI juga di sertai dengan pemberian makanan tambahan oleh masyarakat sehingga ke Eklusifan ASI tersebut tidak tercapai Kurangnya pola pikir ibu menyusui tentang pentingnya pemberian ASI tanpa di sertai dengan makanan lain selama 2 tahun Perlu adanya forum peduli ASI yang di motori oleh orang tua Pertemuan lintas sektor perlu di tingkatkan

(26)

H. Penutup

1. Kesimpulan

a. Asuhan gizi di ruang rawat inap puskesmas Telaga Arum masih belum berjalan dengan optimal.

b. Jumlah kunjungan konseling gizi periode Januari s/d Desember 2015 mencapai 163 pasien

c. Jumlah pasien berdasarkan jenis kunjungan periode Januari s/d Desember 2015 untuk pasien baru mencapai 46% dan pasien lama sebanyak 53,99%

d. Jumlah pasien berdasarkan jenis diit periode Januari s/d Desember 2015 untuk pasien dengan komplikasi mencapai 4,91% dan pasien tanpa komplikasi sebanyak 95,09%

e. Jumlah pasien berdasarkan jenis kelamin periode Januari s/d Desember 2015 untuk pasien laki-laki mencapai 60,13% dan pasien perempuan sebanyak 39,87%

f. Jumlah pasien berdasarkan Usia periode Januari s/d Desember 2015 untuk pasien Anak mencapai 60,74%, pasien dewasa sebanyak 20,85% dan pasien usila sebanyak 18,45%

g. Cakupan Asi Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Arum mencapai 75,23% dari target 80%

h. Persentas Balita BGM yang ditemukan tenaga kesehatan periode januari s/d Desember 2015 mencapai 2,44% (Mencapai target)

i. Persentase Bayi Balita yang ditimbang periode Januari s/d Desember 2015 mencapai 65,04% dari target 85%

j. Persentase Balita yang terdaftar dan memiliki KMS (K/S) periode Januari s/d Desember 2015 mencapai 98,04%

k. Persentase Balita yang naik timbangannya dibanding yang ditimbang (N/D) periode Januari s/d Desember 2015 diatas target yaitu mencapai 78,67% ,

l. Persentase balita mendapatkan kapsul Vitamin A Tahun 2015 mencapai 79% dari target 85%

m. Persentase Bufas mendapat kapsul vitamin A periode Januari s/d Desember 2015 mencapai 85,44%

n. Persentase Ibu hamil KEK periode Januari s/d Desember 2015 mencapai 22,3 % dan Ibu hamil dengan Anemia sebesar 62,62%

(27)

o. Rumah Tangga dengan konsumsi Garam Beryodium Wilayah Puskesmas Telaga Arum diatas target yaitu mencapai 100%

p. Jumlah pemberian tablet Fe3 (zat besi) periode Januari s/d Desember 2015 mencapai 94,31 dari target 95%

q. Jumlah Strata posyandu di wilayah Puskesmas Telaga Arum sebanyak 4 Posyandu dengan strata Purnama dan 17 Posyandu Strata Madya.

r. Perilaku Sarapan Pagi Anak Sekolah terendah yaitu di SMPN 01 Seponti yaitu sebesar 64,38%.

2. Saran

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan dengan program kegiatan yang tepat sasaran sesuai kondisi dan kebutuhan wilayah setempat sesuai dengan prioritas masalah. Usulan program gizi tahun 2016 sebagaiman terlampir

Gambar

Tabel 9  Strata Posyandu
Tabel 12  Analisa Masalah Gizi

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH SIKAP IBU MENYUSUI TENTANG KEBIJAKAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 KOTA MEDAN

Hubungan Pendidikan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 dengan Pemberian ASI Eksklusif ....

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi ibu menyusui tentang pemberian MP-ASI pada bayi dan balita usia 6-24 bulan.. Sehubungan dengan hal diatas

Faktor yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI esklusif adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu akan penting dan manfaat ASI Ekslusif bagi bayi, kurangnya

Dari semua dukungan bagi ibu menyusui dukungan sang ayah adalah dukungan yang paling berati bagi ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI

Lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta sebagian besar yaitu ibu yang memberikan ASI dengan lama masa

Intisari : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Ibu menyusui tentang MP ASI dengan pemberian MP ASI pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas

Diharapkan para tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Gondokusuman I lebih giat lagi dalam memberikan pendidikan kepada ibu hamil dan ibu menyusui tentang pemberian ASI