• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BALITA 6 BULAN SAMPAI 2 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015. ZURAIDAH,SKM,MKM Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang AB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BALITA 6 BULAN SAMPAI 2 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015. ZURAIDAH,SKM,MKM Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang AB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BALITA

6 BULAN SAMPAI 2 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KOTA LUBUKLINGGAU

TAHUN 2015.

ZURAIDAH,SKM,MKM

Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang

ABSTRAK

Tingginya angka kematian bayi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor penyakit infeksi dan kekurangan gizi sedangkan penyebab lainnya adalah berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah salah satunya dengan cara memberikan ASI secara eksklusif (Roesli, 2003).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita umur 6-2 tahun yang berjumlah 565 orang dan sampel pada penelitian ini berjumlah 82 orang.

Dari hasil analisa univariat diketahui bahwa ada 53 (64.6%) orang berpengetahuan baik, responden dengan kategori pengetahuan cukup ada 22 (26.8%) orang serta responden yang berpengetahuan kurang terhadap pemberian ASI Ekslusif ada 7 (8.5%) orang. Dari hasil analisa univariat ada 50 (61.0%) responden yang tidak bekerja dan 32 responden (39.0%) yang bekerja. Serta responden yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak 60 (73.2%) dan responden yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 22 orang (26.8%).

(2)

bermakna antara Pekerjaan dengan pemberian ASI Ekslusif Probability 0,640 (p > α = 0,05 ).

Informasi ini perlu diperhatikan oleh seluruh ibu yang mempunyai balita untuk giat memberikan ASI Ekslusif sampai anaknya berumur 2 tahun, karena ASI Ekslusif sangat baik untk masa pertumbuhan dan mempunyai nilai gizi dan vitamin untuk kekebalan tubuh anak itu sendiri.

(3)

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Program kesehatan Indonesia difokuskan pada penurunan Angka Kesakitan dan Kematian Bayi. Menurut World Health Organization (WHO) Angka Kematian Bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak karena hal ini merupakan cerminan dari status kesehatan anak pada saat ini (WHO, 2003).

Tingginya angka kematian bayi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor penyakit infeksi dan kekurangan gizi sedangkan penyebab lainnya adalah berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah salah satunya dengan cara memberikan ASI secara eksklusif (Roesli, 2003).

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan di Indonesia hanya sepertiga (32%) bayi berumur dibawah enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Diantara sepuluh hanya empat bayi yang berumur dibawah empat bulan (41%) yang mendapatkan ASI eksklusif, dan hanya 48% anak umur kurang dari dua bulan

mendapatkan ASI eksklusif (DepKes RI, 2007).

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan tunggal dan alamiah untuk bayi karena ASI memiliki kandungan zat gizi yang lengkap antara lain 88,1% air, 3,8% lemak, 0,9% protein, 7% laktosa, serta 0,2% berupa DHA, DAA, Shpynogelin dan zat gizi lainnya. Selain itu, ASI juga mudah dicerna, memberikan perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk diminum. Dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan juga berdasarkan jumlah ASI yang diperoleh (Sarwono, 2008).

Berdasarkan SK Menkes no.450 /Men.Kes /SK/ IV /2004 Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi di Indonesia tanggal 7 April 2004 telah ditetapkan rekomendasi pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan. Dalam rekomendasi tersebut dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI Eksklusif selama enam bulan pertama.

(4)

menyusui anak. Hal ini sudah sering ditemui khususnya pada Ibu yang tinggal di kota-kota besar. Bahkan pada sebagian ibu, perilaku ini berkembang menjadi semacam gengsi. Sementara itu di pedesaan kita juga melihat bayi baru berusia satu bulan sudah diberi pisang atau nasi tambahan ASI. Hal ini menunjukkan bahwa ibu tersebut sudah termasuk tidak memberikan asupan zat gizi secara ASI Eksklusif kepada bayinya (Roesli, 2003).

Adapun faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI adalah faktor sosial budaya ekonomi (pendidikan formal ibu, pendapatan keluarga, dan status kerja ibu), faktor fisiologis, (takut kehilangan daya tarik sebagai wanita, tekanan batin), faktor fisik ibu (ibu yang sedang sakit, misalnya mastitis, dan sebagainya), faktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif (Soetjaningsih dalam Sathri, 2010).

Pengetahuan adalah penting dan harus ditingkatkan dengan demikian setiap anggota keluarga dan masyarakat dapat bertanggung jawab menjaga dan mempertahankan

kesehatan masing-masing, peran keluarga dan masyarakat dapat terwujud kita informasi kesehatan yang tersedia sudah cukup memadai (Roesli, 2003).

ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi, menyusui merupakan suatu proses alamiah. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini dari yang semestinya. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan ibu-ibu antara lain, ibu merasa bahwa ASI nya tidak cukup atau ASI tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi. Sesungguhnya hal itu tidak disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan karena ibu tidak percaya diri bahwa ASI nya cukup untuk bayinya disamping informasi tentang cara-cara menyusui yang baik dan benar belum menjangkau sebagian besar ibu-ibu (Depkes, 2003).

(5)

dibandingkan bayi yang mendapatkan susu bubuk. Hal ini disebabkan karena ASI mengandung asam Dotosa Heksanoid (DHA). Bagi bayi yang diberi ASI akan mendapat kasih sayang dari ibu karena dekapan ibu maka ikatan antara ibu dan bayi menjadi erat. Kesatuan ikatan antara ibu dan bayi tersebut akan menyebabkan emosi ibu menjadi baik (Wiryo, 2004).

UNICEF menyatakan, sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif selama enam bulan sejak tanggal kelahirannya tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi sampai bayi berusia enam bulan (Jawapogo, 2009).

Pada tahun 2009, terungkap bahwa bayi yang diberik susu formula memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya, dan peluang itu 25 kali lebih tinggi dan bayi yang disusui ibunya secara eksklusif. Banyaknya status kurang gizi pada anak-anak berusia dibawah dua tahun yang sempat melanda beberapa wilayah Indonesia dapat diminimalisir melalui

pemberian ASI secara eksklusif, oleh karena itu sudah sewajarnya ASI eksklusif dijadikan sebagai prioritas program di negara berkembang ini. UNICEF menyebutkan bahwa ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara menyusui dengan benar, serta pemasaran yang dilancarkan sebagai agresif oleh para produsen susu formula, merupakan faktor penghambat bagi terbentuknya kesadaran orang tua didalam memberikan ASI Ekslusif, meskipun aturan pemasaran produk penganti ASI terdapat dalam kode etik iternasional yang juga telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia dalam SK Menteri Kesehatan, namun tetap saja para produsen susu bayi melakukan promosi secara gentar, bahkan sampai menyediakan susu formula itu dan dirumah sakit ataupun klinik-klinik bersalin (UNICEF, 2009).

(6)

kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan.

Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan. Pendidikan dapat diperoleh ibu secara formal, informal, dan non formal. Dengan demikian semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin mudah ibu itu untuk memperoleh informasi. Ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang menyusui dan pentingnya pemberian ASI merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi ibu dalam pemberian ASI kepada bayinya. Sedangkan ibu yang mempunyai bekal pengetahuan yang benar tentang ASI dan status gizi bayi berpeluang lebih besar untuk menjaga motivasi menyusui bayinya. Pekerjaan merupakan alasan yang sering digunakan oleh ibu untuk berhenti menyusui bayinya. Di daerah perkotaan, ibu banyak turut bekerja mencari nafkah, sehingga tidak dapat menyusui bayinya secara teratur. Sebenarnya walaupun ibu bekerja, ibu masih bisa untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya (Roesli, 2003).

Seorang ibu menyusui yang mendapat dukungan dari suami, keluarga atau teman yang dapat diajak

bertukar pikiran saat mengalami kesulitan dalam menyusui, ibu tersebut akan lebih percaya diri saat memberikan ASI pada bayinya. Pemberian ASI secara eksklusif sangat dipengaruhi terhadap dukungan yang didapat oleh ibu tersebut sehingga timbul motivasi dan kemauan dari ibu untuk menyusui bayinya (Dian, 2003).

Sehubungan dari data di atas data tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada Balita Balita 6 Bulan sampai dengan 2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2015.

METODE PENELITIAN

(7)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Ekslusif pada balit 6 Bulan sampai 2 tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2013

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai bayi 6 bulan sampai 2 tahun berjumla 565 orang dari bulan Januari sampai dengan Maret 2013 di Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau

1. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dapat dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian ini menggunakan tehnik Random Sampling. Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan rumus Issac dan Michael dalam Notoatmodjo (2003):

Keterangan :

n : perkiraan jumlah sampel Z : nilai standar normal untuk α = 0,05 (1,96)

P : perkiraan proporsi jika tidak di ketahui dianggap 50 % Q : angka kesalahan yang dipilih

Jadi

n= (1,96)

2.189 .0,5

(1−0,5) (0,1)2(189−1)+(1,96)2.0,5(1−0,5)

= 82.2 = 82 Sampel

Jadi jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 84 responden dengan kriteria:

a. Bersedia menjadi responden b. Ibu-ibu yang mempunyai

bayi > 6 bulan sampai 2 tahun di Puskesmas Perumnas

c. Dapat berkomunikasi d. Jika responden tidak bisa

membaca dan menulis peneliti memandu responden menjawab kuesioner melalui wawancara secara langsung.

n

=

542.6

6.6

n

=

542.6

5.64

+

0.9604

n

=

0

,

01.564

3

,

8416.282

,

5.0,5

+

3

,

8416.0,5.0,5

(8)

Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data Primer

Untuk data primer, pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, penyebaran kuesioner pada ibu yang mempunyai balita 6 bulan sampai dengan 2 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2015.

b. Data Sekunder

Data sekunder ini didapat dari data Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau dan data Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau Tahun 2015.

2. Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara wawancara yaitu kegiatan timbal balik yang berbentuk tanya jawab dan observasi yaitu dengan cara memantau langsung tiap keluarga.

3. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa daftar pertanyaan (kuesioner). Dan chek list terjun kelapangan langsung

Tehnik Analisa Data 1. Analisa Univariat

Dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2005) yaitu variabel tingkat pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif pada balita 6 bulan sampai 2 tahun pada ibu-ibu berdasarkan distribusi frekuensinya dari masing-masing variabel yang diteliti .

P x 100%

Keterangan

P : Persentase yang ingin dicari F : Jumlah jawaban yang benar N : Jumlah pertanyaan untuk pengetahuan

2. Analisa Bivariat

Yaitu analisa yang dilakukan untuk menguji hubungan dua variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2003). Analisa untuk melihat hubungan pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada balita 6 Bulan sampai 2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2013. dengan dengan menggunakan uji statistik ” chi square” dengan menggunakan

(9)

square dengan tingkat kepercayaan / kemaknaan α = 0,05. Hasil yang diperoleh analasis chi square dengan menggunakan program komputer yaitu nilai ρ kemudian dibandingkan dengan α = 0,05. Apabila nilai ρ lebih kecil dari α = 0,05 maka ada faktor yang mempengaruhi antara dua variabel tersebut, bila nilai ρ lebih besar dari α = 0,05 maka tidak ada yang

mempengaruhi antara dua variabel (Agung, 2005).

HASIL PENELITIAN 1. Analisa Univariat

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari tiap – tiap variabel, baik variabel independen (Pengetahuan dan Pekerjaan) dan variabel dependen (Pemberian ASI Ekslusif) data disajikan dalam bentuk diagram dan teks seperti dibawah ini :

a. Pengetahuan

Hasil pengolahan data dan karakteristik responden berdasarkan pengetahuan responden dengan pemberian ASI Ekslusif pada balita 6-2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau tahun 2015 dengan jumlah responden

sebanyak 82 responden didapatkan sebagai berikut :

DIAGRAM 5.1 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN

DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BALITA 6-2 TAHUN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS PERUMNAS KOTA LUBUKLINGGAU

TAHUN 2015

Dari diagram 5.1 menunjukkan bahwa pengetahuan responden terhadap pemberian ASI Ekslusif dalam kategori baik sebanyak 53 (64.6%) orang, responden dengan kategori pengetahuan cukup terhadap pemberian ASI Ekslusif ada 22 (26.8%) orang serta responden yang

BAIKCUKUPKURANG 10

(10)

berpengetahuan kurang terhadap pemberian ASI Ekslusif ada 7 (8.5%) orang.

b. Pekerjaan

Hasil pengolahan data dan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dengan pemberian ASI Ekslusif pada balita 6-2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau tahun 2015 dengan jumlah responden sebanyak 48 responden didapatkan sebagai berikut :

DIAGRAM 5.2

DISTRIBUSI FREKUENSI PEKERJAAN DENGAN

PEMBERIAN

ASI EKSLUSIF PADA BALITA 6-2 TAHUN DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS

KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015

Dari diagram diatas dapat dilihat 50 (61.0%) responden yang tidak bekerja dengan pemberian ASI Ekslusif dan 32 responden (39.0%) yang bekerja dengan pemberian ASI Ekslusif.

c. Pemberian ASI Ekslusif Dari pengolahan data dan karakteristik responden dengan pemebrian ASI Ekslusif dapat dilihat dari tabel berikut :

DIAGRAM 5.3 DISTRIBUSI FREKUENSI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA

BALITA 6-2 TAHUN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS PERUMNAS KOTA LUBUKLINGGAU

TAHUN 2015

Tidak Bekerja10 Bekerja 30

50 70 90

Ya Tidak 10

(11)

Dari diagram diatas dapat dilihat responden yang menggunakan memberikan ASI Ekslusif sebanyak 60 (73.2%) dan responden yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 22 orang (26.8%).

2. Analisa Bivariat

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen (Pengetahuan dan Pekerjaan) dengan variabel dependen (Pemberian ASI EKslusif) penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen tersebut.

a. Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian ASI PADA BALITA 6-2 TAHUN DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS umur 6-2 tahun menyatakan ibu yang mempunyai pengatahuan baik tentang pemberian ASI Ekslusif sebanyak 36 (43.9%), sedangkan ibu berpengetahuan baik yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 17 (20.7%). Ibu yang berpengetahuan cukup-kurang yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak 24 (29.3%), sedangkan ibu yang berpengatahuan cukup-kurang yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 5 (6.1%).

Hasil analisis Chi Square di dapat р ═ 0.235 ( р > α 0.05 ) dengan demikian tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI Ekslusif.

b. Hubungan Pekerjaan Dengan Pemberian ASI Ekslusif

(12)

Ekslusif sebanyak 38 (46.3%), sedangkan ibu yang tidak bekerja yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 12 (14.6%). Ibu yang bekerja yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak 22 (26.8%), sedangkan ibu yang bekerja yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 10 (12.2%).

Hasil analisis Chi Square di dapat р ═ 0.640 ( р > α 0.05 ) dengan demikian tidak ada hubungan antara Pekerjaan dengan pemberian ASI Ekslusif.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif pada Balita 6 Bulan - 2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2015. Di dapatkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan responden dengan pemberian ASI Ekslusif diperoleh hasil tertinggi yaitu berpengetahuan baik berjumlah 53 (64.6%).

2. Pekerjaan responden dengan pemberian ASI Ekslusif diperoleh hasil tertinggi yaitu

responden yang tidak bekerja ada 50 (61.0%).

3. Pemberian ASI Ekslusif di peroleh hasil tertinggi yaitu responden yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak 60 (73.2%).

4. Dari hasil analisa uji statistik di dapat р value 0.235 menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif pada Balita 6 Bulan - 2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2015 5. Dari hasil analisa uji statistik di

dapat р value 0,640 menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif pada Balita 6 Bulan - 2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2015.

Saran

1. Untuk Pimpinan Puskesmas Perumnas

(13)

puskesmas dalam memberikan asuhan langsung pada ibu bayi dalam memberikan bagi makanan tambahan buat bayi. 2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil peneliti dapat dijadikan pustaka dan memberikan informasi ilmiah sebagai referensi yang bermanfaat bagi akademik

3. Bagi Peneliti

memberi pengalaman di dalam melakukan penelitian tindakan kelas, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan didalam mengembangkan model pembelajaran Asuhan Keperawatan

4. Bagi Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial, dan Kinerja Keuangan Terhadap Financial Risk

Salah satu kehalian yang sangat mempengaruhi kinerja seorang karyawan adalah keahlian seorang pemimpin maupun manajer dalam suatu perusahaan.. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Mengkaji tanggung jawab pengurus terhadap pelaksanaan perjanjian kredit apabila terjadi

nafkah masa tunggu istri yang tertalak ba’in kubra> dalam keadaan hamil , maka penulis melakukan penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, namun

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pemerolehan acqusition bahasa adalah suatu teori siasat yang dimiliki dan dibutuhkan oleh anak-anak untuk

Instagram merupakan salah satu media sosial yang di dalamnya terdapat online shop yang saat ini banyak digunakan sebagai bisnis yang menguntungkan. karena hasil foto yang

Jadi siswa yang diajar dengan disertai media flashcard akan memperoleh penguasaan vocabulary yang lebih baik dari pada siswa yang. diajar hanya menggunakan LKS

Pada analisis kebutuhan input disini para pakar memberikan masukan yang berupa data aturan ditambahkan sesuai dengan gejala, nama penyakit dan solusi penanganannya