• Tidak ada hasil yang ditemukan

FATWA-FATWA SEPUTAR SHALAT BERJAMAAH (BAG. 1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FATWA-FATWA SEPUTAR SHALAT BERJAMAAH (BAG. 1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 Booklet Da’wah

FATWA-FATWA SEPUTAR SHALAT

BERJAMAAH (BAG. 1)

ُﺪْﻌَـﺑَو ،ُﻩَﻻاَو ْﻦَﻣ َو ِﻪِﻟآ ٰﻰﻠَﻋَو ِﷲ ِلْﻮُﺳَر َﻰﻠَﻋ ُمَﻼﱠﺴﻟاَو ُةَﻼﱠﺼﻟاَو ِ ِ ُﺪْﻤَْﳊَا

:

 Masbuk Menyempurnakan Shalat, Ada yang

Bermakmum

Ketika memasuki masjid, qadarullah (sebagaimana yang ditakdirkan oleh Allah Subhanahu wata’ala), saya mendapati imam telah shalat. Saya pun shalat bersama jamaah. Setelah imam salam, saya berdiri untuk menyempurnakan apa yang terluput. Tiba-tiba, seseorang masuk dan menjadikan saya sebagai imam. Bolehkah orang tersebut menjadikan saya sebagai imam?

Jawab:

Apabila seorang makmum mendapatkan sebagian shalat bersama imam lantas ia berdiri menyempurnakannya setelah imam salam, siapa pun yang ingin shalat bersamanya boleh menjadikannya sebagai imam menurut pendapat yang benar di antara beberapa pendapat ahli fikih. Sebagian mereka -ulama mazhab Hanafi dan Maliki- berpendapat, orang yang sedang menyempurnakan shalat setelah imam salam tidak boleh dijadikan sebagai imam. Perkara ini bersifat ijtihadiah karena tidak ada dalil yang tegas dalam hal ini.

Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam.

Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil Ketua: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Mani’. (Fatawa al-Lajnah, 7/399-400)

B e r i l m u S e b e l u m B e r k a t a & B e r a m a l

.: Jumat, 17 Dzul Qo’dah 1435 H / 12 September 2014

(2)

2 Booklet Da’wah  Shalat Fardhu Bermakmum Kepada yang Shalat Sunnah Apabila saya sedang shalat tahiyatul masjid atau shalat sunnah, lalu seseorang masuk dan menyangka saya sedang shalat fardhu lantas langsung bermakmum kepada saya, bagaimana hukumnya? Apa yang harus saya lakukan?

Jawab:

Menurut pendapat yang paling benar di antara dua pendapat ulama, seorang yang shalat fardhu boleh bermakmum kepada orang yang sedang shalat sunnah atau bermakmum kepada orang yang shalat sendirian. Seseorang tidak boleh menolak orang yang hendak bermakmum kepadanya. Telah sahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa dia datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam saat beliau sedang shalat malam sendirian, lantas ia berdiri ikut shalat di samping kiri beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam lalu memindahnya ke sebelah kanan beliau dan shalat bersamanya.

Telah sahih pula bahwa dahulu Mu’adz radhiyallahu ‘anhu shalat isya berjamaah bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian pulang dan mengimami kaumnya shalat

isya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak

mengingkarinya.Demikian pula, beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengimami shalat khauf dua rakaat bersama sekelompok sahabat kemudian salam. Setelah itu, beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam shalat dua rakaat mengimami kelompok yang lain kemudian salam. (HR. Abu Dawud)

Pada shalat yang kedua, beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam shalat sunnah.

Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam.

Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil Ketua: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Qu’ud. (Fatawa al-Lajnah, 7/405-406)

 Musafir Bermakmum Kepada Orang yang Mukim

Saya menanyakan tentang shalat seorang musafir yang bermakmum kepada orang yang mukim/bukan musafir, apakah

(3)

3 Booklet Da’wah

dia shalat secara sempurna (tidak qashar) bersama imam atau tidak?

Jawab:

Sah hukumnya shalat seorang musafir yang bermakmum kepada imam yang mukim. Dia harus shalat secara sempurna (tidak mengqashar) dan tidak boleh salam kecuali setelah imam salam. Sebab, terdapat dalil yang sahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang menunjukkan hal tersebut.

Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam.

Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil Ketua: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Qu’ud. (Fatawa al-Lajnah, 7/422-423)

 Mendapatkan Rukuk Bersama Imam

Kami melihat banyak orang memasuki masjid ketika imam sedang rukuk. Bersamaan dengan ia melakukan takbiratul ihram, imam mengucapkan sami’allahu liman hamidah. Orang ini tidak mungkin membaca tasbih dalam rukuknya. Apakah dia teranggap mendapatkan satu rakaat meskipun tidak sempat membaca tasbih, atau dia harus menambah satu rakaat lagi setelah imam salam?

Jawab:

Siapa yang melakukan takbiratul ihram ketika imam bangkit dari rukuk, rakaat tersebut tidak teranggap. Demikian pula orang yang takbiratul ihram lalu bertakbir untuk rukuk kemudian turun ke rukuk dalam keadaan imam bangkit dari rukuk, rakaatnya tidak teranggap. Sebab, dia tidak dapat menyertai imam saat rukuk dengan kadar yang cukup agar rakaat itu teranggap. Dia harus menambah satu rakaat sebagai penggantinya setelah imam salam.

Siapa yang melakukan takbiratul ihram dan mendapatkan imam sedang rukuk, lantas ia pun rukuk dengan kadar yang cukup untuk melakukannya secara thuma’ninah, dia teranggap mendapatkan rakaat tersebut, menurut jumhur (mayoritas) ulama. Hal ini berdasarkan hadits,

(4)

4 Booklet Da’wah

اَذِإ

َكَرْدَأ ْﻦَﻣَو ،ﺎًﺌْﻴَﺷ ﺎَﻫوﱡﺪُﻌَـﺗ َﻻَو اوُﺪُﺠْﺳﺎَﻓ ٌدﻮُﺠُﺳ ُﻦَْﳓَو ِة َﻼﱠﺼﻟا َﱃِإ ْﻢُﺘْﺌِﺟ

َة َﻼﱠﺼﻟا َكَرْدَأ ْﺪَﻘَـﻓ َﺔَﻌْﻛﱠﺮﻟا

“Jika kalian mendatangi shalat dan kami sedang sujud, sujudlah, namun hal itu janganlah dihitung. Barang siapa mendapati rakaat tersebut berarti ia mendapatkan shalat.” (HR.

Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, dan al-Hakim dalam

No.87/VIII/1433 H/2012 36 al-Mustadrak) Demikian pula hadits,

َة َﻼﱠﺼﻟا َكَرْدَأ ْﺪَﻘَـﻓ ةَﻼﱠﺼﻟا َﻦِﻣ ًﺔَﻌْﻛَر َكَرْدَأ ْﻦَﻣ

“Barang siapa mendapati satu rakaat, berarti ia telah mendapatkan shalat.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam.

Ketua: Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh; Wakil: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan. (Fatawa al-Lajnah, 7/316-317)

 Terlambat Shalat Berjamaah

Bagaimana hukumnya seorang masbuk yang tertinggal dari shalat maghrib?

Jawab:

Masbuk yang tidak mendapati shalat jamaah sama sekali hendaknya mencari shalat jamaah yang lain apabila mampu. Jika tidak mendapatkan, dia shalat sendirian.

Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam.

Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Qu’ud. (Fatawa al-Lajnah, 7/327)

 Sedang Shalat Sunnah, Iqamat Dikumandangkan

Apabila iqamat dikumandangkan dan seseorang sedang melakukan shalat sunnah dua rakaat atau tahiyatul masjid, apakah dia menghentikan shalatnya agar bisa shalat wajib berjamaah? Apabila jawabannya ya, apakah dia harus salam

(5)

5 Booklet Da’wah

dua kali ketika menghentikan shalatnya atau dia hentikan tanpa salam?

Jawab:

Yang benar di antara dua pendapat ulama, hendaknya dia menghentikan shalat tersebut dan tidak perlu salam untuk keluar dari shalat tersebut. Dia langsung bergabung dengan imam.

Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam.

Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Qu’ud. (Fatawa al-Lajnah, 7/315)

 Tidak Shalat Berjamaah Karena Ada Kemungkaran Bagaimana hukumnya dalam agama, seseorang melihat shalat jamaah di masjid tetapi tidak ikut shalat karena melihat dan mendengar amalan-amalan yang tidak ada syariatnya dalam agama, seperti azan di dalam masjid, tambahan dalam azan, adanya halaqah zikir di dalam masjid padahal orang-orang sedang rukuk dan sujud. Apakah perbuatan saya tidak ikut shalat berjamaah ini menyebabkan saya berdosa? Lantas bagaimana yang benar?

Jawab:

Anda tidak boleh meninggalkan shalat berjamaah di masjid karena hal-hal yang Anda sebutkan. Azan di dalam masjid diperbolehkan; tambahan dalam azan tidak Anda jelaskan; mengadakan halaqah di masjid secara umum diperbolehkan apabila halaqah itu mempelajari ilmu syariat. Adapun halaqah zikir model sufi dan halaqah bid’ah yang semisalnya, wajib diingkari, namun tidak menghalangi Anda untuk menunaikan shalat berjamaah.

Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam.

Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Qu’ud. (Fatawa al-Lajnah, 7/306)

(6)

6 Booklet Da’wah  Shalat di Jalan Sebelah Masjid Ketika Masjid Penuh

Bagaimanakah batasan masjid menurut syariat? Apakah jalan yang bersebelahan dengan masjid termasuk masjid sehingga boleh shalat Jumat padanya ketika masjid penuh karena banyaknya jamaah, padahal masih ada masjid lain yang tidak dipenuhi oleh jamaah?

Jawab:

Batasan masjid yang menjadi tempat shalat wajib lima waktu bagi kaum muslimin adalah apa yang dilingkupi oleh bangunan, kayu, pelepah kurma, bambu, atau lainnya. Inilah masjid yang berlaku atasnya hukum-hukum masjid, semisal tidak bolehnya wanita haid, nifas, dan junub menetap di dalamnya. Orang yang datang ke masjid yang sudah penuh, boleh melakukan shalat Jumat atau shalat lainnya -baik yang wajib maupun sunnah- di luar masjid, di jalan yang terdekat dengan masjid, dan selama dia bisa mengikuti gerakan imam. Sebab, hal ini memang dibutuhkan; dengan syarat tidak di depan imam. Hanya saja tidak berlaku hukum-hukum masjid di tempat itu. Wallahu a’lam.

Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam.

Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Mani’. (Fatawa al-Lajnah, 6/223)

--- bersambung Insya Allah ---

*********** ***********

SEORANG HAMBA ANTARA DOSA DAN KETAATAN

Oleh: Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala jika

menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, Dia akan

menjadikannya lupa untuk melihat ketaatan yang dia lakukan dan menghilangkannya dari hati dan lisannya. Namun jika dia ditimpa dosa, maka Allah menjadikan dosa tersebut selalu terbayang-bayang di depan matanya dan dia lupakan semua

ketaatannya dan menjadikan perhatian terbesarnya

(7)

7 Booklet Da’wah

terbayang-bayang hadapannya ketika dia berdiri atau duduk, dan di waktu pagi maupun di waktu sore. Maka hal ini pun menjadi kunci rahmat bagi dirinya.

Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian Salaf: “Sesungguhnya ada seorang hamba yang benar-benar melakukan dosa namun hal itu justru menjadi sebab dia masuk ke dalam syurga, sedangkan hamba yang lain ada yang melakukan kebaikan namun hal itu justru menjadi sebab dia masuk neraka.” Ada yang bertanya: “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Dia menjawab: “Dia melakukan dosa lalu dosa itu selalu terbayang-bayang di depan matanya, setiap kali mengingatnya dia pun menangis, menyesal, bertaubat, memohon ampunan, merendahkan diri, kembali kepada Allah, merasa hina dan hancur hatinya di hadapan-Nya, dan dia pun melakukan banyak amal untuk menebus dosanya itu, sehingga hal itu menjadi sebab rahmat bagi dirinya. Sebaliknya hamba yang lain ada yang berbuat kebaikan lalu kebaikannya itu selalu dia ingat, dia ungkit-ungkit, dia lihat terus, dan dia hitung-hitung di hadapan Rabbnya dan hamba-hamba-Nya, serta dia sombongkan, dan dia merasa heran kepada manusia kenapa mereka tidak memuliakan dan menghormatinya atas kebaikan yang telah dia lakukan itu. Jadi perkara-perkara ini terus ada pada dirinya sampai menguat pengaruh-pengaruhnya terhadapnya sehingga menyebabkan dia masuk neraka.”

Jadi tanda kebahagiaan seorang hamba adalah dengan meletakkan kebaikan-kebaikannya di belakang punggungnya, sedangkan keburukan-keburukannya dia letakkan di depan matanya.

Sedangkan tanda kesengsaraan seorang hamba adalah dengan meletakkan kebaikan-kebaikannya di depan matanya, dan keburukan-keburukannya dia letakkan di belakang punggungnya. Hanya kepada Allah saja kita memohon pertolongan.

Sumber artikel: Miftaah Daaris Sa’aadah, II/294-295 Alih bahasa: Abu Almass

(8)

8 Booklet Da’wah

***********

Permata Salaf

***********

MENGINGAT EMPAT KENGERIAN

Hatim al-Asham rahimahullah mengatakan, “Siapa yang kalbunya tidak pernah mengingat empat kengerian ini, berarti dia adalah orang yang teperdaya dan tidak aman dari kecelakaan.

(1) Saat yaumul mitsaq (hari saat diambilnya perjanjian terhadap ruh manusia) ketika Allah Subhanahu wata’ala berfirman, ‘Mereka di surga dan Aku tidak peduli, sedangkan mereka (yang lain) di neraka dan Aku tidak peduli’; dia tidak tahu, dirinya termasuk golongan yang mana.

(2) Saat dia diciptakan dalam tiga kegelapan (di dalam rahim), ketika malaikat diseru (untuk mencatat) kebahagiaan atau kesengsaraan (seseorang); dia tidak tahu apakah dirinya termasuk orang yang sengsara atau bahagia.

(3) Hari ditampakkannya amalan (saat sakaratul maut); dia tidak tahu, apakah dia diberi kabar gembira dengan keridhaan Allah Subhanahu wata’ala atau kemurkaan- Nya.

(4) Hari ketika manusia dibangkitkan dalam keadaan yang berbeda-beda; dia tidak tahu jalan mana yang akan ia tempuh di antara dua jalan yang ada.” (Jami’ al-‘Ulum wal Hikam hlm. 81) Sumber: 1. http://asysyariah.com/fatwa-fatwa-seputar-shalat-berjamaah/ 2. http://forumsalafy.net/?p=6285 3. http://asysyariah.com/permata-salaf-mengingat-empat-kengerian/

َْﲔِﻤَﻠٰﻌﻟْا ﱢبَر ِ ِ ُﺪْﻤَْﳊاَو ِباَﻮﱠﺼﻟﺎِﺑ ُﻢَﻠْﻋَأ َﱃﺎَﻌَـﺗ ُ ﷲَو

Diterbitkan oleh: Pondok Pesantren Minhajus Sunnah Kendari

Jl. Kijang (Perumnas Poasia) Kelurahan Rahandouna.

Penasihat: Al-Ustadz Hasan bin Rosyid, Lc Kritik dan saran hubungi: 085241855585

Booklet Al-Ilmi versi online:

www.ahlussunnahkendari.com

Harap disimpan di tempat yang layak, karena di dalamnya terdapat ayat Al-Qur’an dan Hadits!!

Referensi

Dokumen terkait

(2) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksidiangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul

 Perlembagaan untuk negara Islam Madinah telah diwujudkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk menjamin perpaduan dalam kalangan penduduk Madinah sebagai sebuah komuniti

Maka dari itu dibutuhkan sistem pengendalian secara otomatis dengan memanfaatkan suatu alat elektronika yaitu Embedded System berbasis mikrokontroler.Sebenarnya penggunaan

UPT Riau Science Techno Park dalam melaksanakan tugas dan fungsi berkoordinasi, sesuai dengan kedekatan fungsi koordinasi, dengan Perangkat Daerah dilingkrngan

MUHAMMAD DAUD KAHAL, M.Si Pangkat :

Kapasitas daya dukung habitat yang tinggi diduga dapat mendukung kehidupan populasi satwa secara lebih baik sehingga populasi berkembang dengan laju pertumbuhan yang

Bagi calon penyecdia yang keberatan terhadap hasil pelelangan ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan secara tertulis kepada Pokja-ULP Pengadaan Barang/Jasa Balai Besar

Kuasa Pengguna Anggaran Pengadilan Tata Usaha Negara Kendari 420.. Kuasa Pengguna Anggaran Pengadilan