• Tidak ada hasil yang ditemukan

SALURAN DAN MARGIN PEMASARAN KOPI ARABIKA DI KELURAHANKALIMBUA KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG MUTMAINNAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SALURAN DAN MARGIN PEMASARAN KOPI ARABIKA DI KELURAHANKALIMBUA KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG MUTMAINNAH"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

i

SALURAN DAN MARGIN PEMASARAN KOPI ARABIKA

DI KELURAHANKALIMBUA KECAMATAN ALLA

KABUPATEN ENREKANG

MUTMAINNAH 105 96 004 16 10

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)

ii

SALURAN DAN MARGIN PEMASARAN KOPI

DI KELURAHAN KALIMBUA KECAMATAN ALLA

KABUPATEN ENREKANG

MUTMAINNAH 105960041610

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Saluran Dan Margin Pemasaran Kopi Di KelurahanKalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang NamaMahasiswa : Mutmainnah NomorIndukMahasiswa : 105960070810 Konsentrasi : SosialEkonomiPertanian Disetujui: Pembimbing I Pembimbing II

Ir Nailah Husain,M.Si Jumiati, S.P., M.M

Diketahui:

DekanFakultasPertanian Ketua Prodi Agrbisnis

(4)

iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul :Saluran Dan Margin Pemasaran Kopi Di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

Nama : Mutmainnah

Stambuk : 105960041610

Konsentrasi :Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi :Agribisnis

Fakultas : Pertanian

SUSUNAN PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Ir. Nailah Husain,M.Si.

2. Jumiati, S.P.,M.M

3. Firmansyah,.SP,M.Si.

4. Asriyanti Syarif,SP,M.Si

(5)

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KOPI DI KELURAHAN KALIMBUA KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan di cantumkan daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Januari 2015

MUTMAINNAH

(6)

vi

ABSTRAK

Mutmainnah 105960041610.Saluran dan Marjin Pemasaran Kopi Di Desa

Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Di bimbing oleh NAILAH

HUSAIN dan JUMIATI.

Penenlitian ini bertujuan untuk mengetahui Saluran dan Margin Pemasaran Kopi Di Kelurahan Kalimbua,Penelitian ini dilaksanakan mulai September hingga Oktober 2014 Di Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Populasidalampenelitianiniadalah 18 petanidan 12 pedagang yang masing-masingterdiridari 6 orang pedagangpengumpuldan 6 orang pedagangbesar, di manasemuapopulasidijadikansampelpenelitiandenganmetode Snowball sampling yang bertempat di KelurahanKalimbuaKecamatanAllaKabupatenEnrekang.

Penelitian ini dilakukan secara snowball sampling. Analisis data yang digunakan adalah rumus marjin pemasaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwapolasaluranpemasaran kopi arabika di KelurahanKalimbuaKecamatanAlla,

adaduamacamyaitupertamadaripetanikepedagang pengumpul,

kepedagangbesardanterakhirke konsumen.

Keduadaripetanikepedagangpengumpul, danterakhir ke konsumen.Marjin pemasaran tertinggi sebanyak Rp. 10.500 tercapai pada saluran pemasaran IdanmarjinpemasaranterendahsebanyakRp. 5.500 tercapaipadasaluran II

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan proposal dengan judul”Saluran dan Margin Pemasaran Kopi Arabika di Kelurahan KalimbuaKecamatan AllaKabupatenEnrekang”.Untuk itu pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :

1. Penulis ucapkan terima kasih kepada kedua Orang tua Ayahanda Abdullah dan ibunda Erni.

2. Ir. Nailah Husain, M.Sidan Jumiati SP, M.Msebagaidosenpembimbing yang telah memberikanbimbingandanarahan.

3. Ir. Saleh molla, M.M, serta pembantu dekan dosen serta karyawan yang telah banyak membekali penulis dengan ketulusan dan keikhlasan selama perkuliahan pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunanskripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mohon maaf dan mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kebaikan dan kesempurnaannya. Akhirnyapenulismengharappenelitianinibermanfaatbagikitasemua.

WassalammualaikumWr.Wb.

Makassar, Jaunari 2015 penulis

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iv

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... vii

I.PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Pemasaran ... 7 2.2 MarjinPemasaran... 8 2.3 LembagaPemasaran... 10 2.4 SaluranPemasaran ... 11 2.5 KopiArabika ... 16 2.5.1 KarakteristikProdukAkhir ... 17

2.5.2 Perdagangan Kopi Arabika ... 18

2.6Kerangka Pikir ... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 21

(9)

ix

3.2 PopulasidanSampel ... 21

3.3 MetodePengumpulan Data ... 21

3.4 MetodeAnalisis Data ... 22

3.5 Defenisi Operasional ... 23

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 25

4.1 Letak Geografis ... 25

4.2 KeadaanIklim ... 25

4.3 Keadaan Penduduk ... 26

4.4Pendudukdan Mata Pencaharian ... 27

4.4.1Kepadatan Penduduk ... 27

4.4.2Mata PencaharianPenduduk ... 27

4.5SaraadanPrasarana ... 28

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

5.1 Identitas Petani Responden ... 31

5.1.1 Umur Responden ... 31

5.1.2 Tingkat PendidikanResponden ... 32

5.1.3JumlahTanggunganResponden ... 34

5.1.4Pemasaran ... 36

5.2Saluran Pemasaran Kopi Arabika ... 38

5.3Fungsi-fungsiPemasaran ... 43

5.4 MarjinPemasaran... 47

VI. Kesimpulandan Saran ... 51

6.1 Kesimpulan ... 51

6.2 Saran ... 51 DAFTARPUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

x DAFTAR TABEL Nomor halaman Teks 1. JumlahPenduduk ... 26 2. PendudukMenurutKelompokUmur ... 26

3. KeadaanPendudukBerdasarkan Tingkat Pendidikan ... 27

4. Mata PencaharianPenduduk ... 28

5. SaranadanPrasarana... 29

6. JumlahRespondenBerdasarkanUmur ... 32

7. Tingkat Pendidikan ... 33

8. JumlahTanggunganKeluarga... 34

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kerangka Pikir Penelitian...18 2. Saluran Pemasaran Kopi di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla

KabupatenEnrekang

(12)

xii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman Tesk 1 Kuesioner Penelitian... 58 2. Identitas Responden ... 63

3. Marjin saluran Pemasaran... 64

4. Peta Kelurahan Kalimbua... 65

(13)

xiii

RIWAYAT HIDUP

Mutmainnah, lahir di Enrekang pada tanggal 1 Maret 1992. Anak ketiga dari tujuh bersaudara yang merupakan pasangan Abdullah dan Erni.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SDN 38 Kolai tamat pada tahun 2004 dan lanjut SMP Negeri 1 Baraka dan selesai tahun 2007. Kemudian lanjut SMA Negeri 1 Baraka dan lulus tahun 2010. Pada tahun yang sama, penulis melalui seleksi dan masuk pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah aktif menjadi pengurus Himpunan Pelajar Mahasiswa Agribisnis 2012-2013. Selain itu juga penulis juga ikut dalam berbagai organda yang khusus membahas masaalah pertanian yaitu HIMPERMAS (Himpunan Pelajar Pertanian Massenrenpulu) dan pernah menjabat jadi ketua bidang FAO tahun 2013-2014.

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “ Saluran dan Marjin Pemasaran Kopi Di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang”.

(14)
(15)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris, hal ini dapat di tunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dariseluruh luas lahan yang ada di Indonesia 74,68 persen digunakan untuk pertanian. Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian tahun 2009 sampai dengan 2010 mengalami pertumbuhan sekitar 4,41 persen. Selain itu berdasarkan data kemiskinan tahun 2009-2010, kesejahteraan penduduk perdesaan dan perkotaan membaik secara berkelanjutan. Berbagai hasil penelitian, menyimpulkan bahwa yang paling besar kontribusinya dalam penurunan jumlah penduduk miskin adalah pertumbuhan sektor pertanian. Kontribusi sektor pertanian dalam menurunkan jumlah penduduk miskin mencapai 66 persen, dengan rincian 74 persen diperdesaan dan 55 persen di perkotaan (Anonim, 2011). Sektor pertanian masih tetap akan berperan besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia, sektor pertanian menjadi sektor unggulan dalam menyusun strategi pembangunan nasional. Sektor pertanian diposisikan sebagai sektor andalan perekonomian nasional. Hal ini sejalan dengan prioritas pembangunan ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu, dimana salah satunya adalah Revitalisasi Pertanian dan Pedesaan (Syahyuti, 2006).

Sulawesi Selatan merupakan termasuk penyumbang produksi kopi nasional. Propinsi penghasil kopi dicapai oleh Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara dan NangroAceh Darussalam. Dilihat dari sumber daya alam dan

(16)

2 tenaga kerja, Sulawesi Selatan sangat dipertimbangkan dapat memberikan sumbangan terhadap kopinasional.Menurut data AEKI (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia), kopi di Sulawesi Selatan terbukti menjadi salah satu penyumbang devisa. Ekspor kopi Sulawesi Selatan hingga April 2010 telah mencapai 71,68 juta dolar AS dari volume ekspor biji dan bubuk kopi sebanyak 21.969 ton. Dari jumlah ini kopi jenis Arabika menjadi penyumbang terbesar yakni 65,07 juta dolar AS dari volume eksporsebanyak 19.137 ton (Anonim, 2011).

Salah satu kopi yang diusahakan petani adalah kopi jenis Arabika. Kopi jenis Arabika hanya ditanam sebagian kecil petani, sehingga harga kopi di pasar dunia masih tetap tinggi. Kopi Arabika di Indonesia umumnya ditanam petani diToraja Sulawesi Selatan, Bali, Jawa, Sumatera Utara Utara dan Aceh. Petani penanam kopi Arabika mendapat penghasilan lebih baik karena produksi duniatidak melimpah seperti kopi Robusta(Anonim, 2009).

Menurut Silitonga (2008), dalam pemasaran kopi arabika, harga kopi nasional yang berlaku selama ini merupakan harga kopi nasional yang ditentukan berdasarkan harga kopi internasional sehingga perubahan yang terjadi pada harga kopi internasional akan mempengaruhi harga nasional, dimana untuk kopi jenis arabika ditentukan di Terminal New York. Tidak adil rasanya jika Indonesia tidak mampu mempengaruhi harga kopi arabika internasional, yang notabene Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan eksportir terbesar di dunia.

Kopi arabika sebagai salah satu komoditas ekspor perkebunan, telah menjadi sumber pendapatan bagi para petani, para pengusaha, juga para karyawan perkebunan-perkebunan kopi. Menurut Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia pada

(17)

3 tahun 2007, kopi arabika yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam mampu menghasilkan devisa sebesar US$ 20.113.261 dari ekspor kopi sebesar 6.677.055 kg. Tercatat pada tahun 2008, komoditas kopi mampu menghasilkan devisa sebesar US$ 25.235.339 dengan volume ekspor sebesar 7.062.966 kg (Anonim, 2009).

Pemerintah sangat mengharapkan adanya perubahan yang terdiri dari perubahan pola pikir, penwilayahan komoditas, dan petik olah jual, dijadikan sebagai unsur pemicu dalam pengembangan tanaman kopi. Dengan konsep ini diharapkan uang yang diterima petani dapat dimanfaatkan untuk tujuan produktif seperti memperbaiki dan memperluas lahannya

Kecamatan Alla salah satu penghasil kopi arabika di Kabupaten Enrekang, di mana masyarakat tani yang mengusahakan kopi belum melaksanakan sistem pertanaman yang intensif. Salah satu syarat untuk memperoleh pertumbuhan tanaman kopi yang baik adalah dengan pemberian pupuk yang sesuai dosis, jenis, dan waktu. Melihat potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang secara ekologi, agroklimatologi, tanah dan faktor penunjang lainnya maka daerah ini sangat potensial untuk pengembangan tanaman kopi. Masyarakat Kecamatan Alla rata-rata pendapatan mereka adalah dari hasil produksi kopi dan hasil produksi sayur-sayuran. Desa Kalimbua mempunyai iklim yang sesuai dengan tanaman kopi dimana curah hujan di Kecamatan Alla mempunyai pembagian dan pemerataan yang sangat cocok dengan tanaman kopi.

Agar kopi Arabika dapat berproduksi secara maksimal maka perlu kiranya dikaji pemasaran yang tepat dalam pengembangan kopi arabika tersebut,

(18)

4 mengingat tanaman kopi Arabika memiliki permintaan dan harga yang tinggi di pasar dunia, sementara produksinya masih rendah. Untuk itu pemasaran harus dirumuskan secara cermat agar tujuan peningkatan produksi kopi arabika dapat tercapai. Selain itu tersedianya sarana atau faktor produksi belum berarti produktivitas yang diperoleh petani akan tinggi, namun bagaimana petani melakukan usahanya secara efisien dalam melakukan pemasaran kopi arabika.

Ditinjau dari sumberdaya alam, agroklimat dan keadaan alam yang cocok untuk pertanian kopi serta peluang kopi di pasar lokal maupun internasional, Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang sudah semestinya mampu meningkatkan produktivitasnya. Untuk pengembangannya perlu diketahui persoalan apa yang sedang dihadapi serta upaya apa yang akan dilakukan dalam menghadapi persoalan tersebut.

Penyebab rendahnya produktivitas petani kopi Arabika di Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang antara lain karena keterbatasan modal. Petani kopi belum terlalu menjaga kualitas tanamannya. Jika harga turun, petani tidak peduli dengan kualitas dan hasil panenannya, sementara harga naik, produksinya justru turun.

Kegiatan pertanian kopi di desa ini masih terbatas pengetahuan dan pengalaman petani. Petani kurang berorientasi pada pasca panen dan pengolahan, sehingga kurang mampu memberi nilai tambah pertanian, tidak memperhatikan pasar. Adapun bentuk pengolahan hasil pertanian yang telah dilaksanakan oleh sebagian masyarakat adalah industri kopi dan dilakukan dalam skala usaha kecil. Persoalan lainnya adalah harga kopi yang murah dan biaya produksi yang tinggi

(19)

5 juga merupakan permasalahan utama yang dihadapi , sehingga sulit bagi petani untuk mengembangkan kegiatan usahataninya.

Dengan pentingnya saluran dan marjin pemasaran agribisnis kopi arabika di Kecamatan Alla sebagai salah satu aspek pemasaran yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan arus produk dari produsen dan konsumen. Oleh sebab itu, berdasarkan uraian diatas maka penelitian tentang pemasaran kopi arabika di Desa Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana saluran pemasaran kopi arabika di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. ?

b. Seberapa besar marjin pemasaran kopi arabika di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. ?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui saluran pemasaran kopi arabika di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

b. Untuk mengetahui Marjin pemasaran kopi arabika di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi pemerintah daerah khususnya Dinas Pertanian, sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas kopi di daerah tersebut. b. Informasi bagi petani dalam pengembangan tanaman kopinya.

(20)

6 c. Pertimbangan semua pihak yang terlibat dalam agribisnis kopi.

d. Informasi bagi peneliti berikutnya yang akan mengkaji topik yang relevan dengan penelitian ini.

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemasaran

Pelaksanaan pemasaran merupakan proses pelaksanaan yang efektif memerlukan keahlian mengalokasi, memonitor, mengorganisasi dan berinteraksi di tingkat-tingkat fungsi-fungsi pemasaran, program pemasaran dan kebijakan pemasaran. Implematasi pemasaran mencakup tiga aktivitas, yaitu pengorganisasian, pembentukan staf, dan pengarahan (Suyanto,2010).

Perusahaan-perusahaan harus mengorganisasikan berbagai macam fungsi yang melekat pada mereka sedemikian rupa sehingga memungkinkan kerja sama tim yang berorientasi pada pasar sejak dini dalam proses pengembangan produk baru, bukannya baru memperhitungkan pertimbangan-pertimbangan pemasaran setelah produk siap dijual. Bab ini memeriksa bagaimana mengorganisasikan fungsi pemasaran, bagaimana kaitan fungsi pemasaran itu dengan fungsi-fungsi lainnya, dan bagaimana melaksanakan rencana pemasaran itu supaya berhasil dengan baik di pasar.

Departemen pemasaran modern berkembang melalui beberapa tingkatan, bermula dari bagian penjualan. Kemudian bagian ini mempunyai fungsi tambahan, seperti riset, periklanan dan pemasaran. Karena fungsi tambahan menjadi makin penting maka banyak perusahaan membentuk bagian pemasaran yang berdiri sendiri untuk mengelola kegiatan pemasaran lainnya. Tetapi para pemimpin bagian penjualan dan pemasaran sering berselisih pendapat, dan akhirnya kedua bagian muncul menjadi bagian pemasaran modern yang dikepalai

(22)

8 oleh Wakil Presiden Direktur Pemasaran. Namun bagian pemasaran modern tidak secara otomatis menerima dan mempraktekkan orientasi konsumen.

Bentuk lain lagi adalah organisasi manajemen pasar di mana pasar-pasar utama dikelola oleh manajer pasar yang bekerjasama dengan para ahli fungsional dalam mengembangkan dan melaksanakan rencana mereka. Beberapa perusahaan besat menggunakan organisasi manajemen pasar dan menajemen produk. Akhirnya, perusahaan multidivisi biasanya membentuk bagian pemasaran perusahaan di pusat dan bagian pemasaran divisional dengan beberapa variasi, sesuai dengan pembagian tugas-tugas masing-masing Perencanaan untuk memperoleh hasil yang diharapkan membutuhkan karyawan yang mempunyai keterampilan dan dedikasi yang baik. Pemilihan karyawan bagian pemasaran sangatlah penting yang disesuaikan dengan jenis organisasi.

Pengarahan eksekusi rencana pemasaran merupakan tahapan ketiga dari implementasi pemasaran. Kesuksesan dalam tahap ini bergantung pada empat aspek dalam mengelola karyawan, yaitu delegasi, koordinasi, motivasi dan komunikasi (Suyanto,2010).

2.2 Margin Pemasaran

Menurut Suyanto (2010), marjin pemasaran adalah bagian dari pembayaran konsumen yang diperlukan untuk menutup biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasaran. Dengan kata lain marjin pemasaran adalah semua komponen biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan fungsi-fungsi pemasaran selama proses pemasaran.

(23)

9 Semakin banyak pertambahan jasa untuk suatu produk, semakin kecil prosentase bagian yang diterima oleh produsen dari harga produk akhir. Pengurangan bagian yang diterima oleh produsen tidak berarti suatu komerosotan/penurunan permintaan produk agribisnis.

Menurut Saefuddin (1995), bahwa marjin adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan perbedaan harga yang dibayar kepada penjual pertama dari harga yang dibayar oleh pembeli terakhir. Pada suatu perusahaan istilah margin merupakan sejumlah uang yang ditentukan secara internal accounting yang diperlukan untuk menutupi harga dan laba dan hal ini merupakan perbedaan antara biaya harga pembelian dan harga penjualan.

Selanjutnya Saefuddin (1995), mengatakan bahwa marjin pemasaran adalah selisih harga suatu barang yang diterima produsen dengan harga yang dibayar konsumen, lebih lanjut dikatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya marjin pemasaran yaitu :

1. Perubahan biaya pemasaran, keuntungan daripada pedagang perantara, harga yang dibayar oleh konsumen dan harga yang diterima produsen.

2. Sifat barang yang diperdagangkan 3. Tingkat pengolahan barang

Downey dan Erickson (1992), menyatakan bahwa marjin pemasaran adalah perbedaan hasil penjualan produk pada dua tahapan yang berurutan dalam saluran distribusi pemasaran produk yang bersangkutan.

(24)

10 Menurut Sutojo (1993), adalah 3 dasar yang perlu dipertimbangkan dalam menerapkan besarnya marjin pemasaran yaitu :

a. Sistim pemasaran suatu produk

b. Pembiayaan dari setiap penanganan yang dilakukan terhadap suatu produk, dan

c. Tingkat harga produsen ke konsumen.

Marjin pemasaran mempunyai hubungan yang erat dengan efesiensi pemasaran. Besarnya margin pemasaran dapat menunjukkan tingkat efesiensi pemasaran.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap margin pemasaran adalah : 1. Biaya pemasaran. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh

lembaga pemasaran untuk melaksanakan berbagai fungsi pemasaran. biaya pemasaran ini akan berpengaruh terhadap margin keuntungan yang akan diterima oleh lembaga pemasaran yang telribat dalam proses pemasaran komoditi tertentu.

2. Keuntungan lembaga pemasaran. keuntungan lembaga pemasaran seringkali dikatakan sebagai unsur utama yang membedakan tingginya marjin pemasaran, yaitu sebagai akibat terlelu banyak dan tidak efisiennya pedagang-pedagang di dalam saluran pemasaran.

(25)

11

2.3 Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran adalah lembaga-lembaga yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran dalam rangka menggerakkan barang dan jasa dari titik produksi ke titik konsumsi. Lembaga-lembaga ini melakukan pengangkutan barang dari produsen ke konsumen, menghubungkan informasi mengenai suatu barang atau jasa, dan bisa juga berusaha meningkatkan nilai guna dari suatu barang atau jasa baik nilai guna bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan (Limbong dan Sitorus,1985).

Sebagian besar produsen tidak langsung menjual barang mereka kepada pemakai akhir. Di antara produsen dan pemakai akhir terdapat sekumpulan perantara yang melakukan berbagai fungsi, menyandang nama dan membentuk saluran pemasaran. Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi (Kotler, 2004).

2.4 Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran kadang-kadang disebut juga sebagai saluran perdagangan atau saluran pemasaran dan dapat didefinisikan dalam beberapa cara. Definisi yang ada pada umumnya memberikan gambaran tentang saluran distribusi ini sebagai rute atau jalur. Swastha (2003), menyatakan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakau atau dikonsumsi.

(26)

12 Saefuddin (1995), menjelaskan saluran pemasaran merupakan lembaga pemasaran yang dilewati dalam proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan konsumen. Saluran distribusi pemasaran merupakan sekelompok lembaga pemasaran yang ada diantara lembaga-lembaga pemasaran yang mengadakan kerjasama untuk mencapai pasar tertentu. Saluran pemasaran seharusnya diperlakukan sebagai suatu kesatuan bulat dalam suatu sistem kegiatan yang lengkap.

Definisi tersebut masih bersifat sempit. Istilah barang sering diartikan sebagai suatu bentuk fisik. Akibatnya, definisi ini Iebih cenderung menggambarkan pemindahan jasa-jasa atau kombinasi antara barang dan jasa. Selain membatasi barang yang disalurkan, definisi ini juga membatasi lembaga-lembaga yang ada(Swastha,2003).

Peningkatan produksi pertanian tidak akan mencapai arti kalau produk-produk yang berlebihan itu tidak dapt dipasarkan dengan baik atau memperoleh nilai pemasaran yang wajar artinya produk tersebut akan dapat dimanfaatkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup keluarga petani. Jika produk tersebut dapat dijual untuk meningkatkan pendapatan. Dengan demikian petani dalam usaha meningkatkan pendapatan akan selalu berhubungan dengan pemasaran atau pemasaran (Kartasapoetra, 1992).

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem pemasaran, menurut Hamid (1992), adalah memperluas dan memperbesar permintaan, memperbaiki system pengangkutan dan komunikasi, melakukan dan memperbaiki standarisasi dan grading. Pemasaran yang teratur mengurangi biaya dan

(27)

13 memperbaiki marjin. Adanya peran koperasi dan pemerintah. Usaha-usaha ini dikatakan efektif apabila usaha tersebut menimbulkan kepuasan disemua pihak yang terlibat dalam lembaga pemasaran yaitu produsen, konsumen perantara dan pemerintah. Pedagang perantara terdiri dari pedagang yang memiliki barang dagangan seperti pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang eceran (retailer) dan pedagang yang tidak memiliki dagangan seperti makelar dan juru lelang (Hamid,1992).

Umumnya orang beranggapan bahwa manajemen pemasaran berkaitan dengan upaya pencarian pelanggan dalam jumlah besar untuk menjual produk yang telah dihasilkan perusahaan. Tetapi pandangan ini terlalu sempit, karena biasanya suatu organisasi / perusahaan akan menghadapi kondisi permintaan produk yang tingkatannya berbeda-beda, pada suatu saat mungkin tidak ada permintaan terhadap produknya, mungkin permintaannya cukup, permintaanya tidak teratur atau tidak terlalu banyak permintaan, sehingga manajemen pemasaran harus mencari jalan untuk mengatasi keadaan permintaan yang beruba-ubah ini. Jadi manajemen pemasaran tidak saja berkaitan dengan upaya mencari dan meningkatkan permintaan tetapi juga mengelola permintaan pada suatu saat tertentu.

Mekanisme pemasaran produk pertanian pada kenyataannya ditentukan oleh lembaga yang terlibat. Sebagian besar petani produsen masih berhubungan dengan tengkulak walaupun konsekuensinya menerima harga yang relatif rendah. Perjalanan produk yang dipasarkan dari petani produsen hingga konsumen maupun industri pengolahan tergantung dari saluran pemasaran yang dilaluinya.

(28)

14 Pemasaran mengandung arti semua kegiatan manusia yang berlangsung dalam hubungannya dengan pasar. Pemasaran berarti bekerja di pasar untuk mewujudlkan pertukaran potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginannya melalui proses pertukaran. Proses pertukaran melibatkan kerja, penjual harus mencari pembeli, menemukan dan memenuhi kebutuhan mereka. Merancang produk yang tepat, menemukan harga yang tepat, menyimpan dan mengangkutnya, mempromosikan produk tersebut, menegosiasikan dan sebagainya. Semua kegiatan tersebut merupakan nilai dari pemasaran.

Salah satu masalah yang ada dalam bidang pemasaran adalah saluran pemasaran. Saluran pemasaran mempunyai arti penting dalam mencapai sukses dalam kegiatan pemasaran dimana barang akan dapat sampai ketangan konsumen melalui saluran pemasaran baik secara. langsung maupun tidak langsung. Seperti diketahui bahwa tujuan utama produsen. Perusahaan memproduksi suatu barang adalah agar barang tersebut dapat terjual, dan sampai ketangan konsumen sebagaimana yang direncanakan.

Menurut Walter dalam Swastha, (2003) bahwa saluran distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama suatu produk untuk menciptakan suatu kegunaan bagi pasar tertentu.

Dari definisi tersebut dapat diketahui adanya beberapa unsur penting yaitu: 1. Saluran pemasaran merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara berbagai lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

(29)

15 2. Karena anggota-anggota kelompok terdiri atas beberapa pedagang dan beberapa agen, maka ada yang ikut memperoleh nama dan sebagian yang lainnya tidak.

3. Tujuan dari saluran pemasaran adalah untuk mencapai pasar-pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.

4. Saluran melaksanakan dua kegiatan penting untuk mencapai tujuan yaitu mengadakan penggolongan produk yang dapat memberikan kepuasan pada dan penggolongan produk yang mempunyai tingkat harga tertentu.

Dalam rangka memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen, maka, salah satu Liktor yang paling penting diperhatikan dalam pemilihan saluran distribusi barang yang tepat.

Nitisemito (2001), mengemukakan bahwa saluran pemasaran atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa dari produsen kekonsumen. Dengan demikian saluran distribusi ini merupakan suatu sistim yang harus dikoordinasi secara terpadu hal mana apabila, terjadi kemacetan, salah satu sub sistem akan mengalami kemacetan pula.

Dalam penilaian saluran pemasaran ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini seperti yang dikemukakan Assauri (2007) yaitu : 1. Jenis dan sifat produk.

2. Sifat konsumen yang potensial. 3. Sifat persaingan yang ada, dan 4. Saluran (channel) itu sendiri.

(30)

16 Swastha (2003), mengemukakan bahwa panjang pendeknya saluran pemasaran. tergantung dari jumlah tingkat perantara yang di gunakan tiap lembaga termasuk produsen yang melakukan jual beli, merupakan tingkat dalam rantai penyaluran.

Sehubungan dengan adanya lembaga dalam aliran barang tersebut, maka pemilihan saluran pemasaran ini perlu dipertimbangkan dengan seksama karena hal ini memberikan pengaruh yang sangat besar dalam menunjang kelancaran arus penjualan perusahaan.

Selanjutnya dalam menentukan saluran pemasaran, maka berikut ini dikemukakan rangkaian proses sebagai berikut :

1. Produsen  Konsumen akhir

2. Produsen  Pengecer  Konsumen akhir

3. Produsen  Pedagang Besar  Pengecer  Konsumen akhir

4. Produsen  Agen  Lembaga Pemasaran  Pengecer  Konsumen akhir 5. Produsen  Agen  Pedangang besar  Pengecer  Konsumen akhir.

Mata rantai yang dilalui barang adalah pilihan yang sudah merupakan ketetapan dengan berbagai pertimbangan untuk mendistribusikan produk tersebut dengan saluran distribusi ini dianggap efektif.

2.5 Kopi Arabika

Kopi Arabika berasal dari hutan pegunungan di Etiopia, Afrika. Di habitat asalnya, tanaman ini tumbuh dibawah kanopi hutan tropis yang rimbun. Kopi arabika banyak ditumbuh di dataran dengan ketinggian di atas 500 meter dpl.

(31)

17 Kopi arabika akan tumbuh maksimal bila ditanam diketinggian 1000-2000 meter dpl. Dengan curah hujan berkisar 1200-2000 mm per tahun. Suhu lingkungan paling cocok untuk tanaman ini berkisar 15-24oC. Tanaman ini tidak tahan pada temperatur yang mendekati beku dibawah 4oC. Untuk berbunga dan menghasilkan buah, tanaman kopi arabika membutuhkan periode kering selama 4-5 bulan dalam setahun. Biasanya pohon arabika akan berbunga diakhir musim hujan. Bila bunga yang baru mekar tertimpa hujan yang deras akan menyebabkan kegagalan berbuah. Kopi arabika menyukai tanah yang kaya dengan kandungan bahan organik. Material organik tersebut digunakan tanaman untuk sumber nutrisi dan mejaga kelembaban. Tingkat keasaman atau pH tanah yang diinginkan kopi arabika berkisar 5,5-6.

2.5.1 Karakteristik Produk Akhir

Di dalam dunia kopi, jenis biji kopi yang paling terkenal dan paling banyak diproduksi di seluruh dunia adalah Arabika dan Kopi Robusta.Kopi Arabika menguasai 60% pasar kopi dunia, sedangkan sisanya untuk pasar Kopi Robusta. Selain itu, jenis kopi lain yang jumlah nya sedikit adalah Kopi Excelsa dan Kopi Liberika, namun untuk kedua jenis kopi ini tidak diproduksi masal karena memang kuantitasnya tidak akan bisa memenuhi kebutuhan kopi dunia.

1. Memiliki karakter rasa yang cenderung asam 2. Lebih kaya rasa

3. Bentuk biji lonjong, gepeng, dan agak memanjang

(32)

18 5. Kandungan kafein lebih kecil, sekitar 0,8%-1,4%

6. Bentuk pohon lebih tinggi, bisa mencapai 3 meter 7. Lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit 8. Menguasai 60% pasar kopi dunia

9. Harga lebih mahal dibandingkan jenis kopi lainnya

10. Di Indonesia, kebanyakan kopi Arabika ditanam di Aceh, Sumatera Utara, Toraja, Flores, Papua

11. Pemberian level kopi arabika sampai ke Specialty Coffee 12. Lebih cocok sebagai kopi single origin.

2.5.2 Perdagangan Kopi Arabika

Lebih dari 65% perdagangan kopi dunia di dominasi oleh jenis arabika. Selain mendominasi pangsa pasar, saat ini kopi arabika dihargai lebih tinggi hampir dua kali lipatnya dibanding robusta. Pusat perdagangan kopi arabika berada di bursa komoditi New York. Penghasil kopi arabika terbesar ada di negara-negara Amerika Latin. Hampir 90% produksi kopi negara-negara Amerika Latin jenis arabika. Brasil merupakan produsen kopi arabika terbesar dunia. Sedangkan konsumen kopi terbesar dunia adalah negara-negara Uni Eropa, disusul Amerika Serikat dan Jepang.

2.6 Kerangka Pikir

Mata rantai pemasaran dimulai dari petani sebagai produsen yang menghasilkan biji kopi. Petani menjual gelondong kopi kepada pedagang pengumpul kecil di desa. Kemudian biji kopi diolah melalui cara semi basah oleh

(33)

19 pengumpul kecil. Dari cara pengolahan ini dihasilkan kopi asalan yang siap disalurkan ke pedagang pengumpul besar dengan kadar air 18% tanpa proses sortir. Oleh pedagang pengumpul besar, kopi ready disortir atau dipilih secara manual dan akan dijual ke eksportir untuk disalurkan ke luar negeri. Dalam pemasaran yang dilakukan eksportir, biasanya kopi yang diperdagangkan dalam bentuk kopi ready dengan kadar air 12-13%.

Setiap lembaga pemasaran yang berperan dalam perjalanan rantai pemasaran tersebut,masing-masing melakukan fungsi-fungsi pemasaran sehingga menyebabkan terdapatnya biayapemasaran dimana semakin panjang rantainya maka semakin tinggi biaya keseluruhan yang dikeluarkan sehingga semakin tinggi pula harga yang dibayarkan konsumen. Jika biaya pemasaran dapat ditekan maka efisiensi pemasaran dapat terjadi. Secara sistematis kerangka pemikiran dapat digambarkan pada skema kerangka pemikiran berikut:

(34)

20 Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian Pemasaran Kopi Arabika.

PetaniKopiArabika

Saluran Pemasaran Kopi Arabika

Lembaga pemasaran - Produsen - Pedagang pengumpul - Pedagang besar - konsumen Marjin Pemasaran

(35)

III. METODE PENELITIAN

3.1.Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan September sampai Oktober 2014 di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) karena saluran dan marjin pemasaran agribisnis kopi arabika di Kecamatan Alla sebagai salah satu aspek pemasaran yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan arus produk dari produsen dan konsumen.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah 18 petani dan 12 pedagang yang masing-masing terdiri dari 6 orang pedagang pengumpul dan 6 orang pedagang besar , di mana semua populasi dijadikan sampel penelitian dengan metode Snowball sampling yang bertempat di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.

(36)

22

3.3. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara adalah pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara

langsung kepada petani dan pedagang untuk mendapatkan data tentang

produksi dan kegiatan pemasaran kopi di lokasi penelitian.

2. Observasi adalah pengumpulan data di mana penerbit mengamati secara

langsung terhadap kegiatan produksi dan pemasaran kopi dilokasi penelitian

3. Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui dokumen-dokumen sesuai

tujuan penelitian,yang berkaitan dengan produksi dan gambaran umum lokasi

penelitian.

3.4. Analisis Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait kemudian diolah dan dianalisis.

Data dari hasil penelitian ditabulasi lalu diolah berdasarkan analisis-analisis sebagai berikut :

1. Saluran pemasaran diambil secara deskriptif yakni menggambarkan secara keseluruhan bentuk-bentuk saluran pemasaran yang ada dilokasi penelitian yang berkaitan dengan pemasaran kopi arabika yaitu dari produsen sampai kepada konsumen akhir

(37)

23 2. Saluran pemasaran dianalisis secara deskriptif dan marjin pemasaran serta efisiensi pemasaran dianalisis dengan berpedoman pada rumus sebagai berikut :

Mp = Hp - Hb ( Assauri, 2007 )

di mana :

Mp : marjin pemasaran

Hp : harga penjualan di tingkat produsen Hb : harga pembelian konsumen

3.5. Definisi Operasional

1. Pemasaran adalah suatu tahapan pemasaran yang dilakukan petani kopi yang berasal dari desa Kalimbua mulai dari produsen hingga ke konsumen.

2. Produksi adalah banyaknya hasil yang diperoleh dari tanaman kopi.

3. Sortasi adalah pemilihan biji kopi yang baik dari yang rusak, cacat, dan benda asing lainnya.

4. Kopi gelondong adalah biji kopi yang masih utuh, belum dipisah dari daging buahnya.

5. Harga kopi arabika adalah harga kopi per/kg yang berada di lokasi penelitian di desa Kalimbua.

6. Pedagang adalah orang-orang atau lembaga-lembaga yang memberikan pelayanan dalam hubungannya dengan pembelian dan penjualan kopi produsen ke konsumen.

(38)

24 7. Pedagang pengumpul adalah pedagang yang membeli kopi ke produsen

secara langsung.

8. Pedagang Besar adalah pedagang yang melakukan aktifitas pengumpul kopi dari pedagang pengumpul, dengan kriteria modal besar, volume pembelian besar, dan memiliki sarana transportasi yang berada di kecamatan.

9. Responden terdiri dari petani sebagai produksi, pedagang pengumpul, pedagang besar yang terlibat dalam pemasaran di daerah penelitian.

10. Biaya pemasaran adalah segala biaya yang dikeluarkan oleh lembaga dalam memasarkan kopi arabika

11. Marjin pemasaran adalah selisih antara harga jual di tingkat produsen dengan harga beli kopi arabika di tingkat konsumen.

12. Lembaga pemasaran adalah lembaga-lembaga yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran dalam rangka menggerakkan barang dan jasa dari titik produksi ke titik konsumsi.

13. Saluran pemasaran adalah lembaga pemasaran yang di lewati dalam proses penyaluran produk dari titik konsumen ke titik konsumen.

(39)

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

1.1. Letak Geografis

Kelurahan Kalimbua kecamatan Alla adalah salah satu bahagian dari Kabupaten Enrekang yang mempunyai batas-batas wilayah administratif sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kambiulangi - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Anggeraja - Sebelah Barat berbatasan Desa Mataallo

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Taulo dan Desa Bolang

Wilayah Desa Kolai terletak pada ketinggian 700 – 1100 meter di atas permukaan laut,dengan luas wilayah 367 Ha atau 460 Ha, tofografi berbukit dan bergunung dengan kemiringan tanah bervariasi dari 25-41%.

Letak tofografis Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla merupakan potensi dalam pengembangan tanaman kopi, karena tanaman kopi dapat tumbuh baik pada ketinggian 0-700 meter di atas laut.

4.2. Keadaan Iklim

Kelurahan Kalimbua dilihat dari suhu dan tekanan udara tidak banyak berfluktasi. unsur iklim yang banyak fluktuasinya adalah cura hujan.distribusi curah hujan lebih penting dari pada jumlah curah hujan pertahun. Curah hujan adalah 1800-2500 mm pertahun dengan tiga bulan kering yakni biasanya pada bulan agustus, september dan oktober.

(40)

26

4.3. Keadaan Penduduk

Pada bahasan ini, akan dibahas tentang umur penduduk tingkat pendidikan, mata pencaharian, serta sarana dan prasarana yang digunakan oleh penduduk dalam kegiatan sehari-harinya.

Berdasarkan data dari Kantor Kelurahan Kalimbua, jumlah usia kerja (15-60) di Kelurahan Kalimbua adalah 1.782 orang, dan yang non usia kerja (0-14 tahun dan diatas 60 tahun) adalah 2.180 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat umur dan Jenis kelamin di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang 2014. No Umur (Thn) Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 0-4 5-10 11-14 15-39 40-54 55-59 60 ke atas 359 230 325 298 328 165 128 359 305 373 466 390 135 101 718 535 698 764 718 300 229 18,22 13,50 16,40 17,61 18,12 7,57 5,77 Total 1833 2129 3962 100,00

Sumber : Kantor Lurah Kalimbua, 2014

Berdasarkan tabel 1, dapat disimpulkan bahwa jumlah usia anak dan remaja laki-laki jauh dibawah jumlah anak dan remaja perempuan. Begitu pula dengan ke lompok usia lainnya, jumlah pria jauh di bawah jumlah wanita. Hal ini menunjukkan penduduk di wilayah ini memiliki tingkat umur dan jenis kelamim yang berbeda, sehingga keadaan kondisi petani kopi arabika di Kelurahan Kalimbua.

(41)

27

4.4. Penduduk dan Mata Pencaharian 4.4.1. Kepadatan Penduduk

Dari registrasi penduduk Kelurahan Kalimbua, yang di peroleh dari kantor lurah, maka dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penduduk dikelompokkan menjadi 4 yaitu, tingkat pendidikan SD, SLTP, SLTA dan Sarjana. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

No Tingkat Pendidikan

Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%) 1. 2. 3. 4. SD SLTP SLTA Sarjana 962 35 15 26 953 41 26 12 1915 76 41 36 92,60 3,67 1,98 1,75 Total 1.038 1.032 2.068 100,00

Sumber : Kantor Lurah Kalimbua, 2014

Jumlah penduduk di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla berdasarkan tingkat pendidikan yang cukup besar ini dapat dijadikan sebagai sumber tenaga kerja dalam mengembangkan usaha kopi arabika yang dimiliki oleh petani.

4.4.2. Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Kelurahan Kalimbua pada umumnya adalah namun tak semua penduduk Kelurahan Kalimbua bermata pencaharian sebagai petani, karena ada juga masyarakat desa yang mata pencahariaanya sebagai pedagang, pengusaha, dan pegawai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.

(42)

28 Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan Kalimbua

Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang 2014

No Jenis Usaha Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1. 2. 3. Petani Pengusaha Pegawai 1365 2 12 98,98 0,14 0,88 Total 1.379 100,00

Sumber : Kantor Lurah Kalimbua, 2014

Jumlah penduduk di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla berdasarkan mata pencaharian sebagai petani kopi cukup besar ini dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan petani dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4.5. Sarana dan Prasarana

Untuk memperlancar aktivitas masyarakat dan pembangunan maka harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Adapun sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 :

(43)

29 Tabel 4. Sarana dan Prasarana Penduduk di Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla

Kabupaten Enrekang 2014.

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 . 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bidang Pendidikan - TK - SD/ MI - SMP/ MTS Bidang Kesehatan - Posyandu - Puskesmas Pelayanan Masyarakat - Pelayanan Umum - Pelayanan kependudukan - Pelayanan Registrasi Bidang Keagamaan - Masjid - Mushollah Bidang Olahraga - Lapangan volly - Lapangan takrow - Lapangan sepak bola Lembaga Kemasyarakatan

- BPD - LKMD - PARPOL

Remaja Mesjid Sarana Pertanian - Irigasi Sarana Pemerintahan - Kantor Desa 1 7 3 7 2 1 1 1 8 - 1 1 3 1 1 4 8 14 1 Sumber : Kantor Lurah Kalimbua, 2014

Dari tabel 4, dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di Kelurahan Kalimbua sudah cukup lengkap, yaitu terdiri dari sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan masyarakat, bidang olahraga, alat transportasi, alat komunikasi, bidang keagamaan, perhubungan, alat transportasi, lembaga kemasyarakatan, organisasi, pertanian, dan pemerintahan. Jadi dari

(44)

30 keterangan di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana sudah cukup terpenuhi di dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

(45)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Petani Responden

Identitas responden dalam penelitian ini adalah yang tergolong kedalam distribusi pemasaran yang diuraikan dalam pembahasan berikut menggambarkan berbagai aspek yakni: keadaan penduduk dari segi umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga. Adapun karakteristik responden diuraikan adalah sebagai berikut:

5.1.1. Umur Responden

Tingkat umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi responden. Umur sangat mempengaruhi kemampuan fisik dan cara berifikir sehingga mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan daya serap informasi pengetahuan dari penyuluh. Umur secara harfia sebagai usia kelahiran seseorang, yang ditandai dengan denyutan nadi sampai meninggal. Umur merupakan ciri-ciri kedewasaan fisiologis dan kematangan fisiologis, dengan kemampuan fisiknya dalam bekerja dan berfikir.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh menunjukkan bahwa umur responden, mulai dari 31 sampai 62 tahun, komposisi umur dapat dilihat pada uraiaan Tabel 5.

(46)

32 Tabel 5. Identitas Petani Responden Berdasarkan Tingkat Umur di Desa

Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang 2014.

No Kelompok Umur Jumlah Persentase (%)

1 2 3 4 31-38 39-46 47-54 55-62 6 4 3 5 33,33 22,22 16,67 27,78 18 100,00

Sumber : Data Primer telah diolah, 2014

Tabel 5 memperlihatkan bahwa secara keseluruhan umur petani sampel yang terbesar pada umur (31-38 tahun) sebesar 33,33 %, sementara yang terkecil (45-54 tahun) sebesar 16,67 %. Hal ini menggambarkan potensi umur yang ada pada petani responden mampu bekerja secara optimal khususnya dalam berusahatani kopi arabika. Komposisi umur tersebut di atas sebagian besar petani kopi arabika responden berada pada kisaran umur 47 – 54 tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa kelompok usia dalam usaha kopi arabika di Kecamatan Alla dapat digolongkan ke dalam kelompok usia produktif. Kondisi ini sangat mendukung upaya pengembangan usaha kopi arabika di masa yang akan datang. Tabel 6. Identitas Pedagang Pengumpul dan Pedagang Besar Berdasarkan Tingkat

Umur di Desa Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang 2014. No Kelompok Umur Pedagang pengumpul Pedagang besar

Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 36-39 40-48 49-60 2 3 1 33,33 50,00 16,67 3 2 1 50,00 33,33 16,67 6 100,00 6 100,00

(47)

33 Tabel 6 menunjukkan bahwa pedagang pengumpul yang tertinggi berada pada usia antara 40-48 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau 50%. Dan pedagang besar yang tertinggi usia antara 36-39 tahun sebanyak 3 orang atau 50 %. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pedagang responden masih tergolong dalam kategori umur produktif sehingga dapat dikatakan bahwa pedagang responden tersebut masih potensial untuk berdagang.

5.1.2.Tingkat Pendidikan Responden

Penerapan cara berusahatani tidak terlepas dari pengetahuan dan pengalaman petani. Corak dan penampilan bercocok tanam tergantung pada besar kecilnya serapan adopsi dan inovasi yang diterapkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi pula produktivitasnya karena semakin cepat dalam penerimaan teknologi baru dan lebih berani mengambil resiko dalam usahataninya. Untuk itu tingkat pendidikan dan pengetahuan petani sangat berperan penting dalam rangka kemajuan cara berusahatani.

Tabel 7. Jumlah Responden Berdasarkan Klasifikasi Tingkat Pendidikan di Desa KalimbuaKecamatan AllaKabupaten Enrekang 2014.

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 2 3 SD SMP SMA 7 7 4 38,89 38,89 22,22 18 100,00

(48)

34 Dari tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan formal petani sebagian besar setingkat SD (38,89 %), diikuti tingkat pendidikan SMA (22,22 %) dan tingkat pendidikan SMP (38,89 %). Hal ini menjelaskan bahwa rata-rata pendidikan petani umumnya tergolong rendah walaupun belum ada yang sampai perguruan tinggi, dengan demikian keterbatasan pendidikan tersebut akan mempengaruhi cara berusahatani terutama didalam menerima dan menerapkan teknologi yang semakin hari semakin berkembang.

Tabel 8. Identitas Pedagang Pengumpul dan Pedagang Besar Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang 2014.

No Pendidikan Pedagang pengumpul Pedagang besar Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 SD SMP SMA 3 2 1 50,00 33,33 16,67 3 2 1 50,00 33,33 16,67 6 100,00 6 100,00

Sumber : Data Primer telah diolah, 2014

Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pedagang responden bervariasi, mulai dari SD sampai SMA. Pedagang pengumpul yang tingkat pendidikannya tinggi (SMA) yaitu sebanyak 3 orang atau 50,00%. Pedagang besar yang tingkat pendidikannya tinggi yaitu sebanyak 3 orang atau 50,00%.

5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Besarnya tanggungan keluarga dapat menunjang pemasaran kopi dilapangan karena keluarga yang relatif besar merupakan sumber tenaga kerja

(49)

35 yang potensial. Namun demikian besarnya keluarga turut pula mempengaruhi beban seseorang dalam menjalankan usaha itu sendiri karena keluarga yang jumlahnya besar tentu membutuhakan biaya hidup yang besar pula terutama untuk kebutuhan dalam berumah tangga dan biaya untuk anak-anaknya. untuk meningkatkan yang dihadapi dan mendorong serta menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukannya (Suparlan,1996).

Hasil analisa data menunjukkan pemasaran responden memiliki jumlah tanggungan keluarga dikelompokkan kedalam beberapa kelas dari jumlah tanggungan. Adapun kelompok jumlah tanggungan keluarga yang di tanggung oleh responden dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Klasifikasi Jumlah Tanggungan Keluarga 2014.

No Jumlah Tanggungan Keluarga (orang)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 2 3 4 1-2 3-4 5-6 7-8 3 9 5 1 16,67 50,00 27,78 5,55 Jumlah 18 100,00

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2014

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah petani responden terbanyak berdasarkan klasifikasi jumlah tanggungan keluarga dengan jumlah 3-4 orang yakni 9 orang, (50,00 %), sedangkan terendah dengan jumlah tanggungan kelurga sebanyak 7-8 orang yakni 1 orang responden (5,55 %).

(50)

36 Tabel 10. Jumlah Pedagang Pengumpul dan Pedagang Besar Berdasarkan

Klasifikasi Jumlah Tanggungan Keluarga 2014.

No Jumlah tanggungan keluarga

Pedagang pengumpul Pedagang besar Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 1-2 3-4 5-6 2 3 1 33,33 50,00 16,67 3 2 1 50,00 33,33 16,67 6 100,00 6 100,00

Sumber : Data Primer telah diolah, 2014

Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa jumlah pedagang pengumpul terbanyak berdasarkan klasifikasi jumlah tanggungan keluarga dengan jumlah 3-4 orang yakni 3 orang (50,00 %), sedangkan terendah dengan jumlah tanggungan keluarga sebanyak 7-8 orang yakni 1 orang responden (16,67 %). Sedangkan jumlah pedagang besar terbanyak dengan jumlah 1-2 orang yakni 3 orang (50,00%), sedangkan terendah dengan jumlah tanggungan keluarga 5-6 orang yakni 1 orang (16,67%).

5.1.4. Pemasaran

Pelaksanaan pemasaran merupakan proses pelaksanaan yang efektif memerlukan keahlian mengalokasi, memonitor, mengorganisasi dan berinteraksi di tingkat-tingkat fungsi-fungsi pemasaran, program pemasaran dan kebijakan pemasaran. Implematasi pemasaran mencakup tiga aktivitas, yaitu pengorganisasian, pembentukan staf, dan pengarahan (Suyanto,2010). Perusahaan-perusahaan harus mengorganisasikan berbagai macam fungsi yang

(51)

37 melekat pada mereka sedemikian rupa sehingga memungkinkan kerja sama tim yang berorientasi pada pasar sejak dini dalam proses pengembangan produk baru, bukannya baru memperhitungkan pertimbangan-pertimbangan pemasaran setelah produk siap dijual. Bab ini memeriksa bagaimana mengorganisasikan fungsi pemasaran, bagaimana kaitan fungsi pemasaran itu dengan fungsi-fungsi lainnya, dan bagaimana melaksanakan rencana pemasaran itu supaya berhasil dengan baik di pasar. Departemen pemasaran modern berkembang melalui beberapa tingkatan. Bermula dari bagian penjualan. Kemudian bagian ini mempunyai fungsi tambahan, seperti riset, periklanan dan pemasaran. Karena fungsi tambahan menjadi makin penting maka banyak perusahaan membentuk bagian pemasaran yang berdiri sendiri untuk mengelola kegiatan pemasaran lainnya. Tetapi para pemimpin bagian penjualan dan pemasaran sering berselisih pendapat, dan akhirnya kedua bagian muncul menjadi bagian pemasaran modern yang dikepalai oleh Wakil Presiden Direktur Pemasaran. Namun bagian pemasaran modern tidak secara otomatis menerima dan mempraktekkan orientasi konsumen. Bentuk lain lagi adalah organisasi manajemen pasar di mana pasar-pasar utama dikelola oleh manajer pasar yang bekerjasama dengan para ahli fungsional dalam mengembangkan dan melaksanakan rencana mereka. Beberapa perusahaan besat menggunakan organisasi manajemen pasar dan menajemen produk. Akhirnya, perusahaan multidivisi biasanya membentuk bagian pemasaran perusahaan di pusat dan bagian pemasaran divisional dengan beberapa variasi, sesuai dengan pembagian tugas-tugas masing-masing perencanaan untuk memperoleh hasil yang diharapkan membutuhkan karyawan yang mempunyai keterampilan dan

(52)

38 dedikasi yang baik. Pemilihan karyawan bagian pemasaran sangatlah penting yang disesuaikan dengan jenis organisasi. Pengarahan eksekusi rencana pemasaran merupakan tahapan ketiga dari implementasi pemasaran. Kesuksesan dalam tahap ini bergantung pada empat aspek dalam mengelola karyawan, yaitu delegasi, koordinasi, motivasi dan komunikasi (Suyanto,2010).

5.2. Saluran Pemasaran Kopi Arabika

Kegiatan pemasaran kopi pada umumnya dilakukan saat pekan raya. Petani menjual kopi kepada pedagang pengumpul yang ada di desa, kemudian pengumpul yang di desa menjual kopi kepada pedagang pengumpul yang ada dipasar. Tidak jarang juga ditemui bahwa petani menjual langsung kopi kepada pedagang pengumpul di pasar.

Pemasaran (marketing) pada prinsipnya adalah aliran barang dari produsen ke konsumen. Aliran barang ini dapat terjadi karena adanya peranan lembaga pemasaran. Peranan lembaga pemasaran ini sangat tergantung dari sistem pasar yang berlaku dan karakteristik aliran barang yang dipasarkan.

Pemasaran dalam lingkup pertanian mencakup kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan arus pemindahan barang-barang kebutuhan pertanian dari pihak produsen ke konsumen, yang ditujukan untuk lebih mempermudah penyaluran dan memberikan kepuasan yang lebih kepada konsumen. Sukirno, (2003) mengatakan bahwa, pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan barang-barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

(53)

39 Dalam berbagai kasus terutama di daerah-daerah sentra produksi pertanian banyak dijumpai permasalahan yang paling pokok dan mendasar yaitu masalah pemasaran hasil-hasil pertanian. Adapun dalam kenyataannya meskipun hasil produk pertanian sangat berlimpah, keuntungan yang didapat oleh para petani dapat dikatakan belum maksimal. Hal ini dikarenakan belum diterapkannya suatu manajemen pemasaran yang baik oleh semua pelaku pasar khususnya produsen dan lembaga pemasaran yang terlibat langsung di dalam sistem pemasaran.

Saluran pemaran kopi arabika di Kelurahan Kalimbua, dilibatkan petani sebagai produsen, pedagang pengumpul, dan pedagang besar. Lembaga pemasaran dalam saluran pemasaran kopi arabika berfungsi untuk mempermudah penyaluran kopi gelondongan dari produsen sampai ke konsumen dalam bentuk kopi ready.

Produsen merupakan pihak pertama dari jalur tataniaga kopi arabika. Produsen menjual kopi gelondongan atau cerri ke pedagang pengumpul I Oleh pedagang pengumpul , kopi gelondongan yang sudah diolah akan dijual dalam bentuk kopi ready ke pedagang besar yang kemudian akan dijual lagi ke konsumen atau pedagang pengumpul langsung menjual kepada konsumen.

(54)

40 Gambar 2. Saluran Pemasaran Kopi Arabika di Kelurahan Kalimbua.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 2 saluran pemasaran kopi arabika di kelurahan Kalimbua yaitu petani – pedagang pengumpul – pedagang besar – konsumen dan saluran 2 yaitu petani – pedagang pengumpul ke konsumen.

Pada saluran ini, petani menjual kopi dalam bentuk gelondongan yang sudah masak dan berwarna merah dan kuning kepada pedagang pengumpul . harga jual kopi berwarna merah Rp 3.500 per koligram sedangkan harga kopi gelondongan warna kuning Rp 3.000 per kilogram . Harga jual kopi gelondong merah lebih tinggi karena kualitasnya lebih bagus di banding kopi gelondong kuning. Pada umumnya, harga jual petani kepada pedagang pengumpul berkisar Rp 4.500 per kilogram. Biasanya, saluran ini juga disebut saluran pemasaran konvensional karena petani bebas mau menjual kepada pedagang pengumpul yang dikehendakinya, tetapi karena di Keluruhan Kalimbua hanya ada 5 pedagang pengumpul .

Oleh pedagang pengumpul , kopi gelondongan diolah menjadi kopi ready. Gelondongan dimasukkan ke mesin pulper atau pengupas untuk memisahkan biji kopi dengan kulit buah dan kuli arinya. Pada umumnya, pulper yang digunakan adalah vis pulper yang tidak mengikutsertakan proses pencucian sehingga masih

Petani Pedagang

Pengumpul

Pedagang besar (kopi ready)

(55)

41 perlu dilakukan proses fermentasi untuk menghilangkan lendir. Fermentasi dilakukan 1 malam dan dilakukan pencucian. Kemudian biji kopi dijemur dibawah sinar matahari langsung selama 8 jam dan biji kopi ini disebut gabah. Gabah akan dipisahkan dari kulit tanduk dan kulit arinya dengan menggunakan huller. Gabah yang sudah dipisahkan dari kulit tanduk dan kulit arinya ini disebut labu dan labu akan dijemur sampai memiliki kadar air 18%. Labu yang sudah memiliki kadar air 18% disebut asalan atau kopi ready.

Kemudian pedagang pengumpul menjual kopi ready kepada pedagang besar . Pada umumnya harga jual pedagang pengumpul kepada pedagang besar berkisar Rp 10.000 per kilogram. Oleh pedagang besar , kopi ready dijual kembali kepada konsumen .

Tanaman kopi yang dikembangkan oleh petani di daerah penelitian, umumnya (80%) adalah tanaman kopi rakyat yang diusahakan pada kebun-kebun yang terpencar pada kawasanyang cukup luas. Tanaman ini juga bnyak juga diusahakan pada lahan pekarangan danditanam disekitar rumah. Tanaman kopi rakyat sebagian besar tanaman tua, tanaman semaian dari bibit tanaman lokal dan umumnya merupakan kegiatan usaha sampingan selain ladang, untuk padi dan sayuran. Perluasan tanaman kopi rakyat masih terus berlangsung, terutama di daerah luar pulau Jawa.

Struktur pemasaran kopi di daerah penelitian, dimulai dari petani sampai eksportir. Struktur pemasaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang meliputi: (a) faktor topografi dan letak wlayah produsen kopi. Faktor tofografi yang dimaksudkan sebagai suatu faktor alami dimana tanaman kopi tumbuh. Umumnya

(56)

42 lahan yang sesuai untuk tanaman kopi adalah daerah yang berbukit sampai bergunung-gunung yang elavasi optimumnya berkisar 400-800 m dari permukaan laut, dengan suhu rata-rata tahunan 210 – 240C. Wilayah penelitian merupakan daerah yang memenuhi persyaratan tersebut karena termasuk dalam tipe iklim Adan B (klasifikasi Schmidt Furgusson) yang curah hujan tahunannya tinggi. Letak lokasi yang memenuhi persyaratan tersebut berada dala klasifikasi hujan tropic yang ketinggian (elevasi) kurang dari 1000 m dari permukaan laut. (b), faktor jarak desa dan kota wilayah penelitian.

Petani di sentra produksi kopi sebagai produsen kopi harus membawa kopinya melalui pusat kota kecamatan, kota kabupaten dan kota propinsi (eksportir). Pedagang pengumpul desa sebenarnya ada yang merupakan kaki tangan pedagang pengumpul kecamatan tetapi ada pula usahanya mandiri. Untuk pedagang kecamatan umumnya telah mempunyai hubungan tertentu dengan eksportir dan apabila mereka kekurangan modal maka, eksportir biasanya akan membantu tanpa persyaratan bunga modal. Di samping itu ada juga hubungan eksportirdengan pedagang kecamatan; (c) faktor modal. Modal pedagang pengumpul desa berasal daripedagang pengumpul kecamatan. Untuk pedagang pengumpul kecamatan umumnya telah mempunyai hubungan tertentu dengan pedagang eksportir.

Secara umum jaringan pemasaran kopi yaitu, sebagian besar hasil produksi dari petani langsung kepada pedagang pengumpul desa setelah kopi disortir. Dari pedagang pengumpul desa kemudian ke pedagang pengumpul kecamatan,

(57)

43 selanjutnya pedagang pengumpul kecamatan menjual ke pedagang kabupaten. Dari pedagang kabupaten menjual ke eksportir untuk konsumen luar negeri.

Menurut Silitonga (2008), harga kopi nasional yang berlaku selama ini merupakan harga kopi nasional yang ditentukan berdasarkan harga kopi internasional sehingga perubahan yang terjadi pada harga kopi internasional akan mempengaruhi harga nasional, dimana untuk kopi jenis arabika ditentukan di Terminal New York. Dari harga kopi internasional inilah para pengekspor menerima harga dan akan menjadi dasar penentuan harga yang akan ditetapkan kepada pedagang perantara dan secara berantai akhirnya kepada petani produsen. Oleh sebab itu, jika harga kopi di pasar dunia sangat fluktuatif, maka akan berpengaruh pada harga kopi di pasar domestik yang akan berdampak pada harga kopi di tingkat petani. Fluktuasi harga kopi ini dapat disebabkan karena kelebihan pasokan dan siklus produksi.

5.3. Fungsi – Fungsi Pemasaran

Lembaga pemasaran yang membawa produk dan kepemilikannya lebih dekat ke pembeli akhir merupakan satu tingkat saluran.Saluran nol tingkat diartikan sebagai saluran dimana pihak produsen menjual langsung kepada pihak produsen. Saluran satu tingkat mencakup satu lembaga pemasaran seperti pengecer. Saluran dua tingkat mencakup dua lembaga pemasaran seperti pedagang besar dan pengecer. Saluran tiga tingkat mencakup tiga lembaga pemasaran seperti pedagang besar, pemborong, dan pengecer.

Lembaga pemasaran yang berperan dalam proses penyampaian barang-barang dan jasa dari sektor produsen ke konsumen ini akan melakukan

(58)

fungsi-44 fungsi pemasaran yang berbeda-beda pada tiap lembaga pemasaran dimana dalam penyampaian tersebut terdapat biaya pemasaran. Kemampuan menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen ke konsumen dengan biaya yang semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang itu merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi apabila ingin dianggap efisien dalam sistem pemasaran.

Lembaga pemasaran melakukan fungsi-fungsi pemasaran dalam proses penyampaian kopi arabika dari produsen sampai ke konsumen. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran adalah fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi pelancar.

Dalam Kusnadi, dkk (2009), mengemukakan pengertian pemasaran dapat ditinjau dari dua perspektif yaitu perspektif mikro dan makro. Dalam perspektif mikro, pemasaran merupakan aspek manajemen dimana perusahaan secara individu, pada setiap tahapan pemasaran dalam mencari keuntungan, melalui pengelolaan bahan baku, produksi, penetapan harga,distribusi dan promosi yang efektif terhadap produk perusahaan yang akan dipasarkan. Perspektif makro menganalisis efisiensi sistem secara keseluruhan dalam penyampaian produk/jasa hingga konsumen akhir atau pemakai, yaitu sistem pemasaran setelah dari petani dengan menggunakan fungsi-fungsi pemasaran atau aktivitas yang diperlukan untuk menyampaikan produk/jasa yang berhubungan dengan nilai guna waktu, bentuk, tempat dan kepemilikan kepada konsumen dan kelembagaan atau

(59)

45 perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam sistem pemasaran tersebut (pengolah, distributor, broker, agen, grosir dan pedagang eceran).

Fungsi-fungsi pemasaran dapat dikelompokkan menjadi fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran merupakan kegiatan yang memperlancar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan.Fungsi pertukaran terdiri atas fungsi penjualan dan fungsi pembelian. Fungsi fisikadalah semua tindakan yang berhubungan dengan barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, kegunaan tempat , dan kegunaan waktu. Fungsi fisik meliputi kegiatan penyimpanan, pengolahan, dan pengangkutan.Fungsi fasilitas yaitu semua tindakan yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan pertukaran yang terjadi antara produsen dan konsumen. Fungsi fasilitas terdiri dari fungsi standarisasi dan grading, fungsi penanggulangan resiko, fungsi pembiayaan,dan fungsi informasi pasar.

Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pelaku pemasaran dapat diuraikan secara berikut :

a. Petani

Dalam melakukan kegiatan pemasaran, petani kopi arabika melakukan fungsi pertukaran yaitu kegatan penjualan dengan menjual kopi arabika gelondong kepada satu-satunya pedagang pengumpul yang ada di Keluruhan Kalimbua. Petani juga melakukan fungsi fisik pengangkutan yaitu pengangkutan dari lokasi produsen atau kebun kopi ke pedagang pengumpul . Model transportasi yang mereka gunakan pada umumnya adalah sepeda motor atau hanya berjalan kaki. Ketika proses pemetikan kopi gelondong dilakukan, proses penyortiran

Gambar

Tabel  1.  Jumlah  penduduk  berdasarkan  tingkat  umur  dan  Jenis  kelamin  di  Kelurahan Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang 2014
Tabel 2. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan  Kalimbua Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang
Tabel  5  memperlihatkan  bahwa  secara  keseluruhan  umur  petani  sampel  yang  terbesar  pada umur (31-38 tahun) sebesar 33,33 %, sementara yang terkecil  (45-54  tahun)  sebesar  16,67  %
Tabel 7. Jumlah Responden Berdasarkan Klasifikasi Tingkat Pendidikan  di Desa   KalimbuaKecamatan AllaKabupaten Enrekang 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena mencuri benda yang diharamkan oleh syara', tidak dikenakan sanksi potong tangan.hal ini diungkapkan oleh Abdul Qodir Audah bahwa tidak divonis potong tangan

Luaran pada penelitian ini didapatkan detail desain dari target spesifikasi dan konsep alat yang telah terpilih berupa rangka kain yang beberntuk lingkaran sehingga pewarnaan

a. Melalui proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan. Artinya, dengan perencanaan yang matang dan akurat,

Selama ini bagi pasien mental dewasa cenderung menerima aktifitas kunjungan keluarga karena memang kondisi ruangan tamu yang terbuka serta tidak memiliki pembatas yang dominan

(3) manajemen harus mampu mengelola modal dengan baik sesuai dengan struktur yang ada (4) manajemen harus mampu menyeimbangkan serta mengelola dana intern serta dana dari

Dokumen 65 SPTJMGajibulan ke-13 5 Penerbitan Surat PerintahMembayar(SPM)da nSuratSetoranPajak(SSP) Dokumen 65 SPPGajibula nke-13 6 PenandatangananSuratPeri ntah Membayar(SPM)d

makanan ini hanya mencari solusi dari masalah yang sudah terjadi yaitu mengantisipasi resiko yang ada sebelum timbulnya masalah atau gangguan kesehatan yang

Menurut ayat-ayat di atas telah nyata bahwa Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana paham akan heterogenitas ummat dari zaman ke zaman tetapi Allah tetap memakai metode yang