• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang di perkenalkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang di perkenalkan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang di perkenalkan sekitar 500 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 1718 masehi silam. Sejak saat itu lembaga pendidikan pesantren telah mengalami banyak perubahan dan memainkan peran dalam masyarakat Indonesia. Pondok pesantren merupakan tempat penampungan sederhana bagi santri atau pelajar yang jauh dari daerah asalnya. Pondok pesantren merupakan tempat tinggal kiai bersama santrinya dan bekerjasama untuk saling memenuhi menjalankan aktivitas sehari-hari, pondok bukanlah tempat tinggal semata atau asrama santri akan tetapi di dalamnya terdapat aktivitas belajar mengajar yang di landasi oleh corak pendidikan islam untuk membangun suatu karakter yang di bina melalui seorang kiai atau ustadz dengan berlandasan keilmuan agama agar tercapai suatu tujuan yang mulia untuk bisa menjalankan kehidupan yang bermakna sesuai ajaran agama.

Santri merupakan unsur terpenting dalam perkembangan sebuah pesantren karena tahap awal dalam pembangunan sebuah pondok pesantren adalah harus adanya santri atau murid yang datang untuk belajar kepada seorang kyai.Jika seorang santri atau murid sudah bermukim atau bertempat tinggal di rumah seorang kyai, maka murid tersebut bisa bisa dikatakan seorang santri.Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong dan santri mukim.

(2)

2

Santri kalong merupakan bagian dari santri akan tetapi mereka tidak bertempat tinggal di kediaman seorang kyai mereka selalu pulang ketika selesai mengikuti proses belajar mengajar di pesantren. Santri kalong biasanya mereka yang berasal dari sekitar lingkungan pondok pesantren jadi wajar mereka tidak keberatan pulang pergi untuk mengaji. Makna santri mukim ialah seorang pelajar yang menetap dalam pondok pesantren dan biasanya mereka yang datang jauh dari daerah lain, kesempatan untuk pergi dan menetap di sebuah pesantren merupakan keistimewaan untuk santri karena dia harus penuh cita-cita, meiliki keberanian yang cukup dan siap menghadapi sendiri tantangan yang di alaminya di pesantren (Dhofier,1985: 52)

Memberi definisi sebuah pondok pesantren, kita harus melihat makna perkataanya. Kata pondok berarti tempat yang dipakai untuk makan dan istirahat. Istilah pondok dalam konteks dunia pesantren berasal dari asrama-asrama yang ditempati para santri. Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan pe- dan berakhira -an yang menunjukkan tempat. Dengan demikian pesantren artinya tempat para santri.

Santri di lingkungan pondok pesantren sangat beragam karakter, lingkungan, status sosial serta usianya. Dengan demikian diperlukan tenggang rasa yang tinggi agar terjalin sebuah aktivitas kehidupan sehari-hari yang harmonis diantara sesama santri.Santri senior biasanya meraka sebagai pembimbing yang bisa mengayomi santri-santri yang lebih muda agar tidak ada deskriminasi diantara sesama santri. Selain itu lingkungan pondok pesantren bisa dikatakan suatu lembaga keluarga besar maka dari itu nilai nilai kekeluargaan harus di jalan dengan sebaik-baiknya agar terjalin keharmonisan

(3)

3

dalam menjalankan rutinitas sehari-hari agar tercapainya proses belajar mengajar yang diinginkan. Maka dari itu santri senior mereka menempatkan posisinya sebagai kakak bagi para santri yang lebih muda usinya, agar dapat terjalin sebuah komunikasi yang harmonis karena mereka semuanya sama-sama jauh dari lingkungan keluarga.

Gaya hidup santri tergolong terbatas, tidak sebebas gaya hidup orang-orang yang di luar lingkungan pesantren, karena mereka berada di lingkungan pondok pesantren, maka mereka harus memenuhi aturan-aturan atau wejangan-wejangan yang telah di buat kiai dan pengurus dan ditetapkan sebagai undang undang atau tata tertib santri yang wajib hukumnya untuk mentaati bagi seluruh anggota santri di lingkungan pondok pesantren. Meskipun mereka hidup dengan keadaan serba terbatasi karena ada aturan pondok yang harus diikuti misalnya ,harus selalu mengikuti progam pengajian, tidak boleh merokok, tidak boleh bermalam di tempat lain dan lain sebagainya, tetapi hal itu tidak menurunkan niat para santri untuk tetap belajar agar menggapaicita-cita dan amanat orang tua dan guru.(http://www.kehidupansantri .com.Diakses pada tanggal 11 maret 2016 pukul 19:45 wib)

Pengamatan sementara peneliti, realitas tersebut berlaku untuk semua pondok tidak menutup kemungkinan santri di Pesantren Ilmu Al-quran Singosari juga sederhana mereka sangat memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi kelangsungan kehidupan sehari hari di lingkungan Pesantren, salah satunya apabila mereka tidak waspada mengelolah keungan antara kebutuhan dan keinginan maka jumlah uang yang di kirim orang tua akan habis tidak sesuai waktu yang telah di tentukan. Para santri di Pesantren Ilmu

(4)

Al-4

quran Singosari juga terdiri dari berbagai tingkatan strata kehidupan sosial yang beragam, dari segi pendidikan juga bervariasi dari mulai jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTS) sampai dengan jenjang Perguruan Tinggi, pergaulan diantara mereka tentu saja juga membawa pengaruh diantara satu dan yang lainnya, yang akan mewarnai pada cara hidup.

Dinamika gaya hidup para santri di pondok pesantren tidak terlepas dari peran-peran pihak lingkungan pondok, mulai dari Kiai, Nyai, Ustadz-ustadz, Pengurus, santri-santri serta masyarakat sekitar lingkungan pondok pesantren. Berdasarkan realitas ini dan untuk meneliti lebih dalam tentang gaya hidup santri di Pesantren Ilmu Al-quran Singosari Malang peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul yaitu yaitu’’Gaya Hidup Santri di Dalam Pondok Pesantren’’

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan di angkat adalah bagaimana gaya hidup santri Pondok Pesantren Ilmu Al-quran Singosari?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami gaya hidup santri di dalam pondok Pesantren Ilmu Al-quran dan apa alasan santri untuk memilih dan bertahan di gaya hidup yang sederhana.

(5)

5 D Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi peneliti dan khalayak intelektual pada umumnya, bagi pengembangan keilmuan baik dari aspek teoritis maupun praktis, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah dapat mengembangkan kajian-kajian mengenai sosiologi agama yang berhubungan dengan gaya hidup santri di lingkungan pondok Pesantren Ilmu Al-quran, guna memperkaya ranah pengetahuan sosiologis bidang sosial dan guna untuk mengetahui kehidupan dan pergaulan santri di dalam pondok pesantren.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat secara praktis yang ingin di capai di dalam penelitian ini adalah:

a. Diharapkan bisa menjadi masukan untuk para santri agar menjadi lebih baik dan memperhatikan aturan-aturan yang sudah di tetapkan pesantren.

b. Memberikan sumbangan pemikiran kepada pesantren yang lebih mendalam tentang kehidupan santri yang berada dalam pondok pesantren.

c. Diharapkan bisa menjadi masukan untuk pihak-pihak terkait seperti orang tua, masyarakat untuk memberi support atau semangat untuk para santri.

(6)

6 D. Definisi Konsep

Agar memperoleh kejelasan tentang arti dari penelitian di perlukan adanya definisi konsep yang memberikan arahan dan ruang lingkup penelitian sehingga mempermudah dalam hal penelitian, pada bahasan ini penulis bermaksud memberikan pendapat beberapa ahli yang mengemukakan tentang gaya gidup santri. Adapun definisi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Definisi Gaya Hidup.

Gaya hidup adalah suatu kebiasaan hidup yang dimana kebiasaan tersebut sudah melekat pada diri individu. Gaya hidup yang sudah melekat pada diri individu merupakansuatu kebiasaan yang dari awal sudah melakukan penyusuaian diri, dimana penyusuaian tersebut yang akan mengatur individu untuk lebih mempunyai prinsip di dalam hidupnya, baik gaya hidup yang sederhana maupun gaya hidup yang modern.

Gaya hidup merupakan perilaku seseorang yang di tunjukkan dalam sebuah aktivitas, minat dan opini khusunya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame for referenceyangdi pakai seseorang untuk bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola prilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersipsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan bagaimana dia membentuk image dimata orang lain, berkaitan dengan status sosial disandangnya. Untuk merefleksikan imageinilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, sangat berperan dalam mempengarui perilaku konsumsinya.Menurut Kloter (2001:192) gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.

(7)

7

Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkunganya.

(http//www//.lifestyleawan.blogspot.pengertian gaya hidup.com Di akses pada tanggal 30 Maret 2016 pukul 14:45).

2. Santri

Kata santri menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti orang yang mendalami agama Islam,orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh, orang yang saleh. Santri identik dengan seseorang yang tinggal di pondok pesantren yang kesehariannya mengkaji kitab salaf atau kitab kuning, dengan tubuh dibalut sarung, peci, serta pakaian ala santri menjadi pelengkap dan menambah ciri khas tersendiri bagi mereka.Asal-usul kata “santri” sendiri menurut DR. Nurcholis Majid sekurang-kurangnya ada dua pendapat yang dapat di jadikan bahan acuan. Pertama, berasal dari bahasa Sankskerta, yaitu "sastri", yang berarti orang yang melek huruf.Kedua, berasal dari bahasa Jawa, yaitu "cantrik", yang berarti seseorang yang mengikuti kyai di mana pun ia pergi dan menetap untuk menguasai suatu keahlian tersendiri.

Kata ‘’Santri’’ pun dapat dibagi menjadi dua. Ada santri modern dan ada santri tradisional.Seperti juga ada pondok modern dan ada juga pondok tradisional.Sedang dari segi tempat belajarnya, ada istilah ‘’Santri Kalong’’ dan ada juga ‘’Santri tetap’’Santri kalong adalah orang yang berada di sekitar pesantren yang ingin menumpang belajar di pondok pada waktu-waktu tertentu(http://.talimulquranalasror.pengertian santri.html. Diakses pada tanggal 27 April 2016 pukul 17:30).

(8)

8 3. Pondok Pesantren

Menurut Zamakhsari Dhofier pesantren adalah sebuah asrama pendidikan tradisional,dimana para siswanya atau santrinya semua tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai dan mempunyai untuk menginap para santri. Santri tersebut berada dalam komplek yang juga menyediakan masjid untuk beribadah,ruang untuk belajar dan kegiatan keagamaan lainya

Menurut Mastuhu pesantren adalah merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, mengahayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari. Sedangkan M. Dawan Raharjo ‘’pondok pesantren adalah suatu lembaga keagamaan yang mengajarkan, mengmbangkan da menybarkan agama Islam.

Menurut Sudjoko Prasojo pesanten adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara non klasikan, dimana seorang kiaimengajarkan ilmu agama islam kepada santri-santri berdasakan kitab-kitab yang ditulis dalam Bahasa Arab oleh ulama abad pertengahan, dan para santrinya biasaanya tinggal di pondok (Asrama) dalam pesantren tersebut.

Dari beberapa difinisai yang di berikanoleh beberapa ahli diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang bernafasan islam untuk memahami, menghayati, mengamalkan ajaran islam (tafakkur fiddien) dengan menekankan moral agama sebagai pedoman hidup bermasyarakat, yang didalamnya mengandungbeberapa elemen yang tidak bisa di pisahkan, yang antara lain kiai sebagai pengasuh sekaligus

(9)

9

pendidik, masji sebagai sarana peribadatan sekaligus berfungsi sebagai tempat pendidiakan para santri dan asrama sebagai tempat tinggal dan belajar santri.

(IslamicEducation.2008://tarbiyah.blogspot.com/2008/01/pondokpesantre n.html. Diakses pada tanggal 5 April 2016, pukul 19:30 wib)

E. Metodologi Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara sistematis, mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan metode yang tepat, dimana data yang dikumpulkan harus ada relevansi dengan masalah yang dihadapi. Metode adalah suatu penelitian yang mempunyai peran penting dalam pengumpulan data, merumuskan masalah, analisis dan interpretasi data. Metode penelitian dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Setelah memperoleh pengertian tentang metodologi, maka penelitian dalam menyusun tugas akhir ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif yang menafsirkan serta menggambarkan keadaan sesuai dengan kenyataan yang sudah diperoleh. Menurut Sanapiah Fasial (2003:255-256) “Analisis kualitatif fokusnya pada penunjukan makna, deskriptif, penjernihan dan penampatan data pada konteks masing-masing dan seringkali melukiskannya di dalam kata-kata dari pada di dalam angka”.Dalam menggunakan pendekatan tersebut, diharapkan peneliti dapat mendiskripsikan kejadian dan kenyataan yang sebenar-benarnya tentang hal-hal yang sudah diteliti yakni

(10)

10

tentang komunitas santri yang berada di Pesantren Ilmu Al-quran Singosari Malang.

Dalam permasalahan tersebut, peneliti menganggap metode penelitian ini dapat membantu peneliti untuk mengungkap lebih jauh tentang permasalahan tersebut. Dan alasan peneliti dalam memilih jenis penelitian deskriptif kualitatif ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas tentang objek penelitian berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti menanggap keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti. Penelitian tentang gaya hidup santri di dalam pondok pesantren ini dilakukan dikecamatan Singosari Kabupaten Malang khususnya di lingkungan Pesantren Ilmu Al-quran. Adapun alasan peneliti mengambil lokasi ini adalah karena lokasi ini merupakan tempat yang memiliki gaya hidup santri yang terjadi secara natural, dan tempat ini sangat mendukung peneliti untuk menyelesaikan skripsi peneliti.

3. Subjek penelitian

Metode penelitian yang digunakan atau dipilih oleh peneliti harus sesuai atau cocok untuk memperoleh jawaban atas masalah yang ingin di selesaikan dan disamping itu harus praktis sesuai dengan tenaga, fasilitas dan kesanggupan. Dalam penetuan subjek penelitian ini teknik yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik pengumpulan data yang disesuaikan dengan tujuan dari penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik pengambilan data menggunakan purposive sampling adalah agar tidak terjadi

(11)

11

pelebaran atau dapat dikatakan agar pernyataan ataupun data yang diberikan sesuai dengan tujuan peneliti.

Berdasarkan pertimbangan diatas maka untuk memperoleh data yang akurat yang menjadi subjek penelitian adalah satu dewan pengasuh pesantren, satu ustadz, satu dewan pengurus, dan lima santri (empat santri tetap dan satu santri kalong) yang berada di lingkungan Pesantren Ilmu Al-quran.

4. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam peneitian ini adalah keseluruhan objek penelitian yang dijadikan sasaran penelitian. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah terdiri dari sumber data primer dan sekunder.

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang diteliti yaitu para santri yang berad di lingkungan Pesantren Ilmu Al-quran, Kecamatan Singosari, Kabupaten malang dan dewan pengurus Pesantren Ilmu Al-quran. Dengan melakukan wawancara secara langsung dan observasi langsung di lokasi penelitian. Alasan peneliti menggunakan sumber data primer adalah untuk memperoleh informasi tentang bagaimana gaya hidup santri di dalam lingkungan pondok pesantren.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang di peroleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti, sumber data sekunder dalam hal ini di peroleh dari dokumen yang ada dikantor yayasan Pesantren Ilmu Al-quran,

(12)

12

internet yang berkaitandengan konteks penelitian dan buku yang dapat menunjang penelitian ini.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teknik Observasi atau pengamatan langsung

Metode pengumpulan data yang paling umum adalah dengan observasi atau melakukan pengamatan langsung terhadap objek riset, artinya teknik ini menggunakan pengamatan dan pengindraan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau tingkah laku. Peneliti menggunakan observasi ini agar dapat mengetahui kebenaran yang ada di lapangan yang berkaitan dengan gaya hidup santri didalam pondok pesantren.

Peneliti mengawali langkah observasi pertama-tama dengan mengamati lokasi penelitian secara umum. Selanjutnya hal-hal yang akan diamati oleh peneliti dalam kegiatan observasi adalah kondisi asrama yang di huni oleh para santri.

b. Wawancara

Wawancara (interview) adalah suatu percakapan tanya jawab lisan antara dua atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancar tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunkan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

(13)

13

wawancara yang dilakukan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan sehingga pertanyaan bisa berkembang dengan dipengaruhi jawaban informan.

Wawancara yang akan dilakukan peneliti dengan cara melakukan pendekatan terhadap para santri yang berada di lingkungan Pesantren Ilmu Al-quran, dan selanjutnya peneliti akan menanyakan sebuah pertanyaan yang bersifat nyantai dengan bahasa yang sederhana, agar para santri tidak canggung kepada peneliti dan tidak tegang dalam prosesi wawancara. Dengan cara seperti itu, peneliti akan mendapatkan jawaban atau hasil yang akan membantu peneliti menemukan data-data yang brhubungan dengan judul Gaya Hidup Santri di Dalam Pondok pesantren.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mencatat data yang bersumber dari catatan, agenda, buku / pustaka, peraturan-peraturan tertulis, serta merekam hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan peneliti, dalam hal ini sumber dokumentasi adalah berupa foto-foto yang berkaitan dengan gaya hidup santri di lingkungn Pesantren Ilmu Al-quran. Alasan menggunakan teknik dokumentasi adalah sebagai pelengkap data yang didapat dari teknik sebelumnya agar tecapai keakurantan sumber data yang diinginkan.(Arikunto, Suharsimi 2000.)

G. Teknik Analisa Data

Analisi data merupakan proses mengorganisasikan atau mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.

(14)

14

Dalam hal ini mengunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif, karena data yang dikumpulkan bersifat monografi dimana data yang ada tidak dapat disusun ke dalam suatu struktur klasifikasi. Setelah data di analisis dengan metode deskriptif kualitatif, selanjutnya dibahas suatu permasalahan tersebut hingga ada pada suatu kesimpulan.

Sedangkan dalam penelitian ini teknik analisa datanya mengacu pada model analisa interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Heberman (1992:15). Setelah data di analisis dengan metode diskriptif kualitatif selanjutnya akan membahas permasalahan sampai pada penarikan kesimpulan dalam penelitian menggunaka analisis kualitatif model tersebut interaktif yang di kemukakan oleh Miles dan Hubermas melalui empat tahapan.(Arikunto,Suharsimi,2000:68)

Tabel I

Model Analisa Interaktif Miles dan Huberman

Sumber: Miles dan Hebermas (Sugiono.Metodologi Penelitian Kuantitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta.Tahun 2007)

Miles dan Heberman (1984) menyatakan bahwa aktivitas analisi di data kualitatif dilakukan dengan cara interaktif dan berlangsung secara terus

Pengambilan Data Penyajian Data

Kesimpulan Reduksi Data

(15)

15

menerus sampai tuntas, hingga sampai data yang jenuh, aktivitas dalam analisis data yaitu pengumpulan data, redusi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

Keterangan : a. Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh oleh subjek penelitian yang ada relevansinya dengan perumusan masalah tujuan penelitian. Dalam pengumpulan data inipeneliti mengumpulkan data yang terkait dengan judul yaitu gaya hidup santri di dalam pondok pesantren.

b. Reduksi Data

Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyempurnaan, keabstrakan dan transformasi data awal yang muncul dari catatan di lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang mempertegas, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik. Pada tahap ini pemilihan data yang ssuai dengan penelitian tentang “Gaya Hidup Santri Di Dalam Pondok Pesantren”

c. Penyajian Data

Sekumpulan data yang diorganisir sehingga dapat memberideskripsi menuju proses penarikan kesimpulan. Penyajian data harus mempunyai relevansi yang kuat dengan perumusan masalah secara keseluruhan dan disajikan secara sistematis

(16)

16

d. Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari kegiatan penelitian, karena melakukan kesimpulan dari penelitian. Proses penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk menganalisis, mencari makna dari data yang ada sehingga dapat di temukan tema dalam penelitian yang telah dilakukan. Pada tahap ini bentuk narasi hasil wawancara dan observasi yang berkaitan dengan “Gaya Hidup Santri Di Dalam Pondok Pesantren”akan dipadukan dengan teori-teori yang berkaitan dengan hasil tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Observasi yang dimaksudkan di sini berbeda dari catatan anekdot (anecdotal record). Catatan anekdot tidak terencana dan merekam suatu peristiwa hanya apabila peristiwa

13 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis (deskriptif) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian yang diakumulasikan data dasar dalam cara deskriptif.

20 Dengan menggunakan studi pustaka (study literature), disini penulis berusaha mencari dan mengumpulkan sumber- sumber data tertulis yang terdapat di dalam perpustakaan dan

a) Observasi/pengamatan, yaitu metode pengumpulan data dengan mengulas dan mencatat secara sistematis kejadian atau fenomena yang sedang diteliti. 26 Pengamatan ini

Dalam melakukan analisis laporan akhir ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data Dokumentasi yang digunakan oleh penulis untuk mendukung bahan analisis

Berdasarkan proses analisis data kualitatif menurut Seiddel tersebut penulis hanya akan melakukan beberapa proses saja seperti mencatat serta merekam data- data yang

a. Pengumpulan data yaitu mengumpulkan sumber pustaka yang berkaitan dengan objek material dan objek formal yang akan dikaji. Objek material penelitian ini adalah

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati, mencatat, dan dengan harapan mencari data pengetahuan mereka tentang Batik Bogor. Berkunjung ke Batik Bogor